Anda di halaman 1dari 621

EDISI KETIGA CETAKAN KEDUA 2010

EDISI KEEMPAT CETAKAN KEDUA

MANAJEMEN SEKOLAH

TIDAK BOLEH DIPERJUALBELIKAN. BUKU INI HADIAH IKHLAS DARI PUSDIKLAT


PEGAWAI DEPDIKNAS. DIPERKENANKAN MENGUTIP DAN/ATAU MEMPERBANYAK
SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI BUKU INI TANPA PERLU MEMINTA IZIN KEPADA
PUSDIKLAT PEGAWAI KEMENDIKNAS, TETAPI MOHON MENCANTUMKAN SUMBERNYA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
Jl. Raya Cinangka Km 19, Bojongsari, Depok 16517
Telp: (021) 7490410, 7490411, Faks: (021) 7491174
www.pusdiklatdepdiknas.net http//:pusdiklat.depdiknas.go.id
Riwayat penerbitan

Sebagian besar materi dalam buku ini diadaptasi oleh Agus Dharma,
PhD dari materi berjudul Better School: Resources Materials for School
Heads yang dimuat dalam ranah publik (public domain)
http:/library.unesco-iicba.0rg/English/Better School

Edisi Pertama Januari 2005


Edisi Kedua Cetakan Pertama Januari 2006
Edisi Kedua Cetakan Kedua dengan Perbaikan Januari 2007
Edisi Kedua Cetakan Ketiga Februari 2007
Edisi Ketiga Cetakan Pertama Januari 2008
Edisi Ketiga Cetakan Kedua dengan Perbaikan Maret 2010
PENGANTAR

PENGANTAR
Orang yang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan
Orang yang optimis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan
Winston Churchill

Tidak dapat disangkal bahwa salah satu faktor utama


yang memengaruhi efektivitas sekolah adalah kualitas
kepemimpinan dan manajemen yang diterapkan kepala
sekolah. Melalui pendekatan manajemen dan
kepemimpinan yang diterapkan, kepala sekolah
diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif; yaitu lingkungan yang memotivasi para
anggota sekolah untuk mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin. Itu sebabnya, para kepala sekolah
memerlukan sumber gagasan praktis tentang cara yang dapat mereka
lakukan untuk menjadi manajer sekolah yang lebih baik dengan
kepemimpinan yang memberi teladan, memotivasi, dan memberdayakan.
Diharapkan adanya tekad kepala sekolah untuk membuat perubahan yang
bermaslahat, relevan, efektif-biaya, serta diterima oleh staf, peserta didik,
orang tua, dan dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Untuk keperluan
itulah bahan ini disebarluaskan sebagai salah satu sumber gagasan praktis
bagi para kepala sekolah untuk membuat sekolahnya menjadi lebih baik.

Sebagian besar materi dalam buku ini diadaptasi dari Better Schools:
Resource Materials for School Heads: http:/library.unesco-
iicba.0rg/English/Better School/. Materi ini diadaptasi karena
dipandang dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar dalam
pelatihan yang diselenggarakan untuk mengembangkan kemampuan
profesional para kepala sekolah. Tujuannya tidak lain agar para kepala
sekolah terilhami untuk memikirkan kembali praktik manajemen sekolah
mereka dan berusaha menemukan cara lebih produktif dalam upaya
menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi peserta didik. Ini tentu
tidak mudah, tetapi seperti kata-kata bijak Winston Churchill, sebagai orang
yang optimis Anda akan dapat melihat adanya kesempatan dalam setiap
kesulitan yang Anda hadapi.

MANAJEMEN SEKOLAH i
PENGANTAR

Edisi pertama buku ini dipublikasikan pertama kali pada 2005 yang
kemudian telah direvisi dan dicetak beberapa kali. Revisi dilakukan
mengikuti perkembangan pengetahuan dan kebijakan dalam manajemen
pendidikan. Kita tahu bahwa utamanya sejak 2001 telah banyak perubahan
yang terjadi dalam manajemen pendidikan di Indonesia. Perubahan orientasi
pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah menimbulkan dampak
yang sangat signifikan dalam manajemen pendidikan di Indonesia.
Pemerintah pusat, dalam konteks NKRI, menetapkan kebijakan-kebijakan
strategis dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu bagi semua. Kini pemerintah daerah memainkan peran jauh lebih
besar dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan itu di wilayah masing-masing.
Pada tataran operasional, sejak diterapkannya manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang ditetapkan dalam Pasal 51 ayat 1 Undang-undang Nomor 20
Tahun 20003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peran sentral kepala
sekolah dalam urusan mencerdaskan anak bangsa ini makin menonjol.
Dalam Pasal tersebut dinyatakan bahwa ”pengelolaan satuan pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan
berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen
berdasarkan sekolah/madrasah.” Penjelasan Pasal tersebut menyatakan
bahwa MBS ”adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan
pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu
oleh komite sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan.”
Pemberdayaan kepala sekolah dari sisi kewenangan ini tampaknya tidak akan
serta-merta membuat mereka dapat memainkan perannya itu dengan baik.
Mereka harus terus-menerus belajar mengasah kompetensi dan menambah
pengetahuan dari berbagai sumber. Dalam konteks inilah pentingnya buku
ini sebagai salah satu sumber belajar. Semua bahan yang disajikan dalam
buku ini diupayakan untuk tidak mengetengahkan banyak teori. Kepala
sekolah sebaiknya belajar dari pengalaman mereka sendiri melalui penilaian
lingkungan dan praktik yang mereka lakukan, serta membandingkannya
dengan gagasan yang mereka pandang dapat meningkatkan mutu sekolah
mereka. Seperti para profesional lainnya, para kepala sekolah harus memikul
tanggung jawab mengembangkan diri sendiri, orang-orang yang bekerja
bersama mereka, dan bersama-sama mengembangkan sekolah mereka.
Dampak semua bahan yang disajikan di sini tidak akan segera tampak, tetapi
kepala sekolah diharapkan dapat mengidentifikasi contoh-contoh yang
menunjukkan peningkatan diri dan pada saat yang sama membuat sekolah
mereka menjadi lebih baik. Para kepala sekolah harus paham bahwa
pengetahuan tidak akan ada artinya jika tidak disebarkan. Itu sebabnya
mereka perlu berbagi gagasan dengan berbagai pihak yang peduli dengan
upaya memajukan pendidikan di sekolahnya; seperti rekan sejawat, pejabat

MANAJEMEN SEKOLAH ii
PENGANTAR

birokrasi pendidikan, pengawas, dan sebagainya. Diharapkan akhirnya


mereka dapat merasakan kontribusi bahan yang disajikan di sini bagi upaya
peningkatan kinerja praktik manajemen sekolah mereka. Kami berharap para
kepala sekolah juga sudi berbagi gagasan dengan kami untuk membuat buku
ini lebih memiliki nilai praktis yang dapat disesuaikan pada konteks yang
beragam.

BAHAN INI BAGI SEMUA KEPALA SEKOLAH

Para kepala sekolah seharusnya menyadari bahwa mereka perlu belajar terus.
Belajar tidak mengenal istilah pensiun. Bahan ini tidak hanya bagi mereka
yang sedang menjadi kepala sekolah, tetapi juga bagi mereka yang akan
memangku jabatan sebagai kepala sekolah. Bahan pelatihan ini dapat
diterapkan di semua jenis sekolah termasuk madrasah, dari sekolah dasar
sampai sekolah menengah, apakah negeri atau swasta, dengan segala
perbedaan kurikulum yang diterapkan.

Keterampilan manajemen juga diperlukan oleh berbagai pihak yang terlibat


dalam pendidikan, sejak dari kantor pusat Kementerian Pendidikan
Nasional, dinas pendidikan di provinsi atau kabupaten/kota, para pengawas,
anggota yayasan pendidikan, anggota komite sekolah, dan bahkan dalam
kadar tertentu orang tua dan anggota masyarakat lainnya. Pendek kata,
bahan ini ditujukan bagi semua pihak yang peduli dengan upaya
meningkatkan kinerja sekolah.

MEDIA BELAJAR

Media dalam dunia pembelajaran berarti wahana (vehicle) untuk mempelajari


konsep, keterampilan, dan atau sikap. Jika digunakan dengan tepat, media ini
akan sangat membantu dalam proses pembelajaran. Berikut adalah media
yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan kompetensi Anda.

Belajar mandiri atau studi perseorangan. Salah satu cara menggunakan


bahan ini adalah dengan belajar sendiri. Dengan cara ini, Anda menentukan
sendiri kapan dan apa yang akan Anda pelajari. Setiap orang punya latar
belakang sendiri, memiliki pengalaman dan karakter sekolah masing-masing;
sehingga kebutuhan belajar pun berbeda-beda. Diharapkan semua bagian
dalam buku ini, dengan unitnya masing-masing, dapat Anda manfaatkan dan
relevan dengan kebutuhan Anda. Anda dapat mempelajarinya tanpa
mempersoalkan urutannya. Setiap bagian juga dapat dipelajari sendiri, atau
dilakukan bersama-sama dalam sesi informal atau bahkan formal.

MANAJEMEN SEKOLAH iii


PENGANTAR

Kelompok studi informal. Anda juga dapat mempelajari bahan ini dengan
sesama kepala sekolah yang lain secara berkelompok, sekalipun secara tidak
formal. Tempat belajar dapat di mana saja; apakah di rumah Anda, di kantor
sekolah, di balai warga/desa, atau tempat lain yang memungkinkan untuk
berdiskusi. Materi buku ini dapat juga dipakai oleh asosiasi atau
perhimpunan kepala sekolah di tempat Anda, apakah di tingkat kecamatan,
kabupaten, atau provinsi. Musyawarah kerja kepala sekolah ini perlu
menetapkan seseorang sebagai orang yang bertanggung jawab untuk
memulai, memfasilitasi, dan mengoordinasikan program pelatihan.

Kelompok formal. Buku ini dapat juga digunakan secara sistematik untuk
menjangkau sejumlah besar kepala sekolah dalam suatu pelatihan formal
yang diselenggarakan oleh dinas-dinas pendidikan (kabupaten/kota atau
provinsi). Atau pelatihan pada level nasional diselenggarakan oleh instansi
Kemendiknas yang menangani pendidikan dan pelatihan pegawai, antara lain
Pusdiklat Pegawai Kemendiknas, Jl. Raya Cinangka Km 19,
Bojongsari, Depok 16517, Telp: (021) 7490410, 7490411, Faks : (021)
7491174, http//:pusdiklat.depdiknas.go.id.

Belajar jarak jauh. Semua bahan dalam buku ini juga dapat diadaptasi
untuk digunakan dalam kursus belajar jarak jauh, apakah melalui media
tulisan atau elektronik (televisi atau radio) atau dapat pula melalui internet.

BAHAN ACUAN

Tidak ada bagian dalam buku ini yang dapat dipelajari tanpa disertai dengan
bahan lain. Penting sekali agar sedapatnya bahan itu ada dan berada dalam
jangkauan Anda. Bahan penting yang diterbitkan di Indonesia atau
kemungkinan tersedia di sekolah Anda termasuk yang berikut.

• Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diubah.


• Peraturan perundang-undangan nasional tentang pendidikan.
• Peraturan perundang-undangan tingkat daerah tentang pendidikan.
• Peraturan perundang-undangan kepegawaian.
• Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan (pusat dan daerah).
• Kode etik guru (jika ada).
• Aturan dasar dan aturan rumah tangga komite sekolah.
• Peraturan sekolah (termasuk tata tertib).
• Laporan tahunan, pidato, data hasil ujian, data murid/staf, buku dan hasil
kerja latihan murid, dan sebagainya.
• Buku keuangan sekolah, jadwal pelajaran, format laporan, notula rapat,
dan sebagainya.

MANAJEMEN SEKOLAH iv
PENGANTAR

Anda perlu mempelajari sejarah dan perkembangan pendidikan di negara


kita. Selain itu, Anda juga dapat memperkaya khasanah pemikiran melalui
artikel yang memuat isu-isu mutakhir pendidikan di surat kabar, majalah,
radio, televisi, dan bahkan melalui internet.

BACAAN

Sangat banyak buku tentang manajemen, yang sebagian di antaranya


manajemen pendidikan. Anda dapat mencarinya di toko buku, perpustakaan,
atau di tempat-tempat lain yang mungkin dapat Anda akses. Namun, bagi
para kepala sekolah di daerah pedesaan atau tempat-tempat terpencil, bacaan
seperti itu kemungkinan besar sangat langka. Oleh sebab itu, penerbitan
bahan seperti ini diharapkan dapat membantu kepala sekolah mengelola
sekolahnya secara produktif.

Berikut in disajikan sedikit saja dari sekian banyak buku yang ditulis atau
yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Buku-buku berikut bukan
hanya tentang manajemen pendidikan, tetapi juga manajemen organisasi
umumnya yang dapat diterapkan dalam mengelola sekolah.

Agus Dharma (1985, edisi revisi cetakan kelima 2004), Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis
Bagi Para Supervisor, Jakarta: PT. RajaGrafindo Perkasa.
Alan Fowler (1993, terjemahan), Keterampilan Bernegosiasi, Jakarta: Binarupa Aksara.
Depdiknas (1999), Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah
Umum, Ditjen Dikdasmen.
Donald Weis (1990, terjemahan), Bagaimana Mendelegasikan Secara Efektif, Binarupa Aksara-
Amacom
Dr. Dedi Supriadi (1998), Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa.
Dr. Dimyati dan Drs. Mujiono (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta dan
Depdiknas.
Dr. H. Nana Sudjana (2002), Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung:
Sinar Baru Algesindo
Dr. Ibrahim Bafadal (2003), Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya, Jakarta:
Bumi Aksara
Dr. Umaedi, M.Ed (2004), Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah: Mengelola Pendidikan
Dalam Era Masyarakat Berubah, Jakarta: Pusat Kajian Manajemen Mutu Pendidikan.
Drs. Nurkholis, MM (2003), Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Grasindo.
Hannaway, Conor dan Hunt, Gabriel (2004, terjemahan Yoseph Bambang Margono), The
Management Quick Reference Book, Bandung: Penerbit Kaifa, PT. Mizan.
Hersey, Paul dan Blanchard, Ken (1988, terjemahan Agus Dharma), Manajemen Perilaku
Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Prentice-Hall; Jakarta: PT. Erlangga.
I Gede Pranaseto (2003), Cara Jitu Membuat Keputusan, Progres

MANAJEMEN SEKOLAH v
PENGANTAR

Marion E. Haynes (1991, terjemahan), Manajemen Waktu Untuk Diri Sendiri, Jakarta:
Binarupa Aksara.
Saiful Anam (2006), Sekolah Dasar: Pergulatan Mengejar Ketertinggalan, Solo: PT. Wangsa Jatra
Lestari.
Syaiful Sagala (2004), Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Nimas Multima.
Stephen R. Covey (….terjemahan), Pemimpin Berkekuatan Prinsip, Jakarta: Progres
Tim Pusdiklat Pegawai Depdiknas (2003), Prinsip-prinsip Manajemen Pelatihan, Pusdiklat
Pegawai Depdiknas, Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Wardiman Djojonegoro (1996), Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia,
Jakarta: Balitbang, Depdikbud.

Selain itu, bagi kepala sekolah yang dapat menggunakan internet dapat
mengakses banyak website yang memuat sumber informasi tentang
penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara umumnya atau di Indonesia
khususnya. Misalnya, www.depdiknas.go.id, www.pendidikan.net, atau www.e-
dukasi.net. Semua laman itu memuat berbagai informasi berguna yang ditulis
dalam bahasa Indonesia. Seluruh materi dalam buku ini juga dapat diakses
dan diunduh dari laman Pusdiklat Pegawai Kemendiknas.
Sekali lagi perlu dikemukakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang
diamanahkan bagi para kepala sekolah sama sekali tidak ringan. Para kepala
sekolah harus mampu memainkan peran ganda sebagai guru kepala dan
kepala eksekutif (manajer) dengan sama baiknya untuk membangun
lingkungan pembelajaran yang kondusif; yaitu lingkungan yang
memungkinkan setiap warga sekolah untuk menemukan dan
mengembangkan potensi kecerdasan mereka secara komprehensif dan
optimal. Dalam lingkungan seperti ini, setiap warga sekolah menyadari
bahwa kecerdasan bukan semata urusan akademik (intelektual), tetapi juga
urusan spiritual, emosional, dan kinestetik; atau dengan kata lain urusan
logika, etika, estetika, dan praktika. Warga sekolah menyadari bahwa belajar
tidak berhenti di bangku sekolah, tetapi berlangsung sepanjang hayat. Sudah
seharusnya jabatan sebagai kepala sekolah dipikulkan bagi mereka yang
benar-benar amanah mengemban tanggung jawab profesionalnya itu.
Mereka yang akan menjadi kepala satuan pendidikan formal ini harus
ditetapkan melalui proses seleksi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan cara ini urusan membangun masa depan yang sangat penting itu
akan dapat dijamin berada pada orang yang benar-benar dapat diandalkan.
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat.
Sawangan, Maret 2010
Kepala Pusdiklat Pegawai Kemendiknas

Agus Dharma, PhD

MANAJEMEN SEKOLAH vi
PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENGANTAR i
BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1
Pengantar 2
Tuntutan Terhadap Manajer Sekolah 4
Standar Kepala Sekolah 16
Identifikasi Kebutuhan 26
Membuat Sekolah Anda Lebih Baik 36
BAGIAN 2 PENGEMBANGAN DIRI 43
MANAJER PENDIDIKAN
Pengantar 44
Analisis Pekerjaan 46
Kepemimpinan Kepala Sekolah 53
Pengembangan Profesional 68
Berfungsi Secara Efektif Dalam Kelompok 77
Manajemen Waktu 92
BAGIAN 3 PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN SEKOLAH 105
Pengantar 106
Visi. Misi, Nilai-nilai, dan Tujuan Sekolah 109
Manajemen Sekolah 117
Hubungan Manusia dan Masyarakat 130
Pendelegasian di Sekolah 138
Komunikasi dan Negosiasi 143
Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah 153
Manajemen Perubahan 158
BAGIAN 4 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 165
Pengantar 166
Seleksi Pegawai 169
Pengembangan Pegawai 176
Pemotivasian Pegawai 184
Penilaian Kinerja Pegawai 191

MANAJEMEN SEKOLAH vii


PENGANTAR

Supervisi dan Pendisiplinan Pegawai 199


Memelihara Dokumen Kepegawaian 209
Manajemen Rapat 215
Manajemen Konflik 222
BAGIAN 5 MANAJEMEN KURIKULUM 231
DAN SUMBER DAYA SEKOLAH
Pengantar 232
Pengembangan Kurikulum 235
Penjadwalan 241
Manajemen Sumber Daya Untuk Mendukung Kurikulum 254
Pemilihan dan Pengelolaan Buku Pelajaran 259
Perpustakaan dan Alat Bantu Pembelajaran Biaya Murah 265
Ujian, Tes Ulangan, dan Pemeliharaan Dokumen 276
Pemeliharaan Sumber Daya 283
Penggalian Sumber Dana 287
BAGIAN 6 MANAJEMEN KEUANGAN 297
Pengantar 298
Sumber Dana Sekolah 300
Penganggaran Sekolah 306
Mobilisasi Sumber Dana 316
Kerangka Dasar dan Mekanisme Manajemen Keuangan 322
BAGIAN 7 PEMANTAUAN EFEKTIVITAS SEKOLAH 327
Pengantar 328
Alasan Melakukan Evaluasi 330
Indikator dan Karakteristik Efektivitas Sekolah 337
Teknik Evaluasi 348
Perencanaan Program Evaluasi 357
Penggunaan Hasil Evaluasi 367
LAMPIRAN 1 373
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem 374
Pendidikan Nasional
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen 410
Undang-undang Nomor Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 447
Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 499
Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 503
Nomor 44 Tahun 2006 tentang Bantuan Untuk Lembaga
Pendidikan yang Diselenggarakan Masyarakat

MANAJEMEN SEKOLAH viii


PENGANTAR

dan Lembaga Kemasyarakatan


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 511
Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 518
Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Manengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 536
Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru
Dalam Jabatan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 540
Nomor 044/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 547
Nomor 087/U/2002 Tentang Akreditasi Sekolah
LAMPIRAN 2 554
Kepala Sekolah yang Kompeten 555
Agus Dharma
Memangnya Sains Itu Serius? 573
A Muzi Marpaung
Potret Kelam Itu Bernama Buku Pelajaran Sekolah 576
Agus Sulistyono
Merumuskan Kode Etik Guru Sebagai Profesi 579
Damaningtyas
Manajemen Berbasis Sekolah : Belajar Dari Pengalaman Orang Lain 583
Agus Dharma
Memberdayakan Kepala Sekolah Sebagai Manajer Sekolah 593
Xaviery

MANAJEMEN SEKOLAH ix
PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pengantar 2
Tuntutan Terhadap Manajer Sekolah 4
Standar Kepala Sekolah 16
Identifikasi Kebutuhan 26
Membuat Sekolah Anda Lebih Baik 36

MANAJ EMEN SEKOL AH 1


PENDAHULUAN

Pengantar
Perbedaan antara yang mungkin dan yang tidak mungkin, terletak pada tekad Anda
Tommy Lasorda

Bagian ini dimaksudkan untuk membantu Anda menggunakan seluruh isi


buku ini dengan cara yang memungkinkan Anda berkembang secara
profesional, baik secara perseorangan maupun sebagai anggota kelompok.
Perlu diingat agar penggunaan bagian ini Anda sesuaikan dengan kondisi
yang Anda hadapi. Selain itu, bahan ini dapat pula digunakan bersama
dengan bahan lainnya yang dapat Anda temukan untuk memperkayanya.

Setelah mempelajari bagian ini, Anda akan dapat:

• memahami tuntutan pihak-pihak berkepentingan terhadap kepala sekolah


sebagai manajer dalam mengoordinasi sistem kerjanya
• memahami standar sebagai kepala sekolah yang mencakup kualifikasi dan
kompetensi
• mengidentifikasi program sekolah yang dapat memenuhi kebutuhan staf,
peserta didik, masyarakat, dan bangsa
• merencanakan dan menerapkan program yang bertujuan untuk membuat
sekolah Anda lebih baik.

CAKUPAN BAGIAN INI

Bagian pendahuluan ini terdiri atas empat unit bahasan, yaitu tuntutan
terhadap manajer sekolah, standar kepala sekolah, identifikasi kebutuhan,
dan menjadikan sekolah Anda lebih baik.

Tuntutan terhadap manajer sekolah

Tujuan unit ini adalah agar Anda merefleksikan tuntutan terhadap kepala
sekolah sebagai manajer--sebuah organisasi yang disebut sekolah--dari
berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk kurangnya persiapan bagi
mereka yang ditugaskan mengelola sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 2


PENDAHULUAN

Standar kepala sekolah

Tujuan unit ini adalah menyajikan standar kepala sekolah yang mencakup
kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah yang diolah berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Identifikasi kebutuhan

Dalam perencanaan dan pengembangan sekolah Anda dan kegiatan yang


tercakup di dalamnya, penting diingat bahwa banyak kelompok, selain
peserta didik, yang memiliki harapan dan kebutuhan. Dalam unit ini Anda
akan mempelajari kelompok-kelompok itu dan cara untuk memenuhi
kepentingan mereka atas sekolah Anda.

Membuat sekolah Anda lebih baik

Unit ini memuat tema semua bagian buku ini dan merupakan tantangan bagi
Anda sebagai manajer sekolah. Jika Anda ingin membuat sekolah Anda
menjadi lebih baik daripada sebelumnya, maka Anda perlu merencanakan
pengembangannya. Unit ini diharapkan dapat membantu Anda mengelola
perencanaan pengembangan sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 3


PENDAHULUAN

Tuntutan
Terhadap Manajer Sekolah
Jangan menyerah karena Anda tidak gagal sebelum Anda menyerah

PENGANTAR

Manajemen pada dasarnya adalah prosedur atau proses pencapaian hasil


tertentu dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara
produktif. Manajemen sekolah yang efektif bergantung pada kiprah sejumlah
lembaga yang saling terkait. Ini termasuk Kementerian Pendidikan Nasional
di tingkat pusat, dinas pendidikan di daerah (provinsi dan kabupaten/kota),
masyarakat lokal, guru dan staf sekolah, serta berbagai pihak lainnya.
Semuanya turut berperan dalam jaringan birokrasi pengoperasian sekolah
sehari-hari. Kepala sekolah adalah penghubung paling penting dalam
jaringan itu untuk menjamin keberhasilan sekolah mencapai tujuannya.

Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, kepala sekolah harus dapat
mendayagunakan semua sumber daya yang tersedia dengan cara yang paling
produktif (efektif dan efisien) dalam situasi yang dinamis yang dipengaruhi
berbagai faktor internal dan eksternal. Situasi ini sering terkendala oleh
makin menyusutnya sumber dana dari pemerintah dan pada saat yang sama
oleh semakin tingginya tuntutan untuk mendapatkan pendidikan yang
bermutu.

Kepala sekolah di banyak negara berada dalam posisi yang sulit, karena
mereka diharapkan mengelola proses pendidikan dengan kualitas lebih baik
dalam masa semakin menyusutnya sumber daya. Sekalipun sebagian besar
kepala sekolah menghadapi masalah yang sedemikian rumit, hanya sedikit
negara yang secara sungguh-sungguh memikirkan isu yang berkaitan dengan
penyeleksian, pengangkatan, pelatihan, dan pendukungan bagi kepala
sekolah.

Dalam praktik di Indonesia, kepala sekolah adalah guru senior yang


dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan itu. Biasanya guru yang

MANAJ EMEN SEKOL AH 4


PENDAHULUAN

dipandang baik dan cakap sebagai guru kelas/bidang studi yang kemudian
diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam kenyataan, banyak di antaranya
yang tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah
menjadi kepala sekolah. Umumnya mereka tidak cocok untuk mengemban
tanggung jawab manajerial. Orang-orang seperti ini telah mencapai puncak
inkompetensinya dan akan tetap di situ sampai pensiun. Bayangkan nasib
sekolah jika dipimpin oleh seseorang yang sama sekali tidak kompeten.

Para kepala sekolah (negeri dan swasta) perlu disiapkan benar agar dapat
mengelola sekolahnya dengan baik. Kebutuhan untuk lebih menyiapkan dan
meningkatkan kemampuan kepala sekolah ini barangkali lebih mendesak di
negara-negara sedang berkembang umumnya dan di Indonesia khususnya.

Unit ini dimaksudkan untuk membantu Anda merefleksikan realitas situasi


di Indonesia dan tingkat pelatihan yang sekarang bagi kepala sekolah dalam
kaitannya dengan perannya yang semakin rumit. Unit ini juga dirancang
untuk lebih menyadarkan Anda tentang perlunya upaya terus-menerus untuk
mengembangkan diri agar dapat menjadi kepala sekolah yang efektif.
Diharapkan Anda dapat menularkan hal ini kepada staf sekolah Anda agar
pengembangan diri ini melembaga di sekolah Anda searah dengan upaya
peningkatan kinerja sekolah.

HAKIKAT KEKEPALASEKOLAHAN

Secara sederhana, kepala sekolah adalah orang yang diangkat oleh pihak
yang berwenang untuk mengelola suatu sekolah. Pihak yang berwenang ini
boleh jadi pemerintah (daerah) untuk kepala sekolah negeri atau yayasan
bagi kepala sekolah swasta. Siapapun yang mengangkat Anda, ketika Anda
diangkat Anda terikat dalam suatu kontrak. Dengan kontrak itu, tertulis atau
tidak, Anda bertanggung gugat untuk mengelola sekolah dengan sebaik-
baiknya.

Praktik pengangkatan kepala sekolah yang berlangsung selama ini tampaknya


belum dilakukan secara sistemik sehingga kebanyakan kepala sekolah belum
memiliki persiapan yang cukup untuk mengemban tugas yang rumit itu. Jika
Anda termasuk kebanyakan kepala sekolah itu, Anda mungkin akan harus
bekerja sambil belajar secara coba dan ralat (trial and error) berdasarkan intuisi
semata. Anda kemudian mungkin merasakan betapa sulitnya melaksanakan
tugas Anda karena banyak yang harus Anda pelajari dalam kaitannya dengan
sikap serta kompetensi manajerial yang diperlukan untuk mengelola sekolah
secara produktif.

MANAJ EMEN SEKOL AH 5


PENDAHULUAN

KENDALA YANG DIHADAPI KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah di Indonesia melaksanakan tugasnya dalam lingkungan


ekonomi, politik, sosial, budaya, dan geografi yang berbeda-beda.
Lingkungan tempat Anda bertugas ini mengandung tuntutan dan tantangan
yang unik. Lingkungan kerja Anda bermuatan peluang dan sekaligus kendala.
Namun, jika Anda memahami batasan dan kemungkinan yang Anda hadapi
melalui kajian yang seksama, maka pekerjaan Anda sebenarnya lebih
memotivasi Anda untuk berkinerja lebih baik ketimbang membuat Anda
menyurutkan langkah. Anda tidak pernah gagal sebelum Anda menyerah.
Anda tidak boleh pesimis dan harus tetap optimis. Ingatlah bahwa:

Orang yang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan.


Orang yang optimis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.

Kendala yang dihadapi kebanyakan kepala sekolah dapat mencakup yang


berikut.

• Kelangkaan atau rendahnya mutu sumber daya (waktu, dana, fasilitas,


staf).
• Kurang memadainya ukuran luas dan tidak tepatnya lokasi sekolah.
• Guru dan staf yang tidak cakap.
• Tidak adanya rencana strategis di tingkat sekolah, lokal, dan daerah.
• Tidak adanya perencanaan karier yang baik bagi kepala sekolah.
• Jumlah peserta didik yang terlalu banyak atau kurangnya ruang kelas.
• Kurangnya dukungan kebijakan pemerintah (daerah atau nasional).
• Kurangnya dukungan orang tua peserta didik.
• Kurangnya dukungan masyarakat.
• Lemahnya komunikasi antara kepala sekolah dan masyarakat, kepala
sekolah dan dinas pendidikan, serta kepala sekolah dan staf sekolah
• Kodisi pelayanan yang sulit.
• Lambannya perubahan dalam sistem.
• Norma dan nilai-nilai (budaya dan manajerial) yang berbeda.

Daftar di atas tentunya tidak memuat semua hal. Namun, penting diingat
bahwa beberapa kendala mungkin hanya bersifat sementara jika Anda
berusaha untuk:

• bersikap positif (ingat bahwa berpikir negatif akan merusak)


• kreatif dan inovatif
• berusaha mengajak staf untuk menyampaikan gagasan
• realistik tentang apa yang dapat Anda dan sekolah Anda capai

MANAJ EMEN SEKOL AH 6


PENDAHULUAN

• menerima peningkatan berkelanjutan sebagai falsafah


• benar-benar memanfaatkan peluang yang Anda peroleh
• tidak memandang staf, masyarakat, dan sekolah lain, atau dinas
pendidikan sebagai pesaing (karena pendidikan adalah upaya kerja sama),
tetapi sebagai mitra untuk bersama-sama memperluas akses dan
pemerataan pendidikan serta meningkatkan mutu dan relevasi pendidikan
peserta didik.

Hal-hal di atas diharapkan dapat membantu Anda mengatasi masalah Anda.

KEPALA SEKOLAH DAN SISTEM KERJA

Tanggung jawab utama seorang kepala sekolah antara lain adalah mencapai
hasil sebaik mungkin dengan mengoordinasikan sistem kerja satuan
pendidikannya secara produktif. Suatu sistem kerja secara sederhana dapat
digambarkan dalam hubungan kondisi proses  hasil sebagai berikut.

BALIKAN FORMATIF

KONDISI PROSES HASIL

BALIKAN MOTIVATIF

Kondisi: Semua masukan (input) yang diperlukan sebagai kondisi dalam


proses. Termasuk di sini adalah faktor lingkungan kerja, baik fisik maupun
bukan fisik di mana pekerjaan berlangsung. Di sini tercakup di antaranya
sumber daya manusia (SDM), ruangan tempat belajar dan bekerja, peralatan
belajar-mengajar, struktur organisasi, prosedur, instruksi, kebijakan
pemerintah, hubungan antarpribadi, dana, dan suasana kerja.

Proses: Semua kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai hasil


(keluaran/output). Misalnya, jika sekolah ditinjau sebagai suatu sistem, maka
proses di sini adalah interaksi semua komponen sekolah dalam
pembelajaran.

MANAJ EMEN SEKOL AH 7


PENDAHULUAN

Hasil: Hasil adalah keluaran, yaitu segala sesuatu yang dihasilkan dari proses
kerja. Misalnya: barang tertentu, jasa tertentu, atau laporan mengenai
pelaksanaan pekerjaan, dan sebagainya. Hasil sekolah sebagai sistem adalah
lulusan sekolah, yaitu peserta didik (jumlah dan kualitas) yang telah
menyelesaikan proses pembelajaran formal dalam jenjang tertentu.

Balikan Formatif: Balikan (feedback) formatif adalah informasi yang


digunakan untuk memengaruhi kualitas hasil. Balikan ini mengharuskan
adanya perubahan dalam cara menghasilkan perubahan tertentu. Sebagai
contoh, kepala sekolah meminta agar guru menggunakan teknik mengajar
tertentu dalam mengajar biologi.

Balikan Motivasi: Balikan motivasi adalah informasi yang digunakan untuk


memengaruhi kuantitas hasil/keluaran. Informasi ini mendorong upaya
untuk meningkatkan kecepatan atau bekerja lebih giat. Misalnya, kepala
sekolah memuji seorang guru yang bekerja dengan baik dalam menangani
keluhan orang tua peserta didik. Balikan motivasi dapat juga mendorong
pegawai untuk mengurangi kuantitas suatu pekerjaan atau untuk tidak
melakukan sesuatu. Misalnya, kepala sekolah menyuruh seorang guru untuk
meninggalkan kebiasaannya menjewer telinga peserta didik.

Kepala sekolah mengoordinasikan sistem kerjanya melalui tiga cara penting.

Pertama : Kepala sekolah melakukannya dengan membimbing melalui


petunjuk/pengarahan atau sebagai bagian dari koordinasi sistem
kerja (misalnya penugasan).
Kedua : Kepala sekolah memantau proses pelaksanaan pekerjaan.
Ketiga : Kepala sekolah menilai hasil sistem kerja (melalui indikator
tertentu).

Kepala sekolah mengoordinasikan sistem kerjanya dengan memberikan


balikan. Balikan ini adalah untuk mempertahankan kuantitas atau kualitas
hasil atau untuk mengubah hal-hal yang sedang terjadi (apakah dengan
memotivasi atau memperbaiki kesalahan). Balikan merupakan salah satu alat
yang paling efektif yang dimiliki kepala sekolah. Para pegawai umumnya
mendapat balikan mengenai kinerja mereka dari berbagai sumber, yaitu
organisasi/sekolah, rekan kerja/teman sejawat, pekerjaan itu sendiri, dan
bahkan tidak jarang berasal dari peserta didik.

Organisasi. Organisasi memberikan balikan melalui berbagai bentuk seperti


kenaikan gaji, promosi, sistem insentif, teguran (lisan atau tertulis), dan
sebagainya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 8


PENDAHULUAN

Rekan Kerja. Rekan kerja sering memberikan balikan dengan berbagai cara,
baik hal itu dilakukan secara formal maupun secara tidak formal. Balikan
formal misalnya anggota gugus sekolah Anda mengusulkan Anda kepada
dinas pendidikan untuk memperoleh penghargaan. Balikan tidak formal
misalnya menyarankan Anda sebagai teman untuk tidak lagi merokok.

Pekerjaan. Para guru dan staf mendapat balikan dari pekerjaan itu sendiri
jika mereka dapat mengetahui hasil pekerjaan yang mereka lakukan; apakah
hasil itu baik atau jelek. Kalau guru dan staf mengetahui standar kinerja,
mereka akan berusaha melakukan pekerjaan sesuai standar atau bahkan
mungkin melebihinya.

Peserta didik. Tidak jarang guru sering mendapat pujian atau penghargaan
dari peserta didik atau dari orang tua mereka atas dedikasi mereka
membimbing dengan sikap asah, asih, dan asuh sehingga pengaruhnya
sangat membekas dalam diri peserta didik.

Sebagai kepala sekolah, Anda merupakan sumber balikan yang yang paling
penting bagi warga sekolah. Anda mewakili birokrasi pendidikan dan
memiliki wawasan lebih luas dibandingkan dengan para guru dan staf lain.
Anda berhubungan langsung dengan pekerjaan, para guru, dan staf sehingga
dapat memberikan balikan yang segera dan berarti bagi mereka.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, terdapat dua jenis balikan, yaitu
balikan motivasi dan balikan formatif. Pemberian kedua jenis balikan ini
sangat penting Anda kuasai. Penting diperhatikan bahwa kedua balikan ini
berbeda dampak dan saat memberikannya.

Balikan Formatif. Balikan ini diberikan untuk mengubah kinerja. Anda


memberikannya jika Anda ingin mengarahkan kembali atau ingin
memperbaiki kualitas kinerja pegawai. Balikan ini akan sangat efektif jika
diberikan segera sebelum pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Jika balikan ini
diberikan segera setelah pelaksanaan pekerjaan, ia sering dipandang sebagai
kritik. Apabila informasi yang sama diberikan segera sebelum pelaksanaan
pekerjaan, ia akan dipandang sebagai saran positif yang sangat membantu.

Balikan Motivasi. Balikan ini digunakan untuk mendorong orang agar


bekerja lebih giat atau berkinerja lebih baik. Balikan ini Anda gunakan bila
Anda ingin memengaruhi kuantitas pekerjaan pegawai. Balikan ini akan
sangat efektif jika diberikan segera pada saat pegawai masih memiliki ingatan
segar mengenai hasil kerjanya. Dampak positif balikan ini akan melemah jika
pemberiannya ditunda agak lama.

MANAJ EMEN SEKOL AH 9


PENDAHULUAN

KEGIATAN KEPALA SEKOLAH

Ingat pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik?


Apapun pelajaran yang Anda peroleh sebelum diangkat sebagai kepala
sekolah, kenyataan sehari-hari akan memberi Anda banyak pengalaman
berharga yang tidak terduga.

Kegiatan Anda sehari-hari sebagai kepala sekolah di sekolah kemungkinan


antara lain mengunjungi kelas yang sedang berlangsung, menemui orang tua
peserta didik, membeli peralatan belajar, berbicara dengan guru, memimpin
rapat dengan staf, dan memimpin rapat dengan guru. Bergantung pada
lingkungan Anda, proporsi kegiatan tidak terjadwal kemungkinan akan jauh
lebih banyak. Anda tidak hanya perlu memiliki uraian pekerjaan yang jelas,
tetapi juga lingkungan kerja di sekolah harus dapat memungkinkan Anda
dan staf memusatkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk hal-hal yang
bermanfaat.

Para guru juga turut menyumbang terhadap situasi yang tercipta dalam
sekolah. Jika Anda ingin menciptakan tim kerja yang efektif, Anda perlu
menunjukkan pemahaman dan penghargaan Anda atas situasi kerja guru,
serta persepsi mereka terhadap Anda sebagai kepala sekolah. Jika Anda
meminta guru untuk menyusun daftar fungsi dan tugas yang menurut
mereka harus dilaksanakan kepala sekolah dalam situasi sekolah yang
normal, guru kemungkinan ingin agar Anda:

• mendatangi ruang kelas dan memberi saran kepada mereka


• memastikan pemeliharaan ruang kelas dan ruang guru
• mengadakan rapat lebih sering
• berkonsultasi dengan mereka atas hal-hal yang menyangkut sekolah.

Jika Anda ingin membangun tim yang efektif untuk menyelenggarakan


sekolah, Anda perlu menganalisis balikan dari para guru dengan seksama dan
mengupayakan untuk mengidentifikasi adanya ketidakcocokan antara hal-hal
yang Anda lakukan sebagai kepala sekolah dan hal-hal yang menurut staf
seharusnya Anda lakukan. Tindakan perbaikan yang Anda lakukan
berdasarkan masukan itu, akan mempertinggi motivasi staf.

PENTINGNYA PENDELEGASIAN

Para kepala sekolah umumnya mengeluh karena mereka sangat sibuk dengan
tetek-bengek administratif sehingga tidak banyak waktu dan energi yang

MANAJ EMEN SEKOL AH 10


PENDAHULUAN

tersedia untuk menangani isu-isu manajemen yang sesungguhnya. Selain itu,


ada kritik bahwa karena kurangnya persiapan, kepala sekolah cenderung
kurang percaya diri dan rasa percaya terhadap staf. Mereka merasa terancam
sehingga enggan mendelegasikan pekerjaan. Akibatnya, kontinuitas
manajemen sekolah dapat terganggu ketika kepala sekolah tidak berada di
tempat. Oleh sebab itu, salah satu keterampilan manajemen yang Anda
perlukan adalah pendelegasian.

Pendelegasian dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan manajer untuk


mengalihkan atau memberikan sebagian tanggung jawabnya kepada
bawahan. Penting dicatat bahwa ketika Anda menugaskan bawahan untuk
melakukan suatu tugas atas nama Anda, Anda perlu memberikannya
kewenangan yang diperlukan agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik. Dengan cara ini Anda berusaha memberdayakan bawahan. Penting
juga Anda ingat bahwa bagian dari alasan mendelegasikan tanggung jawab
adalah agar Anda dapat lebih berkonsentrasi pada fungsi-fungsi manajemen
yang utama, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, supervisi, dan
evaluasi.

AKUNTABILITAS KEPALA SEKOLAH

Kepada siapa kepala sekolah bertanggung gugat dan bagaimana? Pendidikan


adalah pelayanan yang diberikan negara melalui pemerintah kepada
rakyatnya untuk mencapai tujuan nasional tertentu. Salah satu misi nasional
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah “mencerdaskan
kehidupan bangsa.” Sekalipun sekolah di Indonesia umumnya belum
memiliki sumber daya yang memadai, sesungguhnya pemerintah telah
mengeluarkan proporsi dana yang besar untuk memberikan pelayanan
pendidikan. Perlu juga diingat bahwa selain pemerintah, sekolah masih dapat
menggali dana dari sejumlah sumber lain.

Sekolah Anda mungkin menerima bantuan dari sejumlah sumber dan


konsekuensinya sumber-sumber ini memiliki kepentingan langsung atas
sekolah Anda. Sumber yang berikut berkontribusi atas ketersediaan dana di
sekolah Anda.

• Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota.
• Lembaga lainnya, seperti yayasan sosial, keagamaan, atau perusahaan
swasta.
• Masyarakat lokal.
• Orang tua dan peserta didik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 11


PENDAHULUAN

Di negara kita, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,


pemerintah, dan masyakarat. Sekalipun pemerintah menanggung sebagian
besar biaya pendidikan melalui gaji pendidik dan tenaga kependidikan, biaya
operasional, peralatan, bantuan, subsidi, dan sebagainya; Anda mungkin
perlu melibatkan masyarakat lokal untuk ikut memikul beban biaya
pendidikan. Semua sumber itu tentulah mengharapkan keluaran dan hasil
dari sekolah Anda dan meminta Anda bertanggung gugat atas biaya yang
mereka keluarkan.

Akuntabilitas Kepada Pemerintah

Sekolah negeri umumnya mempertanggunggugatkan efektivitasnya kepada


pemerintah melalui kantor atau dinas pendidikan. Sekolah-sekolah swasta
tentunya melalui yayasan masing-masing. Prasarana dan sarana fisik sekolah
negeri adalah tanggung jawab pemerintah (pusat dan daerah), sedangkan
sekolah swasta menjadi tanggung jawab yayasan yang menaunginya.

Sebagai kepala sekolah, Anda bertanggung gugat atas hal-hal berikut.

• Kompetensi profesional guru dan staf Anda


• Manajemen kurikulum
• Manajemen semua sumber daya
• Manajemen lingkungan atau iklim pembelajaran yang kondusif
• Mutu lulusan sekolah Anda
• Pemeliharaan etos sekolah yang sejalan dengan misi lembaga yang
bertanggung jawab.

Anda perlu paham benar tentang hal-hal yang diharapkan dari Anda dan
struktur pelaporan dalam birokrasi pendidikan Anda. Anda perlu memahami
benar prosedur “akunting” yang harus diikuti. Anda mungkin diharuskan
menyampaikan laporan keuangan dalam bentuk-bentuk tertentu secara
berkala.

Akuntabilitas Kepada Masyarakat Lokal

Sekalipun Anda secara formal bertanggung gugat dan memiliki kontrak


dengan pihak yang diuraikan sebelumnya, masyarakat lokal adalah kelompok
komunitas yang sangat berpengaruh kepada siapa Anda juga bertanggung
gugat walaupun Anda tidak memiliki kontrak formal dengan mereka.
Masyarakat lokal biasanya banyak berkontribusi bagi pengembangan sekolah
dan klien utama Anda (peserta didik dan orang tua mereka) umumnya
berasal dari situ. Dalam artian ini, sekolah sebenarnya adalah bagian dari

MANAJ EMEN SEKOL AH 12


PENDAHULUAN

masyarakat setempat, sehingga sebagai kepala sekolah Anda bertanggung


gugat kepada mereka untuk hal-hal berikut.

• Memberikan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan


masyarakat.
• Menghasilkan perubahan yang diinginkan dan pada saat yang sama
mempertahankan nilai-nilai dan norma-norma yang diinginkan.
• Memberikan bentuk “pelayanan masyarakat” tertentu.
Anda perlu membangun hubungan formal dan tidak formal dengan
masyarakat agar Anda dapat memahami dan mengantisipasi kebutuhan
mereka. Anda barangkali telah mengetahui bahwa kebanyakan sekolah
melayani masyarakat pedesaan dan kelompok ini cukup solid dan homogen
dengan struktur kewenangan yang jelas. Pengaruh struktur kewenangan ini
meluas ke sekolah. Anda akan memperoleh manfaat dengan mengakui
kepemimpinan masyarakat lokal dan berkomunikasi secara teratur
dengannya. Anda mungkin telah tahu pula bahwa yang perlu Anda lakukan
adalah agar para pemimpin lokal tetap mengikuti perkembangan sekolah
Anda dan jika perlu meminta nasihat atau restu mereka. Jika Anda
menafikan para pemimpin lokal ini, kemungkinan besar Anda akan
menimbulkan perasaan tidak suka yang dapat menghambat perkembangan
sekolah.
Akuntabilitas Kepada Orang Tua Peserta didik
Orang tua peserta didik adalah kelompok masyarakat lokal kepada siapa
Anda utamanya bertanggung gugat. Karena kesederhanaan para orang tua
peserta didik yang hidup di pedesaan umumnya atau bahkan sebagian di
pinggiran kota besar, para kepala sekolah sering tidak menganggap serius
kelompok ini sebagaimana yang seharusnya. Anda perlu menyadari benar
bahwa Anda juga harus bertanggung gugat kepada para orang tua peserta
didik atas keberhasilan anak-anak mereka yang telah memercayakan
pendidikan mereka kepada Anda, dan juga karena secara finansial mereka
mungkin turut berkontribusi mendanai pengoperasian sekolah.

Akuntabilitas Kepada Peserta didik


Sekolah Anda dan Anda sebagai kepalanya, tidak akan ada jika tidak ada
peserta didik. Para peserta didik sering dipandang sebelah mata dan hanya
sedikit kepala sekolah yang merasa bertanggung gugat kepada para peserta
didik. Anda berhutang kepada para peserta didik untuk memastikan bahwa:
• setiap peserta didik berada di lingkungan sekolah yang aman, sehat, dan
berdisiplin

MANAJ EMEN SEKOL AH 13


PENDAHULUAN

• setiap peserta didik berpeluang memperoleh bimbingan dan penyuluhan


• semua peserta didik mengetahui hal-hal yang diharapkan dari mereka dan
apa yang terjadi di sekolah.

Selain itu sebagai kepala sekolah Anda juga wajib mengusahakan agar hak
peserta didik terpenuhi. Hak tersebut, seperti yang ditetapkan dalam Pasal
12 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, antara lain sebagai berikut.

 mendapatkan pendidikan agama sesuai dengn agama yang dianutnya dan


diajarkan oleh pendidik yang seagama
 mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya
 mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
 mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya.

Tentu saja para peserta didik tidak akan menyuarakan hal-hal seperti itu.
Akan tetapi jika Anda terus-menerus tidak peka terhadap pengharapan
mereka, Anda sedang duduk di atas bom waktu yang sewaktu-waktu dapat
meledak dan merusak semuanya.

RINGKASAN

1. Manajemen sekolah pada dasarnya adalah proses mencapai tujuan atau


hasil tertentu melalu dan dengan orang lain dengan mendayagunakan
sumber daya yang tersedia secara produktif.
2. Kendala yang dihadapi kebanyakan kepala sekolah antara lain kelangkaan
atau rendahnya mutu sumber daya, kurang memadainya ukuran luas dan
tidak tepatnya lokasi sekolah, guru dan staf yang tidak cakap, tidak adanya
perencanaan karier yang baik bagi kepala sekolah, kurangnya dukungan
orang tua peserta didik, kurangnya dukungan masyarakat, dan lemahnya
komunikasi di kalangan komunitas sekolah.
3. Untuk mengatasi kendala itu Anda antara lain perlu bersikap positif,
kreatif dan inovatif, berusaha mengajak staf untuk menyampaikan
gagasan, realistik tentang apa yang dapat Anda dan sekolah Anda capai,
menerima peningkatan terus-menerus sebagai falsafah, dan memandang
staf, masyarakat, dan sekolah lain sebagai mitra untuk bersama-sama
memperluas akses layanan pendidikan serta meningkatkan mutu dan
relevasi pendidikan bagi peserta didik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 14


PENDAHULUAN

4. Tanggung jawab utama seorang kepala sekolah adalah mencapai hasil


sebaik mungkin dengan mengoordinasikan sistem kerja satuan
pendidikannya secara produktif. Sistem kerja ini terdiri atas komponen
kondisi (masukan), proses, hasil, dan balikan (formatif dan motivasi).
5. Kepala sekolah menggordinasikan sistem kerjanya dengan cara
membimbing melalui petunjuk/pengaran, memantau kegiatan, dan
menilai hasil melalui indikator tertentu.
6. Pendelegasian adalah salah satu keterampilan manajemen yang harus
dikuasasi kepala sekolah. Pendelegasian pada dasarnya upaya yang
dilakukan kepala sekolah untuk memberdayakan bawahan. Pendelegasian
yang baik seharusnya tidak hanya mencakup penugasan, tetapi juga
kewenangan dalam pelaksanaan tugas itu.
7. Salah satu prinsip pengelolaan sekolah adalah akuntabilitas. Sebagai
kepala sekolah Anda antara lain bertanggung gugat kepada pemerintah,
kepada masyarakat, dan kepada orang tua peserta didik, dan peserta didik.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Identifikasi dan jelaskan beberapa kendala yang Anda hadapi sebagai


kepala sekolah dan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi
kendala itu.
2. Jelaskan sistem kerja di sekolah Anda dan jelaskan pula cara yang dapat
Anda lakukan untuk menggordinasikan sistem kerja itu.
3. Identifikasi apa saja kegiatan Anda dalam mengelola sekolah.
4. Jelaskan pengertian dan tujuan pendelegasian.
5. Jelaskan kepada siapa saja Anda harus bertanggung gugat.
6. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi semua kegiatan yang Anda lakukan
sehari-hari di sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 15


PENDAHULUAN

Standar Kepala Sekolah


Kepala sekolah yang bermanfaat bagi sekolahnya adalah yang dapat menjadi teladan,
memotivasi, mengilhami, dan memberdayakan

PENGANTAR

Dalam Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP) tentang


Standar Nasional Pendidikan, telah ditetapkan kriteria untuk diangkat
sebagai seorang kepala sekolah (dari TK sampai SMA termasuk madrasah).
Kriteria itu antara lain berstatus sebagai guru dengan pengalaman kerja yang
cukup, memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan
memiliki kemampuan kepimpinanan, pengelolaan, dan kewirausahaan di bidang
pendidikan. Dengan demikian, kepala sekolah harus kompeten sebagai agen
pembelajaran, pemimpin, manajer, dan wirausahawan di sekolahnya. Kepala
sekolah dengan kualifikasi dan kompetensi ini diharapkan dapat
mengemban amanahnya secara profesional.
PP tersebut tidak merinci kriteria tersebut ke dalam perilaku yang dapat
diamati, sehingga belum dapat dipakai sebagai sarana untuk mengukur
tingkat kompetensi kepala sekolah. Kita tahu sarana pengukuran ini penting
dalam upaya menyiapkan, menyeleksi, dan/atau mengembangkan kepala
sekolah. Sesuai dengan amanat yang ditetapkan dalam Pasal 38 ayat (5),
Badan Standar Nasional Pendidikan telah mengembangkan standar tersebut
yang kemudian ditetapkan Menteri Pendidikan Nasional melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah tertanggal 17 April 2007.
Dalam Pasal 1 ayat (1) Permendiknas tersebut ditetapkan bahwa untuk
diangkat sebagai kepala sekolah (termasuk madrasah), seseorang wajib
memenuhi standar kepala sekolah yang berlaku nasional. Lampiran
Permendiknas tersebut pada intinya terdiri atas dua hal, yaitu kualifikasi dan
kompetensi kepala sekolah. Kualifikasi kepala sekolah terdiri atas kualifikasi
umum dan kualifikasi khusus; sedangkan kompetensi kepala sekolah terdiri
atas lima dimensi, yaitu kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi,
dan sosial.

MANAJ EMEN SEKOL AH 16


PENDAHULUAN

KUALIFIKASI KEPALA SEKOLAH

Kualifikasi Umum Kepala Sekolah

1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D IV)


kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi.
2. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun.
3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di taman kanak-
kanak/raudhatul athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA.
4. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan bagi yang bukan PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
ditetapkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah

Kualifikasi khusus kepala sekolah di semua satuan pendidikan pada jenjang


masing-masing adalah:

 berstatus sebagai guru di satuan pendidikan (sekolah) pada jenjang


pendidikan yang bersangkutan
 memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan yang bersangkutan, dan
 memiliki sertifikat kepala satuan pendidikan pada jenjang pendidikan yang
bersangkutan yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

Khusus bagi kepala sekolah Indonesia di luar negeri, selain harus


bersertifikat pendidikan sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan dan
memiliki sertifikat kepala sekolah, yang bersangkutan juga harus memiliki
pengalaman sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai kepala sekolah.

KOMPETENSI DAN UKURAN KINERJA

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, dimensi kompetensi kepala


sekolah menurut PerMendiknas tersebut terdiri atas kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Permendiknas ini tidak mendefinisikan
pengertian masing-masing dimensi itu. Namun, dari uraian kompetensi pada
setiap dimensi kita dapat menyimpulkan pengertiannya sebagai berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 17


PENDAHULUAN

Kepribadian

Kepribadian pada dasarnya adalah pola perilaku berupa tanggapan atau


reaksi yang sudah mengakar kuat dalam diri seseorang terhadap peristiwa
atau kejadian di berbagai situasi. Pola perilaku ini mencakup sifat,
kecenderungan pendirian, motivasi, sikap, dan keyakinan yang berkombinasi
membentuk pola perilaku yang dapat diprediksi. Kepribadian juga mencakup
semua karakteristik atau ciri yang dapat membedakan seseorang dari orang
lain.

Dalam dimensi ini, kompetensi utama adalah menunjukkan perilaku yang


dapat dicontoh sebagai tindakan berintegritas. Ukuran pokok yang dapat
digunakan untuk mengukur dimensi kompetensi ini adalah sebagai berikut.
 Diperagakannya akhlak mulia yang menjadi teladan yang baik bagi
komunitas di sekolah.
 Diperlihatkannya integritas pribadi yang menunjukkan nilai-nilai,
keyakinan, dan sikap yang mengilhami munculnya kinerja tinggi.
 Menunjukkan keinginan yang kuat untuk mengembangkan diri sebagai
kepala sekolah.
 Menunjukkan sikap keterbukaan dan bertanggung gugat dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala sekolah.
 Mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai masalah pekerjaan
sebagai kepala sekolah/madrasah.
 Menunjukkan perilaku kepemimpinan yang dapat diteladani, memotivasi,
mengilhami, dan memberdayakan komunitas sekolah.

Manajerial

Manajemen pada dasarnya adalah proses mencapai tujuan atau hasil tertentu
melalui dan dengan orang lain dengan mendayagunakan semua sumber daya
yang tersedia secara produktif. Proses manajemen mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan penilaian.

Dalam dimensi ini, kompetensi utama adalah menjamin bahwa manajemen


organisasi, pengoperasian sumber daya sekolah, pengelolaan sumber daya
dan hubungan sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang aman, sehat, dan produktif. Unsur-unsur pokok yang
dapat digunakan untuk mengukur dimensi kompetensi ini adalah sebagai
berikut.

 Mengoordinasikan sistem kerja sekolah secara produktif.


 Menyusun rencana sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 18


PENDAHULUAN

 Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.


 Mendayagunakan sumber daya sekolah secara produktif.
 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi
pembelajar yang efektif.
 Menciptakan budaya sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.
 Mengelola guru dan staf untuk mendayagunakan sumber daya manusia
secara produktif.
 Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat untuk mendapatkan
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah.
 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta
penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
 Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien.
 Mengelola ketatausahaan sekolah untuk mendukung pencapaian tujuan
sekolah.
 Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah.
 Mengelola sistem informasi sekolah untuk mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan.
 Memanfaatkan kemajuan tekonologi komunikasi dan informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah.
 Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan program kegiatan
sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak
lanjutnya.

Kewirausahaan

Kewirausahaan pada dasarnya mengacu pada kompetensi mendayagunakan


sumber-sumber daya secara produktif untuk menghadapi tantangan dan
memanfaatkan peluang inovasi dengan mengatasi kelemahan dan
menggunakan kekuatan yang dimiliki. Kepala sekolah harus mampu
menganalisis lingkungan strategis sekolahnya (eksternal dan internal) dan
menggunakannya sebagai basis menyusun rencana strategis untuk
kepentingan sekolah dan utamanya kepentingan peserta didik. Unsur-unsur
pokok yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi kompetensi ini antara
lain adalah sebagai berikut.

 Menciptakan dan mendorong inovasi yang berguna bagi pengembangan


sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 19


PENDAHULUAN

 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi


pembelajar yang efektif.
 Menunjukkan keinginan yang kuat untuk berhasil dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer sekolah.
 Menunjukkan sikap pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala sekolah.
 Menunjukkan naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi
(barang dan jasa) sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
 Mengalokasikan sumber daya signifikan untuk meningkatkan kinerja.
 Mencoba sesuatu yang baru untuk mencapai tujuan yang menantang
dengan meminimumkan kemungkinan risiko yang timbul.

Supervisi

Supervisi dalam hal ini adalah proses penyeliaan kegiatan pembelajaran di


sekolah. Kompetensi utama adalah menyelia kegiatan akademik dengan
merencanakan, melaksanakan, dan menindaklanjuti hasil yang dicapai.
Unsur-unsur pokok yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi
kompetensi ini antara lain adalah sebagai berikut.

 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan


profesionalisme guru.
 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.

Sosial

Kompetensi utama dalam dimensi ini adalah bekerja sama dengan orang tua
peserta didik, anggota masyarakat, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya
bagi kepentingan sekolah. Ukuran pokok yang dapat digunakan untuk
mengukur dimensi kompetensi ini antara lain adalah sebagai berikut.

 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.


 Melibatkan diri dalam aktivitas kemasyarakatan dan berkomunikasi
dengan masyarakat luas.
 Membina hubungan dengan para pemimpin masyarakat.
 Memanfaatkan informasi dari keluarga dan masyarakat.
 Membina hubungan dengan organisasi bisnis, agama, dan pemerintah.
 Mengadakan program hubungan masyarakat yang komprehensif.
 Menyediakan kesempatan bagi staf untuk mengembangkan keterampilan
berkolaborasi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 20


PENDAHULUAN

 Membina hubungan media yang efektif.


 Membina kemitraan dengan dunia bisnis, lembaga pendidikan lain,
kelompok masyarakat di sekitar untuk memperkuat program dukungan
pencapaian tujuan sekolah.
 Memperlakukan anggota masyarakat secara sama.
 Mengakui dan menghargai keberagaman dalam kehidupan masyarakat.
 Tidak menoleransi tindakan diskriminatif.
 Menyikapi dengan baik orang-orang dan kelompok yang memiliki nilai-
nilai dan opini yang mungkin bertentangan.
 Menunjukkan kepedulian terhadap orang atau kelompok lain.

PENINGKATAN KOMPETENSI

Kepala sekolah dapat mengevaluasi sendiri kompetensi yang mereka


pandang telah mereka miliki. Atau hal itu dapat dilakukan bersama dengan
rekan sejawat dan guru. Intinya, para kepala sekolah harus jujur terhadap diri
sendiri tentang apa saja telah atau belum dapat mereka lakukan dengan baik.
Selanjutnya, mereka perlu memikirkan cara-cara paling produktif untuk
meningkatkan kompetensi. Dalam unit berikutnya diuraikan pendekatan
yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk mengembangkan kompetensi
mereka dengan pendekatan yang kemungkinan akan lebih produktif.

Kepala sekolah dapat mengikuti berbagai pelatihan yang secara formal


ditawarkan oleh lembaga pengembangan SDM pemerintah. Perlu dipahami
bahwa pelatihan formal tidak banyak ditawarkan dalam kondisi keuangan
yang terbatas. Dalam keadaan perekonomian negara yang belum sangat
menjanjikan, besar kemungkinan bahwa pelatihan formal dalam tahun-tahun
mendatang masih belum banyak tersedia. Oleh sebab itu, perlu
dipertimbangkan pendekatan lain yang lebih informal dan lebih efisien.
Misalnya, bekerja sama dengan sesama kepala sekolah untuk memulai
pengalaman belajar mereka sendiri. Dengan cara ini, mereka akan menuai
maslahat berikut.

• Pengembangan staf
• Pengembangan profesional
• Pelatihan dalam pekerjaan (on-the-job training)
• Pengembangan diri

Apapun istilah yang dipakai, kepala sekolah perlu benar-benar


mempertimbangkan maslahat alternatif kegiatan pembelajaran selain
pelatihan formal bagi upaya peningkatan kompetensi. Kegiatan

MANAJ EMEN SEKOL AH 21


PENDAHULUAN

pembelajaran yang dirancang para kepala sekolah sendiri cenderung lebih


dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri, karena alasan berikut.

• Menggunakan bahan yang sudah dimiliki.


• Menggunakan sumber daya yang tersedia di tempat masing-masing.
• Programnya masuk akal, berkelanjutan, dan tidak akan segera hilang.
• Fleksibel dalam kaitannya dengan penyelenggaraannya dan ditentukan
oleh para kepala sekolah sendiri.
• Sesuai dengan situasi yang dihadapi.
• Sesuai dengan kebutuhan individu dan kelompok.

Agar kegiatan seperti ini bermanfaat bagi pengembangan karier kepala


sekolah dan sekolahnya, para kepala sekolah harus benar-benar mampu
mengidentifikasi apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Kebutuhan pelatihan
akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan atau perubahan yang
terjadi di tingkat lokal, regional, dan nasional.

Agar penyelenggaraannya efektif dan efisien, pelatihan harus dapat


menghamoniskan kebutuhan orang-orang penting, seperti kepala sekolah,
dengan kebutuhan lembaga dan kebutuhan nasional sebagaimana yang
ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Sebaiknya kebutuhan pribadi sejalan
dengan kebutuhan lembaga. Untuk memahami kebutuhan pelatihan pada
level pribadi, lembaga, dan nasional kita perlu mencermati berbagai faktor
yang memengaruhi kebutuhan itu.

Faktor-faktor yang mendorong timbulnya kebutuhan peningkatan


kompetensi kepala sekolah dapat mencakup yang berikut.
• Keinginan untuk menjadi kepala sekolah yang lebih kompeten.
• Beragamnya latar belakang pengalaman kepala sekolah sebelum diangkat
menjadi kepala sekolah.
• Laporan pengawasan kinerja sekolah.
• Perbedaan tingkat kedewasaan kepala sekolah.
• Keinginan untuk tetap mengikuti perkembangan ilmu, pengetahuan, dan
teknologi.
• Perubahan kebijakan pendidikan pada tingkat lokal atau nasional yang
tertuang dalam penerbitan peraturan manajemen pendidikan yang baru
(misalnya tentang standar nasional pendidikan, sistem akuntansi
keuangan, standar kepala sekolah, buku pelajaran, guru, ujian akhir, BOS,
MBS, UN, atau HAM di sekolah).
• Arah baru karena pergantian pemerintahan (atau menteri).
• Perubahan sikap masyarakat, kalangan profesional, dan manajemen.

MANAJ EMEN SEKOL AH 22


PENDAHULUAN

• Perubahan hubungan akuntabilitas; misalnya apakah sekarang kepala


sekolah di Indonesia cenderung kurang akuntabel kepada orang tua
peserta didik dan peserta didik dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya.
• Keinginan kepala sekolah untuk lebih mandiri.

Selain semua faktor tersebut, Anda mungkin telah mengetahui bahwa


kebutuhan pelatihan dapat juga ditentukan oleh yang berikut.

• Hakikat pekerjaan Anda dan tanggung jawab yang terkandung di


dalamnya.
• Tingkat kompetensi yang diharapkan.
• Proses seleksi dan induksi.
• Hubungan akuntabilitas dan harapan yang ditimbulkannya.
• Masalah-masalah kinerja dalam penyelenggaraan sekolah.

Penting bagi kepala sekolah untuk memahami kebutuhan pelatihan yang


khusus berkenaan dengan kompetensi yang harus dimiliki. Ini dapat Anda
lakukan dengan melakukan sendiri analisis kebutuhan pelatihan.

Analisis kebutuhan pelatihan memungkinkan Anda untuk:

• menentukan tingkat kompetensi Anda sekarang dalam kaitannya dengan


manajemen sekolah
• menetapkan kadar kemendesakan kebutuhan Anda dalam kaitannya
dengan kebutuhan Anda sendiri, kabupaten/kota Anda, dan kebutuhan
tingkat nasional, serta
• menetapkan kebutuhan pelatihan Anda dan cara Anda untuk
memenuhinya.

Memprioritaskan Kebutuhan Pelatihan

Analisis yang Anda lakukan mungkin akan menunjukkan beragam


kebutuhan pelatihan. Kemungkinan besar tidak semua dapat Anda penuhi,
sehingga Anda harus membuat prioritas dengan cara seksama. Beberapa
pertimbangan berikut dapat membantu dalam memeringkat kebutuhan
Anda.

• Keinginan/pilihan pribadi.
• Kuatnya dorongan kebutuhan itu sekarang.
• Relevansi kebutuhan.
• Tekanan publik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 23


PENDAHULUAN

• Desakan dari atasan, dinas/kantor pendidikan, atau dari kelompok-


kelompok kepentingan.
• Dorongan minat dalam pembelajaran atau untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru.

RINGKASAN

1. Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP) tentang


Standar Nasional Pendidikan, telah menetapkan kriteria untuk diangkat
sebagai seorang kepala sekolah (dari TK sampai SMA). Kriteria itu antara
lain berstatus sebagai guru dengan pengalaman kerja yang cukup,
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki
kemampuan kepimpinanan, pengelolaan, dan kewirausahaan di bidang
pendidikan.
2. Menteri Pendidikan Nasional telah menerbitkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah tertanggal 17 April 2007. Dalam
Permendiknas tersebut ditetapkan bahwa untuk diangkat sebagai kepala
sekolah (termasuk madrasah), seseorang wajib memenuhi standar kepala
sekolah yang berlaku nasional. Berdasarkan Permendiknas ini, kualifikasi
kepala sekolah terdiri atas kualifikasi umum dan kualifikasi khusus;
sedangkan kompetensi kepala sekolah terdiri atas lima dimensi, yaitu
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
3. Kompetensi kepribadian menunjukkan perilaku yang dapat dicontoh
sebagai tindakan berintegritas. Ukuran yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja kompetensi ini antara lain adalah diperagakannya
akhlak mulia yang menjadi teladan yang baik bagi komunitas di sekolah.
4. Kompetensi manajerial untuk menjamin bahwa manajemen organisasi,
pengoperasian sumber daya sekolah, serta pengelolaan sumber daya dan
hubungan sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang aman, sehat, dan produktif. Ukuran pokoknya antara
lain adalah mengoordinasikan sistem kerja sekolah secara ptoduktif.
5. Kompetensi kewirausahaan pada dasarnya mengacu pada kompetensi
mendayagunakan sumber-sumber daya secara produktif untuk
menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang inovasi dengan
mengatasi kelemahan dan menggunakan kekuatan yang dimiliki. Ukuran
kinerjanya antara lain menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 24


PENDAHULUAN

6. Kompetensi utama dimensi supervisi adalah menyelia kegiatan akademik


dengan merencanakan, melaksanakan, dan menindaklajuti hasil yang
dicapai.
7. Kompetensi utama dimensi sosial adalah bekerja sama dengan dengan
orang tua peserta didik, anggota masyarakat, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya bagi kepentingan sekolah. Ukuran kinerjanya
antara lain berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
8. Kepala sekolah dapat mengevaluasi sendiri kompetensi yang mereka
pandang telah mereka miliki. Atau hal itu dapat dilakukan bersama
dengan rekan sejawat dan guru. Intinya, para kepala sekolah harus jujur
terhadap diri sendiri tentang apa saja telah atau belum dapat mereka
lakukan dengan baik. Selanjutnya, mereka perlu memikirkan cara-cara
yang paling produktif untuk meningkatkan kompetensi.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan kualifikasi umum dan kualifikasi khusus kepala sekolah.


2. Jelaskan dimensi-dimensi kompetensi kepala sekolah.
3. Jelaskan alasan Anda jika menurut Anda masih diperlukan adanya
dimensi kompetensi kepala sekolah yang belum tercakup dalam
Permendiknas tentang standar kepala sekolah itu.
4. Jelaskan kompetensi utama dari semua dimensi kompetensi itu.
5. Susunlah rencana yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan
kompetensi Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 25


PENDAHULUAN

Identifikasi Kebutuhan
Bahaya terbesar pada masa yang penuh dengan guncangan bukanlah guncangan itu sendiri,
tetapi bertindak dengan logika usang
Peter F. Drucker

PENGANTAR

Dalam peran Anda sebagai kepala sekolah, Anda perlu memperoleh


kejelasan tentang apa saja faktor yang kemungkinan besar akan
membuahkan hasil dalam penyelenggaran sekolah Anda. Salah satu faktor
penting itu adalah pemahaman Anda yang jelas tentang berbagai kebutuhan
dari semua bagian atau kelompok sekolah Anda. Kejelasan ini akan
bergantung pada pemahaman Anda tentang posisi Anda dalam masyarakat
sekolah.

Unit ini akan membantu Anda dalam melakukan tugas yang rumit untuk
mengidentifikasi kebutuhan sekolah. Agar Anda dapat melakukannya,
pertama-tama Anda harus dapat mengidentifikasi kebutuhan berbagai
komponen yang bersama-sama merupakan kebutuhan sekolah secara
menyeluruh.

PERISTILAHAN

Pertimbangkan judul unit ini. Apapun pengertian yang Anda peroleh,


kemungkinannya adalah Anda akan sampai pada pemahaman bahwa
identifikasi kebutuhan menyangkut upaya menemukan hal-hal yang perlu
Anda penuhi di sekolah. Tanpa itu, Anda tidak mungkin dapat
memfokuskan upaya yang Anda lakukan. Akibatnya yang paling mungkin
adalah upaya Anda akan tampak kacau dan tidak efektif.

Namun, berkata lebih gampang ketimbang melakukannya karena sejumlah


alasan. Pertama, kebutuhan Anda sendiri berubah-ubah ketika usia Anda
bertambah dan lebih dewasa. Kedua, hakikat pekerjaan Anda, apakah
sebagai guru atau kepala sekolah, terus berubah, sebagian karena akibat

MANAJ EMEN SEKOL AH 26


PENDAHULUAN

perkembangan negara, karena adanya temuan baru, dan berbagai perubahan


hubungan yang terjadi di bumi ini. Jadi, upaya mengidentifikasi kebutuhan
pribadi dan profesional kita merupakan urusan yang tidak sederhana.

MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN

Kebutuhan Kepala Sekolah dan Kebutuhan Sekolah

Tidak diragukan lagi bahwa haruslah ada keselarasan antara kebutuhan


kepala sekolah dan kebutuhan sekolah. Jelas pula bahwa kepala sekolah
punya kebutuhan pribadi, selain kebutuhan yang benar-benar kebutuhan
sekolah. Di antara kebutuhan yang mungkin telah Anda pikirkan sebagai
kepala sekolah boleh jadi akan mencakup yang berikut.

• Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi profesional yang cukup.


• Memiliki pengetahuan tentang metode dan teknik praktik pendidikan.
• Memiliki kemampuan memimpin komunitas sekolah.
• Memahami kebergantungan berbagai bagian dalam komunitas sekolah.
• Memiliki pengetahuan yang baik tentang keuangan sekolah, termasuk
prosedur akunting.
• Memiliki kemampuan memahami setiap bagian kurikulum sekolah dan
bagaimana kaitan masing-masing bagian-bagian itu dengan program
pembelajaran secara keseluruhan.
• Memiliki kemampuan menyusun rencana dan melaksanakan rencana itu
secara efektif.
• Memiliki kemampuan berkomunikasi, memotivasi, dan menyelaraskan
berbagai bagian dalam komunitas sekolah bagi kepentingan sekolah.
• Memiliki kemampuan hubungan masyarakat yang baik dengan berbagai
pihak yang berkepentingan dengan sekolah.
• Memiliki kemampuan bekerja secara efektif dan efisien dengan orang lain
secara perseorangan atau dalam kelompok.
• Memahami benar kebijakan nasional di bidang pendidikan.

Dalam kaitannya dengan kebutuhan sekolah, Anda mungkin telah


memikirkan yang berikut.

• Kepala sekolah yang bertekad untuk mengelola sekolah secara produktif.


• Guru dan staf yang cakap, berpengalaman, dan berdedikasi dalam
pembelajaran peserta didik.
• Prasarana dan sarana yang memadai.

MANAJ EMEN SEKOL AH 27


PENDAHULUAN

• Ketersediaan dana untuk biaya modal dan operasional.


• Masyarakat dan orang tua yang peduli, membantu, dan terlibat dalam
pendidikan.
• Dukungan, pembiayaan, dan bantuan dari pemerintah (daerah dan pusat)
sebagaimana yang diperoleh sekolah lainnya.
• Peserta didik yang mendayagagunakan fasilitas pendidikan yang tersedia,
dan memperoleh pendidikan yang memungkinkan mereka mengembang-
kan potensi seoptimal mungkin.
• Misi dan tujuan yang dapat diterima sebagai pedoman sekolah untuk
mencapai sasaran dan target yang bermakna.

Kebutuhan Nasional

Anda perlu mendasarkan misi dan tujuan sekolah atas pemahaman yang baik
tentang kebijakan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yang
memengaruhi pelaksanaan pendidikan di tingkat sekolah. Selain Undang-
undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-
undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan peraturan
pemerintah tentang pendidikan pada level sekolah Anda, Anda juga perlu
mengkaji sejumlah bahan yang antara lain berkenaan dengan:

• pendidikan sebagai proses pembudayaan dan perberdayaan


• pendidikan dalam rangka peningkatan daya saing bangsa
• pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
• pendidikan untuk tindakan afirmatif (untuk melayani kelompok
masyarakat yang kurang beruntung)
• komitmen terhadap kebijakan menyediakan jenis-jenis pendidikan
tertentu, seperti pendidikan kejuruan sebagai bagian program pendidikan
di sekolah menengah atas.

Anda harus benar-benar memahami dan menerapkan kebijakan nasional


pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian, Anda perlu
memastikan bahwa rumusan misi sekolah Anda sejalan dengan kebijakan
pemerintah.

Kebutuhan Staf

Bayangkan diri Anda sebagai seorang guru yang masih baru dan kurang
berpengalaman. Apa yang Anda pandang sebagai kebutuhan utama Anda?
Anda hanya dapat melaksanakan misi dan mencapai tujuan sekolah dengan
bekerja dengan dan melalui orang lain, khususnya staf Anda. Jadi, Anda

MANAJ EMEN SEKOL AH 28


PENDAHULUAN

harus memahami kebutuhan staf Anda, baik secara perseorangan maupun


sebagai suatu kelompok. Sebagian dari kebutuhan mereka boleh jadi
mencakup yang berikut ini.

• Uraian pekerjaan yang jelas dan tertulis.


• Penghasilan yang memadai.
• Kesempatan berkembang secara profesional.
• Supervisi pelaksanaan tugas yang memadai.
• Kebijakan kepegawaian yang sehat.
• Rumusan misi dan tujuan sekolah yang jelas dan target yang disepakati.
• Prasarana dan sarana pembelajaran yang memadai.
• Iklim sekolah yang kondusif.

Kebutuhan Peserta didik

Peserta didik kemungkinan akan menyampaikan daftar kebutuhan yang


berikut.
• Pelonggaran tindakan pendisiplinan dari guru.
• Hasil ujian yang bagus, yang akan memungkinkan mereka lulus dan
melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan.
• Dapat menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajarnya.
• Lebih banyak dana untuk kegiatan ekstra kurikulum.
• Pemberhentian guru atau staf tertentu.
• Lebih banyak bahan dan peralatan belajar.
• Libur sekolah lebih lama atau lebih singkat.
Boleh jadi kebutuhan itu tidak lengkap, atau hanya terfokus pada keinginan
segera, ketimbang pada kebutuhan yang lebih besar dan berjangka panjang.
Tugas Anda adalah menambahkan kebutuhan seperti itu ke dalam daftar
kebutuhan yang dihasilkan peserta didik.
Kebutuhan Otoritas Sekolah
Di negara kita sekolah biasanya didirikan oleh pemerintah atau satuan
pendidikan yang bernaung di bawah yayasan tertentu, apakah itu bersifat
keagamaan atau yang tidak berafiliasi pada ideologi tertentu. Siapapun yang
mendirikannya, masing-masing memiliki tujuan ketika mendirikan sekolah.
Sebagai kepala sekolah Anda harus memahami benar dan berusaha
memenuhi kebutuhan pihak otoritas sekolah yang membangun dan memiliki
sekolah Anda.
Para pengurus yayasan umumnya memiliki keinginan mulia untuk
menyediakan kesempatan memperoleh akses pendidikan bermutu bagi lebih

MANAJ EMEN SEKOL AH 29


PENDAHULUAN

banyak peserta didik. Mereka juga ingin agar sekolah mereka menghasilkan
lulusan yang berkualitas dan bertanggung jawab, yang berprestasi dalam
bidang pilihannya dan di masyarakat. Pada gilirannya lulusan seperti ini akan
membuat sekolah menjadi lebih terpandang dan menguntungkan
pengurusnya.
Masing-masing otoritas mungkin memiliki kebutuhan yang lebih spesifik.
Misalnya, sebuah sekolah swasta berusaha meningkatkan kesejahteraan staf
dan guru agar mereka makin termotivasi. Yayasan agama kemungkinan akan
lebih peduli dengan kualitas moral dan spiritual para peserta didiknya dan
dampaknya bagi masyarakat secara keseluruhan.
Kebutuhan Masyarakat dan Orang Tua
Jika Anda mengadakan pertemuan dengan orang tua peserta didik, atau
mengadakan pertemuan dengan pemuka masyarakat, minta mereka
mengidentifikasi hal-hal yang menurut mereka harus dipenuhi sekolah Anda.
Jangan minta mereka untuk menuliskan hal itu; biarkan mereka bicara, Anda
menyimak, dan menuliskannya pada saat itu atau setelah pertemuan itu.
Pertemuan informal seperti ini sering menghasilkan informasi penting yang
dapat Anda gunakan untuk mengembangkan sekolah.

Kemungkinan Anda akan memperoleh respon yang berbeda dari orang tua
dan masyarakat yang bergantung pada tingkat pendidikan mereka. Sebagian
dari mereka mungkin akan merasa heran dimintai pendapat dan sebagian
lain kemungkinan akan merasa dihargai karena pendapat mereka didengar.
Sebagian lain yang lebih berpendidikan mungkin akan tampak lebih seperti
penceramah yang menggurui. Ada juga yang lebih menekankan tuntutan atas
hak-hak mereka, terlepas apakah mereka memenuhi kewajiban pendidikan
dalam artian luas terhadap anak-anak mereka atau tidak. Sebagian yang lain
kemungkinan tidak berpendapat apa-apa dan lebih menyerahkan segala
sesuatunya kepada Anda.

Apapun status sosial ekonomi orang tua, Anda seyogianya berbicara dengan
mereka. Dengan melibatkan lebih banyak orang tua dan anggota masyarakat,
staf dan peserta didik akan lebih sadar bahwa mereka bertanggung gugat atas
isi dan proses pembelajarannya.

STRATEGI UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN

Strategi di sini mengacu pada cara, rencana, atau pendekatan untuk


mencapai tujuan yang diinginkan. Implikasinya adalah bahwa misi dan
sasaran sekolah tidak mudah dicapai karena banyak alternatif yang tersedia,

MANAJ EMEN SEKOL AH 30


PENDAHULUAN

yang masing-masing perlu dipertimbangkan dengan seksama sebelum


dipilih. Bahasan sejauh ini tentang identifikasi kebutuhan masih berpusat
pada kebutuhan yang akan dipenuhi ketimbang pada cara yang digunakan
untuk mengetahui kebutuhan itu.

Strategi mengidentifikasi Kebutuhan Kepala Sekolah dan Sekolah

Banyak cara yang dapat Anda gunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan


sekolah Anda dan kebutuhan Anda sendiri sebagai kepala sekolah. Cara itu,
antara lain, adalah yang berikut ini.

 Membaca buku-buku manajemen, organisasi, perilaku, dan pendidikan.


 Menghadiri kursus, seminar, atau lokakarya pengembangan staf bagi
kepala sekolah.
 Mengadakan diskusi informal atau menyimpulkan dari pengalaman dan
saran profesional dari rekan sesama kepala sekolah.
 Bergabung dan berpartisipasi penuh dalam asosiasi profesional atau
organisasi kepala sekolah.
 Mengunjungi organisasi lain atau perusahaan untuk mempelajari cara
mereka mengidentifikasi kebutuhan.
 Menganalisis respon yang diberikan para guru selama wawancara
penilaian kinerja.
 Memanfaatkan masukan dari staf yang disampaikan dalam rapat staf dan
diskusi-diskusi informal.
 Mencatat kebutuhan yang disampaikan orang tua dalam pertemuan, serta
yang diperoleh melalui diskusi informal dengan orang tua.
 Meminta bawahan untuk mengajukan hal-hal yang mereka butuhkan.
 Menggali informasi dari peserta didik yang dapat diperoleh secara
langsung atau dari pengawas sekolah selama berlangsungnya pelajaran.
 Membaca majalah, jurnal pendidikan, atau profesional untuk
mendapatkan gagasan tentang kebutuhan Anda.
 Mempelajari dokumen yang memuat kebijakan nasional dan pernyataan
otoritas sekolah tentang misi dan target sekarang.

Strategi Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Nasional

Strategi yang Anda gunakan dapat mencakup yang berikut.

• Mempelajari undang-undang, peraturan pemerintah tentang pendidikan,


serta rumusan kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Anda dapat pula
membaca artikel berkenaan dengan pendidikan di surat kabar atau
majalah, atau mengikuti debat yang disiarkan di TV.

MANAJ EMEN SEKOL AH 31


PENDAHULUAN

• Jika mungkin, melakukan konsultasi langsung dengan pembuat kebijakan


nasional dan staf senior di tingkat pusat.

Strategi Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Staf


Staf memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Agar mereka
dapat melaksanakan peran ini dengan efektif, mereka memerlukan
bimbingan profesional Anda. Anda hanya akan dapat melakukan ini jika
mengetahui hal-hal yang dibutuhkan para guru Anda.

Strategi untuk mengidentifikasi kebutuhan staf dapat mencakup yang


berikut.
 Anda menilai kinerja setiap guru untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan mereka. Bagi para pegawai negeri sipil kita mengenal apa yang
disebut dengan DP3. Bagi para guru sistem penilaian kinerja ini tentunya
perlu disesuaikan.
 Anda menyelia semua staf Anda setiap hari, dan adakalanya melakukan
pertemuan dengan mereka secara formal atau informal.
 Anda mempelajari laporan evaluasi mata pelajaran yang dibuat pengawas
sekolah.
 Anda meminta guru untuk mengisi kuesioner guna mengetahui kebutuhan
guru, sekolah, dan peserta didik.
 Anda memeriksa jadwal kerja, buku rencana pembelajaran, dan dokumen
sekolah lainnya secara berkala. Buku latihan peserta didik harus dipantau
secara teratur dalam setiap mata pelajaran dan setiap kelas.
Jika Anda telah menetapkan kebutuhan para guru, maka tugas Anda adalah
mencari cara untuk memenuhi kebutuhan yang masuk akal. Banyak cara
yang dapat Anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan guru. Cara yang
Anda pikirkan mungkin mencakup hal-hal berikut.
• Secara terencana melaksanakan program pengembangan staf berbasis
sekolah.
• Pertemuan staf yang terfokus pada topik profesional.
• Supervisi positif yang lebih cermat terhadap guru yang dipandang perlu
meningkatkan kinerja.
• Bantuan lebih langsung dari Anda kepada guru atau kelompok guru yang
memerlukan bantuan tertentu. Anda juga dapat meminta guru lain untuk
membantu rekannya meningkatkan kinerjanya.

Strategi Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Peserta didik


Strategi yang Anda terapkan untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta didik
dapat mencakup yang berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 32


PENDAHULUAN

 Sebagai kepala sekolah, Anda juga terlibat dalam program belajar-


mengajar, agar Anda tetap bersentuhan dengan kebutuhan para peserta
didik.
 Gunakan waktu Anda bertemu dengan peserta didik di kelas untuk
mengetahui kebutuhan mereka.
 Gunakan pengawas dan sistem monitor untuk menyalurkan informasi
tentang peserta didik kepada Anda dan kepada para guru.
 Minta staf secara perseorangan dan secara kelompok untuk membahas
dan melaporkan kebutuhan peserta didik kepada Anda secara teratur.
 Gunakan kotak saran untuk mengumpulkan informasi dari peserta didik.
 Lakukan audit dan pemeriksaan semua sediaan sekolah karena dapat
menunjukkan bidang-bidang yang perlu ditangani.
 Anda dan staf, utamanya staf senior, perlu melakukan audit dan
memeriksa kurikulum secara reguler untuk mengetahui kemungkinan
adanya hal-hal yang perlu ditingkatkan.

Strategi Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Otoritas Sekolah

Strategi yang tepat dapat mencakup yang berikut.


• Melakukan pertemuan dan konsultasi reguler dengan otoritas sekolah
untuk memastikan bahwa Anda mengetahui apa saja yang mereka
butuhkan bagi sekolah.
• Melibatkan diri dalam pertemuan formal dan informal dengan wakil pihak
otoritas.
• Meminta informasi dari pihak otoritas secara langsung.

Strategi Mengidentifikasi Kebutuhan Masyarakat


dan Orang Tua Peserta didik

Strategi yang tepat dapat mencakup yang berikut.


 Anda dapat membina komunikasi yang baik dengan masyarakat dan
orang tua peserta didik. Ini akan membantu Anda mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan mereka kepada sekolah.
 Anda melibatkan orang tua secara lebih langsung dalam program sekolah,
seperti dalam kegiatan olah raga, bazar, dan sebagainya. Kegiatan seperti
itu akan memungkinkan berkembangnya hubungan yang tidak terlalu
formal.
 Memanfaatkan pertemuan dengan orang tua peserta didik yang
melibatkan wakil masyarakat untuk mengidentifikasi kebutuhan.
 Menyimak informasi dan gagasan berkenaan dengan sekolah di media
lokal dan nasional, dan dari berbagai sumber lainnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 33


PENDAHULUAN

RINGKASAN

1. Identifikasi kebutuhan menyangkut upaya menemukan hal-hal yang perlu


dipenuhi di sekolah. Tanpa itu, kita tidak mungkin dapat memfokuskan
upaya yang akan kita lakukan. Akibatnya yang paling mungkin adalah
upaya kita akan tampak kacau dan tidak efektif.
2. Kebutuhan kepala sekolah antara lain memiliki kualifikasi akademik dan
profesional yang cukup, memiliki sertifikat sebagai pendidikan dan kepala
sekolah, memiliki kemampuan memimpin komunitas sekolah, memiliki
kemampuan memahami setiap bagian kurikulum sekolah dan kaitannya
dengan program pembelajaran secara keseluruhan, memiliki kemampuan
menyusun rencana dan melaksanakan rencana itu secara efektif, serta
memiliki kemampuan berkomunikasi, memotivasi, dan menyelaraskan
berbagai bagian dalam komunitas sekolah bagi kepentingan sekolah.
3. Kebutuhan sekolah antara lain guru dan staf yang cakap, berpengalaman,
dan berdedikasi dalam pembelajaran peserta didik; prasarana dan sarana
yang memadai; ketersediaan dana untuk biaya modal dan operasional;
masyarakat dan orang tua yang peduli, membantu, dan terlibat dalam
pendidikan; dukungan, pembiayaan, dan bantuan dari pemerintah; serta
misi dan tujuan yang dapat diterima sebagai pedoman sekolah untuk
mencapai sasaran dan target yang bermakna.
4. Kepala sekolah perlu memahami peraturan perundang-undangan dan
kebijakan tentang pendidikan serta mengkaji sejumlah bahan yang antara
lain berkenaan dengan: pendidikan sebagai proses pembudayaan dan
perberdayaan, pendidikan dalam rangka peningkatan daya saing bangsa,
serta komitmen terhadap kebijakan menyediakan jenis-jenis pendidikan
tertentu.
5. Kebutuhan staf antara lain uraian pekerjaan yang jelas dan tertulis,
penghasilan yang memadai, kesempatan berkembang secara profesional,
upervisi pelaksanaan tugas yang memadai, kebijakan kepegawaian yang
sehat, rumusan misi dan tujuan sekolah yang jelas dan target yang
disepakati, serta sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.
6. Kebutuhan peserta didik antara lain pelonggaran tindakan pendisiplinan
dari guru, hasil ujian yang bagus, dapat menyelesaikan pendidikan sesuai
dengan kecepatan belajarnya, lebih banyak dana untuk kegiatan ekstra
kurikulum dan lebih banyak bahan dan peralatan belajar.
7. Sebagai kepala sekolah, Anda perlu kreatif menggunakan berbagai strategi
untuk mengidentifikasi kebutuhan yang beragam dari pihak-pihak yang
berkepentingan dengan sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 34


PENDAHULUAN

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian identifikasi kebutuhan.


2. Tinjau kembali kebutuhan Anda yang diidentifikasi dalam unit ini.
Apakah menurut Anda kebutuhan itu memang benar-benar kebutuhan
yang Anda pikirkan?
3. Bersama mitra kerja Anda diskusikan dan rumuskan kembali kebutuhan
sekolah, kebutuhan staf, kebutuhan peserta didik, kebutuhan orang tua,
dan kebutuhan pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 35


PENDAHULUAN

Membuat Sekolah Anda


Lebih Baik
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang kondusif bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensinya seoptimal mungkin agar nantinya dapat berfungsi sebagai
warga negara yang bertanggung jawab

PENGANTAR

Perencanaan pengembangan sekolah adalah proses yang dilakukan untuk


meningkatkan mutu dengan memperhatikan masukan, proses, dan keluaran
sekolah. Tujuannya adalah menciptakan atmosfir transparansi dan
akuntabilitas manajemen yang akan meningkatkan produktivitas sekolah.
Perencanaan pengembangan juga dapat dipandang sebagai proses evaluasi
berkelanjutan untuk mengidentifikasi kekuatan yang dapat didayagunakan
dan kelemahan yang perlu diperbaiki. Hal ini pada gilirannya akan
menimbulkan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan mutu.

Sebagai kepala sekolah Anda perlu memahami bahwa perubahan tidak dapat
dilakukan dalam waktu semalam. Perlu Anda pertimbangkan benar bahwa
ketika Anda memperoleh tanggung jawab menjadi kepala sekolah, Anda
akhirnya akan harus menjawab pertanyaan: Apa manfaat yang dapat
diharapkan dari keberadaan Anda sebagai kepala sekolah? Dengan kata lain,
apa yang akan Anda lakukan untuk sekolah Anda?

Apa jawaban Anda?

 Anda akan membiarkannya seperti apa adanya?


 Anda akan membuatnya menjadi lebih baik?
 Anda akan menghancurkannya?

Jawaban Anda tentulah sudah jelas bahwa Anda akan berusaha keras
membuat sekolah Anda menjadi lebih baik, menjadi sekolah yang dapat
dibanggakan. Anda ingin sekolah Anda menjadi tempat yang kondusif bagi
peserta didik untuk mengembangkan potensinya seoptimal mungkin.

MANAJ EMEN SEKOL AH 36


PENDAHULUAN

PENJAMINAN MUTU SEKOLAH

Selain kontribusi masukan seperti gedung sekolah, buku, furnitur, guru yang
berkualitas baik, dan banyak hal lainnya, sekolah yang efektif sangat
dipengaruhi oleh proses penjaminan mutu. Proses penjaminan mutu adalah
prosedur yang memfasilitasi pencapaian tujuan sekolah yang ditetapkan
tinggi. Proses ini boleh jadi dilakukan oleh lembaga di luar sekolah atau oleh
sekolah itu sendiri.

Proses penjaminan mutu eksternal memiliki dua manfaat penting sebagai


cara mencapai tujuan sekolah.

 Menilai kinerja sekolah yang dilakukan secara independen.


 Memfasilitasi upaya memperkaya gagasan secara silang.

Kelemahannya adalah sebagai berikut.

• Penilaian kinerja memerlukan biaya besar.


• Evaluasi mungkin tidak dilakukan secara reguler.
• Temuan boleh jadi tidak segera dapat diterima oleh sekolah dan
masyarakat.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

Perencanaan pengembangan atau peningkatan (kinerja) sekolah adalah


sebuah proses penjaminan mutu yang dilakukan dari dalam sekolah. Ini
merupakan program evaluasi sendiri yang dilakukan sekolah secara terus-
menerus dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah dan dilakukan secara
sengaja dan bersama-sama oleh seluruh pihak di sekolah.

Proses ini dimulai dengan perumusan misi dan tujuan sekolah. Misi dan
tujuan ini dijabarkan dari tujuan nasional dan dikaitkan dengan kebutuhan
masyarakat dan peserta didik. Selanjutnya dilakukan analisis tingkat
pencapaian tujuan sekolah dalam kaitannya dengan keseluruhan aktivitas,
fasilitas, dan pegawai sekolah. Analisis ini disebut evaluasi audit.

Bidang utama audit sekolah yang dapat Anda identifikasi mencakup yang
berikut.

• Mutu kurikulum, yang mencakup pengajaran dan pembelajaran serta mata


pelajaran (subyek) yang diberikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 37


PENDAHULUAN

• Kemajuan dan prestasi peserta didik.


• Manajemen sumber daya; termasuk staf, peralatan, dan informasi.
• Etos dan disiplin sekolah.

Audit sekolah akan memungkinkan staf untuk:

• menentukan seberapa baik kinerja sekolah dalam kaitan dengan tujuannya


• mengidentifikasi kekuatan yang dapat didayagunakan
• mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu diperbaiki
• mengidentifikasi prioritas tindakan berikutnya
• melaporkan kinerja sekolah ke lembaga yang tepat seperti komite sekolah,
dinas pendidikan, yayasan sekolah, atau pihak lain yang relevan
• menyediakan informasi penting kepada otoritas pendidikan sebagai dasar
pengambilan keputusan, misalnya untuk alokasi sumber daya
• menjawab pertanyaan berkenaan dengan akuntabilitas sekolah kepada
pihak-pihak berkepentingan
• mendeteksi kemungkinan adanya peningkatan atau kemunduran sejak
audit sebelumnya
• dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan staf
dan sekolah.

Anda telah mengetahui bahwa praktik audit menghasilkan informasi tentang


tingkat kinerja sekolah, termasuk kekuatan dan kelemahannya. Kekuatan
menyediakan landasan untuk peningkatan dan pengembangan lebih lanjut
dan kelemahan kemudian ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan
perbaikan. Kegiatan perbaikan ini perlu direncanakan dengan baik melalui
rencana pengembangan sekolah. Kegiatan pelaksanaan rencana harus
dipantau dengan seksama.

Proses perencanaan pengembangan sekolah diikhtisarkan dalam daur


perubahan. Daur ini mencakup tahapan kegiatan berikut.

• Penyusunan tujuan
• Audit/evaluasi
• Pelaksanaan/pengembangan
• Audit/evaluasi

Proses ini mengandung sejumlah maslahat karena:

• berbasis lokal sehingga mudah dilaksanakan secara berkelanjutan


• diterapkan oleh mereka yang mengenal dengan baik program
pengembangan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 38


PENDAHULUAN

INTEGRASI PENGEMBANGAN SDM


DALAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

Anda mungkin telah mengetahui bahwa agar program internal evaluasi


sekolah efektif, kepala sekolah dan staf haruslah bekerja sama sebagai
sebuah tim kerja. Dengan cara ini dapat diciptakan suasana kondusif yang
memungkinkan adanya kolaborasi, inovasi, dan penyampaian gagasan secara
bebas. Dengan demikian, semua pendapat mengenai kebutuhan
pengembangan pendidikan disampaikan melalui argumentasi nalar dan
praktik reflektif yang bertujuan untuk menggali sumber daya dan keahlian
lokal yang pada gilirannya memadukan pengembangan diri sendiri, staf, dan
sekolah.

Perencanaan pengembangan sekolah harus dilakukan secara seksama dan


terpadu. Beberapa aspek iklim, budaya, dan praktik perencanaan sekolah
yang memungkinkan pengembangan kepala sekolah, staf, dan sekolah secara
terpadu adalah bekerja sebagai sebuah tim, suasana terbuka, penyampaian
gagasan secara bebas, dan akuntabilitas. Pengembangan terpadu meningkat
jika:
• ada kemudahan mengakses informasi tentang pemikiran dan pengem-
bangan pendidikan yang mutakhir
• adanya dorongan untuk penggunaan sumber daya dan keahlian
• terdapat pertukaran gagasan yang sering dari semua bagian masyarakat.

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PERUBAHAN


DAN HAMBATAN PERUBAHAN

Peran Kepala Sekolah


Proses perubahan adalah satu aspek dari perencanaan pengembangan
sekolah yang perlu dipandang kepala sekolah sebagai hal yang vital bagi
pengembangan dirinya sendiri, staf, dan sekolah. Ini adalah bagian integral
dari jaminan mutu dalam proses perencanaan pengembangan sekolah. Hal
yang penting diperhatikan adalah peran Anda sebagai agen perubahan dan
jenis-jenis perubahan yang kemungkinan terjadi di sekolah.
Sebagai kepala sekolah peran Anda adalah untuk:
• mengakui dan menghargai kebutuhan perubahan
• memimpin dan membimbing
• memastikan bahwa pihak-pihak berkepentingan lainnya ikut serta dalam
proses pengambilan keputusan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 39


PENDAHULUAN

Pihak-pihak yang seharusnya dilibatkan dalam proses perubahan adalah:


• staf sekolah
• peserta didik
• orang tua peserta didik
• pihak-pihak yang berwenang, seperti dinas pendidikan
• pengawas sekolah
Perencanaan pengembangan sekolah adalah proses yang fleksibel yang
memungkinkan berlangsungnya perubahan secara berkelanjutan. Perubahan
itu adalah perubahan organisasi serta perubahan atau pembaruan terencana.
Oleh sebab itu, perlu dikemukakan jenis-jenis perubahan yang terjadi di
hampir semua sekolah sebagai berikut.
Perubahan organisasi: Ini adalah tanggapan langsung atas data kinerja,
desakan lingkungan, atau perubahan tujuan.
Perubahan atau pembaruan terencana. Ini adalah tanggapan terhadap
arus data berkelanjutan dari dalam sekolah.

Hambatan Perubahan

Perubahan yang diperkenalkan di sekolah Anda, sekalipun perlu dan


diinginkan, boleh jadi akan membuahkan hasil beragam Selain itu, Anda
mungkin juga akan menemui hambatan dalam melakukannya. Oleh karena
itu, Anda perlu menyadari hal itu agar dapat mengantisipasinya.
Perubahan mungkin tidak selalu berhasil jika:
• sikap negatif kepala sekolah atau guru
• banyak kecurigaan di kalangan tim atau staf
• sumber daya untuk melakukan perubahan sangat tidak memadai atau
tidak ada
• ada penolakan dari konstituen.
Penting disadari bahwa rencana pengembangan sekolah adalah contoh yang
baik dari inovasi yang memungkinkan terjadinya perubahan berkelanjutan.
Kemampuan Anda mengelola perubahan merupakan hal yang sangat
penting. Perubahan yang berhasil harus berdasarkan penilaian yang akurat
atas situasi saat ini dan hakikat perubahan yang dikehendaki.
Ketidaksesuaian di antara kedua penilaian itu akan tidak produktif.

Sebelum melaksanakan rencana perubahan, Anda dapat berusaha agar orang


menerima perubahan dengan menciptakan suasana yang sehat bagi
terjadinya perubahan. Ini dapat Anda lakukan melalui komunikasi yang
efektif, kolaborasi, pembinaan tim, pendelegasian, dan konsultasi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 40


PENDAHULUAN

Tahapan proses perubahan dalam perencanaan pengembangan sekolah


dapat dilihat dalam peraga berikut.

Pemahaman perlunya
perubahan
(analisis kebutuhan dan
identifikasi masalah)

Membangun hubungan
Evaluasi perubahan
(Apa yang telah dipelajari— (menciptakan kesadaran
setelah ini ke mana?) perlunya perubahan dan
suasana yang kondusif untuk
perubahan)

Generalisasi &
stabilisasi Upaya ke arah perubahan
(memastikan penerapan (menentukan pekerjaan yang
inovasi dan tidak
akan dilaksanakan dan
mengalami perubahan
melaksanakannya)
lebih lanjut)

RINGKASAN

1. Anda akan berusaha keras membuat sekolah Anda menjadi lebih baik,
menjadi sekolah yang dapat dibanggakan. Anda ingin sekolah Anda
menjadi tempat yang kondusif bagi peserta didik untuk mengembangkan
potensinya seoptimal mungkin.
2. Proses penjaminan mutu adalah prosedur yang memfasilitasi pencapaian
tujuan sekolah yang tinggi. Proses ini boleh jadi dilakukan oleh lembaga
di luar sekolah atau oleh sekolah itu sendiri. Proses penjaminan mutu
eksternal memiliki dua manfaat penting sebagai cara mencapai tujuan
sekolah, yaitu menilai kinerja sekolah yang dilakukan secara independen
dan memfasilitasi upaya memperkaya gagasan secara silang.
Kelemahannya antara lain adalah penilaian kinerja memerlukan biaya
besar dan evaluasi mungkin tidak dilakukan secara reguler.
3. Perencanaan pengembangan atau peningkatan (kinerja) sekolah adalah
sebuah proses penjaminan mutu yang dilakukan dari dalam sekolah. Ini
merupakan program evaluasi sendiri sekolah yang terus-menerus yang

MANAJ EMEN SEKOL AH 41


PENDAHULUAN

dilakukan dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah dan dilakukan


secara sengaja dan bersama-sama oleh seluruh pihak di sekolah.
4. Proses perencanaan pengembangan sekolah diikhtisarkan dalam daur
perubahan. Daur ini mencakup tahapan kegiatan penyusunan tujuan,
audit/evaluasi, pelaksanaan/ pengembangan, dan audit/evaluasi.
5. Beberapa aspek iklim, budaya, dan praktik perencanaan sekolah yang
memungkinkan pengembangan kepala sekolah, staf, dan sekolah secara
terpadu adalah bekerja sebagai sebuah tim, suasana terbuka, penyampaian
gagasan secara bebas, dan akuntabilitas.
6. Peran Anda sebagai agen perubahan di sekolah adalah mengakui dan
menghargai kebutuhan perubahan, memimpin dan membimbing, serta
memastikan bahwa pihak-pihak berkepentingan lainnya berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan.
7. Perubahan kemungkinan besar tidak selalu berhasil jika sikap kepala
sekolah atau guru negatif, banyak kecurigaan di kalangan tim atau staf,
sumber daya untuk melakukan perubahan sangat tidak memadai atau
tidak ada, dan ada penolakan dari konstituen.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan sejauhmana keyakinan Anda untuk dapat meningkatkan kinerja


sekolah sehingga menjadi sekolah yang dapat dibanggakan.
2. Jelaskan pengertian penjaminan mutu dan jelaskan pula manfaatnya bagi
sekolah Anda.
3. Jelaskan pengertian perencanaan peningkatan kinerja sekolah dan jelaskan
daurnya.
4. Jelaskan aspek-aspek yang memungkinkan pengembangan kepala sekolah,
staf, dan sekolah secara terpadu.
5. Identifikasi perubahan besar yang pernah dilakukan di sekolah Anda dan
jelaskan peran Anda sebagai agen perubahan itu.
6. Jelaskan beberapa hal yang dapat menghambat terjadinya perubahan.
7. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi sebuah perubahan yang harus
dilakukan di sekolah dan rencanakan perubahan itu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 42


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

PENGEMBANGAN DIRI
MANAJER SEKOLAH

Pengantar 44

Analisis Pekerjaan 46

Kepemimpinan Kepala Sekolah 53

Pengembangan Profesional 68

Berfungsi Secara Efektif Dalam Kelompok 77

Manajemen Waktu 92

MANAJ EMEN SEKOL AH 43


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Pengantar
Anda dapat saja menunggu datangnya hal-hal yang Anda inginkan,
tetapi yang Anda peroleh telah kedaluarsa

Sekolah dewasa ini adalah organisasi yang semakin rumit dikelola. Hal ini
karena kita sekarang menyadari sulitnya menyediakan program pembelajaran
yang dapat memenuhi beragamnya kemampuan dan minat peserta didik,
serta tantangan untuk memberikan mereka keterampilan yang relevan dan
terpakai untuk dapat berfungsi dengan baik dalam masyarakat. Sekalipun
kompetensi dan keberhasilan mengajar di kelas merupakan kriteria penting
untuk dapat dipromosi di masa lalu, dewasa ini lebih banyak lagi
keterampilan yang diperlukan. Kepala sekolah diharapkan memiliki
kemampuan manajerial yang baik agar dapat memimpin sekolahnya secara
produktif.

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, sekarang diakui dan


disepakati bahwa salah satu faktor utama yang memengaruhi efektivitas
sekolah adalah kualitas kepemimpinan dan praktik manajemen yang
diterapkan kepala sekolah. Kualitas kepemimpinan itu pada akhirnya akan
diukur dari kadar kebermanfaatan kepala sekolah bagi sekolahnya. Bagian ini
dimaksudkan untuk mendorong kepala sekolah agar terus berusaha
meningkatkan diri sehingga dapat menjadi manajer yang lebih baik dan
bertanggung gugat atas sekolahnya.

Setelah menyelesaikan bagian ini Anda akan dapat:

• menjelaskan konsep analisis pekerjaan, uraian pekerjaan, dan spesifikasi


pekerjaan
• menerapkan berbagai gaya kepemimpinan yang tersedia bagi kepala
sekolah
• mengidentifikasi inisiatif pengembangan diri yang melibatkan Anda dan
staf
• menerapkan proses kelompok yang efektif untuk meningkatkan
manajemen sekolah Anda
• menerapkan pengelolaan waktu lebih efisien.

MANAJ EMEN SEKOL AH 44


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

CAKUPAN BAGIAN INI

Bagian ini terdiri atas lima unit, yaitu analisis pekerjaan, kepemimpinan
kepala sekolah; pengembangan profesional, berfungsi secara efektif dalam
kelompok, dan manajemen waktu.

Analisis pekerjaan

Tujuan unit ini adalah memungkinkan Anda menganalisis pekerjaan Anda


dan orang-orang yang berkiprah di sekolah Anda. Melalui analisis ini Anda
selanjutnya akan dapat menyusun uraian pekerjaan yang jelas agar setiap
orang memahami peran dan tugas mereka dan semua hubungan yang
tercakup.

Kepemimpinan kepala sekolah

Dalam unit ini Anda akan mengidentifikasi beberapa gaya kepemimpinan.


Hal ini akan memungkinkan Anda mengkaji ulang pendekatan yang Anda
terapkan dalam mengelola anggota sekolahnya dengan menerapkan
pendekatan kepemimpinan yang memberdayakan secara bertahap.

Pengembangan profesional

Melalui sejumlah contoh, di sini Anda akan mengetahui perbedaan antara


pengembangan profesional dan pelatihan. Meskipun pelatihan dan
pengembangan profesional merupakan sarana untuk meningkatkan kinerja,
karena adanya kendala sumber daya, para kepala sekolah diharapkan
berinisiatif untuk mengembangkan dirinya sendiri melalui pendekatan yang
dipandang paling produktif.

Berfungsi secara efektif dalam kelompok

Sebagai manajer sekolah, Anda harus bekerja dengan dan dalam kelompok.
Unit ini menyajikan beberapa metode, teknik, dan prosedur bagi Anda untuk
lebih mengefektifkan kelompok bagi peningkatan kinerja sekolah.

Manajemen waktu

Waktu adalah salah satu sumber yang jumlahnya sama bagi semua orang,
tetapi sebagian kita menggunakannya jauh lebih baik. Melalui unit ini Anda
akan mempelajari cara penggunaan waktu dengan lebih baik sebagai kepala
sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 45


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Analisis Pekerjaan
Kandungan motivasi intrinsik dalam profesi guru sangatlah tinggi, profesi yang mulia ini
dicederai oleh kurangnya kompetensi, rendahnya keinginan untuk berkembang, dan
konteks pekerjaan yang tidak kondusif

PENGANTAR

Sebagai manajer, kepala sekolah perlu memahami hal-hal yang tercakup


dalam pekerjaannya. Pemahaman ini akan memungkinkan Anda untuk
melaksanakan pekerjaan secara lebih efektif dan efisien. Pemahaman ini
akan menghasilkan persepsi yang jelas tentang tugas-tugas Anda yang
selanjutnya akan dapat digunakan sebagai sarana menilai kinerja. Ia akan
memudahkan Anda melakukan pendelegasian. Tujuan unit ini adalah
menjelaskan konsep analisis pekerjaan, uraian pekerjaan, dan spesifikasi
pekerjaan agar Anda lebih memahami kompleksitas peran Anda dalam
upaya membuat sekolah Anda menjadi lebih baik.

HAKIKAT ANALISIS PEKERJAAN

Analisis pekerjaan terdiri atas dua unsur: uraian pekerjaan dan spesifikasi
pekerjaan. Uraian pekerjaan mencakup tugas-tugas yang dilaksanakan dan
spesifikasi pekerjaan memberitahu kita tentang kualifikasi orang yang paling
mungkin dapat melaksanakan pekerjaan itu dengan baik.

Uraian Pekerjaan

Uraian pekerjaan menunjukkan semua tugas dan tanggung jawab yang


dilaksanakan. Sebagai kepala sekolah, Anda akan mengetahui apa saja tugas
yang harus dilaksanakan. Anda akan mengetahui bahwa setiap situasi sekolah
mengharuskan Anda melaksanakan tugas tertentu. Persepsi Anda sendiri
tentang pekerjaan kepala sekolah akan menentukan bagaimana Anda
memutuskan pelaksanaan setiap tugas.
Ketika Anda menyusun daftar tugas Anda sebagai kepala sekolah, Anda
melakukan proses yang diacu sebagai analisis pekerjaan, yaitu Anda

MANAJ EMEN SEKOL AH 46


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

mengidentifikasi bagian-bagian pekerjaan Anda. Proses analisis pekerjaan


membantu Anda menentukan semua tugas yang perlu Anda lakukan.

Daftar tugas yang Anda buat kemungkinan telah mencakup yang berikut.

 Menjabarkan visi ke dalam misi dan target mutu.


 Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai.
 Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah.
 Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
melaksanakan peningkatan mutu.
 Mengambil keputusan anggaran sekolah yang melibatkan guru dan
komite sekolah.
 Membangun dan memelihara lingkungan pembelajaran yang kondusif.
 Menyusun struktur organisasi yang efektif dalam sekolah.
 Memastikan komunikasi yang jelas antara Anda, staf, dan peserta didik.
 Membina hubungan yang baik dengan warga sekolah dan birokrasi
pendidikan.
 Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem penghargaan atas prestasi dan
pemberian sanksi atas pelanggaran peraturan dan kode etik sekolah.
 Mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
 Merumuskan dan melaksanakan program supervisi staf dan peserta didik
dan memanfaatkan hasilnya untuk meningkatkan kinerja sekolah.
 Menata pekerjaan pengembangan staf di sekolah.
 Memobilisasi dan mengelola sumber daya.
 Memastikan pemeliharaan bangunan sekolah.
 Menyimpan dan memutakhirkan dokumen dan informasi tentang
sekolah.
Unsur utama uraian pekerjaan hendaknya mencakup yang berikut.
• Judul – ini biasanya disesuaikan dengan sistem yang berlaku.
• Rumusan tugas-tugas utama.
• Indikasi orang-orang atau kelompok kepada siapa pelaksana pekerjaan
bertanggung gugat – bagi kepala sekolah ini berarti dinas pendidikan atau
yayasan tertentu.
• Indikasi wewenang yang dimiliki atas staf lainnya.
• Karena kita menekankan pentingnya kepala sekolah (dan staf)
berhubungan dengan pihak lain yang terlibat dengan sekolah, harus
dicakupkan sifat hubungan itu.
• Tugas-tugas yang akan dilaksanakan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 47


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Salah satu masalah dengan daftar yang Anda buat barangkali terlalu panjang,
yang mungkin memuat dua puluh tugas atau lebih. Pertanyaan yang timbul
dari analisis seperti ini antara lain: Apakah saya melakukan hal-hal yang
seharusnya saya lakukan? Apakah saya melakukan terlalu banyak hal?
Mungkinkah beberapa dari pekerjaan dapat dilakukan dengan sama baiknya
oleh guru lain? Adakah keseimbangan tugas yang saya lakukan, misalnya,
dalam kaitannya dengan yang berikut?

• Jangka pendek, yang sifatnya krisis, misalnya guru absen; hal-hal yang
bersifat jangka menengah; misalnya jawal pelajaran untuk semester
berikutnya; dan jangka panjang, misalnya evaluasi praktik pembelajaran
dan penyusunan target?
• Isu sumber daya seperti perbaikan dan buku atau tentang orang seperti
berkomunikasi dengan staf?
• Urusan pribadi seperti pembayaran staf, atau masalah profesional seperti
pengorganisasian ujian?
• Peserta didik, guru, dan orang tua?

Tugas-tugas yang telah Anda identifikasi perlu ditempatkan dalam kategori


yang jelas.

Spesifikasi Pekerjaan

Spesifikasi pekerjaan mengacu pada jenis orang yang dipandang mampu


melaksanakannya dalam kaitannya dengan kualitas, kualifikasi, latar
belakang, dan pengalaman. Jika semua ciri itu akan dinilai secara akurat,
maka pertama kali perlu disiapkan uraian pekerjaan yang lengkap.

Pertimbangkan pekerjaan Anda sendiri sebagai kepala sekolah. Kualitas yang


perlu dicakupkan dalam spesifikasi pekerjaan Anda dengan menggunakan
kategori berikut: latar belakang, kompetensi, motivasi, minat, dan karakter
kemungkinan mencakup hal-hal berikut.

 Dapat memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas.


 Dapat memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas sekolah.
 Dapat membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah
dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan pertumbuhan profesional para guru dan staf.
 Dapat menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian
sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar
yang aman, sehat, efisien, dan efektif.

MANAJ EMEN SEKOL AH 48


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

 Dapat bekerja sama dengan orang tua peserta didik dan anggota
masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang
beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat.

KEPALA SEKOLAH:
EKSEKUTIF KEPALA ATAU KEPALA PROFESI?

Semua orang umumya mengetahui bahwa peran utama kepala sekolah


seyogianya mengelola proses pembelajaran untuk menjamin kualitas
pendidikan. Oleh sebab itu, perhatian Anda perlu berfokus pada upaya
membangun kapasitas manajemen pada tiga tingkat yang berikut.

• Tingkat penyelenggaraan pendidikan di sekolah.


• Tingkat pelaksanaan kebijakan melalui kantor pendidikan daerah.
• Tingkat pembuatan kebijakan strategis di Kementerian Pendidikan
Nasional, organisasi non-pemerintah, dan lembaga-lembaga internasional.

Ketiga hal itu berfokus pada sekolah sebagai lembaga sosial–lembaga yang
diadakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan generasi muda. Oleh
sebab itu, sekolah merupakan sarana mencapai tujuan dan bukan tujuan itu
sendiri. Ini tercermin dalam berbagai peran yang dilakukan kepala sekolah.
Ada yang membedakan antara kepala sekolah sebagai eksekutif kepala dan
kepala sekolah sebagai kepala profesi atau guru kepala.

Contoh Peran Eksekutif Kepala dan Kepala Profesi

Contoh-contoh yang menggambarkan peran kepala sekolah sebagai


eksekutif kepala adalah yang berikut.

• Merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah.


• Membagi-bagi tugas kepada guru dan staf.
• Mengoordinasi dan menyupervisi kegiatan guru dan staf.
• Mengevaluasi kinerja sekolah.
• Membangun dan membina hubungan kerja dengan dinas pendidikan,
komite sekolah, guru, dan staf lainnya.
• Menjadi anggota komite sekolah secara ex officio.

Beberapa kegiatan yang Anda lakukan sebagai kepala sekolah dalam peran
Anda sebagai kepala profesi (guru kepala).

• Mengajar dalam mata pelajaran tertentu.


• Menjadi ketua dewan pendidik di sekolahnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 49


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

• Memberikan bimbingan profesional kepada guru secara perseorangan


dalam pengembangan program pendidikan.
• Menyuluh peserta didik dan orang tua peserta didik dalam hal etika,
norma-norma, dan nilai-nilai yang ditegakkan di sekolah.
• Menjadi juru bicara sekolah dalam masalah pendidikan.
• Berpartisipasi dalam musyawarah kerja guru mata pelajaran,
pengembangan kurikulum, dan kegiatan profesional lainnya di luar
sekolah.
• Menjadi anggota asosiasi kepala sekolah.

Umumnya semua pekerjaan, bukan hanya kepala sekolah, melibatkan banyak


peran yang kemungkinan saling konflik. Menjaga keseimbangan di antara
semua peran itu sangat penting. Kepala sekolah yang tidak atau tidak dapat
menunjukkan kepemimpinan profesinya tidak akan dipandang guru sebagai
orang yang kredibel. Barangkali kepala sekolah yang tidak mampu berperan
sebagai eksekutif kepala sebaiknya tetap mengajar di kelas, karena ia jauh
lebih baik dalam peran ini.

INDIKATOR KEPALA SEKOLAH YANG EFEKTIF

Hal-hal yang berikut dapat digunakan untuk membantu Anda menentukan


apakah sebagai kepala sekolah Anda adalah manajer yang efektif atau tidak.

Kompetensi Profesional
Memiliki wawasan luas serta pengetahuan dan keterampilan mutakhir,
termasuk kemampuan memulai, mengarahkan, berkomunikasi, dan
mendelegasikan.
Kepemimpinan
• Menunjukkan contoh perilaku yang dapat diteladani.
• Memotivasi dan mengilhami orang lain.
• Membangun rasa percaya diri (memberdayakan).
• Mengevaluasi kualitas dan kontribusi staf secara obyektif.
• Dapat mengambil keputusan sulit.

Hubungan Baik dan Peduli Dengan Kerja Tim

• Memiliki hubungan baik dengan peserta didik, staf, dan orang tua peserta
didik.
• Mengembangkan sekolah melalui kerja tim.
• Berkomunikasi dengan jelas dan tepat waktu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 50


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Ketiga indikator itu menyajikan beberapa ciri efektivitas dalam kaitannya


dengan pekerjaan yang dilakukan kepala sekolah. Perhatikan bahwa daftar
itu bukan tentang sekolah yang efektif, tidak juga sebagai uraian rincian
tugas manajer sekolah, seperti perencanaan dan kurikulum.

Kita tidak hanya perlu membahas efektivitas, tetapi juga apa yang bukan
efektivitas. Seperti halnya memberi angka atas hasil kerja peserta didik, kita
juga perlu dapat menentukan apakah hasil kerja kepala sekolah istimewa,
baik, cukup, atau di bawah harapan dengan menentukan kriterianya.

Sebelum mengakhiri unit ini ada baiknya jika Anda merenungkan pesan
bijak berikut sebagai “kaidah emas manajemen” ketika bekerja sama dengan
orang-orang di sekeliling Anda.

Hormati staf Anda


Peduli dengan staf Anda
Perlakukan orang lain sederajat
Terbuka dan jujur
Beri kesempatan orang lain untuk terbuka dan jujur
Selalu memberitahu staf hal-hal yang harus mereka ketahui
Delegasikan tanggung jawab
Dukung staf Anda
Nilai kinerja berdasarkan hasil
Pujilah dengan tulus
Terima gagasan atau saran
Hargai staf Anda dengan adil
Jangan manipulasi orang lain
Promosikan dari dalam
Ben F. Mortensen

RINGKASAN

1. Analisis pekerjaan terdiri atas dua unsur: uraian pekerjaan dan spesifikasi
pekerjaan. Uraian pekerjaan mencakup tugas-tugas yang dilaksanakan dan
spesifikasi pekerjaan memberitahu kita tentang kualifikasi orang yang
paling mungkin dapat melaksanakan pekerjaan itu dengan baik.
2. Unsur utama uraian pekerjaan hendaknya antara lain mencakup rumusan
tugas-tugas utama, indikasi orang-orang atau kelompok kepada siapa
pelaksana pekerjaan bertanggung gugat, indikasi wewenang yang dimiliki
atas staf lainnya, sifat hubungan yang harus dilakukan, dan tugas-tugas
yang akan dilaksanakan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 51


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

3. Spesifikasi pekerjaan mengacu pada jenis orang yang dipandang mampu


melaksanakannya dalam kaitannya dengan kualitas, kualifikasi, latar
belakang, dan pengalaman.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian analisis pekerjaan.


2. Jelaskan pengertian uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
3. Susunlah uraian pekerjaan Anda dan seorang staf administrasi Anda
secara rinci, termasuk kualifikasinya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 52


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Fungsi kepemimpinan adalah melahirkan lebih banyak pemimpin,
bukan lebih banyak pengikut
Ralph Nader

PENGANTAR

Kepala sekolah memainkan peran kepemimpinannya ketika ia menunjukkan


hal-hal yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, atau memberi
kesempatan bagi bawahan untuk mengajukan gagasan. Peran ini juga
diperlihatkan ketika kepala sekolah mengikutsertakan bawahan dalam
pengambilan keputusan atau memberi kesempatan bagi bawahan untuk
menunjukkan kemampuan berkinerja dengan baik, atau ketika sekadar
mendukung dan mendorong bawahannya.

Kepemimpinan merupakan segi penting dalam proses kerja sama di antara


manusia untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan juga dapat dikatakan
sebagai energi yang memotori setiap usaha bersama. Kepala sekolah yang
memimpin secara efektif adalah kepala sekolah yang memberikan model
untuk diteladani, yang memotivasi sehingga menimbulkan semangat kerja,
dan yang memercayai bawahan untuk mengendalikan diri sendiri. Kepala
sekolah seperti ini menimbulkan keinginan bawahan untuk bekerja sama,
menggunakan sumber pengaruh yang dimiliki dengan bijaksana, dapat
mengarahkan dan berkomunikasi, dapat mempertahankan disiplin, dan
dapat memotivasi untuk membangun semangat kerja.

HAKIKAT KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan seseorang atau


sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Unsur
kuncinya adalah pengaruh yang dimiliki seseorang dan pada gilirannya akibat
pengaruh itu bagi orang yang hendak dipengaruhi. Kepemimpinan terjadi

MANAJ EMEN SEKOL AH 53


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

pada saat seseorang berusaha memengaruhi perilaku orang lain atau


sekelompok orang tanpa perlu mempersoalkan alasan. Mungkin jadi hal itu
dilakukan untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan orang lain, dan tujuan
itu mungkin juga sejalan atau tidak sejalan dengan tujuan orang lain atau
tujuan organisasi. Dengan demikian, peranan motif menjadi penting artinya
dalam upaya seseorang ketika berperan sebagai pemimpin.

Anda harus menyadari pentingnya peran Anda sebagai kepala sekolah dalam
proses pengembangan sumber daya manusia. Kepala sekolah dengan peran
kepemimpinannya tidak menunggangi kebutuhan para pengikutnya untuk
mencapai tujuannya sendiri. Kepala sekolah seperti ini tidak menggunakan
kekuatan pengaruhnya untuk membuat para anggota sekolahnya semakin
bergantung, tetapi berusaha membuat mereka mandiri.

SUMBER PENGARUH PEMIMPIN

Kemampuan pemimpin untuk mengubah perilaku atau memengaruhi


pengikutnya bergantung pada sumber pengaruh yang dimiliki. Anda
mungkin dapat (mampu) melakukan sesuatu tetapi tidak memiliki motif
untuk melakukannya. Anda juga mungkin memiliki motif (keinginan atau
kemauan) untuk melakukan sesuatu tetapi tidak berdaya (atau tidak memiliki
sumber daya) untuk melakukannya. Kedua hal ini: kemampuan (sumber
daya) dan kemauan (motif), merupakan hal yang penting dalam
memengaruhi kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu.

Dari mana kepala sekolah mendapatkan kemampuannya memengaruhi?


Kemampuan itu dapat berasal kepala sekolah sendiri (pengaruh pribadi) atau
dari organisasi (pengaruh kedudukan) atau gabungan keduanya. Dari kedua
sumber itu kita dapat mengidentifikasi sumber pengaruh kepala sekolah.

Wewenang

Pengaruh ini didasarkan atas kedudukan seseorang dalam organisasi.


Biasanya, makin tinggi kedudukan seseorang makin besar pula
wewenangnya. Kepala sekolah memiliki pengaruh ini karena jabatannya di
sekolah mengandung wewenang yang memungkinkannya untuk
memerintahkan guru, staf, atau peserta didik melakukan sesuatu.

Keahlian

Pengaruh ini didasarkan atas pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

MANAJ EMEN SEKOL AH 54


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

seseorang yang menimbulkan rasa hormat dan kagum sehingga


memengaruhi orang lain. Kepala sekolah yang berkeahlian tinggi dipandang
dapat memperlancar bawahan melaksanakan pekerjaannya. Jabatan
seseorang tidak otomatis memberikannya keahlian yang diperlukan, sehingga
hal ini dipandang sebagai pengaruh yang sifatnya pribadi yang dapat
diperoleh dari pendidikan, pelatihan, dan atau pengalaman.

Imbalan

Pengaruh ini didasarkan pada kemampuan seseorang untuk menyediakan


imbalan/ganjaran kepada orang lain yang merasa bahwa kepatuhan akan
menghasilkan imbalan positif seperti promosi, insentif uang, pengakuan,
penghargaan, atau pujian.

Kepribadian

Pengaruh ini didasarkan pada ciri-ciri seseorang. Kepala sekolah yang tinggi
pengaruh kepribadiannya, pada umumnya disukai dan dikagumi karena
kepribadiannya yang menarik. Rasa suka dan kagum ini pada gilirannya
memengaruhi orang lain.

Informasi

Pengaruh ini didasarkan pada informasi yang dimiliki seseorang dan orang
lain memandangnya bernilai. Hal ini memengaruhi orang lain karena mereka
memerlukannya.

Koneksi

Pengaruh ini didasarkan atas hubungan seseorang dengan orang-orang


penting yang berpengaruh di dalam atau di luar organisasi. Seseorang yang
memiliki koneksi luas dapat memengaruhi orang lain karena orang lain ingin
memperoleh manfaat atau tidak ingin tertimpa konsekuensi dari koneksi
yang berkuasa.

Umumnya setiap orang hampir memiliki semua jenis pengaruh itu dengan
kadar yang berbeda-beda. Yang pasti adalah bahwa kepala sekolah memiliki
pengaruh kedudukan karena jabatannya. Namun, tidak semua kepala sekolah
memiliki pengaruh pribadi yang mendalam di kalangan bawahannya. Perlu
diingat pula bahwa apakah pengaruh yang dimiliki itu menimbulkan akibat
atau tidak, bergantung pada kebutuhan orang yang akan dipengaruhi.
Misalnya, imbalan tidak akan banyak artinya jika orang yang berusaha
dipengaruhi tidak membutuhkan imbalan itu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 55


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Para kepala sekolah harus menyadari bahwa tanggung jawab utama kepala
sekolah dalam mengelola unit kerjanya adalah mencapai hasil dengan dan
melalui orang-orang yang dikelolanya. Keberhasilan kepala sekolah diukur
dari keluaran atau produtivitas unit kerjanya melalui dan dengan orang-orang
yang dikelolanya. Gaya kepemimpinan kepala sekolah sangat memengaruhi
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola orang-orangnya.

Gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku (tingkah laku) kepala


sekolah pada saat ia berusaha memengaruhi perilaku orang-orang yang
dikelolanya. Pada dasarnya terdapat empat gaya kepemimpinan kepala
sekolah, yaitu gaya instruksi, gaya konsultasi, gaya partisipasi, dan gaya
delegasi. Perhatikan peraga berikut.

Masing-masing gaya itu merupakan gabungan yang berbeda dari perilaku


kepemimpinan kepala sekolah. Gabungan ini mencakup tiga hal sebagai
berikut: (1) sedikit banyaknya pengarahan yang diberikan kepala sekolah, (2)
sedikit banyaknya dorongan yang diberikan kepala sekolah, dan (3) sedikit
banyaknya keikutsertaan bawahan dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Perilaku yang sifatnya mengarahkan dimaksudkan
untuk menunjukkan keterlibatan kepala sekolah dalam komunikasi satu arah,
penetapan tugas bawahan, dan pemberian petunjuk kepada bawahan tentang
apa yang harus dikerjakan, di mana, kapan, dan bagaimana melakukannya
serta secara ketat mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Perilaku yang sifatnya
mendorong dimaksudkan untuk menunjukkan keterlibatan kepala sekolah
dalam komunikasi dua arah, mendengarkan, serta melibatkan bawahan
dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan instruksi terutama dicirikan oleh komunikasi satu arah.


Dengan gaya ini, kepala sekolah membatasi peranan bawahan dan
memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan di mana
melakukan pekerjaan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

MANAJ EMEN SEKOL AH 56


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

dilakukan kepala sekolah, bawahan hanya melaksanakan tugas seperti yang


telah diinstruksikan kepala sekolah.

Gaya kepemimpinan berikutnya adalah gaya konsultasi. Dengan gaya ini


kepala sekolah masih banyak memberikan arahan dan masih mengambil
hampir semua keputusan. Kepala sekolah mengambil keputusan dan
berusaha menjual gagasan keputusannya kepada bawahan. Pada saat yang
sama kepala sekolah telah mulai membuka komunikasi dua arah dengan
menyimak gagasan bawahan. Sekalipun demikian, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan masih dilakukan oleh kepala sekolah.

Dalam gaya kepemimpinan partisipasi kepala sekolah mengikutsertakan


bawahan untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Dengan
menerapkan gaya ini, kepala sekolah dan bawahannya bertukar pikiran dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Di samping itu,
komunikasi dua arah ditingkatkan dan kepala sekolah lebih banyak
mendengarkan dengan aktif. Kepala sekolah tidak lagi memberikan instruksi
yang terinci.

Gaya kepemimpinan yang sifatnya mendelegasikan dapat disebut sebagai


gaya permisif karena kepala sekolah dan bawahan hanya mendiskusikan
batasan masalah bersama-sama hingga tercapai kesepakatan. Selanjutnya,
proses pengambilan keputusan didelegasikan kepada bawahan. Sekarang
bawahanlah yang mengambil keputusan pelaksanaan pekerjaan. Dengan gaya
ini kepala sekolah memberi kesempatan luas bagi bawahan untuk
melaksanakan tugasnya.

FAKTOR PENENTU KEPEMIMPINAN

Setiap situasi yang dihadapi kepala sekolah mengandung keunikan masing-


masing-masing. Oleh sebab itu, efektivitas gaya kepemimpinan kepala
sekolah juga bergantung pada situasi yang dihadapinya sehingga
penerapannya bergantung pada situasi. Pendekatan ini masuk akal dalam arti
bahwa perubahan situasi menimbulkan tuntutan baru yang perlu
diperhitungkan. Dengan demikian, kepala sekolah harus mengetahui benar
saat menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang
dihadapi.

Sekarang apa yang kita maksudkan sebagai situasi? Banyak faktor yang perlu
diperhatikan dalam menerapkan gaya tertentu yang antara lain meliputi
waktu, jenis pekerjaan yang harus dilakukan, dan tingkat perkembangan

MANAJ EMEN SEKOL AH 57


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

bawahan. Faktor terpenting di sini adalah tingkat perkembangan bawahan


karena dalam banyak hal, tingkat perkembangan inilah yang memengaruhi
gaya kepemimpinan kepala sekolah.

Tingkat perkembangan bawahan terutama dikaitkan dengan suatu pekerjaan


atau tugas yang perlu dilakukan bawahan. Tingkat perkembangan ini
diartikan sebagai seberapa jauh kemampuan dan kemauan bawahan untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu tanpa penyeliaan (supervisi) yang ketat.
Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Sedangkan
kemauan berkaitan dengan soal motivasi dan keyakinan diri.

Dalam hal tingkat perkembangan ini, penting diingat bahwa orang-orang


tidaklah benar-benar berkembang atau tidak berkembang sama sekali.
Dengan kata lain, perkembangan harus dikaitkan dengan pekerjaan tertentu.
Ini berarti bahwa orang umumnya berada pada tingkat perkembangan yang
tidak sama yang bergantung pada tugas atau pekerjaan tertentu. Misalnya,
salah seorang guru Anda telah sangat berkembang (mampu dan mau) dalam
menangani pekerjaan A, tetapi tidak menunjukkan tingkat perkembangan
serupa dalam pekerjaan B. Konsekuensinya, Anda tidak perlu banyak
memberikan instruksi dalam pekerjaan A, tetapi banyak mengarahkan dalam
pekerjaan B dan mengawasinya dengan ketat dalam melaksanakan pekerjaan
ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kepemimpinan
ini ditekankan pada efektivitas gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
kaitannya dengan tingkat perkembangan bawahan dalam suatu tugas
tertentu.

Dalam kaitannya dengan kemampuan dan kemauan bawahan ketika


melaksanakan pekerjaan atau tugas tertentu, perkembangan bawahan dapat
diklasifikasi menjadi empat tingkat perkembangan 1 sampai dengan tingkat
perkembangan 4 sebagai berikut.

TP 4 TP 3 TP 2 TP 1
Mampu Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu
dan Tetapi Tetapi dan
Mau Tidak Mau Mau Tidan Mau

TINGKAT PERKEMBANGAN BAWAHAN

MANAJ EMEN SEKOL AH 58


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

KEPEMIMPINAN DAN TINGKAT PERKEMBANGAN


BAWAHAN

Dengan mengelompokkan tingkat perkembangan bawahan ke dalam empat


kategori: rendah (P1), rendah ke sedang (P2), sedang ke tinggi (P3), dan
tinggi (P4), dapat diidentifikasi beberapa kriteria yang menunjukkan tingkat
perkembangan itu. Masing-masing tingkat perkembangan itu menunjukkan
gabungan antara kemampuan dan kemauan yang berbeda. Peraga berikut
menunjukkan hubungan antara tingkat perkembangan bawahan dan gaya
kepemimpinan yang sesuai pada saat bawahan bergerak dari sedang
berkembang hingga telah berkembang (dari TP1 ke TP4).

Gaya Kepemimpinan

Gaya 1 atau gaya instruksi ditujukan bagi bawahan dengan tingkat


perkembangan rendah (TP1). Orang yang tidak mampu dan tidak mau
memikul tanggung jawab untuk melaksanakan suatu pekerjaan adalah tidak
kompeten dan tidak termotivasi atau tidak yakin. Dalam banyak hal,
ketidakmauan mereka umumnya merupakan akibat dari ketidakyakinan atau
kurangnya pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan dalam pekerjaan
tertentu. Oleh karena itu, gaya instruktif yang sifatnya membimbing dengan
pengarahan yang sangat jelas dan pengawasan ketat memiliki kemungkinan
efektif paling tinggi. Perlu diingat kembali bahwa gaya ini diacu sebagai gaya
instruksi karena dicirikan oleh perilaku kepala sekolah yang membatasi
bawahan serta menginstruksikan mereka tentang apa, bagaimana, kapan, dan
di mana harus melakukan pekerjaan tertentu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 59


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Gaya 2 atau gaya konsultasi ditujukan bagi bawahan dengan tingkat


perkembangan antara rendah sampai sedang (TP2). Bawahan yang belum
mampu tetapi memiliki kemauan untuk memikul tanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan memiliki keyakinan dan sangat termotivasi. Dengan
demikian, gaya ini yang banyak mengarahkan (karena bawahan kurang
mampu) dan dorongan emosional (untuk memperkuat kemauan) merupakan
gaya yang paling sesuai bagi orang-orang dengan tingkat perkembangan
seperti ini. Dalam gaya ini kepala sekolah masih banyak memberikan arahan
yang jelas dengan menentukan apa yang harus dilakukan dan sebagainya
seperti halnya gaya instruksi, tetapi melalui komunikasi dua arah kepala
sekolah mendorong bawahan untuk mengajukan gagasan. Komunikasi dua
arah ini sangat membantu mempertahankan kemauan bawahan dan pada
saat yang sama, tanggung jawab pengendalian atau pengambilan keputusan
tetap pada kepala sekolah.
Gaya 3 atau gaya partisipasi ditujukan bagi bawahan dengan tingkat
perkembangan sedang sampai tinggi. Bawahan dengan tingkat
perkembangan ini memiliki kemampuan tetapi tidak berkemauan (TP3).
Ketidakmauan mereka umumnya disebabkan oleh kurangnya keyakinan
bahwa mereka mampu melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan dengan
berhasil. Namun, jika bawahan yakin bahwa mereka mampu tetapi masih
tidak mau, hal ini semata-mata merupakan masalah motivasi. Dalam kasus
seperti ini, kepala sekolah perlu membuka komunikasi dua arah dan lebih
banyak mendengarkan hal-hal yang dikemukakan bawahan serta
mendorongnya untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki. Bagi
bawahan dengan tingkat perkembangan ini, gaya partisipasi merupakan gaya
yang paling efektif. Dalam gaya ini kepala sekolah dan bawahannya saling
bertukar gagasan dalam pengambilan keputusan. Peranan utama kepala
sekolah dalam menerapkan gaya ini adalah secara aktif mendengarkan dan
memberi dorongan.

Gaya 4 atau gaya delegasi adalah bagi bawahan dengan tingkat


perkembangan tinggi. Orang-orang seperti ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sangat termotivasi memikul tanggung jawab (TP4).
Dengan demikian, gaya yang permisif ini (G4), yang sedikit mengarahkan
dan sedikit dorongan emosional adalah paling efektif. Sekalipun kepala
sekolah mungkin masih mengidentifikasi masalah, tanggung jawab untuk
melaksanakan pekerjaan diserahkan kepada bawahan. Mereka boleh
melaksanakan sendiri dan memutuskan soal bagaimana, kapan, dan di mana
pekerjaan itu dilaksanakan. Bawahan dengan tingkat perkembangan seperti
ini tidak hanya matang dalam hal pekerjaannya tetapi juga matang secara
psikologis. Bawahan yang telah mampu dan mau tidak memerlukan arahan
yang rinci dan tidak pula perlu didorong-dorong lebih dari secukupnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 60


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI


PENGEMBANG SUMBER DAYA MANUSIA

Telah dikemukakan bahwa keempat gaya itu sama efektifnya jika diterapkan
dalam situasi yang tepat. Persoalannya sekarang adalah jika Anda
menggunakan gaya instruksi atau G1 terhadap staf yang tidak
berpengalaman dengan sangat berhasil, apakah Anda ingin (1) berada dalam
situasi itu, (2) menerima kondisi itu sebagaimana adanya daripada berusaha
mengubahnya agar gaya lain menjadi lebih sesuai, (3) berfokus pada hasil
jangka pendek daripada mengembangkan bawahan dalam jangka panjang,
atau (4) hidup dengan konsekuensi bahwa orang-orang yang sekarang
mungkin bekerja dengan sangat baik dengan gaya otoriter Anda terus
dibiarkan bergantung, pasif, dan pasrah?

Jawaban atas pertanyaan itu tentu tidak karena Anda ingin hidup lebih lama
tanpa mengalami stress berat. Sebagai kepala sekolah dengan peran
kepemimpinannya yang mendidik, Anda memiliki niat baik untuk berusaha
agar bawahan Anda dapat berkembang sehingga suatu saat mampu dan mau
mandiri. Oleh karena itu, Anda perlu mengembangkan kemampuan
menerapkan gaya yang tidak menyita banyak waktu dan energi Anda (G3
dan G4), tetapi dengan tingkat efektivitas dan mutu hasil yang tetap tinggi.

Meningkatkan Kemampuan Bawahan

Sebagai orang yang bertanggung jawab mengelola sekolah Anda, Anda


memiliki tiga alternatif dalam mempekerjakan guru atau staf. Pertama, Anda
dapat mempekerjakan orang yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan sangat berhasil tanpa harus diawasi dengan
ketat (P4). Orang seperti ini sangat mudah diawasi. Mereka hanya perlu
mengetahui tujuan dan waktu penyelesaiannya. Setelah itu Anda tinggal
memberikan kesempatan seluasnya bagi mereka untuk melaksanakan
pekerjaan yang Anda tugaskan. Namun, orang seperti ini sukar diperoleh
dan memerlukan banyak biaya untuk mendapatkannya.

Anda memiliki alternatif kedua, yaitu mempekerjakan orang yang berpotensi


untuk berkembang dan kemudian membimbingnya dengan baik. Namun,
kebanyakan kita tidak memiliki alternatif lain kecuali memilih orang-orang
"yang didoakan." Dengan alternatif ini Anda lebih banyak berharap dan
berdoa semoga orang ini berhasil melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

Ada kecenderungan untuk tidak memperhatikan upaya melatih guru atau


staf agar dapat bertugas dengan baik sebagai "pegawai teladan." Hal ini

MANAJ EMEN SEKOL AH 61


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

sering menyebabkan kita merasakan stress dan bingung menghadapi guru


atau staf yang tidak berkinerja baik. Hal ini juga yang sering memaksa kepala
sekolah untuk menerapkan gaya kepemimpinan tabrak lari. Kepala sekolah
seperti ini biasanya memberikan tugas tertentu untuk dilaksanakan staf,
memberitahu hal-hal yang perlu dilakukan (G1), kemudian menggunakan
gaya delegasi (G4) yang tidak efektif, dan selanjutnya berharap bahwa
pelaksanaan pekerjaan itu akan berhasil baik. Apabila orang ini belum
mencapai TP4, maka gaya seperti itu akan terbukti menyesatkan. Jika
kemudian, orang ini tidak berhasil sebagaimana yang diharapkan, kepala
sekolah yang frustrasi akan bergerak cepat ke gaya instruksi yang menuntut.
Perubahan gaya kepemimpinan seperti ini akan menyebabkan kepala sekolah
stress dan bawahan menjadi bingung. Selanjutnya antara atasan dan bawahan
kemungkinan besar akan ternganga jurang komunikasi yang tidak
menguntungkan.

Untuk menghindarkan akibat negatif dari gaya kepemimpinan seperti itu dan
untuk menjamin produktivitas dan kepuasan bawahan, kepala sekolah perlu
mempelajari cara peningkatan kemampuan pegawai dalam melaksanakan
pekerjaannya. Berikut ini dikemukakan langkah-langkah yang dapat diikuti
untuk mengembangkan bawahan.

1. Beritahu bawahan apa yang Anda inginkan untuk dikerjakannya. Anda


tidak akan dapat mengelola sumber daya manusia Anda jika Anda tidak
tahu apa yang Anda harapkan darinya, apa tanggung jawabnya, atau
seberapa luas wilayah pertanggungjawaban itu.
2. Tunjukkan apa yang Anda inginkan untuk dikerjakan. Jika bawahan
Anda telah mengetahui tanggung jawabnya, selanjutnya Anda perlu
memperjelas standar kinerja yang baik. Tunjukkan dan beritahu adalah
pekerjaan mengarahkan. Dengan demikian, melatih bawahan yang
berpotensi (TP1-TP2) biasanya dimulai dengan gaya instruksi (G1)
karena ia tidak mengetahui cara melaksanakan pekerjaan tanpa
pengarahan dan penyeliaan (supervisi).
3. Berikan kesempatan bagi bawahan untuk mencoba. Jika bawahan telah
mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bagaimana hasil yang
diharapkan, Anda harus berani mengambil risiko untuk memberikan
kesempatan baginya melaksanakan pekerjaan itu. Pada saat Anda
melakukan hal ini, pada dasarnya Anda mengurangi perilaku yang
mengarahkan bersamaan dengan pengalihan tanggung jawab pelaksanaan
tugas kepada staf. Risikonya adalah bahwa ia mungkin gagal
melaksanakannya sehingga Anda tidak ingin mengalihkannya dengan
tergesa-gesa. Dengan demikian, tempuhlah risiko yang masuk akal.

MANAJ EMEN SEKOL AH 62


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Berikan karyawan keleluasaan untuk melaksanakan pekerjaan yang bila


tidak berhasil akibatnya tidak akan sangat merusak.
4. Perhatikan pelaksanaan pekerjaan. Jika Anda membiarkan karyawan
melaksanakan sesuatu, jangan menerapkan G4 terlalu cepat. Hal ini
hanya akan menciptakan situasi gaya kepemimpinan tabrak lari. Oleh
sebab itu, setelah Anda memberikan keleluasaan baginya untuk mencoba
mengerjakannya sendiri, amatilah kinerjanya dengan seksama. Unsur
dasar gaya instruksi (G1) adalah pengawasan ketat yang berarti secara
teratur memantau pelaksanaan pekerjaan.
5. Aturlah konsekuensinya. Alasan utama untuk mengawasi dengan
cermat atau memantau pelaksanaan pekerjaan adalah untuk mengelola
konsekuensinya. Konsekuensi adalah segala sesuatu yang timbul sebagai
akibat perilaku. Dalam kaitan ini, terdapat tiga konsekuensi utama
sebagai berikut.
• Konsekuensi positif atau menguatkan, yaitu segala sesuatu yang
merupakan akibat prestasi kerja dan biasanya mempertinggi
kemungkinan berulangnya perilaku. Contohnya adalah pujian atau
promosi.
• Konsekuensi negatif atau menghukum, yaitu segala sesuatu yang
merupakan akibat dari prestasi kerja yang umumnya meniadakan
kemungkinan terulangnya perilaku. Contohnya adalah teguran atau
penurunan pangkat.
• Konsekuensi netral atau tidak ada tanggapan. Tidak ada tanggapan
terhadap prestasi kerja yang baik, secara berangsur-angsur hanya akan
memperkecil kemungkinan terulangnya perilaku tersebut.

Konsekuensi yang cenderung mempertinggi kemungkinan terulangnya


perilaku yang diinginkan adalah konsekuensi positif. Dengan demikian,
cara terbaik untuk mengembangkan staf adalah memergoki mereka pada
saat melakukan pekerjaannya dengan benar dan menghargainya.

Pengembangan Secara Bertahap

Ada kecenderungan kepala sekolah untuk hanya memergoki karyawan yang


salah melakukan pekerjaannya. Hal ini timbul dari pemikiran yang keliru
bahwa atasan hanya perlu melakukan sesuatu jika terjadi kesalahan. karena
melakukan dengan benar adalah kewajiban bawahan. Kepala sekolah yang
hanya memergoki guru pada saat guru itu melakukan kesalahan sebaiknya
mengundurkan diri dan melamar menjadi polantas saja. Kepala sekolah
sebagai pengembang sumber daya manusia tahu persis bahwa melatih

MANAJ EMEN SEKOL AH 63


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

bawahan harus dilakukan secara bertahap. Hasil bagus tidak dapat


diharapkan seketika, karena orang berkembang setelah melalui proses
tertentu. Oleh sebab itu, pada awalnya kepala sekolah harus dapat menerima
hasil bawahan sekalipun hal itu tidak baik benar.

Pada saat Anda membiarkan seseorang mencoba mengerjakan sesuatu


setelah "menunjukkan dan memberitahu," Anda berarti mengurangi
pengarahan. Selanjutnya, jika Anda melihat bahwa guru atau staf Anda
melakukannya dengan benar (atau pada awalnya hampir benar), hendaknya
Anda menghargai prestasinya dengan meningkatkan perilaku suportif Anda.
Langkah-langkah seperti yang mengurangi arahan secara berangsur-angsur
dengan meningkatkan perilaku mendukung hendaknya dilanjutkan sampai
bawahan atau kelompok bawahan mencapai tingkat perkembangan sedang
(TP2). Pada saat ia mulai bergerak ke tingkat perkembangan yang lebih
tinggi (TP3 dan TP4), wajar jika Anda mengurangi arahan dan juga
dukungan emosional. Dalam tingkat perkembangan seperti ini, bawahan
tidak hanya mampu melaksanakan pekerjaannya, tetapi juga telah mampu
memotivasi dirinya sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa pekerjaan bawahan
bebas kendali, tetapi kendali itu sekarang dilakukannya sendiri tanpa campur
tangan berlebihan dari Anda sebagai atasan.

Pada tingkatan ini, orang-orang secara positif telah diperkuat oleh hasil yang
dicapainya dan oleh peningkatan tanggung jawab serta oleh kesempatan
lebih luas untuk mengendalikan sendiri pekerjaannya. Ini tidak berarti
kurangnya rasa percaya atau hormat secara timbal balik. Justru sebaliknya
karena bagi orang yang telah benar-benar berkembang, tidak diperlukan
upaya berlebihan dari atasan untuk menunjukkan rasa percaya dan hormat
itu.

Selain pujian dan hal-hal lain yang sifatnya suportif, pengikutsertaan


bawahan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
menyampaikan pesan kepada bawahan bahwa Anda memercayai
kemampuan mereka dan Anda memandang mereka sebagai orang yang
bertanggung jawab dan merupakan sumber daya yang berharga. Inilah
sebenarnya pesan yang suka didengar orang-orang karena memberikan
balikan yang menimbulkan rasa yakin dan motivasi (kemauan) lebih besar.

Sebaliknya, jika Anda terus-menerus memberikan arahan dan secara ketat


mengawasi pelaksanaan pekerjaan mereka dalam waktu lama, Anda berarti
telah menyampaikan pesan negatif kepada bawahan. Hal ini dapat
ditafsirkan bahwa Anda memandang bawahan sebagai kurang mampu,
kurang bertanggung jawab, kurang dapat dipercaya, dan kurang berharga.

MANAJ EMEN SEKOL AH 64


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Pesan tersembunyi seperti ini jelas akan menciptakan suasana yang tidak
baik untuk mencapai hasil prima. Dengan demikian, segi pengembangan
dalam pendekatan ini adalah perlunya pengalihan pengendalian dari
pengendalian eksternal menjadi pengendalian dari dalam diri sendiri
(internal). Hal ini terbukti sangat penting bagi pengembangan dan
peningkatan kinerja karyawan.

Menangani Penurunan Kinerja

Sama halnya dengan peningkatan kinerja yang bergerak mengikuti langkah-


langkah pengembangan, penurunan kinerja juga memerlukan gerak mundur
bertahap dari gaya delegasi, gaya partisipasi, gaya konsultasi, ke gaya
instruksi. Dengan kata lain, bila guru atau staf mulai menunjukkan tanda-
tanda penurunan kinerja karena alasan apapun (seperti krisis rumah tangga,
sedang jatuh cinta, perubahan pekerjaan, perkembangan teknologi, dan
sebagainya), akan tepat jika kepala sekolah menanggapi hal itu dengan
menyesuaikan perilakunya. Sebagai contoh, seorang guru selama ini bekerja
dengan baik tanpa pengawasan berarti (TP4). Pada saat seperti ini, emosinya
terganggu karena orang yang dicintainya berubah. Keadaan ini mulai
memengaruhi kinerjanya. Dalam situasi ini, akan tepat sekali jika kepala
sekolah mendekati yang bersangkutan, mendengarkan keluhannya, dan
mengarahkannya kembali sampai yang bersangkutan memperoleh
ketenangan kembali.

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa kepala sekolah yang efektif


mengetahui orang-orang yang dikelolanya dengan baik. Pada waktu ia
menugaskan pekerjaan, ia menilai tingkat perkembangan mereka dan
menyesuaikan kepemimpinannya sesuai dengan tingkat perkembangan
bawahan itu. Hendaknya diingat pula bahwa setelah beberapa waktu
lamanya bawahan mengembangkan kebiasaan kerja mereka sendiri.
Meskipun kepala sekolah dapat menerapkan gaya tertentu terhadap suatu
kelompok kerja, ia harus memperhatikan tingkat perkembangan orang-
orangnya secara perseorangan. Akhirnya perlu diperhatikan juga bahwa
penyesuaian gaya kepemimpinan harus dilakukan secara bertahap.

Dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi


ini, kepala sekolah pada dasarnya melaksanakan misi pengembangan sumber
daya manusia. Kepala sekolah sebagai pengembang sumber daya manusia
berusaha mengembangkan tanggung jawab manajemen dalam diri bawahan.
Ia membantu bawahan mengembangkan kemampuan agar dapat berbagi
manajemen sekolahnya. Kepala sekolah seperti ini menyadari manfaat yang
dapat diperoleh dengan pendekatan kepemimpinan ini, yaitu (1) ada
kemungkinan besar bahwa tugas yang dilaksanakan akan bermutu tinggi, (2)

MANAJ EMEN SEKOL AH 65


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

masalah dapat ditanggulangi sejak awal, (3) bawahan yang kompeten


menyumbang pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang berharga, (4)
adanya komitmen lebih besar dari bawahan untuk menghasilkan mutu lebih
tinggi, serta (5) mempertinggi rasa tanggung jawab dan motivasi.

RINGKASAN

1. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas seseorang atau


sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi tertentu.
2. Kemampuan memengaruhi dapat berasal orang itu sendiri (pengaruh
pribadi) atau dari organisasi (pengaruh kedudukan) atau gabungan
keduanya. Dari kedua sumber itu kita dapat mengidentifikasi sumber
pengaruh kepala sekolah, yaitu wewenang, keahlian, imbalan, kpribadian,
keahlian, informasi, dan koneksi.
3. Gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku (tingkah laku) kepala
sekolah pada saat ia berusaha memengaruhi perilaku orang-orang yang
dikelolanya. Pada dasarnya terdapat empat gaya kepemimpinan kepala
sekolah, yaitu gaya instruksi, gaya konsultasi, gaya partisipasi, dan gaya
delegasi. Perhatikan peraga berikut.
4. Masing-masing gaya kepemimpinan itu merupakan gabungan yang
berbeda dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Gabungan ini
mencakup tiga hal sebagai berikut: (1) sedikit banyaknya pengarahan yang
diberikan kepala sekolah, (2) sedikit banyaknya dorongan yang diberikan
kepala sekolah, dan (3) sedikit banyaknya keikutsertaan bawahan dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
5. Gaya kepemimpinan instruksi terutama dicirikan oleh komunikasi satu
arah. Dengan gaya ini, kepala sekolah membatasi peranan bawahan dan
memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan di mana
melakukan pekerjaan.
6. Dengan gaya konsultasi kepala sekolah masih banyak memberikan arahan
dan masih mengambil hampir semua keputusan. Kepala sekolah
mengambil keputusan dan berusaha menjual gagasan keputusannya
kepada bawahan.
7. Gaya partisipasi kepala sekolah mengikutsertakan bawahan untuk
memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Dengan menerapkan
gaya ini, kepala sekolah dan bawahannya bertukar pikiran dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
8. Gaya delegasi dapat disebut sebagai gaya permisif karena kepala sekolah
dan bawahan hanya mendiskusikan batasan masalah bersama-sama

MANAJ EMEN SEKOL AH 66


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

hingga tercapai kesepakatan. Selanjutnya, proses pengambilan keputusan


didelegasikan kepada bawahan.
9. Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam menerapkan gaya
kepemimpinan tertentu yang antara lain meliputi waktu, jenis pekerjaan
yang harus dilakukan, dan tingkat perkembangan bawahan. Faktor
terpenting di sini adalah tingkat perkembangan bawahan karena dalam
banyak hal, tingkat perkembangan inilah yang memengaruhi gaya
kepemimpinan kepala sekolah.
10. Tingkat perkembangan bawahan diartikan sebagai seberapa jauh
kemampuan dan kemauan bawahan untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu tanpa penyeliaan (supervisi) yang ketat. Kemampuan berkaitan
dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Sedangkan kemauan berkaitan
dengan soal motivasi dan keyakinan diri.
11. Gaya kepemimpinan kepala sekolah harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan guru atau staf ketika menugaskan pekerjaan tertentu.
Dengan cara ini kepala sekolah mengembangkan potensi bawahan
seoptimal mungkin dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang paling
sesuai.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian kepemimpinan sdan umber-sumber pengaruh yang


kemungkinan dimiliki kepala sekolah.
2. Jelaskan pengertian gaya kepemimpinan kepala sekolah.
3. Jelaskan apa saja faktor yang membentuk gaya kepemimpinan kepala
sekolah.
4. Jelaskan pengertian gaya instruksi, konsultas, partisipasi, dan delegasi.
5. Jelaskan pernyataan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan orang-orang yang dikelolanya.
6. Identifikasi gaya dominan kepemimpinan Anda secara intuitif, apakah
instruksi, konsultasi, partisipasi, atau delegasi. Kemudian mintalah
beberapa orang bawahan (guru atau staf) untuk memberitahu Anda apa
gaya kepemimpinan Anda yang paling dominan.
7. Buatlah rencana yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan gaya
kepemimpinan Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 67


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Pengembangan Profesional
Ketika semuanya tampak tidak berpihak kepada Anda,
ingatlah bahwa pesawat terbang lepas landas melawan arah angin, bukan sebaliknya.
Henry Ford

PENGANTAR

Dalam unit ini akan dibahas secara rinci konsep, pendekatan, dan praktik
yang biasa ditemukan dalam program-program pelatihan dan pengembangan
profesional. Pada dasarnya semua kegiatan untuk meningkatkan kompetensi
Anda sehingga berfungsi lebih produktif dalam pekerjaan merupakan bagian
dari pengembangan profesional. Intinya adalah penting bagi Anda untuk
terus mencari sumber pencerahan guna meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah Anda.

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Sekolah Anda harus bertahan dan menyesuaikan diri dalam lingkungan


sosial, budaya, politik, dan ekonomi yang terus berubah. Ini dapat dicapai
jika Anda memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan
untuk menjawab tantangan perubahan lingkungan itu. Pelatihan dan
pengembangan profesional adalah sarana bagi Anda untuk memperoleh
kompetensi yang dipersyaratkan.

Pelatihan

Pelatihan adalah prosedur terorganisasi untuk memperoleh pengetahuan dan


atau keterampilan tertentu. Dengan demikian, pelatihan cenderung:

• berasumsi adanya defisiensi kompetensi pada peserta pelatihan


• berasumsi perlunya mengembangkan gagasan, keterampilan, dan sikap
peserta pelatihan
• menimbulkan konformitas
• mungkin akan mengurangi alternatif yang tersedia bagi peserta pelatihan

MANAJ EMEN SEKOL AH 68


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

• bersifat formal, birokratis, dan terpusat.

Pengembangan Profesional

Lain halnya dengan pelatihan yang cenderung bersifat formal,


pengembangan profesional adalah proses pertumbuhan berkelanjutan bagi
pegawai dalam suatu sistem. Misalnya, pengembangan profesional di sekolah
bukanlah sesuatu yang dilakukan birokrasi pendidikan kepada Anda, tetapi
sesuatu yang Anda lakukan bagi diri Anda sendiri agar lebih kompeten dan
efektif.

Pengembangan profesional cenderung:

• berorientasi pertumbuhan
• berasumsi bahwa orang ingin berkembang dalam pekerjaannya
• memperbanyak alternatif yang tersedia
• bersifat informal dan individual.

Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-


masing. Pelatihan diperlukan dan tampaknya paling sesuai dengan strategi
intervensi formal, tetapi berbiaya besar. Pengembangan profesional
seharusnya lebih banyak memperoleh tekanan dan paling sesuai dengan
strategi informal.

Berikut ini akan dibahas karakteristik berbagai strategi dalam pendekatan ini.
Anda dapat membandingkannya dengan strategi yang mencirikan
pembelajaran swa-arah (mandiri). Dengan cara ini, Anda dapat
mengidentifikasi pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

PENDEKATAN DARI ATAS KE BAWAH (PEMBELAJARAN


TERARAH)

Dapat diperkirakan bahwa pendekatan pelatihan yang pernah Anda ikuti


adalah berupa lokakarya, ceramah, seminar, atau kursus. Semua itu sering
dikaitkan dengan pendekatan dari atas ke bawah.

Model pelatihan dari atas ke bawah dapat diacu sebagai pendekatan yang
dirancang dan dikendalikan dari atas. Dalam model ini peserta tidak banyak
turut campur tentang apa yang akan dipelajari atau cara mempelajarinya.
Pelatihan seperti ini berasumsi bahwa semua peserta memiliki kebutuhan
serupa sehingga memiliki tujuan hasil belajar yang sama. Ini umumnya

MANAJ EMEN SEKOL AH 69


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

dilakukan karena sumber daya yang tersedia sangat terbatas, sehingga tidak
banyak memberi tempat pada kebutuhan individu yang sangat beragam.

Dalam bagian ini kita akan membahas beberapa contoh metode pelatihan
yang menerapkan pendekatan dari atas ke bawah. Anda perlu mengkajinya
dengan seksama untuk mempertimbangkan kecocokannya dengan situasi
Anda dan meningkatkan efektivitasnya. Pendekatan atas-bawah mencakup
pelatihan lokakarya, ceramah, dan pelatihan bertingkat yang diuraikan
berikut ini.

Pelatihan Lokakarya

Pendekatan ini paling banyak dilakukan di Indonesia. Pelatihan ini dirancang


untuk membekali para kepala sekolah dengan pengetahuan dan keterampilan
dasar yang mereka perlukan untuk dapat mengelola sekolah secara efektif
dan efisien. Ditjen Dikdasmen atau Ditjen PMPTK Kementerian
Pendidikan Nasional telah melaksanakan berbagai program pelatihan seperti
ini dalam upaya meningkatkan penyelenggaraan pendidikan dengan paket
pelatihan dirancang secara terpusat. Selain itu, Pusdiklat Pegawai
Kemendiknas juga melaksanakan program serupa; yang belakangan
ditujukan juga bagi para kepala sekolah swasta untuk membantu mereka
meningkatkan kinerja manajemen sekolah.

Kebutuhan pelatihan umumnya ditentukan dari atas, oleh para ahli di tingkat
Kementerian. Pelaksanaan pelatihan bersifat di luar pekerjaan (off the job
training); para peserta dihimpun di suatu tempat yang lain dari kondisi tempat
mereka bekerja. Transfer hasil belajar perlu sangat diperhatikan karena
perbedaan kondisi ini; jika tidak efektivitasnya akan meragukan.

Kelemahan pembelajaran dalam pelatihan yang sifatnya terarah mencakup


yang berikut.

• Kemungkinan besar terdapat kesenjangan antara asumsi kebutuhan


pelatihan yang ditetapkan dari atas dan kebutuhan nyata di lapangan.
• Pendekatan ini sering dikaitkan dengan masalah berikut: materi pelatihan
tidak ditata sesuai dengan pengembangan berurutan, pelatihan di luar
pekerjaan mungkin bukan cara ideal untuk mengembangkan
keterampilan, penyajian seringkali menekankan penyampaian informasi
searah, terbatasnya interaksi, keikutsertaan yang sifatnya wajib boleh jadi
menyurutkan motivasi, tidak ada tindak lanjut regular, tidak ada
mekanisme penilaian dampak, keterampilan spesifik yang diinginkan tidak
dikembangkan, dan cenderung hanya menekankan aspek kognitif.

MANAJ EMEN SEKOL AH 70


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Beberapa saran untuk meningkatkan efektivitasnya adalah sebagai berikut.


• Perlunya perencanaan yang matang.
• Penyajian materi dilakukan secara partisipatif yang memungkinkan
interaksi.
• Penggunaan kuesioner untuk menentukan paket program lokakarya.
• Perlunya program-program yang menekankan pengembangan
keterampilan yang relevan dengan situasi kepala sekolah dan bukan
sekadar perolehan pengetahuan.
• Perlunya berkonsultasi dengan para kepala sekolah selama proses
identifikasi kebutuhan.
• Strategi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan orang dewasa.
• Lebih menggunakan dinamika kelompok.
• Adanya peluang bagi pengembangan diri atau dukungan sejawat.
Ceramah

Metode ceramah adalah teknik presentasi yang sering digunakan dalam


pelatihan. Metode ini memfokuskan perhatian pada apa yang dikemukakan
ketimbang pada peserta pelatihan. Penceramah menjelaskan konsep-konsep
dalam suatu topik sementara peserta duduk dan mendengarkan. Metode ini
sifatnya berorientasi pada penceramah.
Manfaat ceramah antara lain sebagai berikut.
• Menyajikan informasi yang relevan secara terstruktur.
• Biaya murah dan mudah diterapkan.
• Menghemat waktu, khususnya jika topik baru itu disajikan kepada
sekelompok besar peserta.

Kelemahannya mencakup yang berikut.

• Menimbulkan ketergantungan peserta terhadap penceramah/pelatih/


guru.
• Membatasi kreativitas peserta.
• Menafikan perbedaan individual di kalangan peserta.
• Membingungkan dan membuat bosan jika ceramah tidak ditata atau
disajikan dengan baik.

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan manfaat metode ceramah


dalam kelompok adalah sebagai berikut.
• Ceramah diikuti dengan sesi tanya jawab
• Ada diskusi kelompok-kelompok kecil
• Ada bantuan audio-visual dan lembar serahan (handouts)

MANAJ EMEN SEKOL AH 71


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Pelatihan Bertingkat

Dalam model ini, misalnya 4 orang ahli dari pusat melatih 20 orang
fasilitator tingkat provinsi. Kedua puluh fasilitator itu selanjutnya melatih
melatih 120 orang pelatih tingkat kabupaten yang selanjutnya melatih
seluruh kepala sekolah (1500) di provinsi itu. Proses ini menggunakan
konsep “gugus sekolah” yang dibentuk para kepala sekolah untuk keperluan
pengembangan diri dan dukungan sejawat. gugus (kelompok) ini mampu
menentukan sendiri program pelatihan mereka dengan menggunakan bahan
yang dapat diperoleh dari berbagai sumber atau yang disediakan oleh dinas
pendidikan provinsi/ kabupaten/kota setempat dan lembaga mitranya.

Masalah yang mungkin timbul dengan program pelatihan bertingkat


mencakup yang berikut.

• Pengalihan keterampilan dari pelatih di satu jenjang ke pelatih pada


jenjang berikutnya boleh jadi tidak membuahkan hasil yang baik.
• Kesalahan/miskonsepsi yang diperoleh dalam pelatihan kemungkinan
akan ditularkan ke jenjang paling bawah.
• Penyampaian pesan kemungkinan terdistorsi karena lebarnya jarak dari
atas ke bawah.
• Mutu pelatihan kemungkinan besar tidak akan sama karena banyaknya
orang yang terlibat dalam proses pelatihan.
• Karena keterbatasan dana, pelatihan kemungkinan akan tertunda sebelum
tercapainya kelompok target.

PEMBELAJARAN SWA-ARAH

Bandingkan metode yang diterapkan dalam pelatihan atas-bawah dengan


pembelajaran swa-arah (mandiri) dengan dua bentuknya: pembelajaran
terbuka dan belajar sepanjang hayat.
Pembelajaran Terbuka
Pembelajaran terbuka adalah proses perolehan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap melalui kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu dan
kecepatan yang ditentukannya sendiri. Proses ini boleh jadi difasilitasi oleh
bahan belajar yang terstruktur, seperti uraian dalam buku ini.
Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan seumur hidup adalah palsafah yang menyatakan bahwa belajar
merupakan proses yang berlangsung terus-menerus di sepanjang kehidupan

MANAJ EMEN SEKOL AH 72


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

seseorang. Asumsinya di sini adalah bahwa pengetahuan, keterampilan, dan


sikap terus berubah; sehingga orang pun harus belajar terus. Sebagai kepala
sekolah, Anda harus terus belajar agar Anda mampu beradaptasi dengan
perubahan atau memengaruhi perubahan di lingkungan Anda, utamanya
lingkungan profesional Anda.

Cara yang dapat Anda lakukan untuk mendorong staf agar terus belajar
mencakup yang berikut.
• Mengadakan perpustakaan sekolah dan membangun budaya membaca di
kalangan peserta didik dan guru.
• Mengundang pembicara tamu ke sekolah untuk mendiskusikan topik-
topik tertentu.
• Mengadakan kegiatan pengembangan staf secara regular di mana setiap
staf mendapat giliran untuk memandu diskusi.

PENDEKATAN PARTISIPATIF
DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Gugus Sekolah
Dorongan untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan seharusnya
merupakan urusan semua orang yang berkepentingan. Agaknya kerisauan
terhadap kualitas pendidikan di tanah air telah mencapai titik tertentu
sehingga perlu dilakukan langkah-langkah drastis untuk memperbaikinya.
Pada tataran individu, kualitas manusia Indonesia menunjukkan hasil yang
membanggakan pada tingkat antarbangsa. Masalahnya terletak pada kinerja
sistem. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
kinerja sistem pendidikan adalah dengan membentuk gugus-gugus lembaga
pendidikan pada tataran operasional, yaitu sekolah.
Gugus sekolah adalah sekelompok sekolah di daerah tertentu yang
berhimpun bersama untuk bekerja sama meningkatkan kinerja sekolah. Ini
dilakukan melalui program-program yang diarahkan untuk mencapai tujuan
itu. Setiap gugus menentukan sendiri programnya secara mandiri. Tentu saja
keberhasilan gugus sekolah dalam mencapai tujuannya akan sangat
bergantung pada kontribusi setiap anggotanya. Semakin baik kerja tim
semakin besar pula manfaat yang bakal diperoleh.

Asosiasi Profesi
Para tenaga profesional ingin berhimpun dengan kalangannya sendiri.
Misalnya para dokter, pengacara, perawat, guru, kepala sekolah, dan

MANAJ EMEN SEKOL AH 73


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

sebagainya yang memiliki asosiasi atau perhimpunan masing-masing. Bahkan


para bupati/walikota juga berhimpun dan membentuk asosiasi sehingga
merasa memiliki identitas sendiri. Selain untuk memenuhi kebutuhan rasa
memiliki kelompok, suatu asosiasi membuka peluang bagi anggotanya untuk
berkembang secara profesional dan sosial.

Cara-cara yang dapat dilakukan asosiasi untuk mendorong kegiatan


intelektual kemungkinan akan mencakup yang berikut.
• Mengundang pembicara tamu atau anggota asosiasi untuk menyajikan
kertas kerja yang didiskusikan pada pertemuan regular.
• Mendorong kegiatan penelitian dan membantu anggota untuk
memublikasikan hasilnya.
• Melaksanakan studi wisata atau konferensi.
Semua kegiatan itu dapat mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional
anggotanya.

Pembelajaran Interaktif

Proses pembelajaran dalam gugus sekolah umumnya berlangsung secara


mandiri. Bahan yang dipelajari ditentukan dan diusahakan sendiri dari
berbagai sumber, termasuk bahan-bahan yang disajikan dalam buku ini.
Dalam gugus, Anda dan kolega menerapkan pendekatan interaktif dalam
proses pembelajaran dengan materi dan kecepatan belajar yang ditentukan
sendiri. Pembelajaran umumnya paling efektif jika kita merasa ikut terlibat
aktif dalam pengalaman belajar. Pembelajaran interaktif yang dilakukan
gugus mengandung sejumlah maslahat. Beberapa proses penggunaan
pembelajaran interaktif yang dapat dilakukan gugus atau anggota kelompok
mencakup diskusi, debat kelompok, permainan peran, penugasan kegiatan,
seminar/lokakarya, dan pemecahan masalah.
Aspek-aspek utama yang membuat proses pembelajaran interaktif sangat
berguna adalah karena hal itu mendorong:
• interaksi langsung/tatap muka
• berbagi gagasan, perasaan, dan persepsi
• pemodelan dan modifikasi perilaku
• timbulnya rasa benar-benar memiliki pengalaman belajar
• penggalian pengetahuan secara penuh
• perolehan dan pengembangan keterampilan
• identifikasi sikap/nilai-nilai positif
• peningkatan motivasi yang timbul dari belajar mandiri dan keterlibatan
dalam kegiatan gugus.

MANAJ EMEN SEKOL AH 74


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

PENDEKATAN LAIN DALAM PENGEMBANGAN

Pembelajaran Dalam Pekerjaan

Pembelajaran dalam pekerjaan adalah proses belajar dengan melakukan


pekerjaan itu sendiri. Manfaat yang dapat Anda peroleh dari belajar dalam
pekerjaan dapat mencakup yang berikut.

• Belajar dari rekan kerja yang lebih berpengalaman.


• Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok/gugus.
• Berpartisipasi dalam kegiatan asosisasi kepala sekolah.
• Belajar dari pengalaman rekan kerja dalam rapat-rapat yang diadakan.
Pementoran
Mentor adalah seseorang yang membimbing pengembangan intelektual dan
profesional orang lain tanpa secara langsung mengarahkan orang atau orang-
orang yang dibimbing. Bentuk bimbingan ini berguna karena
mendayagunakan sepenuhnya kelebihan mentor dan memberikan tanggung
jawab hasil pada orang yang dibimbing.
Cara ini sangat bergantung pada pembelajaran mandiri. Mentor biasanya
seseorang yang berkemampuan dan sangat berpengalaman yang pandai
memotivasi, suportif, dan berminat untuk mengembangkan orang lain.
Proses ini menerapkan proses belajar orang dewasa di mana mentor tidak
mengajar secara formal, tetapi berusaha memastikan orang yang dibimbing
memperoleh hasil belajar tertentu.
Kelompok Sejawat
Sejawat berarti sederajat. Jika para kepala sekolah berkumpul untuk berbagi
gagasan, mereka adalah kelompok sejawat. Kelompok seperti ini
menciptakan iklim belajar yang lebih informal sehingga gagasan dapat
muncul secara bebas dan dengan biaya yang relatif sedikit. Kelompok belajar
ini membantu mengubah sikap dengan menguatkan hasil belajar dan
menyediakan balikan bagi anggotanya. Namun, kelompok sejawat seperti ini
hanya akan efektif jika hubungan antarsejawat ini didasari oleh saling asah,
asih, dan asuh.

RINGKASAN

1. Pengembangan profesional adalah proses pertumbuhan berkelanjutan


bagi pegawai dalam suatu sistem. Pengembangan profesional cenderung

MANAJ EMEN SEKOL AH 75


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

berorientasi pertumbuhan, berasumsi bahwa orang ingin berkembang


dalam pekerjaannya, memperbanyak alternatif yang tersedia, serta bersifat
informal dan individual.
2. Pengembangan profesional biasanya dilakukan melalui pendekatan dari
atas ke bawah dan/atau pendekatan pembelajaran swa-arah (mandiri).
Pendekatan dari atas ke bawah biasanya dilakukan dalam bentuk pelatihan
lokakarya, ceramah, atau pelatihan bertingkat. Pendekatan ini
mengandung berbagai kelebihan dan juga kelemahan. Pendekatan dari
atas ke bawah cenderung formal, birokratis, dan tidak efisien.
3. Pembelajaran swa-arah dilakukan dengan pembelajaran terbuka dan
belajar sepanjang hayat. Pembelajaran terbuka adalah proses perolehan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui kegiatan yang dilakukan
seseorang pada waktu dan kecepatan yang ditentukannya sendiri.
Pendidikan seumur hidup adalah palsafah yang menyatakan bahwa belajar
merupakan proses yang berlangsung terus-menerus di sepanjang
kehidupan seseorang.
4. Dalam pengembangan profesional perlu dipertimbangkan pendekatan
partisipatif melalui gugus sekolah, asosiasi profesi, dan pendekatan
interaktif.
5. Pendekatan lain dalam pengembangan profesional adalah pembelajaran
dalam pekerjaan, pementoran, dan pembelajaran dalam kelompok
sejawat.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS


1. Jelaskan pengertian pengembangan profesional dan karakteristiknya.
2. Jelaskan perbedaan antara pendekatan dari atas ke bawah dan pendekatan
swa-arah (mandiri).
3. Jelaskan apa saja yang dapat Anda lakukan untuk belajar secara mandiri.
4. Jelaskan peranan gugus sekolah Anda dalam melakukan pengembangan
profesional para anggotanya.
5. Jelaskan apa saja manfaat pembelajaran dalam pekerjaan.
6. Bersama mitra kerja Anda, susunlah rencana pengembangan profesional
di sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 76


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Berfungsi Secara Efektif


Dalam Kelompok
Keberhasilan tidak datang menghampiri Anda. Anda harus berusaha mencapainya
Anonim

PENGANTAR

Mungkin tidak salah jika dikatakan bahwa sekolah adalah pantulan citra dari
kepala sekolahnya. Jadi, sekolah Anda mencerminkan siapa diri Anda.
Sebagai individu Anda membawa semua kekuatan (kelebihan) dan
kelemahan (kekurangan) Anda ke sekolah dan pada gilirannya Anda
menghadapi peluang dan tantangan. Oleh sebab itu, upaya Anda membuat
sekolah Anda menjadi lebih baik bergantung pada kemampuan Anda
mendayagunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan untuk menghadapi
tantangan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia. Upaya Anda
bergantung pada dukungan yang Anda peroleh dari rekan kerja, bawahan,
atasan, dan masyarakat. Karena Anda berfungsi di semua kelompok itu,
maka penting bagi Anda untuk belajar dan memahami keberfungsian Anda
secara bermakna dan produktif.

Tujuan unit ini adalah membantu Anda memahami karakteristik dan


harapan kelompok serta berbagai cara yang dapat Anda gunakan untuk
bekerja secara efektif dengan kelompok. Anda perlu memperhatikan bahwa
pilihan metode yang akan Anda gunakan bergantung pada kegunaan,
kebutuhan, harapan anggota kelompok, dan pada hal-hal yang ingin dicapai.
Pengalaman penggunaan berbagai metode itu nantinya akan menunjukkan
bahwa metode tertentu akan lebih efektif dibandingkan metode lainnya
untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam situasi tertentu pula. Itu juga
berarti bahwa Anda harus dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan
masing-masing dan bagaimana menerapkannya secara efektif. Namun,
sebelum kita membahas metode itu kita akan membahas pengertian
kelompok dan alasan berfungsi dalam kelompok. Selain itu, kita juga terlebih
dahulu akan membahas karakteristik kelompok yang efektif dan pembinaan
tim.

MANAJ EMEN SEKOL AH 77


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

PENGERTIAN KELOMPOK

Kelompok adalah sejumlah (dua atau lebih) orang yang berinteraksi satu
sama lain dan terikat bersama oleh kesamaan tujuan atau kepentingan serta
kesepakatan atas norma atau pola perilaku tertentu. Sebagai kepala sekolah
Anda mungkin menjadi anggota dari suatu kelompok profesional atau
kelompok tertentu lainnya seperti panitia penganggaran di sekolah Anda,
komisi kurikulum tingkat kabupaten, atau anggota asosiasi sekolah cabang
lokal, anggota gerakan anti narkoba, anggota penggiat penanggulangan
kenakalan remaja, atau berbagai kelompok lainnya. Banyak kelompok seperti
ini yang tidak membuahkan hasil apapun karena tidak memiliki rencana yang
jelas, yang disepakati bersama, dan dilaksanakan dengan baik.

ALASAN BEKERJA DALAM DAN DENGAN KELOMPOK

Sukar membayangkan ada kepala sekolah yang tidak memahami pentingnya


bekerja dengan kelompok. Sebagai kepala sekolah, tugas Anda mencakup
pengorganisasian orang-orang untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu
untuk mencapai ujuan sekolah Anda.

Kelompok yang berbeda yang ada di sekolah Anda meliputi yang berikut.

 Dewan pendidik
 Kelompok guru subyek pelajaran
 Panitia keuangan atau pendisiplinan
 Asosiasi guru dan orang tua peserta didik
 Komite sekolah

Semua kelompok ini Anda perlukan karena alasan berikut.

 Menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial dalam kelompok, apakah


dalam keluarga atau sekolah.
 Berhubungan dan bekerja sama untuk memecahkan masalah.
 Memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan bersama.
 Melaksanakan tugas bersama.
 Melakukan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku.

KARAKTERISTIK KELOMPOK YANG EFEKTIF

Karakteristik kelompok yang efektif adalah sebagai berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 78


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

• Suasana kelompok pada dasarnya informal, suportif, dan koperatif.


• Para anggota berpartisipasi dan berinteraksi secara aktif.
• Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan.
• Para anggota memahami dan menyepakati tujuan kelompok dan peran
yang harus dimainkan.
• Merasa kompak dan memiliki.
• Bebas berkomunikasi secara terbuka.
• Memiliki norma-norma kelompok yang jelas.
• Memiliki aturan tingkah laku yang jelas.
• Kerja tim efektif.
• Pengambilan keputusan berdasarkan konsensus.
• Ada orang yang memimpin dan diterima anggota serta tanggap terhadap
kebutuhan, sikap, dan harapan anggota.

PEMBINAAN TIM

Tim adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, seperti tim olah raga dan sebagainya. Para pemain dalam tim
berbagi nilai-nilai dan memiliki tujuan bersama. Para pemain dapat
mengandalkan dukungan satu sama lain. Pembinaan tim mengacu pada
teknik dan prosedur yang digunakan kepala sekolah sebagai manajer yang
memungkinkan orang-orang di sekolahnya menjadi sebuah tim yang
kompak. Misalnya, komite pemeliharaan gedung, keuangan, dan olah raga
adalah contoh tim yang mungkin perlu dibina kepala sekolah.

Pembinaan tim adalah salah satu tanggung jawab utama Anda sebagai kepala
sekolah. Pembinaan tim kemungkinan besar akan berhasil jika ada hal-hal
berikut.

• Budaya organisasi mendukung pendekatan tim untuk menyelesaikan


sesuatu.
• Manajer dan penasihat tim mengetahui fondasi kerja tim yang efektif.
• Tujuan dan sasaran kelompok kerja dipahami oleh semua orang yang
terlibat.
• Organisasi tim bercirikan keterbukaan dan sepi dari pertikaian yang tidak
produktif antaranggota.
• Adanya dukungan dan kepercayaan di antara anggota.
• Para anggota mengalami adanya hubungan yang baik.
• Tersedianya sumber daya yang memadai untuk membantu anggota ketika
membina tim.

MANAJ EMEN SEKOL AH 79


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

MASLAHAT PEMBINAAN TIM

Pembinaan tim haruslah memberi maslahat bagi para anggotanya. Maslahat


yang dapat diperoleh anggota mencakup yang berikut.

• Para anggota mengetahui bahwa mereka didukung oleh sesama anggota


lainnya.
• Kemampuan dan potensi setiap anggota diakui dan dihargai.
• Setiap anggota mengembangkan perasaan berprestasi dan termotivasi
untuk berkarya secara optimal.
• Setiap anggota memikul beban tanggung jawab yang wajar.
• Anggota tim mendapat peluang mengembangkan diri dalam kerangka
pencapaian tujuan organisasi.
• Karena anggota ikut serta dalam menyusun tujuan, mereka memandang
tujuan itu realistik.
• Setiap anggota didorong untuk mencobakan gagasan baru dan menjadi
pemain yang lebih baik.
• Setiap anggota dapat memperoleh keahlian rekan kerja dalam tim dan
menjadi lebih efektif.
• Setiap anggota dapat menyampaikan masalah dengan bebas dalam
suasana yang suportif.
Semua manfaat itu bagi anggota dan bersama-sama membentuk sinergi yang
sangat kuat bagi pengembangan sekolah. Anda akan mengalami dan
mengamati adanya hal-hal berikut.
• Kumpulan pegawai yang sangat termotivasi.
• Tidak banyak waktu tersisa untuk pemainan politik internal.
• Kinerja dengan standar tinggi.
• Pengembangan staf yang efektif.
• Bakat anggota secara perseorangan dan bersama-sama dikembangkan
bagi kemaslahatan organisasi.

BEBERAPA TEKNIK PEMBINAAN TIM

Diskusi dan persuasi akan merupakan pendekatan penting dalam upaya


Anda membina tim di sekolah Anda atau dalam gugus sekolah. Memaksa
anggota untuk membentuk tim akan menimbulkan dampak negatif bagi
upaya pembinaan tim.

Berikut adalah daftar beberapa cara yang dapat Anda pertimbangkan untuk
membina tim yang efektif.

MANAJ EMEN SEKOL AH 80


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

• Membangun komunikasi yang efektif yang memungkinkan seluruh


anggota tim memperoleh informasi yang diperlukan.
• Mendorong semua anggota untuk menyampaikan gagasan dan perasaan
secara bebas.
• Bekerja ke arah pengembangan nilai-nilai dan tujuan bersama melalui
diskusi terbuka.
• Mengembangkan kemampuan menyimak bagi para pimpinan tim.
• Dengan seksama merencanakan pekerjaan yang memiliki tujuan dan
sasaran yang jelas, menantang, dan masuk akal.
• Menyadarkan semua anggota bahwa masing-masing memiliki kelebihan
dan kelemahan dan berupaya mendayagunakan kelebihan itu untuk
mengatasi kelemahan.
• Mendorong partisipasi anggota dalam menyusun tujuan dan sasaran.
• Secara berkala meninjau perkembangan tim dan melakukan tindakan yang
diperlukan.
• Menciptakan situasi di mana anggota menyadari pentingnya dukungan
satu sama lain dan anggota belajar bekerja bersama.
• Mendorong anggota tim untuk mengembangkan keahlian mereka melalui
pelatihan yang tepat yang diadakan jika memang dibutuhkan.
• Mendorong setiap anggota tim, dalam kerangka rencana menyeluruh,
untuk menyumbang keahlian mereka bagi tim.
• Mengakui dan menghargai keahlian anggota.
• Mendorong anggota untuk saling menghargai upaya yang dilakukan.
• Menanggulangi konflik secara positif dan tidak menghindari, memaksa,
atau berkompromi.

MEMIMPIN TIM

Sebagai kepala sekolah, Anda bekerja dengan dan melalui kelompok dan tim
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan Anda mencapai tujuan
itu bergantung pada kepemimpinan Anda. Gaya-gaya kepemimpinan yang
Anda terapkan serupa dengan gaya manajemen yang akan Anda pelajari
dalam bagian berikutnya.

Sebagai pemimpin kelompok atau tim, kolega Anda akan meminta Anda
menerapkan gaya kepemimpinan dengan bauran komponen
emosional/hubungan dan tugas yang sesuai. Oleh sebab itu, Anda perlu
mengembangkan keterampilan teknis dan administratif untuk
mengorganisasi kelompok dan tim agar dapat berfungsi secara efektif. Anda
juga sangat memerlukan keterampilan hubungan antarpribadi untuk dapat
membina interaksi yang produktif dengan anggota kelompok.

MANAJ EMEN SEKOL AH 81


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Kepemimpinan Anda perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga


kepemimpinan dalam kelompok dan tim menjadi tanggung jawab bersama.
Dengan cara ini, Anda harus dapat membimbing anggota kelompok untuk
saling belajar, saling memotivasi, dan saling memberdayakan dalam situasi
kelompok yang suportif. Anda perlu ingat bahwa pemimpin yang baik
tidak menghasilkan lebih banyak pengikut, tetapi lebih banyak
pemimpin. Pemimpin seperti itu, secara perlahan berusaha sekuat tenaga
memberdayakan anggotanya; mereka membuat orang-orangnya mandiri.

METODE DALAM SITUASI KELOMPOK

Dalam interaksi Anda dengan kelompok dan tim di sekolah, diperlukan


sejumlah metode yang dapat digunakan agar interaksi itu produktif. Seperti
yang terlihat dalam peraga berikut, sebagian metode efektif sebagai alat
meningkatkan pengetahuan jika tujuannya adalah membantu kelompok
mempelajari gagasan. Sebagian yang lain akan berguna untuk memperoleh
dan mempraktikkan keterampilan, sedangkan yang sebagian lain lagi berguna
untuk menggali perasaan, nilai-nilai, dan prasangka.

Peraga berikut menunjukkan beberapa metode interaksional yang berbeda


yang mungkin telah Anda cantumkan dalam jawaban Anda. Peraga ini juga
menunjukkan hasil belajar bagi setiap metode.

METODE
HASIL BELAJAR
PEMBELAJARAN
Pengetahuan Keterampilan Sikap
Gurah gagasan  
Debat 
Studi kasus  
Analisis insiden kritis   
Permainan peran  
Demonstrasi 
Akuarium   
Permainan  
Kelompok
  
(terstruktur/tidak
terstruktur)
Ceramah 
Bola salju 
Pemecahan masalah   

MANAJ EMEN SEKOL AH 82


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Sebagai kepala sekolah, Anda perlu yakin benar bahwa metode yang Anda
pilih akan memenuhi kebutuhan belajar yang diinginkan.

Berikut ini akan dibahas beberapa dari teknik itu. Anda diharapkan dapat
memanfaatkannya di sekolah dan di gugus sekolah Anda. Hal ini akan
membantu upaya Anda mengembangkan kompetensi untuk
mengembangkan sekolah Anda menjadi lebih baik.

Curah Gagasan

Tujuan curah gagasan (brainstorming) dalam situasi kelompok pada dasarnya


untuk menghasilkan gagasan sebanyak mungkin dalam topik atau masalah
tertentu sebelum mengambil keputusan. Ketika gagasan dicurahkan tidak
boleh ada kritik terhadap gagasan itu. Semua gagasan yang diajukan diterima
dan dicatat. Situasi ini menciptakan suasana kondusif bagi timbulnya
partisipasi dan memicu pemikiran imajinatif. Harus diperhatikan bahwa
curah gagasan mengharuskan adanya suasana santai dan perencanaan yang
baik agar dapat berhasil.

Curah gagasan dapat digunakan untuk mencapai hal-hal berikut.

• Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang kemudian dapat


digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan atau membuat
kesimpulan atas isu yang dihadapi.
• Memungkinkan adanya kesempatan mengungkapkan perasaan atau
pendapat secara bebas, yang memungkinkan anggota berbagi
pengalaman.
• Mempertinggi motivasi anggota kelompok sehingga lebih aktif
berpartisipasi dan berkontribusi.
• Memungkinkan anggota untuk memperoleh pandangan yang lebih
seimbang dan menyeluruh atas isu yang dihadapi.

Sebagai teknik dalam manajemen kelompok, metode ini memungkinkan


kepala sekolah untuk mengetahui perasaan/sikap secara terbuka. Metode
curah gagasan dilaksanakan melalui dua tahap: (1) menghimpun gagasan dan
(2) menilai gagasan untuk memperoleh yang dipandang sesuai.

Tahap 1: Anggota kelompok diminta mengajukan gagasan atau pendapat


atas topik tertentu. Semua gagasan yang disampaikan diterima tanpa diubah
dan komentar apapun. Dengan cara ini semua anggota terlibat aktif dan
dengan bebas menyampaikan gagasan atau pendapat tanpa perasaan
sungkan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 83


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Tahap 2: Gagasan yang diterima selanjutnya dievaluasi untuk dipilih


beberapa yang dipandang relevan dan kemungkinan berhasil tinggi.

Debat

Anggota dua kelompok yang saling berbeda pendapat dapat menggunakan


metode ini untuk menggali perbedaan mereka dan akhirnya dicari
kemungkinan untuk mencapai konsensus. Salah satu manfaat metode ini
adalah bahwa ia memberi kesempatan bagi semua anggota untuk
menyampaikan pendapat dan berusaha meyakinkan orang lain atas relevansi
dan nilai pendapatnya itu. Setelah menerapkan metode ini di sekolah Anda
atau di gugus kepala sekolah, Anda akan mengetahui bahwa para kepala
sekolah atau guru menyukai proses ini untuk menemukan, menghimpun,
dan menyajikan informasi kepada kolega.

