1. Alasan digunakan arus frekuensi tinggi serta peranan frekuensi terhadap sambungan pipa.
Pada pembuatan pipa baja ERW digunakan arus frekuensi tinggi karena dengan
mengkonsentrasikannya pada permukaan yang akan disambung melalui dua probes yang
membuat kontak ringan dengan bagian sambungan, arus yang diperlukan lebih kecil dan kontak
listriknya juga lebih kecil. Dengan meningkatkan frekuensi arus yang diberikan hingga 450 Hz
dan meningkatkan voltage dari satuan menjadi puluhan, dikembangkan proses yang disebut high-
frequency resistance welding (HFRW). Peranan frekuensi tersebut terhadap sambungan pipa
ialah membuat kontak ringan antara probes dengan bagian sambungan sehingga arus yang
diperlukan lebih kecil begitu pula dengan kontak listrik
3. Prinsip kerja projection welding adalah proses pengelasan dimana penggabungan terjadi pada satu
ata lebih titik kontak kecil yang berada pada komponen atau benda kerja. Titik kontak tersebut
diperoleh dari rancangan benda kerja yang akan dilas dan bisa terdiri dari tonjolan (projection),
timbulan, atau perpotongan lokal pada benda kerja. Konsep pengelasan ini termasuk murah. Ada
beberapa variasi dariprojection welding, salah satu variasi tersebut adalah cross-wire welding.
Cross-Wire welding biasanya digunakan untuk membuat pagar kawat, jaring-jaring kawat, dan
alat pemanggang.
a. Kelebihan Resistance Projection Welding :
o Penampilan bagus
o Umur elektrode panjang
o Pemeliharaan elektrode mudah dan hemat biaya
o Dapat digunakan untuk banyak jenis logam dengan banyak variasi ketebalan
b. Kekurangan Resistance Projection Welding
o Projection welding tidak bisa digunakan untuk spesimen yang tipis karena akan
mendapat tekanan tekanan yang besar dari elektrode dan kemampuannya rendah
untuk menahan tekanan tersebut
o Adanya kemungkinan emisi asap yag berbahaya saat pengelasan stainless steel
yang terdapat lapisan coating atau terdapat keberadaan zat organik dalam logam
4. Persyaratan kualitas hasil las dengan Spot Welding
Kualitas hasil las Spot Welding dipengaruhi oleh salah satu parameterparameter las yaitu Diameter
of the Electrode contact surface di bawah ini :
Salah satu kriteria umum adalah lasan harus memiliki nugget diameter sebesar
1
5 𝑥 𝑡2
t adalah ketebalan lembaran baja atau logam. Diameter dari electrode contact harus lebih besar
dari nugget diameter . Spot Weld untuk ketebalan logam 1mm akan menghasilkan las dengan
diameter 5mm. Jika dilakukan dalam prakteknya, electrode dengan kontak diameter 6mm adalah
standar untuk lembaran stainless steel yang akan dilas dengan ketebalan 0.5 mm – 1.25mm.
1
berdasar penelitian (http://eprints.ums.ac.id/20255/23/Naskah_publikasi.pdf), kualitas hasil lasan
dilihat dari tegangan gesernya dipengaruhi oleh arus dan waktu pengelasannya. Seperti pada grafik
di bawah ini
Dapat dilihat bahwa semakin besar arus yang digunakan, tegangan geser yang dihasilkan juga
semakin besar, untuk waktu juga demikian, terdapat waktu optimal dimana semakin lama proses
pengelasan tegangan geser juga akan semakin besar.
2
5. Desain posisi elektroda untuk penyambungan dua buah pelat logam dengan besar hambatan listrik
sama besar dan ketebalan pelat t1 = 2 x t2 .
F
Electrode
Nugget
Electrode
3
F
6. Weldability baja lapis seng (galvani) dilas dengan spot resistant welding process, dengan adanya
unsur Cr pada baja, weldability baja cukup baik untuk dilas dengan spot welding, tetapi
dibutuhkan electrode force dan arus yang besar serta waktu pengelasan yang cukup lama.
Lalu, logam cair ini didinginkan dalam pengaruh tekanan hingga timbul kekuatan yang cukup
untuk menyatukan dua lembaran yang dilas. Kerapatan arus dan tekanan yang diberikan
sedemikian rupa hingga terbentuk nugget, tetapi tidak terlalu tinggi yang dapat menyebabkan
cairan logam terlempar dari daerah las.
Elektroda yang digunakan pada las resistansi listrik ini berbahan tembaga karena konduktivitas
termal dan listriknya yang tinggi, memiliki ketahan deformasi yang baik, dan tidak mudah
terkontaminasi benda kerja. Meskipun arus yang diberikan besar, risiko tersetrum kecil karena
tegangan yang diberikan kecil.
Tahapan kerja
4
Keterangan
a. Mempersiapkan logam yang ingin dilas
b. Squeeze time Kedua logam yang digabung ditekan dengan electrode
c. Weld time Diberi arus bagian tengah mulai meleleh
d. Holding time Bagian tengah tersambung dengan terbentuk seperti nugget
e. Off time Arus tidak diberikan lagi dan electrode diangkat.
Dari rumus di atas juga dapat dilihat hubungan panas yang dihasilkan dengan waktu.
