Anda di halaman 1dari 8

Tugas Gizi

Makalah Diabetes Militus


Nama: Enrico Tjoanda

NPM: 18700021

Kelas: 2018/A
A. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) atau yang sering dikenal sebagai penyakit gula darah merupakan
penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan karena kelenjar pankreas tidak dapat
memproduksi cukup hormon insulin atau karena tubuh tidak dapat menggunakan
hormon insulin dengan baik (Kemenkes RI, 2014).
B. Distrubusi Diabetes Mellitus
Menurut International Diabetes Federation (IDF) (2014) prevalensi penyakit diabetes
mellitus di dunia mencapai 8,3 % atau 387 juta orang di dunia hidup dengan penyakit
diabetes dan jumlahnya akan meningkat sebanyak 205 juta pada tahun 2035. Kejadian
tersebut merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi masyarakat. Prevalensi diabetes di
Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 1,5 %, sedangkan untuk prevalensi penyakit
diabetes mellitus di Jawa Tengah sendiri memiliki prevalensi sebesar 1,6 % (RISKESDAS,
2013).
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa diabetes mellitus semakin
berkembang dan menjadi ancaman masyarakat dunia (WHO, 2011). Sebesar 90%
penderita diabetes mellitus di dunia termasuk dalam klasifikasi diabetes mellitus tipe 2.
Prevalensi penderita diabetes mellitus tipe 2 di seluruh dunia sebesar 285 juta (6.4%)
pada tahun 2010 dan akan meningkat menjadi 439 juta (7.7%) pada tahun 2030. WHO
juga memastikan bahwa peningkatan penderita diabetes mellitus tipe 2 paling banyak
terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Indonesia menempati urutan ke-4
tertinggi di dunia setelah India, Cina dan Amerika serikat (Suyono, 2011).
C. Klasifikasi Diabetes Mellitus
- Penyakit diabetes Mellitus (DM) diklasifikan berdasarkan penyebab, perjalanan klinik
dan terapinya menjadi DM Tipe I atau DM yang tergantung insulin (IDDM), DM tipe II
atau DM yang tidak tergantung dengan insulin (NIDDM), DM gestasional dan DM
tipe lain. Total penderita DM, kurang lebih 90%-95% diantaranya menderita diabetes
mellitus tipe II. Diabetes Mellitus Tipe II disebabkan karena terjadinya resistensi
insulin atau penurunan jumlah produksi insulin, sehingga kadar glukosa di dalam
darah meningkat (Brunner & Suddarth, 2002).
- Diabetes Mellitus tipe 1 :
DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di pankreas. kerusakan ini
berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. gangguan
metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi
berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka
diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis
dan penyakit vaskular mikroangiopati.

- Diabetes Mellitus tipe 2 :


merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin
mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap
dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai
non insulin dependent diabetes mellitus.Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit
gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).

- Diabetes melitus (DM ) tipe lain


Penyebab DM tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat disebabkan oleh defek
genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati pankreas, obat, zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik
lain yang berkaitan dengan DM.

- Diabetes melitus Gestasional (diabetes pada ibu hamil.)

