Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI RISET

POTENSI WISATA DI PANTAI BALI LESTARI, JL PEMATANG PASIR


PERBAUNGAN, KELURAHAN PANTAI CERMIN KANAN, KECAMATAN PANTAI
CERMIN, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, PROVINSI SUMATERA UTARA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Oseanografi dan SD Kelautan di ampu
oleh:

Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh :

Kelas B

1. Ayu Dearmas purba 3193331009


2. Ernawati Marbun 3191131013
3. Sri Cinta Sinurat 3192431005
4. Suprianto Berutu 3192431011

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset (MR) ini
tepat pada waktunya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Oseanografi
dan SD Kelautan.

Selama penyusunan Mini Riset ini, penulis banyak mengalami berbagai hambatan dan
kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari dosen pengampu kami yang telah
memberikan bimbingan, saran serta masukan kepada penulis sehingga Mini Riset ini dapat
terselesaikan.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan Mini Riset ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar berguna
untuk kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca, semoga
tugas ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, 18 Mei 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .............................................................................................................................. 3
BAB III ................................................................................................................................................... 5
METODE PENELITIAN ........................................................................................................................ 5
A. Metode Penelitian ........................................................................................................................ 5
B. Lokasi Penelitian ......................................................................................................................... 5
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................................... 5
BAB IV .................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
BAB V .................................................................................................................................................. 14
PENUTUP............................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sumatera Utara
yang Beribukota di Sel sampah. Selat malaka yang mengapit Serdang Bedagai menciptakan
pesona garis pantai dan pulau di kawasan pesisir. kondisi geografis tersebut sekaligus membuat
serget menjadi gudangnya wisata bahari. dari sekian banyaknya destinasilautnya, Bali Lestari
dicap sebagai salah satu pantai terbaik di seputaran wilayah wisata perbaungan.

Pantai ini awalnya dikenal dengan Pantai Lestari Indah, akan tetapi dengan semakin
cantiknya pantai ini bersama sisi dan unsur-unsur pantai Bali yang khas, akhirnya diberi nama
Pantai Bali Lestari. dengan tampilan baru alapantai-pantai Bali sehingga membuat pengunjung
akan merasakan sensasi seperti sedang berlibur di Bali. Mulai dari hiasan sampai ornamen yang
dihadirkan memang syarat dengan hiasan dan ornamen yang sering ditemuakn dipantai-pantai
Bali.

Pantai bernuansa khas Bali ini memiliki fasilitas alam berupa hamparan pasir putih yang luas,
deretan pohon nan rindang, jajaran batu karang sebagai alas dan dermaga batu, ombak laut biru,
dan keindahan sunset dan sunrise ini memang mampu menyihir siapapun yang berkunjung ke
pantai Bali Lestari ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Analisis suasana khas Pantai Bali Lestari?


2. Bagaimana Persepsi wisatawan terhadap Pantai Bali Lestari?

1
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. mengetahui analisis suasana khas Pantai Bali Lestari.


2. Mengetahui Persepsi wisatawan terhadap Pantai Bali Lestari

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada
masyarakat maupun instansi mengenai kesesuaian dan kemampuan daya dukung kawasana
Pantai Bali Lestari serta diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam kebijakan pengelolaan
dan upaya pelestarian wisata Pantai Bali Lestari.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Wlayah Pesisir

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat -
sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh
vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas
terluar dari daerah paparan benua (Continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih
dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar,
maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran (Sudarsono, 2011).

Melihat karakteristik ekosistem di kawasan pesisir yang kompleks, pengelolaan ekowisata


harus mengikuti kaidah-kaidah lingkungan dan berdasarkan pada prinsip keterpaduan.
Pengelolaan ekowisata pesisir secara terpadu dimaksudkan untuk mengkoordinasikan dan
mengarahkan berbagai aktivitas pengelolaan yang terdiri atas dua atau lebih sektor terkait.
Keterpaduan juga dapat diartikan sebagai koordinasi antara tahapan pembangunan di wilayah
pesisir dan lautan yang meliputi pengumpulan dan analisa data, perencanaan, implementasi dan
pengawasan (Sari et al., 2016).

