Anda di halaman 1dari 7

Rabu, 15 April 2020

Nama : Halasan Leonardo Simaremare


NPM : 1813034036
Kelas : Genap (B)
Mat.Kul. : Geografi Penduduk
Dosen Pengampu : Dr. Trisnaningsih, M.Si.

Tugas Menganalisis Perilaku Seksual Pranikah Remaja


ANALISIS :

Prilaku seksual remaja pranikah remaja merupakan prilaku atau tindakan


hubungan seksual yang dilkukan oleh remaja baik laki-laki maupun perempuan
yang dilakukan oleh keduanya sebelum adanya status pernikahan pada keduanya.
Dan sini saya akan menganalisis bedasarkan perbedaan dan persamaannya meurut
umur, tempat tinggal, pendidikan, dan kuintil kekayaan antara remaja wanita
belum kawin dan pria belum kawin.

a. Bedasarkan umur
Dalam data laporan SDKI 2017 Remaja telah tercatat bahwa presentase
wanita belum kawin umur 15-24 dengan umur pertama kali berhubungan
seksual, pada umur 15-19 tahun tercatat 74 orang dengan jumlah tidak
diketahui 21,8%. Dan pada wanita remaja umur 20-24 tahun itu berjumalh
86 orang. Sedangkan dalam data laporan SDKI 2017 remaja telah tercatat
presentase pria belum kawin umur 15-24 dengan umur pertama kali
berhubungan seksual. Pada umur 15-19 tahun tercatat terdapat 279 orang
dengan jumlah yang tidak diketahui terdapat 0,5% dan pada umur 20-24
tahun tercatat dengan jumlah 685 orang dengan jumlah yang tidak
diketahui 0,8%.

Dari hasil diatas dapat kita simpulkan bahwa jumlah paling banyak umur
pertama kali berhubungan seksual itu pada laki-laki yang pada data
tersebut tercatat lebih banyak dengan jumlah keseluruhan terdapat 964
kasus dedangkan pada wanita hanya tercatat 160 kasus. Hal ini bisa terjadi
karena danya pergaulan bebas yang tidak dapat dikontrol. Untuk
persamaan wanita dan pria belum kawin umur 15-24 dengan umur pertama
kali berhubungan seksual itu sama sama jumlah paling banyak melakukan
kasus tersebut adalah rata-rata pada umur 20-24 karena pada usia ini reaja
sudah agak dewasa dari pada umur 15-19 tahun dan mereka sudah sedikit
paham akan apa itu hubungan seksual dan berbeda pada usia 15-19 tahun
yang sifatnya pada masa itu masih coba-coba akan adanya rasa ingin tahu.
Untuk perbedaanya adalah bahwa jumlah presentase wanita dan pria kawin
umur 15-24 tahun itu didominasi oleh pria dengan catatan terdapt jumlah
kasus keseluruhan 964 kasus berbanding dengan 160 kasus pada wanita

b. Bedasarkan Tempat Tinggal

Remaja sangat peka terhadap pengaruh nilai baru, terutama bagi mereka
yang tidak punya pertahanan diri yang baik. Remaja cenderung lebih
mudah melakukan penyesuaian dengan arus globalisasi dan arus informasi
yang bebas.Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang
penuh dengan berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk
mengisi kehidupan mereka. Pada masa remaja cenderung terjadi
perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai nilai yang
datang dari luar sehingga jauh dari norma-norma susila yang dianut
masyarakat pada umumnya, seperti pergaulan seks bebas 709 yang dapat
menyebabkan kehamilan yang tidakdikehendaki (Aisyaroh, 2009).

Dalam data laporan SDKI 2017 Remaja telah tercatat bahwa presentase
wanita pertama kali berhubungan seksual belum kawin yang tinggal
diperkotaan dengan jumlah tercatat 101 kasus dengan jumlah yan tidak
diketahui 14,5%, sedang kan presentase wanita pertama kali berhubungan
seksual belum kawin yang tinggal di perdesaan itu tercatat dengan jumlah
60 kasus dengan jumlah yang tidak diketahui terdapat 11,0%. Untuk
jumlah presentase pria pertama kali berhubungan seksual belum kawin
yang tempat tinggalnya di perkotaan dengan jumlah kasus tercatat ada 506
kasus dengan jumlah kasusu yang tidak diketahua tercatat ada 0,9 %,
sedangkan jumlah presentase pria pertama kali berhubungan seksual yang
bertempat tinggal di perdesaan tercatat berjumlah 457 kasusu dengan
kasus yang tidak diketahui 0,6%
dari hasil diatas dapat kita simpulkan bahwa jumlah wanita dan pria
pertama kali hubungan seksual sebelum nikah lebih banyak dilakukan
pada pria tercatat terdapat jumlah keseluruhan kasuss baik di desa maupun
di kota pada pria 963 kasusu sedang kan pada wanita hanya tercatat
dengan jumlah keseluruhan baik di desa dan di kota tercatat ada 161
kausus.

Untuk persamaanya bahwa jumlah kasus ini baik pria mupun perempuan
sama-sama paling banyak terdapat daerah tempat tinggal di perkotaan
karena secara pergaulan diperkotaan itu lebih bebas dari pada di perdesaan
karena kota merupakan pusat keramaiin dan banyak tindak kriminal yang
dapat mendorong peristiwa tersebut lain halnya dengan di desa karena
mayoritas masyarakat desa yang pergaulannya tidak sebebas di kota
karena cakupan orang-orang nya hanya sebatas desa tersebut dan orang
remaja yang tinggal di desa masih dapat pantauan ketat oleh orang tuanya,
dan kalo di kota mayoritas remaja banyak yang kost dan jauh dari
pantauan orang tau apa lagi mahasiswa.

Untuk perbedaanya adalah pada kasus presentase wanita dan pria yang
pertama kali berhubungan seksual belum kawin itu paling didominasi pada
pria dengan jumlah keseluruhan 963 kasus sedang kan pada wanita hanya
berjumlah 161 kasus hal ini bisa terjadi karena tindak perbuatan tersebut
lebih sering didominasi oleh pria karena banyak kasusu kasus kenakalan
remaja itu lebih banyak dilakukan oleh pria, karena sejatinya wanita tidak
akan mulai duluan jiakalu pria tidak memulainya terlebih dahulu.

c. Bedasarkan Pendidikan
Dari data pada laporan SDKI 2017 Remaja telah tercatat bahwa
presentase wanita belum kawin dengan pertama kali berhubungan seksual
pada pendidikan tercatat wanita yang tidak sekolah terdapat 3 kasus
dengan jumlah presentase tidak diketahui berjumlah 31,8%, tidak tamat
SD tercatat 8 Kasus dengan tidak diketahui ada 4,7%, Tamat SD tercatat 6
kasus dengn jumlah kasus yang tidak diketahui terdapat 23,1%, tidak
tamat SLTA tercatat terdapar 55 kasus dengan kasusu tidak diketahui
22,5%, tamat SLTA tercatat terdapat 52 kasus dengan jumlah tidak
diketahui 6,1%, perguruan tinggi terdapat ada 36 kasus. Sedangkan pada
pria bahwa presentase pria belum kawin umur dengan umur pertama kali
berhubungan seksual pada pendidikan tercatat pria yang tidak sekolah
terdapat 4 kasus, tidak tamat SD tercatat 62 Kasus dengan tidak diketahui
ada 1,4%, Tamat SD tercatat 90 kasus dengn jumlah kasus yang tidak
diketahui terdapat 1,5%, tidak tamat SLTA tercatat terdapar 293 kasus
dengan kasusu tidak diketahui 0,9%, tamat SLTA tercatat terdapat 343
kasus dengan jumlah tidak diketahui 0,0%, perguruan tinggi terdapat ada
171 kasus.

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk persamaan presentase
wanita dan pria belum kawin dengan pertama kali berhubungan seksual
pada latar beakang penduidikan paling sedikit pada remaja yang berlatar
belakang pendidikan tidak sekolah yang hanya jumlah total keseluruhan 7
kasus hal ini disebabkan karena pengetahuan mereka sangat kurang
dibandingkan dengan yang berlakang pendidikan SLTA maupun pergurua
tinggi dan proses pergaulan yang tida sekolah juga jauh apabila
dibandingkan dengan yang memiliki latar belang pendidikan SLTA
ataupun perguruan tinggi. dan juga hal ini bisa terjadi karena sama-sama
kurangnya pengawasan dari orang tua si reaja tersebut dan terlalau
memberikan kebebasan dalam bergaul dan pengetahuan dan pemahaman
dari hubungan seksual tersebut. Sedangkan yang membedakannya dari
jenjang pendidikan tersebut oleh pola pikir dan pengetahuan yang didapat
dari pendidikan yang ditempuh yang membuat perbedaan baik wanita atau
pria melakukan hubungan seks untuk pertama kali.

d. Berdasarkan Kuintitil Kekayaan.


Berdasarkan Kuintil Kekayaan dapat kita lihat jumlah paling banyak
remaja baik wanita ataupun pria yang melakukan hubungan seks untuk
pertama kali terdapat pada Kuintil Kekayaan Terbawah sedangkan yang
terendah terdapat pada Kuintil Kekayaan Teratas. Hal ini cukup spesifik
kaitannya dengan pengetahuan dan faktor ekonomi dimana pada Kuintil
Kekayaan Teratas memiliki Ekonomi yang baik sehingga mampu
menempuh pendidikan yang tinggi sehingga memperoleh pengetahuan
yang luas akan hal apapun. Berbanding terbalik dengan Kuintil Kekayaan
Terbawah dimana karna faktor ekonomi lah yang membuat peran penting
dari pendidikan tidak bisa didapat karna fakor ekonomi yang tidak
memadai sehingga pengetahuan baik akan hubungan seksual maupun
pengetahuan lainnya minim didapat oleh remaja pada Kuintil Kekayaan
Terbawah.

Remaja sangat peka terhadap pengaruh nilai baru, terutama bagi mereka
yang tidak punya pertahanan diri yang baik. Remaja cenderung lebih
mudah melakukan penyesuaian dengan arus globalisasi dan arus informasi
yang bebas.Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang
penuh dengan berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk
mengisi kehidupan mereka. Pada masa remaja cenderung terjadi
perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai nilai yang
datang dari luar sehingga jauh dari norma-norma susila yang dianut
masyarakat pada umumnya, seperti pergaulan seks bebas 709 yang dapat
menyebabkan kehamilan yang tidakdikehendaki (Aisyaroh, 2009).

Karna faktor kebebasan juga oleh pengawasan orang tua yang kurang akan
anak-anak remajanya yang masih berkembang menyebabkan tetap terjadi
hubungan seksual pra nikah baik dari Kuintil Kekayaan Terbawah sampai
Kuintil Kekayaan Teratas.

Jadi, persamaannya antara remaja baik wanita maupun pria dari Kuintil
Kekayaan Terbawah sampai Kuintil Kekayaan Teratas yakni sama-sama
pengawasan orang tua yang kurang akan anak-anak remajanya yang masih
berkembang menyebabkan tetap terjadi hubungan seksual pra nikah baik
dari Kuintil Kekayaan Terbawah sampai Kuintil Kekayaan Teratas.
Sedangkan yang menyebabkan perbedaan antara Kuintil Kekayaan
Terbawah sampai Kuintil Kekayaan Teratas yani ekonomi yang
menyebabkan perbedaan yang utamanya adalah pendidikan yang diperoleh
diakibatkan minimnya ekonomi sehingga baik remaja wanita atau pria
Kuintil Kekayaan Terbawah sampai Kuintil Kekayaan Teratas melakukan
hubungan seksual pra nikah.

Anda mungkin juga menyukai