D. Hubungan Gizi Dengan diabetes Millitus


Bagi penderita diabetes mellitus konsumsi makanan yang seimbang sesuai kebutuhan
akan berpengaruh terhadap proses penyembuhaan yang cepat bagi pasien, sedangkan
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat memperlambat
penyembuhan. Diit yaitu pemberian makanan yang ditentukan jumlah dan macam zat
gizinya sesuai kebutuhan seseorang yang bertujuan untuk mempertahankan jaringan
yang masih baik dan penyembuhan penyakit tertentu (Almatsier, 2006).
Penyakit DM banyak dikenal orang sebagai penyakit yang erat kaitannya dengan asupan
makanan. Asupan makanan seperti karbohidrat/ gula, protein, lemak, dan energi yang
berlebihan dapat menjadi faktor resiko awal kejadian DM. Semakin berlebihan asupan
makanan maka semakin besar pula kemungkinan akan menyebabkan DM (Linder, 2008).
E. Faktor Yang Mempengaruhi Diabetes Mellitus
1. Faktor keturunan
2. Kegemukan / obesitas
3. Tekanan darah tinggi
4. Level kolesterol yang tinggi
5. Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
6. Merokok dan stres
7. Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
8. Kerusakan pada sel pankreas.
Karbohidrat sederhana merupakan jenis karbohidrat yang mudah diubah menjadi
glukosa, sehingga karbohidrat ini sangat cepat meningkatkan kadar glukosa darah
(Soewondo, 2007). Secara umum karbohidrat sederhana dikenal sebagai zat gula, dan
sebagai sumbernya antara lain gula, tebu, permen, minuman manis dan beberapa jenis
produk bakery. Produk pangan seperti itu disebut sebagai empty calorie, karena hanya
memberikan energi (kalori) bagi tubuh tetapi tidak mensuplai vitamin maupun mineral.
Di dalam tubuh, karbohidrat sederhana diubah menjadi gula sederhana atau glukosa
yang larut dalam aliran darah, sehingga menyebabkan kadar glukosa darah meningkat
dan turun dengan cepat.
F. Terapi Diabetes Mellitus Farmakologi dan Non Farmakologi
Terdapat empat pilar penatalaksanaan DM untuk mencegah terjadinya komplikasi
yaitu : edukasi , terapi gizi medis (diet), latihan jasmani, intervensi farmakologis
(Perkeni, 2011; Diabetes Care, 2015). Dalam Brunner & Suddarth (2002), salah satu
faktor untuk mencegah terjadinya komplikasi adalah patuh menjalankan diet. Terdapat
beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan kepatuhan diet yaitu pengetahuan,
motivasi, persepsi, dukungan keluarga dan keikutsertaan penyuluhan gizi (Lestari, 2012).
Pasien penyandang DM diharuskan untuk menjalankan diet untuk mengontrol kadar
gula darahnya. Terapi diet yang efektif pada pasien diabetes mellitus tergantung
bagaimana motivasi penderita melakukan diet DM. Mengubah gaya hidup dengan
menjalankan diet teratur (mengubah apa yang dimakan dan diminum) dapat
mengendalikan kadar glukosa darah (Buckman et al., 2010). Tanpa motivasi, pasien
diabetes mellitus akan kesulitan untuk memenuhi hal tersebut. Selain faktor motivasi,
pengetahuan juga dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan menjalankan terapi diet
(Kasznicki et al., 2016). Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri
sendiri maupun pengalaman orang lain dan lingkungan. Sehingga pengetahuan (kognitif)
merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan atau perilaku
seseorang (Kholid, 2012), begitu juga dalam perilaku menjalankan diet. Semakin tinggi
pengetahuan seseorang akan semakin banyak informasi dan pengetahuan yang didapat,
sehingga tahu cara memilih makanan yang baik dan tepat untuk penderita diabetes
mellitus dan menjaga agar tetap berperilaku hidup sehat.
1. Farmakologi
Obat : oral hipoglikemik, insulin Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan
latihan fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah maka
dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemik

- Antidiabetik oral

Penatalaksanaan pasien DM dilakukan dengan menormalkan kadar gula darah dan


mencegah komplikasi. Lebih khusus lagi dengan menghilangkan gejala,optimalisasi
parameter metabolik, dan mengontrol berat badan. Bagi pasien DM tipe 1 penggunaan
insulin adalah terapi utama. Indikasi antidiabetik oral terutama ditujukan untuk
penanganan pasien DM tipe 2 ringan sampai sedang yang gagal dikendalikan dengan
pengaturan asupan energi dan karbohidrat serta olah raga. Obat golongan ini
ditambahkan bila setelah 4-8 minggu upaya diet dan olah raga dilakukan, kadar gula
darah tetap di atas 200 mg% dan HbA1c di atas 8%. Jadi obat ini bukan menggantikan
upaya diet, melainkan membantunya. Pemilihan obat antidiabetik oral yang tepat
sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes. Pemilihan terapi menggunakan
antidiabetik oral dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi. Pemilihan dan
penentuan regimen antidiabetik oral yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat
keparahan penyakit DM serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk
penyakit-penyakit laindan komplikasi yang ada. Dalam hal ini obat hipoglikemik oral
adalah termasuk golongan sulfonilurea, biguanid, inhibitor alfa glukosidase dan insulin
sensitizing.

- Insulin
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 pada manusia. Insulin
mengandung 51 asam amino yang tersusun dalam dua rantai yang dihubungkan dengan
jembatan disulfide, terdapat perbedaan asam amino keduarantai tersebut. Untuk pasien
yang tidak terkontrol dengan diet atau pemberian hipoglikemik oral,kombinasi insulin
dan obat-obat lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan sementara,
misalnya selama kehamilan. Namun pada pasien DM tipe 2 yang memburuk,
penggantian insulin total menjadi kebutuhan. Insulin merupakan hormon yang
mempengaruhi metabolisme karbohidrat maupun metabolism protein dan lemak.
Fungsi insulin antara lain menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel–sel sebagian
besar jaringan, menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif, menaikkan
pembentukan glikogen dalam hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen,
menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.

