Anda di halaman 1dari 133

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM

(Survei Perusahaan UMKM PDAM Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka Barat)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Program

Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

RAKA YUDHA BIRAHMA

15.152.0179

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2019
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM

(Survei Perusahaan UMKM PDAM Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka Barat)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

RAKA YUDHA BIRAHMA

15.152.0179

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2019

ii
iii
iv
v
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI
AKUNTANSI PADA UMKM
(Survei Perusahaan UMKM PDAM Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka Barat)

ABSTRAK

Secara umum, Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disebut dengan UMKM
adalah salah satu aktivita ekonomi yang dilakukan mayoritas warga negara di Indonesia.
Salah satu yang menjadi penting bagi UMKM yaitu penggunaan informasi akuntansi,
dimana peneliti melakukan surveynya di PDAM TSS Bangka Barat. Dalam permasalahan
UMKM terdiri dari beberapa permasalahan, terutama di usaha kecil seperti kesalahan
barang yang dikirim, proses biroklasi atau pembayaran yang lambat di pemerintahan,
harga yang tidak sesuai, barang yang terlambat datang, dan persaingan yang tidak
kompotitif atau tiak sehat. Sehingga pihak PDAM tersebut menjadi kesulitan untuk bisa
berkembang. Tujuan dari penelitia ini yaitu untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya
jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, latar belakang pendidikan, dan
pengetahuan akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
Populasi dalam penelitian tersebut yaitu seluruh pemilik dan karyawan UMKM
berjumlah 55 karyawan tetap UMKM. Untuk sampel penelitian dikarenakan populasinya
kurang dari 100 orang, maka sampelnya sama di populasi sebanyak 55 karyawan tetap
UMKM. Pengumpulan data yang digunakan yakni menggunakan penyebaran kuesioner
kepada pemilik dan karyawan UMKM. Data-data yang dianalisis yaitu uji validitas,
reliabilitas, statistik deskriptif, uji normalitas, multikoliniearitas, heteroskedastisitas,
analisis regresi linear berganda, uji koefisien determinasi, uji simultan dan uji parsial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk uji simultan atau secara bersama-sama
kelima variabel bersifat berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada UMKM. Sedangkan untuk uji parsial atau secara sendiri-sendiri bahwa variabel
jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, dan latar belakang pendidikan
hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM, sementara itu untuk variabel lainnya yaitu pengetahuan akuntansi hasilnya
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.

Kata Kunci: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Penggunaan Informasi
Akuntansi, PDAM.

vi
FACTORS THAT AFFECT THE USE OF ACCOUNTING INFORMATION IN
UMKM
(Survey of UMKM PDAM Tirta Sejiran Setason, West Bangka Regency)

ABSTRACT

In general, Micro, Small and Medium Enterprises, or commonly called MSMEs,


are one of the economic activities carried out by the majority of citizens in Indonesia. One
that is important for UMKM is the use of accounting information, in which researchers
conduct surveys in the West Bangka PDAM TSS. The UMKM problem consists of a
number of problems, especially in small businesses such as the error of goods sent,
bureaucratic processes or slow payment in government, inappropriate prices, late arrival
of goods, and competition that is not complex or unhealthy. So that the PDAM has
difficulty developing. The purpose of this research is to determine the effect of whether or
not the last level of education, scale of business, length of business, educational
background, and accounting knowledge of the use of accounting information at UMKM.
The population in this study is that all owners and employees of UMKM are 55
permanent employees of UMKM. For the study sample because the population is less than
100 people, the sample is the same in a population of 55 permanent UMKM employees.
The data collection used is using questionnaires to UMKM owners and employees. The
data analyzed are validity, reliability, descriptive statistics, normality test,
multicollinearity, heteroscedasticity, multiple linear regression analysis, coefficient of
determination test, simultaneous test and partial test.
The results showed that for the simultaneous test or jointly the five variables had a
significant effect on the use of accounting information at UMKM. Whereas for partial or
individual tests that the variables of the last level of education, scale of business, length of
business, and educational background the results did not significantly influence the use of
accounting information at UMKM, while for other variables namely accounting knowledge
the results had a significant effect on the use of information accounting at UMKM.

Keywords: Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM), Use of Accounting


Information, PDAM.

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jadilah seperti karang dilautan yang kuat dihanam ombak dan kerjakanlah hal yang

bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat

hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada kepada Dia-lah tempat

meminta dan memohon (Syamsul Hadi).

KU PERSEMBAHKAN UNTUK

 Allah SWT

 Nabi Besar Muhammad SAW

 Kedua Orang Tuaku Tersayang

 Saudara-Saudaraku Tersayang

 Pembimbingku Yang Terhormat

 Teman-Teman Seperjuangan

Angkatan 2015

 Almamaterku Univ. Bina Darma


Palembang

viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

FOTO
3X4

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Raka Yudha Birahma


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 15.152.0179
5 Tempat Dan Tanggal Lahir Palembang, 25 Maret 1996
6 E-mail rakayudabirahma@gmail.com
7 No. HP/WA 082184426630

B. Riwayat Pendidikan Formal

- SD SMP SMA Universitas


Nama Instansi SD N 3 SMP N 1 SMA N 1 Bina Darma
Muntok Muntok Muntok Palembang
Jurusan - - IPS Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014 2015-2019

C. Seminar dan Kegiatan Yang Diikuti

No Nama Seminar / Kegiatan Waktu dan Tempat


1 Seminar Kendala dan Solusi 31 Juni 2015, PDAM TSS Muntok
Pemanfaatan Air Baku untuk Air Minum
2 Seminar Mengenal Lebih Jauh Bisnis 02 Oktober 2015, Univ. Sriwijaya

ix
Perusahaan Pembiayaan
3 Zahir Accounting 5 03 Oktober 2016, Univ. Bina Darma
4 Seminar Wirausaha Muda Bina Darma 21 Desember 2016, Univ. Bina
Darma
5 Seminar Workshop Pemantauan 02 November 2017, PDAM TSS
Pengolahan dan Distribusi Air Minum Muntok
Untuk PDAM Bangka Barat
6 Bimbingan Teknis Penerapan Sistem 02 Febuari 2018, PDAM TSS
Pengendalian Intern Pada PDAM Muntok
7 Pelatihan Customer Service Di Batam, 10 Juli 2018, PERPAMSI dan PT.
Kepulauan Riau ADHYA TIRTA BATAM
8 Praktek Kerja Lapangan / Magang 10 Oktober 2018, PDAM Tirta
Musi Palembang
9 Seminar dan Forum Diskusi Mahasiswa 20 Desember 2018, Univ. Bina
Ekonomi Se-Kota Palembang Darma
10 Seminar Lembaga Diklat keuangan dan 14 Febuari 2019, S-One Hotel
Informasi Perpajakan Indonesia Palembang
11 Seminar Career Coaching 20 Agustus, 2019, Univ. Bina
Darma

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya

Palembang, Agustus 2019

Penulis,

Raka Yudha Birahma


NIM: 15.152.0179

x
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan

karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN

INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM” dalam rangka memenuhi persyaratan

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Bina Darma

Palembang.

Pada saat penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan dan nasishat dari berbagai pihak, sehingga dapat membantu dalam proses

penyusunan skripsi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis berkeinginan

untuk mengucapkan terima kasih terutama kepada:

1. Ibu Dr. Sunda Arina, M.Pd., M.M. selaku Rektor Universitas Bina Darma

Palembang.

2. Bapak Dr. Muji Gunarto, S.Si., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Bina Darma Palembang.

3. Bapak Ade Kemala Jaya, S.E., M.Acc., AK., CA, selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang.

4. Ibu Siti Nurhayati Nafsiah, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan sehingga proposal skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

xi
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Bina

Darma Palembang.

6. Bapak Abdi Nursahri, ST, selaku Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka Barat.

7. Kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan semangat dan doa kepada

penulis, dan tidak lupa kepada saudara-saudaraku yang juga memberikan doa agar

Proposal Skripsi ini berjalan dengan lancar.

8. Kepada teman-teman seperjuangan khususnya Jurusan Akuntansi angkatan 2015.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, dikarenakan masih terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

kesempurnaan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi

pembaca dan penulis sendiri. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga

Allah SWT memberikan rahmat dan ridhonya kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Palembang, Juli 2019

Raka Yudha Birahma

xii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN DEPAN……………………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI……………………...…………. iii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iv

SURAT PERNYATAAN………………………………………………… v

ABSTRAK………………………………………………………………… vi

ABSTRACT………………………………………………………………. vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………….. viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………… ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………. xi

DAFTAR ISI……………………………………………………………… xiii

DAFTAR TABEL………………………………………………………… xix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xxi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xxii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………. 7

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….. 7

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………… 8

` 1.5 Tempat Serta Waktu Penelitian………………………………… 9

1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 11

xiii
Halaman

2.1 Kajian Umum Berupa UMKM…………………………………. 11

2.1.1 Pengertian UMKM Beserta Pengelompokannya…………. 11

2.1.2 Standar Beserta Identitas UMKM………………………… 13

2.1.3 Keadaan Beserta kemampuan pertumbuhan UMKM…….. 15

2.2 Pengertian Informasi……………………………………………. 17

2.3 Pengetahuan/Definisi akuntansi………………………………… 19

2.3.1 Akuntansi Sebagai Suatu Proses…………………………... 21

2.3.2 Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi……………..... 21

2.3.3 Kegunaan Akuntansi……………………………………… 21

2.3.4 Aspek Akuntansi…………………………………………. 22

2.4 Informasi Akuntansi…………………………………………… 25

2.4.1 Pengertian Informasi Akuntansi………………………….. 25

2.4.2 Tujuan Informasi Akuntansi……………………………… 26

2.5 Sistem Informasi Perusahaan…………………………………... 27

2.6 Manfaat Informasi Akuntansi Bagi Usaha Kecil Menengah…… 28

2.7 Laporan Keuangan……………………………………………… 29

2.7.1 Tujuan Laporan Keuangan………………………………… 30

2.7.2 Pemakai Laporan Keuangan………………………………. 31

2.7.3 Kualitas Laporan Keuangan………………………………. 33

2.8 SAK Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik……………………… 35

2.9 Jenis Laporan Keuangan Dalam SAK ETAP…………………… 36

2.10 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi

Akuntansi………………………………………………………... 37

2.10.1 Jenjang Pendidikan Pemilik………………………………... 37

xiv
Halaman

2.10.2 Skala Usaha………………………………………………… 38

2.10.3 Lama Usaha………………………………………………… 39

2.10.4 Latar Belakang Pendidikan………………………………… 39

2.10.5 Pengetahuan Akuntansi…………………………………….. 40

2.11 Penelitian Terdahulu……………………………………………... 41

2.12 Kerangka Pemikiran……………………………………………… 42

2.13 Hipotesis Pemikiran………………………………………………. 44

2.13.1 Pengaruh Jenjang Pendidikan Pemilik Terhadap Penggunaan

Informasi Akuntansi…………………………………………. 45

2.13.2 Pengaruh Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi……………………………………………………. 45

2.13.3 Pengaruh Lama Usaha Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi…………………………………………………….. 46

2.13.4 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Penggunaan

Informasi Akuntansi………………………………………… 46

2.13.5 Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Terhadap Penggunaan

Informasi Akuntansi………………………………………… 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………...………………… 49

3.1 Objek Penelitian…………………………………………………... 49

3.2 Metode Penelitian…………………………………………………. 49

3.3 Jenis Data…………………………………………………………. 49

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………… 50

3.4.1 Populasi………………………………………………………. 50

3.4.2 Sampel……………………………………………………….. 51

xv
Halaman

3.5 Metode Pengumpulan Data………………………………………. 51

3.6 Operasional Variabel Penelitian………………………………….. 52

3.6.1 Jenjang Pendidikan Pemilik (X1)……………………………. 52

3.6.2 Skala Usaha (X2)…………………………………………….. 53

3.6.3 Lama Usaha (X3)…………………………………………….. 53

3.6.4 Latar Belakang Pendidikan (X4)…………………………….. 54

3.6.5 Pengetahuan Akuntansi (X5)………………………………… 54

3.6.6 Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)………………………. 54

3.7 Metode Analisis Data…………………………………………….. 58

3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………... 58

3.7.1.1 Uji Validitas……………………………………………. 58

3.7.1.2 Uji Reliabilitas………………………………………….. 60

3.7.2 Statistik Deskriptif…………………………………………… 61

3.7.3 Pemilihan Uji Statistik……………………………………….. 61

3.7.3.1 Pengujian Asumsi Klasik……………………………….. 62

3.7.3.2 Teknik Analisis Regresi Linear Berganda……………… 65

3.8 Pengujian Hipotesis………………………………………………... 66

3.8.1 Uji Koefisien Determinasi / (R2)………………………………. 66

3.8.2 Uji Simultan (F-test)…………………………………………. 66

3.8.3 Uji Parsial (t-test)……………………………………………. 67

3.9 Penetapan Tingkat Signifikansi (α)……………………………….. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 70

4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………….. 70

4.1.1 Gambaran Umum Responden……………………………….. 70

xvi
Halaman

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian………………………………... 72

4.1.2.1 Gambaran Mengenai Jenjang Pendidikan Terakhir……. 72

4.1.2.2 Gambaran Mengenai Skala Usaha……………………… 73

4.1.2.3 Gambaran Mengenai Lama Usaha……………………... 75

4.1.2.4 Gambaran Mengenai Latar Belakang Pendidikan……… 76

4.1.2.5 Gambaran Mengenai Pengetahuan Akuntansi………….. 77

4.1.2.6 Gambaran Mengenai Penggunaan Informasi Akuntansi… 80

4.2 Analisis Jawaban Responden…………………………………….. 84

4.2.1 Uji Validitas dan reliabilitas……………………………….. 85

4.2.1.1 Hasil Pengujian Validitas……………………………... 85

4.2.1.2 Hasil Pengujian Reliabilitas…………………………… 86

4.2.2 Statistik Deskriptif………………………………………… 87

4.2.3 Pengujian Asumsi Klasik………………………………….. 89

4.2.3.1 Uji Normalitas………………………………………… 89

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas…………………………………... 90

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas………………………………... 91

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda………………………… 92

4.2.5 Pengujian Hipotesis……………………………………….. 94

4.2.5.1 Koefisien Determinasi (R2)…………………………… 94

4.2.5.2 Secara Simultan (Uji F)………………………………. 95

4.2.5.3 Secara Parsial (Uji T)…………………………………. 96

4.3 Pembahasan……………………………………………………… 99

4.3.1 Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM…………. 99

xvii
Halaman

4.3.2 Pembahasan Secara Simultan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntnasi………… 100

4.3.3 Pembahasan Secara Parsial Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi………… 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 107

5.1 Kesimpulan………………………………………………………. 107

5.2 Saran……………………………………………………………... 109

DAFTAR PUSTAKA

xviii
DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Kelompok UMKM Berdasarkan Jumlah Pembelian Barang…………... 4

2.1 Penggelompokkan UMKM Berlandaskan Skala Usaha……………………. 16

2.2 Kelompok UMKM Berdasarkan Atas Dasar Harga Belaku…………… 16

2.3 Kelompok UMKM Berdasarkan Pertumbuhan………………………… 17

2.4 Penelitian Terdahulu……………………………………………………. 42

3.1 Populasi Penelitian……………………………………………………… 50

3.2 Operasional Variabel…………………………………………………… 56

3.3 Skor Untuk Jawaban Kuesioner Variabel (X5) dan (Y)………………... 58

4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………………. 71

4.2 Kelompok Responden Berdasarkan Usia………………………………. 71

4.3 Kelompok Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir……... 72

4.4 Kelompok Responden Berdasarkan Aset………………………………. 73

4.5 Kelompok Redponden Berdasarkan Jumlah Karyawan………………... 74

4.6 Kelompok Responden Berdasarkan Penjualan…………………………. 75

4.7 Kelompok Responden Berdasarkan LamaUsaha Berjalan……………... 76

4.8 Kelompok Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan………. 77

4.9 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Pengetahuan

Akuntansi di UMKM…………………………………………………… 80

4.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi di UMKM…………………………………………………… 83

4.11 Validitas Variabel Pengetahuan Akuntansi……………………………... 86

4.12 Validitas Variabel Penggunaan Informasi Akuntansi…………………... 86

4.13 Reliabilitas Variabel (X5) dan (Y)……………………………………… 87

xix
Halaman

4.14 Statistik Deskriptif…………………………………………………....... 88

4.15 Koefisien Uji Multikolinearitas………………………………………… 90

4.16 Koefisien Analisis Regresi Linear Berganda…………………………... 92

4.17 Koefisien Determinasi…………………………………………………. 94

4.18 Secara Simultan (Uji F)………………………………………………… 95

4.19 Koefisien Uji T…………………………………………………………. 96

xx
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………………….. 44

4.1 Uji Normalitas…………………………………………………………... 89

4.2 Uji Heteroskedastisitas…………………………………………………. 91

xxi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Jawaban Responden

Lampiran 2 : Fomulir Pemohonan Judul TA/Skripsi

Lampiran 3 : SK Pembimbing

Lampiran 4 : Fomulir Nota Dinas

Lampiran 5 : Surat Balasan Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 7 : Fomulir Kartu Peserta Seminar Proposal

Lampiran 8 : Surat Keterangan Lulus Ujian Seminar Proposal

Lampiran 9 : Surat Keterangan Lulus Ujian Sarjana/Komprehensif

Lampiran 10 : Fomulir Perbaikan Proposal Penelitian

Lampiran 11 : Fomulir Perbaikan Komprehensif

xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu, permasalahan yang terjadi di Usaha Mikro Kecil

dan Menengah atau disebut dengan singkatan UMKM di Negara Indonesia menjadi

perhatian pemerintah. Hal ini dikarenakan munculnya banyak pesaing-pesiang baru

secara global dan juga banyaknya permasalahan yang terjadi seperti menciptakan

brand dan desain, sehingga UMKM di Indonesia menjadi kalah bersaing dengan

Negara lainnya. Pada tahun 2019, jumlah UMKM di Indonesia saat ini sudah

mencapai sekitar 56 juta dengan kompleks permasalahan yang ada. Hal ini

dikhawartirkan akan mengalami kegagalan serta kerugian yang lumayan besar baik di

perusahaan kecil maupun perusahaan menengah dalam mengembangkan usaha

tersebut (Farras, 2019).

Untuk bisa mengatasi permasalahan yang ada, perlu adanya suatu solusi, salah

satunya dengan melakukan kewirausahaan. Kewirausahaan yaitu suatu proses dengan

menciptakan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu

yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya,

serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan secara pribadi. Dengan melakukan

kegiatan kewirausahaan, maka membuat masyarakat menjadi mandiri dan akan

menciptakan peluang dirinya sendiri untuk meraih suatu keuntungan. Hal ini akan

membuka kesempatan untuk mendapatkan sebuah lapangan pekerjaan bagi orang

yang melakukan kegiatan tersebut.

Secara umum, Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disebut dengan

UMKM adalah salah satu aktivita ekonomi yang dilakukan mayoritas warga negara di

1
2

Indonesia . Menurut (UU No. 20 Tahun 2008), UMKM bertujuan menumbuhkan dan

mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional

berdasarkan demokrasi ekonomi dan berkeadilan. UMKM mempunyai suatu

partisipasi yang signifikan baik didalam pemasukan pegawai, pembentuk Produk

Domestik Bruto atau disebut dengan PDB, angka ekspor nasional, serta investigasi

nasional. Berdasarkan (Kementerian Koperasia atau KK Serta UMKM, 2018),

mengatakan bahwa jumlah Unit Usaha UMKM di Indonesia pada tahun 2017

mencapai sekitar 62.922.617 unit dan Tenaga Kerjanya sebesar 116.673.416 orang.

Berdasarkan nilai tersebut, maka terbukti bahwa perekonomian di Indonesia semakin

berkembang dari tahun ke tahun dan akan semakin bagus jika UMKM di Indonesia

tidak mengalami permasalahan sehingga terhindar dari kondisi krisis yang

dihadapinya, seperti masalah krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 dan krisis

ekonomi global pada tahun 2008, yang dimana pada tahun 2008 tersebut sempat

menggemparkan Negara Indonesia dan hanya UMKM saja yang masih sempat berdiri

kokoh.

Menurut (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008) tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM), usaha kecil dan menengah adalah sebuah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari usaha menengah atau usaha besar yang dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tersebut.

Berdasarkan (Peraturan BI No. 14/22/PBI/2012 Pasal Ke-lima) berupa akan

penyerahan kredit / pembiayaan dengan bank umum berisi bentuk pembangunan

UMKM pada penyerahan kredit / pembiayaan UMKM, yang merupakan salah satu
3

peraturannya yaitu memiliki informasi berupa akuntansi yang berbentuk laporan

keuangan yang disediakan oleh UMKM .

Secara umum, Informasi akuntansi merupakan suatu alat yang dipakai bagi

pengguna informasi akuntansi akan pengambilan keputusan, khususnya pelaku bisnis

(Nicholls and Holmes, 1989). Penggunaan informasi akuntansi digunakan untuk

perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional.

Informasi akuntansi juga digunakan dalam penelitian berdasarkan manfaat bagi para

pemakai baik informasi akuntansi statutory, informasi anggaran dan informasi

akuntansi tambahan. Menurut pemerintah maupun komunitas akuntansi, mereka telah

menegaskan bahwa informasi akuntansi bagi UMKM sangatlah penting dalam

melakukan pencatatan maupun penyelenggaraan. Untuk bisa mendapatkan hasil yang

memadai, informasi akuntansi membutuhkan sebuah informasi yang bersifat

signifikan serta waktu yang tepat buat perancangan, penanganan, pengambil hasil

keputusan akhir serta penilaian prestasi atau disebut dengan evaluasi kinerja.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu sebuah bentuk untuk melaksanakan

pembagunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat, penyelenggaraan

kemanfaatan umum, dan peningkatan peghasilan pemerintahan daerah. Salah satu

yang menjadi bagian BUMD yaitu di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Sejiran Setason Kab. Bangka Barat, yang merupakan suatu perusahaan bergerak

dalam penyajian dan distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Dalam suatu

penelitian, penulis memfokuskan pada bagian pemilik dan karyawan UMKM yang

merupakan Perusahaan UMKM dari PDAM di Kab. Bangka Barat. Dari kedua

perusahaan tersebut, PDAM memiliki keterkaitan dengan UMKM yaitu hubungan

sebagai mitra kerja, dimana hubungan tersebut bertujuan untuk melengkapi kebutuhan

serta saling menguntungkan untuk kedua belah pihak.


4

Dibalik kerja sama antara pemilik UMKM dan PDAM Kab. Bangka Barat,

terdapat beberapa pemasalahan yang harus dihadapi oleh beberapa rekanan usaha

kecil seperti kesalahan barang yang dikirim, proses biroklasi atau pembayaran yang

lambat di pemerintahan, harga yang tidak sesuai, barang yang terlambat datang, dan

persaingan yang tidak kompentitif atau tidak sehat. Untuk memperkuat permasalahan

tersebut, berikut merupakan data yang terkait berupa jumlah pembelian barang oleh

pihak PDAM kepada pihak UMKM:

Tahun Jumlah
2017 Rp 684.539.031
2018 Rp 684.480.500
Sumber: PDAM Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka Barat, 2019

Tabel 1.1 Kelompok UMKM Berdasarkan Jumlah Pembelian Barang

Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui, bahwa jumlah pembelian

barang oleh pihak PDAM kepada pihak UMKM selama satu periode mengalami

penurunan. Hal ini terbukti bahwa informasi akuntansi pada pemilik UMKM di usaha

kecil tidaklah relevan dan tidak tepat waktu, sehingga pihak PDAM tersebut menjadi

kesulitan untuk bisa berkembang. Permasalahan penggunaan informasi akuntansi

membuat pemilik di UMKM menjadi kewalahan dalam menjalankan bisnisnya.

Dalam permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah informasi akuntansi yang memadai

dan tepat waktu. Penggunaan informasi akuntansi yang baik diperlukan guna

mengatasi permasalahan yang terjadi sehingga tidak terjadi kerugian di PDAM Kab.

Bangka Barat. Informasi akuntansi dalam UMKM merupakan rangkaian proses yang

meliputi pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,

pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan yang berguna untuk meningkatkan

pengelolahan perusahaannya.
5

Beberapa faktor yang diambil dalam permasalahan terhadap informasi

akuntansi tersebut diantaranya, pertama jenjang pendidikan terakhir dimana tentang

rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki akan mempengaruhi pemahaman dalam

pengambilan keputusan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan

semakin tinggi tingkat pemahaman yang didapatkan pimpinan dalam menggunakan

informasi akuntansi. Kedua skala usaha merupakan kemampuan perusahaan dalam

mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang dipekerjakan dan

berapa besar penjualan dan aset yang diperoleh perusahaan dalam satu periode

akuntansi. Semakin besar skala usaha yang dibutuhkan, maka semakin tinggi juga

informasi demi mengambil langkah-langkah yang harus dijalani perusahaan dimasa

yang akan datang. Ketiga lama usaha dimana lamanya UMKM itu berdiri, melalui

anggapan maka semakin lama usaha tersebut berjalan, hal tersebut akan menyebabkan

adanya kemajuan usaha yang bersifat signifikan baik kearah positif maupun negatif.

Perkembangan dari perusahaan tersebut tergantung dari iklim perdagangan serta

persaingan yang bearti di dunia pasar maupun usaha. Keempat latar belakang

pendidikan akuntansi maupun ekonomi dimana orang tersebut bisa membentuk

peraktek mengenai penggunaan informasi akuntansi berprofesi kian berharga untuk

perusahaan tersebut, dikarenkan mereka kian dapat memahami keahlian serta

penggunaan informasi akuntansi dibandingkan dengan orang yang memiliki latar

belakang pendidikan dibagian berpa akuntansi maupun diluar ekonomi sekalipun.

Berikutnya faktor terakhir yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi

adalah pengetahuan akuntansi. Jika seorang wirausaha memiliki pengetahuan tentang

akuntansi yang baik maka wirausaha ini akan dapat menggunakan dan memahami

informasi-informasi akuntansi yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Dalam

penelitian ini, faktor-faktor yang difokuskan untuk diteliti yakni jenjang pendidikan
6

terakhir, skala usaha, lama usaha, latar belakang pendidikan, dan pengetahuan

akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Berdasarkan Penelitian (Aufar, 2013) mengatakan bahwa jenjang pendidikan

terakhir, ukuran perusahaan, lama usaha dan latar belakang pendidikan hasilnya

memiliki pengaruh positif bersifat signifikan terhadap penggunaa informasi akunansi

baik secara simultan maupun secara parsial.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, penulis mengembangkan penelitian ini

dari penelitian (Aufar, 2013), dimana yang menjadi perbedaan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian penulis terdiri dari dua. Perbedaan pertama yaitu

penambahan variabel bebas, dimana penelitian terdahulu menggunakan empat

variabel, sedangkan penulis menambahkan satu variabel bebas menjadi lima variabel

yakni jenjang pendidikan terkhir, skala usaha, lama usaha, latar belakang pendidikan

serta pengetahuan akuntansi yang berupa tingkat pemahaman tentang pengetahuan

akuntansi, dimana merupakan suatu metode pembelajaran yang berupa akuntansi

bakal meninggikan pemahaman perusahaan pemilik atau perusahaan manajer,

sehingga pengertian dalam menggunakan pengetahuan akuntansi akan berkembang.

Dan perbedaan kedua yaitu lokasi pengambilan data, dimana lokasi penelitian

terdahulu berada di perusahan rekanan PT. PLN (Persero) di Kota Bandung,

sedangkan penulis berada di perusahaan UMKM PDAM Tirta Sejiran Setason Kab.

Bangka Barat.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis

tertarik melakukan sebuah penelitian yang berjudul tentang “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM”.


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, maka penulis dapat merumuskan

masalah dalam penelitian ini, diantaranya:

1) Apakah jenjang pendidikan terakhir berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan informasi akuntansi pada UMKM ?

2) Apakah skala usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi

akuntansi pada UMKM ?

3) Apakah lama usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi

akuntansi pada UMKM ?

4) Apakah latar belakang pendidikan berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan informasi akuntansi pada UMKM ?

5) Apakah pengetahuan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan

informasi akuntansi pada UMKM ?

6) Apakah jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, latar belakang

pendidikan, dan pengetahuan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan informasi akuntansi pada UMKM ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan permasalahan yang ada, adapun tujuan dari penelitian

tersebut, diantaranya :

1) Untuk memgetahui berpengaruh atau tidaknya jenjang pendidikan terakhir

terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.

2) Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya skala usaha terhadap pengunaan

informasi akuntansi pada UMKM.

3) Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya lama usaha terhadap

penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.


8

4) Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya latar belakang pendidikan

terhadap penggunaan informasi akuntansi pad UMKM.

5) Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya pengetahuan akuntansi terhadap

penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.

6) Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya jenjang pendidikan terakhir,

skala usaha, lama usaha, latar belakang pendidikan, dan pengetahuan

akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.

1.4 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu :

1) Untuk Peneliti / Penulis

Penelitian ini dilakukan guna untuk menambahkan wawasan mengenai

pemahaman penulis untuk bidang akuntansi, khususnya mengenai penggunaan

informasi akuntansi.

2) Bagi Perusahaan Daerah Air Minum

Penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi perusahaan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang dapat

mampengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada UMKM supaya usaha

tersebut dapat berkembang menjadi lebih maju.

3) Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan, serta

dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang memiliki objek

penelitian yang sama.


9

1.5 Tempat Serta Waktu Penelitian

Penelitian ini bakalan dilakukan penyebaran berupa angket atau disebut

dengan kuesioner, untuk ruang lingkup untuk penelitian tersebut yaitu pemilik atau

bos dari perusahaan beserta karyawan UMKM yaitu berada di Perusahaan UMKM

PDAM Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka Barat. Waktu penelitian ini akan

dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai dengan Juni 2019.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara

garis besar dan menjelaskan isi dari penelitian sehingga dapat menggambarkan

keterkaitan antara bab yang satu dengan bab yang lain. Berikut akan diuraikan

sistematika pembahasan diantaranya :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan sedikit latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori yang melandasi

penelitian dan penelitian terdahulu.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan

sebagai objek dalam penelitian dan teknik dalam pengumpulan data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


10

Dalam bab ini akan dikemukakan berupa sejarah singkat perusahaan,

gambaran umum responden serta hasil penelitian berupa deskripsi

variabel penelitian dan analisis data penelitian.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini akan ditarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data

yang telah diuraikan pada Bab IV, serta diberikan saran berdasarkan

hasil analisis tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Umum Berupa UMKM

2.1.1 Pengertian UMKM Beserta Pengelompokannya


Menurut (Rijanto, 2015) Usaha Mikrro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain

berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga

berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. UMKM juga telah

terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis menerpa pada periode tahun

1997-1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh.

Menurut (Sari, 2017) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja memberikan

pelayanan ekonomi serta luas kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan

dan peningkatan terhadap masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan

berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Pada umumnya terdiri dari beberapa pengertianyang didapatkanlebih dari satu

instasi yang berlainan untuk mendapatkan pengertian yang berhubungan dengan

usaha mikro kecil dan menengah atau disebut dengan UMKM. Selanjutnya

merupakan difinisi berupa UMKM berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008,

Kementrian Koperasi beserta Bank Indonesia atau disebut dengan BI :

 Pengertian Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 Berkenaan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah atau UMKM :

11
12

“UM atau biasa disebut dengan Usaha Mikro merupakan usaha produktif milik

orang perorangan / badan usaha perorangan yang telah memenuhi standar

usaha mikro . UK atau biasa disebut dengan Usaha Kecil merupakan usaha

produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan

usaha bukan merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha Menengah adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.”

 Pengertian Berkenaan UMKM Berdasarkan KK atau Kementrerian Kopersai

Besertta UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah :

Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMi), adalah entitas usaha yang

mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- , tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling

banyak Rp 1.000.000.000,- . Sementara itu Usaha Menengah (UM) merupakan

entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih

lebih besar dari Rp 200.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000.000,- tidak

termasuk tanah dan bangunan.”

 Pengertian berkenaan UMKM Berdasarkan BI atau Bank Indonesia :

“Usaha Kecil adalah usaha produktif milik warga negara Indonesia, yang

berbentuk badan usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
13

atau badan usaha berbadan hukum seperti koperasi, bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. Memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000, tidak termasuk tanah dan

bangunan, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.200.000.000 per-

tahun. Sedangkan Usaha Menengah yaitu usaha yang memiliki kriteria aset

tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur

(Rp.200.000.000 s.d Rp.5.000.000.000) dan non-manufaktur (Rp.200.000.000

s.d Rp.600.000.000).”

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa usaha mikro,

kecil dan menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang digerakkan oleh orang

perorangan / badan usaha tetapi menggunakan modal usaha tertentu serta

keterbatasannya dalam meluaskan usaha, serta bukan anak perusahaan / afiliasi yang

dipunyai atau yang didapatkan oleh perusahaan .

2.1.2 Standar Beserta Identitas UMKM


Atas banyaknya pengertian yang mengartikan berupa Pemahaman UMKM

akan memicu banyaknnya kelainan persepsi pada urusan secara perkelompok /

pembagian UMKM. Maka dari itulah, di penelitian saat ini yang digunakan dengan

penyusun merupakan UU No. 20 Tahun 2008 menjadi sebuah motif guna penjenisan

UMKM termasuk bersumber standar yang terdapat di bawah ini, yakni:

 Standar beserta Identitas UM Menurut UU No. 20 Tahun 2008:

“Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan

paling banyak Rp 300.000.000,- . Memiliki jumlah tenaga kerja tidak lebih


14

dari empat orang. Standar UM diantaranya yaitu: jenis barang atau komoditi

usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat, belum

melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak

memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. Sumber daya

manusianya rata-rata relatif sangat rendah, umumnya belum akses kepada

perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke perbankan, namun

sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank, umumnya

tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.”

 Standar beserta identitas UK menurut UU No. 20 Tahun 2008:

“Memiliki kekayaan bersih lebih dari dari Rp 50.000.000,- sampai dengan

paling banyak Rp 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 100.000.000,-

sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,- . Memiliki total tenaga kerja 5

sampai dengan 19 orang. Ciri-ciri usaha kecil adalah sebagai berikut: jenis

barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang

berubah, lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-

pindah. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walaupun

masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan

keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha. Sudah memiliki izin usaha

dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Sumber daya manusia

(pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha. Sebagian sudah akses

ke perbankan dalam hal keperluan modal.”

 Standar beserta identitas UM menurut UU No. 20 Tahun 2008:


15

“Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- sampai dengan paling

banyak Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,

atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 500.000.000,- sampai

dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- . Memiliki jumlah tenaga kerja 20

sampai dengan 99 orang. Ciri-ciri usaha menegah adalah sebagai berikut :

pada umumnya telah memiliki manajemen dan per-organisasi yang lebih baik,

lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara

lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi. Telah

melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi

dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau

pemeriksaan termasuk oleh perbankan, telah melakukan aturan atau

pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan

kesehataan dan lain-lain. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara

lain: izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan

lingkungan serta sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan

perbankan.”

2.1.3 Keadaaan Beserta Kemampuan Pertumbuhan UMKM


Memandang asal-usul kemajuan beserta kekuatan di bagian UMKM ketika

menempuh beraneka ragam kritis finansial yang sempat menerjang Indonesia maupun

secara Global membuat disebut-sebut UMKM bagaikan bagian usaha yang teruji

dalam bertindak di perekonimian Indonesia.

Menurut informasi yang telah didapatkan tentang situasi UMKM di Indonesia,

tahun 2017 mengatakan maka total pelaku usaha UMKM sudah sampai 62.922.617

unit usaha / berkembang sebesar 2.06% , berbeda melalui tahun 2016 yaitu sebesar

61.651.177 unit. Berikut merupakan data terkait UMKM bersadarkan skala usaha:
16

Jumlah (Unit) Perkembangan


No. Skala Usaha 2016 2017 Jumlah %
1. Usaha Mikro 60.683.578 62.106.900 1.243.322 2,04
2. Usaha Kecil 731.047 757.090 26.043 3,56
3. Usaha Menengah 56.551 58.627 2.075 3,67
Total UMKM 61.651.177 62.922.617 1.271.440 2.06
4. Usaha Besar 5.370 5.460 90 1,67
Sumber: Kementrian Koperasi dan UMKM, 2018

Tabel 2.1 Penggelompokkan UMKM Berlandaskan Skala Usaha

Dari data di atas maka dapat dilihat hasilnya, maka kenyataannya total pelaku

usaha bagian UMKM yang jauh makin tinggi dibandingkan dengan bagian sektor yang

besar. Banyaknnya pelaku usaha tersebut pastinya sedang mempunyai daya pastinya

jauh bertambah tinggi yang sedang dikontribusikan untuk bagian UMKM sekarang.

Adapun data Product Domestic Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku.

Dimana di tahun 2016, hasil UMKM tersebut sebesar Rp 7.009.283.000,- atau sekitar

59,84% . Sedangkan di tahun 2017 hasil UMKM yang diberikan sebesar Rp

7.704.635.900,- atau sekitar 60.00% . Berikut merupakan data yang terkait terhadap

PDB nasional tahun 2016 dan 2017:

2016 2017
Skala Usaha Hasil % Hasil %
Mikro Rp 4.292.287.800 36,65 Rp 4.727.989.400 36,82
Kecil Rp 1.128.056.800 9,63 Rp 1.234.210.700 9,61
Menengah Rp 1.588.938.300 13,57 Rp 1.742.435.700 13,57
Total UMKM Rp 7.009.283.000 59,84 Rp 7.704.635.900 60,00
Besar Rp 4.703.167.600 40,16 Rp 5.136.223.100 40,00
Sumber: Kementrian Koperasi dan UMKM, 2018

Tabel 2.2 Kelompok UMKM Bersadarkan PDB Atas Dasar Harga Berlaku
17

Dari data diatas dapat diketahui, bahwa jumlah dari tahun 2016 ke tahun 2017

juga mengalami peningkatan sebesar 9,92% di sektor UMKM.

Selain data UMKM yang berada di Indonesia, penulis juga mengambil data

tentang Pertumbuhan UMKM di Prov. Bangka Belitung. Dimana jumlah

pertumbuhan UMKM pada tahun 2017 sebesar 130.467 unit, sedangkan di tahun 2018

sebesar 180.509 unit. Berikut merupakan data yang terkait tentang pertumbuhan

UMKM di Prov. Bangka Belitung:

Tahun 2018
Kabupaten / Kota Tahun 2017 (15 Febuari 2018)
Pangkal Pinang 17.308 10.000
Bangka 3.617 52.000
Belitung 20.491 16.881
Bangka Tengah 39.754 21.515
Bangka Barat 23.813 22.731
Bangka Selatan 6.593 47.122
Bangka Timur 18.891 10.260
Jumlah 130.647 180.509
Sumber: Kabupaten/Kota Prov. Bangka Belitung, 2018

Tabel 2.3 Kelompok UMKM berdasarkan Pertumbuhan

Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui, bahwa pertumbuhan UMKM di

Prov. Bangka Belitung mengalami perkembangan dari tahun 2017 ke tahun 2018,

tetapi dibalik perkembangan UMKM, adapun masalah yang terjadi sehingga

pertumbuhan di UMKM menjadi terhambat. Maka dibutuhkan dukungan pemerintah

pusat dan daerah untuk memajukan UMKM di Prov. Bangka Belitung.

2.2 Pengertian Informasi

Menurut (Jogianto, 1990: 8) dalam (Novianti, 2018) informasi merupakan data

yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerimanya.
18

Menurut (George and William, 2000) dalam (Wulandari, 2016) informasi

adalah suatu data yang tegarap yang menyebabkan dapat dijadikan bagian umum

untuk menghasilkan suatu keputusan, dalam bidang usaha, informasi tersebut

memiliki definisi yang jauh lebih berharga yakni sebagai pengetahua umum untuk

dilakukan pengambilan suatu keputusan, informasi usaha mendukung untuk

memastikan suatu kesimpulan saat ini maupun dimasa yang akan mendatang agar

mencapai kehendak perusahaan. Oleh sebab itulah, pemprosesan data diperlukan

untuk mendapatkan suatu perubahan terhadap data yang tersedia untuk membentuk

informasi bermanfaat. Pemprosesan data untuk membuat informasi membutuhkan tiga

operasi, diantarannya yakni data input, data transformation dan information output.

Untuk faktor output tersebut, dibutuhkan suatu aktivitas sebelum data tersebut

ditransformasikan yaitu recording, coding, stroring terakhir selecting. Data yang

selesai diseleksi selanjutnya akan ditransformasikan dengan aktivitas pertama hingga

seterusnya yaitu calculating, summarizing, classifying. Setelah aktivitas klasifikasi

dilakukan akan mendapatkan hasil berupa informasi, hal tersebut akan ditampilkan /

dilihat, diproduksi kembali atau justru dikomunikasikan secara jarak jauh.

Sedangkan menurut (Gordon B.Davis, 2014: 5) dalam (Alkarima, 2018)

informasi adalah data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi

penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan

sekarang maupun masa depan.

Menurut (McLeod, 2000: 15-16) dalam (Grace, 2003) mengatakan informasi

mempunyai pengertian yang berbeda-beda dengan data. Data dari fakta-fakta dan

angka-angka yang secara relatif kurang mempunyai arti bagi pemakai. Bila data ini

diproses, maka dapat dikonfirmasikan sebagai informasi, sehingga dapat dikatakan

bahwa informasi itu adalah data yang diproses atau data yang mempunyai arti.
19

Menurut (Ardana dan Lukman, 2016) informasi merupakan hasil olahan data

yang bermanfaat bagi pengguna informasi. Termasuk juga dalam kegiatan informasi

ini adalah persiapan pencetakan laporan, pemeriksaan hasil informasi sebelum

dipublikasikan kepada pemakai, serta kegiatan penyebaran informasi tersebut kepada

para pemakai terkait.

Berdasarkan beberapa yang dikemukakan oleh para ahli, maka penulis

menyimpulkan bahwa informasi merupakan suatu data yang dikelola dan diproses

untuk mengetahui hasil dari data tersebut dan kemudian akan dilakukan pengambilan

keputusan.

2.3 Pengetahuan / Definisi Akuntansi

Berdasarkan (Sofyan Safri, 1994: 47) dalam (Kristian, 2010) adalah suatu

bahasa bidang usaha yang dapat membagikan berupa informasi / mengkomunikasikan

situasi bidang usaha serta hasil usahanya untuk suatu periode tertentu.

Sedangkan pengertian akuntansi menurut (American Accounting Associattion,

1996:1) dalam (Fitriyah, 2006) akuntansi merupakan jalan mengidentifikasi serta

mengkomunikasikan informasi agar bisa mendukung pengguna untuk menghasilkan

suatu keputusan / pertimbangan yang seharusnya.

Sementara itu, berdasarkan (Mulyadi, 2001) dalam (Aufar, 2013) pengertian

akuntansi merupakan suatu proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan

informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan pengambilan keputusan

melalui pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan keputusan.

Menurut (Priyati, 2016) akuntansi merupakan suatu proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan dan penyajian secara sistematis dari transaksi-transaksi

keuangan suatu badan usaha, serta penafsiran terhadap hasilnya.


20

Kemudian Menurut (Warren dkk, 2015:3) dalam (Fahmi, 2017) mengatakan

bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan

untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi

perusahaan.

Menurut (Bahri, 2016) mengatakan bahwa akuntansi adalah seni pencatatan,

penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan atas suatu transaksi dengan cara

sedemikian rupa, sistematis dari segi isi, dan berdasarkan standar yang diakui umum.

Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat mengetahui posisi

keuangan perusahaan serta hasil operasi pada setiap waktu yang diperlukan, sehingga

dapat mengambil keputusan maupun pemilihan dari berbagai tindakan alternatif di

bidang ekonomi.

Sedangkan menurut (L.M, Shayful, 2011) menyebutkan secara umum

akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data

dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan

mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan, mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

dari sebuah organisasi kepada pemakai informasinya. Proses akuntansi menghasilkan

informasi keuangan. Semua proses tersebut diselenggarakan secara tertulis dan

berdasarkan bukti transaksi yang juga harus tertulis.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka

penulis menyimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses data informasi,

pencatatan, dan juga pengukuran untuk menghasilkan suatu laporan keuangan. Hasil

dari laporan tersebut tidak dapat diubah dikarenakan merupakan suatu pendapatan

perusahaan yang dimiliki dalam satu periode.


21

2.3.1 Akuntansi Sebagai Suatu Proses

Di tahun 1912, sistem akuntansi semakin meningkat menjadi sebuah yang

berharga, hal tersebut dikarenakan pada tahun yang bersangkutan munculnya

pelaksanaan konstritusi dengan ke tiga belas pasal yang menyerahkan kewenangan

kepada negara untuk memunggut pajak berupa pendapatan. Hal ini merupakan suatu

persoalan yang cukup serius hadir menyebabkan kebutuhan akuntansi semakin

meninggi.

Dikarenakan aktivitas perusahaan sering ada perubahan, kemudian prosedur

akuntansi disusun tanpa adanya pendiskusian serta perbincangan secara luas

(Soemarso, 2004). Maka pada saat itulah akuntansi disebutkan sebagai suatu metode

dikarenakan beberapa akuntan membangun serta mengembangkan proses dengan

tujuan mengabulkan keingginan secara individu perusahaan dengan menyerahkan

serta menghasilkan prosedur yang berlainan menyertai perusahaan meskitpun

memiliki aktivitas yang serupa.

2.3.2 Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi

Akuntansi atau disebut dengan akuntan merupakan suatu sistem informasi

yang memperkirikan aktivitas bidang usaha, mengelola data menjadi sebuah informasi

berupa laporan serta mengkomunikasikan hasilnya bagi para pengambil kesimpulan.

Akuntansi atau akutan sebagai suatu sistem informasi membentuk laporan / informasi

untuk beberapa keperluan baik itu secara individuan maupun perkelompokan berupa

aktivitas, opreasi maupun kejadian ekonomi suatu badan.

2.3.3 Kegunaan Akuntansi

Maksud utama akuntansi yaitu adalah menyediakan laporan ekonomi untuk

suatu organisasi atau bisnis dengan kelompok yang bersifat penting, baik itu yang ada
22

di dalam organisasi atau badan itu sendiri maupun kelompok-kelompok di luar

organisasi (Soemarso, 2004).

Informasi berupa laporan keuangan yang menggunakan metode kuantitatif

berhubungan dengan angka-angka dari suatu uang yang dituangkan dalam bentuk

laporan keuangan, yang bermanfaat berupa:

a) perancangan

Dengan informasi akuntansi yang akurat, membuat manajemen organisasi

dapat membentuk rencana yan sesuai, baik yang jangka pendek, menengah,

maupun jangka panjang.

b) Penyelenggaraan

Dengan informasi ekonomi yang sesuai, membuat manajemen perusahaan

dapat mengatur, menaksir terhadap jalannya badan usaha.

c) Pertanggungjawaban

Meskipun informasi berupa laporan keuangan berupa kuantitatif, namun dapat

dipergunakan juga agar bisa menyusuri informasi kuantitatif, misalnya

menghitung total pegawai pekerjaan. Hal tersebut dapat digunakan sebagai

materi pertanggungjawaban manajemen yang bisa dipergunakan buat

pengambilan kesimpulan.

2.3.4 Aspek Akuntansi

Sesuai halnya aspek-aspek aktivitas lain, akuntansi pun memiliki aspek-aspek

tersendiri menjadi dampak dari kemajuan zaman. Kecendrungan tersebut diakibatkan

dengan pertumbuhan badan usaha, munculnya sistem perpajakan yang bersifat baru

serta meningkatnya peraturan-peraturan dengan pemerintah terhadap aktivitas

perusahaan tersebut. Faktor-faktor hal inilah serentak dengan meningkatnya terkonogi


23

serta perkembangan ekonomi secara pesat telah mengwajibkan para akuntan-akuntan

untuk bisa mendapatkan kemahiran yang tinggi dalam spesialisasi terbatas.

Hal ini merupakan aspek-aspek tertentu akuntansi selaku dampak kemajuan

zaman :

a) Akuntansi Bersifat Keuangan

Aspek tersebut berhubungan melalui akuntansi bagi suatu unit ekonomi

sebagai keseluruhan. Ia berkaitan melalui peliputan keuangan untuk golongan-

golongan di luar perusahaannya. Untuk pembuatan laporan keuangan

sebelumya diwajibkan disepakati atau disetujui secara bersama-sama.

b) Auditing

Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang

dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah agar

informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun terdapat

tujuan-tujuan lain, misalnya menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan

tertentu.

c) Akuntansi Manajemen

Adalah akuntansi yang memberikan informasi baik keuangan (kuantitatif)

maupun bukan keuangan (kualitatif), untuk kepentingan manajemen

perusahaan. Bidang ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan

pengendalian operasi perusahaan. Titik sentral dalam akuntansi manajemen

yaitu informasi untuk manajemen suatu perusahaan.

d) Akuntansi Biaya

Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas suatu biaya.

Terutama yang berhubungan dengan dengan suatu biaya produksi barang,


24

tetapi perhatian yang mulai meningkat diberikan atas biaya distribusi. Bahkan

akunansi ini telah mengarah pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas.

e) Akuntansi Perpajakan

Tujuan laporan akuntansi yang digunakan perpajakan berbeda dengan tujuan

akuntansi yang lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang

transaksi dan kejadian keuangan, metode pengukuran, dan tata cara pelaporan.

Semua ini diatur oleh pengaturan pajak.

f) Sistem Informasi

Bidang ini menyediakan informasi keuangan maupun non-keuangan

diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui

sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan kepada

pemegang saham, kreditur, yayasan-yayasan pemerintah, pemempin badan

perusahaan, karyawan, dan lain-lain.

g) Penganggaran

Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai

kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis

dan pengontrolannya.

h) Akuntansi Pemerintah

Bidang ini memfokuskan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-

transaksi yang terjadi di badan pemerintah. Ia menyediakan laporan akuntansi

tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan negara.

i) Akuntansi Internasional

Akuntansi Internasional merupakan suatu aspek akuntansi diaman

mengutamakan pada kasus-kasus akuntansi yang berhubungan dengan bisnis

internasional yang digunakan dengan organisasi-organisasi multinasional.


25

Hubungan aspek tersebut yaitu semua usaha untuk mengetahui hukum serta

peraturan-peraturan perpajakan atas setiap negara yang dimana badan usaha

multinasional berjalan.

j) ASP atau Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi Sektor Publik merupakan aspek akuntansi yang memfokuskan diri

dengan penulisan serta pemberitahuan transaksi dalam badan pemerintahan

serta badan non profit lainnya. Hal tersebut dibutuhkan karena organisasi

nonprofit merupakan badan yang dibangun dengan maksud tidak hanya

mendapatkan keuntungan dari perusahaan, sebagaimana badan usaha

komersial lainnya. Contohnya berupa pemerintah, rumah sakit, yayasan sosial,

panti jompo dan tempat-tempat lainnya.

2.4 Informasi Akuntansi

2.4.1 Pengertian Informasi Akuntansi

Menurut (Bekaoui, 2000) dalam (Wulandari, 2016) menyatakan bahwa

informasi akuntansi merupakan suatu informasi kuantitatif berisikan entitas ekonomi

yang berguna akan pengambilan kesimpulan ekonomi untuk memastikan pilihan-

pilihan diantaranya alternatif-alternatif berupa tindakan. Penggunaan informasi

akuntansi tersebut buat perancangan strategis, pengamatan manajemen, serta

pengamatan operasional.

Informasi akuntansi pada umumnya merupakan suatu yang bersifat keuangan

apalagi dipakai dengan maksud pengambilan kesimpulan, pengamatan serta

implementasi ketentuan-ketentuan badan usaha. Supaya informasi berupa keuangan

dapat digunakan dengan bijak oleh bagian internal maupun eksternal usahanya, maka

informasi yang didapatkan seharusnya disusun dalam cara-cara yang searah.

Akuntansi dibagikan dalam tiga bentuk, diantarannya informasi operasi, informasi


26

akuntansi manajemen, informasi akuntansi keuangan (Mulyadi, 2001) dalam (Aufar,

2013).

a) Informasi Operasi

Informasi tersebut menyajikan informasi yang mentah bagi informasi

akuntansi keuangan serta informasi akuntansi manajemen. Informasi operasi

yang diperoleh dari perusahaan manufaktur yaitu diantaranya informasi

produk, informasi pembelian berupa pemakaian bahan baku, informasi

penggajian, informasi penjualan, dan informasi-informasi lainnya (Mulyadi,

2001) dalam (Aufar, 2013).

b) Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi tersebut dipakai oleh dua fungsi manajemen, yaitu perancangan dan

implementasi pengelolahan informasi keuangan biasanya disebut-sebut dengan

Akuntansi manajemen.

c) Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak

eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan.

2.4.2 Tujuan Informasi Akuntansi

Metode informasi tersebut digunakan agar mendukung suatu jalan

perancangan, pengordinasikan, serta pengendalian yang bersifat kompleks. Berikut

merupakan informasi akuntansi berdasarkan laporan keuangan berupa hasil dari

sistem informasi keuangan mempunyai maksud, yaitu antara lain :


27

 Menyajikan data berupa laporan keuangan yang bisa diberikan kepercayaan serta

berguna untuk investor dan kreditor untuk alat pengambilan kesimpulan dan

penyerahan kredit.

 Menyajikan data berupa ekonomi dari sebuah kesatuan ekonomi terhadap bagian-

bagian yang memiliki kepentingan, baik bagian-bagian dari dalam badan usaha

maupun bagian-bagian di luar badan usaha.

 Menyajikan data berupa laporan posisi keuangan perusahaan dengan

memfokuskan asal muasal ekonomi perusahaan serta awal dari kekayaan tersebut.

 Menyajikan data berupa infomasi keuangan yang mampu memperlihatkan kinerja

badan usaha dari pengasilan labanya.

 Menyediakan data berupa informasi keuangan yang mampu memperlihatkan

kemampuan badan usaha dalam menuntaskan hutang yang dimiliki.

 Menyajikan data berupa informasi keuangan yang mampu memperlihatkan asal

muasal pendaan badan usaha.

 Menyajikan data berupa informasi yang mampu membantu para-para pengguna

dalam memprediksikan arus kas masuk dari penjualan.

2.5 Sistem Informasi Perusahaan

Sistem informasi yang dimiliki suatu perusahaan memberikan informasi

kepada pihak dalam maupun luar perusahaan. Informasi tersebut dihasilkan dari

sistem informasi yang terdiri dari sistem informasi akuntansi, sistem informasi

manajemen, sistem dukungan keputusan, sistem informasi eksklusif, dan sistem

pakar. Sistem informasi manajemen dalam suatu perusahaan berdasarkan fungsinya

terdiri dari sistem informasi pemasaran, sistem informasi manufaktur, sistem

informasi sumber daya manusia, dan sistem informasi keuangan. Sistem informasi

akuntansi terdiri dari sistem akuntansi keuangan dan sistem informasi manajemen.
28

2.6 Manfaat Informasi Akuntansi Bagi Usaha Kecil Menengah

Menurut (Margani Pinastuti, 2007) dalam (Kristian, 2010), manfaat informasi

akuntansi bagi usaha kecil dan menengah adalah:

 Sebagai dasar yang handal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam

pengelolahan usaha. Contohnya seperti keputusan pengembangan pasar dan

penetapan harga penjualan. Hal tersebut dibutuhkan keputusan yang tepat untuk

bisa memajukan perusahaan.

 Sebagai pemenuhan kewajiban penyelenggaraan pencatatan akuntansi. Hal ini

berdasarkan Undang-Undang Usaha Kecil No. 9 Tahun 1995 dan Undang-Undang

Perpajakan.

 Sebagai bahan atau dasar untuk menilai kinerja perusahaan menurut (Suhairi,

2006). Contohnya seperti sikap atau perilaku terhadap karyawan kerja.

 Sebagai bahan perencanaan dan pengendalian perusahaan menurut (Roberts Dune

and Ezzel, 1980). Contohnya seperti biaya operasional yang digunakan untuk

meningkatkan penjualan.

 Sebagai bahan untuk mengetahui jumlah yang diketahui. Contohnya seperti

perkembangan perusahaan, struktur modal, besarnya keuntungan serta kerugian

yang diperoleh pada suatu periode tertentu (Http://organisasi.org/).

 Sebagai bahan untuk analisa kredit (pemberian kredit) bagi pihak Bank.

 Sebagai bahan untuk mengetahui posisi keuangan. Contohnya seperti membuat

catatan aset dan utang untuk mengetahui transaksi-transaksi yang terjadi dalam

bisnis atau perusahaan.

 Sebagai bahan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak-

pihak terkait baik di dalam penyelenggaraan maupun di luar penyelenggaraan.


29

2.7 Laporan Keuangan

Menurut (Wulandari, 2016) menyatakan bahwa definisi laporan keuangan

merupakan suatu pelaporan tercatat yang menyerahkan informasi berupa kuantitatif

tentang posisi keuangan beserta perubahan-perubahannya, dan nilai yang terlah

tercapai selama periode tertentu.

Sedangkan menurut (Hery, 2015: 3-4) dalam (Oktasari, 2018) laporan

keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain laporan keuangan ini

berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-

pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan

perusahaan dan kinerja perusahaan.

Sementara itu menurut (Aufar, 2013) laporan keuangan yaitu suatu pelaporan

yang sangat diperlukan buat dunia bisnis dan ekonomi, terutama dalam melakukan

pengambilan kesimpulan. Secara umum bahwa laporan keuangan yaitu suatu langkah

akhir dari tahapan-tahapan akuntansi. Dalam tahapan akuntansi didentifikasikan

beberapa transaksi / insiden yang merupakan suatu geerakan ekonomi badan usaha

yang dapakai melalui pengukuran, penulisan, pengelompokan, serta pengikhitisaran

sedemikian mungkin, hal ini membuat hanya informasi yang signifikan yang mampu

memberikan gambaran secara layak atau cocok tentang kodisi keuangan beserta hasil

hitungan yang telah digapai oleh badan usaha yang disajikan dalam bentuk berupa

laporan keuangan.

Menurut (Bahri, 2016) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan

ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan terjadi selama

periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang


30

dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan. Manajemen perusahaan

bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan oleh bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

Menurut (L.M, Samryn, 2011) secara umum laporan keuangan meliputi

ikhtisar-ikhtisar yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas serta

perubahan ekuitas sebuah organisasi dalam satu periode dalam waktu tertentu. Tiap

ikhtisar tersebut dibuat dalam satu format sendiri secara terpisah. Ikhtisar posisi

keuangan tercermin dalam laporan keuangan yang disebut neraca. Laporan ini

mengikhtisarkan status atau posisi sumber daya pada suatu saat tertentu.

Sedangkan menurut (Kasmir, 2012) dalam pengertian yang sederhana, laporan

keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat

ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan

kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi tertentu. Kondisi perusahaan

terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan

periode tertentu (untuk laporan laba rugi).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka

penulis menyimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu

proses pencatatan transaksi keuangan suatu perusahaan yang menunjukkan kondisi

keuangan perusahaan dalam satu peiode akuntansi baik secara keuangan maupun

kinerja perusahaan.

2.7.1 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut (IAI, 2012) dalam (Sari, 2017), tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas

entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan
31

dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan

kepada mereka. Informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan membantu

pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya

dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Berikut merupakan beberapa tujuan pembuatan dan penyusunan laporan

keuangan menurut (Kasmir, 2012), yaitu:

 Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan

pada saat ini.

 Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan saat ini.

 Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada

suatu periode tertentu.

 Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

 Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,

pasiva, dan modal perusahaan.

 Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

 Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

 Informasi keuangan lainnya.

2.7.2 Pemakai Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan Bab Kerangka Dasar Penyusunan Beserta

Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan kalau penggnaan laporan keuangan yang

meliputi berupa investor, kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah, karyawan,


32

masyarakat, dan terakhir lembaga-lembaga lainnya (IAI, 2001) dalam (Aufar, 2013).

Mereka memakai laporan keuangan agar melunasi beberapa penggunaan berupa

informasi yang berlainan bagi mereka. Kagunaan / keperluan mereka tentang laporan

keuangan yang terdiri dari beberapa hal, yakni:

a) Investor

Merupakan orang-orang / lembaga yang akan menanamkan uangnya di dalam

badan usaha di masa yang akan datang. Mereka membutukan informasi guna

membantu serta memastikan apakah mereka diharuskan untuk membeli,

menahan, atau justru menjual investasinya, seorang investor memiliki

ketertarikan terhadap badan usaha yang kinerja profitabilitasnya yang sudah

bagus agar investasi mereka dapat kembali serta memperoleh hasil yang lebih

dari investasinya.

b) Kreditor

Merupakan orang / perusahaan yang memberikan pinjaman dana kepada

perusahaan untuk berbagai keperluan usaha. Seorang kreditor dan pemberi

pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memprediksi terlebih dahulu

keadaan badan usaha sebelum mereka meminjamkan modalnya. Kreditor

tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk

memutuskan apakah pinjaman beserta bunganya dapat dibayar sebelum pada

saat jatuh tempo.

c) Pemasok (Supplier)

Merupakan orang atau perusahaan yang menjual berbagai barang kepada

perusahaan. Pemasok membutuhkan informasi keuangan untuk melihat apakah

kondisi perusahaan yang dijadikan mitra oleh mereka dapat membayar segala

kewajiban mereka. Sebelum sebuah pemasok memberikan barang kepada


33

perusahaan, mereka harus dapat melihat apakah jumlah yang terutang akan

dibayar sebelum pada saat jatuh tempo.

d) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka

panjang dengan perusahaan atau tergantuang terhadap perusahaan.

e) Pemerintah

Merupakan lembaga yang memiliki kewenangan untuk membuat peraturan

usaha dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Pemerintah dan berbagai

lembaga lainnya yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan dengan

perusahaan untuk menetapkan berbagai kebijakan-kebijakan mereka, baik itu

kebijakan moneter atau fiskal.

f) Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi keuangan mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka

juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan untuk memberikan balas jasa dan kesempatan kerja.

g) Manajemen

Buat manajemen dalam sebuah badan usaha, informasi akuntansi berfungsi

buat mereka untuk melakukan suatu kebijakan-kebijakan manajerial.

Kepentingan bagi manajer bergantung dari level mereka di dalam bagian

badan usaha atau pada kegiatan khusus yang mereka lakukan.

2.7.3 Kualitas Laporan keuangan

Menurut (Wulandari, 2016) setiap perusahaan memiliki bidang usaha dan

karakteristik yang berbeda satu sama lain sehingga rincian laporan keuangan satu
34

perusahaan lainnya dapat berbeda, tetapi setiap laporan keuangan yang dihasilkan

oleh setiap institusi harus memenuhi beberapa standar kualitas berikut agar

bermanfaat :

a) Relevan

Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan harus sesuai

dengan maksud penggunaannya sehingga dapat bermanfaat. Karena itu, dalam

proses penyusunan laporan keuangan akuntansi harus memfokuskan kepada

tujuan umum pemakai laporan keuangan.

b) Dapat dimengerti

Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang sesederhana

mungkin sehingga dapat dimengerti oleh pihak yang membutuhkannya.

Laporan keuangan yang tidak dapat dimengerti tidak akan ada manfaatnya

sama sekali.

c) Daya uji

Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus dapat diuji

kebenarannya oleh seorang pengukur yang independen dengan menggunakan

metode pengukuran yang sama.

d) Netral

Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna, bukan

ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak

pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut.

e) Tepat waktu

Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan. Laporan keuangan yang


35

terlambat penyampaiannya akan membuat pengambil keputusan perusahaan

menjadi tertunda dan tidak relevan lagi.

f) Daya banding

Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan perusahaan itu sendiri pada periode-periode sebelumnya, atau

dengan perusahaan lain yang sejenis pada periode yang sama.

g) Lengkap

Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting

sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak

akan menyesatkan pembacanya. Maka harus terdapat klarifikasi, susunan serta

istilah yang layak dalam laporan keuangan.

2.8 SAK Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK

ETAP) adalah suatu standar akuntansi keuangan diamana pemiliknya ditunjukan agar

entitas usaha yang tidak dimiliki akuntanbilitas publik yang ditetapkan oleh Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI) terhadap entitas mikro, kecil dan menengah (UMKM).

SAK ETAP dikeluarkan pada tanggal 17 juli 2009, tetapi penerapan efektif pada

penyusunan laporan keuangan dimulai pada tanggal 1 januari 2011.

Entitas yang termasuk ETAP namun memilih menggunakan SAK umum di

tahun 2011, maka entitas tersebut harus tetap menggunakan SAK umum secara

kosisten di periode-periode setelahnya. Penggunaan SAK digunakan berdasarkan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP). Ciri-ciri mengenai Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik yaitu:

 Tidak memiliki akuntanbilitas yang signifikan.


36

 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik

yang tidak terlibat langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan lembaga

pemeringkat kredit.

2.9 Jenis Laporan Keuangan Dalam SAK ETAP

Di dalam SAK ETAP tersebut, bahwa suatu entitas tersebut diperlukan agar

bisa membentuk laporan keuangan menurut (Aufar, 2013) yaitu diantaranya :

a) Neraca

Menyajian suatu data laporan keuangan berupa aset, kewajiban beserta ekuitas

suatu entitas pada saat tanggal tertentu maupun di akhir periode tertentu juga.

b) Laporan Laba Rugi

Menyediakan data berupa laporan berdasarkan penghasilan serta beban entitas

selama satu tahun atau periode akuntansi. SAK ETAP mengaturkan suatu pos-

pos minimal yang harus dimiliki dari suatu laporan pendapatan, beban, bagian

laba atau rugi dari investasi yang memakai jenis entitas serta beban pajak.

c) Laporan Perubahan Ekuitas

Menyediakan data berupa laba atau rugi entitas di suatu periode, pos

pendapatan serta beban yang disetujui secara langsung dalam entitas untuk

periode tersebut, dampak perubahan kebijakan akuntansi beserta koreksi

kesalahan yang telah disetujui dalam periode tersebut dan dividen. Laporan

keuangan entitas merupakan sebuah komponen laporan keuangan.

d) Laporan Arus Kas

Menyediakan data berupa informasi perubahan historis atas kas beserta setara

kas entitas, yang membuktikan secara terpisah perubahan yang telah dilakukan

selama satu periode dari suatu kegiatan operasi, investasi beserta pendanaan.
37

e) Catatan Atas Laporan Keuangan

Menyajikan data berupa laporan yang memberikan informasi-informasi

tambahan, andaikan terdapat laporan keuangan yang yang diperlukan sebuah

penjelasan secara khusus, baik yang dimiliki dari informasi data neraca,

informasi data laba rugi, dan informasi data arus kas.

2.10 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi


2.10.1 Jenjang Pedidikan Terakhir

Jenjang Pendidikan Terakhir atau biasa disebut dengan sekolah tinggi

merupakan suatu tingkatan sekolah yang telah ditetapkan bersumber pada jenjang

pertumbuhan peserta didik, tujuan yang akan digapai, serta berkembangnya

kemahiran yang dimiliki (Wulandari, 2016). Jenjang pendidikan tersebut terdapat

dalam pendidikan formal, nonformal serta informal yang biisa mendukung satu sama

lain beserta memperkaya. Untuk pendidikan tersebut diselenggarakan dengan sistem

terbuka melalui tatap muka atau melalui jarak jauh. Pendidikan tersebut bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang, termasuk meningkatkan

menguasai teori dan keterampilan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan.

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.

a) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar yaitu sebuah tingginya pendidikan yang mendasari jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar tersebut terdiri atas Sekolah Dasar

(SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) serta bentuk lain yang sederajat, berikutya

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau

sekolah lain yang sederajat.


38

b) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah yaitu sebuah pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar.

Ada beberapa pendidikan menengah yang diantaranya pendidikan menengah

umum serta pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah seperti

dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), serta Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau

sekolah lain yang sederajat.

c) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi yaitu sebuah tingginya pendidikan setelah dilakukan

pendidikan menengah seperti halnya program pendidikan diploma, sarjana,

magister, spesialis, serta doktor yang telah disiapkan dengan perguruan tinggi.

Pendidikan tinggi tersebut diselengarakan untuk mendapatkan anggota

didiknya menjadi anggota bermasyarakat yang mempunyai kemahiran

akademik beserta profesional yang bisa diterapkan, memajukan serta

menemukan ilmu pengetahuan, teknologi maupun kesenian.

2.10.2 Skala Usaha

Skala usaha adalah suatu kemampuan badan usaha untuk mengusahakan

usahanya dengan memandang ada beberapa total pegawai atau karyawan yang

dikerjakan serta jumlah tingginya penjualan dan aset didapatkan oleh badan usaha

atau perusahaan dalam satu tahun periode akuntansi (Nicholls and Holmes, 1989)

dalam (Kristian, 2010).

Total aset dan penjualan dihasilkan oleh badan usaha dapat memperlihatkan

perputaran aset maupun modal yang didapatkan dengan perusahaan, sehingga

semakin tingginya berupa pendapatan beserta penjualan didapat oleh perusahaan


39

tersebut, maka semakin tinggi juga tingkatan kompleksitas badan usaha dalam

memakai data informasi akuntansi. Banyaknya karyawan bisa memperlihatkan

beberapa kapasitas badan usaha untuk mengoperasionalkan usahanya, semakin tinggi

jumlah karyawan semakin tinggi tingkat kompleksitas badan usaha, sehingga

informasi akuntansi sangatlah diperlukan (Wulandari, 2016).

2.10.3 Lama Usaha

Lama usaha di dalam hal tersebut merupakan lamanya suatu Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah atau (UMKM) dibangun atau usia dari UMKM sejak usaha

tersebut dibangun pada saat penyusun mengerjakan penelitian tersebut (Murniati,

2002) dalam (Wulandari, 2016).

Sebagai anggapan bila semakin lama usaha tersebut berdiri, maka hal tersebut

menyebabkan terjadinya pertumbuhan usaha yang bermakna kearah bagian positif

maupun kearah bagian negatif. Pertumbuhan dalam usaha tersebut bergantung dari

iklim perdagangan serta kompetisi yang terdapat didunia usaha maupun pasar. Sama

juga halnya dengan badan usaha kecil dan menengah, bila pimpinan maupun manajer

menginginkan membutuhkan suatu perubahan atau pengembangan, hal tersebut

diharuskan memiliki pola pikir secara luas serta memiliki usaha yang mempunyai usia

yang sudah dikatakan mapan sudah bisa berkompetisi dengan usaha maupun pelaku

UMKM lainnya.

2.10.4 Latar belakang Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar serta terencana agar bisa tercapai

suasana belajar dan juga proses pembelajaran agar didikan peserta secara aktif bisa

membangun potensi dirinya bisa mempunyai kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia beserta keterampilan yang


40

dibutuhkan dirinya dan juga bermasyarakat (Aufar, 2013). Pengusaha dengan latar

belakang ekonomi diyakini akan mempunyai persepsi yang lebih baik pembukuan dan

pelaporan keuangan dibandingkan pengusaha dengan latar belakang pendidikan non

ekonomi. Dengan adanya persepsi pentingnya akuntansi bagi UMKM diharapkan

pengunaan informasi akuntansi di UMKM dapat menjadi suatu hal yang wajib di

jalankan.

2.10.5 Pengetahuan Akuntansi

Pengetahuan akuntansi atau disebut dengan pendidikan akuntan merupakan

pengetahuan berisikan akuntansi digunakan dengan penjabat mikro kecil dan

menengah. Berdasarkan (Jusuf, 2003: 5) dalam (Wulandari, 2016) akuntansi

merupakan suatu tahapan-tahapan pencatatan, penggolonggan, ringkasan, pelaporan,

dan penganalisaan data keuangan dalam sebuah organisasi. Proses pelajaran mengenai

akuntansi akan meningkatkan pengetahuan akuntansi untuk pengusaha, hal tersebut

menyebabkan pengertian pengusaha untuk memperoleh informasi akuntansi tersebut

juga akan semakin tinggi.

Pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh manajer atau pemilik

perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan. Motivasi untuk mempelajari

tentang pengetahuan akuntansi akan meningkatkan pemahaman manajer atau pemilik

dalam menerapkan akuntansi dalam perusahaan, sehingga pengetahuan akuntansi

yang didapatkan oleh pengguna UMKM akan pastinya akan mempengaruhi terhadap

penggunaan informasi akuntansi.

Pengetahuan akuntansi dalam penelitian ini terdiri dari pengetahuan deklaratif

dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan tentang

fakta-fakta dan berdasarkan konsep, biasanya tergantung dari instruksi yang ada.
41

Sedangkan pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang konsisten dengan

aturan-aturan, Pengaturan ini biasanya tergantung pada pengalaman.

2.11 Penelitian Terdahulu


Dalam penulisan skripsi ini, penulis membaca penelitian terdahulu untuk

menambah referensi dan sebagai acuan dalam penulisan pada tabel berikut:

No. Nama dan Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Penelitian Penelitian
1. Candra kristian Pengaruh Skala Variabel (X) Hasil penelitian
(2010) Usaha, Umur yaitu Skala tersebut menunjukkan
Perusahaan, Usaha, Umur bahwa Umur
Pendidikan Perusahaan, Perusahaan beserta
Pemilik Terhadap Pendidikan Pendidikan Pemilik
Penggunaan Pemilik. berpengaruh
Informasi Variabel (Y) signifikan terhadap
Akuntansi Pada yaitu Pengunaan Penggunaan Informasi
Usaha Kecil Informasi Akuntansi, sementara
Menengah Di Akuntansi itu Skala Usaha
Kabupaten hasilya tidak
Blorang berpengaruh terhadap
Penggunaan Informasi
Akuntansi.
2. Misbakhul Hadi Analisis Faktor- Variabel (X) Hasil penelitian
(2016) Faktor Yang yaitu Jenjang tersebut menunjukkan
Mempengaruhi Pendidikan, bahwa Skala Usaha
Penggunaan Latar Belakang dan Umur Perusahaan
Informasi pendidikan, berpengaruh positif
Akuntansi Pada Skala Usaha, terhadap Penggunaan
UMKM Di Umur Informasi Akuntansi,
Kabupaten Sragen Perusahaan. sedangkan Jenjang
Variabel (Y) Pendidikan dan Latar
yaitu Belakang Pendidikan
Penggunaan tidak berpengaruh
Informasi terhadap penggunaan
Akuntansi Informasi Akuntansi.
3. Arizali Aufar Faktor-Faktor Variabel (X) Hasil dari penelitian
(2013) Yang yaitu Jenjang tersebut menunjukkan
Mempengaruhi Pendidikan, bahwa Jenjang
Penggunaan Ukuran Pendidikan, Ukuran
Informasi Perusahaan, Perusahaan, Lama
Akuntansi Pada Lama Usaha, dan Latar
UMKM (Survei Perusahaan, dan Belakang Pendidikan
Pada Perusahaan Latar Belakang berpengaruh
Rekanan PT. PLN Pendidikan. signifikan terhadap
(Persero) Di Kota Variabel (Y) Pengunaan Informasi
42

Bandung) yaitu Akuntansi


Penggunaan
Informasi
Akuntansi.
4. Erna Hendrawati Analisis Faktor- Variabel (X) Hasil penelitian
(2017) Faktor Yang yaitu Jenjang tersebut menunjukkan
Mempengaruhi Pendidikan, bahwa Jenjang
Penggunaan Latar Belakang Pendidikan, Latar
Informasi Pendidikan, Belakang Pendidikan,
Akuntansi Pada Masa Memimpin Masa Memimpin
Usaha Mikro, Perusahaan, Perusahaan, Skala
Kecil Dan Skala Usaha, Usaha, serta
Menengah Dan Pengetahuan
(UMKM) Kota Pengetahuan Akuntansi
Surabaya Akuntansi. berpengaruh positif
Variabel (Y) terhadap Penggunaan
yaitu Pengunaan Informasi Akuntansi
Informasi
Akuntansi
5. Nita Andriani Faktor-Faktor Variabel (X) Hasil tersebut
dan Zuliyati Yang yaitu Pendidikan menunjukkan bahwa
(2015) Mempengaruhi Manajer, Skala Pendidikan Manajer,
Penggunaan Usaha, Masa Umur Perusahaan, dan
Informasi Memimpin Pelatihan Akuntansi
Akuntansi (Studi Perusahaan, Manajer berpengaruh
Pada UMKM Kain Umur signifikan terhadap
Tenun Ikat Troso Perusahaan, Penggunaan Informasi
Jepara) Pelatihan Akuntansi, sedangkan
Akuntansi Skala Usaha dan Masa
Manajer. Memimpin
Variabel (Y) Perusahaan tidak
yaitu berpengaruh
Penggunaan signifikan terhadap
Informasi Penggunaan Informasi
Akuntansi Akuntansi.
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

2.12 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya dan hasil

penelitian terdahulu, maka proses selanjutnya yaitu dilakukan kerangka pemikiran.

Hal tersebut memiliki tujuan untuk melihat berpengaruh yang terdiri atas jenjang
43

pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, latar belakang pendidikan, dan

pengetahuan akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.

Jenjang pendidikan terakhir sangat mempengaruhi penggunaan informasi

akuntansi. Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki akan mempengaruhi

pemahaman dalam pengambilan keputusan, semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka akan semakin tinggi tingkat pemahaman yang didapatkan pimpinan

dalam menggunakan informasi akuntansi.

Skala usaha yaitu suatu keahlian perusahaan untuk dilakukan olah usahanya

dengan cara memandang jumlah total karyawan yang dikerjakan serta berapa tinggi

aset dan penjualan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi. Semakin

besar skala usaha yang dibutuhkan, maka semakin banyak informasi untuk

menentukan langkah-langkah yang harus diambil perusahaan dimasa yang akan

datang. Salah satu informasi yang dibutukan perusahaan tersebut yaitu informasi

akuntansi.

Lama usaha yaitu lamanya suatu badan usaha yang telah dibangun dalam

melakukan proses usaha tersebut. Dengan asumsi bahwa semakin lama usaha tersebut

berjalan maka akan mengakibatkan adanya perkembangan usaha yang signifikan

kearah yang positif atau negatif. Lamanya perusahaan itu berdiri, maka informasi

akuntansi yang dimiliki perusahaan akan semakin berkembang. Sehingga lamanya

usaha menjadi penting bagi penggunaan informasi akuntansi.

Latar belakang pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang diketahui

seperti pelajaran akuntansi, manajamen, ekonomi dan pelajaran lain. Dimana

seseorang dapat membuat praktek penggunaan informasi akuntansi menjadi dapat

berguna untuk badan usaha, dikarenakan mereka lebih bisa memahami ilmu beserta
44

manfaat informasi akuntansi ini dibandingkan dengan seseorang memiliki latar

belakang pendidikan luar pemahaman akuntansi maupun ekonomi.

Pengetahuan akuntansi merupakan suatu pengetahuan yang dimiliki oleh suatu

perusahaan. Dengan Asumsi jika seorang wirausaha memiliki pengetahuan tentang

akuntansi yang baik maka wirausaha ini akan dapat menggunakan dan memahami

informasi-informasi akuntansi sehingga dapat digunakan dalam pengambilan

keputusan.

Berdasarkan pendapatan tersebut, maka terbentuklah kerangka pemikiran

sebagai berikut:

Jenjang Pendidikan
Terakhir (X1)

Skala Usaha (X2)

Penggunaan

Lama Usaha (X3) Informasi Akuntansi


(Y)
Latar Belakang
Pendidikan (X4)

Pengetahuan
Akuntansi (X5)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.13 Hipotesis Pemikiran


Hipotesis atau disebut dengan anggapan merupakan tanggapan bersifat

sementara dari suatu permasalahan yang dimaksudkan, hal tersebut sebagai tuntutan
45

sementara dalam penyelidikan agar bisa mendapatkan tanggapan yang

seseungguhnya. Berikut berupa hipotesis yang dikembangkan yakni :

2.13.1 Pengaruh Jenjang Pendidikan Terakhir Terhadap Penggunaan

Informasi Akuntansi

Andriani dan Zuliyati (2015) menyatakan bahwa pendidikan terakhir maupun

manajer berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Jenjang pendidikan

sangat berpengaruh terhadap pengertian mengenai akuntansi disetiap pemilik dan

karyawan UMKM. Hal tersebut kemudian berpengaruh terhadap persiapan serta

keahlian pemilik dan karyawan UMKM untuk penggunaan informasi akuntansi.

Rendahnya jenjang pendidikan tersebut akan pemilik dan karyawan UMKM

kurangnya pemahaman penggunaan informasi akuntansi dibanding dengan pemilik

dan karyawan UMKM dimana mempunyai jenjang pendidikan yang tingkatnya sudah

tinggi.

Berdasarkan argumen diatas, maka hipotesis atau anggapan bisa

dikembangkan adalah sebagai berikut:

Ho: Jenjang pendidikan terakhir tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi

akuntansi.

H1: Jenjang pendidikan terakhir secara signifikan berpengaruh terhadap

penggunaan informasi akuntansi.

2.13.2 Pengaruh Skala Usaha Terhadap penggunaan Informasi Akuntansi

Hadi (2016) mengatakan kalau skala usaha hasilnya mempengaruhi signifikan

terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dimana informasi akuntansi membutuhkan

skala usaha untuk mengelola usahanya dengan melihat jumlah karyawan, total aset

serta penjualan yang dimiliki dalam satu periode akuntansi. Hal tersebut akan
46

menentukan langkah-langkah apa yang harus diambil perusahaan dimasa yang akan

datang.

Berdasarkan argumen diatas, maka hipotesis atau anggapan bisa

dikembangkan adalah sebgai berikut:

Ho: Skala usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

H2: Skala usaha secara signifikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi

akuntansi.

2.13.3 Pengaruh Lama Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi

Kristian (2010) mengatakan bahwa pengaruh lama usaha berpengaruh positif

terhadap penggunaan informasi akuntasi. Lamanya suatu perusahaan menjadi salah

satu yang akan mempengaruhi informasi akuntansi, dikarenakan badan usaha yang

membangun selama 10 tahun maupun kurang, tidak hanya menyediakan lebih

banyaknya informasi dibanding dengan badan usaha yang dibangun lebih dari 10

tahun. Oleh karena itu semakin lama perusahaan itu berdiri, maka semakin banyak

pula informasi yang didapatkan.

Dari argumen tersebut, maka hipotesis dapat dikembangkan adalah sebagai

berikut:

Ho: Lama usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.

H3: Lama usaha secara signifikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi

akuntansi.

2.13.4 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi

Aufar (2013) mengatakan kalau latar belakang pendidikan memiliki pengaruh

atau tidaknya penggunaan informasi akuntansi. Pendidikan tersebut dibutuhkan agar


47

dapat berkembangnya keahlian serta membuat watak beserta peradaban bangsa yang

bermantabat.

Oleh karena itu, latar belakang pendidikan menjadi penting bagi informasi

akuntansi, karena mereka lebih dapat mengetahui ilmu dan kegunaan akuntansi atau

ekonomi dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan

di luar pemahaman akuntansi atau ekonomi.

Berdasarkan argumen diatas, maka hipotesis atau anggapan bisa

dikembangkan adalah sebagai berikut:

Ho: Latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi

akuntansi.

H4: Latar belakang pendidikan secara signifikan berpengaruh terhadap

penggunaan informasi akuntansi.

2.13.5 Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi

Erna Hendrawati (2017) mnengatakan bahwa pengetahuan akuntansi

berpengaruh terhadap penggunaan infomasi akuntansi. Memiliki pengetahuan tentang

akuntansi yang baik akan dapat memahami informasi-informasi akuntansi dalam

pengambilan keputusan.

Dimana dengan tingginya mengenai pengetahuan akuntansi untuk para-para

pemilik maka penerapan yang dipahami mengenai informasi akuntansi dalam

usahanya juga pastinya akan semakin berkembang. Oleh karena itu, pengatahuan

akuntansi menjadi penting dalam penggunaan informasi akuntansi.

Berdasarka argumen diatas, maka hipotesis atau anggapan bisa dikembangkna

adalah sebagai berikut:


48

Ho: Pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi

akuntansi.

H5: Pengetahuan akuntansi secara signifikan berpengaruh terhadap penggunaan

informasi akuntansi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu variabel atau apa yang menjadi titik

perhatian dari suatu penelitian. Yang menjadi objek dalam penelitian tersebut yaitu

untuk meneliti sesampai manakah jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama

usaha, latar belakang pendidikan, dan pengetahuan akuntansi terhadap penggunaan

informasi akuntansi. Penelitian tersebut dilaksanakan di UMKM dimana merupakan

perusahaan UMKM di PDAM Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka Barat.

3.2 Metode Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2010) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode analisis data yang

digunakan dalam dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif

adalah suatu penelitian yang data tersebut menggunakan angka-angka dan analisis

menggunakan statistik.

Metode kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada

UMKM.

3.3 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dara dua jenis, yaitu:

a) Data Primer

Data primer merupakan suatu data yang diperoleh langsung dari sumbernya

yaitu metode survei (Survey Methods) berupa kuesioner di UMKM PDAM.

49
50

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan suatu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

tertulis dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal, dan internet

yang berkaitan dan mendukung penelitian ini.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Menurut (Sugiyono, 2010) populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi untuk penelitian tersebut yaitu semua pemilik dan karyawan dari UMKM

dimana merupakan perusahaan UMKM di PDAM Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka

Barat berjumlah 55 karyawan UMKM karyawan tetap. Dari 55 karyawan UMKM

tersebut, seluruh pemilik UMKM telah menempatkan setiap karyawannya ke bagian

pekerjaan yang berhubungan dengan penggunaan informasi akuntansi seperti bagian

pemasaran, bagian keuangan, dan bagian checker warehouse.

Untuk rincian populasi berupa karyawan dimiliki perusahaan dapat dilihat

pada tabel berikut:

No. Daftar Nama UMKM Karyawan tetap


1. CV. SAHABAT TIRTA MANDIRI 9
2. INKOP PAMSI 7
3. CV. HALIM 7
4. CV. KOTA SERIBU 8
5. CV. HAMPARAN BINTANG 7
6. CV. BINTANG PRATAMA 9
7. BENGKEL SIGIT 8
Jumlah Karyawan 55
Sumber: PDAM Tirta Sejiran Setason Kab. Bangka Barat, 2019

Tabel 3.1 Populasi Penelitian


51

3.4.2 Sampel

Menurut (Sugiyono, 2010) sampel merupakan jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Dapat dilihat dari populasi bahwa jumlah yang ada di

perusahaan UMKM dari PDAM Tirta Sejiran Setason berjumlah 55 karyawan

UMKM. Menurut (Arikunto, 2006) dalam (Sari, 2017) bahwa untuk sekedar ancer-

ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya

besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapatan

tersebut, maka sampel penelitian diambil sama dengan jumlah populasi sebanyak 55

karyawan UMKM.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan data primer yang telah dijelaskan sebelumnya, maka metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket (Kuesioner).

Dimana data tersebut disebarkan dalam bentuk pertanyaan pertanyaan, kemudian

pertanyaan tersebut dilakukan pengisian / dijawab oleh para-para responden baik

pemilik maupun karyawan UMKM dimana merupakan perusahaan UMKM di PDAM

Tirta Sejiran Setason yang berada di Kab. Bangka Barat. Menurut (Sugiyono, 2010)

mengatakan bahwa angket atau disebut dengan kuesioner merupakan suatu metode

pengumpulan data digunakan dengan cara memberikan beberapa lembar pertanyaan

berupa pertanyaan tertulis untuk para-para responden akan dijawab. Tujuan dari

kuesioner yaitu untuk memperoleh data dari jawaban responden.

Kuesioner akan diberikan secara langsung kepada responden. Responden

diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian dikembalikan kepada

peneliti yang secara langsung dengan mengambil angket yang telah diisi pada UMKM

yang bersangkutan.
52

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tingkat jenjang pendidikan terakhir

(X1), skala usaha (X2), lama usaha (X3), latar belakang pendidikan (X4), pengetahuan

akuntansi (X5), dan penggunaan informasi akuntansi (Y).

3.6 Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan peneliti (Sugiyono, 2010) variabel penelitian merupakan segala

sesuatu yang dibentuk apa saja untuk ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, hal

tersebut menyebabkan diperolehnya informasi yang didapatkan, lalu ditarik hasil

akhir.

Operasional variabel digunakan untuk memastikan jenis beserta indikator

untuk setiap variabel-variabel yang berhubungan untuk penelitian. Selain itu, proses

tersebut bertujuan agar memastikan skala pengukuran untuk setiap masing-masing

variabel, sehingga pengujian hipotesis atau anggapan memakai alat bantu

pengelolahan data statistik yaitu SPSS bisa digunakan dengan benar.

Variabel-variabel yang dipakai untuk penelitian tersebut terdiri dalam

variabel-variabel di bawah ini, diantaranya :

3.6.1 Jenjang Pendidikan Terakhir (X1)

Jenjang pendidikan terakhir sebagai variabel independen (variabel bebas)

terhadap penggunaan informasi akuntansi sebagai variabel dependen (variabel

terikat). Jenjang pendidikan tersebut dilakukan pengukuran terdiri pendidikan formal

yang telah dipelajari sehingga pengukuran tersebut bersifat kontinyu.

Pendidikan formal yang dimaksud yaitu pendidikan yang dijalani di bangku

sekolah formal antar lain “SD SMP SMA”, “D3”, “S1 S2” dan pendidikan terkhir

yaitu “S3”. Untuk nilai akan diberikan berdasarkan tanggapan dari pertanyaan
53

tersebut yaitu berkhisar 1-4, dimana Pendidikan “SD, SMP, SMA” diberi nilai 1,

“D3” diberi nilai 2, “S1, S2” diberi nilai 3 dan untuk “S3” akan diberi nilai 4.

3.6.2 Skala Usaha (X2)

Skala usaha sebagai variabel independen (variabel bebas) terhadap

penggunaan informasi akuntansi sebagai variabel dependen (variabel terikat).

Penentuan indeks skala usaha yaitu dengan memberikan nilai kepada tanggapan di

angket atau kuesioner, pertanyaan tersebut berupa total atau jumlah karyawan, total

aset beserta penjualan perusahaan selama satu tahun.

Poin yang diberikan kepada skala usaha yaitu dimana masing-masing dari

tanyaan-tanyaan disediakan berdasarkan tanggapan A sampai dengan D, untuk yang

“A” diberi poin 1, untuk yang “B” diberi poin 2, untuk yang “C” diberi poin 3, dan

untuk yang “D” diberi poin 4. Untuk pertanyaannya dikelompokkan menjadi sebagai

berikut: Untuk jumlah karyawan terdiri dari beberapa kelompok yakni < 4 karyawan,

5 – 8 karyawan, 9 – 12 karywan, dan > 12 karyawan. Untuk aset yang dimiliki terdiri

dari beberapa kelompok yakni < Rp 50 juta, Rp 50 juta – Rp 250 juta, Rp 250 juta –

Rp 500 juta, dan > Rp 500 juta. Sementara untuk penjualan terbagi juga dalam

beberapa kelompok, yakni < Rp 100 juta, Rp 100 juta – 500 juta, Rp 500 juta – Rp 1

miliar, dan > 1 miliar.

3.6.3 Lama Usaha (X3)

Lama usaha sebagai variabel independen (variabel bebas) terhadap

penggunaan informasi akuntansi sebagai variabel dependen (variabel terikat). Lama

usaha tersebut ditunjukkan berdasarkan usia perusahaan sejak berdirinya usaha

tersebut hingga dengan penelitian tersebut dilaksanakan. Untuk poin lama usaha
54

terdiri dari < 5 tahun poinnya “1”, 6-10 tahun poinnya “2”, 11-15 tahun poinnya “3”,

>15 tahun poinnya “4”.

3.6.4 Latar Belakang Pendidikan (X4)

Latar belakang pendidikan sebagai variabel independen (variabel bebas)

terhadap penggunaan informasi akuntansi sebagai variabel dependen (variabel

terikat). Latar belakang pendidikan tersebut ditunjukkan bersumber pada latar

belakang pendidikan formal yang dipelajari oleh pemilik dan karyawan UMKM. Bila

tanggapan tersebut dipilih yaitu “Akuntansi” maka nilai yang akan diberikan yaitu 4,

sedangkan untuk tanggapan “manajemen” nilainya yaitu 3, bila untuk tanggapan

“ekonomi” poinnya 2, terakhir bila tanggapan “lainnya” akan dapat nilai 1.

3.6.5 Pengetahuan Akuntansi (X5)

Pengetahuan akuntansi sebagai variabel independen (variabel bebas) terhadap

penggunaan informasi akuntansi sebagai variabel dependen (variabel terikat).

Pengetahuan akuntansi yang dimaksud yakni pemahaman akademik pemilik dan

karyawan UMKM berupa pengetahuan umum berupa akuntansi berdasarkan atas

elemen laporan keuangan, penggolonggan rekening, laporan laba rugi, pencatatan

pembelian secara tunai atau kredit, pencatatan retur pembelian atau penjualan.

Pengukuran pengetahuan akuntansi ini dibuat untuk menggunakan skala likert lima

nilai tanggapan, dimana nilai 1 mengambarkan “sangat tidak setuju”, point 2 yaitu

“tidak setuju”, point 3 “cukup setuju”, point 4 yakni “setuju”, dan point 5 “sangat

Setuju”.

3.6.6 Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)

Penggunaan informasi akuntansi sebagai variabel dependen (variabel terikat)

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai variabel independen (variabel


55

bebas). Penggunaan informasi akuntansi yang dimaksudkan yaitu pengetahuan

tentang penggunaan informasi operasional, penggunaan informasi akuntansi

manajemen dan penggunaan informasi akuntansi keuangan. Pengukuran variabel

dependen yaitu dilakukan dengan menggunakan skala likert lima point, dimana point

1 mengambarkan “sangat tidak setuju”, point 2 yaitu “tidak setuju”, point 3 “cukup

setuju”, point 4 yakni “setuju”, dan point 5 “sangat Setuju”.

Kesimpulan dari pengertian operasional dari tiap-tiap variabel dapat dilihat

dibawah ini, diantaranya :

Variabel Definisi Indikator Skala

Jenjang Jenjang pendidikan -SD, SMP, SMA Ordinal


Pendidikan dari pemilik dan -D3
Terakhir karyawan UMKM -S1, S2
(X1) -S3

(Aufar, 2013)
Skala Usaha Kemampuan -Aset perusahaan Ordinal
(X2) perusahaan dalam -Jumlah karyawan
mengelola usahanya -Penjualan per-tahun
(Aufar, 2013) dengan memandang
beberapa total
karyawan yang
dipekerjakan, aktiva
yang dimiliki beserta
berapa besar penjualan
yang diperoleh
perusahaan dalam satu
tahun periode
akuntansi
Lama Usaha Lama perusahaan -Lamanya badan usaha Ordinal
(X3) berdiri atau beroperasi berjalan sampai
dengan sekarang ini.
(Aufar, 2013)
Latar Belakang Latar belakang -Akuntansi Ordinal
Pendidikan pendidikan formal -Manajemen
(X4) yang dipelajari oleh -Lainnya
pemilik atau manajer
(Aufar, 2013) UMKM
56

Pengetahuan Pengetahuan pemilik -Elemen laporan Likert


Akuntansi UMKM terhadap hal keuangan
(X5) akuntansi -Penggolongan
rekening
(Wulansari, -Laporan laba rugi
2016) -Penulisan pembelian
secara tunai
-Penulisan penjualan
secara kredit
-Penulisan pembayaran
utang
-Penulisan retur
pembelian
-penulisan retur
penjualan.
Penggunaan Penggunaan Informasi -Pemakaian Informasi Likert
Informasi Akuntansi pada Operasional
Akuntansi UMKM -Pemakaian Informasi
(Y) Akuntansi Manajemen
-Pemakaian informasi
(Aufar, 2013) Akuntansi Keuangan
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Berdasarkan tabel operasional variabel di atas, penulis menggunakan skala

likert untuk mengukur kuesioner atau pertanyaan yang dijawab oleh responden.

Variabel yang berkaitan dengan skala tersebut yaitu pengetahuan akuntansi (X5) dan

penggunaan informasi akuntansi (Y). Berdasarkan peneliti (Sugiyono, 2010) Skala

likert dipakai untuk memandang sikap, pendapat, serta persepsi seseorang maupun

sekelompok yang berhubungan dengan fenomena sosial.

Sedangkan untuk variabel jenjang pendidikan terakhir (X1), skala usaha (X2),

lama usaha (X3), dan latar belakang pendidikan (X4) menggunakan skala ordinal.

Menurut (Anwar Sanusi, 2017) skala ordinal adalah skala pengukuran yang

menyatakan sesuatu lebih dari (hal) yang lain. Skala ordinal memberikan nilai

peringkat terhadap dimensi konstruk atau variabel yang diukur sehingga menunjukkan
57

suatu urutan penilaian atau tingkat preferensi. Skala tersebut bertujuan untuk

memberikan informasi berupa nilai pada jawaban.

Untuk skala likert, ukuran yang dipakai untuk dinilai suatu tanggapan-

tanggapan yang diberikan yaitu berupa tingkatan, dimana tingkatan tersebut bergerak

dimulai dari angka satu “sangat tidak setuju” sampai dengan angka lima “sangat

setuju”.

Berikut merupakan rumus panjang kelas interval yang digunakan dalam

penelitian:

Skor Minimum =1

Skor Maksimum =5

Interval = Skor Maksimum – Skor Minimum

=5–1=4

Banyak Kelas / Jenjang =5

Jarak Interval = Interval : Jenjang

= 4 : 5 = 0,8

Dengan memakai rumus yang telah dijelaskan diatas, peneliti memastikan ada

lima jenjang kriteria,diantarannya :

Jawaban Respoden Skor

Sangat Baik 4,3 – 5

Baik 3,5 – 4,2

Cukup Baik 2,7 – 3,4

Buruk 1,9 – 2,6

Sangat Buruk 1 – 1,8


58

Sumber : Data Diolah 2019

Tabel 3.3 Skor Untuk Jawaban Kuesioner Variabel (X5) dan (Y)

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Berdasarkan suatu penelitian, data yang mempunyai suatu kedudukan yang

berguna bagi seorang peneliti, dikarenakan data merupakan suatu variabel yang

diteliti dan data tersebut berfungsi sebagai pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, data

yang dimiliki akan menentukan hasil dari suatu penelitian. Data yang berupa

kuesioner harus memenuhi kedua persyaratan tersebut yaitu valid dan reliabel.

3.7.1.1 Uji Validitas

Uji tersebut merupakan sebuah pengukuran untuk melihat tingkat keabsahan

beserta kevalidan dari sebuah alat pengukuran maupun instrumen penelitian. Uji

tersebut bertujuan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.

Untuk menguji validitas alat pengukuran tersebut, pertama-tama dilakukan

pencarian nilai korelasi dengan memakai rumus koefisiensi korelasi Product Moments

Pearson berikut ini :

N ( ∑ XY ) – ( ∑ X ∑ Y )
r=
√( N ∑ X2 – ( ∑ X )2 ) ( N ∑ Y2 – ( ∑ Y )2 )
Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

N = Total Sampel (Responden)

Y = Total Skor keseluruhan Butir Seluruh Item Yi

X = Total Skor Butir Dari Tiap-Tiap Item Xi


59

Setelah nilai korelasi (r) didapat, kemudian dihitung nilai thitung untuk menguji

tingkat validitas alat ukur penelitian dengan rumus sebagai berikut :

r √n - 2
t=
√1 – r 2
Ket :

r = Koefisien korelasi

n = Total tanggapan / responden

Setelah angka thitung didapatkan, maka berikutnya yaitu membedakan angka

thitung tersebut dengan angka ttabel pada taraf signifikansi sebesar α = 0,05 serta

sederajat kebebasan (dk) = n – 2. Kaidah keputusanya yaitu :

 Jika thitung > ttabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan

yaitu valid.

 Jika thitung < ttabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan

yaitu tidak valid.

Uji validitas digunakan terhadap alat pengukuran berupa angket atau

kuesioner. Variabel yang dipakai untuk penelitian yaitu variabel pengetahuan

akuntansi, serta penggunaan informasi akuntansi. Pengujian tersebut terhadap

beberapa pernyataan tersebut digunakan dengan memakai alat bantu pengolahan data

berupa Software SPSS Ver. 25.00.

Dari penelitian tersebut, skala pengukuran agar uji validitas digunakan dengan

cara membedakan rhitung maupun angka yang didapatkan untuk uji reabilitas adalah

pada kolom Correlation Item - Total Correlation dengan angka yang didapatkan rtabel

(Ghozali, 2011) dalam (Aufar, 2013). Jadi untuk perbedaan antara rhitung dan rtabel

maka terdapatlah anggapan atau hipotesis, diantaranya :


60

Ho : rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid.

H1 : rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan pada kuesioner dinyatakan tidak valid.

3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Reabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Sugiyono, 2010). Uji tersebut berfungsi untuk mengetahui

sejauh mana pengukuran tanpa bias (bebas kesalahan) yang diteliti.

Untuk menguji reliabilitas maupun keandalan dari alat pengukuran, instrument

dalam penelitian tersebut dipakai berupa koefisien Alpha Cronbach. Koefisien

tersebut memperlihatkan mutu seluruh tahapan pengumpulan data suatu penelitian.

Berikut merupakan rumus Alpha Cronbach yakni :

k.r
Alpha (α) =
1+(k–1).r

Keterangan :

k = Total variabel manifes yang membentuk variabel laten

r = Rata-rata korelasi antar variabel manifest

Maksud dari hitungan koefisien keandalan yaitu untuk memahami tingkatan

kosistensi tanggapan responden. Tingginya koefisien ini berkisar dimulai dengan

angka nol hingga satu. Makin besar koefisien, makin tinggi juga keandalan alat ukur

dan tingkat kosistensi tanggapan. Berikut merupakan penjelasannya :

 Jika r < 0,20 maka tingkat keandalan sangat lemah atau tingkat keandalan

tidak bearti.
61

 Jika r diantara 0,20 – 0,40 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang

rendah tetapi pasti.

 Jika r diantara 0,40 – 0,70 maka ditafsirkan tingkat keandalan yang cukup

bearti.

 Jika r diantara 0,70 – 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalannya

tinggi.

 Jika r > 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalannya sangat tinggi.

Uji reliabilitas dibuat atas alat pengukuran berupa angket atau kuesioner yang

dipakai untuk penelitian dari variabel penggunaan informasi akuntansi. Uji reliabilitas

tersebut dibuat dengan menggunakan alat bantu pengolahan data berupa Software

SPSS Ver. 25.00.

3.7.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif tersebut dipakai untuk memberikan gambaran mengenai

demografi responden penelitian. Data demografi ini diantaranya : jenjang pendidikan

pemilik, jumlah karyawan, aset perusahaan, penjualan perusahaan, lama usaha, latar

belakang pendidikan, pengetahuan akuntansi, penggunaan informasi akuntansi.

Menurut (Ghozali, 2011:19) dalam (Aufar, 2013) Statistik deskriptif yaitu statistik

yang memberikan gambaran / deskriptif suatu data yang dipandang dari rata-rata,

standar deviasi, variance, maksimum, minimum, kurtosis, skewnes.

3.7.3 Pemilihan Uji Statistik

Penggolahan beserta analisis data tidak bisa dilepas dari penerapan teknik

serta mode statistik tertentu, yang memberikan dasar dalam penjelasan keterkaitan

yang berlaku. Pengujian tersebut digunakan dengan alat bantuan statistik paramedik.
62

Penelitian tersebut terdapat dalam variabel dependen serta lebih dari dua variabel

independen, sehingga digunakanlah berupa Analisis Regresi Linear Berganda.

3.7.4.1 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian regresi linear berganda bisa digunakan sesudah model dari

penelitian telah tercapai syarat-syarat yaitu bebas dari asumsi klasik. Oleh karena

itulah, sebelum memulai pengujian hipotesis dengan analisis regresi linear berganda,

pertama-tama perlu dilakukan uji klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik dipakai

untuk menguji kesalahan model regresi yang dipakai untuk penelitian. Menurut

(Aufar, 2013) uji asumsi klasik yaitu salah satu kriteria yang harus dicapai, hal ini

bertujuan persamaan regresi dapat dibilang sebagai persamaan regresi yang bagus,

maksud dari perkataanya yaitu persamaan regresi yang dihasilkan akan valid bila

dipakai buat prediksi. Uji asumsi klasik ini biasanya sudah biasa dipakai dalam

persamaan regresi berganda. Dalam suatu penelitian, penulis menggunakan tiga

pengujian dalam asumsi klasik diantaranya uji normalitas, uji multikolinearitas, dan

uji heterokedastisitas. Pengujian tersebut akan dirincikan sebagai berikut, diantaranya:

1. Uji Normalitas

Berdasarkan (Ghozali, 2011: 160) dalam (Aufar, 2013) mengatakan kalau uji

normalitas memiliki maksud untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu maupun residual mempunyai distribusi normal. Yang bearti, uji

normalitas digunakan untuk melihat sifat distribusi data penelitian yang berguna

untuk melihat hasil apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji

sebaran data yang dianalisis.

Ada beberapa hal yang bisa dipakai agar bisa melihat normalitas data untuk

penelitian tersebut, yaitu dengan memakai tiga alat pengujian, yakni :


63

1. Uji Kolmogrov Smirnov, untuk uji tersebut pendoman dipakai dalam

pengambilan hasil dari kesimpulan yaitu :

a. Apabila nilai signifikan < 0,05 alhasil distribusi data tidak normal.

b. Apabila nilai signifikan > 0,05 alhasil distribusi data normal.

Sedangkan anggapan atau hipotesis data yang dipakai yakni :

1) Ho : Data residual berdistribusi normal

2) Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

2. Histogram, merupakan suatu pengujian dengan memakai ketentuan kalau

data normal berbentuk lonceng (bell shaped). Data yang bagus merupakan

suatu data yang mempunyai pola distribusi normal. Jika data menceng ke

kanan mzupun menceng ke kiri, bearti memberitahukan bahwa data tidak

berdistribusi secara normal.

3. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang dipakai yaitu :

 Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah

garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti garis

arah diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut (Ghozali, 2011: 160)

dalam (Aufar, 2013) model regresi yang sesuai sebaiknya tidak terjadi atau tidak

adanya korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas bisa dilihat dengan

metode menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, antara lain :

1) Tolerance Value

2) AngkaVariance Inflation Factor (VIF)


64

Dari kedua pengukuran tersebut memperlihatkan, tiap-tiap variabel bebas akan

dijelaskan pada variabel bebas yang lainnya. Niat cutoof yang biasa dipakai

merupakan suatu angka tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10. Bila angka

tolerance hasilnya lebih besar dari 0,10 maupun angka VIF hasilnya lebih kecil dari

10, bisa dapat disebutkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel pada

model regresi atau sebaliknya.

3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian tersebut bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi

terdapat ketidakcocokan variance pada residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain (Ghozali, 2011: 139) dalam (Aufar, 2013). Apabila variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain hasilnya konsisten atau tetap, hal tersebut

menunjukkan homoskedastisitas dan apabila hasilnya berlainan maka maka akan

disebut heteroskedastisitas. Untuk menguji ada atau tidak terjadinya

heteroskedastisitas, dalam penelitian tersebut dipakai grafik plot antara angka prediksi

variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Uji heteroskedastisitas dipakai untuk melihat apakah dari model regresi

penyimpanan variabel memiliki sifat konstan atau justru tidak. Salah satu metode

untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola-pola atau gambar-gambar tertentu dari grafik scatterplot antara variabel

dependen dengan residualnya. Jika grafik yang diperlihatkan dengan titik-titik

tersebut membangun suatu gambar atau pola tertentu, hal ini bisa dikatakan telah

terjadi heteroskedastisitas serta jika polanya acak atau menyebar ke segala arah, hal

tersebut dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.


65

Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan memperlihatkan kurva

heteroskedastisitas atau diagram pencar (Chart), yaitu latar ajaran yakni sebagai

berikut, diantaranya :

 Apabila titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola tertentu

yang beraturan (bergelombang), melebar kemudian menyempit hal

tersebut dikatakan terjadi heteroskedastisitas.

 Apabila tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar baik dibawah

atau diatas 0 sumbu Y, maka hal tersebut dikatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.7.4.2 Teknik Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut (Sanusi, 2017) regresi linear berganda pada dasarnya merupakan

perluasan dari regresi linear sederhana, yaitu menambahkan jumlah variabel bebas

yang sebelumya hanya satu menjadi dua atau lebih variabel bebas. Teknik ini dibantu

dengan instrumen berupa program SPSS (statistic pagkage for social sience). Berikut

berupa rumus model regresi linear berganda yakni :

Y=α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e

Keterangan :

Y = Penggunaan Informasi Akuntansi

X1 = Jenjang Pendidikan Pemilik

X2 = Skala Usaha

X3 = Lama Usaha

X4 = Latar Belakang Pendidikan

X5 = Pengetahuan Akuntansi

α = Konstanta
66

b = Koefisien Regresi

e = Standar Error

3.8 Pengujian Hipotesis

3.8.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada umumnya bermaksud untuk melihat

pengukuran yaitu seberapa jauh kemampuan model dalam menegaskan variasi

variabel dependen. Angka koefisien determinasi merupakan antara angka nol sampai

dengan satu. Angka (R2) yang kecil bearti keahlian variabel-variabel independen

untuk memperjelas variasi variabel dependen sangat terbatas. Angka yang mendekati

angka satu bearti variabel-variabel independen menggunakan hampir seluruh

informasi yang digunakan untuk bisa memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2011: 97) dalam (Aufar, 2013).

3.8.2 Uji Simultan (F-test)

Pengujian tersebut yaitu suatu pengujian yang memiliki hubungan regresi

secara simultan dengan maksud untuk memperlihatkan apakah seluruh variabel

independen secara simultan atau secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian dengan memakai

pengujian tersebut yaitu sebagai berikut, diantaranya :

1. Memastikan tinggi signifikansi sebesar α = 5%

Tinggi Signifikansi 0,05% atau 5% yang bearti kemungkinan besar hasil

penarikan hasil akhir mempunyai profitabilitas maupun laba 95%

sedangkan toleransi kesalahan 5%.

Rumus hipotesis Uji F :


67

Ho : β1 = β2 =0, yang bearti tidak adanya pengaruh secara simultan antara

variabel-variabel bebas dengan variabel terikat.

Ha : β1 ≠ β2 ≠0, yang bearti terdapat pengaruh secara simultan antara

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Menghitung Uji F (F-test)

R2 / k
F hitung =
(1–R2)/(n–k–1)

Ket :

R2 = Koefisien Determinasi Campuran

k = Total Variabel Independen

n = Seluruh Sampel

3. Kriteria Pengambil Kesimpulan

a. H0 ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung > Ftabel

b. H0 tidak berhasil ditolak jika F statistik > 0,05 atau Fhitung < Ftabel

Nilai Ftabel didapat dari :

df1 (pembilang) = Total variabel independen

df2 (penyebut) = n – k – 1

Ket :

n = Total Observasi

k = Variabel Independen

3.8.3 Uji Parsial (t-test)

Pengujian parsial atau biasa disebut dengan (t-test) dipakai untuk menguji

hipotesis secara parsial atau secara sendiri-sendiri, hal ini berguna untuk

menunjukkan pengaruh dari tiap variabel independen secara individu terhadap

variabel dependen. Uji-t merupakan suatu pengujian koefisien regresi dari tiap-tiap
68

variabel independen terhadap variabel dependen untuk melihat seberapa besar atau

jauhnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tahapan-tahapan

pengujian ini menggunakan uji t yaitu sebagai berikut, diantaranya :

1. Memastikan tinggi signifikansi sebesar α = 5%

Tingginya signifikansi 0,05 atau 5% yang bearti kemungkinan besar hasil

penarikan hasil akhir mempunyai profitabilitas maupun laba 95%

sedangkan toleransi kesalahan 5%.

Ho : β1 = β2 =0, yang bearti tidak adanya suatu pengaruh secara parsial

antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat.

Ha : β1 ≠ β2 ≠0, yang bearti terdapatnya suatu pengaruh secara parsial

antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Menghitung Uji t (t-test)

r√n-2
Thitung =
1–r2

Ket :

r = Koefisien Korelasi

n = Total Sampel

3. Kriteria Pengambilan Hasil Akhir

a. H0 ditolak jika t statistik < 0,05 atau thitung > ttabel.

b. H0 tidak berhasil ditolak jika t statistik > 0,05 atau thitung < ttabel.

Nilai ttabel di dapat dari :

df = n- k- 1

Ket :

n = Seluruh Observasi

k = Variabel Independen
69

3.9 Penetapan Tingkat Signifikansi (α)

Tingginya signifikansi (significant level) yang telah konsisten untuk penelitian

tersebut yaitu nilai sebesar 5% atau 0,05 dikarenakan dinilai cukup untuk menguji

keterkaitan antara variabel-variabel yang diuji maupun memperlihatkan bahwa

korelasi diantara kedua variabel cukup nyata. Tingginya signifikansi 0,05 yang bearti

kemungkinan besar hasil penarikan hasil akhir mempuyai profitabilitas 95%

sedangkan toleransi kesalahan sebesar 5%.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Responden

Pada penjelasan kali ini, penyusun akan menjelaskan hasil survey atau

jawaban yang didapatkan. Data yang telah didapatkan pertama-tama dilakukan

pengolahan terlebih dahulu untk bisa dilakukan analisis serta bisa dipakai untuk

melakukan pengujian hipotesis.

Penelitian tersebut bermaksud untuk meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Objek untuk penelitian

tersebut terdiri dari jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, latar

belakang pendidikan, pengetahuan akuntansi dan penggunaan informasi akuntansi.

Dimana variabel independen (variabel bebas) untuk penelitian tersebut berupa jenjang

pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, latar belakang pendidikan, dan

pengetahuan akuntansi. Sementara itu yang menjadi variabel dependen (variabel

terikat) untuk penelitian tersebut berupa penggunaan informasi akuntansi.

Populasi dalam penelitian tersebut merupakan seluruh pemilik dan karyawan

dari UMKM yang merupakan perusahaan UMKM dari PDAM Tirta Sejiran Setason

Kab. Bangka Barat berjumlah 55 karyawan tetap UMKM. Untuk sampel penelitian,

dikarenakan populasi dari penelitian tersebut kurang dari 100 orang, maka Sampel

yang diambil dalam penelitian ini sama yang berada di populasi sebanyak 55

karyawan tetap UMKM.

Berikut berupa data yang penyusun dapatkan mengenai profil responden

merupakan sebagai berikut, diantaranya :

70
71

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 28 50.90%
Wanita 27 49.09%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa berdasarkan 55 tanggapan responden

yang digunakan menjadi subjek penelitiannya, maka dapat diketahui bahwa tanggapan

responden berjenis kelamin pria sedikit lebih banyak dibandingkan wanita yaitu pria

sebesar 50,90%, sedangkan wanita sebesar 49,09%.

Masa Kerja Frekuensi Persentase


10-20 Tahun 6 10.91%
21-30 Tahun 13 23.64%
31-40 Tahun 27 49.09%
41-50 Tahun 8 14.55%
>50 Tahun 1 1.81%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.2 Kelompok Responden Berdasarkan Usia

Dapat dilihat dari tabel diatas, maka dapat diketahui kalau tanggapan

responden yang mempunyai antara usia 31 sampai dengan 40 tahun yaitu tanggapan

responden tertinggi untuk suatu penelitian sebanyak 27 orang dan pensentase 49.09%.

Sementara itu yang mempunyai usia > 50 merupakan tanggapan responden terendah

untuk suatu penelitian sebanyak 1 orang dan persentase 1.81%.


72

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

4.1.2.1 Gambaran Mengenai Jenjang Pendidikan Terakhir

Variabel pengendalian internal terdiri dalam 1 butir pertanyaan yang terbagi

kedalam 4 jawaban dari suatu angket atau kuesioner, yakni dimensi jenjang

pendidikan SD SMP SMA, Diploma 3, Sastra 1 Sastra 2, dan terakhir Sastra 3. Hal

tersebut akan disajikan serta menjelaskan kecenderungan tanggapan dari para

responden terhadap variabel jenjang pendidikan terakhir berupa pemilik dan

karyawan UMKM.

1. Jenjang Pendidikan Terakhir

Hal tersebut akan dijelaskan dalam sebuah tabel bahwa mengenai

rekapitulasi jawaban responden yang diajukan agar bisa mengukur variabel

jenjang pendidikan terakhir berupa jawaban SD-SMP-SMA, Diploma 3, Sastra 1

Sastra 2, dan terakhir Sastra 3. Berikut berupa frekuensi jenjang pendidikan

terakhir:

Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase


SD-SMP-SMA 8 14.54%
D3 7 12.73%
S1-S2 40 72.73%
S3 0 0%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.3 Kelompok Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa untuk jawaban

berupa “S1-S2” merupakan tanggapan responden tertinggi dalam penelitian ini

yaitu sebesar 40 orang dan persentasenya 72,73%, sementara itu untuk jawaban

berupa D3 merupakan tanggapan responden terendah dalam penelitian ini yaitu


73

sebesar 7 orang dan persentasenya 12,73%. Dan untuk tabel yang tidak terjawab

dalam penelitian tersebut yaitu berupa S3.

4.1.2.2 Gambaran Mengenai Skala Usaha

Variabel skala usaha terbagi menjadi 3 macam pertanyaan yang yang dari

masing-masing pertanyaan tersebut terbagi dalam 4 jawaban, yaitu pertanyaan aset

yang terdiri dari 1 pertanyaan, pertanyaan total karyawan terdiri dari 1 pertanyaan,

dan pertanyaan penjualan terdiri dari 1 pertanyaan. Hal tersebut akan disajikan serta

menjelaskan kecenderungan jawaban dari responden terhadap variabel skala usaha

dengan pendekatan distribusi frekuensi serta persentase:

1. Aset

Hal tersebut akan dijelaskan dalam sebuah tabel bahwa mengenai

rekapitulasi jawaban responden yang diajukan untuk bisa mengukur variabel skala

usaha berdasarkan dimensi aset. Dimensi aset tersebut terdapat dalam 1 butir

pertanyaan yakni:

Aset Frekuensi Persentase


< Rp 50 Juta 16 29.09%
Rp 50 - 250 Juta 21 38.18%
Rp 250 – 500 Juta 18 32.73%
>Rp 500 Juta 0 0%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.4 Kelompok Responden Berdasarkan Aset

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa untuk jawaban

berupa 50 sampai dengan 250 juta merupakan tanggapan responden tertinggi

dalam penelitian ini yaitu sebesar 21 orang dan persentasenya 38.18%, sementara

ituuntuk jawaban berupa kurang dari 50 juta merupakan tanggapan responden

terendah dalam penelitian ini yaitu sebesar 16 orang dan persentasenya 29,09%.
74

Dan untuk tabel yang tidak terjawab dalam penelitian tersebut yaitu berupa lebih

dari 500 juta.

2. Jumlah Karyawan

Hal tersebut akan dijelaskan dalam sebuah tabel bahwa mengenai

rekatipulasi jawaban responden yang diajukan untuk bisa mengukur variabel skala

usaha berupa jawaban jumlah karyawan. Jawaban berupa jumlah karyawan

tersebut terdapat dalam 1 butir pertanyaan yakni:

Jumlah Karyawan Frekuensi Persentase


< 4 Karyawan 0 0%
5 – 8 Karyawan 37 67.27%
9 – 12 Karyawan 18 32.73%
> 12 karyawan 0 0%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.5 Kelompok Redponden Berdasarkan Jumlah Karyawan

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa untuk jawaban

berupa 5 sampai dengan 8 karyawan merupakan tanggapan responden tertinggi

dalam penelitian ini yaitu sebesar 37 orang dan persentasenya 67,27%, sementara

itu untuk jawaban berupa 9 sampai dengan 12 karyawan merupakan tanggapan

responden terendah dalam penelitian ini yaitu sebesar 18 orang dan persentasenya

32,73%. Dan untuk tabel yang tidak terjawab dalam penelitian tersebut yaitu

berupa kurang dari 4 karyawan dan lebih dari 12 karyawan.

3. Penjualan

Hal tersebut akan dijelaskan dalam sebuah tabel bahwa mengenai

rekaptipulasi jawaban responden yang diajukan untuk bisa mengukur variabel


75

skala usaha berdasarkan jawaban penjualan. jawaban penjualan tersebut terdapat

dalam 1 buah pertanyaan yakni:

Penjualan Frekuensi Persentase


< Rp 100 Juta 23 41.82%
Rp 100 – 500 Juta 7 12.73%
Rp 500 Juta – 1 Miliar 25 45.45%
> Rp 1 Miliar 0 0%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.6 Kelompok Responden Berdasarkan Penjualan

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa untuk jawaban

berupa 500 juta sampai dengan 1 miliar merupakan tanggapan responden tertinggi

dalam penelitian ini yaitu sebesar 25 orang dan persentasenya 45,45%, sementara

itu jawaban berupa 100 sampai dengan 500 juta merupakan tanggapan responden

terendah dalam penelitian ini yaitu sebesar 7 orang dan persentasenya 12,73%.

Dan untuk tabel yang tidak terjawab dalam penelitian tersebut yaitu berupa lebih

dari 1 miliar.

4.1.2.3 Gambaran Mengenai Lama Usaha

Variabel lama usaha terdapat dalam 1 buah pertanyaan yang dimana terbagi

dalam 4 jawaban, yakni jawaban lamanya usaha berdiri terdiri dalam 1 pertanyaan.

Hal tersebut akan disajikan dan menjelaskan kecenderungan tanggapan dari

responden terhadap variabel lama usaha dengan pendekatan distribusi frekuensi

beserta persentase:
76

1. Lama Usaha Berjalan

Hal tersebut akan dijelaskan dalam sebuah tabel bahwa mengenai

rekapitulasi jawaban responden yang diajukan untuk pengukuran variabel lama

usaha berdasarkan jawaban lamanya usaha berjalan. jawaban lamanya usaha

berjalan tersebut terdapat dalam 1 buah pertanyaan, yakni :

Lama Usaha Berjalan Frekuensi Persentase

< 5 Tahun 0 0%
6 – 10 Tahun 23 41.82%
11 – 15 Tahun 23 41.82%
> 15 Tahun 9 16.36%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.7 Kelompok Responden Berdasarkan Lama Usaha Berjalan

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa untuk jawaban

berupa 6 sampai 10 tahun dan 11 sampai 15 tahun bersama-samamerupakan

tanggapan responden tertinggi dalam penelitian ini yaitu sebesar masing-masing

23 orang dan 41,82%, sementara itu untuk jawaban berupa lebih dari 15 tahun

merupakan tanggapan responden terendah dalam penelitian ini yaitu sebesar 9

orang dan persentasenya 16,36%. Dan untuk tabel yang tidak terjawab dalam

penelitian tersebut yaitu berupa kurang dari 5 tahun.

4.1.2.4 Gambaran Mengenai Latar Belakang Pendidikan

Variabel berupa latar belakang pendidikan terdapat dalam 1 buah pertanyaan

yang terbagi dalam 4 jawaban, yaitu jawaban latar belakang pendidikan yang diukur

dalam latar belakang berupa pendidikan akuntansi, manajemen, ekonomi, serta

lainnya. Hal tersebut akan disajikan serta menjelaskan kecenderungan jawaban dalam
77

responden terhadap variabel latar belakang pendidikan dengan pendekatan distribusi

berupa frekuensi beserta persentase:

1. Latar Belakang Pendidikan

Hal tersebut akan dijelaskan dalam sebuah tabel, bahwa mengenai

rekapitulasi jawaban responden yang diajukan dalam pengukuran variabel latar

belakang pendidikan berdasarkan jawaban latar belakang pendidikan. Jawaban

latar belakang pendidikan tersebut terdapat dalam 1 buah pertanyaa, yakni :

Latar Belakang Pendidikan Frekuensi Persentase


Akuntansi 33 60.00%
Manajemen 14 25.45%
Ekonomi 0 0%
Lainnya 8 14.55%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.8 Kelompok Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui, bahwa unntuk jawaban

berupa “akuntansi” merupakan tanggapan responden tertinggi dalam penelitian ini

yaitu sebesar 33 orang dan persentasenya 60,00%, sementara itu untuk jawaban

berupa “lainnya” merupakan tanggapan responden terendah dalam penelitian ini

yaitu sebesar 8 orang dan persentase 14,55%. Dan untuk tabel yang tidak terjawab

atau tidak dipilih oleh responden dalam penelitian ini yaitu berupa “ekonomi”.

4.1.2.5 Gambaran Mengenai Pengetahuan Akuntansi

Variabel pengetahuan akuntansi terdapat dalam 9 pertanyaan, yaitu dimensi

perpepsi penguasaan terkait pengetahuan mengenai akuntansi. Hal tersebut akan

disajikan dan menjelaskan kecenderungan tanggapan dalam responden dalam variabel


78

pengetahuan akuntansi dengan pendekatan distribusi berupa frekuensi beserta

persentase:

1. Pengetahuan Akuntansi

Hal tersebut akan dijelaskan dalam sebuah tabel, bahwa jawaban

responden yang diajukan untuk pengukuran variabel pengetahuan akuntansi

berdasarkan jawaban persepsi penguasaan berupa pengetahuan mengenai

akuntansi yang terdapat dalam 9 buah pertanyaan:

No Pertanyaan Skor Tanggapan Responden Skor Skor % Mean


5 4 3 2 1 Aktual Ideal Skor
Apakah Bapak/Ibu setuju
jika elemen laporan F 23 29 2 0 1
keuangan terdiri dari
1. 238 275 84.55 4.33
harta, utang, modal,
pendapatan, beban dan % 41.82 52.73 3.66 0.0 1.88

prive?
Apakah Bapak/Ibu setuju
jika penggolongan F 11 28 13 2 1
rekening digolongkan
2. 211 275 76.77 3.84
menjadi rekening rill dan
nominal? % 20.00 50.90 23.66 3.66 1.82

Apakah Bapak/Ibu setuju


jika laporan laba/rugi
diukur dengan cara 12 36 6 1 0
F
membendingkan
pendapatan yang
3. 224 275 81.45 4.07
diperoleh perusahaan
dengan biaya yang
digunakan untuk 21.82 65.45 10.91 1.82 0.0
%
memperoleh pendapatan
tersebut?
Apakah Bapak/Ibu setuju
jika neraca merupakan F 23 22 8 2 0
daftar yang
4. 231 275 84.00 4.20
menggambarkan posisi
79

harta, hutang dan modal % 41.82 40.00 14.55 3,64 0.0


perusahaan?
Apakah Bapak/Ibu setuju
apabila terjadi pembelian F 12 34 7 2 0
secara tunai, maka
5. 221 275 79.64 3.98
rekening kas akan
berkurang si sisi kredit? % 21.82 61.82 12.73 3.64 0.0

Apakah Bapak/Ibu setuju


apabila terjadi penjualan F 8 33 13 0 1
secara kredit, maka
6. 212 275 77.09 3.85
rekening piutang akan
bertambah di sisi debit? % 14.55 60.00 23.64 0.0 1.82

Apakah Bapak/Ibu setuju


apabila terjadi F 8 34 9 3 1
pembayaran atas utang
7. 210 275 76.36 3.82
perusahaan, maka
rekening utang akan % 14.55 61.82 16.36 5.45 1.82

berkurang di sisi debit?


Apakah Bapak/Ibu setuju
apabila terjadi F
pengembalian barang 7 38 6 2 2
yang dibeli karena barang
211 275 76.73 3.84
tidak sesuai dengan
8.
pesanan atau cacat akan %
dicatat sebagai rektur 12.73 69.09 10.91 3.64 3.64
pembelian?
Apakah Bapak/Ibu setuju
apabila terjadi F
pengembalian barang 11 31 11 1 1
yang dijual karena barang
9. 215 275 78.18 3.91
yang tidak sesuai dengan
pesanan atau cacat, maka
%
akan dicatat sebagai 20.00 56.36 20.00 1.82 1.82
rektur penjualan?
F 115 285 75 13 7
Total Skor 1973 2475 79.72 3.99
% 23.23 57.58 15.15 2.63 1.41

Sumber: Data Diolah, 2019


80

Tabel 4.9 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Pengetahuan Akuntansi di UMKM

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa tanggapan responden

tertinggi dalam penelitian ini dari total 9 pertanyaan yaitu tanggapan responden

nomor 4 atau biasa disebut “setuju” dimana frekuensinya sebesar 285 orang dan

persentasenya 57,58%, sementara itu untuk tanggapan responden terendah dalam

penelitian ini yaitu tanggapan responden nomor 1 atau biasa disebut “sangat tidak

setuju” dimana frekuensinya sebesar 7 orang dan persentasenya 1,41%. Setelah

dilakukan penjumlahan dari tiap-tiap skor maka terbentuklah skor aktual sebesar 1973

dengan skor totalnya sebesar 2475. Setelah didapatkan kedua skor tersebut

terbentuklah hasil persentase sebesar 79,72%, dan setelah didapatkan persentase maka

dapatlah hasil akhir atau mean skor sebesar 3,99, dan hasil tersebut sudah termasuk ke

kategori baik.

4.1.2.6 Gambaran Mengenai Penggunaan Informasi Akuntansi

Untuk variabel berupa penggunaan informasi akuntansi terdapat dalam 14

buah pertanyaan yang terdiri kedalam 4 jawaban, yakni jawaban persepsi penguasaan

berkaitnya bahwa pentingnya laporan keuangan. Hal tersebut akan disajikan serta

menjelaskan kecenderungan jawaban dalam responden terhadap variabel penggunaan

informasi akuntansi dengan pendekatan distribusi berupa frekuensi beserta persentase:

1. Penggunaan Informasi Akuntansi

Hal tersebut akan dijelaskan dalam sebuah tabel, bahwa jawaban

responden yang diajukan dalam pengukuran variabel penggunaan informasi

akuntansi melalui jawaban persepsi penguasaan berkait bahwa pentingnya

pelaporan keuangan yang terdapat dalam 14 buah pertanyaan :


81

No Pertanyaan Skor Tanggapan Responden Skor Skor % Mean


5 4 3 2 1 Aktual Ideal Skor
Apakah Perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin F 17 24 13 1 0
melakukan
1. 222 275 80.73 4.04
pencatatan/pembukuan
akuntansi atas semua % 30.91 43.64 23.64 1.82 0.0
transaksi yang terjadi?
Apakah perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin selalu
melakukan pencatatan F 13 31 9 1 1
berkaitan dengan catatan
2.
diantaranya buku kas
219 275 79.64 3.98
masuk,buku kas keluar,
buku hutang, buku
piutang, buku investaris
kekayaan, buku
% 23.64 56.36 16.36 1.82 1.82
persediaan barang, buku
penjualan dan buku
pembelian?
Apakah perusahaan yang

3. Bapak/Ibu pimpin selalu F 11 23 16 5 0 205 275 74.55 3.73


melakukan pencatatan
akuntansi secara rutin? % 20.00 41.82 29.09 9.09 0.0
Apakah Perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin F 17 25 10 2 1
memperkerjakan
4. 220 275 80.00 4.00
karyawan khusus untuk
menjalankan proses % 30.91 45.45 18.18 3.64 1.82
akuntansi?
Apakah perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin selalu F 22 22 8 3 0
membuat informasi dan
5. 228 275 82.91 4.15
penilaian guna
% 40.00 40.00 14.55 5.45 0.0
pengambilan keputusan?
82

Apakah perusahaan yang


Bapak/Ibu pimpin selalu
menyajikan laporan- F 16 22 16 0 1
laporan diantaranya
6.
laporan persediaan,
217 275 78.91 3.95
laporan gaji karyawan,
laporan jumlah produksi,
% 29.09 40.00 29.09 0.0 1.82
dan laporan biaya
produksi?
Apakah perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin F 23 20 12 0 0
menyusun laporan
keuangan secara rutin
7. 231 275 84.00 4.20
sesuai dengan pencatatan
% 41.82 36.36 21.82 0.0 0.0
periode akuntansi?

Apakah perusahaan yang


Bapak/Ibu pimpin F 11 27 11 4 2
menggunakan SAK
ETAP sebagai standar
8. 206 275 74.91 3.75
akuntansi yang
digunakan dalam
menyusun laporan % 20.00 49.09 20.00 7.27 3.64
keuangan?
Apakah perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin
menyajikan laporan F 15 26 10 2 2
keuangan diantaranya
9. 215 275 78.18 3.91
laporan laba/rugi, neraca,
laporan perubahan
modal, laporan arus kas,
% 27.27 47.27 18.18 3.64 3.64
dan catatan atas laporan
keuangan?
Apakah perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin F 14 20 12 7 2
memerlukan software
10. 202 275 73.45 3.67
akuntansi untuk
membantu penyusunan % 25.45 36.36 21.82 12.73 3.64
83

laporan tersebut?
Apakah perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin dalam F 15 22 13 4 1
menggunakan software
akuntansi sangat
11. 211 275 76.73 3.84
membantu dalam
penyusunan laporan
% 27.27 40.00 23.64 7.27 1.82
keuangan perusahaan?

Apakah perusahaan yang


Bapak/Ibu pimpin dalam F 13 26 14 2 0
penyusunan laporan
keuangan dipergunakan
12. 215 275 78.18 3.91
untuk keperluan internal,
% 23.64 47.27 25.45 3.64 0.0
pengajuan kredit ke bank,
dan pelaporan ke bank?
Apakah perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin dalam
penggunaan laporan F 19 25 11 0 0
keuangan yang selama ini
13. 228 275 82.91 4.15
dibuat telah memenuhi
kebutuhan perusahaan
dan sesuai dengan tujuan % 34.55 45.45 20.00 0.0 0.0
perusahaan?
Apakah perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin dalam F 23 22 9 0 1
penggunaan laporan
keuangan sangat penting
14. 231 275 84.00 4.20
dalam menunjang
% 41.82 40.00 16.36 0.0 1.82
perkembangan dan
tumbuhnya perusahaan?
F 229 335 164 31 11
Total Skor % 29.74 43.51 21.30 4.06 1,43 3050 3850 79.22 3.96
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Informasi


Akuntansi di UMKM
84

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa tanggapan responden

tertinggi dalam penelitian ini dari total 14 pertanyaan yaitu tanggapan responden

nomor 4 atau biasa disebut “setuju” dimana frekuensinya sebesar 335 orang dan

persentasenya 43,51%, sementara itu untuk tanggapan responden nomor 1 atau biasa

disebut “sangat tidak setuju” dimana frekuensinya sebesar 11 orang dan persentasenya

1,43%. Setelah dilakukan penjumlahan dari tiap-tiap skor maka terbentuklah skor

aktual sebesar 3050 dengan skor totalnya sebesar 3850, setelah didapatkan keu=dua

skor tersebut terbentuklah hasil persentase sebesar 79,22% dan setelah didapatkan

persentase maka dapatlah hasil akhir atau mean skor sebesar 3,96, dan hasil tersebut

sudah termasuk ke kategori baik.

4.2 Analisis Jawaban Responden

Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

dari penyebaran kuesioner kepada responden sebagai sumber data dalam penelitian

ini. Kuesioner terdapat dalam 29 buah pertanyaan dengan perincian 1 butir pertanyaan

berupa jenjang pendidikan terakhir, 3 buah pertanyaan berupa skala usaha, 1 buah

pertanyaan berupa lama usaha, 1 buah pertanyaan berupa latar belakang pendidikan, 9

buah pertanyaan berupa pengetahuan akuntansi, dan 14 buah pertanyaan berupa

penggunaan informasi akuntansi. Jenisa yang dipakai untuk mengelola serta

menganalisis data dalam penelitian tersebut yaitu uji validitas serta reliabilitas untuk

variabel independen pengetahuan akuntansi dan variabel dependen penggunaan

informasi akuntansi, statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear

berganda, koefisien determinasi, uji f, serta uji t sebagai pengujian hipotesis untuk

dilakukan pengambilan suatu kesimpulan.


85

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengembangan dalam suatu

penelitian, dimana kedua uji tersebut telah diuji oleh penelitian terdahulu yaitu

penelitian Aufar dan Wulandari. Dalam penelitian kali ini, penulis melakukan

pengujian ulang terhadap validitas dan reliabilitas, hal ini untuk memperlihatkan

apakah alat ukur yang dipakai berupa butiran item pertanyaan yang diajukan untuk

para-para responden bisa mengukur secara cermat serta tepat apa yang akan diukur

dalam penelitian tersebut.

4.2.1.1 Hasil Pengujian Validitas

Pengujian tersebut dilakukan untuk melihat apakah alat pengukuran tersebut

dirancang dalam kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya atau justru

tidak. Untuk pengujian tersebut bermaksud untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian validitas tersebut digunakan dengan mengkorelasi nilai jawaban

responden dari tiap-tiap pertanyaan. Angka Rhitung dibandingkan dengan Rtabel. bila

Rhitung > Rtabel, hal tersebut dapat disimpulkan kalau data ini bersifat valid.

Berdasarkan uji validitas yang digunakan terhadap pertanyaan kuesioner mulai

variabel pengetahuan akuntansi dan penggunaan informasi akuntansi yaitu sebgai

berikut, yakni :

BUTIR R Hitung R Tabel KETERANGAN


PERTANYAAN (5%)
PA1 0,412 0,279 VALID
PA2 0,648 0,279 VALID
PA3 0,490 0,279 VALID
PA4 0,634 0,279 VALID
PA5 0,668 0,279 VALID
PA6 0,793 0,279 VALID
PA7 0,778 0,279 VALID
PA8 0,685 0,279 VALID
PA9 0,617 0,279 VALID
Sumber: Data Diolah, 2019
86

Tabel 4.11 Validitas Variabel Pengetahuan Akuntansi

Berdasarkan pengujian validitas untuk pengetahuan akuntansi yang terdiri

dalam 9 butir pertanyaan maka hasil tersebut dikatakan valid, dikarenakan Rhitung

hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan Rtabel. Dengan demikian, item pertanyaan

mengenai variabel pengetahuan akuntansi telah memenuhi kriteria validitas.

BUTIR R Hitung R Tabel KETERANGAN


PERTANYAAN (5%)
PIA 1 0,631 0,279 VALID
PIA 2 0,567 0,279 VALID
PIA 3 0,552 0,279 VALID
PIA 4 0,615 0,279 VALID
PIA 5 0,622 0,279 VALID
PIA 6 0,576 0,279 VALID
PIA 7 0,587 0,279 VALID
PIA 8 0,662 0,279 VALID
PIA 9 0,672 0,279 VALID
PIA 10 0,760 0,279 VALID
PIA 11 0,489 0,279 VALID
PIA 12 0,536 0,279 VALID
PIA 13 0,577 0,279 VALID
PIA 14 0,552 0,279 VALID
Sumber: Data Diolah, 2019

Tabel 4.12 Validitas Variabel Penggunaan Informasi Akuntansi

Berdasarkan uji validitas untuk penggunaan informasi akuntansi yang terdiri

dari 14 butir pertanyaan maka hasil tersebut dinyatakan valid, karena R hitung lebih

besar dibandingkan dengan Rtabel. Jadi dapat disimpulkan, bahwa item-item

pertanyaan mengenai variabel penggunaan informasi akuntansi telah memenuhi

kriteria validitas.

4.2.1.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas yaitu sebuah pengukuran kestabilan serta konsistensi responden

untuk menjawab hal yang berhubungan dengan pertanyaan yang merupakan suatu
87

variabel serta disusun sedalam satu susunan kuesioner. Uji reliabilitas bisa digunakan

secara bersama-sama kedalam semua item pertanyaan untuk lebih dari satu variabel.

Hal tersebut merupakan hasil pengujian reliabilitas dalam variabel pengetahuan

akuntansi dan penggunaan informasi akuntansi:

Cronbach’s
No. Nama Variabel Cronbach’s Alpa Based On N of
Item Alpa Standardized Items
Item
Pengetahuan
1. Akuntansi 0,818 0,279 9
(X5)
Penggunaan
2. Informasi Akuntansi 0,863 0,279 14
(Y)
Sumber: Hasil Output SPSS, 2019

Tabel 4.13 Reliabilitas Variabel (X5) dan (Y)

Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpa untuk

variabel pengetahuan akuntansi sebesar 0,818 dan penggunaan informasi akuntansi

sebesar 0,863 lebih besar dibandingkan dengan cronbach’s alpa based on standardized

item sebesar 0,266, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut sudah

memenuhi kriteria reliabel.

4.2.2 Statistik Deskriptif

Pengujian ini dipakai untuk memperlihatkan deskripsi dalam sebuah data yang

dilihat dalam angka maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata (mean) yang

dihasilkan dalam variabel penelitian. Oleh karena itu, dari analisis statistik deskriptif

menggunakan alat bantu pengolahan data program SPSS Ver. 25.00 yang didapatkan

hasil sampel yaitu sebagai:


88

N Minimum Maximum Mean


Jenjang Pendidikan Terakhir 55 1,000 3,000 2,58182
Skala Usaha 55 1,000 3,000 2,06340
Lama Usaha 55 2,000 4,000 2,74545
Latar Belakang Pendidikan 55 1,000 4,000 3,30909
Pengetahuan Akuntansi 55 1,000 5,000 3,85455
Penggunaan Informasi Akuntansi 55 1,000 5,000 3,74545

Valid N (listwise) 55
Sumber: Hasil Output SPSS, 2019

Tabel 4.14 Statistik Deskriptif

Dapat dilihat dari tabel di atas, analisis deskriptif tersebut diketahui bahwa

seluruh sampel dalam penelitian ini terdapat sebagai berikut:

1. Jenjang Pendidikan Terakhir

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap jenjang

pendidikan terakhir menunjukkan nilai minimum sebesar 1,000, nilai maksimum

sebesar 3,000, dan rata-rata sebesar 2,58182.

2. Skala Usaha

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap skala

usaha menunjukkan nilai minimum sebesar 4,000, nilai maksimum sebesar 9,000,

dan rata-rata sebesar 6,40000.

3. Lama Usaha

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap lama

usaha menunjukkan nilai minimum sebesar 2,000, nilai maksimum sebesar 4,000,

dan rata-rata sebesar 2,74545.

4. Latar Belakang Pendidikan


89

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap latar

belakang pendidikan menunjukkan nilai minimum sebesar 1,000, nilai maksimum

sebesar 4,000, dan rata-rata sebesar 3,30909.

5. Pengetahuan Akuntansi

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

pengetahuan akuntansi menunjukkan nilai minimum sebesar 1,000, nilai

maksimum sebesar 5,000, dan rata-rata sebesar 3,85455.

6. Penggunaan Informasi Akuntansi

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

penggunaan informasi akuntansi menunjukkan nilai minimum sebesar 1,000, nilai

maksimum 5,000, dan rata-rata sebesar 3,74545.

4.2.3 Pengujian Asumsi Klasik


4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk memperlihatkan apakah data yang dipakai

mempunyai distribusi normal. Pengujian normalitas dilaksanakan dengan

menggunakan P – P Plot Test. Pengujian normalitas bisa dideteksi dengan

memperlihatkan penyebaran data (titik) di sumbu diagonal dengan grafik distribusi

normal. Dan hasilnya dapat dilihat di grafik atau gambar dibawah ini:

Sumber: Hasil Output SPSS, 2019


90

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Berdasarkan pengujian tersebut, dapat dilihat dari gambar diatas dimana

penyusun mengunakan pengujian (Normal P-Plot of Regression Standardized

Residual). Dan hasilnya mengatakan bahwa seluruh titik-titik tersebut saling

mengikuti garis diagonal dimulai dari awal sampai ke akhir, selain itu titik-titik

tersebut juga tidak melakukan penyebaran secara jauh baik itu melebar jauh ke atas,

maupun melebar jauh ke bawah. Sehingga dapat disimpulkan dan jelas bahwa model

regresi ini layak dipakai dikarenakan memenuhi asumsi normalitas atas data

berdistribusi normal.

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas yaitu suatu kejadian terdirinya korelasi yang sempurna dari

satu variabel bebas lain. Pengujian tersebut digunakan dengan menggunakan VIF

dimana kriterianya, jika nilai tolerance < 0,10 serta nilai VIF suatu variabel bebas >

10, hal tersebut dapat dijelaskan kalau variabel bebas tersebut terjadi

multikolinearitas. Berikut berupa tabel hasil nilai VIF dari masing-masing variabel

bebas:

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Jenjang Pendidikan Terakhir ,356 2,807
Skala Usaha ,184 5,446
Lama Usaha ,197 5,084
Latar Belakang Pendidikan ,292 3,430
Pengetahuan Akuntansi ,760 1,315

Sumber: Hasil Output SPSS, 2019

Tabel 4.15 Koefisien Uji Multikolinearitas

Berdasarkan dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dapat diketahui

bahwa nilai tolerance dari variabel independen menunjukkan nilai lebih dari 0,10
91

sementara nilai VIF dari variabel independen menunjukkan nilai tidak lebih dari 10.

Oleh sebab itu, bisa disimpulkan kalau tidak terjadi multikolinearitas antara variabel

independen dalam model regresi.

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas.

Pengujian tersebut dimaksudkan untuk melakukan pengujian apakah dalam

model regresi terdapat ketidaksamaan varians dalam residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lainnya. Model regresi yang bagus yaitu tidak terdapat

heteroskedastisitas. Salah satu macam untuk mendeteksi ada maupun tidaknya

heteroskedastisitas yaitu dengan melihat gambar berupa scatterplot diantara nilai

prediksi variabel terikat dengan residualnya. Bila terdapat pola-pola tertentu, seperti

titik-titik menyebar di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas. Jadi dari hasil pengolahan data, uji heteroskedastisitas

untuk penelitian tersebut dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:

Sumber: Hasil Output SPSS,2019

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

Setelah dilihat dari gambar diatas yang menggunakan penggujian scatter plot,

maka dapat dihasilkan bahwa titik-titik tersebut melakukan penyebaran kesegala arah
92

baik itu keatas, kebawah, maupun kesamping, selain itu tidak terdapat pola-pola

tertentu seperti berbentuk bulat, bergaris, maupun bergelombang, maka dapat

disimpulkan dan jelas bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan bisa dilanjutkan ke

analisis regresi linear berganda.

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut (Umar, 2003) dalam (Aufar, 2013) mengatakan, bahwa analisis

regresi digunakan untuk mengetahui hubungan yang didapatkan dalam ditaksir

variabel yang satu, jika harga variabel lainnya diketahui. Persamaan model regresi

yang dipakai penyusun yaitu persamaan model regresi berganda (Multiple Regression

Analysis). Hal tersebut disajikan dalam tabel model regresi dalam bentuk yaitu

sebagai berikut:

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
11 (Constant) 23.202 7.633 3.040 .004

Jenjang Pendidikan Terakhir (X1) -.359 1.568 -.036 -.229 .820


Skala Usaha (X2) -.274 .779 -.076 -.352 .726
Lama Usaha (X3) -2.131 2.145 -.208 -.993 .325
Latar Belakang Pendidikan (X4) .426 1.216 .060 .350 .727
Pengetahuan Akuntansi (X5) 1.098 .178 .655 6.154 .000
Sumber: Hasil Output SPSS, 2019

Tabel 4.16 Koefisien Analisis Regresi Linear Berganda

Model regresi yang terbentuk berdasarkan hasil penelitian adalah:

Y = 23,202 + -0,359 X1 + -0,274 X2 + -2,131 X3 + 0,426 X4 + 1,098 X5 + e

Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan:


93

 α = konstanta sebesar 23,202, yang bearti nilai konstanta positif

menunjukkan pengaruh positif variabel independen.

 Variabel jenjang pendidikan terakhir menunjukkan nilai koefisien regresi

sebesar -0,359, artinya apabila variabel jenjang pendidikan terakhir

mengalami kenaikan sebesar (satu) satuan, maka variabel dependen yaitu

penggunaan informasi akuntansi akan mengalami penurunan sebesar -

0,359.

 Variabel skala usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,274,

artinya apabila variabel skala usaha mengalami kenaikan sebesar (satu)

satuan, maka variabel dependen yaitu penggunaan informasi akuntansi

akan mengalami penurunan sebesar -0,274.

 Variabel lama usaha menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -2,131,

artinya apabila variabel lama usaha mengalami kenaikan sebesar (satu)

satuan , maka variabel dependen yaitu penggunaan informasi akuntansi

akan mengalami penurunan sebesar -2,131.

 Variabel latar belakang pendidikan menunjukkan nilai koefisien regresi

sebesar 0,426, artinya apabila latar belakang pendidikan mengalami

kenaikan sebesar (satu) satuan, maka variabel dependen yaitu penggunaan

informasi akuntansi akan mengalami kenaikan sebesar 0,426 namun

kenaikan tersebut belum bersifat signifikan.

 Variabel pengetahuan akuntansi menunjukkan nilai koefisiean regresi

sebesar 1,098, artinya apabila pengetahuan akuntansi mengalami kenaikan


94

sebesar (satu) satuan, maka variabel dependen yaitu penggunaan informasi

akuntansi akan mengalami kenaikan sebesar 1.098.

4.2.5 Pengujian Hipotesis

4.2.5.1 Koefisien Determinasi / (R2)

Pengujian koefisien determinasi dipakai dalam mengukur seberapa jauh

kemampuan model untuk enerangkan variasi variabel independen terhadap variabel

dependen. Angka koefisien determinasi yang diperlihatkan dengan nilai Adjusted R2

dalam model regresi dipakai untuk mengetahui seberapa tingginya variabilitas

variabel dependen yang bisa menjelaskan dalam variabel-variabel bebasnya. Hal

tersebut dapat dilihat di tabel dibawah ini, yakni:

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .761a .578 .535 5.07321

Sumber: Hasil Output SPSS, 2019

Tabel 4.17 Koefisien Determinasi

Setelah dilihat dari tabel diatas yang menggunakan pengujian koefisien

determinasi, maka dapat dilihat hasilnya bahwa angka berupa Ajusted R2 memiliki

nilai sebesar 0,535, hal ini mempunyai arti bahwa bahwa variabilitas variabel

dependen yakni penggunaan informasi akuntansi yang dijelaskan dalam variabel

independen untuk penelitian tersebut yaitu sebesar 53,5%, sedangkan sisanya sebesar

46,5% dijelaskan berdasarkan variabel-variabel yang lainnya di luar pemahaman

model penelitian.
95

4.2.5.2 Secara Simultan (Uji-F)

Tujuan dari pengujian tersebut untuk membuktikan apakah secara bersama-

sama atau secara simultan seluruh variabel bebas berpengaruh atau tidaknya terhadap

variabel terikat, hasil dari uji-F dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1730.500 5 346.100 13.447 .000b
Residual 1261.136 49 25.737
Total 2991.636 54
Sumber: Hasil Output SPSS, 2019

Tabel 4.18 Secara Simultan (Uji F)

Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa setelah dilakukan pengujian yaitu uji

simultan atau disebut uji-t, maka dapat diketahui bahwa terdapat dua nilai yang harus

diperhatikan, untuk hasil nilai signifikan menunjukkan bahwa nilai signifikan yamg

didapatkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,000, sedangkan untuk nilai signifikan

level 5% yaitu sebesar 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan

sebesar 0,000 < 0,05 atau nilai signifikan hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan

signifikan level 5%. Selain dapat dilihat dari nilai signifikan, kita juga dapat melihat

dari nilai F, dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang didapatkan

dalam penelitian ini hasilnya sebesar 13,447, sedangkan nilai Ftabel yang didapatkan

yaitu sebesar 2,40, sehingga dapat disimpulkan juga bahwa nilai 13,447 > 2,40 atau

nilai dari Fhitung hasilnya lebih besar dibandingkan dengan Ftabel. Setelah diketahui

kedua nilai tersebut, maka dapat disimpulkan dan jelas bahwa secara bersama-sama

atau secara simultan yaitu jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, latar

belakang pendidikan, dan pengetahuan akuntansi hasilnya berpengaruh signifikan

terhadap penggunaan informasi akuntansi.


96

4.2.5.3 Secara Parsial (Uji-t)

Berbeda dengan pengujian simultan atau uji-F, tujuan dari pengujian parsial

atau disebut dengan uji-t yaitu menghitung masing-masing dari setiap variabel

independen atau variabel bebas terhadap variabel dependen atau variabel terikat, hasil

pengujian yang baik yaitu hasil yang memiliki nilai lebih kecil dari signifikan level

5% . Jadi apabila nilai signifikan hasilnya lebih kecil dibandingkan nilai signifikan

level 5% maka hasilnya bersifat berpengaruh signifikan, namum apabila nilai

signifikan hasilnya lebih besar dibandingkan nilai signifikan level 5% maka hasilnya

bersifat tidak berpengaruh signifikan . Hasil dari uji-t dapat dilihat dari tabel dibawah

ini:

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 23.202 7.633 3.040 .004
Jenjang Pendidikan Terakhir (X1) -.359 1.568 -.036 -.229 .820
Skala Usaha (X2) -.274 .779 -.076 -.352 .726
Lama Usaha (X3) -2.131 2.145 -.208 -.993 .325
Latar Belakang Pendidikan (X4) .426 1.216 .060 .350 .727
Pengetahuan Akuntansi (X5) 1.098 .178 .655 6.154 .000
Sumber: Hasil Output SPSS, 2019

Tabel 4.19 Koefisien Uji T

Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa hasil pengujian parsial atau uji-t terdapat

di bawah ini, yakni:

 Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa variabel jenjang pendidikan terakhir untuk nilai

signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,820,

sedangkan nilai signifikan level dari 5% sebesar 0,05, sehingga dapat


97

disimpulkan bahwa nilai 0,820 > 0,05 atau nilai dari signifikan hasilnya

lebih besar dibandingkan dengan nilai signifikan level 5%. Hal ini dapat

dilihat juga dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam

penelitian ini yaitu sebesar -0,229, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh

yaitu sebesar 2,40, sehingga dapat disimpulkan juga bahwa nilai -0,229 <

2,40 atau nilai dari Thitung hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan nilai

Ttabel. Setelah diketahui kedua hasil tersebut, maka dapat disimpulkan dan

jelas bahwa secara parsial untuk variabel jenjang pendidikan terakhir

hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi

akuntansi.

 Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa variabel skala usaha untuk nilai signifikan yang

didapatkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,726, sedangkan nilai

signifikan level dari 5% sebesar 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

nilai 0,726 > 0,05 atau nilai dari signifikan hasilnya lebih besar

dibandingkan dengan nilai signifikan level 5%. Hal ini dapat dilihat juga

dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam penelitian yaitu

sebesar -0,352, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh yaitu sebesar 2,40.

Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa nilai -0,352 < 2,40 atau nilai dari

Thitung hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan Ttabel. Setelah diketahui

kedua hasil tersebut, maka dapat disimpulkan dan jelas bahwa secara

parsial untuk variabel skala usaha hasilnya tidak berpengaruh signifikan

terhadap penggunaan informasi akuntansi.

 Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa variabel lama usaha untuk nilai signifikan yang
98

didapatkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,325, sedangkan nilai

signifikan level dari 5% sebesar 0,05., sehingga dapat disimpulkan bahwa

nilai 0,325 > 0,05 atau nilai dari signifikan hasilnya lebih besar

dibandingkan dengan nilai signifikan level 5%. Hal ini dapat dilihat juga

dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan alam penelitian ini yaitu

sebesar -0,993, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh yaitu sebesar 2,40,

sehingga dapat disimpulkan juga bahwa nilai -0,993 < 2,40 atau nilai dari

Thitung hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan nilai Ttabel. Setelah

diketahui kedua hasil tersebut, maka dapat disimpulkan dan jelas bahwa

secara parsial untuk variabel lama usaha hasilnya tidak berpengaruh

signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

 Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa variabel latar belakang pendidikan untuk nilai

signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,727,

sedangkan nilai signifikan level dari 5% sebesar 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai 0,727 > 0,05 atau nilai dari signifikan hasilnya

lebih besar dibandingkan dengan nilai signifikan level 5% . Hal ini dapat

dilihat juga dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam

penelitian ini yaitu sebesar 0,350, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh

yaitu sebesar 2,40, sehingga dapat disimpulkan juga bahwa nilai 0,350 <

2,40 atau nilai dari Thitung hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan nilai

Ttabel. Setelah diketahui kedua hasil tersebut, maka dapat disimpulkan dan

jelas bahwa secara parsial untuk variabel latar belakang pendidikan

hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi

akuntansi.
99

 Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan akuntansi untuk nilai

signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,000,

sedangkan nilai signifikan level dari 5% sebesar 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa niali 0,000 < 0,05 atau nilai dari signifikan hasilnya

lebih besar dibandingakn dengan nilai signifikan level 5%. Hal ini dapat

dilihat juga dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam

penelitian ini yaitu sebesar 6,154, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh

yaitu yaitu sebesar 2,40, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai 6,154 >

2,40 atau nilai dari Thitung hasilnya lebih besar dibandingkan dengan nilai

Ttabel. Setelah diketahui hasil tersebut, maka dapat disimpulkan dan jelas

bahwa secara parsial untuk variabel pengetahuan akuntansi hasilya

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Setelah dihitung secara satu persatu, maka dapat diambil sebuah kesimpulan

bahwa secara sendiri-sendiri atau secara parsial untuk variabel indenpenden atau

variabel bebas yaitu jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, dan latar

belakang pendidikan hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen atau variabel terikat yaitu penggunaan informasi akuntansi, sedangkan

untuk variabel bebas lainnya yaitu pengetahuan akuntansi hasilnya berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat yaitu penggunaan informasi akuntansi.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Bahasan Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM

Untuk mengetahui tanggapan yang telah dijawab oleh responden berupa

penggunaan informasi akuntansi pada UMKM, maka penyusun akan menggunakan

analisis deskriptif yang terdiri dari 14 macam pertanyaan berupa kekhususan yaitu
100

informasi akuntansi dimana skor aktual yang didapatkan sebesar 3.050 dengan skor

idealnya sebesar 3.850. Setelah didapatkan kedua skor tersebut maka terbentuklah

persentase dimana nilainya yaitu 79,22%. Setelah didapatkan nilai persentase, maka

terbentuklah hasil akhir yaitu mean skor dengan nilai yaitu 3,96. Jadi setelah

didapatkan kedua hasil akhir tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan

informasi akuntansi pada UMKM sudah termasuk kedalam kategori baik.

4.3.2 Bahasan Menurut Simultan (Uji-F) Mengenai Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM

Setelah dilakukan pengujian yaitu uji simultan atau disebut uji-f, maka dapat

diketahui bahwa nilai signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu sebesar

0,000, hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan signifikan level 5% sebesar 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa 0,000 < 0,05 atau hasil signifikan lebih kecil

dibandingkan signifikan level 5%. Selain dapat dilihat dari nilai signifikan yang

didapatkan, kita juga dapat melihat dari nilai F, dimana nilai Fhitung yang didapatkan

dalam penelitian ini yaitu sebesar 13,447, sedangkan nilai Ftabel yang diperoleh yaitu

sebesar 2,40, sehingga dapat disimpulkan juga bahwa hasil 13,447 > 2,40 atau hasil

dari Fhitung hasilnya lebih besar dibandingkan dengan Ftabel. Setelah diketahui kedua

hasil tersebut, maka dapat disimpulkan dan jelas bahwa secara bersama-sama atau

secara simultan yaitu jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, latar

belakang pendidikan, dan pengetahuan akuntansi hasilnya berpengaruh signifikan

terhadap penggunaan informasi akuntansi.

4.3.3 Bahasan Menurut Parsial (Uji-T) Mengenai Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM


101

Dari hasil proses pengujian dalam penelitian ini, terdapat perbedaan hasil

pengujian antara variabel independen dengan variabel dependen dibandingkan dengan

hasil pada penelitian – penelitian sebelumnya. Dimana secara simultan seluruh

variabel independen mempengaruhi variabel dependen, berupa jenjang pendidikan

terakhir, skala usaha, lama usaha, latar belakang pendidikan, dan pengetahuan

akuntansi mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi. Namun bila dilihat secara

parsial, hanya variabel indenpenden atau variabel bebas yaitu pengetahuan akuntansi

mempengaruhi variabel dependen atau variabel terikat yakni penggunaan informasi

akuntansi, Sedangkan variabel indenpenden atau bebas lainnya yaitu jenjang

pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, dan latar belakang pendidikan tidak

mempengaruhi variabel dependen yaitu pengunaan informasi akuntani. Berikut

berupa pembahasan mengenai variabel indenpenden:

1 Pengaruh Jenjang Pendidikan Terakhir Terhadap Penggunaan Informasi


Akuntansi pada UMKM
Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa nilai signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu

sebesar 0,820, sedangkan nilai signifikan level dari 5% sebesar 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai 0,820 > 0,05 atau hasil dari signifikan hasilnya

lebih besar dibandingkan dengan nilai signifikan level 5%. Hal ini dapat dilihat

juga dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam peelitian ini yaitu

sebesar -0,229, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh yaitu sebesar 2,40, sehingga

dapat disimpulkan juga bahwa nilai -0,229 < 2,40 atau hasil dari Thitung hasilnya

lebih kecil dibandingkan dengan nilai Ttabel. Setelah diketahui kedua nilai tersebut

maka dapat disimpulkan dan jelas bahwa variabel jenjang pendidikan terakhir

hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi,

hal ini terjadi disebabkan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh beberapa
102

perusahaan UMKM sudah terbilang tinggi yaitu rata-rata sudah memasuki jenjang

sarjana, namun pemahaman mengenai informasi akuntansi masih belum memadai,

sehingga pendidikan yang tinggi belum tentu memiliki informasi akuntansi yang

baik dibandingkan pendidikan rendah namum memiliki pemahaman mengenai

informasi akuntansi yang sudah bersifat luas. Maka dari itu diperlukan perbaikan

untuk mengurangi dampak negatif ke dampak positif, dampak negatifnya yaitu

perusahaan yang hanya mengandalkan tingginya pendidikan akan memperburuk

perusahaan kedepannya, sedangkan dampak positifnya yaitu memiliki orang yang

mempunyai pemahaman informasi akuntansi yang luas serta tidak hanya dilihat

dari tingginya jenjang pendidikan akan memperbaiki perusahaan menuju lebih

baik.

Hal ini telah didukung juga dengan penelitian sebelumnya yaitu peneliti

menurut Hadi (2016) dan wulandari (2016) dimana hasil akhir dari penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel jenjang pendidikan terakhir hasilnya tidak

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

2 Pengaruh Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi pada


UMKM
Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa nilai signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu

sebesar 0,726, sedangkan nilai signifikan level dari 5% sebesar 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai 0,726 > 0,05 atau hasil dari signifikan hasilnya

lebih besar dibandingkan dengan nilai signifikan level 5%. Hal ini dapat dilihat

juga dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu

sebesar -0,352, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh yaitu sebesar 2,40, sehingga

dapat disimpulkan juga bahwa nilai -0,352 < 2,40 atau hasil dari Thitung hasilnya

lebih kecil dibandingkan dengan nilai Ttabel. Setelah diketahui kedua nilai tersebut
103

maka dapat disimpulkan dan jelas bahwa variabel skala usaha hasilnya tidak

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi, hal ini dapat

terjadi disebabkan pengaruhnya mengenai skala usaha berupa aset sudah

membaik, karyawan yang dimiliki kurang dari 15 orang, dan penjualan yang

sudah bagus, namun hal tersebut belum termasuk ke kategori baik, dikarenakan

kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya tidaklah tinggi. Maka dari itu

diperlukan perbaikan untuk mengurangi dampak negatif ke dampak positif,

dampak negatifnya yaitu peusahaan yang memiliki skala usaha yang rendah secara

terus menerus akan membuat penggunan informasi akuntansi bagi perusahaan

UMKM menjadi tidak relevan, sedangkan dampak positifnya yaitu tingginya atau

banyaknya skala usaha yang dimiliki membuat perusahaan akan mendapatkan

laba yang tinggi juga.

Hal ini telah didukung juga dengan penelitian sebelumya yaitu peneliti

menurut Kristian (2010) serta Andriani dan Zuliyati (2015) yang menunjukkan

hasil bahwa skala usaha skala usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan informasi akuntansi.

3 Pengaruh Lama Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi pada


UMKM
Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa nilai signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu

sebesar 0,325, sedangkan nilai signifikan level dari 5% sebesar 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai 0,325 > 0,05 atau hasil dari signifikan hasilnya

lebih besar dibandingkan dengannilai signifikan level 5%. Hal ini dapat dilihat

juga dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu

sebesar -0,993, sedangkan Ttabelyang diperoleh yaitu sebesar 2,40, sehingga dapat

disimpulkan juga bahwa nilai -0,993 < 2,40 atau hasil dari Thitung hasilnya lebih
104

kecil dibandingkan dengan nilai Ttabel. Setelah diketahui kedua nilai tersebut maka

dapat disimpulkan dan jelas bahwa variabel lama usaha hasilnya tidak

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi, hal ini dapat

terjadi disebabkan banyaknya perusahaan UMKM memiliki lama usaha berdiri

sekitar kurang dari 15 tahun, namun perusahaan yang belum berdiri lama

membuat kondisi perusahaan tidak begitu baik, hal yang belum lama itulah

membuat informasi akuntansi didapat belum bersifat luas dibandingkan dengan

lamanya usaha berdiri memiliki pemahaman yang luas mengenai informasi

akuntansi. Maka dari itu diperlukan perbaikan untuk mengurangi dampak negatif

bisa beralih ke dampak positif, dampak negatifnya yaitu lama usaha yang baru

berdiri jauh akan memiliki informasi akuntansi yang masih terbatas, untuk

dampak positifnya yaitu lamanya perusahaan UMKM berdiri selama lebih dari 25

tahun akan memiliki informasi akuntansi yang luas dan akan menguntungkan

perusahaan yang berdiri.

Hal ini telah didukung juga dengan penelitian sebelumnya yaitu peneliti

menurut Novianti (2018) dimana hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel lama usaha hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan informasi akuntansi .

4 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Penggunaan Informasi


Akuntannsi pada UMKM
Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa nilai signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu

sebesar 0,727, sedangkan nilai signifikansi level dari 5% sebesar0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai 0,727 > 0,05 atau hasil dari signifikan hasilnya

lebih bear dibandingkan dengan nilai signifikan level 5%. Hal ini dapat dilihat

juga dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu
105

sebesar 0,350, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh yaitu sebesar 2,40, sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai 0,350 < 2,40 atau hasil dari Thitung hasilnya lebih

kecil dibandingkan dengan nilai Ttabel. Maka setelah diketahui kedua nilai tersebut

maka dapat disimpulkan dan juga jelas bahwa variabel latar belakang pendidikan

hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi,

hal ini dapat terjadi disebabkan banyaknya karyawan perusahaan UMKM lebih

memilih memahami latar belakang mengenai akuntansi, namun untuk pemahaman

mengenai ekonomi lainnya bahkan diluar ekonomi pun tidak dipelajari walaupun

hanya beberapa orang saja yang memahami semua latar belakang pendidikan, hal

inilah yang membuat tidak luasnya pemahaman yang dimiliki oleh perusahaan

UMKM terutama di penggunaan informasi akuntansi. Maka dari itu perlu adanya

perbaikan untuk mengurangi dampak negatif beralih ke dampak positif, dampak

negatifnya yaitu banyaknya karyawan memahami satu bagian saja akan memaksa

pemilik untuk memasukkan ke bagian tersebut atau bisa jadi dipecat dari

perusahaannya, Sedangkan dampak positifnya yaitu banyaknya pemahaman selain

akuntansi yang dimiliki oleh karyawan tersebut akan membuat pemilik untuk bisa

memasukkan ke bagian yang diperlukan atau bagian yang masih kosong.

Hasil ini telah didukung juga dengan penelitian sebelumnya yaitu peneliti

menurut Hadi (2016) dimana hasil akhir peelitian ini menunjukkan bahwa variabel

latar belakang pendidikan hasilnya tidak berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan informasi akuntansi.

5 Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi pada UMKM

Setelah dilakukan hasil pengujian parsial atau disebut dengan uji-t, maka

dapat diketahui bahwa nilai signifikan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu
106

sebesar 0,000, sedangkan nilai signifikan level dari 5% sebear 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai 0,000 < 0,05 atau hasil dari signifikan hasilnya

lebih kecil dibandingkan dengan nilai signifikan level 5%. Hal ini dapat dilihat

juga dari nilai T bahwa nilai Thitung yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu

sebesar 6.154, sedangkan nilai Ttabel yang diperoleh yaitu sebesar 2,40, sehingga

dapat disimpulkan juga bahwa nilai 6.154 > 2,40 atau hasil dari nilai Thitung

hasilnya lebih besar dibandingkan dengan nilai T tabel. Maka setelah diketahui

kedua nilai tersebut maka dapat disimpulkan dan jelas bahwa variabel

pengetahuan akuntansi hasilnya berpengaruh signifikan terhadap penggunaan

informasi akuntansi, hal inilah membuktikan bahwa pengetahuan akuntansi

terutama mengenai informasi akuntansi dibutuhkan untuk memajukan usahanya

dan akan selalu dibutuhkan untuk di masa yang akan datang. Maka dari itu perlu

dipertahankan bahkan ditingkatkan ke dampak yang lebih positif dari pada ke

dampak negatif, dampak negatifnya yaitu bila terdapat kurangnya pemahaman

mengenai pengetahuan akuntansi akan berdampak buruk untuk penggunaan

informasi akuntansi, sedangkan untuk dampak positifnya yaitu semakin

memahami mengenai pengetahuan akuntansi akan membuat perusahaan UMKM

menjadi lebih baik terutama dalam penggunaan informasi akuntansi.

Hal ini telah didukung juga dengan penelitian sebelumnya yaitu peneliti

menurut Wulandari (2016) serta Hendrawati (2017) dimana hasil akhir dari

penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan akuntansi hasilnya

berpengaruh signifikan juga terhadap penggunaan informasi akuntansi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan dan menghitung hasil analisis menggunakan

pengelolahan data SPSS, maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut bahwa:

1. Untuk variabel jenjang pendidikan terakhir sudah masuk ke kategori tinggi

yaitu rata-rata sudah memasuki jenjang S1, namun hasilnya tidak berpengaruh

signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

2. Untuk variabel skala usaha sudah masuk ke kategori sedang baik di aset,

jumlah karyawan dan penjualan per-tahun, namum hasilnya tidak berpengaruh

signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

3. Untuk variabel lama usaha sudah masuk ke kategori sedang yaitu rata-rata

usaha berdiri sudah berjalan sekitar 10 s/d 15 tahun, namum hasilnya tidak

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

4. Untuk variabel latar belakang pendidikan sudah masuk ke kategori tinggi yaitu

rata-ratanya lebih memilih pendidikan akuntansi, namun hasilnya tidak

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

5. Untuk variabel pengetahuan akuntansi sudah masuk ke kategori tinggi yaitu

hampir semua responden memahami mengenai pembelajaran akuntansi,

sehingga hasilnya berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi

akuntansi.

5.2 Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

107
108

1) Diharapkan untuk bisa memperbaiki serta menyesuaikan jenjang pendidikan

yang dimiliki oleh perusahaan UMKM, jadi tidak hanya mengandalkan

pendidikan yang tinggi, namun pemahaman mengenai informasi akuntansi

harus bersifat luas dimiliki.

2) Diharapkan untuk bisa meningkatkan skala usaha yang diperoleh dari

perusahaan UMKM, jadi semakin tingginya aset yang dimiliki, karyawan yang

terus bertambah dan penjualan melebihi batas target akan meningkatkan laba

perusahaan dan penggunaan informasi akuntansi akan bersifat relevan.

3) Diharapkan untuk bisa menigkatkan kondisi perusahaan berupa membangun

lamanya perusahaan UMKM beserta berkembangnya pemahaman informasi

akuntansi, jadi tidak hanya memiliki lamanya usaha yang tinggi, tetapi juga

mendapatkan informasi yang luas berupa informasi akuntansi yang didapatkan

selama berdirinya perusahaan.

4) Diharapkan untuk bisa memperbaiki serta menyesuaikan agar tidak hanya

terfokus dalam satu latar belakang pendidikan, jadi dengan mempelajari

seluruh latar belakang pendidikan, baik di dalam maupun diluar ekonomi,

maka pemilik perusahaan akan bisa menempatkan karyawannya ke bagian

yang diperlukan atau dibutuhkan.

5) Diharapkan untuk bisa mengganti atau menambahkan variabel baru dalam

penelitian ini, sehingga tidak terfokus hanya kelima variabel tersebut.

6) Diharapkan untuk bisa menggunakan judul tersebut secara luas, sehingga judul

dalam penelitian ini lebih bervariasi.


DAFTAR PUSTAKA

Alkarisma, Ikhsan. (2018). “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Batu


Bara Pada Perusahaan PT. Bukit Asam TBK. Unit Dermaga Kertapati.”
Program Studi Akuntansi: Universitas Bina Darma Palembang (Penelitii Tidak
Dipublikasi)

Andriani, Nita dan Zuliyati. (2015). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Penggunaan Informasi Akuntansi (Studi Pada UMKM Kain Tenun Ikat Troso
Jepara)” Progdi Akuntansi: Universitas Muria Kudus Gondang Manis

Anugrah, Yusrani, Dwi, Yuli. (2015). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pemahaman Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam penggunaan
Informasi Akuntansi.” Falkultas Ekonomi: Universitas Muhammadiyah Jember

Ardana, Cenik, I dan Lukman, Hendro. (2016). “Sistem Informasi Akuntansi.” Edisi
1. Jakarta: Mitra Wacana Media

Aufar, Arizali. (2013). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi


Akuntansi Pada UMKM.” Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi:
Universitas Widyatama Bandung

Bahri, Shayful. (2016). “Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS.“
Edisi 1. Yogyakarta

Farras, Bernhart. 2019. UMKM Kalah Saing Jokowi Beberkan Masalahnya. [Online].
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190111134416-4-50214/umkm-kalah-
saing-jokowi-beberkan-masalahnya (Diakses Tanggal 11 January 2019 13:56)

Fahmi, Hasan. (2017). “ Perencanaan Sistem Informasi Akuntansi Pada UMKM Titi
Sari Collecton Di Gresik.” Jurusan Akuntansi: Universitas Islam Negeri

Fitriyah, Hadiah. (2006). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan


Informasi Akuntansi Pada Usaha Menengah Kabupaten Sidarjo.” Program
Pascasarjana: Universitas Airlangga Surabaya

Grace. (2003). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan Dan


Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Kecil Dan Menengah Di
Jawa Barat”. Program Studi Register Akuntansi: Universitas Diponegoro

Hadi, Misbakhul. (2016). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan


Informasi Akuntansi Pada UMKM Di Kabupaten Sragen” Program Studi
Akuntansi: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hendrawati, Erna. (2017). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Informasi Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM)”
Program Studi Manajemen: Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Holmess, Scott and Nicholls, Des. 1989. “Modelling The Accounting Information
Requirementof Small Business”. Accounting and Business Research, Vol. 19.
No.74. pp.143-150

Kasmir. (2012). “Analisis Laporan Keuangan” Edisi 1-5. Jakarta: Rajawali Pers

Kementrian Koperasi dan UMKM. 2017

Kristian, Candra. (2010). “Pengaruh Skala Usaha, Umur Perusahaan, Pendidikan


Pemilik Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha kecil
Menengah Di kabupaten Blorang.” Jurusan Akuntansi: universitas Negeri
Semarang

L.M, Samryn. (2011). “Pengantar Akuntansi Mudah membuat Jurnal Dengan


Pendekatan Siklus Transaksi” Edisi1. Jakarta: Rajawali Pers

M. Sulton, Siti, Rikah. (2017). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan


Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rembang”.
Jurusan Akuntansi

Novianti, Delfina. (2018). “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan Akuntansi,


Umur Usaha, Dan Skala Usaha Pelaku UMKM Terhadap Penggunaan
Informasi Akuntansi Di Kecamatan Purwokerto Utara.” Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis: Universitas Jendral Soedirman

Oktasari, Pini, Dian. (2018). “Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Kota
Palembang” Progran Studi manajemen: Universitas Bina Darma Palembang
(Penelitii Tidak Dipublikasi)

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 “Tentang Pemberian Kredit Atau


Pembiayaan Oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”

Priyati, Novi. (2016). “Pengantar Akuntansi.” Indeks. Jakarta Barat: Bahasa


Indonesia

Rijanto Erwin. (2015). “Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM).”
Bank Indonesia

Sanusi, Anwar. (2017). “Meteologi Penelitian Bisnis” Cetakan-7. Jakarta: Salemba


Empat
Sari, Yolanda. (2017). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Laporan
Keuangan Berbasis SAK ETAP Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(UMKM) Kota Pagaralam.” Program Studi Akuntansi: Universitas Bina Darma
Palembang (Penelitii Tidak Dipublikasi)

Soemarso. (2004). Akuntansi suatu pengantar jilid I. Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono. (2010). “Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan


R&D” Cetakan-15. Alfabeta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 “Tentang Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah”

Wulandari, Dwi, Anggraini, Vivi. (2016). “Pengaruh Jenjang Pendidikan, Lama


Usaha, Skala Usaha, Dan Pengetahuan Akuntansi Terhadap Penggunaan
Informasi Pada UMKM Mebel Di Kabupaten Sragen”. Jurusan Akuntansi
Syariah

Anda mungkin juga menyukai