Kel 4. Konsep Keperawatan Ibu Intranatal
Kel 4. Konsep Keperawatan Ibu Intranatal
Dosen Pembimbing:
KELOMPOK 4 :
Ananda Syafiqotul Istiqomah (P07220118042)
Karina Dwi Hardini (P07220118017)
Nur Habibah (P07220118024)
Afif Syahputra (P07220118031)
Indah Andriani (P07220118042)
Yeti Nurcahyani (P07220118059)
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia serta nikmatnya
sehingga makalah yang berjudul “Konsep Keperawatan Ibu Hamil Intranatal” ini dapat
diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya yang tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk
itu kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami
jadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide atau gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.
Samarinda, Januari2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................... i
A. Definisi Persalinan..........................................................................................3
B. Jenis Persalinan...............................................................................................3
C. Tanda-Tanda Persalinan.................................................................................3
D. Empat Fase Persalinan Normal....................................................................... 5
E. Perubahan fisiologis pada Persalinan……………………………………….. 6
F. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin …………………………………… 9
G. Masalah Pada Persalinan ……………………………………………………10
H. Asuhan Keperawatan Pada Intranatal ………………………………………14
A. Kesimpulan ....................................................................................................26
B. Saran ..............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah suatu proses/ rangkaian peristiwa baru
yang akan dialami oleh wanita bila sel ovumnya dibuahi oleh sel sperma yang berasal
dari tubuh pria dalam proses reproduksi. Oleh karena itu, ibu yang sedang hamil
dikatakan pula sedang mengandung. Pertanyaan ini dapat pula menimbulkan
pertanyaan, mengandung apa? Jawabannya tidak lain adalah mengandung sel telur yang
telah dibuahi oleh sel mani atau sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin ke dunia luar.
Lainnya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimaster pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6,
trimaster ketiga dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)
pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial pada ibu oleh karena itu
peran keluarga sangat besar dalam upaya memelihara kehamilan. Pada primigravida
merupakan suatu kondisi kehamilan yang pertama kali dialami oleh ibu maka asuhan
antenatal care merupakan standar terpenting dalam mendeteksi dini komplikasi yang
terjadi, baik pada ibu maupun pada janin. Dulu orang menganggap bahwa pertolongan
pada persalinan adalah yang terpenting untuk menyelamatkan ibu dan anak. Tapi
persalinan boleh diibaratkan dengan pertandingan olahraga, prestasi pertandingan tidak
ditentukan oleh daya upaya untuk persalinan saja tetapi jauh sebelumnya adalah sangat
tergantung pada persiapan fisik maupun mental, sebelum pertandingan harus dimulai
sejak ibu semasa hamil.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi
belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan
lahir secara spontan.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit dan komplikasi.
(Wiknjosastro, 2007)
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada servik (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu bila kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
serviks.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kehamilan?
2. Bagaimana fisiologi terjadinya kehamilan?
3. Apa pengertian persalinan?
4. Bagaimana persalinan pada kala I?
5. Bagaimana persalinan pada kala II?
6. Bagaimana persalinan pada kala III?
7. Bagaimana persalinan pada kala IV?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kehamilan
2. Untuk mengetahui pengertian persalinan
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologis persalinan
4. Untuk mengetahui persalinan pada kala I, II, III, IV.
2
BAB 11
PEMBAHASAN
A. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37 minggu-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Syaifudin, 2002).
B. Jenis persalinan
1. Persalinan Spontan
Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibunya
sendiri dan melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2005). Sedangkan menurut Manuaba
(1998), persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri.
2. Persalinan buatan
Persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga
dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan dengan operasi sectio
caesarea (Prawirohardjo, 2005).
3. Persalinan Anjuran
Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan, misalnya pemberian pitocin dan
prostaglandin (Prawirohardjo, 2005).
C. Tanda-tanda persalinan
Menurut Manuaba dalam buku Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan (1998)
telah disebutkan bahwa tanda-tanda persalinan dibagi menjadi dua fase, yaitu tanda
bahwa persalinan sudah dekat dan tanda timbulnya persalinan (inpartu).
