Anda di halaman 1dari 5

KASUS TENTANG

PROSEDUR PENGURUSAN SURAT

Kendala Terkait Kelengkapan Dokumen Persyaratan

Pelajari terlebih dahulu persyaratan dan kelengkapan dokumen


terkait dengan pendirian PT. Saat ini pemerintah tengah gencar melakukan
perbaikan untuk memperbaiki proses memulai bisnis di Indonesia. Hanya
saja, terkadang sosialisasi tidak dilakukan dengan baik dan tidak semua
instansi pemerintah menyediakan informasi yang terkini di website mereka.
Contoh yang terbaru adalah saat mengurus SKDP (Surat Keterangan
Domisili Perusahaan) di kelurahan setempat sebagai salah satu syarat
pendirian PT. Untuk mengurus SKDP saat ini, terdapat persyaratan
tambahan berupa BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Ketenagakerjaan atas nama PT Anda. Kewajiban BPJS ini tidak
tersosialisasikan dengan baik dan baru diketahui bila mengurus langsung ke
PTSP. Untuk mengurus BPJS Ketenagakerjaan membutuhkan tambahan
biaya dan waktu. Artinya, pengurusan BPJS Ketenagakerjaan akan sedikit
memperlambat proses pendirian PT.

Salah satu hal menarik lainnya adalah jika domisili yang Anda
ajukan SKDP nya berstatus sewa. Artinya dalam pengurusan SKDP, surat
perjanjian sewa yang Anda pegang menjadi salah satu dokumen
persyaratan. Ketentuannya, SKDP berlaku untuk satu tahun. Tapi, SKDP
Anda bisa jadi berlaku kurang dari satu tahun mengikuti sisa masa sewa
dalam surat perjanjian sewa. Misalnya, masa sewa adalah Agustus 2015
sampai dengan Agustus 2016. Jika permohonan SKDP diajukan pada
Februari 2016, maka masa berlaku SKDP PT Anda kurang dari setahun
karena hanya berlaku sampai dengan Agustus 2016.

Belum lagi di beberapa wilayah, SKDP baru bisa diajukan jika


peruntukan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) sesuai. Artinya, peruntukan
dalam IMB bangunan yang dijadikan domisili usaha harus untuk tempat
usaha atau campuran antara tempat tinggal dan tempat usaha (ruko). Kota
lainnya memperbolehkan peruntukan dalam IMB untuk tempat tinggal
dijadikan sebagai domisili usaha. Lebih detail tentang hal ini dapat Anda
konfirmasi ke kelurahan setempat.

Perjuangan Anda belum usai. Saat mengurus NPWP (Nomor Pokok


Wajib Pajak) Badan untuk PT Anda, bisa jadi Anda akan terkendala jika
yang menjadi direktur utama adalah perempuan menikah yang belum
memiliki NPWP pribadi. Beberapa kantor pajak akan menolak memberikan
NPWP dengan alasan NPWP nya akan disatukan dengan NPWP suami.
Sementara NPWP pribadi si direktur utama PT merupakan salah satu
dokumen persyaratan dalam pengurusan berbagai dokumen legalitas PT.
Selain itu, untuk pengajuan NPWP Badan saat ini diperlukan NPWP
direktur utama dengan format terbaru dimana dalam kartu NPWP pribadi itu
tercantum NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan alamat sesuai KTP
direktur utama PT Anda.

Solusi: Datang langsung ke PTSP setempat untuk mengetahui


persyaratan terkini atau hubungi Easybiz untuk memberikan solusi
pendirian badan usaha. Pastikan pula dokumen seperti KTP dan
NPWP formatnya sesuai dengan persyaratan.
KASUS DAN SOLUSI

5 R MANAJEMEN PERKANTORAN

Membangun Budaya 5R di Area Kerja

Sebagai salah satu perusahaan pabrik Kabel Indonesia, PT.


Sutrakabel Intimandiri terus melakukan perbaikan secara berkesinambungan
terhadap sistem mutu dan lingkungan yang sesuai dengan kebijakan sistem
manajemen terintegrasi PT. Sutrakabel Intimandiri yang merupakan salah
satu dari penyuplai kabel listrik untuk PT. PLN Persero. Pada bulan
Desember tahun 2014 PT. Sutrakabel Intimandiri telah meraih bendera emas
dalam menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Ini merupakan pencapaian yang sangat tidak mudah, namun berkat
kerja keras dan komitmen dari Top Manajemen dan seluruh staff PT.
Sutrakabel Intimandiri bisa mendapatkan hasil yang terbaik.

