Anda di halaman 1dari 4

Konsep Tilawah, At-Talim, dan At-Tazkiah (QS Al-Baqarah (2) ayat

151, Ali Imran ayat 164, Al-Jumu'ah ayat 2) (Kelompok 9)


 
Konsep al- Tilawah, al-Ta’lim dan al-Tazkiyah

1. Konsep At-Tilawah
a. Defenisi Tilawah
tilawah . secara bahasa artinya  tabi’a – mutaba’ah = mengikuti..Tilawah itu  khusus dalam mengikuti kitab – kitab Allah, kadang dengan mengikuti
bacaannya (dengan memperhatikan isinya) dan kadang dengan mengikuti perintah, larangan, rangsangan, ancaman atau sesuatu yang dibayangkannya.
Selanjutnya Al-Raghib menyebutkan, bahwa Tilawah lebih khusus dari Qiraah, setiap tilawah adalah qiraah, dan tidak setiap qiraah adalah  tilawah.

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa tilaawah al qur’an (membaca al qur’an) ada 2 macam :
- Tilaawah hukmiyyah, yaitu membenarkan segala khabar dari Al Qur’an dan melakukan segala ketetapan hukumnya dengan cara melaksanakan
perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
- Tilaawah lafzhiyyah, yaitu membacanya (zhohir ayatnya-ed). Telah banyak dalil-dalil yang menerangkan keutamaannya, baik keseluruhan Al Qur’an, atau
surat tertentu atau ayat tertentu.
b.Landasan Dalam Al-Qur`an

‫كُمْرْسَلْنَا كَمَا‬
َ‫يَتْلُومِنْكُمْرَسُولًافِي أ‬
ْ‫يَاتِنَعَالَيْكُم‬ْ‫كُمُيُزَكِّي آكُم‬
َ‫بَيُعَلِّمُ و‬
َ‫وَالْحِ اكْمَلْةَكِتَا و‬
   ْ‫تَعْلَمُونَتَكُونُوا لَمْ موََايُعَلِّمُكُم‬     

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni’mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang
belum kamu ketahui.” (QS : Al Baqarah [2] : 151).

Makna dari ayat ini mereka yang bertilawah Al Qur’an secara benar adalah dengan ittiba’/mengikutinya. Ibnul Qoyyim Rohimahullahmengatakan
setelah memaparkan tilawah ada dua yakni tilawah lafdziyah dan tilawah makna,“Intinya tilawah yang hakiki adalah tilawah/membaca makna dari ayat-ayat
Allah, ittiba’/mengikutinya, membenarkan semua beritanya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, mematuhinya seluruh tuntunannya”.
Kemudian Beliau Rohimahullahmengatakan ,“Tilawah makna kedudukannya lebih mulia dari pada sekedar tilawah lafdziyah dan orang yang mengerjakannya
adalah orang yang dikatakan sebagai ahli Al Qur’an yang teruntuk bagi mereka pujian di dunia dan akhirat.Sesungguhnya mereka itulah yang dikatakan
sebagai ahli tilawah dan ittiba’ yang sebenarnya”.

2.     Konsep At-Ta`lim
         a.     Defenisi Ta`lim
Ta’lim,secara bahasa berarti pengajaran (masdar dari ‘alama-yu’alimu-ta’liman), secara istilah berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau
penyampian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Tujuan Ta’lim al-Kitab yang dilakukan Rasulullah menurut Al-Maraghi (II:124) 1) mendorong untuk belajar / mengajar tulis baca, 2) menyebarkan cinta
tulis baca dalam kehidupan di antara manusia, 3) mengetahui hakikat arti dan isi syareat / mengetahui dasar hukum.

b.Landasan Al-Quran

ْ‫عَلَىاللَّهُمَنَّلَقَد‬
‫يَتْلأَُونْفُسِهِمْمِنْرَسُولًا فِيهِمْبَعَثَ اإِذلْمُؤْمِنِين‬
ْ‫كَانُواوَإِنْوَالْحِ اكْمَلْةَكِتَابَوَيُعَلِّمُهُوَمُيُزَكِّيهِآمْيَاتِهِعَلَيْهِم‬
ْ‫مُبِينٍضَلَالَلٍفِيقَبْلُمِن‬

”Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan
sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Qs Al-Imran [3] Ayat 164)

 Yang dilakukan Nabi sebagai guru 3 manhaj yaitu:

1.    Manhaj al-Tilawah. Dalam hal ini bermuatan penanaman awal  Aqidah dan akhlak. Rasul mendidik manusia untuk dapat membaca, memahami isi yang
dibaca, mengikuti apa yang ada di dalamnya. Dengan demikian Rasulullah menjadikan ummat yang pandai, yang dapat menggunakan fikiran, sehingga
dengan kepandaian dan fikirannya mendorong untuk bertauhid, beriman kepada Allah pemberi kepandaian, serta berakhlak mulia.

2.    Manhaj Tazkiyah. Dalam ini bermuatan pembersihan, aqidah, Akhlaq; dan harta. Rasul mendidik manusia untuk bermoral bersih bersikap, berprilaku yang
baik . Tidak hanya mendidik manusia supaya pandai dan berilmu, tapi juga menjadikan manusia yang bersih  dalam pandangan Allah swt.

3.    Manhaj ta’lim Al-Kitab wal hikmah.  Dalam bagian ini bermuatan pengembangan, pembinaan Rasulullah mendidik manusia agar berkembang, maju, berilmu
pengetahuan yang dalam, berbuat atas suatu pekerjaan berdasarkan kepada ilmu, bukan karena taqlid. Dan berhujjah dengan hujjah yang kuat, seperti
Alquran. Manhaj ta’lim Al-Sunnah.

3. Konsep al-Tazkiyah
a. Defenisi al-Tazkiyah

Secara bahasa,tazkiyah annafs berasal dari dua kata yakni tazkiyahdan nafs.
Tazkiyahberasal dari kata zakka-yuzzaki-tazkiyah yang maknanya sama dengan tathir yang berasal dari kata thahhara-yuthahhiru-tathir[ah] yang berarti
pembersihan, penyucian atau pemurnian.   Sedangkan annafs adalah kata yang multimakna (musytarak). Dalam sebagian kamus bahasa Arab kata
nafssering diterjemahkan dengan :
- Diri
- Jasad
- Jiwa, ruh atau kalbu.
Bahkan nafs pun diartikan dengan darah. Sehingga wanita yang melahirkan dikatakan sedang nifas.Artinya banyak mengeluarkan darah.

b.Landasan Dalam Al-Qur`an

Salah satu tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam adalah untuk membimbing umat manusia dalam rangka membentuk
jiwa yang suci. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala Q. S Al-Jumu`ah ayat 2:

َ‫ثَلَّذِي هُو‬
‫يَتْلُو مِنْهُمْرَسُوالًْاأُمِّيِّينَفِيبَعَ ا‬
ْ‫ضَلَالَلٍفِيقَبْلُمِنْكَانُواوَإِنْوَالْحِ اكْمَلْةَكِتَابَوَيُعَلِّمُهُوَمُيُزَكِّيهِآمْيَاتِهِعَلَيْهِم‬
‫مُبِي‬
Artinya :
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul dari golongan mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah).Dan sesungguhnya mereka sebelumnya dalam kesesatan yang
nyata”.(Al-Jumu’ah: 2).
Salah satu pertanda sifat-sifat-Nya yang disebut di atas adalah apa yang diuraikan oleh ayat di atas. Allah yang disucikan oleh semua yang wujud di
langit dan di bumi. Ini karena semua makhluk memiliki kekurangan dan kebutuhan, dan itu tidak dapat dipenuhi untuk mereka kecuali Allah swt, sehingga
Allah yang tidak butuh sesuatu dan memenuhi kebutuhan siapa pun adalah Dia Yang Berhak disucikan dari segala kekurangan dan kebutuhan, Selanjutnya
karena hanya Dia yang memenuhi kebutuhan semua makhluk maka hanya Dia pula yang berwewenang menetapkan dan mengatur dan mengendalikan
segala sesuatu, denagn kata lain hanya Dia al-Malik / Maha Raja. Salah satu bentuk pengaturan-Nya adalah menetapkan agama

Anda mungkin juga menyukai