3
ligamentum rotundumdan gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah. Masuknya
bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan:
Ringan dibagian atas perut, dan rasa sesaknya berkurang
Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal
Kesulitan berjalan
Sering buang air kecil.
4
berlangsung dalam 24 jam. Namun, apabila persalinan tidak tercapai maka persalinan
harus diakhiri dengan tindakan tertentu misalnya ekstraksi vakum atau sectio caesarea.
5
E. Perubahan fisiologis pada Persalinan
6
e. Bloody show
Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks
pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan penutup jalan lahir selama
kehamilan. Pengeluaran plak inilah disebut dengan bloody show. Bloody show
merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan
tetapi, bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika
pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas lendir yang
bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat dari trauma kecil terhadap atau
perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan. (Varney, 2008).
f. Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15
(10-20) mmHg dan diastolic rata-rata 5-10 mmHg. Pada waktu diantara kontraksi,
tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi miring,
perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. (Varney, 2008)
g. Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupn anaerob meningkat
dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh anxietas dan aktifitas
otot rangka. Peningkatan aktifitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh,
denyut nadi, pernafasan, curah janung dan cairan yang hilang (Varney, 2008).
h. Suhu
Suhu sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan setelah melahirkan.
Yang dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5 – 1 ℃ yang
mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan (Varney, 2008).
7
l. Perubahan hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan kembali
kekadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca partum jika tidak ada kehilangan
darah abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen
plasma lebih lanjut selama persalinan.
b. Uterus
Uterus terbentuk dari pertemuan duktus muller kanan dan kiri digaris tengah
sehingga otot rahim terbentuk dari dua spiral yang saling beranyaman dan membentuk
sudut disebelah kanan dan kiri sehingga pembuluh darah dapat tertutup dengan kuat
saat terjadi kontraksi (Myles, 2009). Perubahan bentuk uterus menjadi oval yang
disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap,
hingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.
8
F. Perubahan psikologis pada ibu bersalin
2 Perasaan cemas pra- melahirkan. Menjelang proses persalinan, tidak sedikit calon ibu
yang mengalami rasa takut saat proses kelahiran. Padahal rasa cemas itulahyang justru
memicu rasa sakit saat melahirkan.
3 Rasa sakit. Pada saat kontraksi alamiah mendorong kepala bayi untuk mulai melewati
jalur lahir, terjadi resistensi yang kuat. Ini yang menyebabkan rasa sakit terjadi.
4 Depresi. Disarankan agar ibu yang ingi melahirkan agar tidak depresi, sehingga ia harus
ditemani anggota keluarga karena ibu yang ingin melahirkan rawan depresi.
5 Perasaan sedih jika persalinan tidak berjalan sesuai dengan harapan ibu dan keluarga.
6 Ragu-ragu dalam menghadapi persalinan dan ragu akan kemampuannya dalam merawat
bayi kelak.
7 Perasaan tidak enak, sering berfikir apakah persalinan akan berjalan dengan normal
8 Mengganggap persalinan sebagai cobaan
9 Sering berfikir apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya
10 Sering berfikir apakah bayinya akan normal atau tidak.
2 Hypnobirthing
Ibu hamil dan pasangannya yang mengikuti Hypnobirthing berperan sebagai subjek
aktif, sedangkan petugas kesehatan berperan sebagai fasilitator untuk memandu sang
subjek mencapai keadaan alfa. Disini ibu diajarkan untuk berfikir tenang dan positif
hingga proses melahirkan bisa dihadapi dengan tenang.
3 Dukungan fisik dan psikologis dari keluarga dan tenaga kesehatan (Asuhan Sayang Ibu)
Dalam hal ini keluarga sang ibu diminta terus mendukung dan menemani ibu dan
membantu memenuhi kebutuhannya, dengan begitu ibu tidak merasa sendirian.
4 Senam Hamil
Disarankan untuk mengikuti senam hamil, karena pada senam hamil diajarkan teknik
pernapasan, cara meneran saat mengeluarkan bayidam keterampilan dalam
menenangkan diri atau kecemasan saat melahirkan.
9
5 Mobilitas
Diusahakan agar ibu tetap tegar dan bergerak, dengan berjalan atau mengubah posisi
tidur, itu akan memungkinkan ibu dapat menguasai keadaan dan proses persalinan
sendiridapat berjalan dengan baik.
6 Memberi informasi
Ibu dan keluarga harus diberi informasi yang selengkap-lengkapnya tentang semua
perkembangan dan kemajuan selama proses persalinan. Setiap tindakan harus di
antisipasi dan dijelaskan dan ibu diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.
7 Percakapan
Pada proses melahirkan, ibu akan merasa lelah. Setiap kontraksi akan membutuhkan
konssentrasi penuh dan semua cadangan emosional dan fisik dikerahkan, sehingga
kesunyian sangat dibutuhkan, bisa diberikan dalam bentuk sentuhan atau ekspresi
wajah dari orang sekitar.
8 Dorongan semangat
Adakalanya ibu merasa putus asa. Berikan komunikasi yang dengan memberi respon
yang hangat dan antusias, maka kemungkinan besar persalinan akan berjalan dengan
lancar.
9 Menghadirkan pendamping saat persalinan
Kehadiran seorang pendamping saat persalinan dapat menimbulkan efek positif
terhadap persalinan diantaranya menurunkan angka morbilitas dan mengurangi rasa
sakit (Hodnett,1997, Klau dan Kennel,1993).
Maka apabila kondisi seperti diatas dan calon ibu ingin memutuskan persalinan normal,
maka perlu pendampingan dari dokter yg terus memonitor apakah dapat menyebabkan
bahaya. Jika keadaan makin memburuk maka jalan satu-satunya adalah dengan operasi
ceasar
10
2) Posisi bayi sungsang
Bila bayi anda dengan posisi sunsang mintalah dokter untuk mengembalikan
posisi janin sebelum meminta anda untuk melakukan proses persalinan Caesar.
Tindakan yang dapat anda lakukan agar bayi anda kembali ke posisi normal maka
lakukan Knee-Chest atau posisi sujud- menungging (dada lutut) jika posisi janin tetap
susang sampai akhir kehamilan, biasanya dokter akan melakukan tindakan External
Cephalic Version (ECV) atau memutar janin. Tindakan ini dapat dilakukan bila:
ibu hamil tidak mengalami pendarahan pada vagina dan plasenta di dekat mulut
rahim
detak jantung bayi tidak normal
hamil kembar
pertumbuhan janin tidak normal
air ketuban kurang
11
Bentuk rahim yang tidak normal mis: memiliki kantong rahim ganda tetapi
satu mulut rahim
Hamil kembar
Stress selama fase kehamilan Pencegahannya dengan melakukan relaksasi
Hamil di usia sudah tua
Pre eklampsia merupakan keadaan dimana tekanan darah meningkat dan terdapat
protein dalam urin yang hanya bisa terjadi selama masa kehamilan.
Ketika Pre eklampsia terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan, maka dokter
dengan cepat mengambil tindakan mengeluarkan janin sebagai bentuk pertolongan
pada janin. Namun jika Pre eklampsia terjadi di awal kehamilan maka pihak medis
akan mengambil tindakan memperpanjang masa kehamilan sampai janin dianggap telah
cukup kuat untuk dilahirkan dan keadaan ibu baik.
Pre eklampsia masih bisa terjadi setelah persalinan dan risiko masih bisa
terjadi setelah persalinan dan risiko masih tinggi samapai 4 minggu, setelahhnya bila
keadaan pree eklamsia tidak ditangani dengan baik dikhawatirkan terjadi eklampsia
dengan tanda klnis berupa kejang dan koma.
Terdapat beberapa gejala sebelum terjadi eklampsia atau impending ekclampsia yaitu
1. Tekanan darah meningkat
2. Sakit kepala
12
3. Gangguan penglihatan
4. Nyeri perut bagian atas (nyeri ulu hati)
5. Pembekakan seluruh badan
6. Nyeri otot dan sendi
Penyebab Pre eklampsia belum dapat dipastikan. Menuru dugaan para ahli
adalah factor genetic , pola makan, defisiensi vitamin (misalnya vitamin A) atau
penulakan system imun daru plasenta oleh tubuh ibu.
Baik eklampsia dan eklampsia penanganannya dilakukan oleh dokter dengan
memberikan obat-obatan seperti magnesium sulfat. Untuk mencegah dan mengatasi
kejang. Lalu suntikan labelatol, nicardipine, nifedipine atau hidralazin untuk
menurukan tekanan darah.
13
2. suplai makanan dari ibu ke janin kurang
3. kelainan plasenta
4. infeksi atau hipertensi
Pencegahan berat badan lahir rendah:
1. Mengkonsumsi makanan yang dianjurkan dokter obgin
2. Selalu menjaga kehamilan berkembang normal
3. Sedangkan penanganan bayi lahir dengan berat badan rendah
4. adalah memantau asupan gizi yg masuk kedalam tubuh bayi.
14
c) Wawancara
Menurut Bobak (2004), keluhan atau alasan utama wanita datang kerumah sakit
ditentukan dalam wawancara. Keluhan utama dapat berupa kantong airnya pecah
dengan atau tanpa kontaksi. Pada kasus ini, dia datang untuk pemeriksaan obstetric.
Pemeriksaan obstetric dilakukan pada wanita yang tidak jelas apakah persalinannya
telah dimulai. Hal ini bertujuan mendiagnosis persalinan tanpa menerima pasien
secara resmi, menghindari atau mengurangi beban biaya pada pasien. Pasien
tersebut diperiksa untuk melihat tanda-tanda prodromal persalinan dan awal
terjadinya kontraksi yang teratur.
Ia diminta untuk menjelaskan hal-hal berikut :
(1) Frekuensi dan lama kontraksi.
(2) Lokasi dan karakteristik rasa tidak nyaman akibat kontraksi (mis. Sakit
pinggang, rasa tidak enak pada suprapubis).
(3) Menetapnya kontraksi meskipun terjadi perubahan posisi saat ibu berjalan
atau berbaring.
(4) Keberadaan dan karakter rabas atau show dari vagina.
(5) Status membrane amnion,mis. semburan atau rembesan cairan.
e) Faktor-Faktor Psikososial
Menurut Bobak (2004), faktor psikososial yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut, yaitu : interaksi verbal, bahasa tubuh, kemampuan persepsi, tingkat
kenyamanannya.
15
f) Stress Dalam Persalinan
Wanita yang bersalin biasanya akan mengutarakan berbagai kekhawatiran jika
ditanya, tetapi mereka jarang dengan spontan menceritakannya. Oleh Karena itu
penting sekali bagi perawat untuk wanita apa yang diharapkan agar tidak terjadi
salah pengertian atau menganjurkan pasien untuk bertanya kepada tenaga
kesehatan tentang suatu masalah. Tanggung jawab perawat terhadp wanita yang
sedang bersalin dalah menjawab pertanyaan-pertanyaannya atau berupaya
mencari jawaban untuknya, member klien atau keluarga/orang terdekat klien
dukungan, merawat klien bersama orang yang diinginkan wanita itu untuk
menjadi pendukungnya, dan menjadi penasehatnya (Bobak, 2004).
g) Faktor Budaya
Faktor budaya adalah penting untuk mengetahui latar belakang etnik atau budaya
wanita untuk mengantisipasi intervensi perawatan yang mungkin perlu
ditambahkan atau dihilangkan dalam rencana perawatan individu (Bobak, 2004).
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan awal mencakup pemeriksaan umum, perasat Leopold untuk menetukan
presentasi janin, posisi janin, dan titik intensitas maksimum untuk mendengan denyut
jantung janin (DJJ), pengkajian kontraksi uterus, pengkajian vagina untuk mengkaji
dilatasi dan penipisan serviks (Bobak, 2004).
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan memberi petunjuk jenis tindakan perawatan yang perlu
diterapkan dalam rencana perawatan, dalam menegakkan diagnosis keperawatan,
perawat menganalisis makna pertemuan yang didapatkan selama pemeriksaan. Pada
pemeriksaan awal didapatkan :
a) Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan denga hambatan bahasa
asing.
b) Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tenyang prosedur
pemeriksaan fisik dan belum berpengalaman atau tidak mengikuti kelas
persiapan untuk orang tua.
c) Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan tidaka dilakukannya
pemeriksaan darah dan urin antenatal.
