Tugas PBAK Kelompok 3 Tingkat 1 B
Tugas PBAK Kelompok 3 Tingkat 1 B
KELOMPOK 3 TINGKAT 1 B
1. Missie R.W.Joltuwu
2. Siti Jubaedah
3. Windi R M W Selan
4. Wiwin R Septoy
5. Rini Safitri
6. Jessycha liati sene
JURUSAN KEBIDANAN
2020
Upaya Penindakan Korupsi (Kuratif):
Korupsi di Indonesia di mulai sejak lama bahkan sejak masa penjajahan Rakyat kecil
yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi dan memberikan sanksi, pada
umumnya bersikap acuh tak acuh. Sikap rakyat menjadi apatis dengan semakin meluasnya
praktik-praktik korupsi oleh beberapa oknum pejabat lokal, maupun nasional. Perilaku
korupsi yang dilakukan oleh para oknum pejabat membuat rakyat sengsara. Peraturan hukum
yang dibuat oleh pemerintah tidak serta merta membuat para koruptor tersebut jera ataupun
takut. Hal ini terjadi karena pemerintah kurang tegas dalam menindaklanjuti masalah korupsi
yang ada. Sehingga membuat para pejabat pemerintah semakin gentar untuk berbuat korupsi.
Oleh karena itu, semua piha harus ikut serta dalam memberantas korupsi. Tidak hanya
pemerintah, tetapi juga kalangan intelektual, para pemuka agama, serta kalangan pejabat itu
sendiri. Peran masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam memberantas korupsi akan
membuat perubahan yang jauh lebih baik
Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan
diberikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana. Beberapa
contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK :
1. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov
Rusia milik Pemda NAD (2004).
2. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga
melekukan pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
3. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI
Jakarta (2004).
4. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan
keuang-an negara Rp 10 milyar lebih (2004).
5. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan
placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).
6. Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
7. Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
8. Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
9. Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam
kasus korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar
Rp 15,9 miliar (2004).
10. Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).
1. Upaya penindakan korupsi oleh Masyarakat/Mahasiswa
1. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial terkait
dengan kepentingan publik.
2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa hingga
ke tingkat pusat/nasional.
4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan peme-
rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
5. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam
setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.
Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengawali upaya-
upaya pemerintah melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain.
KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi, dan memberan-tas
korupsi, merupakan komisi independen yang diharapkan mampu menjadi “martir” bagi para
pelaku tindak KKN.
Selain Bupati Ngada, Marianus Sae, KPK juga menetapkan Direktur PT Sinar 99 Permai,
Wilhelmus Iwan Ulumbu sebagai tersangka. Wilhelmus merupakan pihak pemberi suap.
Wilhelmus membuka rekening atas nama dirinya sejak 2011 dan menyerahkan ATM bank
tersebut kepada Bupati Marianus pada 2015. Total uang yang ditransfer baik ke ATM
maupun cash untuk Marianus sekitar Rp 4,1 miliar.
Untuk tahun 2018, Marianus sudah menjanjikan kepada Wilhelmus untuk menggarap
beberapa proyek di Kabupaten Ngada dengan nilai proyek sebesar Rp 54 miliar.Sebagai
pihak penerima, Marianus Sae disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal
11 UU Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001
dimana.Sedangka sebagai pihak pemberi, Wilhelmus disangka melanggar Pasal 5 ayat 1
huruf a atau huruf b atau Pasal 13 UU Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU
Nomor 20 Tahun 2001.Di dalam undang-undang tentang korupsi nomor 20 tahun 2001
menyatahkan bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi, tidak hanya merugikan
keuangan negara, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan
yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa. Selain itu, untuk lebih menjamin
kepastian hukum, menghindari keragaman penafsiran hukum dan memberikan perlindungan
terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara adil dalam
memberantas tindak pidana korupsi, perlu diadakan perubahan atas Undang-undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Perilaku yang di lakukan oleh Marianus sae adalah perilaku yang tidak baik dan tidak
patut untuk di contoh.Dan korupsi atau suap menyuap yang di lakukan Marianus dan oknum-
oknum nya adalah tindakan yang tidak baik sebab melakukan korupsi adalah tindakan yang
tidak boleh kita lakukan sebab akan merugikan di sendiri, keluarga dan masyarakat
sekitarnya.Oleh karena itu melakukan kurupsi sebaiknya kita hindari.
Dari kasus di atas dapat di simpulkan bahwa tindakan korupsi merupakan tindakan yang
bertentangan dengan arti penting dan fungsi pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
indonesia. Upaya penindakan dilakukan pemerintah indonesia terhadap pelaku tindak pidana
korupsi dibantu oleh sebuah lembaga independen pemberantasan korupsi (KPK). Dan upaya
yang dilakukan merupakan upaya yang tidak main-main dan tidak pandang bulu. Jadi siapa
pun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak pidana berdasarkan
hukum da undang-undang yang berlaku . tindak pidana yang dimaksud agar memberikan efek
jera kepada para pelakunya dan secara tidak langsung memberikan shock therapy pada orang-
orang yang berniat untuk melakukan tindak pidana korupsi baik itu didalam pemerintah
maupun di dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Busyro Muqoddas, 2016,Panduan Pendidikan Anti Korupsi, Jakarta, Esensi Erlangga Group,
Pierre, Jon 2017, Pendidikan budaya anti korupsi di kangan mahasiswa: Surabaya: Medika
Prasojo, Eko 2015, Korupsi di kalangan mahasiswa. Jakarta : Pustaka utama