Anda di halaman 1dari 10

10 KRITERIA SEKOLAH BAGUS

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof Dr H Arief Rachman,
MPd, mengatakan sekolah yang bagus adalah sekolah yang suasana belajarnya menyenangkan
untuk anak. Selain itu, masih ada beberapa kriteria sekolah yang bagus menurutnya. Pakar
pendidikan ini membagi setidaknya 10 kriteria untuk memilih sekolah yang baik bagi anak.
1. Kepemimpinan sekolah profesional
Sekolah yang bagus adalah sekolah yang gaya kepemimpinannya partisipatif, tegas dan
bertujuan. Selain itu sekolah yang baik adalah sekolah yang pemimpinnya mempunyai
keterampilan, kemampuan dan kemauan untuk memajukan sekolah. Ia menyarankan begitu
cari sekolah, ketemu kepala sekolahnya. Ketika wajah kepala sekolah kencang jangan masuk
ke sekolah itu. Tapi kalau dia ramah dan baik bisa jadi pilihan
2. Semua warga sekolah memahami dan melaksanakan visi dan misi sekolah
Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki kesatuan pandangan dan arah mengenai
visi. Selain itu, sekolah baik itu konsisten dalam pembuatan dan pelaksanaan aturan. Di
sekolah itu juga ada kebersamaan.
3. Suasana pembelajaran di sekolah menyenangkan
Ciri sekolah yang baik terutama adanya atmosfir suasana yang mendukung. Serta lingkungan
kerja yang menyenangkan.
4. Kegiatan Pembelajaran yang saling mendukung
Kegiatan pembelajaran di sekolah sangat beragam seperti intra dan ekstrakurikuler berjalan
secara seimbang dan saling mendukung. Sekolah yang baik itu berkonsentrasi pada
pembelajaran, optimalisasi waktu pembelajaran, penekanan pada keahlian akademik serta
fokus pada pencapaian prestasi.
5. Guru mempunyai perencanaan pembelajaran
Sekolah yang baik juga bisa dilihat dari kualitas guru-gurunya. Dimana sanga guru harus
terorganisasi dengan baik, terstruktur dengan jelas dan mempunyai target yang jelas. Selain
itu, guru juga sebaiknya mengkomunikasikan pembelajaran pada siswa dan adanya
fleksibilitas sesuai dengan kondisi siswa

6. Program positif
Semua program-program yang positif mendapat penguatan dari sekolah, orangtua dan siswa.
Di sekolah yang baik harus ada penegakan disiplin yang adil, transparan dan jelas. Adanya
umpan balik terhadap perkembangan yang dicapai.
7. Monitoring
Sekolah melakukan monitoring dan evaluasi secara terprogram dan berdampak terhadap
perbaikan sekolah. Sekolah yang baik juga harus melakukan monitoring kemajuan siswa
setiap saat. Juga harus ada evaluasi kemajuan sekolah secara berkelanjutan. Semua program-
program yang positif mendapat penguatan dari sekolah, orangtua dan siswa. Di sekolah yang
baik harus ada penegakan disiplin yang adil, transparan dan jelas. Adanya umpan balik
terhadap perkembangan yang dicapai.
8. Hak dan kewajiban siswa dipahami dan dilaksanakan dengan baik di sekolah
Sekolah yang baik juga harus ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hak dan
kewajiban siswa dipahami dan dilaksanakan dengan baik di sekolah. Sehingga percaya diri
siswa muncul. Selain itu, siswa diberi peran dan tanggung jawab, juga diberi kesempatan
untuk mengontrol peran dan tanggung jawab mereka sendiri
9. Kemitraan antara sekolah dengan orangtua
Sekolah yang baik juga harus melibatkan orang tua. Pelibatan orangtua dalam program-
program anak di sekolah dan pelibatan orangtua dalam program-program anak di rumah.
10. Munculnya kreativitas dalam organisasi sekolah untuk pengembangan pendidikan
Semua stakeholders sekolah (guru, kepala sekolah, siswa, pegawai sekolah dan orangtua)
merasa terlibat dalam pengembangan diri demi kemajuan bersama.

. Memahami Pengertian Sekolah yang Ideal untuk Anak

Kesadaran akan pentingnya sekolah di kalangan masyarakat Indonesia bisa dikatakan sudah
cukup baik. Terbukti, makin banyak orang tua yang memprioritaskan pendidikan anak-anaknya.
Namun, tidak sedikit pula orang tua yang masih belum sepenuhnya memahami pengertian
sekolah yang ideal. Padahal, hal ini sangat penting ketika Anda hendak memilih sekolah yang
paling tepat untuk anak-anak.

A. Beberapa Pengertian Sekolah


Belajar merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan kehidupan manusia.
Bahkan, hidup itu sendiri adalah sebuah proses belajar yang berjalan terus-menerus. Sekolah
merupakan salah satu sarana agar proses belajar tersebut bisa berlangsung dengan lebih baik
dan terarah. Lantas, apa pengertian sekolah yang sebenarnya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekolah adalah bangunan atau lembaga
untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Selain itu,
sekolah juga bisa diartikan sebagai lembaga pendidikan formal, nonformal, dan informal
yang didirikan oleh negara ataupun swasta dengan tujuan memberikan pengajaran,
mengelola, dan mendidik muridnya melalui bimbingan para guru/pendidik.
B. Fungsi Sekolah
Sekolah secara umum
memiliki fungsi untuk
memberikan pengajaran
kepada para murid/peserta
didik agar kelak menjadi
individu yang berguna
untuk diri sendiri dan
lingkungannya. Fungsi
umum tersebut dapat
diuraikan dalam beberapa
fungsi yang lebih khusus, yaitu:
1. Membekali peserta didik dengan keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung
serta keterampilan hidup lainnya.
2. Mendukung dan mengoptimalkan potensi anak.

3. Menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas.

4. Membentuk peradaban yang lebih baik.

C. Sekolah Ideal, Seperti Apa?


Berdasarkan pengertian sekolah dan fungsinya tersebut, lembaga pendidikan ini
sesungguhnya memiliki misi yang sangat penting dalam membentuk manusia unggul.
Sebagai orang tua, Anda pun tentunya mengharapkan sekolah yang ideal untuk anak-anak,
yaitu yang memiliki ciri sebagai berikut.
1. Memperhatikan Tahap Perkembangan Anak
Dalam penyusunan kurikulumnya, sekolah yang baik senantiasa mempertimbangkan
tahap perkembangan anak usia sekolah, baik dari aspek fisik, kognitif, bahasa, maupun
sosial-emosional.
2. Memenuhi Kebutuhan Psikologis Anak
Anak-anak memiliki kebutuhan psikologis yang harus mampu dipenuhi oleh lingkungan
keluarga dan sekolahnya. Sekolah harus memberikan kesempatan kepada setiap anak
untuk menampilkan kemampuannya sehingga kebutuhan anak untuk merasa mampu
dapat terpenuhi.
3. Menghargai Keunikan Setiap Anak
Di sekolah yang ideal, cara pengajaran untuk tiap anak bisa berlainan karena setiap anak
adalah unik. Contohnya, guru akan menjelaskan pelajaran dengan metode berbeda untuk
anak yang memiliki gaya belajar visual dengan yang bergaya kinestetik.
4. Mendukung Bakat dan Minat Anak
Sekolah yang baik memahami bahwa setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda
sehingga anak tidak harus menguasai semua mata pelajaran. Guru akan lebih fokus pada
hal-hal yang diminati oleh anak dan mengembangkannya.
5. Membantu Orang Tua Mencapai Tujuan Pendidikan Anak
Setiap orang tua tentu memiliki tujuan pendidikan yang berbeda untuk putra-putrinya.
Misalnya, jika Anda ingin anak bisa mandiri, sekolah yang baik akan membantu Anda
dalam mencapai tujuan tersebut dengan memberikan tugas-tugas yang melatih
kemandirian anak.

