Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dinda Isnaini Nur Hasanah

Kelas : Sastra Indonesia-B


Nim : 19210144019

DAMPAK GLOBALISASI
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
BERBANGSA DAN BERNEGARA

A. Pengertian dan Arti Penting Globalisasi bagi Indonesia


1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses dibentuknya suatu tatanan, aturan, dan sistem
yang berlaku bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Globalisasi tidak mengenal
adanya batas-batas wilayah; bahkan tidak mengenal aturan lokal, regional,
kebijakan negara yang dapat mengurangi ruang gerak masuknya nilai, ide,
pikiran atau gagasan yang dianggap sudah merupakan kemauan masyarakat
dunia harus dihilangkan.
2. Proses Globalisasi
Gagasan tentang globalisasi di bidang hak asasi manusia telah ada beberapa
abad sebelum Masehi, yakni ketika Nabi Musa membebaskan umatnya dari
perbudakan di Mesir Kuno yang kemudian diteruskan oleh orang-orang
generasi berikutnya, hingga akhirnya berhasil melahirkan apa yang disebut
dengan Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Umum tentang
Hak-hak Asasi Manusia Sedunia) oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1948.
Gagasan tentang globalisasi dalam bidang demokrasi juga telah ada beberapa
abad sebelum Masehi yakni ketika para pemikir di Yunani Kuno.
Globalisasi digambarkan sebagai semua proses yang merujuk kepada
penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global.
Merupakan sesuatu yang sangat ideal apabila penyatuan warga dunia menjadi
sebuah kelompok masyarakat global tersebut dapat tercapai. Namun
globalisasi pada kenyataannya merupakan penyatuan yang bersifat semu,
karena nilai-nilai sosial, ekonomi dan budaya didominasi oleh nilai-nilai yang
sebenarnya asing bagi mayoritas warga dunia.
Dengan didukung teknologi komunikasi yang begitu canggih, dampak
globalisasi tentu akan sangat kompleks. Akibatnya akan mengubah pola pikir,
sikap dan tingkah laku manusia. Akibatnya akan mengubah pola pikir, sikap
dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakibatkan
perubahan aspek kehidupan yang lain seperti hubungan kekeluargaan,
kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem
budaya bangsa.
3. Arti Penting Globalisasi bagi Indonesia
Abad 21 dikenal sebagai era globalisasi. Era globalisasi bukan hanya
tantangan , tetapi juga sekaligus mempunyai peluang. Ditinjau dari perspektif
kebangsaan, globalisasi menumbuhkan kesadaran bahwa kita merupakan
warga dari suatu masyarakat global dan mengambil manfaat darinya. Namun,
di sisi lain, makin tumbuh pula dorongan untuk lebih melestarikan dan
memperkuat jati diri atau identitas bangsa. Pada abad 21 ini, suka atau tidak
suka, mau tidak mau, Indonesia akan terkena arus liberalisasi perdagangan
barang dan jasa.
Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa manusia Indonesia yang
ideal adalah manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan yang
semakin rumit dan tidak menentu. Mereka itu adalah yang memiliki, beberapa
sifat sebagai berikut.
a. Mampu meningkatkan produktivitas kerja.
b. Memiliki kemampuan berpikir kreatif dan analitis.
c. Memiliki ilmu dasar yang luas serta keterampilan kerja yang tinggi.
d. Kesiapan untuk belajar sepanjang hidup agar dapat meningkatkan
kemampuannya secara berkelanjutan.
e. Fleksibel dan adaptif, yang keduanya digunakan untuk menghadapi
berbagai perubahan yang sangat cepat.
f. Memiliki moralitas yang baik, yang bersumber pada agama yang
diyakini.
4. Beberapa Efek Globalisasi bagi Indonesia
Dampak globalisasi bagi Indonesia baik yang bersifat positif ataupun negatif
dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
Indonesia menjadi lebih mudah untuk mendapatkan barang, jasa maupun
informasi yang diperlukan, baik dari dalam negeri maupun dari manca negara.
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta menjadi pasar empuk
bagi negara lain. Entah itu berupa barang buatan luar negeri, tenaga kerja
asing yang mengisi berbagai jenis keahlian dan jabatan, maupun banjir
informasi yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai yang ada di Indonesia.
Globalisasi dengan isu utamanya demokratisasi dan hak asasi manusia, tanpa
sikap waspada dan bijaksana masyarakat akan mudah termakan isu isu yang
tidak bertanggung jawab yang berkedok demokrasi, hak asasi dan kebebasan.
Globalisasi menjadi media yang praktis bagi menyebarnya nilai-nilai budaya
asing ke dalam wilayah Indonesia, yang harus kita waspadai tentu saja yang
bersifat negatif.
Globalisasi bagi bangsa Indonesia di mana masyarakatnya memiliki multietnis
dan multibudaya, melahirkan tantangan-tantangan yang tidak ringan yang bisa
mengancam keutuhan bangsa dan negara Indonesia.

B. Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri Indonesia


1. Perlunya Hubungan Internasional bagi Suatu Negara
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia membentuk
kelompok-kelompok sosial karena banyak manfaat dan keuntungan yang
diperoleh dari kerja sama dalam kelompok sosial. Sama halnya dengan
kelompok-kelompok sosial yang ada, negara-negara inipun saling mengadakan
hubungan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya.
Adapun alasan perlunya kerja sama internasional adalah sebagai berikut.
 Setiap bangsa tidak hidup sendiri, tetapi dikelilingi oleh masyarakat
bangsa-bangsa.
 Pada hakikatnya setiap bangsa ada saling ketergantungan dengan
bangsa lain.
 Di era yang disebut globalisasi ini negara yang tidak menjalin
hubungan dengan negara lain akan tertinggal, dan bisa terkucil.
 Setiap negara memiliki sumber-sumber kekayaan yang berbeda dengan
negara lain.
 Untuk memacu pertumbuhan ekonomi masingmasing negara.
 Untuk menciptakan saling pengertian antar bangsa.
2. Tujuan Kerja Sama Internasional
Tujuan kerja sama internasional adalah sebagai berikut:
i. memacu pertumbuhan ekonomi dari masing-masing Negara,
ii. menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya,
iii. menciptakan saling pengertian antarbangsa/negara,
iv. mempererat hubungan persahabatan antarbangsa, dan
v. membina dan menegakkan perdamaian dunia.
3. Macam-macam Kerja Sama Internasional
Kerja sama antarnegara dapat terjadi antara dua negara atau lebih. Kerja sama
yang diadakan hanya oleh dua negara disebut sebagai kerja sama bilateral,
sedangkan yang melibatkan lebih dari dua negara disebut kerja sama
multilateral.
4. Politik Luar Negeri Indonesia
Bagi Indonesia, politik luar negeri adalah kebijakan, sikap dan langkah
Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan
dengan negara lain, organisasi internasional dan subjek hukum
internasionalnya guna mencapai tujuan nasional. Jadi politik luar negeri
Indonesia tidak lain adalah bagian dari politik nasional yang merupakan
penjabaran dari cita-cita nasional dan tujuan nasional negara Indonesia.
5. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia
Landasan ideal Pancasila (Sila kedua). Landasan konstitusional UUD 1945
(pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, dan batang tubuh UUD 1945 pasal 13
ayat 1, 2 dan 3). Landasan operasional (Tap MPR No. IV/MPR/1999, tentang
GBHN Bab IV sub bidang politik).
Landasan Politik Luar Negeri Republik Indonesia
Politik luar negeri Indonesia berpijak pada landasanlandasan sebagai
berikut.
 Landasan Idiil
 Landasan Konstitusional (UUD 1945)
 Landasan Operasional
6. Asas Politik Luar Negeri Indonesia
Asas politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya tidak
memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia. Aktif artinya tidak pasif atas kejadiankejadian
internasional melainkan aktif menjalankan kebijakan luar negeri. Aktif dalam
arti ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Bebas dan Aktif merupakan sifat yang melekat secara permanen pada batang
tubuh politik bebas aktif, sehingga dapat dikatakan sebagai ciri-ciri politik
bebas aktif, sedangkan Antikolonialisme dan Antiimperioalisme dapat disebut
sebagai sifat.
7. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia
Ada tiga hal pokok yang menjadi tujuan politik luar negeri Indonesia, yaitu :
a. mempertahankan kemerdekaan dan menghapuskan segala
bentuk penjajahan,
b. memperjuangkan perdamaian yang abadi,
c. memperjuangkan susunan ekonomi dunia yang berkeadilan.

