ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN Kel 6
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN Kel 6
PERKEMIHAN
DISUSUN OLEH :
1. ANNISA VADIRA
2. ARIF MURDIK BUSTAN
3. FETRI SHINTIYA
4. INDAH PUSPITA SARI
5. KARINA DWI HARDINI
6. M. HADI WINATA
7. RIANA ARMANIA PUTRI
8. VISKA WALAFNI
2018
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada Kami, sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah Tentang
Anatomi Fisiologi Perkemihan
Makalah ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata Kami berharap semoga Makalah tentang Ideologi Pancasila dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Samarinda, 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
C. PEMBENTUKAN URIN
1. Filtrasi
2. Reabsorpsi
3. Augumentasi
D. KONSEP KLIREN
1. Definisi klirens
2. Mekanisme klirens
3. Filtrasi glomerulus
4. Sekresi aktif
5. Reabsorbsi
6. Analisis kadar obat dalam urine
7. Waktu paruh eliminasi
E. MEKANISME PENGENCERAN URINE
F. GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
1. Anuria
2. Albuminuria
3. Batu ginjal
4. Nefritis
5. Nefritis akut
6. Gagal ginjal
7. Uremia
G. DEMONSTRASI ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin.
Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot
sphincter, dan uretra.
Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga
dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah anatomi fisiologi sistem
perkemihan manusia?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem perkemihan pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya ±25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter
menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam kandung
kemih.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
C. PEMBENTUKAN URINE
Urine merupakan salah satu hasil ekskresi manusia atau pengeluaran zat sisa
metabolisme yang disaring oleh ginjal. Urine ini mengandung zat-zat yang sangat
berbahaya bagi tubuh manusia. Oleh karena itu, urine harus dikeluarkan supaya zat-zat
yang terkandung didalamnya juga ikut keluar. Lalu, bagaimana sebenarnya proses
pembentukan urine sehingga harus dikeluarkan dari tubuh manusia. Berikut akan
dijelaskan proses pemberntukan urine yang terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan tahap pertama pembentukan urine. Dimana,
adanya kapiler darah bergelung-gelung di dalam kapsula bowman dan menembus
membran filtrasi yang terdiri dari tiga lapisan (sel endotelium glomelurus, membran
basiler, dan epitel kapsula bowman). Hasil penyaringan tersebut membentuk urine primer
yang mengandung zat-zat glukosa, garam, dan asam amino yang masih bermanfaat untuk
tubuh. Urine primer sebenarnya masih serupa dengan darah tetapi tidak mengandung
protein dan tidak mengandung elemen seluler, seperti sel darah merah.
2. Reabsorpsi
Tahap reabsorpsi merupakan tahap terjadinya penyerapan kembali zat-zat yang
masih dibutuhkan oleh tubuh yang sebelumnya sudah difiltrasi. Tahap ini terjadi di dalam
tubulus kontortus proksimal yang dilakukan oleh sel-sel epitelium. Hal ini berfungi untuk
menyerap kembali zat-zat di urine primer yang masih bermanfaat bagi tubuh. Diantaranya,
asam amino, glukosa, ion-ion Na+, Ca, K+, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-. Pada tahap
reabsorpsi akan terjadi penyerapan air melalui proses osmosis di tubulus dan lengkung
henle. Bagi zat yang masih berguna akan masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi
tubulus.
Proses reabsorpsi menghasilkan urine sekunder dengan kadar urea lebih tinggi dari
urine primer. Kemudian urine sekunder ini akan masuk ke dalam lengkung henle dan
terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga menjadikan urine berubah
menjadi pekat karena volume urin sekunder berkurang.
3. Augmentasi
Sampailah pada tahap terakhir yakni tahap pengumpulan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Zat sisa dalam tubuh seperti H+,
K+, NH3, dan kreatinin akan dikeluarkan oleh darah dan menghasilkan urine yang sedikit
mengandung air. Kemudian urine menuju tubulus kolektivus untuk dibawa menuju pelvis
selanjutnya menuju kandung kemih melalui ureter.
D.KONSEP KLIREN
1.DEFINISI KLIRENS
Klirens adalah suatu proses eliminasi (pengurangan) jumlah atau kadar obat dalam
darah dan plasma. Proses klirens terjadi pada ginjal, dan bekerja seiring proses ekskresi.
2.MEKANISME KLIRENS
Mekanisme klirens mengikuti mekanisme ekskresi pada ginjal yaitu filtrasi
glomerulus, sekresi aktif, dan reabsorpsi.
3. FILTRASI GLOMERULUS
Kira-kira 25% dari volume jantung, yaitu 1,2 & 1,5 liter darah permenit mengalir
ke ginjal. 10% dari jumlah tersebut terfiltrasi di glomerulus. Hanya obat yang dalam bentuk
bebas saja yang dapat terfiltrasi.
4. SEKRESI AKTIF
Pada proses ini, apabila saat filtrasi obat pada glomerulus kurang maka akan disekresi
lagi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Jika nilai klirens ginjal ternyata melebihi
klirens yang disebabkan filtrasi, tentu terjadi pula sekresi. Mungkin pula terjadi reabsorpsi,
namun lebih kecil daripada sekresinya.
5.REABSORPSI
Reabsorpsi aktif terjadi pada beberapa senyawa endogen misalnya vitamin âvitamin,
elektrolit, glukosa dan asam-asam amino. Namun untuk kebanyakan obat reabsorpsi
berlangsung secara pasif. Derajat reabsorpsi tergantung pada sifat-sifat obat, misalnya
polaritas, derajat ionisasi dan berat molekulnya. Obat-obat yang sangat lipofilik akan
mengalami reabsorpsi sempurna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpul kan bahwa Sisitem urinaria adalah suatu
sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
• Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
• Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
• Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
• Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
B. Saran
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang
anatomi fisiologi sistem perkrmihan. Mohon permakluman dari semuanya jika dalam
makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman.
Karena tiadalah sesuatu yang sempurnayang bisamanusia ciptakan.
DAFTAR PUSTAKA