LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
(PKP)
OLEH:
ARTIANSI NOVITA SARI
NIM 835865475
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI STUDY
KASUS DAN DISKUSI KELOMPOK TENTANG OPERASI HITUNG
CAMPURAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SD NEGERI 47 PRABUMULIH
OLEH :
ARTIANSI NOVITA SARI
NIM 835865475
POKJAR PRABUMULIH
S1 PGSD
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan karya Ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undanganyang berlaku
Materai 6000
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun skrMATEMATIKAi ini dan dengan
petunjuk-Nya penulis mampu menyelesaikannya. Sholawat dan Salam semoga
terlimpah selalu kepada nabi Muhammad SAW, besrta keluarga dan sahabat-
sahabatnya dan seluruh umat yang menyakini kebenarannya.
Penulisan PKP ini bertujuan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana dalam Pendidikan Guru Kelas Sekolah Dasar pada Universitas Terbuka
UPBBJ-UT Prabumulilh. Dalam penulisan ini penulis mendapat bantuan dari
berbagai fihak, maka penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Asrowi, M.Si. selaku Tutor Pembimbing dan Supervisor 1
2. Keluarga besarku terutama Suami, Mertua dan Orangtua, serta saudara-
saudaraku yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam perjuanganku
menyelesaikan tugas ini.
3. Teman-teman kelas UT dan teman sejawat lainnya yang senantiasa membantu
dan memberi dukungan dalam proses penyusunan laporan ini.
4. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan laporan
PKP ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis hanya bisa berdoa agar amal baik bapak, ibu, dan saudara-saudara
semua diterima oleh Allah SWT sebagai amal soleh dan mendapat balasan yang
setimpal.
Kemudian penulis mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan
dalam menyusun PKP ini, maka penulis mengharapkan sara dan kritikan yang
sifatnya membangun demi sempurnanya PKP ini. Akhirnya semoga bermanfaat
bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta berguna bagi
pengembangan model pembelajaran. Amin.
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................iv
Daftar Isi..................................................................................................................v
Daftar Tabel..........................................................................................................viii
Daftar Gambar........................................................................................................ix
Daftar Lampiran.......................................................................................................x
Abstrak....................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1. Identifikasi Masalah.....................................................................................4
2. Analisis Masalah...........................................................................................5
B. Rumusan Masalah............................................................................................6
B. Metode Diskusi..............................................................................................12
C. Hakekat Pemahaman.....................................................................................13
v
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian Serta Pihak Yang Membantu..........16
A. Simpulan..................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
Judul
Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas IV Melalui Study Kasus Dan Diskusi
Kelompok Tentang Operasi Hitung Campuran Pada Pembelajaran
Matematika di SD Negeri 47 Prabumulih
Oleh
Nama : ARTIANSI NOVITA SARI
NIM. 835865475
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Agar tercapai
situasi tersebut maka guru harus berupaya untuk mengoptimalkan kemampuannya
dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Model pembelajaran merupakan hal penting yang mempengaruhi minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang
menarik dan dirasa asing oleh siswa akan menimbulkan daya tarik yang
merangsang minat belajar siswa. Maka dari itu, penggunaan model pembelajaran
yang tepat ditunjang dengan media yang sesuai merupakan hal penting yang harus
dimaksimalkan oleh guru, karena penggunaan model pembelajaran yang tidak
sesuai menyebabkan minat belajar siswa tidak maksimal bahkan merasa terpaksa
dan tidak nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.
Namun pada penerapannya, model pembelajaran yang sering digunakan
oleh guru dirasa masih monoton sehingga belum mampu meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa, misalnya pada siswa kelas IV SDN 47 Prabumulih yang
sebagian besar siswanya kurang berminat untuk mengikuti pelajaran khususnya
matematika. Hal tersebut dibuktikan bahwa siswa menganggap sepele pelajaran
matematika, anggapan tersebut bukan menyatakan bahwa siswa menguasai
pelajaran tetapi dikarenakan siswa tidak berminat atau tertarik untuk mengikuti
pelajaran. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh bahwa siswa gaduh saat mengikuti
pelajaran, tidak aktif dalam mengikuti proses belajar, bahkan sering tidak
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru meskipun sudah berulang
kali diberi hukuman. Menurut hasil wawancara terhadap beberapa siswa
disimpulkan bahwa mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang
membosankan dan menegangkan. Juga hasil belajar siswa kelas IV terhadap
pelajaran matematika masih sangat rendah, beliau mengatakan bahwa nilai rata-
rata siswa semester genap tahun ajaran 2020 hanya 5.00 sementara standar
kelulusannya adalah 7.00.
Guru mengatakan rendahnya tingkat pemahaman tersebut karena
kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa tidak
menguasai pelajaran. Adapun mata pelajaran yang tidak diminati dan dirasa sulit
dipahami siswa menurut guru pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian
2
terutama pada materi pembagian, siswa dirasa kurang tertarik mengikuti pelajaran,
guru berasumsi hal tersebut terjadi karena materi pembagian dirasa sulit oleh
siswa.
Selain itu guru menyadari bahwa rendahnya minat siswa dalam mengikuti
pelajaran terjadi karena model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar
matematika juga masih kurang variatif karena hanya terbiasa memberikan contoh
soal latihan di papan tulis, mengerjakan soal bersama, ditambah dengan sesekali
memberikan tugas individu, tanpa adanya hal-hal baru yang mampu
membangkitkan minat misalnya pemberian hadiah atau permainan. Dari
keterangan diatas diketahui bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
rendahnya minat belajar siswa, salah satu hal terpenting adalah penyampaian
materi harus menggunakan model yang menarik dan tepat karena sangat
berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar. Dengan pembelajaran yang menarik
misalnya adanya unsur permainan dan pemberian hadiah maka siswa akan lebih
berminat.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Matematika di sekolah dasar mempelajari setiap konsep secara bertahap untuk
mendapatkan pengertian hubungan-hubungan, simbol-simbol, kemudian
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut ke situasi yang barn sebagai alat
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut. Selain itu
dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan Matematika
dalam pemecahan masalah dengan metode diskusi dan mengkomunikasikan ide
atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah melalui metode diskusi merupakan fokus
dalam pembelajaran Matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi
tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan
berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah melalui diskusi perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah,
membuat model Matematika menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.
