Trichinellosis
I. TRICHINOSIS
A. Etiologi
Trichinosis atau trichinellosis adalah salah satu penyakit parasit global yang
paling menyebar luas pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh infeksi larva
cacing nematoda Trichinella sp. Cacing ini tersebar sangat luas; dapat ditemukan pada
banyak hewan domestik, liar, hingga manusia.
Trichinellosis diketahui merupakan penyakit yang sudah ada sejak dahulu,
namun baru dalam 150 tahun terakhir Trichinella dapat terlihat dan ditetapkan sebagai
agen parasit penyebabnya. Trichinella diketahui berasal dari daerah arktik dan
subarktik dimana banyak ditemukan hewan predator di alam bebas. Sekarang
Trichinella dapat ditemukan di seluruh belahan dunia, dengan babi dan manusia
menjadi bagian penting dalam siklus hidup dan penyebarannya.
Trichinella spiralis adalah spesies yang paling umum ditemukan, berukuran
kecil (panjang 1-4 mm), dengan betina lebih panjang daripada pejantan. Bersifat
vivipar, setelah kopulasi betina akan melepaskan atau “melahirkan” ratusan hingga
ribuan larva. Dari 8 spesies yang ada, T. spiralis, T. nativa, T. britovi, T. murelli, dan
T. nelsoni akan memiliki kapsulasi (kista) dan hanya menginfeksi mamalia. Sementara
T. pseudospiralis, T. papuae, dan T. zimbabwensis tidak akan memiliki kapsulasi
(kista) dan dapat menginfeksi mamlia, aves, dan reptil. (Foreyt, 2013)
(Foreyt, 2013)
B. Patogenesis
Pada alam liar, metode utama transmisinya melalui predasi, kanibalisme, dan
memakan bangkai, namun ditemukan juga bahwa hewan coprophagy yang memakan
feses hewan terinfeksi dan hewan yang memakan artropoda yang baru saja memakan
daging yang terinfeksi dapat pula terinfeksi. Pada manusia, infeksi terjadi ketika
memakan daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan matang.
2. Siklus Hidup
C. Gejala Klinis
Sakit reumatik, lemah, kekakuan otot (pada infestasi berat di otot), miosis, diare,
edema, demam, emasiasi, dan dispnoea. Pada hewan, bagaimanapun, gejala-gejala ini
sulit teramati. (Anthony, 1961)
D. Diagnosa
(Foreyt, 2013)