Konsep 5R Dalam Sebuah Perusahaan – Kerapihan tempat kerja


dan kedisiplinan pekerja untuk menata area kerjanya menjadi faktor penting
untuk meningkatkan efisiensi kerja dan juga menjaga kualitas mutu dan
lingkungan. Karena tempat kerja yang tidak tertata dan penempatan
peralatan atau perkakas yang tidak rapi dapat menghambat kelancaran
pekerjaan, dan akan membuat waktu penyelasaian pekerjaan juga semakin
lama. Pengenalan Budaya 5R kepada seluruh staff dan operator PT.
Sutrakabel Intimandiri masih terus di lakukan melalui beberapa pelatihan-
pelatihan internal kepada seluruh staff dan operator, karena hal ini sangat
tidak mudah untuk membangun sebuah budaya 5R secara konsisten.

Konsep 5R atau 5S yang merupakan budaya kerja negara Jepang


memberikan solusi untuk mengatasi masalah housekeeping ini. Konsep 5R
adalah konsep pemanfaatan tempat kerja yang mencakup peralatan,
dokumen, bangunan, atau ruangan, untuk menciptakan area kerja yang rapih
dan meningkatkan disiplin kerja.

Perlu nya menerapkan 5R di Perusahaan :

a. Meningkatkan efisiensi kerja


b. Meningkatkan produktifitas
c. Meningkatkan Kualitas Kerja
d. Menciptakan tempat yang aman dan nyaman untuk bekerja/
meningkatkan Kinerja K3
e. Meningkatkan rasa kedisiplinan
f. Meningkatkan citra perusahaan.
Kaitan kerapihan dengan keselamatan kerja sangatlah erat, area kerja
yang tidak rapi dapat menyebabkan kecelakaan, area kerja yang tidak bersih
juga berbahaya. Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai 5R atau 5S sangat
membantu menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman.

5R atau 5S terdiri dari Ringkas (Seiri), Rapi (Seiton), Resik (Seiso),


Rawat (Seiketsu), Rajin (Shitsuke).

a. Ringkas (Seiri)
Ringkas dapat dilakukan dengan cara menyingkirkan barang-
barang, atau berkas yang tidak diperlukan dan memisahkan berkas
atau barang yang sering digunakan dan yang jarang digunakan.
Kebiasaan menyimpan atau mengumpulkan barang-barang tanpa
mengetahui kapan akan digunakan akan menjadi sampah di area
kerja kita, penumpukan barang-barang ini akan membuat area kerja
kita tidak ringkas. Kebiasaan seperti itu akan memerlukan ruang
yang semakin luas untuk menampung barang-barang tersebut.
b. Rapi (Seiton)
Anda pernah mengalami kehilangan alat tulis disaat-saat
mendesak, atau kesulitan mencari berkas? Entah karena tertinggal
diruangan lain atau karena lupa meletakkan, itu tanda bahwa tempat
kerja anda tidak rapi. Rapi dapat dilakukan dengan mengatur barang-
barang pada tempat yang telah disiapkan agar mudah diakses dan
lebih efektif. Berikan label-label untuk memudahkan dalam
mengakses, dan letakakkan barang yang berat dibagian bawah serta
yang ringan dibagian atas.
c. Resik (Seiso)
Bersihkan seluruh area kerja agar lebih bersih, mulailah
membersihkan dari bagian paling atas dan lanjutkan ke bagian
bawah sampai semua area dibersihkan. Lakukan penggantian untuk
barang atau perlengkapan yang mungkin sudah tidak layak, seperti
kabel, lantai kerja yang rusak, selang yang bocor, keran yang rusak,
dan sebagainya.
d. Rawat (Seiketsu)
Kondisi area kerja yang sudah rapih dan resik harus terus
dijaga konsistensinya, buatlah standar prosedur untuk dijadikan
acuan seluruh karyawan. Buatlah standar seperti warna label atau
garis demarkasi di area kerja. Standar ini harus disahkan dan
diletakkan pada area kerja yang mudah dilihat oleh seluruh
karyawan.
e. Rajin (Shitsuke)
Semua konsep yang telah diterapkan ini harus tetap dijaga,
untuk membantu agar penerapan 5R ini dapat terus dijaga. Dapat
dilakukan dengan :
a) Pengembangan Kesadaran Karyawan
b) Inspeksi atau Audit 5R
c) Lomba 5R
d) Kampanye 5R (rambu, spanduk, banner, dan lainnya)
e) Lomba Ide perbaikan (Continuous Improvement)

Solusinya :Membangun budaya 5R di perusahaan tidaklah semudah


yang dibayangkan, oleh karena itu peranan level Top manajemen
sangat memegang peranan penting untuk memberikan contoh dan
menjadi panutan dalam membangun budaya 5R di perusahaan.
Aturan yang jelas dan pelaksanaan audit yang terus menerus sangat
diperlukan, bila diperlukan, perlu adanya aturan mengenai sangsi
terhadap karyawan yang tidak melaksanakannya.

Anda mungkin juga menyukai