Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH TUGAS KULIAH

UNDANG-UNDANG DAN ETIKA FARMASI

KUIS NPP

Dosen :

Fauzi Kasim, Drs.M.Kes. Apt

Disusun oleh : Antonius Kiswanta ( 19344149 )

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Contoh :
o Golongan I : Dilarang untuk pelayanan kesehatan (Contoh : Tanaman
papaver ,Desmorfina , coca)
o Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi. (Contoh : Morfin
,Sufentanil & Petidin)
o Golongan III : Merusak kesehatan. (Contoh : Codein, Garam-garam dari
Narkotika dalam golongan I dan II).
2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoatif melalui pangaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. ( UU 5 tahun 1997 )

Psikotropika digolongkan menjadi menjadi 4 bagian , yaitu :


 golongan I : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan
contoh : DOET ,Eticyclidine – PCE ,Etrytamine, Lysergide – LSD ,MDMA
 golongan II : psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu penge-tahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Amphetamine ;Dexamphetamine ;Fenetylline ;Levamphetamine
 golongan III : psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Cyclobarbital ;Flunitrazepam ;Glutethimide ;Pentazocine
;Pentobarbital
 golongan IV : psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
1
Contoh : Clobazam ;Clonazepam ;Clorazepate ;Clotiazepam ;Cloxazolam
;Delorazepam ;Diazepam ;Estazolam.

3. Prekusor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir
dalam Undang-Undang 35 tahun 2009.

Contoh obatnya :
Tabel 1 ( Bahan awal & pelarut yang sering digunakan & diawasi lebih ketat )
Acetic Anhydride; N-Acetylanthranilic Acid. ;Ephedrine. ; Ergometrine. ; Ergotamine
; Isosafrole. ; Lysergic Acid.; 3,4-Methylenedioxyphenyl-2-propanone ; Norephedrine
;1-Phenyl-2-Propanone ; Piperonal ; Potassium Permanganat ;Pseudoephedrine
;Safrole.
Table 2 ( Bahan Kimia )
Acetone ; Anthranilic Acid. ; Ethyl Ether. ; Hydrochloric Acid; Methyl Ethyl
Ketone ; Phenylacetic Acid; Piperidine ;Sulphuric Acid ;Toluene.
4. Perbedaan mendasar antara Narkotika dan Psikotropika adalah
dilihat dari bahan utama pembuatannya, cara kerja masing-masing obat, efeknya bagi
tubuh pengguna, status obat tersebut, dan jenisnya yang beragam.

Narkotika Psikotropika
Bahan Terbuat dari 3 jenis tanaman tanaman, Terbuat dari bahan kimia non narkotika
Utama biasanya dari  Papaper Somniferum ,
Cannabis sativa dan Erythroxyion coca
Cara Membuat penggunanya tidak merasakan Membuat penggunanya mengalami
kerja sakit walaupun disakiti. perubahan mental dan tingkah laku seperti
gangguan halusinasi yang tinggi

Efek Kecanduan dan tubuh tidak merasakan sakit Kecanduan dan mengalami halusinasi

5. Rehabilitasi pencandu Narkotika /psikotropika adalah suatu tindakan perawatan


baik rehabilitasi medis maupun sosial dengan tujuan untuk memperoleh pengobatan
dan perawatan dalam rangka pemulihan.
Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika.
Contoh :
1
jika pecandu kecanduan Morfin atau heroin , maka diberikan obat methadone

Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik,
mental maupun sosial, agar bekas Pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakan
fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.( UU No.35 tahun 2009 dan Peraturan
Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 11 Tahun 2014)
Contoh :
Dengan dilakukan konseling Agama sesuai agamanya masing-masing

Bagaimana cara melakukan rehabilitasi narkotika dan Psikotropika ?

1. Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib
melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh
Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
2. Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit,
dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh
Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. ( PP 25 tahun 2011 )
3. Melengkapi syarat-syarat permohonan rehabilitasi itu adalah
 Surat Permohonan Bermaterai ke BNN berisi antara lain:
o Identitas pemohon/tersangka
o Hubungan Pemohon dan tersangka
o Uraian Kronologis dan Pokok Permasalahan Penangkapan
Tersangka
 Pas Foto tersangka 4 x 6 (1 lembar)
 Foto Copy Surat Nikah bila pemohon suami/istri tersangka
 Foto Copy Surat Izin Beracara bila pemohon adalah Kuasa
Hukum/Pengacara Tersangka dan surat kuasa dari keluarga
 Surat Keterangan dari Sekolah/Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan,
bila tersangka adalah pelajar/Mahasiswa
 Surat keterangan dari tempat kerja, bila tersangka sebagai pekerja/pegawai
 Fotocopi surat penangkapan dan surat penahanan
 Surat Keterangan dari tempat rehgabilitasi, bila yang bersangkutan pernah
atau sedang proses Rehabilitasi
 Surat Rekomendasi dari penyidik, Jaksa Penuntut umum atau hakim untuk
direhabilitasi/asesmen
1
 Fotocopi Surat Permohonan Rehabilitasi kepada Penyidik, Jaksa Penuntut
Umum atau Hakim
 Surat Pernyataan bermaterai
 Menunjukkan Surat Penangkapan dan Penahanan Asli
 Foto copy KTP Orang Tua/Wali, Tersangka dan Pengacara/ Kuasa Hukum
 Foto copy kartu keluarga
 Foto copy izin dari pengacara
4. Permohonan yang dilakukan oleh jaksa dan hakim meminta bantuan kepada
Tim Assesment terpadu setempat untuk melakukan assessment terhadap
terdakwa.Tim Asesmen Terpadu adalah tim yang terdiri dari Tim Dokter dan
Tim Hukum yang ditetapkan oleh Pimpinan satuan kerja setempat berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika
Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

6. Transito adalah pengangkutan Narkotika dari suatu negara ke negara lain dengan
melalui dan singgah di wilayah Negara Republik Indonesia yang terdapat kantor
pabean dengan atau tanpa berganti sarana angkutan. ( UU 35 tahun 2009 )
Contoh :
Pada tahun 2004 terjadi transaksi jual-beli online dari Amerika-Indonesia. Tiga anak
muda membeli secara online dari Amerika Narkotika Golongan I, lalu barang pesanan
diselundupkan ke Indonesia melalui pengiriman. Sesampai di Indonesia saat
dilakukan x-ray pada tahun 2009 bulan Oktober yang dilakukan oleh petugas bea
cukai dan petugas kantor pos karena merasa janggal dengan barang pengiriman
tersebut. Bulan November 2014 hasil lab dari Balai Pengujian dan Identifikasi Barang
(BPIB) menyatakan bahwa barang tersebut positif narkotika dengan Berat Netto
36,1318 gram. Terjadilah penangkapan pada bulan November 2014 di kantor Pos
Fatmawati Jakarta Selatan.( (Paulus, 2015)

Pustaka :
 Undang-Undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika
 Undang-Undang No.5 tahun 1997 tentang psikotropika
 PP No. 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika
1
 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Penanganan Tersangka Dan/Atau Terdakwa Pecandu Narkotika Dan
Korban Penyalahgunaan Narkotika Ke Dalam Lembaga Rehabilitasi

 Paulus, C. M. (2015). Penegakan Hukum Terhadap Pengedar Narkotika Dengan


Berat Netto 36 Gram (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Nomor 637/Pid.Sus/2015/Pn.Jkt.Sel). Jurnal Hukum Adigama, 1–24.

Anda mungkin juga menyukai