Anda di halaman 1dari 2

BAB X

LABA ANTARA INDUK DAN ANAK PERUSAHAAN


ATAS PENJUALAN BARANG DAGANGAN

1. Transaksi Jual-Beli Antara Induk dan Anak Perusahaan


Menurut Beams (2003), adanya setiap transaksi jual beli yang dilakukan pada
pembukuan mereka secara terpisah secara otomatis akan diakui. Dalam kepentingan
penyusunan laporan keuangan konsoidasi, minority interest dari induk dan anak
perusahaan dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan sehingga seluruh
transaksi yang ada diantara mereka harus dihapuskan.

2. Transaksi Penjualan Induk Terhadap Anak Perusahaan (Downstrem) Dan Penjualan


Anak Terhadap Induk Perusahaan (Upstream)
Sering kali suatu perusahaan afiliasi melakukan transaksi jual beli diantara
mereka, jadi induk perusahaan dapat bertindak sebagai penjual sekaligus pembeli bagi
barang dagangan anak perusahaan, demikian juga sebaliknya. Permasalahan akan timbul
terhadap gross profit yang terkandung dalam transaksi jual beli tersebut. Perlakuan
akuntansi membedakan transaksi jual beli tersebut berdasar pada pihak yang melakukan
transaksi penjualan tersebut. Jika yang melakukan transaksi penjualan adalah induk
perusahaan, maka transaksi tersebut akan disebut dengan downstrem sales, sedangkan
jika yang melakukan penjualan adalah anak perusahaan, maka transaksi tersebut akan
diakui sebagai upstream sales.

UNREALIZED PROFIT BAGI DOWNSTREAM SALES


Sebagaimana telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa downstream sales adalah
kondisi dimana induk perusahaan melakukan transaksi penjualan pada anak perusahaan sehingga
induk perusahaan bertindak sebagai penjual sedangkan anak perusahaan bertindak sebagai
pembeli. Pada bagian ini kita akan membahas perlakuan akuntansi untuk unrealized profit pada
persediaan akhir maupun saat persediaan tersebut terjual pada periode berikutnya.
Proses penjualan dari induk perusahaan kepada anak perusahaan akan disebut dengan
downstream sales, sedangkan penjualan dari anak perusahaan kepada induk perusahaannya
disebut upstream sales. Pada prinsipnya laba/rugi yang timbul sebagai konsenkuensi dari
transaksi penjualan pada perusahaan afiliasi (intercompany sales) hanya dapat diakui setelah
barang tersebut terjual keluar perusahaan terdapat persediaan barang yang belum terjual (di
gudang penjual) keluar perusahaan afiliasi, maka akan menimbulkan unrealized profit, yaitu laba
kotor yang terkandung dalam nilai persediaan pada gudang perusahaan afiliasi. Unrealized profit
ini akan muncul karna untuk kepentingan penyusun laporan keuangan konsilidasi, induk dan
anak perusahaan dipandang sebagai satu bussinis entity saja sehingga unrealized profit ini akan
diproses dengan mengurangi laba bagi perusahaan afiliasi yang bertindak sebagai penjual,
sekaligus mengurangi nilai persediaan akhir barang dagangan bagi perusahaan afiliasi yang
bertindak sebagai pembeli.

Anda mungkin juga menyukai