Anda di halaman 1dari 5

.

Sistem Penambangan Batubara

Batubara merupakan mineral organik yang dapat terbakar,terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang
mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung
selama jutaan tahun yang lalu. Unsur utama batubara terdiri dari karbon (C), hidrogen (H2) dan
oksigen (O2).Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia
(penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap penggambutan adalah tahap dimana
sisa – sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan
sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 m. Material
tumbuhan yang membusuk ini melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O dan NH3
untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobic dan fungi diubah menjadi gambut.
Sedangkan tahap pembatubaraan adalah proses perubahan dari lignit menjadi bituminous dan
akhirnya antrasit.

Gambar 1.1 Pertambangan Batubara

Sistem penambangan merupakan suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau
mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah
lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan
dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat
ditimbulkannya Agar dapat tercapai hal-hal yang terdapat dalam defenisi sistem penambangan di
atas, maka cara penambangan yang diterapkan harus dapat menjamin.

Pengaplikasian ilmu geologi teknik pada bidang pertambangan batu bara sangat di perlukan seperti
halnya pengumpulan data aspek geologi teknik meliputi data primer dan data sekunder,
pengamatan dilakukan langsung di daerah tapak kegiatan dan lokasi sekitarnya yang diperkirakan
terkena dampak kegiatan penambangan bahan galian, diperoleh dengan cara melakukan :

1. Pengambilan contoh tanah

2. Pemboran tangan

3. Pengujian sumur

4. Mengamati sifat fisik dan keteknikan tanah dan batuan

5. Mengukur ketebalan overburden

6. Mengamati kendala aspek geologi (gerakan tanah,erosi dan sedimentasi).

untuk suatu kawasan pertambangan ditentukan berdasarkan hasil pengamatan terhadap lansekap
lapangan yang meliputi relief, kemiringan lereng, ketinggian daerah (elevasi), pola pengaliran sungai,
litologi, dan struktur geologi yang berkembang.Pembukaan kawasan pertambangan pada daerah
dengan morfologi curam/terjal perlu ditunjang oleh beberapa kegiatan geologi teknik/hidrogeologi
seperti pemeliharaan stabilitas lereng (slope stability) dan penirisan (dewatering), untuk
menghindari terjadinya longsor/runtuhan akibat dibukanya jalan (road cuts) dan sistem
penambangan yang diterapkan.Dalam suatu operasi pertambangan, perlu dipertimbangkan faktor
dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh pengambilan tanah penutup, batuan dan mineral-
mineral ekonomis.

Pada dasarnya pengaplikasian ilmu geologi teknik dengan ilmu bidanglaintidak dapat dipisahkan,
mengingat permasalahan lingkungan yang muncul sebagai akibat dari eksploitasi sumberdaya alam
merupakan subyek dan obyek dari ilmu geologi. Itulah mengapa pentingya peranan geologi di bidang
pertambangan terutama dalam penataan lingkungan pasca penambangan serta rekontruksi
bangunan pada saat melakukan operasi petambangan di suatu daerah.

Reklamasi lahan pasca penambangan harus dilakukan baik pada area fasilitas penunjang
pertambangan (jalan, jembatan, bangunan-bangunan, daerah pengendapan tailing, dsb) maupun
area penggalian bahan tambang (daerah bekas eksplorasi maupun eksploitasi).Reklamasi ini
merupakan persyaratan paling penting bagi daerah tambang, karena tingginya peran pertambangan
dalam degradasi lingkungan dan bencana geologi.Bencana geologi adalah suatu istilah umum yang
digunakan untuk menyebut potensi kerugian yang terjadi akibat interaksi antara manusia dengan
alam atau antara manusia dengan teknologinya (Burton, dkk, 1978, dalam Lundgren, 1986).

