Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN SEKOLAH

(STUDI KASUS SMP LABSCHOOL CIBIRU)


Oleh :
Triyulisna Watyaningsih
(25415009)

Manajemen sekolah merupakan proses, dalam arti serangkaian kegiatan yang


diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya. Segala proses pendayagunaan
semua kompinen baik komponen manusia mapun non manusia yang dimiliki sekolah
dalam rangka mencapai tujuan secara efisien. Tujuan manajemen sekolah adalah guna
membantu pencapaian visi,misi dan tujuan tahunan dan program-program sekolah.
Fungsi-fungsi manajemen sekolah yang dilakukan di SMP Labschool Cibiru yaitu :

Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Leading(pengarahan)
Controlling (pengawasan)

Adapun Ke empat fungsi tersebut diterapkan dalam manajemen pengelolaan sekolah


yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dalam manajemen peserta didik


Manajemen kurikulum
Manajemen ketenagaan
Manajemen sarana dan prasarana sekolah
Manajemen pembiayaan
Manajemen pengorganisasian dll

Dalam paper ini akan dibahas mengenai manajemen pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah di SMP Labschool Cibiru.

MANAJEMEN SEKOLAH ( SARANA DAN PRASARANA)


DI SMP LABSCHOOL CIBIRU

Adapun Kegiatan menajemen sekolah (manajemen sarana dan prasarana) di


SMP Labschool Cibiru dapat dilihat pada table berikut:

A. Planning (perencanaan)
Perencanaan merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan
dan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah untuk kegiatan pembelajaran peserta dan
didik dan kegiatan penunjang lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus
selama kegiatan sekolah berlangsung. Kegiatan ini biasa dilakukan pada awal tahun
pelajaran dan disempurnakan tiap triwulan atau tiap semester. Perencanaan dapat
dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas dan guru-guru bidang studi dan dibantu oleh
staf sarana dan prasana.
1)
Prosedur Perencanaan

Mengadakan analisa materi dan alat/media yang dibutuhkan


Seleksi terhadap alat yang masih dapat dimanfaatkan
Mencari dan atau menetapkan dana

Menunjuk seseorang yang akan diserahkan untuk mengadakan alat dengan


pertimbangan keahlian dan kejujuran.

2)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sarana dan prasarana


pendidikan

Perencanaan pengadaan barang harus dipandang sebagai bagian integral dari

usaha kualitas proses belajar mengajar


Perencanaan harus jelas, kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada:
Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai, penyusunan perkiraan

biaya/harga keperluan pengadaan


Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan
Petugas pelaksanaan
Bahan dan peralatan yang dibutuhkan
Kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan
Bahwa suatu perencanaan harus realistis
Rencana harus sistematis dan terpadu
Rencana harus menunjukkan unsur-unsur insani ataupun noninsani yang baik
Memiliki struktur berdasarkan analisis
Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama pihak perencana
Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan

kondisi yang tidak disangka-sangka


Dapat dilaksanakan dan berkelanjutan
Menunjukkan skala prioritas
Disesuaikan dengan flapon anggaran
Mengacu dan berpedoman pada kebutuhan dan tujuan yang logis
Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun),
dan jangka panjang (10-15 tahun)

B. Budgeting
SMP Labschool Cibiru merupakan SMP Swasta sehingga Pembiayaan pendidikan
di SMP Labschool Cibiru berbeda dengan sekolah negeri lainnya. Sekolah swasta
adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat (bukan Negara).
Penyelenggaraan Sekolah swasta di Indonesia dilakukan oleh beranekaragam pihak,
yaitu: yang memiliki latar belakang keagamaan, kebudayaan/kedaerahan, sekolah yang
diselenggarakan oleh organisasi wanita dan sekolah yang merupakan bagian dari suatu
organisasi besar dengan beraneka ragam latar belakang pula. Dari perspektif manajemen
penyelenggaraan pendidikan keragaman latar belakang itu berkaitan dengan

