Anda di halaman 1dari 10

Tugas Rutin Biologi

Nama : Rodiah Ritonga


Nim : 4191131020
Kelas : Pendidikan Kimia C 2019

BAB II

1. Kasus obesitas yang terjadi karena gaya hidup saat ini mulai menjadi perhatian. Jelaskan
hubungan gaya hidup dengan obesistas.
2. Jelaskan apa yang akan terjadi jika tubuh mendapat unsur mikronutrient yang berlebihan.
3. Jelaskan mekanisme bagaimana siklus biogeokimia mempengaruhi ketersediaan nutrisi
dialam.
4. Buatlah daftar menu sarapan pagi yang telah anda konsumsi selama 3 hari dalam bentuk
tabel lalu klarifikasikan berdasarkan jenis makanan yang ada. Selanjutnya lakukan
evaluasi apakah menu makanan yang anda konsumsi selama 3 hari terakhir sudah
termasuk makanan sehat dan seimbang? Dilengkapi denagan analisis 4 pilar utama gizi
seimbang paparkan argument saudara.
5. Rancanglah peroses pembuatan pakan buatan yang dapat dimanfaatkan untuk ruminansia.

Jawaban

1. Hubungan gaya hudup dengan obesitas adalah obesitas merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang mempunyai dampak yang cukup besar. Terjadinya obesitas secara
umum berkaitan dengan keseimbangan energi di dalam tubuh yang dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh yang berkaitan dengan gaya hidup seperti
perubahan pola makan dan rendahnya aktifitas fisik yang kemudian membuat semakin banyak
penduduk golongan tertentu yang mengalami masalah gizi berlebih.

2. Yang terjadi jika tubuh mendapatkan unsure mikronutrien yang berlebiahan :

A. Pada ibu hamil

 kelebihan vitamin A
a. Osteoporosis.
Para peneliti menduga,kelebihan vitamin A memicu aktivitas osteoclast, yakni sel
yang menguraikan tulang. Juga diperkirakan, kelebihan vitamin A memicu korelasi timbal balik
dengan vitamin D, yang memainkan peranan penting dalam pembentukan tulang. Akibatnya
terjadi osteoporosis.

b.  Cacat lahir
Vitamin A yang berlebihan tidak bisa dibuang langsung oleh tubuh sehingga
mengakibatkan resiko cacat lahir.
c. Toksisitas hati (keracunan hati)
d. Kesulitan melahirkan
e. Kelahiran prematur

B. Pada Bayi

 Kelebihan Vitamin A
a. Gejala kuning pada kulit bayi
b. Membebani kerja hati
Karena vitamin yang tidak dapat larut dalam air akan disimpan dalam
hati, sehingga hati mengalami penumpukan vitamin A yang berakibat bertambah beratnya kerja
hati.
c.  Pembesaran kepala

C.   Pada Anak


 Kelebihan Vitamin A
a. Membebani kerja hati
b. Kulit kering bersisik
c.  Pembengkakan hati
d.  Iritasi kulit

D.   Pada Remaja

 Kelebihan Vitamin A
a.Sakit pada tulang
b.Pada wanita menstruasi bisa berhenti
c. Warna kulit akan terlihat kekuningan
d. Pusing-pusing dan pingsan
E. Pada Dewasa

 Kelebihan Vitamin A
a  Pusing-pusing dan pingsan
b. Sakit pada tulang
c. Pada wanita menstruasi bisa berhenti
d. Warna kulit akan terlihat kekuningan
e. Tidak ada nafsu makan

3. Siklus biogeokimia yang terjadi di alam dapat berupa silkus air, siklus oksign dan karbondioksida
(karbon), siklus nitrogen, dan siklus materi (mineral) yang berupa unsur-unsur hara.

1.  Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara biosfer,
geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama
yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah:
a. Atmosfer
b.Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati organik seperti soil
karbon (karbon  tanah)
c. Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau nonhayati
d. Sedimen, meliputi bahan baker fosil Pertukaran karbon antara reservoir terjadi karena proses
kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam. Karbon di Atmosfer Kandungan
karbon terbesar yang terdapat diatmosfer bumi adalah gas karbondioksida (CO2) sebesar 0.03%.
Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di
atmosfer, namun gas ini memiliki peran penting dalam menyokong kehidupan gas-gas lain yang
mengandung karbon di atmosfer semakin bertambah selama beberapa tahun terakhir ini dan
berperan dalam peningkatan pemanasan global. Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan
berbagai cara, antara lain:

1. Melalui proses fotosintesis Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk
mengunbah karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Karbon
pada proses ini akan banyak di serap oleh tumbuhan yang baru saja tumbuh atau pepohonan pada
hutan yang sedang di reboisasi sehingga membutuhkan pertumbuhan yang cepat
2. Melalui sirkulasi termohalin Pada permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih
dingin dan karbondioksida lebih mudah larut dalam air. Karbondioksida yang larut tersebut akan
terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat
menuju ke dalam laut. Di laut bagian atas , pada daerah yang poduktivitasnya tinggi organisme
membentuk cangkang karbonat dengan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini
menyebabkan aliran karbon menuju ke bawah.
3. Melalui pelapukan batu silikat Proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang
siap untuk kembali ke atmosfer seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan batuan silikat tidak
memilki efek yang terlalu besar terhadap karbondioksida pada atmosfer karena ion karbonat pada
atmosfer yang terbentuk terbawa oleh air laut dan selanjutnya akan dipakai untuk membuat
karbonat laut. Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara lain:
4.Melalui respirasi tumbuhan dan binatang Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk
juga penguraian glukosa menjadi karbohidrat   dan air.
5.Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang Jamur dan bakteri menguraikan senyawa
karbon pada tumbuhan dan binatang yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida
jika tersedia aksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen
6.Melalui pembakaran material organik Proses ini berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon
yang terkandung pada material organik menjadi karbondioksida. Pembakaran bahan bakar fosil
seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam
geosfer, sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida di atmosfer semakin bertambah.
7 .Melalui produksi semen Salah satu komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida
dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur yang akan menghasilkan karbon dioksida dalam
jumlah banyak.
8. Melalui erupsi vulkanik Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas
ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon
dioksida yang dilepas ke atmosfer hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari
atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
9. Melalui pemanasan permukaan laut Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat,
karbon dioksida yang larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air. Karbon di Biosfer
Dalam biosfer terdapat sekitar 1900GtC gas karbon dioksida dan oksigen. Karbon adalah bagian
yang penting dalam menunjang kehidupan di bumi, karena karbon berperan dalam strutur
biokimia dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Proses-proses perpindahan karbon di biosfer
sama dengan proses perpindahan karbon di atmosfer, karena semua proses yang terjadi di
atmosfer harus melalui biosfer terlebih dahulu. Karbon di Laut Laut mengandung sekitar 36000
GtC ion karbonat yang merupakan kandungan umum. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon
tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksi yang terjadi pada
air. Pertukaran karbon penting untuk mengontrol pH di laut dan dapat di jadikan sebagai sumber.
Proses pertukaran karbon antara atmosfer dengan lautan diawali dengan pelepasan karbon ke
atmosfer yang terjadi di daerah upwelling (lautan bagian atas), kemudian pada daerah
downwelling (laut bagian bawah), karbon berpindah dari atmosfer kembali ke lautan. Pada saat
CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk dengan reaksi kimia: CO2 + H2O
menghasilkan H2CO3 Reaksi tersebut memiliki sifat dua arah  untuk mencapai suatu
kesetimbangan kimia. Reaksi lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah
pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat menyebabkan perubahan yang besar pada
pH, yaitu H2CO3 H+ HCO3- Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal
daripada persenyawaan unsur lain kecuali hydrogen. Kebanyakan dikenal sebagai zat-zat kimia
organic. Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah mengikat
dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin , tidak hanya dengan ikatan tunggal, C-C,
tetapi juga mengandung ikatan ganda, C=C atau C=C . Di atmosfer terdapat kandungan COZ
sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi
vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh
manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama
akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar
yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer
berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat
yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat
organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat
dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air. Siklus karbon adalah siklus biogeokimia
dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek
astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini
belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan
oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil
carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan
sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar
reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam.
Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut
dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Karbon
dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari
dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada
keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi
karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah
ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca
yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat. Karbon dioksida
dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses
respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon
dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan
dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari
gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas. Karbon dioksida tidak
mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada
temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es
kering. Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan
keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya
atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan
informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk
(sink) karbon dioksida.

2. Siklus Nitrogen
Siklus Nitrogan Beberapa jenis bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar
legume tumbuhan lain, misalnya Marsiella Siklus nitrogen merupakan proses pembentukan dan
penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam. Nitrogen menjadi penyusun utama
protein dan sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan dalam jumlah besar. Nitrogen
diperlukan tumbuhan dalam bentuk terikat (ikatan suatu senyawa dengan unsur lain). Nitrogen
bebas dapat difiksasi (di ikat) di dalam tanah oleh bakteri yang bersifat simbiotik dan dapat
mengikat protein jika bekerjasama dengan akar tumbuhan polong, yang mempunyai bintil akar,
rumpun tropik, dan beberapa jenis gangaang. crenata. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah
yang dapat memikat nitrogen secara langsung, yaitu acetobacter sp yang bersifat aerob dan
clostridium sp. yang bersifat anaerob. Selain itu, terdapat beberapa jenis spesies gangganng biru
yang dapat menambat nitrogen, antara lain nostoc sp. dan anabaena sp. Tumbuhan memperoleh
nitrogen di dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-). Dalam
tanah nitrogen terdapat dalam organik tanah di berbagai tahap pembusukan, namun belum dapat
dimanfaatkan tumbuhan. Nitrogen yang dimanfaatkan tumbuhan biasanya terikat dalam bentuk
ammonium dan (NH4+) ion nitrat (NO3-). Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang
mati dan oleh bakteri. Amonia ini dapat dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan
nitrosococcus menjadi NO2-. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu pseudomonas
denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan ammonia diubah kembali menjadi
nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam
ekosistem. Nitrat sangat mudah larut dalam tanah, sehinga cepat hilang karena proses
pembusukan. Taraf ketersesisaan nitrogen dalam tanah tergantung pada banyaknya bahan
organik, populasi zat-zat renik, dan tingkat pembasuhan tanah oleh air. Dalam keadaan alami
terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yang menentukan penyediaan
nitrogen dalam tanah. Proses pemanenan menyebabkan sejumlah besar nitrogen terikat hilang
akibat tanah mengalami pembasuhan oleh gerak aliran air dan kegiatan jasad renik. Selain itu
nitrogen terikat juga hilang, karena diambil oleh bakteri pengubah nitrat menjadi nitrogen. Hal
ini menyebabkan pertanian intensif sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen. Bakteri
penghasil ion nitrit dan nitrat bersifat autotrof dan aerob, sehingga kehidupannya dipengaruhi
oleh aerosotama, suhu, dan kandungan air dalam tanah. Sementara itu proses perubahan nitrit
menjadi nitrogen bersifa Nitrogen terdapat di alam terutama sebagai dinitrogen, N2 (titik didih
77,3 K). Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat
ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan
beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen
dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia
(NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen
terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu,
terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter
sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp.
(ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk
amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini
akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga
menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan,
nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

3. Siklus Fosfor
Siklus Fosfor Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik
dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat
anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap
di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu
dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik
ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Siklus
fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem.
Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”.
Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali
larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai
berikut. Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk
fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetic
dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan/penguraian mikroba
mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan
mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry
kimia, dan “food additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa
sangat toksik, terutama insektisida organofosfat. 

4.

