Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG


YAKUT RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN TAHUN 2020 

OLEH :

RASIDAH, S.KEP SUTARI, S.KEP

TITIK MEIGA, S.KEP NORAMITA, S.KEP

ROLINSO HENDREK, S.KEP HANAFIAH, S.KEP

NOVITA ANGGELIA, S.KEP MUHAMMAD GULAM, S.KEP

JULIANI VENIA B, S.KEP TARANIA LESTARI, S.KEP

HERIYANA DINANTI, S.KEP SHOFIA RAHMAH, S.KEP

LIA REZEKI ABADI, S.KEP ZUANDA FATMAWATI, S.KEP

IRA PUSPITA LISTIARINI, S.KEP

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN

TAHUN 2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG
YAKUT RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN TAHUN 2020
 

MENGETAHUI,

Banjarmasin, Maret 2020

Clinical Teacher Clinical Instructure

( Eka Yusvinasari, S.Kep., Ns ) (Samaratul Janah, S.Kep., Ns )

( Liya Herlina., S.Kep., Ns ) (Arie Syamsudin.,S.Kep., Ns )


PROPOSAL TAK PERAWATAN JIWA PADA
PASIEN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

I. TOPIK :
Mencegah perilaku kekerasan dengan sosial verbal

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu mengendalikan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan .
B. Tujuan Khusus
1. Klien mampu sharing tentang perilaku kekerasan yang dilakukan
2. Klien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
3. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan
a. Cara fisik yaitu dengan teknik nafas dalam
b. Cara verbal
1) Meminta dengan baik
2) Menolak dengan baik
3) Mengungkapkan perasaan
c. Cara spiritual
1) Berdoa
2) Berdzikir dan beristigfar
d. Minum obat (jangan putus obat)

III. LATAR BELAKANG


Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan
adanya orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk
melakukan interaksi dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak
selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh individu, sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap
kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain (Azizah, 2010).
Terapi aktivitas kelompok ini mempermudah psikoterapi dengan
sejumlah pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas
kelompok yaitu agar pasien dapat belajar kembali bagaimana cara
bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya
memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan
memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga pasien dapat
berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan
dengan orang lain (Bayu, 2011).
Pada pasien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk
melakukan kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan.
Perilaku kekerasan tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan
jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan
sebagai ancaman. Ekspresi marah yang segera karena suatu sebab adalah
wajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural ekspresi
marah yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, marah sering
diekspresikan secara tidak langsung (Sumirta, 2013).

IV. KLIEN
A. Karakteristik Klien
1. Klien dengan gangguan jiwa terkhususnya risiko perilaku
kekerasan.
2. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami
perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
3. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif).
B. Proses Seleksi
1. Mengumpulkan data klien
2. Menganalisis data klien
3. Obsevasi di ruangan klien
4. Menentukan klien
5. Data Klien
V. PENGORGANISASIAN
A. Waktu Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:
1. Hari, tanggal   : Kamis, 12 Maret 2020
2. Waktu             : 10:00 – 11.00 WITA
3. Tempat            : Ruang Yakut RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

B. Tim Terapi dan Tugasnya


1. Tim Terapi dan Tugasnya
a. Leader : Noramita
1) Membuka acara
2) Memimpin berlangsungnya TAK
3) Membacakan tata tertib TAK
4) Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya
TAK
5) Menyampaikan materi (pengertian, manfaat tujuan) sesuai
TAK
6) Memimpin diskusi TAK
b. Co. Leader : Lia Rezeki Abadi
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
3) Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader
4) Menutup acara leader
c. Fasilitator :
1) Heriyana Dinanti
2) Novita Anggelia
3) Rolinso Hendrek
4) Rasidah
5) Zuanda fatmawati
6) Ira puspita listiarini
7) Hanafiah
8) Shofia rahmah
a) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b) Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien
anggota kelompok untuk aktif mengikuti
berlangsungnya TAK.
d. Observer :
1) Juliani Venia Betris
2) Tarania Lestari
3) Titik Meiga
a) Mencatat serta mengamati respon klien  (dicatat pada
format yang tersedia).
b) Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan,
proses hingga penutupan.

