Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Leading(pengarahan)
Controlling (pengawasan)
Dalam paper ini akan dibahas mengenai manajemen pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah di SMP Labschool Cibiru.
A. Planning (perencanaan)
Perencanaan merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan
dan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah untuk kegiatan pembelajaran peserta dan
didik dan kegiatan penunjang lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus
selama kegiatan sekolah berlangsung. Kegiatan ini biasa dilakukan pada awal tahun
pelajaran dan disempurnakan tiap triwulan atau tiap semester. Perencanaan dapat
dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas dan guru-guru bidang studi dan dibantu oleh
staf sarana dan prasana.
1)
Prosedur Perencanaan
2)
B. Budgeting
SMP Labschool Cibiru merupakan SMP Swasta sehingga Pembiayaan pendidikan
di SMP Labschool Cibiru berbeda dengan sekolah negeri lainnya. Sekolah swasta
adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat (bukan Negara).
Penyelenggaraan Sekolah swasta di Indonesia dilakukan oleh beranekaragam pihak,
yaitu: yang memiliki latar belakang keagamaan, kebudayaan/kedaerahan, sekolah yang
diselenggarakan oleh organisasi wanita dan sekolah yang merupakan bagian dari suatu
organisasi besar dengan beraneka ragam latar belakang pula. Dari perspektif manajemen
penyelenggaraan pendidikan keragaman latar belakang itu berkaitan dengan
Permasalahan yang dihadapi sekolah-sekolah swasta pada masa sekarang bukan hanya
masalah pembiayaan, tetapi juga kualitas dan ketersediaan peserta didik yang memadai.
Teori yang mengatakan bahwa sekolah negeri dan swasta sama-sama dikembangkan
oleh Negara perlu dipertanyakan secara kritis. Dana block grant yang selalu
didengungkan belum mampu menjangkau seluruh sekolah yang membutuhkan.
Akibatnya, sekolah-sekolah swasta akan semakin terpuruk. Sekolah-sekolah swasta
yang lemah pelan-pelan akan tutup. Sekolah swasta yang semula kuat pelan-pelan akan
melemah. Penyebabnya, lemah dari pembiayaan sehingga kualitas sarana prasarana
tertinggal, SDM terbelakang, kekurangan peserta didik dan akhirnya pelan-pelan
bangkrut.
Menjaga
Eksistensi
lembaga-lembaga
pendidikan
yayasan
Labschool
sekedar berhadapan dengan kesulitan pembiayaan tetapi juga daya saing dan
kelangsungan lembaganya. Semua itu saling terkait satu sama lain sehingga perlu
penanganan yang menyeluruh dan simultan. Penanganan pembiayaan demikian akan
mampu mempertahankan eksistensi lembaga bahkan mengembangkannya sehingga
mampu bersaing di era global ini. Sekolah swasta bukanlah sekolah yang otomatis kalah
dalam persaingan, meski dengan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh negara.
Belajar dari sekolah-sekolah yang bernaung di bawah yayasan Labschool , beberapa kiat
berikut akan mampu mengatasi kesulitan pembiayaan sekolah;
a) Pengelolaan pembiayaan pendidikan secara sentralistik (terpusat)
b) Manajemen keuangan yang akuntabel dan profesional.
c) Adanya pemetaan kemampuan finansial bagi sekolah-sekolah yang bernaung
di bawah yayasan, upaya menjaga kesuburan dan kredibilitasnya.
d) Kecuali ketiga hal tersebut di atas yayasan pendidikan dan sekolah tetap
berusaha maksimal menggali sumber dana pendukung (di luar SPP) demi
pengembangan yayasan dan sekolah tersebut; Investasi, Penggalangan dana
abadi dari alumni, Penggalangan dan insidental, Sistem kakak asuh, Mencari
donatur ke luar negeri melalui lembaga-lembaga resmi, Usaha-usaha lain.
Peran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam upaya menggali sumber dana.
Pertama-tama harus disadari bahwa peran MBS bagi sekolah negeri dan sekolah swasta
memiliki nuansa yang sedikit berbeda. Di sekolah negeri, peran masyarakat sebagai
salah satu pemangku kepentingan perlu ditonjolkan, baik dalam pengawasan maupun
dalam penyusunan suatu kebijakan. Namun di sekolah swasta, peran yayasan sangat
besar karena yayasan adalam pemilik sekaligus sebagai pihak yang bertanggung jawab
bagi kelangsungan hidup sekolah. Yayasan penyelenggara pendidikanlah yang sering
harus mengambil kebijakan strategis bagi kelangsungan hidup sekolah, termasuk dalam
penunjukan pimpinan sekolah. Akses masyarakat luas kalah kekuatan dibanding
yayasan dalam menangani sekolah, termasuk keuangannya. Perkecualian, yayasanyayasan yang dimiliki oleh orang banyak (masyarakat umum). Namun demikian
Manajemen Berbasis Sekolah, suatu konsep manajemen yang mengedepankan
demokratisasi, otonomi, desentralisasi dan akuntabilitas pendidikan sungguh sangat
bagus diterapkan di sekolah swasta juga. Yayasan yang kuat, jika didukung dengan
kemampuan sekolah menghidupkan segala sumber daya yang ada akan menjadi sinergi
yang sangat menguntungkan. Dengan kata lain meski peran masyarakat dalam
pengelolaan pendidikan swasta berada di bawah sekolah negeri, tetapi perannya tetap
sangat mendukung pengembangan sekolah.