2. Non Farmakologi
- Diet
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes
perluditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwalmakan, jenis dan
jumlah makanan, terutama pada mereka yangmenggunakan obat penurun glukosa
darah atau insulin.Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi
yangseimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%. Untuk
menentukan status gizi, dihitung denganBMI (BodyMass Indeks). IndeksMassa Tubuh
(IMT) atau BodyMass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang sederhanauntuk
memantau status gizi orang dewasa, khususnya yangberkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan.Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus
berikut:
BeratBadan
IMT = ------------------------------------------------
TinggiBadan (m)XtinggiBadan (m)
- Exercise (latihan fisik/olahraga)

Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang
sifatnya sesuai dengan Continous, Rhythmical,Interval,Progresive, Endurance(CRIPE).
Trainingsesuai dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan
kaki biasa selama 30 menit.Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau
bermalasmalasan.
- Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan. Pendidikan kesehatan
pencegahan primer harus diberikan kepada kelompok masyarakat resiko tinggi.
Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada kelompok pasien DM. Sedangkan
pendidikan kesehatan untuk pencegahan tersier diberikan kepada pasien yang sudah
mengidap DM dengan penyulit menahun.
Daftar Pustaka
1. American Diabetes Association (ADA). 2015. Classification and Diagnosis of Diabetes
Mellitus. Diabates Care. 31 (1):8-13,42-44.
2. Astuti, S., Paratmanitya, Y., Wahyuningsih., 2015, Tingkat Pengetahuan dan
Dukungan Keluarga Tidak Berhubungan dengan Kepatuhan Menjalani Terapi Diet
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta, Jurnal
Gizi dan Dietetik Indonesia, Vol. 3, No. 2, Mei 2015: 105112.
3. Kasznicki, J. Glowacka, A., Drzewoski, J., 2016, Type 2 diabetic patients compliance
with drug therapy and glycaemic control, Diabetologia Doswiadczalna i Kliniczna,
Vol. 7, No. 4.
4. Kementerian Kesehatan RI., 2014, Situasi dan Analisis Diabetes, Kemenkes RI,
Jakarta.
5. Ma’munah, Malikatul.(2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Booklet
terhadap Pengetahuan Nutrisi Ibu Laktasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Jakarta Timur. Skripsi.Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
6. Widyaningsih. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Penderita Diabetes
mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes mellitus Di RSUD Am. Parikesit Kalimantan
Timur. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1, No. 1, Mei 2013; 58-74.
7. Hardiana, Hedy. 2015. Hubungan Konseling Gizi Terhadap Keberhasilan Diet Pada
Penderita Diabetes Melitus di RS Prikasih. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia. Vol. 5,
No. 4, Desember 2015
8. Soegondo. (2015). Penatalaksanaan Diabetes Millitus Terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
9. Khairunnisa Nadya Risti1, Farida Nur Isnaeni2.2017. HUBUNGAN MOTIVASI DIRI DAN
PENGETAHUAN GIZI TERHADAP KEPATUHAN DIET DM PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD KARANGANYAR. JURNAL KESEHATAN, ISSN
1979-7621. Vol. 10, No. 2, Desember 2017
10. Susanti1, Difran Nobel Bistara2.2018. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus.Jurnal Kesehatan Vokasional. Vol. 3 No 1 –
Mei 2018
11. Erni Setiyorini, Ning Arti Wulandari.2017. HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN
KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG
BEROBAT DI POLI PENYAKIT DALAM RSD MARDI WALUYO BLITAR. Jurnal Ners dan
Kebidanan. Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 125–133
12. Jelantik dan Haryati. 2014. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan
dan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Mataram. Media Bina Ilmiah, Volume 8, No. 1, 2014.
13. Nina Listiana, Indri Mulyasari, Meilita Dwi Paundrianagari.2015. Hubungan Asupan
Karbohidrat Sederhana Dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Wanita Usia 45-55 Tahun Di Kelurahan Gedawang
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.JGK-vol.7, no.13 2015
14. Rana H. Harsari1 , Widati Fatmaningrum2, Jongky H. Prayitno3.2018. Hubungan
Status Gizi dan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. eJKI Vol. 6
No. 2, Agustus 2018
15. Hendra Hermawan1, Weni Kurdanti2, Noor Tifauzah3.2017. EFEKTIVITAS KONSELING
GIZI MENGGUNAKAN MEDIABOOKLET DIBANDINGKAN DENGAN LEAFLET TERHADAP
KUALITAS DIET PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS GAMPING II.

Anda mungkin juga menyukai