C. Metode dan Media


1. Metode
a. Dinamika Kelompok
b. Diskusi Tanya Jawab
c. Bermain Peran dan Simulasi
2. Media / Alat :
a. Papan nama
b. Bola kecil plastic
D. Setting Tempat

Keterangan :

: Leader : Co Leadre

: Fasilitator : Observer

: Pasien
VI. PROSES PELAKSANAAN (LANGKAH KEGIATAN)
A. Topik
1. Sesi 1 : Sharing tentang perilaku kekerasan yang dilakukan
2. Sesi 2 : Mengidentifikasi tanda dan gejala
3. Sesi 3 : Manajament marah
a. Secara fisik dengan teknik nafas dalam
b. Secara verbal
1) Meminta dnegan baik
2) Menolak dengan baik
3) Mengungkapkan perasaan
c. Secara spiritual
1) Berdoa
2) Berdzikir dan istigfar
d. Minum obat (jangan putus obat)
B. Tujuan
1. Klien mampu sharing tentang perilaku kekerasan yang dilakukan
2. Klien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
3. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan
a. Cara fisik yaitu dengan teknik nafas dalam
b. Cara verbal
1) Meminta dengan baik
2) Menolak dengan baik
3) Mengungkapkan perasaan
c. Cara spiritual
1) Berdoa
2) Berdzikir dan beristigfar
d. Minum obat (jangan putus obat)
C. Kriteria Anggota
Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok ini adalah :
1. Klien dengan gangguan jiwa terkhususnya risiko perilaku
kekerasan.
2. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami
perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
3. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif).
D. Nama Klien
Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 5 orang,
sedangkan sisanya sebagai klien cadangan jika klien yang ditunjuk
berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas
kelompok ini serta klien sebagai cadangan adalah :
1. Tn. H
2. Tn. M
3. Tn. D
4. Tn. S
5. Tn. M
6. Tn. E
7. Tn. A
8. Tn. J
9. Ny. Z

E. Alat
1. Papan nama
2. Bola kecil plastic
F. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Simulasi
G. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien gangguan jiwa terkhususnya dengan risiko
perilaku kekerasan.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam dari terapis.
b. Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
3. Kontrak :
a. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara tarik nafas dalam, pukul bantal atau
kasur dengan cara verbal dan spritual.
c. Menjelaskan aturan main berikut.
d. Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan
kelompok harus meminta izin kepada terapis.
e. Lama kegiatan 20 menit.
f. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4. Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu music akan diplay serta bola/Topi
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kea rah
kiri) dan pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok
yang memegang bola/topi akan mendapat giliran untuk
menyebutkan : Salam, nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hoby..
b. Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan
temple/pakai.
c. Ulangi point a sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
member pandu positif.
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberi pujian atas keberhasilan mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara tarik nafas dalam, memukul bantal
dengan cara verbal dan spritual
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Menganjurkan tiap pasien melatih memperkenalkan diri
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Menganjurkan tiap pasien untuk menerapkan cara yang
telah dipelajari atau dipraktekkan pada hari ini.
3) Memasukkan kegiatan mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara tarik nafas dalam, pukul bantal atau kasur
dengan cara verbal dan spiritual dalam kegiatan sehari-hari.
6. Tata Tertib TAK
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Klien tidak diperkenankan makan atau minum selama
kegiatan berlangsung
c. Jika klien ingin meninggalkan kegiatan seperti BAB atau
BAK harus meminta izin kepada terapis
d. Waktu berlangsungnya TAK selama 60 menit

VII. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK sesi 1, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri
secara verbal dan nonverbal, kemampuan klien mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara tarik nafas dalam, memukul bantal, dengan cara
verbal dan spiritual , menggunakan formulir evaluasi berikut :
EVALUASI TAK RPK

A. Kemampuan Non Verbal


Aspek yang Dinilai
Nama Menggunakan Mengikuti
No. Kontak Duduk Jumlah
Klien Bahasa Tubuh kegiatan dari
Mata Tegak
yang Sesuai awal dan akhir
1 Tn. E          
2 Tn. J          
3 Tn. H          
4 Tn. A          
5 Tn. D          
6 Tn. S          
7 Tn. M          
8 Tn. M T          
9 Ny. Z          
Jumlah  
Keterangan:
Bila pasien mampu nonverbal point 0,6944444444444444, total keseluruhan 25%.

B. Kemampuan Sharing (Mendiskusikan Penyebab Melakukan PK)


Aspek yang Dinilai
No. Nama Klien Jumlah
Sharing

1 Tn. E    
2 Tn. J    
3 Tn. H    
4 Tn. A    
5 Tn. D    
6 Tn. S    
7 Tn. M    
8 Tn. M T    
9 Ny. Z    
Jumlah  
Keterangan:
Bila pasien mampu sharing (mendiskusikan penyebab melakukan pk) nilai
2,777777777777778, total keseluruhan 25%.
C. Kemampuan Mengingat Tanda dan Gejala
Aspek yang Dinilai
No. Nama Klien Jumlah
Fisik Verbal Perilaku

1 Tn. E        
2 Tn. J        
3 Tn. H        
4 Tn. A        
5 Tn. D        
6 Tn. S        
7 Tn. M        
8 Tn. M T        
9 Ny. Z        
Jumlah  
Keterangan:
Bila pasien mampu mengingat tanda dan gejala nilai 0,9259259259259259, total
keseluruhan 25%.

D. Kemampuan Mengontrol PK

Aspek yang Dinilai


Nama Cara Cara Vebal
No. Minum
Klien Fisik Spiritual
Meminta Menolak Mengungkapkan Obat
(TND
dengan Baik dengan Baik perasaan
1 Tn. E            
2 Tn. J            
3 Tn. H            
4 Tn. A            
5 Tn. D            
6 Tn. S            
7 Tn. M            
8 Tn. M T            
9 Ny. Z            
Jumlah
Keterangan:
Bila pasien mampu mengontrol PK 0,462962963, total keseluruhan 25%.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
A. MASALAH UTAMA
Perilaku Kekerasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal/marah yang tidak konstruktif. Perilaku
kekerasan / amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau
intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang
belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa
tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain.

1. Penyebab
a. Faktor pedisposisi
1) Faktor psikologis
a) Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai tujuan
mengalami hambatan, timbul dorongan agresif yang
memotivasi perilaku kekerasan
b) Mekanisme koping idnividu dan masa kecil yang tidak
menyenangkan
c) Rasa frustasi
d) Adanya kekerasan dalam rumah, keluarga, lingkungan
e) Teori psikoanalitik tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman
2) Fakyor sosial budaya
Budaya dapat mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma
dapat mendefinisikan ekspresi marah yang dapat diterima dan tidak
dapat diterima. Kontrol masyarakat yang rendah dan
kecenderungan menerima perilaku kekerasan sebagai cara
penyelesaiannya masalah perilaku kekerasan merupakan faktor
predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
3) Faktor biologis
a) Pengaruh neurologik
b) Pengaruh biokimia
c) Pengaruh genetik
d) Gangguan otak
b. Faktor presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam,
baik berupa injury secara fisik, psikis atau ancaman konsep diri.
Beberapa faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
1) Klien
Kelemahan fisik, keputusaaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang
penuh agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2) Interaksi
Penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik,
merasa terancam baik internal maupun eksternal dari lingkungan.
3) Lingkungan
Panas, padat dan bising
2. Rentang respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Asertif Frustasi Pasif Agresif Perilaku kekerasan

3. Tanda Dan Gejala


Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :

a. Wawancara :diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda.


