Anda di halaman 1dari 30

ABSTRAK

Judul
Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas IV Melalui Study Kasus Dan Diskusi
Kelompok Tentang Operasi Hitung Campuran Pada Pembelajaran
Matematika di SD Negeri 47 Prabumulih

Oleh
Nama : ARTIANSI NOVITA SARI
NIM. 835865475

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh media


pembelajaran terhadap operasi hitung campuran pada mata pelajaran Matematika
kelas IV di SD Negeri 47 Prabumulih. Adapun masalahnya dalam penelitian ini
yaitu Kurangnya movasi belajar siswa, rendahnya hasil belajar siswa dalam
operasi hitung campuran, masalahnya disebabkan karena kurangnya kinerja guru
menggunakan metode bervariasi dan pendayagunaan media pembelajaran yang
kurang dioptimalkan, sehingga siswa tidak tertarik dalam proses pembelajaran.
Penelitian dilaksanakan di kelas IV di SD Negeri 47 Prabumulih, dengan
menerapkan media pembelajaran dengan 2 siklus. Pada Pra Siklus hasilnya
kurang memuaskan dengan menggunakan metode ceramah saja, karena
pemahaman siswa tentang operasi hitung campuran masih rendah dan kurang
mencapai standar keberhasilannya. Tetapi pada siklus ke 1 dan 2 dengan
melakukan perbaikan tetapi pada keadaan yg tidak memadai di karenakan
pandemi Covid-19 sehingga hasil yang diperoleh hanya observasi guru. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi guru dengan nilai rata-rata pada siklus 1 adalah
75,00 %. Dengan mengadakan perbaikan-perbaikan pada siklus 2 nilai rata-rata
88,33 %. Dapat di simpulkan bahwa pengaruh penggunaan media / alat peraga
dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung campuran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada SD Negeri 47 Prabumulih.

Kata kunci : Operasi Hitung Campuran, Study Kasus, Diskusi Kelompok

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
Sekolah Dasar. Ruang lingkup matematika di sekolah dasar diarahkan pada
pencapaian standar kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran
matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi
materi matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai
kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup matematika yang dipelajari di sekolah
disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Model pembelajaran merupakan hal penting yang mempengaruhi minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang
menarik dan dirasa asing oleh siswa akan menimbulkan daya tarik yang
merangsang minat belajar siswa. Maka dari itu, penggunaan model pembelajaran
yang tepat ditunjang dengan media yang sesuai merupakan hal penting yang harus
dimaksimalkan oleh guru, karena penggunaan model pembelajaran yang tidak
sesuai menyebabkan minat belajar siswa tidak maksimal bahkan merasa terpaksa
dan tidak nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.
Namun pada penerapannya, model pembelajaran yang sering digunakan
oleh guru dirasa masih monoton sehingga belum mampu meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa, misalnya pada siswa kelas IV SDN 47 Prabumulih yang
sebagian besar siswanya kurang berminat untuk mengikuti pelajaran khususnya
matematika. Hal tersebut dibuktikan bahwa siswa menganggap sepele pelajaran
matematika, anggapan tersebut bukan menyatakan bahwa siswa menguasai
pelajaran tetapi dikarenakan siswa tidak berminat atau tertarik untuk mengikuti
pelajaran.
Selain itu guru menyadari bahwa rendahnya minat siswa dalam mengikuti
pelajaran terjadi karena model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar
matematika juga masih kurang variatif karena hanya terbiasa memberikan contoh
soal latihan di papan tulis, mengerjakan soal bersama, ditambah dengan sesekali

1
memberikan tugas individu, tanpa adanya hal-hal baru yang mampu
membangkitkan minat misalnya pemberian hadiah atau permainan. Dari
keterangan diatas diketahui bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
rendahnya minat belajar siswa, salah satu hal terpenting adalah penyampaian
materi harus menggunakan model yang menarik dan tepat karena sangat
berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar. Dengan pembelajaran yang menarik
misalnya adanya unsur permainan dan pemberian hadiah maka siswa akan lebih
berminat.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Matematika di sekolah dasar mempelajari setiap konsep secara bertahap untuk
mendapatkan pengertian hubungan-hubungan, simbol-simbol, kemudian
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut ke situasi yang barn sebagai alat
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut. Selain itu
dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan Matematika
dalam pemecahan masalah dengan metode diskusi dan mengkomunikasikan ide
atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah melalui metode diskusi merupakan fokus
dalam pembelajaran Matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi
tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan
berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah melalui diskusi perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah,
membuat model Matematika menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.
Keunggulan metode diskusi kelompok kecil. Ada beberapa kelebihan
metode diskusi kelompok antara lain :
a. Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.