Reklamasi pada daerah bekas pemboran eksplorasi, daerah bekas penambangan maupun lahan
tailing yang tidak produktif dapat dilakukan dengan percobaan untuk menanam tanaman pertanian
yang produktif dan berkelanjutan.Namun demikian, perlu dicatat disini bahwa suksesi rehabilitasi
lahan pasca penambangan ini memerlukan waktu yang cukup lama, terutama daerah pengendapan
tailing yang harus menunggu hingga pengendapan tailing berakhir. Oleh karena itu, pemilihan
tanaman yang cepat tumbuh (seperti rumput-rumputan, beringin, atau tanaman hutan lainnya) akan
menjadi lebih berarti pada saat ini, baru kemudian dilanjutkan dengan program agronomi lainnya
secara bertahap. Mengingat proses reklamasi ini memakan waktu yang cukup lama, maka perlu
diimbangi oleh kegiatan lain yang dapat mencegah meluasnya kerusakan ekosistem di sekitar daerah
tambang.

Gambar 1.2 Ruang Lingkup Geologi Teknik

B. Aplikasi geologi teknik dalam bidang perminyakan

Dalam bidang Perminyakan (Petroleoum geology) aplikasi geologi teknik adalah untuk mengetahui
jebakan jebakan minyak dan gas bumi.Geologi minyak bumi adalah salah satu cabang ilmu geologi
untuk mengetahui keberadaan minyak bumi di bawah tanah, kemudian mengeksplorasi dan
memproduksinya.Secara umum ada dua jenis geologi minyak bumi, yaitu geologi eksplorasi minyak
bumi yang mencakup pencarian minyak bumi dan geologi produksi minyak bumi.Produksi minyak
bumi dalam bidang perminyakan bukan diartikan untuk membuat minyak bumi, tetapi hanyalah
membuat fasilitas untuk mengalirkan minyak bumi dari bawah tanah ke atas permukaan tanah,
dengan menggunakan pemboran dan pompa-pompa.

Teori keberadaan minyak bumi ada dua buah, yaitu teori organik dan teori anorganik.Teori organik
sekarang ini banyak dianut oleh para ahli geologi, dimana minyak bumi dipercayai dihasilkan oleh
sisa-sisa organisma yang sudah mati berjuta-juta tahun yang lalu.Sedangkan teori anorganik
kebanyakan berkembang di Eropa Timur dan Rusia di mana para ahli mempercayai bahwa minyak
bumi dapat dihasilkan bukan dari bahan organik.Prinsip geologi minyak bumi yang sekarang umum
dipakai adalah teori organik sehingga minyak bumi sering disebut bahan bakar fosil. Bila teori
anorganik terbukti, maka akan muncul lagi sumber-sumber minyak bumi yang selama ini belum
dieksplorasi.

Ada berbagai macam cara : observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei seismik,
member sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.

Survei gravitasi : metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan
densitas material di struktur geologi kulit bumi.

Survei magnetik : metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan
property magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.

Kedua survei ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan
(basin).Dari hasil pemetaan ini, baru metode seismik umumnya dilakukan.Survei seismik
menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuanmenuju
target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah,
gelombangkejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat receivers sebagai pulsa
tekanan (olehhydrophone di daerah perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat).
Sinyal pantulan ini laludiproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk
kemudian dapatdiinterpretasikan.

Aplikasi metode seismik :

1. Tahap eksplorasi : untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti
akandigali.
2. Tahap penilaian dan pengembangan : untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan
untukmenyusun rencana pengembangan yang paling baik.

3. Pada fase produksi : untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar
fluidareservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.

Gambar 1.3 aplikasi metode seismic refraksi

Eksplorasi minyak bumi pada mulanya hanya mempertimbangkan data geologi dan geofisika
saja.Pada dua dekade terakhir, data geokimia organik mulai dipergunakan untuk mendukung
eksplorasi minyak bumi.Geokimia organic adalah ilmu yang mempelajari transformasi bahan organic
akibat pengaruh makhluk hidup maupun lingkungannya selama terendapkan pada periode geologi
tertentu. Selama proses pengendapannya, terdapat sebagian keeil senyawa organic yang masih
dapat dihubungkan dengan senyawa asalnya.