Daerah pesisir terdiri dari pertemuan antara darat dan laut. Bentuklahan kepesisiran adalah
bentuklahan yang secara genetik terbentuk oleh proses marin, fluviomarin, organik, atau eolian.
Bentuklahan kepesisiran secara genetic terbentuk oleh proses marin sebagai contoh beting gisik
(beach ridge), yang terbentuk oleh proses fluvio-marin adalah delta, yang terbentuk oleh proses
organik adalah terumbu karang (coral reef) dan yang terbentuk oleh proses eolian adalah gumuk
pasir (sand dune) (Sunarto, 1999).

Pantai atau pesisir adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di
daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Faktor fisik
berkaitan dengan keadaan topografi, struktur geologi, geomorfologi, perairan dan tanah,

3
sedangkan faktor non-fisik antara lain kegiatan penduduk (politik, sosial, budaya, teknologi),
urbanisasi, peningkatan kebutuhan akan ruang, peningkatan jumlah penduduk, perencanaan tata
ruang, perencanaan tata kota, zoning, peraturan pemerintah tentang bangunan, dan lain-lain.

B. Wisata Pantai

Wisata pantai dan bahari merupakan salah satu potensi yang sangat menonjol di sebagai ciri
khas daerah yang dikelilingi oleh pulau dan laut pastinya. Untuk itulah perlu adanya
pemeliharaan cagar budaya dan laut agar kawasan wisata dapat dikembangkan dan berdampak
positif. Bahwa seluruh penyelenggara kegiatan usaha daya tarik wisata alam wajib
memperhatikan menjaga pelestarian lingkungan alam dan budaya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undang yang berlaku. Berdasarkan penjelasan diatas wilayah kawasan
wisata yang kaya akan cagar budaya alam, laut, serta terumbu karang harus dikelola dengan baik
dan sesuai ketentuan agar terciptanya tujuan pariwisata untuk pembangunan daerah (Siam,
2015).

C. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata adalah suatu nilai yang memiliki sebuah keunikan atau keanekaragaman
dari suatu daya tarik wisata sehingga dapat menarik kunjungan bagi wisatawan. Hal ini menarik
untuk dikaji karena kawasan ekowisata selain merupakan sumber pendapatan masyarakat juga
berfungsi untuk konservasi keanekaraganam hayati dan kelestarian budaya masyarakat lokal.
Dengan demikian dipandang perlu diteliti secara mendalam agar masyarakat lokal memiliki
pemahaman tentang bentuk kemitraan, yaitu bahwa pentingnya pemasaran produk wisata pada
objek wisata dengan menjalin kerjasama dengan pelaku usaha wisata sehingga masyarakat akan
memperoleh manfaat dari segi pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan ekologis (melestarikan
lingkungan kawasan objek wisata)

4
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi.


Penelitian ini dilakukan mengidentifikasi potensi wisata pantai Bali Lestari.

B. Lokasi Penelitian

Observasi dilakukan pada diri masing-masing mahasiswa, dan dirumah masing-masing


mahasiswa pada tanggal 17 Mei 2020.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan Data Sekunder. Data sekunder
diperoleh dari studi pustaka seperti buku-buku penunjang, jurnal, dan penelitian-penelitian
sebelumnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data
penunjang yang diperlukan dalam penelitian ini.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pantai itu sendiri, populasi sampelnya adalah masyarakat di kabupaten
serdang bedagai, provinsi sumatera utara. Objek penelitian juga membahasa karakteristik objek
yang digunakan dalam penelitian. Objek penelitian ini adalah: potensi wisata di pantaia bali
lestari kabupaten serdang bedagai, provinsi sumatera utara.

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Latar Belakang Pantai Bali Lestari

Pada awalnya, Pantai Bali Lestari merupakan pantai yang bernama Pantai Lestari Indah. Pantai
Lestari Indah ini dulunya di kelola oleh pemilik pantai ini sendiri yaitu Bapak Ngadimin selama
6 (enam) tahun. Namun, pada tanggal 12 Februari 2015 pantai ini diresmikan dan berganti nama
menjadi Pantai Bali Lestari yang dikelola oleh Bapak Asiang. Dilakukan sewa pakai lahan oleh
Bapak Asiang yang merupakan pengelola Pantai Bali Lestari kepada Bapak Ngadimin selaku
pengelola pantai terdahulu dan masih menjadi pemilik lahan pantai hingga sekarang. Lahan ini
disewa Bapak Asiang selama 5 (lima) tahun. Dengan perubahan nama tersebut, Pantai Bali
Lestari mengubah suasana seperti di Bali, yang memang bertujuan awal agar masyarakat Medan
dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh pergi ke Pulau Dewata untuk merasakan suasana pantai di
Bali yang terkenal. guna meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan menambah sumber mata
pencaharian masyarakat sekitar.

B. Data Geografis

Jarak dari Medan menuju Pantai Bali Lestari sekitar 64 Km atau kurang lebih 2 jam perjalanan
dengan menggunakan mobil melalui Jl. Lintas Timur Sumatera. Dengan melewati Tanjung
Morawa - Lubuk Pakam – Simpang Pantai Cermin – Pantai Bali Lestari. Pantai Bali Lestari
terletak di Desa atau Kelurahan Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten
Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Atau lebih jelasnya, Pantai Bali Lestari berada di Jl. Mayjen
H. T. Rizal Nurdin. Pantai Bali Lestari secara geografis dan administrasi terletak pada posisi 20
57” – 30 16” Lintang Utara hingga 980 33” – 990 Bujur Timur. Pantai Pantai Bali Lestari
terletak di pesisir Timur pulau Sumatera. Pantai Bali Lestari dibuka untuk umum setiap hari
pada pukul 08.00 – 19.00 WIB.

C. Pengelolaan Objek Wisata Pantai Bali Lestari

Adapun yang dilakukan oleh pengelola dalam mengelola Pantai Bali Lestari, yaitu dengan
melakukan perencanaan terlebih dahulu dan melakukan pelaksanaan seperti mengelola karcis
masuk dan karcis parkir, mengelola lahan parkir, pedagang asongan, mengelola restoran dan
bahan baku restoran, mengelola pondok dan joglo, permainan air, serta mengelola pendapatan
yang diawasi dengan baik hingga mampu berjalan dengan tepat dan mencapai tujuan.
Melakukan perencanaan untuk kedepannya yaitu akan menambah permainan air seperti
paralayang dan flying fish.

Di Kabupaten Serdang Bedagai, khususnya di Kecamatan Pantai Cermin terkenal dengan


keindahan pantainya. Oleh karena itu terdapat banyak objek wisata bahari di sini, namun

6
kebanyakan pantainya memiliki kesan yang “biasa” dan mungkin membosankan. Selagi masih
mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dan dapat dikelola dengan lebih baik lagi
guna meningkatkan jumlah kunjungan wisata. Menurut Bapak Asiang selaku pengelola Pantai
Bali Lestari, “perlu dibuatnya pantai dengan suasana baru yang berbeda dan khas. Dengan
dibuatnya Pantai Bali Lestari yang memiliki suasana pantai yang mirip seperti di Bali, agar
masyarakat Medan dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh pergi ke Pulau Bali hanya untuk
merasakan nuansa pantainya yang khas. Selain itu, juga dikarenakan pantai ini memiliki potensi
yang masih bisa dikembangankan dengan dilakukannya perencanaan yang matang. Serta
disajikan dengan nuansa Bali yang khas guna menarik perhatian wisatawan.”

1. Pengelolaan Karcis Masuk dan Karcis Parkir

Pantai Bali Lestari memiliki 2 (dua) pintu gerbang, yang terdiri dari pintu masuk dan pintu
keluar dengan total 12 (dua belas) orang pegawai dan 2 (dua) orang pengawas hanya pada hari
Minggu dan hari libur besar lainnya. Di pintu masuk terdiri dari 7 (tujuh) orang yang bertugas
dan 1 (satu) orang pengawas, sedangkan di pintu keluar terdiri dari 4 (empat) orang yang
bertugas dan 1 (satu) orang pengawas. Namun, pada hari Senin – Sabtu hanya dijaga oleh 2 (dua
orang) pegawai. Ketika memasuki kawasan objek wisata Pantai Bali Lestari, wisatawan akan
disambut oleh petugas yang menjaga pintu masuk objek wisata untuk membeli karcis.