Ketua memainkan peran penting bagi keberhasilan debat. Agar berhasil ia


harus mengetahui potensi dan kemampuan para peserta. Ia juga diharapkan
dapat menjelaskan aturan dan prosedur debat. Ketua juga dapat
berkontribusi bagi keberhasilan debat dengan menyediakan sumber bahan
bagi peserta.

Peranan ketua adalah sebagai berikut.

• Memastikan terpilihnya topik yang relevan dan menarik untuk


diperdebatkan.
• Menerapkan aturan dengan tegas, misalnya dalam penggunaan waktu bagi
pembicara, komentar dari audiens, atau interupsi.
• Tetap tidak memihak sepanjang waktu pelaksanaan debat.

Ketua dapat juga meminta perhatian atas hal-hal berikut.

• Bagaimana reaksi anggota terhadap pendapat anggota lainnya.


• Apakah ada anggota yang ingin mengubah pendapatnya setelah
menyimak pendapat anggota lainnya.
• Bagaimana perasaan anggota dengan perbedaan pendapat yang terjadi dan
dengan betapa kukuhnya anggota lain bertahan pada pendapat masing-
masing.

Studi Kasus

Anda barangkali telah mengetahui bahwa, seperti curah gagasan, teknik ini
dapat dipakai untuk mengenalkan topik yang akan dibahas atau dikaji lebih
lanjut. Kasus juga dapat dipakai sebagai tahap pertama dari sesi

MANAJ EMEN SEKOL AH 84


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

pembelajaran dengan diskusi. Kasus juga dapat digunakan sebagai basis


informasi bagi metode lainnya seperti permainan peran, simulasi, dan
pengambilan keputusan.

Metode studi kasus menyediakan dasar untuk menggali sikap serta untuk
mempraktikkan keterampilan dan memperoleh balikan. Metode ini juga
dapat digunakan sebagai dasar untuk menguji tingkat pemahaman teori.

Peserta dapat menggunakan studi kasus untuk:

• mempraktikkan dan menguji keterampilan tertentu; seperti pemecahan


masalah, pengambilan keputusan, atau pengumpulan informasi
• mengaitkan teori dengan praktik
• menggali proses penerapan solusi masalah
• menerapkan hasil belajar ke dalam situasi yang lebih rumit.
Studi kasus yang paling bernilai adalah kasus yang diperoleh dari pengalaman
peserta sendiri dari pelaksanaan pekerjaan mereka sehari-hari. Ini adalah
kasus nyata, bukan yang direkayasa. Ini akan menyediakan basis yang
berguna dan menarik sebagai bahan diskusi. Kasus yang tidak dibuat dengan
seksama kemungkinan akan mengganggu dan membingungkan peserta. Agar
memperoleh hasil optimum, Anda perlu melakukan hal-hal berikut.
• Menyusun tujuan dengan jelas.
• Memiliki bahan yang tepat untuk latihan aktif.
• Meminta peserta untuk benar-benar mempelajari kasus.
• Berusaha mengatasi peserta yang cenderung menolak tugas.
• Menangani perbedaan cara/gaya belajar masing-masing peserta.
• Menjamin kredibilitas studi kasus.
• Memastikan bahwa studi kasus menggambarkan kehidupan nyata di
sekolah.
• Memastikan bahwa studi kasus dapat mendorong peserta untuk
memberikan tanggapan segera.
• Memastikan bahwa studi kasus tidak terlalu panjang dan tidak mencakup
isu yang terlalu luas sehingga sukar berfokus pada topik utama.
Anda juga perlu memperhatikan bahwa studi kasus sebaiknya diikuti dengan
diskusi. Salah satu faktor yang memengaruhi proses diskusi adalah kualitas
pemimpin kelompok.

Analisis Insiden Kritis

Analisis insiden kritis adalah metode yang sangat terkait dengan studi kasus.
Peristiwa atau kejadian tertentu yang yang bagus atau sangat jelek di tempat

MANAJ EMEN SEKOL AH 85


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

kerja dapat disebut insiden kritis. Kajian seksama atas niat atau motivasi,
perilaku, dan tindakan seseorang dapat dianalisis dalam kasus seperti ini.

Sebagai kepala sekolah analisis insiden kritis memungkinkan Anda mencapai


yang berikut.
• Mendeteksi dan mengidentifikasi isyarat peringatan adanya masalah yang
berkembang.
• Menetapkan dan mengidentifikasi kadar penting isyarat yang terdeteksi.
• Menemukan sumber masalah dan penyebabnya dalam kehidupan sekolah.
• Melakukan tindakan preventif dan perbaikan untuk melancarkan
penyelenggaraan sekolah dengan meminimalkan dan mencegah terjadinya
peristiwa yang mengganggu.

Dalam pelaksanaan analisis insiden kritis, Anda dapat menggunakan enam


pertanyaan berikut.
• Apa yang terjadi?
• Di mana terjadinya?
• Kapan terjadi?
• Mengapa itu terjadi?
• Bagaimana terjadinya?
• Siapa saja yang terlibat?

Anda akan mengetahui bahwa analisis ini berguna dalam meninjau kejadian
dan dalam mendorong peserta didik dan guru untuk mengajukan alasan dan
sumber masalah atau peristiwa.

Seperti halnya studi kasus, analisis insiden kritis dapat digunakan untuk
berbagai tujuan. Tujuan ini termasuk perolehan pengetahuan dan informasi,
pengembangan keterampilan, dan pengubahan sikap.

Permainan Peran

Guru adakalanya menggunakan permainan peran. Permainan peran


termasuk dalam jenis pembelajaran eksperimental. Cara ini menyajikan
situasi spontan yang menggambarkan situasi nyata dalam kehidupan sehari-
hari.

Selama permainan peran, guru mengidentifikasi tujuan yang dapat dicapai


dengan jelas bagi setiap bagian. Secara rinci mereka menjelaskan masalah
yang signifikan dan relevan kepada peserta didiknya. Selanjutnya ditetapkan
peserta didik yang akan menjadi aktor yang akan bermain peran yang
menggambarkan situasi nyata sehari-hari.

MANAJ EMEN SEKOL AH 86


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Kelebihan permainan peran untuk memecahkan masalah mencakup yang


berikut.

• Peserta memperoleh keterampilan dan wawasan tentang cara menangani


situasi serupa di kemudian hari.
• Peserta kemungkinan akan mengubah kebiasaan buruk melalui proses
pembelajaran.
• Peserta belajar menghargai balikan dalam bentuk persetujuan dan kritik
dari anggota kelompok lainnya.
• Peserta dan pelatih/guru terlibat aktif.
Namun, Anda juga akan mengetahui bahwa permainan peran mungkin akan:
• menyita waktu
• menjadi negatif ketika karakter jelek ditiru audiens
• sulit dilakukan secara efektif jika peserta tidak terbiasa bermain peran.
Agar efektif, fasilitator perlu:

• menetapkan dan menjelaskan tujuan dengan seksama


• menciptakan dan mempertahankan iklim suportif untuk bermain peran
• peka atas potensi individu dan berhati-hati dalam menunjuk anggota
untuk memainkan peran agar tidak menjadi bahan tertawaan peserta lain
• tetap mengamati dengan seksama hal-hal yang terjadi selama
berlangsungnya permainan peran
• memastikan bahwa setiap orang mendapat bimbingan
• memfasilitasi diskusi yang dapat menghasilkan pembelajaran.

Metode Proyek

Metode proyek atau tugas digunakan oleh kebanyakan guru karena membuat
peserta didik melakukan kegiatan tertentu. Kelompok Anda mungkin ingin
mencoba suatu proyek kelompok.

Penerapan metode ini dapat Anda lakukan dengan pedoman berikut.

Tahap 1 Memilih suatu topik kegiatan proyek.


Tahap 2 Merencanakan proyek.
Rencana Anda perlu mencakup kegiatan mengidentifikasi tujuan
dan kegiatan untuk mencapainya, pembagian tugas ke setiap
anggota kelompok, metode pelaksanaan dan tenggat waktu
penyelesaian setiap bagian kegiatan, dan mengonsolidasikan
proyek secara keseluruhan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 87


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Tahap 3 Mengidentifikasi teknik pengumpulan informasi bagi pelaksanaan


proyek. Anda mungkin memilih wawancara, menyebarkan
kuesioner, atau cara pengumpulan informasi tidak langsung
melalui surat kabar, majalah, dan sebagainya.
Tahap 4 Memilih metode presentasi proyek.

Kelebihan metode proyek adalah bahwa selama pelaksanaan proyek para


anggota:

• memperoleh dan mengembangkan beberapa keterampilan berpikir


tentang perencanaan, investigasi, pengumpulan, pengorganisasian, dan
penyajian gagasan
• belajar satu sama lain
• belajar menghargai perbedaan pendapat
• terlibat dalam pendidikan berkelanjutan
• belajar menerapkan pengetahuan yang diperoleh
• mengembangkan kemampuan mengendalikan diri.
Namun, kerja proyek juga:

• menyita waktu
• dapat membosankan anggota
• dapat menimbulkan konflik dalam kelompok.

Bola Salju

Bola salju adalah metode partisipatif dalam situasi kelompok yang dapat
Anda coba. Metode ini mendorong keterlibatan setiap peserta dalam tugas
tertentu untuk berkontribusi dalam pencapaian hasil. Metode ini dimulai
dengan anggota-anggota kelompok menyampaikan pikiran atas suatu
masalah. Mereka kemudian berkelompok dalam pasangan dua, tiga, empat
orang, dan seterusnya sampai akhirnya seluruh kelompok mendiskusikan
masalah.

Metode bola salju populer sebagai pendekatan pembelajaran dalam


kelompok karena alasan berikut.

• Pembicara yang dominan yang mencoba memonopoli pembicaraan akan


berkurang.
• Anggota dapat diberikan bantuan tambahan.
• Anggota kelompok berpartisipasi secara penuh.
• Kemampuan yang berbeda dapat lebih digunakan dan lebih banyak
gagasan yang dihasilkan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 88


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

• Anggota merasa lebih percaya diri karena kemampuan mereka digunakan.

Akuarium

Metode akuarium adalah metode yang digunakan dalam sesi diskusi dan
pemecahan masalah. Metode ini bergantung pada respon sukarela yang
segera dari peserta. Prosesnya adalah sebagai berikut.

Tahap 1 Minta anggota untuk untuk duduk dalam dua lingkaran (dalam dan
luar). Mereka yang duduk di lingkaran dalam adalah anggota yang
akan berdiskusi, yang berada di lingkaran luar adalah pengamat.
Tahap 2 Dua kursi di lingkaran dalam dibiarkan kosong. Selama
berlangsungnya diskusi, kursi itu nantinya akan diduduki oleh
pengamat dari lingkaran luar.
Tahap 3 Anggota lingkaran dalam mulai berdiskusi.
Tahap 4 Dua anggota dari lingkaran luar (pengamat) akan menduduki kursi
kosong yang tersedia di lingkaran dalam jika mereka ingin
berkontribusi. Jika sudah menyampaikan pendapatnya, mereka
harus kembali ke lingkaran luar untuk memberikan kesempatan
bagi anggota lingkaran luar lainnya yang mungkin ingin
mengatakan sesuatu.
Tahap 5 Beri kesempatan bagi pengamat dari lingkaran luar untuk
menyampaikan komentar analitis atas hal-hal yang mereka amati
dalam diskusi atau debat di lingkaran dalam.

Dalam komentar mereka, pengamat perlu memperhatikan dampak


diskusi terhadap mereka. Komentar itu juga dapat difokuskan
apakah orang-orang merasa didengarkan atau tidak. Metode ini
merupakan cara yang berguna untuk mengubah sikap terhadap
isu-isu kontroversial.

RINGKASAN

1. Kelompok adalah sejumlah (dua atau lebih) orang yang berinteraksi satu
sama lain dan terikat bersama oleh kesamaan tujuan atau kepentingan
serta kesepakatan atas norma atau pola perilaku tertentu. Kelompok yang
berbeda yang ada di sekolah Anda meliputi kelompok guru, kelompok
subyek pelajaran, panitia keuangan atau pendisiplinan, asosiasi guru dan
orang tua peserta didik, atau komite sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 89


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

2. Karakteristik kelompok yang efektif antara lain adalah suasana kelompok


pada dasarnya informal, suportif, dan koperatif, para anggota
berpartisipasi dan berinteraksi secara aktif, para anggota memahami dan
menyepakati tujuan kelompok dan peran yang harus dimainkan, merasa
kompak dan memiliki, bebas berkomunikasi secara terbuka.
3. Pembinaan tim kemungkinan besar akan berhasil antara lain jika budaya
organisasi mendukung pendekatan tim untuk menyelesaikan sesuatu,
tujuan dan sasaran kelompok kerja dipahami oleh semua orang yang
terlibat, organisasi tim bercirikan keterbukaan dan sepi dari pertikaian
yang tidak produktif antaranggota, adanya dukungan dan kepercayaan di
antara anggota, para anggota mengalami adanya hubungan yang baik, dan
tersedianya sumber daya yang memadai untuk membantu anggota ketika
membina tim.
4. Beberapa teknik yang dapat dipertimbangkan untuk membina tim yang
efektif antara lain membangun komunikasi yang efektif, mendorong
semua anggota untuk menyampaikan gagasan dan perasaan secara bebas,
bekerja ke arah pengembangan nilai-nilai dan tujuan bersama melalui
diskusi terbuka, mengembangkan kemampuan menyimak bagi para
pimpinan tim, mendorong anggota untuk saling menghargai upaya yang
dilakukan, dan menanggulangi konflik secara positif dan tidak
menghindari, memaksa, atau berkompromi.
5. Kepemimpinan Anda perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga
kepemimpinan dalam kelompok dan tim menjadi tanggung jawab
bersama. Anda perlu ingat bahwa pemimpin yang baik tidak
menghasilkan lebih banyak pengikut, tetapi lebih banyak pemimpin.
6. Anda dapat menggunakan sejumlah metode dalam situasi kelompok yang
penggunaannya bergantung pada tujuan yang akan dicapai. Metode itu
antara lain curah gagasan, debat, studi kasus, insiden kritis, ceramah, dan
permainan peran.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian kelompok dan jelaskan pula kelompok-kelompok


yang ada disekolah Anda.
2. Jelaskan karakteristik kelompok yang efektif. Identifikasi juga beberapa
kelemahan yang menurut Anda perlu diperbaiki dalam kelompok-
kelompok di sekolah Anda.
3. Jelaskan teknik-teknik kelompok yang menurut Anda paling mungkin
diterapkan secara berhasil di sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 90


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

4. Jelaskan hal-hal yang harus ada agar pembinaan tim di sekolah Anda
dapat berhasil.
5. Jelaskan beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk membina tim
secara efektif di sekolah Anda.
6. Jelaskan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan
kepemimpinan Anda di sekolah.
7. Bersama mitra kerja susunlah rencana pembinaan tim di sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 91


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Manajemen Waktu
Kita tidak hanya harus bekerja lebih keras, tetapi juga lebih pintar

PENGANTAR

Sebagai kepala sekolah kemungkinan besar Anda akan merasa bahwa waktu
yang Anda miliki setiap hari sangat singkat, sekalipun yang Anda miliki
sebenarnya sama persis dengan yang dimiliki orang lain. Sebagai kepala
sekolah, Anda akan merasakan betapa pentingnya mengelola waktu Anda
dengan baik agar dapat mencapai tujuan Anda. Itulah sebabnya mengapa
Anda dan staf secara teratur perlu mengevaluasi cara Anda menggunakan
waktu untuk memastikan bahwa Anda menggunakannya dengan sebaik-
baiknya.

Penggunaan waktu yang baik merupakan unsur penting dalam manajemen


yang proaktif. Tujuan unit ini adalah membantu Anda untuk menjadi
manajer waktu yang lebih baik sebagai bagian dari pengembangan diri Anda.

MEMAHAMI PEKERJAAN KEPALA SEKOLAH

Sebelum Anda dapat mengelola waktu Anda secara efisien, pertama-tama


Anda perlu mengetahui tugas-tugas yang harus Anda lakukan. Ada gunanya
bagi Anda untuk merujuk unit sebelumnya tentang uraian pekerjaan sebelum
beranjak lebih jauh. Jika Anda telah mengetahui benar hal-hal yang perlu
Anda lakukan sebagai kepala sekolah, Anda akan dapat memutuskan mana
yang harus Anda lakukan sendiri dan mana yang dapat Anda delegasikan.
Hal ini akan membantu Anda mengalokasi waktu bagi setiap tugas.

Kepala sekolah paling tidak memiliki empat jenis tugas utama yang
diharapkan dilakukan sebagai kepala sekolah. Tugas itu adalah berikut ini.

• Tugas rutin: semua tugas berulang pada waktu spesifik (harian,


mingguan, atau bulanan).
• Tugas personalia: manajemen isu-isu kepegawaian.

MANAJ EMEN SEKOL AH 92


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

• Tugas kreatif: mengalokasikan waktu untuk melakukan tugas yang


dirancang untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan sekolah.
• Pemecahan masalah: mengalokasikan waktu untuk memecahkan
masalah yang tidak terduga atau masalah rutin.

Pemahaman mendalam tentang cara Anda menggunakan waktu sehari-hari,


membantu Anda mengidentifikasi pemakai waktu Anda yang utama.
Pemahaman yang jelas tentang apa saja tugas Anda akan membantu Anda
memeringkat penggunaan waktu Anda menurut kadar pentingnya. Anda
akan heran ketika menemukan bahwa penyelenggaraan sekolah Anda tidak
akan terganggu jika Anda tidak melakukan beberapa tugas Anda atau jika
orang lain yang melakukannya untuk Anda.

Anda harus mengetahui banyak pihak yang tidak hanya menjadi pemakai
waktu Anda, tetapi juga kemungkinan dapat menjadi pemboros waktu.
Tidak akan begitu kejadiannya jika Anda merencanakan waktu Anda dan
menentukan kriteria untuk memutuskan pihak mana saja yang benar-benar
harus Anda layani sebagai kepala sekolah. Selain itu, penting bagi Anda
untuk menyediakan waktu bagi diri Anda sendiri.

Pemboros waktu yang berpotensi menyita waktu Anda disajikan berikut ini.

 Kurangnya perencanaan
 Kurangnya prioritas
 Terlalu banyak komitmen
 Manajemen berdasar krisis
 Tugas administrasi dan membaca
 Rapat
 Tidak mengambil keputusan
 Tujuan tidak jelas
 Penundaan keputusan
 Menunda-nunda waktu
 Kurang pendelegasian
 Kurang disiplin diri
 Rapat yang tidak perlu
 Kurang kemampuan manajerial
 Bawahan tidak kompeten
 Tindakan yang tidak konsisten
 Sosialisasi berlebihan
 Tidak dapat mengatakan TIDAK

MANAJ EMEN SEKOL AH 93


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Anda perlu menyadari bahwa beberapa dari pemboros waktu itu boleh jadi
bersumber dari diri Anda sendiri. Jika Anda sudah dapat mengidentifikasi
pemboros waktu ini, Anda perlu meniadakannya. Proses peniadaan
pemboros waktu ini tidaklah mudah. Anda harus merencanakan penggunaan
waktu Anda dan membiasakan bekerja efisien. Manajemen waktu yang
efisien adalah proses yang juga memerlukan waktu, dan seperti semua hal
lain yang dikerjakan manajer, harus ditinjau dan disempurnakan secara
berkelanjutan.

STRATEGI UNTUK MENGHEMAT WAKTU

Berikut disajikan daftar beberapa cara mengatasi pemboros waktu Anda.

• Menyadari pentingnya perencanaan.


• Merumuskan misi yang jelas berikut tujuan dan targetnya sebagaimana
yang telah dibahas dan disepakati dengan staf.
• Belajar mengatakan TIDAK
• Mendahulukan yang paling penting
• Mendorong komunikasi yang tidak bertele-tele.
• Tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus dilakukan.
• Membedakan antara tugas-tugas yang mendesak dan tugas-tugas yang
penting tetapi tidak urgen.
• Lebih banyak mendelegasikan tugas.
• Membaca selektif, bukan membaca cepat.
• Menyediakan waktu untuk merencanakan.
• Menyusun tujuan dan berpegang pada tujuan itu.
• Menyaring tamu.
• Menyaring dan mengelompokkan hubungan telepon.
• Hanya terlibat dengan hal-hal yang paling penting.
• Menghindari rapat yang tidak benar-benar penting.
• Mengumpulkan fakta, menyusun target, dan menemukan alternatif.
• Melatih bawahan sebaik-baiknya dan beri kesempatan berbuat salah dan
belajar dari kesalahan itu.
• Menghargai bawahan.

Berikut akan dibahas lebih rinci beberapa cara untuk menghemat waktu
guna meningkatkan cara mengelola waktu secara efektif.

Pendelegasian

Sebagai kepala sekolah, Anda akan mengetahui bahwa salah satu cara
menghemat waktu Anda adalah mendelegasikan sebagian tugas Anda kepada

MANAJ EMEN SEKOL AH 94


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

staf. Pendelegasian bukan cuma untuk menghemat waktu, tetapi juga


membantu memberdayakan staf. Namun, sebelum mendelegasikan tugas
Anda harus memastikan bahwa pendelegasian itu tidak menimbulkan
dampak negatif.

Jika Anda mendelegasikan tugas dengan efektif, maka Anda hanya akan
melakukan semua tugas yang benar-benar harus Anda lakukan sendiri,
apakah karena kompetensi, kewenangan, atau pertimbangan tertentu.
Pendelegasian akan memberi peluang bagi Anda untuk memperoleh waktu
berpikir kreatif dan membaca. Jadi, pendelegasian berarti mengelola waktu
dan ini berarti bekerja lebih baik, bukan sekadar lebih keras atau lebih cepat.

Membiasakan Bekerja Efisien

Jika Anda telah mengidentifikasi kebiasaan lama yang menimbulkan


pemborosan waktu, Anda perlu melakukan langkah-langkah
menghilangkannya dengan cara berikut.

• Mulai dengan kesadaran penuh untuk berkampanye menghilangkan


kebiasaan yang memboroskan waktu.
• Tidak menolerir pengecualian.
• Segera mengubah perilaku Anda, tidak menunda-nundanya.
• Hindari panitia atau rapat atau apa saja yang bertele-tele.
• Mulai sekarang juga.

Kegigihan dan tekad dapat menghasilkan hasil dramatis yang setara dengan
upaya yang Anda lakukan.

Jangan Mencandu Kerja

Orang yang kecanduan kerja adalah orang yang berusaha melakukan terlalu
banyak, tetapi akhirnya hanya mencapai sedikit. Ini biasanya disebabkan oleh
kurangnya perencanaan dan tidak mampu mengalokasi waktu, sehingga
orang yang kecanduan kerja merasa memiliki pekerjaan terlalu banyak.

Orang yang kecanduan kerja memiliki ciri-ciri berikut.

 Terlalu mengabdi pada pekerjaan.


 Sangat kompulsif dalam penyelesaian tugas.
 Mendorong diri sendiri terlalu keras.
 Memiliki meja kerja yang tidak tertata rapi.
 Mengarahkan bawahan agar mereka selalu terlihat sibuk.
 Membawa pekerjaan ke rumah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 95


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

 Panik setiap terjadi keadaan darurat.


 Tidak pernah berlibur.
 Tidak pernah mampu memenuhi batas waktu.

Jika profil itu sedikit banyaknya menggambarkan diri Anda, Anda perlu
berencana lebih baik dan menentukan tugas mana saja yang harus
diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan. Anda hanya akan dapat
mengendalikan situasi jika Anda mampu mengelola waktu Anda secara
seksama.

Waspadai Lama Waktu Pekerjaan

Banyak orang percaya bahwa bekerja keras niscaya akan membuahkan hasil
yang diinginkan. Namun, sebagai kepala sekolah, Anda akan mengetahui
bahwa kerja keras saja tidak cukup. Anda akan semakin kurang efisien jika
terlalu banyak menggunakan waktu pada satu tugas. Nyatanya pekerjaan
cenderung makin banyak untuk mengisi waktu yang tersedia. Pastilah Anda
pernah mengalami hal ini di tempat kerja, di mana delapan jam kerja dengan
mudah menjadi dua belas jam atau bahkan lebih.

Sebenarnya jika Anda menetapkan waktu lebih sedikit pada sebuah tugas,
semakin banyak pekerjaan yang dapat Anda lakukan. Nyatanya tidak ada
hubungan langsung antara kerja keras dan hasil positif. Yang benar adalah
bahwa waktu yang diluangkan untuk perencanaan dapat menghemat
beberapa jam kerja. Lebih lanjut, sebagian orang percaya bahwa orang yang
paling aktif akan memperoleh hasil terbaik. Namun, kalau kita cuma aktif
tanpa rencana maka hasilnya akan nihil. Untuk menjadi manajer waktu yang
efektif hindari mitos atau kekeliruan berpikir ini.

Mencatat Penggunaan Waktu

Sejauh ini kita telah membicarakan manajemen waktu yang banyak


tergantung pada ingatan dan perkiraan tentang cara kita menggunakan
waktu. Untuk memeriksa apakah ingatan dan perkiraan itu, Anda perlu
mengumpulkan informasi yang dapat dipercaya melalui penggunaan catatan
waktu.

Catatan waktu pada dasarnya merupakan alat berupa lembaran kertas yang
Anda gunakan untuk mencatat hal-hal yang Anda kerjakan dari waktu ke
waktu dalam satu hari. Perlu Anda ingat kembali bahwa catatan waktu
digunakan untuk mengumpulkan informasi penggunaan waktu Anda setiap
hari.

MANAJ EMEN SEKOL AH 96


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Catatan kegiatan selama satu minggu (lima atau enam hari kerja) telah cukup
menghimpun data dasar yang Anda perlukan. Data itu selanjutnya dapat
Anda gunakan untuk memeriksa ketepatan analisis kegiatan dan perkiraan
waktu yang Anda alokasikan. Selain itu, melalui catatan waktu yang Anda
lakukan Anda juga dapat mengidentifikasi hal-hal yang menghambat
penggunaan waktu Anda secara efisien.

Setelah mendaftarkan semua kegiatan Anda selama seminggu, kemungkinan


besar Anda akan menemukan beberapa kejutan dalam cara Anda
menggunakan waktu. Misalnya, Anda mungkin akan menemukan bahwa
Anda biasa membicarakan hal-hal yang sebenarnya tidak atau kurang perlu
dilakukan. Daftar kegiatan ini membantu Anda untuk:

• mengidentifikasi bidang-bidang penggunaan waktu paling efektif


• mengidentifikasi bidang-bidang penggunaan waktu yang kurang efektif
• menentukan bidang-bidang yang perlu ditingkatkan
• menemukan bahwa barangkali terlalu banyak waktu yang digunakan
dalam suatu tugas
• menemukan bahwa kebanyakan rapat yang Anda ikuti atau pelayanan
tamu Anda tidak efisien.
Anda harus mengambil langkah-langkah yang segera dan tepat untuk
mencari jalan terbaik menggunakan waktu secara efektif.

Melaksanakan Program Manajemen Waktu

Setelah mengetahui manfaat perencanaan dan penggunaan waktu yang


efektif, maka Anda perlu menerapkan suatu program di sekolah yang
bertujuan untuk menggunakan waktu secara lebih efisien. Dalam menyusun
program seperti itu, Anda perlu mempertimbangkan hal-hal berikut.

• Menyampaikan gagasan efisiensi penggunaan waktu kepada staf.


• Meyakinkan semua staf tentang manfaatnya.
• Menyusun tujuan bersama staf.
• Menetapkan strategi penerapan dan evaluasi.
• Menentukan strategi tindak lanjut untuk memeriksa penerapannya.

EVALUASI PENGGUNAAN WAKTU

Jika program manajemen waktu Anda telah dijalankan, Anda perlu


memantau dan menilainya untuk mengetahui apakah penggunaan waktu
telah efektif dan efisien. Ini dapat dilakukan melalui:

MANAJ EMEN SEKOL AH 97


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

• pertemuan dengan staf


• menyebarkan kuesioner
• komentar yang disampaikan melalui kotak saran
• catatan penggunaan waktu yang dibuat oleh setiap staf.

Peringatan. Adakalanya Anda menemukan manajer yang berciri terbalik


dari mereka yang kecanduan kerja. Mereka begitu ahli mendelegasikan
sehingga mereka tampak tidak melakukan apapun. Tanda-tanda orang
seperti ini sering tidak di kantor, mejanya sangat rapi dan bersih, dan mereka
sering terlihat meluangkan waktu sangat banyak dengan tamu biasa. Untuk
mempertahankan keadaan seperti ini, mereka biasanya menerapkan gaya
manajemen permisif yang negatif. Ia tidak peduli apakah lembaganya
berjalan efektif atau tidak.

ABC MANAJEMEN WAKTU

Akhir Minggu. Sediakan waktu untuk berakhir pekan bagi keluarga,


kerabat, atau sekadar santai. Pekerjaan kantor, sebaiknya dikerjakan di
kantor saja.
Arsip. Arsip adalah masa lalu. Kalau tidak berguna, kenapa disimpan?
Tujuan organisasi tidak bersangkut paut dengan pengumpulan arsip,
kecuali perpustakaan.
Batas Waktu. Anda dapat sangat meningkatkan efektivitas Anda jika
membatasi waktu setiap pekerjaan Anda dan berpegang pada batas
waktu itu. Hukum Parkinson: "Pekerjaan berkembang mengisi waktu
yang tersedia untuk menyelesaikannya."
Biaya Kerja Tulis-Menulis akan sangat tinggi jika kita tidak dapat
menemukan cara menyederhanakan prosedur.
Catatan Waktu merupakan alat yang paling berharga untuk mengendalikan
waktu Anda. Jika Anda merasa bahwa efektivitas Anda mulai
berkurang, cobalah mencatat penggunaan waktu Anda. Anda akan
takjub melihat hasilnya.
Daftar Kegiatan. Buatlah daftar kegiatan yang akan Anda lakukan esok hari
dan batas waktunya. Tandai kegiatan yang harus Anda lakukan.
Delegasikan pekerjaan. Delegasikan pekerjaan, jangan bekerja sendiri.
Mendelegasikan juga berarti memercayakan pelaksanaannya. Jangan
terlalu banyak campur tangan. Hindarkan pendelegasian ke atas. Anda
punya masalah sendiri, biarkan orang lain mengurusi masalahnya.
Pemimpin yang efektif akan menemukan cara untuk melibatkan orang
lain sesuai dengan kemampuan mereka.

MANAJ EMEN SEKOL AH 98


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Efektivitas. Dengan berpikir dari segi efektivitas, Anda akan menemukan


cara terbaik dan paling efisien untuk melakukan sesuatu.
Evaluasi tindakan. Buatlah daftar hal-hal yang telah Anda lakukan dengan
baik dan daftar hal-hal yang belum atau salah. Gunakan daftar ini untuk
mengerjakannya dengan lebih baik di masa mendatang.
Gangguan. Anda tidak dapat meniadakan gangguan sama sekali, tetapi
Anda dapat mengurangi waktu gangguan itu.
Hambatan mental. Jika Anda terus berusaha menyelesaikan suatu
pekerjaan dan Anda tidak berhasil juga, berhentilah dan pikirkan cara
baru. Biasanya hal itu disebabkan karena kurangnya informasi, tidak
yakin diri, tidak ada titik tolak, pandangan sempit, atau lelah.
Jam makan siang. Makan seperlunya. Makan untuk hidup, bukan hidup
untuk makan. Waktu Anda lebih berharga untuk pekerjaan lain
ketimbang buang waktu memikirkan menu hari ini dan mencari
restoran yang menawarkan menu kesukaan Anda ke ujung langit.
Kalau saja. Berkeluh kesah memboroskan waktu. Sesal dulu pendapatan
sesal kemudian pengeluaran. Jangan buang waktu berkeluh kesah
sambil memukul jidat: "Ah..kalau saja begini...kalau saja begitu.."
Kategori penggunaan waktu. Kategorikan penggunaan waktu Anda
dengan menggolongkan kegiatan sebagai berikut: (a) penting dan
mendesak, (b) penting tetapi tidak mendesak, (c) mendesak tetapi tidak
penting, (d) padat kerja, dan (e) cuma buang waktu.
Kemacetan kerja. Jika Anda seorang atasan, sumber kemacetan kerja
(pemborosan waktu) boleh jadi di atas meja kerja Anda sendiri, di
dalam agenda harian Anda, atau di dalam daftar memo pribadi. Apa hak
Anda membuat orang lain atau bawahan merasa jengkel dan
menggerutui kelambanan Anda?
Keranjang sampah. Gunakan keranjang sampah Anda sesering mungkin
untuk membersihkan meja kerja Anda dari arsip gombal. Tidak ada
yang lebih menggelikan daripada harus membaca sehelai kertas untuk
menentukan apakah Anda sebaiknya membacanya atau tidak.
Kesemrawutan. Kesemrawutan menghambat konsentrasi. Rapikan meja
kerja Anda.
Kesenangan. Mengelola waktu dan kesenangan berkaitan satu sama lain.
Pekerjaan merupakan kesenangan jika Anda mengendalikannya, jika
Anda tahu sasaran Anda, dan jika Anda bergerak ke arah sasaran itu.
Waktu santai hanya menyenangkan jika Anda dapat santai tanpa merasa
bersalah (misalnya nonton TV), karena Anda tahu bahwa Anda
memang berhak memperolehnya.
Ketegangan. Tanpa unsur ketegangan, pekerjaan Anda jarang selesai.
Ketegangan Anda perlukan untuk tetap waspada. Ketegangan positif

MANAJ EMEN SEKOL AH 99


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

dapat timbul karena adanya batas waktu, adanya kesadaran bahwa


kinerja Anda akan dinilai, atau persaingan yang sehat dengan orang lain.
Ketenangan. Tidak perlu jauh-jauh ke India untuk bermeditasi. Waktu
sholat atau berdoa yang telah terjadwal, misalnya, dapat Anda
manfaatkan untuk menenangkan diri dengan bersyukur.
Komunikasi. Komunikasi terbuka dan keterusterangan akan jauh lebih
baik, menjernihkan suasana, dan menghindari sikap bertele-tele yang
memboroskan waktu.
Konsentrasi. Mengelola waktu dengan baik memerlukan konsentrasi pada
satu hal saja, tidak jadi soal apakah di kamar kecil atau di tempat lain.
Korespondensi. Ikuti saran berikut; (a) minta bawahan Anda menyaring
dan memisah-misahkan surat masuk, seteliti mungkin, (b) sedapatnya
tangani setiap surat satu kali saja, (c) jika memerlukan jawaban singkat,
tulis pada surat itu, foto kopi, dan kembalikan aslinya kepada pengirim,
(d) gunakan surat edaran terformat untuk korespondensi rutin, (e)
jangan mengadakan perbaikan terlalu sering, (f) bicarakan yang penting
saja, (g) hindari tembusan yang tidak perlu, (h) jangan menulis jika
melalui telepon sudah cukup, dan (i) gunakan kalimat singkat. Bertele-
tele menjengkelkan orang lain; lagi pula surat bukan cerita pendek,
konon pula cerber.
Krisis. Jika Anda menghadapi krisis, usahakan krisis yang sama tidak
terulang lagi. Lagipula keledai pun tidak sudi terperosok ke dalam
lubang yang sama.
Manajemen berdasarkan sasaran. Intinya: Apa yang sebenarnya ingin
dilakukan dan apakah ada cara yang lebih baik melakukannya?
Menentukan sasaran tertentu dan mengalokasikan waktu pada kegiatan-
kegiatan yang paling banyak menyumbang pada pencapaian sasaran itu
merupakan kunci efektivitas organisasi.
Manajemen waktu dan jantung Anda. Konsepsi "bekerja bukan hanya
lebih keras, tetapi juga lebih pintar," berarti menanggalkan pola perilaku
yang tidak menguntungkan seperti bekerja membabi buta, terlalu
perfeksionistis, tidak mendelegasikan, tidak dapat menetapkan prioritas,
dan menjalani kehidupan tanpa memiliki tujuan yang realistik. Dengan
cara ini Anda kemungkinan akan bersahabat dengan penyakit jantung
koroner.
Melindungi waktu terbaik Anda. Pikirkan saat-sat terbaik Anda untuk
melakukan pekerjaan. Biasanya di pagi hari begitu masuk kantor.
Lindungi waktu terbaik Anda ini untuk mengerjakan pekerjaan paling
penting.
Membaca cepat. Untuk apa? Sekadar membaca tanpa mengetahui isinya?
Yang perlu Anda lakukan adalah mengetahui dalam satu menit bahwa

MANAJ EMEN SEKOL AH 100


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

tulisan sepanjang 50.000 kata tidak berguna untuk Anda dan Anda
memutuskan untuk tidak membacanya.
Memo. Hindari penggunaan memo untuk mengadakan dialog, perundingan,
atau konsensus. Memo hanya digunakan untuk mengumumkan,
menegaskan, menjelaskan, mengingatkan. Itu saja.
Nilai waktu. Mereka yang dibayar jam-jaman biasanya lebih sadar akan nilai
waktu ketimbang mereka yang digaji bulanan. Jika Anda memiliki
memiliki ukuran tertentu tentang nilai uang waktu Anda, akan lebih
mudah bagi Anda untuk mengendalikannya.
Olah raga. Dalam hierarki sistem nilai Anda, mungkin tidak ada yang
memiliki prioritas lebih penting dari kesehatan, Jika Anda memiliki
waktu untuk nonton televisi tetapi tidak untuk berolah raga, Anda
melanggar aturan paling pokok dalam mengelola waktu, yaitu
mengerjakan hal-hal yang terpenting terlebih dahulu.
Pecandu kerja. Kecanduan kerja biasanya disebabkan dua hal. Pertama
karena penggunaan waktu yang tidak efektif. Kedua karena adanya
dorongan untuk melepaskan diri dari keadaan yang tidak
menyenangkan, suatu komplek kejiwaan untuk terlihat sangat
dibutuhkan, atau suatu dorongan untuk merasa senang menyiksa diri.
Orang seperti ini sering hanya menekankan kegiatan, bukan kinerja.
Pekerjaan yang belum selesai. Setelah memulai sesuatu pekerjaan,
selesaikanlah. Jangan menimbun diri dengan berbagai kegiatan setengah
jadi.
Penjadwalan waktu. Alokasikan waktu dalam skala besar. Alokasikan
waktu untuk satu dua hal yang benar-benar penting yang harus Anda
selesaikan pada hari tertentu. Jangan membohongi diri Anda sendiri
untuk melakukan banyak hal dalam sehari.
Penundaan. Jika Anda menyadari bahwa Anda menunda-nunda suatu tugas
besar, pilahlah tugas itu menjadi beberapa tugas kecil yang sifatnya
segera dan dapat diatur. Lakukan langkah demi langkah secara bertahap.
Penundaan hanya akan memperumit keadaan yang akan Anda hadapi
kemudian hari.
Perencanaan. Rencanakan hari Anda. Jangan biarkan prioritas orang lain
mengendalikan waktu Anda.
Perfeksionis. Ada perbedaan antara orang yang berusaha mencapai yang
terbaik dan orang yang menginginkan kesempurnaan. Yang pertama
dapat dicapai, memuaskan, dan sehat. Yang kedua tidak dapat dicapai,
menimbulkan keputusasaan, dan menimbulkan gangguan emosi.
Mengejar kesempurnaan merupakan pemborosan waktu yang luar
biasa.

MANAJ EMEN SEKOL AH 101


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Petuah. Jauh lebih penting melakukan hal yang benar daripada melakukan
segala sesuatu dengan benar. Jangan menghayalkan kesempurnaan.
Ragu-ragu. Keragu-raguan hampir selalu merupakan kesalahan terbesar
yang dapat Anda lakukan.
Rapat. Tidak ada pemboros waktu yang lebih besar daripada rapat yang
tidak dikelola dengan baik. Kalau Anda memutuskan untuk
mengadakan rapat, jawab pertanyaan berikut: apakah rapat ini
merupakan pengganti tindakan? Dapatkah saya mengambil keputusan
sendiri tanpa melibatkan orang lain? Jangan sampai Anda mengundang
rapat hanya untuk memboroskan waktu bawahan untuk mendengarkan
pengarahan kosong Anda.
Rasa takut. Penundaan memakai kedok macam-macam: rasa malas, sikap
masa bodoh, kebanyakan pekerjaan. Namun, di balik semua itu
biasanya terdapat perasaan takut: takut gagal, takut ditolak, takut
dipermalukan. Rasa takut itu perlu dan manusiawi, tetapi jangan sampai
ia membuat Anda mengelak dari tanggung jawab.
Tatanan kantor. Tatanan kantor dapat memengaruhi penggunaan waktu
dan layak dianalisis dengan cermat. Rencanakan suatu kebebasan
pribadi tertentu dan usahakan untuk mengatur lingkungan fisik
sedemikian rupa agar Anda dapat melakukan pekerjaan tanpa gangguan
berarti yang menyebabkan timbulnya keletihan.
Tergesa-gesa. Camkan petuah berikut: "Makin tergesa-gesa saya, makin
ketinggalan saya." Berhentilah sejenak dan pastikan apa sasaran Anda,
periksa sumber daya Anda, delegasikan yang dapat didelegasikan,
tetapkan prioritas, hindari gangguan, dan mulailah mengerjakan sesuatu
yang paling Anda prioritaskan.
Tidak. Anda tidak dapat melindungi prioritas Anda kecuali jika Anda belajar
untuk menolak secara sopan tetapi tegas setiap permintaan yang tidak
dapat membantu Anda mencapai tujuan.
Tidur. Tidur secukupnya. Anda tidur untuk istirahat, bukan istirahat untuk
tidur. Istirahat perlu untuk tetap menjaga kewaspadaan Anda. Kalau
tidur sebentar di siang atau sore hari memang Anda perlukan, kenapa
tidak?
Tindak lanjut. Setiap tindakan memerlukan tindak lanjut. Pekerjaan yang
Anda delegasikan perlu diperiksa. Namun, jika Anda menghabiskan
waktu untuk memeriksa setiap orang berarti ada yang tidak beres ......
pada diri Anda.
Tujuan. Untuk mengatur waktu secara lebih baik, jawab pertanyaan berikut:
apa sebenarnya tujuan saya?

MANAJ EMEN SEKOL AH 102


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

Variasi. Variasi tidak selalu berarti istirahat. Beralih ke pekerjaan lain


sejenak dapat meringankan tekanan mental. Ganjar diri Anda sendiri
dengan variasi kegiatan kecil yang tidak mengganggu prioritas Anda.
Waktu bawahan. Dorong bawahan untuk berpikir dari segi "mengelola
atasan." Beritahu mereka bahwa Anda sadar tindakan mereka dapat
mengendalikan waktu Anda dan hormati waktu mereka agar mereka
juga menghormati waktu Anda.
Waktu luang. Waktu luang dapat muncul seketika tanpa Anda rencanakan.
Gunakan waktu luang itu untuk melakukan kegiatan tidak mendesak
tetapi perlu Anda kerjakan. Misalnya ketika menunggu di ruang tamu,
dan sebagainya.
Waktu untuk apa? Alokasikan waktu Anda untuk melakukan kegiatan
penting yang menyenangkan Anda dan kegiatan-kegiatan yang lebih
mendekatkan Anda pada tujuan hidup.

RINGKASAN

1. Sebelum Anda dapat mengelola waktu Anda secara efisien, pertama-tama


Anda perlu mengetahui tugas-tugas yang harus Anda lakukan. Jika Anda
telah mengetahui benar hal-hal yang perlu Anda lakukan sebagai kepala
sekolah, Anda akan dapat memutuskan mana yang harus Anda lakukan
sendiri dan mana yang dapat Anda delegasikan.
2. Kepala sekolah paling tidak memiliki empat jenis tugas utama yang
diharapkan dilakukan sebagai kepala sekolah. Tugas itu adalah tugas rutin,
tugas personalia, tugas kreatif, dan tugas pemecahan masalah.
Pemahaman mendalam tentang cara Anda menggunakan waktu sehari-
hari, membantu Anda mengidentifikasi pemakai waktu Anda yang utama.
3. Pemboros waktu yang berpotensi menyita waktu Anda antara lain
kurangnya perencanaan, kurangnya prioritas, terlalu banyak komitmen,
manajemen berdasar krisis, rapat, tujuan tidak jelas, kurang disiplin,
kurang kemampuan manajeria, dan tidak dapat mengatakan tidak.
4. Sebagai kepala sekolah, Anda akan mengetahui bahwa salah satu cara
menghemat waktu Anda adalah mendelegasikan sebagian tugas Anda
kepada staf. Pendelegasian bukan cuma untuk menghemat waktu, tetapi
juga membantu menciptakan spirit tim di kalangan staf. Namun, sebelum
mendelegasikan tugas Anda harus memastikan bahwa pendelegasian itu
tidak menimbulkan dampak negatif.
5. Anda perlu melakukan langkah-langkah menghilangkan pemboros waktu
antara lain dengan cara mulai berkampanye menghilangkan kebiasaan
yang memboroskan waktu, tidak menolerir pengecualian, segera

MANAJ EMEN SEKOL AH 103


PENG EMBANG AN DI RI MANAJ ER SEKOLAH

mengubah perilaku Anda, tidak menunda-nundanya., mulai sekarang juga,


dan menghindari panitia atau rapat atau apa saja yang bertele-tele.

PERTANYAAN TINJUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan tugas-tugas Anda yang termasuk dalam tugas rutin, tugas


personalia, tugas, kreatif, dan tugas pemecahan masalah.
2. Sesuai dengan situasi yang Anda hadapi di sekolah, identifikasi apa saja
yang termasuk memboroskan waktu Anda.
3. Jelaskan apa yang dapat Anda lakukan untuk meniadakan atau setidaknya
meminimalkan pemboros waktu itu.
4. Cata semua kegiatan yang Anda lakukan setiap hari selama satu minggu
(enam hari kerja) dan jumlah waktu yang digunakan. Selanjutnya pilah
berdasarkan klasifikasi tugas: rutin, personalia, kreatif, dan pemecahan
masalah dan urutkan berdasarkan kadar pentingnya masing-masing.
Selanjutnya identifikasi semua kegiatan yang paling memboroskan waktu
Anda padahal tujuannya tidak penting benar.

MANAJ EMEN SEKOL AH 104


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN SEKOLAH

Pengantar 106

Visi. Misi, Nilai-nilai, dan Tujuan Sekolah 109

Manajemen Sekolah 117

Hubungan Manusia dan Masyarakat 130

Pendelegasian di Sekolah 138

Komunikasi dan Negosiasi 143

Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah 153

Manajemen Perubahan 158

MANAJ EMEN SEKOL AH 105


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pengantar
Anda akan takjub dengan apa yang dapat Anda capai jika Anda tidak peduli siapa yang
akan memperoleh penghargaan dari apa yang Anda lakukan
Harry S. Truman

PENGANTAR

Tugas menyelenggarakan suatu sekolah memerlukan imajinasi dan akal


sehat. Selain itu, ada juga prinsip-prinsip manajemen yang dapat dipakai
sebagai pedoman bagi para kepala sekolah yang akan dibahas dalam bagian
ini. Prinsip-prinsip itu menyangkut aspek hubungan manusia dan
masyarakat, komunikasi, pendelegasian, serta pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Diharapkan bagian ini akan mendorong Anda
merenungkan kembali pengalaman Anda dan memikirkan cara-cara yang
dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kinerja manajemen sekolah.
Dengan cara ini, Anda akan menjadi lebih efektif sebagai kepala sekolah dan
manajer perubahan.

Setelah menyelesaikan bagian ini, Anda akan dapat:


• merumuskan visi, misi, nilai-nilai, dan tujuan sekolah Anda
• membahas sumbangan teori manajemen untuk memahami praktik
manajemen di sekolah
• mengaitkan tanggung jawab dan tugas Anda sebagai kepala sekolah
dengan berbagai fungsi lembaga lain yang bertanggung jawab atas
pendidikan
• membedakan fungsi-fungsi utama kepala sekolah dan mengidentifikasi
beberapa tugas yang berkaitan dengan masing-masing fungsi itu dalam
kerangka manajemen sekolah
• menjelaskan pentingnya hubungan manusia dan komunikasi yang baik
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan bagi
guru, peserta didik, dan staf administrasi lainnya di sekolah
• menjelaskan pentingnya pendelegasian dan prosedur pendelegasian di
sekolah

MANAJ EMEN SEKOL AH 106


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• menjelaskan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta


faktor-faktor yang berkontribusi bagi praktik manajemen yang efektif
• menguraikan hakikat proses perubahan serta mengidentifikasi fungsi-
fungsi dan tugas utama manajemen yang berkaitan dengan manajemen
sekolah yang efektif.

CAKUPAN BAGIAN INI


Bagian ini terdiri atas tujuh unit bahasan, yaitu visi, misi, nilai-nilai, dan
tujuan sekolah; manajemen sekolah; hubungan manusia dan masyarakat;
pendelegasian di sekolah; komunikasi dan negosiasi; pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah, serta manajemen perubahan.
Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Tujuan Sekolah
Dalam unit ini Anda akan mempelajari mengapa dan bagaimana sekolah
Anda mengidentifikasi visi, misi, dan nilai-nilainya serta bagaimana Anda
mengungkapkannya dalam tujuan sekolah dalam kaitannya dengan kebijakan
pendidikan nasional.
Manajemen sekolah
Dalam unit ini Anda akan mempelajari beberapa tinjauan teori manajemen
dan mengidentifikasi beberapa konsep dan prinsip utama. Pemahaman yang
lebih dalam tentang hakikat manajemen pendidikan akan memungkinkan
Anda meningkatkan kemampuan Anda sebagai manajer sekolah.
Hubungan manusia dan masyarakat
Sebagai kepala sekolah, Anda bertanggung jawab atas sejumlah orang
sehingga Anda sedikit banyaknya harus mengetahui perilaku orang-orang
dalam organisasi dan bagaimana cara terbaik memotivasi mereka agar
berkontribusi bagi peningkatan kinerja sekolah Anda.
Pendelegasian di sekolah
Sebagai manajer sekolah, Anda perlu menyadari benar bahwa Anda tidak
dapat mencapai tujuan jika Anda melakukan sendiri semua tugas. Dalam
unit ini akan dibahas proses pendelegasian dengan mempertimbangkan
beberapa hambatan efektivitasnya.
Komunikasi dan negosiasi
Komunikasi adalah bagian penting manajemen. Dalam unit ini Anda akan
mempelajari konsep komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi yang berbeda,

MANAJ EMEN SEKOL AH 107


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

dan pentingnya komunikasi yang efektif dalam pertemuan staf dan dalam
negosiasi.

Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

Dalam unit ini Anda akan berfokus dua fungsi utama manajemen dan
mengkaji beberapa faktor utama yang berkontribusi bagi pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah.

Manajemen perubahan

Dalam unit ini Anda akan mempelajari hakikat perubahan di sekolah dan
berfokus pada peran Anda dalam mengelola perubahan itu. Agar dapat
menjadi agen perubahan yang efektif Anda perlu menerapkan strategi yang
diperoleh dari banyak prinsip dan praktik manajemen yang sudah dibahas
dalam unit-unit sebelumnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 108


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Visi, Misi, Nilai-nilai,


dan Tujuan Sekolah
Visi bagaikan bintang di langit yang menerangi arah ke tujuan. Tanpa visi kita tidak akan
tahu apakah masih jalan di tempat atau telah bergerak jauh ke tempat yang salah
Anonim

PENGANTAR

Kepala sekolah harus memainkan peran memimpin upaya peningkatan


kualitas pembelajaran. Sebagai kepala sekolah, Anda bertanggung jawab
memastikan bahwa sekolah Anda adalah sekolah yang berprestasi, yang
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien (produktif). Oleh sebab itu,
Anda seharusnya berusaha untuk mencari cara meningkatkan diri sebagai
manajer sekolah.

Dalam unit ini akan dibahas mengenai visi, misi, nilai-nilai, dan tujuan
sekolah. Sekolah Anda perlu memiliki visi dan misi yang jelas, dipahami, dan
disepakati oleh semua anggota sekolah. Pada saat yang sama sekolah Anda
juga harus mampu mengidentifikasi nilai-nilai yang dijunjung tinggi sekolah
dan mencakupkannya dalam setiap kegiatan sekolah. Akhirnya Anda
diharapkan dapat merumuskan tujuan sekolah yang memperhitungkan
kebutuhan peserta didik, staf, masyarakat, dan negara.

PERISTILAHAN

Pertama kita perlu memperjelas istilah yang digunakan dalam unit ini, yaitu
visi, misi, tujuan, sasaran, dan target. Visi adalah impian yang menerangi arah
mencapai tujuan. Tanpa visi yang jelas, orang-orang dalam suatu organisasi
berjalan meraba dalam kegelapan. Visi menimbulkan perasaan mengetahui
arah yang akan ditempuh. Oleh sebab itu, visi yang baik harus dapat
menimbulkan motivasi anggota organisasi; mendorong keinginan untuk
mencapai tujuan. Namun, visi saja tidak cukup karena juga diperlukan misi.
Perhatikan pribahasa berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 109


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Visi tanpa tindakan adalah mimpi di siang bolong


Tindakan tanpa visi adalah mimpi buruk

Misi adalah kegiatan (tindakan) utama yang dilaksanakan organisasi untuk


mencapai visinya. Adapun perbedaan antara istilah tujuan, sasaran, dan
target sebenarnya terletak pada kadar spesifikasi sesuatu yang ingin kita
capai. Tujuan lebih umum, target sangat spesifik, dan sasaran berada di
tengah-tengah keduanya. Anda boleh saja memutuskan untuk tidak
membedakan antara sasaran dan target. Penting diingat bahwa sasaran dan
target menunjukkan hal-hal yang lebih dapat diukur dibandingkan tujuan.
Dalam unit ini kita akan menggunakan istilah sasaran sebagai pernyataan
yang menunjukkan indikasi jelas tentang hal-hal yang akan dicapai. Target
adalah pernyataan yang jauh lebih spesifik yang akan dicapai dalam rentang
waktu yang spesifik pula.

VISI SEKOLAH

Sebagaimana yang telah dikemukakan, visi adalah impian (bukan mimpi),


sesuatu yang ingin Anda raih, sesuatu yang ideal yang menggambarkan cita-
cita sekolah dalam jangka panjang. Visi sekolah bukanlah visi Anda sendiri;
ia visi semua pihak yang berkepentingan atas sekolah Anda. Semua pihak
sebaiknya mengetahui dan memahaminya serta berusaha menggapainya.

Mungkin saja visi itu tadinya Anda susun sendiri, yang Anda diskusikan
terbatas di kalangan sejumlah pihak, seperti komite sekolah dengan
memperhatikan visi pendidikan nasional. Namun, visi itu harus Anda
sebarkan ke semua pihak yang berkepentingan untuk dibicarakan,
disempurnakan, dan akhirnya diputuskan oleh dewan pendidik yang Anda
pimpin. Dengan cara ini mereka akan merasa ikut membuatnya, merasa
memiliki, dan bertanggung jawab untuk mewujudkannya.
Sekolah Anda mungkin telah memiliki visi, atau jika belum, Anda mungkin
telah mulai memikirkannya. Jika sekolah Anda belum memiliki visi, contoh
berikut dapat Anda pertimbangkan.
• Menjadi sekolah yang dikenal berkualitas baik di Indonesia
• Menjadi sekolah yang dikenal bermutu tinggi di daerah kami.
• Menjadi tempat belajar yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya
bangsa.
• Menjadi tempat menyemaikan benih bagi tumbuh dan berkembangnya
anggota masyarakat yang cerdas (intelektual, emosional, spiritual, dan
kinestetik) dan kompetitif.

MANAJ EMEN SEKOL AH 110


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Menjadi tempat belajar yang kondusif, di mana setiap anggota sekolah


dapat menemukan dan meningkatkan potensinya seoptimal mungkin.

Sebagai manajer sekolah yang baik, Anda harus menyadari benar bahwa visi
sekolah Anda itu haruslah menantang dan mendorong semua yang terlibat
untuk berusaha keras menggapainya. Ia memotivasi semua yang terlibat
untuk berupaya sebaik mungkin melaksanakan pekerjaan mereka. Lebih
penting lagi Anda harus memastikan bahwa semua orang yang
berkepentingan merasa terlibat dalam merumuskannya dan paham dengan
impian yang akan diwujudkan.

MISI SEKOLAH

Setelah Anda dapat merumuskan visi sekolah, sekarang tugas Anda adalah
menyusun misi sekolah Anda. Anda perlu memahami bahwa misi adalah
hal-hal yang dilakukan sekolah untuk mencapai visinya. Anda perlu
memahami benar bahwa misi sekolah seyogyanya, kurang lebih, mencakup
hal-hal yang berikut.

• Membangun suasana belajar yang kondusif bagi peserta didik dan staf
untuk dapat menggali pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat.
• Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk memahami dan
menghargai perbedaan.
• Mendorong peserta didik dan staf agar memiliki kemauan untuk melayani
sekolah dan masyarakatnya.

Setiap sekolah seharusya memiliki rumusan misinya masing-masing. Perlu


Anda sadari bahwa misi sekolah harus juga mencerminkan tujuan nasional di
bidang pendidikan. Dalam menyusun rumusan misi itu, Anda perlu
berdiskusi dengan staf untuk menjawab pertanyaan pokok berikut dengan
sebaik-baiknya.

Penting diingat bahwa misi sekolah Anda antara lain harus dapat:

 menggerakkan sekolah untuk mewujudkan visinya


 menjadi dasar program pokok sekolah
 menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan sekolah
 memuat pernyataan umum dan khusus mengenai program sekolah
 memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 111


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Seperti halnya visi sekolah, misi sekolah juga perlu Anda diskusikan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan. Jika mungkin bahaslah dengan guru dan
orang tua peserta didik, atau pihak lain yang berkepentingan dengan sekolah
Anda. Dengan cara ini, Anda menjadikan misi sekolah Anda menjadi milik
semua orang. Hal ini akan makin penting ketika Anda menyusun program
pelaksanaan misi yang memerlukan dukungan dan komitmen pihak-pihak
yang berkepentingan dengan sekolah Anda.

NILAI-NILAI SEKOLAH

Pernyataan nilai Anda merupakan perwujudan nilai-nilai Anda sendiri,


semua pihak yang berkepentingan, dan negara Anda; yaitu nilai-nilai luhur
yang Anda pandang layak dan penting diteruskan ke generasi berikutnya.
Nilai-nilai ini adalah pedoman bersikap yang pada gilirannya mengatur
tingkah laku seseorang. Nilai-nilai dipelajari melalui pengalaman, pendidikan,
dan pengamatan. Sebagai kepala sekolah, Anda perlu dengan sadar dan
sengaja menyusun program-program yang dapat menegakkan nilai-nilai yang
disepakati dan dinginkan masyarakat untuk dijunjung tinggi.

Anda perlu memikirkan nilai-nilai, sesuatu yang penting, yang Anda junjung
tinggi dan Anda yakini harus juga dijunjung tinggi di sekolah Anda. Periksa
apakah gagasan Anda sebelumnya tentang misi sekolah telah dapat
mengungkapkan nilai-nilai yang pantas dijunjung tinggi dan diteruskan.

Anda mungkin telah memikirkan nilai-nilai berikut: kejujuran, kerendahan hati,


keterandalan, tanggung jawab, kepedulian, efisiensi, disiplin, tepat waktu, ketekunan,
kegigihan, kesabaran, keberanian, kesopansantunan, kehormatan, keadilan, disiplin
diri, toleransi, kerja keras, menghargai orang lain dan hak-hak mereka, sportif,
kebersihan, dan sebagainya.

Sebagai kepala sekolah, Anda tentulah ingin memastikan bahwa nilai-nilai


yang dijunjung tinggi di sekolah Anda tercermin dalam semua kegiatan
belajar-mengajar, termasuk semua kegiatan ekstra kurikulum. Dengan cara
ini, kesenjangan antara apa yang dikatakan sekolah dengan apa yang
sesungguhnya terjadi dapat dipersempit, jika tidak dapat ditiadakan sama
sekali.

Karena sekolah memainkan peran yang sangat penting dalam mendedahkan


peserta didik dengan nilai-nilai yang ingin dipelihara, kepala sekolah dan staf
perlu menyusun strategi untuk menanamkan nilai-nilai itu di sekolah.

Nilai-nilai dapat dikembangbiakkan melalui cara-cara berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 112


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Melalui proses pembelajaran di kelas.


• Melalui program pembimbingan dan penyuluhan yang dirancang dengan
baik; pendidikan berkenaan kehidupan keluarga, atau pendidikan untuk
hidup bermasyarakat.
• Melalui kesempatan bagi peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai itu.
• Melalui kesempatan bagi peserta didik mengembangkan kemampuan
kepemimpinan mereka.
• Memastikan bahwa sekolah memiliki fokus intelektualitas dan kejujuran.
• Menghargai prestasi akademik dan prestasi lainnya dengan menekankan
pentingnya hal itu melalui penggunaan simbol-simbol, upacara, dan
sebagainya.
• Di atas segalanya adalah keteladanan kepala sekolah, guru, dan staf.

Besar kemungkinan bahwa Anda perlu berdiskusi dengan staf dalam


perumusan nilai-nilai yang ingin Anda semaikan di sekolah Anda. Ini Anda
lakukan sebelum hal itu Anda bincangkan dengan berbagai kelompok yang
berkepentingan dengan kemajuan sekolah Anda.

TUJUAN SEKOLAH

Rumusan visi dan misi sekolah mungkin masih terlalu umum sehingga perlu
dijabarkan ke dalam tujuan. Tujuan sekolah seharusnya memperhitungkan
kebutuhan peserta didik, staf, masyarakat, dan negara. Kebutuhan peserta
didik termasuk keinginan untuk menyelesaikan pendidikan yang menyiapkan
mereka untuk terjun ke masyarakat atau melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan berikutnya; menyelesaikan program pendidikan sesuai kecepatan
belajarnya, menyemaikan dan menumbuhkan kreativitas untuk memecahkan
masalah dan mengambil keputusan, meningkatkan kemampuan mereka
untuk dapat belajar sendiri, mengadakan berbagai kegiatan ko-kurikulum
dan kesempatan untuk berkreasi dan belajar tentang warisan budaya mereka.
Selain itu, peserta didik membutuhkan peluang untuk mengembangkan diri
sebagai individu dalam lingkungan sekolah yang mendorong mereka
mengembangkan kualitas kepemimpinan, kualitas kemampuan hubungan
antarpribadi, kepedulian terhadap orang lain, dan toleransi.

Selain kebutuhan peserta didik, Anda perlu mempertimbangkan peran staf


dalam mencapai tujuan sekolah. Itu sebabnya penting bagi Anda untuk
memastikan bahwa sekolah Anda memperhatikan hal-hal berikut.

 Terwujudnya lingkungan yang memungkinkan peserta didik dan staf


sekolah untuk berhasil.

MANAJ EMEN SEKOL AH 113


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

 Tersedianya fasilitas, peralatan, dan bahan-bahan yang memadai yang


digunakan untuk mencapai tujuan sekolah.
 Adanya struktur organisasi sekolah yang memungkinkan peserta didik
dan staf untuk mewujudkan harapan mereka.
 Tersedianya peluang bagi staf untuk berkembang secara profesional.

Dalam merumuskan tujuan sekolah, juga penting dipertimbangkan


kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini termasuk harapan orang tua,
peningkatan kewarganegaraan yang baik, penghormatan atas nilai-nilai
masyarakat, dan keterlibatan orang tua dalam program-program sekolah.
Lebih lanjut, tujuan sekolah harus mencerminkan visi, misi, dan tujuan
nasional berkenaan dengan upaya negara dalam pengembangan sumber daya
manusia, peningkatan identitas dan budaya nasional, dan penghargaan
terhadap kerja keras. Itu sebabnya, tujuan sekolah harus juga mengacu pada
visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan hal-hal tersebut, pertanyaan berikut akan berguna bagi Anda


dalam menyusun tujuan sekolah Anda.

 Bagaimana gambaran tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka


menengah (empat atau lima tahunan)?
 Apakah telah dipertimbangkan kaitannya dengan visi, misi, dan tujuan
pendidikan nasional serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat?
 Apakah telah dipertimbangkan kaitannya dengan standar kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan?
 Sudahkan masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan
diakomodasi?
 Apa saja sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mencapai tujuannya?
 Bagaimana cara Anda mengetahui bahwa sekolah telah mencapai tujuan?
 Apakah tujuan itu realistik dan dapat dicapai?
 Apakah tujuan itu mencerminkan nilai-nilai sekolah Anda?

Seperti halnya visi dan misi sekolah, tujuan sekolah juga harus
disosialisasikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan sekolah
Anda. Selanjutnya tujuan ini diputuskan oleh dewan pendidik yang Anda
pimpin. Selain itu, sebagai kepala sekolah, Anda perlu mengevaluasi
kesesuaian dan kemutakhiran tujuan sekolah Anda. Anda akan perlu
melakukan hal ini untuk memastikan bahwa misi dan tujuan sekolah:

• realistik, dapat dicapai, dan dipahami dengan baik oleh semua yang
terlibat
• memberikan arahan bagi sekolah dan staf

MANAJ EMEN SEKOL AH 114


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• memenuhi kebutuhan sekolah, peserta didik, dan masyarakat


• sedang diusahakan untuk dicapai.

RINGKASAN

1. Visi adalah impian yang menerangi arah mencapai tujuan. Tanpa visi yang
jelas, orang-orang dalam suatu organisasi berjalan meraba dalam
kegelapan. Visi menimbulkan perasaan mengetahui arah yang akan
ditempuh. Oleh sebab itu, visi yang baik harus dapat menimbulkan
motivasi anggota organisasi; mendorong keingin-an untuk mencapai
tujuan. Anda harus memastikan bahwa semua orang yang berkepentingan
merasa terlibat dalam merumuskan dan paham dengan impian yang akan
diwujudkan
2. Misi adalah hal-hal yang dilakukan sekolah untuk mencapai visinya. Anda
perlu memahami benar bahwa misi sekolah seyogyanya, kurang lebih,
mencakup upaya membangun dan memelihara suasana belajar yang
kondusif bagi peserta didik dan staf, memberi kesempatan bagi peserta
didik untuk memahami dan menghargai perbedaan, serta mendorong
peserta didik dan staf agar memiliki kemauan untuk melayani sekolah dan
masyarakatnya.
3. Anda perlu memikirkan nilai-nilai, sesuatu yang penting, yang Anda
junjung tinggi dan Anda yakini harus juga dijunjung tinggi di sekolah
Anda. Nilai-nilai itu antara lain dapat diandalkan, tanggung jawab,
kejujuran, kepedulian, efisiensi, disiplin, tepat waktu, kejujuran,
ketekunan, kegigihan, kesabaran, keberanian, kesopansantunan,
kehormatan, keadilan, disiplin diri, toleransi, kerja keras, menghargai
orang lain dan hak-hak mereka, sportif, kebersihan, dan sebagainya.
4. Nilai-nilai dapat dikembangbiakkan antara lain melalui keteladanan kepala
sekolah, guru, dan staf, proses pembelajaran di kelas, program
pembimbingan dan penyuluhan, kesempatan bagi peserta didik untuk
menerapkan nilai-nilai itu, serta upaya memastikan bahwa sekolah
memiliki fokus intelektualitas dan kejujuran.
5. Tujuan sekolah seharusnya memperhitungkan kebutuhan peserta didik,
staf, masyarakat, dan negara. Kebutuhan peserta didik antara termasuk
keinginan untuk menyelesaikan pendidikan yang menyiapkan mereka
untuk terjun ke masyarakat atau melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
berikutnya; menumbuhan kreativitas untuk memecahkan masalah dan
mengambil keputusan, meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat
belajar sendiri, toleran, dan peduli terhadap orang lain.

MANAJ EMEN SEKOL AH 115


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

6. Upaya mencapai tujuan sekolah perlu memperhatikan terwujudnya


lingkungan yang memungkinkan peserta didik dan staf sekolah untuk
berhasil, tersedianya fasilitas, peralatan, dan bahan-bahan yang memadai,
adanya struktur organisasi sekolah yang memungkinkan peserta didik dan
staf untuk mewujudkan harapan mereka, serta tersedianya peluang bagi
staf untuk berkembang secara profesional.
7. Sebagai kepala sekolah, Anda perlu mengevaluasi kesesuaian dan
kemutakhiran tujuan sekolah Anda untuk memastikan bahwa misi dan
tujuan sekolah realistik, dapat dicapai, dan dipahami dengan baik oleh
semua yang terlibat; memberikan arahan bagi sekolah dan staf; serta
memenuhi kebutuhan sekolah, peserta didik, dan masyarakat.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan perbedaan atara visi dan misi.


2. Jelaskan pengertian nilai-nilai dan contoh nilai-nilai yang Anda dan
komunitas sekolah Anda junjung tinggi di sekolah Anda.
3. Jelaskan pengertian tujuan sekolah dan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam merumuskannya.
4. Jika sekolah Anda belum memiliki visi dan misi yang jelas, susunlah visi
dan misi sekolah Anda. Jelaskan pula apa yang harus Anda lakukan agar
visi dan misi itu menjadi visi dan misi komunitas sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 116


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Manajemen Sekolah
Seperti payung, pikiran hanya akan berfungsi jika terbuka

PENGANTAR

Dalam unit ini akan dibahas beberapa teori manajemen dan dikaji sejumlah
konsep dan prinsip manajemen yang utama. Dengan pemahaman yang lebih
dalam tentang hakikat manajemen dan penerapannya dalam pendidikan di
sekolah, Anda akan dapat meningkatkan peran Anda sebagai manajer
sekolah.

KONSEP MANAJEMEN

Manajemen atau pengelolaan dapat berarti bermacam-macam bergantung


pada siapa yang membicarakannya. Istilah manajemen sendiri berasal dari
kata kerja (bahasa Inggris) “manage” yang padanannya dalam bahasa
Indonesia “kelola” yang dapat berarti: menangani, mengendalikan, membuat
patuh, mengurus, mengatur, mengubah, atau melaksanakan dengan suatu
tujuan.

Semua istilah itu menunjukkan kepada kita beragam pendekatan manajemen,


yang sebagian di antaranya lebih dapat diterima dan lebih produktif
ketimbang yang lain. Hampir semua arti yang dikemukakan di atas terdengar
ofensif. Sebagai kepala sekolah, apakah Anda benar-benar ingin membuat
staf, guru, dan peserta didik menjadi penurut yang mematuhi apa saja
perkataan Anda? Tentu tidak.

Pengertian manajemen yang umumnya dapat diterima adalah proses


mencapai hasil melalui dan dengan orang lain dengan mendayagunakan
sumber daya yang tersedia secara produktif. Perlu dicatat bahwa inti
manajemen sebagai proses adalah kerja sama, bukan sekadar kerja bersama.
Dengan pengertian ini kita dapat mengacu manajemen sebagai seni atau kiat,
sebagai ilmu, sebagai organisasi, sebagai sekelompok orang, sebagai disiplin,
atau sebagai proses.

MANAJ EMEN SEKOL AH 117


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Manajemen sebagai seni (kiat). Sebagai seni atau kiat, manajemen adalah
mengenai pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas organisasi melalui dengan
sejumlah orang. Di sini tercakup penerapan teknik-teknik:

• hubungan manusia dan masyarakat


• pendelegasian wewenang sebagai penugasan untuk berbagi tanggung
jawab pelaksanaan tugas
• komunikasi yang termasuk pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan
• mengelola perubahan.
Manajemen sebagai ilmu. Di sini manajemen berkenaan dengan upaya
membangun falsafah, kaidah, teori, prinsip-prinsip, proses, prosedur, dan
praktik yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Sebagai sebuah entitas,
sekolah adalah organisasi yang seharusnya dikelola dengan prinsip-prinsip
keilmuan.
Manajemen sebagai organisasi. Sebagai organisasi, manajemen adalah
tentang pembuatan struktur formal suatu lembaga berdasarkan misi, tujuan,
target, tugas, dan fungsi tertentu. Misalnya, organisasi kesejahteraan sosial
dalam manajemen pemerintahan dapat mengacu pada pelayanan sosial,
pendidikan, dan kesehatan, sedangkan manajemen keamanan dan
pertahanan publik mengacu pada kepolisian dan militer.
Manajemen sebagai orang. Manajemen dapat dipandang sebagai orang
atau sekumpulan orang. Misalnya, seorang guru dapat mengatakan
“manajemen sekolah telah mengubah penjadwalan program pembelajaran di
pertengahan semester.” Istilah manajemen di sini dapat mengacu kepada
Anda sendiri, sebagai kepala sekolah, atau semua orang yang terlibat dalam
penyelenggaraan atau kepengurusan suatu sekolah. Organisasi sekolah
mencerminkan pembagian tugas yang dikelompokkan menjadi sejumlah
bagian atau departemen. Manajemen sekolah mencakup semua orang yang
memimpin departemen atau bagian. Dalam istilah sehari-hari kita dapat
menyebutnya sebagai pengurus.
Manajemen sebagai disiplin. Dalam pengertian ini, manajemen adalah
suatu bidang studi dengan berbagai subyek dan topik. Pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dalam manajemen dapat diperoleh melalui
pendidikan dan pelatihan atau pengalaman.
Manajemen sebagai proses. Manajemen sebagai proses mencakup fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penyeliaan, dan penilaian
(evaluasi). Proses ini juga mencakup manajemen sumber daya (manusia,
barang, dana, informasi, teknologi, dan waktu).

MANAJ EMEN SEKOL AH 118


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

FUNGSI MANAJEMEN

Berikut ini akan dibahas lima fungsi utama manajer: merencanakan,


mengorganisasikan, mengarahkan, menyelia, dan mengevaluasi. Secara
singkat sebenarnya kelima fungsi itu dapat dikelompokkan menjadi:
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kelima fungsi itu membentuk
suatu daur/lingkaran manajemen.
Perencanaan
Anda telah mempelajari bahwa tindakan pertama kepala sekolah adalah
merumuskan visi dan misi sekolah. Selanjutnya ia mengidentifikasi tujuan
dan strategi untuk mencapainya. Hasil dari proses perencanaan adalah
rencana sekolah. Rencana sekolah terdiri atas rencana kerja jangka
menengah (empat atau lima tahun) dan rencana tahunan. Kedua jenis
rencana ini harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan komite sekolah dan disahkan berlakunya oleh dinas
pendidikan setempat. Melalui proses perencanaan, kepala sekolah bertujuan
mengelola sekolah secara produktif (efektif dan efisien).
Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah upaya menata prioritas pendayagunaan sumber
daya yang tersedia. Semua tindakan dan aktivitas dijadwalkan dalam suatu
rencana tindakan. Rencana tindakan yang dijadwalkan mencakup target yang
akan dicapai.
Pengarahan
Kepala sekolah perlu mengarahkan pelaksanaan rencana. Ia perlu
menyediakan kepemimpinan dengan membagi-bagi pelaksanaan tugas di
kalangan bawahan, mendelegasikan tanggung jawab, dan memotivasi
mereka. Proses pengarahan juga mencakup pengoordinasian dan
pengendalian pasok dan penggunaan sumber daya.
Penyeliaan (suvervisi)
Manajer perlu menyelia pekerjaan yang dilakukan, untuk memastikan bahwa
semua kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar, dan jika perlu
melakukan langkah-langkah perbaikan.
Penilaian (evaluasi)

Bagian akhir daur manajemen adalah menilai hasil yang dicapai dan
membandingkannya dengan standar dan tujuan. Kinerja semua staf

MANAJ EMEN SEKOL AH 119


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

termasuk manajer perlu dinilai. Semua ini akan menghasilkan balikan atau
informasi yang diperlukan untuk penyesuaian rencana di waktu yang akan
datang.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN SEKOLAH

Prinsip adalah kebenaran yang secara umum diterima yang didasarkan atas
pengalaman dan informasi yang tersedia. Prinsip-prinsip manajemen yang
sudah dikenal luas adalah pembagian pekerjaan, kewenangan, tanggung
jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arahan, sentralisasi dan
desentralisasi, rantai komando, remunerasi pegawai, kepentingan organisasi
di atas kepentingan pribadi, persamaan/keadilan, stabilitas status
kepegawaian, inisiatif, semangat kelompok, dan rentang manajemen (rentang
kendali).

Apakah prinsip-prinsip itu relevan dengan praktik manajemen sekolah


dewasa ini di Indonesia? Adakah bukti penerapan beberapa prinsip
manajemen itu? Sebenarnya ya, tiga prinsip yang popular adalah yang
berikut: rentang manajemen, koordinasi, dan pembagian kerja.

Rentang Manajemen

Ini berarti jumlah optimum bawahan yang melapor kepada seorang atasan
yang dapat didayagunakan dan dikembangkan potensinya oleh atasan itu.
Jadi konsep ini lebih bercitra baik ketimbang istilah rentang kendali (span of
control) yang selama ini digunakan. Sering dikemukakan bahwa jumlah ini
berkisar antara lima sampai delapan orang. Satu orang tidak dapat efektif
menyelia di atas jumlah itu dan diperlukan pendelegasian tugas. Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini memungkinkan kita
memperbesar rentang manajemen.

Koordinasi

Prinsip ini menyatakan bahwa kinerja organisasi yang efektif tercapai ketika
semua orang dan sumber daya disinkronisasikan dan semua kegiatan
dilaksanakan secara terpadu dengan arahan yang jelas. Ini menyiratkan
perlunya tindakan terencana ke arah pencapaian tujuan tertentu.

Pembagian Kerja

Gagasan spesialisasi di semua jenis pekerjaan, baik manajemen maupun


teknis, dipakai secara luas. Misalnya, kita semua memiliki tanggung jawab

MANAJ EMEN SEKOL AH 120


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

untuk menyediakan pendidikan yang bermutu bagi peserta didik. Peranan


kita di tingkat yang berbeda sebagai guru, kepala sekolah, pengawas, kepala
dinas, sebenarnya didasarkan atas prinsip-prinsip pembagian kerja. Di
sekolah tentulah ada pembagian kerja yang jelas dan umumnya organisasi
pendidikan ditata ke dalam pembagian kerja yang berikut.

• Unit kerja perumusan kebijakan: membuat dan mengendalikan kebijakan.


• Unit perencanaan/pengembangan: menjabarkan kebijakan ke dalam
tindakan-kebijakan, tujuan, dan sasaran dalam kaitannya dengan sumber
daya.
• Unit pelaksanaan kebijakan.
• Unit monitoring dan evaluasi.

Pada dasarnya ada semacam universalitas dalam penerapan prinsip-prinsip


manajemen. Namun, sebaiknya kita perlu seksama dalam menerapkan
prinsip-prinsip manajemen di dunia bisnis ke dalam manajemen pendidikan.
Pendidikan memang bisnis, tetapi bisnis membangun generasi lebih baik di
masa depan, bukan bisnis meraih keuntungan komersial. Pemerintah wajib
menyediakan pendidikan dengan standar mutu yang jelas bagi semua warga
negara tanpa kecuali. Oleh sebab itu, birokrasi pendidikan tidak boleh
membebani masyarakat dengan biaya yang tidak masuk akal, utamanya
kelompok-kelompok masyarakat yang secara ekonomi kurang beruntung.

SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI

Istilah organisasi berasal dari kata organ yang berarti sesuatu yang hidup.
Mata Anda adalah organ, demikian juga telinga, mata mulut, hati, ginjal, dan
sebagainya. Semua organ ini melakukan sesuatu. Tubuh yang sehat memiliki
organ-organ yang berfungsi dengan baik. Masyarakat yang sehat memiliki
sejumlah lembaga atau organisasi yang berfungsi dan berhubungan dengan
baik satu sama lain. Masyarakat membuat organisasi untuk melakukan
pekerjaan tertentu. Dengan demikian, organisasi adalah wujud dari
pengelompokan pekerjaan dan pembagian tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam manajemen sekolah, penting agar kepala sekolah memahami bahwa


sekolahnya adalah organisasi yang memiliki tujuan tertentu. Kita dapat
mengikhtisarkan beberapa konsep organisasi dalam kaitannya dengan yang
berikut.

• Visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 121


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Fungsi organisasi: Apa yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan.


• Tanggung jawab dan tugas: Orang-orang di berbagai jabatan dalam
organisasi harus melaksanakan hal ini. Tanggung jawab dan tugas itu
berasal dari fungsi. Tanggung jawab mencakup rumusan yang luas dari
pekerjaan, sedangkan tugas adalah bagian pekerjaan harian yang timbul
dari tanggung jawab.
• Tugas: Ini adalah kegiatan-kegiatan spesifik dalam suatu pekerjaan.
• Standar: Ini menguraikan jumlah dan mutu produk (barang atau jasa)
organisasi.
• Target: Ini adalah jumlah dan mutu produk yang ingin dihasilkan
organisasi dalam waktu tertentu. Misalnya, sekolah yang dapat
menampung 105 peserta didik di kelas 1 berharap bahwa seluruhnya atau
paling tidak 90 di antaranya akan dapat menyelesaikan wajib belajar
pendidikan dasar sembilan tahun.
Anda akan menemukan lebih banyak lagi istilah mengenai manajemen dan
organisasi dalam bagian ini. Diharapkan sejauh ini Anda dapat menyadari
bahwa pemahaman konsep dan prinsip pokok manajemen dapat membantu
meningkatkan pemahaman Anda sebagai manajer sekolah.
Sebagaimana yang dikhtisarkan dalam konsep organisasi, titik tolak untuk
mengkaji apakah sekolah berfungsi baik atau tidak adalah memperjelas
tujuannya sebagai suatu organisasi. Organisasi umumnya memiliki aspek-
aspek berikut yang dinyatakan dengan jelas dan dipahami oleh semua
anggotanya dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi itu.
• Identitas organisasi: nama, logo, simbol, emblim, tanda, moto, lokasi, dan
alamat.
• Rumusan visi, misi, dan tujuan organisasi.
• Fungsi-fungsi organisasi.
• Hasil atau produk yang diharapkan.
Tanpa kejelasan hal-hal itu, sekolah Anda kemungkinan besar tidak akan
dikenal khalayak. Oleh sebab itu, jika sekolah belum memiliki salah satu atau
beberapa di antara hal itu, barangkali sudah saatnya Anda membuatnya.
Sekolah yang produktif (efektif dan efisien) sangat berpedoman pada
misinya. Kepala sekolah yang efisien mendayagunakan sumber dayanya
secara baik. Efisiensi dalam manajemen penting karena selamanya tidak
banyak tersedia sumber daya untuk setiap pekerjaan.

Kepala sekolah yang efektif dapat mewujudkan hasil yang diharapkan dari
sekolahnya. Faktor-faktor yang digunakan untuk menilai efektivitas sekolah
termasuk yang berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 122


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Banyak peserta didik yang berprestasi istimewa dalam ujian.


• Peserta didik berprestasi istimewa dalam bidang olah raga, drama, debat,
festival musik, dan sebagainya.
• Peserta didik berperilaku baik.
• Keberhasilan alumni sekolah.

Praktik manajemen Anda dapat meningkatkan produktivitas sekolah Anda


atau sebaliknya dapat juga merugikannya. Anda akan mempelajari konsep
efektivitas sekolah dan kontribusi kepala sekolah dalam beberapa bagian,
utamanya dalam bagian Pemantauan Efektivitas Sekolah.

PERANAN KEPALA SEKOLAH

Sebagai kepala sekolah, Anda memainkan sejumlah peranan yang penting.


Peranan Anda akhirnya mencakup upaya mengubah perilaku dan sikap
peserta didik. Anda perlu memahami bahwa Anda menyelesaikan pekerjaan
dengan dan melalui orang lain. Ini adalah peranan manajemen, dan fokus
utama unit ini sebegitu jauh adalah menggali hakikat praktik manajemen
yang menjelaskan peranan ini.

Peran utama lain yang dapat menggambarkan cara kepala sekolah


melaksanakan pekerjaannya mencakup yang berikut.
• Administrasi dan manajemen
• Kepemimpinan
• Supervisi (penyeliaan)
• Pembimbingan dan penyuluhan
• Agen perubahan

Kita akan membahas berbagai fungsi yang berkaitan dengan peran-peran itu
dalam unit lain dalam bagian ini. Di sini kita akan mengklarifikasi peranan
administratif dan kepemimpinan untuk menyimpulkan unit pertama dalam
bagian ini.

Administrasi dan Manajemen

Sebagian orang tidak membedakan pengertian manajemen dengan


administrasi. Manajemen dalam suatu organisasi mencakup fungsi-fungsi
sebagaimana yang sudah dikemukakan sebelumnya. Manajemen adalah
proses mencapai hasil melalui dan dengan orang lain dengan
mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara produktif. Manajemen
adalah pembuatan, pengendalian, dan pemantauan kebijakan. Sebaliknya,

MANAJ EMEN SEKOL AH 123


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

administrasi merupakan implementasi kebijakan, prosedur, peraturan yang


ditetapkan oleh manajemen. Jadi, administrasi adalah bagian pelaksanaan
dalam proses manajemen. Pengertian yang lebih sempit mengacu
administrasi sebagai hal-hal yang hanya menyangkut ketatausahaan.

Seorang kepala sekolah memainkan peranan sebagai administrator dalam


implementasi kebijakan pendidikan di suatu negara. Misalnya, Anda perlu
memahami rumusan kebijakan nasional pendidikan di Indonesia seperti yang
berikut ini.

• Kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan.


• Kebijakan peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing.
• Kebijakan penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik.
• Kebijakan lebih operasional dalam kerangka ketiga kebijakan sebelumnya,
seperti manajemen berbasis sekolah, kualifikasi dan sertifikasi guru,
standar isi dan kompetensi lulusan, standar pengelolaan pendidikan, ujian
nasional, pengangkatan guru bantu, pendidikan kecakapan hidup, bantuan
operasional sekolah, bantuan buku, dan sebagainya yang seluruhnya telah
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan.

Kepemimpinan dan Supervisi

Selain peran manajerial dan administratif, kepala sekolah memainkan peran


kepemimpinan dan suvervisi.

Kepemimpinan: Ini berkenaan dengan penggunaan pengaruh untuk


menggerakkan orang lain yang dapat mencakup antara lain wewenang
jabatan dan keahlian dalam proses manajemen sumber daya yang akan
membuahkan hasil.

Supervisi: Ini berkenaan dengan melakukan pekerjaan itu sendiri, dan


memberi arahan kepada orang lain bagaimana cara melakukannya dan
pemantauan untuk memastikan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan baik.

Perlu diingat bahwa dalam memainkan peran sebagai supervisor yang


efektif, Anda menjelaskan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan
melakukan, bagaimana cara melakukan, kapan dilakukan, dan apa
konsekuensi atas hasil pelaksanaan pekerjaan.

DIAGNOSIS MANAJEMEN SEKOLAH

Berikut adalah gambaran sekilas tentang sekolah yang salah urus.

MANAJ EMEN SEKOL AH 124


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Sekolah ini didirikan sejak dua dasawarsa yang lalu. Komite sekolah ini
yang telah terbentuk dua tahun yang lalu, tetapi tidak pernah berfungsi.
Jumlah dan kualitas guru tidak memadai; tingkat kemangkiran guru
dan staf memprihatinkan. Tingkat peserta didik yang putus sekolah
(drop-out) lumayan tinggi dan hasil ujian nasional terintegrasi ujian
sekolah sangat jelek. Keadaaan bangunan, peralatan, dan bahan
pembelajaran tidak memadai dan yang adapun tidak dirawat dengan
baik. Lingkungan sekolah kotor dan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan sekolah ini tampaknya tidak peduli.

Pelajaran utama dari kasus sederhana ini adalah jika Anda sebagai kepala
sekolah yang minta bantuan untuk mencegah atau mengatasi demam salah
urus Anda, Anda sebenarnya berada jauh di depan para kepala sekolah yang
barangkali tidak sadar atau sama sekali tidak peduli bahwa sekolahnya salah
urus. Jelaslah bahwa Anda menghargai peran Anda sebagai manajer suatu
organisasi yang diadakan untuk memberi kesempatan bagi peserta didik
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar dapat
berfungsi dengan baik di masyarakat.

Untuk menjadi kepala sekolah yang berhasil, Anda perlu memiliki


pengetahuan, keterampilan, dan sikap manajerial untuk menyelenggarakan
sekolah Anda. Kepala sekolah yang berusaha mengatasi demam salah urus
sekolahnya harus menyadari perlunya melibatkan orang lain dalam mencari
solusi terbaik. Boleh jadi salah urus itu dapat dilacak ke masalah manajerial
tertentu yang memengaruhi proses pembelajaran di sekolah atau sebab-
sebab lainnya. Jelas sekali akan banyak isu yang perlu Anda perhatikan.
Kepala sekolah yang berhasil adalah seseorang yang dapat menangani
berbagai masalah atau isu pada suatu waktu tertentu.

Daftar periksa berikut dapat Anda gunakan untuk mendiagnosis seberapa


baik kinerja Anda sebagai manajer sekolah. Hasil terbaik dari upaya
diagnosis ini akan Anda peroleh jika Anda jujur menilai diri Anda.

FUNGSI MANAJEMEN YA TIDAK


PERENCANAAN
1 Menerjemahkan kebijakan nasional pendidikan ke
dalam tujuan dan sasaran pembelajaran (belajar-
mengajar).
2 Merencanakan perolehan sumber daya belajar-
mengajar (termasuk dana) dalam jangka panjang.
3 Menyiapkan silabus sekolah, jadwal kerja, jadwal
pembelajaran dan kegiatan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 125


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

4 Menyiapkan jadwal rapat komite sekolah, dsb.


PENGORGANISASIAN
5 Menyiapkan uraian kerja yang mutakhir bagi guru dan
staf, tugas staf, dan peserta didik.
6 Menyiapkan pengangkatan staf/guru baru, seleksi dan
penugasan staf dan peserta didik yang memegang
jabatan tertentu di sekolah.
7 Menyiapkan alokasi sumber daya sekolah ke semua
kegiatan sekolah yang direncanakan.
PENGARAHAN
8 Orientasi staf/guru dan peserta didik baru dan orang
tua peserta didik.
9 Berkomunikasi secara reguler, dengan cara paling
tepat, dengan semua pihak yang berkepentingan
tentang program sekolah.
10 Mengadakan diskusi formal dan informal dengan
individu atau kelompok, termasuk guru dan peserta
didik, serta semua pihak berkepentingan tentang
semua aspek kehidupan sekolah.
SUPERVISI
11 Memastikan proses pembelajaran berjalan lancar dan
tugas-tugas peserta didik diperiksa.
12 Memeriksa pembagian kerja dan rencana pelajaran
guru.
13 Memastikan kehadiran dan ketepatan waktu staf dan
guru.
14 Melakukan penilaian kerja staf dan guru secara
lengkap dan adil.
15 Memeriksa perlengkapan untuk kelancaran
pembelajaran dan penyelenggaraan sekolah.
EVALUASI
16 Menyiapkan laporan tahunan sekolah.
17 Menganalisis hasil ujian.
18 Meninjau kinerja sekolah dalam semua kegiatan di
dalam dan di luar kelas.
19 Menyusun target baru individu, bagian, dan sekolah.
20 Menyampaikan laporan dan keadaan keuangan kepada
komite sekolah atau yayasan.

Jika skor “Ya” Anda melebihi 15/20, maka demam salah urus sekolah Anda
tidak akut. Namun, jika skor “Tidak” Anda melebihi 10/20, maka demam
salah urus memerlukan perhatian serius.

MANAJ EMEN SEKOL AH 126


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Daftar itu menunjukkan lima fungsi utama utama kepala sekolah dalam
manajemen: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, supervisi, dan
evaluasi. Meskipun berurutan, setiap fungsi berlangsung terus. Seperti yang
terlihat dalam daftar itu setiap fungsi dapat dijabarkan ke dalam beberapa
tugas. Jadi, pekerjaan kepala sekolah tidak hanya rumit tetapi juga tidak
pernah selesai.

MENGAITKAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

Semua fungsi dan tugas yang diidentifikasi dalam daftar periksa itu dapat
dimuat dalam bagan arus berikut. Penting agar Anda berpikir analitis
terhadap pekerjaan Anda. Dengan cara ini, Anda dapat yakin bahwa Anda
melakukan hal-hal yang tepat, pada waktu yang tepat, karena alasan yang
benar, dan dengan cara yang benar pula.

Dalam mengkaji bagan arus itu, Anda mungkin bertanya “Bagaimana saya
sebagai kepala sekolah merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
menyupervisi, dan mengevaluasi program, proyek, dan kegiatan di sekolah
saya?” Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada penerapan prinsip-prinsip:
• perencanaan fisik, program, proyek, dan keuangan
• hubungan manusia dan masyarakat

MANAJ EMEN SEKOL AH 127


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• teknik-teknik komunikasi dan negosisasi


• pendelegasian wewenang, fungsi, tanggung jawab, dan tugas
• pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
• manajemen perubahan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan sekolah
melalui rencana tindakan.

Semua aspek ini akan dibahas dalam unit-unit berikutnya dan dalam bagian
lain.

RINGKASAN

1. Manajemen adalah proses mencapai hasil melalui dan dengan orang lain
dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara produktif.
2. Manajemen sebagai seni (kiat) berkenaan dengan pelaksanaan fungsi dan
tugas-tugas organisasi melalui sejumlah orang. Manajemen sebagai ilmu
berkenaan dengan upaya membangun falsafah, kaidah, teori, prinsip-
prinsip, proses, prosedur, dan praktik yang dapat diterapkan dalam
berbagai situasi. Manajemen sebagai organisasi adalah tentang pembuatan
struktur formal suatu lembaga berdasarkan misi, tujuan, target, tugas, dan
fungsi tertentu. Manajemen sebagai orang sering diacu sebagai pimpinan
atau dalam istilah sehari-hari disebut pengurus. Manajemen sebagai
disiplin adalah suatu bidang studi dengan berbagai subyek dan topik.
Manajemen sebagai proses mencakup fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, penyeliaan, dan penilaian (evaluasi).
3. Prinsip rentang manajemen berarti jumlah optimum bawahan yang
melapor kepada seorang atasan yang dapat didayagunakan dan
dikembangkan potensinya oleh atasan itu.
4. Prinsip koordinasi menyatakan bahwa kinerja organisasi yang efektif
tercapai ketika semua orang dan sumber daya disinkronisasikan dan
semua kegiatan dilaksanakan secara terpadu dengan arahan yang jelas.
5. Prinsip pembagian kerja mengacu pada upaya membagi habis pekerjaan
organisasi dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing.
6. Sekolah sebagai organisasi memiliki aspek-aspek yang dinyatakan dengan
jelas dan dipahami oleh semua anggotanya dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan organisasi itu. Ini berkenaan dengan nama, logo,
simbol, emblim, tanda, moto, lokasi, dan alamat; rumusan visi, misi, dan
tujuan organisasi; fungsi-fungsi organisasi; serta hasil yang diharapkan.
7. Kepala sekolah memainkan sejumlah peranan yang penting. Anda perlu
memahami bahwa Anda menyelesaikan pekerjaan dengan dan melalui
orang lain. Ini adalah peranan manajemen, dan fokus utama unit ini

MANAJ EMEN SEKOL AH 128


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

sebegitu jauh adalah menggali hakikat praktik manajemen yang


menjelaskan peranan ini. Peran utama lain yang dapat menggambarkan
cara kepala sekolah melaksanakan pekerjaannya mencakup administrasi
dan manajemen, kepemimpinan, supervisi (penyeliaan), pembimbingan
dan penyuluhan, serta agen perubahan.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian manajemen dalam kaitannya dengan upaya mencapai


tujuan sekolah.
2. Jelaskan pengertian manajemen sebagai seni/kiat, sebagai ilmu, sebagai
organisasi, sebagai disiplin, dan sebagai proses.
3. Jelaskan kaitan antara perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam
proses manajemen sekolah.
4. Jelaskan prinsip-prinsip rentang manajemen, koordinasi, dan pembagian
kerja dalam manajemen sekolah.
5. Jelaskan peranan kepala sekolah dalam administrasi dan manajemen,
kepemimpinan, supervisi (penyeliaan), pembimbingan dan penyuluhan,
dan agen perubahan.
6. Bersama dengan mitra kerja Anda, diskusikan prinsip-prinsip manajemen
lainnya yang kemungkinan dapat Anda identifikasi dalam manajemen
sekolah. Dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen sebagai acuan,
diagnosis manajemen sekolah Anda. Minta guru dan staf Anda untuk
melakukan hal yang sama. Diskusikan temuan Anda, guru, dan staf untuk
lebih memahami informasi yang diperoleh, serta lakukan tindak lanjutnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 129


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Hubungan Manusia
dan Masyarakat
Setiap orang bisa mengkritik, mengecam, atau mengeluh,
tetapi diperlukan karakter dan pengendalian diri untuk dapat memahami dan memaafkan
Dale Carnegie

PENGANTAR

Sebagai orang yang bertanggung jawab atas sejumlah besar orang, Anda
akan yakin benar mengenai pentingnya bagi Anda untuk memahami perilaku
orang-orang dalam organisasi sekolah Anda. Faktor manusia dalam sekolah
dapat menimbulkan masalah dan kegagalan, atau dapat juga mewujudkan
keberhasilan; bergantung pada perilaku guru, peserta didik, orang tua peserta
didik, dan anggota masyarakat lainnya.