Sejak bangsa Indonesia berjuang untuk melepaskan belenggu penjajahan dari


Belanda, cita-cita Bangsa Indonesia tidak terlepas dari pencapaian
kemerdekaan.
8. Perkembangan Politik Luar Negeri Republik Indonesia
Perang Dunia II telah membawa perubahan-perubahan yang besar
pengaruhnya terdapat politik bebas aktif, antara lain beralihnya pusat
kekuasaan dunia dari Eropa di satu pihak ke Amerika Serikat, dan di pihak
lain ke Uni Soviet, yang kemudian menjadi dua kekuatan raksasa dunia.
Perubahan lain yang juga mempunyai pengaruh besar terhadap politik bebas
aktif adalah meledaknya semangat nasionalisme dan anti penjajahan terutama
di Asia Afrika.
a. Perang Dingin
Dalam suasana Perang Dingin tersebut kekuatan raksasa itu berlomba-
lomba menyusun dan mengembangkan kemampuannya di semua
bidang, baik politik, ekonomi, militer, budaya maupun propaganda.
Kedua kekuatan itu membagi dunia dalam dua blok yang bersaingan
satu sama lain dalam menanamkan pengaruh masing-masing terhadap
negara lain di dunia.
b. Lahirnya Politik Bebas Aktif
Perang Dunia II tidak saja menciptakan bipolaritas dalam hubungan
internasional tetapi juga membawa perubahan mendasar dalam proses
dekolonisasi. Wilayah jajahan Belanda, Hindia Timur, yang diduduki
Jepang selama Perang Pasifik tidak terkecuali. Dua hari sesudah
Jepang menyerah, pada tanggal 17 Agustus 1945, jajahan Belanda itu
menyatakan kemerdekaannya, maka lahir pulalah politik luar negeri
pemerintah RI yang dikenal dengan nama “Politik Bebas Aktif”.
c. Perkembangan Politik Bebas Aktif dari Kabinet ke Kabinet
d. Wujud Pelaksanaan Politik Luar Negeri Bebas Aktif
1) Keikutsertaan dalam ASEAN
Indonesia tidak hanya sebagai anggota ASEAN, tetapi juga ikut
memprakarsai berdirinya ASEAN. Indonesia juga menyediakan
tempat dan gedung untuk sekretariat ASEAN di Jakarta.
Bahkan Sekjen pertama ASEAN dipercayakan kepada HR.
Dharsono dari Indonesia.
2) Peran Kontingen Garuda Indonesia
Sumbangan RI dalam mewujudkan perdamaian dunia dengan
mengirimkan kontigen Garuda sampai empat belas kali.
3) Peran dalam KTT Non-Blok
Republik Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan
Non Blok tidak pernah absen pada setiap penyelenggaraan
KTT. Indonesia menjadi tuan rumah KTT Non Blok kesepuluh
pada tahun 1992. Hingga saat ini telah berlangsung 12 kali
penyelenggraan KTT Non Blok.
4) Peranan dalam Organisasi Konferensi Islam
Walaupun RI bukan negara Islam tetapi mayoritas
penduduknya beragama Islam hingga dapat diterima sebagai
anggota OKI. Melalui OKI, Indonesia banyak memberikan
sumbangan pemikiran bagi kepentingan umat Islam.
5) Peran dalam PBB
Aktivitas Indonesia dalam PBB semakin nyata dengan
terpilihnya Menlu Indonesia Adam Malik sebagai Ketua Sidang
Umum PBB pada tahun 1974. Keberhasilan Indonesia dalam
produksi pangan menyebabkan dijadikannya Indonesia sebagai
wakil negara berkembang dalam sidang FAO di Roma.
Keberhasilan dalam Program Keluarga Berencana
menyebabkan Indonesia menjadi contoh negaranegara lain
dalam program kependudukan.

