Judul :
Nama : Apriani Onisye Baeruma
NIM : 1703007
Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Laut
Jurusan : Perikanan Dan Kebaharian
Menyetujui,
Stevy Imelda M Wodi, S.Pi, M.Si Stevy Imelda M Wodi, S.Pi, M.Si
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan III ini dengan
judul “”. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Stevy Imelda M. Wodi, S.Pi, M.Si selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan
III dan sekaligus Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Laut yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada penulis
2.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun guna perbaikan laporan di masa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan III ini adalah melakukan pengujian Total
Plate Count (TPC) pada ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dan ikan kembung
(Rastrelliger sp.)
1.3 Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan III adalah mengetahui mutu kesegaran ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis) dan ikan kembung (Rastrelliger sp.) melalui jumlah koloni
bakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan kembung memiliki panjang 23 cm dan lebar 2,5 cm dengan berat 100 gram.
Tekstur daging ikan kembung lunak. Sirip dorsal berwarna kuning dengan ujung hitam, sirip
caudal dan pectoral berwarna kekuning-kuningan. Bagian tubuh ditutupi dengan sisik halus
dan sokselet dibagian belakang sirip. Ikan kembung betina memiliki genus yang sama dengan
ikan kembung jantan. Ciri-ciri yang membedakannya adalah adanya satu bitnik dekat sirip
dada pada ikan kembung jantan (Evi Susanti, 2018). Selain itu, ikan kembung betina
memiliki perut yang lebih lebar dibandingkan ikan kembung jantan.
Untuk cawan yang mengandung jumlah 25 – 250 koloni dan bebas spreader, rumus
perhitungannya adalah sebagai berikut :
Keterangan:
N : jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau koloni per gr ;
∑C : jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung ;
n₁ : jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung ;
n₂ : jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung ;
d : pengenceran pertama yang dihitung.
b. Cemaran logam *
- Arsen (AS) mg / kg Maks. 1,0
- Cadmium (cd) mg / kg Maks. 0,1
mg / kg Maks. 0,5**
- Merkuri (Hg) mg / kg Maks. 0,5
mg / kg Maks. 0,1 **
- Timah (Sn) mg / kg Maks. 40,0
- Timbal (Pb) mg / kg Maks. 0,3
Maks. 0,4 **
c. Kimia *
- Histamin *** mg / kg Maks. 100
d. Residu kimia *
- Kloramfenikol **** - Tidak boleh ada
- Malachite green dan
leuchomalachite green - Tidak boleh ada
****
- Nitrofuran (SEM, AHD,
AOZ, AMOZ)****
- Tidak boleh ada
e. Racun hayati *
- Ciguatoksin ***** - Tidak terdeteksi
f. Parasite * - Tidak boleh ada
CATATAN * bila diperlukan
** untuk ikan predator
*** untuk ikan scromboidae (scromboid), clupeidae, pomatomidae,
coryphaenedae
**** untuk ikan hasil budidaya
***** untuk ikan karang
Ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis)
dan ikan kembung
(Rastrellinger sp.)
Penyiangan
Pelumatan
Proses Preparasi
Bahan baku yang digunakan adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dan ikan
kembung (Rastrelliger sp.). Ikan tersebut dibeli dari Pasar Towo’e Tahuna dalam keadaan
segar. Bahan baku dimasukkan dalam cool box yang berisi es batu dan dibawa ke
Laboratorium Penanganan Hasil Perikanan Jurusan Perikanan dan Kebaharian Politeknik
Negeri Nusa Utara untuk dijadikan sampel pada pengujian Total Plate Count (TPC).
Ikan disiangi dengan cara membuang sisik, sirip, insang, isi perut dan kotoran lainnya.
Setelah disiangi, daging ikan diletakkan ke dalam wadah yang berisi es batu. Usahakan
daging ikan tidak terkena dengan air.
Daging ikan dicincang menggunakan pisau dan pisahkan kulit dari dagingnya.
Kemudian masing-masing lumatan daging ikan ditimbang sebanyak 100 gram.
Lumatan daging ikan yang sudah diproses, langsung dikemas dalam kemasan plastic
kemudian dilapisi dengan wadah plastic yang sudah diberi kode lalu disimpan dalam freezer.
Pengenceran
Metode pengenceran dilakukan untuk mempermudah pada saat penghitungan koloni
bakteri dengan tujuan mengambil hasil pengenceran dengan konsentrasi paling rendah/ 3
pengenceran terakhir (Anisa). Metode pengenceran yang pertama dilakukan yaitu pertama
siapkan larutan Butterfield’s Phosphate Buffered sebanyak 90 mL pada 12 erlenmeyer untuk
4 sampel, setelah itu masukkan sampel sebanyak 10 mL menggunakan mikropipet pada
pengenceran pertama yaitu 10⁻¹. Kemudian ambil 10 mL pada erlenmeyer 10⁻¹ lalu
masukkan pada erlenmeyer 10⁻². Proses ini dilakukan terus sehingga pengenceran 10⁻⁴.
Usahakan dilakukan dalam keadaan steril dan alat serta bahannya tetap homogent. Pada
setiap pengenceran dilakukan pengocokkan minimal 25 kali. Pada proses berikutnya
dilakukan duplo, dimana ambil 1 mL pada pengenceran pertama menggunakan mikropipet
lalu di isi di dalam cawan petri 10⁻¹, kemudian dilakukan hal yang sama pada pengenceran
ke-2 sampai ke-4.
Penanaman Bakteri
Pada praktek ini metode yang digunakan yaitu metode tuang (plate pour method),
dimana hal pertama yang harus dilakukan ambil masing-masing cawan petri yang sudah terisi
I mL sampel, selanjutnya tuang media PCA sebanyak 15 mL. Setelah itu, dihomogenkan lalu
lakukan pemutaran cawan membentuk angka 8 agar media PCA dan sampelnya tercampur
sempurna. Biarkan sampai campuran dalam cawan petri memadat. Masukkan semua cawan
petri dengan posisi terbalik ke dalam incubator dengan suhu 35°C selama 48 jam sesuai
SNI 2332.2:2015.