Tidak dapat diingkari bahwa sebagian keberhasilan manajemen sekolah


bergantung pada faktor ketersediaan sumber daya bahan, teknologi,
informasi, waktu, dan dana. Namun, Anda seyogianya paham bahwa
keberhasilan Anda sebagai manajer sekolah juga bergantung pada:
hubungan antara guru dan kepala sekolah, hubungan di antara para guru,
hubungan antara peserta didik dan guru, serta hubungan antara sekolah dan
masyarakat di sekitarnya.
Dalam unit ini Anda akan mempelajari hubungan yang terjadi di antara
orang-orang dan pengaruhnya atas pekerjaan Anda. Dari studi ini Anda akan
memahami bagaimana hubungan ini memengaruhi sifat dan kualitas
manajemen sekolah Anda.

HUBUNGAN MANUSIA DI TEMPAT KERJA

Pengertian Hubungan Manusia

Manusia adalah makhluk sosial. Kita semua menjadi warga masyarakat


manusia. Sehari-hari kita hidup dan bekerja bersama manusia lainnya;

MANAJ EMEN SEKOL AH 130


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

apakah itu keluarga, tetangga, teman, rekan kerja, dan sebagainya. Siapapun
mereka, kita menyadari kehadiran mereka dan berhubungan dengan mereka
melalui berbagai cara komunikasi. Dengan demikian, kita dapat mengatakan
bahwa hubungan manusia adalah bersama dengan orang lain dan
berinteraksi dengan mereka.

Sebagai kepala sekolah, pekerjaan Anda mencakup yang berikut.

• Merencanakan kegiatan sekolah.


• Mengorganisasi sumber daya yang akan digunakan yang termasuk upaya
memperoleh peralatan dan bahan yang diperlukan, menugaskan pekerjaan
yang harus dilakukan staf, menyepakati waktu pelaksanaannya, dan
memastikan bahwa pekerjaan itu memang dilakukan.
• Mempertahankan standar pendidikan yang tinggi di sekolah Anda.

Di semua tempat kerja, setiap orang harus melakukan sesuatu pekerjaan.


Kepala sekolah mengorganisasi program bagi sekolah. Ia melakukan
supervisi yang diperlukan untuk memastikan bahwa program itu
dilaksanakan. Setiap guru menyiapkan skema kerja, rencana pembelajaran,
dan catatan penugasan bagi kelas masing-masing. Selain itu, beberapa guru
mungkin mendapat tugas tambahan melakukan kegiatan di luar kelas.

Kita perlu menyadari bahwa orang lain memengaruhi pekerjaan kita dan
pekerjaan kita berdampak pada hal-hal yang dilakukan orang lain. Ini karena
semua tugas yang berbeda-beda dalam suatu organisasi saling berkaitan.
Memastikan bahwa setiap orang bekerja secara terkordinasi merupakan hal
yang penting bagi kinerja sekolah.

Tahapan Hubungan Manusia

Ketika dua orang bertemu dan berusaha membina persahabatan atau


hubungan kerja, akan terjadi tiga tahap: penjajakan, konsolidasi, dan
pemeliharaan.

Tahap penjajakan. Ini adalah langkah mencari isyarat dan informasi untuk
membentuk pendapat dan kesan tentang satu sama lain. Di sekolah, tahapan
ini perlu direncanakan dan dilakukan secara ekstensif. Simak diri Anda dan
orang-orang yang bekerja sama dengan Anda.

Tahap konsolidasi. Kesan pertama boleh jadi keliru karena informasi yang
menyesatkan. Pola perilaku berulang dapat membantu upaya mengukur
tingkat keterusterangan, keterbukaan, kejujuran, keandalan, kredibilitas, dan

MANAJ EMEN SEKOL AH 131


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

integritas seseorang. Ada gunanya bagi Anda untuk memperhatikan perilaku


peserta didik dan staf untuk membantu Anda memahami mereka.

Tahap pemeliharaan. Ini adalah tahap terbentuknya pemahaman timbal


balik berdasarkan kepercayaan dan penerimaan kebaikan dan kejelekan,
kelebihan dan kelemahan masing-masing.

HUBUNGAN MANUSIA DAN MOTIVASI

Memotivasi Staf

Sejumlah faktor dapat memengaruhi kualitas kinerja guru di sekolah. Kinerja


guru dapat dipertahankan jika:

• memperoleh kenaikan gaji


• merasa adanya jaminan kerja
• memperoleh sumber daya pokok yang diperlukan untuk mengajar
• kepala sekolah berkonsultasi dengan mereka secara teratur
• pekerjaan mereka dihargai
• sekolah ini termasuk yang baik
• mendapat tanggung jawab lebih besar
• ada kesempatan promosi dan pengembangan pribadi
• mendapat imbalan jika kerja lembur
• pendisiplinan dilakukan dengan bijaksana
• mendapat bantuan simpatik dalam mengatasi masalah.

Cara Anda memeringkat hal-hal tersebut sebagian besar cenderung


bergantung pada budaya dan konteks tempat Anda hidup dan bekerja.
Umumnya orang-orang di tempat kerja akan suka jika:

• merasa bahwa pekerjaan mereka dipandang penting—mereka tidak suka


menganggur
• mendapat pujian atas hal-hal yang telah mereka lakukan dan tidak suka
dipersalahkan – mereka takut mengakui kesalahan di depan publik
• mengetahui pendapat atasan tentang hasil kerja mereka – mereka akan
merasa termotivasi jika pengetahuan mereka mengenai suatu hal dihargai
• dimintai pendapat jika akan diadakan perubahan dalam organisasi
• memiliki atasan yang dapat mendengar dan suka menerima saran;
bersimpati dengan masalah pribadi dan memberi saran; menunjukkan
sikap adil dalam menangani masalah berkenaan dengan hubungan di
antara staf; menghormati semua pegawai, tidak jadi soal apapun posisinya

MANAJ EMEN SEKOL AH 132


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

dalam organisasi; mengatakan “terima kasih” jika pekerjaan diselesaikan


dengan baik dan juga mau mengakui kesalahan
• merasa aman dalam pekerjaan – tidak ada orang ingin bekerja di tempat
di mana mereka merasa tidak diinginkan, di tempat kerja yang
mengancam keselamatan fisik mereka, atau di mana mereka merasa
dihantui pemutusan hubungan kerja
• merasa dihargai oleh rekan kerja.

Akan menarik untuk mengetahui apakah semua faktor itu adalah hal-hal
yang memotivasi para guru di sekolah Anda untuk berkinerja di atas standar
atau sekadar bertahan pada upaya memenuhi standar. Penting Anda ingat
bahwa banyak hal yang dapat memotivasi orang, sekalipun motivasi
seseorang sangat individual dan situasional. Artinya setiap orang memiliki
kebutuhan yang tidak sama pada saat yang berbeda. Apa yang
memotivasinya hari ini, mungkin tidak demikian keesokan harinya. Namun,
pada umumnya setiap orang tidak suka diremehkan, mereka haus dengan
pujian dan penghargaan (ingat bahwa orang-orang umumnya haus dengan
penghargaan). Hal-hal kecil seperti mengucapkan salam kepada staf dan
peserta didik dengan cara yang lazim dilakukan dan syenyum tulus,
kemungkinan besar dapat mencerahkan hari mereka.

Memotivasi Peserta didik

Seperti guru mereka, peserta didik juga perlu dimotivasi. Para peserta didik
tidak mungkin termotivasi, kecuali:

• mereka merasa yakin adanya kepedulian dan perlindungan di sekolah


• masalah mereka ditangani dengan pemahaman dan keadilan
• guru menunjukkan sikap sabar dan tulus membimbing mereka
• usaha mereka di kelas dan dalam kegiatan sekolah dihargai guru dan
kepala sekolah
• orang tua mereka berkesempatan untuk mengetahui apa saja yang mereka
lakukan di sekolah.

Kita dapat menambahkan hal-hal lain dalam daftar itu. Namun, yang penting
diingat adalah banyak cara yang dapat dilakukan untuk memotivasi peserta
didik. Pemahaman tentang hakikat motivasi menunjukkan bahwa agar
peserta didik belajar, harus dipenuhi kebutuhan dasar peserta didik yang
berhubungan kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, dan merasa
memiliki, serta harga diri dan perasaan mencapai sesuatu. Kepala sekolah
dan guru dapat berusaha memastikan bahwa faktor-faktor eksternal dan
situasional, baik di dalam maupun di luar sekolah, akan mendorong peserta
didik mereka untuk belajar lebih giat.

MANAJ EMEN SEKOL AH 133


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

HUBUNGAN MANUSIA DAN KOMUNIKASI

Komunikasi dalam organisasi berfungsi seperti sistem syaraf dalam tubuh


manusia. Jika sesuatu mengganggu sistem itu maka ia tidak lagi mampu
mengoordinasikan pekerjaan bagian yang berhubungan dengan bagian-
bagian tubuh lainnya. Demikian juga halnya, jika ada yang mengganggu
hubungan komunikasi di antara orang-orang dalam suatu organisasi, maka
pekerjaan mereka akan sangat terpengaruh. Keputusan tidak akan diambil
pada waktu yang tepat. Pekerjaan tidak akan diselesaikan sebagaimana yang
diharuskan. Pekerjaan bahkan mungkin tidak dilakukan sama sekali jika
instruksi tidak dikomunikasikan atau tidak diterima.

Komunikasi pada dasarnya adalah tentang mengirim dan menerima


pesan/informasi. Hubungan yang baik antara pengirim dan penerima pesan
akan membantu memastikan terjadinya komunikasi yang efektif. Anda perlu
memeriksa apakah berlangsung komunikasi yang efektif di sekolah Anda.
Jika tidak, perlu dilakukan perubahan strategi untuk mengatasi masalah
komunikasi

Dalam kaitan ini, penting diperhatikan bahwa banyak hal yang dapat
mengganggu komunikasi di antara orang-orang di tempat kerja. Salah satu di
antaranya adalah sikap bermusuhan di kalangan pegawai. Jika kita tahu ada
rekan kerja yang bersikap negatif kepada kita, maka kita tidak akan leluasa
berkomunikasi dengannya. Mereka bahkan mungkin akan menahan
informasi tertentu yang sangat penting untuk melaksanakan tugas, yang
mungkin dilakukan agar kita gagal melakukan tugas.

Itu sebabnya penting bagi kepala sekolah untuk tidak bersikap negatif
terhadap staf. Andaipun begitu, sebaiknya tidak menunjukkan hal itu.
Sebaliknya, kepala sekolah harus dapat menciptakan lingkungan kerja di
mana semua staf dapat dengan bebas berbicara satu sama lain. Komunikasi
yang baik dan hubungan manusia yang baik berjalan berdampingan. Ini juga
harus terjadi dalam hal hubungan antara sekolah dan lingkungan
eksternalnya.

KEPALA SEKOLAH
SEBAGAI PEJABAT HUBUNGAN MASYARAKAT

Seorang pejabat hubungan masyarakat adalah juru bicara bagi suatu


organisasi. Ia menyampaikan informasi kepada publik tentang apa yang
dilakukan organisasi dan juga menyimak komentar anggota masyarakat

MANAJ EMEN SEKOL AH 134


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

tentang organisasi. Jika komentar mereka menunjukkan diperlukannya


peningkatan, perlu dilakukan tindakan untuk melakukan perubahan.
Sekolah adalah bagian dari masyarakat tempatnya berlokasi. Anggota
masyarakat umumnya, dan orang tua peserta didik khususnya,
berkepentingan dengan sekolah karena pendidikan yang disediakannya bagi
anak-anak mereka. Jelaslah bahwa kepala sekolah memainkan peran penting
sebagai pejabat hubungan masyarakat untuk membina hubungan baik
sekolah dengan masyarakat dan otoritas pendidikan. Ada beberapa cara
melakukan hal ini.
1. Kepala sekolah harus siap menemui orang tua dan anggota masyarakat
lainnya yang datang ke sekolah untuk memperoleh informasi tentang
pendidikan.
2. Kepala sekolah dan stafnya harus dapat mengorganisasi berbagai fungsi
dan seremoni yang menghadirkan orang tua peserta didik. Fungsi seperti
itu dapat mencakup yang berikut.
• Pertemuan orang tua peserta didik dan guru.
• Hari kunjungan orang tua ke sekolah.
• Hari pidato dan pemberian penghargaan.
• Pekan olah raga.
3. Kepala sekolah dan staf perlu didorong untuk berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat di lingkungan sekitar
sekolah.
4. Hubungan kerja yang baik dengan pihak-pihak yang berwenang di
birokrasi pendidikan guna memastikan bahwa masalah yang dihadapi
kepala sekolah akan didengar dengan baik dan bantuan
penanggulangannya dapat diperoleh. Hal ini pada gilirannya akan
membantu hubungan masyarakat.
Anda mungkin akan dapat mengajukan sejumlah metode lain untuk
meningkatkan hubungan dengan masyarakat. Komunikasi yang lebih baik
adalah pilihan popular, dan sekolah di beberapa tempat bahkan menerbitkan
buletin secara online di internet untuk menyebarluaskan gagasan dan
informasi sekolah. Kontribusi peserta didik dalam buletin ini dapat
meningkatkan minat mereka. Perlu diingat bahwa meskipun kepala sekolah
bertanggung jawab atas hubungan eksternal, banyak yang dapat dilakukan
jika kepala sekolah berbagi tanggung jawab dengan para stafnya.

RINGKASAN

1. Manusia adalah makhluk sosial. Sehari-hari kita hidup dan bekerja


bersama manusia lainnya; apakah itu keluarga, tetangga, teman, rekan

MANAJ EMEN SEKOL AH 135


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

kerja, dan sebagainya. Siapapun mereka, kita menyadari kehadiran mereka


dan berhubungan dengan mereka melalui berbagai cara komunikasi.
2. Keberhasilan Anda sebagai manajer sekolah bergantung juga pada
hubungan antara guru dan kepala sekolah, hubungan di antara para guru,
hubungan antara peserta didik dan guru, serta hubungan antara sekolah
dan masyarakat di sekitarnya.
3. Ketika dua orang bertemu dan berusaha membina persahabatan atau
hubungan kerja, akan terjadi tiga tahap: penjajakan, konsolidasi, dan
pemeliharaan.
4. Sejumlah faktor motivasi dapat meningkatkan kinerja guru dan staf
seperti pekerjaan mereka dihargai; mendapat tanggung jawab lebih besar;
kepala sekolah berkonsultasi dengan mereka secara teratur; sekolah ini
termasuk yang baik, serta ada kesempatan promosi dan pengembangan
pribadi.
5. Peserta didik juga perlu dimotivasi. Para peserta didik tidak mungkin
termotivasi antara laian jika mereka tidak merasa adanya kepedulian dan
perlindungan di sekolah, masalah mereka tidak ditangani dengan baik,
guru tidak menunjukkan sikap sabar dan tulus membimbing mereka,
usaha mereka di kelas dan dalam kegiatan sekolah tidak dihargai guru dan
kepala sekolah.
6. Penting bagi kepala sekolah untuk tidak bersikap negatif terhadap staf.
Kepala sekolah harus dapat menciptakan lingkungan kerja di mana semua
staf dapat dengan bebas berbicara satu sama lain. Komunikasi yang baik
dan hubungan manusia yang baik berjalan berdampingan. Ini juga harus
terjadi dalam hal hubungan antara sekolah dan lingkungan eksternalnya.
7. Kepala sekolah memainkan peran penting sebagai pejabat hubungan
masyarakat untuk membina hubungan baik sekolah dengan masyarakat
dan otoritas pendidikan. Hubungan baik ini diharapkan dapat membantu
upaya sekolah untuk meningkatkan kinerjanya.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan makna manusia adalah makhluk sosial dalam kaitannya dengan


kedudukan Anda sebagai kepala sekolah.
2. Jelaskan tahapan yang terjadi dalam hubungan antarmanusia dan jelaskan
makna pemahaman ini dalam tugas Anda sebagai kepala sekolah.
3. Jelaskan cara yang dapat Anda lakukan untuk memotivasi guru dan
peserta didik sehingga terdorong untuk berkinerja di atas standar.

MANAJ EMEN SEKOL AH 136


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

4. Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan kepala sekolah untuk membina


hubungan dengan lingkungan eksternalnya.
5. Bersama dengan para guru dan staf diskusikan hal-hal yang dapat
meningkatkan hubungan sekolah dengan warga sekolah. Selanjutnya
susunlah rencana untuk melakukan hal itu dan kemungkinan
pelaksanaannya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 137


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pendelegasian di Sekolah
Jika Anda tidak percaya kepada orang lain, pendelegasian adalah mimpi buruk Anda

PENGANTAR

Sebagai kepala sekolah, Anda diharapkan mengelola sekolah melalui


pekerjaan Anda sendiri, pekerjaan guru, staf, dan bahkan peserta didik. Anda
mungkin pernah mendengar pernyataan seperti “banyak tangan membuat
beban menjadi lebih ringan,” dan sebagainya. Anda tidak akan mampu
mencapai tujuan dan sasaran Anda jika Anda melakukan sendiri semua
pekerjaan.

Anda perlu menggunakan bakat para guru dengan memercayai dan yakin
atas kemampuan mereka. Anda tidak mendelegasikan hanya karena Anda
tidak suka melakukannya sendiri. Lebih lanjut, memanfaatkan kemampuan
anggota yang paling kritis dan tidak koperatif dapat membuat mereka
memercayai Anda serta merasa lebih termotivasi dan dibutuhkan. Dengan
melakukan hal-hal itu, Anda mendelegasikan tanggung jawab dan tugas
kepada para guru. Unit ini akan membahas proses pendelegasian lebih lanjut,
dengan mempertimbangkan kadar pentingnya dan hambatan efektivitasnya.

HAKIKAT PENDELEGASIAN

Pendelegasian adalah gejala keseharian di setiap organisasi yang dikelola


dengan baik. Pendelegasian adalah proses yang dilakukan manajer, seperti
kepala sekolah, untuk mengalihkan bagian dari wewenangnya kepada
bawahan untuk melakukan tugas dan tanggung jawab tertentu. Dengan
menugaskan pekerjaan kepada bawahan untuk melaksanakannya untuk
Anda, Anda telah mendesentralisasikan wewenang atau fungsi kantor,
membagi tugas dalam sekolah, dan mengelompokkan tugas menjadi
bagian/departemen dengan ketua masing-masing untuk lebih melancarkan
manajemen. Karena pendelegasian dapat terjadi di semua tingkat
manajemen, ketua departemen/kepala bagian mungkin juga melakukan
pendelegasian.

MANAJ EMEN SEKOL AH 138


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

PENTINGNYA PENDELEGASIAN

Anda mungkin telah mengetahui berbagai alasan untuk mendelegasikan


tugas yang Anda lakukan, termasuk hal-hal seperti peningkatan arus kerja
dan manajemen waktu Anda sendiri. Hal-hal berikut menunjukkan
pentingnya pendelegasian di sekolah.
 Di sebuah sekolah dengan peserta didik 1.000 orang dan 60 guru, kepala
sekolah tidak akan dapat mengendalikan setiap kegiatan.
 Terdapat batasan fisik dan mental terhadap kapasitas beban kerja
seseorang atau kelompok yang berwenang.
 Pendelegasian memberi kesempatan bagi kepala sekolah untuk
berkonsentrasi pada hal-hal penting lainnya.
 Pendelegasian adalah cara menyiapkan bawahan untuk memikul tanggung
jawab lebih tinggi dan lebih menantang di masa depan, sehingga ia dapat
dipandang sebagai pelatihan dan pengembangan mereka.
 Pendelegasian menimbulkan rasa percaya diri bawahan.
 Pendelegasian mendorong kerja sama dan kerja tim sehingga bawahan
merasa bagian dari keberhasilan atau kegagalan sekolah.
Pendelegasian adalah tindakan kepercayaan dan ungkapan rasa yakin atasan
kepada bawahan. Ini merupakan metode paling penting untuk menciptakan
demokrasi di sekolah. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
membuat pendelegasian menjadi efektif? Faktor-faktor itu adalah yang
berikut ini.

• Pendelegasian wewenang dengan tanggung jawab – ingat Anda tetap


bertanggung gugat atas tanggung jawab yang didelegasikan.
• Tanggung jawab yang didelegasikan haruslah jelas, spesifik, dan
dikomunikasikan dengan baik.
• Pendelegasian tanggung jawab dengan wewenang yang cukup.
Penentuan kadar pendelegasian yang tepat adalah bagian dari kiat
manajemen. Pendelegasian yang efektif berarti mendelegasikan kadar
wewenang yang tepat dan jenis tugas yang tepat pula. Selamanya akan ada
beberapa tugas yang tidak dapat didelegasikan sama sekali.

Berikut disajikan prinsip-prinsip dan prosedur pendelegasian.

 Pilih bawahan yang akan menerima pendelegasian atas dasar kemampuan


dan kemauan mereka menjalankan tanggung jawab yang didelegasikan.
 Sifat dan cakupan pekerjaan yang akan didelegasikan haruslah jelas dan
untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan.
 Tugas yang didelegasikan harus diuraikan dengan jelas.

MANAJ EMEN SEKOL AH 139


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

 Orang yang menerima pendelegasian harus mampu melaksanakan tugas


dengan sebaik-baiknya dan mau memikul tanggung jawab.
 Kerja sama, pemahaman, dan kepercayaan timbal balik antara atasan dan
bawahan merupakan hal yang sangat penting agar pendelegasian itu
berhasil.
 Diperlukan beberapa bentuk pelaporan reguler untuk menyediakan sarana
pengendalian kemajuan.
 Penghargaan atas keberhasilan pelaksanaan tugas yang didelegasikan.

HAMBATAN PENDELEGASIAN YANG EFEKTIF

Sebagian manajer enggan mendelegasikan. Mereka mungkin memilih untuk


tidak mendelegasikan tugas karena merasa lebih mampu melakukannya
dengan baik ketimbang orang lain. Mereka mungkin juga merasa akan
kehilangan banyak waktu untuk menjelaskan tugas kepada bawahan.
Perasaan seperti itu mungkin disebabkan oleh hal-hal berikut.

Kekhawatiran: Atasan tidak siap mengambil kesempatan, risiko, atau takut


bawahan akan mengecewakannya.

Kehilangan pengaruh: Jika bawahan melakukan tugas itu dengan sangat


baik, atau bahkan lebih baik ketimbang jika hal itu dilakukan sendiri oleh
atasan.

Tidak ada rencana: Hal ini mempersulit pengambilan keputusan mengenai


tugas yang akan didelegasikan, kepada siapa, dan kapan.

Sebagian bawahan enggan menerima tanggung jawab karena merasa kurang


percaya diri. Mereka ingin agar atasan yang mengambil keputusan karena
takut dimintai tanggung jawab jika tidak berhasil. Mereka mungkin juga
merasa bahwa mereka tidak mendapat insentif secukupnya, serta tidak
mendapat bimbingan dan dukungan yang cukup dari atasan. Sarana
komunikasi yang baik mungkin tidak dimiliki bawahan untuk berkonsultasi
dengan atasan jika diperlukan.

APAKAH ANDA PENDELEGASI YANG BAIK?

Seorang pendelegasi yang baik adalah seseorang yang memotivasi bawahan


untuk melaksanakan tugas dan memikul tanggung jawab yang didelegasikan
kepada mereka dengan cara berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 140


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Dengan jelas menunjukkan standar kinerja yang diharapkan, batas waktu,


dan kondisi lainnya.
• Memberikan kesempatan bagi penerima delegasi untuk melaksanakan
tugas tanpa gangguan yang tidak perlu.
• menghargai upaya yang dilakukan penerima delegasi dan menawarkan
bantuan jika diperlukan.
• Belajar menerima bahwa sebagian tugas yang didelegasikan mungkin tidak
dilaksanakan sebaik yang dilakukan sendiri oleh atasan.
• Menggunakan kesalahan untuk mengembangkan ketimbang
menertawakan bawahan. Namun, penerima delegasi perlu memastikan
bahwa kesalahan itu tidak akan membahayakan organisasi.

Tentu saja banyak tugas yang dapat didelegasikan kepala sekolah dan ada
juga yang tidak sama sekali. Sebagian besar hal itu bergantung pada
peraturan dan praktik di sekolah Anda. Namun, umumnya kepala sekolah
dapat mendelegasikan hampir semua tugas kecuali yang berikut.

• Keuangan: misalnya wewenang pengeluaran dana.


• Keputusan penerimaan peserta didik baru.
• Pengambilan keputusan akhir atas isu-isu kebijakan dan perubahan di
sekolah.
• Penugasan pekerjaan kepada wakil kepala sekolah dan guru senior.
• Berkomunikasi dengan pejabat departemen, dinas pendidikan, dan komite
sekolah.
• Perekrutan guru.
• Tanggung jawab akhir atas ujian.
• Korespondensi dan komunikasi dengan guru.

RINGKASAN

1. Pendelegasian adalah proses yang dilakukan manajer, seperti kepala


sekolah, untuk mengalihkan bagian dari wewenangnya kepada bawahan
untuk melakukan tugas dan tanggung jawab tertentu.
2. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan
pendelegasian antara lain mendelegasikan wewenang dengan tanggung
jawab yang jelas dan dikomunikasikan dengan baik.
3. Prinsip-prinsip dan prosedur pendelegasian antara lain memilih bawahan
yang akan menerima pendelegasian atas dasar kemampuan dan kemauan
mereka menjalankan tanggung jawab yang didelegasikan; sifat dan
cakupan pekerjaan yang akan didelegasikan haruslah jelas dan bagi

MANAJ EMEN SEKOL AH 141


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

kepentingan organisasi secara keseluruhan; tugas yang didelegasikan harus


diuraikan dengan jelas; serta orang yang menerima pendelegasian harus
mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan mau memikul
tanggung jawab.
4. Sebagian manajer enggan mendelegasikan. Alasannya dapat mencakup
adanya kekhawatiran timbulnya risiko atau takut bawahan akan
mengecewakannya, kekhawatiran akan kehilangan pengaruh, dan tidak
ada rencana.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian pendelegasian dan alasan perlunya Anda melakukan


pendelegasian tugas dan tanggung jawab dalam mengelola sekolah Anda.
2. Jelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan
pendelegasian. Menurut Anda di antara semua faktor itu mana yang
paling penting dan jelaskan alasan Anda.
3. Jelaskan beberapa prinsip pendelegasian yang paling perlu diperhatikan.
4. Identifikasi sebuah tugas menantang yang dapat Anda delegasikan kepada
seorang staf. Pertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas
pendelegasian itu. Setelah staf menyelesaikan pekerjaannya, minta yang
bersangkutan untuk mengutarakan perasaannya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 142


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Komunikasi dan Negosiasi


Kalau kita harus lebih banyak bicara ketimbang mendengar
kita tentunya punya dua mulut dan hanya satu telinga.
Albert Einstein

PENGANTAR

Komunikasi adalah bagian penting manajemen. Sebagian besar pekerjaan


Anda di sekolah mengharuskan adanya komunikasi, apakah itu dalam
bentuk lisan, tulisan, atau keduanya. Bahkan dapat dikatakan bahwa sebagian
waktu kerja Anda, Anda lakukan untuk berkomunikasi. Sedemikian
pentingnya komunikasi sehingga Anda perlu menguasai teknik-teknik
berkomunikasi dengan baik.

Dalam unit ini akan dibahas konsep komunikasi dan jenis-jenis komunikasi.
Kita juga akan membahas pentingnya komunikasi yang efektif bagi rapat staf
dan negosiasi.

KOMUNIKASI DI SEKOLAH

Pertimbangkan skenario berikut. Seorang guru pernah melihat iklan


lowongan kerja sebagai kepala sekolah yang dipajang di Kantor Dinas
Pendidikan. Bagian dari persyaratan pelamar adalah sebagai berikut.

Dibutuhkan seorang guru berpengalaman, yang berkualifikasi dan


bersertifikat sebagai pendidik dengan pengalaman mengajar selama sepuluh
tahun. Lebih disukai yang pernah menjadi guru senior, atau kepala
departemen, atau wakil kepala sekolah, dengan persyaratan khusus berikut.

• Dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua level manajemen


sekolah.
• Harus memiliki pengalaman substansial dan/atau pelatihan presentasi
dalam bentuk lisan dan tulisan dengan bukti kemampuan tertulis.
• Dapat menyiapkan laporan, dokumen, dan proposal pengembangan
sekolah, bernegosiasi, dan menjual gagasan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 143


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Dapat membangun dan membina hubungan kerja yang baik dengan


peserta didik, guru, orang tua, pejabat birokrasi pendidikan, dan
masyarakat.
• Harus memiliki keterampilan mengumpulkan, menganalisis, serta
menafsirkan data dan informasi mengenai sekolah.
• Harus memiliki integritas dan kredibilitas yang telah terbukti dalam
mengelola sumber daya sekolah, utamanya dana sekolah.
• Dapat memimpin rapat pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
tentang urusan sekolah, dan sebagainya.
Menurut Anda apa yang diinformasikan kepada guru itu tentang pekerjaan
dan kemampuan yang diperlukan? Pelajaran yang dapat dipetik dari iklan itu
adalah pentingnya kepala sekolah memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan baik. Sesungguhnya kemampuan berkomunikasi dapat dipandang
sebagai hal yang sangat penting bagi pengembangan dan pertumbuhan karier
seseorang.

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi/pesan di antara pengirim


dan peneriman pesan/informasi dengan tujuan tertentu. Di sekolah,
komunikasi yang terjadi dapat berupa perbincangan informal antarguru dan
seterusnya. Dapat juga berlangsung secara formal melalui penyampaian
informasi kegiatan, peristiwa, keputusan, dan tugas yang dapat memengaruhi
individu atau kelompok – guru, peserta didik, orang tua peserta didik, staf
administratif, tamu yang berkunjung ke sekolah, dan lain-lain. Komunikasi
juga dapat berupa berbagi pendapat dan gagasan secara bebas dan terbuka,
menyimak pandangan orang lain, serta mendorong orang untuk menemukan
informasi dan meminta saran.
Orang yang dapat berkomunikasi dengan baik adalah orang yang mampu
mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan dengan menggunakan bahasa
tulisan, lisan, dan gerakan tubuh. Ini dilakukan untuk menyampaikan pesan
dan memastikan bahwa pesan itu dipahami dengan baik.

PROSES KOMUNIKASI

Proses komunikasi mencakup yang berikut.

• Sumber pesan: pengirim pesan: penulis atau pembicara.


• Format pesan dan metode penyampaian pesan: surat, memo, laporan,
pidato, bagan, gambar, dan sebagainya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 144


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Faktor waktu: pesan memerlukan waktu untuk sampai ke tujuan.


• Penerima pesan: melihat, mendengar, merasakan, membayangkan, dan
seterusnya.
• Balikan: informasi/pesan dari penerima untuk menunjukkan bahwa
komunikasi telah terjadi.

Di setiap langkah dalam proses komunikasi dapat terjadi hambatan, dan


masalah mungkin timbul terhadap penafsiran pesan. Ini dapat terjadi karena
perbedaan persepsi tentang apa yang terjadi serta pengaruh sikap, opini, dan
emosi. Balikan berfungsi sebagai sarana yang menunjukkan ada tidaknya
salah tafsir pesan/informasi. Dengan demikian, tanpa balikan komunikasi
tidak dapat dikatakan sebagai sebuah proses.

JENIS-JENIS KOMUNIKASI

Komunikasi dapat berlangsung secara lisan, tulisan dan peraga visual lain,
serta bahasa tubuh; misalnya ekspresi wajah, gerak tubuh, nada suara, dan
sebagainya. Keseluruhan cara itu dapat berlangsung dalam konteks yang
berbeda, misalnya yang berikut.

Komunikasi informal: dengan kata-kata melalui mulut atau melalui telepon


atau internet, pembicaraan dalam undangan sunatan atau pernikahan, diskusi
ketika rehat, pembicaraan pribadi atau konfidensial, gerak tubuh, kesan
pribadi, dan nada suara yang terdengar untuk menguatkan komunikasi.

Komunikasi formal: yang mencakup misalnya surat dinas, memo internal,


surat, buletin sekolah, dan rapat staf.

ESENSI KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Ketika berkomunikasi, yaitu ketika menyampaikan pesan atau informasi atau


memberikan instruksi atau perintah kepada staf; pedoman berikut dapat
dipertimbangkan.

• Perjelas tujuan Anda: apa yang ingin Anda capai? (memberitahu,


memuji, mendisiplinkan, dan sebagainya).
• Mengetahui penerima informasi: (misalnya guru/peserta didik yang
malas) dan alasan berkomunikasi (misalnya, hasil ujian yang jelek).
• Merumuskan pesan: jelas, spesifik, dan dapat dipahami dengan
menggunakan kalimat-kalimat pendek dalam bahasa yang tidak rumit.

MANAJ EMEN SEKOL AH 145


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Singkat dan padat: jangan cakupkan informasi yang tidak perlu.


• Jangan terlalu singkat: pesan harus mencakup pertanyaan seperti
mengapa, siapa, apa, di mana, dan kapan.
• Cara terbaik berkomunikasi: ini sama pentingnya dengan isi yang akan
disampaikan, misalnya, apakah lisan tidak lebih baik ketimbang tulisan,
formal atau informal?
• Perhatikan: sikap, perilaku, komunikasi non-verbal, gerak tubuh, dan
ekspresi wajah Anda.
• Perasaan positif: ingat bahwa perasaan positif mengilhami guru, staf,
dan peserta didik untuk menunjukkan sikap positif.
• Jadilah diri Anda sendiri: melalui pesan Anda tunjukkan bahwa Anda
menghormati, memercayai, menerima guru dan staf, serta mau membantu
dan mendengarkan mereka.
• Antusias dan mengilhami: mereka yang berkomunikasi dengan Anda.
• Menyimak dengan seksama: komunikator yang baik haruslah menjadi
pendengar yang baik.
• Gunakan balikan efektif: komunikasi adalah proses dua arah, sehingga
selalu ajukan pertanyaan untuk memastikan apakah pesan Anda telah atau
belum dipahami.

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN RAPAT STAF

Rapat staf merupakan sarana komunikasi antara kepala sekolah dan guru
tentang berbagai urusan penyelenggaraan sekolah. Rapat yang efektif
bergantung antara lain pada adanya komunikasi yang baik. Kepala sekolah
yang berkomunikasi secara efektif dapat menciptakan suasana saling
memercayai. Ini sangat penting agar anggota masyarakat sekolah merasa
nyaman dan cukup percaya diri untuk berkomunikasi secara terbuka dalam
rapat staf dan dalam berbagai bentuk komunikasi lainnya.

Berikut ini ditinjau beberapa hal praktis mengenai rapat staf.

Undangan Rapat

Undangan rapat (tertulis) perlu menunjukkan tanggal, waktu, tempat, dan


tujuan/agenda rapat, siapa saja yang diundang dan ditandatangani oleh
kepala sekolah atau orang lain yang mengatasnamakannya. Surat ini
setidaknya dikirim satu minggu sebelum berlangsungnya rapat agar guru
dapat menyiapkan informasi yang akan dibahas dalam rapat itu. Namun,
rapat staf yang bersifat segera atau mendadak dapat berlangsung setiap saat.
Rapat yang diadakan seyogianya tidak mengganggu jadwal kerja staf.

MANAJ EMEN SEKOL AH 146


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Notulen Rapat

Notulen rapat adalah dokumen tertulis mengenai hal-hal yang dibahas,


dicatat, dan disepakati atau yang tidak disepakati dalam rapat. Ada sekolah
yang menomori hal-hal yang dibahas dalam rapat staf. Misalnya, ada
cantuman angka BM/2/07 pada suatu pernyataan yang berarti butir masalah
(BM) itu telah dua kali dibahas dalam tahun 2007, dan seterusnya
bergantung pada kebiasaan yang dilakukan dalam pencatatan dokumen di
sekolah masing-masing.
Notulen rapat staf biasanya mencakup yang berikut:
• Judul (topik yang dibahas), tanggal, waktu, dan tempat rapat.
• Daftar peserta yang hadir berikut alasan ketidakhadiran.
• Pembukaan rapat/penerimaan agenda rapat.
• Pengumuman.
• Konfirmasi dan hal-hal yang muncul dari rapat sebelumnya.
• Urusan/agenda baru dan urusan lainnya.

Merencanakan Rapat Staf

Penting bagi Anda untuk merencanakan rapat untuk mencapai kesepakatan,


memecahkan masalah, menerima laporan tindakan yang dilakukan, dan
menyusun rencana tindakan. Anda mungkin mengalami kesulitan untuk
memprioritaskan hal-hal yang harus dilakukan. Anda juga mungkin
mempersoalkan apakah hal-hal itu benar-benar memerlukan perhatian di
sekolah Anda.

Boleh jadi sebagian di antaranya perlu dibahas dalam rapat yang


menyertakan semua anggota sekolah Anda dan perlu ditangani satu per satu.
Berkonsultasi dengan staf tertentu mungkin diperlukan sebelum
mengadakan rapat. Persiapan seperti itu dapat menghemat waktu rapat
dengan menghindari diskusi bertele-tele dalam rapat, dan juga dapat
mengantisipasi kemungkinan timbulnya kesulitan. Hal ini juga menunjukkan
pentingnya komunikasi yang baik di sekolah. Komunikasi yang efektif sangat
membantu memastikan terselenggaranya rapat staf yang produktif. Hal ini
merupakan fitur utama negosiasi yang akan dibahas secara singkat dalam
bagian akhir unit ini.

HAMBATAN KOMUNIKASI

Kepala sekolah harus berhati-hati dalam berkomunikasi karena adanya


sejumlah hambatan. Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang

MANAJ EMEN SEKOL AH 147


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

menimbulkan gangguan komunikasi sehingga tujuan komunikasi tidak


tercapai. Hambatan dalam berkomunikasi dapat terjadi di semua tahapan
komunikasi. Andaipun penerima menerima pesan yang disampaikan dan
berusaha keras untuk memahaminya, ada beberapa hambatan yang
menghalangi upayanya.

Pada dasarnya semua hambatan itu dapat terjadi karena distorsi,


penghilangan sebagian isi informasi, terlalu banyak informasi, waktu,
penerimaan pesan, dan hambatan fisik.

Distorsi

Distorsi terjadi jika pesan atau informasi yang disampaikan berubah


maksudnya ketika bergerak melalui saluran informasi dari pengirim kepada
penerima. Sebab terjadinya distorsi antara lain meliputi hal-hal berikut.

• Perbedaan acuan, pengetahuan, atau kepentingan antara pengirim


dan penerima.
• Ketidaktepatan bahasa yang digunakan. Contoh yang paling
sederhana adalah penggunaan istilah-istilah khusus (jargon) atau teknis
yang tidak dipahami orang lain.
• Kesalahan menafsirkan pesan. Kesalahan ini banyak terjadi karena
pesan yang disampaikan tidak jelas atau bertentangan satu sama lain.
• Keharusan untuk memadatkan isi pesan. Pemadatan isi pesan karena
terlalu panjang dapat menimbulkan perubahan makna.
• Jarak sosial atau status antara pengirim dan penerima. Jarak sosial
atau status dapat menimbulkan distorsi karena sedikitnya balikan.

Penghilangan Sebagian Isi Informasi

Hambatan ini terjadi jika hanya sebagian isi pesan yang sampai kepada
penerima. Hambatan ini terjadi apakah karena pengirim pesan dengan
sengaja atau tidak sengaja telah menyaring isi pesannya, atau karena pengirim
pesan tidak dapat menangkap seluruh pesan dan menyampaikan sebagian
saja.

Terlalu Banyak Informasi

Kepala sekolah sering menerima terlalu banyak informasi sehingga sulit


memutuskan mana saja informasi yang diterimanya benar-benar penting.
Kepala sekolah mengalami masalah ini jika bawahan mereka menyampaikan
semua informasi tanpa menyaringnya terlebih dulu. Akibatnya mereka tidak

MANAJ EMEN SEKOL AH 148


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

dapat mengidentifikasi hal-hal penting tepat pada waktunya dan terlambat


mengambil tindakan yang harus dilakukan.

Penentuan Waktu

Faktor penting bagi efektivitas komunikasi adalah ketepatan waktu. Karena


pesan ditujukan untuk mendorong adanya tindakan, penting artinya
menyampaikan pesan tepat pada waktunya agar memperoleh perhatian.

Penerimaan Pesan

Jika guru atau staf menolak menerima suatu pesan, apakah karena merasa
tidak benar atau disampaikan oleh orang yang tidak berwenang, sukar
mengharapkan bahwa pesan itu akan diterima atau dilaksanakan dengan
baik.

Hambatan Fisik

Hambatan fisik adalah gangguan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan


tempat komunikasi berlangsung. Gangguan yang sering terjadi adalah suara
ribut yang pada saat tertentu menyebabkan terganggunya kejelasan informasi
yang diterima. Hambatan fisik lainnya adalah jarak fisik di antara orang yang
berkomunikasi. Kita biasanya mengetahui adanya gangguan seperti ini dan
berusaha menanggulanginya.

KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI

Komunikasi di sekolah, atau komunikasi antara sekolah dan lingkungannya,


adakalanya mungkin tidak berjalan baik. Negosiasi yang hati-hati dapat
memperbaiki situasinya. Misalnya, jika karena alasan tertentu kepala sekolah
dipermasalahkan dalam manajemen keuangan sekolah, maka hal itu akan
merupakan urusan negosiasi antara kepala sekolah dan pihak-pihak berikut.
• Peserta didik dan orang tua mereka dengan menggunakan komite sekolah
sebagai sarana negosiasi.
• Para guru dengan menggunakan guru senior dan dewan pendidik mata
pelajaran.
• Pengawas dan pejabat dinas pendidikan melalui kegiatan pendidikan dan
profesional serta persatuan guru.

Negosiasi telah didefinisikan sebagai komunikasi bolak-balik yang dirancang


untuk mencapai kesepakatan, jika terdapat dua atau lebih kepentingan yang

MANAJ EMEN SEKOL AH 149


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

saling bertentangan. Orang-orang yang terlibat dalam proses negosiasi


memerlukan yang berikut.

• Data dan informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan mutakhir.


• Penyajian data dan informasi yang baik dan tepat waktu.
• Partisipasi dan keterlibatan pihak-pihak yang masalahnya memengaruhi
mereka secara langsung.
• Kesempatan bagi semua pihak untuk menyajikan alasan mereka.
• Kemungkinan untuk berkonsultasi lebih lanjut atas hal-hal yang masih
meragukan.

Di sekolah yang proses negosiasinya berlangsung efektif, para peserta didik,


guru, orang tua, dan semua anggota masyarakat sekolah terlihat tertib,
berdisiplin, dan bertanggung jawab. Semua pihak merasa hal-hal yang
menimbulkan masalah dapat diidentifikasi dan dinegosiasikan secara terbuka
dan bermartabat. Dalam suasana sekolah seperti ini, semua pihak saling
memercayai, menghargai, dan membantu.

Singkatnya, untuk menjadi komunikator dan negosiatior yang efektif sebagai


kepala sekolah, Anda perlu mengingat yang berikut.

1 Sering bertemu dan berbicara dengan peserta didik, guru, dan orang tua
peserta didik. Buat mereka melihat sikap positif Anda dan usahakan agar
mereka mengenal Anda dengan baik.
2 Usahakan menciptakan komunikasi dua arah untuk meningkatkan
pemahaman dan penjelasan atas tindakan yang dilakukan.
3 Usahakan agar masyarakat sekolah berbicara dengan Anda dan dengarkan
mereka dengan sabar dan penuh perhatian. Usahakan mengenal mereka
secara individual dan sebagai kelompok serta upayakan untuk memuji
mereka jika memang perlu dan sampaikan pujian dengan tulus.

RINGKASAN

1. Kepala sekolah mengoordinasikan sistem kerjanya dengan


berkomunikasi. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan baik karena merupakan hal yang
sangat penting bagi keberhasilannya sebagai kepala sekolah.
2. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi/pesan di antara pengirim
dan peneriman pesan/informasi dengan tujuan tertentu. Proses
komunikasi mencakup unsur pengirim pesan, format dan isi pesan,

MANAJ EMEN SEKOL AH 150


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

waktu, penerima pesan, serta balikan. Tanpa balikan, komunikasi tidak


dapat dikatakan sebagai sebuah proses.
3. Komunikasi dapat berlangsung dengan cara lisan, tulisan dan peraga
visual lain, serta bahasa tubuh; misalnya ekspresi wajah, gerak tubuh, nada
suara, dan sebagainya. Komunikasi dapat berlangsung secara formal dan
informal.
4. Ketika berkomunikasi, yaitu ketika menyampaikan pesan atau informasi
atau memberikan instruksi atau perintah kepada staf, Anda antara lain
perlu memperjelas tujuan Anda; mengetahui penerima informasi;
merumuskan pesan dengan jelas, singkat, dan padat; menggunakan cara
berkomunikasi yang tepat; memperhatikan perilaku penerima pesan;
antusias dan mengilhami; serta menyimak dengan seksama.
5. Rapat yang efektif bergantung antara lain pada adanya komunikasi yang
baik. Kepala sekolah yang berkomunikasi secara efektif dapat
menciptakan suasana saling memercayai. Ini sangat penting agar anggota
masyarakat sekolah merasa nyaman dan cukup percaya diri untuk
berkomunikasi secara terbuka dalam rapat staf dan dalam berbagai bentuk
komunikasi lainnya.
6. Rapat harus direncanakan dengan seksama, dilaksanakan dengan baik
dengan memperhatikan undangan rapat yang jelas, dan membuat notulen
rapat yang lengkap. Perlu dipikirkan benar apakah rapat memang Anda
perlukan atau ada cara lain yang lebih produktif.
7. Komunikasi dapat terhambat sehingga hasilnya tidak baik. Pada dasarnya
semua hambatan itu dapat terjadi karena distorsi, penghilangan sebagian
isi informasi, terlalu banyak informasi, waktu, penerimaan pesan, dan
hambatan fisik.
8. Negosiasi adalah komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai
kesepakatan, jika terdapat dua atau lebih kepentingan yang saling
bertentangan. Orang-orang yang terlibat dalam proses negosiasi antara
lain memerlukan data dan informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan
mutakhir; penyajian data dan informasi yang baik dan tepat waktu;
partisipasi dan keterlibatan pihak-pihak yang masalahnya memengaruhi
mereka secara langsung, serta kesempatan bagi semua pihak untuk
menyajikan alasan mereka.
9. Untuk menjadi komunikator dan negosiatior yang efektif sebagai kepala
sekolah, Anda antara lain perlu sering bertemu dan berbicara dengan
peserta didik, guru, dan orang tua peserta didik. Upayakan agar mereka
melihat sikap positif Anda dan usahakan agar mereka mengenal Anda
dengan baik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 151


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian komunikasi dan unsur-unsurnya.


2. Jelaskan mengapa kemampuan berkomunikasi sangat penting dimiliki
kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya.
3. Jelaskan cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk berkomunikasi, baik
secara formal maupun secara informal.
4. Jelaskan hal-hal yang harus Anda perhatikan ketika berkomunikasi.
5. Jelaskan hal-hal yang harus Anda perhatikan agar dapat membuat rapat-
rapat yang Anda adakan produktif.
6. Jelaskan hal-hal yang dapat menghambat komunikasi Anda.
7. Jelaskan pengertian negosiasi dan hal-hal yang perlu Anda perhatikan
untuk dapat bernegosiasi secara efektif.
8. Bersama mitra kerja Anda, diskusikan efektivitas rapat yang belum lama
ini Anda lakukan. Kemudian buatlah rencana untuk mengadakan rapat
berikutnya berkenaan dengan upaya meningkatkan kinerja manajemen
sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 152


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pengambilan Keputusan
dan Pemecahan Masalah
Dalam setiap situasi pengambilan keputusan, yang terbaik Anda lakukan adalah melakukan
yang benar, yang mendekati baik adalah melakukan yang salah,
dan yang terburuk adalah tidak melakukan apapun.
Theodore Rosevelt

PENGANTAR

Unit ini berfokus pada dua fungsi pokok manajemen dengan mengenalkan
konsep pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Setiap kepala
sekolah menghadapi berbagai situasi di sekolah yang mengharuskannya
mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Adakalanya dalam situasi
seperti itu, keputusan harus segera diambil atau ada masalah sangat
mendesak untuk ditanggulangi. Kepala sekolah yang tidak kompeten dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah akan tampak ragu-ragu dan
kebingungan. Keraguan atau kebingungan ini dapat berakibat fatal ketika
masalah yang dihadapi atau keputusan yang harus diambil sangat mendesak.
Kepala sekolah, misalnya, harus mengambil keputusan ketika mereka
mendelegasikan pekerjaan atau tanggung jawab kepada staf dan ketika
mereka berkomunikasi dengan atasan atau rekan kerja di tempat kerja.
Kepala sekolah juga harus dapat memecahkan masalah ketika, misalnya,
menghadapi situasi kekerasan yang dilakukan guru kepada murid atau rekan
kerjanya. Persoalan-persoalan seperti itu dan banyak masalah lainnya
merupakan situasi yang tidak asing dalam pekerjaan kepala sekolah.
Keputusan diambil di semua tingkat untuk memecahkan masalah dan
berdampak pada pencapaian tujuan dan sasaran sekolah. Krisis dapat timbul
jika tidak diambil keputusan. Pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah berjalan seiring dan keduanya sangat penting dalam semua aspek
manajemen sekolah. Itu sebabnya kompetensi di bidang ini sangat penting
bagi kepala sekolah. Kepala sekolah yang mumpuni dalam mengambil
keputusan dan memecahkan masalah adalah aset penting bagi sekolahnya
dan mungkin juga bagi gugus sekolahnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 153


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


DAN PEMECAHAN MASALAH

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses mengidentifikasi dan memilih arah


tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Ini adalah proses
pengalokasian dan pendayagunaan sumber daya organisasi yang dipadukan
untuk melakukan tindakan mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah adalah upaya mencari solusi atas masalah yang timbul
dalam organisasi. Proses pemecahan masalah menghasilkan rumusan
keputusan yang bertujuan menanggulangi masalah yang ada. Proses
pemecahan masalah mencakup enam unsur utama yang berikut.

• Mengetahui adanya masalah.


• Menganalisis masalah untuk menemukan sumbernya.
• Mengidentifikasi alternatif solusi.
• Memilih alternatif terbaik.
• Melaksanakan solusi yang dipilih.
• Mengevaluasi efektivitasnya.

JENIS DAN TINGKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Umumnya orang membedakan dua jenis keputusan. Kedua jenis keputusan


itu adalah keputusan rutin dan keputusan inovatif.

Keputusan Rutin

Keputusan rutin berkenaan dengan prosedur operasional dan diambil


melalui pengetahuan menyeluruh tentang peraturan dan kebijakan
organisasi. Misalnya, adalah hal yang rutin jika Anda memutuskan jadwal
tugas mingguan bagi guru. Dalam manual penyelenggaraan sekolah, kepala
sekolah tentu memiliki pedoman tentang cara mengambil keputusan rutin.

Keputusan Inovatif

Ini adalah keputusan yang diambil yang berkenaan dengan hal-hal yang
sifatnya inovatif atau unik (tidak rutin). Keputusan seperti ini jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan keputusan rutin yang harus diambil kepala

MANAJ EMEN SEKOL AH 154


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

sekolah. Keputusan seperti ini di luar prosedur pengambilan keputusan


rutin.

Berdasarkan tingkatnya, ada keputusan kebijakan dan keputusan operasional


Ini adalah jenis keputusan berdasarkan tingkat kewenangan pejabat yang
berwenang melakukannya.

Keputusan Kebijakan

Keputusan ini diambil pada tingkat manajemen yang lebih tinggi seperti
keputusan dari Kementerian Pendidikan Nasional. Ini adalah keputusan
yang mengatur hal-hal seperti pembaruan pendidikan yang berlaku di
seluruh negara, seperti kurikulum tingkat satuan pendidikan, pelatihan calon
kepala sekolah, sertifikasi guru/kepala sekolah, penilaian kinerja kepala
sekolah, pengangkatan dan penempatan guru bantu, penerapan manajemen
berbasis sekolah, penetapan buku pelajaran, bantuan operasional sekolah,
ujian nasional terintegrasi ujian sekolah, dan sebagainya.
Keputusan operasional
Keputusan ini diambil di tingkat sekolah oleh kepala sekolah, peserta didik,
dan orang tua peserta didik. Anda melaksanakan keputusan kebijakan dalam
kerangka kondisi sekolah Anda.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI SEKOLAH

Terdapat banyak faktor di sekolah yang dapat berkontribusi bagi


pengambilan keputusan yang efektif oleh kepala sekolah.
Pengambilan keputusan dapat melibatkan berbagai tingkat partisipasi. Hal
ini kebanyakan akan bergantung pada sifat bidang keputusan, gaya
manajemen dan kepemimpinan Anda, serta kemampuan dan kemauan orang
untuk berpartisipasi. Pendapat yang mendukung partisipasi lebih besar
antara lain timbulnya rasa memiliki pada mereka yang terlibat dalam
pengambilan keputusan dan ketika keputusan itu dilaksanakan. Selain itu,
partisipasi juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya konflik.
Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh sejumlah dimensi organisasi,
politik, dan pribadi. Sebagai contoh:

• Peran kepala sekolah, guru, dan staf di sekolah: perilaku,


kepribadian, dan gaya individu dapat memengaruhi proses pengambilan
keputusan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 155


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• Peran pejabat dinas pendidikan, anggota yayasan, komite sekolah,


dan orang tua peserta didik: apa saja keputusan yang dapat mereka
ambil dan bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan kepala sekolah?

Ciri keputusan yang efektif antara lain adalah bahwa keputusan itu
diperlukan dan tepat waktu, serta sesuai dengan tugas dan situasi yang
dihadapi. Keputusan itu juga seyogianya dapat dilaksanakan, dapat diterima,
dan dikomunikasikan dengan jelas kepada pihak yang harus melaksanakan.
Soal penerimaan keputusan dapat menjadi masalah dan kepala sekolah
mungkin perlu melakukan upaya yang cukup untuk memengaruhi staf
mengenai diperlukannya keputusan itu.

Keputusan yang baik idealnya memenuhi berbagai kepentingan yang


berbeda – kepentingan kepala sekolah sendiri, kepentingan staf, tugas, dan
situasi. Kemungkinan konflik kepentingan selamanya dapat muncul.

Anda mungkin mengalami kesulitan menguraikan proses pengambilan


keputusan yang Anda lakukan dalam kaitannya dengan tahapan rasional
pemecahan masalah yang disarankan dalam unit ini. Seperti Anda tahu
prosesnya dimulai dengan menyadari adanya masalah sampai mengevaluasi
efektivtas keputusan Anda. Keputusan jarang sekali benar-benar rasional
karena begitu kompleks dan beragamnya variabel yang terlibat. Ini disebut
dengan keterbatasan rasional.

RINGKASAN

1. Pengambilan keputusan adalah proses mengidentifikasi dan memilih arah


tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Ini adalah
proses pengalokasian dan pendayagunaan sumber daya organisasi yang
dipadukan untuk melakukan tindakan mencapai tujuan dan sasaran
organisasi.
2. Pemecahan masalah adalah upaya mencari solusi atas masalah yang
timbul dalam organisasi. Proses pemecahan masalah menghasilkan
rumusan keputusan yang bertujuan menanggulangi masalah yang ada.
Proses pemecahan masalah mencakup mengetahui adanya masalah,
menganalisis masalah untuk menemukan sumbernya, mengidentifikasi
alternatif solusi, memilih alternatif terbaik, melaksanakan solusi yang
dipilih, dan mengevaluasi efektivitasnya.
3. Umumnya dibedakan dua jenis keputusan. Kedua jenis keputusan itu
adalah keputusan rutin dan keputusan inovatif. Keputusan rutin
berkenaan dengan prosedur operasional dan diambil melalui pengetahuan

MANAJ EMEN SEKOL AH 156


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

menyeluruh tentang aturan, peraturan, dan kebijakan organisasi.


Keputusan inovatif adalah keputusan yang diambil yang berkenaan
dengan hal-hal yang sifatnya inovatif atau unik (tidak rutin). Selain itu
terdapat keputusan kebijakan dan keputusan operasional. Keputusan
kebijakan diambil pada tingkat manajemen yang lebih tinggi seperti
keputusan dari Kementerian Pendidikan Nasional. Keputusan
operasional diambil di tingkat sekolah oleh kepala sekolah, guru, dan
orang tua peserta didik.
4. Pengambilan keputusan di sekolah dapat dipengaruhi oleh sejumlah
dimensi organisasi, politik, dan pribadi. Ciri keputusan yang efektif antara
lain adalah bahwa keputusan itu diperlukan dan tepat waktu serta sesuai
dengan tugas dan situasi yang dihadapi. Keputusan itu juga seyogianya
dapat dilaksanakan, dapat diterima, dan dikomunikasikan dengan jelas
kepada pihak yang harus melaksanakan.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.


2. Jelaskan jenis-jenis keputusan dan jelaskan pula contoh keputusan yang
diambil kepala sekolah pada tingkat sekolah.
3. Jelaskan ciri-ciri keputusan yang efektif.
4. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi masalah penting yang terjadi di
sekolah Anda yang mengharuskan adanya pengambilan keputusan yang
segera.

MANAJ EMEN SEKOL AH 157


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Manajemen Perubahan
Jika Anda yakin pada sesuatu hal baik yang akan Anda lakukan, lakukanlah hal itu dengan
tekad. Keajaiban akan menyertai kebulatan tekad
Anthony D. Souza

PENGANTAR

Kepala sekolah sekarang menghadapi banyak tantangan. Tantangan ini


muncul dari beragam sumber yang sebagian di antaranya kemungkinan besar
di luar kendali manajemen sekolah. Tantangan itu misalnya penerimaan
peserta didik dengan latar belakang budaya serta kondisi fisik, status sosial,
dan ekonomi yang berbeda; sumber daya sekolah yang terbatas;
penyelenggaraan kurikulum yang kreatif, makin banyaknya peserta didik dan
guru yang bermasalah disiplin; kualifikasi guru yang kurang pas dengan
kebutuhan; pelaksanaan kebijakan pemerintah, prosedur dan praktik baru
penyelenggaraan sekolah; lingkungan eksternal sekolah yang tidak kondusif;
dan sebagainya.

Pada dasarnya perubahan menuntut kesabaran, kegigihan, stabilitas emosi,


pengendalian diri oleh semua anggota di lingkungan sekolah – peserta didik,
guru, staf administrasi, orang tua peserta didik, pejabat pemerintah, dan
masyarakat luas. Dalam unit ini akan dibahas beberapa aspek proses
perubahan. Selain itu, akan dibahas pula cara yang dapat Anda lakukan
untuk meningkatkan manajemen perubahan di sekolah Anda.

HAKIKAT PERUBAHAN

Dalam pengantar unit ini telah dikemukakan sejumlah sumber atau tekanan
perubahan dan jenis perubahan yang terjadi. Ini mencakup perubahan dalam
penerimaan peserta didik, kurikulum, serta pembaruan struktur dan
teknologi pendidikan. Perubahan dapat berasal dari luar atau merupakan
inisiatif sekolah sendiri. Sekalipun kita semua tahu segalanya berubah dan
yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri, tanggapan terhadap
perubahan mungkin berbeda-beda. Misalnya:

MANAJ EMEN SEKOL AH 158


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

• kebiasaan lama sukar berubah, sudah tradisi


• waktu sulit tidak langgeng, tetapi orang-orang yang bebal bertahan lama
• ketika guncangan makin hebat, mereka yang bebal makin beraksi.
Perubahan dapat digambarkan dengan pernyataan berikut.
• Peralihan dari posisi lama ke posisi baru.
• Transformasi bentuk lama ke bentuk baru.
• Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain.
• Penggantian suatu hal dengan sesuatu yang lain.
• Perubahan sesuatu.
• Peningkatan/penurunan pangkat/pemindahan.
• Pemisahan/pembagian/kehilangan bagian-bagian dari kesatuannya.
• Mutasi/evolusi/pertumbuhan makhluk hidup.
• Perubahan aliansi/persekutuan/loyalitas dan kendali.
Kata kuncinya adalah perubahan dari apa yang kemarin menjadi apa yang
sekarang dan itu seringkali tidak menyenangkan. Perubahan boleh jadi
bersifat sementara yang nantinya akan mungkin kembali ke asal semula.
Perubahan boleh jadi juga permanen yang tidak mungkin dibalikkan arahnya
ke posisi semula. Misalnya, proses penuaan makhluk hidup adalah sesuatu
yang tidak dapat dibalik, seperti halnya berlalunya waktu.

Perubahan yang berlangsung dalam dunia pendidikan seringkali


direncanakan dan dengan sengaja dilakukan untuk menghasilkan
peningkatan atau perbaikan – yang disebut inovasi. Kepala sekolah
memainkan peran penting dalam manajemen perubahan dan inovasi.

PERAN KEPALA SEKOLAH


DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN

Sebagai kepala sekolah, Anda diharapkan memengaruhi hasil yang timbul


dari perubahan. Anda tidak boleh menunggu untuk menerima saja dampak
atau konsekuensi perubahan. Anda diharapkan mengelola perubahan.
Kepala sekolah yang hanya menunggu, akhirnya akan menerima sesuatu
yang telah usang.

Mengelola perubahan adalah proses yang mencakup hal-hal berikut.

 Mengetahui adanya kebutuhan untuk berubah – dimulai dari Anda


sendiri.
 Mendiagnosis keadaan sekarang dengan menjawab pertanyaan: di mana
kita sekarang dan di mana kita ingin berada setelah terjadi perubahan?

MANAJ EMEN SEKOL AH 159


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

 Menggalang komitmen untuk berubah di kalangan orang-orang yang akan


terpengaruh oleh perubahan itu di sekolah Anda.
 Menyusun rencana perubahan dengan mengambil keputusan tentang arah
tindakan yang tepat, melaksanakan rencana, memantau hasil, dan
memberikan balikan ke pihak-pihak yang berkepentingan.

Pada dasarnya mengelola perubahan berarti mengendalikan dan


mengarahkannya dengan memengaruhi hasil perubahan. Hal ini berarti
merencanakan perubahan, bukan sekadar menunggu terjadinya perubahan.

MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN PERUBAHAN

Kemampuan Anda merencanakan tindakan perubahan dan memengaruhi


orang-orang secara efektif untuk menimbulkan perubahan berasal dari peran
Anda sebagai kepala profesi dan eksekutif kepala di sekolah. Anda berada
pada posisi yang seharusnya menguntungkan. Anda perlu memahami
sekolah Anda dan peran Anda sebagai agen perubahan. Hal ini mencakup
kegiatan pengumpulan data, refleksi dan analisis data, perumusan tujuan dan
sasaran, penetapan strategi tindakan, pelaksanaan tindakan, serta
pemantauan hasilnya.

Pengumpulan Data

• Temui dan dengarkan orang-orang baru di sekolah Anda.


• Hubungi sekolah Anda jika Anda kebetulan tidak di tempat. Hal ini dapat
memberi informasi tentang seberapa efisien cara sekolah Anda dalam
menerima telepon dari luar.
• Bergabung dengan pegawai dalam kegiatan rehat, makan siang, atau olah
raga, dan dengarkan hal-hal yang mereka katakan.
• Bicaralah dengan guru, peserta didik, tukang sapu, pegawai tata usaha
untuk menyelami perasaan mereka tentang perubahan. Seringkali mereka
mendengar lebih banyak ketimbang Anda yang Anda ketahui.
• Simak gosip dan isu yang berkembang.
• Berjalan keliling sekolah.
• Tersenyum lebih sering. Dengan menunjukkan sikap ramah dan
bersahabat yang tulus, orang-orang akan memberitahu lebih banyak.

Refleksi dan Analisis

Pikirkan hal-hal yang Anda ketahui dari semua sumber di sekitar Anda, tata
ulang, dan analisis.

MANAJ EMEN SEKOL AH 160


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Perumusan Tujuan dan Sasaran

Dengan menganalisis data dan informasi yang Anda peroleh, sekarang Anda
telah memperoleh gambaran menyeluruh tentang arah baru yang diinginkan.
Susunlah tujuan dan sasaran yang ingin Anda capai ketika perubahan telah
dilakukan. Selanjutnya tetapkan strategi yang akan Anda terapkan untuk
mencapai tujuan dan sasaran itu.

Implementasi

Tindakan tanpa gagasan yang rasional memang bisa menjadi mimpi buruk,
tetapi gagasan tanpa tindakan juga hanyalah mimpi di siang bolong.
Implementasi adalah upaya mewujudkan gagasan menjadi tindakan. Pantau
(monitor) tindakan dan minta laporan hasilnya. Persoalannya adalah
seberapa baik kita dapat melakukan perubahan? Apa strategi yang paling
berguna?

Banyak alasan mengapa segala sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya


dalam mengenalkan dan melakukan perubahan di sekolah. Alasan itu antara
lain seperti kurangnya pelatihan, kurangnya sumber daya, penolakan dari
guru, dan sebagainya. Adakalanya pula Anda sebagai kepala sekolah kurang
melakukan tugas Anda dalam menyosialisasikan rencana perubahan.

Banyak pengalaman perubahan yang menunjukkan sejumlah faktor yang


berkontribusi bagi keberhasilan perubahan. Misalnya, sering dikemukakan
pentingnya perencanaan, komunikasi yang baik, serta memastikan relevansi
dan kelayakan perubahan yang diusulkan. Semua itu sebenarnya merupakan
peran pokok manajemen. Dengan demikian, kepala sekolah perlu
menerapkan kemampuannya dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, suvervisi, dan evaluasi perubahan.

SUMBER PENGARUH UNTUK PERUBAHAN

Anda tentunya masih ingat bahwa manajemen juga dapat diartikan proses
mencapai hasil melalui dan dengan orang lain. Untuk dapat melakukan
perubahan, kepala sekolah perlu benar-benar memperhatikan upaya
menggalang komitmen terhadap perubahan di kalangan staf agar
implementasinya berhasil. Kepala sekolah memiliki akses berbagai sumber
pengaruh yang dapat digunakan untuk memengaruhi arah perubahan di
sekolah. Namun, Anda juga perlu menyadari bahwa tidak semua sumber
pengaruh memiliki dampak serupa dan berjangka panjang.

MANAJ EMEN SEKOL AH 161


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Sebelumnya Anda telah mengetahui sumber sumber pengaruh yang dapat


Anda gunakan. Untuk mengulang, secara ringkas diuraikan kembali sumber-
sumber pengaruh itu sebagai berikut.

• Wewenang. Pengaruh ini didasarkan atas kedudukan seseorang dalam


organisasi. Biasanya, makin tinggi kedudukan seseorang makin besar pula
wewenangnya.
• Keahlian. Pengaruh ini didasarkan atas kompetensi (keahlian,
keterampilan, dan pengetahuan) yang dimiliki seseorang yang
menimbulkan rasa hormat dan kagum sehingga memengaruhi orang lain.
• Imbalan. Pengaruh ini didasarkan pada kemampuan kepala sekolah
untuk menyediakan sesuatu.
• Kepribadian. Pengaruh ini didasarkan pada ciri-ciri pribadi kepala
sekolah yang disukai dan dikagumi.
• Informasi. Pengaruh ini didasarkan pada informasi yang dimiliki kepala
sekolah dan orang lain memandangnya bernilai.
• Koneksi. Pengaruh ini didasarkan atas hubungan baik kepala sekolah
dengan orang-orang penting yang berpengaruh, utamanya di luar sekolah.

Kepala sekolah yang baik lebih mengutamakan pengaruh keahlian dan


kepribadian sebagai agen perubahan.

MENGATASI PENOLAKAN UNTUK BERUBAH

Pernyataan berikut mewakili beberapa posisi konservatif yang dibawa orang-


orang ke dalam kehidupan organisasi.

• Kita sudah melakukannya tahun lalu, toh tidak berhasil.


• Tidak ada yang berubah di sekolah ini.
• Semuanya berubah dengan cepat, jika kita beli satu sekarang ia akan
segera menjadi kuno. Jadi tunggu sajalah …
• Ini memerlukan analisis ekstensif dan mendalam.
• Banyak perubahan yang dilakukan sekadar untuk berubah.
• Perubahan organisasi seperti menanam pohon cuma untuk mengetahui
bagaimana perkembangan akarnya.
• Kenapa susah-susah, tunggu sajalah ….
• Kalau saja kita punya waktu …
• Tidak ada yang salah di sekolah ini.....
• Saya tidak pernah menentang kemajuan, tetapi …
• Gagasan itu bagus, tetapi rasanya sangat sukar dilaksanakan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 162


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Kemampuan Anda menangani penolakan untuk berubah akan bergantung


pada pengetahuan Anda tentang sumber penolakan itu. Sumber penolakan
untuk berubah mencakup:

• kekhawatiran akan sesuatu yang tidak diketahui


• kurangnya informasi
• salah informasi
• khawatir tidak lagi kompeten
• ancaman terhadap status
• ancaman terhadap basis pengaruh
• tidak ada maslahat yang diketahui
• rendahnya kepercayaan dalam iklim organisasi
• jeleknya hubungan
• khawatir gagal
• khawatir terlihat bodoh
• enggan mencoba yang baru
• tradisi yang mengikat
• enggan membiarkan berlalu
• kuatnya norma kelompok, utamanya di kalangan peserta didik dan guru.

Jika Anda mempelajari daftar itu dengan seksama, Anda akan menyadari
bahwa penolakan untuk berubah boleh jadi terlalu menyederhanakan alasan
mengapa perubahan tidak selamanya berhasil. Meskipun ada saja guru yang
selalu menentang perubahan, kepala sekolah dapat berusaha memastikan
agar penolakan tidak berkembang sejak awal, atau andaipun demikian,
penolakan itu minimal. Ini dapat dilakukan dengan menetapkan strategi yang
tepat dan memastikan adanya komunikasi yang baik dan dukungan
pelaksanaan perubahan itu.

RINGKASAN

1. Semua tahu segalanya berubah dan yang tidak berubah adalah perubahan
itu sendiri. Tanggapan terhadap perubahan mungkin berbeda-beda karena
kebiasaan lama sukar berubah, sudah tradisi, waktu sulit tidak langgeng,
orang-orang yang bebal bertahan lama, ketika guncangan makin hebat,
mereka yang bebal makin beraksi.
2. Perubahan dapat digambarkan antara lain dengan pernyataan bahwa
peralihan dari posisi lama ke posisi baru, transformasi bentuk lama ke
bentuk baru, perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, atau
penggantian suatu hal dengan sesuatu yang lain. Perubahan boleh jadi
bersifat sementara yang nantinya akan mungkin kembali ke asal semula.

MANAJ EMEN SEKOL AH 163


PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Perubahan boleh jadi juga permanen yang tidak mungkin dibalikkan


arahnya ke posisi semula.
3. Mengelola perubahan adalah proses yang mencakup mengetahui adanya
kebutuhan untuk berubah, mendiagnosis keadaan sekarang, menggalang
komitmen untuk berubah di kalangan orang-orang yang akan terpengaruh
oleh perubahan itu, serta menyusun rencana perubahan dengan
mengambil keputusan tentang arah tindakan yang tepat, melaksanakan
rencana, memantau hasil, dan memberikan balikan ke pihak-pihak yang
berkepentingan.
4. Anda perlu memahami sekolah Anda dan peran Anda sebagai agen
perubahan. Hal ini mencakup kegiatan pengumpulan data, refleksi dan
analisis data, perumusan tujuan dan sasaran, penetapan strategi tindakan,
pelaksanaan tindakan, serta pemantauan hasilnya.
5. Sebagai kepala sekolah, Anda memiliki sumber pengaruh untuk
melakukan perubahan yang berarti. Sumber pengaruh itu adalah
wewenang, keahlian, imbalan, kepribadian, informasi, dan koneksi.
6. Meskipun ada saja pihak-pihak yang selalu menentang perubahan, kepala
sekolah dapat berusaha memastikan agar penolakan tidak berkembang
sejak awal, atau andaipun demikian, penolakan itu minimal. Ini dapat
dilakukan dengan menetapkan strategi yang tepat dan memastikan adanya
komunikasi yang baik dan dukungan pelaksanaan perubahan itu.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan makna perubahan yang Anda pahami.


2. Jelaskan hal-hal yang Anda ketahui mengenai proses manajemen
perubahan.
3. Jelaskan sumber-sumber pengaruh yang dapat Anda gunakan untuk
memperlancar upaya perubahan di sekolah Anda.
4. Jelaskan apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi penolakan untuk
berubah.
5. Bersama mitra kerja Anda, rencanakan suatu perubahan yang perlu
dilakukan di sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 164


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA

Pengantar 166

Seleksi Pegawai 169

Pengembangan Pegawai 176

Pemotivasian Pegawai 184

Penilaian Kinerja Pegawai 191

Supervisi dan Pendisiplinan Pegawai 199

Memelihara Dokumen Kepegawaian 209

Manajemen Rapat 215

Manajemen Konflik 222

MANAJ EMEN SEKOL AH 165


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Pengantar
Hampir semua orang dapat memikul beban kesulitan,
tetapi untuk menguji karakternya beri ia kekuasaan

Manusia adalah sumber daya terpenting dari semua sumber daya organisasi.
Itu sebabnya manajemen sumber daya manusia (SDM) di sekolah
merupakan tugas kepala sekolah yang paling penting. Di negara kita, cukup
besar anggaran pendidikan dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan
pegawai. Jadi, keberhasilan program sekolah bergantung pada kemampuan
kepala sekolah dalam mendayagunakan sumber daya terpenting ini secara
produktif di sekolahnya.

Kesadaran tentang manajemen personalia sebagai unsur penting kegiatan


kepala sekolah sehari-hari, dan makin pentingnya pendidikan dan/atau
pelatihan prajabatan bagi para guru, telah mempertinggi kadar penting
kegiatan pengembangan SDM. Karena kepala sekolah juga berfungsi sebagai
manajer personalia, maka kompetensi dalam manajemen sumber daya
manusia dapat membantunya untuk mengelola sekolahnya secara lebih
produktif.

Dalam bagian ini kepada kepala sekolah dikenalkan dengan sejumlah


keterampilan dan teknik yang jika digunakan dengan baik akan
meningkatkan kinerjanya dalam manajemen SDM di sekolah. Ini antara lain
mencakup berbagai teknik yang meliputi pemeliharanan dokumen,
identifikasi kebutuhan pelatihan, berurusan dengan organisasi guru (apakah
Korpri atau persatuan guru), pemecahan masalah, motivasi, penilaian kinerja
pegawai, dan berbagai kegiatan yang berkaitan lainnya.
Setelah mempelajari bagian ini, Anda akan dapat:
• mengidentifikasi dan menyeleksi anggota staf yang akan diangkat sebagai
pegawai di sekolah Anda
• mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan merencanakan program
pelatihan untuk memenuhi kebutuhan itu
• memotivasi rekan kerja Anda
• mengenalkan sistem penilaian dan supervisi kinerja yang relevan di
sekolah Anda

MANAJ EMEN SEKOL AH 166


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

• mengelola sistem administrasi kepegawaian


• mengelola rapat
• mengelola situasi konflik.

CAKUPAN BAGIAN INI

Bagian ini terdiri atas delapan unit, yaitu seleksi pegawai, pengembangan
SDM, pemotivasian pegawai, penilaian kinerja pegawai, supervisi dan
pendisiplinan pegawai, memelihara dokumen kepegawaian, manajemen
rapat, dan manajemen konflik.

Seleksi pegawai

Unit ini membantu Anda menyeleksi anggota staf yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan sekolah.

Pengembangan pegawai

Melalui unit ini Anda akan dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi
pegawai Anda dan merencanakan program pelatihan untuk memenuhi
kebutuhan itu.

Pemotivasian pegawai

Unit ini membahas pentingnya upaya memotivasi guru dan staf lainnya
untuk berkinerja sebaik mungkin. Upaya ini sering harus dilakukan kepala
sekolah dalam lingkungan dan situasi yang sering sangat rumit.

Penilaian kinerja pegawai

Penilaian kinerja bertujuan membantu guru dan staf lainnya agar lebih
produktif dalam proses pembelajaran. Dalam unit ini Anda akan
mempelajari cara yang efektif menilai kinerja staf.

Supervisi dan pendisiplinan pegawai

Karena semua kegiatan sekolah merupakan tanggung jawab Anda, Anda


perlu memastikan bahwa semua tugas yang didelegasikan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, Anda perlu menyelia pekerjaan
orang lain di sekolah. Dalam unit ini Anda akan mempelajari penerapan
metode supervisi dan pendisiplinan pegawai dalam situasi kerja sekolah
Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 167


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Memelihara dokumen kepegawaian

Dokumen di sekolah Anda berisi informasi penting tentang administrasi


sekolah dan pegawai. Dalam unit ini Anda akan mempelajari secara spesifik
pemeliharan dokumen pegawai.

Manajemen rapat

Waktu adalah sumber daya penting bagi kepala sekolah, sehingga tidak boleh
disia-siakan. Dalam unit ini Anda akan mempelajari teknik-teknik untuk
mengadakan rapat secara lebih produktif sehingga tidak memboroskan
waktu Anda sangat sangat berharga.

Manajemen konflik

Konflik kemungkinan dapat sangat merusak secara emosional dan fisik.


Konflik juga dapat mendorong pertumbuhan dan produktivitas bagi semua
pihak yang berkepentingan dengan sekolah Anda. Dalam unit ini akan
dibahas pengertian konflik dan cara menanggulanginya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 168


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Seleksi Pegawai
Kejujuran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan
Thomas Jefferson

PENGANTAR

Manajemen kepegawaian untuk sekolah-sekolah negeri dilakukan


berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang diterbitkan oleh pihak
legislatif dan eksekutif. Sebagian besar peraturan pelaksanaan undang-
undang yang menyangkut kepegawaian ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Oleh sebab itu, kepala sekolah negeri hampir tidak terlibat sama sekali
dengan urusan seleksi pegawai. Urusan ini dilakukan oleh pemerintah daerah
melalui unit kerja kepegawaian daerah di bawah koordinasi Badan
Kepegawaian Negara.

Bagi sekolah-sekolah swasta, utamanya yang telah mapan, peraturan itu


ditetapkan sendiri oleh yayasan yang menaungi sekolah bersangkutan. Bagi
kebanyakan sekolah swasta yang belum benar-benar mapan, aturan yang
berlaku sering berupa tradisi tidak tertulis. Di sekolah-sekolah ini, peraturan
kepegawaian kebanyakan didasarkan pada kebijakan kepala sekolah, dengan
atau tanpa sepengetahuan yayasan. Praktik seperti ini tentulah harus
memenuhi prinsip-prinsip manajemen kepegawaian yang baik. Itu sebabnya,
diperlukan pemahaman mengenai prinsip-prinsip umum yang berlaku di
hampir semua situasi kepegawaian. Uraian tentang seleksi dalam unit ini
sebagian besar merupakan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan di hampir
semua jenis sekolah.

JENIS LOWONGAN

Suatu lowongan kerja boleh jadi bersifat permanen atau temporer. Jika yang
dibutuhkan adalah pegawai tetap, maka penting dipilih orang yang paling
tepat untuk melaksanakan pekerjaan yang lowong. Untuk pegawai tidak
tetap, bergantung pada lama waktu pelaksanaan pekerjaan itu. Meskipun
sangat penting artinya mengangkat orang yang memiliki kompetensi yang

MANAJ EMEN SEKOL AH 169


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

tepat, lebih penting lagi untuk mengangkat guru yang bertanggung jawab
ketimbang membiarkan pekerjaan itu tidak terisi hanya karena tidak ada
orang memenuhi kombinasi kompetensi yang diinginkan.

PENILAIAN KEBUTUHAN

Lowongan kerja di sekolah Anda membuka peluang untuk mengadakan


penilaian ulang kebutuhan. Dalam beberapa kasus kita ingin menemukan
orang yang memiliki kombinasi keterampilan yang sama atau lebih baik dari
orang yang berhenti. Namun, dalam banyak kejadian, akan lebih baik untuk
merasionalisasi atau mengenalkan keterampilan baru.

Matematika, fisika, bahasa Inggris, atau biologi mungkin merupakan subyek


yang paling sulit mencarikan gurunya. Sebenarnya, tidak jadi soal apapun
mata pelajaran yang diasuh guru yang berhenti, boleh jadi ini merupakan
kesempatan untuk mencari guru dalam mata pelajaran itu.

Dalam menilai kebutuhan, kepala sekolah seyogianya berkonsultasi dengan


mereka yang terlibat dalam manajemen sekolah. Misalnya, dengan komite
sekolah, dewan pendidik, atau anggota staf lainnya sehingga orang-orang itu
terlibat sejak awal dalam proses yang penting ini.

MENGIKLANKAN LOWONGAN KERJA

Prosedur untuk mengiklankan lowongan kerja boleh jadi beragam.


Tujuannya tidak lain untuk menarik minat pelamar yang yang nantinya akan
diseleksi untuk memperoleh yang terbaik. Adakalanya lowongan itu tidak
dimuat di media massa, tetapi dilakukan secara lisan dari mulut ke mulut.
Perhatikan bahwa apapun yang akan Anda lakukan, jangan sampai
kesempatan kerja itu menimbulkan kesan diskriminatif atas dasar apapun.

Ada sejumlah cara yang dapat Anda lakukan untuk mengumumkan


lowongan kerja itu. Misalnya, Anda dapat menggunakan berbagai media
massa sekaligus, atau hanya membuat pengumuman di papan pengumuman
sekolah Anda. Seperti yang telah dikemukakan, penggunaan media ini
penting dipikirkan bergantung pada kebutuhan Anda. Jika, misalnya, yang
diinginkan adalah pelamar terbaik yang tersedia, iklan lowongan kerja itu
perlu Anda muat di media yang dapat menjangkau banyak pelamar dari
berbagai tempat. Tentunya biayanya akan menjadi lebih mahal, utamanya
jika iklan itu ditempatkan di surat kabar nasional; seperti Kompas,

MANAJ EMEN SEKOL AH 170


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Republika, atau yang lain yang berskala nasional. Jika lowongan itu hanya
bagi karyawan honorer/tidak tetap, hal itu tentunya tidak perlu dilakukan.

Cara yang lebih sederhana dan mungkin jauh lebih murah adalah
mengirimkan informasi lowongan itu ke dinas tenaga kerja dan dinas
pendidikan yang selanjutnya akan membantu Anda mengumumkannya di
kantor masing-masing. Apapun cara yang Anda lakukan, Anda perlu benar-
benar memperhatikan informasi yang perlu disampaikan kepada pelamar.
Informasi itu haruslah jelas, benar, lengkap, dan disebarkan sesegera
mungkin.

Ada baiknya jika kepala sekolah menetapkan kebijakan yang meminta staf
untuk memberitahu keinginan untuk berhenti jauh hari sebelumnya. Dengan
cara ini sekolah memiliki waktu yang cukup untuk mencari pegawai yang
berhenti itu, utamanya untuk lowongan kerja yang calon penggantinya agak
langka. Dengan cara ini, kepala sekolah berusaha menjamin kelancaran
aktivitas sekolah.

SELEKSI

Seleksi pegawai seharusnya tidak sekadar memilah pelamar dari informasi


yang disampaikan sekalipun hal itu penting juga. Dokumen pelamar perlu
dipelajari dengan seksama untuk menentukan:

• apakah pelamar memenuhi syarat yang ditetapkan


• apakah pelamar berpengalaman kerja
• apakah pelamar memperlihatkan kehati-hatian dalam mengajukan
lamaran.

Setelah itu, Anda perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Anda perlu hati-
hati dengan kemungkinan adanya pelamar yang memalsukan informasi yang
disampaikan.

Pelamar yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan tidak boleh


dipertimbangkan untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya. Jika ada salinan
sertifikat atau ijazah yang disampaikan, ada gunanya untuk memverifikasi
otentitasnya, sekalipun terlihat seperti asli.

Dokumen pengalaman kerja sebelumnya akan menunjukkan apakah


pengalaman pelamar sesuai dengan kualifikasinya. Hal itu juga akan
menunjukkan apakah pelamar mengalami peningkatan tanggung jawab

MANAJ EMEN SEKOL AH 171


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

dalam pekerjaannya; atau menunjukkan indikasi bahwa yang bersangkutan


tidak betah bertahan lama di satu pekerjaan. Jika mungkin, Anda perlu juga
berkonsultasi dengan atasan yang bersangkutan di pekerjaan sebelumnya
untuk mengetahui kompetensi dan perilaku yang bersangkutan.

Penampilan pelamar juga penting diperhatikan. Pelamar yang tidak seksama


dalam mengisi formulir lamaran dan dalam melampirkan dokumen yang
disyaratkan, dapat diperkirakan akan tidak begitu peduli dengan upaya
persiapan mengajar atau menindaklanjuti penanganan peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar.

Dalam proses seleksi awal ini, pelamar yang tidak cocok akan tersisih dan
perlu mendapat informasi tentang hal itu. Mereka yang tersisa selanjutnya
mengikuti tahapan seleksi berikutnya. Para pelamar perlu diwawancarai
untuk menggali informasi lebih dalam sebelum mengisi lowongan kerja itu.

WAWANCARA

Pelamar yang tersisa selanjutnya mengikuti wawancara. Anda yang


menetapkan waktu wawancara, bukan pelamar. Berapa lama wawancara
akan berlangsung, akan tergantung kebutuhan atau informasi yang ingin
digali lebih lanjut. Tidak ada formula yang baku mengenai lama waktu
wawancara ini. Jika pelamar cukup banyak, 40 menit untuk setiap pelamar
kemungkinan akan telah memadai. Pewawancara boleh jadi Anda sendiri
dibantu oleh sejumlah guru lainnya yang mewawancarai dalam waktu yang
bersamaan. Tim pewawancara ini selanjutnya masing-masing memberi nilai
hasil wawancara. Pembahasan hasil wawancara dapat dilakukan kemudian
setelah semua pelamar selesai diwawancarai.

Wawancara sebaiknya dilakukan oleh suatu tim yang terdiri atas sedikitnya
dua orang atau sebanyak-banyaknya empat orang. Jika wawancara itu
dilakukan oleh sebuah tim, maka anggotanya adalah kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru, dan wakil dari komite sekolah. Para anggota tim
pewawancara harus memutuskan siapa yang akan menjadi ketua tim.
Biasanya ketua tim adalah kepala sekolah. Jika Anda menjadi ketua tim,
maka Anda akan memandu proses wawancara itu dan memberi kesempatan
bagi anggota tim untuk mengajukan pertanyaan.

Anggota tim seharusnya telah mempelajari dokumen yang diajukan pelamar.


Asumsi yang perlu dipegang pada awal wawancara adalah bahwa semua yang
akan diwawancarai cocok dengan persyaratan yang ditetapkan. Anda harus

MANAJ EMEN SEKOL AH 172


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

berusaha keras untuk tidak mengambil kesimpulan apapun sebelum semua


informasi yang diperlukan dapat Anda kumpulkan.

Ada dua tujuan wawancara sebagai berikut.

1 Mengonfirmasi kesesuaian pelamar.


2 Membedakan dengan jelas mana yang terbaik, nomor dua terbaik, dan
seterusnya.

Ketika pelamar muncul untuk mengikuti wawancara, ia perlu dikenalkan


dengan anggota tim pelamar. Ketua tim kemudian memulai wawancara
dengan percakapan ringan yang dapat membuat pelamar tidak merasa
tegang. Ini perlu karena perasaan tidak nyaman dapat membuat orang gugup
sehingga tidak dapat memberi informasi dengan baik.
Semua pertanyaan seharusnya berfokus pada pekerjaan yang dilamar.
Pertanyaan ini dapat berupa penggambaran situasi masalah dan meminta
pelamar untuk mengemukakan caranya memecahkan masalah itu. Atau
dapat juga meminta yang bersangkutan menangani tugas sehari-hari.
Misalnya seperti yang berikut ini.
 Bagaimana cara Anda menangani peserta didik yang tidak membawa
pekerjaan rumahnya ke sekolah, dan mengatakan bahwa ia telah
menyelesaikannya, tetapi lupa membawanya. Bagaimana cara Anda
menangani peserta didik yang sama yang melakukan kesalahan serupa
untuk kedua kalinya?
 Bagaimana cara Anda menangani sejumlah peserta didik yang hasil
ujiannya sangat jelek?
 Apa saja persiapan Anda sebelum memberikan pelajaran…….. bagi
peserta didik kelas dua SMP?
 Bagaimana cara Anda memadukan teori dan praktik laboratorium atau
observasi lapangan di kelas tiga SMA.
 Bagaimana cara Anda menanggapi atasan yang menurut Anda bertindak
tidak adil dalam memberi penugasan?

Pada akhir wawancara, pelamar perlu diberi kesempatan untuk mengajukan


pertanyaan. Kemudian yang bersangkutan dipersilakan meninggalkan
ruangan dan diberitahu bahwa hasilnya akan disampaikan secepatnya. Anda
tidak boleh membiarkan pelamar menunggu tanpa mengetahui apakah
mereka berhasil atau tidak.
Selama wawancara dan diskusi berikutnya, tim perlu mencatat semua
jawaban yang disampaikan pelamar. Ini perlu, antara lain, sebagai bukti bagi
yang bersangkutan jika kelak ia diterima dalam pekerjaan itu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 173


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

PENGANGKATAN

Setelah wawancara, proses pengangkatan pelamar terbaik harus dilakukan


sesingkat mungkin. Pelamar terbaik harus dihubungi segera setelah adanya
keputusan penetapannya sebagai pelamar yang terpilih. Pemberitahuan itu,
sebaiknya tertulis, yang menyatakan bahwa ia telah terpilih untuk
melaksanakan pekerjaan yang ditawarkan dan diminta untuk segera
menyatakan apakah akan menerimanya atau tidak. Boleh jadi yang
bersangkutan telah juga melamar di tempat lain dan merasa bahwa ada
tawaran lain yang lebih menarik. Itu sebabnya, tim harus memiliki cadangan
pelamar lain yang dapat dipekerjakan jika yang terbaik pertama tidak
menerima tawaran itu. Perlu diingat proses seleksi tidak murah, sehingga
Anda perlu membuatnya seefisien mungkin.

Jika kewenangan untuk memfinalkan urusan pengangkatan itu tidak pada


anggota tim seleksi, maka tim perlu segera menyampaikan hasil seleksi
berikut rekomendasi yang dibuat kepada pihak yang berwenang. Jika ini
tidak dilakukan segera, ada kemungkinan pelamar terbaik akan mencari
pekerjaan lain. Hal ini tentunya akan merugikan sekolah Anda yang telah
bersusah payah mencari pelamar yang terbaik.

RINGKASAN

1. Seleksi pegawai dimulai dari adanya kebutuhan yang mengharuskan


sekolah untuk mengisi lowongan itu dengan orang baru. Dalam beberapa
kasus kita ingin menemukan orang yang memiliki kombinasi keterampilan
yang sama atau lebih baik dari orang yang berhenti. Namun, dalam
banyak kejadian, akan lebih baik untuk merasionalisasi atau mengenalkan
keterampilan baru.
2. Prosedur untuk mengiklankan lowongan kerja boleh jadi beragam.
Tujuannya adalah untuk menarik minat pelamar yang yang nantinya akan
diseleksi untuk memperoleh yang terbaik. Ada berbagai cara untuk
menarik minat pelanggan. Anda harus kreatif memikirkan cara-cara yang
paling efisien.
3. Pegawai yang akan berhenti hendaknya diingatkan agar memberitahu jauh
hari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar Anda memiliki waktu yang cukup
untuk mencari penggantinya agar kelancaran aktivitas sekolah dapat
terjaga.
4. Seleksi pegawai seharusnya tidak sekadar memilah pelamar dari informasi
yang disampaikan sekalipun hal itu penting juga. Dokumen pelamar perlu

MANAJ EMEN SEKOL AH 174


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

dipelajari dengan seksama untuk menentukan apakah pelamar memenuhi


syarat yang diiklankan, apakah pelamar berpengalaman kerja, dan apakah
pelamar memperlihatkan kehati-hatian dalam mengajukan lamaran.
5. Wawancara calon pegawai sebaiknya dilakukan oleh suatu tim yang terdiri
atas sedikitnya dua orang atau sebanyak-banyaknya empat orang. Tujuan
wawancara adalah untuk mengonfirmasi kesesuaian pelamar serta
membedakan dengan jelas mana yang terbaik, nomor dua terbaik, dan
seterusnya.
6. Setelah wawancara, proses pengangkatan pelamar terbaik harus dilakukan
sesingkat mungkin. Pemberitahuan itu, sebaiknya tertulis, yang
menyatakan bahwa ia telah terpilih untuk melaksanakan pekerjaan yang
ditawarkan dan diminta untuk segera menyatakan apakah akan
menerimanya atau tidak.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan tujuan Anda melakukan seleksi pegawai.


2. Jelaskan proses seleksi pegawai dari awal hingga akhir.
3. Jika di sekolah Anda terdapat pegawai yang diperkirakan akan berhenti,
susunlah rencana untuk menyeleksi pegawai baru.

MANAJ EMEN SEKOL AH 175


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Pengembangan Pegawai
Sebaiknya Anda merisaukan karakter Anda ketimbang reputasi Anda. Karakter Anda
menunjukkan siapa diri Anda sebenarnya, sedangkan reputasi menunjukkan
siapa diri Anda menurut orang lain
Dale Carnegie

PENGANTAR

Konsep pengembangan pegawai menekankan bahwa semua orang dapat


meningkatkan kompetensi dan berkinerja lebih produktif dalam hal-hal yang
mereka lakukan. Dalam banyak kesempatan kita mungkin mengatakan ‘Ini
bidang yang saya pikir dapat saya kerjakan lebih baik.’ Kita mungkin tahu
bahwa kita dapat memperbaiki kinerja dengan mengamati kinerja orang lain.
Namun, adakalanya kita memerlukan orang lain untuk membantu kita
mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja kita. Jika kita
sudah melakukan ini, ada berbagai cara bagi kita untuk memperoleh bantuan
dalam upaya mengembangkan diri.
Dalam unit ini akan dibahas pengembangan pegawai sebagai aspek penting
dalam manajemen sumber daya manusia. Pertama akan dibahas tanggung
jawab pelatihan yang diikuti dengan uraian tentang identifikasi kebutuhan.
Selanjutnya akan dibahas bantuan yang dapat diperoleh jika kebutuhan telah
teridentifikasi. Akhirnya akan dibahas format dan evaluasi pelatihan.

TANGGUNG JAWAB MEMULAI PELATIHAN

Tanggung jawab memulai pelatihan adalah tanggung jawab semua pihak


yang membutuhkan pelatihan itu. Pihak-pihak itu boleh jadi pegawai itu
sendiri, atasan langsung, atau pihak lain dalam birokrasi pendidikan di
tingkat daerah atau pusat.
Mereka yang membutuhkan pengembangan sebenarnya adalah mereka yang
dapat memulai program pelatihan. Jika mereka menanti pihak lain untuk
menyelenggarakan pelatihan bagi mereka, maka kebutuhan mereka tidak
akan terpenuhi dalam waktu lama, atau tidak pernah sama sekali.

MANAJ EMEN SEKOL AH 176


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Kepala sekolah juga berkepentingan dalam mengatur pelatihan bagi diri


mereka sendiri dan bagi para guru dan staf mereka. Sebagai manajer sekolah,
ia bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penyelenggaraan pendidikan
di sekolahnya berlangsung secara produktif. Jika hal ini tidak dilakukan
karena para guru kurang kompeten atau kurang percaya diri, kepala sekolah
perlu melakukan intervensi tertentu.