Marah yang diserasakan oleh klien.
b. Observasi ; muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara
tinggi, berdebar dan sering pula tampak klien memaksa kehendak :
merampas makanan, memukul jika tidak senang.
c. Gejala klinis :
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri mengkritik / menyalahkan diri
sendiri)
3) Gangguan hubungan social (menarik diri)
4) Percaya diri kurang sukar mengambil keputusan)
5) Menciderai diri (akibat dari harga diri yang rendah serta harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya
d. Tanda dan gejala :
1) Mengatakan melihat atau mendengar suatu yang mengancam
2) Mengungkapkan perasaan takut dan khawatir
3) Wajah tegang dan merah
4) Mondar-mandir
5) Mata melotot
6) Rahang mengatup
7) Tangan mengepal
8) Keluar banyak keringat
9) Tatapan mata tajam
10) Muka merah

C. POHON MASALAH
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri ; harga diri rendah


(Budiana keliat, 2015)
D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Masalah keperawatan :
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
2. Perilaku kekerasan
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

E. DATA YANG PERLU DIKAJI


Data yang perlu dikaji :

1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan


Data subjektif :
a. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang
b. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah
c. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya
Data objektif :
a. Mata merah, wajah agak merah
b. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai : berteriak dan menjerit,
memukul diri sendiri / orang lain
c. Ekspresi marah waktu membicarakan orang, pandangan tajam
d. Merusak dan melempar barang-barang
2. Perilaku kekerasan
Data subjektif :
a. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang
b. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah
c. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya
Data objektif :
a. Mata merah, wajah agak merah
b. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai
c. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam\
d. Merusak dan melempar barang-barang
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data subjektif :
a. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tau apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
Data objektif :
a. Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan, ingin menciderai diri / ingin mengakhiri hidup.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
1. Perilaku kekerasan

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Diagnosa I
a. Tujuan umum : klien dapat melanjutkan peran sesuai dengan tanggun
gjawab.
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
a) Klien mau membalas salam
b) Klien mau menyebutkan nama
c) Klien mau berjabat tangan
d) Klien mau tersenyum
e) Klien mau kontak mata
f) Klien mau mengetahui nama perawat
Rencana Tindakan :
a) Beri salam, panggil nama
b) Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
c) Jelaskan maksud interaksi
d) Jelaskan tentang kontrak yang akan dibahas
e) Beri rasa aman dan sikap empati
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan penyebab kekerasan
Kriteria evaluasi :
a) Klien mengungkapkan perasaanya
b) Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel /
kesal (dari diris endiri, orang lain / lingkungan)
Rencana Tindakan :
a) Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya
b) Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan
jengkel / kesal
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda perilaku kekerasan
Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah / jengkel
b) Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel / kesal yang
dialami
RencanaTindakan :
a) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan
saat jengkel / kesal
b) Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
c) Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang
dialami klien
4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
Kriteria evaluasi :

a) Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa


dilakukan
b) Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
c) Klien dapat mengetahui cara yang biasa dapat menyelesaikan
masalah / tidak
Rencana Tindakan :
a) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan klien
b) Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
c) Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien
lakukan masalahnya selesai
5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat menjelaskan akibat dari cara yang digunakan
klien
Rencana Tindakan :
a) Bicaraka akibat / kerugian dari cara yang dilakukan klien
b) Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan
klien
c) Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru
yang sehat
6) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam merespon
terhadap kemarahan
Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat melakukan cara berespon terhadap kemarahan
secara konsruktif
Rencana Tindakan :
b) Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru
yang sehat
c) Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat
d) Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat
e) Secara fisik : : tarik nafas dalam jika sedang kesal / memukul
bantal / kasur / olah raga / pekerjaan yang memerlukan
tenaga
f) Secara verbal : katakana bahwa anda sedang kesal /
tersinggung / jengkel (saya kesal anda berkata seperti itu,
saya marah karena mama tidak memenuhi keinginan saya)
g) Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah
yang sehat, latihan sertif, latihan manajemen perilaku
kekerasan
h) Secara spiritual : ajarkan klien sholat, berdo’a / ibadah lain :
meminta kepada Tuhan untuk diberi kesabaran, mengadu
pada Tuhan kekerasan / kejengkelan.
7) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku
kekerasan
Kriteria evaluasi :
a) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku
kekerasan
b) Fisik : tarik nafas dalam , olah raga, menyiram tanaman
c) Verbal : mengatakan secara langsung dengan tidak menyakiti
Rencana Tindakan :
a) Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien
b) Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih
c) Bantu klien untuk menstimulasi cara tersebut (role play)
d) Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien
menstimulasi cara tersebut
e) Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari
saat jengkel / marah
8) Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku
kekerasan
Kriteria evaluasi :
Keluarga klien dapat :
a) Menyebutkan cara merawat klien yang berperilaku kekerasan
b) Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien
Rencana Tindakan :
a) Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari
sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien
selama ini
b) Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien
c) Jelaskan cara merawat klien
d) Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara
konstruktif
e) Sikap tenang, bicara tenang dan tenang
f) Membantu klien mengenal penyebab marah
g) Bantu klien mendemonstrasikan cara merawat klien
h) Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah
melakukan demonstrasi
9) Klien dapat menggunakan obat yang benar (sesuai program
pengobatan)
Kriteria evaluasi ;
a) Klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan
kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efek)
b) Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan
Rencana Tindakan :
a) Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien dan
keluarga
b) Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti
minum obat tanpa seijin dokter
c) Jelaskan prinsip benar minum obat tepat waktu (baca nama
yang tertera pada botol obat, dosis obat, waktu dan cara
minum)
d) Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu
e) Anjurjan klien melaporkan pada perawat, dokter jika
merasakan efek yang tidak menyenangkan
f) Beri pujian jika klien minum obat dengan benar
2. Diagnosa II
a. Tujuan umum : klien dapat berhubungan dengan orang lain secara
optimal.
b. Tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
a) Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada
kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama,
mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan
dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Rencana Tindakan :
b) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
c) Perkenalkan diri dengan sopan
d) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai klien
e) Jelaskan tujuan pertemuan
f) Jujur dan menepati janji
g) Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
h) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Kriteria evalusi :
a) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
b) Aspek positif keluarga
c) Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
Rencana Tindakan :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b) Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian negative
c) Utamakan memberi pujian yang realistic
3) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Kriteria evaluasi ;
a) Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
Rencana Tindakan :
b) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan selama sakit
c) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan
4) Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Kriteria evaluasi :
a) Klien membuat rencana kegiatan harian
Rencana Tindakan :
b) Rencana bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan
c) Kegiatan sendiri
d) Kegiatan dengan bantuan sebagian
e) Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
f) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
g) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya
Kriteria evaluasi :
a) Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya
Rencana tindakan :
b) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan
c) Beri pujian atas keberhasilan klien
d) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah
6) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
Kriteria evaluasi ;

a) Klien memanfaatkan system pendukung yang ada dalam


keluarga
Rencana tindakan :
b) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien dengan harg adiri rendah
c) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
d) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

H. STRATEGI PELAKSANAAN
1. SP I
a. Mendiskusikan penyebab PK
b. Mendiskusikan tanda dan gejala PK
c. Mendiskusikan PK yang dilakukan
d. Mendiskusikan akibat PK
e. Mendiskusikan cara mengontrol PK
f. Melatih cara mengontrol PK dengan cara fisik I: napas dalam
g. Menganjurkan px memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. SP II
a. Mengevaluasi kemampuan px mengontrol PK dengan cara fisik I
b. Melatih px mengontrol PK dengan cara fisik II: pukul bantal / kasur
c. Menganjurkan px memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
3. SP III
a. Mengevaluasi kemampuan px mengontrol PK dengan caraf isik I dan
II
b. Melatih px mengontrol PK dengan cara verbal
c. Menganjurkan px memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. SP IV
a. Mengevaluasi kemampuan px mengontrol PK dengan cara fisik I, II
dan verbal
b. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan cara spiritual
c. Menganjurkan px memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
5. SP V
a. Mengevaluasi kemampuan px mengontrol PK dengan cara fisik I, II,
verbal dan spiritual
b. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan patuh minum obat
c. Menganjurkan px memasukkan dalam kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2014. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8.Jakarta : EGC

Keliat, B.A. 2015. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Rasmun. 2015. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri terintegrasi dengan


Keluarga. Jakarta : Fajar Inter Pratama

Stuart dan Sundeen. 2015. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3 (diterjemahkan
oleh Yuni A). Jakarta : EGC

Townsend, MC. 2014. Buku saku diagnose keperawatan psikiatri Edisi3. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai