Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
1813034036
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan selesai tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai
“Sumber Daya Energi dan Mineral”
Penulis
i
DAFTAR ISI
I. Kata pengantar...........................................................................................i
II. Daftar Isi.....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1
1.1....................................................................................... Latar belakang
.............................................................................................................1
1.2................................................................................. Rumusan Masalah
.............................................................................................................2
1.3................................................................................................... Tujuan
.............................................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia yang dikaruniai potensi sumber daya energi dan mineral yang
beragam dan melimpah.Jika ditelusuri dari Kota Serambi Mekkah (mulai dari
pesisir dan perairan Lautan Hindia) sampai Merauke.Selat Bali, ditemui sumber
dan pusat- pusat kekayaan alam yang bisa dikelompokkan menjadi dua sumber
daya mineral: mineral energi (minyak dan gas bumi serta panas bumi) dan mineral
bahan galian logam, non-logam, industri (pasir timah, sulfur, fosfat, mika,
belerang,fluorit, felspar, ziolit dan diatomea).
Berbagai sumber daya mineral yang ada di Indonesia perlu kita ketahui
macamnya. Sumber daya tersebut juga harus dikelola dan dikembangkan dengan
baik agar memberi manfaat bagi manusia. Eksploitasi terhadap berbagai sumber
daya mineral tidaklah boleh sembarangan, harus menjaga lingkungan dan
keberlanjutan, sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu kita. Untuk itu dalam
makalah ini akan dijelaskan tentang sumber daya mineral dan macam sumber
daya mineral. Penting bagi kita menyadari akan hasil bumi kita dan cara
mengelolanya.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber daya mineral dan energi merupakan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui (unrenewable resources). Jumlahnya sumber daya tersebut
sangat terbatas dan proses pembentukan serta pemulihannya membutuhkan waktu
lama. Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra,
yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber
daya energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin,
arus laut, pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu
bakar. Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir,
mekanis, dan panas.
Untuk itu, pemanfaatannya harus digunakan seefektif dan seefisien
mungkin. Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang
diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya energi (energy
resource) adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan baik sebagai sumber
energi. Sumber daya mineral dan energi dengan keyakinan geologi tertentu dapat
berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan
memenuhi kriteria layak tambang.
3
b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya
energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan
batu bara.
4
(penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama untuk
memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam pembangunan.
(Howard,2000)
Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan migas),
memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia.
Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif
semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir rata-rata
penerimaan minyak dan gas bumi dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam
negeri masih mencakup yaitu sekitar 30%. Penerimaan minyak dan gas bumi
dipengaruhi antara lain oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan
kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya
produksi. Unsur lain yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan
minyak dan gas adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain
sebagai sumber penerimaan negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai
sumber penerimaan devisa. (Horne, 2004)
5
yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat mendorong laju
pembangunan di berbagai sektor lain.
Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan
pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapapatan
nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan
permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya tenaga listrik yang merata
dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat
meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya energi yang
dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan minyak bumi, gas
bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik di Indonesia
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan cadangan minyak bumi
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri menyebabkan pemerintah mengambil
kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi energi untuk sektor Pembangkit
Listrik Negara (PLN) bentuk diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan
berdirinya pusat pembangkit listrik tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi.
(Achnan, 1998)
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh
konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk
mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras, dan
serempak dengan tahap pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran
pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahap
pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi. (Bronto, 2004)
6
Menurut Susmiyati (2005) terdapat permasalahan dalam pengusahaan
pertambangan dan batubara di Indonesia, yaitu :
7
sangat luas. Hal ini yang memicu tumpang tindih peruntukan lahan
dengan sektor lain.
8
9) Rakyat akan mudah dikriminalkan
9
Semakin besarnya perbedaan debit air sungai pada musim hujan dengan
musim kemarau.
Semakin dalamnya permukaan air tanah dan mengeringnya sumur
penduduk di daerah ketinggian.
Adanya penetrasi air asin pada sumur penduduk di beberapa kota
pantai/pesisir.
Semakin kecilnya “Catchment Water Areas” (daya serap lahan terhadap
curahan air hujan).
Semakin tingginya pencemaran air sungai (terutama sungai-sungai di
Pulau Jawa).
Semakin menyempitnya luas areal hutan lindung/hutan alami sebagai
akibat “illegal logging”, (pencurian kayu) terutama di Pulau Jawa.
Semakin luasnya HPH dan HTI yang kurang diimbangi dengan upaya
reboisasi yang berhasil (karena seringnya dimanipulasi).
Semakin maraknya pertanian ilegal di kawasan tanah/hutan negara
akibat desakan kebutuhan penduduk miskin, terutama di pulau Jawa.
Semakin berkurangnya keragaman/jumlah “species” tumbuhan dan
hewan liar, karena banyak yang telah punah sebagai akibat kebakaran
hutan dan perburuan hewan yang sering terjadi.
Menyadari bahwa fungsi sumber daya alam mineral sebagai sumber daya
alam yang tidak terbaharui, masih memegang peranan penting didalam
pembangunan nasional di masa mendatang, maka perlu dikembangkan visi, misi
kebijaksanaan, strategi dan program pembangunan energi dan sumber daya
mineral yang berlandaskan paradigma dan konsep pembangunan berkelanjutan
dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. (Sillitoe,1999) Sehingga
pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang berwawasan kemasyarakatan
dan lingkungan hidup didasarkan pada empat faktor mendasar yaitu:
10
1. Pemerataan dan Keadilan
Pemanfaatan sumber daya alam dalam hal ini energi dan sumber daya
mineral untuk semaksimal mgkin untuk kemakmuran rakyat merupakan
dasar kebijaksanaan pembangunan energi dan sumber daya mineral yang
berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup. Konsep kemitraan dan
eksistensi yang bersinergi antara kegiatan pertambangan tradisional, skala
kecil menengah dan skala besar perlu dikembangkan, sehingga memberikan
kepastian kepada masyarakat, dunia usaha dan pemerintah tentang arah,
lingkup ruang gerak dan tingkat keleluasaan didalam pelaksanaan
pembanguann energi dan sumber daya mineral yang berwawasan
kemasyarakatan dan lingkungan hidup.
2. Pendekatan Integratif
Sumber daya mineral adalah sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui oleh karena itu eksploitasinya perlu dilaksanakan dengan asas
efisiensi yang berlandaskan pada pencapaian nilai tambah yang maksimal.
Pemanfaatan sumber daya alam mineral juga harus didasarkan kepada
wawasan keberlanjutan sehingga apabila sumber daya alam habis
dieksploitasi tidak menimbulkan biaya sosial bagi generasi masa depan.
Kegiatan pasca tambang harus dikembangkan berdasarkan dimensi ruang
dan waktu sehingga ‘reklasifikasi’ dari kegiatan pemanfaatan energi dan
11
sumberdaya mineral menjadi kegiatan lainnya (industri, pertanian,
pariwisata, dll) dapat dikembangkan secara simultan.
4. Menghargai Keanekaragaman
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pentingnya sumber daya mineral dan energi bagi kehidupan adalah untuk
pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Sumber daya mineral dan energi
sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia, hampir semua kebutuhan
hidup manusia berkaitan dengan sumber daya mineral dan energi. Misalnya,
sebagai sumber energi dan bahan bakar.
Sumber daya mineral dapat diklafikasikan menjadi; hipotetik, tereka,
terujuk, terukur, pra kelayakan, kelayakan. Berbagai sumber daya mineral yang
ada di Indonesia sangat banyak macamnya. Sumber daya tersebut juga harus
dikelola dan dikembangkan dengan baik agar memberi manfaat bagi manusia.
Eksploitasi terhadap berbagai sumber daya mineral tidaklah boleh sembarangan,
harus menjaga lingkungan dan keberlanjutan, sehingga dapat diwariskan kepada
generasi selanjutnya.
Achnan, K., 1998. Hubungan antara struktur geologi dan lokasi geowisata di
wilayah Bandung dan sekitarnya Jurnal Geologi dan Sumberdaya
Mineral, v. VIII, h.8 - 14.
Bronto, S., Achnan K., Kartawa, W., Dirk, M.H., Utoyo, H., Subandrio, J. dan
Lumbanbatu, K., 2004a. Penelitian Awal Mineralisasi di Daerah
Cupunagara, Kabupaten Subang – Jawa Barat. Majalah Geologi
Indonesia, v. 19, no. 1, h.12-30.
13
Soeria-Atmadja, R., Maury, R.C., Bellon, H., Pringgoprawiro, H., Polve, M. and
Priadi, B., 2002. Tertiary magmatic belts in Java. Journal of SE Asian
Earth Science, v. 9, no. 1-2, h.13-27
14