Kelima ciri sekolah ideal di atas bisa Anda temukan pada sekolah-sekolah inklusi.
Pengertian sekolah inklusi adalah sekolah yang memiliki kurikulum, tenaga pendidik,
sistem pembelajaran, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan setiap siswa. Sistem pada sekolah inklusi memungkinkan setiap
siswa mendapatkan pendidikan secara optimal sesuai keunikan, bakat, dan minatnya. Hal
ini dapat dilihat dari hubungan yang hangat antara guru dan murid, materi belajar yang
bervariasi, cara penyampaian pelajaran yang dilakukan melalui aktivitas yang
menyenangkan. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, akan sangat baik jika Anda
mencari tahu lebih banyak tentang sekolah inklusi. Hal ini penting terutama bagi Anda
yang memiliki putra/putri yang memasuki usia sekolah dasar sehingga mereka mendapatkan
pendidikan yang tepat sejak dini.

TIPS MENCARI SEKOLAH IDEAL


Setiap menjelang tahun ajaran baru, hampir semua orangtua bingung mencari sekolah
yang tepat untuk anak-anaknya. Sebagai orangtua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik
untuk anak-anak. Namun yang ada, Anda justru pusing dibebani segudang pertanyaan. Seperti
apa bentuk sekolah yang baik dan ideal? Apakah harga menjamin kualitas yang diberikan? Dan
lain sebagainya. “Ideal” menurut kamus bahasa Indonesia artinya “sesuai dengan yang
diharapkan”.
Tentunya orang tua berharap sekolah yang dipilih akan mampu menjadi tempat
mengembangkan kemampuan anak secara optimal. Berikut ini, penulis mencoba memberikan
tips bagaimana mencari sekolah yang ideal atau tepat bagi anak-anak.

1. Libatkan anak ketika memilih sekolah.


Seharusnya selalu disadari dan dipahami oleh orang tua, bahwa yang nantinya sekolah
adalah anak, bukan mereka. Maka, melibatkan anak dalam memilih sekolah merupakan
langkah penting, meskipun usia prasekolah. Orang tua jangan menganggap remeh
kemampuan anak, karena pada saat usia pra sekolah anak mengalami perkembangan fisik
dan mental yang sangat pesat.
Dalam buku “Magic Trees of Mind”, Marianne Diamond menggambarkan,
perkembangan kemampuan matematika dan intelegensia ruang pada anak diperkirakan
dimulai pada usia satu tahun. Kemampuan bahasa anak malah sudah dimulai sejak masih
dalam kandungan. Ini berarti, daya nalar dan logika anak pada saat akan memasuki sekolah
dasar (6 tahun) sudah berkembang baik.
Tinggal bagaimana orang tua merangsang kemampuan anaknya. Kondisikan agar proses
mencari sekolah dasar tidak menjadi beban berat bagi si anak melainkan menjadi proses
belajar yang menyenangkan. Bagaimana jika ternyata pilihan anak jatuh pada sekolah yang
menurut orangtua kurang sesuai? Di sinilah peran orang tua diperlukan.
Pada saat orang tua telah membuat pilihan sekolah mana yang akan dimasuki anak nanti,
buatlah kesepakatan sukarela dengan anak bahwa sekolah yang akan dimasuki adalah murni
pilihan anak. Dengan demikian anak akan merasa bangga karena diberi kesempatan
melakukan hal yang penting. Di sisi lain anak akan lebih bertanggung jawab karena merasa
sekolah yang dimasukinya adalah pilihannya sendiri.
2. Ketahuilah visi dan misinya.
Banyak ahli yang mengingatkan tentang pentingnya aspek visi dan misi pendidikan yang
disandang suatu sekolah. Sekolah yang memiliki kualitas baik tentu saja memiliki visi dan
misi yang jelas, terukur dan realistis. Untuk dapat mengetahui visi-misi sekolah yang
diinginkan, dapat dilihat di buku profil, brosur, papan nama atau media publikasi yang
digunakan oleh sekolah tersebut. Dari visi dan misi yang dipaparkan dapat terlihat
bagaimana orientasi tujuan dan profil output yang akan dihasilkan.
Pernyataan visi dan misi ini dapat dipotret dari beberapa aspek, antara lain aspek
keagamaan, akademis, mental, perilaku, kecakapan hidup, kemandirian dan kewirausahaan.
Seperti yang sudah terungkap di muka, orang tua saat ini masih memandang aspek akademis
menjadi pertimbangan pertama dalam memilih sekolah. Maka, tidak heran jika banyak orang
tua yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan sekolah dengan prestasi akademik
tinggi.
Pihak sekolah pun akan melakukan seleksi ketat terhadap calon siswanya. Hanya siswa yang
memiliki IQ tinggi yang dapat diterima di sekolah yang bersangkutan. Dari kasus ini, Penulis
jadi tergelitik, sebenarnya yang unggul sekolah atau siswanya. Sangat masuk logika, jika
sekolah yang hanya menerima input baik-baik saja, kemudian out putnya juga baik.
Oleh sebab itu, orang tua seharusnya tidak lagi terjebak pada istilah-istilah sekolah
favourit, unggulan, plus dan lain-lain. Padahal yang dikembangkan hanya pada aspek
kognitif saja atau academic minded. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu
menggali, mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh potensi (baca: kecerdasan
majemuk) peserta didiknya.

3. Porsi Pendidikan Agama.


Di era sekarang ini, dimana banyak kasus yang menimpa generasi penerus kita termasuk
dalam hal ini para pelajar, mulai dari kasus tawuran, narkotika, pergaulan bebas dan
perbuatan menuyimpang lainnya, maka peran pendidikan agama menjadi sangat signifikan
terutama dalam membentuk kharakter dan perilaku siswa.
Penulis berpendapat bahwa, pendidikan moral tertinggi terletak di dalam doktrin-doktrin
agama yang diyakini seseorang. Melalui pendidikan agama yang cukup, diharapkan para
peserta didik akan muncul kesadaran dan pemahaman yang benar mengenai tugas, peran dan
tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan, anak, siswa dan anggota masyarakat. Sebagai
implementasinya, anak mampu menghargai orang lain dengan segala perbedaan serta
mampu memilah dan memilih kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan tidak.
Oleh karena itu, porsi pendidikan agama yang diterapkan oleh suatu sekolah hendaknuya
menjadi bahan pertimbangan penting orang tua dan anak dalam memilih sekolah.
Barangkali, jika kita ingin mendapatkan pendidikan agama yang lebih di sekolah negeri,
nampaknya sulit diwujudkan. Pasalnya, sesuai aturan yang berlaku, sekolah-sekolah negeri
hanya menerapkan 2 (dua) jam pelajaran agama dalam sepekan, kecuali inisiatif pihak
sekolah untuk mengadakan jam tambahan.
Mungkin dari sini, sekolah-sekolah swasta yang berbasiskan agama dapat menjadi
solusinya. Sekolah ini jelas-jelas memberikan porsi lebih banyak untuk pendidikan agama,
bahkan sudah dipadukan dengan mata pelajaran lain, sehingga terdapat internalisasi nilai-
nilai agama di setiap bahan ajar. Apalagi di jenjang pendidikan dasar, ibaratnya sebagai
momentum peletakan pondasi bangunan kepribadian dan pengoptimalan seluruh potensi
siswa. Maka, agama menjadi komponen paling penting dalam membentuk dan membangun
kharakter siswa.
4. Kurikulum pembelajaran.
Kurikulum bisa dikatakan sebagai jantungnya pendidikan. Dikarenakan di dalamnya
berisi tentang perencanaan pembelajaran yang menyangkut semua kegiatan yang dilakukan
dan dialami peserta didik dalam perkembangan, baik formal maupun informal guna
mencapai tujuan pendidikan. Walaupun penerapan kurikulum ini sudah diatur dan
diseragamkan dari pusat, tetapi pihak penyelenggara pendidikan dapat melakukan
modifikasi-modifikasi disesuaikan dengan kondisi sekolah, lingkungan, dan kebutuhan
masyarakat.
Dalam kebijakan kurikulum terbaru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sangat memberikan keleluasaan kepada pihak sekolah (negeri maupun swasta) untuk
berkreasi dan berinovasi selama masih mengacu kepada standar kompetensi yang ditentukan.
Maka, sangat dimungkinkan akan terjadi kompetisi di antara sekolah-sekolah, tentang
bagaimana menampilkan profil sekolah dan keunggulan-keunggulannya dalam hal muatan
materi pembelajaran dan kegiatan sekolah. Oleh karena itu, orang tua dan calon siswa harus
benar-benar jeli dan teliti dalam memilih sekolah terutama pertimbangan dari sisi kurikulum
yang diterapkan sekolah tersebut.
Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah juga perlu dicermati,
apakah dimungkinkan dapat mengoptimalkan bakat dan potensi peserta didik.
5. Profil Pendidik.
Keberhasilan dari proses dan hasil output pendidikan tidak dapat dilepaskan dari andil
guru. Boleh dikatakan guru sebagai ujung tombak pendidikan untuk mencetak dan
mengkader generasi penerus yang didambakan. Apalah artinya kurikulum yang ideal jika
tidak didukung oleh pelaksananya, yaitu sumber daya manusia yang cakap.
Maka tidak heran, jika pemerintah terus-menerus berusaha meningkatkan kompetensi guru
melalui berbagai program, mulai dari penataran-penataran, beasiswa pendidikan dan
sertifikasi guru.
Raka Joni (1980) mengemukakan adanya tiga dimensi umum yang menjadi kompetensi
tenaga kependidikan, antara lain:
a.Kompetensi personal atau pribadi, maksudnya seorang guru harus memiliki kepribadian
yang mantap yang patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi
seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani.
b. kompetensi profesional, maksudnya seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas,
mendalam dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai
metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.
c.Kompetensi kemasyarakatan, artinya seorang guru harus mampu berkomunikasi baik
dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas. Mungkin secara sederhana, ketika
kita mengamati profil guru sebuah sekolah, bisa dilihat dari riwayat pendidikan,
pengalaman mengajar, prestasi, penampilan, sikap dan gaya mengajar apabila
dimungkinkan.

6. Gedung dan fasilitas.


Komponen pendidikan yang tidak kalah pentingnya adalah sarana dan prasarana yang
mendukung. Mulai dari bangunan fisik, ruang kelas, taman, perpustakaan, laboratorium,
sarana olah raga dan kesenian, arena bermain, kantin, perlengkapan kelas, sampai dengan
alat peraga edukasi yang dimiliki. Seiring dengan kemajuan bidang informasi dan teknologi,
nampaknya bukan hal yang baru sebuah sekolah memiliki fasilitas akses jaringan internet
dan website sendiri, dimana setiap stake holders dapat berinteraksi dan berkomunikasi di
dunia maya.
Hal ini, akan sangat membantu bagi orang tua untuk memantau perkembangan putra-
putrinya secara cepat tanpa harus secara fisik datang ke sekolah. Dengan didukung sarana
dan prasarana yang baik, diharapkan semua peserta didik dapat belajar secara enjoy,
nyaman, dan betah. Sekolah diibaratkan sebagai rumah kedua bagi anak-anak, sehingga
sekolah yang baik mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan siswa. Hal yang perlu
diperhatikan juga mengenai rasio jumlah siswa dengan luas ruangan kelas serta fasilitas
pembelajaran yang lain.
7. Lokasi sekolah dan lingkungan.
Lokasi yang dimaksud dapat dipandang dari jarak sekolah ke rumah, lingkungan sekitar
dan sarana transportasinya. Bisa dibayangkan seorang anak harus bangun pagi-pagi sekali
karena letak sekolahnya jauh. Tentu ia pulang dalam keadaan lelah karena jarak yang
ditempuhnya memakan waktu yang lama. Belum lagi jika terjadi kemacetan lalu lintas, bisa
dimungkinkan sering terlambat pulang maupun masuk sekolahnya.
Lalu kapan ia bisa belajar di rumah dengan nyaman? Bagaimana ia bisa mengembangkan
interaksi dengan anggota keluarga lain di rumahnya? Maka, faktor lokasi dan lingkungan ini
hendaknya diperhatikan oleh orang tua dan anak itu sendiri dalam menentukan sekolah
pilihannya. Perlu dipikirkan juga mengenai sekolah yang berlokasi di pusat perkotaan atau
keramaian dan yang berada di pinggiran atau lebih dekat dengan suasana alam, semua
memiliki plus-minus-nya.
8. Biaya pendidikan.
Barangkali bagi sebagian kalangan, faktor biaya ini menjadi pertimbangan paling utama
dalam memutuskan sekolah yang dipilih, terutama bagi masyarakat yang secara ekonomi
kelas menengah ke bawah. Biaya pendidikan yang ditarik pihak sekolah secara umum terdiri
iuran SPP, bantuan pembangunan/gedung, seragam, buku, praktikum dan kegiatan
ekstrakurikuler. Sekolah-sekolah yang dianggap favourit, unggul maupun plus biasanya juga
akan memasang biaya pendidikan yang tidak murah.
Hal ini berkaitan dengan fasilitas pembelajaran dan program-program unggulan yang
ditawarkan. Namun yang perlu diingat bahwa, tingginya biaya pendidikan yang diterapkan
pihak sekolah hendaknya diikuti juga dengan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Oleh
karena itu, sebelum menentukan pilihan sekolah, orang tua diharapkan sudah mampu
mengukur kemampuan secara ekonomi tentang biaya pendidikan yang harus dikeluarkan
termasuk anggaran lain di luar program sekolah, seperti uang saku, transportasi,
perlengkapan sekolah dan lain-lain.
9. Ketertiban dan kebersihan sekolah.
Kondisi sekolah yang nyaman, teduh, tenang, tertib dan lingkungan yang bersih tentu saja
akan mendukung suasana proses pembelajaran. Berbeda dengan suasana sekolah yang
terkesan kumuh, gersang, gaduh, penempatan perabot sekolah yang semrawut, dan tidak ada
kedisiplinan yang diterapkan, maka proses belajar mengajar akan banyak terganggu dan
kurang optimal hasilnya. Kata kuncinya, siswa di sekolah harus merasa senang dan betah
seperti ketika berada di rumahnya sendiri (feels like second home).
10. Lihat prestasi dan keberhasilan alumninya.
Kriteria yang tidak boleh ditinggalkan dalam memilih sekolah yang ideal adalah prestasi dan
profil output-nya. Sekolah yang baik, selain unggul di dalam proses, juga unggul pada
hasilnya. Seperti telah diurakaikan di muka, yang disebut prestasi tidak hanya secara
akademik, tetapi juga non akademik baik siswa, guru maupun institusinya.
Bagaimana perkembangan bakat dan potensinya, sikap, perilaku, kemandirian, keterampilan
dan keahlian lain yang mendukung. Sedangkan Keberhasilan alumni dapat diukur dari
lulusan sekolah dapat diterima di sekolah lanjutan yang kualitasnya baik serta memiliki life
skill yang cukup untuk mampu eksis di tengah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai