Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK SOSIOMETRIK

(Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Geografi)

Dosen Pengampu :

Dian Utami, S.Pd., M.Pd

Mata Kuliah :

Evaluasi Pembelajaran Geografi

Disusun Oleh :

Halasan Leonardo Simaremare 1813034036


Cristofora Setya Hapsari 1853034006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan selesai tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
“Teknik Sosiometrik” dalam pemenuhan tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Geografi.

Makalah ini dibuat dengan berbagai referensi, sumber dan beberapa


bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan selama mengerjakan
laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstuktif dari pembaca sangat
diharapkan. Akhirnya, kami berharap agar tulisan sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Bandar Lampung, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

I. Kata pengantar...........................................................................................i
II. Daftar Isi.....................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar belakang..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................3


2.1. Pengertian Sosiometri........................................................................3
2.2. Sosiogram..........................................................................................3
2.3. Skala Jarak Sosial..............................................................................5
2.4. Teknik Sensitivitas Sosial (TTS).......................................................8

BAB III. PENUTUP.......................................................................................20


3.1. Kesimpulan......................................................................................20
3.2. Daftar Pustaka.................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon seorang guru dituntut untuk
mempunyai pengetahuan, kreatifitas serta wawasan yang luas untuk memahami
peserta didiknya yang meliputi psikologi, kemampuan, kelemahan, dan kelebihan
yang dimiliki oleh anak didik. Untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan
peserta didik dapat dilakukan melalui tes dan juga non tes.

Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat disesuaikan


dengan kebutuhan penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur sejauh
mana kemampuan peserta didik dalam menangkap dan memahami mata pelajaran
yang telah di sampaikan oleh sang guru. Sedangkan untuk menilai pola perilaku
individu dari peserta didik dapat dilakukan dengan teknik sosiometri. Sosiometri
merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial
dan tingkah laku sosial peserta didik, karena melalui sosiometri kita memperoleh
data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan antar individu
dan arah hubungan sosial.

Sosiometri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Bimbingan


dan Konseling. Sosiometri bermanfaat untuk merencanakan program yang
kontruktif  untuk menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus
membantu mengatasi masalah penyesuaian dalam lingkungan pergaulan di
sekolah. Sosiometri juga bermanfaat membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah penyesuaian diri dalam kelompok.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sosiometri?


2. Bagaimana pemahaman tentang sosiogram?
3. Bagaimana pemahaman tentang skala jarak sosial?

1
4. Apa saja Teknik Sensitivitas Sosial (TTS)?

1.3 Tujuan

Makalah ditujukan untuk dapat menjelaskan salah satu bab materi pada
mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Geografi. Bab yang akan dibahas adalah
tentang teknik sosiometrik. Diharapkan mahasiswa dapat mengerti apa itu
sosiometrik, memahami sosiogram, memahami skala jarak sosial, dan
memahami teknik sensitivitas sosial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosiometri

Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola danstruktur


dan hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok.Metode
inididasarkan pada pemikiran bahwa kelompok mempunyai struktur
kelompoknyadapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengolahan
sosiometri akandiperoleh gambaran jumlah skor yang diperoleh setiap orang, pola
hubungan,inrensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam kelompoknya.
Sosiometri digunakan oleh konselor salah satunya untuk
mengetahui bagaimana posisi peserta didik yang popular, peserta didik yang terab
aikan, dan peserta didik yang ditolak oleh teman-temannya.

2.2 Pemahaman Tentang Sosiogram

Sosiogram adalah grafik yang menggambarkan pola-pola ketertarikan dan


rasa penolakan, pilihan-pilihan, dan penolakan-penolakan, rasa menyukai antar:
para anggota suatu kelompok. Pola-pola itu diperoleh dengan metode sosiometri.
Sebuah sosiogram dapat pula menggambarkan pola interaksi antara para anggota
kelompok atau status sosiometri seseorang dalam kelompok atau keadaan
keseluruhan dalam kelompok.

Untuk membuat sosiogram dapat digunakan 3 (tiga) teknik, yaitu :

a) Sosiogram Teknik Lingkaran

Untuk membuat sosiogram dengan tekhnik lingkaran, pertama-tama yang


harus dilakukan adalah membuat lingkaran-lingkaran sejumlah frekuensi pilihan
terbanyak ditambah satu. Lingkaran-lingkaran tersebut dibuat dari satu titik
pusat, mulai dari lingkaran terkecil (lingkaran paling dalam), kemudian secara
berturut-turut lingkaran berikutnya (lingkaran luarnya) makin besar, sampai
dengan lingkaran terbesar (lingkaran luar).

3
Langkah selanjutnya adalah meletakkan nomor-nomor individu pada
lingkaran-lingkaran tersebut. nomor individu yang mendapat pilihan terbanyak
diletakkan pada lingkaran terdalam. Yang mendapat pilihan lebih sedikit
diletakkan pada sebelah luarnya secara berturut-turut sehingga akhirnya pada
lingkaran terluar terletak pada nomor individu yang tidak mendapat pilihan
sama sekali. Berikut contoh bentuk sosiogram lingkaran :

Gambar 1. Bentuk Sosiogram Lingkaran

b) Sosiogram Teknik Lajur

Untuk membuat sosiogram teknik lajur, langkah pertama yang harus


dilakukan adalah membuat lajur-lajur dengan garis-garis horizontal yang sejajar
sebanyak frekuensi pilihan terbanyak ditambah satu. Selanjutnya adalah
meletakkan nomor-nomor individu pada lajur-lajur tersebut. nomor individu
yang mendapat pilihan terbanyak diletakkan pada lajur paling atas. Yang
mendapat pilihan lebih sedikit diletakkan pada lajur dibawahnya. Demikian
seterusnya sehingga pada lajur paling bawah terletak nomor individu yang
mendapat pilihan paling sedikit atau yang sama sekali tidak mendapat pilihan.
Kemudian nomor-nomor tersebut dihubung-hubungkan dengan anak panah –
anak panah sesuai dengan arah pilihan masing-masing individu. . Berikut contoh
bentuk sosiogram lajur :

4
Gambar 2. Bentuk Sosiogram Lajur

c) Sosiogram Teknik Bebas

Dalam membuat sosiogram dengan teknik bebas ini nomor-nomor individu


diletakkan secara bebas sedemikian rupa sehingga mudah dihubung-hubungkan
antara individu yang memilih dengan individu yang dipilih. Yang dipentingkan
dalam teknik ini adalah kepraktisan dalam menghubungkan antara pemilih
dengan yang dipilih, tanpa memperhitungkan urutan letak berdasarkan jumlah
pilihan.

2.3 Skala Jarak Sosial

Pada dasarnya Skala ini berguna bagi kepentingan pemahaman diri konseli
melalui teknik observasi yang lebih khas diukur dari derajat penilaian. Adapun
keguanaannya terperinci adalah sebagai berikut:
a. Mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku secara sistematis
b. Mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku dalam waktu singkat,

5
c. Mencatat kemunculan sejumlah tingkah laku dalam derajat penilaian
d. Mencatat kemunculan perilaku di dalam dan/atau di luar sekolah, ser
e.  Mencatat kemunculan perilaku individu dan kelompok sekaligus.

Teknik skala yang sering digunakan untuk mengukur sikap seseorang, yaitu:

1) Skala Likert
Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert, yang merupakan suatu series
butir (butir soal). Responden hanya memberikan persetujuan atau
ketidaksetujuannya terhadap butir soal tersebut. Skala ini dimaksudkan
untuk mengukur sikap individu dalam dimensi yang sama dan individu
menempatkan dirinya ke arah satu kontinuitas dari butir soal.
Dalam menyusun skala likert perlu diperhatikan hal – hal sebagai
berikut:
 Komposisi butir soal dalam satu kesatuan.
 Pemilihan alternatif jawaban
 Tata urutan butir soal dan persiapan pengadministrasian
  Pemberian skor
 Penyempurnaan dan pengembangan instrument

2) Skala Thurstone
Skala ini mula-mula dikembangkan oleh Louis Thurstone,  skala ini
bertujuan ingin mengurutkan respon berdasarkan ciri -ciri tertentu. Skala
ini tidak terlalu mudah disusun, namun mempunyai reliabilitas yang
tinggi. Skala ini disusun berdasarkan interval yang sama dan
menggunakan pertimbangan dalam menyusunnya. Berikut ini
penyusunan skala Thurstone :
  Menentukan  komposisi dalam satu pool
  Pemilihan penimbang dan pertimbangan
  Penyekoran pertimbangan atau penaksiran skala interval
  Persiapan pengadministrasian dan pengskoran

6
3) Skala Guttman
Skala Guttman atau disebut juga Scalogram analisis. Dikembangkan
oleh Louis Guttman dan lebih rumit dari skala Likert dan Thurstone.
Skala ini merupakan skala kumulatif ordinal dan hanya mengukur satu
dimensi saja dari satu variabel yang multi dmensi. Karena itu skala ini
disebut juga dengan unidimensional.
Langkah – langkah dalam menyusun skala Guttman adalah sebagai
berikut :
 Susunlah sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan masalah yang
akan diselidiki dengan lebih dahulu menentukan sub – sub
variabelnya dalam satu pool.
  Susun pertanyaan deskriptif mengenai universe yang diselidiki
 Butir – butir soal hendaklah mewakili sikap yang diukur
  Tempatkan soal itu dengan baik dalam sheet dengan dua
kemungkinan jawaban “ya” dan :tidak”.

Penyusunan skala Guttman :


- Susun suatu Chart, dengan butir soal sebelah atas dengan responden
sebelah kiri
- Setelah semua responden selesai diskor, maka kegiatan berikutnya
adalah mengatur/menyusun kembali menurut ranking, dengan tidak
memperbaiki letak butir soal.
- Setelah semua responden diurutkan, maka langkah berikutnya adalah
mengatur kembali butir soal dengan menempatkan pada kolom
pertama adalah butir soal yang terbanyak jawaban “ya”, dan
seterusnya, dengan tidak merbah urutan responden.
- Kegiatan berikutnya adalah menghitung indeks reprodusibilitas.

4) Skala Perbedaan Semantik

Skala ini dikembangkan oleh Osgood, Suci dan Tannenbaum untuk


mengukur pengertian seseorang tentang konsep atau objek. Setiap

7
responden diminta untuk menilai suatu konsep atau objek dalam suatu
skala bipolar dengan tujuh titik.
Langkah – langkah penyusunan skala perbedaan semantik :
  Pilih konsep yang akan dinilai
 Pilih kata – kata ajektif berpasangan

2.4 Teknik Sensitifitas Sosial (TTS)

Pengertian Secara harfiah, sensitifitas atau kepekaan yang berarti mudah


merasa atau mudah terangsang. Apabila dikaitan dengan kondisi sosial maka
kepekaan sosial adalah kemampuan untuk mengamati reaksi-reaksi atau
perubahan orang lain yang ditunjukkanya baik secara verbal maupun non verbal.
Seseorang yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi akan mudah memahami
atau menyadari adanya reaksi reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut
positif atau negatif. Adanya kepekaan sosial akan membuat seseorang dapat
bersikap secara tepat terhadap orang lain yang ada di sekitarnya. Jadi, orang yang
memiliki kepekaan sosial pastinya akan mudah dan asyik dalam bergaul. Akan
banyak yang suka dan merasa nyaman kepadanya.

Rasa sensitivitas dapat diwujudkan dengan 2 cara yaitu secara lisan dan perilaku.:

- Peka secara lisan adalah bagian dari rasa kepedulian yang diungkapkan langsung
secara lisan terhadap suatu keadaan atau kejadian tertentu sehingga merasakan apa
yang dilihat (visual), didengar (audio) dan dilihat & dengar (audiovisual).
- Peka secara perilaku merupakan perwujudan kepedulian sosial secara spontanitas
atau terorganisir yang dilakukan dalam bentuk sikap dan perilaku yang konkret
terhadap suatu keadaan atau kejadian tertentu baik secara visual, audio dan
audiovisual.

Montessori menyebut kepekaan ini sebagai periode sensitive yang di alami


oleh seseorang. Montessori mengatakan “selama periode tertentu anak memiliki
kepekaan (sensitifitas) terhadap unsur tertentu yang memaksa dia untuk
memfokuskan perhatiannya pada aspek tertentu di lingkungannya”.

8
Montessori mengklasifikasikan periode sensitif ini ke dalam enam kategori,
yaitu:

 Sensitif/peka terhadap tata letak (tata urutan)


 Belajar melalui panca indera
 Sensitif/peka terhadap obyek kecil
 Sensitif/peka terhadap jalan
 Sensitif/peka terhadap bahasa
 Sensitif/pekaterhadap interaksi sosial

Cara menumbuhkan sensitifitas sosial :

- Menyadari bahwa kita tidak bisa hidup sendiri


- Memperhatikan dan memperbaiki cara bicara
- Bergaul dengan banyak orang
- Terlibat dalam kegiatan sosial
- Mengembangkan empati

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Daftar Pustaka

10

Anda mungkin juga menyukai