3
Salah satu metode pembelajaran yang penulis anggap sesuai untuk mata
pelajaran ini adalah metode pembelajaran pemecahan masalah melalui diskusi
kelompok kecil yang merupakan salah satu metode pembelajaran PAKEM yang
dapat mengaktifkan siswa dan sekaligus diharapkan dapat mengaktifkan proses
pembelajaran di kelas ini sehingga pembelajaran terasa menyenangkan dan dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan.
Keunggulan metode diskusi kelompok kecil. Ada beberapa kelebihan
metode diskusi kelompok antara lain :
a. Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengembangkan pendapat atau gagasan
secara verbal.
d. Dapat melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Dari masalah- masalah seperti diungkapkan di atas, maka dalam melakukan
penelitian ini penulis mengambil judul “Peningkatan Pemahaman siswa kelas
IV Melalui Study Kasus dan Diskusi Kelompok Tentang Operasi Hitung
Campuran Pada Pembelajaran Matematika SD Negeri 47 Prabumulih ”
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil belajar siswa-siswa kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih
pada mata pelajaran Matematika tentang Operasi hitung campuran, dari 34 siswa
hanya 11 siswa yang menguasai materi yang telah dibahas dengan nilai 70 ke atas.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaanmateri hanya 33 % sehingga
belum memenuhi kriteria yang diharapkan yakni 80%. Berikut faktorpenyebab
rendahnya keterampilan siswa dalam menulis surat resmi, baik berasaldari guru
maupun siswa.
1. Faktor yang berasal dari guru,
4
yaitu pemanfaatan media pembelajaran belum optimal dan belum menggunakan
variasi-variasi pembelajaran sepertimodel, strategi, atau metode pembelajaran
sehingga dapat membuat siswa tertarikdan berminat mengikuti pembelajaran.
2. faktor yang berasal darisiswa disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
1. Minat belajar siswa kelas IV SDN 47 Prabbumulih pada mata pelajaran
matematika masih rendah.
2. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 47 Prabumulih pada mata pelajaran
matematika masih rendah.
3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
4. Siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran matematika.
5. 5.Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran
matematika terutama materi pembagian dan perkalian.
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, pembelajaran tentang
operasi hitung campuran dengan metode diskusi kelompok diharapkan dapat
memberikan motivasi dan minat dalam meningkatkan keterampilan menulis surat
resmi bagi siswa kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih.
Berdasarkan peraturan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008 secara
umum kriteria keberhasilan pembelajaran adalah :
1. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif,
tes sumatif, maupun tes keterampilan yang mencapai tingkat keberhasilan
rata-rata 60%.
2. Setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditetapkan oleh kurikulum, tingkat ketercapaian
kompetensi ini ideal 75%.
3. Ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada tingkat
resiko dan tingkat kesulitan ditetapkan idealnya sebesar 75%.
2. Analisis Masalah
a. Yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
5
b. Cara mengajar dan strategi guru pada pelajaran Matematika kurang
bervariasi.
c. Siswa kurang termotivasi pada pembelajaran pelajaran Matematika di
kelas.
d. Penggunaan media yang tidak maksimal serta guru kurang terampil
menggunakannya dalam menjelaskan materi.
e. Bahasa yang digunakan guru dalam menjelaskan materi sulit dimengerti.
f. Strategi pembelajaran yang digunakan guru tidak relevan dan kurang
bervariasi.
g. Penjelasan guru kurang lengkap dan rinci sehingga sulit dimengerti oleh
siswa.
h. Hasil yang diharapkan seseuai menurut para ahli.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah :
“Apakah penggunaan metode study kasus dan diskusi kelompok dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika tentang
operasi hitung campuran siswa kelas IV SDN 47 Prabumulih”
6
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan metode diskusi kelompok
pada pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih tahun
pelajaran 2020/2021.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan model diskusi kelompo, pada
pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih tahun pelajaran
2020/2021
7
2. Melatih keterampilan dan keberanian siswa untuk memberikan
pendapat dan meningkatkan kerjasama antar siswa.
3. Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan
meningkatkan keaktifan siswa serta ketrampilan sosial dalam belajar.
c. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasiberharga
bagi kepala sekolah, untuk mengambil kebijakan yang tepat dalamkegiatan
pengajaran dengan memanfaatkan model pembelajaran, gunamenciptakan
kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan efesien bagipara guru-guru di
Sekolah Dasar.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika di SD
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri
atas standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1) Bilangan
2) Geometri dan pengukuran
3) Pengolahan data.
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Pendidikan Nasional tujuan pembelajaran Matematika di SD adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau medialain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
9
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar.
Matematika juga termasuk salah satu dari tiga mata pelajaran yang setiap tahun
diujikan secara nasional dalam Ujian Nasional. Dengan demikian tanpa
mengesampingkan mata pelajaran yang lain, Matematika termasuk salah satu
mata pelajaran yang membutuhkan perhatian khusus. Dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), penyusunan materi pelajaran diserahkan sepenuhnya
kepada satuan pendidikan, dalam hal ini sekolah. Tujuannya agar materi yang
disusun akan lebih dapat dipahami oleh siswa karena keberadaannya dekat dengan
siswa.
Lebih jauh lagi, dengan materi yang dekat dengan siswa diharapkan
pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan menyenangkan. Matematika
sekolah adalah matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Pada hakekatnya pembelajaran matematika di sekolah adalah proses
yang sengaja dirancang dengan tujuan menciptakan suasana lingkungan yang
memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan matematika dan proses tersebut
berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus
memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman
tentang matematika (Nyimas Aisyah, dkk 2007: 1-4).
Pelaksanaan pembelajaran matematika dimulai dari yang sederhana ke
kompleks, jika konsep-konsep awal tidak dipahami oleh siswa sebelumnya,
dimungkinkan pemahaman konsep-konsep itu sulit untuk dilanjutkan.