Di tingkat pusat ada sejumlah lembaga (pusat) pemerintah yang bertanggung


jawab untuk meningkatkan kinerja para guru, tenaga administrasi sekolah,
dan kepala sekolah melalui program pelatihan. Lembaga-lembaga ini
memiliki banyak program pelatihan yang dapat membantu kepala sekolah
dalam memenuhi kebutuhan pelatihan SDM di sekolahnya. Di tingkat
daerah ada dinas pendidikan dan lembaga penjaminan mutu pendidikan
(LPMP) yang dapat membantu menyelenggarakan fungsi pengawasan dan
dalam hal tertentu pelatihan. Tugas utama mereka adalah memastikan bahwa
sekolah Anda menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi para peserta
didik yang belajar di situ. Mereka ikut bertanggung jawab untuk memastikan
adanya kesempatan pengembangan bagi para guru dan kepala sekolah.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

Para guru seharusnya tahu persis apa saja bidang yang menurutnya
memerlukan pelatihan. Demikian juga halnya, kepala sekolah dan tenaga
administrasi lainnya akan mengetahui bidang-bidang manajemen yang
dipandang memerlukan peningkatan. Ini adalah pengetahuan intuitif yang
dimiliki seseorang ketika telah sekian lama menggeluti pekerjaannya.

Pengetahuan intuitif ini tidaklah memadai untuk mengembangkan program


pelatihan yang tepat. Diperlukan cara lain untuk menghimpun informasi
guna mengidentifikasi kebutuhan yang sesungguhnya. Pengamatan langsung
praktik penyelenggaraan sekolah yang diikuti dengan wawancara barangkali
teknik yang paling tepat. Namun, informasi itu dapat juga diperoleh lebih
efisien melalui kuesioner yang diisi para guru. Cara ini akan menunjukkan
bidang-bidang yang membutuhkan pelatihan. Cara lain adalah menerapkan
teknik curah gagasan, dengan catatan hal itu dilakukan secara terbuka dan
jujur.

Dalam pelaksanaan teknik curah gagasan, salah seorang anggota kelompok


ditugaskan menulis di papan tulis semua gagasan yang disampaikan oleh
anggota lainnya. Guru akan menyampaikan semua masalah yang mereka
alami dalam penyelenggaraan pembelajaran, dan semua itu ditulis tanpa

MANAJ EMEN SEKOL AH 177


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

dikomentari. Ketika semuanya telah menyampaikan yang ingin disampaikan,


anggota kelompok kemudian mengelompokkan yang serupa dan
membahasnya secara singkat. Setelah itulah baru dilakukan diskusi
mendalam atas setiap masalah dan kemungkinan pelatihan sebagai cara
mengatasinya. Selama diskusi ini, masalah yang dibahas telah menjadi
masalah semua orang yang dapat mengganggu kelancaran sekolah.

Semua aspek penyelenggaraan sekolah sebenarnya berpotensi masalah dan


berikut ini hanya dibahas beberapa bidang masalah itu.
Manajemen/Administrasi
Masalah yang diidentifikasi dapat mencakup yang berikut.
• Kurangnya partisipasi staf dalam keputusan manajemen.
• Jeleknya perencanaan, misalnya mata pelajaran yang penting tidak
ditetapkan jauh sebelumnya, atau tidak ada guru yang menggantikan guru
yang absen, dan sebagainya.
• Jeleknya komunikasi. Misalnya, anggota sekolah tidak mengetahui adanya
keputusan yang berpengaruh terhadap mereka
Pengajaran
Para guru mungkin merasa bahwa mereka akan jauh lebih berhasil dalam
mengajar peserta didik jika mereka lebih kompeten dalam hal metode
pembelajaran. Masalah yang lebih spesifik dapat mencakup yang berikut.
• Sangat bergantung pada buku pelajaran dan teknik ceramah.
• Memiliki pengetahuan mendalam atas suatu subyek, tetapi tidak tahu cara
yang baik mengajarkannya kepada peserta didik.
• Jumlah peserta didik terlalu banyak dalam satu kelas sehingga tidak dapat
memberi perhatian khusus pada peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar.
• Hasil ujian peserta didik jelek sekalipun mereka tampaknya memahami
apa yang diajarkan dan melakukan pekerjaan rumah dengan baik.

Isi Pengajaran

Isi mata pelajaran yang diajarkan telah ditetapkan dalam standar isi
pendidikan secara nasional. Kebanyakan guru sangat bergantung pada buku
pelajaran sehingga lupa bahwa mereka juga perlu memperhatikan standar itu.
Dokumen standar isi menentukan apa yang harus tercakup dan kadar
perhatian yang harus diberikan dalam setiap aspeknya. Ketika standar
berubah, para guru mungkin membutuhkan pedoman untuk menafsirkan
dokumen yang baru. Mereka mungkin menemukan ada hal-hal yang tidak

MANAJ EMEN SEKOL AH 178


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

pas dalam standar atau tidak mereka pahami karena belum mendapat
pelatihan mengenai hal itu.

Ujian/Ulangan

Silabus umumnya memuat instruksi spesifik tentang cara pelaksanaan ujian


atau ulangan. Masalah yang dihadapi guru dalam hal ini kemungkinan sangat
bersifat teknis praktis, seperti:
• bagaimana mengetik dan menggandakan soal ujian/ulangan dengan rapi
• bagaimana mengamankan soal ujian sehingga peserta didik tidak
memperolehnya sebelum ujian/ulangan
• bagaimana menyimpan dokumen hasil ujian/ulangan
• bagaimana menyusun soal ujian/ulangan yang secara akurat mencakup
semua isi pelajaran.
Perkembangan Anak
Para guru kemungkinan kompeten atau tetapi tidak memahami psikologi
perkembangan anak. Guru seperti ini kemungkinan perlu mempelajari
tahapan perkembangan anak serta cara memotivasi peserta didik untuk
belajar dan mendisiplinkan mereka secara adil.

MENCARI BANTUAN

Sebelum mencari bantuan dari luar, Anda seyogianya menggunakan keahlian


yang tersedia di sekolah. Guru atau staf yang lebih berpengalaman tentunya
dapat membantu mereka yang kurang berpengalaman. Mereka yang
berkualifikasi lebih tinggi dapat membantu mereka yang kurang. Bahkan dua
orang guru yang mengalami masalah serupa, yang mendiskusikan masalah itu
bersama-sama, dapat muncul dengan gagasan yang bagus untuk
menanggulanginya. Perlu diingat bahwa setiap anggota sekolah Anda
memiliki sesuatu yang dapat diberikan kepada anggota lainnya. Bahkan guru
yang sangat kompeten pun masih dapat belajar dari yang lain.
Sekalipun dapat menggunakan keahlian atau keterampilan yang tersedia di
sekolah, Anda mungkin merasa perlu untuk mencari bantuan dari luar
sekolah. Bantuan dari luar sebaiknya diperoleh dari sekolah lain yang
berdekatan. Di kalangan sekolah swasta, hal ini dapat dipandang sebagai
kelemahan yang seharusnya tidak diperlihatkan kepada sekolah lain yang
dianggap sebagai pesaing. Namun, sebagai kepala sekolah seharusnya Anda
tidak berpandangan seperti itu, karena dalam pendidikan semuanya adalah
mitra dengan tujuan yang sama.

MANAJ EMEN SEKOL AH 179


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Untuk masalah-masalah manajemen, Anda dapat minta bantuan dari


sejumlah lembaga pemerintah di daerah Anda. Demikian juga halnya untuk
masalah-masalah mata pelajaran. Kalau Anda jeli, Anda dapat
mengidentifikasi sumber bantuan dari mana saja, seperti orang tua peserta
didik, anggota masyarakat tertentu, atau bahkan lembaga pemerintah yang
menangani hal itu, atau bahkan perusahaan-perusahaan tertentu atau
organisasi non-pemerintah (lembaga swadaya masyarakat). Itulah sebabnya,
Anda diharapkan dapat menjaga hubungan baik dengan semua pihak karena
suatu saat Anda akan memerlukan mereka dan sebaliknya.

MEMPEROLEH BANTUAN

Kepala sekolah dapat bekerja sama dengan rekan sejawat di sekolah-sekolah


yang berada di lingkungannya untuk mendapatkan bantuan, atau bahkan dari
para guru di sekolah Anda. Idealnya, kemungkinan itu dapat dikemukakan
dalam rapat staf, dan kepala sekolah diminta untuk mengajukan permintaan
bantuan itu kepada kepala sekolah tetangganya. Namun, guru dengan
kebutuhan tertentu dapat langsung mengajukan permintaan seperti itu, atau
bahkan dapat menghubungi guru dari sekolah lain. Dalam hal seperti ini,
pengaturannya bersifat informal atau tidak resmi. Namun, tentunya akan
lebih banyak yang dapat diperoleh jika hal itu dilakukan secara terkoordinasi
yang melibatkan lebih banyak guru.

Pendekatan dapat dilakukan ke birokrasi pendidikan setempat untuk


memperoleh bantuan pengembangan SDM. Namun, cara ini tentu belum
tentu berhasil karena pemda sendiri kemungkinan juga menerima
permohonan bantuan dari banyak sekolah. Walaupun demikian, kepala
sekolah tidak perlu berkecil hati karena banyak pihak, apakah itu lembaga
pemerintah lainnya atau organisasi non-pemerintah, yang dapat dimintai
bantuan. Dalam hal ini, kepala sekolah harus rajin mencari informasi yang
dibutuhkannya dari berbagai sumber. Misalnya, kepala sekolah dapat
meminta bantuan dari kantor LPMP Kemendiknas di tingkat provinsi di
daerah masing-masing.

FORMAT PELATIHAN

Ada banyak cara untuk melakukan pelatihan. Bergantung pada jenis masalah
yang akan ditanggulangi, beberapa cara boleh jadi lebih tepat dibandingkan
yang lain. Penting juga untuk menggunakan beragam format, sehingga tidak
terpaku pada format yang sama setiap saat. Berikut ini disajikan beberapa

MANAJ EMEN SEKOL AH 180


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

saran yang dapat digunakan dengan penyesuaian seperlunya dengan kondisi


sekolah dan masalah masing-masing.

 Seorang guru ikut berada di kelas guru yang kompeten, mengamati


caranya mengajar, dan kemudian mendiskusikan hal-hal yang diamatinya.
Ini dapat disebut cara magang.
 Seorang guru merencanakan pelajaran, mendiskusikannnya dengan guru
yang lebih berpengalaman, membuat penyesuaian sebagai hasil diskusi itu,
dan selanjutnya meminta guru yang berpengalaman itu untuk mengamati
guru bersangkutan ketika mengajar. Selanjutnya dibahas kelebihan dan
kelemahannya.
 Dua atau tiga guru mata pelajaran yang sama (dari sekolah yang sama atau
berlainan) dapat menyusun rencana pelajaran mereka bersama-sama,
bertukar gagasan, dan membahas kesulitan yang timbul.
 Sesi lokakarya. Dalam kesempatan ini, satu atau lebih guru memeragakan
teknik pengajaran tertentu. Para guru lain yang kurang berpengalaman
selanjutnya mencobakan teknik itu selama dua minggu berikutnya. Setelah
itu, diadakan lokakarya lanjutan untuk membahas keberhasilan dan
kesulitan yang dihadapi ketika mempraktikkan teknik itu.
 Dapat diadakan sesi lokakarya bagi guru untuk menyusun soal ujian.
Setiap guru menyusun jawaban atas soal yang dibuat guru lainnya.
Dengan cara ini, dapat diperbaiki kelemahan dalam penyusunan soal.
 Untuk subyek-subyek praktis, dapat diadakan lokakarya di mana guru
yang kurang berpengalaman melakukan praktik yang sesungguhnya di
bawah supervisi guru yang telah terampil.
 Dalam pelatihan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
misalnya, sejumlah kepala sekolah dapat berhimpun dan mengajukan
permohonan ke dinas pendidikan setempat atau ke lembaga Diklat
tertentu untuk memfasilitasi kebutuhan mereka. Para kepala sekolah ini
kemudian menularkan hasil pelatihan mereka ke para guru di sekolah
masing-masing.
 Untuk masalah-masalah manajemen dan pendisiplinan, staf dapat
melakukan curah gagasan untuk mengidentifikasi masalah. Selanjutnya
peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, di mana masing-
masing kelompok mencari solusi untuk masalah tertentu. Setelah itu,
semua peserta bergabung dalam kelompok besar untuk mendiskusikan
solusi setiap kelompok dan pengambilan keputusan oleh semua anggota.
Selanjutnya disusun rencana untuk memecahkan masalah yang dipandang
paling krusial.

MANAJ EMEN SEKOL AH 181


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

EVALUASI PELATIHAN

Setiap pelatihan yang Anda lakukan haruslah dievaluasi. Setelah


berlangsungnya pelatihan, setiap peserta seyogianya dapat mengatakan
apakah mereka merasa mendapat manfaat dari kegiatan itu dan mereka
dapat mengidentifikasi bagian-bagian yang mereka pandang paling
memuaskan dan yang yang paling tidak memuaskan. Hal-hal ini perlu
dikomunikasikan kepada pihak yang menyelenggarakan pelatihan sebagai
balikan untuk memperbaiki aspek-aspek pelatihan yang tidak memuaskan.
Hal-hal yang dipandang memuaskan dapat dikembangkan lebih lanjut.

Jika kelemahan lokakarya atau pelatihan tidak dilaporkan, kesalahan serupa


kemungkinan besar dapat berulang di kemudian hari. Penting diingat bahwa
betapapun penyelenggara pelatihan telah benar-benar merencanakannya
dengan baik, selalu ada kemungkinan kurang terpenuhinya kebutuhan
peserta pelatihan. Semakin banyak peserta yang berpartisipasi, semakin besar
kemungkinan itu terjadi. Itu sebabnya, setiap orang hendaknya benar-benar
jujur mengemukakan pendapatnya.

Umumnya, penting sekali agar tujuan pelatihan ditetapkan sebelumnya.


Hanya dengan cara ini kita dapat mengevaluasi apakah suatu kegiatan
pelatihan telah tercapai atau tidak. Dalam kaitan ini kita perlu menahan diri
untuk tidak menyusun tujuan pelatihan yang sukar dicapai dalam kaitannya
dengan sumber daya yang tersedia.

RINGKASAN

1. Kepala sekolah berkepentingan untuk mengatur pelatihan bagi diri


mereka sendiri dan bagi para guru dan staf mereka. Sebagai manajer
sekolah, ia bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penyelenggaraan
pendidikan di sekolahnya berlangsung secara produktif. Jika hal ini tidak
dilakukan karena para guru kurang kompeten atau kurang percaya diri,
kepala sekolah perlu melakukan intervensi tertentu.
2. Identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan mengkaji
permasalahan sekolah yang menyangkut aspek-aspek manajemen/
administrasi sekolah, pengajaran, isi pengajaran, ujian, dan perkembangan
anak.
3. Sebelum mencari bantuan pelatihan dari luar, kepala sekolah seyogianya
menggunakan keahlian yang tersedia di sekolah. Guru atau staf yang lebih
berpengalaman tentunya dapat membantu mereka yang kurang
berpengalaman.

MANAJ EMEN SEKOL AH 182


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

4. Kepala sekolah harus jeli dan rajin mencari informasi yang dibutuhkannya
dari berbagai sumber. Kepala sekolah dapat mencoba untuk mencari
bantuan ke instansi pemerintah, lembaga-lembaga non pemerintah, atau
perusahaan swasta.
5. Bergantung pada jenis masalah yang akan ditanggulangi, beberapa cara
atau media pengembangan pegawai boleh jadi lebih tepat dibandingkan
yang lain. Penting juga untuk menggunakan beragam format, sehingga
tidak terpaku pada format yang sama setiap saat. Misalnya dengan
melakukan lokakarya sekolah, curah gagasan, mengundang tenaga ahli
dari luar, atau mengirimkan guru atau staf ke lembaga diklat.
6. Umumnya, penting sekali agar tujuan pelatihan ditetapkan sebelumnya.
Hanya dengan cara ini kita dapat mengevaluasi apakah suatu kegiatan
pelatihan telah tercapai atau tidak. Dalam kaitan ini kita perlu menahan
diri untuk tidak menyusun tujuan pelatihan yang sukar dicapai dalam
kaitannya dengan sumber daya yang tersedia.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian pengembangan SDM dalam kaitannya dengan


peningkatan kinerja.
2. Jelaskan cara yang dapat Anda lakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan.
3. Jelaskan cara yang dapat Anda lakukan untuk mengevaluasi pelatihan.
4. Bersama mitra kerja, identifikasi masalah kinerja di sekolah Anda. Jika
hasil identifikasi penyebab masalah menunjukkan perlunya peningkatan
kompetensi guru atau staf, susunlah rencana peningkatan kompetensi
dengan format yang disesuaikan dengan kondisi sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 183


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Pemotivasian Pegawai
Amati pegawai ketika mereka melakukan suatu pekerjaan, kemudian sergaplah mereka
ketika melakukannya dengan baik, dan hargai kinerjanya
Kenneth Blanchard

PENGANTAR

Faktor penting dalam manajemen yang produktif adalah kemampuan untuk


mencapai hasil melalui dan dengan orang lain. Jika falsafah yang
mendasarinya keliru, sistem dan teknik yang dibangun secara seksama tidak
akan berhasil. Artinya, kepala sekolah yang baik harus memahami benar
orang-orang yang bekerja bersamanya. Pemahaman ini akan sangat penting
artinya untuk dapat mengetahui hal-hal yang memotivasi orang-orangnya
untuk berkinerja lebih baik.

Seorang kepala sekolah yang efisien tidak serta-merta efektif jika


hubungannya dengan staf tidak baik. Namun, sekalipun hubungan itu baik
dan staf merasa termotivasi, ada kemungkinan juga bahwa kekeliruan
administrasi dan lingkungan akan segera ternafikan. Artinya, meskipun
hubungan antarorang terjaga baik, hal itu tidak boleh menyebabkan kita
melalaikan kewaspadaan. Dalam unit ini akan dibahas hal-hal yang
menyangkut pemotivasian pegawai dan faktor-faktor yang memengaruhi
keberhasilan kepala sekolah dalam melakukannya.

HAKIKAT MOTIVASI

Motivasi berurusan dengan hal-hal yang menyebabkan orang melakukan


sesuatu, mengapa orang bertindak, berbicara, atau berpikir dengan cara
tertentu. Kepala sekolah perlu mengetahui cara memotivasi orang-orangnya.
Mereka perlu memperoleh hasil melalui dan dengan orang lain, atau
mendapatkan yang terbaik yang dapat diberikan orang-orangnya.

Ini paling mungkin dapat dicapai jika kepala sekolah membantu staf
memperoleh kepuasan kerja. Ini dikenal sebagai motivasi intrinsik, dorongan

MANAJ EMEN SEKOL AH 184


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

yang berasal dari dalam diri seseorang, dan bukan motivasi ekstrinsik,
dorongan yang berasal dari luar.

PRINSIP-PRINSIP PEMOTIVASIAN

Partisipasi

Pegawai perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting,


utamanya jika keputusan itu bakal berdampak pada mereka. Semakin banyak
keterlibatan pegawai semakin besar pula perasaan pemilikan atas keputusan
dan mereka akan berusaha keras membantu pelaksanaan keputusan itu.
Melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan tidak berarti mengubah
kenyataan bahwa kepala sekolah tetap bertanggung gugat atas keputusan dan
hasilnya.

Komunikasi

Jika pegawai diberitahu tentang hasil yang akan dicapai, mereka akan
cenderung lebih bekerja sama dan merasa bahwa mereka adalah bagian dari
kelompok. Sebaliknya juga dapat terjadi, jika pegawai tidak tahu apa yang
harus dicapai, mereka akan terlihat kurang berminat dan tidak termotivasi.
Pegawai seharusnya tidak hanya diberitahu tentang hasilnya, tetapi juga
tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai.

Pengakuan

Jika pegawai mendapat penghargaan atas kinerja yang dihasilkan, mereka


akan terdorong untuk lebih bekerja keras. Perlu diingat hampir semua orang
merasa kurang dihargai. Jika kepala sekolah menyadari kehausan pegawai
akan penghargaan, mereka akan menggunakan cara yang tepat untuk
menghargai dengan sikap tulus dan tidak memanipulasi orang-orangnya.

Pendelegasian Wewenang

Sebagai kepala sekolah, Anda sebaiknya mendelegasikan sebagian tanggung


jawab Anda kepada bawahan yang mampu dan mau menerima tanggung
jawab yang Anda berikan. Pendelegasian menyampaikan pesan positif dari
kepala sekolah yang percaya bahwa orang yang menerima pendelegasian
akan melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Ini juga merupakan
upaya kepala sekolah memberdayakan orang-orangnya. Gaya kepemimpinan
permisif yang positif ini merupakan upaya pimpinan mengembangkan
bawahan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 185


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

MOTIVASI PEGAWAI

Prinsip-prinsip pemotivasian yang diuraikan sebelumnya menunjukkan


adanya beragam faktor yang memengaruhi motivasi orang di tempat kerja.
Oleh sebab itu, kepala sekolah tidak hanya perlu mengetahui para
pegawainya, tetapi juga memahami hal-hal yang dapat meningkatkan atau
menurunkan motivasi. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan ke dalam
empat kategori: kebutuhan pribadi sebagai manusia, faktor-faktor yang
inheren atau melekat dalam situasi kerja, sistem manajemen, dan sistem
sosial yang tercermin dalam masyarakat.

Kebutuhan Pribadi

Kebutuhan setiap orang berbeda-beda dan ini perlu diperhitungkan.


Kebutuhan ini misalnya kebutuhan dasar, berteman, merasa aman, dihargai,
berprestasi, untuk dipandang bermanfaat dalam masyarakat, dan kehormatan
diri. Jika seseorang melakukan pekerjaan sebagai guru bantu atau honorer
yang sifatnya temporer, maka kebutuhan akan jaminan kerja akan tinggi.
Pengangkatan yang bersangkutan sebagai pegawai tetap kemungkinan akan
memenuhi kebutuhan itu. Kepala sekolah perlu memahami hal-hal yang
dibutuhkan orang-orang yang bekerja dengannya dan menggunakan hal itu
sebagai upaya memotivasi mereka.

Jika kinerja bagus tidak memperoleh pengakuan sewajarnya, hal itu akan
menimbulkan dampak tidak baik terhadap motivasi guru. Dalam situasi
sempitnya peluang kerja, guru yang tidak termotivasi akan terpaksa bertahan
dalam pekerjaannya. Namun, kinerjanya sukar diharapkan optimal. Dampak
keadaan itu terhadap penyelenggaraan sekolah tentulah tidak baik. Kepala
sekolah harus dapat mendorong guru untuk bertanggung jawab dan
memiliki kebanggaan atas kualitas pekerjaan yang dilakukan.

Situasi Kerja

Faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri juga memengaruhi


motivasi. Misalnya sifat dan jenis pekerjaan, peluang untuk dianggap sebagai
bagian kelompok, kesempatan peningkatan karier, lingkungan kerja,
kesempatan dan tantangan kerja seperti peluang berkreasi dan inovasi. Hal-
hal monoton dan rutin dapat merusak motivasi. Pekerjaan rutin dapat
menimbulkan rasa bosan yang memperendah motivasi sehingga sering
mengakibatkan kecerobohan. Salah satu cara pemecahannya adalah merotasi
pekerjaan rutin sehingga kegiatan yang membosankan tidak dilakukan oleh
orang yang sama.

MANAJ EMEN SEKOL AH 186


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Faktor Manajemen

Kualitas manajemen memengaruhi tingkah laku, sikap, dan upaya orang-


orang. Hubungan antarpribadi yang positif dipandang sebagai motivasi yang
memperkuat. Dalam kaitan ini, komunikasi memainkan peran yang sangat
penting. Para guru suka mengetahui dan perlu mengetahui apa saja yang
diharapkan dari mereka dan bahwa tugas yang mereka lakukan adalah bagian
dari upaya mencapai tujuan organisasi. Hal ini seyogianya dilipatgandakan
dengan kepemimpinan yang kompeten dan adil yang menimbulkan perasaan
memiliki arah dan yang memberdayakan.

Kepala sekolah bertanggung jawab untuk merencanakan, membimbing, dan


memimpin sekolah. Semua tugas didelegasikan kepada para guru, dan jika
diterapkan manajemen partisipatif, yang menghargai upaya setiap guru, maka
motivasi untuk bekerja keras kemungkinan akan kuat.

Faktor Masyarakat

Jika nilai-nilai masyarakat (apakah agama, moral, ekonomi, budaya, politik,


atau sosial) berbeda dari nilai-nilai guru, faktor masyarakat ini dapat
menurunkan motivasi guru. Kehidupan pribadi guru, seperti hubungan
mereka dengan keluarga mereka, juga akan memengaruhi perilaku mereka.
Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk bisa memengaruhi faktor-faktor
itu, tetapi kepala sekolah harus berurusan dengan hal itu jika menimbulkan
dampak negatif terhadap kinerja guru.

MOTIVASI DAN KEPALA SEKOLAH

Kita perlu ingat bahwa motivator adalah hal-hal yang memotivasi pegawai
untuk berkinerja lebih baik di atas kinerja rata-rata atau standar. Motivator
ini adalah keinginan berprestasi, pengakuan, tanggung jawab, kepuasan kerja,
serta adanya peluang untuk pertumbuhan dan peningkatan pribadi. Kita
cenderung kurang memperhitungkan kebutuhan pegawai atas hal-hal itu,
padahal sangat penting artinya dalam memotivasi pegawai. Melibatkan
pegawai dalam pengambilan keputusan yang akan memengaruhi mereka
adalah salah satu cara untuk memenuhi semua atau setidaknya hampir semua
kebutuhan itu.

Tinggi rendahnya kebutuhan psikologis itu berbeda pada setiap orang dan
waktu. Ada orang yang kebutuhannya tidak berkaitan dengan pekerjaan. Jika
istri/atau suami seorang guru kehilangan pekerjaan, maka pada saat itu rasa
aman kemungkinan akan paling penting. Jika terjadi perceraian, kebutuhan

MANAJ EMEN SEKOL AH 187


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

rasa aman dan sosial akan menonjol, sekalipun hal ini kemudian diikuti
dengan kebutuhan menemukan minat baru dan prestasi dalam pekerjaan.
Perbedaaan individual ini harus Anda perhatikan agar upaya Anda
memotivasi pegawai tepat sasaran.

Semua itu adalah gejala perilaku yang dapat diperkirakan dan sering dapat
dikenali. Namun, ketika gejala dan penyebabnya tidak begitu jelas, risikonya
adalah salah menduga kebutuhan pegawai. Sebagian kita memiliki
kecenderungan berasumsi bahwa kebutuhan orang lain sama dengan
kebutuhan kita; sebagian yang lain cenderung berasumsi sebaliknya.

Sebagaimana telah dikemukakan, kita perlu berusaha menyesuaikan perilaku


manajemen kita dengan kepribadian dan kebutuhan situasi. Reaksi otomatis
perilaku kita mungkin bukan reaksi yang tepat. Itu sebabnya perlu dipikirkan
berbagai alternatif.

Sekalipun kita sudah berusaha keras, kemungkinan tetap saja ada orang yang
tidak ingin dimotivasi dan memandang dengan penuh kecurigaan setiap
upaya untuk memperbesar tanggung jawab atau keterlibatan kerja. Sikap
seperti ini sering ditemukan pada guru-guru yang berkecenderungan
psimistis. Namun, kita tidak boleh gampang menyerah untuk berusaha.
Pendekatan yang tepat akan dapat menghasilkan tanggapan yang baik.

Lebih dari itu semua, kepala sekolah perlu jujur pada dirinya sendiri tentang
sikapnya terhadap bawahan. Penting agar introspeksi ini dilakukan secara
jujur dan terbuka, karena pengalaman menunjukkan bahwa hal itu akan
menentukan cara kepala sekolah memimpin dan memotivasi pegawainya.
Tidak diragukan lagi bahwa cara kepala sekolah memperlakukan pegawainya
sangat dipengaruhi oleh pandangannya tentang kehidupan, sikapnya
terhadap motivasi sebagai dasar perilaku manusia, dan pertimbangan yang
dibuatnya atas perilaku orang-orang dalam situasi kerja tertentu.

Perhatikan saran bijak berikut ini dalam rangka meningkatkan motivasi


pegawai.
Pujian. Anda memuji seorang guru atas kinerjanya yang bagus di hadapan
orang lain
Empati. Meletakkan diri Anda dalam posisi seseorang dengan menunjukkan
pemahaman yang tulus mengenai hal-hal yang dihadapinya. Tuhan tidak
akan memikulkan beban yang tidak dapat dipikulnya. Ingatkan bahwa di
balik kesulitan akan ada kemudahan.
Pengakuan. Dengan rendah hati menyatakan pada saat yang tepat bahwa
Anda salah dan minta maaf.

MANAJ EMEN SEKOL AH 188


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Terima kasih. Jangan lupa menyatakan terima kasih dengan sikap tulus.
Perhatian. Ketika orang lain bicara, simak dengan baik. Jika kata-katanya
mengenai diri Anda, tatap matanya. Sampaikan pernyataan duka, selamat,
dan sebagainya dengan tulus.
Inspirasi. Tumbuh kembangkan semangat pantang menyerah dalam diri
orang lain.

RINGKASAN

1. Motivasi berurusan dengan hal-hal yang menyebabkan orang melakukan


sesuatu, mengapa orang bertindak, berbicara, atau berpikir dengan cara
tertentu. Prinsip-prinsip pemotivasian yang penting termasuk partisipasi,
komunikasi, pengakuan, dan pendelegasian wewenang.
2. Kepala sekolah tidak hanya perlu mengetahui para pegawainya, tetapi juga
memahami hal-hal yang dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi.
Faktor-faktor itu dapat dikelompokan ke dalam empat kategori:
kebutuhan pribadi sebagai manusia, faktor-faktor yang inheren atau
melekat dalam situasi kerja, sistem manajemen, dan sistem sosial yang
tercermin dalam masyarakat.
3. Kepala sekolah perlu ingat bahwa motivator adalah hal-hal yang
memotivasi pegawai berkinerja lebih baik di atas kinerja rata-rata atau
standar. Motivator ini adalah keinginan berprestasi, pengakuan, tanggung
jawab, kepuasan kerja, serta adanya peluang untuk pertumbuhan dan
peningkatan pribadi.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian motivasi dan hal-hal yang dibutuhkan orang di


tempat kerja mereka.
2. Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pemotivasian pegawai.
3. Jelaskan hal-hal yang memotivasi pegawai untuk berkinerja di atas
standar.
4. Jelaskan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk memotivasi peserta didik
untuk berprestasi lebih baik di sekolah.
5. Bersama para guru dan staf, diskusikan hal-hal yang dapat memotivasi
mereka di sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 189


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Penilaian Kinerja Pegawai


Supervisi kinerja seseorang bukan untuk mencari keburukan orang itu, tetapi untuk
mengidentifikasi potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut

PENGANTAR

Penilaian kinerja pegawai adalah proses peninjauan hasil kerja yang


dilakukan guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru senior
lainnya. Proses penilaian ini menyangkut kompetensi, kinerja, dan
kebutuhan profesional mereka yang terlibat dalam penilaian itu.

Dalam sekolah kecil, kemungkinan besar Anda sebagai kepala sekolah yang
menilai pegawai. Di sekolah yang lebih besar hal ini kemungkinan
didelegasikan kepada wakil kepala sekolah atau kepala bagian/departemen
sesuai dengan struktur organisasi yang dipakai sekolah.

Penilaian kinerja merupakan proses di mana seorang guru dan rekan kerja
yang lebih senior bekerja sama menilai kinerja guru sebagai tenaga
profesional. Ini berarti menilai semua aspek pengorganisasian kelas, cara
mengelola kegiatan belajar di kelas; termasuk penggunaan waktu dan bahan,
cara mereka berhubungan dengan peserta didik, guru lain, kepala sekolah,
orang tua, dan anggota masyarakat lainnya.

Dalam unit ini, Anda akan mempelajari alasan perlunya dilakukan penilaian
kinerja pegawai dan bagaimana cara melakukannya. Penilaian kinerja juga
berjalan seiring dengan pengembangan pegawai. Artinya hasil penilaian
kinerja seharusnya dipakai untuk menemukan cara perbaikan dengan
melakukan upaya peningkatan kompetensi, utamanya jika kinerja yang
kurang atau tidak bagus berkaitan dengan kemampuan.

ALASAN PERLUNYA PENILAIAN KINERJA

Penilaian dimaksudkan untuk membantu guru agar lebih produktif dalam


proses belajar-mengajar, dan juga seperti yang telah dikemukakan, untuk

MANAJ EMEN SEKOL AH 190


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

memenuhi kebutuhan guru akan pengembangan profesional; misalnya


melalui pelatihan dalam jabatan dan pengembangan karier. Oleh sebab itu,
Anda seharusnya tidak memandang penilaian kinerja sebagai cara mencari-
cari kesalahan dan mengkritik, tetapi sebagai sarana membangun citra diri
guru yang positif dan motivasi untuk menjadi yang lebih baik.
Di Indonesia, pendidikan kini diarahkan agar berorientasi pada peserta didik
bukan berorientasi guru. Dalam orientasi ini, peserta didik perlu semakin
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran mereka untuk dapat
belajar dan mengembangkan potensi mereka seoptimal mungkin. Peserta
didik, dan juga guru, perlu berpartisipasi dalam pengembangan diri mereka,
untuk dapat menganalisis dan merefleksikan kompetensi mereka sendiri.
Dengan cara ini, mereka belajar berpikir dan menjalankan fungsinya sebagai
anggota masyarakat yang mandiri, yang tidak semata menjadi beban orang
lain. Bagi kebanyakan guru, hal ini mengharuskan adanya perubahan sikap.
Ini hanya dapat muncul dari kemauan untuk terus-menerus meninjau hal-hal
yang terjadi di ruang kelas dan sekolah, serta dampak perilakunya terhadap
orang lain.

PERSYARATAN PENILAIAN KINERJA

Proses penilaian kinerja yang baik, di mana guru benar-benar jujur tentang
kelebihan dan kelemahan mereka, tentang bantuan dan dorongan yang
mereka perlukan; bergantung pada suasana saling memercayai antara kepala
sekolah, atau guru senior lainnya, dan guru yang sedang dinilai. Ini berarti
bahwa Anda, sebagai guru senior, harus dapat bertindak profesional yang
dihormati karena kompetensi Anda dan hubungan yang baik dengan staf;
bukan hanya karena Anda adalah orang yang memiliki kewenangan jabatan
sebagai kepala sekolah.
Anda harus dapat menegur guru yang yang terlambat atau kurang siap
memfasilitasi pembelajaran. Anda melakukan hal itu karena Anda tahu
bahwa guru memerlukan bimbingan. Jadi, komentar Anda tidak Anda
sampaikan secara sinis atau merendahkan, tetapi dengan niat tulus untuk
memperbaiki. Ini juga harus dapat Anda lakukan sekalipun guru
menunjukkan sikap menolak atau tidak dapat mengubah perilaku yang tidak
dapat diterima itu. Dalam hal seperti ini Anda perlu melakukan
pendisiplinan bagi kepentingan sekolah Anda dan yang bersangkutan sendiri.
Jika Anda dipandang sebagai orang yang benar-benar mengetahui guru,
realitas peserta didik dan ruang kelas, dan Anda dikenal sebagai orang yang
menghormati perasaan guru dan peserta didik, penilaian Anda kemungkinan
besar akan berlangsung dalam suasana yang saling memercayai.

MANAJ EMEN SEKOL AH 191


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Penilaian kinerja seyogianya tidak dilakukan sebagai sarana pemeringkatan


kualitas guru. Ini sangat berbeda dari proses pengawasan atau penyeliaan
oleh orang dengan jabatan lebih tinggi di mana guru adalah subyek penilaian.
Dalam penilaian kinerja, guru perlu dipandang sebagai subyek yang
berkepentingan dalam proses pendidikan yang bekerja sama untuk menjadi
sebaik mungkin, dan sebagai orang yang memiliki kebutuhan profesional
dan kepentingan lainnya.

Peran Anda sebagai kepala sekolah adalah sebagai pemimpin pendidikan di


sekolah. Dalam peran ini tugas Anda adalah menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif bagi semua peserta didik, dengan semua
tingkatan kemampuan, dan beragam kebutuhan yang perlu dipenuhi. Guru
yang dinilai kinerjanya ikut berbagi tanggung jawab ini. Dengan cara ini, para
guru umumnya akan terdorong untuk berkinerja lebih baik karena merasa
dihargai. Mereka merasa bahwa Anda memercayai mereka dalam hal-hal
yang penting artinya bagi sekolah dan bagi diri mereka sendiri.

PROSES PENILAIAN KINERJA

Ada sejumlah langkah untuk melakukan penilaian kinerja pegawai. Sebelum


hal ini dapat dimulai, Anda perlu berdiskusi dengan semua staf Anda. Para
guru perlu merasa yakin bahwa mereka dapat terbuka terhadap Anda agar
jika mereka merasa gaya kepemimpinan Anda tidak benar, mereka dapat
mengungkapkannya dengan harapan Anda dan anggota manajemen lainnya
akan meninjau kembali gaya Anda itu.

Unsur kedua yang penting adalah menekankan bahwa apa yang


dikemukakan selama proses penilaian tidak akan disebarluaskan. Guru yang
pada waktu diskusi mengungkapkan perasaannya tentang sekolah atau
mengeluh soal ketidakbahagiaan kehidupan keluarganya, memerlukan
jaminan bahwa hal itu tidak akan disebarluaskan kepada masyarakat sekolah.
Selain itu, ambisi profesional juga harus dijaga kerahasiaannya. Penilaian
kinerja seyogianya tidak digunakan sebagai sarana membanding-bandingkan
satu guru dengan guru lainnya.

Membangun Suasana yang Baik

Pada tahap awal diskusi dengan staf berkenaan dengan penilaian kinerjanya,
Anda perlu menjelaskan tujuan penilaian itu dan cara mencapainya. Prosedur
yang akan dilalui harus dibahas, dan gagasan staf akan diperhitungkan. Perlu
dibuat jadwal waktu agar guru memiliki waktu untuk menyiapkan pikirannya,

MANAJ EMEN SEKOL AH 192


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

mengetahui kapan saatnya Anda akan melakukan pengamatan di kelas, dan


kapan wawancara akan dilakukan. Prosedur tindak lanjut perlu dibahas,
kapan tindakan akan dilaksanakan; misalnya perencanaan pelatihan dalam
pekerjaan.

Anda dan anggota staf senior, perlu menyiapkan seluruh proses dengan
menganalisis sikap Anda mengenai kepemimpinan. Sikap Anda tentang
apakah, misalnya, Anda mencari inkompetensi guru, atau berusaha
mengidentifikasi kompetensi mereka, merupakan hal yang penting untuk
menentukan apakah penilaian kinerja pegawai kemungkinan akan menjadi
proses pengembangan staf yang positif atau tidak.

Penilaian Sendiri Oleh Guru

Proses ini dimulai di mana guru melakukan sendiri peninjauan keberhasilan,


kegagalan, serta kebutuhan profesional dan pribadi. Salah catu metode yang
sering digunakan adalah menyimpan buku harian yang berisi pemikiran
mengenai kegiatan harian di kelas. Kebanyakan guru barangkali tidak
melakukan hal ini karena kegiatan mereka sehari-hari sedemikian padatnya
sehingga upaya refleksi kegiatan penting dikesampingkan, kecuali benar-
benar disediakan waktu untuk keperluan itu. Seorang guru mungkin menulis
hal-hal berikut.

”Hari ini saya mulai merasa bahwa mengajar matematika semua peserta didik
di satu kelas membuat sebagian peserta didik merasa bosan. Peserta didik yang
lebih pintar menyelesaikan pekerjaan mereka sangat cepat, dilakukan dengan
benar, dan kemudian mereka membuat gaduh, sedangkan yang lain begitu
lamban dan tampaknya tidak mengerti. Saya akan menata ulang peserta didik
ini menjadi beberapa kelompok, tapi saya tidak tahu cara melakukannya.
Bagaimana saya bisa memastikan bahwa semua kelas akan berkonsentrasi pada
pekerjaan mereka jika saya tidak menyuruh mereka semua menghadap papan
tulis?”

Pengamatan Kelas/Tugas

Sebagai kepala sekolah yang baik, Anda mungkin mengunjungi proses


pembelajaran di kelas secara teratur. Anda tahu bahwa hal ini membantu
Anda mengetahui hal-hal yang terjadi di sekolah. Pengamatan kelas/tugas
dalam penilaian kinerja pegawai boleh jadi telah merupakan bagian dari
rutinitas sekolah. Untuk tujuan penilaian kinerja pegawai, Anda perlu
mengatur waktu untuk mengamati proses pembelajaran tertentu. Anda perlu
hadir di kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Hanya dengan

MANAJ EMEN SEKOL AH 193


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

cara itu Anda dapat mengetahui persis mengenai persiapan,


pengorganisasian, dan manajemen proses pembelajaran di kelas.

Pertanyaan berikutnya yang dapat membantu menyediakan struktur


pengamatan kelas adalah sebagai berikut.
 Apakah ruang kelas bersih dan apakah peserta didik merasa senang di
kelas itu?
 Apakah guru memulai pelajarannya tepat waktu?
 Apakah pelajaran telah disiapkan dengan baik dan sesuai dengan silabus
atau skema pembelajaran?
 Apakah semua bahan yang ditetapkan dalam rencana pelajaran tersedia
bagi peserta didik?
 Apakah hubungan antara guru dan peserta didik baik?
 Apakah peserta didik menyimak dengan baik ketika guru berbicara, dan
apakah mereka terlihat menghormati guru tanpa kelihatan takut?
 Apakah organisasi dan manajemen (pekerjaan kelas, kerja kelompok,
kegiatan perseorangan, kegiatan praktis, dan sebagainya) memenuhi
kebutuhan peserta didik dan mata pelajaran?

Jawaban Anda atas semua pertanyaan itu akan menghasilkan informasi


penting berkenaan dengan kemampuan guru dalam memberikan pengajaran
yang baik bagi peserta didik. Jika Anda melihat adanya persiapan atau
interaksi dengan peserta didik yang tidak baik, hal itu mungkin menunjukan
bahwa guru memiliki masalah. Ini mungkin berurusan dengan masalah
disiplin ketika orang tua menyampaikan keluhan mengenai seringnya guru
itu terlambat atau kemungkinan adanya masalah pribadi lainnya. Informasi
seperti itu menyediakan informasi lain yang perlu dibahas dalam wawancara
penilaian kinerja.

Wawancara Penilaian Kinerja dan Penyusunan Target

Hal ini seharusnya berlangsung sesegera mungkin setelah dilakukan


pengamatan kelas. Jadi, Anda dan guru perlu menetapkan waktu
mengadakan pertemuan. Bentuk dan lama waktu wawancara dapat
bervariasi, tetapi perlu ada diskusi hasil pengamatan kelas. Karena tujuannya
adalah untuk membantu pengembangan profesional guru dan pengalaman
belajar peserta didik, pendekatannya haruslah positif.

Pujian hendaknya disampaikan sebanyak mungkin. Misalnya, “Saya


perhatikan Bapak sangat keras berusaha membuat peserta didik yang lebih
pintar untuk tidak membuat gaduh pada saat yang lebih lamban
menyelesaikan pekerjaan mereka.” Tujuannya adalah membangun

MANAJ EMEN SEKOL AH 194


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

kepercayaan dan harkat diri guru karena, melalui hal ini, guru itu lebih
mungkin mendiskusikan pekerjaannya. Dalam contoh catatan harian guru
sebelumnya, Anda dan guru kemudian dapat mendiskusikan cara pengelom-
pokan peserta didik yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan mereka.
Dari diskusi yang berlangsung dalam wawancara itu, selanjutnya dapat
disusun target yang akan dicapai. Anda dapat mengatur apakah bantuan bagi
guru itu dapat disediakan di sekolah atau dari sumber lain. Anda dapat
mendorong yang bersangkutan untuk mencobakan metode lain, dengan
menjamin bahwa akan ada dukungan penuh selama penerapannya.
Mengelola perubahan cara kerja ini boleh jadi akan kurang menyenangkan
bagi guru, karena khawatir gagal dan kebanyakan orang tidak suka
menanggung risikonya.
Perilaku menghindar tertentu, seperti telat atau absen dapat muncul dari
perasaan kurang kompeten. Guru yang tidak menyiapkan pelajaran dengan
baik, dapat ditanya apakah ia merasa pelajarannya akan lebih baik jika ia
tidak sering terlambat atau berperilaku kurang baik lainnya di luar sekolah,
seperti suka minum minuman keras, berjudi, atau bergadang hingga larut
malam. Hal ini akan membuka tirai lebih lebar, tetapi dalam suasana positif
yang lebih mungkin mengarah pada diskusi terus terang tentang tanggung
jawab profesional guru. Sselanjutnya dapat disusun target yang realistik.
Perlu diingat agar kepala sekolah mengomentari juga setiap upaya perbaikan
yang dilakukan. Misalnya, “Anda hanya terlambat satu hari dalam minggu
ini. Teruslah berusaha untuk lebih membuat pelajaran Anda menjadi lebih
baik.” Dengan cara ini, moral guru dapat ditingkatkan dan bagi orang-orang
tertentu itu saja telah cukup untuk mendorong upaya perbaikan.
Diskusi/Rapat Tindak Lanjut
Proses penilaian kinerja seyogianya berlangsung secara berkelanjutan. Jika
diperlukan peningkatan kemampuan, dapat direncanakan kegiatan pelatihan
dalam jabatan, atau diskusi peningkatan proses belajar-mengajar di kelas.
Ada baiknya jika guru didorong untuk melakukan kegiatan peningkatan diri
melalui upayanya sendiri. Semua kegiatan itu adalah bagian dari tanggung
jawab Anda sebagai pemimpin pendidikan di sekolah. Di sekolah-sekolah
besar, bagian dari tanggung jawab ini dibagi bersama staf senior lainnya.

AKTIVITAS PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Seperti yang dikemukakan sebelumnya, sebagian aktivitas pengembangan


profesional dapat dilaksanakan sendiri di dalam sekolah. Misalnya, seorang
guru yang lebih berpengalaman memberikan bantuan kepada guru lainnya

MANAJ EMEN SEKOL AH 195


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

untuk meningkatkan keterampilan mereka mengelola kelas. Guru lainnya


mungkin memerlukan bantuan dari luar untuk mengikuti pelatihan dalam
mata pelajaran tertentu. Atau ada orang luar yang dapat dimintai bantuan
untuk peningkatan kompetensi guru di sekolah.

Setelah diadakan penilaian kinerja, guru yang dinilai mungkin kurang


kompeten sebagai guru mata pelajaran, tetapi ia justru menunjukan
kemampuan memimpin. Kepala sekolah perlu menyampaikan hal ini kepada
pengawas pendidikan sebagai upaya memberikan kesempatan bagi yang
bersangkutan untuk memikul tanggung jawab manajemen di sekolah lain
atau disiapkan sebagai pengganti Anda di kemudian hari. Intinya adalah
penilaian kinerja harus dapat Anda gunakan sebagai proses mengidentifikasi
potensi yang perlu dikembangkan.

FREKUENSI DAN MASLAHAT PENILAIAN KINERJA

Frekuensi Penilaian Kinerja

Keputusan tentang seberapa sering penilaian bagi setiap guru atau staf
lainnya dilakukan hendaknya diambil melalui konsensus di sekolah.
Keputusan ini bergantung pada ukuran sekolah dan seberapa banyak guru
atau staf senior yang tersedia. Namun, penilaian kinerja secara formal
umumnya dilakukan sekali dalam setahun.

Penting diingat bahwa jika selang waktu penilaian itu terlalu lama, ada
kemungkinan masing-masing pihak telah lupa dengan sejumlah kejadian
yang justru penting dinilai. Pengamatan kinerja seharusnya dilakukan
sesering mungkin agar setiap kekurangan dapat segera diperbaiki, tanpa
harus menunggu penilaian yang lebih formal.

Maslahat Penilaian Kinerja

Maslahat penilaian kinerja dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

• Meningkatnya keterampilan melalui pelatihan dalam jabatan atau


eksperimentasi gaya mengajar.
• Meningkatnya karier melalui pelatihan dalam jabatan.
• Meningkatnya hubungan di mana masing-masing pihak lebih memahami
satu sama lain.
• Meningkatnya pengetahuan tentang sekolah dan orang-orangnya.
• Terciptanya hubungan produktif antara penilaian kinerja dan perencanaan
dan pengembangan staf dan sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 196


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

• Meningkatnya kesempatan memberikan pendidikan yang lebih bermutu


bagi peserta didik.
• Meningkatnya motivasi pegawai dan produktivitas di sekolah.

RINGKASAN

1. Penilaian kinerja merupakan proses di mana seorang guru dan rekan kerja
yang lebih senior bekerja sama menilai kinerja guru sebagai tenaga
profesional. Penilaian kinerja mencakup semua aspek pekerjaan
profesional guru, termasuk pengorganisasian kelas, cara mengelola
kegiatan belajar di kelas; penggunaan waktu dan bahan, cara mereka
berhubungan dengan peserta didik, guru lain, kepala sekolah, orang tua,
dan anggota masyarakat lainnya. Fokus penilaian kinerja adalah proses
mengidentifikasi potensi yang perlu dikembangkan.
2. Penilaian dimaksudkan untuk membantu guru agar lebih produktif dalam
proses belajar-mengajar dan untuk memenuhi kebutuhan guru akan
pengembangan profesional; misalnya melalui pelatihan dalam jabatan dan
pengembangan karier.
3. Maslahat penilaian kinerja antara lain meningkatnya keterampilan melalui
pelatihan dalam jabatan atau eksperimentasi gaya mengajar, meningkatnya
karier melalui pelatihan dalam jabatan, meningkatnya hubungan di mana
masing-masing pihak lebih memahami satu sama lain, terciptanya
hubungan produktif antara penilaian kinerja dan perencanaan dan
pengembangan staf dan sekolah, serta meningkatnya motivasi dan
produktivitas di sekolah.
4. Proses penilaian kinerja yang baik, di mana guru benar-benar jujur
tentang kelebihan dan kelemahan mereka, tentang bantuan dan dorongan
yang mereka perlukan; bergantung pada suasana saling memercayai antara
kepala sekolah, atau guru senior lainnya, dan guru yang sedang dinilai.
5. Penilaian kinerja dimulai dengan membangun suasana saling memercayai
sehingga besikap terbuka lebih mudah dilakukan. Pada tahap awal diskusi
dengan staf berkenaan dengan penilaian kinerjanya, Anda perlu
menjelaskan tujuan penilaian itu dan cara mencapainya.
6. Guru atau staf dapat melakukan penilaian sendiri. Proses ini dimulai di
mana guru melakukan sendiri peninjauan keberhasilan, kegagalan, serta
kebutuhan profesional dan pribadi. Hasilnya kemudian didiskusikan
bersama. Kepala sekolah dapat membandingkan hal ini dengan
pengamatannya sendiri atas kinerja guru dan staf dan berbagai masukan
lainnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 197


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

7. Untuk tujuan penilaian kinerja pegawai, Anda perlu mengatur waktu


untuk mengamati proses pembelajaran tertentu sehingga Anda perlu
hadir di kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Wawancara
penilaian kinerja dan penyusunan target seharusnya berlangsung sesegera
mungkin setelah dilakukan pengamatan kelas. Pendekatannya haruslah
positif karena tujuannya adalah untuk membantu pengembangan
profesional guru dan pengalaman belajar peserta didik.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pemahaman Anda tentang penilaian kinerja dan jelaskan pula


fokus utama penilaian kinerja.
2. Jelaskan tujuan utama penilaian kinerja.
3. Jelaskan maslahat yang diperoleh dengan mengadakan penilaian kinerja.
4. Jelaskan cara Anda untuk membangun suasana yang baik bagi
berlangsungnya penilaian kinerja yang produktif.
5. Jelaskan manfaat yang dapat Anda peroleh dengan langsung mengamati
guru dan staf ketika melaksanakan pekerjaan mereka.
6. Bersama dengan guru dan staf, diskusikan dan sepakati proses yang akan
diterapkan sekolah untuk melakukan penilaian kinerja.

MANAJ EMEN SEKOL AH 198


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Supervisi
dan Pendisiplinan Pegawai
Mendisiplinkan orang lain harus didahului dengan mendisiplinkan diri sendiri

PENGANTAR

Sekolah melaksanakan tanggung jawab pendidikannya paling produktif jika


terdapat konsensus tentang tujuan sekolah dan semua pihak bersama-sama
berusaha mencapainya dengan kepemimpinan Anda. Anda akan berhasil jika
staf Anda menghormati Anda sebagai profesional yang menunjukkan
keteladanan, bersikap rasional, dan memperhatikan kepentingan orang lain.

Prinsip dasarnya adalah perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin


mereka memperlakukan Anda. Jika Anda tidak suka dikritik di depan umum,
begitu juga dengan orang lain. Namun, hampir semua orang sangat senang
jika dipuji di depan orang lain. Kita bereaksi positif terhadap pujian, kita
merasa diri kita baik dan menyukai orang yang memuji kita. Umumnya
orang akan mengulangi perbuatan yang menyebabkan ia mendapat
penghargaan. Kepala sekolah menduduki jabatan dengan status tertinggi di
sekolahnya dan ia merupakan sumber teladan dan penghargaan yang efektif.

TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH


SEBAGAI PEMIMPIN

Sebagai kepala sekolah, Anda bertanggung jawab untuk menyelenggarakan


sekolah secara produktif. Sebagai manajer sekolah, Anda sekaligus
memainkan peran sebagai pemimpin administratif dan pemimpin
pendidikan. Namun, peran kepemimpinan ini hanya memiliki satu fungsi.
Fungsi ini adalah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi semua peserta didik di sekolah Anda. Satu-satunya
kepentingan utama yang harus dikedepankan di sekolah Anda adalah
kepentingan peserta didik Anda. Kepentingan yang lain adalah dampak dari
upaya memenuhi kepentingan utama itu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 199


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Anda tidak dapat melakukan semua pekerjaan untuk mengemban amanat


yang berat itu. Anda tidak dapat melakukan sendiri pengajaran peserta didik
dan Anda juga tidak dapat melakukan sendiri pekerjaan administrasi sekolah.
Pekerjaan Anda harus didelegasikan kepada staf pengajar dan staf
administrasi, bergantung pada sifat pekerjaan itu. Namun, tanggung jawab
atas segala sesuatu yang berlangsung di sekolah tetap pada Anda sebagai
kepala sekolah. Oleh sebab itu, Anda perlu memastikan bahwa semua tugas
dilaksanakan dengan baik, semua staf bertindak secara profesional terhadap
satu sama lain dan dengan para peserta didik, serta harus ada tanggung gugat
kepada peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat secara luas.

PERLUNYA SUPERVISI DAN DISIPLIN

Karena semua kegiatan di sekolah adalah tanggung jawab Anda, Anda perlu
memastikan bahwa tugas yang Anda delegasikan dilaksanakan pada waktu
dan cara yang tepat. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan supervisi, yaitu
menyelia pekerjaan orang lain di sekolah. Dengan menemui staf senior
Anda, apakah secara perseorangan atau kelompok, Anda akan memperoleh
balikan tentang keberfungsian penyelenggaraan sekolah, termasuk
pelaksanaan dan pengembangan kurikulum. Dengan aktif di sekolah, dengan
mengunjungi kelas, berbicara dengan guru, peserta didik, dan orang tua,
Anda mengikuti perkembangan masyarakat sekolah, orang-orang, dan
peristiwa yang terjadi. Dengan demikian, masalah sering dapat dicegah,
hanya karena kepala sekolah tahu persis hal-hal yang terjadi di sekolah. Pada
saat yang sama, Anda menunjukkan contoh disiplin diri yang baik bagi orang
lain.

Disiplin berkaitan dengan penetapan dan pemeliharaan ketertiban dan


keberfungsian masyarakat secara harmonis. Sekolah pada dasarnya adalah
masyarakat dalam skala yang kecil, dan disiplin di sekolah bertujuan untuk
memastikan bahwa pembelajaran berlangsung dengan baik. Dalam kerangka
ini, hak-hak individual peserta didik sekolah dilindungi. Di hampir semua
sekolah, ada aturan yang berfungsi sebagai kode etik yang harus dijunjung
tinggi para peserta didiknya. Aturan seperti itu hendaknya nalar dan tidak
terlalu kaku. Sebaiknya semua peserta didik dilibatkan dalam penyusuan
aturan sekolah.

Dalam hal aturan bagi tenaga pengajar, aturan itu sedapat mungkin harus
disusun dengan melibatkan dan disepakati oleh tenaga pengajar melalui
dewan pendidik yang diketuai kepala sekolah. Untuk melakukan ini, Anda
perlu mengikutsertakan organisasi guru setempat. Rapat staf dapat

MANAJ EMEN SEKOL AH 200


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

mencakupkan agenda yang dirancang untuk membantu guru menemukan


cara-cara positif untuk menangani urusan sekolah. Negara kita tidak lagi
menolerir hukuman fisik, seperti menjewer, menampar, melempar dengan
penghapus papan tulis, atau bentuk-bentuk hukuman fisik lainnya. Diskusi
dalam rapat yang diadakan dapat membantu guru untuk menggunakan
wewenang mereka dengan cara-cara positif.

MELAKSANAKAN TANGGUNG JAWAB

Dalam dunia yang ideal, Anda akan dapat memercayai semua staf untuk
melaksanakan tanggung jawabnya dalam pengajaran, administrasi, atau
penanganan peserta didik tanpa supervisi. Bagi guru yang yang termotivasi
secara positif, kepercayaan Anda itu kemungkinan besar akan dilaksanakan
dengan baik. Guru seperti itu tiba di sekolah sebelum pelajaran dimulai,
mereka hanya absen karena alasan yang masuk akal, proses pembelajaran
direncanakan dengan baik, mereka memperlakukan peserta didik dengan
penuh kasih sayang, tetapi mereka juga tegas dan jelas dalam memberikan
arahan atau informasi.

Namun, tidak semua guru seperti itu. Beberapa guru Anda mungkin malas,
sebagian lain memiliki masalah pribadi, masih sebagian lain adalah guru yang
lemah, dan mungkin ada beberapa yang tidak bermoral. Di antara mereka
yang kurang atau tidak baik ini, mereka akan dapat memperbaiki diri dengan
dorongan dan dukungan, yang lain dengan simpati dan pemahaman.
Sebaliknya, Anda mungkin akan harus melakukan tindakan pendisiplinan
yang cukup keras terhadap mereka yang malas, tidak kompeten, atau yang
berkarakter tidak baik. Reaksi Anda akan bergantung pada persepsi Anda
terhadap guru dan masalah yang terjadi.

SUPERVISI YANG EFEKTIF

Bentuk supervisi yang paling efektif terjadi jika staf, peserta didik, dan orang
tua memandang kepala sekolah sebagai orang yang tahu persis tentang hal-
hal yang terjadi di sekolahnya. Meskipun Anda memerlukan waktu bagi
Anda sendiri di kantor Anda, atau menutup pintu kantor Anda karena alasan
kerahasiaan proses wawancara, Anda perlu terus berusaha agar Anda terlihat
pada saat peserta didik dan guru tiba di sekolah dan ketika mereka bergerak
dari satu tempat ke tempat lain. Anda mungkin juga perlu mengunjungi
semua kelas pada awal pelajaran pagi hari untuk mengucapkan salam kepada
guru dan peserta didik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 201


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Kunjungan ke ruang kelas seharusnya merupakan bagian dari kegiatan harian


Anda sebagai pemimpin pendidikan. Selama kunjungan itu, Anda tentu akan
dapat mengamati indikator pembelajaran seperti hubungan guru-peserta
didik, apakah suasana kelas terlihat sibuk belajar, atau apakah para peserta
didik tampak disiplin. Anda mungkin perlu mencatat kejadian-kejadian
khusus yang perlu Anda tangani nantinya.

Konsep supervisi yang diuraikan dalam unit ini terkesan positif dan sangat
terkait dengan penilaian kinerja dan pengembangan staf. Dalam semangat
ini, Anda akan ingin mendukung guru yang lemah yang merasa sulit
mendisiplinkan atau menyiapkan pelajaran. Anda akan mengetahui
kebutuhan seperti itu jika Anda mengetahui benar sekolah Anda. Kepala
sekolah yang dirasakan kehadirannya tidak hanya membantu membangun
perasaan memiliki tujuan profesional, tetapi juga dapat mencegah guru dan
peserta didik berkelakuan tidak baik. Namun, adakalanya diperlukan
tindakan lebih keras ketika guru tidak menanggapi kepemimpinan Anda atau
tidak melaksanakan tugas sebagaimana seharusnya. Jika demikian halnya,
Anda perlu memulai prosedur pendisiplinan.

PROSEDUR PENDISIPLINAN

Sangat ideal apabila sekolah memiliki sarana deteksi dini untuk mencegah
munculnya masalah disiplin sejak awal. Kewaspadaan kepala sekolah, guru,
dan staf mungkin dapat membantu. Namun, sering pula terjadi ketika
masalah disiplin berkembang perlahan-lahan sebelum benar-benar tampak
sebagai masalah. Jika disiplin menjadi masalah, diperlukan prosedur untuk
menanganinya. Prosedur tiga langkah berikut dapat dipedomani kepala
sekolah untuk menangani masalah-masalah pendisiplinan. Prosedur ini harus
diberitahukan kepada semua staf sebagai prosedur pendisiplinan yang
disepakati bersama. Jika tidak, pendisiplinan yang Anda lakukan akan
menuai protes yang dapat mengganggu stabilitas sekolah.

Langkah 1 – Teguran Lisan

Langkah pertama dalam prosedur penilaian adalah memberikan teguran


lisan. Teguran ini harus Anda lakukan dengan cara yang tegas, tetapi tidak
membuat pelanggar disiplin merasa terluka dan menyimpan dendam.
Teguran keras dengan emosi yang terkendali akan lebih mudah diterima
ketimbang perkataan kasar yang mencerca. Teguran ini haruslah berkenaan
dengan tanggung jawab profesional guru dan harus dilakukan di kantor
kepala sekolah, bukan di depan orang lain. Teguran ini, sekalipun tidak

MANAJ EMEN SEKOL AH 202


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

berupa tulisan, harus dicatat sebagai dokumen penting jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan kemudian hari.

Langkah 2 – Peringatan Tulisan


Jika teguran lisan tidak menghasilkan perubahan apapun, maka kepala
sekolah dapat menyampaikan peringatan tulisan. Teguran ini harus ditulis
dengan bahasa yang jelas dan tegas, yang memuat kesalahan yang dilakukan
dan akibat yang bakal timbul jika hal itu diulang lagi. Salinan surat peringatan
ini disimpan dengan baik dalam dokumen kepegawaian yang bersangkutan.
Langkah 3 – Melapor ke Otoritas Kepegawaian
Jika masih tidak ada upaya untuk memperbaiki diri, tahap ketiga dalam
prosedur pendisiplinan adalah pelaksanaan tindakan lebih lanjut; misalnya
melaporkan ke otoritas kepegawaian. Otoritas ini bisa jadi dinas pendidikan
untuk sekolah negeri, atau yayasan untuk sekolah swasta. Salinan laporan itu
diberikan kepada guru atau staf bersangkutan.
Jika pelanggaran aturan yang dilakukan sifatnya lebih serius, maka yang
bersangkutan dapat segera diberhentikan. Contoh serius itu misalnya
menggelapkan uang sekolah, mencederai peserta didik dengan pukulan
bertubi-tubi, atau melakukan pelecehan seksual terhadap peserta didik.
Dalam pelanggaran berat seperti itu, biasanya perlu dilakukan tindakan
penskoran segera. Laporan penindakan itu perlu disampaikan kepada
otoritas pendidikan dan komite sekolah. Jika kepala sekolah memiliki
wewenang ia dapat langsung menindaklanjuti tindakan pendisiplinan itu.
Namun, penskoran atau pemberhentian staf/guru adalah tindakan yang
serius, sehingga kepala sekolah harus memiliki bukti nyata adanya
pelanggaran berat itu.

UNSUR-UNSUR UTAMA PENDISIPLINAN


YANG EFEKTIF
Hampir semua sekolah kemungkinan telah memiliki pedoman dalam
melakukan pendisiplinan. Jika belum memilikinya, Anda sebaiknya berusaha
untuk mewujudkannya. Kebijakan ini biasanya dimuat dalam buku pedoman
pegawai atau merupakan bagian dalam kesepakatan kerja bersama. Tidak jadi
soal betapapun baiknya rumusan kebijakan tentang pendisiplinan itu, ia
hanya akan efektif jika dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.
Implementasi kebijakan pendisiplinan biasanya menjadi masalah di banyak
sekolah karena ada saja hal-hal yang dapat membuat kepala sekolah tidak
konsisten.

MANAJ EMEN SEKOL AH 203


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Berikut disajikan ciri-ciri pendisiplinan yang efektif.

• Semua staf, guru, dan tenaga administrasi tahu persis adanya "aturan
main" dan memahaminya dengan baik.
• Kepala sekolah menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam
pendisiplinan, bukan pendekatan yang menghukum.
• Tindakan pendisiplinan dilakukan sesegera mungkin.
• Tindakan pendisiplinan tidak memihak, adil, dan konsisten.
• Adanya tindak lanjut.

Kejelasan Aturan Main

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, informasi yang lengkap dan


akurat penting artinya dalam pendisiplinan pegawai. Jika pegawai diharapkan
mengetahui tingkat kinerja yang diinginkan, mereka juga memiliki hak untuk
mengetahui peraturan yang mengatur perilaku mereka. Jika mereka telah
mengetahui adanya peraturan itu dan tahu apa konsekuensinya jika tidak
mematuhinya, dapat diharapkan tidak akan terkejut jika terkena tindakan
pendisiplinan.

Kepala sekolah diharapkan mengambil dua langkah berikut.

1. Menjelaskan peraturan sekolah dan berusaha agar setiap pegawai


memahaminya. Termasuk jika ada perubahan peraturan.
2. Sanksi yang akan dijatuhkan kepada mereka yang melakukan pelanggaran.

Pemecahan Masalah, Bukan Menghukum

Gagasannya di sini adalah bahwa Anda tidak mengambil tindakan secara


tergesa-gesa. Anda perlu mencermati benar sebab-sebab yang mungkin dari
masalah yang timbul. Anda tidak akan benar-benar dapat mengetahuinya
tanpa berkomunikasi dengan orang yang bermasalah itu. Pendekatan
pendisiplinan yang dilakukan tergesa-gesa tanpa penggalian informasi secara
seksama hanya akan menambah berat bobot masalah.

Langkah pertama dalam mendisiplinkan pegawai adalah membantu


memecahkan masalah yang dihadapi. Misalnya, jika guru sulit masuk kerja
tepat waktu, tindakan Anda pertama bukan teguran lisan atau tindakan
khusus tertentu lainnya. Sebaliknya, dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah, Anda perlu memahami alasan guru itu dan membantu
usahanya untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi. Jika keterlambatan itu
karena kesulitan transportasi, bersama-sama dengan guru itu Anda mungkin

MANAJ EMEN SEKOL AH 204


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

dapat mengidentifikasi cara penanggulangannya. Misalnya, dengan


memintanya bangun lebih pagi, atau jika sekolah Anda mampu, Anda dapat
mengusahakan kredit sepeda motor bagi yang bersangkutan.

Penerapan pendekatan pemecahan masalah tidak berarti menghalangi Anda


untuk mengungkapkan perasaan kecewa atas perilaku staf yang melanggar
peraturan. Dalam beberapa kasus, upaya pemecahan masalah dapat menjadi
bagian dari pertemuan dengan staf yang mengingatkannya agar menaati
peraturan. Dalam kasus lainnya, Anda mungkin ingin mendekati masalah
dengan cara penyuluhan tanpa mengaitkannya dengan tindakan
pendisiplinan tertentu.

Meskipun upaya pemecahan masalah dapat meniadakan atau memperkecil


masalah disiplin di kalangan staf dan guru, kenyataan juga membuktikan
bahwa pendekatan ini tidak selamanya berhasil. Jika demikian halnya, Anda
perlu melakukan tindakan pendisiplinan. Akhirnya perlu diingat bahwa
tujuan utama kebijakan pendisiplinan adalah mencegah timbulnya masalah
yang sama di kemudian hari, bukan sebagai cara yang dibolehkan untuk
membalas dendam.

Pendisiplinan Segera Mungkin

Kepala sekolah tidak boleh menunda tindakan untuk mendisiplinkan staf


administrasi atau guru yang tidak disiplin. Makin lama penundaan itu, makin
besar pula kekecewaan pegawai. Selama penundaan itu pegawai mencari
alasan pembenaran tindakannya. Namun, keinginan untuk tidak menunda
tindakan pendisiplinan dapat terhambat oleh dua hal berikut.

1. Pengumpulan fakta tentang adanya pelanggaran peraturan memerlukan


waktu. Selain menghimpun informasi untuk menentukan adanya
pelanggaran dan alasan pelanggaran itu, Anda juga harus
mendokumentasikan bentuk pelanggaran itu dan semua fakta yang
tercakup. Hal ini memerlukan waktu, tetapi biasanya sangat berguna,
terutama jika tindakan pendisiplinan itu diajukan ke pengadilan.
2. Perlunya mempertimbangkan faktor emosional. Suasana hati yang panas
memerlukan waktu untuk mendinginkannya. Hati yang panas sering
menghambat upaya untuk memahami situasi dengan jernih. Reaksi
tergesa-gesa dalam situasi yang sangat emosional dapat mendorong
pegawai bertindak agresif atau bahkan melakukan tindakan kekerasan
terhadap atasannya. Tidak jarang kita dengar adanya karyawan yang
frustrasi melakukan kekerasan verbal atau fisik terhadap atasannya. Itu
sebabnya Anda diingatkan untuk tetap berkepala dingin (berpikiran

MANAJ EMEN SEKOL AH 205


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

jernih) meskipun hati panas. Kecerdasan emosi Anda, antara lain, diukur
dari reaksi Anda terhadap peristiwa dengan muatan emosi yang tinggi.
Tidak Memihak, Konsisten, dan Fair
Cara paling cepat untuk merusak efektivitas pendisiplinan adalah melakukan
tindakan disiplin kepada sebagian staf dan tidak kepada yang lain. Ada
kecenderungan bahwa kepala sekolah bermurah hati terhadap guru tertentu,
terutama yang baik, penurut, dan dapat diandalkan. Namun, staf dapat
dengan cepat merasakan adanya ketidakadilan dalam hal pendisiplinan.
Mereka akan segera merasa adanya dua aturan pendisiplinan. Satu bagi staf
yang disukai dan satu lagi bagi staf lainnya. Jika persahabatan antara atasan
dan bawahan tertentu dipandang memengaruhi tindakan pendisiplinan, staf
lainnya akan memperlihatkan ketidaksukaan mereka dengan cara-cara
tertentu, baik secara terang-terangan maupun tidak.
Selain itu, tindakan pendisiplinan juga harus fair. Sederhana saja,
konsekuensi harus setimpal dengan perbuatan. Suatu pelanggaran kecil tidak
membenarkan adanya sanksi pendisiplinan yang berat, kecuali jika staf
bersangkutan telah melakukan pelanggaran yang sama berulang-ulang. Oleh
sebab itu, kepala sekolah harus mendokumentasikan secara tertib semua
kejadian pelanggaran peraturan yang dilakukan staf, termasuk sanksi yang
pernah dijatuhkan atas pelanggaran itu.

Tindak Lanjut

Jika pelanggaran kecil diikuti dengan peringatan lisan, tidak selalu diperlukan
tindak lanjut. Namun, jika hal itu terjadi berulang-ulang--misalnya sering
absen atau terlambat--Anda perlu memberitahu staf atau guru yang
bersangkutan bahwa selanjutnya akan diadakan pembicaraan dengannya
untuk mencegah berulangnya pelanggaran. Hal ini dapat mendorong staf
untuk tidak lagi melakukan pelanggaran. Jika staf masih melakukan
pelanggaran, Anda harus berbicara dengan yang bersangkutan secara formal
untuk mengkaji masalahnya dan Anda dapat mempertimbangkan untuk
melakukan tindakan pendisiplinan yang lebih keras.

TANGGUNG JAWAB HUKUM KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah juga adalah subyek hukum negaranya dan harus


mematuhinya. Dalam mendelegasikan tanggung jawab kepada anggota staf,
Anda sering mengatur pengumpulan dan penyimpanan dana. Pengaturan
administratif Anda memerlukan jaminan bahwa dana itu disimpan di tempat
yang aman, disimpan di bank sesegera mungkin, dan tidak digunakan untuk

MANAJ EMEN SEKOL AH 206


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

kepentingan pribadi. Dalam kasus terjadinya penyalahgunaan tanggung


jawab, Anda tidak punya pilihan lain kecuali melaporkan hal itu kepada yang
berwajib untuk diinvestigasi dan meneruskan masalah itu kepada pihak-
pihak yang berkepentingan lainnya. Intinya, Anda harus memahami benar
mana peristiwa yang menyangkut perbuatan pidana dan mana yang sekadar
pelanggaran aturan sekolah.

Keharusan untuk mengelola dana dengan baik menyangkut tanggung jawab


hukum, tetapi kepala sekolah juga bertanggung jawab untuk menjunjung
tinggi konstitusi negara. Dalam masyarakat demokratis, menjunjung tinggi
hak asasi manusia, termasuk persamaan hak, harus Anda tegakkan. Dengan
demikian, kepala sekolah perlu menjamin bahwa sekolah adalah tempat di
mana nilai-nilai dan sikap masyarakat diwariskan kepada peserta didik
melalui perilaku yang dapat diteladani.

RINGKASAN

1. Anda melaksanakan tugas supervisi untuk memastikan bahwa semua


tugas sekolah dilaksanakan dengan baik. Semua staf bertindak secara
profesional terhadap satu sama lain dan dengan para peserta didik, dan
harus ada tanggung gugat kepada peserta didik, orang tua peserta didik,
dan masyarakat secara luas.
2. Dengan aktif di sekolah, dengan mengunjungi kelas, berbicara dengan
guru, peserta didik, dan orang tua, Anda mengikuti perkembangan
masyarakat sekolah, orang-orang, dan peristiwa yang terjadi. Masalah
sering dapat dicegah, hanya karena kepala sekolah tahu persis hal-hal yang
terjadi di sekolah. Pada saat yang sama, Anda menunjukan contoh disiplin
diri yang baik bagi orang lain.
3. Bentuk supervisi yang paling efektif terjadi jika staf, peserta didik, dan
orang tua memandang kepala sekolah sebagai orang yang tahu persis
tentang hal-hal yang terjadi sekolahnya.
4. Prosedur pendisiplinan mencakup langkah-langkah teguran lisan, teguran
tertulis, dan melapor ke otoritas kepegawaian. Prosedur ini sebaiknya
diberitahukan kepada semua staf sebagai prosedur pendisiplinan yang
disepakati. Jika tidak, pendisiplinan yang Anda lakukan akan menuai
protes yang dapat mengganggu stabilitas sekolah.
5. Ciri-ciri pendisiplinan yang efektif adalah semua staf, guru, dan tenaga
administrasi tahu persis adanya "aturan main" dan memahaminya dengan
baik; kepala sekolah menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam
pendisiplinan, bukan pendekatan yang menghukum, tindakan

MANAJ EMEN SEKOL AH 207


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

pendisiplinan dilakukan sesegera mungkin, tindakan pendisiplinan tidak


memihak, adil, dan konsisten, serta adanya tindak lanjut.
6. Keharusan untuk mengelola dana dengan baik menyangkut tanggung
jawab hukum. Pada saat yang sama kepala sekolah juga bertanggung
jawab untuk menjunjung tinggi konstitusi negara. Dalam masyarakat
demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia, termasuk persamaan
hak, harus Anda tegakkan. Dengan demikian, kepala sekolah perlu
menjamin bahwa sekolah adalah tempat di mana nilai-nilai dan sikap
masyarakat diwariskan kepada peserta didik melalui perilaku yang dapat
diteladani.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan tanggung jawab utama Anda dalam melaksanakan tugas


supervisi.
2. Apa yang harus Anda lakukan untuk memastikan bahwa semua hal
berlangsung dengan baik di sekolah?
3. Jelaskan prosedur pendisiplinan pegawai.
4. Jelaskan ciri-ciri pendisiplinan yang efektif.
5. Jelaskan tanggung jawab hukum Anda sebagai kepala sekolah.
6. Bersama dengan mitra kerja Anda di sekolah, identifikasi masalah-
masalah disiplin yang menyangkut guru, staf, dan peserta didik.
Selanjutnya terapkan proses pemecahan masalah untuk menanggulangi
masalah disiplin itu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 208


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Memelihara
Dokumen Kepegawaian
Pendidikan membuat orang dapat memimpin, tetapi sulit mengendalikan; mudah
mengatur, tetapi tidak mungkin memperbudak
Peter Brougham

PENGANTAR

Dokumen sekolah adalah bagian dari sejarah sekolah dan digunakan untuk
merencanakan tindakan dan kebijakan masa depan. Dokumen di sekolah
memuat informasi penting tentang administrasi sekolah; misalnya
penyimpanan dana sekolah, bagaimana cara mengumpulkan dan
menggunakannya.

Meskipun Anda orang yang pintar dan pekerja keras, Anda tidak dapat
mengingat semua informasi tentang semua guru; tidak juga semua informasi
mengenai administrasi sekolah. Informasi tentang staf dan administrasi
sekolah juga disediakan bagi orang lain; misalnya pengawas dan komite
sekolah. Unit ini bukan mengenai dokumen keuangan atau informasi lainnya
mengenai buku harta milik sekolah. Subyek unit ini adalah pemeliharaan
dokumen pegawai: guru dan tenaga administrasi lainnya.

TUJUAN DOKUMEN PEGAWAI

Pemeliharaan dokumen adalah satu-satunya cara untuk memastikan tidak


hilangnya informasi. Sebagai kepala sekolah, Anda adalah pemimpin bagi
pegawai dan peserta didik. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk benar-
benar memahami pegawai, peserta didik, dan administrasi sekolah. Sekalipun
Anda akan mendelegasikan tugas-tugas Anda kepada bawahan, Anda tetap
bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi dan perencanaan masa depan.
Utamanya, Anda bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap peserta
didik mendapat tempat di kelas dan mendapatkan pengajaran yang bermutu
tinggi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 209


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Tujuan pemeliharaan dokumen pegawai mencakup untuk keperluan


administrasi dan supervisi, profesional, dan pengembangan pegawai. Berikut
ini diuraikan masing-masing tujuan itu.

Administrasi dan Supervisi

Jika dipelihara dengan baik, dokumen membantu kepala sekolah mengelola


sekolah, mengidentifikasi kebutuhan, dan memantau kemajuan. Dokumen
itu membantu kepala sekolah merencanakan pengembangan sekolah dan
staf. Tanpa adanya informasi yang akurat dan tercatat, tugas perencanaan
akan menghadapi kendala besar.

Beban kerja perlu dibagi di antara anggota staf agar terdapat pembagian
waktu mengajar, administrasi, dan kegiatan bukan pengajaran lainnya.
Sebagai kepala sekolah, Anda perlu mengetahui di mana guru Anda, di kelas
mana mereka, apa saja mata pelajaran yang difasilitasi pada hari-hari tertentu.
Hal ini tidak dapat, dan seharusnya tidak boleh, hanya disimpan dalam
ingatan kepala sekolah. Semua itu perlu dicatat.

Profesional

Sebelum guru dialokasikan ke kelas, Anda dan wakil kepala sekolah


seharusnya telah memeriksa kualifikasi dan pengalaman guru dalam setiap
mata pelajaran. Anda tidak akan menugaskan guru untuk memfasilitasi
pembelajaran dalam subyek-subyek yang tidak dikuasainya. Anda harus
memutuskan jenis guru dengan kualifikasi yang tepat untuk memfasilitasi
pembelajaran di setiap kelas. Dengan kata lain, para guru perlu disesuaikan
dengan mata pelajaran dan kelas sesuai dengan kualifikasi, pengalaman, dan
minat mereka. Dokumen yang Anda miliki memainkan peran penting dalam
proses ini.

Dokumen Anda perlu mencakup informasi tentang kategori kualifikasi,


misalnya sertifikat, diploma, dan gelar kesarjanaan. Semua itu berikut catatan
pengalaman dan kompetensi akan membantu Anda memutuskan cara
terbaik mendayagunakan keahlian guru, dan juga dapat digunakan untuk
tujuan penggajian.

Pengembangan Pegawai

Tujuan pemeliharaan dokumen pegawai yang dikemukakan sebelumnya


berkaitan dengan tugas-tugas administrasi, supervisi, dan profesional kepala
sekolah. Namun, Anda juga bertanggung jawab untuk mengembangkan staf
Anda. Oleh karena itu, dokumen pegawai harus mencakupkan rincian

MANAJ EMEN SEKOL AH 210


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

pelatihan yang pernah diikuti guru, pelajaran privat yang diberikan bagi
peserta didik, atau tanggung jawab pelaksanaan kegiatan ekstra kurikulum
yang dilaksanakan guru.

Tanggung jawab pengembangan staf adalah bagian dari proses penilaian


kinerja staf yang berkelanjutan. Dokumen yang dipelihara untuk tujuan
pengembangan staf perlu mencantumkan waktu ketika kepala sekolah
mengamati pelaksanaan tugas guru di kelas, catatan pengamatan, dan diskusi
lanjutan dengan guru. Jika ada keluhan tentang kerja guru, maka dokumen
itu harus merincikan alasan pengajuan keluhan itu, waktunya, tindakan yang
diambil, dan apakah telah dilakukan peningkatan.

JENIS-JENIS DOKUMEN PEGAWAI

Dokumen pegawai dapat dikelompokkan sesuai dengan jenisnya: apakah


dokumen itu murni fakta dan obyektif, atau apakah informasinya
menyangkut hal-hal yang berupa pertimbangan yang seringkali subyektif.
Namun, Anda perlu ingat bahwa perbedaan kedua jenis dokumen itu tidak
selamanya jelas benar seperti yang Anda bayangkan. Dalam dokumen yang
jelas sekali faktual adakalanya memuat unsur subyektif; misalnya pilihan
informasi yang akan didokumentasikan. Masalah ini dapat diatasi dengan
menggunakan dokumen faktual yang sama untuk semua staf dan kesadaran
akan adanya risiko untuk menjadi subyektif.
Dokumen Rahasia
Semua dokumen yang memuat informasi subyektif, misalnya proses dan
hasil penilaian kinerja guru, seharusnya dipandang sebagai rahasia dan
disimpan di kantor kepala sekolah. Rincian gaji atau salinan referensi, juga
perlu dipandang sebagai rahasia, seperti halnya juga masalah-masalah pribadi
atau keluarga. Pegawai Anda berhak atas privasi mereka dan Anda wajib
menghormati hal itu.
Berikut adalah contoh dokumen rahasia dalam arsip pegawai.
 Referensi.
 Pengamatan proses pembelajaran di kelas.
 Wawancara/diskusi dengan kepala sekolah sebagai bagian dari penilaian
kinerja pegawai.
 Ambisi pribadi atau profesional dan masalah pribadi yang tersingkap
dalam diskusi penilaian kinerja.
 Catatan-catatan, misalnya peringatan lisan, atau salinan peringatan tertulis
sebagai bagian dari prosedur pendisiplinan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 211


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

 Rincian gaji dan status keuangan pegawai.


 Prospek promosi.
 Salinan korespondensi, misalnya riwayat hidup.
 Rekam medis dan catatan kesehatan.
 Lain-lain, misalnya komentar atas kehadiran, ketepatan waktu, dan
sebagainya.

Dokumen Faktual dan Obyektif


Dokumen yang memuat rincian faktual dan obyektif, seperti semua yang
disajikan berikut ini, kemungkinan perlu disimpan di kantor administrasi.
Namun, Anda mungkin suka jika informasi itu juga tersimpan dalam arsip
rahasia pegawai.
 Nama lengkap, alamat, tanggal dan tempat lahir, jenis kelamin, dan status
perkawinan.
 Kualifikasi (tingkat pendidikan) dan sertifikat pendidik dari lembaga yang
memberikan.
 Subyek atau mata pelajaran yang difasilitasi guru sesuai dengan
kualifikasinya.
 Subyek yang diajarkan, tetapi tanpa kualifikasi formal.
 Tanggal pengangkatan menjadi pegawai di sekolah.
 Rincian pekerjaan sebelumnya serta lama waktu dalam pekerjaan itu.
 Lama waktu (pengalaman) mengajar.
 Penjadwalan.
 Ringkasan jumlah waktu mengajar dalam setiap mata pelajaran yang
diajarkan dan jumlah waktu kegiatan bukan pengajaran.
 Rincian tugas ekstra kurikulum yang dilakukan, misalnya melatih kegiatan
olah raga, pekerjaan rumah, kepramukaan, atau kegiatan lain.

MEMUTAKHIRKAN DOKUMEN

Agar benar-benar bermanfaat, Anda perlu memutakhirkan dokumen Anda


dalam rentang waktu tertentu. Misalnya, Anda ingin mendokumentasikan
fakta bahwa seorang guru wanita telah berhasil meningkatkan kualifikasinya
dengan mengikuti program yang ditawarkan Universitas Terbuka, misalnya.
Guru ini adalah orang tua tunggal dengan tiga orang anak. Contoh ini perlu
dicatat dalam arsip faktual dan arsip rahasia karena kondisi pribadinya
membuat kualifikasi ekstranya menjadi lebih pantas dihargai.

Cara yang Anda pilih untuk memutakhirkan dan menata dokumen akan
bergantung pada apakah ada bentuk spesifik yang harus dipedomani sekolah

MANAJ EMEN SEKOL AH 212


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Anda, atau apakah Anda harus merancangnya sendiri. Jika rancangan format
dokumen itu diserahkan kepada masing-masing sekolah, maka Anda perlu
membuatnya sesederhana mungkin agar pekerjaan Anda tidak terlalu berat.
Format standar yang Anda buat, gandakan, dan isi merupakan cara yang
dapat Anda lakukan untuk meringankan beban kerja Anda.

PENGGUNAAN DOKUMEN

Dokumen Anda akan paling bermanfaat bagi Anda jika tertata dengan baik
sehingga informasi yang Anda inginkan segera dapat Anda peroleh. Jika
dokumen Anda selalu dimutakhirkan, maka keputusan yang Anda ambil
tentunya akan berdasarkan informasi yang juga mutakhir.
Sekolah sama halnya dengan mahluk hidup lainnya. Ia tidak statis tetapi
terus-menerus berkembang. Dokumen Anda juga perlu mengikuti
perkembangan itu dengan memutakhirkannya setiap kali ada informasi baru
yang perlu ditambahkan. Selain itu, pemutakhiran dokumen Anda dapat
menjadi kegiatan rutin di setiap awal semester.

RINGKASAN

1. Dokumen sekolah adalah bagian dari sejarah sekolah dan digunakan


untuk merencanakan tindakan dan kebijakan masa depan. Dokumen di
sekolah memuat informasi penting tentang administrasi sekolah; misalnya
penyimpanan dana sekolah, bagaimana cara mengumpulkan dan
menggunakannya.
2. Tujuan pemeliharaan dokumen pegawai mencakup untuk keperluan
administrasi dan supervisi, profesional, dan pengembangan pegawai.
3. Dokumen pegawai dapat dikelompokkan sesuai dengan jenisnya: apakah
dokumen itu murni fakta dan obyektif, atau apakah informasinya
menyangkut hal-hal yang berupa pertimbangan yang seringkali subyektif.
Kepala sekolah dan staf harus memperlakukan kedua jenis dokumen itu
sesuai dengan sifatnya.
4. Agar benar-benar bermanfaat, Anda perlu memutakhirkan dokumen
Anda dalam rentang waktu tertentu. Cara yang dipilih untuk
memutakhirkan dan menata dokumen akan bergantung pada apakah ada
bentuk spesifik yang harus dipedomani sekolah Anda, atau apakah Anda
harus merancangnya sendiri.
5. Dokumen Anda akan paling bermanfaat bagi Anda jika tertata dengan
baik sehingga informasi yang Anda inginkan segera dapat Anda peroleh.

MANAJ EMEN SEKOL AH 213


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Jika dokumen Anda selalu dimutakhirkan, maka keputusan yang Anda


ambil akan berdasar pada informasi yang juga mutakhir.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian dokumen sekolah dan tujuan pemeliharaannya.


2. Jelaskan pengelompokan dokumen sekolah berdasarkan sifatnya dan
tujuan pengelompokan itu.
3. Jelaskan cara yang dapat Anda lakukan untuk memutakhirkan dokumen
sekolah Anda.
4. Bersama dengan staf Anda, periksa salah satu bagian dokumen sekolah
Anda, misalnya kepegawaian, selanjutnya tentukan apakah dokumen itu
perlu dimutakhirkan atau tidak. Jika perlu dimutakhirkan laksanakan
dengan melibatkan guru atau staf yang terlibat.

MANAJ EMEN SEKOL AH 214


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Manajemen Rapat
Masa depan bergantung pada apa yang kita kerjakan hari ini
Mahatma Gandhi

PENGANTAR

Kepala sekolah perlu memandang diri mereka sebagai manajer yang


seyogianya dapat mendayagunakan sumber daya sekolah (manusia, dana,
bangunan, peralatan, informasi, teknologi, dan waktu) secara produktif
untuk memastikan bahwa sekolah dapat menyediakan pendidikan yang
bermutu bagi para peserta didiknya. Dalam kondisi di mana sumber daya
pendidikan makin terbatas, kepala sekolah dituntut untuk pandai-pandai
mendayagunakannya sehingga tidak terjadi pemborosan.

Dalam penyelenggaraan sekolah yang produktif ini, rapat merupakan aspek


praktis yang penting. Jika dipakai sebagai sarana manajemen, rapat akan
sangat bermanfaat. Namun, dalam kenyataan rapat yang diadakan cenderung
tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Rapat sering tidak dikelola dengan
baik sehingga hanya membuang-buang waktu, energi, sumber daya, dan
pikiran. Perlu diingat bahwa penyelenggaraan rapat yang efisien dan efektif
tidak bergantung pada intuisi dan keberuntungan, tetapi pada keterampilan
manajemen yang efektif.

SIKAP TERHADAP RAPAT

Keberhasilan setiap rapat bergantung pada kerja sama dan dukungan yang
diperoleh ketua rapat dari peserta rapat. Jadi, ketua rapat perlu mengetahui
bagaimana sikap orang-orang terhadap rapat.

Di antara banyak alasan orang tidak menyukai rapat, yang berikut dipandang
paling umum dikemukakan.

Kepemimpinan yang jelek: Ketua rapat tidak dapat memfokuskan diskusi


pada inti masalah sehingga pembicaraan tidak mengarah pada tujuan yang

MANAJ EMEN SEKOL AH 215


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

diinginkan. Ketua rapat juga tidak dapat berfokus pada aspek-aspek diskusi
yang memotivasi anggota. Kemungkinan juga ketua rapat terlalu
mendominasi proses rapat.
Tujuan tidak jelas: Para peserta tidak tahu persis apa yang akan dicapai
melalui rapat.
Kurangnya komitmen. Tugas tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
oleh anggota panitia.
Tidak ada fokus yang jelas: Misalnya, “Apa yang seharusnya kita lakukan
hari ini?”
Rekomendasi dinafikan: Pimpinan tidak tanggap terhadap rekomendasi
panitia.
Tidak ada kesimpulan: Masalah memang didiskusikan, tetapi tidak ada
kesimpulan yang dicapai atau keputusan diambil.
Tidak ada tindak lanjut: Anggota tidak mendapat penugasan.
Dominasi: Seringkali satu orang mendominasi rapat, mendorong orang lain
untuk menyetujui pendapatnya, sementara yang lain berpikir apa gunanya
mereka mengikuti rapat.
Kurangnya persiapan: Agenda rapat tidak disiapkan dan bahan rapat yang
diperlukan tidak tersedia.
Agenda tersembunyi: Sebagian peserta barangkali memiliki tujuan sendiri
yang lain dari agenda rapat, sehingga mereka hanya mengarahkan diskusi
yang dipandang penting bagi tujuannya.

RAPAT YANG EFEKTIF

Di antara faktor-faktor yang dapat mengefektifkan rapat mencakup yang


berikut.

Tujuan yang jelas: Apa saja yang ingin dicapai melalui rapat dan bagaimana
partisipasi yang diharapkan dari peserta untuk mencapai tujuan itu.
Pengendalian waktu yang seksama: Rapat dimulai dan diakhiri sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan.

Pendapat dihargai: Anggota rapat menyimak dan peka terhadap pendapat


orang lain.

MANAJ EMEN SEKOL AH 216


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Suasana informal: Peserta terdorong untuk berkontribusi dalam diskusi


jika suasana rapat bersifat informal.

Persiapan yang baik: Baik ketua maupun anggota melakukan persiapan


dengan baik dan bahan rapat tersedia.

Komitmen: Anggota rapat memenuhi syarat dan berkeinginan untuk


menjadi bagian rapat.
Tidak ada gangguan: Tidak ada interupsi selama rapat, atau diusahakan
seminimal mungkin.

Notulen rapat: Ada notulen rapat yang mendokumentasi proses dan hasil
rapat. Ini diperlukan untuk rapat yang akan diadakan berikutnya.
Evaluasi kemajuan: Rapat berhenti secara berkala untuk meninjau
kemajuan yang dicapai.

Penghargaan upaya: Anggota rapat merasa bahwa mereka memperoleh


penghargaan tertentu atas upaya mereka.

Tanggapan pimpinan: Hasil rapat diterima dan digunakan sebagai


kontribusi kepada sekolah.

PERLUKAH DIADAKAN RAPAT?

Harus dilakukan upaya untuk merencanakan rapat yang produktif agar


orang-orang yang menghadirinya tidak merasa kehadirannya sia-sia.
Keputusan pertama yang perlu diambil adalah apakah rapat itu penting atau
tidak.

Tampaknya hampir pasti dapat dikatakan bahwa rapat diadakan karena ada
kebutuhan yang sahih. Perlu diingat bahwa rancangan rapat bergantung pada
tujuannya dan pada harapan pencapaian hasil. Beberapa alasan yang sahih
untuk mengadakan rapat mencakup yang berikut.

• Berbagi informasi.
• Merencanakan program yang akan datang.
• Mengoordinasikan kegiatan.
• Memecahkan masalah, mengambil keputusan
• Mengumpulkan informasi, memperoleh balikan, meninjau ulang kegiatan
yang telah dilaksanakan.
• Membuat kebijakan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 217


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

• Memotivasi, mengilhami.
• Melatih, mengarahkan.
• Memberikan dukungan, membangun kepaduan.

Banyak kepala sekolah mengadakan rapat karena rapat itu memang harus
dilakukan. Adakalanya mereka juga mengadakan rapat untuk rapat itu
sendiri. Rapat seperti ini sering memboroskan waktu dan tidak berkontribusi
apapun bagi peningkatan manajemen sekolah.

Di antara alasan yang Anda ajukan kemungkinan adalah bahwa tujuan rapat
tidak absah. Hal-hal berikut menyajikan tujuan rapat yang perlu
dipersoalkan.

• Diharuskan atau diharapkan.


• Sudah dijadwalkan.
• Menangani individu dalam situasi kelompok.
• Untuk menghukum atau menegur.
• Untuk mengendalikan.
• Untuk menonjolkan diri – pemuasan ego.

Dengan asumsi ada alasan yang absah untuk mengadakan rapat, pertanyaan
berikutnya adalah: apakah rapat merupakan cara terbaik untuk mencapai
tujuan? Misalnya, jika ada informasi yang perlu disampaikan, perlukah
seseorang mengadakan rapat untuk menyampaikan informasi itu atau
bukankah lebih efisien dan efektif menyampaikan informasi itu secara
tertulis? Syarat utama yang menentukan perlu tidaknya rapat adalah jawaban
atas pertanyaan berikut: apakah orang-orang harus bertemu langsung untuk
mencapai tujuan yang diinginkan? Jika jawabannya ya, maka rapat memang
mungkin diperlukan.

JENIS RAPAT

Rapat dapat berlangsung dalam beberapa bentuk yang berbeda, dari yang
berupa curah gagasan kreatif sampai dengan rapat komite sekolah yang
formal. Berikut ini disajikan beberapa bentuk rapat yang mungkin dapat
Anda gunakan sebagai kepala sekolah.

Statutori: Peraturan mengharuskannya, misalnya, rapat komite sekolah.


Manajerial: Diperlukan dalam pengurusan sekolah, misalnya
menyampaikan kebijakan, mengarahkan, mendelegasikan tugas, membahas
masalah, mengambil keputusan kelompok, dan seterusnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 218


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Kreatif: Untuk menghimpun gagasan, membuka kemungkinan baru, dan


sebagainya yang intinya adalah menghasilkan sesuatu yang inovatif.
Negosiasi: Untuk menghasilkan solusi masalah. Misalnya, pihak yayasan
dan sekolah bersepakat untuk menaikkan gaji guru setelah bernegosiasi.
Publik: Untuk melaporkan pelaksanaan tugas kepada kelompok. Misalnya,
rapat umum tahunan sekolah di mana antara lain dibahas hal-hal yang
menyangkut keanggotaan, diskusi masalah publik, dan hal-hal lain yang
menyangkut sekolah.

PERANAN PESERTA

Dalam rapat apapun ada sejumlah peran yang dilaksanakan. Hal ini cukup
umum di hampir semua rapat.
Ketua
Tugas ketua adalah:
• mengoordinasi pekerjaaan panitia
• memastikan bahwa aturan dan prosedur ditaati
• mengadakan rapat agar semua anggota mendapat kesempatan untuk
menyampaikan pendapat
• bertindak sebagai ‘wasit’ dalam ketidaksepakatan, mengarahkan rapat
untuk mengambil keputusan
• memastikan bahwa dokumen disimpan secara efisien
• mendorong adanya hubungan kerja yang baik di kalangan anggota
sekolah
• bertindak selaku pemimpin rapat.
Sekretaris
Tugas sekretaris adalah:
• melakukan urusan administrasi rapat
• mengorganisasi rapat dan merekam proses dan hasil rapat
• berhubungan erat dengan ketua dalam penyelenggaraan rapat
• berusaha agar anggotan rapat dan pihak berkepentingan dengan rapat
tetap memperoleh informasi
• bertindak sebagai ‘tangan kanan’ ketua.
Bendahara
Tugas bendahara adalah:
• memantau aktivitas keuangan rapat

MANAJ EMEN SEKOL AH 219


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

• mencatat semua transaksi keuangan, menyampaikan laporan kondisi


keuangan secara teratur kepada rapat
• berhubungan dengan auditor eksternal yang akan memeriksa pembukuan
• memberi masukan kepada panitia dalam hal pengeluaran keuangan.

Anggota Panitia

Tugas anggota panitia antara lain:

• berpartisipasi dalam rapat dan melakukan pekerjaan yang didelegasikan


kepada mereka dalam proses penasihatan dan pengambilan keputusan
• mengikuti rapat secara teratur, menyampaikan informasi, pandangan, dan
tanggapan dengan berbagai cara yang dimungkinkan
• secara teratur menyampaikan informasi perkembangan pelaksanaan tugas
panitia kepada pihak-pihak berkepentingan yang diwakilinya.

Penyelenggaraan rapat cukup merepotkan kepala sekolah. Untuk


memastikan tidak ada tugas yang terlewati, ada gunanya merencanakan rapat
dengan sebaik-baiknya. Sangat baik untuk menggunakan daftar/seranai
periksa yang memuat semua pekerjaan dan waktu penyelesaiannya sebelum,
pada waktu, dan sesudah rapat.

RINGKASAN

1. Dalam penyelenggaraan sekolah yang produktif rapat merupakan aspek


praktis yang penting. Jika dipakai sebagai sarana manajemen, rapat akan
sangat bermanfaat. Namun, dalam kenyataan rapat-rapat yang diadakan
cenderung tidak membuahkan hasil yang diinginkan.
2. Rapat sering menimbulkan sikap negatif yang umumnya karena
kepemimpinan yang jelek, tujuan tidak jelas, kurangnya komitmen, tidak
terfokus, rekomendasi dinafikan, tidak ada kesimpulan, tidak ada tindak
lanjut, dominasi seorang atau segelintir peserta rapat, kurangnya
persiapan, dan lebih mengutamakan agenda tersembunyi.
3. Faktor-faktor yang mengefektifkan rapat antara lain tujuan yang jelas,
pengendalian waktu yang seksama, pendapat dihargai, persiapan seksama,
suasana informal, adanya komitmen, gangguan diminimalkan, adanya
notulen, dan adanya tindak lanjut.
4. Beberapa alasan yang sahih untuk mengadakan rapat antara lain berbagi
informasi, merencanakan program yang akan datang, mengoordinasikan
kegiatan, memecahkan masalah dan mengambil keputusan,

MANAJ EMEN SEKOL AH 220


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

mengumpulkan informasi, memperoleh balikan, meninjau ulang kegiatan


yang telah dilaksanakan, membuat kebijakan, memotivasi, dan
mengarahkan.
5. Kadar penting rapat perlu dipersoalkan jika antara lain rapat diadakan
untuk menangani individu dalam situasi kelompok., untuk menghukum
atau menegur, untuk mengendalikan, atau untuk menonjolkan diri.
6. Bentuk-bentuk rapat yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai kepala
sekolah mencakup rapat statutori, manajerial, kreatif, negosiasi, dan
publik. Masing-masing bentuk rapat tu memiliki tujuannya sendiri.
7. Dalam rapat apapun ada sejumlah peran yang dilaksanakan. Hal ini cukup
umum di hampir semua rapat. Peran yang umum adalah ketua, sekretaris,
dan anggota.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan hal-hal negatif yang sering dikemukakan tentang rapat.


2. Jelaskan arti penting rapat dalam manajemen sekolah Anda.
3. Jelaskan beberapa faktor penting yang mengefektifkan rapat.
4. Jelaskan beberapa alasan penting untuk mengadakan rapat.
5. Jelaskan bentuk-bentuk rapat yang Anda lakukan di sekolah.
6. Bersama staf buatlah rencana rapat yang harus Anda lakukan dalam
waktu dekat. Rencana ini harus dapat menjawab alasan perlunya rapat,
apa tujuan rapat, siapa saja yang akan ikut serta, berapa lama, dan di mana
akan diadakan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 221


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Manajemen Konflik
Angin kemarahan memadamkan lampu kecerdasan

PENGANTAR

Konflik adalah bagian dari kehidupan. Tidak ada hubungan masyarakat,


organisasi, atau antarpribadi yang bebas konflik. Konflik timbul ketika
orang-orang atau kelompok-kelompok berkompetisi mencapai tujuan
masing-masing yang berbeda-beda. Konflik dapat menimbulkan dampak
fisik dan emosional yang merugikan. Namun, konflik juga dapat mendorong
pertumbuhan dan produktivitas bagi semua pihak yang terlibat. Semuanya
bergantung pada cara mengelola konflik.

HAKIKAT KONFLIK

Konflik didefinisikan sebagai ketidaksepakatan antara dua orang atau


kelompok orang yang memiliki tujuan dan nilai-nilai yang berbeda. Konflik
menyangkut perbedaan perasaan orang-orang serta tujuan mereka, yang
harus ditanggulangi dan ditemukan kesepakatan.. Meskipun definisi itu
menunjukkan kesan negatif, hal-hal yang positif juga dapat diperoleh dari
keadaan konflik, termasuk yang berikut ini.
 Mengonfrontasikan seseorang dengan dirinya sendiri.
 Mendesak dilakukannya penilaian ulang posisi pihak lain.
 Menata ulang peran dan hubungan.
 Memfasilitasi perubahan.
 Mencegah terjadinya kemandekan.
 Menimbulkan kesadaran perlunya alternatif.

SUMBER KONFLIK

Konflik dapat timbul dari sejumlah sumber, seperti sumber daya, prinsip,
wilayah, komunikasi, kebijakan, proses, dan/atau kepribadian. Kita dapat

MANAJ EMEN SEKOL AH 222


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

mengategorikannya sebagai konflik instrumental, konflik kepentingan, dan


konflik pribadi/relasional. Penjelasannya sebagai berikut.

Konflik instrumental. Konflik ini menyangkut tujuan, sarana, prosedur,


dan struktur.

Konflik kepentingan. Konflik ini menyangkut soal pendistribusian sumber


daya, seperti dana, waktu, staf, dan ruang; atau yang menyangkut faktor-
faktor untuk mendistribusikan sumber daya itu, seperti kadar pentingnya,
pemilikan, serta kompetensi dan keahlian.

Konflik pribadi/relasional. Konflik ini menyangkut soal identitas dan citra


pribadi, dan aspek-aspek penting dalam hubungan. Konflik ini kemungkinan
besar berpusat pada loyalitas, pencideraan kepercayaan, kurangnya sikap
hormat, atau pengkhianatan persahabatan.

Penting sekali menemukan sumber konflik sebelum memutuskan cara untuk


menanggulanginya. Penanggulangan konflik tidak selamanya mudah. Pihak-
pihak yang terlibat dapat menyabotase upaya sehingga mempertajam konflik.
Menganalisis konflik merupakan langkah penting sebelum memutuskan
strategi penanggulangannya.

KONFLIK SEBAGAI PROSES

Sifat khusus situasi konflik bukanlah sesuatu yang tidak dikenal kepala
sekolah. Pada waktu-waktu awal, situasi konflik sering dipandang sebagai
kejadian tunggal, yang sebenarnya jarang sekali seperti itu. Konflik tidak
muncul begitu saja, tetapi ia berkembang melalui beberapa tahap, dan
disetiap tahap terdapat sejumlah faktor yang berkontribusi bagi
kemungkinan timbulnya konflik.
Tahapan konflik dibahas berikut ini.

Konflik yang dipersepsikan: Potensi munculnya konflik kemungkinan


besar diperkuat oleh persepsi orang-orang yang terlibat terhadap satu sama
lain. Persepsi ini menentukan kemungkinan munculnya konflik.

Konflik yang dirasakan: Seperti yang dikemukakan dalam definisi konflik,


perasaan dan sikap orang-orang satu sama lain, dan penyebab konflik
tertentu, selanjutnya akan mendorong perilaku konflik.

Konflik yang terlihat: Berdasarkan kedua tahap sebelumnya, selanjutnya


muncul konfrontasi, yang dapat bersifat konflik atau pemecahan masalah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 223


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Resolusi konflik: Pada titik tertentu dalam proses itu konflik kemungkinan
dapat ditanggulangi dan kemungkinan juga ditekan.

Hasil resolusi: Bergantung pada hasil resolusi pada tahap sebelumnya,


situasi berikutnya kemungkinan dapat memperuncing konflik atau
sebaliknya menimbulkan kerja sama.

RESOLUSI KONFLIK

Manajemen konflik adalah salah satu aktivitas yang harus dilakukan kepala
sekolah sehari-hari. Jenis-jenis konflik yang dihadapi kepala sekolah tidak
terbatas di lingkungan sekolah, karena dalam banyak kasus dapat melibatkan
anggota masyarakat dan pihak berkepentingan lainnya.

Pengertian Resolusi Konflik

Resolusi konflik terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat memahami posisi


masing-masing dan posisi pihak lain secara akurat. Mereka berkeinginan
untuk membahasnya, karena mereka ingin menanggulangi konflik itu,
terlepas dari ketidaksepakatan mereka. Resolusi konflik terjadi ketika semua
pihak berusaha mencapai solusi yang memuaskan pihak-pihak itu.

Di masa lalu, kepala sekolah telah bergantung pada hierarki otoritas yang
mapan. Orang yang berada di posisi atas dapat mengambil keputusan
dengan cepat dan bertindak otokratis jika diperlukan. Hal ini sering
digunakan untuk menanggulangi situasi konflik. Namun, apakah solusinya
akan efektif dalam jangka panjang?

Definisi resolusi konflik yang dikemukakan sebelumnya mengedepankan


pendekatan pemecahan masalah yang lebih demokratis yang memungkinkan
pihak-pihak yang terpengaruh untuk terlibat. Bagian selanjutnya
mengetengahkan beberapa cara yang dapat Anda gunakan untuk
menanggulangi konflik.

Teknik Resolusi Konflik

Pada saat berusaha mencapai kesepakatan dalam situasi konflik, mungkin


ada gunanya memperhatikan lima penyebab timbulnya konflik yang umum
ditemukan. Penyebab itu adalah adanya perbedaan yang terjadi karena
pertentangan kepentingan, pemahaman, nilai-nilai, gaya, pendapat atau
opini. Perbedaan ini sedemikian tajam sehingga menimbulkan konflik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 224


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Umumnya terdapat tiga gaya reaksi terhadap konflik yaitu agresif, asertif,
dan pasif. Keterampilan untuk mengosiasikan situasi konflik adalah sebagai
berikut.

• Menemukan penyebabnya.
• Memahaminya.
• Mengupayakan solusi menang-menang (semua pihak merasa mereka
memperoleh sesuatu).
• Bertindak pada waktu yang tepat.
• Memeriksa hasilnya.

Pendekatan terhadap resolusi konflik ini bermanfaat untuk digunakan.


Teknik-teknik itu sangat berguna untuk mengurangi tensi yang dirasakan
semua pihak yang terlibat. Namun, semuanya sangat bergantung pada
keterampilan kepala sekolah untuk dapat menegosiasikan resolusi konflik
yang memuaskan. Oleh sebab itu, Anda kemungkinan perlu
mempertimbangkan sepuluh saran resolusi konflik yang berikut.

1 Mengembangkan suasana positif.


2 Mengklarifikasi persepsi dan posisi Anda.
3 Mengklarifikasi persepsi pihak-pihak lain.
4 Mengklarifikasi persepsi mengenai penyebab konflik.
5 Mengklarifikasi faktor-faktor yang mendasari penyebab itu.
6 Bertanggung jawab atas respon Anda.
7 Mendorong semua pihak untuk mengungkapkan perasaan mereka.
8 Fokuskan perhatian pada kebutuhan dan tujuan bersama.
9 Menghimpun pilihan penanggulangan.
10 Mengembangkan dan melaksanakan bagian-bagian yang dapat
dikerjakan.

NEGOSIASI

Salah satu manajemen konflik yang positif adalah negosiasi. Negosiasi adalah
suatu transaksi di mana pihak-pihak yang terlibat memiliki hak veto dalam
hasil akhir. Dengan kata lain, masing-masing pihak dalam suatu negosiasi
harus menyepakati hasilnya agar dapat dilaksanakan dan pihak-pihak yang
berkepentingan menyepakati hasil itu. Jadi, melalui negosiasi kita mengambil
keputusan bersama.
Sesuai dengan definisi itu, negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap
hari dalam kapasitas pribadi dan profesional kita. Misalnya, orang-orang

MANAJ EMEN SEKOL AH 225


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

bernegosiasi dengan pasangan masing-masing tentang apakah akan membeli


furnitur baru, atau dengan anak-anak untuk berbagi pekerjaan yang harus
dilakukan di rumah untuk membantu orang tua mereka. Kita
menegosiasikan pekerjaan yang harus kita lakukan dengan atasan. Atau
serikat pekerja bernegosiasi dengan manajemen untuk memperoleh kondisi
kerja yang lebih baik.
Kita terus didorong untuk berpartisipasi dalam proses pengembangan.
Partisipasi berarti berbagi kontribusi dalam pengambilan keputusan yang
juga berarti mencapai kesepakatan. Partisipasi yang berhasil bergantung pada
kemampuan bernegosiasi.
Negosiasi terlihat seperti sesuatu yang mudah, meskipun dalam kenyataan
tidak demikian. Kebanyakan orang hanya mengetahui dua cara bernegosiasi,
yaitu bernegosiasi secara lembut atau bernegosiasi secara keras. Apapun
posisi yang diambil sebenarnya melibatkan suatu proses tawar-menawar
antara memperoleh hal-hal yang diinginkan pihak-pihak yang terlibat dan
menjaga hubungan yang baik di antara pihak-pihak yang berkepentingan.

NEGOSIASI BERPRINSIP

Pendekatan bernegosiasi lainnya telah terbukti berhasil, yang disebut sebagai


Negosiasi berprinsip. Pendekatan ini bermanfaat karena dapat digunakan
dalam situasi untuk menegosiasikan apa saja.

Ada gunanya membahas strategi yang diterapkan untuk menggunakan


pendekatan ini. Masing-masing pihak mengambil posisi, mempertahankan
posisi itu, dan melakukan serangkaian konsesi sampai dicapai kesepakatan
atau sampai ketika negosiasi berhenti karena masing-masing pihak tidak lagi
dapat membuat tambahan konsesi dalam posisi mereka. Salah satu masalah
dengan pendekatan ini adalah bahwa fokus utama semua pihak adalah posisi
pihak-pihak itu dan bukan pada isu yang mereka negosiasikan. Ini biasanya
berlangsung sangat lama, menguras energi emosi, tetapi dapat menghasilkan
kesepakatan yang dapat diterima semua pihak dengan cara yang produktif
dan bersahabat. Metode ini terdiri atas empat hal yang berkaitan dengan
dasar-dasar negosiasi. Keempat hal itu adalah manusia, kepentingan, pilihan, dan
kriteria.

Manusia

Pisahkan orang dari masalah. Hal ini penting karena negosiator adalah juga
manusia yang memiliki emosi, keyakinan, serta rasa suka dan tidak suka

MANAJ EMEN SEKOL AH 226


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

masing-masing yang memengaruhi cara mereka memandang masalah dan


upaya mencari solusi. Itu sebabnya merupakan keharusan agar pihak-pihak
yang bernegosiasi mengidentifikasi masalah dan bekerja sama memecahkan
masalah itu. Hal ini tidak memboroskan waktu dengan upaya menyerang
dan mengubah orang-orang yang terlibat dalam proses negosiasi.

Kepentingan

Berfokus pada kepentingan dan bukan pada posisi. Hal kedua yang penting
ini menekankan pentingnya mengidentifikasi dan berfokus pada kepentingan
nyata pihak-pihak yang bernegosiasi. Pertanyaan dasar di sini adalah
“mengapa?” untuk menemukan kepentingan nyata semua pihak yang
bernegosiasi. Lebih lanjut, kepentingan yang paling menonjol, tetapi yang
juga merupakan kepentingan yang paling dinafikan adalah kebutuhan dasar
manusia, kesejahteraan ekonomi, rasa aman, penerimaan sosial, rasa
memiliki, dan perasaan mengendalikan kehidupan sendiri. Lebih penting lagi
adalah dengarkan benar-benar apa yang dikemukakan pihak lain.

Pilihan

Tujuannya di sini adalah menghasilkan beragam kemungkinan pemecahan


sebelum mencapai keputusan. Sediakan waktu bagi pihak-pihak untuk
menemukan berbagai kemungkinan solusi masalah. Hambatan utama dalam
upaya menemukan solusi ini adalah:

• penilaian yang tergesa-gesa


• kecenderungan menemukan jawaban tunggal
• asumsi mendapat semuanya
• asumsi bahwa “memecahkan masalah mereka adalah masalah mereka
sendiri.”

Untuk mengatasi hambatan itu, kita perlu melakukan yang berikut.

 Pisahkan tindakan penilaian dari tindakan penemuan pilihan. Strategi


yang dapat digunakan adalah curah gagasan.
 Gali pilihan yang mungkin ada dengan mendorong penggunaan cara
berpikir yang berbeda terhadap subyek yang sama.
 Upayakan agar semua pihak memperoleh manfaat dengan
mengidentifikasi kepentingan bersama.
 Jadikan solusi masalah mereka sebagai masalah Anda juga dengan secara
aktif berusaha memahami posisi mereka dan ajukan solusi yang yang
dapat disepakati.

MANAJ EMEN SEKOL AH 227


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

Kriteria

Usahakan betul agar hasil didasarkan atas tujuan dan kriteria standar sebagai
pengukur. Hal ini akan menjamin solusi yang adil.

STRATEGI LAIN

Cara popular dalam menguraikan strategi resolusi konflik adalah dengan


menggunakan istilah menang-kalah. Stretegi ini dapat diklasifikasi ke dalam
tiga kategori yang berikut.

Menang - Kalah

Hasil strategi ini adalah satu pihak kalah dan pihak lain menang. Dalam
banyak kasus, strategi ini tidak memuaskan, dan konflik kemungkinan besar
akan timbul lagi.

Kalah - Kalah

Kedua belah pihak mengalami kekalahan. Dalam situasi ini biasanya ada
pihak ketiga yang terlibat yang berusaha mencapai kompromi yang jarang
dapat diterima kedua belah pihak.
Menang - Menang
Kedua belah pihak marasa puas dengan hasil yang dicapai. Fokus strategi ini
adalah pada pemecahan masalah dan bukan untuk saling mengalahkan.

RINGKASAN

1. Konflik adalah ketidaksepakatan antara dua orang atau kelompok yang


memiliki tujuan dan nilai-nilai yang berbeda. Konflik menyangkut
perbedaan perasaan orang-orang serta tujuan mereka, yang harus
ditanggulangi dan ditemukan kesepakatan.
2. Penyebab timbulnya konflik yang umum ditemukan antara lain
kepentingan, pemahaman, nilai-nilai, gaya, pendapat atau opini.
3. Konflik tidak selalu negatif, hal-hal positif juga dapat diperoleh dari
keadaan konflik karena mengonfrontasikan seseorang dengan dirinya
sendiri, mendesak dilakukannya penilaian ulang posisi pihak lain, menata
ulang peran dan hubungan, memfasilitasi perubahan, mencegah
terjadinya kemandekan, dan menimbulkan kesadaran perlunya alternatif.

MANAJ EMEN SEKOL AH 228


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

4. Konflik dapat timbul dari sejumlah sumber, seperti sumber daya, prinsip,
wilayah, komunikasi, kebijakan, proses, dan/atau kepribadian. Kita dapat
mengategorikannya sebagai konflik instrumental, konflik kepentingan,
dan konflik pribadi/relasional.
5. Tahapan konflik dimulai dengan persepsi tentang adanya konflik dan
tahapan selanjutnya konflik mulai dirasakan. Berdasarkan kedua tahap
sebelumnya, selanjutnya muncul konfrontasi, yang dapat bersifat konflik
atau pemecahan masalah. Pada tahap berikutnya konflik kemungkinan
dapat ditanggulangi atau boleh jadi ditekan. Bergantung pada hasil
resolusi pada tahap sebelumnya, situasi berikutnya kemungkinan dapat
memperuncing konflik atau sebaliknya menimbulkan kerja sama.
6. Resolusi konflik terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat memahami posisi
masing-masing dan posisi pihak lain secara akurat.
7. Gaya reaksi terhadap konflik adalah agresif, asertif, dan pasif. Lima
keterampilan untuk mengosiasikan situasi konflik adalah menemukan
penyebabnya, memahaminya, mengupayakan solusi menang-menang
(semua pihak merasa memperoleh sesuatu), bertindak pada waktu yang
tepat, dan periksa hasilnya.
8. Negosiasi adalah suatu transaksi di mana pihak-pihak yang terlibat
memiliki hak veto dalam hasil akhir. Dengan kata lain, masing-masing
pihak dalam suatu negosiasi harus menyepakati hasilnya agar dapat
dilaksanakan dan pihak-pihak yang berkepentingan menyepakati hasil itu.
9. Dalam negosiasi berprinsip masing-masing pihak mengambil posisi,
mempertahankan posisi itu, dan melakukan serangkaian konsesi sampai
dicapai kesepakatan atau sampai ketika negosiasi berhenti karena masing-
masing pihak tidak lagi dapat membuat tambahan konsesi dalam posisi
mereka. Metode ini terdiri atas empat hal yang berkaitan dengan dasar-
dasar negosiasi. Keempat hal itu adalah manusia, kepentingan, pilihan,
dan kriteria.
10. Strategi lain resolusi konflik adalah resolusi menang-kalah, kalah-kalah,
dan menang-kalah.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian dan sumber-sumber konflik.


2. Jelaskan apa saja manfaat yang dapat timbul oleh konflik.
3. Jelaskan tahap perkembangan konflik.
4. Jelaskan gaya reaksi terhadap situasi konflik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 229


MANAJ EMEN SUMBER DAYA MANUSI A

5. Jelaskan keterampilan yang diperlukan dalam menangani konflik.


6. Jelaskan pengertian negosiasi dan negosiasi berprinsip.
7. Jelaskan strategi menang-kalah, kalah-kalah, dan menang-menang dalam
resolusi konflik.
8. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi sumber-sumber yang dapat
menimbulkan konflik di sekolah Anda. Selanjutnya identifikasi alternatif
tindakan untuk memperkecil potensi sumber itu sehingga tidak
menimbulkan konflik yang menghambat kinerja sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 230


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

MANAJEMEN KURIKULUM
DAN SUMBER DAYA
SEKOLAH

Pengantar 232
Pengembangan Kurikulum 235
Penjadwalan 241
Manajemen Sumber Daya Untuk Mendukung Kurikulum 254
Pemilihan dan Pengelolaan Buku Pelajaran 259
Perpustakaan dan Alat Bantu Pembelajaran Biaya Murah 265
Ujian, Tes Ulangan, dan Pemeliharaan Dokumen 276
Pemeliharaan Sumber Daya 283
Penggalian Sumber Dana 287

MANAJ EMEN SEKOL AH 231


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Pengantar
Pendidikan tidak seperti mengisi keranjang kosong, tetapi upaya menyalakan api
Wiliam Butler Yeats

Kurikulum sekolah tidak hanya mencakup program akademik yang


direncanakan, tetapi juga semua kegiatan ko-kurikulum dan kegiatan lain,
serta segala sesuatu yang dipelajari peserta didik melalui pengejawantahan
etos sekolah. Yang terakhir ini sering diacu sebagai kurikulum tersembunyi,
yaitu semua hal yang tidak direncanakan tetapi terjadi di sekolah, dialami,
dan dipelajari peserta didik.

Tugas utama kepala sekolah adalah memfasilitasi terselenggaranya


pendidikan yang bermutu melalui kurikulum yang baik dengan
menggunakan semua sumber daya yang tersedia secara produktif. Ini
mencakup mobilisasi semua sumber daya yang tersedia dari pemerintah,
masyarakat, atau organisasi lain.

Dalam bagian ini akan dibahas hal-hal yang memungkinkan Anda


meningkatkan keterampilan dalam berbagai aspek manajemen kurikulum
berbasis kompetensi. Termasuk di sini penyusunan jadwal, pengembangan
dan penilaian kurikum, manajemen sumber daya, penyediaan buku pelajaran,
perpustakaan dan media lainnya, serta pengendaliannya. Bahasan dalam
Bagian 6 tentang Manajemen Keuangan akan menyediakan lebih banyak
informasi tentang mobilisasi dan manajemen sumber daya keuangan.

Setelah mempelajari bagian ini, Anda akan dapat:

 meningkatkan efektivitas Anda sebagai manajer kurikulum dan sumber


daya yang mendukungnya
 menjadi manajer perubahan yang efektif dan menjelaskan cara
memutakhirkan kurikulum sekolah secara reguler
 menjelaskan cara menyesuaikan kurikulum sekolah dengan lingkungan
manusia dan alam di sekitar sekolah, serta memastikan bahwa
lingkungannya didayagunakan
 memastikan bahwa sekolah Anda memiliki jadwal kegiatan yang
dirancang dan dilaksanakan dengan baik

MANAJ EMEN SEKOL AH 232


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

 mendemonstrasikan pemeliharaan sediaan di sekolah Anda


 menyusun dan menerapkan kriteria untuk memilih buku pelajaran serta
memastikan pengelolaan buku pelajaran yang tersedia dengan baik
 meningkatkan kualitas asesmen peserta didik, termasuk pelaksanaan ujian
secara teratur, serta pencatatan yang lengkap dan akurat.
 menyarankan cara meningkatkan perpustakaan serta cara pengadaan dan
penggunaan alat bantu pembelajaran biaya murah
 mengidentifikasi cara menggali sumber daya keuangan dan bahan bagi
sekolah Anda dan memastikan pengelolaannya secara produktif

CAKUPAN BAGIAN INI

Bagian ini terdiri atas delapan unit, yaitu pengembangan kurikulum;


penjawalan; pengorganisasian sumber daya untuk mendukung kurikulum;
pemilihan dan pengelolaan buku pelajaran, perpustakaan dan alat bantu
pembelajaran biaya murah; ujian dan pemeliharaan dokumen; pemeliharaan
sumber daya; dan penggalian sumber dana.

Pengembangan kurikulum

Kurikulum adalah jiwa pendidikan yang harus dikelola dengan baik.


Kurikulum di sekolah Anda perlu disesuaikan dengan lingkungan manusia
dan alam di lokasi sekolah berada, dan secara terus-menerus dimutakhirkan.
Unit ini bertujuan mengingatkan pentingnya peran Anda dalam
pengembangan kurikulum sekolah Anda dalam kerangka kurikulum
nasional, menyadari sifat keragaman kurikulum, dan mengembangkannya.

Penjadwalan

Dalam unit ini akan diidentifikasi beberapa isu dalam merancang dan
melaksanakan jadwal sekolah Anda. Termasuk di sini perlunya melakukan
persiapan seksama dan menemukan cara-cara mengorganisasi jadwal
kegiatan untuk mendayagunakan guru secara optimal sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan, tetapi disesuaikan dengan kondisi khusus
sekolah Anda, dan menyediakan pilihan bagi peserta didik.

Manajemen sumber daya untuk mendukung kurikulum

Dalam unit ini akan diidentifikasi berbagai sumber daya yang diperlukan
sekolah Anda dan kesulitan mendapatkannya. Anda akan mempelajari cara
memproduksi dan mendapatkan sumber daya itu, serta cara mengelolanya
dengan baik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 233


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Pemilihan dan pengelolaan buku pelajaran

Buku pelajaran adalah salah satu masukan penting dalam proses


pembelajaran di sekolah Anda. Dalam unit ini akan dikembangkan kriteria
untuk memilih dan memastikan bahwa semua buku digunakan dengan baik.

Perpustakaan dan alat bantu pengajaran biaya murah

Banyak cara untuk meningkatkan sumber daya sekolah Anda. Dalam unit ini
Anda akan mengidentifikasi cara-cara pengembangan tiga sumber daya
utama dan cara mengelolanya.

Ujian, tes ulangan, dan pemeliharaan dokumen

Penilaian kemajuan peserta didik Anda menyediakan ukuran tingkat prestasi


belajar mereka, yang merupakan salah satu alasan keberadaan sekolah Anda.
Dalam unit ini, Anda akan meninjau aspek-aspek yang berbeda dari
asesmen, termasuk pentingnya pemeliharaan dokumen sebagai sarana
memelihara profil kemajuan setiap peserta didik.

Pemeliharaan sumber daya

Dalam unit ini akan dibahas pentingnya pemeliharaan dokumen sediaan


sekolah dan mempelajari cara untuk melakukannya.

Penggalian sumber dana

Dalam init ini akan dibahas bahwa sekalipun pemerintah menyediakan


sebagian sumber daya bagi sekolah negeri dan swasta, dalam kondisi
keuangan pemerintah saat ini, Anda tidak dapat mengandalkan seluruhnya
dari pemerintah. Jadi, Anda perlu berpikir untuk mengidentifikasi dan
menemukan cara memperoleh sumber daya dari berbagai sumber lain.

MANAJ EMEN SEKOL AH 234


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Pengembangan Kurikulum
Kita tidak mungkin memegang obor untuk menerangi jalan orang lain
tanpa menerangi jalan kita sendiri
Ben Sweetland

PENGANTAR

Dalam unit ini akan dibahas pengertian kurikulum dan beberapa hal dasar
yang perlu Anda ketahui. Termasuk di sini adalah pentingnya mengadaptasi
standar isi pendidikan dan kompetensi lulusan yang telah ditetapkan secara
nasional dengan konteks lokal serta kebutuhan dan kemampuan peserta
didik. Sesuai dengan ketentuan, standar isi dan standar kompetensi lulusan
yang kemudian dioperasionalkan ke dalam bentuk kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dapat dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2006/2007
dan selambat-lambatnya pada tahun pelajaran 2009/2010. Sekolah yang
belum melaksanakan KTSP sampai dengan batas akhir tahun pelajaran
2009/2010 harus ada alasan yang jelas dan mendapat izin dari Mendiknas.
Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah harus mengetahui cara mengelola
kurikulum dengan berpedoman pada kurikulum nasional. Sebagai guru
kepala, kepala sekolah juga harus mampu memfasilitasi upaya guru untuk
mengembangkan KTSP, mengorganisasi kurikulum, dan mengorganisasi
kehidupan sekolah dengan cara yang memungkinkan pemanfaatan
kurikulum tersembunyi secara positif. Pemahaman yang baik mengenai hal-
hal itu akan memperlancar pengelolaan sekolah.

HAKIKAT DAN MUATAN KURIKULUM

Pengertian

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,


kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Ini berarti semua mata pelajaran dan kegiatan

MANAJ EMEN SEKOL AH 235


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

kokurikulum yang harus diikuti peserta didik, yang juga harus mencakup
upaya mengembangkan keberfungsian peserta didik dengan baik. Kurikulum
mencakup aspek intelektual, spiritual, emosional, dan kinestetik yang
memperhitungkan kurikulum tersembunyi yang mencakup pola perilaku dan
sikap peserta didik serta staf dan etos sekolah. Kurikulum membantu guru
menyediakan informasi terbaik dalam mata pelajarannya, dengan
memperhitungkan minat peserta didik dan kebutuhan sosial kontemporer.

Muatan Kurikulum

Dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:

 kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


 kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
 kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
 kelompok mata pelajaran estetika
 kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Dalam ayat 4 PP tersebut juga dinyatakan bahwa setiap kelompok mata
pelajaran dilaksanakan secara holistik sehingga pembelajaran masing-masing
kelompok mata pelajaran memengaruhi pemahaman dan/atau penghayatan
peserta didik. Selanjutnya dalam ayat 5 dinyakan bahwa semua kelompok
mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah.

PRINSIP-PRINSIP DAN KENDALA


PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum seyogianya dinamis dan berkembang. Pekerjaan kepala sekolah


adalah mengelola proses pengembangan kurikulum di sekolah masing-
masing. Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan di negara kita
menetapkan bahwa pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan relevansinya dilakukan oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan (sekolah) bersama dengan komite sekolah/madrasah.
Pelaksanaan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar (SD
dan SMP) dikoordinasikan, disupervisi, dan difasilitasi oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota. Pelaksanaan pengembangan kurikulum SDLB,
SMPLB, SMALB, SMA, dan SMK dikoordinasikan, disupervisi, dan
difasilitasi oleh dinas pendidikan provinsi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 236


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhitungkan dalam mengembangkan


kurikulum sekolah mencakup yang berikut ini.
 Kurikulum harus mencapai tujuan falsafah pendidikan sekolah dan
nasional.
 Kurikulum dikembangkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada
standar yang ditetapkan.
 Kurikulum perlu dikembangkan dari tingkat ‘akar rumput’ dengan
melibatkan kontribusi orang tua dan masyarakat.
 Kurikulum perlu memberi peluang memenuhi kebutuhan peserta didik
untuk memperoleh pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
 Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
 Kurikulum perlu mempertimbangkan budaya, kebiasaan, dan tradisi lokal.
 Kurikulum perlu menyediakan pengalaman pendidikan praktis.

Kendala

Ada sejumlah kendala yang perlu diperhatikan dalam pengembangan


kurikulum di sekolah. Kendala ini pada umumnya umumnya dapat
ditanggulangi jika kita percaya dengan kemampuan kita mengelola
kepentingan sekolah. Berikut adalah kendala dalam pengembangan
kurikulum di sekolah.
 Ini bukanlah tugas yang dipahami semua orang.
 Kemungkinan besar kurikulum tidak dapat memperhitungkan setiap
tradisi lokal.
 Kurikulum yang mungkin Anda kembangkan boleh jadi terkendala oleh
kurangnya sumber daya fisik.
 Umumnya guru percaya mereka harus berpedoman sepenuhnya pada
kurikulum resmi yang ditetapkan pemerintah.
 Tidak ada prosedur atau waktu yang dialokasikan untuk memantapkan
kurikulum.

Menggunakan Sumber Daya Lokal

Anda barangkali telah sering menggunakan sumber daya lokal, misalnya


dalam mata pelajaran berikut.

• Seni dan budaya: desain lokal dalam pakaian, tari-tarian, dan arsitektur.
• Keterampilan/kejuruan: menerapkan pelajaran dari petani atau perajin
lokal dalam kebun sekolah dan pelajaran keterampilan, dan sebagainya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 237


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

• Sains (ilmu alam dan sosial): telaah lapangan aspek-aspek lingkungan alam
dan manusia di sekitar sekolah.
• Pendidikan jasmani/olahraga: sekolah memanfaatkan prasarana publik
setempat untuk kegiatan olah raga. Anda perlu memperhitungkan jarak
sekolah dengan fasilitas publik itu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KURIKULUM


Beberapa faktor dasar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum, sesuai dengan UU No 20 tahun 2003, mencakup yang berikut.
 Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
 Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik.
 Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
 Tuntutan pembangunan daerah, nasional, dan dunia kerja.
 Perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni.
 Dinamika perkembangan global.
 Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
 Usia dan tingkat kemampuan peserta didik.
 Antarhubungan di antara mata pelajaran (subyek).
 Kadar spesialisasi dalam bidang-bidang mata pelajaran.
 Waktu yang tersedia bagi pembelajaran.
 Ketersediaan dana untuk menyediakan fasilitas bagi kebutuhan khusus,
seperti laboratorium, dan sumber daya sederhana, seperti kapur tulis,
buku, dan sumber belajar lainnya.
 Tingkat pelatihan dan pengalaman rata-rata guru.

KURIKULUM TERSEMBUNYI

Kurikulum sekolah terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang menyediakan


tubuh pengetahuan dan keterampilan, kegiatan kokurikulum bagi peserta
didik yang menciptakan dan mengembangkan minat mereka, dan ‘kurikulum
tersembunyi’ yang memengaruhi sikap, kedewasaan, pertumbuhan, dan
perilaku peserta didik.

Hal-hal berikut dapat dipandang sebagai bagian dari kurikulum tersembunyi.

 Ketepatan waktu guru.


 Cara guru berinteraksi dengan guru lainnya.
 Kebersihan lingkungan sekolah.
 Kepribadian kepala sekolah dan guru.

MANAJ EMEN SEKOL AH 238


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

 Gaya hidup kepala sekolah dan guru.


 Hubungan pertemanan di kalangan peserta didik.

Meskipun kita dapat menyingkap beberapa aspek kurikulum tersembunyi,


nyatanya masih banyak lagi pengaruhnya terhadap cara peserta didik
berperilaku, hal-hal yang mereka pelajari, dan minat yang mereka
kembangkan. Kita tidak mungkin merencanakan semua hal itu dalam
kurikulum atau kegiatan kokurikulum. Namun, sebenarnya banyak yang
dapat kita lakukan untuk mencoba memengaruhi hal-hal yang terjadi.

MEMPELAJARI KURIKULUM

Seorang kepala sekolah yang baru akan harus belajar banyak tentang
kurikulum yang ada di sekolahnya dan tentang kerja pengembangan yang
akan diperlukan. Ia akan perlu mempelajari kurikulum yang ‘resmi,’ tetapi
juga sifat dan kualitas pekerjaan yang sekarang dilakukan di sekolah
barunya, tentang peserta didik, guru dan masyarakat, serta tentang seluruh
lingkungan di mana sekolah berlokasi. Dengan demikian, ia perlu
berkonsultasi dengan banyak orang dengan beragam latar belakang untuk
mempelajari setiap aspek kehidupan sekolah.

RINGKASAN

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,


isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
2. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, serta
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
3. Prinsip dasar yang perlu diperhitungkan dalam mengembangkan
kurikulum sekolah antara lain kurikulum harus mencapai tujuan falsafah
pendidikan sekolah dan nasional; kurikulum dikembangkan pada satuan
pendidikan dengan mengacu pada standar yang ditetapkan; kurikulum
perlu dikembangkan dari tingkat ‘akar rumput’ dengan melibatkan
kontribusi orang tua dan masyarakat; serta kurikulum perlu memberi

MANAJ EMEN SEKOL AH 239


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

peluang memenuhi kebutuhan peserta didik untuk memperoleh


pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
4. Kendala dalam pengembangan kurikulum di sekolah antara lain tidak
semua guru memamahminya, kurangnya sumber daya fisik, guru telah
lama terkondisi oleh pola berpikir lama, serta belum ada prosedur atau
waktu yang dialokasikan untuk memantapkan kurikulum.
5. Sekolah perlu mendayagunakan sumber daya lokal dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan kurikulum sekolah.
6. Beberapa faktor dasar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum antara lain peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia;
eningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, keragaman
potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah, nasional,
dan dunia kerja; perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni;
dinamika perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan; usia dan tingkat kemampuan peserta didik; antarhubungan di
antara mata pelajaran (subyek); serta kadar spesialisasi dalam bidang-
bidang mata pelajaran.
7. Dalam proses pembelajaran di sekolah, perlu dicermati adanya kurikulum
tersembunyi yang memengaruhi sikap, kedewasaan, pertumbuhan, dan
perilaku peserta didik. Hal-hal yang antara lain dapat dipandang sebagai
bagian dari kurikulum tersembunyi mencakup ketepatan waktu guru, cara
guru berinteraksi dengan guru lainnya, kebersihan lingkungan sekolah,
kepribadian kepala sekolah dan guru, gaya hidup kepala sekolah dan guru;
serta hubungan pertemanan di kalangan peserta didik.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian kurikulum dan muatannya untuk jenis pendidikan


umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
2. Jelaskan prinsip-prinsip dasar dan kendala dalam mengembangkan
kurikulum.
3. Jelaskan faktor-faktor dasar yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum.
4. Jelaskan pengertian kurikulum tersebunyi berikut contoh-contohnya.
5. Bersama dengan guru, usahakan untuk mengembangkan kurikulum mata
pelajaran tertentu di sekolah Anda. Dalam melakukan tugas ini, Anda
diharapkan memperhatikan standar isi dan standar kompetensi lulusan
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2006 tentang Standar Nasional Pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 240


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Penjadwalan
Pendidikan adalah penjaga demokrasi, satu-satunya diktator yang dikenal orang-orang
bebas, dan satu-satunya penguasa yang dibutuhkan orang-orang merdeka
Mirabeau Buonaparte Lamar

PENGANTAR

Penjadwalan adalah metode yang digunakan untuk menyajikan kurikulum


kepada peserta didik. Kepala sekolah memiliki sejumlah sumber daya untuk
menyelenggarakan pendidikan di sekolahnya. Jadwal waktu adalah sarana
pengoordinasian semua sumber daya itu untuk menyediakan kesempatan
dan alternatif pendidikan terbaik bagi para peserta didik dengan cara yang
paling produktif.

Di negara yang masih belum sembuh benar dari krisis ekonomi, penekanan
pada efektivitas-biaya bukanlah berlebihan. Semakin efisien penggunaan
sumber daya semakin baik pula pendidikan yang tersedia bagi sebanyak
mungkin peserta didik. Semua keputusan yang dinyatakan dalam bentuk
jadwal waktu memengaruhi seluruh populasi sekolah dan mencerminkan
program dan pilosofi pendidikan sekolah.

PRINSIP-PRINSIP DAN KENDALA


MENDESAIN JADWAL

Prinsip-prinsip Mendesain Jadwal


Berikut adalah beberapa prinsip yang kita gunakan untuk menyusun jadwal.
 Intinya sebuah jadwal seharusnya berorientasi peserta didik untuk
memaksimumkan peluang pembelajaran: ditata sesuai dengan kegiatan
yang beragam, dengan mata pelajaran yang ditata untuk mempertahankan
minat dan motivasi peserta didik; serta memperhitungkan usia, rentang
konsentrasi, perbedaan kemampuan, pengelompokan tunggal, ukuran
kelas, dan ambisi karier peserta didik.
 Penugasan guru yang paling efisien dan terbaik dapat dicapai jika:

MANAJ EMEN SEKOL AH 241


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

 organisasi pengajaran sekolah ditentukan dengan baik


 semua mata pelajaran terliput
 ada keseimbangan staf dalam kaitannya dengan pengalaman, jenis
kelamin, dan usia
 frekuensi pemindahan guru diperkecil
 beban kerja guru diseimbangkan dalam penjadwalan.
 Kapasitas untuk menampung jumlah peserta didik di suatu sekolah
dikendalikan oleh bangunannya. Sedapat mungkin semua ruang kelas
didayagunakan sepenuhnya secara produktif. Keputusan harus diambil
apakah guru berpindah dari satu kelas ke kelas lain, apakah peserta didik
yang berpindah, atau keduanya (gabungan) .
 Keadaaan darurat akan memerlukan penyesuaian jadwal. Jadwal yang baik
haruslah fleksibel, yang memungkinkan dilakukannya penyesuaian dengan
gangguan minimum terhadap kehidupan sekolah.
 Harus ada kelonggaran yang disediakan dalam jadwal itu, termasuk waktu
bukan pembelajaran untuk:
 pendaftaran peserta didik, pertemuan mingguan, waktu perpindahan
dari satu pelajaran ke pelajaran lain untuk mengganti buku dan bahan-
bahan, pembimbingan dan penyuluhan peserta didik.
 pengembangan staf termasuk rapat guru dan lokakarya intern.
 Semua guru hendaknya dialokasikan secara vertikal dan horizontal dalam
jadwal sekolah. Ini berarti bahwa guru perlu mengajar di kelas-kelas yang
berbeda dan tidak hanya diberikan waktu untuk mengakhiri atau memulai
pelajaran.
 Para guru perlu dijadwalkan untuk mengajar subyek yang sesuai dengan
latar belakang pendidikannya.
 Harus ada keseimbangan di dalam jadwal dalam arti tidak terlalu banyak
priode ganda atau subyek praktis perlu berurutan.

Kendala Mendesain Jadwal

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat membatasi keleluasaan Anda
dalam menyusun jadwal sekolah.

Waktu. Waktu wajib adalah waktu yang ditentukan oleh kebijakan


pemerintah yang berada di luar kendali kepala sekolah. Misalnya periode per
hari, jumlah periode per mata pelajaran, lama waktu per periode, dan waktu
operasi sekolah. Waktu lentur adalah waktu yang dikendalikan sekolah dan
tercermin dalam jadwal, seperti kapan suatu mata pelajaran diajarkan, kapan
pendaftaran peserta didik, lama waktu studi formal, alokasi waktu bukan
pengajaran, dan penggunaan periode tunggal atau ganda, dan seterusnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 242


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Ketersediaan guru. Hal ini dapat sangat memengaruhi jadwal, menentukan


ukuran kelas, pilihan mata pelajaran, dan kualitas pendidikan yang dapat
ditawarkan.

Gedung sekolah. Desain, jenis, dan jumlahnya berpengaruh langsung


terhadap jadwal dalam kaitannya dengan jumlah dan ragam mata pelajaran
yang ditawarkan, jumlah kelas, ukuran kelas, ukuran sekolah, kualitas
kesempatan pendidikan, akses dan penggunaan perpustakaan, serta rasio
guru-peserta didik.

Sikap tradisional: Hal ini dapat menghambat penggunaan sumber daya


secara inovatif yang sebenarnya akan lebih efisien. Sikap ini misalnya cara
menggunakan ruang pertemuan serta waktu pedaftaran dan pertemuan
dengan semua staf dan peserta didik.

Kurangnya utilitas publik. Hal ini dapat membatasi jadwal. Misalnya tidak
adanya listrik dapat berarti tidak ada kegiatan di sore dan malam hari serta
tidak dimungkinkannya pekerjaan bengkel; ketiadaan air dapat memengaruhi
pelajaran seni, praktik laboratorium, dan ekonomi rumah tangga.
Penentuan waktu belajar. Hal ini berkaitan dengan jarak ke sekolah.
Semakin jauh jarak yang harus ditempuh peserta didik ke sekolah semakin
pendek pula waktu di sekolah.
Penaatan jadwal. Jika para guru tidak menaati jadwal, maka hal itu akan
mengurangi efektivitas jadwal sebagai kerangka perencanaan waktu
pembelajaran.
Dalam unit ini, penjadwalan hanya dibahas dalam kaitannya dengan
pembelajaran formal di sekolah dasar dan menengah. Karena tingkat
kerumitan penjadwalan kegiatan belajar berbeda di setiap jenjang itu, ada
baiknya untuk membicarakannya secara terpisah.

PENYIAPAN JADWAL DI SEKOLAH DASAR

Dalam kondisi normal, seharusnya ada satu kelas untuk setiap mata pelajaran
dan satu guru untuk setiap kelas. Sekolah dasar di negara kita umumnya
menyelenggarakan sekolah berdasarkan waktu wajib yang ditentukan oleh
pemerintah untuk semua mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan.
Kepala sekolah dasar dapat melakukan hal berikut dalam menyusun jadwal.

Langkah 1 Berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh


pemerintah tentang waktu pembelajaran dan aloksi waktunya

MANAJ EMEN SEKOL AH 243


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

untuk setiap mata pelajaran. Pastikan bahwa jadwal yang dibuat


sesuai dengan arahan tersebut.
Langkah 2 Buatlah daftar semua ruang belajar di sekolah Anda, termasuk
ruang pertemuan, perpustakaan, tempat bermain, taman/kebun,
dan ruang lainnya.
Berapa kelas yang dapat dilakukan di sekolah Anda dalam suatu
waktu? Anda perlu memperhatikan bahwa suatu mata pelajaran
mungkin tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga di
kebun sekolah atau di lapangan dalam waktu yang dialokasikan
untuk mata pelajaran itu. Namun, sejauhmana semua fasilitas
harus digunakan akan bergantung pada jumlah peserta didik.
Langkah 3 Berapa banyak guru kelas di sekolah Anda? Alokasikan guru
dan kelas ke ruang kelas atau ruang belajar lainnya.
Langkah 4 Guru lain yang bukan guru kelas, juga harus dialokasikan
waktunya. Misalnya, sekolah Anda memiliki guru yang khusus
menangani peserta didik dengan kebutuhan khusus. Peserta
didik ini meskipun bagian dari kelas, sewaktu-waktu ditangani
khusus oleh guru tertentu.

Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Tanggung jawab kepala sekolah dalam penjadwalan adalah memastikan:


• penaatan arahan dan kebijakan pemerintah
• setiap guru mendayagunakan sumber daya sekolah sebaik-baiknya
• tidak terjadi benturan jadwal antarguru
• pendayagunaan guru khusus (misalnya guru agama, olah raga, atau
kesenian/keterampilan) dengan sebaik mungkin.

Sekolah Dasar Dua Sesi

Pengaturan dua sesi (pagi-sore) terjadi jika jumlah peserta didik yang berada
dalam daerah jangkauan melebihi daya tampung sekolah yang ada. Sesi
pertama biasanya dimulai pada pukul 7 pagi dan berakhir pukul 12, sesi
kedua dimulai pukul 12.30 dan berakhir pukul 17.30. Dua sesi tidak selalu
berarti dua sekolah; satu kepala sekolah bertanggung jawab atas kedua sesi
itu. Dalam hal ini, peluang untuk melakukan kegiatan kokurikulum memang
sangat berkurang, tetapi dapat ditingkatkan dengan penjadwalan yang ketat
dalam penggunaan fasilitas rekreasi dan permainan, kebun, dan
perpustakaan sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 244


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

PENYIAPAN JADWAL DI SEKOLAH MENENGAH

Jadwal sekolah menengah atas terdiri atas tiga komponen utama yang
masing-masing dapat menjadi dasar penyusunan jadwal tersendiri: guru,
kelas (kelompok belajar), dan ruang kelas.
Langkah 1
Buatlah daftar ruang yang tersedia untuk pengajaran di sekolah.

JUMLAH BATASAN

Ruang kelas
Laboratorium
Bengkel
Tempat belajar di luar kelas
Lapangan olah raga
Perpustakaan (jika
pelajaran diadakan di
sini)
Kebun sekolah
Gedung pertemuan

Langkah 2

Catat faktor-faktor yang membatasi, misalnya: ruang pengajaran hanya dapat


mengakomodasi setengah kelas, tidak dapat digunakan untuk kerja akademik
atau ujian, atau hanya dapat digunakan untuk jenis pelajaran tertentu.

Langkah 3

Buatlah daftar jumlah mata pelajaran dan identifikasi masing-masing apakah


sebagai ‘inti’ atau ‘pilihan’. Mata pelajaran inti adalah mata pelajaran yang
harus dipelajari semua peserta didik, sedangkan pilihan adalah mata pelajaran
yang dapat dipilih peserta didik untuk dipelajari.

SUBYEK INTI PILIHAN


_______________ _______________ __________________
_______________ _______________ __________________
_______________ _______________ __________________
_______________ _______________ __________________
_______________ _______________ __________________

MANAJ EMEN SEKOL AH 245


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Langkah 4

Pastikan bahwa alokasi waktu yang ditetapkan oleh pemerintah telah


dipatuhi. Pola yang dapat dipakai adalah 40 menit per periode pelajaran,
delapan periode setiap hari, lima hari seminggu yang mencakup 40 periode
setiap minggu. Bagaimana standar waktu yang ditetapkan di sekolah Anda?

Langkah 5
Buatlah daftar guru berdasarkan nama dan mata pelajaran (subyek) yang
diajarkan. Termasuk di sini kelas yang diajar dan beban pengajaran yang
diharapkan. Catat kalau ada kekurangan atau kelebihan guru. Perhatikan
contoh format berikut.

MATA PELAJARAN
NAMA GURU KELAS BEBAN
MP1 MP2

Bidang kekurangan guru:


Bidang kelebihan guru
(surplus):

Langkah 6
Kumpulkan data mengenai pilihan peserta didik atas subyek pilihan, dan
lakukan modifikasi dalam kaitannya dengan Langkah 5.

NAMA MATA PELAJARAN PILIHAN (SUBYEK) YANG TERSEDIA


PESERTA BHS D&T ERT KOMP SENI OR PERTK AGR MK
DIDIK

(Bhs = bahasa, D & T = desain dan teknologi, ERT= ekonomi rumah tangga, KOMP =
komputer, OR = olah raga, PERT = pertukangan, AGR = agrikultur, MK = menulis
kreatif)

Jika komputer adalah mata pelajaran pilihan yang paling populer, cukupkah
jumlah guru untuk memfasilitasi pelajaran ini? Jika tidak, sebagian peserta
didik yang memilih komputer harus diminta untuk memilih mata pelajaran
pilihan lainnya. Mata pelajaran pilihan seyogianya ditinjau ulang secara

MANAJ EMEN SEKOL AH 246


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

teratur untuk melihat kebutuhan dan pekermbangannya untuk disesuaikan


dengan pilihan karier peserta didik setelah lulus.

Langkah 7

Dengan menggunakan informasi di atas, sesuaikan program mata pelajaran


pilihan Anda dengan guru yang tersedia. Ada cara lain yang dapat digunakan
untuk memastikan tersedianya pilihan sebanyak mungkin. Misalnya, Anda
dapat mengurangi jumlah priode pelajaran setiap minggu. Pikirkan dua cara
lain yang dapat Anda temukan untuk memastikan tersedianya mata pelajaran
pilihan sebanyak mungkin.

Langkah 8

Konsultasikan dengan para koordinator mata pelajaran untuk menemukan


kebutuhan jadwal mereka dalam kaitannya dengan:

• waktu mengajar yang dipilih


• distribusi jadwal mingguan mata pelajaran
• periode tunggal atau ganda
• persyaratan jumlah waktu belajar
• kebutuhan waktu rapat guru mata pelajaran.

Usahakan untuk sedapat mungkin melibatkan semua guru dalam


mengompilasi jadwal pelajaran. Dengan cara ini Anda memanfaatkan
pengalaman guru yang sangat berharga yang mungkin lebih mengetahui
ketimbang yang Anda ketahui.

Langkah 9

Identifikasi jumlah waktu tidak mengajar yang perlu dijadwalkan agar


memungkinkan tersedianya waktu bagi pendaftaran peserta didik,
pembimbingan dan penyuluhan, pertemuan mingguan dengan peserta didik,
istirahat, dan untuk makan siang (jika sekolah menyediakannya).

KOMPILASI JADWAL PELAJARAN


DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Seperti halnya di SMA, perbedaan utama di antara SMP di negara kita adalah
jumlah dan kualifikasi guru. Sebagian guru berkualifikasi untuk mengajar dua
mata pelajaran sedangkan yang lain tidak. Variasi mata pelajaran pilihan yang
ditawarkan seringkali sangat berbeda dan inilah yang membedakan suatu

MANAJ EMEN SEKOL AH 247


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

SMP dengan SMP lainnya dan ini bergantung pada sumber daya yang
dimiliki.

Langkah 1

Selesaikan sembilan langkah dalam bagian “Penyiapan Jadwal Di Sekolah


Menengah Atas.”

Langkah 2

Ada beberapa cara untuk menampilkan atau memeragakan jadwal, misalnya


dengan menggunakan sehelai kertas lebar dengan kolom dan lajur sesuai
kebutuhan dan ditempelkan di papan pengumuman. Apapun pilihan yang
Anda lakukan semuanya akan tergantung pada ketersediaan sarana di
sekolah Anda. Perhatikan contoh berikut.

Ruang Subyek Guru

SENIN
1 2 3 4 5 6 7 8

1A 1A

Marjin pada pada bagian kiri untuk mencantumkan nama kelas. Pada setiap
lajur, setiap kolom memiliki ruang untuk tiga entri, yaitu subyek (mata
pelajaran), ruang kelas, dan nama guru. Semua informasi ini sangat penting.
Jadwal guru dan jadwal ruangan harus dikompilasi secara serentak.

Perhatikan bahwa contoh di atas sifatnya terbatas karena hanya dapat


digunakan untuk jadwal mingguan, atau jadwal lima hari. Anda dapat
mendesain format sendiri untuk jadwal 6 hari yang umumnya dipakai kepala
sekolah. Komentar untuk jenis jadwal akan disajikan kemudian dalam unit
ini.

Langkah 3

Tentukan urutan informasi yang akan dicantumkan dalam jadwal. Prioritas


akan diputuskan berdasarkan kebutuhan. Jika ada kebutuhan untuk
menggunakan fasilitas khusus (laboratorium misalnya); maka mata pelajaran,
guru, dan kelas yang menggunakan ruangan ini harus dicantumkan terlebih
dahulu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 248


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Langkah 4

Jika sekolah itu adalah sekolah yang baru didirikan, atau jika karena alasan
tertentu tidak didayagunakan sepenuhnya, maka ada baiknya untuk terlebih
dahulu menjadwalkan guru yang mengajar dua mata pelajaran, atau suatu
mata pelajaran yang memiliki waktu pengajaran paling banyak.

Langkah 5
Lakukan penjadwalan dengan mencantumkan informasi tentang mata
pelajaran, guru yang mengajar, dan ruang kelas.
Langkah 6
Setelah memasukkan mata pelajaran, periksa jadwal gutu dan ruangan untuk
memastikan agar semua informasi sesuai.
Langkah 7
Dalam memasukkan data, periksa semua lajur dan kolom agar entri akhir
tidak menimbulkan banyak masalah.

KOMPILASI JADWAL PELAJARAN


DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Mata pelajaran SMA di negara kita disusun sebagai program tiga tahun.
Tahun pertama adalah tahun eksplorasi di mana peserta didik dikenalkan
dengan banyak mata pelajaran untuk mengidentifikasi minat, bakat, dan
kemampuan yang selanjutnya dapat diterjemahkan ke dalam mata pelajaran
yang akan dipelajari selama dua tahun berikutnya.

Lama jam pelajaran. Empat puluh menit jam pelajaran cocok dengan hasil
studi bahwa rentang perhatian rata-rata peserta didik sekolah menengah
mulai menurun setelah 30 sampai 40 menit. Periode ganda selama 80 menit
mengurangi kerumitan penjadwalan, tetapi perlu dipertimbangkan
kebutuhannya dengan memperhitungkan jumlah proyek dan tugas praktik
dalam mata pelajaran bersangkutan.

Lama waktu belajar sehari/jumlah periode per hari. Biasanya pagi hari
dijadwalkan untuk kegiatan belajar-mengajar, sedangkan siang hari
dijadwalkan untuk studi individual dan kegiatan kokurikulum. Kondisi iklim
merupakan faktor utama dalam pengaturan ini. Delapan periode (masing-
masing 40 menit) akan sesuai dengan pelajaran di pagi hari yang dimulai
pada pukul 7 dan berakhir sekitar pukul 1, bergantung pada jumlah hari

MANAJ EMEN SEKOL AH 249


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

belajar per minggu. Namun, jadwal pelajaran yang didasarkan pada 35 menit
jam pelajaran akan lebih meluweskan pekerjaan penyusunan jadwal.

Hari sekolah. Hari sekolah setiap minggu di negara kita umumnya


berlangsung selama enam hari. Hampir semua SMA tidak menyediakan
layanan makan bagi peserta didik, sehingga waktu belajar umumnya berakhir
pada pukul satu. Jika Anda ingin agar hari belajar di sekolah berlangsung
selama lima hari, maka Anda akan harus memperpanjang waktu belajar
setiap hari, di mulai pada pukul 7 dan berakhir pada pukul 3 sore hari.
Konsekuensinya, peserta didik harus makan siang di sekolah. Anda harus
memikirkan benar kelebihan dan kelemahan lama waktu belajar per minggu
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di sekolah Anda.

SARANA PENJADWALAN UNTUK ALTERNATIF


PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK

Pemblokan Mata Pelajaran

Pemblokan (blocking) terjadi di mana kelas-kelas tertentu dijadwalkan


bersama dalam jadwal untuk mata pelajaran pokok seperti matematika atau
bahasa Inggris. Jumlah kelompok yang terbentuk bergantung pada jumlah
guru yang tersedia. Dengan pengaturan ini dimungkinkan untuk (1)
membentuk kelompok atas dasar kemampuan, (2) mengganti guru sesuai
dengan topik yang diajarkan, (3) mengganti guru yang absen dengan
gangguan minimum, serta (4) membentuk kelompok-kelompok lebih kecil
atau lebih besar sesuai dengan kemampuan guru.
Cara ini hanya dapat dilakukan di sekolah-sekolah besar di mana terdapat
kelas yang memadai dalam tahun yang sama dan jumlah guru mata pelajaran
yang cukup. Misalnya, perhatikan contoh pada halaman 253, di mana mata
pelajaran matematika (M) dan Bahasa Inggris (I) telah diblok pada Senin,
Selasa, dan Rabu dalam jadwal pelajaran.
Buat tabel jadwal Anda sendiri dan isi pemblokan itu untuk Kamis, Jumat,
dan Sabtu. Penting diingat agar kepala sekolah dapat menyusun jadwal
program yang berorientasi pada peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah
masing-masing.

RINGKASAN
1. Penjadwalan adalah metode yang digunakan untuk menyajikan kurikulum
kepada peserta didik. Jadwal adalah sarana pengoordinasian semua

MANAJ EMEN SEKOL AH 250


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

sumber daya itu untuk menyediakan kesempatan dan alternatif


pendidikan terbaik bagi para peserta didik dengan cara yang paling
produktif.
2. Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun jadwal antara lain adalah
berorientasi pada peserta didik untuk memaksimumkan peluang
pembelajaran, penugasan guru yang paling efisien dan terbaik, kapasitas
untuk menampung jumlah peserta didik di suatu sekolah dikendalikan
oleh bangunannya, fleksibel, ada kelonggaran yang disediakan dalam
jadwal, para guru dialokasikan secara vertikal dan horizontal dalam jadwal
sekolah, para guru dijadwalkan untuk mengajar subyek yang sesuai
dengan pendidikannya, serta keseimbangan dalam penjadwalan.
3. Beberapa faktor yang dapat membatasi keleluasaan dalam menyusun
jadwal sekolah adalah adanya waktu wajib yang ditetapkan pemerintah,
ketersediaan guru dan fasilitas ruangan, sikap tradisional, kurangnya
utilitas publik, penentuan waktu belajar, dan kepatuhan pada jadwal.
4. Langkah-langkah penyiapan jadwal adalah mempelajari pedoman yang
telah ditetapkan, menyusun daftar fasilitas sekolah, dan meninjau
ketersediaan semua jenis guru (tetap dan tidak tetap).
5. Tanggung jawab kepala sekolah dalam penjadwalan adalah memastikan
penaatan arahan dan kebijakan pemerintah, setiap guru mendayagunakan
sumber daya sekolah sebaik-baiknya, benturan jadwal antarguru harus
ditangani sebaik-baiknya, dan guru khusus (misalnya guru agama, olah
raga, atau kesenian/keterampilan) harus didayagunakan sebaik mungkin.
6. Pengaturan dua sesi (pagi-sore) terjadi jika jumlah peserta didik yang
berada dalam daerah jangkauan melebihi daya tampung sekolah yang ada.
7. Jadwal sekolah menengah atas terdiri atas tiga komponen utama yang
masing-masing dapat menjadi dasar penyusunan jadwal tersendiri: guru,
kelas (kelompok belajar), dan ruang kelas. Langkah-langkahnya antara lain
mencakup menyusun daftar ruangan, mencatat faktor-faktor yang
membatasi, menyusun daftar jumlah mata pelajaran inti atau pilihan,
memastikan bahwa alokasi waktu yang ditetapkan oleh pemerintah telah
dipatuhi, membuat daftar guru berdasarkan nama dan mata pelajaran
(subyek) yang diajarkan, mengumpulkan data mengenai pilihan peserta
didik atas subyek pilihan dan mengidentifikasi jumlah waktu tidak
mengajar yang perlu dijadwalkan
8. Seperti halnya di SMA, perbedaan utama di antara SMP di negara kita
adalah jumlah dan kualifikasi guru. Sebagian guru berkualifikasi untuk
mengajar dua mata pelajaran sedangkan yang lain tidak. Variasi mata
pelajaran pilihan yang ditawarkan seringkali sangat berbeda dan inilah
yang membedakan suatu SMP dengan SMP lainnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 251


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian penjadwalanan pembelajaran dan faktor-faktor yang


perlu Anda perhatikan dalam penyusunannya.
2. Bersama para guru susunlah jadwal di sekolah Anda untuk kegiatan
pembelajaran selama satu semester.

MANAJ EMEN SEKOL AH 252


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Contoh Pemblokan Mata Pelajaran

MANAJ EMEN SEKOL AH 253


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Manajemen Sumber Daya


Untuk Mendukung Kurikulum
Mengajar bukanlah seni yang sirna, tetapi yang hilang adalah tradisi untuk menghargainya
Jacques Barzun

PENGANTAR

Sifat dan kualitas kurikulum yang ditawarkan di suatu sekolah terkait erat
dengan sumber daya yang tersedia dan, paling penting, seberapa baik
penggunaannya. Jika kepala sekolah dapat mendayagunakan sumber daya
sekolah secara produktif dapat diharapkan bahwa penyelenggaraan
kurikulum didukung oleh sumber daya yang memadai. Dalam unit ini akan
dibahas isu-isu tersebut dan beberapa masalah yang harus dihadapi kepala
sekolah dalam mengelola sumber daya. Penting diingat bahwa sekalipun
dana tersedia, masih penting artinya untuk berimprovisasi dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan setempat.

PRINSIP MANAJEMEN DAN KENDALA


SUMBER DAYA

Prinsip-prinsip Manajemen Sumber Daya

Sumber daya sangat penting untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.


Jenis-jenis sumber daya itu adalah: manusia, bahan, dana, informasi,
teknologi, dan waktu. Beberapa prinsip manajemen sumber daya adalah
sebagai berikut.

1 Semua potensi sumber daya perlu diidentifikasi dan digunakan dengan


baik.
2 Semua sumber daya harus didayagunakan secara produktif.
3 Sumber daya lokal perlu diidentifikasi atau jika mungkin dihasilkan.
4 Penggunaan sumber daya perlu dipantau dan dikendalikan secara
seksama.

MANAJ EMEN SEKOL AH 254


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Kendala Manajemen Sumber Daya

Anda mungkin telah mengetahui beberapa kendala yang menghambat


kemampuan Anda dan para guru untuk menyediakan kurikulum yang
memenuhi kebutuhan pembelajaran di sekolah Anda. Berikut adalah kendala
yang sering dihadapi dalam manajemen sumber daya.

• Kurang atau tiadanya fasilitas penyimpanan.


• Kurangnya kemampuan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan
menggunakan sumber daya dengan baik.
• Tidak memadainya pasok sumber daya yang diperlukan.
• Tidak memadainya sarana transportasi untuk mendistribusikan sumber
daya.
• Kurangnya kemampuan mengelola waktu dan ruang.
• Tidak memadainya dana yang tersedia.
• Tidak tepatnya pelatihan guru.

MANAJEMEN SUMBER DAYA

Kita semua pemakai banyak sumber daya; sebagian di antaranya milik kita
sendiri, tetapi sebagian besar lainnya kita pakai bersama dengan orang lain.
Dengan demikian, kita memiliki tanggung jawab mengelola sumber daya,
baik yang kita miliki sendiri maupun yang kita pakai bersama orang lain. Bagi
para guru dan staf lainnya yang bekerja sebagai pegawai pemerintah atau
yayasan, penting agar tanggung jawab mereka dicantumkan dalam uraian
pekerjaan. Penilaian kinerja setiap orang di sekolah perlu memperhitungkan
seberapa baik mereka mengelola sumber daya.

Kualitas kepemimpinan yang kita cari pada peserta didik dan guru (dan
kepala sekolah umumnya) sebagian juga bergantung pada kemampuan
mengelola sumber daya. Setiap orang perlu dibantu mengembangkan
kemampuan dalam bidang ini, baik melalui pelatihan prajabatan guru
maupun melalui pelatihan dan supervisi harian. Kepala sekolah bertanggung
jawab meningkatkan kemampuan orang-orangnya untuk mengelola sumber
daya dan melibatkan semua orang dalam proses itu.

MEMELIHARA SUMBER DAYA

Sumber daya harus dipelihara dengan baik. Sumber daya yang dibeli melalui
anggaran sekolah memerlukan perhatian khusus. Karena alasan ini kepala

MANAJ EMEN SEKOL AH 255


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

sekolah biasanya mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada


guru dan staf administrasi, serta memastikan manajemen penyimpanan yang
baik.

Kekurangan sumber daya--guru, ruang kelas, dana, waktu, atau informasi--


mengurangi efektivitas pelaksanaan kurikulum. Kekurangan ini dapat terjadi
karena prosedur manajemen sekolah yang jelek, termasuk, misalnya:

• tidak menyiapkan guru pengganti bagi guru yang cuti


• tidak memutakhirkan bahan habis pakai
• penggunaan dana operasional yang ceroboh
• ketidakmampuan memelihara sumber daya sesuai dengan standar
sehingga terjadi kerusakan
• ketidakkompetenan profesional.

Kekurangan itu dapat juga terjadi karena faktor-faktor eksternal yang berada
di luar kendali manajemen sekolah, termasuk, misalnya:

• tidak cukup dana


• tidak adanya sarana transportasi yang tersedia
• terbatasnya kemampuan pemasok untuk memenuhi kebutuhan sekolah
• ketidakmampuan merekrut guru yang diperlukan
• kurangnya kreativitas guru
• tidak adanya sumber daya lingkungan
• tidak adanya listrik atau sumber tenaga lainnya.

Penting diketahui bahwa kekurangan yang disebabkan dari dalam sekolah


dapat diatasi dengan praktik manajemen sekolah yang baik. Namun, terlebih
dahulu perlu diidentifikasi penyebab kekurangan itu dan selanjutnya
melakukan perubahan yang perlu dilakukan dalam rutinitas sekolah untuk
mencoba memperbaiki situasinya.

PEMELIHARAAN SUMBER DAYA


YANG LEBIH EFEKTIF

Setidaknya ada beberapa cara yang dapat Anda dan staf Anda lakukan untuk
mengelola sumber daya sekolah secara lebih efektif. Cara pengelolaan
sumber daya yang lebih efektif adalah yang berikut ini.

• Perencanaan yang lebih baik untuk mengidentifikasi kebutuhan sumber


daya dan cara mendapatkannya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 256


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

• Pelatihan prajabatan dan dalam jabatan, atau pelatihan di sekolah bagi


mereka yang menggunakan sumber daya.
• Penggunaan fasilitas penyimpanan yang lebih efektif.
• Pemeliharaan dokumen sumber daya yang lebih akurat dan tepat waktu.
• Supervisi yang lebih baik dan lebih akuntabel terhadap staf dan peserta
didik.
Banyak maslahat yang dapat diperoleh sekolah Anda dari manajemen
sumber daya yang lebih efektif. Dengan cara ini, kepala sekolah akan lebih
mudah mendapatkan sumber daya yang tersedia, menghasilkan tingkat
pencapaian tujuan kurikulum yang lebih tinggi, dan mendayagunakan semua
sumber daya dengan lebih produktif. Selain itu, kemungkinan besar para
guru akan menjadi lebih kreatif dan positif dan cara mereka memfasilitasi
pembelajaran akan lebih bervariasi, terfokus, dan menarik. Pada gilirannya
mereka akan lebih menggunakan metode yang berorientasi peserta didik.

PRODUKSI SUMBER DAYA

Karakteristik mendasar dari lingkungan pembelajaran yang baik adalah


lingkungan yang menyuburkan kreativitas dan inovasi. Apakah para guru
Anda bereksperimentasi dengan gagasan baru dalam kaitannya dengan
penemuan, pengembangan, dan penggunaan sumber daya baru? Pernahkah
sekolah menemukan bahan pengganti untuk digunakan di laboratorium
sekolah atau dalam mata pelajaran tertentu? Sekolah Anda tentu pernah
mengalami ketiadaan sumber daya tertentu, tetapi dapat menemukan cara
kreatif untuk mengatasinya.

RINGKASAN

1. Prinsip-prinsip manajemen sumber daya adalah semua potensi sumber


daya perlu diidentifikasi, semua sumber daya harus didayagunakan secara
produktif, sumber daya lokal perlu diidentifikasi atau jika mungkin
dihasilkan, dan penggunaan sumber daya perlu dipantau dan dikendalikan
secara seksama.
2. Kendala yang sering dihadapi dalam manajemen sumber daya antara lain
kurang atau tidak adanya fasilitas penyimpanan, kurangnya kemampuan
SDM, tidak memadainya pasok sumber daya, dan tidak memadainya dana
yang tersedia.
3. Kekurangan sumber daya dapat terjadi karena prosedur manajemen
sekolah yang jelek, seperti tidak menyiapkan guru pengganti bagi guru

MANAJ EMEN SEKOL AH 257


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

yang cuti, tidak memutakhirkan bahan habis pakai, penggunaan dana


operasional yang ceroboh, dan ketidakmampuan memelihara sumber
daya sesuai dengan standar. Kekurangan itu juga dapat terjadi karena
faktor eksternal di luar kendali sekolah.
4. Cara pengelolaan sumber daya yang lebih efektif antara lain perencanaan
yang lebih baik, pelatihan di sekolah bagi mereka yang menggunakan
sumber daya, penggunaan fasilitas penyimpanan yang lebih efektif, dan
supervisi yang lebih baik dan lebih akuntabel.
5. Karakteristik mendasar dari lingkungan pembelajaran yang baik adalah
lingkungan yang menyuburkan kreativitas dan inovasi. Guru perlu
bereksperimentasi dengan gagasan baru dalam kaitannya dengan
penemuan, pengembangan, dan penggunaan sumber daya baru.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan prinsip-prinsip manajemen sumber daya sekolah.


2. Jelaskan beberapa kendala dalam manajemen sumber daya sekolah.
3. Jelaskan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kekurangan sumber daya
sekolah dan jelaskan cara mengatasinya.
4. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi masalah-masalah manajemen
sumber daya di sekolah Anda dan jelaskan apakah masalah itu karena
faktor internal atau karena faktor eksternal. Selanjutnya diskusikan cara
pemecahan yang dapat diidentifikasi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 258


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Pemilihan dan Pengelolaan


Buku Pelajaran
Bila kita menghendaki lahirnya generasi yang lebih kritis, kreatif, dan lebih egaliter
paradigma pembelajaran yang mendudukkan buku pelajaran
sebagai "satu-satunya" sumber belajar harus dihancurkan
Agus Listiyono

PENGANTAR

Dalam konteks unit ini, buku pelajaran adalah buku yang digunakan peserta
didik yang disediakan oleh sekolah. Di Indonesia, umumnya buku pelajaran
diusahakan sendiri oleh para peserta didik dengan membeli buku yang
dipilih sekolah mereka, berdasarkan jenis buku yang telah dinilai pemerintah.
Jika memungkinkan, karena sekolah Anda memiliki dana misalnya, sekolah
Anda dapat menyediakan buku yang akan dipakai peserta didik. Para peserta
didik selanjutnya bertanggung jawab atas penggunaan dan pemeliharaannya.

Dewasa ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menggunakan


buku pelajaran yang sama selama lima tahun. Artinya, selama waktu itu, baik
peserta didik dan sekolah tidak dibebani untuk mengganti dan mengadakan
buku pelajaran setiap tahun. Buku teks pelajaran tidak dipakai lagi oleh
satuan pendidikan apabila ada perubahan standar nasional pendidikan atau
buku teks pelajaran dinyatakan tidak layak lagi oleh Menteri. Sebagai kepala
sekolah yang baik, Anda tentu akan berusaha menyediakan buku pelajaran
bagi peserta didik sekolah Anda yang akan dapat dipakai bergantian selama
lima tahun.

Buku pelajaran adalah bagian tak terpisahkan dari kurikulun yang memuat
pengetahuan, penjelasan, dan latihan yang penting untuk memahami subyek
tertentu. Perlu diingat benar bahwa buku pelajaran hanyalah salah satu
sumber belajar dari sejumlah sumber belajar yang lain. Masih banyak sumber
belajar lainnya yang dapat dimanfaatkan sekolah dari lingkungannya. Dalam
unit ini, akan dibahas beberapa aspek yang berbeda dari manajemen buku
pelajaran, termasuk pemilihan, pendistribusian, dan pemeliharaannya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 259


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

PRINSIP-PRINSIP DAN KENDALA


MANAJEMEN BUKU PELAJARAN

Prinsip-prinsip Manajemen Buku Pelajaran

Beberapa prinsip dasar yang memedomani Anda dalam manajemen buku


pelajaran di sekolah Anda adalah sebagai berikut.
 Topiknya sesuai dengan kurikulum.
 Perubahan buku pelajaran standar perlu dibatasi dalam rentang waktu
tertentu (misalnya lima tahun).
 Buku pelajaran seharusnya dibuat dari bahan yang bagus dan dapat
bertahan lama, atau sangat murah tetapi hanya bertahan satu semester.
 Pilihan, jenis, dan kuantitas buku pelajaran yang dibutuhkan ditentukan
berdasarkan anggaran sekolah, kebutuhan peserta didik, dan persyaratan
kurikulum.
 Nilai buku pelajaran harus dihargai oleh siapapun yang menggunakannya
(dipelihara dengan sebaik-baiknya).

Kendala Manajemen Buku Pelajaran

Hampir setiap sekolah menghadapi masalah dalam memastikan ketersediaan


buku pelajaran yang memadai dengan kualitas yang tepat bagi peserta didik.
Sebagian alasannya adalah yang berikut.
 Tidak cukup dana untuk membeli buku pelajaran yang dibutuhkan. Tidak
ada jaminan bahwa dana akan tersedia di waktu-waktu mendatang.
 Dalam sekolah sendiri kemungkinan tidak ada yang cukup ahli untuk
memilih buku pelajaran yang bermakna.
 Buku pelajaran yang terpilih tidak tersedia pada waktunya dan jika ada
jumlahnya tidak mencukupi. Buku pengganti tidak dengan mudah dapat
diperoleh atau dibeli.
 Di beberapa sekolah tidak ada fasilitas penyimpanan buku yang memadai.

PEMILIHAN BUKU PELAJARAN

Sebuah buku pelajaran biasanya memuat daftar isi, uraian, diagram, ilustrasi,
latihan, dan indeks. Meskipun sifat dan tingkat isi dalam suatu buku
pelajaran merupakan hal yang penting, demikian juga dengan desainnya. Hal
ini harus disesuaikan dengan tingkat/kelas peserta didik, mata pelajaran, dan
gaya belajar-mengajar yang perlu didorong. Ketidaktepatan dalam memilih
buku pelajaran akan berdampak buruk bagi proses pembelajaran peserta
didik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 260


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Berikut adalah sepuluh kriteria yang dapat Anda gunakan dalam pemilihan
buku pelajaran.

1. Kesesuaian bahan dengan usia peserta didik.


2. Tingkat kesulitan bahasa dikaitkan dengan usia peserta didik.
3. Cara penulisan yang baik, jelas, dan menarik.
4. Harganya dapat dijangkau orang tua peserta didik atau anggaran sekolah.
5. Daya tahan buku.
6. Isinya sesuai dengan tingkat kemampuan dan relevan dengan mata
pelajaran
7. Diagram dan ilustrasinya sesuai dengan pengalaman peserta didik.
8. Indeks yang bagus dan dapat dipakai.
9. Banyak latihan, relevan, dan dinilai.
10. Bahan berkaitan dengan konteks budaya peserta didik dan bebas
prasangka atas dasar apapun.

KLASIFIKASI BUKU PELAJARAN DAN PENGADAAN

Klasifikasi Buku

Buku peserta didik. Ini adalah buku yang diberikan untuk setiap peserta
didik dan mereka bertanggung jawab dan bertanggung gugat memeliharanya.
Buku ini tidak boleh rusak atau kotor dan harus dijaga baik-baik.

Buku kelas. Ini adalah buku yang diberikan kepada guru yang akan
membagikannya kepada peserta didik di kelasnya jika guru memandang ada
bagian tertentu dari buku itu yang merupakan bagian dari pelajaran. Buku ini
kemudian dikumpulkan setelah pelajaran itu selesai. Oleh sebab itu, gurulah
yang bertanggung jawab untuk memelihara buku ini.

Pengadaan Buku

Kebijakan pemerintah yang menetapkan masa pakai buku pelajaran selama


lima tahun menunjukkan itikad politik yang memihak kepada rakyat. Sekolah
memilih sendiri buku pelajaran yang akan digunakan di sekolah masing-
masing. Pemerintah membantu kegiatan memilih itu dengan mengakreditasi
buku-buku yang akan di pakai sekolah. Artinya, ketimbang harus memilih
dari banyak buku, pekerjaan sekolah lebih dimudahkah dengan hanya
memilih dari sejumlah buku yang telah diakreditasi.

Menggunakan buku kelas dapat lebih murah karena satu set buku dapat
digunakan beberapa kali oleh kelas yang berbeda. Jadi, rasio peserta didik

MANAJ EMEN SEKOL AH 261


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

dan buku kemungkinan adalah 3:1, ketimbang 1:1. Jika sistem buku kelas
yang digunakan, maka guru harus dilatih cara menggunakannya dengan
memperhitungkan waktu membagikan dan mengumpulkan kembali. Setiap
set buku harus disimpan di kelas untuk digunakan jika diperlukan. Jika satu
buku dibagi bersama oleh dua peserta didik, maka hanya setengah set yang
perlu dibeli. Namun, jika ada beberapa kelas dan jadwalnya bersamaan, maka
harus dibeli beberapa set.

Persoalan biaya kemungkinan akan sangat penting, tetapi juga penting


memikirkan efektivitas biaya. Jika buku pelajaran hanya tersedia di kelas,
maka peserta didik tidak memiliki kesempatan mempelajarinya di rumah,
atau jika mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah dari buku itu. Buku
kelas mungkin meminimumkan jumlah dana yang harus dikeluarkan sekolah,
tetapi kita juga harus mengetahui dampaknya terhadap pembelajaran peserta
didik.

Kemungkinan pengaturannya dapat sebagai berikut. Setiap peserta didik


mendapat buku pelajaran masing-masing yang biayanya dipikul oleh orang
tua peserta didik. Namun, sekolah harus mengeluarkan dana untuk memiliki
buku kelas yang merupakan buku pelengkap belajar yang hanya dipakai
peserta didik di sekolah. Buku yang terakhir ini adalah buku yang harus
dibeli dan dipelihara sekolah dalam berbagai mata pelajaran dan tersedia di
setiap kelas.

DAYA TAHAN BUKU

Daya tahan buku pelajaran sangat bervariasi. Salah satu faktor utama adalah
orang yang memelihara buku itu. Buku yang disampul dengan baik dan
digunakan oleh peserta didik yang serius akan cenderung bertahan lebih
lama dibandingkan dengan buku yang sama yang dipegang oleh peserta didik
yang ceroboh yang tidak merasa bertanggung jawab atasnya. Faktor lain
adalah adanya perubahan kurikulum, atau adanya guru baru yang merasa
lebih baik menggunakan buku pelajaran pilihannya sendiri. Faktor lain lagi
adalah kualitas bahan yang digunakan untuk memproduksi buku pelajaran

Sekolah seharusnya memiliki kebijakan yang jelas dan memihak kepentingan


peserta didik dalam hal buku pelajaran. Sekolah harus menegaskan bahwa
semua buku harus dipelihara dengan sebaik-baiknya agar berdaya tahan
lama. Setiap peserta didik harus bertanggung gugat atas semua buku
pelajaran yang dimilikinya, apakah itu bukunya sendiri atau buku milik
sekolah. Kebijakan ini harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Orang tua
peserta didik harus diberitahu dengan jelas kebijakan ini agar mereka turut

MANAJ EMEN SEKOL AH 262


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

membantu sekolah dalam memelihara salah satu sumber belajar yang


penting ini.

RINGKASAN

1. Prinsip dasar yang memedomani Anda dalam manajemen buku pelajaran


di sekolah Anda antara lain adalah topiknya sesuai dengan kurikulum;
perubahan buku pelajaran standar perlu dibatasi dalam rentang waktu
tertentu; buku pelajaran dibuat dari bahan yang bagus dan dapat bertahan
lama; pilihan, jenis, dan kuantitas buku pelajaran yang dibutuhkan
ditentukan berdasarkan anggaran sekolah, kebutuhan peserta didik, dan
persyaratan kurikulum.
2. Masalah-masalah yang dihadapi sekolah untuk memastikan ketersediaan
buku pelajaran antara lain tidak cukup dana untuk membeli buku
pelajaran yang dibutuhkan, tidak ada jaminan bahwa dana akan tersedia di
waktu-waktu mendatang, buku pengganti tidak dengan mudah dapat
diperoleh atau dibeli, dan tidak ada fasilitas penyimpanan buku yang
memadai.
3. Kriteria yang dapat Anda gunakan dalam pemilihan buku pelajaran antara
lain kesesuaian bahan dengan usia peserta didik; tingkat kesulitan bahasa
dikaitkan dengan usia peserta didik; cara penulisan yang baik, jelas, dan
menarik; arganya terjangkau; orang tua peserta didik atau anggaran
sekolah; daya tahan buku; isinya sesuai dengan tingkat kemampuan dan
relevan.
4. Daya tahan buku pelajaran sangat bervariasi. Salah satu faktor utama
adalah orang yang memelihara buku itu. Buku yang disampul dengan baik
dan digunakan oleh peserta didik yang serius akan cenderung bertahan
lebih lama dibandingkan dengan buku yang sama yang dipegang oleh
peserta didik yang ceroboh yang tidak merasa bertanggung jawab atasnya
5. Klasifikasi buku pelajaran adalah buku kelas dan buku peserta didik.
Kebijakan pemerintah yang menetapkan masa pakai buku pelajaran
selama lima tahun menunjukkan itikad politik yang memihak kepada
rakyat. Sekolah memilih sendiri buku pelajaran yang akan digunakan di
sekolah masing-masing. Pemerintah membantu kegiatan memilih itu
dengan mengakreditasi buku-buku yang akan dipakai sekolah.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pedoman yang dapat Anda gunakan dalam mengelola buku


pelajaran di sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 263


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

2. Jelaskan masalah-masalah yang Anda hadapi untuk memastikan


ketersediaan buku pelajaran di sekolah Anda.
3. Jelaskan kriteria yang Anda gunakan untuk memilih buku pelajaran.
4. Jelaskan cara Anda untuk memastikan daya tahan buku pelajaran yang
digunakan di sekolah Anda.
5. Jelaskan apakah Anda menerapkan kebijakan pemakaian buku pelajaran
selama lima tahun atau apakah Anda menerapkan kebijakan lain yang
justru lebih menguntungkan peserta didik dan sekolah Anda.
6. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi masalah manajemen buku
pelajaran di sekolah Anda dan penyebabnya. Selanjutnya susunlah
rencana untuk menanggulangi masalah-masalah itu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 264


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Perpustakaan dan Alat Bantu


Pembelajaran Biaya Murah
Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan
Pribahasa Jepang

PENGANTAR

Perpustakaan, media, dan alat bantu berbiaya murah adalah sarana yang
Anda gunakan untuk meningkatkan lingkungan pembelajaran di sekolah.
Tentu saja, tidak ada pengganti dari guru yang baik. Namun, guru yang baik
sekalipun akan sangat terkendala tanpa adanya sumber belajar dan alat bantu
yang mendukung upaya mereka memfasilitasi pembelajaran peserta didik.
Dalam unit ini akan dibahas beberapa prioritas yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di sekolah Anda dalam
kaitannya dengan pendayagunaan alat bantu pembelajaran.

PENTINGNYA DAN KENDALA PERPUSTAKAAN, MEDIA,


DAN ALAT BANTU BIAYA MURAH
Perpustakaan
Perpustakaan sekolah memberi peluang bagi peserta didik untuk
mendapatkan bahan bacaan tambahan dengan beragam tingkat dan topik.
Dalam konteks yang lebih luas, melalui penggunaan perpustakaan yang
terarah dan terkendali, para peserta didik didorong untuk mengembangkan
kebiasaan dan keterampilan membaca yang mendukung upaya mereka
mengembangkan diri.
Perpustakaan sekolah tidak hanya berisi berbagai ragam buku. Perpustakaan
juga dapat berisi koleksi bukan buku seperti video, CD, rekaman suara,
majalah, peragaan, dan bahan rujukan lainnya.

Akan lebih baik jika perpustakaan sekolah berada pada bangunan yang
dibuat khusus untuk itu. Namun, perpustakaan sekolah tidak harus dibuat

MANAJ EMEN SEKOL AH 265


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

khusus pada bangunan yang memerlukan biaya mahal. Dalam kondisi


keuangan yang terbatas, salah satu ruang sekolah dapat difungsikan sebagai
perpustakaan. Tujuan utamanya adalah agar para peserta didik mendapat
kesempatan mendapatkan bahan bacaan atau bahan tertentu yang
mendorong kegiatan membaca untuk memperluas pengetahuan dan
mendorong imajinasi.

Media Massa

Ini adalah istilah populer bagi sarana komunikasi yang mencakup surat
kabar, radio, dan televisi. Unit ini tidak membahas penggunaan terstruktur
dan terencana dari radio, program televisi, atau jurnal profesional, tetapi
membahas penggunaan sarana itu sebagai sumber sekolah atau inisiatif
individual.

Alat Bantu Pembelajaran Biaya Murah

Alat bantu pengajaran biaya murah hendaknya benar-benar murah dan


membantu guru. Dalam unit ini nantinya akan dibahas beberapa pertanyaan
seperti : Apa saja alat bantu itu? Apakah alat bantu itu merupakan pengganti
alat bantu yang mahal, dibuat secara profesional, dan dijual secara komersial?
Jika ya bagaimana? Dapatkah alat bantu yang dibuat sendiri lebih baik dari
yang komersial, jika ya bagaimana?

Perlu diingat bahwa alat bantu pengajaran adalah penggunaan apa saja yang
tersedia, apakah dibuat oleh perusahaan, dibuat sendiri, atau alami, yang
digunakan untuk membantu pengajaran yang baik. Intinya, Anda dan para
guru perlu menemukan dan mendayagunakan hal-hal yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Beberapa alasan mengapa sumber daya ini perlu diprioritaskan termasuk


yang berikut.

 Kepala sekolah dan guru hendaknya kreatif dan jangan bergantung pada
sumber daya dari luar.
 Melalui penggunaan sumber daya, dapat dikembangkan sikap positif,
keterampilan dan tanggung jawab dalam kaitannya dengan kreativitas,
inovasi, dan swadaya dalam diri peserta didik
 Pembelajaran dapat menjadi lebih positif, menarik, bervariasi, sehingga
lebih efektif, melalui penggunaan sumber daya yang selektif dan variatif.
 Biaya selamanya merupakan faktor penting dalam pendidikan, tetapi tidak
selalu harus menentukan kualitas pengajaran.

MANAJ EMEN SEKOL AH 266


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Kendala

Beberapa kendala yang menghambat perolehan dan penggunaan sumber


daya termasuk yang berikut.

 Keterbatasan sumber dana untuk membeli buku dan alat bantu yang
memadai.
 Para guru kemungkinan kurang terlatih dan kurang kreatif sehingga tidak
dapat menggali, bereksperimen, mengembangkan, dan menggunakan alat
bantu murah biaya.
 Alat bantu, dalam bentuk yang dapat dipakai, adakalanya tidak mencapai
daerah tempat beroperasinya sekolah.
 Kemungkinan tidak tersedia fasilitas untuk menyimpan.

PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Perpustakaan sekolah memainkan peranan penting dalam pendidikan


peserta didik sebagai hasil dari munculnya pendidikan multi-media dan
pembelajaran berbasis sumber belajar. Pendidikan berorientasi peserta didik
memperhitungkan minat dan kemampuan individual serta membuka
peluang untuk partisipasi lebih besar, yang memungkinkan peserta didik
untuk bergerak maju sesuai dengan kecepatan belajarnya.

Seharusnya perpustakaan menjadi pusat pembelajaran aktif dan bukan hanya


menjadi tempat penyimpanan buku dan bahan lainnya. Perpustakaan juga
dapat dipandang sebagai pusat produksi dan penyimpanan bahan termasuk
alat bantu pembelajaran biaya murah. Sekolah yang baik, biasanya memiliki
perpustakaan yang dikelola dengan baik dan berfungsi sebagaimana yang
diuraikan itu.

Berikut ini dikemukakan tiga pernyataan yang tidak kontroversial dan dapat
diterima setiap orang.

1 Perpustakaan sekolah adalah untuk kepentingan dan digunakan oleh


peserta didik, selama dan setelah jam sekolah, untuk menanamkan
perasaan senang membaca dan melengkapi hal-hal yang dipelajari di kelas.
2 Peserta didik harus dilatih untuk menggunakan perpustakaan dengan
sebaik-baiknya.
3 Peserta didik harus dilatih untuk memelihara serta menggunakan buku
dan bahan bacaan lainnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 267


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Daftar periksa berikut akan menguji praktik yang Anda lakukan berkenaan
dengan keyakinan Anda di atas (ketiga pernyataan tersebut).
1. Mana dari pernyataan berikut yang menunjukkan cara Anda menjadwalkan
penggunaan perpustakaan setiap hari di sekolah?
 Pengaturan sukarela dengan para guru yang memesan penggunaannya sesuai
dengan kebutuhan mereka.
 Berdasarkan jadwal waktu yang ditetapkan secara permanen.
 Mengalokasikan waktu penggunaan berdasarkan kelas/mata pelajaran.
 Pengaturan lainnya.
2. Jika Anda setuju bahwa perpustakaan sekolah harus dibuka bagi peserta didik
setelah jam sekolah, siapa yang akan bertugas melayaninya?
 Guru yang bertanggung jawab atas perpustakaan.
 Petugas perpustakaan.
 Salah seorang staf administrasi.
 Orang lain (sebutkan)
3. Apakah Anda membatasi penggunaan dan waktu penggunaan bagi peserta
didik? Jika ya, apa kriteria yang Anda gunakan? Misalnya, apakah Anda
membatasinya dengan menggilir penggunaan perpustakaan kepada satu kelas
atau kelompok belajar sesuai dengan jadwal penggunaan?
4. Harga buku mahal dan keamanannya harus diperhatikan benar. Apa yang Anda
lakukan dalam hal:
 Melindungi sediaan buku?
 Memperkenankan peserta didik membawa buku pelajaran ke dalam
perpustakaan?
 Mengamankan sistem peminjaman – apa sistem peminjaman yang Anda
gunakan?
5. Jika peserta didik menghilangkan buku, apa yang Anda lakukan?
6. Jika peserta didik merusak buku, apa yang Anda lakukan?
7. Perpustakaan mendukung kurikulum. Ingat bahwa jika guru mengetahui apa
saja bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan dan terlibat dalam pemesanan
buku baru, maka dalam pengajaran dengan kelompok-kelompok peserta didik
yang akan menyiapkan bahan presentasi tentang suatu topik akan mendorong
penggunaan perpustakaan. Namun, perpustakaan harus dapat menyediakan
bahan-bahan yang diperlukan dan peserta didik memiliki akses penggunaannya
pada saat diperlukan.
Bagaimana Anda memutuskan apa saja buku yang akan dipesan?
 Memberi kebebasan bagi pustakawan untuk memutuskannya sendiri.
 Membentuk panitia pemesanan buku.
 Membagi dana yang tersedia sesuai dengan kebutuhan.
 Menargetkan pembelian buku yang berbeda setiap tahun.
 Berdasarkan cara lain (sebutkan).