5. Rancangan peroses pembuatan pakan buatan yang dapat dimanfaatkan untuk ruminansia.

1. Pakan Dalam Bentuk Konsentrat

Pakan ini merupakan pakan ternak sapi yang campurannya paling kompleks
dibandingkan dengan jenis pakan ternak sapi yang lain. Pakan dalam bentuk konsentrat ini
memiliki nutrisi yang sangat tinggi sehingga sapi, domba atau kambing yang diternak sehat
dengan alami. Sebelum saya menjelaskan komposisi dari konsentrat yang biasanya digunakan
sebagai pakan penggemuk sapi, saya akan menjelaskan perbandingan pemberian pakan hijau
dengan konsentrat. Perbandingan pemberian pakan hijau dengan pakan konsentrat adalah 30% :
70%. Bagi rekan-rekan yang belum mengetahui apa itu pakan hijau, pakan hijau adalah pakan
ternak yang berasal dari fermentasi atau amoniasi jerami padi. Nah, di bawah ini adalah
campuran dari konsentrak untuk pakan ternak sapi :

2.Dedak atau Batang Rumbia

Dedak yang dipergunakan untuk bahan konsentrat persentasenya sebesar 70%-75% dari
persentase keseluruhan konsentrat. Pemberian dedak atau bekatul dalam konsentrat merupakan
bagian dari pemberian serat kasar dalam pakan ternak. Penggunaan dedak dalam konsentrat bisa
digantikan dengan bahan lain yang juga tidak kalah baiknya yaitu batang rumbia. Penggunaan
batang rumbia untuk konsentrat dikarenakan batang rumbia memiliki kandungan sagu di
dalamnya. Selain itu batang rumbia memiliki harga yang tidak terlalu mahal jika dibandingkan
dengan dedak.

3.Bungkil Kelapa

Komposisi yang digunakan untuk mencampur bungkil kelapa dengan konsentrat lainnya
sebesar 10-15%. Bungkil kelapa merupakan hasil sisa pemerasan minyak kelapa yang diperoleh
dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Bungkil kelapa ini berfungsi sebagai
protein.

4.Jagung Giling

Komposisi jagung giling memiliki fungsi sebagai lemak kasar yang tidak terdapat pada
dedak atau batang rumbia. Besaran komposisi yang digunakan untuk mencampur jagung giling
ke dalam konsentrat sebesar 8%-10%.

5.Tepung Tulang

Komposisi yang digunakan untuk pencampuran konsentrat sebesar 2%-5%. Tepung


tulang ini berfungsi sebagai kalsium dan juga penambah protein.

6.Pakan Hijau

Yang dimaksud dengan pakan hijau adalah pakan yang berasal dan berbahan dasar dari
jerami padi. Metode pembuatan pakan hijau ini ada beberapa cara namun dalam artikel ini yang
akan disinggung hanya 2 metode saja, yaitu :

7.Pakan Ternak Fermentasi Jerami

Cara pembuatan pakan ternak ini benar-benar mirip dengan pembuatan tape. Ya, jerami
padi yang digunakan sebagai pakan ternak difermentasikan dengan menggunakan ragi atau
rumen. Cara menyiapkannya adalah dengan :

 Siapkan jerami kemudian tebar ke tempat yang telah disediakan


 Tumpuk Jerami kemudian padatkan dengan cara diinjak-injak
 Lakukan penyiraman hingga jerami basah
 Taburkan starbio diatas tumpukan jerami padi yang sudah basah hingga merata jika
anda menggunakan remi yang ditambah air sesuaikan dengan takarannya terlebih
dahulu baru disiramkan ke atas tumpukan jerami.
 Lakukan proses yang sama hingga jerami habis.
 Tutup tumpukan jerami dengan menggunakan plastik atau terpal
 Langkah selanjutnya diamkan selama 2-3 minggu
 Setelah 2-3 minggu didiamkan, angin-anginkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
 Pakan Ternak Straw Mix

Anda mungkin juga menyukai