Berdasarkan struktur kognitif, materi pokok harus disusun menurut urutan tingkat
kesukaran yang logis, dan didasarkan atas pengalaman belajar sebelumnya.
Menurut Bruner dalam Marsudi Raharjo (2011: 22) menyatakan beberapa
teorinya sebagai berikut.
1) Enactive: kongkrit (obyek sesungguhnya) Dalam pembelajaran matematika
dapat berupa bermain peran memperagakan konsep-konsep matematika
tertentu (peragaan kongkrit).
10
2) Econic: semi kongkrit (obyek sesungguhnya diganti gambar) Dalam
pembelajaran matematika, dalam hal ini pembelajaran soal cerita, kalimat
cerita dapat ditulis di atas gambar peragaan dan kalimat matematika yang
bersesuaian ditulis di bawah gambar peragaan. Tujuannya agar siswa dapat
menghubungkan sekaligus tiga hal kalimat sehari-hari yang berkaitan dengan
masalah matematika, gambaran kerangka berfikir untuk membayangkan
susunan obyekobyeknya, dan bilangan dan operasinya yang bersesuaian.
3) Symbolic: abstrak Ditulis dalam bentuk lambang-lambang saja yang hanya
berupa hurufhuruf, angka-angka, lambang-lambang operasi hitung (+, -, ×, :),
dan relasi (>, <, ≥, ≤, =).
Pelajaran/materi pokok haruslah “meaningful” artinya bahan pelajaran
haruslah mempunyai arti, cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan
dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Dengan kata lain materi pokok baru
haruslah ditanamkan konsep-konsepnya, kemudian dipahamkan konsep-konsep
itu dengan beberapa latihan soal termasuk didalamnya soal uraian, baru
pembinaan keterampilannya melalui drill, menghafal, permainan dan sebagainya.
Jika ke tiga dari konsep itu ditinggalkan maka siswa akan menjumpai kesulitan-
kesulitan, sebab konsep-konsep awal bila belum dipahami oleh siswa belum dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal yang hampir sama dengan materi pokok
yang dipelajarinya.
Permainan matematika adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana penuh makna dapat dinikmati oleh seluruh siswa. Permainan
yang diciptakan seharusnya:
1. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersosialisasi dengan
siswa lain
2. dapat diciptakan suasana saling berkompetisi
3. dapat memahami konsep-konsep, dan prinsip-prinsip matematikayang telah
dipelajari
4. dapat menciptaka suasana yang menyenangkan
5. mudah dilaksanakan
6. alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan alokasi tatap muka (2
11
jam), dan lain-lain. ( Muchtar A, Karim (1999 : 2))
Permainan matematika bukan sekedar untuk bermain-main saja, tetapi
melalui permainan matematika konsep dapat diingat lebih baik. Di dalam belajar
matematika diperlukan ingatan, jika siswa harus menyelesaikan suatu masalah.
Permainan matematika yang sering dilakukan akan melekat di otak.
B. Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi dalam proses pembelajaran menurut (Suryosubroto. 2002:
179) adalah suatu cara penyajian bahan pelajarn dimana guru memberi
kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. (Taniredja. 2013:
23).
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi
adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di
sekolah. Yang mana proses belajar terjadi interaksi antara dua atau lebih individu
yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah.
(Djamarah, 2006: 99).
Metode diskusi cocok digunakan untuk kelompok kecil. Hasil penelitian
menunjukan bahwa metode diskusi lebih tepat digunakan untuk mempelajari
keterampilan kompleks, berpikir kritis, dan untuk memecahkan kasus. (Ruminiati.
2008: 24)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode
diskusi adalah proses pembelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada
para siswa/kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan atas sesuatu masalah.
12
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi Kelompok
1. Kelebihan Metode Diskusi Kelompok
a. Memperluas wawasan siswa.
b. Dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam
memecahkan masalah.
c. Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
d. Membutuhkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif.
2. Kelemahan Metode Diskusi Kelompok
a. Kemungkinan diskusi dikuasai siswa yang suka berbicara atau yang
menonjolkan diri.
b. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
c. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
d. Menyerap waktu yang cukup banyak
e. Tidak semua guru memahami cara siswa melakukan diskusi.
C. Hakekat Pemahaman
Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.
Menurut Benyamin S. Bloom, “pemahaman merupakan kemampuan untuk
memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan
ide tanpa haus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide
tersebut secara mendalam”. Kata kerja operasional yang dapat digunakan
diantaranya mengubah, mempertahankan, membedakan. Sedangkan pemahaman
menurut kamus linguistik, adalah suatu proses mental dimana pendengar dapat
menyerap bunyi yang diucapkan pembicara dan memakainya untuk membangun
suatu penafsiran tantang apa yang dimaksud oleh pembicara.
Hal itu berarti menuntut daya serap dan daya dengar seseorang agar
informasi yang disampaikan tepat guna. Seseorang dikatakan memahami sesuatu
jika telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang
dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi
menghafal informasi yang diperolehnya, melainkan harus dapat memilih dan
mengorganisasikan informasi tersebut.
13
Mengajarkan suatu konsep dapat dilakukan dengan memperkenalkan
kepada siswa kata-kata kunci untuk digunakan dalam membicarakan mengenai
konsep-konsep tersebut dan memeriksa apakah siswa telah membiasakan diri
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika terlebih dahulu
disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan antar informasi baru
dengan informasi yang telahada pada struktur kognitif siswa. Penyajian konsep
yang umum perlu dilakukan sebelum penjelasan yang lebih rumit mengenai
konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara informasi yang telah ada
dengan informasi yang baru diterima pada struktur kognitif siswa.
Indikator pemahaman konsep menurut Benyamin S. Bloom sebagai
berikut:
(1) Penerjemahan (translation),
(2) Penafsiran (interpretation)
(3) Ekstrapolasi (extrapolation).