16
Menurut Bobak (2004), penyusunan rencana bersama pasien penting untuk
mengimplementasikan hasil akhir yang diharapkan. Sepanjang kala pertama
persalinan wanita akan melakukan hal-hal berikut :
a) Menunjukkan kemajuan persalinan yang normal
b) Menyatakan puas terhadap bantuan orang-orang yang mendukungnya dan staf
keperawatan
c) Menyatakan secara verbal keinginannya untuk berperan serta dalam
persalinan dan sebisa mungkin berpartisipasi selama persalinan.
d) Terus menunjukkan kemajuan normal selama persalinan, sementara itu DJJ
tetap dalam batas-batas normal tanpa ada tanda distress.
e) Mempertahankan status hidrasi yang memadai melalui masukan peroral
perintravena.
f) Berkemih sekurang-kurangnya setiap dua jam untuk mencegah distensi
kandung kemih.
g) Dorong pendukung untuk berparitsipasi memberi kata-kata yang menghibur
dan melakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dan membuat rileks.
5. Standar Perawatan
Menurut Bobak (2004), ada beberapa standar perawatan dalam melakukan perawatan,
yaitu :
a) Periksa instruski pemberi jasa kesehatan.
b) Kaji apakah instruksi jasa kesehatan apakah sesuai dan tepat.
c) Periksa label pada larutan IV, obat, dan materi lain yang dipakai dalam
perawatan.
d) Periksa tanggal kadaluarsa pada setiap kemasan obat dan materi yang
dipakai dalam prosedur yang diinstruksikan
e) Pastikan informasi pada gelang identitas wanita benar (juga periksa
apakah gelang identifikasi itu akurat; mis. Jika ia alergi, gejalanya harus
mempunyai warna yang sesuai)
f) Tunjukkan sikap yang simpatik dalam member perawatan;
g) Gunakan kata-kata yang dimengerti wanita dalam menjelaskan prosedur.
h) Jalin hubungan baik dengan wanita dan orang-orang yang mendukungnya.
i) Dalam melakukan prosedur yang diperlukan, bersikaplah baik, penuh
perhatian dan kompeten.
j) Cobalah memahami nyeri dan rasa tidak nyaman yang diungkapkan
wanita.
k) Ulang instruksi jika perlu dan dipastikan bahwa wanita itu memahami
instruksi tersebut.
l) Lakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri, contohnya perawatan
mulut dan punggung wanita dan pastikan bahea orang yang mendukungnya
dapat menghadapi situasi dengan baik.
m) Gunakan tindakan kewaspadaan universal, termasuk tindakan
kewaspadaan untuk prosedur invasive, sesuai kebutuhan.
n) Dokumentasi perawatan sesuai pedoman rumah sakit dan informasikan
kepada pemberi jasa kesehatan, jika diindikasikan.
17
6. Evaluasi
Menurut Bobak (2004), hasil berikut mencerminkan perawat yang efektif :
a) Wanita menunjukkan kemajuan persalinanyang normal sementara DJJ
tetap dalam batas normal tanpa ada tanda-tanda stress janin.
b) Wanita menunjukkan rasa puas terhadap bantuan dari pendukungnya dan
staf perawat.
c) Wanita menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi dalam
perawatannya selama persalinan dan berpartisipasi sebatas kemampuannya
selam persalinan.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berhubungan dengan penggunaan
maneuver valsava secara kontinu
b) Rendah diri situasional berhubungan dengan
Kurang pengetahuan tentang efek normal dan efek menguntungkan
bersuara (vokalisasi) selama mengedan
Ketidakmampuan untuk bertahan dalam proses melahirkan tanpa obat
c) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan
yang berlawanan dengan keinginan fisiologis wanita untuk mengedan
d) Nyeri berhubungan dengan usaha mengedan dan distensi perineum
e) Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi
saat mengedan
f) Ansietas berhubungan dengan deficit pengetahuan dalam hal sebab-sebab
sensasi pada perineum
g) Resiko tinggi cedera pada ibu berhubungan dengan posisi tungkai ibu pada
penopang kaki tidak tepat
h) Rendah diri situasional pada ayah berhubungan dengan ketidakmampuan
mendukung ibu dalam tahap akhir persalinan.
18
a) Partisipasi aktif dalam persalinan
b) Tidak mengalami cedera selama proses persalinan (begitu juga dengan
janin).
c) Memperoleh rasa nyaman dan dukungan dari anggota keluarga.
4. Standar Perawatan
a) Perawat menerapkan rencana untuk memantau secar kontinu peristiwa pada
tahap kedua dan mekanisme persalinan, respon fisiologis dan respon emosi
pada ibu pada tahap kedua serta respon janin terhadap stress pada tahap
kedua.
b) Perawat terus berupaya meredakan nyeri ibu, seperti mengubah posisi,
member perawatan mulut, menjaga kebersihan ranjang agar tetap kering,
dan menghindari keributandan suara percakapan di luar.
c) Apabila ibu dipindahkan ke daerah lain untuk melahirkan, perawat berusaha
memindahkannyacukup dini untuk menghindari ketergesaan.
d) Perawat memantau pernapasan wanita sehingga wanita tidak menahan napas
lebih dari 5 detik setiap mengedan.
e) Meminta pasien untuk berbaringmiring untuk mengurangi tekanan vena
cavaasenden dan aorta desenden pada uterus.
5. Evaluasi
a) Wanita berpartisipasi aktif dalam proses persalinan.
b) Baik ibu maupun janinnya tidak mengalami cedera selama
proses persalinan.
c) Ibu memperoleh kelegaan dan ddukungan dari anggota keluarga yang
dipilihnya.
1. Pengkajian
Menurut Doenges (2001) :
a) Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
b) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
kembali ke tingkat normal dengan cepat.
Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
c) Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
d) Nyeri/ketidaknyamanan: dapat mengeluh tremor kaki atau menggigil.
e) Keamanan : inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan adanya
robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin
ada.
f) Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi.
Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid
menjadi bentuk globular dan meninggikan abdomen.
2. Prioritas Keperawatan
Menurut Doenges (2001) :
a) Meningkatkan kontraktilitas
b) Mempertahankan volume cairan sirkulasi
c) Meningkatkan keamanan maternal dan bayi baru lahir
d) Mendukung interaksi orangtua-bayi
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges (2001) :
a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang atau pembatasan
masukan oral, muntah, diaphoresis, atonia uterus dan laserasi jalan lahir.
b) Resiko tinggi cedera maternal berhubungan dengan posisi selama
melahirkan, kesulitan dengan pelepasan plasenta dan profil darah abnormal.
c) Perubahan proses keluarga berhubngan dengan terjadinya transisi
(penambahan anggota keluarga) dan krisis situasi (perubahan pada peran atau
tanggung jawab).
d) Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses persalinan, kurang
informasi dan atau kesalahan interpretasi informasi.
e) Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis setelah
melahirkan.
20
4. Intervensi
Menurut Doenges (2001) :
Diagnosa 1 :
a) Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi; bentu mengarahkan
perhatiannya untuk mengejan.
Rasional : perhatian klien secara alami pada bayi baru lahir dan keletihan
dapat mempengaruhi individu.
b) Kaji tanda-tanda vital sebelum dan setelah pemberian oksitosin.
Rasional : efek samping oksitosin yang sering terjadi adalah hipertensi.
c) Palpasi uterus perhatikan “ballooning”.
Rasional : menunjukan relaksasi uterus dengan perdarahan ke dalam rongga
uterus.
d) Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau shock.
Rasional : hemmorage dihubungakan dengan kehilangan cairan lebih besar
dari 500 ml
e) Tempatkan bayi di payudara klien bila ia merencanakan memberikan ASI.
Rasional : penghisapan merangsang pelepasan oksitosin dari hipofisis
posterior
f) Massase uterus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta
Rasional : miometrium berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan taktil
lembut.
g) Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta
Rasional : pelepasan harus terjadi dalam 5 menit setelah kelahiran.
Diagnosa 2:
a) Palpasi fundus dan massase secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
Rasional : menghindari rangsangan trauma berlebihan pada fundus
b) Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
Rasional : pada pelepasan plasenta, bahaya ada perubahan emboli cairan
amnion dapat masuk kesirkulasi maternal sehingga dapat menyebabkan
emboli paru.
c) Bersikan vulva dan perineum dengan air dan larutan anti septik steril.
Rasional : menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat
mengakibatkan infeksi saluran asenden selama periode pascapartum.
d) Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
Rasional : membantu menghindari regangan otot.
e) Bantu dalam perpindahan dari meja melahirkan ketempat tidur atau banker
dengan tepat.
Rasional : klien mungki tidak dapat menggerakkan tungkai bawah karena efek
lanjut dari anastesi.
f) Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan ssp.
Rasional : peningkatan TIK selama mendorong dan peningkatan curah jantung
yang cepat.
21
g) Dapatkan sample darah tali pusat, untuk menentukan golongan darah bayi
baru lahir.
Rasional : bila bayi adalah rh + dan klien rh - , klien akan menerima imunisasi
dengan imunoglobulin rh ( rh – lg) pada periode pasca partum.
Diagnosa 3:
a) Fasilitasi interaksi antara klien dan bayi baru lahir sesegera mungkin
setelah melahirkan.
Rasional : membantu mengembangkan ikatan emosi sepanjang hidup diantara
anggota keluarga.
b) Berikan klien dan ayah kesempatan untuk mengedong bayi dengan segera
setelah kelahiran bayi stabil.
Rasional : kontak fisik dini membantu mengembangkan kedekatan.
c) Tunda penetesan salep propilagsis mata sampai klien dan bayi telah interaksi.
Rasional : memungkinkan bayi untuk membuat kontak mata dengan orang tua
dan secara aktif berpartisipasi dalam interaksi.
Diagnosa 4:
a) Diskusikan atau tinjau ulang proses norma dari persalinan tahap tiga.
Rasional : memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan atau
memperjelas kesalahan konsep dan meningkatkan kerjasama dengan aturan.
b) Jelaskan alasan untuk respon perilaku tertentu seperti menggigit dan tremor
kaki.
Rasional : pemahaman membantu klien menerima perubahan tersebut tampak
ansietas atau perhatian yang tidak perlu.
c) Diskusikan rutinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama setelah
melahirkan.
Rasional : memberikan kesempatan perawatan dan penanganan; meningkatkan
kerjasama.
Diagnosa 5:
a) Bantu dengan penggunaan teknik pernapasan selama perbaikan pembedahan,
bila tepat.
Rasional : pernapasan membantu mengalihkan perhatian langsung dari ketidak
nyamanan, meningkatkan relaksasi.
b) Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
Rasional : mengkontriksikan pembuluh darah, menurunkan edema, dan
memberikan kenyamanan dan anestesia lokal.
c) Ganti pakaian dan linen basah.
Rasional : meningkatkan kenyamanan, hangat, dan kebersihan.
d) Berikan selimut penghangat
Rasional : tremor atau menggigil pada pasca melahirkan mungkin karena
hilangnya tekanan secara tiba-tiba pada saraf pelvis./robek.
5. Evaluasi
Diagnose 1:
a. Tanda vital dalam batas normal
22
b. Kontraksi uterus baik
c. Input dan output seimbang
Diagnose 2:
a. Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan
b. Kesadaran pasien bagus
Diagnose 3:
a. Klien atau keluarga mendemonstrasikan yang menandakan kesiapan untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses pengenalan bila ibu dan bayi secara
fisik stabil
Diagnose 4:
a. Klien maupun kelurga dapat memahami proses persalinan fisiologis.
Diagnose 5:
a. Menyatakan nyeri berkurang dengan skala (0-3)
b. Wajah tampak tenang
c. Wajah tampak tidak meringis.
23
3. Hasil yang Diharapkan
Menurut Bobak(2004) :
a. Wanita akan memerlukan tidak lebih dari satu pembalut setiap jam.
b. Wanita akan berkemih dengan spontan dengan jumlah lebuh dari 300ml
dalam waktu 6-8 jam setelah melahirkan.
c. Wanita akan mengutarakan penerimaan terhadap proses persalinan setelah
mengungkapkan kekhawatirannya.
d. Wanita akan menunjukkan perilaku ikatan batin dengan bayi.
e. Wanita akan mengatakan bahea ia tidak merasa nyeri setelah dilakukan
tindakan untuk meredakan nyeri.
