Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN.

B DENGAN
GANGGUAN ANSIETAS DI RUMAH
SAKIT JIWA KALAWA ATEI
PALANGKARAYA

OLEH:
SEPTYA FLORENSA
(2017.C.09a.0910)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Penyakit
1.1.1 Definisi
Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami perasaan
gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespons
terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Ansietas adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
percaya diri. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Ansietas
dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda
dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang
berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas
untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang
berat tidak sejalan dengan kehidupan.
1.1.2 Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

1.1.3 Etiologi
1. Faktor Presdisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
1. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma – norma
budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua
elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
2. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas
juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan
kehilangan, sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan
harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi, yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa
individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada
ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada
kehidupan selanjutnya.
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam
gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan
kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi
terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
2. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari - hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
1.1.4 Klasifikasi
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami,
dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau
(dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu
yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut
Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kognitif
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal
3) Respons emosional
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas menyendiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu
yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut
Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1) Respon fisik :
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mengertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memerhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respons emosional
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan
perintah. Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai
berikut :
1) Respons fisik
a) Flight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut
h) Lelah
1.1.5 Manisfestasi Klinis
Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas),
antara lain sebagai berikut:
1. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
1.1.6 Pohon Masalah/Pathway

Risiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan

Gangguan perilaku : kecemasan Core Problem

Koping individu tak efektif

Stressor
1.1.7 Komplikasi
1. Depresi
2. Somatoform
3. Skizofrenia Hibefrenik
4. Skizofrenia Simple
1.1.8 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu
metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik),
psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada
uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
1) Makan makan yang bergizi dan seimbang.
2) Tidur yang cukup.
3) Cukup olahraga.
4) Tidak merokok.
5) Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-
obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai
bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re-
konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu
menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat
dijadikan sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang
merupakan stressor psikososial.
1.1.9 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang ansietas yaitu:
1. Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi
paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
2. Uji psikologis
BAB 2
ASKEP TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.1.1 Pengkajian
1. Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan ansietas yaitu:
1. Identitas Klien
1) Initial : Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita daripada laki-laki,
karena wanita lebih mudah stress dibanding pria.
2) Umur : Toddler-lansia
3) Pekerjaan: Pekerajaan yang mempunyai tingkat stressor yang besar.
4) Pendidikan: Orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah
lebih rentan mengalami ansietas
2. Alasan Masuk
Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit.
3. Faktor Predisposisi
1) Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian : id dan superego.
2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasan takut
terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
4) Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas biasanya
terjadi dalam kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara
gangguan ansietas dengan depresi
4. Fisik
Tanda Vital:
TD : Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai pingsan.
N : Menurun
S : Normal (36˚C - 37,5˚C ), ada juga yang mengalami hipotermi
tergantung respon individu dalam menangania ansietasnya
P : Pernafasan , nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa tercekik
terengah- engah
1) Ukur : TB dan BB: normal (tergantung pada klien)
2) Keluhan Fisik : refleks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia,
tremor, kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan lambat,
kaki goyah.
Selain itu juga dapat dikaji tentang repon fisiologis terhadap ansietas: B1
: Nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, nafas dangkal
pembengkakan pada tenggorokan, terengah-engah.
B2 : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin
pingsan, pingsan, TD ↓, denyut nadi ↓.
B3 : Refleks ↑, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor,
rigiditas, gelisah, wajah tegang.
B4 : Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih.
B5 : Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada
abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati.
B6 : Lemah.
5. Psikososial:
Konsep diri:
1) Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah,
keringat berlebihan.
2) Identitas : gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta terjadi
pada seseorang yang bekerja dengan sressor yang berat.
3) Peran : menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok /
masyarakat.
4) Ideal diri : berkurangnya toleransi terhadap stress, dan kecenderungan
ke arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.
5) Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan yang
tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
Hubungan Sosial:
1) Orang yang berarti: keluarga
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: kurang berperan
dalam kegiaran kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga / kelompok / masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: +
Spiritual:
1) Nilai dan keyakinan
2) Kegiatan ibadah
6. Status Mental:
1) Penampilan : pada orang yang mengalami ansietas berat dan panik
biasanya penampilannya tidak rapi.
2) Pembicaraan : bicara cepat dan banyak, gagap dan kadang-kadang
keras.
3) Aktivitas motorik : lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan tremor.
4) Alam perasaan : sedih, putus asa, ketakutan dan khawatir.
5) Afek : labil
6) Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, mudah tersingung dan
mudah curiga, kontak mata kurang.
7) Persepsi : berhalusinasi, lapang persepsi sangat sempit dan tidak
mampu menyelesaikan masalah.
8) Proses pikir : persevarsi
9) Isi pikir : obsesi, phobia dan depersonalisasi
10) Tingkat kesadaran : bingung dan tidak bisa berorietansi terhadap
waktu, tempat dan orang (ansietas berat)
11) Memori : pada klien yang mengalami OCD (Obsessive Compulsif
Disorder) akan terjadi gangguan daya ingat saat ini bahkan sampai
gangguan daya ingat jangka pendek.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung : tidak mampu berkonsentrasi
13) Kemampuan penilaian : gangguan kemampuan penilaian ringan
14) Daya titik diri : menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan
orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
1) Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan makanan,
keamanan, tempat tinggal, dan perawatan.
2) Kegiatan hidup sehari-hari:
3) Kurang mandiri tergantung tingkat ansietas
4) Perawatan diri
5) Nutrisi
6) Tidur
8. Mekanisme Koping
Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif (ansietas sedang, berat dan
panik). Individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk
mencoba mengatasinya, ketidakmampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis.
Ansietas ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar,
sedangkan ansietas berat dan sedang menimbulkan 2 jenis mekanisme
koping :
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi stres
secara realistis
2) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relative
pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi
realitas, mekanisme ini dapat menjadi repon maladaptif terhadap stres.
9. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1) Masalah dengan dukungan kelompok: klien kurang berperan dalam
kegiatan kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat.
2) Masalah berhubungan dengan lingkungan: lingkungan dengan tingkat
stressor yang tinggi akan memicu timbulnya ansietas.
3) Masalah dengan pendidikan: seseorang yang pernah gagal dalam
menempuh pendidikan, tidak ada biaya untuk melanjutkan jenjang
pendidikan berikutnya.
4) Masalah dengan pekerjaan: mengalami PHK, target kerja tidak
tercapai.
5) Masalah dengan perumahan: pasien kehilangan tempat tinggalnya
karena bencana alam, pengusuran dan kebakaran.
6) Masalah ekonomi: pasien tidak mempunyai kemampuan finansial
dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan keluarganya.
7) Masalah dengan pelayanan kesehatan: kurang percaya dengan petugas
kesehatan.
10. Pengetahuan Kurang
Pasien kurang mempunyai pengetahuan tentang faktor presipitasi, koping,
obat-obatan, dan masalah lain tentang ansietas.
11. Aspek medik
Diagnosa Medik:
1) Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap dua
atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini
menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability
to relax)
2) Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
Ketegangan Motorik:
a) Kedutan otot atau rasa gemetar
b) Otot tegang/kaku/pegel linu
c) Tidak bisa diam
d) Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik:
a) Nafas pendek/ terasa berat
b) Jantung berdebar-debar
c) Telapak tangan basah dingin
d) Mulut kering
e) Kepala pusing/rasa melayang
f) Mual, mencret, perut tidak enak
g) Muka panas/ badan menggigil
h) Buang air kecil lebih sering
i) Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan Berkurang
a) Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
b) Mudah terkejut/kaget
c) Sulit konsentrasi pikiran
d) Sukar tidur
e) Mudah tersinggung
3) Hendaknya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam
gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan social, dan
melakukan kegiatan rutin.
2.1.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas
Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji
Ansietas DS:
1. Pasien menganggap dirinya
mudah gelisah dan tidak
berdaya
2. Pasien mengatakan takut dan
cemas
3. Pasien mengatakan susah tidur
DO:
1. Pasien terlihat sering melamun
dan murung
2. Pasien cenderung menyalahkan
orang lain

2.1.3 Intervensi Keperawatan


1. Ansietas
TUM : Klien dapat mengurangi dan mengontrol kecemasannya.
TUK : Klien mengenal cara- cara untuk mengurangi kecemasannya

Intervensi Rasional
1. Monitor intensitas kecemasan Dengan memonitor tingkat ansietas
pasien kita bisa menentukan seberapa
tingkat ansietas pasien dan seberapa
bahaya ansietas tersebut.
2. Tetap bersama klien ketika Keselamatan klien merupakan suatu
tingkat ansietasnya tinggi (berat prioritas. Klien yang sangat cemas tidak
atau panik) boleh ditinggal sendiri karna rasa
cemasnya akan meningkat.
3. Pindahkan klien ke tempat yang Kemampuan klien untuk menghadapi
tenang dengan stimulus minimal stimulus yang berlebihan terganggu.
atau sedikit. Penggunaan ruangan Perilaku cemas dapat meningkat akibat
kecil atau area siklusi dapat stimulus eksternal. Ruangan yang lebih
diindikasikan kecil dapat meningkatkan rasa aman
klien. Semakin besar are, klien akan
semakin tersesat dan panik.
4. Tetap tenang dalam menghadapi Klien akan merasa lebih aman jika
klien. perawat tenang dan jika klien merasa
bahwa perawat dapat mengendalikan
situasi.
5. Gunakan pernyataan yang Kemampuan klien untuk menghadapi
singkat, sederhana, dan jelas. abstraksi atau kompleksitas terganggu.
6. Sadari perasaan dan tingkat Ansietas dikomunikasikan secara
ketidaknyamanan atau ansietas interpersonal. Bersama klien yang cemas
perawat sendiri. dapat meningkatkan tingkat ansietas
perawat sendiri.
7. Dorong partisipasi klien dalam Latihan relaksasi merupakan cara yang
latihan relaksasi. Latihan ini efektif dan nonkimiawi untuk
dapat mencakup bernapas dalam, mengurangi ansietas.
relaksasi otot progresif, medikasi,
imajinasi terbimbing, dan pergi
ke tempat yang tenang dan damai
(untuk jiwa).

2.1.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
2.1.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi ini harus dilakukan terus menerus pada respons
ansietas pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Hal-hal
yang perlu dievaluasi meliputi :
1. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau system diri pasien berkurang
dalam sifat, jumlah asal atau waktunya?
2. Apakah perilaku pasien mencerminkan ansietas tingkat ringan atau tingkat
yang lebih berat?
3. Apakah sumber koping pasien telah dikaji dan dikerahkan dengan adekuat?
4. Apakah pasien mengenali ansietasnya sendiri dan mempunyai pandangan
terhadap perasaan tersebut?
5. Apakah pasien menggunakan respon koping adaptif?
6. Sudahkan pasien belajar strategi adaptif baru untuk mengurangi kecemasan?
7. Apakah pasien menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perubahan personal?

DAFTAR PUSTAKA
Direja Surya, Herman Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
Erna Cahyani.2016. Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Ansietas.
(Online. Available) From: https://www.scribd.com/document/320503011/LP-SP-
Ansietas , Diakses pada Kamis, 1 September 2016 pukul 16.00
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC
Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi.Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Ruang rawat: RSJ Kalawa Atei Tanggal dirawat:

I. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Nn.B (P) Tanggal pengkajian :
Umur : 28 Tahun RM No :
Informan : Nn.B

II. ALASAN MASUK


Menurut orang tua pasien sejak didiagnosa kanker dan akan dilakukan
pengangkatan payudara pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau memulai
pembicaraan dan bila menjawab hanya seperlunya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:  berhasil  kurang berhasil  tidak
berhasil
3.
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan 1, 2, 3 :
1. Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu
2. Tidak ada pengobatan sebelum nya
3. Pasien tidak pernah mengalami hal tersebut
sebelumnya
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:  ya tidak


Hubungan keluarga: tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Gejala : tidak ada
Riwayat pengobatan/perawatan: tidak ada pengobatan
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

5. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan: Tidak ada


MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 130/90 mmHg HR : 90 x/m RR : /m S : ˚C
2. Ukur : TB : cm BB : kg
3. Keluhan fisik :  Ya Tidak
Jelaskan 1, 2, 3 :
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (terlampir)
GENOGRAM :

Keterangan :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
= Tinggal Serumah
= Garis Keturunan
= Meninggal
Jelaskan : Menurut orang tua, pasien tinggal bersama orangtuanya
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : menurut orang tuanya saat didiagnosa penyakit
kanker dan pengangkatan pada payudaranya pasien menjadi murung dan
pendiam
b. Identitas : menurut orang tuanya pasien merupakan anak yang
ceria
c. Peran : menurut orang tuanya pasien mengatakan dia seorang
pekerja keras
d. Ideal diri : menurut orang tuanya pasien ingin cepat sembuh dan
bisa pulang kerumah
e. Harga diri : menurut orang tua pasien sejak didiagnosa kanker
dan pengangkatan payudara pasien menjadi pendiam, murung dan tidak
mau memulai pembicaraan dan hanya menjawab seperlunya saja dan
pasien juga sering menangis pada malam hari
MASALAH KEPERAWATAN : Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah Situasional

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : orang yang berarti bagi pasien adalah orang tuanya
yaitu Ayah dan Ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Pasien tidak
mengikuti aktivitas diruangan RSJ
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien tidak mau
memulai pembicaraan dan pasien tampak pendiam
MASALAH KEPERAWATAN : Kerusakan Interaksi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
b. Kegiatan ibadah :
MASALAH KEPERAWATAN : -

VI STATUS MENTAL
1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian


 Cara berpakaian tidak sesuai? tidak seperti biasanya?
Jelaskan : Pasien Mampu Menggunakan Pakaian Seperti Biasanya Dengan
Baik
MASALAH KEPERAWATAN : -
2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren


Apatis Lambat Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Karna pasien tidak mau memulai pembicaraan dan bila menjawab
hanya seperlunya saja
MASALAH KEPERAWATAN : Kerusakan Komunikasi

3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang  Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Pasien selalu bertanya tentang penyakitnya


MASALAH KEPERAWATAN : -

4. Alam perasaaan
Sedih ketakutan putus asa  Khawatir
gembira berlebihan
Jelaskan : Karna pasien akan dilakukan operasi pengangkatan payudara
disebelah kiri karena penyakit kanker
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

5. Afek
Adekuat Datar  Tumpul     Labil       Tidak sesuai
Jelaskan : -
MASALAH KEPERAWATAN : -

6. lnteraksi selama wawancara


bermusuhan  Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan : -
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

7. Persepsi
     Pendengaran Penglihatan Perabaan Derealisasi

Pengecapan Penghidu Depersonalisasi


Jelaskan :
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

8. Proses Pikir
sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking bicara cepat/logorea



pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan :
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia pesimisme
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Agama Somatikk Kebesaran Curiga
Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol-pikir
Jelaskan :
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

10. Tingkat kesadaran


Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi :
Waktu Tempat Disorientasi Orang
Jelaskan :
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan : -
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : -
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : -
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak Ada

14. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : -
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1) Kemampuan pasien memenuhi/menyediakan kebutuhan :


Ya / Tidak

Makanan ✓

Keamanan

Tempat tinggal perawat kesehatan

Pakaian

Transportasi

Uang

JELASKAN : pasien mampu memenuhi kebutuhannya
MASALAH KEPERAWATAN :

2) Kegiatan hidup sehari- hari


a. Perawatan diri
Bantuan minimal bantuan
total
Mandi 
BAK/BAB 
Kebersihan 
Ganti pakaian 
Makan 
JELASKAN : klien dibantu sebagian
MASALAH KEPERAWATAN :

b. Nutrisi :
 Apakah anda puas engan pola makan anda ?
 Apakah anda memisahkan diri ?
Jika ya jelaskan alasan nya:
 Frekuensi makan per hari : kali
 Frekuensi kudapan perhari : kali
 Nafsu makan
 BB :
 Diet khusus
JELASKAN
MASALAH KEPERAWATAN
c. Tidur :
 Apakah ada masalah ? tidak
 apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? ya
 apakah ada kebiasaan tidur siang ?
 apa yang menolong anda untuk tidur ?
 waktu tidur malam, jam :Waktu bangun, jam
 beri tanda benar sesuai dengan keadaan pasien :
sulit untuk tidur : terbangun saat tidur :
bangun terlalu pagi : gelisah saat tidur :
somnabulisme : berbicara dalam tidur :

JELASKAN: pasien dapat tidur tenang


MASALAH KEPERAWATAN: tidak ada
3) Kemampuan pasien dalam :
 Mengantisipasi kebutuhan sendiri
 Membuat keputusan berdasarkan keiinginan sendiri
 Mengatur penggunaan obat
 Melakuka pemeriksaan kesehatan (follow up)
JELASKAN:
MASALAH KEPERAWATAN: tidak ada
4) Pasien memiliki sistem pendukung :
Keluarga
Profesional/ terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
JELASKAN: pasien sering menyendiri
MASALAH KEPERAWATAN:
5) Apakah pasien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau
hobi :
JELASKAN:
MASALAH KEPERAWATAN:

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya : Lainnya :

Jelaskan :
MASALAH KEPERAWATAN :

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik:

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik:

Masalah dengan pendidikan, spesifik:

Masalah dengan pekerjaan, spesifik :

Masalah dengan perumahan, spesifik :

Masalah ekonomi, spesifik :

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :

Masalah lainnya, spesifik :


JELASKAN :
MASALAH KEPERAWATAN :
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Penyakit jiwa System pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping obat-obatan
Lainnya : Kurang informasi tentang penyakitnya
Jelaskan : Pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu bertanya
tentang penyakitnya dan bagaimana operasi pengangkatan payudara tersebut
MASALAH KEPERAWATAN : Ansietas

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik :
Terapi :

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional


2. Kerusakan Interaksi Sosial
3. Kerusakan Komunikasi
4. Ansietas
XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

XIV. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Efek)

Gangguan perilaku: Kecemasan (Problem)

Koping individu tidak efektif (Causa)

Khawatir akan penyakit yang dideritanya

Palangka Raya, 06 Mei 2020


Mahasiswa

Septya Florensa
ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. DS :
- Menurut orang tuanya pasien adalah anak yang ceria tetapi sejak Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
didiagnosa kanker dan pengangkatan payudara disebelah kiri pasien Rendah Situasional
menjadi murung dan pendiam
DO :
- Pasien tampak murung
- Pasien tampak sering menangis
- Pasien tampak tidak mau makan
2 DS : -
Kerusakan Interaksi Sosial
DO :
- Pasien tampak kurang kooperatif
- Pasien tampak tidak mau ikut aktivitas diruangan
- Pasien tampak menyendiri
DS :
3 - Menurut orang tuanya pasien tidak mau memulai pembicaraan dan hanya
menjawab seperlunya saja Kerusakan Komunikas
DO :
- Pasien tampak pendiam
- Pasien tampak menyendiri
4 DS :
- Pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu bertanya tentang
penyakitnya dan bagaimana operasi pengangkatan payudara tersebut Ansietas
DO :
- Pasien tampak khawatir
- Pasien sering gelisah
- Pasien tampak selalu fokus pada pertanyaan tentang penyakitnya
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN ANSIETAS
Nama klien : Nn.B Diagnosis Medis :
No. CM : Ruangan : RSJ Kalawa Atei
No Diagnosa keperawatan Perencanaan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
1 Ansietas berhubungan TUM : Setelah dilakukan TUK 1: Bina hubungan saling percaya dengan
dengan kurang terpapar 1. Klien dapat mengurangi dan tindakan keperawatan mengungkapkan prinsip hubungan therapeutik
informasi mengontrol tingkat kecemasannya pasien mampu: 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
2. Klien dapat membina hubungan 1. Membina hubungan non verbal
terapeutik dengan perawat saling percaya 2. Perkenalkan diri dengan sopan
2. Dapat mengenal cara- 3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
TUK : cara untuk panggilan yang disukai klien
1. Klien dapat membina hubungan mengurangi tingkat 4. Jelaskan tujuan pertemuan
saling percaya kecemasannya 5. Jujur dan menepati janji
2. Klien dapat mengenal cara-cara untuk 3. Mampu melakukan 6. Selalu kontak mata selama interaksi
mengurangi tingkat kecemasannya teknik relaksasi untuk 7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian
3. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan rasa pada klien
meningkatkan rasa percaya diri percaya dirinya TUK 2: Pasien dapat mengenal cara-cara untuk
4. Klien mampu mendapatkan 4. Mampu mengerti mengurangi tingkat kecemasannya
kecukupan informasi yang kognitif dengan informasi 1. Bantu klien untuk
yang diberikan mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
2. Bantu pasien menjelaskan situasi
yang menimbulkan kecemasannya
3. Bantu pasien mengenal penyebab
ansietas
4. Bantu pasien menyadari perilaku
akibat ansietas
TUK 3 : Ajarkan klien teknik relaksasi untuk
meningkatkan rasa percaya diri
1. Melakukan pengalihan situasi
terhadap klien
2. Melakukan latihan relaksasi
dengan tarik napas dalam dan mengendurkan
otot-otot
3. Libatkan keluarga dalam
perawatan klien
TUK 4 : Klien mampu mendapatkan kecukupan
informasi yang kognitif
1. Bantu klien dengan menjelaskan
pengetahuan tentang penyakitnya
2. Bantu klien dengan menunjukan perilaku
sesuai dengan pengetahuannya
3. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
FORMAT

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : ........................................................ Nama Mahasiswa : ......................................................

Status interaksi perawat – kien : ........................................................ Tanggal : ......................................................

Lingkungan : ........................................................ Jam : ......................................................

Deskripsi Klien : ........................................................ Bangsal : ......................................................

Tujuan (Berorientasi pada klien) : .......................................................

ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA


KOMUNIKASI VERBAL KAMUNIKASI NON VERBAL RASIONAL
PERAWAT KLIEN

P: ............................................ P: ........................................... ................................................ ................................................ ...............................

K: .......................................... K: .......................................... ................................................. ................................................. ...............................

P: ............................................ P: ............................................ ................................................. ................................................. ...............................


K: .......................................... K: .......................................... ................................................. ................................................ ...............................

. .

P: ............................................ P: ............................................ ................................................ ................................................ ...............................

K: .......................................... K: .......................................... ................................................. ................................................. ...............................

. .

P: ............................................ P: ............................................ ................................................ ................................................ ...............................

K: .......................................... K: .......................................... ................................................. ................................................. ...............................

Kesan
Perawat : .............................................................................................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................................................................................................
................
FORMAT

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

A. PROSES KEPERAWATAN.
1. Kondisi Klien: Menurut orang tua pasien sejak didiagnosa kanker dan akan dilakukan
pengangkatan payudara pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau memulai
pembicaraan dan bila menjawab hanya seperlunya saja
2. Diagnosa Keperawatan.
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenal cara-cara untuk mengurangi tingkat kecemasannya
3. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan rasa percaya diri
4. Klien mampu mendapatkan kecukupan informasi yang kognitif
4. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
2) Pasien dapat mengenal cara-cara untuk mengurangi tingkat kecemasannya
3) Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan rasa percaya diri
4) Klien mampu mendapatkan kecukupan informasi yang kognitif

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. FASE ORIENTASI
(SP-1)
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi ibu, saya perawat yang akan merawat ibu pagi ini
hingga siang nanti. Perkenalkan saya suster Septya Florensa,
senang dipanggil Septya. Nama ibu siapa? senang di panggil
apa?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhannya saat ini ?
3. Kontrak
Topik : bercakap-cakap tentang hal kegiatan yang bisa dilakukan oleh ibu untuk
membina hubungan saling percaya ?
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang tamu

b. FASE KERJA
Apa yang ibu rasakan selama disini? Apakah ibu merasa khawatir dan tidak bisa tidur?
Coba ibu ceritakan tentang perasaan dan yang ibu sedang pikirkan? Apa yang terjadi
sehingga membuat ibu merasa khawatir? Oh, jadi ibu khawatir akan tindakan operasi
pengangkatan payudara karna penyakit kanker ? Bagaimana, kalau kita berbicara
sedikit tentang penyakit ibu? Setelah itu kita coba untuk mengurangi tingkat
kecemasan ibu”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana
kalau 30 menit ? ” Ibu, selama ini jika mengalami rasa cemas dan gelisah, apa yang
ibu lakukan ? “Baik lah bu, Bagaimana sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu
dengan menarik napas dalam bu dan mengendurkan otot-otot agar kecemasan yang
ibu rasakan berkurang.”. “Bagaimana kalau kita latihan sekarang ya bu, ibu perhatikan
saya lalu ibu ikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu, pertama-tama ibu
tarik nafas secara perlahan-lahan setelah itu hembuskan melalui mulut. Nah, sekarang
coba ibu praktikan. Wah bagus sekali, nah sekarang coba ibu relaks dan santai agar
otot-otot ibu tidak tegang. Wah bagus sekali bu”
” Nah, sekarang bu, apa ibu tau tentang penyakit ibu? Ya baik bu, sebenarnya tindakan
operasi sangat bagus dilakukan agar ibu sembuh dari penyakit tersebut asal ibu
mengikuti pengobatan dan terapi yang dilakukan, apa ibu sekarang mengerti dan apa
ibu sudah tidak cemas lagi? “ Baiklah ibu, jika ibu merasa cemas dan khawatir ibu
bisa melakukan teknik yang telah saya ajarkan ya bu”

c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi Subyektif (Klien)
Bagaimana perasaan ibu setelah kita lakukan tindakan tadi ?
- Evaluasi Obyektif (Perawat)
Pasien tampak dapat melakukan hubungan saling percaya
2. Rencana Tindak Lanjut
Melanjutkan ke SP 2
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Melanjutkan kegiatan yang akan dilatih seperti teknik relaksasi
Waktu : 30 menit
Tempat : Di halaman rumah
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama :Nn.B Ruang : RSJ Kalawa Atei

No Tanggal & jam Implementasi keperawatan Evaluasi


1. 06 Mei 2020 & 1. Bina hubungan saling S:
jam 09.00 percaya - Klien menjawab salam
WIB 2. Klien dapat mengenal dan mengatakan
cara-cara untuk selamat
mengurangi tingkat pagi,menyebutkan
kecemasannya nama dan alamat
3. Ajarkan klien teknik O:
relaksasi untuk - Klien mau duduk
meningkatkan rasa berdampingan dengan
percaya diri perawat
4. Klien mampu - Klien mau
mendapatkan mengutarakan
kecukupan informasi masalahnya
yang kognitif - Pasien mampu
melakukakan kegiatan
yang sudah
direncanakan
- Pasien terlihat
kooperatif
- Pasien mampu
melakukan perintah
dengan baik
A : SP 1 tercapai
P : Lanjutkan SP 2
adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai