Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PULAU PISANG
Jl. Raya Labuhan Pekon Labuhan Kec.Pulau Pisang Kab.Pesisir Barat
Email:pkmpulaupisang@gmail.com No. HP 082289934504
Kode Pos 34874

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO


KLINIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan di
Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan
medis. Resiko klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal-hal yang merugikan pasien terkait dengan atau sebagai dampak
asuhan klinis yang diberikan kepadanya. Manajemen resiko merupakan hal yang
rutin dilakukan untuk meminimalkan resiko terjadinya tuntutan hukum.
Keberhasilan program manajemen resiko tergantung pada sistem pembuatan
dan monitoring keselamatan yang dirancang untuk mengurangi resiko dan
meningkatkan kinerja sumber daya manusia.

Manajemen resiko klinis merupakan perilaku dan intervensi proaktif untuk


mengurangi cidera dan kehilangan. Intervensi proaktif dilakukan melalui program-
program yang dirancang untuk mencegah, mengendalikan, dan membuat sedikit
mungkin keterbukaan pasien terhadap resiko klinis. Sedangkan intervensi reaktif
dilakukan melalui proses sistematis dengan melakukan identifikasi, evaluasi, dan
penanganan resiko klinis jika sudah terjadi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a) Meminimalkan terjadinya medical error, adverse effect dan harms pada
pasien (membuat pasien lebih aman)
b) Memberikan panduan sistem manajemen risiko yang baku dan berlaku
di Puskesmas
c) Memastikan sistem manajemen resiko berjalan dengan baik agar proses
identifikasi, analisa, dan pengelolaan resiko ini dapat memberikan
manfaat bagi keselamatan pasien dan peningkatan mutu Puskesmas
secara keseluruhan.

2. Tujuan Khusus
a) Membuat sekecil mungkin cidera yang tidak diinginkan
b) Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan
c) Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan staf
d) Meminimumkan resiko finansial dengan manajemen yang lebih baik
e) Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sebaik-baiknya
sumber daya yang ada
f) Meningkatkan kepercayaan publik bahwa dengan program manajemen
resiko klinis yang baik, keamanan menjadi lebih terjamin.
BAB II
RUANG LINGKUP

Sasaran dari manajemen resiko klinis adalah:


1. Puskesmas
2. Jejaring (Bidan desa)
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tahapan Manajemen Resiko Klinis


1. Identifikasi resiko: keluhan pasien, klaim, laporan insiden, audit klinis
2. Pembahasan: Tim manajemen medik, koordinator pemegang program
3. Kesimpulan: RCA (root cause analysis) : tipe medical error, sumber medical
error, FMEA (failure mode an effect anlysis): perbaikan prosedur, kebijakan,
peraturan dll
4. Tindak lanjut

B. Laporan Insiden
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang
direncanakan atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak
keselamatan pasien (patient safety)
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada
keadaan beresiko
3. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang berpotensi menghadapkan
Puskesmas pada tuntutan hukum
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi
termasuk juga kejadian yang potensial menyebabkan cedera
5. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk
mengeliminasi atau menurunkan resiko
6. Pelaporan masalah/ kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran
dan resiko ketersediaan keuangan, peralatan maupun supplies.

C. Sumber Laporan Medik


Yang dapat menjadi sumber laporan medik yaitu:
1. Manusia
 Kelelahan
 Kurang terlatih
 Komunikasi yang buruk
 Kekuasaan/pengendalian
 Keterbatasan waktu
 Poor judgement
 Keragu-raguan
 Logic error
 Over confidence

2. Organisasi
 Rancang bangun kerja
 Perencanaan kebijakan
 Administrasi/pembiayaan
 Insentif/Disinsentif/Kepemimpinan
 Manajemen Suplai
 Supervisi/umpan balik
 Ketidakjelasan tugas
 Salah menempatkan personil

3. Teknikal
 Poor automation
 Peralatan yang buruk
 Keterbatasan peralatan
 Tidak memiliki decission support
 Kompleksitas
 Kurang integrasi
 Terlalu banyak informasi
 Tidak menggunakan ceklis

D. Tipe Medical Error


Macam-macam kekeliruan yang dapat terjadi, yaitu:
1. Kekeliruan Konsep
 Wrong concept of disease
 Wrong concept of treatment

2. Kekeliruan Diagnostik
 Misdiagnosis
 Late diagnosis
 Gagal melakukan prosedur diagnosis
 Menggunakan prosedur yang usang
 Gagal melakukan pemantauan dan follow up
 Hasil pemeriksaan penunjang

3. Kekeliruan Terapi
 Error melakukan tindakan medik
 Error melakukan terapi
 Error menetapkan dosis
 Error menetapkan jenis obat
 Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostik
sudah jelas
 Melakukan tindakan medik yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
 Teknik yang keliru

4. Kekeliruan Pencegahan
 Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
 Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi

5. Lainnya
 Gagal dalam berkomunikasi (komunikasi dengan pasien dan
komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya)
 Equipment failure
 Kegagalan sistem lainnya
BAB IV
PENUTUP

Demikian panduan manajemen risiko klinis ini disusun agar dapat menjadi acuan dalam
penyelenggaraan manajemen risiko klinis di Puskesmas Rawat jalan PulaU Pisang.

Pulau Pisang, Januari 2019


Ketua Mutu
Penanggung Jawab UKP

Yuli Setiawan, AM.d, Kep


dr. Anggy Albernande NIP. 19870720 101403 1 004
NIP. 19331122 201903 1 008

Mengetahui,
Kepala UPT. Puskesmas Pulau Pisang

Mulyadi, SKM. M. Kes


NIP. 19721002 199101 1 001

Anda mungkin juga menyukai