Senyawa inilah yang disebut dengan biomarka. Pengkajian biomarka merupakan bagian dari
pengkajian geokimia organic Biomarka dapat memberikan informasi mengenai asalusul bahan
organik juga sebagai petunjuk lingkungan purba (Albrecht dan Ourisson, 1971) sehingga lebih lanjut
dapat digunakan untuk korelasi antara sumur minyak dengan sumur rninyak yang lain serta sumur
minyak dengan batuan sumber (Philp,1986). Informasi rnengenai biomarka merupakan variabel
penting yang apabila digabungkan dengan informasi geologi dan geofisika akan menghasilkan
gambaran nyata mengenai evaluasi cekungan yang akan dieksploitasi.

Eksplorasi minyak bumi seeara ilmiah pada mulanya hanya mempertimbangkan data geofisika.Data
geofisika dapat menginformasikan struktur bawah tanah yang mungkin dapat menampung
akumulasi minyak bumi.

Pada tahun 1970-an biomarka sebagai alat pengkajian geokimia organik mulai digunakan sebagai
data yang mendukung proses eksplorasi minyak bumi. Struktur biomarka sangat berguna untuk
mengetahui daerah, sumber dan lingkungan yang mempunyai eiri khas tertentu, karena biomarka
dapat memberikan informasi tentang asal usul senyawa tersebut, korelasi antara minyak dengan
minyak, dan korelasi antara minyak dengan sedimen [Phlip, 1986].

Kepentingan penyelidikan geologi khususnya geologi teknik adalah untuk mengetahui kondisi bawah
tanah, meliputi dari jenis batuan, sifat fisik, daya dukung (SPT) dan tingkat permeabilitasnya (K).
Untuk jenis tanah dapat diambil contoh tanah tidak terganggu (US) untuk diketahui sifat mekanika
tanahnya. Secara komprehensip data tersebut dapat digambarkan dalam log bor geologi.

1.Pemboran geologi teknik


Dasar teori pemboran geologi teknik ada 2 jenis yaitu pemboran mesin dan bukan mesin. Pemboran
mesin adalah semua jenis pemboran yang menggunakan penggerak dari tenaga mesin. Sistim
pemboran mesin ini batang bor diputar secara mekanis dan putarannya diteruskan ke mata bor pada
dasar lubang bor. Inti batuan yang terpotong akan tertinggal dalam tabung inti dan diangkat
kepermukaan untuk dianalisa, diuji dan di simpan dalam kotak contoh

Secara umum penggunaan pemboran mesin ini adalah metode yang umum dilakukan dalam
penyelidikkan tanah/batuan. Mata bor ada bermacam-macam penggunaanya tergantung jenis
tanah/batuan, alat bor dan kapasitas pemboran yang dikehendaki.

Dalam teknik pemboran yang benar, seluruh inti bor dapat terambil dan pengujian setempat juga
dapat dilaksanakan.Kegunaannya yaitu:

a. penyelidikan bahan tambang/endapan mineral

b. mengetahui struktur geologi suatu daerah

c. penyelidikan tanah dasar(bangunan sipil)

d. pembuatan sumur eksplorasi & eksploitasi air tanah

e. Pembuatan lubang pengeringan air dalam tambang bawah tanah

f. Pembuatan lubang peledakan batuan

C. Aplikasi geologi teknik dalam bidang lingkungan

Geologi teknik pada bidang lingkungan pada hakekatnya merupakan ilmu geologi terapan yang
ditujukan sebagai upaya memanfaatkan sumber daya alam dan energi secara efisien dan efektif
untuk memenuhi kebutuhan perikehidupan manusia pada masa kini dan masa mendatang dengan
mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya semaksimal mungkin (Iqbal, 2011).meliputi
bagian permukaan dan bawah permukaan, batuan sebagai komponen penyusun, serta proses –
proses fisik yang membentuk selama waktu geologi (eksogen dan endogen). Lingkungan yakni total
keseluruhan dari suatu keadaan. Lingkungan meliputi kondisi fisik dan social budaya.Kondisi fisik
berupa bentuk lahan, udara, air, dan gas.Sedangkan social budaya meliputi etika, ekonomi, estetika,
dan kenyamanan.

Anda mungkin juga menyukai