Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN

OLEH :

NAMA : ARIANCE MIKA MALO

NIM : PO530324019454
TINGKAT : 1B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI D-III KEBIDANAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah “
pemberdayaan perempuan pembangunan ketahanan ” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan namun atas
bantuan dan bimbingan, motivasi yang tiada hentinya disertai harapan yang optimis dan
kuat dari orang tua, dosen, dan teman-teman semuanya yang mengarahkan penulis
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dari makalah ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan senang hati penulis menerima segala kritikan dan saran dari pembaca.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Kupang, 18 mei 2020

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menjalai kehidupan individu pasti akan selalu dihadapkan dengan berbagai
macam permasalahan. Begitu juga saat dalam membina rumah tangga (Keluarga), tidak
akan terlepas dari masalah, bahkan masalah yang dihadapi akan semakin kompleks.
Namun berbagai macam permasalahan itu akan dapat diminimalisisir dengan upaya-
upaya preventif dari seluruh anggota keluarga terutama orang tua agar masalah tersebut
tidak mengakibatkan konsekuensi yang berarti.

Orang tua merupakan model utama bagi seorang anak, anak akan cenderung
meniru segala hal yang berada disekitarnya termasuk apa yang orang tua contohkan
kepada anak, karena itu orang tua harus memberikan pendidikan dan pola asuh yang
benar terhadap anak. Memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangan nya
dan berupaya memfasilitasi kebutuhan anak demi tumbuh kembang anak secara optimal.
Jika perlakuan/pola asuh orang tua tepat kepada seorang anak, memberikan kasih sayang
dan perhatian secara adil dan seimbang maka tumbuh kembang anak akan bekembang
secara baik tanpa ada masalah-masalah yang mengancam kehidupannya. Namun jika
pendidikan dan pola asuh orang tua salah terhadap anak, maka hal itu akan berakibat
buruk terhadap perkembngan anak.

Perlakuan orang tua yang sesuai akan menghindarkan anak pengaruh negatif yang
berasal dari luar, anak akan merasa nyaman berada dirumah daripada berada diluar jauh
dari keluarga. Karena itu peluang anak terpengaruh oleh faktor negatif lingkungan akan
sedikit.

Keluarga yang mampu mengembangkan kehidupannya dengan selalu memegang


prinsip-prinsip nilai yang kuat, dan senantiasa menjaga komunikasi antar anggota
keluarga dan sabar dalam menghadapi setiap masalah serta mampu meminimalisisr

3
pengaruh negatif yang dapat menyebabkan kekacauan dalam keluarga maka keluarga
tersebut mempunyai ketahanan keluarga yang kuat.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yaitu untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan peningkatan


ketahanan keluarga seperti
1. Kegiatan pendataan ketahanan keluarga
2. Kegiatan peningkatan kestaraan gender dalam keluarga
3. Pendidikan/pembelajaran untuk ayah dan ibu
4. Kegiatan peningjkatan ketahanan ekonomi melalui industry rumahan
5. Indicator pembangunan keluarga

4
BAB II

PEMBAHASAN

BENTUK-BENTUK KEGIATAN PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA


A. KEGIATAN PENDATAAN KETAHANAN KELUARGA

1. Tentukan siapa yang akan menjadi petugas (pengumpul data dengan cara
wawancara)untuk bertanya ke keluarga. Untuk kelancaran dalam pengambilan data
maka enumerator harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

2. Memastikan siapa yang akan berwenang mengelola data, sehingga pada saat data
selesai dikumpulkan maka mekanismen pengumpulan data lebih sistematis.

Peran dan fungsi pengelola data adalah :

a. Sebagai koordinator penanggung jawab kegiatan pengumpulan data bekerjasama


dengan FEMA dan PKGA.

b. Melaksanakan entry, checking dan cleaning data.

c. Menganalisis data.
d. Menginterpretasikan data.
e. Menyusun dan menyampaikan laporan.

3. Memastikan siapa yang bertanggungjawab atas data. Pihak yang bertanggungjawab


atas data memiliki fungsi dan peran sebagai :

a. Koordinator dalam menggunakan data bekerjasama dengan SKPD lain.

b. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan terutama entry data dan pengolahan serta
analisis data.
c. Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan entry, pengolahan serta analisis data.
d. Melakukan fungsi kontrol dengan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.