1. Penerjemahan (translation), yaitu menterjemahkan konsepsi abstrak menjadi
suatu model. Misalnya dari lambang ke arti. Kata kerja operasional yang
digunakan adalah menterjemahkan, mengubah, mengilustrasikan, memberikan
definisi, dan menjelaskan kembali.
2. Penafsiran (Interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami
ide utama suatu komunikasi, misalnya diberikan suatu diagram, tabel, grafik
atau gambar-gambar dan ditafsirkan. Kata kerja operasional yang digunakan
adalah menginterpretasikan, membedakan, menjelaskan, dan menggambarkan.
3. Ekstrapolasi (extrapolation), yaitu menyimpulkan dari sesuatu yang telah
diketahui. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan ini adalah memperhitungkan, menduga, menyimpulkan,
meramalkan, membedakan, menentukan dan mengisi.
Sedangkan indikator pemahaman menurut Kenneth D. Moore:
“Menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasikan, menguraikan (dengan kata-
kata sendiri), menulis ulang (dengan kalimat sendiri), meringkas, membedakan
(diantara dua), mempertahankan, menyimpulkan, berpendapat dan menjelaskan.
Penanaman konsep, teorema, dalil, dan rumus-rumus matematika dapat terwujud
14
dengan baik jika para siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap materi ajar
yang dipelajari serta selalu melakukan penguatan melalui latihan yang teratur.
Sehingga apa yang telah dipelajari dapat dikuasai dengan baik dan dapat
digunakan untuk mempelajari materi selanjutnya.
Didalam penelitian ini merujuk pada pemahaman menurut Benyamin S.
Bloom, yakni penerjemahan, penafsiran dan ekstrapolasi sebagai definisi
operasionalnya adalah:
a. Translasi, adalah mendefinisi ulang sebuah konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat negatif.
b. Interpretasi, adalah memberikan penjelasan terhadap sebuah konsep
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
c. Ekstrapolasi, adalah memberi kesimpulan atas konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat negatif dengan bahasa sendiri.
15
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
16
Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Siklus Pertama
a. Perencanaan
Dalam tahap ini, penulis menyusun rencana tindakan dalam rangka
meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Rencana tindakan
yang disusun adalah rencana pembelajaran, metode dan perangkat tes hasil
belajar. Tindakan yang mengacu pada beberapa pokok pembelajaran Matematika
yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan pengetahuan yang sudah ada
pada siswa dengan pengetahuan yang akan diperoleh siswa pada
pembelajaran
2. Menjelaskan materi dan langkah-langkah kegiatan secara umum
3. Membimbing siswa untuk mengidentifikasi surat operasi hitung campuran
4. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran
Rencana tindakan yang telah disusun ini selanjutnya didiskusikan dengan
supervisor 2.
17
b. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran siklus pertama dilaksankan pada tanggal 14 Mei
2020 dengan tentang materi surat operasi hitung campuran.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
1. Memberikan penjelasan tentang materi pelajaran dengan memberi contoh
operasi hitung campuran.
2. Memotivasi siswa agar aktif belajar
3. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan
dari guru
4. Berdiskusi kelompok tentang operasi hitung campuran
5. Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang di ajukan siswa
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
d. Refleksi
Hasil refleksi yang diperoleh dilapangan selama pelaksanaan siklus 1
adalah sebagai berikut :
1. Pada awal pelaksanaan siklus 1 tampak sebagian besar siswa masih bingung
dengan penjelasan guru dan metode pembelajaran yang digunakan belum
efektif. Hanya beberapa siswa saja yang dapat memahami materi. Sehingga
kondisi yang demikian suasana kelas tidak kondusif.
2. Hasil belajar siswa pada siklus 1 masih jauh dari apa yang diharapkan.
Peneliti dan supervisor 2 sepakat bahwa hal tersebut dimungkinkan bahwa
media pembelajaran yang digunakan belum optimal. Untuk itu, pada
18
tindakan penbelajaran selanjutnya media pembelajaran dipersiapkan lebih
mantap dan lebih banyak lagi agar siswa dapat mencobanya.
Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada tahap ini disusun rencana tindakan dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa yakni antara lain :
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus kedua dengan pokok
bahasan operasi hitung campuran
2. Menyiapkan media pembelajaran berupa contoh operasi hitung campuran
Menyiapkan pedoman observasi
3. Menyiapkan alat evaluasi
b. Pelaksanaan
Kegiatan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 04 Mei 2020 dengan
pokok bahasan operasi hitung campuran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
antara lain :
1. Menyiapkan materi dan media contoh operasi hitung campuran
2. Memotivasi siswa agar aktif belajar
3. Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mengajukan pertanyaan,
maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun kelompok
lain
4. Menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun kelompok lain
5. Memberikan tugas kepada siswa (penilaian proses)
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
19
oleh supervisor 2 yang merupakan salah seorang guru di SD Negeri 47
Prabumulih
Instrumen dan format yang digunakan tetap sama dengan siklus I, untuk
mengamati guru adalah observasi guru sedangkan untuk mengamati siswa adalah
lembar observasi siswa.
Tabel 3.1. Format Lembar Observasi Guru
KEMUNCULAN
No. ASPEK YANG DI NILAI KOMENTAR
ADA TIDAK ADA
1. Apersepsi
2. Menjelaskan materi
3. Kegiatan Inti
4. Metode yang digunakan
Membimbing siswa
5.
menggunakan metode
6. Evaluasi
d. Refleksi
20
Hasil refleksi yang diperoleh selama proses pelaksanaan siklus II adalah
sebagai berikut :
1. Pada awal pelaksanaan siklus II tampak siswa termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran mereka tertarik dengan metode diskusi kelompok yang
dilakukan oleh siswa dan guru. Dengan adanya evaluasi diharapkan siswa
melakukan diskusi dan dengan hasil yang memuaskan
2. Hasil belajar siswa pada siklus II sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Namun peneliti dan supervisor 2 berpendapat bahwa media masih sangat
dibutuhkan pada saat pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman
siswa agar hasil yang diharapkan sesuai dengan yang diinginkan.