Semakin lama waktu yang diberikan semakin besar panas yang dihasilkan dan semakin
besar pula nugget yang dihasilkan. Waktu memiliki pengaruh yang besar pula pada las
5
resistansi listrikini. Waktu merupakan satu parameter kontrol terhadap heat input.
Waktumemiliki efek yang besar terhadap kuat geser hasil pengelasan.
Berikut ini adalah gambaran tahapan welding dan hubungannya dengan tekanan dan arus
yang diberikan
6
Tekanan yang meningkat menyebabkan luas kontak
menjadi lebih besar sehingga rapat arus menjadi berkurang
dan tahanan pun menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan
panas yang dihasilkan akan berkurang dan ukuran nugget
pun akan lebih kecil. Sementara itu, jika tekanan yang
diberikan terlalu rendah, dapat terjadi expulsion segera
setelah diberikan arus yang disebabkan karena resistansi
terlalu tinggi sehingga panas yang dihasilkan terlalu tinggi.
7
Ket. Gambar :
r2 dan r4 = tahanan listrik material yang dilas
r1 dan r5= tahanan listrik pada permukaan kontak antara elektroda dengan benda kerja
r3 = tahanan listrik permukaan antar material
10. Flash welding biasa digunakan untuk menyambung material yang memiliki penampang
yang sama, dimana lasan (weld) dihasilkan pada seluruh penampang yang kontak tanpa logam
pengisi (filler metal).
8
Perbedaan flash welding dan upset welding:
1) Keduanya sebenarnya memiliki susunan yang sama. Namun perbedaan utamanya terletak
dalam hal mekanisme yang digunakan untuk menghasilkan satu pergerakan.
2) Flash welding biasanya diaplikasikan untuk menyambung komponen dengan cross section
yang sama dari ujung ke ujung.
3) Upset welding biasanya diaplikasikan untuk menyambung kawat atau batang dengan luas
penampang yang kecil serta untuk penyambungan pipa.
4) Flash welding memiliki kapasitas mesin yang lebih besar dibandingkan upset welding. Namun
keduanya bisa dieksekusi dengan menggunakan mesin yang sama.
9
11. Penjelasan gambar skematis siklus kerja dari Seam Welding.
a) Baja lembaran yang saling tumpang tindih, disambung menggunakan elektroda yang bulat dan
berputar di pinggiran baja. Elektroda akan menekan baja lembaran tersebut.
b) Elektroda tersebut menghasilkan resistansi panas yang akan menghasilkan nugget berbentuk
lonjong, yang berderet sesuai dengan kecepatan elektrodanya.
c) Akan terjadi penyambungan pada daerah nugget.
d) Arus yang diberikan disepanjang sambungan oleh split electrode rollers.
Distorsi yang terjadi sangat kecil Ketebalan lembaran yang akan disambung
terbatas, hingga 6 mm
10
Tidak memerlukan bahan tambahan seperti Elektroda dapat terjadi aus
filler dan flux
Otomatisasi mudah dilakukan Kekeuatan tensile dan fatik hasil las resistansi
kecil
11
elektronik untuk menyambung alumunium rods, menyambung baja atau non ferrous alloy yang
tahan korosi dll.
14. Mash Seam Welding dan gambar skematis serta contoh aplikasi
Prinsip
Tahanan dalam proses welding yang menghasilkan coalescence yang mengikat permukaan
melalui panas yang dihasilkan tahanan arus pada benda kerja dan diikuti oleh tekanan dari
elektroda, menghasilkan over lapping resistance spot weld.
Mash Seam Welding adalah variasi dari seam welding di mana lembaran yang digabung
tumpang tindih dengan jarak hanya sekitar 1,5 kali ketebalan lembar (t). Permukaan roda
pengelasan lebih lebar dari lebar kontak dan selama pengelasan material digiling dengan
ketebalan akhir biasanya 1.4t. Beberapa lelehan terjadi, tetapi tepi sambungan membentuk ikatan
yang solid phase untuk menghilangkan celah itu.
Skema
Aplikasi
12
Aplikasi yang menggunakan pengelasan jenis ini biasanya banyak dilakukan pada bidang
transportasi, agrikultural, sektor produksi makanan, peralatan gardening dan machine protection.
15. Untuk material logam Tembaga, Aluminium dan Baja, urutkan mana yang material yang
memiliki weldability yang baik dengan menggunakan pengelasan las titik (spot welding).
Jawaban
1. Steel
2. Aluminium
3. Tembaga
Steel adalah logam yang paling baik karena memilki ketahanan listrik yang tinggi dan
konduktivitas termal yang rendah, sedangkan tembaga memiliki ketahanan listrik dan
konduktivitas termal yang tinggi. Pada tembaga, spot welding sulit untuk dilakukan karena antara
elektroda dan pelat logam yang akan dilas adalah jenis material yang sama, selain itu tembaga
memiliki konduktivitas listrik yang baik, sehingga resistansi yang terbentuk kecil dan suhu yang
dihasilkan juga kecil. Akibatnya, weldabilitynya juga buruk. Aluminium konduktivitas
termalnya mendekati tembaga tetapi titik leburnya lebih rendah sehingga masih mungkin dilas
dengan arus yang lebih tinggi.
13