C. Dampak Globalisasi bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara


I. Pengaruh Globalisasi terhadap Ideologi dan Politik
Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah semakin kuatnya
pengaruh ideologi liberal dalam mewarnai perpolitikan negara- negara
berkembang yang ditandai oleh menguatnya kapitalisme. Di bidang ideologi,
globalisasi untuk sementara mampu meyakinkan masyarakat Indonesia.
Sebagian masyarakat Indonesia yakin bahwa liberalisme dapat membawa
manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran.
Globalisasi dengan jargonnya seperti keterbukaan, kebebasan, dan demokrasi
berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia.
Apalagi ketika bangsa dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan maka
rakyat di mana-mana menuntut diadakannya perbaikan – perbaikan di
berbagai bidang kehidupan khususnya di bidang politik.
II. Pengaruh Globalisasi terhadap Ekonomi
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain dalam bentuk semakin
tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa
mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga semakin ketatnya persaingan
dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas.
a. Kapitalisme Global
Kapitalisme global adalah upaya meraih keuntungan dan
mengakumulasi modal tanpa batas atau sekat yang berupa negara.
Kapitalisme global juga mengubah cara pandang orang terhadap
berbagai hal. Cara pandang tentang uang misalnya, bukan lagi hanya
sebagai alat tukar melainkan juga sebagai barang dagangan seperti
komoditas lainnya.
Perkembangan kapitalisme yang semakin mengglobal mendorong
terjadinya berbagai kondisi baru sebagai berikut.
1) Terciptanya berbagai inovasi yang memunculkan produk-
produk yang ada.
2) Terjadinya relokasi perusahaan multinasional untuk
memanfaatkan keunggulan komparatif suatu negara, agar dapat
memenangkan persaingan.
3) Terjadinya arus internasionalisasi dan perputaran modal yang
sangat cepat yang menembus batas waktu dan ruang.
4) Terbentuknya suatu tatanan dunia baru yang dimotori lembaga-
lembaga internasional dan forum internasional seperti IMF,
World Bank, WTO dan lsebagainya.
5) Dari yang berpandangan negatif, menganggap bahwa
globalisasi tidak banyak manfaatnya atau bahkan merugikan.
6) Di samping pandangan yang bersifat negatif dari kapitalisme
global, ada pula yang berpandangan positif. Pandangan itu pada
intinya menyatakan bahwa penanaman modal asing dianggap
dapat memungkinkan akses terhadap teknologi, manajemen dan
pemasaran.
b. Kapitalisme di Indonesia
Dampak dari kombinasi antara kebijakan hutang, serta perumusan
kebijakan yang hanya didasarkan atas untung rugi material belaka
dewasa ini telah membuat bangsa Indonesia dalam kondisi sebagai
berikut.
1. Indonesia yang kaya akan minyak telah menjadi importir neto
minyak untuk kebutuhan bangsasendiri.
2. Ikan kita dicuri oleh kapal-kapal asing yang nilainya
diperkirakan antara 3 sampai 4 miliar dollar AS. Hampir semua
produk pertanian diimpor.
3. Industri-industri yang kita banggakan hanyalah industri
manufaktur yang sifatnya industri tukang jahit dan perakitan
yang bekerja atas upah kerja dari para majikan asing dengan
laba yang berlipat ganda.
4. Bank-bank kita digerogoti oleh pemiliknya sendiri. Bank yang
kalah clearing dan harus diskors diselamatkan oleh Bank
Indonesia dengan menciptakan apa yang dinamakan fasilitas
diskonto.
5. Pada tahun 1998 kepercayaan masyarakat terhadap mata uang
rupiah menurun drastis. Dalam kondisi yang seperti ini
Indonesia yang anggota IMF dan patuh membayar iurannya
menggunakan haknya untuk minta bantuan.
6. Bank dunia setiap tahun juga menyusun apa yang dinamakan
Country Strategy Report tentang Indonesia yang harus
dilaksanakan kalau tidak mau diisolasi oleh negara-negara CGI
yang sampai sekarang setiap tahun memberikan pinjaman
kepada Indonesia.
7. Jika kita baca setiap LOI dan setiap Country Strategy Report
serta setiap keikutsertaan lembaga-lembaga internasional dalam
perumusan kebijakan pemerintah, kita tidak dapat melepaskan
diri dari kenyataan bahwa yang memerintah Indonesia sudah
bukan pemerintah Indonesia sendiri.
8. Bagaimana mengakhiri kondisi kita yang sudah kehilangan
kemandirian dan kedaulatan menentukan nasib bangsa kita
sendiri. Tidak lain modal utamanya adalah kepemimpinan yang
kuat, yang mempunyai pemahaman yang jelas bahwa kita
sudah tidak mandiri, dan mempunyai tekad untuk merebut
kembali kemandirian kita (Kwik Kian Gie, 2003:14).
III. Pengaruh Globalisasi terhadap Sosial Budaya Indonesia
Konstruksi kebudayaan masa kini makin ditentukan oleh kapasitas distribusi
yang dilakukan media ketimbang otoritas regulasi yang diperankan negara.
Otoritas seperti yang dikemukakan oleh Giddens, kini harus bersaing dengan
ketidakpastian. yang tidak pasti inilah, yang kemudian memunculkan
cunterfiet people, yaitu orangorang yang identitasnya diskenariokan dan
dipentaskan untuk menciptakan sejumlah ilusi.
Di samping itu, dengan adanya globalisasi dapat pula melahirkan pranata-
pranata (lembaga-lembaga) sosial baru, seperti di bidang ekonomi, timbul
mall (supermarket), pasar uang (modal), dan lain-lain. Di bidang seni budaya,
tumbuh pesat cabang-cabang seni modern yang dapat menggeser cabang-
cabang seni tradisional seperti band, film, dan lain-lain. Tempat hiburan,
seperti sanggar seni modern, diskotik, kafe, galeri.
IV. Dampak Globalisasi terhadap Pertahanan dan Keamanan
Globalisasi yang didasari oleh menguatnya kapitalisme, jelas memberikan
dampak juga terhadap pertahanan dan keamanan. Semua negara mau tak mau
menghadapi tuntutantuntutan akibat dari proses globalisasi. Ini semua
memberikan peluang dan kendala pada aspek pertahanan dan keamanan untuk
menjalankan proses transformasi pembangunan.
V. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Sebagai ancaman, globalisasi lebih banyak berdampak negatif seperti
merebaknya konsumerisme, materialisme, hedonisme, sekularisme,
mengagung-agungkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dll. Di sisi lain
globalisasi memberi pengaruh positif. Hal-hal positif itu misalnya budaya
disiplin, kebersihan, tanggung jawab, egalitarianisme, kompetisi, kerja keras,
penghargaan terhadap orang lain, demokrasi, jujur, optimis, mandiri, taat
aturan dan sebagainya.
a. Dampak Positif Globalisasi dalam Bidang Politik bagi Indonesia
Dampak positif globalisasi di bidang politik antara lain pemerintahan
dijalankan secara transparan, demokratis dan bertanggungjawab.
Legitimasi pemerintahan yang sedang berkuasa akan semakin
meningkat, sehingga kebijakan yang diambil akan mendapat dukungan
dari rakyat.
b. Dampak Positif Globalisasi dalam Bidang Ekonomi bagi Indonesia
1. Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil hasil produksi
suatu negara.
2. Mendorong kita untuk memproduksi barang yang berkualitas
tinggi.
3. Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan
menghilangkan biaya tinggi.
4. Dimungkinkan dapat meningkatkan kesempatan kerja dan
devisa negara.
c. Dampak Positif Globalisasi dalam Bidang Sosial Budaya bagi
Indonesia
Dampak positif globalisasi di bidang sosial budaya antara lain kita
dapat mengambil pola pikir yang baik dari ilmu pengetahuan dan
teknologi bangsa lain yang elah maju untuk kemajuan dan
kesejahteraan kita. Nilai-nilai yang baik tersebut misalnya, etos kerja
yang tinggi, disiplin, memiliki jiwa kemandirian yang kuat, suka
membaca, meneliti dan menulis, rasional, sportif, biasa bekerja secara
terprogram, dan sebagainya.
d. Dampak Negatif Globalisasi dalam Bidang Ekonomi bagi
Indonesia
1) Dengan adanya keterbukaan, maka kita akan dibanjiri barang-
barang produksi luar negeri.
2) Dengan adanya kebebasan masuknya investasi dari luar negeri,
bisa jadi suatu saat mereka bisa menguasai perekonomian kita
yang pada gilirannya mereka dapat mendikte pemerintah dan
bangsa.
3) Dengan adanya persaingan bebas, maka kelak akan ada pelaku
ekonomi yang menang dan kalah.
e. Aspek Negatif dalam Bidang Sosial Budaya
Aspek negatif globalisasi dalam bidang sosial budaya antara lain
sebagi berikut.
1) Semakin ketatnya persaingan antar individu, yang dapat
membuat orang semakin individualis.
2) Munculnya sifat hedonisme, yakni ingin menikmati sepuas-
puasnya kenikmatan duniawi. Dampaknya akan bekembang
pola hidup konsumerisme dan materialisme.
3) Sifat individualisme yang berlebihan berdampak semakin
menipisnya sifat kekeluargaan.
4) Kesenjangan yang semakin tajam antara kelompok kaya dan
miskin.
f. Dampak Negatif Globalisasi dalam Bidang Hankam bagi
Indonesia
g. Dampak Negatif Globalisasi dalam Bidang Sosial Budaya bagi
Indonesia
1) Semakin ketatnya persaingan antarindividu, yang akhirnya
dapat mengarahkan perilaku manusia menjadi individualis,
2) Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap
sebagai suatu nilai hidup tertinggi.
3) Adanya sikap individualisme menimbulkan pula
ketidakpedulian antarperilaku sesama manusia dan akan
menghilangkan jiwa kekeluargaan.
4) Bisa mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin tajam
antara yang kaya dan yang miskin.
VI. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Pers pada Era Globalisasi
Dampak penyalahgunaan kebebasan media massa sangat berpengaruh dalam
kehidupan kita, karena media massa cetak maupun elektronik senantiasa hadir
di hadapan kita dan senantiasa dinantikan kehadirannya oleh pembaca atau
pemirsa. Banyak perilaku yang ditampilkan cenderung merupakan hasil
peniruan dari media massa, baik perilaku yang positif maupun negatif. Dalam
kenyataannya ada kecenderungan perilaku negatif mudah terbentuk dalam diri
kita dibandingkan perilaku positif. Dampak positif dari kebebasan media
massa melalui para jurnalisnya dapat dirasakan perannya dalam proses
demokratisasi melalui laporan-laporannya. Media massa yang tercermin dari
para jurnalis, berani melawan ancaman, tekanan dan sensor, meliput
demonstrasi anti pemerintah dan mengekspos penyalahgunaan kekuasaan.
Penyalahgunaan kebebasan media massa dapat juga berupa pengadilan oleh
pers (trial by press).Dalam upaya mengurangi dampak penyalahgunaan
kebebasan media massa yang bersifat negatif, setiap warga negara perlu
mengusulkan kepada pengelola media massa untuk senantiasa menaati etika
pemberitaan dan normanorma moral.

Anda mungkin juga menyukai