Anda di halaman 1dari 2

Di lima tahun pertama akan ada banyak keriuhan yang terjadi di sebuah sekolah swasta yang

baru berdiri. Yayasan sebagai pihak penyelenggara sekolah swasta , dengan penuh semangat
berusaha memenuhi target dan harapan orang tua siswa dengan cara membangun fisik
sekolah dan menjadikan sekolahnya ‘pantas’ menjadi rekomendasi dari orang tua satu kepada
orang tua lainnya.
Di awal pendirian sekolah yayasan akan berusaha mencari orang yang melaksanakan visi dan
misi yayasan, orang tersebut disebut kepala sekolah atau direktur pendidikan. Jika ingin
berhasil yayasan perlu melakukan hal ini:

1. Memberikan peluang untuk pelaksana lapangan (kepala sekolah/direktur


pendidikan) melaksanakan target dan pekerjaanya per tahun ajaran. Jika yayasan bisa
merekrut orang yang tepat, maka ia akan menemukan kepala sekolah yang berkompeten,
punya kemampuan memimpin dan amanah dalam menjalankan anggaran. Namun sosok ini
akan tak berdaya jika support yayasan hanya di bibir saja, dengan mengatakan secara lip
service akan mencurahkan apa saja untuk sekolah padahal dalam praktek sangat
irit/perhitungan/untung-rugi saat kepala sekolah sebagai pihak pelaksana ingin melakukan
program inovatif yang tentu saja perlu biaya. Padahal sepanjang dana tersedia, yayasan jadi
tidak berkah jika menahan hak siswa.

2. Memberikan kontrol yang cukup pada keuangan sekolah dengan lebih


mementingkan roda berjalannya kegiatan sekolah, dengan memberikan peluang orang
tua siswa (tergabung dalam komite perkelas) mengelola uang kegiatannya sendiri. Salah
besar jika ada sekolah yang gemar menarik uang kegiatan lalu kemudian susah/pelit
mengembalikannya kepada siswa melalui kegiatan yang terencana dan direncanakan
bersama-sama. Yayasan bisa andalkan uang gedung dan uang SPP siswa sebagai cara untuk
membiayai jalannya roda sekolah. Yayasan bisa saja melakukan pinjaman ke Bank
dikarenakan keinginan untuk menghadirkan fasilitas terbaik di sekolahnya, namun perlu
‘sadar diri’ sambil menghimpun sumber apa yang bisa digali (pengadaan buku dll) dan tidak
menggunakan semua sumber daya keuangan untuk membayar tagihan pinjaman ke Bank.

3. Yayasan belum tepat jika ingin untung di lima tahun pertama, sekolah baru akan
mengalami bulan madu di tahun ke 15 dari usianya melayani siswa. Di 15 tahun baru
akan hadir keuntungan yang masif jika di 5 tahun pertama sekolah memperkuat pondasi dan
melaksanakan prosesnya dengan benar. Dua hal diatas adalah hal yang bisa memperkuat
sebuah sekolah yang sehat.

4. Yayasan bermitra dengan kepala sekolah dalam membangun sistem. Membangun


sistem bukan dengan pemaksaan namun dengan strategi. Saat yayasan ingin sekolahnya
menjadi sekolah yang bilingual misalnya, ia tidak begitu saja memaksa-maksa kepala sekolah
agar sekolahnya bisa berubah dalam waktu ‘semalam’, langsung bisa berbahasa Inggris. Hal
yang perlu yayasan lakukan adalah percaya pada sistem yang dibuat kepala sekolah untuk
mencapai tujuan bersama dan memaknai semuanya sebagai proses. Orang-orang yang
menjadi yayasan di sebuah sekolah swasta mungkin saja bukan seorang yang punya latar
belakang kependidikan, namun sebagai seorang yang terdidik tentu ia tahu bahwa semuanya
perlu waktu dan proses.
5. Yayasan tidak perlu turun langsung mengurusi guru. Jika ada yayasan yang langsung
mengurusi guru maka yang ada adalah sosok yayasan yang gemar naik pitam, cepat marah
dan nyinyir pada gurunya. Serahkan semuanya pada prinsip atau sistem yang dikembangkan
oleh kepala sekolahnya. Hindari mempersoalkan individu guru yang melanggar, selalu
persoalkan sistemnya, mengapa tidak bisa membuat si guru yang melanggar menjadi sosok
guru yang profesional.

Lima hal diatas adalah hal yang bisa yayasan sekolah swasta lakukan saat ingin sekolah
binaannya menjadi besar. Yayasan sekolah yang hanya ingin jadikan sekolahnya sebagai
bisnis semata maka akan siap siap diterpa konflik demi konflik yang datangnya bisa dari
guru, dari orang tua siswa atau hal lain yang di luar dugaan. Menggunakan prinsip bisnis dan
keberlanjutan usaha saat mengelola sekolah merupakan keharusan, namun semata mencari
keuntungan finansial dengan mengadakan usaha yang bernama ‘sekolah’, adalah sebuah hal
yang kurang tepat dan strategis.

Anda mungkin juga menyukai