5
4. Memilih lokasi pengambilan data. Petugas berkooordinasi dengan petugas desa dalam
memilih lokasi pengambilan data. Langkah-langkah dalam pemilihan lokasi
pengumpulan data :

a. Siapkan peta desa.


b. Siapkan data profil desa.
c. Metode sampling yang dilakukan adalah metode sensus keluarga pada lokasi RW
terpilih dengan kriteria RW yang banyak mempunyai penduduk miskin atau pra-
KS dan KS 1 baik berdasarkan kriteria BPS maupun BKKBN.
d. RW yang terpilih kemudian disurvei
e. Dipilih 1 sampai 2 RW dengan metode sensus pada seluruh keluarga yang
bertempat tinggal di RW tersebut.
f. Cek Kartu Keluarga (KK) yang ada di kantor desa terhadap keluarga yang tinggal
di RW terpilih.

5. Tentukan siapa yang akan menjadi responden untuk setiap keluarga. Unit analisis pada
survei pendataan ketahanan keluarga adalah keluarga.

Kriteria keluarga adalah, sebagai berikut:

a. Keluarga terdiri atas suami dan/atau istri.


b. Mempunyai anak atau tidak mempunyai anak.
c. Yang disebut anak adalah anak kandung atau anak angkat yang masih menjadi
tanggungan keluarga dengan rentang usia 0-25 tahun (usia mahasiswa tingkat
sarjana) yang masih tinggal serumah atau tinggal di tempat kos di luar rumah.
d. Keluarga dengan berbagai tipe yang tinggal di lokasi terpilih.
e. Bersedia mengikuti kegiatan sampai selesai dengan membuat surat pernyataan.
Ada 8 tipe keluargayang diwawancara oleh enumerator, yaitu:
a. Tipe 1: Keluarga lengkap/utuhterdiri atas suami dan istri; minimal mempunyai 1
anak yang masih tinggal serumah atau sekolah di luar rumah; mempunyai
orangtua lansia.
b. Tipe 2: Keluarga lengkap/utuhterdiri atas suami dan istri;tidak punya anak;
mempunyai orangtua lansia.

6
c. Tipe 3: Keluarga lengkap/utuhterdiri atas suami dan istri; minimal mempunyai 1
anak yang masih tinggal serumah atau sekolah di luar rumah; tidak mempunyai
orangtua lansia.
d. Tipe 4: Keluarga lengkap/utuhterdiri atas suami dan istri; tidak punya anak; tidak
mempunyai orangtua lansia.
e. Tipe 5: Keluarga tunggal; minimal mempunyai 1 anak yang masih tinggal
serumah atau sekolah di luar rumah; mempunyai orangtua lansia.
f. Tipe 6: Keluarga tunggal; tidak punya anak; mempunyai orangtua lansia.
g. Tipe 7: Keluarga tunggal; minimal mempunyai 1 anak yang masih tinggal
serumah atau sekolah di luar rumah; tidak mempunyai orangtua lansia
h. Tipe 8: Keluarga tunggal; tidak punya anak; tidak mempunyai orangtua lansia.

6. Tata Cara petugas Dalam Melakukan Persiapan Sebelum Wawancara

a. Buatlah surat pengantar dari Desa kepada keluarga yang terpilih dengan draft surat
pengantar.
b. Lakukan wawancara satu per satu keluarga dimulai dari blok tempat tinggal
tertentu di RW yang terpilih.

B. KEGIATAN PENINGKATAN KESETARAAN GENDER DALAM KELUARGA

ketahanan keluarga perlu ditingkatkan dengan mengembangkan berbagai strategi


pengembangan sumber daya manusia di dalam kesetaraan gender dalam keluarga
seperti

1. Peran perempuan di dalam membangun sumber daya manusia dalam keluarga tidak
dapat diabaikan. Berbagai kajian menunjukkan bahwa kontribusi perempuan dalam
membangun sumber daya manusia telah dimulai sejak 10000 hari pertama kehidupan,
mengawali tumbuh kembang anak dan remaja, hingga siap memasuki dunia kerja
dimana penting sekali membekali perempuan dengan meningkatkan pendidikan yang
baik agar proses penyiapan generasi bangsa yang cerdas, produktif, berkarakter, dan
berdaya saing dapat tercapai sesuai harapan.

7
2. Beberapa data statistik memberikan gambaran tentang peran perempuan, di mana saat
ini persentase usia kerja antara laki-laki dan perempuan berada dalam posisi yang
berimbang (50%). “Hal ini menunjukkan posisi perempuan sebagai penghasil
pendapatan keluarga cukup signifikan. Namun di sisi lain terdapat tantangan yang
harus dihadapi dengan meningkatnya peran perempuan ini, yakni munculnya
disharmonisasi keluarga”

3. Suami istri melakukan pekerjaan rumah secara bersama-sama sehingga


keharmonisan dalam keluarga tetap meningkat demi kesetaraan gender

4. suami dan istri dengan saling melengkapi kemampuan dan kelemahan masing-
masing. Jadi bukan kepemimpinan otoriter yang seakan-akan istri/ suami harus
tunduk kepada kemauan salah satu pihak. Dengan demikian bentuk adil gender dalam
keluarga diawali dari “Mitra Setara” antara suami dan istri (meskipun suami tetap
menjadi pemimpin keluarga), yaitu masing-masing menjadi pendengar yang baik bagi
pihak lain termasuk juga dari pihak anak-anak

5. Mendidik anak berdasarkan asas keadilan gender berarti memberikan kesempatan


yang sama pada anak dalam memperoleh akses, manfaat, partisipasi, kontrol terhadap
semua sumberdaya keluarga untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat
jasmani dan rohani

C. PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN UNTUK AYAH DAN IBU

a. Suami dan istri harus selalu menghidupkan komunikasi yang baik, lancar dan dua
arah dilandasi oleh rasa tanggung jawab, tulus dan jujur agar keadaan apapun (baik
atau buruk) dapat dikomunikasikan dengan baik.

b. Hubungan suami istri, bukanlah hubungan “ Atasan dengan Bawahan” atau


“Majikan dan Buruh” ataupun “Orang Nomor satu dan orang belakang”, namun
merupakan hubungan pribadi-pribadi yang “Merdeka”, pribadi-pribadi yang
menyatu kedalam satu wadah kesatuan yang utuh yang dilandasi oleh saling
membutuhkan, saling melindungi, saling melengkapi dan saling menyayangi satu

8
dengan yang lain untuk sama-sama bertanggungjawab di lingkungan masyarakat
dan dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Hubungan suami istri tidak boleh ada unsur pemaksaan, misalnya suami memaksa
istri untuk melakukan sesuatu, dan sebaliknya istri memaksa suami untuk
melakukan sesuatu, termasuk juga dalam hubungan intim suami-istri.

d. Suami dan istri harus mampu mengatur waktu dan berinteraksi dengan baik serta
dapat berbagi tugas dalam menjalankan perannya masing-masing secara adil dan
seimbang, karena pada hakekatnya semua urusan rumahtangga, baik aspek
produktif, domestik, dan sosial kemasyarakatan, serta kekerabatan adalah urusan
bersama dan tanggung jawab bersama suami istri. Oleh karena itu, kemampuan
mengendalikan diri dan kemampuan bekerjasama didasari saling pengertian adalah
kunci utama dalam membina kebersamaan.

D. KEGIATAN PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MELALUI INDUSTRI


RUMAHAN

1. Peningkatan sumber daya manusia seperti peternakan ayam, tidak hanya dijual
mentah begitu saja, tetapi ayam itu bisa diolah lagi menjadi nugget atau ayam
goreng.

E. PENINGKATAN PEMBANGUNAN KELUARGA

Indicator terkait indeks pembangunan keluarga kini masuk dalam pendataan keluarga
yang di lakukan badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN).
Upaya BKKBN yaitu dalam menetapkan kebijakan peningkatan pembangunan
keluarga antara lain adalah membentuk kelompok kegiatan (poktan) yang lansung
menyentuh keluarga Indonesia seperti bina keluarga balita (BKB), bina keluarga
remaja ( BKR ), bina keluarga lansia ( BKL) dan peningkatan keluarga sejahtra.

BKKBN telah melakukan kajian indicator pembangunan yang sedang di kembangkan


keluarga yang sedang di kembangkan dalam 8 dimensi yaitu dimensi legalitus, agama,
kesehatan, ekoni, lingkungan, pendidikan, social budaya dan psikologis

9
10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dpat di ketahui bahwa ketahanan keluarga dalam
mensukseskan kesetaraan gender maka keluarga merupakan tempat pendidikan utama
dari anak sehingga anak samapi pada usia dewasa tidak bekerja sendiri tapi selalu
kompok antara laki-laki atau perempuan dalam membangun atau meningkatkan sebuah
ketahan keluarga
B. SARAN
Dalam meningkatkan ketahanan keluarga perlu dukungan yang memadai dari berbagai
pihak demi terjalinnya sebuah kesetaraan gender yang harmonis

11
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi. Rukmito. Pemberdayaan (2003). Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi


Komunitas. Jakarta: Lengkap Penerbit Fakultas Ekonomi Yuniversitas Indonesia.
Achir, Y.A.(1999). Pembangunan Kesejatraan Keluarga: Sebagai Wahana Pembangunan
Bangsa. Prisma( Vol.6) Jakarta: LP3ES
Sunarti. E.(2003) Perumusan Ukuran Ketahanan Keluarga . Media Gizi Dan Keluarga

12

Anda mungkin juga menyukai