21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
Pra Siklus dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 maret 2020 di kelas IV SDN
47 Prabumulih. Pelaksanaan pembelajaran Pra siklus terdiri atas kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Tabel 4.1. Hasil Evaluasi Pra siklus
KKM = 70
No
Nama Siswa Nilai
. Tuntas Tidak Tuntas
1 Areta Vanesa Tifany 70 √ √
2 Anugrah Bintang Pratama 30 √
3 Dekha Aidil Liansyah 40 √
4 Dilliva Ar Rahim 40 √
5 Fitrah Ahmad Akbar 70 √
6 Iman Syafri 80 √
7 Lutfiah Humayra 50 √
22
8 Masyudi Saputra 70 √
9 Muhammad Arya Ziko 40 √
10 Mhd. Fahrizal Wibisono 30 √
11 Mhd. Nazril Ilham 80 √
12 Nabila 30 √
13 Natasya Anggeleoni Saputri 60 √
14 Nauval Syamil adzaki 70 √
15 Nico Aldiano 50 √
16 Rizki Syahputra 60 √
17 Serli 30 √
18 Sherina Sari 40 √
19 Sulton Ibrahim Al hafiz 40 √
Jumlah Nilai 980 6 13
Rata - rata 51,58 31,67% 68,33%
Pra Siklus
7
6
5
4
3
2
1
0
20 - 35
36 - 50
51 - 69
70 - 80
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa dari 19 siswa terdapat 6 (31,67%) siswa
yang tuntas dan 13 (68,33%) siswa belum tuntas. Rata- rata kelas 51,58 dengan
nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran
IPS dinilai belum berhasil karena masih jauh dari KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang ditentukan yaitu rata rata 68 dengan persentase ketuntasan 85%.
2. Siklus Pertama
23
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan telebih dahulu mengkondisikan
seperangkat persiapan yang meliputi :
1. RPP ( Rencana Perbaikan Pembelajaran ) di dalamnyamengandung
sejumlah rencana :
Tujuan perbaikan yang akan dicapai;
Metode yang akan digunakan;
Kegiatan yang akan dilaksanakan;
Media yang akan gunakan;
Menentukan jenis evaluasi yang akan digunakan.
2. Menyiapkan metode diskusi kelompok yang akan digunakan untuk sajian
materi.
b. Pengamatan
Data yang dapat kumpulkan selama proses perbaikan pembelajaran yaitu
diperoleh dari hasil obesevasi supervisor 2 dan juga dari catatan guru serta
hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :
1. Pada kegiatan awal yang telah dilakukan guru adalah :
Mengecek kehadiran siswa;
Mengadakan apersepsi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan;
Menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran.
2. Pada kegiatan inti data-data yang dapat dikumpulkan adalah:
Guru menjelaskan materi oprasi hitung campuran hanya sekilas;
Guru membagikan materi sebagai sumber informasi ;
Siswa bersama-sama membuka dan membaca contoh oprasi hitung
campuran
Guru tidak memberi ketentuan waktu yang singkat pada siswa untuk
mengenali struktur oprasi hitung campuran.
Guru mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya secara cepat;
Beberapa siswa dapat menjawaban pertanyaan dengan cepat;
24
Sebagian siswa masih belum dapat menemukan jawaban sampai
waktu ditentukan.
3. Pada kegiatan akhir data yang dapat dikumpulkan yaitu :
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran;
Siswa melaksanakan evaluasi dengan batasan waktu yang singkat;
Guru memberikan tindak lanjut dengan memberi PR.
Tabel 4.2. Lembar observasi guru Siklus I
KEMUNCULAN
No. ASPEK YANG DI NILAI KOMENTAR
ADA TIDAK ADA
1. Apersepsi √ sesuai
2. Menjelaskan materi √ sesuai
3. Kegiatan Inti √ sesuai
4. Metode yang digunakan √ sesuai
Membimbing siswa
5. √ sesuai
menggunakan metode
6. Evaluasi √ sesuai
c. Refleksi
Refleksi pada siklus I melalui kegiatan mendiskusikan hasil pengamatan
untuk mendapatkan kesimpulan. Diskusi hasil pengamatan itu dilakukan
oleh pengamat (Supervisor) dengan peneliti (guru kelas IV). Kegiatan ini
dilakukan setelah pertemuan kedua pada siklus I, dan dilaksanakan dengan
bimbingan Tuweb. Tujuan dari refleksi ini adalah membicarakan
kekurangan di siklus I untuk diperbaiki di siklus II.
Akhirnya penulis dapat menemukan kelebihan dan kelemahan diantaranya
adalah:
a. Kelebihan
25
Guru menyampaikan tujuan perbaikan/pembelajaran dapat
memotivasi siswa dalam belajar;
Penggunaan metode diskusi kelompok untuk pendalaman materi
lebih menarik perhatian siswa.
b. Kekurangan
Pada kegiatan awal guru tidak menyampaikan kegiatan yang akan
dilaksanakan;
Hanya beberapa kelompok yang siswa nya aktif dan serius dalam
mengikuti diskusi, beberapa kelompok yang siswa nya masih ada
yang tidak aktif mengikuti diskusi ;
Guru hanya sekilas menjelaskan tentang surat undangan resmi;
Guru tidak memberi ketentuan waktu yang singkat pada siswa
untuk mengenali struktur bacaan majalah.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Yang dipersiapkan pada perencanaan perbaikan siklus 2 diantaranya :
1) RPP ( Rencana Perbaikan Pembelajaran ) dibuat berdasarkan pada
hasil kajian pelaksanaan perbaikan siklus pertama dengan
mempertimbangkan segala macam kelemahan yang ada.
2) Menyiapkan kelompok untuk siswa berdiskusi
b. Pengamatan
Hasil pengamatan/observasi yang dilakukan bersama supervisor 2 pada
perbaikan siklus 2 diantaranya :
1) Pada kegiatan awal yang telah dilakukan guru adalah :
Mengecek kehadiran siswa;
Mengadakan apersepsi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan.
Menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran;
Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan.