2
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengembangkan pendapat atau gagasan
secara verbal.
d. Dapat melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Dari masalah- masalah seperti diungkapkan di atas, maka dalam melakukan
penelitian ini penulis mengambil judul “Peningkatan Pemahaman siswa kelas
IV Melalui Study Kasus dan Diskusi Kelompok Tentang Operasi Hitung
Campuran Pada Pembelajaran Matematika SD Negeri 47 Prabumulih ”

1. Identifikasi  Masalah
Berdasarkan hasil belajar siswa-siswa kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih
pada mata pelajaran Matematika tentang Operasi hitung campuran, dari 34 siswa
hanya 11 siswa yang menguasai materi yang telah dibahas dengan nilai 70 ke atas.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaanmateri hanya 33 % sehingga
belum memenuhi kriteria yang diharapkan yakni 80%. Berikut faktorpenyebab
rendahnya keterampilan siswa dalam menulis surat resmi, baik berasaldari guru
maupun siswa.
1. Faktor yang berasal dari guru,
yaitu pemanfaatan media pembelajaran belum optimal dan belum menggunakan
variasi-variasi pembelajaran sepertimodel, strategi, atau metode pembelajaran
sehingga dapat membuat siswa tertarikdan berminat mengikuti pembelajaran.
2. faktor yang berasal darisiswa disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
1. Minat belajar siswa kelas IV SDN 47 Prabbumulih pada mata pelajaran
matematika masih rendah.
2. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 47 Prabumulih pada mata pelajaran
matematika masih rendah.
3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
4. Siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran matematika.
5. 5.Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran
matematika terutama materi pembagian dan perkalian.
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, pembelajaran tentang
operasi hitung campuran dengan metode diskusi kelompok diharapkan dapat

3
memberikan motivasi dan minat dalam meningkatkan keterampilan menulis surat
resmi bagi siswa kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih.
Berdasarkan peraturan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008 secara
umum kriteria keberhasilan pembelajaran adalah :
1. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif,
tes sumatif, maupun tes keterampilan yang mencapai tingkat keberhasilan
rata-rata 60%.
2. Setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditetapkan oleh kurikulum, tingkat ketercapaian
kompetensi ini ideal 75%.
3. Ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada tingkat
resiko dan tingkat kesulitan ditetapkan idealnya sebesar 75%.

2. Analisis Masalah
a. Yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
b. Cara mengajar dan strategi guru pada pelajaran Matematika kurang
bervariasi.
c. Siswa kurang termotivasi pada pembelajaran pelajaran Matematika di
kelas.
d. Penggunaan media yang tidak maksimal serta guru kurang terampil
menggunakannya dalam menjelaskan materi.
e. Bahasa  yang digunakan guru dalam menjelaskan materi sulit dimengerti.
f. Strategi pembelajaran yang digunakan guru tidak relevan dan kurang
bervariasi.
g. Penjelasan guru kurang lengkap dan rinci sehingga sulit dimengerti oleh
siswa.
h. Hasil yang diharapkan seseuai menurut para ahli.

4
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari analisis diatas, peneliti menemukan alternatif dan pemecahan masalah
sebagai berikut :
a. Guru menggunakan metode bervariasi untuk meningkatkan keaktifan dan
pemahaman siswa.
b. Guru memberikan latihan dan bimbingan secara menyeluruh pada
pembelajaran Bahasa Indonesia

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah :
“Apakah penggunaan metode study kasus dan diskusi kelompok dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika tentang
operasi hitung campuran siswa kelas IV SDN 47 Prabumulih”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.


Tujuan dari pada perbaikan yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri
47 Prabumulih ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan metode diskusi kelompok
pada pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih tahun
pelajaran 2020/2021.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan model diskusi kelompo, pada
pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih tahun pelajaran
2020/2021

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis, adapun manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
1. Untuk mengetahui secara nyata tentang peningkatkan aktivitas dan hasil
belajar dengan penerapan metode diskusi kelompok

5
2. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
3. Dapat memberikan masukan dan pandangan untuk mengemukakan
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengajaran Bahasa
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1. Meningkatkan motivasi guru untuk selalu berupaya menemukan dan
menggali model pembelajaran yang efektif.
2. Mampu menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif
danmeningkatkan kemandirian siswa.
3. Penerapan pembelajaran metode diskusi kelompok sebagai sarana bagi
guru untuk memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Bagi Siswa
1. Untuk meningkatkan pemahaman terntang materi pembelajaran bahasa
Indonesia dengan metode diskusi kelompok.
2. Melatih keterampilan dan keberanian siswa untuk memberikan
pendapat dan meningkatkan kerjasama antar siswa.
3. Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan
meningkatkan keaktifan siswa serta ketrampilan sosial dalam belajar.
c. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasiberharga
bagi kepala sekolah, untuk mengambil kebijakan yang tepat dalamkegiatan
pengajaran dengan memanfaatkan model pembelajaran, gunamenciptakan
kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan efesien bagipara guru-guru di
Sekolah Dasar.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika di SD
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri
atas standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1) Bilangan
2) Geometri dan pengukuran
3) Pengolahan data.
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Pendidikan Nasional tujuan pembelajaran Matematika di SD adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau medialain
untuk memperjelas keadaan atau masalah

7
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Pelaksanaan pembelajaran matematika dimulai dari yang sederhana ke
kompleks, jika konsep-konsep awal tidak dipahami oleh siswa sebelumnya,
dimungkinkan pemahaman konsep-konsep itu sulit untuk dilanjutkan.
Berdasarkan struktur kognitif, materi pokok harus disusun menurut urutan tingkat
kesukaran yang logis, dan didasarkan atas pengalaman belajar sebelumnya.
Menurut Bruner dalam Marsudi Raharjo (2011: 22) menyatakan beberapa
teorinya sebagai berikut.
1) Enactive: kongkrit (obyek sesungguhnya) Dalam pembelajaran matematika
dapat berupa bermain peran memperagakan konsep-konsep matematika
tertentu (peragaan kongkrit).
2) Econic: semi kongkrit (obyek sesungguhnya diganti gambar) Dalam
pembelajaran matematika, dalam hal ini pembelajaran soal cerita, kalimat
cerita dapat ditulis di atas gambar peragaan dan kalimat matematika yang
bersesuaian ditulis di bawah gambar peragaan. Tujuannya agar siswa dapat
menghubungkan sekaligus tiga hal kalimat sehari-hari yang berkaitan dengan
masalah matematika, gambaran kerangka berfikir untuk membayangkan
susunan obyekobyeknya, dan bilangan dan operasinya yang bersesuaian.
3) Symbolic: abstrak Ditulis dalam bentuk lambang-lambang saja yang hanya
berupa hurufhuruf, angka-angka, lambang-lambang operasi hitung (+, -, ×, :),
dan relasi (>, <, ≥, ≤, =).
Permainan matematika adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana penuh makna dapat dinikmati oleh seluruh siswa. Permainan
yang diciptakan seharusnya:
1. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersosialisasi dengan
siswa lain
2. dapat diciptakan suasana saling berkompetisi
3. dapat memahami konsep-konsep, dan prinsip-prinsip matematikayang telah
dipelajari

8
4. dapat menciptaka suasana yang menyenangkan
5. mudah dilaksanakan
6. alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan alokasi tatap muka (2
jam), dan lain-lain. ( Muchtar A, Karim (1999 : 2))
Permainan matematika bukan sekedar untuk bermain-main saja, tetapi
melalui permainan matematika konsep dapat diingat lebih baik. Di dalam belajar
matematika diperlukan ingatan, jika siswa harus menyelesaikan suatu masalah.
Permainan matematika yang sering dilakukan akan melekat di otak.

B. Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi dalam proses pembelajaran menurut (Suryosubroto. 2002:
179) adalah suatu cara penyajian bahan pelajarn dimana guru memberi
kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. (Taniredja. 2013:
23).
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi
adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di
sekolah. Yang mana proses belajar terjadi interaksi antara dua atau lebih individu
yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah.
(Djamarah, 2006: 99).
Metode diskusi cocok digunakan untuk kelompok kecil. Hasil penelitian
menunjukan bahwa metode diskusi lebih tepat digunakan untuk mempelajari
keterampilan kompleks, berpikir kritis, dan untuk memecahkan kasus. (Ruminiati.
2008: 24)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode
diskusi adalah proses pembelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada
para siswa/kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna

9
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan atas sesuatu masalah.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi Kelompok


1. Kelebihan Metode Diskusi Kelompok
a. Memperluas wawasan siswa.
b. Dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam
memecahkan masalah.
c. Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
d. Membutuhkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif.
2. Kelemahan Metode Diskusi Kelompok
a. Kemungkinan diskusi dikuasai siswa yang suka berbicara atau yang
menonjolkan diri.
b. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
c. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
d. Menyerap waktu yang cukup banyak
e. Tidak semua guru memahami cara siswa melakukan diskusi.