4. Intervensi Keperawatan
Menurut Bobak(2004) :
a. Mencegah perdarahan
Perdarahan pascapartum dianggap terjadi jika kehilangan darah mencapai
500ml atau lebih dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Uterus harus
dipalpasi dengan sering untuk memastikan uterus tidak berisi darah.
Pembalut harus sering diperiksa untuk memastikan darah yang keluar tidak
berlebihan.
b. Memberikan pijatan uterus dan pemberian oksitosin IV dilakukan untuk
mencegah kehilangan darah lebih lanjut.
c. Palpasi untuk menentukan jumlah distensi (peregangan) kandung kemih
harus dilakukan sewaktu melakukan palpasi fundus. Perawat mendorong
wanita untuk berkemih secara alami dengan salah satu atau lebih dari
usaha-usaha berikut :
1) Menempatkan bedpan di bawah bokong ibu.
2) Memberi air untuk diminum
3) Membuka keran air
4) Menyiram air hangat ke perineum
5) Membantunya berjalan ke kamar mandi (jika sudah
boleh)Menyediakan ruang tertutup
6) Kateterisasi, jika masih belum dapat berkemih.
d. Menjaga keamanan ibu dengan membiarkan beristirahat dengan nyaman di
tempat tidur.
e. Memberikan rasa nyaman kepada wanita dengan melakukan :
1) Menjelaskan fisiologi normal nyeri setelah melahirkan
2) Menolong ibu mempertahankan kandung kemihnya kosong
3) Menempatkan selimut hangat di atas perut ibu
4) Member analgesic yang diinstruksikan oleh petugas jasa
kesehatan
5) Anjurkan latihan relaksasi dan pernapasan
f. Menjaga kebersihan pasien.perawat harus menggunakan sarung tangan bersih
sebelum menyentuh pakaian ibu, pembalut perineum yang kotor, atau
daerah perineum
24
g. Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi
h. Perawat membantu orang tua dengan menerima segala ungkapan kekecewaan
terhadp jenis kelamin atau penampilan anak dan meyakinkan mereka
bahwa hal tersebut normal.
5. Evaluasi
Menurut Bobak(2004), perawat mengkaji pemulihan fisiologis kehamilan dan
persalinan demikian pula perkembangan hubungan orang tua –anak dan hubungan
satu sama laindalam keluarga yang baru. Untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian hasil akhir perawatan yang diharapkan, perlu dilakukan penilaian secara
kritis faktor-faktor berikut :
a. Ibu baru tidak perlu mengganti pembalutnya lebih dari satu kali setiap jam
karena terlalu basah oleh darah
b. Ia akan berkemih jika kandung kemihnya penuh selama tahap keempat
c. Ia menyatakan menerima proses persalinan setelah mengungkapkan
kekhawatirannya
d. Ia (dan anggota kelurga lain, jika ada) menunjukkan perilaku adanya ikatan
batin
e. Ia menyatakan merasa lebih nyaman setelah dilakukan tindakan untuk
menambah kenyamanan.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)
pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit dan komplikasi.
(Wiknjosastro, 2007).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan dapat di
jadikan salah satu referensi sebagai petugas maupun bahan praktikum.
26
DAFTAR PUSTAKA
Puspita Eka, Dwi Rimandini. Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care). 2014.
Jakarta: Trans Info Media
Sumarah, Widyastuti Yani, Wiyanti Nining, 2008. Perawatan Ibu Bersalin Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.
Norwits, Arrol & John Schorge. 2002. At a Glance: Obstetri & Ginekologi, Edisi kedua.
Jakarta: Erlangga.
http://asuhankeperawatandankasus.blogspot.com/2012/11/intra-natal.html
http://warungbidan.blogspot.com/2016/10/makalah-konsep-keperawatan-ibu-hamil.html
http://keperawatanhaerilanwar.blogspot.com/2012/08/asuhan-keperawatan-intra-natal-
care.html
https://lifestyle.kompas.com/read/2014/03/14/1224054/Kenali.4.Fase.Persalinan.Normal
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/kehamilan/