kemampuan finansial kompetensi professional, dan akuntabilitas penyelenggaraan


terhadap pemakai jasa pendidikan.
Dalam keragaman itu pula, badan-badan penyelenggara pendidikan swasta
dihadapkan dengan kewajiban mengimplementasikan salah satu strategi pokok
kebijakan pendidikan nasional, yaitu peningkatan mutu pendidikan sekaligus
mengimplementasikan kebijakan pembiayaan pendidikan. Jumlah sekolah formal umum
yang diselenggarakan oleh swasta berkembang cukup pesat. Sekolah swasta di
Indonesia, selain memiliki akar sejarah yang kuat juga memiliki berbagai keuntungan
dalam hal jaminan perundang-undangan, sifatnya yang manageable untuk peningkatan
mutu dan difusi gagasan, pengelolaannya lebih otonomi, jalur birokrasinya lebih
pendek, dan adanya keleluasaan berinovasi ke arah peningkatan mutu dan kinerja
sekolah. Namun jika berhadapan dengan program pemerintah mengenai sekolah gratis,
pengelolaan sekolah swasta menghadapi kendala yang serius. Ini terjadi jika tidak ada
kebijakan lanjutan yang sungguh mempertimbangkan posisi perguruan swasta sebagai
mitra sekolah-sekolah negeri. Pada dasarnya sekolah swasta membiayai operasional
sekolahnya secara mandiri. Jika sekolah-sekolah swasta berada dalam suatu korporasi
bisa terjadi subsidi silang antar sekolah dalam satu naungan. Kebijakan BOS di satu sisi
membantu sekolah-sekolah swasta dalam pembiayaan operasional. Orangtua juga
terbantu karena dana BOS juga digunakan untuk meringankan iuran orangtua. Berbagai
kebutuhan dan fasilitas belajar peserta didik juga sangat terbantu dengan adanya dana
BOS. Namun, tatkala kebijakan BOS dibarengi dengan kebijakan sekolah gratis, bagi
sekolah-sekolah swasta menjadi masalah besar, meskipun pemerintah menetapkan
sekolah gratis sementara ini hanya untuk SD dan SMP Negeri. Sekolah-sekolah negeri
sejauh ini biaya personalia ditanggung oleh negara. Oleh sebab itu dana BOS secara
teoritis sudah dapat menutup biaya operasional sekolah. Sementara itu sekolah-sekolah
swasta menanggung seluruh pembiayaan, termasuk biaya personalia. Maka, jika
memang benar kebijakan BOS dimaksudkan untuk membuat pendidikan gratis, sekolahsekolah swasta berada dalam kesulitan. Kesulitan-kesulitan itu antara lain : sekolah
swasta terancam kehilangan murid, karena sebagian murid mencari sekolah gratis. Atau
jika sekolah-sekolah swasta ikut menggratiskan seluruh siswa, operasional sekolah
terancam kelangsungannya. Hal ini tidak terjadi jika anggaran pendidikan yang
dikeluarkan oleh negara sungguh mampu menutup seluruh biaya pendidikan.

Permasalahan yang dihadapi sekolah-sekolah swasta pada masa sekarang bukan hanya
masalah pembiayaan, tetapi juga kualitas dan ketersediaan peserta didik yang memadai.
Teori yang mengatakan bahwa sekolah negeri dan swasta sama-sama dikembangkan
oleh Negara perlu dipertanyakan secara kritis. Dana block grant yang selalu
didengungkan belum mampu menjangkau seluruh sekolah yang membutuhkan.
Akibatnya, sekolah-sekolah swasta akan semakin terpuruk. Sekolah-sekolah swasta
yang lemah pelan-pelan akan tutup. Sekolah swasta yang semula kuat pelan-pelan akan
melemah. Penyebabnya, lemah dari pembiayaan sehingga kualitas sarana prasarana
tertinggal, SDM terbelakang, kekurangan peserta didik dan akhirnya pelan-pelan
bangkrut.
Menjaga

Eksistensi

lembaga-lembaga

pendidikan

yayasan

Labschool

Sekolah-sekolah Labschool adalah sekolah-sekolah swasta yang tersebar di bandung


dan sekitarnya. Sekolah-sekolah yang bernaung di bawah yayasan Labschool terdiri atas
Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Yayasan Labschool harus mampu memamage
pembiayaan sehingga mampu menghidupi dan dihidupi sekolah-sekolah yang bernaung
di bawahnya. Sistem subsidi silang yang pada era 2000-an mulai digalakkan ternyata
mampu menghidupi lembaga ini. Sekolah-sekolah yang memiliki kelebihan dana
memiliki peran besar dalam menghidupi sekolah-sekolah yang secara ekonomi lemah.
Kebijakan yayasan yang sentralistik, terutama dalam hal pembiyaan pendidikan
sungguh mampu mewadahi berbagai karakteristik sekolah-sekolah yang terbentang di
beberapa pulau besar Indonesia itu. Dengan demikian, meski dalam hal pemasukan
keuangan, beberapa sekolah mengalami devisit akibat situasi ekonomi sebagian besar
orangtua peserta didik berada di level ekonomi lemah, namun tetap survive. Justru
sekolah-sekolah tersebut dikembangklan dan dipertahankan sebagai sarana yayasan
mengabdikan diri kepad masyarakay yang lemah dan berkekurangan. Tentu hal ini
berjalan lancar jika tampuk pimpinan yayasan memiliki wawasan luas dalam
manajemen pendidikan sekaligus dalam humanisme.
Upaya Menggali Sumber Dana Bagi Lembaga-lembaga Swasta. Tidak ada pilihan
lain bagi sekolah swasta kecuali berupaya menggali sebanyak mungkin sumber dana
demi kelangsungan perguruan swasta sehinga tetap eksis di tengah persaingan yang
sering sangat tidak sehat ini. Pemilik dan pengelola lembaga swasta pada saat ini tidak

sekedar berhadapan dengan kesulitan pembiayaan tetapi juga daya saing dan
kelangsungan lembaganya. Semua itu saling terkait satu sama lain sehingga perlu
penanganan yang menyeluruh dan simultan. Penanganan pembiayaan demikian akan
mampu mempertahankan eksistensi lembaga bahkan mengembangkannya sehingga
mampu bersaing di era global ini. Sekolah swasta bukanlah sekolah yang otomatis kalah
dalam persaingan, meski dengan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh negara.
Belajar dari sekolah-sekolah yang bernaung di bawah yayasan Labschool , beberapa kiat
berikut akan mampu mengatasi kesulitan pembiayaan sekolah;
a) Pengelolaan pembiayaan pendidikan secara sentralistik (terpusat)
b) Manajemen keuangan yang akuntabel dan profesional.
c) Adanya pemetaan kemampuan finansial bagi sekolah-sekolah yang bernaung
di bawah yayasan, upaya menjaga kesuburan dan kredibilitasnya.
d) Kecuali ketiga hal tersebut di atas yayasan pendidikan dan sekolah tetap
berusaha maksimal menggali sumber dana pendukung (di luar SPP) demi
pengembangan yayasan dan sekolah tersebut; Investasi, Penggalangan dana
abadi dari alumni, Penggalangan dan insidental, Sistem kakak asuh, Mencari
donatur ke luar negeri melalui lembaga-lembaga resmi, Usaha-usaha lain.
Peran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam upaya menggali sumber dana.
Pertama-tama harus disadari bahwa peran MBS bagi sekolah negeri dan sekolah swasta
memiliki nuansa yang sedikit berbeda. Di sekolah negeri, peran masyarakat sebagai
salah satu pemangku kepentingan perlu ditonjolkan, baik dalam pengawasan maupun
dalam penyusunan suatu kebijakan. Namun di sekolah swasta, peran yayasan sangat
besar karena yayasan adalam pemilik sekaligus sebagai pihak yang bertanggung jawab
bagi kelangsungan hidup sekolah. Yayasan penyelenggara pendidikanlah yang sering
harus mengambil kebijakan strategis bagi kelangsungan hidup sekolah, termasuk dalam
penunjukan pimpinan sekolah. Akses masyarakat luas kalah kekuatan dibanding
yayasan dalam menangani sekolah, termasuk keuangannya. Perkecualian, yayasanyayasan yang dimiliki oleh orang banyak (masyarakat umum). Namun demikian
Manajemen Berbasis Sekolah, suatu konsep manajemen yang mengedepankan
demokratisasi, otonomi, desentralisasi dan akuntabilitas pendidikan sungguh sangat
bagus diterapkan di sekolah swasta juga. Yayasan yang kuat, jika didukung dengan
kemampuan sekolah menghidupkan segala sumber daya yang ada akan menjadi sinergi
yang sangat menguntungkan. Dengan kata lain meski peran masyarakat dalam

pengelolaan pendidikan swasta berada di bawah sekolah negeri, tetapi perannya tetap
sangat mendukung pengembangan sekolah.
Dari sisi demokratisasi, sekolah memberi lebih banyak ruang bagi masyarakat
untuk menyampaikan ide dan gagasan, termasuk dalam penggalangan dana. Otonomi
sekolah, meski dalam yayasan perguruan swasta tidak terlampau tampak dapat menjadi
pendorong kemandirian. Hal ini penting agar sekolah tidak terninabobokkan oleh
kemampuan yayasan. Desentralisasi, lebih pada kemampuan membangkitkan sumber
daya lokal. Sedangkan prinsip akuntabilitas dalam sekolah swasta tidak terlepas dari
peran yayasan. Artinya pertanggungjawaban keuangan sekolah swasta pertama-tama
dilakukan kepada yayasan, baru kemudian kepad masyarakat (orantua) peserta didik.
Pengecualian, dana dari pemerintah harus dipertanggungjawabkan kepada publik sesuai
mekanisme yang berlaku.

C. Organizing
Pengelolaan sekolah swasta seringkali dihadapkan pada konflik internal yang tidak
berkesudahan, yang tidak jarang kian membuat nasib sekolah terpuruk. Di antara
pangkal utama terjadinya konflik tersebut umumnya dikarenakan ketidakjelasan struktur
kelembagaan sekolah. Status, peran dan fungsi setiap pihak yang menjadi tulang
punggung pengelolaan (stake holder) sekolah tidak tegas, sehingga menimbulkan
problematika dalam pengelolaan sekolah di kemudian hari.
Di antara kasus konflik yang mengemuka di antaranya, kasus pertama, Kepala
sekolah menjadi inisiator utama sekolah sejak sekolah didirikan hingga berkembang,
sementara yayasan tidak berperan banyak. Di kemudian hari muncul konflik karena
biasanya kepala sekolah keberatan ketika tiba-tiba yayasan bermaksud mengambil peran
sebagaimana mestinya.
Kasus kedua, Komite sekolah mengambil peran layaknya DPR yang karena tidak
sependapat dengan kepala sekolah mengajukan mosi tidak percaya kepada kepala
sekolah. Kesalah pahaman atas status, peran dan fungsi membuat berbagai pihak
bertindak berlebihan melampaui batas kewenangannya. Konflik akan semakin rumit bila
masing-masing pihak mulai melibatkan wali murid dan masyarakat.

Tugas Pokok Dan Fungsi Pengelola Sekolah Di Smp Labschool Cibbiru


YAYASAN
1.

Pengertian
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.

2.

Status dan Kedudukan


Badan hukum yang membawahi sekolah.
Pemilik modal dan kekayaan sekolah.
Pemilik kepentingan (visi) penyelenggaraan pendidikan.
Penanggung jawab penyelenggaraan sekolah.
3.
Peran
Penyelenggara dan penanggung jawab sekolah secara hukum.
Penentu visi, orientasi, platform program dan kebijakan dasar sekolah.
Pemberi mandat dan tanggung jawab pengelola sekolah.
Penyedia sarana, prasarana dan pembiayaan sekolah.
Pengendali pengelolaan sekolah.
4.
Fungsi
Menyelenggarakan lembaga pendidikan sejak proses perijinan.
Menetapkan visi, orientasi, platform program dan kebijakan sekolah.
Menyeleksi, mengangkat dan memberhentikan tenaga pengelola sekolah.
Menyediakan sarana, prasarana dan pembiayaan sekolah.
Memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap rencana program
pengelolaan sekolah.
Mengesahkan program dan anggaran sekolah.
Mengawasi dan mengendalikan proses pengelolaan sekolah.
Menilai kinerja dan tanggung jawab pengelola sekolah.
Memutuskan batas-batas kerja sama sekolah dengan pihak luar.
Bertanggung jawab atas kepengurusan, kepentingan dan tujuan yayasan.
Bertanggung jawab di berhadapan pengadilan.
Bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan unit-unit yayasan.
Menanggung kerugian unit kegiatan yang disetujui oleh yayasan kepada
pihak ketiga.
KOMITE SEKOLAH
1.

Pengertian
Komite Sekolah/Madrasah adalah lembaga mandiri yang dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan (Pasal 56, ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003)

2.

Status dan Kedudukan


Komite Sekolah adalah lembaga swadaya masyarakat, yakni lembaga mandiri
yang berkedudukan di luar struktur kelembagaan sekolah.
Komite Sekolah/Madrasah adalah mitra sekolah.
Hubungan Komite Sekolah/Madrasah dan sekolah bersifat koordinatif.
Peran
Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan di sekolah;
Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah;
Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di sekolah;
Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan sekolah.
Fungsi
Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia
usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu;
Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;
Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada sekolah
mengenai:
1. Kebijakan dan program pendidikan;
2. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS);
3. Kriteria kinerja satuan pendidikan/sekolah;
4. Kriteria tenaga kependidikan;
5. Kriteria fasilitas pendidikan; dan
6. Hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan;
Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan;
Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan disatuan pendidikan;
Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

3.

4.

KEPALA SEKOLAH
Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor,
Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM).

Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses pengajaran


secara efektif dan efisien.
Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas :

Menyusun perencanaan

Mengorganisasikan kegiatan

Mengarahkan / mengendalikan kegiatan

Mengkoordinasikan kegiatan

Melaksanakan pengawasan

Menentukan kebijaksanaan

Mengadakan rapat mengambil keputusan

Mengatur proses belajar mengajar

Mengatur administrasi
prasarana, Keuangan

Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi :

Katatausahaan,

o Perencanaan
o Pengorganisasian
o Pengarahan dan pengendalian
o Pengkoordinasian
o Pengawasan
o Evaluasi
o Kurikulum
o Kesiswaan
o Ketatausahaan
o Ketenagaan
o Kantor
o Keuangan

Kesiswaan,

Ketenagaan,

Sarana

o Perpustakaan
o Laboratorium
o Ruang keterampilan kesenian
o Bimbingan konseling
o UKS
o OSIS
o Serbaguna
o Media pembelajaran
o Gudang
o 7K
o Sarana / prasarana dan perlengkapan lainnya

Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi


mengenal :
o Proses belajar mengajar
o Kegiatan bimbingan
o Kegiatan ekstrakulikuler
o Kegiatan kerja sama dengan masyarakat / instansi lain
o Kegiatan ketatausahaan
o Sarana dan prasarana
o Kegiatan OSIS
o Kegaitan 7K
o Perpustakaan
o Laboratorium
o Kantin / warung sekolah

o Koperasi sekolah
o Kehadiran guru, pegawai, dan siswa

WAKIL KEPALA SEKOLAH


Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sbb:

Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program pelaksanaan

Pengorganisasian

Pengarahan

Ketenagakerjaan

Pengkoordinasian

Pengawasan

Penilaian

Identifikasi dan pengumpulan data

Pengembangan keunggulan

Penyusunan laporan

URUSAN KURIKULUM

Menyusun dan menjabarkan Kalender Pendidikan

Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran

Mengatur Penyusunan PRogram Pengajaran (Program Semester, Program


Satuan Pelajaran, dan Persiapan Mengajar, Penjabaran dan Penyesuaian
Kurikulum)

Mengatur pelaksanaan program penilaian Kriteria Kenaikan Kelas, Kriteria


Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa serta pembagian Raport dan
STTB

Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

Mengatur Pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran

Mengatur Mutasi Siswa

Melaksanakan supervisi administrasi dan akademis

Menyusun Laporan

URUSAN KESISWAAN

Mengatur pelaksanaan Bimbingan Konseling

Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan,


Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan Kerindangan)

Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi: Kepramukaan, Palang


Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Paskibra

Mengatur pelaksanaan Kurikuler dan Ekstra Kurikuler

Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah

Menyelenggarakan Cerdas Cermat, Olah Raga Prestasi

Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa

URUSAN SARAN DAN PRASARANA

Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar


mengajar

Merencanakan program pengadaannya

Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana

Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

Mengatur pembakuannya

Menyusun laporan

URUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT

Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite dan peran komite

Menyelenggarakan bakti social, karyawisata

Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar seni)

Menyusun laporan

GURU MATA PELAJARAN

Membuat Perangkat Pembelajaran

Melaksanakan kegiatan pembelajaran

Melaksanakan kegiatan Penilaian Proses Belajar, Ulangan Harian, Ulangan


Umum, Ujian Akhir

Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

Mengisi daftar nilai siswa

Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru


lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

Membuat alat pelajaran / alat peraga

Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung


jawabnya

Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar

Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran

Mengatur keberhasilan ruang kelas dan pratikum

Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan perangkatnya

WALI KELAS

Pengelolaan kelas

Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : Denah tempat duduk siswa, Papan


absensi siswa, Daftar pelajaran kelas, Daftar piket kelas,Buku absensi siswa,
Buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, Tata tertib siswa, pembuatan statistik
bulanan siswa

Pengisian daftar kumpulan nilai (legger)

Pembuatan catatan khusus tentang siswa

Pencatatan mutasi siswa

Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar

Pembagian buku laporan hasil belajar

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang


dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam
Kegiatan belajar

Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh


gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

Mengadakan penilaian pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Menyusun Satatistik hasil penilaian B.K

Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut Bimbingan dan Konseling

Menyusun laporan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

PUSTAKAWAN SEKOLAH

Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronik

Pengurusan pelayanan perpustakaan

Perencanaan pengembangan perpustakaan

Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku / bahan pustaka / media elektronika

Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku / bahan pustaka / media


elektronika

Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta
masyarakat

Penyimpanan buku perpustakaan / media elektronika

Menyusun Tata tertib perpustakaan

Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala

PENGELOLA LABORATORIUM

Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium

Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium

Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium

Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

Inventarisasi dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium

Menyusun laporan pelaksanaan kagiatan laboratorium

KEPALA TATA USAHA

Penyusunan program kerja tata usaha sekolah

Pengelolaan keuangan sekolah

Pengurus administrasi ketenagaan dan siswa

Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah

Penyusunan administrasi perlengkapan

Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah

Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K

Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan secara


berkala

Anda mungkin juga menyukai