Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“KARAKTERISTIK BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN


KHUSUS DAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR”

Dosen Pengampu : DRS. AMAN SIMARE-MARE, MS.

Kelompok 3:
1. EMIA BR. S. MAHA
2. LUKSIADE SARAGIH
3. TARISA DIBA
4. YOSIA SIHOMBING

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca.Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya.Sebelumnya kami meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap
adanya masukan serta kritikan yang membangun bagi penulis demi terciptanya makalah yang
lebih baik. Terimakasih.

Medan, 24 Februari 2020

Kelompok3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................I

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Dan Manfaat ...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................3

A.Definisi Anak Berkebutuhan Khusus........................................................................3

B.Definisi Anak Berkesulitan Belajar...........................................................................4

C.Karakteristik Anak Dengan Kebutuhan Khusus (berkesulitan belajar).....................5

D. Faktor-Faktor Penyebab Anak Berkesulitan Belajar.................................................5

E. Klasifikasi Kesulitan Belajar.....................................................................................6

F.Layanan Pendidikan Kesulitan Belajar......................................................................7

G.Prinsip-Prinsip Pembelajaran Anak Kesulitan Belajar.............................................9

H.Fasilitas Yang Diperlukan Dalam Belajar Anak Kesulitan Belajar.........................9

BAB III KESIMPULAN .......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................13


BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Tidak setiap anak bertumbuh sesuai dengan perkembangan normal. Banyak diantara
mereka yang memiliki hambatan, gangguan, atau faktor-faktor berisiko dalam
perkembangannya. Hal tersebut biasa disebut kelainan.Anak berkebutuhan khusus
(Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya
tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk
kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan
belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan, dan kesulitan
bersosialisasi. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak
cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.

Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus
untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa
dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Jadi, Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan
tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-
kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik
berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan
melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan,
dan/atau satuan pendidikan keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa
Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegrasi
antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?

2.Apa yang dimaksud dengan anak berkesulitan belajar?

3.Bagaimana karakteristik anak dengan kebutuhan khusus (berkesulitan belajar)?

4.Apa faktor-faktor penyebab anak berkesulitan belajar?

5.Apa saja yang termasuk dalam klasifikasi kesulitan belajar?

C.TUJUAN DAN MANFAAT

1.Untuk mengetahui yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus.

2.Untuk mengetahui yang dimaksud dengan anak berkesulitan belajar.

3.Untuk mengetahui karakteristik anak dengan kebutuhan khusus (berkesulitan belajar).

4.Untuk mengetahuifaktor-faktor penyebab anak berkesulitan belajar.

5.Untuk mengetahuiklasifikasi kesulitan belajar.

.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (Heward)adalah anak dengan karakteristik khusus yang


berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara
lain: tunanetra, tunarungu,tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,kesulitan belajar, gangguan
prilaku,anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan
khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang
dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi
teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa
isyarat.

Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan
bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun
2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan
atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif
atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk
jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.

Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di


Indonesia dikenal SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB
bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras
dan SLB bagian G untuk cacat ganda.Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan
perlakuan yang sama kepada Anak Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa
mendirikan SD Negeri, SMP Negeri, SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak
bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni
tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang
berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing
berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap
tidak mempermasalahkan kewenangan siapa pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan
tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan masyarakat sebagai warga negara yang
berdomisili di wilayahnya.

B.Definisi Anak Berkesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan
tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-
kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan.
Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab
utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik,
hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan
lingkungan, budaya, atau ekonomi.

C.Karakteristik Anak Dengan Kebutuhan Khusus (Berkesulitan Belajar)

1.Karakteristik anak kesulitan belajar membaca (disleksia), yaitu sebagai berikut: 


a. Perkembangan kemampuan membaca terlambat.
b. Kemampuan memahami isi bacaan rendah.
c. Kalau membaca sering banyak kesalahan.

2. Karakteristik anak kesulitan belajar menulis (disgrafia), yaitu sebagai berikut:


a. Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai.
b. Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6        dengan
9 dsb.
c. Tulisannya banyak salah.
d. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.

3.Karakteristik anak yang mengalami kesulitan berhitung (diskalkula), yaitu sebagai


berikut:
a. Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, =.
b. Sulit mengoperasikan hitungan.
c. Sering salah membilang dengan urut.
d. Sering salah membedakan angka 9 dengan 6, 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3  dengan 8 dan
sebagainya.

D.Faktor-Faktor Penyebab Anak Berkesulitan Belajar

Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu :

a. Faktor intern (factor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi: 

1). Faktor fisiologi

  Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang
sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran,
memahami pelajaran menjadi tidak sempurna.

2). Faktor psikologis

  Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang
ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan
sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor
psikologis ini adalah intelegensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110
– 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat.
Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami
masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ
dibawah 90 atau bahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam
masalah belajar.

b. Faktor ekstern (factor dari luar anak) meliputi:

1). Faktor-faktor sosial

Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-
anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak
yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu
juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau
bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.
2). Faktor-faktor non- sosial

Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan


belajar adalah factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat
belajar, serta kurikulum.

E.Klasifikasi Kesulitan Belajar

           Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok,
yaitu:

a.Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning


disabilities)

Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan


motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dala
penyesuaian perilaku sosial.Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
sering tampak sebagai kesulitan belajar yang disebabkan oleh tidak dikuasainya keterampilan
prasyarat (prerequisite skills), yaitu keterampilan yang harus dikuasai lebih dahulu agar dapat
menguasai bentuk keterampilan berikutnya.

b.Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)

Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian


prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan
tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis dan atau
matematika.Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orangtua ketika anak
gagal menampilan salah satu atau beberapa kemampuan akademik.

F.Layanan Pendidikan Kesulitan Belajar

Model layanan pendidikan bagi anak berkesulitan belajar:

1.Model Pendidikan Terpadu

Pendidikan terpadu adalah pelayanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan


khusus reguler. Pelaksanaan pendidikan terpadu membutuhkan bantuan tenaga khusus
berkualifikasi PLB. Melalui pendidikan terpadu, praktek di lapangan bentuk integrasi
pendidikan masih bersifat fisik, sedangkan integrasi instruksional melalui pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan individual belum dapat dijalankan. Untuk mengatasi kekurangan
tersebut, maka muncul model ‘mainstreaming’.

2.Model Pendidikan Mainstreaming

Konsep mainstreaming menghendaki agar integrasi pendidikan bagi ABK mencakup


integrasi sosial dan instruksional didasarkan pada kebutuhan pendidikan yang diukur secara
individual dan profesional oleh berbagai profesi dan disiplin. Penempatan pendidikan ABK
dalam model ini menjadi sangat fleksibel dari lingkungan pendidikan yang sangat terbatas
seperti asrama, sampai lingkungan yang tidak terbatas seperti kelas biasa atau kelas reguler.

3.Model Inklusi

Model ini menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan labelisasi anak


dengan prinsip ‘education for all’. Sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan
inklusi, perlu dibantu tenaga khusus berkualifikasi PLB.

Dari ketiga model pelayanan pendidikan sebagaimana diuraikan di atas, maka pilihan
penempatan disesuaikan dengan kondisi dan potensi lapangan. Tipe pemilihan penempatan
anak berkesulitan belajar adalah:

a.Kelas Reguler ( General education Class)

Sistem pelayanan dalam bentuk kelas reguler dimaksudkan untuk mengubah citra
tentang adanya dua tipe anak, anak dengan berkesulitan belajar dan tidak berkesulitan belajar.
Dalam kelas reguler yang dirancang untuk membantu anak berkesulitan belajar diciptakan
suasana belajar kooperatif sehingga semua anak dapat menjalin kerjasama dalam mencapai
tujuan belajar. Suasana belajar kompetitif dihindari agar anak berkesulitan belajar tidak putus
asa.

b.Kelas Khusus ( Special Class )

Sistem ini biasanya menampung antara 10 hingga 20 anak berkesulitan belajar


dibawah asuhan seorang guru khusus. Ada dua jenis kelas khusus yang biasa digunakan,
yaitu:

-) kelas khusus sepanjang hari belajar, dan

-) kelas khusus untuk mata pelajaran tertentu atau kelas khusus sebagian waktu.
Dalam kelas khusus sepanjang hari belajar, anak-anak berkesulitan belajar dilayani
oleh guru khusus. Anak-anak di kelas ini belajar semua jenis mata pelajaran dan hanya
berinteraksi dengan anak-anak lain yang juga berkesulitan belajar pada saat jam istirahat dan
atau bermain.

