Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

HIDROLOGI

DOSEN PENGAMPU:

Drs. NAHOR MANAHAT SIMANUNGKALIT, M.Si.

NAMA : TARISA DIBA FITRIANA

NIM : 3191131004

KELAS : GEOGRAFI C 2019

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


SOAL

1. Hitung (tentukan) periode ulang curah hujanmaksimumdi Tangerang berdasarkan data tabel dibawah
ini

DATA CURAH HUJAN ( mm ) TAHUN 2012

Nama Pos : Tangerang

DAS : Tahun Pendirian :


Wilayah Sungai : Elevasi Pos :
Lokasi Pos : Dibangun Oleh :
Data Geografis : Provinsi : Jawa Barat
Kabupaten/Kecamata
n: Pelaksana :

Tabel Hujan Harian (mm)

2. Bagaimana cara mengukur debit aliran? Jelaskan dengan menggunakan contoh mulai dari
pengukuran kedalaman, lebar penamnpang aliran, kecepatan aliran dan perhitungan debit aliran
JAWABAN

1. Frekuensi KT untuk Distribusi Log Pearson Type III


T = 2 dan Cs = -0,082 ≈ -0,1 maka nilai KT = 0,017

T = 5 dan Cs = -0,082 ≈ -0,1 maka nilai KT = 0,836

T = 10 dan Cs = -0,082 ≈ -0,1 maka nilai KT = 1,270

T = 25 dan Cs = -0,082 ≈ -0,1 maka nilai KT = 2,761

T = 50 dan Cs = -0,082 ≈ -0,1 maka nilai KT = 2,000

T = 100 dan Cs = -0,082 ≈ -0,1 maka nilai KT = 2,252

Hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun (X2) :

1)  Log X2 = Log X  + (KT x S Log X) = 2,112+ (0,017 x 0,114)

            = 0,324

X2 = 2,113 mm

2) Hujan rencana untuk periode ulang 5 tahun (X5) :

Log X5 = Log X  + (KT x S Log X) = 2,112+ (0,836 x 0,114)

            = 0,343

X5 = 2,207 mm

3) Hujan rencana untuk periode ulang 10 tahun (X10) :

Log X10 = Log X  + (KT x S Log X) = 2,112+ (1,270 x 0,114)

            = -0,515

X10 = 0,305 mm

4) Hujan rencana untuk periode ulang 25 tahun (X25) :

Log X25 = Log X  + (KT x S Log X) = 2,112+ (2,761 x 0,114)

            = 0,384

X25 = 2,426 mm

5) Hujan rencana untuk periode ulang 50 tahun (X50) :

Log X50 = Log X  + (KT x S Log X) = 2,112+ (2,000 x 0,114)

               = 0,369

X50 = 2,340 mm

6) Hujan rencana untuk periode ulang 100 tahun (X100) :

Log X100 = Log X  + (KT x S Log X) = 2,112+ (2,252 x 0,114)

               = 0,374
X100 = 2,368 mm

2. Dalam mengukur debit aliran, sangat berprinsip pada pengukuran luas penampang basah dan
kecepatan aliran. Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan
pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur
dengan metode : metode current-meter dan metode apung.
Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran (kecepatan arus). Ada dua tipe current
meter yaitu:
1) tipe baling-baling (proppeler type)
2) tipe canting (cup type).
Oleh karena distribusi kecepatan aliran di sungai tidak sama baik arah vertikal maupun horisontal,
maka pengukuran kecepatan aliran dengan alat ini tidak cukup pada satu titik. Debit aliran sungai
dapat diukur dengan beberapa metode. Tidak semua metode pengukuran debit cocok digunakan.
Pemilihan metode tergantung pada kondisi (jenis sungai, tingkat turbulensi aliran) dan tingkat
ketelitian yang akan dicapai.  
Prinsip pengukuran debit didasarkan kepada pengukuran kecepatan aliran air (V) dan luas
penampang basah saluran (A), sesuai dengan rumus Q= VxA dimana Q berarti Debit (liter/detik), V
= Kecepatan aliran dan A = luas penampang basah saluran (meter persegi).

Misalnya menggunakan jam tangan yang ada jarum detik dan alat mengukur panjang (pita ukur,
meteran).  Metode ini menggunakan rumus Debit = Kecepatan X Luas Penampang. Basah. 
Penampang boleh berbentuk segi empat panjang, atau trapesium, atau bentuk bebas.  Penampang
diperkirakan dengan satuan M2.  Kecepatan diukur dengan melihat berapa detik diperlukan untuk
benda ringan mengalir sekian meter, dengan satuan Meter per Detik.

- Contoh Soal :
Air mengalir pada saluran yang berbentuk trapesium.  Dalamnya air adalah 40 cm.  Dasar trapesium
berukuran 30 cm.  Lebarnya trapesium di permukaan air adalah 60 cm.  Benda ringan perlu 12 detik
untuk berjalan 5 meter.
Luas Penampang Basah adalah (0,30+0,60)/2 X  0,40  = 0,18 M2

Kecepatan air adalah 5,0 / 12 =  0,417 M/detik

  Debit air adalah 0,18 M2 X  0,417 Meter/Detik =  0,075 M3/Detik atau 75 Liter/Detik. 
Bagaimana mengukur debit untuk saluran berbentuk penampang bebas (saluran alam?)  palagi yang
cukup besar seperti anak sungai untuk sumber irigasi?
Metode yang paling umum menggunakan prinsip matemakika dari kalkulus, yaitu benda dibagi
menjadi banyak segi empat panjang, seperti contoh di bawah ini:

Sungai dibagi lima bagian.  Pertengahan


bagian pertama adalah L/10 dari pinggir. 
Kemudian pertengahan keempat kotak
lainnya adalah L/5 di sebelah kanan.
Pertengahan kotak terakhir seharusnya
L/10 dari tebing sebelah sana.

Luas penampang basah


adalah jumlah luas dari
lima kotak, dengan
kedalamannya seperti
yang dapat diukur di titik
A, B, C, D, dan E. 
Lebarnya tiap kotak
adalah seperlima dari lebar saluran/sungai.

Misalnya kedalaman air di      A = 0,9 meter               Lebar = 9 meter


                                             B = 1,2
                                             C = 1,0
                                             D = 0,3
                                             E = 0,5

Penampang basah adalah (0,9 + 1,2 + 1,0 + 0,3 + 0,5) X 9,0/5   = 3,9 X 1,8 = 7,02 M2

Debit air adalah luas penampang basah kali kecepatan air:

                     7,02 M2 X 0,85 M/detik = 5,97 M3/detik

Semakin banyak bagian, semakin tepat perkiraannya.  Minimal dibagi lima.  Kalau dasar sungai
banyak variasi, sebaiknya lebar sungai dibagi sepuluh.  Bisa juga memilih angka yang mudah dalam
pembagian – jika lebar 9,60 meter akan lebih mudah jika dibagi 6 atau 8 bagian (80 cm atau 60 cm).

Anda mungkin juga menyukai