Dari sisi demokratisasi, sekolah memberi lebih banyak ruang bagi masyarakat
untuk menyampaikan ide dan gagasan, termasuk dalam penggalangan dana. Otonomi
sekolah, meski dalam yayasan perguruan swasta tidak terlampau tampak dapat menjadi
pendorong kemandirian. Hal ini penting agar sekolah tidak terninabobokkan oleh
kemampuan yayasan. Desentralisasi, lebih pada kemampuan membangkitkan sumber
daya lokal. Sedangkan prinsip akuntabilitas dalam sekolah swasta tidak terlepas dari
peran yayasan. Artinya pertanggungjawaban keuangan sekolah swasta pertama-tama
dilakukan kepada yayasan, baru kemudian kepad masyarakat (orantua) peserta didik.
Pengecualian, dana dari pemerintah harus dipertanggungjawabkan kepada publik sesuai
mekanisme yang berlaku.
C. Organizing
Pengelolaan sekolah swasta seringkali dihadapkan pada konflik internal yang tidak
berkesudahan, yang tidak jarang kian membuat nasib sekolah terpuruk. Di antara
pangkal utama terjadinya konflik tersebut umumnya dikarenakan ketidakjelasan struktur
kelembagaan sekolah. Status, peran dan fungsi setiap pihak yang menjadi tulang
punggung pengelolaan (stake holder) sekolah tidak tegas, sehingga menimbulkan
problematika dalam pengelolaan sekolah di kemudian hari.
Di antara kasus konflik yang mengemuka di antaranya, kasus pertama, Kepala
sekolah menjadi inisiator utama sekolah sejak sekolah didirikan hingga berkembang,
sementara yayasan tidak berperan banyak. Di kemudian hari muncul konflik karena
biasanya kepala sekolah keberatan ketika tiba-tiba yayasan bermaksud mengambil peran
sebagaimana mestinya.
Kasus kedua, Komite sekolah mengambil peran layaknya DPR yang karena tidak
sependapat dengan kepala sekolah mengajukan mosi tidak percaya kepada kepala
sekolah. Kesalah pahaman atas status, peran dan fungsi membuat berbagai pihak
bertindak berlebihan melampaui batas kewenangannya. Konflik akan semakin rumit bila
masing-masing pihak mulai melibatkan wali murid dan masyarakat.
Pengertian
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
2.
Pengertian
Komite Sekolah/Madrasah adalah lembaga mandiri yang dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan (Pasal 56, ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003)
2.
3.
4.
KEPALA SEKOLAH
Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor,
Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM).
Menyusun perencanaan
Mengorganisasikan kegiatan
Mengkoordinasikan kegiatan
Melaksanakan pengawasan
Menentukan kebijaksanaan
Mengatur administrasi
prasarana, Keuangan
Katatausahaan,
o Perencanaan
o Pengorganisasian
o Pengarahan dan pengendalian
o Pengkoordinasian
o Pengawasan
o Evaluasi
o Kurikulum
o Kesiswaan
o Ketatausahaan
o Ketenagaan
o Kantor
o Keuangan
Kesiswaan,
Ketenagaan,
Sarana
o Perpustakaan
o Laboratorium
o Ruang keterampilan kesenian
o Bimbingan konseling
o UKS
o OSIS
o Serbaguna
o Media pembelajaran
o Gudang
o 7K
o Sarana / prasarana dan perlengkapan lainnya
o Koperasi sekolah
o Kehadiran guru, pegawai, dan siswa
Pengorganisasian
Pengarahan
Ketenagakerjaan
Pengkoordinasian
Pengawasan
Penilaian
Pengembangan keunggulan
Penyusunan laporan
URUSAN KURIKULUM
Menyusun Laporan
URUSAN KESISWAAN
Mengatur pembakuannya
Menyusun laporan
Menyusun laporan
WALI KELAS
Pengelolaan kelas
Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam
Kegiatan belajar
PUSTAKAWAN SEKOLAH
Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta
masyarakat
PENGELOLA LABORATORIUM