PROFIL LEMBAGA
1
Di sini guru mendapat kepercayaan penuh dalam menjalankan tugas dan berkreasi
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, namun dalam hal ini menjadi kurang
control dan pengawasan.
2
Kepala sekolah berprestasi yang disandang, trainer yang memang menjadi profesinya
dengan sendirinya lebih cepat mengenalkan PAUD Terpadu Visioner Sami Maju,
Sleman, Yogyakarta kepada dunia luar yang tentunya menjadi nilai tambah,
walaupun ada tuntutan beliau harus lebih banyak berada di lingkungan sekolah, yang
mana hal tersebut berkaitan dengan kebijakan yang harus diambil ketika ada kejadian
yang mendadak atau insidental.
Misi :
a. Mampu berfikir dan bertindak kritis
b. Mampu mengerjakan kebutuhan diri-sendiri
c. Menguasai dasar-dasar komunikasi dalam bahasa Jawa, Indonesia, Arab dan
Inggris
d. Memiliki kemampuan dasar Baca Tulis dan Hitung
e. Memiliki kecintaan yang tinggi pada pengembangan potensi diri
f. Memiliki kecintaan yang tinggi terhadap sesama
g. Membiasakan pola hidup Islami
h. Memiliki dasar Aqidah yang benar
i. Memiliki kemampuan dasar baca tulis Al Qur’an
j. Mampu menghafal surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan, hadits dan do’a sehari-
hari
k. Memiliki kemampuan dasar baca dan gerakan sholat
l. Pengenalan dasar TIK (teknologi informasi dan komunikasi)
Sejarah Paud Visioner
PAUD VISIONER adalah lembaga pendidikan anak usia dini pertama kali yang berdiri di
bawah naungan Yayasan PAUD VISIONER pada tahun 1995 yang berawal dari impian-impian
para pengurus yayasan untuk mewujudkan lembaga pendidikan. PAUD VISIONER semula
beralamatkan di Desa Sami Maju Sleman atau utara balai desa Sami Maju. Di tempat tersebut
perkembangannya cukup bagus, sebagai tolok ukur adalah dengan keberadaan jumlah siswa yang
mencapai kurang lebih 70 siswa dan guru 13 orang. Dengan kemajuan yang cukup bagus, akhirnya
yayasan Visioner memutuskan untuk menjadikan pusat percontohan lembaga pendidikan anak usia
dini. Namun cita-cita tersebut belum terwujud, ada musibah yang menyebabkan terjadinya
3
perpecahan pada tahun 2003 dan menimbulkan dua kelompok TK dengan jumlah siswa dan guru
yang tidak seimbang. Siswa yang berjumlah kurang lebih 70 sebagian besar atau sejumlah 65 siswa
bergabung dan mendirikan TK baru dengan nama selain Salsabila. Sedangkan sisanya kurang lebih
15 siswa dan tiga guru dan dua karyawan tetap bergabung di Visioner. Sejak itu pula PAUD
VISIONER selalu berbenah dan tetap aktif dalam pembelajaran sehari-hari.
Empat tahun berlalu, yaitu pada tahun 2007 PAUD VISIONER memiliki gedung baru dan
pindah ke dusun Brayut desa Sami Maju yang berjarak kurang lebih 1 km ke arah timur dari TK
lama. Gedung baru berdiri di atas tanah kas desa dengan luas tanah kurang lebih 1200m2 dan
sebagian sawah. Di tempat baru ini pula aktivitas baru dimulai di atas tanah yang cukup gersang
dan berbatu, dari pembenahan ruang kelas, kamar mandi, dapur, halaman bermain, penghijauan,
pengadaan sarana prasarana, dan lain-lain.
..............................................dst
Adapun daya dukung berupa sarana dan prasarana yang kami miliki adalah sebagai berikut:
1. Prasarana
Agar terpenuhinya fungsi sebagai lembaga pendidikan, perlu adanya prasarana yang
memadai, di antaranya adalah:
a. Luas Tanah
Menempati Kas Desa yang berstatus hak sewa. Tanah kas desa persil 40 SI luas 665 m2
dan persil 39 SI luas 1875 m2.
b. Bangunan Gedung
Kelompok Bermain Salasabila menempati diatas tanah Kas Desa, dengan rincian
bangunan gedung sebagai berikut:
1. Ruang Belajar 8x7 = 56m2
2. Ruang Kantor 8x2 = 16m2
3. Ruang UKS 3x2 = 6 m2
4. Kamar Mandi 2x1.5 = 3 m2
5. Dapur 5x3 = 15 m
c. Kolam Ikan
Berlokasi di sebelah timur gedung, selain sebagai media pendidikan untuk anak-anak
sebagai pendukung tema, kolam ikan ini ke depannya diusahakan sebagai
pengembangan usaha lembaga sebagai salah satu sumber pendukung pembiayaan.
d. Lahan Sawah
Berlokasi di belakang sekolah sebagai media pendidikan atau bermain anak-anak
sebagai pendukung tema.
e. Tanah Lapang
Berlokasi di sebelah timur kolam, sebagai tempat pembelajaran baris berbaris (latihan
upacara) dan kegiatan Jumat Ceria.
4
2. Sarana
Sarana yaitu yang menunjang langsung, merupakan kelengkapan yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar di Kelompok Bermain Visioner, yang dimaksud sarana
adalah perabot dan alat peraga/maianan. Adapun sarana adalah sebagai berikut:
10 Almari 1 Rusak
14 Ayunan 1 Baik
15 Prosotan 1 Rusak
18 Keset 1 Baik
19 Serbet 5 Baik
5
21 Sapu 2 Baik
J. Dampak
Dengan pelaksanaan program Taman Kanak-kanak ini diharapkan memberikan dampak
positif terhadap berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi pengusul dan pengelola
a. Memberikan pengalaman yang relevan
b. Dapat meningkatkan kualitas mengajar
2. Bagi lingkungan masyarakat
a. Menumbuhkan kesadaran tinggi terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini
b. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memberikan
pendidikan kepada anak-anak mereka sejak usia dini
3. Bagi lembaga TKIP Salsabila
a. Dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan,
khususnya pendidikan usia dini
b. Memperlancar proses pembelajaran PAUD yang lebih baik
6
D. Status Satuan lembaga PAUD (negeri/swasta, izin operasional, akreditasi, dll)
Pendidikan Anak Usia Dini Visioner saat ini berada di atas tanah seluas.........di
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini diyakini menjadi dasar bagi penyiapan sumber daya manusia
yang berkualitas di masa datang. Oleh karena itu layanan PAUD harus dirancang dengan
seksama dengan memperhatikan perkembangan anak, perubahan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta budaya yang berkembang. Memahami kondisi tersebut, maka PAUD Visioner
Sami Maju Kecamatan Sleman memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat
Satuan PAUD, dst…..
Kurikulum Tingkat Satuan PAUD Visioner Sami Maju Kecamatan Sleman disusun oleh
Kepala Sekolah, Guru, Karywan, Komite, dan Yayasan. Keberadaannya sangat penting karena
KTSP sebagai acuan penyelenggaraan dan pengelolaan keseluruhan program dan pelaksanaan
pembelajaran.
Kurikulum dipandang sebagai jantungnya sebuah program pendidikan. Kurikulum dapat
dipandang sebagai strategi dan cara yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan secara nasional. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menyadari betapa pentingnya kedudukan dan peran kurikulum sebagai suatu elemen yang
memberi arah dalam program pendidikan. Seyogyanya kurikulum mengarah kepada
pemebentukan kompetensi output pendidikan yang bagaimana yang diharapkan. Kompetensi
tersebut diharapkan selaras dengan kompetensi yang dituntut sesuai dengan era atau zaman
dimana anak menjalani kehidupannya.
Kurikulum 2013 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada dasarnya penguatan terhadap kurikulum sebelumnya dan pengembangan pada
aspek struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian yang
bersifat otentik. Kurikulum 2013 mengusung pada pengembangan kurikulum konstruktivisme
yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan tetapi lebih member ruang pada anak untuk
mengembangkan potensi dan talentanya. Model pendekatan kurikulum tersebut berlaku dan
ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan Anak Usia Dini hingga
pendidikan menengah. Keajegan model pendekatan disemua jenjang ditujukan untuk
membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih konsisten sejak awal,
7
sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi yang keatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
menjadi fundamental penyiapan peserta didik menjadi lebih siap dalam memasuki jenjang
pendidikan lebih tinggi. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka perlu diberikan pedoman,
pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai rujukan para pendidik menerapkan
kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di satuan pendidikannya.
a. Memberikan acuan bagi Pengelola dan Pendidik dalam menyusun program layanan,
kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain yang mendukung pencapaian keberhasilan belajar
anak.
b. Memberikan informasi tentang program layanan PAUD yang diberikan oleh satuan PAUD
kepada peserta didik.
c. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan
yang akan dicapai.
a. Mewujudkan anak yang memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang seimbang pada
setiap aspek perkembangannya sebagai bekal mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Mewujudkan anak yang sehat, ceria, mampu merawat diri serta peduli terhadap diri sendiri,
teman, dan lingkungan sekitarnya
c. Menjadikan anak Alqur’ani dan Islami sejak dini sebagai bekal menjalani kehidupan di
masa dewasanya.
PAUD Visioner dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan
partisipatif, PAUD Visioner menerapkan model pembelajaran sentra, dimana kelompok anak
dalam satu hari bermain dalam satu sentra yang didalamnya berisi berbagai aktivitas sebagai
pemenuhan densitas main. Sentra yang disiapkan adalah: sentra balok, sentra bahan alam, sentra
persiapan, sentra main peran.
Model Model Creative Curriculum/BCCT (sentra) yang dikembangkan untuk mengelola
kegiatan pembelajaran yang seimbang antara bimbingan guru dengan inisiatif
anak.Pembelajaran menekankan pada dukungan pengembangan minat, potensi dan kekuatan
anak. Bermain dipandang sebagai kerja sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari
pengembangan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya “start and finish”. Dukungan
guru sebagai fasilitasi anak mengembangkan kecakapan berpikir aktif dan anak diberi
keleluasaan untuk melakukan eksplorasi untuk memahami dunia sekelilingnya.Sentra yang
dikembangkannya tidak berbeda dengan system area.Perbedaan yang nampak tatkala
10
pengelolaan kelas, dimana dalam sistem area semua anak bebas bergerak di semua area,
sedangkan di sistem sentra anak bebas bergerak dalam bermain dalam satu sentra setiap harinya
.
Sentra Balok Sentra balok memfasilitasi anak bermain
tentang konsep bentuk, ukuran,
keterkaitan bentuk, kerapihan, ketelitian,
bahasa, dan kreativitas. Bermain balok
selalu dikaitkan dengan main peran
mikro, dimana bangunan yang dibangun
anak digunakan untuk bermain peran.
11
Sentra Seni Kreatifitas Sentra seni dapat dibagi dalam seni
music, seni tari, seni kriya, atau seni
pahat. Penentuan sentra seni yang
dikembangkan tergantung pada
kemampuan satuan PAUD. Disarankan
minimal ada dua kegiatan yang
dikembangkan di sentra seni yakni seni
munik dan seni kriya. Sentra seni
mengembangkan kemampuan motorik
halus, keselarasan gerak, nada, aspek
sosial-emosional dan lainnya.
Sentra Persiapan Sentra persiapan lebih menekankan
pengenalan keaksaraan awal pada anak.
penggunaan buku, alat tulis dapat
dilakukan di semua sentra, tetapi di sentra
persiapan lebih diperkaya jenis kegiatan
bermainnya. Pada kelompok anak paling
besar yang segera masuk sekolah dasar,
frekuensi main di sentra persiapan lebih
banyak.
13
2) Mengekspresikan Bahasa: mampu bertanya, menjawab pertanyaan, berkomunikasi
secara lisan, menceritakan kembali apa yang diketahui
3) Keaksaraan: memahami hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk huruf,
serta memahami kata dalam cerita.
e. Sosial-emosional, meliputi:
1) Kesadaran diri: memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan sendiri dan
mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang lain
2) Rasa Tanggung Jawab untuk Diri dan Orang lain: mengetahui hak-haknya, mentaati
aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas perilakunya untuk
kebaikan sesama.
3) Perilaku Prososial: mampu bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan,
merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain; bersikap
kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan.
f. Seni
Meliputi: mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimaginasi dengan gerakan,
musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta
mampu mengapresiasi karya seni.
3. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai STPP yang harus dimiliki peserta didik PAUD pada usia 6
tahun.Jadi Kompetensi Inti merupakan operasionalisasi dari STPP dalam bentuk kualitas
yang harus dimiliki anak dengan berbagai kegiatan pembelajaran melalui bermain yang
dilakukan di satuan PAUD. Kualitas tersebut berisi gambaran mengenai kompetensi utama
yang dikelompokkan ke dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Secara terstruktur kompetensi inti dimaksud mencakup:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Rumusan kualitas masing-masing kompetensi inti yang harus dimiliki peserta didik terurai
pada tabel di bawah ini.
KOMPETENSI INTI
KI-1 Menerima ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin,
mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, dan santun
dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik dan/atau pengasuh, dan teman
KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik dan/atau pengasuh, lingkungan sekitar,
teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan cara:
14
mengamati dengan indra (melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba); menanya;
mengumpulkan informasi; mengolah informasi/mengasosiasikan,dan
mengkomunikasikan melalui kegiatan bermain
KI-4 Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan,dan dipikirkan melalui bahasa,
musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku
anak berakhlak mulia
4. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini berisikan kemampuan
dan muatan pembelajaran untuk suatu tema pembelajaran pada PAUD yang mengacu pada
Kompetensi Inti.Kompetensi Dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar program pengembangan.Dalam merumuskan
Kompetensi Dasar juga memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu program pengembangan yang hendak dikembangkan.
16
mengolah batu-batuan, dll)
informasi/menga 3.9. Mengenal teknologi sederhana
sosiasikan, dan (peralatan rumah tangga, peralatan
mengkomu- bermain, peralatan pertukangan, dll)
nikasikan 3.10. Memahami bahasa reseptif
melalui kegiatan (menyimak dan membaca)
main 3.11. Memahami bahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal)
3.12. Mengenal keaksaraan awal
melalui bermain
3.13. Mengenal emosi diri dan
orang lain
3.14. Mengenali kebutuhan,
keinginan, dan minat diri
3.15. Mengenal berbagai karya dan
aktivitas seni
4.1. Melakukan kegiatan beribadah
Bahasa sehari-hari dengan tuntunan orang
KI 4: dewasa
Menunjukkan 4.2. Menunjukkan perilaku santun
yang diketahui, sebagai cerminan akhlak mulia
dirasakan, 4.3. Menggunakan anggota tubuh
dibutuhkan, dan untuk pengembangan motorik kasar
dipikirkan dan halus
melalui bahasa, 4.4. Mampu menolong diri sendiri
music, gerakan, untuk hidup sehat
dan karya secara 4.5. Menyelesaikan masalah sehari-
produktif dan hari secara kreatif
kreatif, serta 4.6. Menyampaikan tentang apa dan
mencerminkan bagaimana benda-benda disekitar
perilaku anak yang dikenalnya (nama, warna,
berakhlak mulia. bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,
tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
melalui berbagai hasil karya
4.7. Menyajikan berbagai karyanya
dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang
lingkungan sosial (keluarga, teman,
17
tempat tinggal, tempat ibadah,
budaya, transportasi)
4.8. Menyajikan berbagai karyanya
dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang
lingkungan alam (hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
Seni 4.9. Menggunakan teknologi
sederhana (peralatan rumah tangga,
peralatan bermain, peralatan
pertukangan, dll) untuk
menyelesaikan tugas dan
kegiatannya
4.10. Menunjukkan kemampuan
berbahasa reseptif (menyimak dan
membaca)
4.11. Menunjukkan kemampuan
berbahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal)
4.12. Menunjukkan kemampuan
keaksaraan awal dalam berbagai
bentuk karya
4.13. Menunjukkan reaksi emosi
diri secara wajar
4.14. Mengungkapkan kebutuhan,
keinginan dan minat diri dengan
cara yang tepat
4.15. Menunjukkan karya dan
aktivitas seni dengan menggunakan
berbagai media
18
2. Gigih dan bertekad bulat menit
3. Percaya diri
4. Kreatif
5. Terorganisasi dan
beorientasi pada tujuan
6. Visioner
7. Berani mengambil resiko
8. Bekerja keras
9. Tahu dan peduli masalah
keuangan
10. Komitmen
11. Jujur
Jumat Ceria
Pendidikan Al
Islam
Budaya Jawa
Total Jam
8. KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum Taman Kanak-kanak …….diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan
pada setiap tahun pelajaran.Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Kalender pendidikan memuat:
1) Permulaan tahun ajaran
Adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pembelajaran. Dimulai
dari tanggal ...
Jadwal orientasi dmasukkan
2) Waktu belajar efektif
Adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh bidang pengembangan termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri.
3) Hari-hari libur.
Adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur khusus, libur umum dan hari – hari besar
nasional.
4) Perayaan hari-hari besar
Kegaiatan yang diadakan dalam memperingati hari besar Agama
19
5) Kegiatan puncak tema (karya wisata sesuai tema)
Kegiatan yang berkaitan dengan tema dan dilakukan pada akhir tema
6) Kegiatan pendukung.
Kegiatan yang mendukung pembelajaran
Adapun Penjelasan alokasi waktu kegiatan sebagai berikut :
5 Hari libur keagamaan 2-4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiritanpa mengurangi
jumlah minggu afektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
KAMIS 3 10 17 24 31 KAMIS 7 14 21 28
JUMAT 4 11 18 25 JUMAT 1 8 15 22 29
SABTU 5 12 19 26 SABTU 2 9 16 23 30
SEPTEMBER OKTOBER
MINGGU 7 14 21 28 MINGGU 5 12 19 26
SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 6 13 20 27
SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 7 14 21 28
RABU 3 10 17 24 RABU 1 8 15 22 29
KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 2 9 16 23 30
JUMAT 5 12 19 26 JUMAT 3 10 17 24 31
SABTU 6 13 20 27 SABTU 4 11 18 25
Tema: keluargaku
27 Puncak Tema bermain dengan keluarga
Adapun Alokasi Waktu Rencana Kegiatan TK ….dan alokasi waktu rencana hari efektif
pembelajaran adalah sebagai berikut :
Alokasi Waktu
Uraian Kegiatan Ket
Bulan Tanggal
21
05 Pengumuman
16 - 18 Orientasi PMB
19 Pembagian Kelas
30 - 31 Efektif Pembelajaran
27 - 31 Efektif Pembelajaran
10 - 15 Efektif Pembelajaran
22
27 Efektif Pembelajaran
29 - 31 Efektif Pembelajaran
26 - 30 Efektif Pembelajaran
02 - 05 Efektif Pembelajaran
21 - 23 Efektif Pembelajaran
28 - 31 Efektif Pembelajaran
04 - 09 Efektif Pembelajaran
23
11- 16 Efektif Pembelajaran
18 - 23 Efektif Pembelajaran
11 Efektif Pembelajaran
13 - 16 Efektif Pembelajaran
25 - 28 Efektif Pembelajaran
30 Efektif Pembelajaran
08 - 13 Efektif Pembelajaran
02 Upacara Hardiknas
06 - 08 Efektif Pembelajaran
10 - 11 Efektif Pembelajaran
13 - 18 Efektif Pembelajaran
24
21 - 24 Efektif Pembelajaran
27 - 31 Efektif Pembelajaran
22 Penyerahan LPPAD
A. PROGRAM TAHUNAN
Program tahunan disusun oleh lembaga berisi tentang rencana kegiatan yang mendukung
kegiatan anak, yang akan dilaksanakan dari mulai awal tahun ajaran hingga akhir tahun ajaran.
Kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan yang terkait dengan kurikulum (minggu belajar, libur,
25
hari-hari istimewa), kegiatan yang menunjang kurikulum (kegiatan mendatangkan nara sumber,
mengunjungi tempat yang terkait dengan tema, kegiatan bazaar anak, pentas seni anak, atau
lainnya) maupun kegiatan yang ke-orang tuaan/parenting (pertemuan orang tua, open house,
hari keluarga, dan sebagainya). Kegiatan tahunan ini disusun bersama dengan pendidik dan
tenaga kependidikan di satuan PAUD, serta disosialisasikan kepada seluruh orang tua peserta
didik.
Contoh program Tahunan
3 September 2.
4 Dst
B. PROGRAM SEMESTER
Perencanaan program semester berisi daftar tema satu semester termasuk alokasi waktu
setiap tema dengan menyesuaikan hari efektif kalender pendidikan yang bersifat fleksibel.Tema
berfungsi sebagai wadah yang berisi bahan kegiatan untuk mengembangkan potensi anak dan
menyatukan seluruh kompetensi dalam satu kesatuan yang lebih berarti, memperkaya wawasan
dan perbendaharaan kata anak sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Penentuan tema dapat dikembangkan oleh satuan PAUD atau mengacu pada contoh tema
yang ada dalam Panduan. Langkah-langkah penyusunan program semester adalah sebagai
berikut:
26
d) menjabarkan tema kedalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci lagi menjadi
sub-sub tema untuk setiap semester;
e) mencermati kompetensi dasar yang sesuai dengan sub tema yang akan dikembangkan.
f) KD yang ditetapkan akan dipakai selama tema yang sama
g) KD yang sudah dipilih untuk tema dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yang
disesuaikan dengan sub tema.
h) KD yang diambil untuk sub tema tersebut akan digunakan terus selama sub tema
dibahas.
i) KD yang sudah digunakan pada tema dan sub tema dapat diulang untuk digunakan
kembali pada tema yang berbeda.
Dalam menyusun perencanaan program semester, lembaga diberikan keleluasaan dalam
menentukan format.
27
3.3 dan 4.3 Mengenal anggota tubuh,
fungsi, dan gerakannya
3.4 dan 4.4 Cara hidup sehat
3.12 dan 4.12 keaksaraan awal
3 Binatang 1. Ayam 1.2 Menghargai lingk sebagai rasa Agustus m 3
peliharaan 2. Kambing syukur dan 4
3. Burung 2.1 Perilaku hidup sehat
2.3. Sikap kreatif
2.13. Sikap santun kepada orang tua,
guru, dan teman
3.1. Kegiatan beribadah sehari-hari
3.6. Mengenal benda -benda
disekitarnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan)
3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan,
dan minat diri
4 Tanaman 1. Sayuran 1.2 Menghargai lingk sebagai rasa September
2. Buah- syukur m 1 - m4
buahan 2.1 Perilaku hidup sehat
3. Umbi- 2.3. Sikap kreatif
umbian 2.13. Sikap santun kepada orang tua,
guru, dan teman
3.1. Kegiatan beribadah sehari-hari
3.6. Mengenal benda -benda
disekitarnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan)
3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan,
dan minat diri
Dst Dst Dst
Contoh:
29
RENCANA PROGRAM MINGGUAN (RPM)
TAMAN KANAK-KANAK KENCANA
Smester : 1/Juli/Minggu ke 2-3-4
Tema : Diriku
Kelompok : B (usia 5-6 Tahun)
KD : 1.1 – 1.2 – 2.3 – 2.5 – 2.8 – 2.10 – 3.3-4.3 – 3.4-4.4 – 3.12-
4.12
30
3 Identitasku 1. Tuhan menciptakan manusia
2. berbicara sopan menggunakan
kata tolong, maaf,
3. Cara mencuci tangan dengan
sabun
4. Kerapihan berpakaian
5. doa sebelum dan sesudah belajar
dan makan
6. Ciri-ciri tubuhku dan tubuh
temanku
7. Mengenal tulisan nama sendiri
Contoh 2
31
RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN
TEMA/SUB TEMA: DIRIKU/TUBUHKU
SEMESTER/MINGGU: 1/13
KELOMPOK: B
KD: 1.1 – 1.2 – 2.3 – 2.5 – 2.8 – 2.10 – 3.3-4.3 – 3.4-4.4 – 3.12-4.12
MATERI: Tubuhku ciptaan Tuhan, Berterima kasih sebagai kebiasaan sopan, Bagian tubuh yang
boleh dan tidak boleh disentuh, Kerapihan berpakaian, Doa sebelum dan sesudah belajar, Nama
anggota tubuh dan merawatnya, Keaksaraan awal nama anggota tubun.
32
D. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah perencanaan program harian yang
akan dilaksanakan oleh pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai dengan program lembaga.
Komponen RPPH, antara lain: tema/sub tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan
pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
RPPH adalah perencanaan program harian yang akan dilaksanakan oleh pendidik/pengasuh
pada setiap hari atau sesuai dengan program lembaga. Komponen RPPH, antara lain: tema/sub
tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
33
PROSES KEGIATAN:
Pembukaan
1. Bernyanyi “ AKU”
2. Tepuk “AKU”
3. Mengamati diri sendiri (cirri-ciri, atribut yang dikenakan, huruf-huruf nama diri)
4. Berdiskusi bagian-bagian tubuh yang boleh disentuh dan yang harus dijaga
5. Diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terimakasih terhadap Tuhan atas tubuhnya
6. Berdiskusi cara berpakaian yang bersih, sopan, dan rapi sebagai bentuk menjaga tubuh
7. Berdoa sebelum belajar
8. Menggunakan kata tolong, terima kasih, dan maaf dalam setiap kesempatan yang tepat
9. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.
Inti
1. Menyusun huruf nama diri
2. Membuat hiasan dinding dengan foto diri
3. Menggambar foto diri
4. Menggunting dan menempel anggota tubuh
Recalling:
1. Merapikan mainan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
Penutup
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
5. Berdoa setelah belajar.
Rencana Penilaian
1. Sikap:
a. Menyadari tubuhnya sebagai ciptaan Tuhan
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan keterampilan:
a. Menunjukkan bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain
b. Menjaga bajunya agar tetap rapi
c. Dapat berdoa sebelum dan sesudah belajar
d. Dapat merawat anggota tubuhnya
e. Dapat menunjukkan huruf awal dari nama anggota tubuh.
34
E. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Prinsip-prinsipumum berikut ini harusmemandukebijakan dan praktikuntuk penilaian:
a. Penilaian dilakukan melalui observasi atas perilaku dan kinerja yang anak tunjukkan
pada saat mereka melakukan kegiatan.
b. Fokus pada apa yang dapat dilakukan anak, kekuatan, minat, hal yang perlu
diperkuatkan, dan potensi-potensi anak.
c. Penilaian didasarkan pada hasil observasi yang berulang dengan kegiatan anak yang
beragam.
d. Mengakomodasi seluruh anak yang memilki keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi,
termasuk anak yang berkebutuhan khusus.
e. Penilaianharus memilikimanfaatbaikjelas dalampelayanan langsungkepada
anakataupeningkatan kualitasprogram pendidikan.
f. Penilaian harusdisesuaikan dengantujuan secara tepatdan adil.
g. Penilaian harussesuai dengan anak usiabaik isidanmetodepengumpulan data.
h. Orang tua harusmenjadi sumberinformasipenilaian yang sangat berharga.
Penilaian mencakup seluruh aspek perkembangan anak. Aspek yang dinilai oleh pendidik
mencakup semua program pengembangan yang ada dalam Kompetensi Dasar (KD) terdiri dari
4 ranah yakni: kompetensi sikap religius, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan usia dan tahap perkembangan anak.
2. Tahap Penilaian
Tantangan setiap pendidik dalam melaksanakan penilaian adalah menentukan
seberapa banyak data yang harus dikumpulkan dan bagaimana menggunakan data yang
sudah terkumpul tersebut agar menjadi informasi yang penuh makna.Sebelum kita
membahas bagaimana menggunakan data, ada baiknya kita sepaham tentang bagaimana
penilaian yang dilakukan.
a. Informasi untuk penilaian dikumpulkan secara periodic dan berkelanjutan. Asnak usia
dini belajar sangat cepat. Guru dan juga orang tua harus lebih teliti dalam
mengumpulkan, menterjemahkan, dan menerapkan penilaian dalam kegiatan harian anak.
b. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka seharusnya menggunakan berbagai
metode pengumpulan data, karena banyak informasi ditunjukkan anak saat anak berada di
luar kelas
c. Setiap data yang terkumpul dari hasil observasi hendaknya diarsipkan untuk menjaga
keajegan data.
d. Instrumen penilaian maupun hasil penilaian seharusnya sejalan dengan budaya dan
bahasa yang biasa digunakan anak
Penilaian pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan melalui penilaian
otentik dilakukan melalui tahap:
35
3. Perencanaan:
a. Pemilihan Kompetensi Dasar
1) Sebelum penilaian dilakukan langkah pertama adalah menetapkan dahulu aspek apa
yang akan dinilai. Tahap ini seharusnya sudah masuk saat menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Dalam RPPH ada bagian yang disebut
dengan Rencana penilaian yang isinya sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang
akan dilihat pada anak.
2) Pada tahap awal, sebagai latihan jumlah unsure yang dinilai cukup satu satu indicator
dari setiap domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seiring dengan terbiasa
dengan proses penilaian otentik tersebut, maka jumlah indicator yang dinilai mulai
bertambah. Misalnya 1 unsur dari sikap, 1 indikator dari keterampilan, dan 2 indikator
pengetahuan.
Seringkali pertanyaan guru adalah bagaimana mungkin dapat mengobservasi dan mencatat
banyak informasi saat anak main, sebab banyak yang harus dikerjakan dengan memberi
dukungan saat anak bermain. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka:
a. Tentukan waktu yang paling cocok untuk melihat indicator tertentu, misalnya untuk
melihat anak dapat bekerja sama, maka waktu observasi yang lebih tepat disaat
membereskan mainan. Saat ingin melihat seberapa sabarnya anak mengantri maka pilih
waktu saat anak menunggu waktu mengantri ke kamar kecil atau saat mau mencuci
tangan.
b. Ketika guru sudah menentukan apa yang akan dilihat, maka ia hanya perlu beberapa
menit untuk mengamati anak, maka ia akan dapat informasi yang lebih banyak
dibanding bila guru tidak menyiapkan tentang apa yang akan diobservasi.
c. Apabila guru sudah menetapkan indicator apa yang diobservasi maka memudahkan ia
melakukannya karena diberbagai tempat dia dapat mengobservasi anak dengan waktu
yang lebih singkat, sehingga lebih banyak anak yang dapat diobservasi.
5. Pelaksanaan
Observasi/Pengamatan
Hal yang paling penting dalam melakukan penilaian terhadap anak adalah melakukan
pengamatan (observasi). Observasi adalah cara pengumpulan data/informasimelalui
pengamatan langsung terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan anak.
Observasi dilakukan guru saat anak bermain atau melakukan suatu kegiatan sekalipun tidak
sedang bermain di dalam ruangan.
Pencatatan
36
perkembangan dan hasil belajar anak dengan menggunakan:
a. Catatan harian
d. Karya anak
Catatan harian
Catatan harian dilakukan guru selama melakukan observasi disaat anak bermain.Jika
anak cukup banyak sebaiknya guru memfokuskan pada beberapa anak di setiap
harinya secara bergilir, sehingga dalam satu minggu (sub tema) semua anak sudah
teramati dan tercatat perkembangannya dalam catatan harian.
Catatan harian dibuat dengan memperhatikan:
1) Catatan tidak berdasarkan asumsi (menurut sudut pandang pengamat), misalnya
menuliskan: Yasmin agresif, bosan, marah, dll.
2) Tidak menggunakan kata-kata yang subjektif dan ambigu (memiliki lebih dari
satu makna), misalnya: Yasmin bermain berantakan. Ia terlalu banyak
menggunakan mainan.
3) Catat kejadian segera pada saat peristiwa berlangsung, oleh karena itu sebaiknya
guru selalu membawa buku kecil di dalam saku dan mencatat kata-kata kunci
terkait dengan hal yang diamati. Bila tidak memungkinkan segera lakukan
pencatatan saat anak pulang.
4) Tulis nama dan usia anak, tanggal/waktu, tempat kejadian, serta peristiwa yang
diamati.
5) Telaah KD dan indikator perkembangan, tentukan KD dan indikator
perkembangan mana yang relevan dengan peristiwa pada catatan.
37
CONTOH: CATATAN HARIAN.
Pendidik mengamati Yasmin (usia 5,5 tahun) yang sedang bermain peran
sebagai penjual sayuran. Yasmin menata jualannyanya: tomat di piring besar,
cabe di piring lainnya, sayuran di baskom kecil. Saat ada pembeli terjadi
percakapan:
Alysha: “tomat”
Alysha : “besar”
38
Catatan harian dapat juga dilakukan dengan cara seperti berikut:
CONTOH 2 : CATATAN HARIAN
CATATAN HARIAN
Tanggal/
KEMAMPUAN KD
Waktu / PERISTIWA
ANAK Yang dicapai
Tempat
39
Apabila menggunakan ceklis sederhana untuk membuat catatan harian juga sangat dimungkinkan.
CONTOH CEKLIST CATATAN HARIAN:
Berdasarkan hasil pengamatan di beberapa kegiatan, guru dapat memasukkan nama anak ke dalam
kolom yang tersedia dengan merujuk pada pencapaian Kompetensi dasar.
Cara Pengisian:
1. Kolom KI diisi dengan komponen pengembangan yang diharapkan yaitu Sikap Religius, Sikap
Sosial, Pengetahuan dan Keterampilan.
2. Kolom KD diisi dengan Kompetensi dasar apa yang ingin dikembangkan pada anak. Pemilihan
kompetensi dasar ini sesuai dengan yang tercantum pada RPPH.
40
3. Kolom BB (belum berkembang) diisi dengan nama-nama anak yang belum menunjukkan
perilaku/ sikap, pengetahuan/keterampilan yang diharapkan sesuai dengan KD. Untuk
menentukan apakah anak tersebut sudah memiliki kemampuan yang diharapkan, guru dapat
merujuk pada indicator yang sesuai dengan KD.
4. Kolom BSH (Berkembang sesuai dengan harapan) diisi dengan nama-nama anak yang sudah
menunjukkan kemampuan sikap, pengetahuan/keterampilan yang diharapkan sesuai dengan KD
seperti yang tercantum dalam indicator.
5. Kolom keterangan diisi dengan penjelasan yang menunjukkan kemampuan setiap anak yang
tercantum pada kolom BSH.
1. Catatan anekdot
Merupakan catatan sikap dan perilaku anak secara khusus terhadap suatu peristiwa yang terjadi
pada saat tertentu dan dalam situasi tertentu.
Karakteristik catatan anekdot adalah:
1) Catatan simpel (tidak bertele-tele); hanya mencatat apa yang diucapkan anak, sikap yang
dieskpresikan anak baik melalui kata maupun bahasa tubuh, serta perilaku yang ditampilkan
anak.
2) Mencatat perilaku yang tidak biasa pada anak baik positif (kemajuan yang diperoleh)
maupun negatif (misalnya Ahmad yang biasanya tenang, namun hari ini menangis terus).
3) Akurat (tepat), objektif (apa adanya) dan spesifik (khusus/tertentu).
Rambu-rambu mencatat catatan anekdot sama dengan rambu-rambu membuat catatan anekdot,
yakni:
1) Catatan sederhana tentang perilaku tertentu atau tidak biasa
2) Sebagai hasil dari pengamatan secara langsung
3) Akurat dan spesifik
4) Dalam banyak kasus, menggambarkan interaksi antar anak, anak dengan orang dewasa, dan
anak dengan material
5) Memberikan konteks dari munculnya perilaku tersebut
Catatan anekdot dapat ditulis dalam format tabel seperti contoh di bawah, namun dapat juga
berupa narasi (tidak menggunakan tabel). Pendidik dapat memilih teknik pencatatan yang
paling mudah dan sederhana untuk dilakukan.
41
Contoh:
Hari Senin tanggal 21 Juli 2014, Yasmin bermain di area membaca, dia memegang buku dan
hanya menatapnya.Yasmin bahkan tidak menjawab ketika Alisha menanyakan tentang buku
yang dipegangnya.
Melihat catatan di atas sepertinya Yasmin sedang tidak berminat untuk melakukan kegiatan
bermain. Guru harus mengetahui lebih lanjut apa yang menyebabkan perilaku Yasmin berubah
untuk hari ini sebelum memberikan kesimpulan, apalagi mencap anak sebagai anak”pemalas”.
Informasi yang dikumpulkan dapat bersumber dari anak dan orang tua.Kesimpulan pendidik
disampaikan kepada orang tua dan dijadikan sebagai catatan untuk dijadikan bahan dalam
memberi dukungan pembelajaran selanjutnya untuk Yasmin.
2. Hasil Karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa
pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak. Misalnya: gambar, lukisan, melipat, kolase,
hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan balok, tari, dll.
42
CONTOH HASIL KARYA ANAK:
43
Hasil Karya seni - Cerita menunjukkan 3.11- 4.11 kemam-
karyanya sambil cerita puan ekspresif
“TV di rumahku”
3.15 – 4.15 meng-
hargai karya seni
Dst -
1. Semua data yang terkumpul melalui pengamatan yang ditulis dalam catatan anecdotal
maupun hasil karya anak diolah untuk melihat perkembangan hasil belajar anak.
2. Apabila yang menangani anak berupa tim guru, maka yang menentukan hasil belajar
anak adalah semua guru yang menangani anak.
Berikut adalah contoh penilaian berupa Checklist untuk anak usia 5-6 tahun:
45
dst
3.2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia
4.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia
Berkata sopan
Bersikap sopan
3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik
kasar dan motorik halus
4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus
1 Menyebutkan anggota tubuh dan fungsinya v
2 Menunjukkan gerakan koordinasi (mengkap dan melempar
3 bola, berjalan dengan berbagai variasi, berlari dengan
variasi, dll)
4 Menyebutkan fungsi gerakan-gerkan motorik kasar dan
halus
5 Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi lentur
seimbang dan lincah
Melakukan koordinasi gerakan kaki, tangan, kepala dalam
6 menirukan gerakan
Melakukan permainan fisik menggunakan tangan kanan dan
kiri
KOMPETENSI DASAR
3.4 Mengetahui cara hidup sehat
4.5 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
46
3 Menyebutkan dan membedakan bentu-bentuk benda di V
sekitarnya atau sesuai tema
4 Menyebutkan/membedakan benda berdasarkan ukurannya V
5 Membuat pola sederhana dengan menggunakan benda
disekitarnya
6 Membedakan benda berdasarkan sifat-sifatnya (cair, padat,
membeku, mencair, terapung, tenggelam, dst)
7 Membedakan suara yang didengarnya (keras-lembut, cepat-
lambat, tinggi-rendah, dan sumber-sumber bunyi)
8 Mengenal benda berdasarkan tekstur (halus-kasar, licin-
bergerigi/bergelombang)
9 Menggunakan alat main dengan tepat
10 Menggunakan alat makan dengan tepat
3.11 Memahami bahasa ekspresif(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non
verbal)
4.11. Menunjukkan kemampuan ber bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal
Dst
Keterangan:
BB : Belum Berkembang. Bila sampai akhir bulan penilaian kemampuan itu belum nampak pada
anak
MB : Mulai Berkembang. Bila kemampuan tersebut sekali-kali nampak pada anak, misalnya
membuang sampah pada tempatnya muncul bila diingatkan tetapi seringkali membuang dimana
saja.
BSH : Berkembang Sesuai Harapan. Bila kemampuan tersebut sudah dimiliki anak secara terus
menerus sesuai indicator di usianya.
BSB : Berkembang Sangat Baik, bila kemampuan yang dimiliki anak secara terus menerus
melebihi kemampuan yang tercantum dalam indicator di usianya
47
G. PELAPORAN
1. Pengertian
Pelaporan merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian
pendidik/guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Teknik Pelaporan
Laporan Perkembangan Anak Didik dilaporkan oleh kepala lembaga /pendidik/ secara lisan dan
tertulis. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta dimungkinkan adanya
hubungan dan informasi timbal balik antara pihak lembaga dengan orang tua. Hal yang perlu diingat
dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya menjaga kerahasiaan data atau informasi, artinya bahwa
data atau informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua anak
didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan selanjutnya.
3. Waktu pelaporan
Pelaporan hasil perkembangan anak diberikan oleh pendidik kepada orangtua murid
melalui tatap muka langsung untuk menyampaikan laporan secara lisan, sekaligus
48
diikuti penyerahan laporan tertulis. Pemberian laporan dapat dilakukan dalam jangka
waktu tertentu seperti triwulan atau enam bulan (satu semester).
5. Isi Pelaporan
Laporan berisi Kekuatan dan Rekomendasi. Kekuatan diambil dari kolom BSH dan BSB
pada rekapitulasi penilaian bulanan yang terakhir.
Rekomendasi berisi saran yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak pada saat
pengasuhan, yang diambil dari kolom BB dan MB pada rekap penilaian bulanan yang
terakhir dan yang sebelumnya.
49
CONTOH PELAPORAN
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
SEMESTER II TAHUN AJARAN 2013/2014
PAUD BUNGA MEKAR
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CONTOH PENGISIAN LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
50
Melakukan gerakan-gerakan menggunakan
jari-jari tangannya seperti menggunting,
meronce, menggambar dan menulis.
Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri seperti memakai sepatu, minum dan
makan sendiri, ke toilet sendiri, dengan meminta bantuan ibu guru ketika mengalami
kesulitan(3.3 -4.3).
Menjaga keamanan dirinya agar tidak disentuh oleh orang yang tidak dikenal baik
pada saat menggunakan kamar kecil ataupun saat menunggu jemputan (3.4 - 4.4).
Sebaiknya …………………………….
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif Yasmin berada pada perkembangan yang sesuai dengan usianya. Hal
ini ditunjukkan oleh kemampuan Yasmin dapat:
Menyelesaikan masalah secara kreatif di
kegiatan mainnya (3,5; 4,5).
Mengenal teknologi sederhana dan fungsi alat
tersebut. Yasmin mengerti apa fungsi alat
pompa dan cara menggunakannya (3.9 - 4.9).
Yasmin mengenal benda-benda di sekitarnya
dari warna, bentuk, ukuran, fungsi, sifat dan
berbagai ciri-ciri yang ada pada benda itu.
Ketika bermain peran “Berbelanja di
Supermarket”, Yasmin memilih benda-benda
yang akan dibeli berdasarkan kelompoknya (3.6
– 4.6).
Yasmin dapat mengenali lingkungan
sosialnya. Ia mengetahui bahwa
rumahnya berdekatan dengan rumah
Dio, tetangganya. Yasmin juga bisa
menceritakan bahwa Dio adalah
saudaranya, anak dari adik ayah
Yasmin. Kata Yasmin suatu
hari,”Bunda, ayahnya Dio itu adiknya
ayahku.” (3.7 – 4.7)
Perkembangan Sosial-Emosional
Yasmin mengenal emosi diri sendiri dan orang lain. Ia dapat mengekspresikannya
secara wajar. (2.11)
Yasmin juga mampu mengenali perasaan orang lain dan merespon secara tepat. Ia
51
menghibur temannya yang sedih karena ibunya ke luar kota karena sekolah lagi.
(3.13– 4.13)
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa Yasmin melebihi usianya. Ia terlihat cakap dalam:
Mengekspresikan perasaan dan keinginannya melalui bahasa lisan. (3.11-4.11)
Mengenal keaksaraan dengan menuliskan nama dirinya secara lancar, walaupun
kadang ia menuliskan huruf “d” pada namanya terbalik dengan huruf “b”, Beberapa
kata sederhana mulai dapat ditunjukkannya melalui merangkai kartu-kartu huruf atau
huruf-huruf plastik, atau Membentuk huruf menggunakan playdough yang dipilin dan
digulung menjadi kata-kata (3.12 – 4.12)
Perkembangan Seni
Yasmin mampu menunjukkan karya dan
aktivitas seni dengan menggunakan berbagai
media. Ia senang menggambar dan melukis
menggunakan kuas dan cat.
Yasmin juga sering secara ekspresif
menunjukkan kekaguman pada karya seni
teman dengan berkata,”Ih... bagus....”, begitu
seru Yasmin pada saat melihat gambar temannya yang berwarna-warni (3.15 - 4.15).
Keterangan
Sakit :………………..(hari)
Ijin :………………. (hari)
Alpa :………………..(hari)
52
(Orang Tua/ Wali)
53
PENGARSIPAN HASIL BELAJAR ANAK
Hasil belajar anak baik dari hasil pengamatan catatan anekdot, checklist, dan hasil
karya anak kemudian dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Kumpulan data tersebut pada awalnya hanya sedikit namun seiring dengan waktu akan menjadi
sangat banyak. Oleh karena itu pendidik harus memiliki wadah penyimpan dan sistem yang teratur
untuk mengelolanya. Bila tidak memungkinkan untuk membeli wadah khusus (folder), maka
pendidik dapat memanfaatkan kotak atau kardus bekas atau dapat membuat kantong, amplop, map
atau wadah dari kertas poster dan bahan bekas lain.
CARA MENATA PORTOFOLIO
54
Portofolio juga disusun berdasarkan program perkembangan, yakni perkembangan nilai
moral dan agama, sosio-emosional, motorik, kognitif, bahasa, dan seni, misalnya:
Perkembangan nilai moral dan agama, berupa hasil pengamatan guru terhadap
kemampuan anak dalam beribadah dan mendengarkan cerita-cerita keagamaan.
Perkembangan sosio-emosional, berupa catatan guru dan catatan anekdot mengenai
interaksi anak dengan kelompoknya (kemampuan memilih, memecahkan masalah dan
kerja sama dengan orang lain).
Perkembangan kognitif, berupa foto-foto tentang aktivitas anak ketika menghitung dan
mengukur bahan-bahan untuk kegiatan memasak, sampel kerja anak yang menunjukkan
anak memahami konsep angka, foto dan data yang diperoleh dari checklistdan rekaman
percakapan mengenai pemahaman konsep, eksplorasi, hipotesis, dan pemecahan
masalah
Perkembangan bahasa, beruparekaman anak ketika membaca cerita yang ditulis,
rekaman percakapan tentang penguasaan perbendaharaan kata dan keterampilan
menggunakan bahasa.
Perkembangan seni, berupa kumpulan karya seni yang menunjukkan kreativitas anak
ketika bekerja menggunakan berbagai media.
Aktivitas:
Susunlah contoh portofolio seorang anak di kelas Anda. Hasil karya apa saja yang dapat
anda masukkan? Anda dapat pergunakan bekas kotak lebar pipih atau kantong map, atau
folder sebagai tempat menyimpan.
55