2) Pada kegiatan inti data-data yang dapat dikumpulkan adalah:
26
Guru menjelaskan tentang pengertian oprasi hitung campuran
beserta langkah-langkahnya,;
Guru membagikan materi ketiap tiap kelompok
Guru memberikan waktu 2 menit untuk mengenali struktur
oprasi hitung campuran;
Siswa secara bersama-sama membuka dan membaca contoh
oprasi hitung campuran;
Hampir seluruh siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang dapat
memperlambat membaca memindai. Misalnya: membaca
dengan menggunakan penunjuk, membaca dengan bersuara,
pandangan mata tertuju pada kata demi kata, membaca secara
keseluruhan dengan melambatkan bacaan;
Guru mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya dengan
berdiskusi kelompokt;
Setiap kelompok serempak mengacungkan tangan untuk
memberi jawaban;
Setiap kelompok tampak antusias untuk berlomba menemukan
jawaban dengan cepat.
3) Pada kegiatan akhir data yang dapat dikumpulkan yaitu :
Guru menyimpulkan materi pembelajaran.
Guru melaksanakan evaluasi.
Guru memberikan tindak lanjut dengan memberi PR.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan meliputi kegiatan penelitian siklus II dengan
mendiskusikan hasil pengamatan untuk mendapatkan kesimpulan.
Diskusi hasil pengamatan dilakukan antara pengamat (Supervisor)
dengan peneliti (guru kelas IV). Setelah berakhirnya siklus II ini
diharapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang
meliputi 5 tahap pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri 47 Prabumulih.
27
Dengan demikian maka yang harus selalu diingat untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, media dan metode
yang ada di sekitar siswa dapat dijadikan sebagai solusi.
28
Pendahuluan
1. Persiapan Mengajar √
1 2. Pengadaan Media √
3. Persepsi √
4. Motivasi √
Pengembangan
1. Penguasaan Materi √
2. Penggunaan Media alat peraga gambar √
3. Kesesuaian Media gambar dengan Materi √
4. Pemanfaat Media alat peraga gambar √
2
5. Pemerataan Bimbingan √
6. Terampil Menjelaskan √
7. Terampil Memberikan Pertanyaan √
8. Terampil Merespon pertanyaan siswa √
9. Terampil Memberi Penguatan √
Penerapan
3
1. Pengadaan alat evaluasi √
Penutup
4 1. Rangkuman √
2. Pemberian Tugas √
Jumlah 9 52
Presentase 4.32 33.2
8
Kegiatan awal 75 %
Kegiatan inti 60 %
Penutup 90 %
Keterangan :
1. Jumlah : 61
2. Kegiatan awal : 75 %
3. Kegiatan inti : 60 %
4. Kegiatan penutup : 90 %
29
Grafik 4.2. Hasil Observasi Guru Siklus I
80
60
40
20
0 Presentase
al ti
aw in
an an up
iat ut
g iat n
Ke Ke
g pe
an
giat
ke
30
Penutup
4 1. Rangkuman √
2. Pemberian Tugas √
Jumlah 3 60
Presentase 1.44 38.4
Kegiatan awal 85 %
Kegiatan inti 80 %
Penutup 100 %
Keterangan :
1. Jumlah : 63
2. Kegiatan awal : 85 %
3. Kegiatan inti : 80 %
4. Kegiatan penutup : 100 %
Grafik 4.3. Hasil Observasi Guru Siklus II
100
90
80
70
60
50
40 Presentase
30
20
10
0
Kegiatan awal
Kegiatan inti
kegiatan penutup
31
demikian perbaikan pembelajaran Matematika pada siklus II dinilai berhasil
karena sudah memenuhi standar ketercapaian.
32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) membawa
dampak positif dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menerapkanmetode praktek diskusi kelompok pada materi operasi
hitung campuran dapat penulis simpulkan:
a. Dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok
kemampuan dan hasil belajar siswa meningkat.
b. Dengan menggunakan metode pembelajaran dskusi kelompok yang
diterapkan guru menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih aktif dan
tertarik serta merasa mempunyai tanggung jawab, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
c. Dengan metode pembelajaran diskusi kelompokihasil belajar siswa yang
terus meningkat dari masing-masing tahapan pembelajaran.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP Pra Siklus )
I. Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
III.Indikator
Menentukan aturan operasi hitung campuran
Menyelesaikan soal ceritra yang mengandung pengerjaan hitung campuran
V. Materi Ajar
Operasi hitung bilangan
operasi hitung campuran
35
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal (10 menit)
- Apresepsi/ Motivasi
36
IX. Penilaian
a. Soal
1) Aisyah menabung setiap hari dari sisa uang jajan sekolahnya selama 50
hari sebesar Rp3.000. ia mempunyai keinginan untuk mebeli sepatu
yang harga nya Rp80.000. Berapakah sisa uang tabungan Aisyah?
2) Ayah mempunyai uang sebesar Rp 500.000,00 ia akan membeli baju
dengan harga Rp350.000,00. Berapakah sisa uang ayah?
3) Seorang petani mendapat pengahsilan Rp 100.000,00 setiap hari.
Setelah bekerja selama lima hari, pengrajin itu ke pasar untuk membeli
handphone untuk anak seharga Rp 300.000,00. Berapakah sisa uang
petani tersebut?
4) Rani membuka tabungannya, ternyata tabungannya berisi 15 lembar
uang sepuluh ribuan. Uang tersebut akan di belikannya komik seharga
Rp30.000. berapakah sisa uang Rani?
5) Isa membeli 6 lembar kertas polio dengan harga setiap lembar
Rp3.000,00. Isa membayar dengan selembar uang kertas dua puluh
ribuan. berapa rupiahkah uang kembaliannya?
b. Kunci Jawaban
1) Diketahui :
Jumlah tabungan aisyah = Rp3.000 × 50 = Rp150.000,00
Harga sepatu = Rp80.000
Ditanyakan : sisa uang tabungan Aisyah
Jawab :
Sisa uang tabungan Aisyah = jumlah tabungan aisah – harga sepatu
= Rp150.000,00 – Rp80.000,00
= Rp70.000,00
Jadi , sisa uang tabungan Aisyah adalah Rp70.000,00
37
2) Diketahui : uang ayah Rp500.000
Harga baju Rp350.000
Ditanya : sisa uang ayah
Penyelesaian :
Sisa uang ayah = uang ayah – harga baju
= Rp500.000 – Rp350.000
= Rp150.000
Jadi, sisa uang ayah adalah Rp150.000,00.
38
Ditanya : sisa uang Isa
Penyelesaian :
Sisa uang Isa = uang isa – 6 kertas polio
= Rp20.000,00 – Rp18.000,00
= Rp2.000,00
Jadi, sisa uang Isa adalah Rp2.000,00.
39
Hasil Evaluasi Pra siklus
KKM = 70
No
Nama Siswa Nilai
. Tuntas Tidak Tuntas
1 Areta Vanesa Tifany 70 √ √
2 Anugrah Bintang Pratama 30 √
3 Dekha Aidil Liansyah 40 √
4 Dilliva Ar Rahim 40 √
5 Fitrah Ahmad Akbar 70 √
6 Iman Syafri 80 √
7 Lutfiah Humayra 50 √
8 Masyudi Saputra 70 √
9 Muhammad Arya Ziko 40 √
10 Mhd. Fahrizal Wibisono 30 √
11 Mhd. Nazril Ilham 80 √
12 Nabila 30 √
13 Natasya Anggeleoni Saputri 60 √
14 Nauval Syamil adzaki 70 √
15 Nico Aldiano 50 √
16 Rizki Syahputra 60 √
17 Serli 30 √
18 Sherina Sari 40 √
19 Sulton Ibrahim Al hafiz 40 √
Jumlah Nilai 980 6 13
Rata - rata 51,58 31,67% 68,33%
40
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP Siklus I )
X. Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
XII. Indikator
Menentukan aturan operasi hitung campuran
Menyelesaikan soal ceritra yang mengandung pengerjaan hitung campuran
41
b. Tujuan Perbaikan bagi guru
Meningkatnya kinerja guru dalam menerapkan penggunaan metode study
kasus dalam pembelajaran tentang pemecahan soal bercerita pada materi
operasi hitung campuran.
42
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Melakukan study kasus dengan menggunakan operasi hitung
bilangan, pengamatan, analisis dan diskusi untuk dapat menentukan
aturan operasi hitung campuran
Melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
Menyimpulkan materi
Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
XIX. Penilaian
c. Soal
1) Aisyah menabung setiap hari dari sisa uang jajan sekolahnya selama 50
hari sebesar Rp3.000. ia mempunyai keinginan untuk mebeli sepatu
yang harga nya Rp80.000. Berapakah sisa uang tabungan Aisyah?
2) Ayah mempunyai uang sebesar Rp 500.000,00 ia akan membeli baju
dengan harga Rp350.000,00. Berapakah sisa uang ayah?
43
3) Seorang petani mendapat pengahsilan Rp 100.000,00 setiap hari.
Setelah bekerja selama lima hari, pengrajin itu ke pasar untuk membeli
handphone untuk anak seharga Rp 300.000,00. Berapakah sisa uang
petani tersebut?
4) Rani membuka tabungannya, ternyata tabungannya berisi 15 lembar
uang sepuluh ribuan. Uang tersebut akan di belikannya komik seharga
Rp30.000. berapakah sisa uang Rani?
5) Isa membeli 6 lembar kertas polio dengan harga setiap lembar
Rp3.000,00. Isa membayar dengan selembar uang kertas dua puluh
ribuan. berapa rupiahkah uang kembaliannya?
d. Kunci Jawaban
6) Diketahui :
Jumlah tabungan aisyah = Rp3.000 × 50 = Rp150.000,00
Harga sepatu = Rp80.000
Ditanyakan : sisa uang tabungan Aisyah
Jawab :
Sisa uang tabungan Aisyah = jumlah tabungan aisah – harga sepatu
= Rp150.000,00 – Rp80.000,00
= Rp70.000,00
Jadi , sisa uang tabungan Aisyah adalah Rp70.000,00
44
8) Diketahui : penghasilan petani Rp100.000,00 × 5 = Rp500.000,00
Harga handphone Rp300.000,00
Ditanya : sisa uang petani
Penyelesaian :
Sisa uang petani = pengahasilan petani – harga handphone
= Rp500.000,00 – Rp300.000,00
= Rp200.000,00
Jadi, sisa uang petani adalah Rp200.000,00.
9) Diketahui : uang tabungan rani 15 lembar × Rp10.000,00 = c
Harga komik Rp30.000
Ditanya : sisa uang rani
Penyelesaian :
Sisa uang rani = uang rani – harga komik
= Rp150.000,00 – Rp30.000,00
= Rp120.000,00
Jadi sisa uang rani adalah Rp120.000,00.
10) Diketahui :
Harga kertas polio perlembar Rp3.000,00 × 6 lembar = Rp18.000,00
Uang isa Rp20.000,00
Ditanya : sisa uang Isa
Penyelesaian :
Sisa uang Isa = uang isa – 6 kertas polio
= Rp20.000,00 – Rp18.000,00
= Rp2.000,00
Jadi, sisa uang Isa adalah Rp2.000,00.
45
Prabumulih, 30 April 2020
Mahasiswa,
46
Refleksi Siklus I
Refleksi pada siklus I melalui kegiatan mendiskusikan hasil pengamatan untuk
mendapatkan kesimpulan. Diskusi hasil pengamatan itu dilakukan oleh pengamat
(guru kelas IV dan kepala sekolah) dengan peneliti (guru kelas IV). Kegiatan ini
dilakukan setelah pertemuan kedua pada siklus I, dan dilaksanakan di ruang kelas
IV SD Negeri 47 Prabumulih. Tujuan dari refleksi ini adalah membicarakan
kekurangan di siklus I untuk diperbaiki di siklus II.
47
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP Siklus II )
XXII. Indikator
Menentukan aturan operasi hitung campuran
Menyelesaikan soal ceritra yang mengandung pengerjaan hitung campuran
48
b. Tujuan Perbaikan bagi guru
Meningkatnya kinerja guru dalam menerapkan penggunaan metode study
kasus dan diskusi kelompok dalam pembelajaran tentang pemecahan soal
bercerita pada materi operasi hitung campuran.
49
Strategi Pemecahan Masalah dalam Matematika dan Langkah-langkah
Penyelesaian Soal Cerita.
Dalam pembelajaran matematika ada soal pemecahan masalah dan ada
soal bukan pemecahan masalah. Soal cerita matematika umumnya erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Soal tersebut penting sekali
diberikan kepada siswa Sekolah Dasar, karena pada umumnya soal cerita
tersebut dapat digunakan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan
masalah. Oleh karena itu dalam menyelesaikan soal cerita dapat digunakan
strategi penyelesaian masalah, walaupun soal cerita matematika belum
tentu merupakan soal pemecahan masalah. Kemampuan yang diperlukan
untuk menyelesaikan soal cerita tidak hanya kemampuan keterampilan
(skill) dan mungkin algoritma tertentu saja melainkan kemampuan lainnya
yaitu kemampuan menyusun rencana dan strategi yang akan digunakan
dalam mencapai penyelesaian.
50
Melakukan study kasus dengan menggunakan operasi hitung
bilangan, pengamatan, analisis dan diskusi untuk dapat menentukan
aturan operasi hitung campuran
Melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
Menyimpulkan materi
Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
XXIX. Penilaian
e. Soal
1) Aisyah menabung setiap hari dari sisa uang jajan sekolahnya selama 50
hari sebesar Rp3.000. ia mempunyai keinginan untuk mebeli sepatu
yang harga nya Rp80.000. Berapakah sisa uang tabungan Aisyah?
2) Ayah mempunyai uang sebesar Rp 500.000,00 ia akan membeli baju
dengan harga Rp350.000,00. Berapakah sisa uang ayah?
3) Seorang petani mendapat pengahsilan Rp 100.000,00 setiap hari.
Setelah bekerja selama lima hari, pengrajin itu ke pasar untuk membeli
51
handphone untuk anak seharga Rp 300.000,00. Berapakah sisa uang
petani tersebut?
4) Rani membuka tabungannya, ternyata tabungannya berisi 15 lembar
uang sepuluh ribuan. Uang tersebut akan di belikannya komik seharga
Rp30.000. berapakah sisa uang Rani?
5) Isa membeli 6 lembar kertas polio dengan harga setiap lembar
Rp3.000,00. Isa membayar dengan selembar uang kertas dua puluh
ribuan. berapa rupiahkah uang kembaliannya?
f. Kunci Jawaban
11) Diketahui :
Jumlah tabungan aisyah = Rp3.000 × 50 = Rp150.000,00
Harga sepatu = Rp80.000
Ditanyakan : sisa uang tabungan Aisyah
Jawab :
Sisa uang tabungan Aisyah = jumlah tabungan aisah – harga sepatu
= Rp150.000,00 – Rp80.000,00
= Rp70.000,00
Jadi , sisa uang tabungan Aisyah adalah Rp70.000,00
52
Ditanya : sisa uang petani
Penyelesaian :
Sisa uang petani = pengahasilan petani – harga handphone
= Rp500.000,00 – Rp300.000,00
= Rp200.000,00
Jadi, sisa uang petani adalah Rp200.000,00.
14) Diketahui : uang tabungan rani 15 lembar × Rp10.000,00 = c
Harga komik Rp30.000
Ditanya : sisa uang rani
Penyelesaian :
Sisa uang rani = uang rani – harga komik
= Rp150.000,00 – Rp30.000,00
= Rp120.000,00
Jadi sisa uang rani adalah Rp120.000,00.
15) Diketahui :
Harga kertas polio perlembar Rp3.000,00 × 6 lembar = Rp18.000,00
Uang isa Rp20.000,00
Ditanya : sisa uang Isa
Penyelesaian :
Sisa uang Isa = uang isa – 6 kertas polio
= Rp20.000,00 – Rp18.000,00
= Rp2.000,00
Jadi, sisa uang Isa adalah Rp2.000,00.
53
54
Refleksi Siklus II
Refleksi dilakukan meliputi kegiatan penelitian siklus II dengan
mendiskusikan hasil pengamatan untuk mendapatkan kesimpulan. Diskusi hasil
pengamatan dilakukan antara pengamat (guru kelas IV dan kepala sekolah)
dengan peneliti (guru kelas IV). Setelah berakhirnya siklus II ini diharapkan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang meliputi 5 tahap
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 47
Prabumulih.
55
Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika
Identifikasi Masalah
Hasil pengamatan penulis di dalam kelas adalah : dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran kemampuan guru belum sesuai dengan
kompetensi dasar, masih rendahnya pengasaan konsep siswa tentang operasi
hitung campuran, siswa kurang termotivasi dalam megikuti pelajaran, siswa
kesulitan memahami penjelasan tentang operasi hitung campuran yang
diterangkan oleh guru, siswa kurang merespon dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru, siswa belum berani menjawab pertanyaan- pertanyaan guru
Analisis Masalah
Yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran dalam hal ini adalah : cara
mengajar dan strategi guru pada pelajaran Matematika kurang bervariasi, siswa
kurang termotivasi pada pembelajaran pelajaran Matematika di kelas, penggunaan
metode yang tidak maksimal serta guru kurang terampil menggunakannya dalam
menjelaskan materi, bahasa yang digunakan guru dalam menjelaskan materi sulit
dimengerti, strategi pembelajaran yang digunakan guru tidak relevan dan kurang
bervariasi, penjelasan guru kurang lengkap dan rinci sehingga sulit dimengerti
oleh siswa.
56
Dari analisis diatas, peneliti menemukan alternatif dan pemecahan masalah
sebagai berikut Guru menggunakan metode study kasus dan diskusi kelompok
untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa.
Rumusan Masalah
“Apakah upaya meningkatkan pemahaman siswa Kelas IV melalui study kasus
dan diskusi kelompok tentang operasi hitung campuran pada pembelajaran
matematika SD Negeri 47 Prabumulih?”
57