Untuk setiap wisatawan dikenakan biaya parkir sebesar Rp 10.000,- untuk mobil, sedangkan
untuk motor sebesar Rp 5.000,-. Dari biaya parkir akan dipotong sebesar 15% per kendaraan
untuk pembayaran pajak. Sedangkan biaya masuk ke area wisata sebesar Rp 10.000,-/orang
dengan rincian yaitu harga tiket masuk ke Pantai Bali Lestari sebesar Rp 7.000,- yang nantinya
dipotong sebesar 15% juga untuk pajak dan biaya retribusi untuk Pemerintah Kab. Serdang
Bedagai sebesar Rp 3.000,-. Setelah membayar, wisatawan akan diberikan 3 (tiga) lembar kertas
karcis yang terdiri dari karcis parkir kendaraan, karcis masuk Pantai Bali Lestari, dan tiket
retribusi. Pada saat di pintu keluar, petugas akan meminta tiket untuk mengambil karcis parkir,
sedangkan karcis masuk dan karcis retribusi akan diberikan kepada wisatawan. Adapun hasil
pendapatan pihak Pantai Bali Lestari dari penjualan karcis masuk dan karcis parkir digunakan
untuk menggaji pegawai yang bekerja di bagian pintu masuk, pintu keluar, parkir, untuk
membayar listrik dan air serta untuk investasi kepada pemilik pantai.

2. Pengelolaan Parkir

Pantai Bali Lestari memiliki lahan parkir seluas kurang lebih 1 Hektar dan mampu menampung
kurang lebih sebanyak 3.000 kendaraan. Lahan parkir ini dikelola dengan baik dan rapi, yaitu
terpisahnya antara tempat parkir motor dengan mobil. Area parkir untuk mobil berada di sebelah
kanan dan lebih luas dari area parkir motor. Sedangkan area parkir untuk motor berada di sudut
ujung dari pintu masuk gerbang dan dilengkapi dengan pos kecil untuk penjaga parkir serta
diberi batasan dengan menggunakan tali. Area parkir motor juga dilengkapi dengan atap kanopi
dengan tujuan agar motor yang diparkirkan tidak akan terkena panas atau hujan. Untuk penjaga

7
parkir pada hari Minggu dan hari libur besar dijaga oleh 3 (tiga) orang, sedangkan pada hari
biasa hanya dijaga oleh 1 (satu) orang di setiap tempat parkir.

3. Pengelolaan Pedagang Asongan

Di Pantai Bali Lestari banyak terdapat pedagang asongan dengan berbagai jenis dagangan
seperti aneka jajanan dan makanan ringan. Para pedagang ini ada yang menjajakan dagangannya
dan ada juga yang difasilitasi oleh Pantai Bali Lestari berupa stand dagangan yang dilengkapi
dengan tenda. Para pedagang asongan di Pantai Bali Lestari ini merupakan pedagang-pedagang
lama yang sudah berdagang ketika pantai ini masih bernama Pantai Lestari Indah, yaitu sekitar 7
– 10 tahun. Kebanyakan pedagang-pedagang asongan ini adalah warga Perbaungan, biasanya
para pedagang menggunakan becak sebagai transportasi untuk menuju Pantai Bali Lestari.

Pihak Pantai Bali Lestari melakukan kerja sama dengan pedagang-pedagang asongan lama ini
dengan ketentuan bagi para pedagang yaitu tidak diperbolehkannya menjual makanan atau
minuman yang disediakan di restoran, seperti kopi, jus, ikan bakar dan sebagainya. Para
pedagang ini hanya berjualan pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur besar lainnya. Dagangan
yang dijajakan seperti aneka sate, jagung dan kacang rebus, kepah yang masih mentah, kembang
gula, kerupuk jangek hingga mainan kincir angin untuk anak-anak.Setiap pedagang dikutip iuran
berupa uang kebersihan yang dibayarkan ke pihak Pantai Bali Lestari, namun jumlah iurannya
berbeda-beda tergantung jenis dagangannya. Jumlah iuran yang dibayar oleh pedagang asongan
maupun stand yaitu mulai dari Rp 75.000,- hingga Rp 100.000,-. Adapun hasil dari iuran
pedagang ini digunakan untuk menggaji petugas kebersihan dan untuk perawatan sekitar area
pantai.

Setiap pedagang asongan mempunyai kartu tanda sebagai pedagang yang diberikan oleh pihak
Pantai Bali Lestari. Adi yang merupakan salah satu pedagang sate mengatakan, “kita para
pedagang yang memang sudah berjualan sejak dibukanya pantai ini dan masih bernama Pantai
Lestari Indah. Rata-rata pedagang lama di sini sudah sekitar 7 tahunan. Semenjak Pantai Bali
Lestari ini buka, kami diberi izin untuk berdagang lagi di sini, tapi dengan membayar seperti
uang kebersihan setiap bulannya yaitu sebesar Rp 75.000,- dan diberikan semacam kartu tanda
pedagang”