c.Ruang Sumber ( Resource Room)

Ruang sumber merupakan ruang yang disediakan oleh sekolah untuk memberikan
pelayanan pendidikan khusus bagi anak-anak yang membutuhkan, terutama yang berkesulitan
belajar. Di dalam ruang sumber terdapat guru remedial atau guru sumber dan berbagai media
belajar. Aktivitas utama dalam ruang sumber umumnya berkonsentrasi pada upaya
memperbaiki keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Guru sumber
diharapkan dapat menjadi pengganti guru kelas dan menjadi konsultan bagi guru reguler.

G.Prinsip-Prinsip Pembelajaran Anak Kesulitan Belajar

Prinsip-prinsip pembelajaran anak berkesulitan belajar bertolak dalam pengajaran


remedial yang sesuai dengan prinsip-prinsip diagnosis, yaitu:

-Terarah pada perumusan metode perbaikan.

-Efisien.

-Penggunaan catatan kumulatif.

-Valid dan reliable.

-Penggunaan tes baku.

-Penggunaan prosedur informal.

-Kuantitatif.

-Dilakukan secara berkesinambungan.


H.Fasilitas Yang Diperlukan Dalam Belajar Anak Kesulitan Belajar

Remedial Teaching

Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang
bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat : pengajaran yang membuat
menjadi baik. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching itu adalah bentuk khusus
pengajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi
baik. Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil yang optimal sesuai dengan kemampuan
masing-masing siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan pribadi
siswa.

Beberapa metode dalam pelaksanaan remedial teaching

a. Metode Diskusi

Metode ini dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah, yaitu dengan
memberikan tugas kepada siswa agar siswa dapat berinteraksi dengan siswa yang lain,
dengan metode ini siswa dapat : Berinteraksi dalam kelompok yang dapat menumbuhkan
sikap percaya mempercayai, mengembangkan kerja sama antar pribadi , menumbuhkan
kepercayaan diri, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab

b. Metode Tugas

Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan dalam rangka
pemberian bantuan. Dengan pemberian tugas-tugas tetentu baik secara individual maupun
secara kelompok. Siswa yang mengalami kesulitan dapat ditolong. Dengan metode ini siswa
diharapkan : Lebih memahami dirinya, dapat memperluas atau mendalam materi yang
diperlajari, dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami

c. Kerja Kelompok

Metode ini hampir bersamaan dengan metode pemberian tugas dengan metode
diskusi. Yang penting adalah interaksi antara anggota kelompok dengan harapan terjadi
perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar karena :
d. Metode Tutor

Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya
yang mengalami kesulitan belajar, karena berhubungan antara teman umumnya lebih dekat
dibandingkan hubungan guru dengan siswa. Pemilihan tutor ini didasarkan atas prestasi,
punya hubungan sosial baik, dan cukup disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan
sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Dengan tutor ini ada
kebaikannya yaitu : Adanya hubungan yang dekat dan akrab, tutor sendiri kegiatannya
merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar, dapat meningkatkan rasa tanggung
jawab dan kepercayaan diri.

e. Pengajaran Individual

Pengajaran individual adalah interaksi antara guru dan siswa secara individual dalam
proses belajar mengajar. Pengajaran individual ini bersifat teraputik artinya mempunyai sifat
penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Untuk melaksanakan
pengajaran individual ini guru dituntut memiliki kemampuan membimbing dan bersikap
sabar, ulet, rela, bertanggung jawab, menerima dan memahami dan sebagainya.
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Anak berkebutuhan khusus (Heward)adalah anak dengan karakteristik khusus yang


berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara
lain: tunanetra, tunarungu,tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,kesulitan belajar, gangguan
prilaku,anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan
khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.

Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan
tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung.

B. SARAN

Adapun saran dari penulis,mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik
sebagai referensi tugas maupun sekadar pengetahuan. Dan penulis juga mengharapkan
kritikan dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki hal-hal yang kurang pada makalah ini
dan menjadikan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://.id.m.wikipedia.org

https://aatatiya19.blogspot.com>Selasa, 01 Desember 2015 03.33

Anda mungkin juga menyukai