10
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian Serta Pihak Yang Membantu


1. Subjek, Tempat dan Waktu
a. Subjek
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih
b. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih
c. Waktu
Pelaksanaan penelitian dilakukan mualai tanggal 07 Mei 2020 sampai
dengan 20 Mei 2020

No Siklus Materi pelajaran Tanggal Pelaksanaan


1. Pra Oprasi Hitung Campuran Sabtu, 07 Maret 2020
2. Pertama Oprasi Hitung Campuran kamis, 14 Mei 2020
3. Kedua Oprasi Hitung Campuran Rabu, 20 Mei 2020

d. Pihak yang Menbantu


Pembimbing Bapak Drs. Asrowi, M.Si.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berlangsung dalam 2 siklus, dalam tiap siklus kegiatan dilakukan meliputi :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi atau pengamatan
d. Refleksi

11
Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus Pertama
a. Perencanaan
Dalam tahap ini, penulis menyusun rencana tindakan dalam rangka
meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Rencana tindakan
yang disusun adalah rencana pembelajaran, metode dan perangkat tes hasil
belajar. Tindakan yang mengacu pada beberapa pokok pembelajaran Matematika
yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan pengetahuan yang sudah ada
pada siswa dengan pengetahuan yang akan diperoleh siswa pada
pembelajaran
2. Menjelaskan materi dan langkah-langkah kegiatan secara umum
3. Membimbing siswa untuk mengidentifikasi surat operasi hitung campuran
4. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran
Rencana tindakan yang telah disusun ini selanjutnya didiskusikan dengan
supervisor 2.

12
b. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran siklus pertama dilaksankan pada tanggal 14 Mei
2020 dengan tentang materi surat operasi hitung campuran.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
1. Memberikan penjelasan tentang materi pelajaran dengan memberi contoh
operasi hitung campuran.
2. Memotivasi siswa agar aktif belajar
3. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan
dari guru
4. Berdiskusi kelompok tentang operasi hitung campuran
5. Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang di ajukan siswa
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa

c. Observasi atau Pengamatan


Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat,
pengamatan dilakukan supervisor 2 yang merupakan salah seorang guru di SD
Negeri 47 Prabumulih. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada
siklus pertama dapat dilihat pada lampiran.

d. Refleksi
Hasil refleksi yang diperoleh dilapangan selama pelaksanaan siklus 1
adalah sebagai berikut :
1. Pada awal pelaksanaan siklus 1 tampak sebagian besar siswa masih bingung
dengan penjelasan guru dan metode pembelajaran yang digunakan belum
efektif. Hanya beberapa siswa saja yang dapat memahami materi. Sehingga
kondisi yang demikian suasana kelas tidak kondusif.
2. Hasil belajar siswa pada siklus 1 masih jauh dari apa yang diharapkan.
Peneliti dan supervisor 2 sepakat bahwa hal tersebut dimungkinkan bahwa
media pembelajaran yang digunakan belum optimal. Untuk itu, pada

13
tindakan penbelajaran selanjutnya media pembelajaran dipersiapkan lebih
mantap dan lebih banyak lagi agar siswa dapat mencobanya.

Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada tahap ini disusun rencana tindakan dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa yakni antara lain :
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus kedua dengan pokok
bahasan operasi hitung campuran
2. Menyiapkan media pembelajaran berupa contoh operasi hitung campuran
Menyiapkan pedoman observasi
3. Menyiapkan alat evaluasi

b. Pelaksanaan
Kegiatan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 04 Mei 2020 dengan
pokok bahasan operasi hitung campuran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
antara lain :
1. Menyiapkan materi dan media contoh operasi hitung campuran
2. Memotivasi siswa agar aktif belajar
3. Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mengajukan pertanyaan,
maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun kelompok
lain
4. Menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun kelompok lain
5. Memberikan tugas kepada siswa (penilaian proses)
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa

c. Observasi atau Pengamatan


Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan

14
oleh supervisor 2 yang merupakan salah seorang guru di SD Negeri 47
Prabumulih
Instrumen dan format yang digunakan tetap sama dengan siklus I, untuk
mengamati guru adalah observasi guru sedangkan untuk mengamati siswa adalah
lembar observasi siswa.
Tabel 3.1. Format Lembar Observasi Guru
KEMUNCULAN
No. ASPEK YANG DI NILAI KOMENTAR
ADA TIDAK ADA
1. Apersepsi
2. Menjelaskan materi
3. Kegiatan Inti
4. Metode yang digunakan
Membimbing siswa
5.
menggunakan metode
6. Evaluasi

7. Buku sumber yang digunakan


Memberi peenguatan kepada
8.
siswa

Tabel 3.2. Format Lembar Observasi Siswa


KEMUNCULAN
No. ASPEK YANG DI NILAI KOMENTAR
ADA TIDAK ADA
Perhatian siswa pada materi
1.
pembelajaran
Semangat siswa dalam
2.
mengikuti pembelajaran
Kemampuan dan kesungguhan
3.
siswa pada aturan
4. Keaktifan siswa di dalam kelas

d. Refleksi

15
Hasil refleksi yang diperoleh selama proses pelaksanaan siklus II adalah
sebagai berikut :
1. Pada awal pelaksanaan siklus II tampak siswa termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran mereka tertarik dengan metode diskusi kelompok yang
dilakukan oleh siswa dan guru. Dengan adanya evaluasi diharapkan siswa
melakukan diskusi dan dengan hasil yang memuaskan
2. Hasil belajar siswa pada siklus II sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Namun peneliti dan supervisor 2 berpendapat bahwa media masih sangat
dibutuhkan pada saat pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman
siswa agar hasil yang diharapkan sesuai dengan yang diinginkan.