4. Pengelolaan Restoran

Restoran yang berada di Pantai Bali merupakan restoran seafood yang menyajikan beragam
aneka olahan makanan laut seperti ikan gurami goreng, ikan kerapu bakar, udang saus tiram,
kepiting asam manis, cumi goreng dan lain sebagainya. Bagi wisatawan yang menggemari
makanan berbagai jenis olahan laut, restoran di Pantai Bali Lestari menyediakan bebagai menu
seafood andalannya dengan harga makanan dan minuman mulai dari Rp 8.000,- hingga Rp
300.000,-. Pengelola juga memanfaatkan hasil laut sekitar yaitu bahan baku restoran yang
merupakan hasil tangkapan para nelayan dari laut yang dikutip oleh seorang pemborong ikan
yang kemudian dijual kepada pihak Pantai Bali. Persediaan bahan baku di dapur seperti berbagai

8
jenis ikan, udang, cumi-cumi, dan kepiting tidak tentu jumlahnya, tergantung dari jumlah
wisatawan yang datang. Apabila jumlah wisatawan banyak, maka persediaan bahan baku di
dapur juga banyak, begitu juga sebaliknya. Karena jumlah wisatawan Pantai Bali Lestari yang
sedikit pada hari biasa, namun terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisata pada hari Minggu
dan hari libur besar lainnya. Pantai Bali Lestari memiliki logistik yang sama dengan Pantai
Pondok Permai untuk memasok bahan baku lainnya seperti bumbu-bumbu dapur, aneka sayuran
dan buah-buahan yang kebanyakan berasal dari Perbaungan. Untuk wisatawan yang akan makan
di restoran Pantai Bali Lestari, dilarang untuk membawa makanan dari luar, kecuali bagi
wisatawan yang menyewa pondok diperbolehkan untuk membawa bekal dengan catatan,
makanan harus dimakan di pondok.

Restoran yang terdiri dari restoran bagian dalam dan luar ini mampu menampung jumlah
pengunjung kurang lebih sekitar seribu orang dengan terdapat sekitar 50 (lima puluh) meja di
restoran bagian dalam dan sekitar seratus meja di restoran bagian luar. Restoran ini dikelola oleh
pihak Pantai Bali Lestari lengkap beserta alat musik seperti keyboard dan pemainnya. Untuk
yang ingin bernyanyi di sini biasanya adalah wisatawan yang makan di restoran. Restoran ini
dapat di pesan untuk acara tertentu seperti ulang tahun, acara keluarga, reuni, rapat dan
sebagainya. Restoran ini dapat disewa pada hari biasa atau hari Senin – Sabtu dengan catatan
tidak ada ada tanggal merah / hari libur dan harus dipesan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Untuk
acara tertentu, restoran ini disewakan dari pukul 09.00 – 17.00 WIB, dengan tarif sebesar Rp
1.700.000,- beserta keyboard dan pemainnya, dan sebesar Rp 1.000.000,- jika hanya untuk
karaoke biasa tanpa menggunakan keyboard. Biaya tersebut hanya untuk biaya pesan tempat dan
belum termasuk dengan biaya makan. Pendapatan dari restoran kemudian akan ditanam lagi
modalnya atau dilakukannya investasi kepada pemilik lahan pantai. Jugadipergunakan untuk
membeli dan membayar logistik untuk bahan baku restoran,perawatan sekitar area pantai, untuk
menggaji pegawai, membayar listrik dan air.

5. Pengelolaan Pondok dan Joglo

Terdapat sekitar 300 (tiga ratus) pondok dan 7 (tujuh) joglo yang dikelola oleh pihak Pantai Bali
Lestari. Untuk saat ini, pondok dan joglo dijaga oleh orang yang sama yang juga merupakan
pegawai dari Pantai Bali Lestari sebanyak 3 (tiga) orang pada hari Minggu dan hari libur besar
lainnya. Namun pada hari biasa hanya dijaga oleh 1 (satu) orang. Bagi wisatawan yang ingin
menyewa pondok ataupun joglo bisa langsung bertemu dengan penjaga pondok atau melapor ke
pegawai yang ada direstoran, nanti wisatawan akan diantar untuk bertemu dengan penjaga
pondok. Bagi wisatawan yang menyewa pondok atau joglo biasanya melunasi biaya sewa
terlebih dahulu. Pondok-pondok ini disewakan dengan harga Rp 50.000,- /pondok untuk hari
biasa dan Rp 75.000,-/pondok pada hari Minggu dan hari libur besar lainnya. Sedangkan untuk
joglo disewakan dengan harga Rp 250.000,-/joglo untuk hari biasa maupun hari libur besar
lainnya. Hasil pendapatan dari penyewaan pondok dan joglo juga akan digunakan untuk
investasi kepada pemilik lahan pantai dan melakukan perawatan sekitar area pantai yang
dilakukan setiap hari.

9
6. Pengelolaan Permainan Air

Adapun 2 (dua) jenis permainan air yang terdapat di Pantai Bali Lestari yaitu banana boat dan
fery boat. Pantai Bali Lestari memiliki 2 (dua) banana boat yang mengangkut sebanyak 6 (enam)
orang penumpang dan 3 (tiga) fery boat yang menampung sebanyak 8 (delapan) orang
penumpang. Dengan membayar Rp 30.000,-/orang, wisatawan dapat mengelilingi Pantai Bali
Lestari menggunakan fery boat, atau sebesar Rp 40.000,-/orang dengan perjalanan melewati 4
(empat) pantai yaitu Pantai Mutiara, Pantai Pondok Permai, Pantai Gudang Garam dengan
tujuan akhir ke Pantai Cermin dan kemudian kembali lagi ke Pantai Bali Lestari. Sedangkan
untuk banana boat, wisatawan dikenakan biaya sebesar Rp 75.000,- per 6 (enam) orang dan
hanya dibawa sampai ke tengah laut lalu kembali lagi ke pantai. Permainan air ini hanya ada
pada hari Minggu dan hari libur besar saja. Banana boat dan fery boat milik Pantai Bali Lestari
ini dibawa oleh warga Pantai Cermin yang bukan pegawai Pantai Bali Lestari. Pihak Pantai Bali
Lestari menyewa beberapa warga Pantai Cermin ini. Hasil dari penyewaan permainan air dibagi
sebesar 50% yang digunakan untuk membayar upah warga yang bertugas membawa banana boat
dan fery boat. Serta 50% untuk pihak Pantai Bali Lestari yang digunakan untuk perawatan
permainan.

10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sumatera
Utara yang Beribukota di Sel sampah. Selat malaka yang mengapit Serdang Bedagai
menciptakan pesona garis pantai dan pulau di kawasan pesisir. kondisi geografis tersebut
sekaligus membuat serget menjadi gudangnya wisata bahari. dari sekian banyaknya
destinasilautnya, Bali Lestari dicap sebagai salah satu pantai terbaik di seputaran wilayah wisata
perbaungan.

Sebelum diubah namanya destinasi cantik ini lebih dikenal dengan nama pantai lestari.
tak hanya pengunjung lokal, Bali Lestari juga dikunjungi Wisatawan Medan dan berbagai daerah
lain. Untuk berkunjung ke pantai ini dari kota medan anda harus menempuh perjalanan sekitar 1
jam sebelum kota Perbaungan berbelok ke kiri menuju Pantai Cermin. Dipersimpangan menuju
Pantai Gudang Garam berbelok ke kanan menuju theme park Pantai Cermin, sesudah gerang
theme park berbelok ke kiri.

Pantai bernuansa khas Bali ini memiliki fasilitas alam berupa hamparan pasir putih yang luas,
deretan pohon nan rindang, jajaran batu karang sebagai alas dan dermaga batu, ombak laut biru,
dan keindahan sunset dan sunrise ini memang mampu menyihir siapapun yang berkunjung ke
pantai Bali Lestari ini.

B. Saran

Sebaiknya perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk meningkatkan


solidaritas dalam mengelola kawasan wisata Pantai bali Lestari dan tidak mengutamakan
kepentingan pribadi. Kepedulian pemerintah dan pengelola dalam pengelolaan kawasan wisata,
Pantai Bali Lestari lebih ditingkatkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Djamarah. Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Handoko, T. Hani.
1997. Manajemen dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Liberty

Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta : Grasindo Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu
Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.

Suwantoro, Gamal, 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Jakarta: Penerbit Andi.Umar, Husein. 2004.
Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pitana, I. Gde, I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Jurnal pendidikan ilmu-ilmu sosial

https://tempatwisataseru.com

http://repositiri.usu.ac.id/handle/123456789/41102

https://seringjalan.com

https://indahsuaranews.com

12

Anda mungkin juga menyukai