C. Teknik Analisis Data


Teknik dan analisa data menggunakan teknik analisis kuatitatif deskritif.
Analisa tersebut dimulai dan didasarkan pada permasalahan penelitian.
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan, maka langkahnya adalah
mengindentifikasi fungsi- fungsi yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran.
Fungsi- fungsi yang dimaksud meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi.

16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan masalah yang diajukan dalam kegiatan penelitian ini beserta
tujuan dan manfaatnya, maka bentuk penelitian yang dilakukan peneliti adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun strategi yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Karena peneliti dalam melakukan
penelitian hanya menggunakan satu sekolah saja,yakni SD Negeri 47 Prabumulih.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil yang di dapat adalah sebagai
berikut.
Berdasarkan hasil belajar siswa-siswaa kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih
sebelum Covid-19 pada mata pelajaran Matematika tentang Operasi Hitung
Campuran, dari 19 siswa hanya 6 siswa yang menguasai materi dan telah dibahas
dengan nilai 70 ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan materi
hanya 31% sehingga belum memenuhi kriteria yang diharapkan yakni 80%.
Berikut faktor penyebab rendahnya keterampilan siswa dalam menghitung operasi
hitung campuran, baik berasal dari guru maupun siswa.

1. Pra Siklus
Pra Siklus dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 maret 2020 di kelas IV SDN
47 Prabumulih. Pelaksanaan pembelajaran Pra siklus terdiri atas kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Tabel 4.1. Hasil Evaluasi Pra siklus
KKM = 70
No
Nama Siswa Nilai
. Tuntas Tidak Tuntas
1 Areta Vanesa Tifany 70 √ √
2 Anugrah Bintang Pratama 30 √
3 Dekha Aidil Liansyah 40 √
4 Dilliva Ar Rahim 40 √
5 Fitrah Ahmad Akbar 70 √
6 Iman Syafri 80 √
7 Lutfiah Humayra 50 √

17
8 Masyudi Saputra 70 √
9 Muhammad Arya Ziko 40 √
10 Mhd. Fahrizal Wibisono 30 √
11 Mhd. Nazril Ilham 80 √
12 Nabila 30 √
13 Natasya Anggeleoni Saputri 60 √
14 Nauval Syamil adzaki 70 √
15 Nico Aldiano 50 √
16 Rizki Syahputra 60 √
17 Serli 30 √
18 Sherina Sari 40 √
19 Sulton Ibrahim Al hafiz 40 √
Jumlah Nilai 980 6 13
Rata - rata 51,58 31,67% 68,33%

Grafik 4.1. Hasil Evaluasi Pra Siklus

Pra Siklus
7
6
5
4
3
2
1
0
20 - 35
36 - 50
51 - 69
70 - 80

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa dari 19 siswa terdapat 6 (31,67%) siswa
yang tuntas dan 13 (68,33%) siswa belum tuntas. Rata- rata kelas 51,58 dengan
nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran
IPS dinilai belum berhasil karena masih jauh dari KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang ditentukan yaitu rata rata 68 dengan persentase ketuntasan 85%.

2. Siklus Pertama

18
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan telebih dahulu mengkondisikan
seperangkat persiapan  yang meliputi :
1. RPP ( Rencana Perbaikan Pembelajaran ) di dalamnyamengandung
sejumlah rencana :
 Tujuan perbaikan yang akan dicapai;
 Metode yang akan digunakan;
 Kegiatan yang akan dilaksanakan;
 Media yang akan gunakan;
 Menentukan jenis evaluasi yang akan digunakan.
2. Menyiapkan metode diskusi kelompok yang akan digunakan untuk sajian
materi.
b. Pengamatan
Data yang dapat kumpulkan selama proses perbaikan pembelajaran yaitu
diperoleh dari hasil obesevasi supervisor 2 dan juga dari catatan guru  serta
hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :
1. Pada kegiatan awal  yang telah dilakukan guru adalah :
 Mengecek kehadiran siswa;
 Mengadakan apersepsi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan;
 Menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran.
2. Pada kegiatan inti data-data yang dapat dikumpulkan adalah:
 Guru menjelaskan materi oprasi hitung campuran hanya sekilas;
 Guru membagikan materi sebagai sumber informasi ;
 Siswa bersama-sama membuka dan membaca contoh oprasi hitung
campuran
 Guru tidak memberi ketentuan waktu yang singkat pada siswa untuk
mengenali struktur oprasi hitung campuran.
 Guru mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya secara cepat;
 Beberapa siswa dapat menjawaban pertanyaan dengan cepat;
 Sebagian siswa masih belum dapat menemukan jawaban  sampai
waktu ditentukan.

19
3.   Pada kegiatan akhir data yang dapat dikumpulkan yaitu :
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran;
 Siswa melaksanakan evaluasi dengan batasan waktu yang singkat;
 Guru memberikan tindak lanjut dengan memberi PR.
Tabel 4.2. Lembar observasi guru Siklus I
KEMUNCULAN
No. ASPEK YANG DI NILAI KOMENTAR
ADA TIDAK ADA
1. Apersepsi √ sesuai
2. Menjelaskan materi √ sesuai
3. Kegiatan Inti √ sesuai
4. Metode yang digunakan √ sesuai
Membimbing siswa
5. √ sesuai
menggunakan metode
6. Evaluasi √ sesuai

7. Buku sumber yang digunakan √ sesuai


Memberi peenguatan kepada
8. √ sesuai
siswa

c. Refleksi
Refleksi pada siklus I melalui kegiatan mendiskusikan hasil pengamatan
untuk mendapatkan kesimpulan. Diskusi hasil pengamatan itu dilakukan
oleh pengamat (Supervisor) dengan peneliti (guru kelas IV). Kegiatan ini
dilakukan setelah pertemuan kedua pada siklus I, dan dilaksanakan dengan
bimbingan Tuweb. Tujuan dari refleksi ini adalah membicarakan
kekurangan di siklus I untuk diperbaiki di siklus II.
Akhirnya penulis dapat menemukan kelebihan dan kelemahan  diantaranya
adalah:

a. Kelebihan
 Guru menyampaikan tujuan perbaikan/pembelajaran dapat
memotivasi siswa dalam belajar;

20
 Penggunaan metode diskusi kelompok  untuk pendalaman materi
lebih menarik perhatian siswa.
b. Kekurangan
 Pada kegiatan awal guru tidak menyampaikan kegiatan yang akan
dilaksanakan;
 Hanya beberapa kelompok yang siswa nya aktif dan serius dalam
mengikuti diskusi, beberapa kelompok yang siswa nya masih ada
yang tidak aktif mengikuti diskusi ;
 Guru hanya sekilas menjelaskan tentang surat undangan resmi;
 Guru tidak memberi ketentuan waktu yang singkat pada siswa
untuk mengenali struktur bacaan majalah.

3. Siklus II
a. Perencanaan
Yang dipersiapkan  pada perencanaan perbaikan siklus 2 diantaranya :
1) RPP ( Rencana Perbaikan Pembelajaran ) dibuat berdasarkan pada
hasil kajian pelaksanaan perbaikan siklus pertama dengan
mempertimbangkan segala macam kelemahan yang ada.
2) Menyiapkan kelompok untuk siswa berdiskusi
b. Pengamatan
Hasil pengamatan/observasi yang dilakukan bersama supervisor 2 pada
perbaikan siklus 2 diantaranya :
1) Pada kegiatan awal  yang telah dilakukan guru adalah :
 Mengecek kehadiran siswa;
 Mengadakan apersepsi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan.
 Menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran;
 Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan.
2) Pada kegiatan inti data-data yang dapat dikumpulkan adalah:
 Guru menjelaskan tentang pengertian oprasi hitung campuran
beserta langkah-langkahnya,;

21
 Guru membagikan materi ketiap tiap kelompok
 Guru memberikan waktu 2 menit untuk mengenali struktur
oprasi hitung campuran;
 Siswa secara bersama-sama membuka dan membaca contoh
oprasi hitung campuran;
 Hampir seluruh siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang dapat
memperlambat membaca memindai. Misalnya: membaca
dengan menggunakan penunjuk, membaca dengan bersuara,
pandangan mata tertuju pada kata demi kata, membaca secara
keseluruhan dengan melambatkan bacaan;
 Guru mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya dengan
berdiskusi kelompokt;
 Setiap kelompok serempak mengacungkan tangan untuk
memberi jawaban;
 Setiap kelompok tampak antusias untuk berlomba menemukan
jawaban dengan cepat.
3)   Pada kegiatan akhir data yang dapat dikumpulkan yaitu :
 Guru menyimpulkan materi pembelajaran.
 Guru melaksanakan evaluasi.
 Guru memberikan tindak lanjut dengan memberi PR.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan meliputi kegiatan penelitian siklus II dengan
mendiskusikan hasil pengamatan untuk mendapatkan kesimpulan.
Diskusi hasil pengamatan dilakukan antara pengamat (Supervisor)
dengan peneliti (guru kelas IV). Setelah berakhirnya siklus II ini
diharapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang
meliputi 5 tahap pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih.
Dengan demikian maka yang harus selalu diingat untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, media dan metode
yang ada di sekitar siswa  dapat dijadikan sebagai solusi.

22
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian, indikator pengamatan pada pembelajaran pra
siklus, siklus I dan siklus II adalah keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar. Pembelajaran Matematika melalui study kasus dan diskusi kelompok
pada siswa kelas IV SDN 47 Prabumulih.
1. Analisis video tuweb
Kelebihan
a. Pengajaran modern yang memanfaatkan li ngkungan nyata Dalam
pengajaran.
b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih r elevan dengan kenyataan
dan kebutuhan masyarakat.
c. Pengajaran serupa ini dapat lebih mer angsang kreativitas siswa.
Kelemahan
a. Memerlukan persiapan y ang melibatkan bany ak pihak,
b. Memerlukan waktu y ang cukup lama,
c. Memerlukan biaya yang relatif tinggi,
d. Memerlukan pengawasan y ang ketat, agar siswa fokus terhadap tugasnya
e. Serta laporan hasil karya wisata biasanya diserahkan tidak tepat waktu.
Maka penggunaan filter dapat digunakan atau dapat dijadikan rekomendasi
untuk mening katkan kualitas pembelajar an di sekolah. Namun, harus
didukung dengan persiapan y ang lebih matang, fasilitas y ang diperlukan dan
bia ya yang disediakan harus siap.

2. Hasil Observasi Keterampilan Guru


Tabel 4.4. Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I
Skala Penelitian
No Aspek yang Diminati K C B AB
(2) (3) (4) (5)
Pendahuluan
1. Persiapan Mengajar √
1 2. Pengadaan Media √
3. Persepsi √
4. Motivasi √

23
Pengembangan
1. Penguasaan Materi √
2. Penggunaan Media alat peraga gambar √
3. Kesesuaian Media gambar dengan Materi √
4. Pemanfaat Media alat peraga gambar √
2
5. Pemerataan Bimbingan √
6. Terampil Menjelaskan √
7. Terampil Memberikan Pertanyaan √
8. Terampil Merespon pertanyaan siswa √
9. Terampil Memberi Penguatan √
Penerapan
3
1. Pengadaan alat evaluasi √
Penutup
4 1. Rangkuman √
2. Pemberian Tugas √
Jumlah 9 52
Presentase 4.32 33.2
8
Kegiatan awal 75 %
Kegiatan inti 60 %
Penutup 90 %
Keterangan :
1. Jumlah : 61
2. Kegiatan awal : 75 %
3. Kegiatan inti : 60 %
4. Kegiatan penutup : 90 %
Grafik 4.2. Hasil Observasi Guru Siklus I

80
60
40
20
0 Presentase
al ti
aw in
an an up
iat ut
g iat n
Ke Ke
g pe
an
ig at
ke

24
Keterampilan guru pada pembelajaran matematika siklus I mendapat jumlah
skor 61 dengan nilai rata-rata 3,6 kategori cukup. Dari jumlah skor dan nilai
rata-rata yang diperoleh maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus
II.
Tabel 4.5. Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II
Skala Penelitian
No Aspek yang Diminati K C B AB
(2) (3) (4) (5)
Pendahuluan
1. Persiapan Mengajar √
1 2. Pengadaan Media √
3. Persepsi √
4. Motivasi √
Pengembangan
1. Penguasaan Materi √
2. Penggunaan Media alat peraga gambar √
3. Kesesuaian Media gambar dengan Materi √
4. Pemanfaat Media alat peraga gambar √
2
5. Pemerataan Bimbingan √
6. Terampil Menjelaskan √
7. Terampil Memberikan Pertanyaan √
8. Terampil Merespon pertanyaan siswa √
9. Terampil Memberi Penguatan √
Penerapan
3 1. Pengadaan alat evaluasi √

Penutup
4 1. Rangkuman √
2. Pemberian Tugas √
Jumlah 3 60
Presentase 1.44 38.4
Kegiatan awal 85 %
Kegiatan inti 80 %
Penutup 100 %
Keterangan :
1. Jumlah : 63
2. Kegiatan awal : 85 %
3. Kegiatan inti : 80 %
4. Kegiatan penutup : 100 %

25
Grafik 4.3. Hasil Observasi Guru Siklus II

100
90
80
70
60
50
40 Presentase
30
20
10
0
Kegiatan awal
Kegiatan inti
kegiatan penutup

Peningkatan keterampilan guru pada pembelajaran Matematika siklus I ,


siklus II, ditandai adanya peningkatan skor. Terbukti pada siklus I skor 64
dengan nilai rata-rata 3,6 kategori cukup. Siklus II mengalami peningkatan
jumlah skor menjadi 81 dengan nilai rata-rata 4,5 kategori baik. Dengan
demikian perbaikan pembelajaran Matematika pada siklus II dinilai berhasil
karena sudah memenuhi standar ketercapaian.

3. Hasil Belajar Siswa


Dengan menerima masukan dari supervisor 1 tentang kekurangan-
kekurangan yang dilakukan pada pra siklus, maka pada siklus berikutnya
diadakan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan
metode praktek diskusi kelompok secara efektif dapat menumbuhkan motivasi
dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai operasi hitug campuran siswa
kelas IV . Dengan demikian diskusi kelompok sebagai metode pembelajaran
bukan merupakan fungsi tambahan tetepi memiliki fungsi tersendiri sebagai
sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang lebih efektif.

26
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah dilaksanakan
perbaikan meningkat dengan baik. Pada penelitian siklus I, peneliti belum dapat
menelaah apakah metode study kasus dan diskusi kelompok ini dinilai dapat
berhasil atau tidak dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena pada saat
pelaksanaan Siklus I sudah memasuki masa lockdown sesuai anjuran pemerintah
dan menteri Pendidikan sehingga peneliti tidak bisa melanjutkan penelitian.
Tetapi peneliti masih mengkaji bersama supervisor 1 bahwa dengan menggunakan
metode metode study kasus dan diskusi kelompok dapat meningkatkan kinerja
kerja guru dalam mengajar dan menyampaikan materi agar dapat menarik minat
belajar siswa dan pembelajaran menjadi lebih aktif.
Pada penelitian siklus II, pun sama karena masih masa lockdown maka
peneliti belum dapat menelaah apakah metode study kasus dan diskusi kelompok
ini dinilai dapat berhasil atau tidak dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Tetapi peneliti masih mengkaji bersama supervisor 1 bahwa dengan menggunakan
metode metode study kasus dan diskusi kelompok dapat meningkatkan kinerja
kerja guru dalam mengajar dan menyampaikan materi agar dapat menarik minat
belajar siswa dan pembelajaran menjadi lebih aktif.

27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) membawa
dampak positif dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menerapkanmetode praktek diskusi kelompok pada materi operasi
hitung campuran dapat penulis simpulkan:
a. Dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok
kemampuan dan hasil belajar siswa meningkat.
b. Dengan menggunakan metode pembelajaran dskusi kelompok yang
diterapkan guru menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih aktif dan
tertarik serta merasa mempunyai tanggung jawab, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c. Dengan metode pembelajaran diskusi kelompokihasil belajar siswa yang
terus meningkat dari masing-masing tahapan pembelajaran.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut.
1. Bagi Guru
a. Hendaknya guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat agar
pembelajaran Matematika lebih mudah, menyenangkan dan bermakna.
b. Hendaknya guru berusaha menggunakan alat peraga dan memilih media
yang tepat dalam pembelajaran.
2. Bagi Instansi Terkait ( Kepala Sekolah )
Agar hasil perbaikan pembelajaran bermanfaat bagi sekolah, maka kepala
sekolah perlu memfasilitasi adanya forum diskusi di antara sesama guru untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga siswa selalu
termotivasi untuk belajar

28
DAFTAR PUSTAKA

Atar Semi. (2008). Terampil Menulis Surat. Bandung: Titian Ilmu

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-


Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Fajar M.N. (2009). Terampil Menulis Surat. Bandung: Puri Delco

Matapena.Wagiran dan Mukh. Doyin. 2005. Curah Gagasan. Semarang:Rumah


Indonesia.

Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


KemandirianGuru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sabarti Akhadian, dkk. (1991). Bahasa Indonesia II. Jakarta:


DepdikbudDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
TenagaKependidikan

Sabarti Akhadian, dkk. (1991). Bahasa Indonesia III. Jakarta:


DepdikbudDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
TenagaKependidikan

Susanto. 2007. Pengembangan KTSP dengan Perspektif Manajemen Visi. Jakarta:

Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menulis sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa.Bandung: Angkasa.

Thobroni, M. 2008. Obsesi Jadi Penulis Beken!. Jakarta: Mastara.

Wawan. 2009-04-01.http://nilaieka.blogspot.com/html. 2 Maret 2014.

29

Anda mungkin juga menyukai