MANAJ EMEN SEKOL AH 268


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

8. Apakah Anda berlangganan surat kabar atau majalah tertentu yang berskala
nasional atau internasional?
9. Untuk memiliki perpustakaan yang dikelola dengan baik, Anda perlu
melibatkan guru secara langsung. Bagaimana cara Anda melibatkan guru? Apa
saja pelatihan yang Anda berikan?
10. Setiap perpustakaan perlu memiliki bagian buku acuan, tetapi buku seperti ini
seringkali sangat mahal. Apa saja buku acuan yang seharusnya dimiliki
perpustakaan?
11. Apakah perpustakaan di sekolah Anda menyediakan tempat belajar atau
membaca bagi peserta didik atau guru?
12. Tampilan perpustakaan hendaknya membantu upaya menciptakan lingkungan
kerja dan belajar yang kondusif, termasuk pajangan dan penataan furnitur.
Menurut Anda bagaimana tingkat kualitas lingkungan perpustakaan sekolah
Anda?
13. Di daerah pedesaan, sekolah kemungkinan menjadi pusat kehidupan budaya.
Dalam situasi ini, bagaimana agar perpustakaan sekolah juga dapat menjadi
perpustakaan masyarakat? Misalnya, apa penyesuaian yang harus dilakukan
dalam hal penyelenggaraan prosedur penyimpanan, penyediaan, dan
peminjaman bahan?

Dengan memperhitungkan ketiga belas pertanyaan itu, apakah Anda


memiliki aturan penggunaan perpustakaan yang mutakhir?

Jawaban Anda terhadap semua pertanyaan itu akan menunjukkan


sejauhmana Anda telah dapat mengembangkan strategi manajemen yang
efektif untuk mengadakan, mengorganisasi, dan mengoperasikan
perpustakaan sekolah Anda. Sering terjadi perpustakaan tampak seperti
bagian terkucil dari kegiatan sekolah dan tidak diperhatikan oleh kepala
sekolah. Para guru juga tidak berupaya memanfaatkan keberadaan
perpustakaan sebagai bagian dari proses pembelajaran peserta didik.
Jawaban Anda seyogianya telah memberikan gagasan bagi Anda tentang apa
saja yang dapat dan perlu Anda lakukan untuk meningkatkan perpustakaan
sekolah Anda. Perpustakaan adalah bagian penting dari pembelajaran, bukan
sekadar pelengkap yang keberadaannya dipandang sekadar ada.

PERPUSTAKAAN DI RUANG KELAS

Banyak sekolah dasar yang tidak memiliki ruang perpustakaan tersendiri.


Guru menempatkan buku dalam kotak sebagai perpustakaan di ruang kelas
dan bertindak sebagai petugas perpustakaan. Jumlah buku yang disimpan
dalam kotak-kotak itu, bergantung pada keuangan sekolah dan kreativitas

MANAJ EMEN SEKOL AH 269


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

guru. Biasanya 40 sampai 60 buku sudah cukup banyak yang bahasa dan
isinya dipilih dengan seksama sesuai dengan tingkat kelas. Jadi, setiap kelas
memiliki perpustakaan sendiri di kelas masing-masing.

Di setiap buku perlu direkatkan selembar catatan yang dapat memuat


identitas buku, nama peserta didik yang meminjam, tanggal peminjaman,
dan tanggal pengembalian. Penting untuk setiap saat memeriksa seberapa
baik peserta didik membaca buku yang dipinjam. Ini dapat dilakukan dengan
meluangkan waktu dengan peserta didik ketika mereka membacanya. Selain
itu, dapat juga dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang buku itu
setelah mereka selesai membacanya, atau dengan menugaskan mereka
menulis sesuatu tentang isi buku itu.

Peserta didik yang rajin membaca akan merasa pilihan buku yang dapat
mereka baca di kelasnya tidak banyak. Guru dapat membantunya memilih
buku yang dimilikinya untuk dibaca peserta didik atau dapat juga meminta
guru di kelas lebih tinggi untuk memperkenankan peserta didik itu untuk
membacanya. Atau jika ia di tingkat akhir sekolah dasar, guru dapat
membantunya mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan di tempat
tinggalnya, jika ada fasilitas itu.

MEMPERLUAS LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Kebanyakan perpustakaan sekolah memiliki sediaan yang terbatas. Kepala


sekolah setiap saat menghadapi persoalan pembaruan, pemutakhiran, dan
penggantian buku dengan sumber dana yang sedikit. Oleh sebab itu, mereka
harus pandai-pandai menemukan cara meluaskan layanan perpustakaan
sekolah mereka.

Kepala sekolah dapat melakukan hal-hal berikut.


 Berhubungan dengan sekolah-sekolah lain untuk membentuk jaringan
layanan buku.
 Meminta bantuan dari Perpustakaan Nasional/daerah, Kemendiknas,
atau lembaga lain.
 Meminta bantuan orang tua peserta didik.
 Meminta peserta didik yang lulus untuk menyumbang buku.
 Mencari bantuan dari sumber dana/donatur.

Mendukung perpustakaan sekolah sebagai pusat pembelajaran yang aktif


seyogianya menjadi kepentingan orang-orang atau kelompok di luar sekolah.
Menghimbau anggota masyarakat untuk menyumbang sesuatu bagi sekolah

MANAJ EMEN SEKOL AH 270


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

mungkin dapat membantu. Mereka perlu didorong untuk menyumbang


dana, ketimbang buku, karena dengan dana itu sekolah dapat
mengalokasikannya pada bidang-bidang yang memerlukan.

Jika semua sekolah meminta bantuan dari lembaga tertentu, mereka tentulah
akan kewalahan. Namun, tidak ada salahnya mengajukan permohonan.
Namun, sumber dana Anda yang paling dapat diandalkan adalah dari mereka
yang dekat dengan sekolah Anda.

KETERLIBATAN MASYARAKAT

Telah dikemukakan bahwa peserta didik yang berhasil lebih sering berasal
dari rumah tangga di mana buku dibaca dan orang tua mereka menunjukkan
minat membaca. Semakin banyak orang dewasa, termasuk orang tua, guru,
dan kepala sekolah dapat menunjukkan contoh yang baik dalam dunia
tulisan ini akan makin banyak pula peserta didik yang termotivasi untuk
membaca.

KARAKTERISTIK PERPUSTAKAAN SEKOLAH YANG BAIK

Kualitas perpustakaan sekolah dapat diukur melalui sejumlah indikator


kinerja. Salah satu di antara indikator itu adalah jumlah peserta didik yang
meminjam buku untuk dibaca. Tingkat peminjaman buku per peserta didik
barangkali merupakan indikator terbaik tentang kualitas perpustakaan
sekolah, tetapi masih banyak yang lain sebagaimana diuraikan berikut ini.

Jumlah pengeluaran dana per peserta didik per tahun merupakan indikator
lain seberapa baik perpustakaan dipelihara dan dikembangkan. Jumlah buku
per peserta didik adalah indikator yang baik lainnya, meskipun buku lama
dan tidak mutakhir lagi mungkin dapat menggelembungkan jumlah itu.
Tingkat perolehan buku baru dan penyingkiran buku lama juga merupakan
indikator cara pemeliharaan koleksi perpustakaan. Buku lama seharusnya
dihibahkan dan bukan dimusnahkan. Keamanan seringkali menjadi
persoalan di sekolah, sehingga tingkat kehilangan buku dapat juga menjadi
indikator kualitas, sekalipun hal ini hanya dapat dilakukan jika pemeriksaan
sediaan dilakukan secara reguler. Dua indikator lainnya adalah lama waktu
kerja perpustakaan setiap minggu dan kapasitas tempat duduk yang tersedia
untuk belajar di perpustakaan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 271


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

ALAT BANTU PENGAJARAN BIAYA MURAH

Melalui surat kabar atau majalah peserta didik mengikuti berita mutakhir
tentang peristiwa nasional dan internasional. Perpustakaan perlu
menyediakan publikasi yang terbit harian, mingguan, atau bulanan. Tentu
saja kendala utama di sini adalah biaya berlangganan publikasi itu. Bagi
kebanyakan sekolah, berlangganan surat kabar atau majalah masih merupa-
kan hal yang agak mewah. Namun, dengan penghematan di beberapa
tempat, Anda kemungkinan dapat mengadakan setidaknya satu media cetak.

Di negara kita cukup banyak media cetak (surat kabar atau majalah) yang
sifatnya nasional atau lokal yang bebas dijualbelikan. Anda perlu memilih
terbitan yang perlu disediakan di perpustakaan. Pertimbangannya antara lain
biaya, reguleritas ketersediaannya, dan kesesuaian isinya dengan kebutuhan
belajar peserta didik. Bahan-bahan jenis ini sering mempromosikan
kepentingan politik tertentu sehingga Anda perlu memilih terbitan yang
netral. Dalam mata pelajaran ilmu sosial, bahasa, atau sejarah, Anda perlu
mengajarkan peserta didik agar mereka dapat membedakan antara fakta dan
opini dan untuk memilih apa saja yang perlu dibaca.

Bahan-bahan perpustakaan perlu digunakan secara aktif dan positif oleh


peserta didik dan guru. Dalam menggunakan bahan seperti ini di ruang
kelas, peserta didik didorong untuk menghargai nilai sumber itu dalam
membentuk dan memengaruhi opini serta menyampaikan informasi
mutakhir untuk menambah pengetahuan yang diperoleh dari buku pelajaran.
Banyak lembaga (komersial atau nonkomersial) yang mendistribusikan
informasi beragam bentuk tanpa biaya. Perpustakaan sekolah yang dapat
mengakses internet, atau dengan bantuan orang tua peserta didik yang dapat
mengaksesnya, dapat memperoleh beragam bahan atau informasi penting
yang diperlukan dengan biaya murah. Sekolah seharusnya memanfaatkan
peluang ini dengan sebaik-baiknya.
Beberapa program radio atau tayangan televisi juga bermanfaat. Guru dan
peserta didik perlu didorong untuk mendengarkan atau menonton acara
yang relevan dengan pembelajaran di sekolah. Depdiknas telah meluncurkan
stasiun TVE (Televisi Edukasi) yang khusus menayangkan materi
pembelajaran bagi guru dan peserta didik. Sayangnya, saluran ini baru dapat
ditangkap melalui parabola sehingga hanya sekolah tertentu yang dapat
mengaksesnya.

Dengan merekam acara di radio atau televisi, sekolah dapat menyuntingnya


untuk keperluan pembelajaran. Dengan mencakupkannya pada celah-celah
tertentu dalam pelajaran, sekolah memperoleh sumber belajar yang bernilai.

MANAJ EMEN SEKOL AH 272


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Guru seni dapat menggunakan ilustrasi dari majalah atau surat kabar untuk
melakukan tugas praktik seni tertentu bagi peserta didiknya. Guru bahasa
Inggris dapat menggunakan artikel serius dan teka-teki silang untuk
menambah perbendaharaan kata peserta didik. Atau guru keterampilan
dapat menggunakan surat kabar bekas sebagai bahan membuat karya seni
tertentu, seperti patung.

MEMPRODUKSI ALAT BANTU PENGAJARAN

Alat bantu biaya murah pastilah akan menarik bagi semua kepala sekolah
yang tidak memiliki cukup dana untuk menyelenggarakan sekolahnya. Dalam
kenyataan, sebenarnya banyak alat bantu pengajaran yang tidak memerlukan
biaya sama sekali. Misalnya, alat bantu pengajaran dapat dibuat dari barang
bekas seperti kotak korek api, kaleng minuman ringan, bekas tempat tisu
kamar mandi, karet gelang, potongan kawat, potongan kayu, dan berbagai
barang bekas lainnya. Intinya adalah diperlukan kreativitas dan inovasi dari
kepala sekolah dan guru untuk membuat sendiri alat bantu pembelajaran
yang inovatif dan berbiaya murah.

Dalam pengertian yang seluas-luasnya, seluruh lingkungan di mana sekolah


Anda berada dapat dipandang sebagai sumber utama untuk mendapat alat
bantu seperti itu. Namun, mengidentifikasi dan menemukan alat bantu itu
memerlukan ketekunan, kreativitas, dan inovasi guru. Misalnya, guru IPA
dapat menggunakan lingkungan masyarakat sekolahnya sebagai laboratorium
untuk meneliti kadar pencemaran yang disebabkan oleh limbah rumah
tangga. Atau guru IPS dapat menyuruh peserta didik untuk mengamati,
mencatat, dan menalarkan pengaruh tempat-tempat hiburan yang berada di
lingkungan sekolah mereka terhadap prestasi belajar peserta didik.
Kesimpulan yang mereka buat seringkali akan mencengangkan orang
dewasa.

Sejauhmana penggunaan alat bantu pengajaran biaya murah atau tanpa biaya
merupakan indikator komitmen dan kualitas guru. Jika hanya mengandalkan
alat bantu yang harus dibeli dan disediakan sekolah, semua guru bisa. Guru
yang baik adalah mereka yang meluangkan waktu untuk berpikir dan
berusaha keras menyiapkan pelajaran mereka bagi kepentingan peserta
didiknya. Mereka tidak hanya mengandalkan alat bantu yang tersedia, tetapi
juga berusaha membuatnya sendiri dari bahan-bahan tanpa biaya atau
dengan biaya terjangkau yang diusahakannya dari lingkungan sekolah. Guru
dengan komitmen seperti ini, jelas sekali sangat bernilai keberadaannya di
sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 273


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

RINGKASAN

1. Perpustakaan sekolah memberi peluang bagi peserta didik untuk


mendapatkan bahan bacaan tambahan dengan beragam tingkat dan topik.
Dalam kondisi keuangan yang terbatas, salah satu ruang sekolah dapat
digunakan atau difungsikan sebagai perpustakaan. Perpustakaan juga
dapat berisi koleksi bukan buku seperti video, CD, rekaman suara,
majalah, peragaan, dan bahan rujukan lainnya.
2. Perpustakaan sekolah adalah untuk kepentingan dan digunakan oleh
peserta didik, selama dan setelah jam sekolah, untuk menanamkan
perasaan senang membaca dan melengkapi hal-hal yang dipelajari di kelas.
3. Peserta didik harus dilatih untuk menggunakan perpustakaan dengan
sebaik-baiknya. Peserta didik harus dilatih untuk memelihara serta
menggunakan buku dan bahan bacaan lainnya.
4. Banyak sekolah dasar yang tidak memiliki ruang perpustakaan tersendiri.
Guru menempatkan buku dalam kotak sebagai perpustakaan di ruang
kelas dan bertindak sebagai petugas perpustakaan.
5. Untuk memperluas pelayanan perpustakaan sekolah, kepala sekolah dapat
berhubungan dengan sekolah-sekolah lain guna membentuk jaringan
layanan buku; meminta bantuan dari instansi pemerintah atau lembaga
bukan pemerintah; meminta bantuan orang tua peserta didik, meminta
peserta didik yang lulus untuk menyumbang buku; atau mencari bantuan
dari sumber dana/donatur.
6. Semakin banyak orang dewasa, termasuk orang tua, guru, dan kepala
sekolah dapat menunjukkan contoh yang baik dalam dunia tulisan ini
akan makin banyak pula peserta didik yang termotivasi untuk membaca.
7. Kualitas perpustakaan sekolah dapat diukur melalui sejumlah indikator
kinerja, antara lain jumlah peserta didik yang meminjam buku untuk
dibaca, jumlah pengeluaran dana per peserta didik per tahun, jumlah buku
per peserta didik, tingkat perolehan buku baru dan penyingkiran buku
lama, tingkat kehilangan buku, lama waktu kerja perpustakaan setiap
minggu, dan kapasitas tempat duduk yang tersedia untuk belajar di
perpustakaan.
8. Sekolah perlu dan bahkan harus dapat memproduksi sendiri alat bantu
pengajaran biaya murah yang dapat diperoleh dari media massa apakah
cetak atau elektronika. Sekolah juga bahka dapat mendorong guru untuk
memproduksi alat bantu pengajaran dari bahan-bahan bekas. Intinya
adalah diperlukan kreativitas dan inovasi dari kepala sekolah dan guru.

MANAJ EMEN SEKOL AH 274


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan peranan perpustakaan bagi pembelajaran peserta didik di sekolah


Anda.
2. Jelskan cara yang dapat Anda lakukan agar peserta didik memanfaatkan
perpustakaan sekolah secara optimal.
3. Jelaskan cara yang dapat Anda lakukan untuk memperluas pelayanan
perpustakaan sekolah Anda.
4. Jelaskan indikator kualitas kinerja perpustakaan sekolah.
5. Jelaskan upaya yang dapat Anda lakukan untuk mendorong para guru
membuat sendiri alat bantu pengajaran berbiaya murah.
6. Jika sekolah Anda belum memiliki perpustakaan, susunlah rencana
pengadaan perpustakaan sekolah Anda. Jika sudah ada perpustakaan di
sekolah Anda, periksalah kualitas perpustakaan sekolah Anda. Jika Anda
pandang perlu untuk meningkatkannya, buatlah rencana peningkatannya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 275


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Ujian, Tes Ulangan, dan


Pemeliharaan Dokumen
Semua murid dapat belajar dan berhasil, tetapi tidak dalam waktu
dan dengan cara yang sama
William G. Spady

PENGANTAR

Para peserta didik tidak akan mendapatkan banyak manfaat dari sistem
pendidikan jika tidak ada bentuk evaluasi tertentu yang bertujuan
menginformasikan tingkat prestasi peserta didik pada tahapan yang berbeda
dalam karier sekolah mereka. Jika evaluasi seperti itu tidak ada, maka salah
satu tujuan keberadaan sekolah akan sirna.

Meskipun ujian, tes ulangan, dan pemeliharaan dokumen adalah kegiatan


yang berbeda, ketiganya saling terkait. Tanpa salah satu kegiatan itu,
keseluruhan proses tidak akan dapat disahihkan. Ujian merupakan sarana
obyektif yang kita gunakan untuk mengukur kinerja peserta didik. Karena
pembelajaran haruslah holistik, kualitas lain selain prestasi akademik juga
harus dikembangkan dalam diri peserta didik dan itupun penting untuk
dinilai secara serius. Penekanan berlebihan pada aspek kecerdasan intelektual
dapat sangat menyesatkan, karena keberhasilan dalam kehidupan nyata di
masyarakat adalah fungsi berbagai faktor dan sering tidak berbanding lurus
dengan prestasi akademik.

Tanpa adanya sistem pemeliharaan dokumen ujian dan tes ulangan peserta
didik yang dipelihara dengan baik, tidak akan ada yang dapat dilakukan, dan
upaya pembelajaran peserta didik akan kehilangan arah. Dokumen itu
menyediakan profil kinerja setiap peserta didik dalam karier pendidikan di
satuan pendidikan tertentu. Hal ini penting karena dapat dirujuk dalam
jangka panjang.

Dalam unit ini akan dibahas berbagai aspek evaluasi tingkat kinerja peserta
didik melalui ujian dan pemeliharaan dokumen.

MANAJ EMEN SEKOL AH 276


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

PRINSIP-PRINSIP DAN KENDALA PENILAIAN

Prinsip-prinsip Penilaian

Berikut ini adalah beberapa prinsip penilaian.

 Setiap bentuk penilaian haruslah berorientasi peserta didik dan sifatnya


membedakan.
 Ujian harus berpedoman pada silabus.
 Dokumen peserta didik perlu dimutakhirkan selengkap mungkin.
 Semua upaya harus dilakukan untuk menciptakan kondisi yang
memuaskan untuk ujian. Harus tersedia buku petunjuk dan prosedur
standar.
 Semua ujian dan tes internal harus memuat komponen diagnostik untuk
menyingkapkan kebutuhan belajar peserta didik.
 Sedapat mungkin, tes perlu distandarkan dan diberikan dalam kondisi,
waktu, dan tempat yang serupa kepada semua peserta didik.

Kendala Penilaian

Beberapa kendala penilaian adalah yang berikut ini.


 Sangat sulit, jika tidak mungkin, untuk menciptakan kondisi yang serupa
di sepanjang tahun untuk melakukan ujian dan tes sekolah.
 Perbedaan lingkungan peserta didik, masa kanak-kanak yang tidak
bahagia, kondisi rumah tangga, ukuran keluarga, tingkat penghasilan, dan
berbagai variabel pengalaman dan praktik sebelumnya memengaruhi
kinerja peserta didik di sekolah.
 Atmosfir ruang ujian memengaruhi peserta didik secara perseorangan.
Banyak peserta didik yang mengikuti ujian dengan perasaan khawatir,
cemas, dan sebagainya.
 Kemungkinan tidak ada atau jika ada kondisi ruangan penyimpanan
dokumen penilaian peserta didik tidak memadai.
 Tidak memadainya kemampuan guru, misalnya dalam membuat soal ujian
dan tes peserta didik dan memelihara dokumennya.

UJIAN DAN TES ULANGAN

Perbedaan

Tes ulangan merupakan sarana bagi peserta didik dan guru untuk mengukur
sejauhmana pemahaman dan keterampilan yang dicapai dan sarana untuk

MANAJ EMEN SEKOL AH 277


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

mendiagnosis masalah dalam pembelajaran yang memerlukan perhatian.


Ujian lebih bersifat formal dan merupakan sarana publik untuk mengukur
tingkat kinerja peserta didik dalam kaitannya dengan tujuan mata pelajaran
yang diberikan bagi peserta didik dalam suatu sistem.

Ujian nasional yang dilakukan secara terpusat antara lain juga dimaksudkan
untuk memetakan mutu pendidikan pada tingkat nasional dan daerah.
Dengan menyediakan semacam tolok ukur tertentu, kita dapat menguraikan
kualitas setiap peserta didik. Kita perlu membedakan antara ujian sekolah
yang sifatnya internal dan ujian publik yang sifatnya eksternal.

Alasan Ujian Internal Sekolah

Berikut adalah alasan untuk mengadakan ujian internal sekolah.

• Untuk memeriksa kemajuan belajar setiap peserta didik yang akan


dilaporkan kepada orang tua, guru, dan yayasan sekolah.
• Untuk mengetahui kinerja peserta didik yang menyiapkan diri guna
memperoleh diploma melalui ujian negara.
• Untuk mendiagnosis adanya kesulitan belajar agar dapat segera dilakukan
tindakan perbaikan oleh guru.
• Untuk menyediakan balikan bagi peserta didik tentang kinerja mereka
sehingga memotivasi mereka untuk meningkatkan diri.
• Untuk mengidentifikasi peserta didik yang memiliki kemampuan dan
minat untuk mata pelajaran khusus.
• Bila sesuai, untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan
pengajaran dan perencanaan, misalnya, kapan memulai pengajaran suatu
topik bagi guru baru.
• Untuk menilai penguasaan suatu topik, unit, atau mata pelajaran oleh
peserta didik di suatu kelas.
• Untuk menyediakan data bagi dokumen yang memuat prestasi peserta
didik.

Kesahihan Tes Ulangan atau Ujian

Berikut adalah faktor-faktor untuk menyahihkan tes ulangan atau ujian.

• Menguji peserta didik di kelas berbeda dengan kertas ujian yang berbeda.
• Memberikan petunjuk pengerjaan ujian yang berbeda.
• Memberikan tes yang berbeda dalam topik dan mata pelajaran yang sama.

MANAJ EMEN SEKOL AH 278


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

PELAKSANAAN UJIAN EKSTERNAL

Pelaksanaan ujian eksternal selamanya harus dilakukan secara efisien. Urutan


kegiatan yang berikut perlu ditata ulang dalam melaksanakan ujian eksternal.
• Menetapkan seorang guru sebagai ketua pelaksana ujian.
• Memastikan bahwa pelaksana ujian memahami peraturan pelaksanaan
ujian dan melaksanakannya dengan baik.
• Mengembalikan segera formulir daftar peserta didik kepada pihak yang
berwenang.
• Pastikan agar para pelaksana ujian memberitahu peserta didik tentang
cara yang benar mencantumkan jawaban dalam lembar jawaban.
• Mengembalikan daftar peserta didik yang mengikuti ujian dalam waktu
yang ditetapkan oleh otoritas ujian.
• Mengirim semua lembar jawaban ke pihak yang berwenang.
• Mengikuti pengaturan keamanan dengan seksama sebagaimana yang
ditetapkan pihak yang berwenang dalam pelaksanaan ujian.
• Memeriksa ketaatan sekolah atas prosedur pelaksanaan ujian yang telah
ditetapkan.

Urutan kegiatan di atas perlu dicocokkan dengan pedoman yang telah Anda
miliki di sekolah Anda. Jika pedoman itu tidak ada, maka daftar di atas dapat
dipakai sebagai dasar untuk berdiskusi dengan staf Anda di sekolah.

PENGARUH UJIAN EKSTERNAL


TERHADAP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Tidak diragukan lagi bahwa ujian eksternal menimbulkan pengaruh langsung


terhadap kurikulum dan metode pengajaran. Ini karena pentingnya ujian itu
terhadap karier dan kehidupan peserta didik, serta persaingan untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Pelaksanaan UN yang
masih kontroversial dewasa ini, tidak menyurutkan langkah Pemerintah
untuk tetap melaksanakannnya. Pemerintah telah menegaskan berkali-kali
bahwa UN bukan satu-satunya penentu kelulusan peserta didik, sehingga
peranan guru di sekolah sama sekali tidak dipinggirkan. Pemerintah juga
akan menggunakan hasil UN untuk mengukur kinerja sistem pada tingkat
nasional dan daerah.

Dengan UN pun sebenarnya peran sekolah masih sangat besar dalam


menentukan kelulusan peserta didik. Karena pengujian seyogianya bersifat
komprehensif, tidak hanya mengukur kompetensi kognitif dalam tiga atau
empat mata pelajaran, maka sekolah harus lebih aktif mengukur aspek

MANAJ EMEN SEKOL AH 279


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

pembelajaran lainnya. UN seyogianya dapat mendorong guru dan peserta


didik untuk berkonsentrasi pada upaya mencapai tujuan kurikulum secara
holistik.

Memang UN telah dan mungkin masih akan menimbulkan dampak negatif


dalam pembelajaran di sekolah seperti yang marak diberitakan. UN
membuat kebanyakan sekolah tidak berani memikul risiko gagal. Pengajaran
kemudian cenderung menekankan peningkatan kompetensi murid pada
mata pelajaran yang diujikan dan lebih berfokus telaah soal yang
diperkirakan akan diujikan. Pengajaran juga lebih ditekankan pada hapalan,
catatan peserta didik yang didiktekan guru, dan seterusnya. Sementara itu,
UN telah pula mendorong makin menjamurnya kegiatan bisnis bimbingan
belajar bagi kalangan yang lebih beruntung secara ekonomi.
Pemerintah (pusat) telah bertekad meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan di tanah air. Berbagai kebijakan telah ditetapkan untuk
meningkatkan kecerdasan anak bangsa. Namun, tekad di tingkat pusat
seharusnya dibarengi dengan upaya serupa di tingkat daerah dan tingkat
paling operasional, di sekolah. Sebagai kepala sekolah yang baik, Anda juga
harus memiliki tekad dengan kadar serupa atau bahkan lebih tinggi.

DOKUMEN PENILAIAN PESERTA DIDIK

Penting artinya memelihara dokumen yang mutakhir bagi semua skor ujian
dan tes peserta didik. Sekolah harus memiliki dokumen yang memuat
perkembangan kemajuan yang dicapai setiap peserta didik. Untuk tujuan ini,
catatan penilaian berkelanjutan, penugasan kegiatan non-akademik, laporan
semester, catatan kejadian khusus, dan semua data yang biasa terdapat dalam
arsip peserta didik sangatlah penting dipelihara.
Data Arsip Penilaian Peserta Didik
Data yang termuat dalam dokumen penilaian peserta didik seyogianya
mencakup yang berikut.
 Skor penilaian setiap peserta didik selama berlangsungnya suatu mata
pelajaran.
 Laporan (rapor) semester bagi orang tua peserta didik yang menunjukkan
nilai setiap mata pelajaran, prestasi non-akademik, perilaku di sekolah,
dan bidang-bidang lain yang Anda anggap perlu dilaporkan.
 Statistik skor tes peserta didik per kelas.
 Penilaian karakter dan perilaku setiap peserta didik yang dimutakhirkan
setiap saat di sepanjang karier sekolahnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 280


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

 Catatan kejadian-kejadian khusus yang menunjukkan perilaku baik-buruk


atau prestasi non-akademik lainnya.

Mengarsipkan Dokumen Peserta didik

Penting artinya memiliki sistem pemeliharaan dokumen peserta didik yang


jelas dan dikelola dengan baik. Pertama, Anda perlu memeriksa bahwa Anda
memiliki jenis buku dokumen yang tepat untuk mencatat informasi setiap
peserta didik. Anda perlu mendesain dan membuat bahan dokumen yang
cocok. Kedua, Anda perlu menjelaskan kepada setiap guru tentang apa saja
informasi yang diperlukan, oleh siapa, dan kapan. Ketiga, Anda perlu
memiliki tempat yang aman untuk menyimpan dokumen yang seharusnya
rahasia itu. Terakhir, sebagai kepala sekolah Anda akan perlu mengelola
sistem pemeliharaan dokumen untuk memastikan bahwa setiap orang
melaksanakan tugas dengan baik dan untuk melakukan tinjauan ulang guna
menemukan cara peningkatan.

RINGKASAN

1. Prinsip-prinsip penilaian antara lain adalah setiap bentuk penilaian


haruslah berorientasi peserta didik dan sifatnya membedakan,
berpedoman pada silabus, semua ujian dan tes internal harus memuat
komponen diagnostik untuk menyingkapkan kebutuhan belajar peserta
didik.
2. Beberapa kendala penilaian antara lain sangat sulit untuk menciptakan
kondisi yang serupa di sepanjang tahun untuk melakukan ujian dan tes
sekolah, latar belakang memengaruhi kinerja peserta didik di sekolah, dan
tidak memadainya kemampuan guru membuat alat tes atau ujian yang
baik.
3. Tes ulangan/ujian sekolah merupakan sarana bagi peserta didik dan guru
untuk mengukur sejauhmana pemahaman dan keterampilan yang dicapai
dan sarana untuk mendiagnosis masalah dalam pembelajaran yang
memerlukan perhatian. Ujian lebih bersifat formal dan merupakan sarana
publik untuk mengukur tingkat kinerja peserta didik dalam kaitannya
dengan tujuan mata pelajaran yang diberikan bagi peserta didik dalam
suatu sistem. Ujian nasional yang dilakukan secara terpusat antara lain
juga dimaksudkan untuk memetakan mutu pendidikan pada tingkat
nasional dan daerah.
4. Faktor-faktor untuk menyahihkan tes ulangan atau ujian adalah menguji
peserta didik di kelas berbeda dengan kertas ujian yang berbeda,

MANAJ EMEN SEKOL AH 281


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

memberikan petunjuk pengerjaan ujian yang berbeda, dan memberikan


tes yang berbeda dalam topik dan mata pelajaran yang sama.
5. Tidak diragukan lagi bahwa ujian eksternal (seperti ujian nasional)
menimbulkan pengaruh langsung terhadap kurikulum dan metode
pengajaran. Ini karena pentingnya ujian itu terhadap karier dan kehidupan
peserta didik, serta persaingan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
6. Penting dipelihara catatan penilaian berkelanjutan, penugasan kegiatan
non-akademik, laporan semester, catatan kejadian khusus, dan semua data
yang biasa terdapat dalam arsip peserta didik.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan prinsip-prinsip penilaian.


2. Jelaskan beberapa kendala yang Anda hadapi dalam menilai prestasi
peserta didik.
3. Jelaskan perbedaan antara ujian sekolah (ujian internal) dan ujian nasional
(ujian eksternal).
4. Jelaskan cara yang dapat Anda lakukan untuk menyahihkan tes ulangan
atau ujian.
5. Jelaskan dampak ujian eksternal terhadap proses pembelajaran di sekolah.
6. Jelaskan arti penting memelihara catatan penilaian peserta didik.
7. Bersama mitra kerja Anda, periksalah kelengkapan dan kemutakhiran
data/informasi perkembangan akademik yang terdapat dalam dokumen
peserta didik. Lakukan perbaikan jika menurut Anda laporan itu tidak
tertata dengan baik, tidak lengkap, dan tidak mutakhir.

MANAJ EMEN SEKOL AH 282


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Pemeliharaan Sumber Daya


Sumber daya non-manusia hanyalah potensi dan akan tetap tidak beranjak
dari statusnya itu jika tidak didayagunakan secara produktif

PENGANTAR

Kepala sekolah bertanggung jawab untuk mendayagunakan dan memelihara


semua sumber daya sekolahnya dengan sebaik-baiknya. Sebagian sumber
daya ini tidak kasat mata, misalnya waktu, sedangkan yang lain
mengharuskan adanya pencatatan dan akunting yang akurat, seperti
keuangan. Sebagian lain mengharuskan adanya pemeliharaan fisik seperti
gedung sekolah dan fasilitas lainnya. Inti bahasan dalam unit ini adalah
pemeliharaan sumber daya kasat mata/fisik.

PRINSIP-PRINSIP DAN KENDALA


PEMELIHARAAN SUMBER DAYA

Prinsip-prinsip Pemeliharaan Sumber Daya

Setiap kepala sekolah perlu memahami pentingnya prinsip-prinsip dasar


berikut dalam pemeliharaan sumber daya di sekolah.

 Semua bangunan sekolah, peralatan, dan harta benda harus dipelihara


dengan baik.
 Kepala sekolah harus memahami benar pedoman atau aturan
pemeliharaan sumber daya yang disediakan bagi sekolahnya.
 Semua pembelian yang dilakukan sekolah haruslah dicatat dengan benar
dan dipelihara sesuai dengan aturannya.
 Semua pembelian sekolah harus digunakan sesuai dengan tujuan
pembeliannya.
 Barang-barang dan bahan harus diperiksa dan dikendalikan secara teratur
untuk memastikan efisiensi dan efektivitas penggunaannya.
 Daftar inventaris yang selalu dimutakhirkan harus disimpan atau dipajang
di setiap lokasi penempatan sumber daya itu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 283


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Kendala Pemeliharaan Sumber Daya

Kepala sekolah juga menghadapi banyak kendala yang memengaruhi


kemampuan mereka mengelola sumber daya sekolah secara efektif. Kendala
itu mencakup yang berikut ini.

• Tidak memadainya dana yang tersedia.


• Kurang terlatihnya pegawai untuk menangani pemeliharaan sumber daya.
• Kurang efektifnya supervisi staf yang bertanggung jawab memelihara
sumber daya dan pasok sekolah.
• Ketiadaan tempat penyimpanan.
• Tidak amannya fasilitas penyimpanan.
• Keterlambatan dalam pemusnahan barang yang tidak dapat diperbaiki.
• Keterlambatan pesanan penggantian barang atau kesulitan pengangkutan.
• Kurangnya konsultasi antara pemasok dan pemakai.
• Meningkatnya tuntutan pemeliharaan karena fasilitas atau peralatan yang
terbatas terlalu sering digunakan.

BARANG HABIS PAKAI DAN TIDAK HABIS PAKAI

Barang habis pakai adalah barang yang biasanya berbiaya rendah dan waktu
pakainya terbatas dan bentuknya akan berubah setelah dipakai secara normal
berkali-kali. Sebaiknya ada pedoman yang digunakan untuk menentukan
mana barang yang habis pakai dan mana yang tidak.

Tidak ada satu-satunya faktor yang digunakan untuk menentukan barang


dengan kategori ini. Tiga faktor yang harus dipertimbangkan adalah: biaya,
daur hidup, dan perubahan bentuk atau sifatnya. Misalnya, bagaimana Anda
menggolongkan sebuah kontainer yang berisi 20 liter cairan deterjen yang
mahal, atau sebuah tabung berisi 40 kg gas?

PEMELIHARAAN SEDIAAN

Pemeliharaan sediaan, yang sangat penting dalam pemeliharaan sumber


daya, adalah proses memelihara data inventaris mengenai kuantitas dan
kondisi sediaan dan perlengkapan untuk mengetahui apa saja yang tersedia
untuk didistribusikan. Ini juga digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan penambahan persediaan.

Barang sediaan harus diklasifikasikan apakah itu barang habis pakai atau
tidak. Selanjutnya dicatat dengan akurat dalam buku yang disediakan untuk

MANAJ EMEN SEKOL AH 284


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

itu oleh orang yang ditugaskan (siapa saja yang ditugaskan kepala sekolah
untuk menyimpan catatan itu) dan secara teratur diperiksa oleh kepala
sekolah. Perlu ada aturan yang jelas tentang bagaimana menerima dan
mengeluarkan barang.

TANGGUNG JAWAB PEMELIHARAAN SEKOLAH

Pemeliharaan Preventif

Sumber daya sekolah perlu dirawat (diservis) secara reguler untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Ketika sekolah Anda berkembang, begitu juga jumlah
sumber daya yang harus dirawat secara preventif dengan biaya yang makin
besar pula. Pembelian sumber daya apapun, apakah pengadaan bangunan
atau buku, harus memperhitungkan daya tahannya dan jumlah dana yang
diperlukan untuk memeliharanya setiap tahun. Estimasi biaya rutin perlu
dilakukan dalam setiap proposal pengeluaran barang modal.

Pemeriksaan Sediaan

Frekuensi pemeriksaan sediaan (stok) dan jangka waktu intervalnya


merupakan hal yang penting. Jenis pemeriksaan sediaan mencakup yang
berikut.

• Pemeriksaan fisik pada interval yang sering.


• Pemeriksaan acak untuk memastikan ketepatan sediaan.
• Pemeriksaan untuk memastikan waktu pendistribusiannya.
• Pemeriksaan bahwa barang itu telah diterima.
Penting diperhatikan bahwa semua pemegang barang inventaris hendaknya
menerima petunjuk tentang tanggung jawabnya.

RINGKASAN

1. Prinsip-prinsip dasar pemeliharaan sumber daya di sekolah antara lain


semua bangunan sekolah, peralatan, dan harta benda harus dipelihara
dengan baik; semua pembelian yang dilakukan sekolah haruslah dicatat
dengan benar dan dipelihara sesuai dengan aturannya; barang-barang dan
bahan harus diperiksa dan dikendalikan secara teratur untuk memastikan
efektivitas penggunaannya, dan daftar inventaris yang selalu
dimutakhirkan harus disimpan atau dipajang di setiap lokasi penempatan
sumber daya itu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 285


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

2. Kendala mengelola sumber daya antara lain tidak memadainya dana yang
tersedia, kurang terlatihnya pegawai untuk menangani pemeliharaan
sumber daya, kurang efektifnya supervisi staf yang bertanggung jawab
memelihara sumber daya dan pasok sekolah, ketiadaan tempat
penyimpanan, dan tidak amannya fasilitas penyimpanan.
3. Pemeliharaan sediaan, yang sangat penting dalam pemeliharaan sumber
daya, adalah proses memelihara data inventaris mengenai kuantitas dan
kondisi sediaan dan perlengkapan untuk mengetahui apa saja yang
tersedia untuk didistribusikan. Ini juga digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan penambahan persediaan.
4. Barang sediaan harus diklasifikasikan apakah itu barang habis pakai atau
tidak. Selanjutnya dicatat dengan akurat dalam buku yang disediakan
untuk itu oleh orang yang ditugaskan (siapa saja yang ditugaskan kepala
sekolah untuk menyimpan catatan itu) dan secara teratur diperiksa oleh
kepala sekolah.
5. Sumber daya sekolah perlu dirawat secara reguler untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Frekuensi pemeriksaan sediaan (stok) dan jangka
waktu intervalnya merupakan hal yang penting.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan prinsip-prinsip pemeliharaan sumber daya sekolah.


2. Jelaskan beberapa kendala dalam mengelola sumber daya sekolah.
3. Jelaskan cara Anda memelihara sumber daya di sekolah Anda dan
jelaskan pula kendala yang Anda hadapi.
4. Jelaskan apakah ada klasifikasi pemeliharaan antara barang habis pakai
dan barang tidak habis pakai.
5. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi masalah-masalah yang Anda
hadapi dalam pemeliharaan sumber daya sekolah. Selanjutnya identifikasi
cara pemecahannya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 286


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Penggalian Sumber Dana


Jika hati penuh dengan rasa syukur, hanya sedikit ruang yang tersisa untuk berputus asa
Anonim

PENGANTAR

Sekolah tidak mampu bertahan tanpa sumber daya keuangan. Tanpa adanya
jumlah dana pala level tertentu, maka pengoperasian sekolah untuk
menyediakan pendidikan yang berkualitas tidak akan membuahkan hasil
yang baik. Oleh sebab itu, judul unit ini telah menunjukkan pada kita bahwa
tidak ada sekolah yang dapat bertahan dengan baik tanpa ada kegiatan untuk
mencari sumber pendanaan. Sekolah-sekolah negeri dewasa ini tidak dapat
hanya mengandalkan sumber dana yang disediakan pemerintah, tetapi harus
pandai-pandai menggali sumber pendanaan alternatif, tanpa terlalu
memberatkan orang tua peserta didik.
Dana diperlukan antara lain untuk:
• memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah
• memungkinkan terlaksananya aktivitas seperti tur pendidikan
• melibatkan peserta didik dalam kegiatan kokurikulum seperti musik dan
olah raga
• mengembangkan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
bermutu.
Dalam unit ini akan dibahas cara penggalian sumber dana. Anda diharapkan
juga mempelajari uraian tentang Mobilisasi Sumber Dana dalam Bagian 6.
Anda perlu juga mempelajari peraturan tentang pencarian dan manajemen
sumber dana tambahan, sehingga tidak melakukan kegiatan yang tidak sah.

PRINSIP-PRINSIP DAN KENDALA PENDANAAN SEKOLAH

Prinsip-prinsip Pendanaan Sekolah


Prinsip-prinsip utama yang mengatur pendanaan sekolah mencakup yang
berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 287


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

 Semua dana dari pemerintah dan sumber lain harus dicatat dan
dikendalikan dengan baik.
 Semua dana yang diperoleh ditujukan bagi kemaslahatan peserta didik.
 Kepala sekolah bertanggung jawab dan akhirnya bertanggung gugat atas
semua aspek manajemen keuangan sekolah.

Kendala Pendanaan Sekolah

Banyak kendala yang harus dihadapi kepala sekolah untuk menemukan dan
mengelola sumber dana tambahan. Kendala ini mencakup yang berikut.

 Peraturan pemerintah kemungkinan tidak memberikan keleluasaan bagi


sekolah negeri untuk mengumpulkan dana tambahan.
 Tidak memadainya dana dari pemerintah dapat merusak inisiatif
pendidikan.
 Rendahnya tingkat perekonomian masyarakat lokal dapat menimbulkan
kebergantungan yang berlebihan pada dana dari luar.
 Kurangnya rasa kebersamaan di kalangan masyarakat daerah perkotaan
dapat memengaruhi komitmen terhadap sekolah setempat.
 Sekolah yang peserta didiknya diasramakan seringkali tidak memiliki
masyarakat lokal.
 Kemungkinan tidak memadainya tingkat pelatihan, kejujuran, dan
kecakapan tugas bendaharawan dan staf administrasi.
 Kurangnya inisiatif, kepercayaan diri, kejujuran, dan pengetahuan
keuangan kepala sekolah.
 Audit akun sekolah kemungkinan hanya berdasarkan atas pengetahuan
keuangan ketimbang keahlian pendidikan.
 Tahun akademik tidak sama dengan tahun anggaran.
 Kepala sekolah dan staf kemungkinan kurang memiliki keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pengumpulan dana.

DANA DARI PEMERINTAH

Di negara kita, sumber dana utama untuk penyelenggaraan pendidikan di


sekolah negeri berasal dari pemerintah. Terdapat dua kategori untuk
pendanaan itu, yaitu anggaran diskresioner (pembangunan, modal, dan tidak
mengikat) dan anggaran nondiskresioner (operasional dan mengikat).

Keputusan pengalokasian anggaran diskresioner umumnya diambil pada


tingkat pemerintah pusat atau daerah. Kepala sekolah kemungkinan hanya
mengusulkan keperluan sumber dana itu karena menyangkut dana yang

MANAJ EMEN SEKOL AH 288


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

disediakan untuk pertumbuhan dan pengembangan sekolah. Misalnya dana


yang disediakan untuk menambah fasilitas, direncanakan secara terpusat agar
sejalan dengan rencana nasional atau daerah tentang pembangunan
pendidikan dalam jangka waktu tertentu. Anggaran nondiskresioner adalah
penyediaan dana operasional sekolah oleh pemerintah pusat dan daerah
dalam tahun tertentu dan dikelola oleh kepala sekolah.

Kepala sekolah tentulah telah menyadari benar keterbatasan pemerintah


untuk mendanai semua pengeluaran, utamanya dalam kegiatan inovasi (biaya
modal) yang sering dapat membedakan mutu satu sekolah dari sekolah
lainnya. Dalam hal-hal seperti ini diperlukan sumber dana lain yang berasal
dari luar pemerintah. Namun, untuk mendanai anggaran diskresioner yang
sifatnya dasar dan untuk pengeluaran nondiskresioner bagi rutinitas
pengoperasian sekolah sekalipun, pemerintah mengalami kesulitan.
Akibatnya, kebanyakan sekolah memerlukan alternatif sumber dana lain
untuk proyek-proyek pembangunan dan tambahan dana operasional.

Dalam banyak kasus, kepala sekolah yang tidak kreatif akhirnya terpaku pada
sumber dana dari orang tua peserta didik. Persoalannya akan lain jika
kebanyakan orang tua peserta didik sekolahnya memang secara ekonomi
berkecukupan, utamanya di sekolah-sekolah yang dipandang populer. Di
banyak lingkungan masyarakat, kepala sekolah berhadapan dengan orang tua
peserta didik yang kondisi ekonominya masih memilukan. Biasanya orang
tua yang kondisi ekonominya sangat mengenaskan, anak-anak mereka tidak
belajar di sekolah, tetapi di jalanan.

PERENCANAAN PENDANAAN NONDISKRESIONER

Kemungkinan sekolah Anda bergantung pada pemerintah (pusat dan


daerah) untuk menyediakan dana nondiskresioner dan ini adalah sumber
dana yang tersedia secara reguler. Dana nondiskresioner didasarkan atas
estimasi kepala sekolah tentang jumlah anggaran yang diperlukan sekolah
untuk dapat beroperasi dengan baik dalam tahun anggaran berikutnya. Pada
tahap awal pengusulan anggaran dalam berbagai bidang manajemen sekolah
sangat bergantung pada pengetahuan kepala sekolah atas hal-hal yang
diperlukan sekolahnya. Inilah sumber utama informasi yang digunakan pihak
yang berwenang (pusat dan daerah) untuk mengalokasikan anggaran ke
sekolah.

Dasar estimasi yang perlu digunakan kepala sekolah dalam mengajukan


anggaran nondiskresioner bagi sekolahnya dapat dilihat sebagai berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 289


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

 Estimasi nondiskresioner tahun lalu.


 Tagihan listrik/telepon/air tahun lalu.
 Estimasi biaya ruang kelas baru.
 Pengeluaran gaji staf sekolah sekarang.
 Buku log kendaraan sekolah.
 Daftar buku pelajaran yang diakreditasi Kemendiknas.
 Catatan pembukuan bendaharawan sekolah tahun lalu.
 Dokumen peserta didik.
 Sediaan peralatan olah raga saat ini.
 Register sediaan barang habis pakai.
 Keadaan tempat bermain peserta didik.
 Jarak sekolah ke kantor dinas pendidikan.
 Keadaan bangunan sekolah.
 Tingkat inflasi saat ini.

Semua estimasi dalam daftar itu menunjukkan keragaman informasi yang


harus dikumpulkan untuk menyiapkan estimasi anggaran sekolah setiap
tahun.

MENGELOLA DANA

Jumlah dana yang dialokasikan pemerintah untuk memenuhi biaya


nondiskresioner jauh dari jumlah yang diperlukan sekolah. Kepala sekolah
diberitahukan jumlah dana yang tersedia bagi sekolahnya pada awal tahun
anggaran.

Kemungkinan para kepala sekolah memiliki cara masing-masing yang


dipandangnya paling tepat untuk mengendalikan dana sekolahnya sesuai
dengan situasi sekolahnya. Latihan berikut dapat Anda lakukan untuk
mengetahui bagaimana praktik yang Anda lakukan. Informasi tentang
praktik Anda ini selanjutnya dapat Anda diskusikan dengan rekan sejawat
atau guru. Dengan cara ini, Anda dapat memperoleh masukan untuk
perbaikan.

Tetapkan pilihan dalam daftar berikut yang menurut Anda paling sesuai
dengan keadaan sekolah Anda. Untuk setiap situasi dalam bagian A sampai
E, lingkari satu atau lebih jawaban.
A Alokasi dana ke setiap jurusan di sekolah Anda
Rencana penggunaan dana nondikresioner (rutin/operasional)
dialokasikan untuk pengadaan sumber daya pengajaran secara

MANAJ EMEN SEKOL AH 290


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

keseluruhan dalam tahun anggaran tertentu. Pilihan mana yang Anda


lakukan dalam mengalokasikan dana ini?
1 Dengan mengalokasikan semua dana yang tersedia ke semua jurusan.
2 Dengan mengalokasikan sebagian dana ke semua jurusan dan
menyimpan cadangan yang akan digunakan atas dasar diskresi kepala
sekolah.
3 Dengan mengalokasikan dana untuk memenuhi permintaan yang
disampaikan.
B Dana kas kecil
Hampir semua sekolah menerapkan dana kas kecil. Kepala sekolah
bertanggung jawab atas uang ini. Ia memiliki beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengontrol bendaharawan. Apa pilihan yang lebih
sesuai?
1 Dengan memeriksa kas kecil setiap hari.
2 Dengan memeriksa kas kecil setiap minggu.
3 Dengan melakukan pemeriksaan kas kecil secara acak.
C Pembayaran tagihan
Para pemasok harus dibayar. Apa cara yang sebaiknya diterapkan kepala
sekolah?
1 Semua pembayaran hendaknya segera dilakukan begitu tagihan
diterima untuk mengambil manfaat diskon karena membayar dengan
segera.
2 Pembayaran hendaknya dilakukan setelah 30 hari untuk
memanfaatkan bunga yang bakal diperoleh.
3 Pembayaran hendaknya ditunda sampai pemasok mengancam untuk
menuntut Anda.
D Mencegah pengeluaran berlebihan
Jika ada pengeluaran berlebihan di suatu sekolah, kepala sekolah
mungkin harus mengganti pengeluaran yang dilakukan. Untuk
mencegah hal ini apa pilihan yang harus dilakukan?
1. Tegaskan bahwa semua transaksi keuangan harus disetujui oleh
kepala sekolah sebelum dilakukan.
2. Delegasikan tanggung jawab kepada wakil kepala sekolah sebagai
bagian dari pelatihan dalam pekerjaannya dan juga untuk lebih
memberdayakannya.
3. Jangan ungkapkan jumlah dana yang sebenarnya tersedia; selamanya
dana yang ada lebih kecil dari yang sebenarnya ada.
4. Ingatkan staf mengenai kendala keuangan dan harapkan agar semua
guru menyesuaikan kebutuhannya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 291


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

E Dana tersisa
Pemerintah menyediakan kepala sekolah dengan sejumlah dana dengan
asumsi bahwa itulah yang diperlukan untuk menyelenggarakan sekolah
dengan baik. Diharapkan agar dana yang tersedia tidak bersisa.
Pengeluaran kurang dari yang ditetapkan menyebabkan dugaan bahwa
dana yang disediakan sebelumnya lebih dari yang seharusnya, sehingga
anggaran tahun berikutnya akan dipotong. Untuk mencegah hal ini, apa
yang perlu dilakukan?
1. Secara reguler memeriksa bahwa semua dana digunakan secara
efektif.
2. Tunggu sampai akhir tahun anggaran dan kemudian sisa anggaran
segera dihabiskan.
3. Gunakan dana pada awal tahun untuk mencegah inflasi yang
menyusutkan nilai uang yang tersedia.

Kemungkinan terdapat lebih dari satu pilihan tindakan. Secara keseluruhan,


dalam setiap kasus lebih baik menerapkan prinsip kehati-hatian, mengecek
buku akun secara teratur, dan menyetujui semua pengeluaran secara pribadi.
Pada waktunya, ketika Anda lebih memahami sistem akunting dan telah
dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya kesalahan atau adanya
ketidakjujuran, Anda harus dapat mendelegasikan sebagian tanggung jawab
Anda. Namun, sebagai kepala sekolah, Anda akan selamanya merupakan
satu-satunya orang yang bertanggung gugat atas kinerja manajemen sekolah,
termasuk akurasi pengelolaan keuangan sekolah Anda.

MENEMUKAN SUMBER DANA

Semua kepala sekolah harus mencari berbagai alternatif untuk meningkatkan


dana sekolahnya. Keterlibatan masyarakat dalam usaha ini dapat
memperbesar kepentingan mereka di sekolah. Jadi, sumber pertama
seyogianya masyarakat lokal.
Kegiatan pengumpulan dana berikut yang kemungkinan besar akan berhasil
di masyarakat Anda dapat Anda pertimbangkan.
• Kegiatan bersponsor, seperti pertandingan olah raga antarsekolah.
• Acara kesenian.
• Lotere barang berharga sumbangan anggota masyarakat.
• Pertunjukan film di gedung sekolah.
• Penjualan barang bekas yang masih layak pakai.
• Pengorganisasian pelaksanaan bazar di sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 292


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

• Penjualan kue atau produk lain buatan sekolah/peserta didik.


• Kontes kecantikan atau kompetisi berpakaian rapi.
• Kompetisi futsal antarsekolah.
• Konser musik.
• Penjualan produk kebun sekolah.
• Pengoperasian toko sekolah.
Sumber pendapatan reguler dapat juga berasal dari pembayaran uang
pangkal peserta didik baru, dengan catatan hal ini disetujui oleh pihak yang
berwenang dan jelas peruntukannya. Cara ini umumnya dilakukan oleh
semua sekolah (negeri dan swasta). Dengan cara ini dapat diantisipasi
jumlah dana yang secara reguler akan diperoleh sekolah setiap tahun.
Kemampuan sekolah untuk mengumpulkan dana melalui uang pangkal
peserta didik baru, akan bergantung pada jumlah dana yang disediakan
pemerintah, tingkat penghasilan orang tua, dan jumlah peserta didik yang
mendaftar dalam kaitannya dengan tempat yang tersedia di sekolah. Jika
terlalu banyak orang tua yang berkemampuan ekonomi rendah, maka tidak
banyak yang dapat dilakukan kepala sekolah kecuali menyesuaikannya
dengan kondisi itu. Alternatif yang dapat dilakukan adalah menyubsidi calon
peserta didik yang kurang atau tidak mampu tetapi berbakat. Sedangkan
peserta didik yang secara finansial mampu berkewajiban membayar jumlah
standar dan peserta didik yang kurang berbakat tetapi mampu secara
finansial membayar lebih besar.
Penting artinya melibatkan masyarakat dan sekolah di semua tahap kegiatan
pengumpulan dana: dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penilaian
hasilnya. Sebagian kegiatan dilakukan secara reguler, misalnya melalui toko
sekolah, sedangkan kegiatan lain adalah kegiatan tunggal yang bertujuan
mengumpulkan dana yang cukup besar. Apapun yang dilakukan, sekolah
perlu mengorganisasi gabungan semua kegiatan secara efektif.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGUMPULAN DANA

Pada waktu Anda merencanakan kegiatan pengumpulan dana, tugas pertama


Anda adalah memutuskan apa kebutuhan pendidikan di sekolah Anda yang
perlu dipenuhi dari dana yang dikumpulkan. Jumlah dana yang akan
dikumpulkan dan cara penggunaannya haruslah dikomunikasikan kepada
masyarakat agar mereka mendukung kegiatan itu sepenuhnya.
Bagaimana cara Anda mengidentifikasi kebutuhan pendidikan? Berikut
disediakan daftar periksa yang dapat Anda gunakan untuk menghimpun
informasi dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan pengumpulan dana

MANAJ EMEN SEKOL AH 293


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

Jawablah “Ya” atau “Tidak” dalam daftar berikut dan kemudian


peringkatlah hal-hal itu sesuai dengan prioritasnya.
Urutan
Prioritas

• Konsultasi dengan komite sekolah Ya/Tidak


• Konsultasi dengan guru Ya/Tidak
• Konsultasi dengan wakil peserta didik Ya/Tidak
• Mengunjungi sekolah lain Ya/Tidak
• Mengidentifikasi defisiensi bangunan sekolah Ya/Tidak
• Informasi tentang peserta didik yang tidak mampu Ya/Tidak
• Rencana pengayaan pelajaran, misalnya studi tur Ya/Tidak
• Dengan mendengarkan himbauan orang tua Ya/Tidak
• Dengan membaca literatur pendidikan Ya/Tidak
• Pembicaraan profesional dengan rekan kerja Ya/Tidak
• Dengan mengamati penyelenggaraan sekolah Ya/Tidak

Pemerintah memang akan selalu menetapkan batasan dalam hal


pengumpulan dana tambahan bagi sekolah. Sebaliknya tidak pula ada
sekolah yang tidak merasa perlu mengumpulkan dana untuk
mempertahankan dan mengembangkan kualitas semua aspek fasilitas dan
kehidupan sekolah. Sebagai kepala sekolah, Anda harus melakukan tindakan
proaktif dengan berkonsultasi secara teratur dengan peserta didik, staf, orang
tua, masyarakat, dan birokrasi pendidikan dalam kegiatan pengumpulan dana
dan mengidentifikasi bidang-bidang yang memberikan manfaat terbesar
melalui pengeluaran tambahan.

RINGKASAN

1. Prinsip-prinsip utama yang mengatur pendanaan sekolah adalah semua


dana dari pemerintah dan sumber lain harus dicatat dan dikendalikan
dengan baik, semua dana yang diperoleh ditujukan bagi kemaslahatan
peserta didik, dan kepala sekolah bertanggung gugat atas semua aspek
manajemen keuangan sekolah.
2. Kendala pengelolaan dana antara lain peraturan pemerintah kemungkinan
tidak memberikan keleluasaan bagi sekolah negeri untuk mengumpulkan
dana tambahan, tidak memadainya dana dari pemerintah, rendahnya
tingkat perekonomian masyarakat lokal, kurangnya kemampuan dan
kejujuran SDM.
3. Sumber dana utama untuk penyelenggaraan pendidikan dapat
dikelompokkan dalam dua kategori untuk pendanaan, yaitu anggaran

MANAJ EMEN SEKOL AH 294


MANAJ EMEN KURIKUL UM DAN SUMBER DAY A SEKOL AH

diskresioner (pembangunan, modal, dan tidak mengikat) dan anggaran


nondiskresioner (operasional).
4. Kebanyakan sekolah memerlukan alternatif sumber dana lain untuk
proyek-proyek pembangunan dan tambahan dana operasional. Kepala
sekolah yang tidak kreatif hanya mengandalkan sumber dana dari orang
tua peserta didik yang umumnya masih dililit keadaan sulit. Pada saat yang
sama, pemerintah daerah belum dapat mengalokasikan dana sebesar 20
persen dari APBD.
5. Dasar estimasi yang perlu digunakan kepala sekolah dalam mengajukan
anggaran nondiskresioner bagi sekolahnya antara lain estimasi anggaran
nondiskresioner tahun lalu, berbagai tagihan pengunaan daya listrik dan
telepon, estimasi biaya ruang kelas baru, pengeluaran gaji staf sekolah
sekarang, daftar buku pelajaran yang diakreditasi Kemendiknas, catatan
pembukuan bendaharawan sekolah tahun lalu, sediaan barang habis
pakai, dan tingkat inflasi saat ini.
6. Kegiatan pengumpulan dana yang dapat Anda pertimbangkan antara lain
kegiatan bersponsor, seperti pertandingan olah raga antarsekolah, acara
kesenian, penjualan barang bekas yang masih layak pakai, atau
pengorganisasian pelaksanaan bazar di sekolah.
7. Ketika merencanakan kegiatan pengumpulan dana, tugas Anda adalah
memutuskan apa kebutuhan pendidikan di sekolah Anda yang perlu
dipenuhi dari dana yang dikumpulkan. Jumlah dana yang akan
dikumpulkan dan cara penggunaannya haruslah dikomunikasikan kepada
masyarakat agar mereka mendukung kegiatan itu sepenuhnya.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan prinsip-prinsip pengelolaan dana sekolah.


2. Jelaskan beberapa kendala pengelolaan dana sekolah.
3. Jelaskan dasar estimasi untuk menyusun anggaran nondiskresioner
(operasional).
4. Bersama guru, staf, dan peserta didik susunlah rencana pengumpulan
dana untuk tujuan yang Anda putuskan bersama.

MANAJ EMEN SEKOL AH 295


MANAJ EMEN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN

Pengantar 298

Sumber Dana Sekolah 300

Penganggaran Sekolah 306

Mobilisasi Sumber Dana 316

Kerangka Dasar dan Mekanisme Manajemen Keuangan 322

MANAJ EMEN SEKOL AH 296


MANAJ EMEN KEUANGAN

Pengantar
Pengelolaan dana pendidikan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik
(Pasal 48 ayat 1, UU No 20/2003)

Mengelola keuangan sekolah merupakan salah satu tugas utama kepala


sekolah. Keberhasilan program sekolah sangat bergantung pada cara
pengelolaan dana sekolah, yang pada gilirannya memengaruhi kinerja
sekolah secara menyeluruh. Sekolah perlu menyusun pedoman pengelolaan
biaya investasi dan operasional sekolah. Oleh sebab itu, kepala sekolah perlu
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai keuangan agar dapat
menjadi manajer keuangan yang efektif.

Sayangnya, manajemen keuangan merupakan salah satu bidang yang kurang


dipelajari kepala sekolah. Hal ini sedikit banyaknya turut berpengaruh pada
kegagalan di banyak sekolah. Tujuan bagian ini adalah membekali kepala
sekolah dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat mengelola
keuangan sekolah.

Setelah menyelesaikan bagian ini, Anda akan dapat:

• mengidentifkasi dan memobilisasi sumber dana bagi sekolah Anda


• menyusun anggaran yang efektif
• mengelola dana sekolah secara efisien.

CAKUPAN BAGIAN INI

Bagian ini terdiri atas empat unit bahasan yang meliputi sumber dana
sekolah, penganggaran dana sekolah, mobilisasi sumber dana, serta kerangka
dasar dan mekanisme manajemen keuangan.
Sumber dana sekolah
Unit ini bertujuan membantu Anda mengidentifikasi sumber dana yang
mungkin digali, serta pengetahuan dan keterampilan memobilisasi dana
tambahan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 297


MANAJ EMEN KEUANGAN

Penganggaran sekolah

Melalui unit ini Anda akan mempelajari cara menyusun dan mengelola
anggaran secara efektif.

Mobilisasi sumber dana

Di sini Anda akan mengidentifikasi cara-cara spesifik memobilisasi sumber


dana dan mempraktikkannya dalam batasan peraturan yang ditetapkan
pemerintah.

Kerangka dasar dan mekanisme manajemen keuangan

Dalam unit ini Anda akan mempelajari kerangka dasar dan mekanisme
manajemen keuangan dan mendapatkan pengalaman untuk
mengaplikasikannya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 298


MANAJ EMEN KEUANGAN

Sumber Dana Sekolah


Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan
Pasal 47 ayat 1 UU No 20/2003

PENGANTAR

Agar sekolah dapat beroperasi secara efektif, sekolah harus memiliki dana.
Sekolah negeri didanai oleh pemerintah dan sumber lainnya, sedangkan
sekolah swasta harus menggali dana sendiri dari berbagai sumber. Dalam
unit ini akan dibahas berbagai sumber dana yang tersedia bagi manajer
sekolah. Jika kepala sekolah dapat mendayagunakannya dengan baik,
kegiatan sekolah dapat diharapkan akan berlangsung dengan baik pula.

PEDOMAN MANAJEMEN KEUANGAN

Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 19 Tahun 2007, sekolah dewasa


ini diharuskan untuk menyusun pedoman pengelolaan dana (investasi dan
operasional) yang mengacu pada standar pembiayaan. Pedoman ini
mengatur:

 sumber pemasukan, pengeluaran, dan jumlah yang dikelola


 penyusunan dan pencairan anggaran serta penggalangan dana di luar dana
investasi dan operasional.
 Kewenangan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam membelanjakan
anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya
 Pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran untuk dilaporkan kepada komite sekolah serta institusi di
atasnya.

Pedoman tersebut diputuskan oleh komite sekolah dan ditetapkan oleh


kepala sekolah dan harus disetujui oleh institusi di atasnya. Pedoman ini juga
harus disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah untuk menjamin
tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel.

MANAJ EMEN SEKOL AH 299


MANAJ EMEN KEUANGAN

SUMBER DANA

Sumber dana sekolah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama:


pemerintah (pusat dan daerah), orang tua peserta didik, dan kelompok-
kelompok masyarakat.

Pemerintah Pusat

Pemerintah pusat membantu keuangan sekolah melalui beberapa cara,


antara lain mencakup yang berikut.

• Hibah (grant) dan dana bantuan biaya operasional kepada sekolah.


• Membayar gaji guru.
• Membantu sekolah untuk mengadakan proyek penggalangan dana dengan
menyediakan bantuan teknis termasuk bahan dan perlengkapan, serta
• Ikut mendanai pembangunan dan rehabilitasi bangunan sekolah.

Pemerintah juga melakukan kontribusi tidak langsung kepada sekolah.


Misalnya, melalui pelatihan kepala sekolah dan guru, menyiapkan silabus dan
bahan, serta melakukan pengawasan.

Pemerintah Daerah

Di negara kita, urusan pendidikan dasar dan menengah dilimpahkan kepada


pemerintah daerah. Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk
membangun sekolah, membayar gaji guru, menyediakan sarana fisik, fasilitas
ruang kelas, dan peralatan kantor sekolah dengan dana yang berasal dari
APBD dan APBN. Daerah yang memiliki pendapatan asli daerah yang
tinggi, akan memiliki peluang lebih besar untuk membantu pemenuhan
kebutuhan dana penyelenggaraan sekolah.

Orang Tua Peserta didik

Kontribusi orang tua kemungkinan merupakan keharusan karena


pemerintah belum mampu mendanai seluruh kebutuhan dasar dana sekolah.
Hal ini umumnya terjadi di negara-negara berkembang seperti negara kita.
Namun, di negara maju yang pemerintahnya dapat membangun fasilitas
pendidikan yang baik, menyediakan guru yang cakap, dan menyediakan dana
untuk berbagai program sekolah; orang tua peserta didik masih berkehendak
untuk menyumbang dana atau berbagai peralatan yang diperlukan sekolah.
Mereka ingin agar anak-anak mereka memasuki dunia nyata dengan bekal
pendidikan terbaik yang dapat mereka peroleh. Mereka ingin anak-anak
mereka memiliki keunggulan ketika memasuki dunia kerja.

MANAJ EMEN SEKOL AH 300


MANAJ EMEN KEUANGAN

Cara orang tua berkontribusi kemungkinan mencakup yang berikut.

• Membayar biaya pendidikan yang ditentukan secara resmi.


• Memberi kontribusi kepada komite sekolah.
• Membayar sumbangan untuk membangun fasilitas tertentu, seperti
perumahan bagi guru.
• Orang tua kemungkinan menyumbangkan tenaga dan keterampilan
tertentu dalam berbagai kegiatan seperti pekerjaan bangunan atau
membantu dalam pelatihan olah raga, atau bahkan mungkin dapat
menggantikan guru yang tidak hadir.
• Membayar guru atas tambahan pelajaran di luar jam sekolah.
• Membayar pembelian buku pelajaran, alat tulis, sepatu dan seragam
sekolah, meja dan kursi, perpustakaan, dan dana kegiatan olah raga.
• Mendanai kesejahteraan anak-anak mereka, seperti uang transpor, uang
makan, dan sebagainya.

Kita perlu berasumsi bahwa semua orang tua dapat memberikan kontribusi
yang sama, apakah itu sifatnya finansial atau dalam bentuk-bentuk kontribusi
lainnya. Tingkat penghasilan orang tua di daerah perkotaan dan daerah
pedesaan tampaknya cukup berbeda, seperti halnya juga ukuran keluarga.
Diperlukan pendekatan yang sensitif oleh kepala sekolah. Kepala sekolah
harus mampu mengetahui perbedaan keadaan orang tua peserta didik dan
kemudian memberi kelonggaran bagi peserta didik yang orang tuanya kurang
beruntung secara ekonomi. Jika di satu pihak kepala sekolah harus
menetapkan target yang cukup ambisius untuk menggalang dana bagi
sekolah, di lain pihak kepala sekolah juga perlu menerima keadaan bahwa
tidak semua orang dapat berkontribusi dalam kadar yang sama.

Dalam upaya mendorong orang tua berkontribusi, Anda akan perlu


menargetkan upaya Anda itu pada mereka yang memiliki sarana, tetapi tidak
termotivasi. Untuk melayani keluarga yang kurang mampu, Anda perlu
menyiapkan dana dukungan beasiswa bagi mereka yang menunjukkan
kemampuan akademik.

Kelompok Masyarakat

Kelompok-kelompok masyarakat seringkali termasuk sebagai sumber


penting pendanaan sekolah. Kelompok-kelompok ini dimobilisasi untuk
melaksanakan tugas dari para tokohnya (utamanya informal) di masyarakat,
seperti kaum ulama. Di Indonesia, banyak sekolah (swasta) yang dibangun
dan diselenggarakan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Cara yang Anda
identifikasi dalam memobilisasi dana kemungkinan mencakup yang berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 301


MANAJ EMEN KEUANGAN

• Memobilisasi kelompok-kelompok masyarakat dalam proyek


pengembangan sekolah.
• Melibatkan tokoh masyarakat dalam memobilisasi massa untuk
berpartisipasi secara efektif dalam proyek-proyek sekolah.
• Mengumpulkan dana untuk sekolah-sekolah di suatu wilayah.
• Melibatkan kelompok-kelompok masyarakat dan mantan peserta didik
dalam proyek swakarsa penggalangan dana.
• Memungut pajak khusus pendidikan dari warga masyarakat.

Di dalam masyarakat kemungkinan ada orang-orang yang juga memutuskan


untuk membantu satu atau beberapa sekolah dengan dana dalam jumlah
cukup besar. Adakalanya ada saja pengusaha yang ingin mendermakan
sesuatu bagi satu atau lebih sekolah. Kontribusi seperti ini hendaknya
disambut dengan baik dan bahkan sebaiknya didorong. Namun, pemerintah
seyogianya perlu bersikap tegas terhadap yayasan yang menyelenggarakan
sekolah semata-mata untuk memperoleh keuntungan finansial. Dewasa ini
kecenderungan seperti itu telah semakin menggejala. Fungsi sosial
pendidikan telah mulai memudar berganti dengan penekanan pada fungsi
keuntungan ekonominya, khusus bagi para pengelolanya.

Peserta didik

Para peserta didik kemungkinan merupakan sumber penggalangan dana


sekolah yang baik, jika mereka tahu manfaatnya bagi diri mereka sendiri dan
bagi sekolah. Berikut adalah cara-cara pelibatan peserta didik Anda yang
dapat dipertimbangkan.

• Pengumpulan dana melalui kegiatan seperti pertanian, memelihara ayam


petelur, membuat kerajinan tangan, dan lain-lain.
• Kegiatan pengumpulan dana; misalnya melalui konser musik, tari, olah
raga, pameran, bazar, atau turnamen.

Yayasan

Ada sekolah yang didirikan oleh lembaga keagamaan atau lembaga lain yang
bukan berdasarkan ideologi tertentu yang merupakan organisasi non
pemerintah. Masing-masing memiliki tujuan spesifik dalam mendirikan dan
mengoperasikan sekolahnya yang juga bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang cerdas dan beradab. Yayasan ini memberikan dukungan finansial
kepada sekolah dalam berbagai bentuk, seperti bangunan, peralatan, dan
sumber daya manusia. Kemungkinan yayasan ini menyimpan dana di bank,
yang kemudian diinvestasikan dalam bentuk saham, dan lain-lain. Hasil yang
diperoleh digunakan untuk menyediakan dana pengoperasian sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 302


MANAJ EMEN KEUANGAN

PENGGALANGAN DANA

Berikut disajikan beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menggalang
dana bagi sekolah Anda.

Kegiatan olah raga bersponsor. Sekolah mengadakan pertandingan olah


raga, seperti pertanding futsal arau basket antarsekolah, atau sekolah
mengadakan loba jalan kaki bersponsor untuk menggalang dana.

Sumbangan dana dari organisasi atau lembaga tertentu. Orang-orang


atau lembaga tertentu menyumbangkan bahan dan dana kepada sekolah.

Melalui utusan untuk menggalang dana. Melalui cara ini seseorang yang
berpengaruh dan berpengetahuan ditetapkan untuk mengunjungi orang-
orang atau organisasi/lembaga tertentu yang terpilih oleh panitia
pengumpulan dana untuk mencari bantuan keuangan. Wakil ini haruslah
memahami tujuan penggunaan dana yang terkumpul itu nantinya.

Agen pengumpulan dana. Sekelompok orang yang tertarik


mengumpulkan dana bagi sekolah, membagi kelompok pengumpulan dana
di sejumlah daerah. Masing-masing anggota kelompok selanjutnya
melakukan pendekatan kepada orang-orang yang dipandang dapat dan mau
memberikan bantuan. Kelompok ini harus memiliki koordinator untuk
mengawasi semua kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan.

Pengumpulan dana minor. Pengumpulan dana ini dilakukan dalam bentuk


bazar, festival, atau hiburan yang dilakukan untuk pengumpulan dana.

Lelang. Dalam bentuk ini, sekolah mendapat sumbangan beberapa barang


yang bernilai, seperti mobil, sepeda motor, TV, dan sebagainya dari sponsor.
Barang-barang ini kemudian diberikan kepada pemenang lelang.

Lotere. Hampir sama dengan lelang, di sini sekolah mendapatkan


sumbangan barang berharga tertentu. Selanjutnya barang ini dilotere dan
diberikan kepada pemenangnya. Jika banyak tiket lotere yang terjual melalui
cara ini, maka akan banyak dana yang terkumpul.

RINGKASAN

1. Pemerintah telah menetapkan agar sekolah menyusun pedoman ini


pengelolaan dana sekolah yang antara lain mencakup pengaturan sumber
pemasukan, pengeluaran, dan jumlah yang dikelola; penyusunan dan

MANAJ EMEN SEKOL AH 303


MANAJ EMEN KEUANGAN

pencairan anggaran serta penggalangan dana di luar dana investasi dan


operasional; pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran; serta
penggunaan anggaran secara tertib.
2. Sumber dana sekolah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama:
pemerintah (pusat dan daerah), orang tua peserta didik, dan kelompok-
kelompok masyarakat. Kontribusi orang tua kemungkinan merupakan
keharusan karena pemerintah belum mampu mendanai seluruh
kebutuhan dasar dana sekolah.
3. Upaya menggalang dana bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah
dapat mencakup kegiatan olah raga bersponsor, sumbangan dari
organisasi atau perusahaan, penggalangan dana melalui utusan, agen
pengumpulan dana, lelang, dan lotere.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pedoman yang telah ditetapkan Pemerintah dalam pengelolaan


dana sekolah dan jelaskan pula praktik yang Anda lakukan di sekolah
Anda.
2. Jelaskan beberapa upaya yang Anda lakukan untuk menggalang dana bagi
kepentingan pembelajaran peserta didik di sekolah Anda.
3. Bersama mitra kerja Anda, rencanakan upaya penggalangan dana bagi
sekolah Anda, utamanya dana investasi (diskresioner). Rencana Anda ini
harus merincikan dengan jelas antara lain sumber dana dan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan serta penanggung jawab masing-masing.

MANAJ EMEN SEKOL AH 304


MANAJ EMEN KEUANGAN

Penganggaran Sekolah
Tujuan pendidikan adalah menggantikan pikiran yang kosong tertutup
dengan pikiran yang terbuka
Malcolm Forbes

PENGANTAR

Setelah mengidentifikasi sumber-sumber dana yang mungkin, sebagai


perencana keuangan, kepala sekolah harus menyusun rencana untuk
mengamankan dan membelanjakan dana yang tersedia. Agar rencana itu
dapat dinyatakan sebagai anggaran sekolah, kepala sekolah perlu memiliki
pengetahuan dan pengalaman dalam merancang dan mengelola anggaran.

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PERENCANA ANGGARAN

Anda mungkin telah mengetahui bahwa pengoperasian sekolah Anda


semata-mata bergantung pada sumber-sumber daya yang ditentukan oleh
pihak lain, seperti pemerintah atau komite sekolah, dan Anda melakukannya
atas dasar tugas dari pihak-pihak itu. Dengan demikian, Anda bekerja dalam
lingkungan keuangan yang mengandung dua unsur utama berikut.

1 Sumber daya mungkin diterima dari pemerintah yang biasanya bersifat


tetap dan pasti dalam satu tahun anggaran.
2 Sumber daya mungkin diterima dari berbagai kelompok masyarakat, yang
tidak tetap dan seringkali tidak pasti.

Namun, sebagai perencana sekolah dan manajer keuangan, Anda perlu


bertindak aktif dalam menentukan dan memperoleh sumber keuangan.
Dengan cara ini, Anda kemungkinan besar akan dapat memastikan
terselenggaranya program sekolah secara produktif. Jadi, tugas utama Anda
sebagai perencana adalah memastikan hal-hal berikut.
• Anda benar-benar memahami situasi keuangan sekolah Anda.
• Sumber daya Anda yang direncanakan tersedia dan didayagunakan secara
efektif untuk mencapai tujuan sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 305


MANAJ EMEN KEUANGAN

Prasyarat utama untuk dapat melaksanakan tugas tersebut adalah


penganggaran yang efektif.

TAHAPAN PENGANGGARAN SEKOLAH

Penganggaran pada dasarnya adalah proses penyusunan rencana kegiatan


dan usulan anggarannya. Dengan kata lain, ini adalah proses penyiapan suatu
ikhtisar program sekolah yang mencerminkan rencana kegiatan dan
anggaran sekolah (RKAS) yang digunakan sebagai pedoman berbagai
kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah.

Tahapan dalam penganggaran (penyusunan anggaran) adalah sebagai


berikut.
Tahap 1 Mengidentifikasi program, proyek, atau aktivitas yang ingin Anda
lakukan dalam periode anggaran.
Tahap 2 Mengidentifikasi sumber daya, dalam kaitannya dengan sumber
daya manusia, bahan, dan waktu.
Tahap 3 Pembiayaan sumber daya – ini adalah aktivitas yang paling penting
dalam penganggaran karena anggaran pada dasarnya adalah
pernyataan keuangan.
Tahap 4 Menyajikan anggaran sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang (pemerintah, yayasan, atau lembaga donor).
Tahap 5 Mendapatkan persetujuan anggaran dari pihak yang berwenang.

FUNGSI DAN TUJUAN PENGANGGARAN SEKOLAH

Fungsi Utama

Penganggaran dapat dipandang juga sebagai proses pengaitan pengeluaran


dana secara sistematik dengan pencapaian tujuan yang direncanakan.
Penganggaran memiliki tiga fungsi utama yang berikut.

1. Menyediakan kerangka biaya-waktu operasional untuk melaksanakan


program sekolah. Oleh karena itu, ia adalah alat perencanaan yang utama
dalam sekolah Anda.
2. Penganggaran dapat berfungsi sebagai instrumen pendelegasian
wewenang. Anggaran sekolah dirancang untuk menunjukkan orang-orang
tertentu yang bertanggung jawab atas program tertentu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 306


MANAJ EMEN KEUANGAN

3. Penganggaran dapat menjadi instrumen untuk mengendalikan dan


mengevaluasi kinerja.

Provisi anggaran Anda menyediakan suatu pedoman sederhana bagi Anda


untuk menilai tingkat pengeluaran (belanja) dalam kegiatan tertentu. Jika
Anda merencanakan anggaran dengan baik, maka anggaran itu juga akan
dapat menyediakan tiga unsur data untuk membantu fungsi kontrol dan
evaluasi; yaitu tingkat pengeluaran, keluaran, dan biaya.

Tujuan Penganggaran

Anggaran sekolah Anda adalah prakiraan kejadian keuangan di masa depan


yang menunjukkan perkiraan pendapatan, pengeluaran, dan posisi keuangan
sekolah. Tujuan penganggaran dapat dikategorikan menjadi dua sebagai
berikut.

1. Untuk menunjukkan apa kemungkinan hasilnya jika rencana keuangan


sekolah yang sekarang dilaksanakan. Dengan kata lain, tujuan anggaran
Anda adalah untuk menyingkap bidang-bidang yang memerlukan
perhatian dan tindakan.
2. Untuk mengevaluasi kinerja keuangan sekolah, Anda menggunakan
anggaran sekolah untuk mengendalikan operasi, pendapatan, belanja, dan
orang-orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya serta
pendapatan dan pengeluaran yang berkaitan. Dengan demikian, anggaran
sekolah Anda adalah alat ukur untuk membandingkan kinerja keuangan
Anda. Anda perlu selalu menekankan pelaksanaan anggaran yang efektif,
yaitu mencapai hasil yang tinggi dengan pengeluaran yang sepadan atau
lebih rendah.

PERIODE ANGGARAN SEKOLAH

Umumnya periode anggaran sekolah seyogianya cukup panjang untuk


menunjukkan dampak kebijakan manajemen keuangan Anda dan cukup
pendek agar estimasi sekolah dapat dibuat dengan tingkat akurasi
maksimum. RKAS disusun untuk menggambarkan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun.

Anggaran sekolah yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut.

Anggaran induk sekolah.. Ini adalah rencana menyeluruh keuangan dan


pengoperasian sekolah dalam periode anggaran tertentu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 307


MANAJ EMEN KEUANGAN

Anggaran investasi sekolah. Anggaran ini memuat rencana sekolah untuk


melakukan pengeluaran dalam jumlah besar yang digunakan untuk membeli
atau membangun barang modal, seperti gedung laboratorium. Ini dapat
berupa rencana empat tahun.
Anggaran bagian sekolah. Ini adalah bagian dari anggaran induk sekolah,
yang berkaitan dengan pembagian kerja dalam organisasi sekolah. Anggaran
ini merupakan tanggung jawab dari kepala setiap bagian sekolah. Misalnya,
kepala bagian tata usaha. Anggaran ini biasanya disiapkan per semester.

DESAIN ANGGARAN SEKOLAH

Jenis-jenis Desain Anggaran

Anggaran dapat didesain dengan berbagai cara. Dalam kaitannya dengan


sekolah, terdapat dua bentuk desain yang terbukti lebih efektif, yaitu (1)
desain anggaran kinerja atau anggaran program sekolah dan (2) desain
tradisional.

Desain anggaran kinerja atau anggaran program sekolah. Ini adalah


jenis anggaran yang berfungsi sebagai alat untuk melaksanakan rencana
sekolah. Penekanan dalam jenis anggaran ini adalah pada apa yang akan
dilakukan dan pada manfaat yang akan diperoleh sekolah. Dalam desain
anggaran ini Anda tidak hanya mencantumkan pendapatan dan pengeluaran,
tetapi juga uraian singkat tentang apa yang akan dicapai di setiap butir
pengeluaran.

Kelebihan jenis anggaran ini adalah sebagai berikut.

 Anggaran ini menetapkan program utama sekolah dan apa yang akan
dicapai.
 Anggaran ini dapat digunakan sebagai mekanisme kontrol yang baik
untuk menunjukkan manfaat bagi dana yang dikeluarkan.

Kelemahan anggaran seperti ini terlalu rumit dan memerlukan sarana


komputer untuk menyusunnya. Jenis anggaran ini hanya cocok untuk
sekolah besar. Jenis anggaran yang sederhana memandang program sekolah
seakan-akan sekolah itu baru saja beroperasi.

Desain tradisional. Dalam desain ini, Anda hanya mencantumkan


perkiraan pendapatan dan hal-hal yang akan dibiayai. Penekanannya lebih
pada isu keuangan ketimbang pada apa yang akan dicapai. Desain anggaran

MANAJ EMEN SEKOL AH 308


MANAJ EMEN KEUANGAN

hendaknya menyediakan estimasi yang ekstensif dan akurat tentang


pendapatan atau penerimaan dan pengeluaran.

Pendapatan

Pendapatan sekolah terutama dikelompokkan dalam dua kategori berikut:


hibah mengikat dan hibah tidak mengikat.

Hibah mengikat. Ini adalah bentuk hibah yang terutama berasal dari
pemerintah yang dengan jelas dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
spesifik. Misalnya, untuk pemeliharaan dan pembangunan gedung. Hibah ini
tidak dapat direalokasi untuk keperluan lain.

Hibah tidak mengikat. Ini adalah bentuk hibah untuk mengadakan hal-hal
yang dipandang sebagai prioritas di sekolah. Ini mencakup sumbangan dari
pemerintah daerah dan kelompok-kelompok masyarakat, dari komite
sekolah, atau dari anggota masyarakat lainnya.

Pengeluaran

Pengeluaran sekolah pada dasarnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua


kategori, yaitu pengeluaran atau anggaran nondiskresioner (operasional) dan
pengeluaran atau anggaran diskresioner (anggaran modal atau investasi).

Pengeluaran nondiskresioner. Anggaran ini disebut juga anggaran


operasional. Pengeluaran ini merupakan jumlah terbesar dari anggaran.
Dalam pengeluaran ini termasuk hal-hal seperti gaji dan tunjangan
kesejahteraan lainnya, supervisi, pengajaran, staf pelayanan dan dukungan
khusus, biaya pemeliharaan dan pengoperasian lainnya dalam hal perjalanan
dinas dan komunikasi, serta bahan-bahan pembelajaran. Ini semua adalah
pengeluaran yang sifatnya habis pakai.

Pengeluaran diskresioner (anggaran investasi atau modal). Ini adalah


bentuk pengeluaran atas pembelian barang modal seperti bangunan,
furnitur, peralatan, dan kendaraan. Pengeluaran ini bersifat investasi yang
tidak rutin dilakukan.

Jumlah pengeluaran nondiskresioner yang Anda perlukan di sekolah tidak


hanya ditentukan oleh pertumbuhan sekolah, tetapi juga faktor di luar
sekolah. Faktor sekolah misalnya perubahan jumlah peserta didik dan guru,
perluasan fasilitas, atau pengadaan kegiatan ko-kurikulum. Faktor bukan
sekolah misalnya peningkatan atau penurunan kondisi perekonomian negara.

MANAJ EMEN SEKOL AH 309


MANAJ EMEN KEUANGAN

Atau dapat juga karena realokasi keuangan oleh pemerintah dari sektor lain,
misalnya dari pertahanan ke sektor pendidikan.

Untuk memudahkan pengelolaannya, Anda dapat memilah pengeluaran


diskresioner atas dasar perbedaan jenjang pendidikan (dasar, menengah, dan
tinggi) dan di dalam masing-masing jenjang itu dipilah lagi menjadi proyek
yang sedang berjalan dan proyek baru. Tujuan pengklasifikasian ini adalah
untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang keseimbangan alokasi
sumber daya antara proyek yang baru dan proyek yang sedang berlangsung.

MENGELOLA ANGGARAN SEKOLAH

Setelah anggaran Anda disetujui oleh pihak yang berwenang, Anda


memasuki langkah berikutnya di mana Anda harus melaksanakan,
memantau, menyupervisi, dan mengendalikan anggaran sekolah. Ini adalah
tahap yang paling penting dari daur anggaran karena anggaran yang dikelola
dengan baik seyogianya mengarah pada tingkat pencapaian tujuan sekolah
yang lebih efektif.

Melaksanakan Anggaram Sekolah

Mengelola anggaran sekolah mencakup pelaksanaannya. Jika sudah disetujui


oleh pihak yang berwenang, anggaran Anda menjadi dasar untuk semua
keputusan anggaran di sekolah. Dalam kerangka anggaran itu, Anda
berwenang melakukan komitmen untuk membelanjakannya. Setiap jenis
pengeluaran yang Anda lakukan haruslah sesuai dengan peraturan dan
praktik perakunan (akunting) yang baik.

Anggaran sekolah dioperasikan sesuai dengan mata anggaran masing-


masing. Apapun pengeluaran yang Anda lakukan di sekolah hendaknya
dicantumkan dalam buku pengeluaran. Penggunaan buku seperti ini
merupakan keharusan dalam sistem perakunan. Apapun transaksi keuangan
yang Anda lakukan haruslah dibuktikan dengan kuitansi.

Menggunakan Anggaran Sekolah Secara Efektif

Anggaran adalah estimasi pendapatan dan pengeluaran. Hal ini


kemungkinan akan berubah pada saat keuangan sekolah Anda menjadi lebih
dapat diandalkan. Oleh karena itu, prakiraan Anda dapat direvisi dalam
pelaksanaannya pada tahun itu. Namun, setiap keputusan untuk mengubah
anggaran perlu mengikuti prosedur dan batasan yang sama sehingga

MANAJ EMEN SEKOL AH 310


MANAJ EMEN KEUANGAN

anggaran itu tetap merupakan dokumen yang bermakna serta merupakan


sarana manajemen dan prakiraan yang efektif.

Jika Anda menerima penyerahan barang atau pelayanan yang diminta, Anda
harus selalu menyelesaikannya dengan segera. Anda harus segera membayar
tagihan sesuai dengan tagihan yang disampaikan. Ada gunanya untuk
memastikan bahwa dana sekolah ditangani sesuai dengan peraturan.
Wewenang kepala sekolah, yang merupakan manajer keuangan dipisahkan
dari wewenang bendaharawan, yang bertanggung jawab mengumpulkan
dana dan membayar tagihan. Dengan adanya dua orang yang bekerja secara
mandiri dalam proses pengeluaran dana akan menjamin bahwa dana yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan nyata. Kecuali, tentu saja, jika kepala
sekolah dan bendahara berkolusi berbuat curang.
Bendahara memverifikasi pembayaran pesanan yang ditandatangani kepala
sekolah. Setelah memeriksa anggaran memang tersedia untuk membayar
tagihan sesuai dengan yang direncanakan, bendahara membayar pihak
penagih dan mencatat transaksi itu dalam pembukuannya yang harus
disimpan sesuai dengan lejer sekolah. Di sekolah dasar kecil, kepala sekolah
biasanya merangkap sebagai manajer keuangan dan bendahara.

Pencatatan pengeluaran dan penghasilan dilakukan dengan membuat catatan


pembayaran dalam serangkaian dokumen yang berikut.

Jurnal: ini memuat daftar pesanan kronologis pembayaran yang dilakukan


setiap hari.
Buku pengeluaran: Buku ini mencatat semua tagihan yang dibayar dalam
setiap mata anggaran.
Selain itu, Anda perlu membuat dokumen ringkasan secara berkala, sebagai
berikut.
Daftar pengeluaran: Daftar ini memungkinkan Anda mengetahui seberapa
besar dana yang sudah digunakan dalam setiap mata anggaran.
Neraca: Neraca memungkinkan Anda memeriksa ada tidaknya
ketidakcocokan di antara berbagai jenis pengeluaran dan untuk mengetahui
status keuangan sekolah setiap saat.

MEMANTAU DAN MENYUPERVISI


ANGGARAN SEKOLAH

Pemantauan dan supervisi anggaran sekolah berlangsung sepanjang tahun.


Namun, pada akhir tahun, jumlah total pendapatan dan pengeluaran

MANAJ EMEN SEKOL AH 311


MANAJ EMEN KEUANGAN

dikonsolidasikan dalam akun keuangan tahunan yang disusun sesuai dengan


prosedur yang ketat. Hal ini untuk menghindari rekayasa dan
memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengauditnya.

Pemantauan anggaran sekolah Anda mengharuskan Anda melakukan hal-hal


berikut.

 Periksa bahwa pengeluaran dilakukan sesuai dengan kewenangan


anggaran.
 Perhatikan apakah ada surplus atau defisit pada akhir tahun dan apakah
ada kemungkinan untuk menambah dana cadangan.
 Nilailah implementasi anggaran untuk meningkatkan akurasi penyusunan
anggaran tahun berikutnya.
 Upayakan kontinuitas dalam sistem akunting sekolah; akun keuangan
ditetapkan atas dasar neraca tahun sebelumnya, dan mengarah pada
neraca tahun berikutnya.

Supervisi anggaran sekolah boleh jadi lebih atau kurang ekstensif. Supervisi
mengharuskan Anda memeriksa apakah anggaran sekolah benar-benar
seimbang dan bahwa pengeluaran wajib yang diharuskan hukum tercakup
dan terpenuhi. Ini Anda lakukan dengan penuh tanggung jawab untuk
menegakkan akuntabilitas Anda sebagai kepala sekolah.

Mengendalikan Anggaran Sekolah

Pengendalian anggaran sekolah mengharuskan Anda memahami status


keuangan sekolah Anda dan prioritas pengeluarannya. Pengendalian
anggaran berarti mengendalikan mata anggaran, yaitu memastikan bahwa
dana yang tersedia dalam mata anggaran tersebut tidak defisit dan uang yang
diterima dimasukkan dalam judul yang sesuai. Sebelum Anda menyetujui
suatu pengeluaran, pertama periksa apakah memang cukup dana untuk
pengeluaran itu. Jika dana tidak tersedia, maka Anda dapat memutuskan
untuk tidak melakukan pengeluaran atau mengajukan permohonan revisi
anggaran untuk merelokasi dana dari mata anggaran lain, atau Anda
menyesuaikan kebutuhan Anda dengan ketersediaan dana.

RINGKASAN

1. Dalam kaitannya dengan penganggaran sekolah, Anda bekerja dalam


lingkungan keuangan yang mengandung hal-hal berikut: sumber daya
mungkin diterima dari pemerintah yang biasanya bersifat tetap dan pasti

MANAJ EMEN SEKOL AH 312


MANAJ EMEN KEUANGAN

dalam satu tahun anggaran dan sumber daya mungkin diterima dari
berbagai kelompok masyarakat, yang tidak tetap dan seringkali tidak pasti.
2. Tugas utama kepala sekolah sebagai perencana anggaran adalah benar-
benar memahami situasi keuangan sekolahnya dan sumber daya yang
direncanakan tersedia dan didayagunakan secara efektif untuk mencapai
tujuan sekolah.
3. Penganggaran pada dasarnya adalah proses penyiapan suatu ikhtisar
program sekolah yang mencerminkan rencana kegiatan dan anggaran
sekolah (RKAS) yang digunakan sebagai pedoman berbagai kegiatan
untuk mencapai tujuan sekolah. Tahapannya mencakup identifikasi
program, identifikasi sumber daya, pembiayaan sumber daya, penyajian
anggaran, dan persetujuan anggaran.
4. Penganggaran memiliki fungsi sebagai kerangka biaya-waktu operasional
sekolah, instrumen pendelegasian wewenang, menunjukkan orang-orang
tertentu yang bertanggung jawab atas program tertentu, dan instrumen
untuk mengendalikan dan mengevaluasi kinerja. Tujuan penganggaran
adalah menunjukkan apa kemungkinan hasilnya jika rencana keuangan
sekolah yang sekarang dilaksanakan dan mengevaluasi kinerja keuangan
sekolah.
5. Umumnya periode anggaran sekolah seyogianya cukup panjang untuk
menunjukkan dampak kebijakan manajemen keuangan Anda dan cukup
pendek agar estimasi sekolah dapat dibuat dengan tingkat akurasi
maksimum. Anggaran sekolah yang paling umum digunakan adalah
anggaran induk sekolah, anggaran investasi sekolah, dan anggaran bagian
sekolah.
6. Anggaran dapat didesain dengan berbagai cara. Dalam kaitannya dengan
sekolah, terdapat dua bentuk desain yang terbukti lebih efektif, yaitu
desain anggaran kinerja atau anggaran program sekolah dan desain
tradisional.
7. Pendapatan sekolah terutama dikelompokkan dalam dua kategori hibah
mengikat dan hibah tidak mengikat. Pengeluaran sekolah pada dasarnya
dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu pengeluaran atau
anggaran nondiskresioner (operasional rutin) dan pengeluaran atau
anggaran diskresioner (anggaran investasi).
8. Anggaran sekolah dilaksanakan sesuai dengan mata anggaran masing-
masing. Apapun pengeluaran dilakukan sekolah hendaknya dicantumkan
dalam buku pengeluaran sebagai keharusan dalam sistem perakunan
(akunting). Apapun transaksi keuangan yang dilakukan haruslah
dibuktikan dengan kuitansi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 313


MANAJ EMEN KEUANGAN

9. Pemantauan dan supervisi anggaran sekolah berlangsung sepanjang


tahun. Pada akhir tahun, jumlah total pendapatan dan pengeluaran
dikonsolidasikan dalam akun keuangan tahunan yang disusun sesuai
dengan prosedur yang ketat.

PETANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian penganggaran dan tahapannya.


2. Jelaskan tugas utama kepala sekolah sebagai perencana anggaran.
3. Jelaskan fungsi dan tujuan penganggaran.
4. Jelaskan cara mendesain anggaran sekolah.
5. Bersama mitra kerja Anda, tinjaulah RKAS Anda untuk melakukan revisi
jika memang perlu dilakukan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 314


MANAJ EMEN KEUANGAN

Mobilisasi Sumber Dana


Jika menurut Anda pendidikan itu mahal…, cobalah kebodohan
Derek Curtis Bok

PENGANTAR

Sumber daya yang cukup diperlukan untuk melaksanakan rencana


pendidikan. Terdapat sejumlah sumber daya yang dapat dimobilisasi.
Sumber daya itu adalah manusia, bahan, waktu, dana, teknologi, dan
informasi. Dalam unit ini secara khusus akan dibahas sumber daya dana dan
cara memobilisasinya.

Apabila kebutuhan akan sumber daya manusia dan bahan telah


teridentifikasi, selanjutnya diestimasi jumlah dana yang perlu dialokasikan
dan digunakan secara efektif. Dalam unit sebelumnya telah diidentifikasi
sumber-sumber dana sekolah. Sumber itu termasuk pemerintah, orang tua
peserta didik, dan masyarakat, serta dari sekolah sendiri melalui kegiatan
pengumpulan dana, seperti penjualan hasil kebun sekolah, penyewaan
gedung, dan sebagainya. Mobilisasi semua sumber itu perlu direncanakan
dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Dalam unit ini akan dibahas ketersediaan dana, prioritasi
anggaran sekolah, pendistribusian dan penggunaan dana, dan sumber
pendanaan yang sifatnya ekstra anggaran.

MOBILISASI DANA YANG TERSEDIA

Ketersediaan dana dapat digambarkan dalam bentuk persentase pengeluaran


publik yang dialokasikan ke sektor pendidikan. Dalam kaitannya dengan
sekolah tertentu, ketersediaan dana dapat dipandang sebagai persentase
pengeluaran pendidikan dalam bagian atau bidang yang sesuai.

Karena rendahnya ketersediaan dana untuk penyelenggaraan sekolah,


pemerintah dan masyarakat perlu memobilisasi sumber dana tambahan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 315


MANAJ EMEN KEUANGAN

Perlu diperhatikan bahwa mobilisasi sumber dana tambahan bagi pendidikan


sangat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi pada tingkat pemerintah
(pusat dan daerah) serta sektor pendidikan itu sendiri. Penyesuaian
pengeluaran dalam APBN tentu dapat dilakukan, misalnya dengan efisiensi
diberbagai sektor untuk memperbesar dana bagi sektor pendidikan. Atau
dapat juga dilakukan dalam sektor pendidikan sendiri, misalnya dengan
mengurangi anggaran bagi pendidikan kedinasan atau perencanaan yang
terkoordinasi lebih baik sehingga tidak terjadi tumpang tindih kegiatan
dengan tujuan yang pada dasarnya sama.

Pada masa pemerintahan yang sekarang, sektor pendidikan akan memainkan


peranan makin penting. Dengan kebijakan pada pemerataan dan perluasan
akses, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, serta peningkataan tata
kelola dan akuntabilitas dapat diperkirakan bahwa ketersediaan dana bagi
sektor pendidikan akan mendapat prioritas. Hal ini utamanya dalam
penuntasan wajib belajar (pendidikan wajib) pendidikan dasar,
pemberantasan buta aksara, mewujudkan masyarakat membaca, dan
meningkatkan pendidikan di daerah-daerah tertinggal. Sekolah-sekolah harus
mengamati dengan cermat perkembangan ini, dan sedapat mungkin,
menyesuaikan rencana atau proyeknya. Kepala sekolah perlu berusaha untuk
memastikan bahwa sekolahnya menerima alokasi dana dalam jumlah yang
wajar, utamanya dana yang berasal dari pemerintah.

PRIORITASI ANGGARAN DI SEKOLAH

Ketersediaan dana suatu sekolah mungkin tidak memenuhi semua


kebutuhan pendidikannya sehingga harus ditetapkan prioritas. Para
perencana pendidikan, termasuk kepala sekolah, harus berupaya
menyalurkan sumber daya sekolahnya pada kegiatan-kegiatan pendidikan
yang akan memiliki dampak terbesar dan yang lebih mungkin memecahkan
masalah-masalah pendidikan. Prioritasi pada dasarnya mengutamakan yang
penting terlebih dahulu, yaitu memutuskan kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan sebelum kegiatan lainnya dapat dilakukan. Dengan demikian,
kepala sekolah harus dapat menata kegiatan pembangunan sesuai dengan
kadar pentingnya agar selanjutnya dana dapat dialokasikan.

Prioritasi dapat berarti adanya keharusan untuk mengambil keputusan yang


sulit. Sebagian keputusan berkaitan langsung dengan peningkatan
lingkungan pembelajaran, sedangkan yang lainnya lebih berkaitan dengan
hal-hal yang menyangkut personalia dan kesejahteraan. Jadi, apakah dana
yang disediakan untuk membangun rumah dinas guru akan lebih bermanfaat

MANAJ EMEN SEKOL AH 316


MANAJ EMEN KEUANGAN

ketimbang membangun tambahan ruangan di perpustakaan? Bagaimana


tentang penyeimbangan, katakanlah, membeli empat barang yang lebih
murah ketimbang membeli satu yang lebih mahal? Barangkali dalam jawaban
Anda, Anda telah menyatakan pentingnya berkonsentrasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan secara bertahap/bergiliran. Apapun keputusan Anda,
yang penting adalah bahwa Anda paham benar dengan konsekuensi yang
ditimbulkannya.

PENDISTRIBUSIAN DAN PENGGUNAAN


SUMBER DAYA KEUANGAN SEKOLAH

Umumnya, sumber daya keuangan adalah langka dan kelangkaan ini dapat
semakin memburuk jika pendistribusiannya dilakukan serampangan dan
terjadi penyalahgunaan. Oleh sebab itu, penting artinya untuk merasionalkan
semua pengeluaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menyusun kriteria yang
tepat dalam mendistribusikan dana dan mengurangi ketidakseimbangan yang
ada.

Sering terjadi ketidakmerataan pembagian sumber dana untuk pendidikan.


Salah satu di antaranya adalah cara pendistribusian bagi sekolah-sekolah di
daerah perkotaan dan pedesaan. Sekolah-sekolah di perkotaan dipandang
lebih diuntungkan sedangkan sekolah di daerah pedesaan cenderung
terlupakan. Ketidakmerataan lainnya adalah bahwa sumber daya yang
dialokasikan menimbulkan biaya administratif yang tinggi yang membatasi
pelaksanaan proyek.

Penting diperhatikan bahwa seringkali penggunaan sumber dana terkendala


oleh masalah administratif. Pendayagunaannya hanya akan memuaskan jika:

• alokasi dana memperhitungkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan


• ada kemampuan untuk menggunakan dana
• sumber daya disediakan tepat pada waktunya
• pengeluaran dilakukan berdasarkan prioritas.

Kita tahu bahwa sumber dana pendidikan terbatas sehingga harus ada upaya
untuk memastikan penggunaan sumber dana secara memuaskan. Ada
sejumlah sektor yang berbagi pendapatan nasional dan pendidikan
memperoleh bagian dari pendapatan itu. Meskipun belakangan ini dana yang
dialokasikan bagi sektor pendidikan relatif makin besar, tetapi jumlah itu
masih jauh dari memadai.

MANAJ EMEN SEKOL AH 317


MANAJ EMEN KEUANGAN

STRATEGI MOBILISASI SUMBER DAYA

Kebanyakan sumber dana pendidikan untuk semua jenis, jenjang, dan jalur
pendidikan disediakan oleh sektor publik. Di negara kita, dana yang
disediakan untu pendidikan cukup besar sekalipun belum memadai. Itu
sebabnya, pada tingkat paling operasional, sekolah harus kreatif menggali
sumber dana tambahan. Dalam urusan ini, orang tua peserta didik telah
memainkan peran yang sangat penting.
Untuk memobilisasi sumber dana yang sifatnya ekstra anggaran, diperlukan
strategi yang mencakup aspek-aspek berikut.
 Sumber dana bukan anggaran perlu digali untuk menambah dana yang
berasal dari pemerintah, dari uang sekolah, dengan memperhatikan
kondisi sekolah masing-masing.
 Partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik perlu digalakkan untuk
memecahkan masalah-masalah masyarakat.
 Sumber dana di luar anggaran perlu digali untuk membiayai pendidikan
dan meningkatkan pelaksanaan rencana atau proyek dengan
memperhitungkan beban yang ditimbulkannya.

Sudah barang tentu bukan gampang menggali suber dana tambahan jika
sebagian besar sumber itu telah dieksploitasi. Untuk sebagian besar
persoalannya tinggal menggunakan sumber itu dengan cara berbeda.
Misalnya, dalam pengumpulan dana, orang tua seperti halnya juga
pemerintah, yang kemungkinan besar akan lebih banyak mengontribusikan
dana ke sekolah.

Ada berbagai cara untuk memobilisasi sumber dana yang biasanya


digunakan di beberapa sekolah. Sebagian di antara cara itu telah dibahas
dalam di awal bagian ini.

Cara itu termasuk yang berikut ini.


 Pajak khusus pendidikan. Hal ini dapat diterapkan terbatas di sekitar
lokasi sekolah. Atau pemerintah dapat menerapkan pajak khusus
pendidikan secara nasional jika hal itu dipandang memungkinkan.
 Fungsi pengumpulan dana. Hal ini dapat mencakup kegiatan-kegiatan
seperti lotere, drama, konser, pertandingan olah raga, bazar, atau
sumbangan tunai.
 Kontribusi atau sumbangan dari perusahaan swasta.
 Bantuan khusus dari pemerintah untuk kegiatan tertentu.
 Penjualan produk sekolah.
 Pinjaman dari bank.

MANAJ EMEN SEKOL AH 318


MANAJ EMEN KEUANGAN

Anda perlu mengkaji berbagai cara memobilisasi sumber dana dan


mengidentifikasi kegiatan yang paling menghasilkan banyak uang. Tentu saja
Anda juga harus mempertimbangkan semua risiko yang mungkin timbul
dalam melakukan kegiatan mobilisasi itu. Anda mungkin dapat
mengidentifikasi cara lain yang efektif yang selama ini mungkin telah
dinafikan.

RINGKASAN

1. Prioritasi anggaran pada dasarnya mengutamakan yang penting terlebih


dahulu, yaitu memutuskan semua kegiatan penting yang harus dilakukan.
Kepala sekolah harus dapat menata kegiatan investasi sesuai dengan kadar
pentingnya.
2. Penggunaan sumber dana hanya akan memuaskan jika antara lain alokasi
dana memperhitungkan semua kegiatan yang akan dilaksanakan, ada
kemampuan untuk menggunakan dana, dan pengeluaran dilakukan
berdasarkan prioritas.
3. Untuk memobilisasi sumber dana yang sifatnya ekstra anggaran,
diperlukan strategi yang mencakup penggalian sumber dana bukan
anggaran, partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik, dan
penggalian dana di luar anggaran untuk membiayai pendidikan dan
meningkatkan pelaksanaan rencana.
4. Anda perlu mengkaji berbagai cara memobilisasi sumber dana dan
mengidentifikasi kegiatan yang paling menghasilkan banyak uang. Anda
juga harus mempertimbangkan semua risiko yang mungkin timbul dalam
melakukan kegiatan mobilisasi itu.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan cara yang dapat Anda lakukan dalam memprioritaskan


penggunaan anggaran sekolah.
2. Jelaskan faktor-faktor yang menunjukkan bahwa penggunaan sumber
dana telah dilakukan secara efektif dan efisien.
3. Jelaskan strategi yang dapat Anda tempuh untuk memobilisasi sumber
dana.
4. Apa saja risiko yang perlu Anda pertimbangkan dalam memobilisasi
sumber dana?

MANAJ EMEN SEKOL AH 319


MANAJ EMEN KEUANGAN

5. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi kegiatan-kegiatan sekolah yang


perlu diprioritaskan, kegiatan-kegiatan yang tumpang tindih, dan
selanjutnya lakukanlah revisi RKAS Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 320


MANAJ EMEN KEUANGAN

Kerangka Dasar
dan Mekanisme
Manajemen Keuangan
Perubahan tidak harus menjamin kemajuan, tetapi kemajuan niscaya memerlukan
perubahan. Pendidikan sangat penting bagi perubahan karena pendidikan menciptakan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan perubahan
Henry Steele Commager

PENGANTAR
Dalam tiga unit pertama, telah dibahas cara mengidentifikasi sumber dana
sekolah, pengganggaran, dan pengamanannya. Di antara hal-hal lain, dalam
manajemen keuangan perlu diperhatikan peraturan dan praktik berkenaan
dengan penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan dana. Selain itu, juga
telah dibahas cara-cara inovatif yang dapat Anda lakukan untuk melakukan
mobilisasi dana bagi kepentingan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
di sekolah. Anda diharapkan dapat mendorong semua pihak yang terlibat
dalam pengelolaan dana sekolah untuk bijaksana menggunakan dana. Dalam
unit ini akan dibahas tentang kerangka dasar dan mekanisme manajemen
keuangan untuk mengetahui dan menerapkan praktik dan keterampilan
manajemen keuangan.

KERANGKA DASAR MANAJEMEN KEUANGAN

Anda akan mengetahui bahwa dana yang mengalir ke sekolah Anda tidak
selamanya lancar dan seringkali pula tidak memadai. Untuk mengatasi
keterbatasan dana ini, kepala sekolah sebagai pegawai (negeri/swasta) dan
pejabat akunting, harus berpedoman pada kerangka dasar dan mekanisme
manajemen keuangan. Berikut ini diuraikan kerangka pengelolaan dana
sekolah yang meliputi penyimpanan informasi keuangan yang akurat,
fleksibilitas dan kebebasan yang bertanggung jawab, pengalihan pengeluaran,
kebebasan melakukan pembelian, kebijakan keuangan, dan pengalokasian
dana yang baik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 321


MANAJ EMEN KEUANGAN

Penyimpanan Informasi Keuangan yang Akurat

Anda diharapkan menyimpan informasi keuangan yang lengkap dan akurat


serta dapat menyajikannya dengan baik. Informasi ini perlu mencakup
semua sumber pendapatan dan semua bentuk pengeluaran secara akurat.

Informasi itu perlu ditata sesuai dengan jenis masing-masing (judul), seperti
transportasi yang di bawahnya memuat semua informasi rincian seperti
bahan bakar dan servis kendaraan. Sebaiknya Anda menyajikan informasi itu
dengan judul-judul yang tepat dan dapat dipahami dengan jelas dalam
format yang didasarkan pada format penyelenggaraan pendidikan secara
aktual. Hal ini akan memungkinkan Anda membanding-bandingkan biaya
pelayanan pendidikan yang diberikan sekolah.

Fleksibilitas dan Kebebasan yang Bertanggung Jawab

Dalam mengelola dana sekolah, Anda perlu memiliki kebebasan dan


fleksibilitas yang cukup agar Anda dapat mempertimbangkan beberapa
pilihan. Hal ini juga mengharuskan Anda benar-benar seksama agar dapat
menggunakan kebebasan dan keluwesan itu secara bertanggung jawab.

Pengalihan Pengeluaran

Sekolah yang memiliki sistem manajemen keuangan yang tertata dengan baik
dapat melakukan berbagai cara pengalihan pengeluaran. Dengan sistem ini,
sebagai kepala sekolah Anda selalu dapat melakukan pengalihan pengeluaran
dari satu mata anggaran ke mata anggaran lain selama hal itu memang perlu
dilakukan. Ini tentu saja setelah mendapatkan persetujuan dari pihak yang
berwenang.

Kebebasan Melakukan Pembelian

Penting artinya agar Anda memiliki kebebasan dalam melakukan pembelian.


Kurangnya kebebasan ini membatasi sekolah sebagai konsumen dan
memperlambat proses pembelian yang harus dilakukan.

Kebijakan Keuangan

Sekolah seharusnya memiliki kebijakan keuangan yang berfungsi sebagai


pedoman bagi administrator dan manajer keuangan. Kebijakan ini akan
membantu pengendalian keuangan dan mengatur proses penerimaan,
penyimpanan, pengambilan, dan pemakaian dana. Namun, kebijakan ini
tidak boleh bertentangan dengan kebijakan pemerintah/yayasan dalam
pengelolaan keuangan sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 322


MANAJ EMEN KEUANGAN

Pengaloksasian Dana yang Baik

Untuk dapat mengelola keuangan sekolah, Anda haruslah memahami


kebutuhan bagian-bagian sekolah Anda. Ini akan memudahkan Anda dalam
mengalokasikan dana sekolah. Itu sebabnya, para guru dan pihak
berkepentingan lainnya sangat penting untuk dilibatkan dalam proses ini.
Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan kewenangan dan peraturan yang
harus dipedomani untuk dapat mengelola dana sekolah secara efektif.

ANGGARAN PENDIDIKAN

Anggaran pendidikan adalah jumlah dana yang dialokasikan untuk


menyelenggarakan pendidikan. Bagi sekolah-sekolah negeri, pemerintah
(pusat dan daerah) adalah pihak yang berwenang atas penggunaan anggaran
sebagaimana yang ditetapkan oleh undang-undang. Pada tingkat nasional,
Depdiknas adalah pihak yang berwenang menetapkan jumlah anggaran,
sumber dana, dan tujuan penggunaannya.

Pada tingkat daerah, pemerintah daerah (pemda) melalui dinas pendidikan


akan merencanakan dan memantau penggunaan anggaran di sekolah dalam
yurisdiksi masing-masing. Dalam kasus-kasus tertentu, ada juga pemda yang
menentukan anggaran sekolah di daerahnya dan tujuan penggunaan dana itu.
Di tingkat sekolah, kepala sekolah secara operasional menentukan apa saja
yang akan dilakukan dengan anggaran yang tersedia.

Hibah Untuk Pendidikan

Hibah adalah dana yang diberikan pemerintah, organisasi non-pemerintah,


atau perseorangan kepada sekolah. Pedoman manajemen hibah biasanya
termuat dalam peraturan yang mengatur penyelenggaraan sekolah. Hibah
dikelola dan dikendalikan sama halnya seperti anggaran sekolah, kecuali
bahwa penggunaannya harus sesuai dengan tujuan penghibahan. Sebagian
hibah memiliki tujuan penggunaan yang spesifik, misalnya untuk
membangun tambahan lokal, atau diberikan dengan keluwesan penggunaan.
Dana Masyarakat
Dana dari orang tua peserta didik bukan anggaran pendidikan yang
ditetapkan pemerintah. Ini adalah dana yang disumbangkan secara sukarela
oleh orang tua peserta didik sebagaimana yang telah diputuskan dalam rapat
komite sekolah. Dana ini digunakan untuk tujuan yang telah disepakati oleh
komite sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 323


MANAJ EMEN KEUANGAN

Karena Anda adalah administrator harian di sekolah Anda, tanggung untuk


menerima dan menyimpan dana itu terletak pada pundak Anda, dan Anda
bertanggung gugat kepada pihak yang berwenang. Anda bertanggung jawab
bahwa dana sekolah digunakan sesuai dengan peruntukannya dan semata-
mata bagi kepentingan pembelajaran yang efektif di sekolah.

Dana Lainnya

Semua dana yang diperoleh dari sumber lain dikendalikan oleh sekolah
bersama-sama dengan komite sekolah. Tujuan penggunaan dana tersebut
haruslah ditetapkan bersama komite sekolah. Kepala sekolah sebagai
manajer sekolah pada ahirnya harus mempertanggungjawabkan efektivitas
penggunaan dana tersebut.

PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN


DANA SEKOLAH

Jelaslah bahwa dana yang yang diperoleh sekolah harus sesuai dengan
prosedur dan dijaga kemanannya. Dana yang diperoleh haruslah tercatat
dengan rapi dalam pembukuan. Di kebanyakan sekolah, dana yang diperoleh
sekolah dapat berupa tunai atau dapat juga berupa cek. Apapun bentuknya,
dana yang Anda terima itu haruslah dicatat dan disimpan dengan rapi.

Kuitansi tanda terima yang Anda gunakan boleh jadi berupa buku kuitansi
biasa atau dapat Anda rancang sendiri dengan logo sekolah Anda pada
kuitansi itu. Yang penting adalah bahwa Anda harus segera membuat tanda
terima itu setiap kali Anda menerima dana bagi sekolah Anda.

Kuitansi tanda terima Anda gunakan di sekolah untuk (1) menunjukkan


bahwa sekolah Anda telah menerima dana dalam jumlah dan dari sumber
tertentu serta (2) menyediakan informasi yang akan dicakupkan dalam
pembukuan sekolah. Kuitansi memuat informasi dasar yang berikut.

• Nama orang atau lembaga yang memberikan/membayar sejumlah dana.


• Nama orang yang menerima dana itu.
• Tanggal dana itu diterima.
• Tujuan pemberian dana
• Jenis dana (tunai, cek, dan sebagainya).

Kepala sekolah sebaiknya menyimpan dana sekolahnya di bank yang


sewaktu-waktu dapat ditarik kembali sesuai dengan keperluan. Sekolah bisa
saja memiliki lebih dari satu nomor rekening di bank sesuai dengan

MANAJ EMEN SEKOL AH 324


MANAJ EMEN KEUANGAN

keperluan. Ada baiknya juga untuk menyimpan dana dalam bentuk tertentu
yang memungkinkan tambahan dana dari bunga yang diperoleh.

RINGKASAN

1. Kerangka dasar manajemen keuangan sekolah meliputi penyimpanan


informasi keuangan yang akurat, fleksibilitas dan kebebasan yang
bertanggung jawab, pengalihan pengeluaran, kebebasan melakukan
pembelian, kebijakan keuangan, dan pengalokasian dana yang baik.
2. Anggaran pendidikan adalah jumlah dana yang dialokasikan untuk
menyelenggarakan pendidikan. Bagi sekolah-sekolah negeri, pemerintah
(pusat dan daerah) adalah pihak yang berwenang atas penggunaan
anggaran sebagaimana yang ditetapkan oleh undang-undang.
3. Dana yang yang diperoleh sekolah harus sesuai dengan prosedur dan
dijaga keamanannya. Dana yang diperoleh haruslah tercatat dengan rapi
dalam pembukuan. Di kebanyakan sekolah, dana yang diperoleh sekolah
dapat berupa tunai atau dapat juga berupa cek. Apapun bentuknya, dana
yang Anda terima itu haruslah dicatat dan disimpan dengan rapi.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan secara ringkas kerangka dasar manajemen keuangan di sekolah


Anda.
2. Jika di sekolah Anda belum ada pedoman penggunaan anggaran, tugas
Anda adalah memastikan bahwa pedoman itu tersedia dengan
menyusunnya bersama mitra kerja Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 325


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

PEMANTAUAN
EFEKTIVITAS SEKOLAH

Pengantar 328
Alasan Melakukan Evaluasi 330
Indikator dan Karakteristik Efektivitas Sekolah 337
Teknik Evaluasi 348
Perencanaan Program Evaluasi 357
Penggunaan Hasil Evaluasi 367

MANAJ EMEN SEKOL AH 326


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Pengantar
Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan No 4, UU No 20/2003

Jika Anda ingin agar sekolah Anda efektif, maka Anda perlu benar
memahami arti istilah efektif, cara menentukan tingkat efektivitas, dan
selanjutnya mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan peningkatan.
Suatu sekolah mungkin saja beroperasi secara efektif dalam bidang tertentu,
tetapi kurang berhasil di bidang lainnya. Bagaimana cara kita menentukan
hal itu dan bagaimana pula cara kita merencanakan peningkatan kinerja
sekolah? Jawabannya sederhana, kita menentukan tingkat efektivitas sekolah
dengan melakukan evaluasi dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk
meningkatkan kinerja sekolah. Dalam praktik, pelaksanaannya tidak
sesederhana yang kita bayangkan. Para kepala sekolah perlu memahami
seluk beluk evaluasi dan melakukan peningkatan kinerja sekolah berbasis
evaluasi.

Para pengawas sebagai auditor pendidikan merupakan pihak yang juga turut
memainkan peran penting dalam menentukan kualitas sekolah. Dewasa ini
di setiap provinsi kita memiliki lembaga yang tugas utamanya adalah
penjaminan mutu pendidikan. Dalam kenyataan, sebenarnya sekolah yang
harus dapat mengevaluasi kinerjanya sendiri tanpa harus menunggu pihak
luar untuk memberikan saran peningkatan. Tujuan bagian ini adalah
menjelaskan cara melakukan peningkatan kinerja sekolah berbasis evaluasi.

Setelah mempelajari bagian ini, Anda akan dapat:


• menjelaskan konsep dan karakteristik utama sekolah yang efektif
• mengidentifikasi indikator kinerja dan menjelaskan kelebihan dan
kelemahannya
• menguraikan alasan perlunya evaluasi dan tempatnya dalam praktik
manajemen sekolah yang baik
• menerapkan teknik-teknik evaluasi secara sistematis
• merencanakan program evaluasi yang bertujuan meningkatkan kinerja
• menunjukkan cara menganalisis dan menggunakan hasil evaluasi sebagai
masukan dalam proses pengambilan keputusan

MANAJ EMEN SEKOL AH 327


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

CAKUPAN BAGIAN INI

Bagian ini terdiri atas lima unit, yaitu indikator dan karakteristik efektivitas
sekolah, alasan melakukan evaluasi, teknik-teknik evaluasi, merencanakan
program evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.

Alasan melakukan evaluasi

Dalam unit ini akan dibahas alasan untuk mengevaluasi efektivitas sekolah
sebagai bagian dari proses akuntabilitas kepada masyarakat dan pemerintah.

Indikator dan karakteristik efektivitas sekolah

Dalam unit ini akan dibahas sejumlah konsep yang berkaitan dengan
efektivitas sekolah dan beberapa karakteristik untuk mengetahui kadar
efektivitas sekolah Anda.

Teknik evaluasi

Dalam unit ini akan dijelaskan teknik-teknik evaluasi yang dapat Anda
gunakan dengan staf untuk memantau dan menganalisis kinerja berbagai
aspek yang berbeda dari kehidupan sekolah, yang juga dapat digunakan oleh
pihak luar, seperti pengawas.

Perencanaan program evaluasi

Dalam unit ini Anda akan mempelajari bahwa swa-evaluasi (self-evaluation)


dapat dikembangkan sebagai bagian normal perencanaan dan proses
manajemen yang Anda lakukan dan bersama staf.

Penggunaan Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi harus digunakan untuk mengembangkan aspek-aspek


pekerjaan sekolah. Dalam unit terakhir ini Anda akan menentukan kondisi
penggunaan hasil evaluasi untuk mengembangkan sekolah Anda lebih lanjut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 328


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Alasan Melakukan Evaluasi


Kita tidak dapat memecahkan suatu masalah dengan tingkat pemikiran yang sama
ketika kita menimbulkan masalah itu
Albert Einstein

PENGANTAR

Dalam unit ini akan dibahas pentingnya evaluasi sebagai sarana dalam
memantau efektivitas sekolah. Banyak kepala sekolah tidak menggunakan
evaluasi sebagaimana yang seharusnya mereka lakukan. Mereka hanya
menguji peserta didik demi tujuan ujian tetapi menafikan, misalnya, laporan
pengawas sekolah. Mereka memandang ujian sebagai evaluasi dan
mempertimbangkan hasil ujian sebagai akhir dari suatu proses.

Evaluasi adalah upaya meninjau ulang seluruh proses sekolah untuk


mengetahui mengapa hal-hal tertentu terjadi. Hasil evaluasi merupakan
balikan sebagai masukan guna menentukan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kinerja. Evaluasi merupakan bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Kepala sekolah perlu menyadari bahwa mereka tidak hanya bertanggung
gugat kepada pemerintah, tetapi juga kepada peserta didik, orang tua, serta
masyarakat yang dilayani sekolah.

AKUNTABILITAS

Pendidikan pada dasanya adalah upaya untuk menghasilkan manusia cerdas


dan beradab yang dapat menghargai maslahat pendidikan dan berkontribusi
bagi pengembangan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan; apakah itu
politik, moral, sosial-budaya, ekonomi, atau teknologi. Semua negara
umumnya memandang pendidikan sebagai investasi penting sehingga
mengalokasikan jumlah dana yang besar setiap tahun untuk menyediakan
pendidikan yang bermutu di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pemerintah mengeluarkan dana untuk membangun dan memelihara sekolah,
membayar gaji guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta menyediakan
sarana pendidikan. Oleh sebab itu, pemerintah sangat ingin memastikan

MANAJ EMEN SEKOL AH 329


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

bahwa dana yang disediakan untuk pendidikan telah digunakan secara


bertanggung jawab.

Pemerintah juga perlu mengetahui bahwa tujuan pendidikan sedang


diupayakan tercapai. Melalui evaluasi terus-menerus, pemerintah perlu
mengetahui bidang-bidang yang tidak berkinerja dengan baik agar tujuan
pendidikan dapat dicapai. Selain itu, karena peserta didik sekolah berasal dari
masyarakat, maka sekolah juga bertanggung gugat kepada masyarakat dalam
banyak hal, seperti jenis kurikulum yang dipakai, kualitas hasil ujian, serta
keamanan dan kenyamanan anak-anak mereka di sekolah.

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI


SEKOLAH YANG EFEKTIF

Dalam unit sebelumnya telah diidentifikasi pemantauan dan evaluasi sebagai


fungsi manajemen sekolah yang penting, yang diperlukan untuk memastikan
sekolah terselenggara secara produktif. Bagian ini mengingatkan kembali hal-
hal mengenai sekolah yang efektif dalam unit tersebut dan mengenalkan
berbagai isu lain berkaitan dengan manajemen dan administrasi yang efisien.
Pada waktu Anda menelusuri bagian ini, periksa apakah dapat Anda gunakan
untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkontribusi bagi manajemen yang
produktif.

Organisasi Sekolah

Sekolah diadakan untuk menyediakan pendidikan yang bermutu bagi peserta


didik. Sekolah yang dapat menyelenggarakan dengan baik pendidikan yang
bermutu itu memberikan nilai tambah bagi dana yang dialokasikan untuk
keperluan itu. Agar hal itu terjadi, sekolah perlu direncanakan dengan baik
agar pembelajaran berlangsung dalam suasana yang kondusif. Diperlukan
pendekatan manajemen yang proaktif di mana fungsi perencanaan
dilaksanakan dengan baik. Selain itu, sekolah yang produktif harus memiliki
saluran komunikasi yang baik agar terselenggara administrasi yang efektif.

Struktur organisasi sekolah dapat menunjukkan hierarki kewenangan yang


jelas dan harus dipertahankan untuk menegakkan disiplin. Sekolah tanpa
disiplin tidak mungkin efisien atau efektif. Setiap bagian dalam struktur
organisasi sekolah memiliki tugas masing-masing dan kegagalan salah
seorang petugas kemungkinan besar akan memengaruhi efektivitas
administrasi sekolah. Itu sebabnya fungsi koordinasi harus dapat terlaksana
dengan baik sehingga dapat memadukan semua aktivitas sekolah ke arah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 330


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Kurikulum Sekolah

Kepala sekolah perlu memastikan bahwa ia memiliki kalender pendidikan


sekolah yang didasarkan atas kalender pendidikan dari pemerintah. Kepala
sekolah berusaha memastikan bahwa semua kegiatan sekolah sesuai dengan
kalender yang ditetapkan. Ia harus memastikan bahwa buku pelajaran, alat
tulis kantor, furnitur, peralatan permainan, dan buku perpustakaan telah siap
sebelum pelajaran dimulai lagi. Silabus untuk semua kelas harus tersedia dan,
dengan bantuan wakil kepala sekolah, para guru akan dibantu untuk
menyiapkan skema pekerjaan mereka.

Kepala sekolah dan wakilnya perlu memastikan bahwa rencana pelajaran


telah disusun dan guru memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan rencana
itu. Penugasan, ulangan, dan ujian peserta didik diperiksa dan dicatat segera
dan perbaikan dilakukan jika diperlukan. Para guru harus memperbaiknya
bersama peserta didik agar mereka dapat memahami kesalahan yang dibuat.
Hal ini akan membantu meningkatkan efektivitas pengajaran. Dalam kaitan
ini, perlu juga dipertimbangkan agar peserta didik adakalanya saling
memeriksa pekerjaan temannya.

Komite Sekolah

Kepala sekolah perlu memastikan agar komite sekolah mengadakan rapat


setidaknya sekali setiap semester. Penting sekali agar terbina hubungan yang
baik antara orang tua peserta didik dan guru. Hal ini sangat penting karena
jika komunikasi dengan orang tua terbina dengan baik, mereka dapat
membantu mengatasi berbagai masalah sekolah. Dalam praktik, komite
sekolah di Indonesia belum banyak diikutsertakan untuk membantu
menajamen sekolah, yang tidak hanya menyangkut aspek keuangan. Boleh
dikatakan kebanyakan komite sekolah saat ini baru berperan sebagai
pajangan dan belum berfungsi dengan baik. Sekolah Anda harus berusaha
agar fungsi komite sekolah terselenggara dengan baik dan keberadaannya
benar-benar bermanfaat bagi sekolah, bukan justru menjadi beban.

Rapat Staf

Rapat staf (semua guru dan pegawai bukan guru, jurusan, atau panitia
khusus) perlu diadakan secara reguler untuk meninjau kembali
penyelenggaraan sekolah. Kepala sekolah perlu menerapkan pendekatan
partisipatif dengan menyimak para guru dan staf dan berusaha keras
memahami kerisauan pribadi dan profesional mereka. Oleh sebab itu, rapat
harus direncanakan dengan sebaik-baiknya agar mencapai hasil yang optimal.

MANAJ EMEN SEKOL AH 331


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Dokumen Sekolah

Kepala sekolah perlu memastikan bahwa dokumen yang lengkap dan akurat,
yang mencakup dokumen peserta didik dan pegawai, buku inventaris
sekolah, dokumen keuangan, dan dokumen lainnya yang memberikan
gambaran menyeluruh tentang kehidupan sekolah dipelihara dengan baik.
Kepala sekolah juga perlu memiliki dokumen yang merinci waktu dan
pergerakan agar kemangkiran dan pergerakan staf dan sumber daya sekolah
yang tidak reguler dapat diperiksa.

Akun Sekolah

Kepala sekolah perlu memiliki akun penerimaan dan pengeluaran dana.


Kuitansi dan tanda terima harus menyertai setiap pengeluaran dana sekolah.
Hal-hal ini sangat diperlukan ketika diadakan audit akun sekolah serta
mewujudkan prinsip-prinsip serta praktik akuntabilitas dan evaluasi di
sekolah. Staf perakunan (akunting) pemerintah daerah atau yayasan sekolah
akan memeriksa buku akun sekolah untuk memastikan bahwa dana yang
dialokasikan ke sekolah digunakan dengan baik.

Dokumen Pemeriksaan

Kepala sekolah harus menyimpan dokumen semua laporan pemeriksaan dan


membahas hal ini dengan staf agar rekomendasi berkenaan dengan cara
perbaikan dan pengembangan sistem dapat dilaksanakan. Hal yang penting
di sini adalah bahwa dokumen pemeriksaan, berikut data dari berbagai
dokumen sekolah, perlu menyediakan informasi bagi kepala sekolah yang
akan digunakannya untuk melakukan perubahan di sekolah. Jika ini
dilakukan, maka evaluasi dan pemantauan menjadi sarana utama bagi
manajemen yang efektif.

FUNGSI-FUNGSI EVALUASI

Melalui evaluasi kita ingin mengetahui sejauhmana tujuan pendidikan telah


dicapai. Evaluasi memungkinkan kita meninjau ulang kemajuan pendidikan
dan melakukan ikhtiar baru untuk mengembangkannya. Anda tidak boleh
menafikan hasil evaluasi dengan membiarkannya begitu saja sampai
dilakukan lagi evaluasi berikutnya. Harus ada tindak lanjut yang dilakukan
sebagai wujud dari tanggung jawab Anda dalam mengelola sekolah. Hasil
evaluasi adalah balikan yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan
kinerja sekolah. Empat fungsi utama evaluasi adalah diagnosis, prediksi,
seleksi, dan pemeringkatan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 332


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Diagnosis

Anda dapat menggunakan evaluasi untuk menemukan kelemahan peserta


didik Anda berkenaan dengan apa yang tidak dapat mereka lakukan. Ujian
diagnostik akan memungkinkan Anda untuk memutuskan apakah peserta
didik Anda memerlukan pelajaran tambahan atau tidak. Praujian yang
diberikan pada awal pelajaran merupakan cara yang baik untuk menentukan
apa saja yang telah diketahui peserta didik dan apa yang belum mereka
ketahui. Misalnya, pada awal pelajaran bahasa Inggris, Anda dapat
menanyakan arti beberapa kata untuk mengetahui apakah mereka telah
mengetahui kata-kata itu. Selanjutnya Anda mungkin harus menjelaskan arti
kata-kata itu. Ini merupakan contoh evaluasi diagnostik, yang
memungkinkan Anda mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik, yang
selanjutnya Anda gunakan untuk menyesuaikan rencana pembelajaran Anda.

Prediksi

Adakalanya kita memberikan tes untuk mengidenfikasi bakat dan


kemampuan peserta didik. Jenis tes ini dibuat berbeda-beda agar
kemampuan yang berbeda dapat dilayani. Dari jenis tes ini Anda dapat
memprediksi peserta didik yang berorientasi kreatif, teknis, atau seni
sehingga sebagai guru Anda dapat memberikan latihan-latihan yang akan
membantu mereka mengembangkan minat masing-masing. Anda perlu
mencari sumber yang dapat menyediakan tes seperti ini.

Seleksi

Evaluasi seleksi biasa digunakan untuk mendapatkan masukan sistem yang


diinginkan. Misalnya, dalam penerimaan murid baru. Namun, seleksi ini juga
dilakukan untuk mengetahui apakah diperlukan sumber daya tambahan atau
yang lebih baik – manusia, bahan, dan dana. Misalnya, evaluasi ini digunakan
untuk mengidentifikasi orang yang cocok untuk mata pelajaran, pekerjaan,
jabatan, dan sebagainya.

Pemeringkatan

Evaluasi yang dilakukan untuk memeringkat peserta didik atas dasar prestasi
belajarnya merupakan hal yang biasa dilakukan di sekolah. Pemeringkatan
antarsekolah atas dasar hasil ujian dan kriteria prestasi lainnya menyediakan
ukuran yang dapat digunakan orang tua peserta didik ketika akan memilih
sekolah bagi anak mereka. Ini juga dapat digunakan oleh pihak yang
berwenang untuk memetakan “mutu” pendidikan sebagai masukan bagi
perumusan kebijakan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 333


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

EVALUASI DAN PENETAPAN TARGET

Dalam penyusunan target, Anda perlu memiliki sasaran spesifik yang ingin
Anda capai. Selain itu, Anda juga perlu memiliki rencana untuk mencapai
sasaran itu dan prosedur evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaiannya.

Misalnya, Anda mungkin memiliki banyak guru yang tidak memenuhi


kualifikasi di sekolah Anda. Anda tahu bahwa hal ini dapat menimbulkan
dampak negatif atas mutu pendidikan. Anda kemudian memutuskan bahwa
Anda perlu meningkatkan kualifikasi mereka melalui cara-cara tertentu,
misalnya program pelatihan peningkatan kemampuan. Anda akan perlu
menetapkan batas waktu program ini dan juga memutuskan metode
peningkatan yang hasilnya segera dapat dirasakan kegunaannya. Setelah itu
Anda perlu merencanakan pendekatan Anda. Karena para guru itu sedang
melaksanakan pekerjaannya, maka program peningkatan kualitas mereka
haruslah pelatihan dalam jabatan agar tidak sangat mengganggu proses
pembelajaran. Anda selanjutnya perlu memutuskan berapa orang yang akan
mengikuti program lapis yang diadakan pada waktu liburan dan berapa
banyak yang akan mengikuti progam belajar jarak jauh, seperti yang
dilakukan melalui Universitas Terbuka. Langkah terakhir dalam proses ini
adalah memutuskan kriteria untuk mengevaluasi apakah sasaran telah
tercapai – dan untuk memastikan bahwa hasil evaluasi itu digunakan sebagai
masukan bagi penyusunan rencana pengembangan berikutnya.

RINGKASAN

1. Evaluasi adalah upaya meninjau ulang seluruh proses sekolah untuk


mengetahui mengapa hal-hal tertentu terjadi. Hasil evaluasi merupakan
balikan sebagai masukan guna menentukan apa yang harus dilakukan
untuk meningkatkan kinerja. Evaluasi merupakan bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Kepala sekolah harus bertanggung gugat kepada pemerintah, orang tua,
peserta didik, dan masyarakat. Evaluasi merupakan sarana
pertanggunggugatan sekolah kepada seluruh warga sekolah.
3. Dalam rangka pelaksanaan akuntabilitas itu, kepala sekolah harus dapat
menjamin efektivitas manajemen dan administrasi sekolah yang
mencakup kurikulum, komite, rapat, dokumen, dan akun sekolah.
4. Empat fungsi utama evaluasi adalah diagnosis, prediksi, seleksi, dan
pemeringkatan. Evaluasi diagnosis untuk menemukan kelemahan peserta
didik. Evaluasi prediksi untuk mengidenfikasi bakat dan kemampuan

MANAJ EMEN SEKOL AH 334


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

peserta didik. Evaluasi seleksi untuk mengetahui apakah diperlukan


masukan dan sumber daya tambahan atau lebih baik. Evaluasi
pemeringkatan untuk memeringkat peserta didik atas dasar prestasi
belajar dan memeringkat prestasi antarsekolah.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian evaluasi.


2. Jelaskan pelaksanaan fungsi evaluasi dalam kaitannya dengan akuntabilitas
kepala sekolah terhadap pemerintah, orang tua, peserta didik, dan
masyarakat.
3. Jelaskan fungsi-fungsi utama evaluasi.
4. Bersama mitra kerja Anda, lakukan evaluasi terhadap salah satu aspek
manajemen sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 335


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Indikator dan Karakteristik


Efektivitas Sekolah
Sekolah harus dapat memberdayakan peserta didik agar berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah
Penjelasan UU No 20/2003

PENGANTAR

Otoritas sekolah dan pendidikan semakin menyadari perlunya untuk efektif.


Hal ini sebagian karena adanya desakan akuntabilitas dari pemerintah pusat,
daerah, lokal, dan orang tua peserta didik. Selain itu, desakan ini juga timbul
karena kondisi perekonomian yang belum benar-benar pulih dari krisis yang
mengakibatkan penyusutan alokasi sumber daya. Namun, sebenarnya yang
lebih penting lagi adalah desakan moral dari dalam diri kepala sekolah untuk
mengaktualisasikan dirinya melakukan yang terbaik bagi peserta didik

Tanpa adanya kesadaran untuk terus mengembangkan efektivitas sekolah,


proses pembelajaran di lembaga formal menata masa depan itu akan berjalan
di tempat, atau lebih buruk lagi mundur ke belakang. Ini tidak boleh terjadi
karena taruhannya sedemikian besar dan sangat penting. Sekolah tidak boleh
menjadi sekadar tempat bagi peserta didik untuk meliwatkan usia begitu saja
dengan menafikan tugas-tugas perkembangan yang seharusnya mereka jalani
dengan berhasil dalam hubungannya dengan perkembangan intelektual,
spiritual, emosional, sosial, dan kinestetik.

Kepala sekolah harus benar-benar menyadari bahwa kehadiran mereka di


sekolah bukan sekadar bermakna formalitas keorganisasian. Namun,
merupakan figur yang akan sangat memengaruhi baik buruknya interaksi
semua komponen dalam sistem pembelajaran di sekolahnya. Mereka harus
mampu mendorong semua pihak yang berkepentingan untuk meningkatkan
efektivitas sekolah sebagai bagian dari upaya menata masa depan yang lebih
baik. Dalam unit ini, Anda akan berfokus pada konsep dan karakteristik
efektivitas pembelajaran dan mempertimbangkan peran Anda dalam proses
pemantauan efektivitas sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 336


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

TERMINOLOGI

Untuk menghindari ketidakjelasan pemahaman, berikut disajikan sejumlah


definisi istilah yang dipakai.

Pemantauan. Proses pengumpulan informasi secara berkala mengenai


kegiatan proyek atau program dalam sistem sekolah untuk mengetahui
tingkat kinerjanya. Pemantauan yang dilakukan secara teratur menyediakan
dasar untuk mengukur dampak masukan.

Efektivitas. Kadar pencapaian tujuan atau sasaran sekolah. Pengertian


efektivitas seperti ini dapat dikaitkan dengan ukuran kualitas, kuantitas,
ekuitas, atau ekualitas penyediaan layanan pendidikan di sekolah.

Efisiensi. Kadar dampak hasil masukan terhadap keluaran yang diharapkan


di sekolah. Meningkatnya efisiensi berarti pencapaian keluaran yang sama
atau lebih baik dengan masukan yang lebih sedikit atau sama.

Akuntabilitas. Proses menjustifikasi kinerja kita kepada orang lain dalam


kaitannya dengan tujuan dan sasaran yang disepakati.

Evaluasi. Proses formal yang dilaksanakan dalam sekolah dan dirancang


untuk tujuan pendidikan tertentu. Evaluasi mencakup kegiatan menghimpun
dan menganalisis informasi serta membuat kesimpulan. Evaluasi dapat
bersifat formatif atau sumatif.

Asesmen. Pengukuran kinerja berdasarkan kriteria tertentu.

EFEKTIVITAS

Dalam pembahasan untuk menentukan pengertian efektivitas, kita


menemukan sejumlah istilah dan konsep yang selalu muncul, termasuk
peningkatan, kualitas, pengembangan, evaluasi, pemantauan, peninjauan
ulang, profesionalisme, kecocokan, akuntabilitas, kinerja, dan sebagainya. Ini
menunjukkan pada kita bahwa konsep efektivitas sangat luas, yang
mencakup tujuan, upaya, dan pencapaian.

Faktor yang penting sangatlah banyak dan rumit. Dengan demikian, kepala
sekolah misalnya mungkin memersepsikan efektivitas sekolahnya dalam
kaitannya dengan prestasi akademik peserta didik dalam ujian nasional.
Orang tua peserta didik memersepsikan efektivitas sekolah dalam kaitannya
dengan perilaku peserta didik yang santun di rumah dan hasil ujian nasional

MANAJ EMEN SEKOL AH 337


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

mereka. Masyarakat boleh jadi memersepsikan efektivitas sekolah dalam


kaitannya dengan perilaku peserta didik yang bermoral. Pemerintah boleh
jadi menggunakan kombinasi sejumlah indikator yang berikut.
Indikator kinerja internal
 Lama waktu belajar
 Tingkat keberhasilan: jumlah lulusan
 Distribusi peserta didik
 Kinerja pengajaran
 Hasil belajar peserta didik

Indikator operasional
 Ukuran kelas
 Rasio guru : peserta didik
 Beban studi peserta didik
 Pemakaian sumber daya
 Penggunaan ruang
 Aset dan perlengkapan

Indikator kinerja eksternal


 Akseptabilitas lulusan
 Destinasi lulusan
 Balikan dari pengusaha/masyarakat
 Penghargaan

Indikator produktivitas guru


 Publikasi
 Kontrak
 Undangan
 Sitasi dan kualifikasi
 Keanggotaan dalam asosiasi profesional

Berikut ini disajikan sejumlah indikator yang dapat menunjukkan pada Anda
bahwa sekolah Anda efektif.
• Kepemimpinan kepala sekolah yang bermakna bagi staf
• Keterlibatan ketua jurusan
• Keterlibatan para guru
• Pelajaran yang terstruktur
• Pengajaran yang secara intelektual menantang
• Lingkungan berorientasi kerja
• Komunikasi maksimum antara guru dan peserta didik

MANAJ EMEN SEKOL AH 338


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

• Pemeliharaan dokumen yang efisien dan akurat


• Keterlibatan orang tua dan masyarakat
• Konsistensi di kalangan guru
• Pembagian kerja guru yang produktif
• Laporan yang baik kepada orang tua
Cara menilai sekolah yang efektif mungkin akan beragam dan indikator yang
Anda pikirkan boleh jadi agak berbeda dari daftar di atas. Namun, kepala
sekolah sering tidak memperhatikan berbagai faktor itu. Oleh sebab itu, akan
ada gunanya bagi Anda untuk mengkaji hal-hal itu secara lebih seksama.
Selain itu, Anda juga perlu merefleksikan lagi efektivitas sekolah Anda.

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Kualitas pembelajaran seharusnya lebih dikedepankan dibandingkan dengan


faktor-faktor efektivitas sekolah lainnya. Ini karena pembelajaran yang
efektif menentukan persepsi semua orang yang berkepentingan dengan
kualitas sekolah Anda. Karena pembelajaran yang efektif dimulai dari ruang
kelas, marilah kita kaji bagaimana peserta didik belajar dengan efektif di
ruang kelas.

Peserta didik akan belajar dengan efektif jika mereka:

• termotivasi
• memahami tujuan dan relevansi pelajaran mereka
• melakukan tugas-tugas dengan tertib
• dapat menggunakan sumber daya yang tersedia serta tahu di mana dan
kapan meminta bantuan
• menunjukkan kepedulian terhadap satu sama lain dan kepada guru
• menunjukkan komitmen untuk belajar lebih keras
• mengalami langsung dan dapat mengamati, mengestimasi, mencatat,
mengukur, mengumpulkan, mengklasifikasi, dan menafsirkan
• merumuskan dan menguji hipotesis
• mendapatkan informasi penting dan dapat mengingatnya dalam konteks
baru
• merencanakan, memilih, dan memikul tanggung jawab pembelajaran
mereka
• memperoleh keterampilan belajar dan menggunakan sumber daya dengan
baik
• memperbaiki dan mempraktikkan untuk meningkatkan prestasi
• menerima balikan atas kemajuan belajar mereka dari guru dan dari peserta
didik lainnya

MANAJ EMEN SEKOL AH 339


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

• menyajikan pekerjaan yang baik agar dapat dilihat dan didengar orang lain
• melaksanakan tugas secara mandiri di rumah dan di sekolah
• bekerja sama dalam kelompok
• membaca, menulis, mendengarkan, dan berdiskusi dalam berbagai hal
• mengalami aspek-aspek kreatif dari subjek individual.

GURU YANG EFEKTIF

Kenyataan membuktikan bahwa pembelajaran yang efektif akan muskil


tanpa adanya guru yang baik. Ini berarti bahwa ada kualitas tertentu dari
seorang guru yang efektif. Anda mungkin akan merasa ada manfaatnya
untuk mempertimbangkan kualitas guru yang berikut ini.
Guru yang efektif adalah guru yang sabar, tegas, antusias, dapat
mengendalikan emosi, toleran, dapat menciptakan situasi bertujuan,
memahami, memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mampu
berkomunikasi secara efektif, benar-benar memperhatikan kepentingan
peserta didik, menghargai kontribusi peserta didik, sehat jasmani dan rohani,
mau memuji, memberdayakan, tulus, dan adil. Semua itu barangkali dapat
dirangkum dalam kata-kata bijak dari William Arthur Ward berikut ini.

Guru yang biasa saja memberitahu, guru yang baik menjelaskan,


guru yang pintar menunjukkan, dan guru yang istimewa mengilhami

Sebelum dapat memfasilitasi pembelajaran secara efektif, seorang guru harus


merencanakan dan mengorganisasikan pengajarannya dengan baik. Berikut
ini adalah pedoman bagi guru yang efektif dalam merencanakan dan
mengorganisasikan pengajarannya.

 Mengutamakan kepentingan peserta didik.


 Memiliki tujuan jelas bagi setiap pelajaran dan program secara
keseluruhan.
 Merencanakan setiap pelajaran dengan baik, mengantisipasi di mana
pertanyaan, penjelasan, dan balikan paling tepat dilakukan.
 Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil dengan
cara yang berbeda.
 Menyediakan sumber daya sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pembelajaran bergerak maju tanpa banyak gangguan.
 Menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan ukuran yang berbeda
dan sesuai dengan keperluan.
 Menyesuaikan metode dan tugas dengan kemampuan peserta didik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 340


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

 Menggunakan ruang yang tersedia sebaik mungkin, termasuk pemakaian


alat peraga.
 Menyusun tugas peserta didik dengan cara bervariasi dan kreatif.
 Mengetahui pendekatan pembelajaran lain yang digunakan rekan kerja.

Informasi tentang gaya pengajaran dan keberhasilannya sangat penting jika


guru ingin meningkatkan proses pembelajaran yang difasilitasinya. Penting
untuk mengamati praktik di ruang kelas serta mengumpulkan dan
melaporkan data secara sistematis tentang kualitas pengajaran.

Agar pemantauan efektif, kepala sekolah perlu melakukan pemeriksaan


proses pembelajaran setiap hari. Penilaian utama tentang efektivitas di sini
dikaitkan dengan kualitas, kuantitas, dan ragam tugas yang dilakukan peserta
didik.

PEMBIMBINGAN DAN PENYULUHAN YANG EFEKTIF

Salah satu aspek dari efektivitas sekolah adalah sejauhmana kepala sekolah
mengenalkan dan mengelola program pembimbingan dan penyuluhan
peserta didik. Ini mencakup upaya memastikan adanya hubungan yang baik
antara guru dan peserta didik, memenuhi kebutuhan peserta didik secara
individual, dan bekerja sama dengan semua guru untuk menciptakan suasana
yang mengedepankan sikap saling asah, asih, dan asuh.

Agar program pembimbingan dan penyuluhan efektif, kepala sekolah perlu


memperhatikan perlunya struktur dan prosedur organisasi sekolah serta
komunikasi yang efektif. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

Struktur dan Prosedur Organisasi yang Efektif

Struktur dan prosedur organisasi sekolah seyogianya dapat menjamin


berlangsungnya upaya pembelajaran peserta didik yang efektif. Hal ini
berbeda-beda yang bergantung pada jenis sekolah. Namun, umumnya dalam
pembimbingan dan penyuluhan yang efektif, persyaratan berikut adalah
penting.
• Informasi yang tepat mengenai peserta didik.
• Kerahasiaan yang patut dijaga di semua waktu.
• Nasihat dan kenyamanan bagi peserta didik dan orang tua pada masa-
masa transisi yang penting.
• Sesi penyuluhan yang sesuai dan teratur dengan peserta didik dan orang
tua.

MANAJ EMEN SEKOL AH 341


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

• Respon segera begitu ada krisis.


• Kontinuitas prosedur pembimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik.
• Bentuk-bentuk dokumen dan pemeliharaan dokumen yang efektif.
• Kebijakan di mana semua guru dan staf administrasi dilibatkan dalam
penyusunan dan peninjauan kembali kebijakan sekolah.

Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang efektif merupakan sarana yang penting bagi kepala sekolah
dalam mengelola sekolah dan untuk memastikan bahwa staf mengetahui
kebutuhan peserta didik pada saat yang tepat. Dalam kaitan ini, berikut ini
disarankan pedoman yang dapat digunakan untuk menjamin
terselenggaranya pembimbingan dan penyuluhan yang efektif.

 Menjelaskan kebijakan sekolah.


 Membagi pekerjaan dan penguraian pekerjaan dan tugas yang relevan.
 Mengaitkan pembimbingan dan penyuluhan dengan sistem akademik agar
tersedia tinjauan menyeluruh atas peserta didik.
 Menyediakan peran yang memuaskan bagi semua staf dalam aktivitas
sekolah.
 Menjamin keluwesan sistem yang memungkinkan para guru untuk
konsisten dalam kepedulian mereka terhadap peserta didik dan bekerja
sama dengan sebaik-baiknya.

Selain itu, perlu dilakukan tinjauan secara teratur atas kemajuan peserta didik
yang bermasalah, wawancara formal, dan diskusi umum tentang isu-isu
penting yang memengaruhi peserta didik. Di beberapa sekolah, para
penyuluh ini mendapat ruang khusus. Akhirnya, penting dipertimbangkan
komunikasi yang efektif dengan orang tua peserta didik. Hal ini dapat
dilakukan melalui rapat komite sekolah atau selama hari kunjungan orang
tua ke sekolah.

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan


kepala sekolah dalam upaya memengaruhi orang lain agar melakukan
tindakan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi tertentu.
Kepala sekolah adalah manajer sekolah dan ia terlibat dalam lima aktivitas
manajemen yang berikut.

Mengambil keputusan: Menghasilkan kesimpulan dan kata putus.

MANAJ EMEN SEKOL AH 342


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Berkomunikasi: Menciptakan kesamaan persepsi.


Memotivasi: Mendorong dan mengilhami orang untuk melakukan tindakan
yang diperlukan.
Menyeleksi pegawai: Memilih orang yang tepat untuk bekerja di sekolah.
Mengembangkan pegawai: Membantu pegawai untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Kepemimpinan yang efektif sangat penting agar kepala sekolah dapat


mencapai hasil. Kekuatan dan kelemahan kepemimpinan kepala sekolah
memengaruhi kinerja sekola secara menyeluruh. Sebagai kepala sekolah,
Anda dapat memiliki pilihan untuk:

• menjelaskan atau mengaburkan tujuan


• mendorong atau menghambat pencapaian kinerja yang optimum
• mendorong atau menghambat penggunaan kemampuan bawahan
• menyediakan atau melemahkan semangat untuk tumbuh dan berkembang
• meningkatkan atau menurunkan kepuasan kerja dan moral pegawai.

Sebagai kepala sekolah, Anda tentu tidak akan menyebabkan bawahan Anda
tersiksa karena perilaku Anda yang tidak kondusif. Berikut ini dikemukakan
beberapa karakteristik yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan
efektivitas kepemimpinan Anda.

Kepala sekolah yang efektif:

• menjadi nilai tambah bagi sekolah


• memotori gerak perubahan
• mendorong staf untuk mandiri
• berusaha keras memenuhi kebutuhan bawahan
• membangun kelompok kerja yang termotivasi dan padu
• menunjukkan perilaku sebagai teladan bagi staf
• ahli sumber daya
• agen perubahan
• penghubung penting antara staf dan peserta didik.

ETOS SEKOLAH

Semua sekolah umumnya memiliki tradisi untuk menjaga efisiensi,


efektivitas, dan kualitas yang tercermin dalam perilaku, pakaian, disiplin
peserta didik, atau moto sekolah. Orang tua peserta didik sering memilih
untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah tertentu karena sekolah ini

MANAJ EMEN SEKOL AH 343


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

memiliki etos yang tercermin dalam sikap guru terhadap peserta didik,
keterampilan guru mengembangkan hubungan dengan peserta didik, dan
bukti umum yang menunjukkan adanya suasana yang kondusif di sekolah
itu.
Berikut ini disajikan faktor-faktor yang berkaitan dengan etos sekolah yang
baik.

• Keadaan peserta didik yang tampak ceria.


• Komitmen dan moral guru yang tinggi.
• Sikap positif guru terhadap peserta didik.
• Kesadaran akan dampak pujian terhadap motivasi.
• Rasa memiliki dan bangga terhadap sekolah.
• Pengharapan yang cukup tinggi akan kemajuan akademik dan perilaku.
• Kualitas pembelajaran.
• Cara manajemen mendukung staf.
• Peluang bagi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam
pembelajaran mereka sendiri.
• Ragam dan kualitas aktivitas ko-kurikulum dan peluang untuk memikul
tanggung jawab.
• Keseimbangan antara kerja sama dan kompetisi.
• Kepedulian akan perlunya hubungan baik dengan orang tua dan
masyarakat yang lebih luas.
• Konsensus staf atas visi, misi, nilai-nilai, dan tujuan sekolah.
• Kesenangan yang diperoleh dalam pembelajaran.
• Rasa memiliki.
• Keramahtamahan.
• Manajemen kelas yang tegas tetapi adil.
• Kepedulian pada keamanan, kebersihan, kerapian, dan keindahan sekolah.
• Dukungan dari pemerintah.
• Kebijakan sekolah yang baik yang berkaitan dengan bidang-bidang seperti
kurikulum, gaya mengajar, asesmen, pembimbingan dan penyuluhan,
kepedulian terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
disiplin, manajemen sumber daya, manajamen struktur dan prosedur,
pekerjaan rumah, dan pengembangan staf.

Pemeriksaan kebijakan sekolah dalam setiap bidang di atas akan banyak


memberitahu kita tentang etos yang berlaku di sekolah. Meskipun terdapat
kebijakan dasar yang umum di sekolah, yang bervariasi dari sekolah ke
sekolah, tetapi perbedaan juga terdapat dalam sifat kebijakan itu sendiri.
Sebagian kebijakan didokumentasikan, sedangkan yang lain adalah tradisi
dan bagian dari etos sekolah. Namun, memiliki kebijakan adalah satu hal dan

MANAJ EMEN SEKOL AH 344


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

menjamin bahwa kebijakan itu dilaksanakan adalah hal lain. Di sinilah sangat
penting artinya peranan kepala sekolah.

Pemantauan dan evaluasi merupakan hal yang sangat penting bagi sistem
sekolah yang efektif. Cara yang Anda lakukan untuk memantau pelaksanaan
kebijakan sekolah tentu saja akan berbeda-beda, yang bergantung pada sifat
kebijakan itu. Dalam hal ini banyak pihak dan unsur yang terlibat, utamanya
semua staf pada tingkat yang berbeda. Singkatnya dapat disimpulkan bahwa:

 setiap sekolah memiliki kebijakan dan praktik yang perlu dipantau dan
dievaluasi dalam semua aspek kehidupan sekolah
 setiap orang perlu memantau dan mengevaluasi praktik masing-masing,
yang sedapat mungkin dilakukan dengan memperhitungkan peserta didik
mereka.
 Setiap orang harus dapat berkomunikasi dengan baik agar balikan dapat
menjadi masukan perbaikan kinerja.

Pemantauan, evaluasi, dan peninjauan ulang adalah kegiatan yang dilakukan


setiap sekolah. Setiap orang terlibat dalam proses ini dan harus berusaha
meningkatkan efektivitas sekolah untuk kemanfaatan semua pihak (staf,
orang tua, masyarakat, dan sebagainya).

RINGKASAN

1. Indikator yang dapat menunjukkan bahwa sekolah Anda efektif antara


lain kepemimpinan kepala sekolah yang bermakna, keterlibatan para guru,
pengajaran yang secara intelektual menantang, lingkungan berorientasi
kerja, komunikasi maksimum antara guru dan peserta didik, keterlibatan
orang tua dan masyarakat, dan pembagian kerja guru yang produktif.
2. Peserta didik akan belajar dengan efektif jika mereka antara lain
termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran, peduli
terhadap sesama teman dan guru, memperoleh keterampilan belajar dan
menggunakan sumber daya dengan baik, menerima balikan atas kemajuan
belajar mereka dari guru dan dari peserta didik lainnya, dan mengalami
aspek-aspek kreatif dari subjek individual.
3. Guru yang efektif adalah guru yang sabar, tegas, antusias, dapat
mengendalikan emosi, toleran, dapat menciptakan situasi bertujuan,
memahami, memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mampu
berkomunikasi secara efektif, benar-benar memperhatikan kepentingan
peserta didik, menghargai kontribusi peserta didik, sehat jasmani dan
rohani, mau memuji, memberdayakan, tulus, dan adil.

MANAJ EMEN SEKOL AH 345


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

4. Kepala sekolah mengenalkan dan mengelola program pembimbingan dan


penyuluhan peserta didik dengan memastikan adanya hubungan yang baik
antara guru dan peserta didik, memenuhi kebutuhan peserta didik secara
individual, dan bekerja sama dengan semua guru untuk menciptakan
suasana yang mengedepankan sikap saling asah, asih, dan asuh.
5. Kepala sekolah yang efektif adalah orang yang menjadi nilai tambah bagi
sekolah, memotori gerak perubahan, mendorong staf untuk mandiri,
berusaha keras memenuhi kebutuhan bawahan, membangun kelompok
kerja yang termotivasi dan padu, menunjukkan perilaku sebagai teladan
bagi staf, dan ahli sumber daya.
6. Orang tua peserta didik sering memilih untuk menyekolahkan anak
mereka di sekolah tertentu karena sekolah ini memiliki etos yang
tercermin dalam sikap guru terhadap peserta didik, keterampilan guru
mengembangkan hubungan dengan peserta didik, dan bukti umum yang
menunjukkan adanya suasana yang kondusif di sekolah itu.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pengertian efektivitas dan indikator sekolah yang efektif.


2. Jelaskan indikator pembelajaran yang efektif.
3. Jelaskan indikator guru yang efektif.
4. Jelaskan program pembimbingan dan penyuluhan yang efektif.
5. Jelaskan indikator kepala sekolah yang efektif.
6. Jelaskan pengertian etos sekolah dan jelaskan pula cerminan dari etos
sekolah.
7. Bersama mitra kerja anda, lakukan survey sederhana mengenai efektivitas
sekolah Anda.

MANAJ EMEN SEKOL AH 346


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Teknik Evaluasi
Mereka yang buta aksara di abad 21 bukanlah orang-orang yang tidak bisa
membaca atau menulis, tetapi mereka yang tidak dapat belajar,
menanggalkan pelajaran usang, dan belajar kembali
Alvin Toffler

PENGANTAR

Dalam unit sebelumnya kita telah mengetahui bahwa evaluasi mencakup


kegiatan menghimpun informasi secara berkala tentang program yang
berjalan di sekolah dan kemudian menganalisis informasi itu. Jika kepala
sekolah memahami teknik-teknik evaluasi dan mempraktikkannya dengan
baik dapat diharapkan bahwa hasil evaluasi akan menghasilkan balikan yang
bermanfaat bagi peningkatan kinerja sekolah. Dalam unit ini, akan dibahas
beberapa teknik evaluasi yang yang dapat digunakan kepala sekolah dalam
menilai kinerja berbagai komponen di sekolah.

Pengumpulan data dapat dalam bentuk obeservasi umum terhadap peserta


didik, mencari gagasan dalam kelompok-kelompok diskusi, evaluasi rekan
kerja, wawancara, dan seterusnya. Unit ini membahas semua teknik itu dan
juga mempertimbangkan peranan lembaga eksternal seperti LPMP atau unit
pengawasan pendidikan di pemerintah daerah dalam evaluasi sekolah.

TEKNIK-TEKNIK EVALUASI

Evaluasi pada dasarnya dapat juga dipahami sebagai upaya memutuskan


tingkat kinerja dikaitkan dengan seperangkat tujuan. Hasil evaluasi
seyogianya dapat menunjukkan seberapa baik kita telah mencapai tujuan
yang ditetapkan. Itu sebabnya evaluasi harus direncanakan dengan sebaik-
baiknya. Untuk dapat melakukan itu, Anda harus mengidentifikasi bidang-
bidang kegiatan yang akan Anda evaluasi dan menghimpun informasi
mengenai kegiatan itu dengan teknik yang sesuai. Berdasarkan informasi
yang telah Anda himpun itu, Anda kemudian dapat menilai kualitas kegiatan
itu atau situasi tertentu dalam kaitannya dengan kriteria yang ditetapkan dan
menindaklanjuti balikan yang Anda peroleh dari kegiatan evaluasi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 347


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasa digunakan untuk menghimpun


informasi untuk evaluasi.
Kuesioner atau Daftar Periksa
Ini dapat digunakan kepala sekolah untuk memperoleh penilaian berbagai
aspek kehidupan sekolah dari peserta didik atau guru. Misalnya, standar
pelayanan kantin di sekolah, standar kerja guru-guru tertentu, keberhasilan
beberapa inovasi yang diterapkan di sekolah. Sangat penting untuk tidak
berusaha mengevaluasi terlalu banyak dalam waktu yang bersamaan;
sebaliknya berfokus pada topik-topik yang relatif jelas dan dapat dikelola.
Observasi Kelas
Ini adalah teknik untuk mengevaluasi efektivitas guru dan proses
pembelajaran secara menyeluruh dalam kaitannya dengan fasilitas fisik,
misalnya papan tulis, penataan ruang kelas, ventilasi, pengatur suhu udara,
dan sebagainya. Kita juga dapat menggunakan teknik ini untuk memeriksa
pengendalian alat tulis/buku pelajaran dan kelas guru.
Pelaporan Sistematik
Teknik ini merupakan laporan tertulis harian atau mingguan yang ditulis
peserta didik atau guru. Laporan ini memuat hal-hal seperti peserta didik
yang sering terlambat atau absen; insiden berbagai tindakan tidak disiplin di
sekolah; atau kualitas program ko-kurikulum.
Wawancara
Ini adalah teknik di mana data dan informasi dikumpulkan dari peserta didik
dan staf melalui wawancara langsung yang berfokus pada isu-isu spesifik.
Evaluasi Sejawat
Evaluasi sering dilakukan oleh seseorang yang lebih senior kepada rekannya
yang junior. Evaluasi sejawat melibatkan rekan kerja (kepala sekolah, guru,
atau bahkan peserta didik) dengan menggunakan teknik di atas untuk
membantu satu sama lain.

Kelompok Diskusi

Teknik ini mempertimbangkan pandangan kelompok-kelompok yang


berbeda, seperti guru dari berbagai jurusan, pengawas internal sekolah,
berbagai klub dan perhimpunan, untuk mengevaluasi aspek-aspek yang
berbeda dari kehidupan sekolah. Dalam dunia bisnis kelompok-kelompok
itu sering digunakan dan dapat diacu sebagai gugus kualitas, karena tujuan

MANAJ EMEN SEKOL AH 348


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

mereka adalah mengevaluasi situasi kerja dan memberikan saran


peningkatan. Pada tingkat nasional, misalnya kita dapat menyebut PGRI,
asosiasi nasional kepala sekolah, musyawarah guru mata pelajaran, dan
sebagainya sebagai kelompok diskusi. Dalam kaitan ini, kita dapat menyebut
juga rembuk nasional pendidikan yang diselenggarakan Kementerian
Pendidikan Nasional setiap tahun sebagai sarana evaluasi kinerja pendidikan
secara nasional.

Semua teknik itu akan dibahas lebih lanjut berikut ini. Penting diingat bahwa
apapun teknik yang Anda pakai, Anda harus memastikan bahwa informasi
yang Anda peroleh dicatat secara akurat dalam bentuk yang akan
memungkinkan Anda menganalisisnya dengan cepat. Hal ini kemungkinan
besar berupa data tertulis dan juga dapat berupa informasi audio-visual. Itu
sebabnya rencana pengumpulan data/informasi dan teknik analisisnya harus
benar-benar disiapkan.

KUESIONER

Kuesioner adalah teknik yang penting untuk menghimpun informasi


konkret dari staf dan peserta didik mengenai isu yang akan dievaluasi. Daftar
periksa juga sesuai karena hanya memerlukan jawaban singkat dan tidak
rumit seperti “Ya” atau “Tidak,” atau menggunakan tanda tertentu lainnya.
Agar jawaban yang disampaikan obyektif, responden tidak perlu
mencantumkan identitas mereka. Namun, Anda dapat menambah informasi
subyektif, misalnya dengan menggunakan teknik wawancara.

Untuk memperoleh informasi tentang kinerja kelas guru, Anda mungkin


memutuskan untuk mendesain kuesioner yang akan diisi oleh peserta didik.
Hal-hal berikut dapat menjadi bagian kuesioner Anda. Anda dapat
menambah hal-hal yang Anda pandang perlu atau barangkali meniadakan
beberapa di antaranya.

 Kelas
 Usia peserta didik yang mengisi kuesioer
 Ketepatan waktu guru
 Tingkat absensi guru
 Komitmen guru atas pekerjaannya
 Kemampuan guru berkomunikasi
 Kemampuan guru menggunakan berbagai metode pengajaran
 Upaya guru memperbaiki pekerjaan peserta didik
 Hubungan guru dengan peserta didik

MANAJ EMEN SEKOL AH 349


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Kuesioner yang ditujukan bagi peserta didik sebaiknya disesuaikan dengan


kemampuan mereka untuk mengisinya. Pertanyaan dibuat singkat dan
tertutup dengan bahasa yang tidak terlalu rumit. Setelah itu, Anda perlu
mengujicobakannya terlebih dahulu untuk melihat kemungkinan
diperlukannya perbaikan.

Selanjutnya Anda perlu memastikan bahwa kuesioner Anda dibagikan ke


semua peserta didik atau sejumlah tertentu peserta didik (sekitar 5 sampai 10
persen) yang dapat mewakili seluruh peserta didik jika populasinya terlalu
besar. Setelah itu, Anda harus menganalisis informasi yang diperoleh. Di sini
Anda mungkin perlu menggunakan teknik statistik tertentu untuk
memudahkan Anda menganalisnya.

OBSERVASI KELAS

Observasi kelas adalah metode evaluasi proses pembelajaran, menilai kinerja


guru di ruang kelas, dan menyediakan pemeriksaan teratur mengenai
keadaan dan penggunaan fasilitas ruang kelas. Ada gunanya bagi kepala
sekolah untuk mengorganisasi observasi kelas secara rutin.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, observasi dapat berfokus pada


aspek-aspek kondisi pembelajaran seperti fasilitas fisik. Selain itu, observasi
Anda mungkin mencakup bahan-bahan yang disiapkan untuk pelajaran,
bukti rencana pelajaran, indikasi bahwa guru mengomunikasikan tujuan
belajar kepada peserta didik secara efektif, serta hal-hal tentang interaksi
peserta didik dengan guru. Sebenarnya, untuk mengevaluasi sejauhmana
telah terjadi pembelajaran yang efektif di kelas, perhatian harus berfokus
pada peserta didik dan guru. Oleh sebab itu, observasi perlu mencakup,
misalnya respon peserta didik terhadap pertanyaan guru, waktu yang
diberikan, kualitas pekerjaan tertulis, dan penggunaan buku pelajaran yang
tersedia. Anda juga mungkin ingin mengevaluasi kontribusi guru terhadap
kegiatan di luar kelas, seperti dalam rapat staf.

Barangkali Anda sepakat bahwa ada gunanya memiliki bentuk kebijakan dan
program tertentu untuk melaksanakan observasi kelas secara teratur. Ini
perlu rutin dilakukan sehingga guru dan peserta didik terbiasa dengan
kegiatan observasi di ruang kelas. Pemantauan seperti itu seharusnya dapat
memperbaiki setiap defisiensi fasilitas fisik dan standar pembelajaran yang
difasilitasi guru.

Seperti yang dapat diperkirakan, Anda kemungkinan akan menemukan guru


yang membuat kesalahan selama pelajaran mereka. Anda tidak boleh

MANAJ EMEN SEKOL AH 350


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

memperbaiki kesalahan tersebut seketika itu juga di depan peserta didiknya,


karena hal ini dapat menurunkan kepercayaan peserta didik kepada guru itu.
Namun, Anda harus memperbaiki kesalahan itu jika hal itu dapat
menyebabkan timbulnya bahaya, seperti percobaan di laboratorium atau
penggunaan peralatan di bengkel. Dalam situasi ini, intervensi kepala sekolah
tidak dapat dihindarkan.

WAWANCARA

Wawancara dapat terstruktur (berdasarkan daftar pertanyaan yang


disiapkan), tidak terstruktur (diskusi tanpa rencana), atau semi terstruktur
(diskusi bebas dengan pertanyaan yang direncanakan). Pendekatan yang
terakhir lazim diterapkan. Anda barangkali pernah melakukan wawancara
informal untuk mengumpulkan informasi dari pegawai sekolah. Dengan
demikian, Anda mengetahui beberapa masalah berkenaan dengan
wawancara langsung dan pencatatan jawaban yang diberikan (apakah dengan
mengingat atau langsung mencatat atau merekamnya). Anda mungkin perlu
meluangkan waktu untuk menuliskan kelebihan dan kelemahan wawancara.

Anda mungkin sepakat bahwa manfaat utama wawancara adalah


adaptabilitasnya. Seorang pewawancara yang baik akan dapat
menindaklanjuti pertanyaan yang diajukan. Misalnya: ‘Anda menyebutkan
bahwa …, ‘ ‘Dapatkah Anda menjelaskan…’; atau mengajukan respon
menelisik: ‘Mengapa Anda berpendapat seperti itu?’ yang umumnya dapat
lebih mendalami perasaan, motif, atau sikap orang yang diwawancarai. Hal
ini tidak dapat dilakukan melalui kuesioner karena kuesioner tidak dapat
seketika ditindaklanjuti dengan pertanyaan menelisik lebih jauh.

Tentu saja masalahnya adalah bahwa wawancara yang baik memerlukan


banyak waktu dan besar kemungkinan terjadinya bias. Ini dapat terjadi
karena cara mengajukan pertanyaan atau akibat dari jawaban yang
disampaikan responden yang ‘dapat diterima,’ tetapi tidak akurat. Oleh
sebab itu, menyiapkan dan melaksanakan wawancara serta menganalisis
informasi yang dihimpun memerlukan perhatian sungguh-sungguh.

Singkatnya, seperti halnya teknik-teknik lainnya yang dibahas di sini,


pilihannya perlu ditentukan oleh jenis informasi yang perlu dikumpulkan,
mengapa, dan dari siapa akan diperoleh. Misalnya, jika Anda ingin
memperoleh informasi dari peserta didik yang lebih muda, Anda mungkin
akan mendapatkan hasil lebih baik, jika Anda berbicara langsung dengan
mereka ketimbang menyuruh mereka menjawab kuesioner.

MANAJ EMEN SEKOL AH 351


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

ASESMEN BERKELANJUTAN

Asesmen pekerjaan peserta didik secara berkelanjutan dilakukan dengan


menggunakan berbagai teknik. Tujuannya di sini adalah kepala sekolah
berusaha memastikan bahwa pekerjaan peserta didik dalam berbagai mata
pelajaran dievaluasi secara teratur dan komprehensif. Hal ini dapat
mencakup penugasan, tes kelas, kerja praktis, observasi, dan ujian lisan.

PELAPORAN SISTEMATIK

Ada gunanya jika kepala sekolah membuat daftar periksa yang memuat
semua dokumen sekolah yang harus disimpan dengan baik di sekolah yang
jika diperlukan dapat dengan mudah ditemukan. Selanjutnya Anda
mengevaluasi tujuan keberadaan setiap dokumen itu bagi sekolah dan
kualitasnya. Melalui cara ini, kepala sekolah tidak hanya akan memiliki daftar
dokumen yang berguna, tetapi juga memiliki daftar staf yang bertanggung
jawab memeliharanya.

Berikut ini adalah contoh daftar inventaris yang memuat dokumen dan
peralatan yang harus tersedia di laboratorium biologi di sekolah Anda, yang
serupa dengan yang disajikan dalam tabel berikut. Tabel ini menunjukkan
contoh daftar inventaris peralatan, dokumen, dan fasilitas yang harus
terpelihara baik, orang yang bertanggung jawab memastikan ketersediaannya,
dan kolom keterangan untuk memberi catatan.

PETUGAS/GURU
YANG
NO PERALATAN/DOKUMEN KETERANGAN
BERTANGGUNG
JAWAB

1 Ember pasir Guru IPA Tersedia setiap saat


2 Pemadam kebakaran Kepala sekolah Berfungsi setiap saat
3 Selimut tahan api kepala sekolah Tersedia dan berfungsi
4 PPPK Kepala sekolah Harus berisi obat penting
5 Buku sediaan Guru IPA Selalu mutakhir
6 Buku barang pecah belah Guru IPA Selalu mutakhir
7 Kotak bahan kimia Kepala sekolah Tersedia
8 Pasok gas/listrik Kepala sekolah Tersedia
9 Peraturan penggunaan lab Guru IPA Diperagakan dengan jelas
10 Silabus mata pelajaran Kepala jurusan Silabus yang berlaku
11 Skema kerja Kepala jurusan Terjadwal mingguan
12 Buku catatan tugas peserta didik Guru IPA Tersedia setiap saat
13 Perpustakaan jurusan Kepala jurusan Tersedia

MANAJ EMEN SEKOL AH 352


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Dokumen seperti itu dapat menyediakan kriteria untuk evaluasi. Misalnya,


dalam butir 5 pada daftar tersebut, asesmen ynag cepat dapat dilakukan
apakah informasi dalam buku sediaan itu mutakhir atau tidak. Salah satu hal
penting yang perlu diingat mengenai dokumen sistematik itu adalah
dokumen seperti itu harus dipelihara dan dimutakhirkan secara teratur.
Tujuannya tidak lain agar berguna untuk memantau efektivitas manajemen
dan administrasi.

EVALUASI TEMAN SEKELOMPOK

Kelompok teman sekelas di sekolah dapat digunakan untuk mendapatkan


informasi yang berkontribusi bagi efektivitas sekolah. Misalnya, berbagai
karakter lebih banyak terlihat dalam kelompok teman ketimbang kelompok
murid di kelas dan dapat disampaikan oleh anggotanya untuk diperhatikan
kepala sekolah. Kepala sekolah dapat menggunakan sumber ini untuk
membantu mengidentifikasi peserta didik yang memiliki ciri tertentu, atau
yang berpotensi memikul tanggung jawab sebagai pembantu kepala sekolah,
ketua kelas, kapten tim sepak bola, dan sebagainya. Namun, teknik ini harus
digunakan dengan sangat hati-hati karena kemungkinan dampaknya boleh
jadi merugikan kepaduan di kalangan peserta didik. Misalnya, peserta didik
yang mendapat tugas sebagai pembantu kepala sekolah untuk memantau
rekan-rekannya, boleh jadi akan dianggap sebagai mata-mata. Sebagian
rekannya kemungkinan akan menganggapnya sebagai tukang mengadu
sehingga ia akan dijauhi, menjadi bahan olok-olok., atau berbagai perlakuan
yang tidak menyenangkan lainnya.

KELOMPOK DISKUSI

Adakalanya terdapat situasi khusus di mana hanya dapat dilakukan evaluasi


dengan menghimpun pendapat dari berbagai kelompok di sekolah. Mari kita
pertimbangkan situasi di mana sejumlah peserta didik telah berulang kali
menyuarakan keluhan mengenai kualitas dan kuantitas makanan yang
tersedia di kantin sekolah. Akan sulit bagi kepala sekolah untuk dapat
melakukan evaluasi secara akurat tentang pelayanan katering sekolahnya
tanpa mencari informasi dari semua pihak yang terlibat di sekolah seperti
petugas katering, juru masak, petugas kantin, kepala kantin yang menyelia
peserta didik selama makan siang, dan para peserta didik sendiri. Jadi,
pendekatan yang dilakukan untuk mengevaluasi sistem katering adalah
mengadakan rapat yang mengikutsertakan semua kelompok yang terlibat itu
untuk mengutarakan isu yang mengemuka.

MANAJ EMEN SEKOL AH 353


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

EVALUASI DARI LEMBAGA EKSTERNAL

Kepala sekolah sangat perlu mengetahui pekerjaan dan cara beroperasinya


lembaga eksternal yang terlibat dalam evaluasi, seperti pengawas pendidikan
dari dinas pendidikan. Kemungkinan besar teknik-teknik yang digunakan
untuk mengevaluasi sekolah dapat Anda gunakan di sekolah Anda. Selain
itu, adanya gagasan baru dan praktik inovatif untuk mengevaluasi sekolah
akan besar manfaatnya. Dalam kaitan ini, kepala sekolah dapat memperoleh
salinan laporan pengawasan yang dilakukan pihak pengawas serta pedoman
yang digunakan para pengawas dalam melakukan pengawasan.
Lembaga lain juga terlibat dalam pengawasan sekolah. Di negara kita ada
LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) di tingkat provinsi. Ini
adalah unit kerja di bawah Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional yang
beroperasi di tingkat daerah (provinsi). Lembaga ini memang tidak memiliki
otoritas langsung dengan sekolah-sekolah atau kegiatan pendidikan lainnya.
Kegiatan yang dilakukan lebih bersifat konsultatif dan advisori sehingga
mereka perlu membina hubungan kerja sama yang baik dengan birokrasi
pendidikan di daerah. Namun, lembaga seperti ini jelas akan dapat
membantu kepala sekolah dalam upayanya meningkatkan kinerja sekolah.
Selain itu, Badan Standar Nasional Pendidikan setiap tahun juga
mengadakan ujian nasional (UN). Hasil UN memang belum
menggambarkan semua upaya yang dilakukan sekolah dalam proses
pembelajaran yang holistik. Namun, terlepas dari kontroversi sekitar UN itu,
otoritas pendidikan di daerah seyogianya memanfaatkan hasilnya sebagai
informasi penting untuk meningkatkan mutu kinerja pendidikan di daerah
masing-masing dikaitkan dengan standar yang ditetapkan secara nasional.

RINGKASAN

1. Sebelum Anda dapat melakukan evaluasi, Anda harus mengidentifikasi


bidang-bidang kegiatan yang akan Anda evaluasi dan menghimpun
informasi mengenai kegiatan itu. Berdasarkan informasi yang telah Anda
himpun itu, Anda kemudian dapat menilai kualitas kegiatan itu atau
situasi tertentu dalam kaitannya dengan kriteria yang ditetapkan.
2. Teknik-teknik yang biasa digunakan untuk menghimpun informasi untuk
evaluasi adalah kuesioner atau daftar periksa, observasi kelas, pelaporan
sistematik, wawancara, evaluasi sejawat, dan kelompok diskusi.
3. Asesmen pekerjaan peserta didik secara berkelanjutan dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik. Tujuannya adalah kepala sekolah berusaha

MANAJ EMEN SEKOL AH 354


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

memastikan bahwa pekerjaan peserta didik dalam berbagai mata pelajaran


dievaluasi secara teratur dan komprehensif.
4. Ada gunanya jika kepala sekolah membuat daftar periksa yang memuat
semua dokumen sekolah yang harus disimpan dengan baik di sekolah
yang jika diperlukan dapat dengan mudah ditemukan. Selanjutnya
dievaluasi tujuan keberadaan setiap dokumen itu bagi sekolah dan
kualitasnya sehingga ada daftar dokumen yang berguna, dan staf yang
bertanggung jawab memeliharanya.
5. Kepala sekolah sangat perlu mengetahui pekerjaan dan cara beroperasi
lembaga eksternal yang terlibat dalam evaluasi, seperti pengawas
pendidikan dari dinas pendidikan dan berbagai lembaga lainnya.
Kemungkinan besar teknik-teknik yang digunakan untuk mengevaluasi
sekolah dapat digunakan di sekolah. Selain itu, adanya gagasan baru dan
praktik inovatif untuk mengevaluasi sekolah akan besar manfaatnya.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan alasan perlunya mengidentifikasi bidang-bidang kegiatan yang


akan dievaluasi.
2. Jelaskan teknik-teknik untuk menghimpun informasi untuk kepentingan
evaluasi.
3. Jelaskan tujuan asesmen pekerjaan peserta didik secara berkelanjutan.
4. Jelaskan manfaat yang dapat Anda peroleh untuk membuat daftar periksa
yang memuat semua dokumen sekolah yang harus disimpan dengan baik
di sekolah.
5. Jelaskan manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya lembaga eksternal
yang melakukan evaluasi kinerja sekolah.
6. Bersama mitra kerja Anda, identifikasi sebuah bidang yang akan
dievaluasi. Selanjutnya lakukan evaluasi dengan menggunakan teknik
untuk menghimpun dan mengolah informasi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 355


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Perencanaan
Program Evaluasi
Sekolah adalah bangunan yang memiliki empat dinding dengan masa depan di dalamnya
Lon Watters

PENGANTAR

Evaluasi adalah keterampilan manajerial yang penting, yang diperlukan


pihak-pihak di luar sekolah seperti pengawas dan mereka yang bekerja di
dalam sekolah. Unit ini berfokus pada swa-evaluasi (evaluasi sendiri), yaitu
proses yang diterapkan sekolah untuk mengevaluasi sendiri kinerjanya
sebagai bagian dari proses manajemen sekolah. Anda dan staf perlu
meningkatkan kompetensi di bidang ini untuk dapat mengevaluasi tingkat
kinerja sekolah Anda. Dalam unit ini akan dibahas cara yang dapat Anda
lakukan untuk merencanakan program swa-evaluasi dengan baik.
Perencanaan yang baik adalah bagian penting dari pelaksanaan evaluasi itu
sendiri.

KESIAPAN SEKOLAH MELAKUKAN SWA-EVALUASI

Iklim sekolah yang kondusif adalah prasyarat bagi keberhasilan


pembelajaran. Ini adalah kondisi yang sama pentingnya untuk melakukan
swa-evaluasi. Evaluasi ini mengandaikan bahwa kepala sekolah dan staf
memiliki sikap positif yang akan memungkinkan pelaksanaan proyek swa-
evaluasi yang berhasil. Selain itu, kepala sekolah harus juga dapat
melepaskan diri dari kungkungan perasaan puas diri yang menghambat
kemajuan.

Agar efektif melaksanakan swa-evaluasi, kepala sekolah dan staf harus


bekerja sama sebagai sebuah tim. Jika staf dikonsultasikan dalam semua
aspek sekolah, mereka kemungkinan besar akan merasa terikat dan mau
melakukan tugas yang diberikan kepala sekolah. Jadi, upaya menciptakan
iklim yang kondusif merupakan langkah yang perlu dilakukan untuk
mengenalkan skema swa-evaluasi sistematis ke dalam sekolah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 356


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang yang perlu kita bangun.

• Komitmen pimpinan sekolah yang diungkapkan dengan pernyataan yang


jelas tentang pentingnya swa-evaluasi sebagai bagian dari kebijakan
sekolah.
• Gaya kepemimpinan berdasarkan keterbukaan dan kepercayaan.
• Iklim pembelajaran yang membangun kerja sama, inovasi, pengungkapan
gagasan, dan opini yang terbentuk melalui argumen rasional.
• Budaya sekolah yang memungkinkan berlangsungnya praktik kegiatan
yang baik; akses terhadap informasi tentang pemikiran dan
pengembangan pendidikan mutakhir; serta pendayagunaan keahlian yang
tersedia dalam otoritas lokal, lembaga pendidikan tinggi, dan berbagai
lembaga lainnya.
• Sistem dukungan yang responsif terhadap kebutuhan sekolah yang
menumbuhkembangkan kompetensi yang diperlukan dalam
mengembangkan strategi swa-evaluasi.
• Pengetahuan tentang perbedaan antara prosedur swa-evaluasi dan
prosedur evaluasi eksternal.
• Pertimbangan tentang implikasi sumber daya yang diperlukan untuk
mengadakan swa-evaluasi.
• Kesadaran akan implikasi waktu atas kegiatan swa-evaluasi.
• Adanya harapan bahwa kebutuhan yang diidentifikasi akan terpenuhi.

Anda mungkin perlu mengadakan survei kecil guna mengetahui seberapa


siap Anda dan staf Anda melaksanakan program evaluasi sistematik di
sekolah Anda. Berikut ini adalah sebuah cara yang dapat Anda lakukan.

 Siapkan kuesioner singkat untuk mengetahui pendapat staf dalam


beberapa aspek sekolah Anda, termasuk pertanyaan tentang yang berikut.
 Proses pembelajaran dan tingkat kinerja.
 Kurikulum dan penerapannya di sekolah Anda.
 Lingkungan fisik, termasuk pemeliharaannya.
 Anda dapat membuat pernyataan sederhana mengenai setiap aspek dan
biarkan staf bereaksi terhadapnya. Anda mungkin juga melakukan
wawancara informal berkenaan dengan kondisi tersebut di atas.
 Anda juga perlu melakukan asesmen Anda sendiri. Contoh kuesioner
berikut kemungkinan akan bermanfaat bagi Anda.

Cantumkan jawaban Anda dengam menuliskan angka 0 sampai 5 (0 sama


sekali tidak setuju, 5 sangat setuju) untuk menunjukkan kadar kebersetujuan
Anda dalam setiap pernyataan berikut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 357


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

1. Saya seharusnya menafikan kesalahan tertentu yang dilakukan


bawahan agar tidak melemahkan semangat mereka.
2. Saya menggunakan waktu terlalu banyak memilah-milah masalah yang
dapat ditangani bawahan.
3. Saya berusaha memberitahu bawahan sejelas mungkin tentang apa
yang harus mereka lakukan dan bagaimana melakukannya.
4. Saya cukup mengetahui bidang tanggung jawabnya untuk dapat
mengambil hampir semua keputusan dengan cepat tanpa melibatkan
bawahan.
5. Saya selamanya berkonsultasi dengan staf sebelum melakukan suatu
perubahan.

Dari jawaban Anda, Anda mungkin dapat mengetahui apakah Anda


mengambil sendiri semua keputusan yang memengaruhi sekolah Anda, atau
apakah Anda percaya dengan kerja tim dan melibatkan staf dalam
pengambilan keputusan. Perhatikan bahwa sebagian pernyataan itu mencari
jawaban ‘setuju’, sedangkan lainnya mencari jawaban ‘tidak setuju’ atau
bahkan jawaban ‘netral.’

Dalam menilai iklim sekolah Anda, perlu diingat tidak ada sekolah yang
sempurna. Tidak mungkin semua orang setuju dengan Anda dalam semua
hal. Para guru Anda mungkin cenderung membantu atau sebaliknya
menghambat. Tugas Anda adalah membuat semua orang terlibat untuk
mengetahui apa yang dapat mereka kontribusikan dalam proses evaluasi dan
perubahan dengan cara mereka sendiri.

PERENCANAAN PROGRAM EVALUASI

Identifikasi Isu

Dalam merencanakan program evaluasi yang cocok bagi sekolah, pertama


sekali harus diidentifikasi bidang-bidang masalah dan masalah itu
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Selanjutnya diperingkat sesuai
dengan kriteria seperti kadar kemendesakan dan kemungkinannya untuk
dipecahkan. Jadi, Anda dapat memutuskan masalah yang akan dipelajari.
Masalah atau isu itu haruslah penting dan dapat dikelola; jangan mencoba
untuk mengevaluasi terlalu banyak dalam suatu waktu.

Menyusun Pertanyaan

Setelah memilih masalah atau isi yang akan ditelaah, sekarang Anda
memutuskan pertanyaan yang akan diajukan, dan kepada siapa ditujukan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 358


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Misalnya, prioritasnya adalah prestasi belajar peserta didik dalam mata


pelajaran tertentu, atau perilaku kelompok peserta didik tertentu yang
menyimpang atau merusak fasilitas sekolah. Penyusunan pertanyaan
memerlukan keseksamaan agar tidak menyimpang dari persoalan yang akan
ditelaah.

Menetapkan Periode Waktu

Sekarang Anda perlu menetapkan jangka waktu untuk melakukan evaluasi.


Di sini Anda perlu mempertimbangkan waktu paling cepat menyelesaikan
evaluasi, waktu paling lama yang dimungkinkan, dan waktu longgar pada
saat mana evaluasi dapat ditunda. Jika evaluasi berlangsung terlalu lama, ada
kemungkinan orang-orang akan kehilangan minat dan upaya melakukan
perubahan kemungkinan akan lebih sulit.

Menyesuaikan Sumber Daya Dengan Program

Juga sangat penting mengidentifikasi sumber daya yang tersedia untuk


melakukan evaluasi, utamanya waktu mereka yang terlibat. Ini perlu
dilakukan karena keberhasilan pelaksanaan program akan terganggu jika staf
terlalu sibuk untuk dapat berpartisipasi. Sumber daya yang dialokasikan
haruslah sepadan dengan jangka waktu pelaksanaan program sehingga dapat
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

MELAKSANAKAN EVALUASI

Mengumpulkan Informasi

Segera setelah tahap awal selesai, tim investigasi dapat mulai bekerja.
Informasi dasar atas masalah yang akan dikaji dapat diperoleh dengan
menggunakan satu atau lebih teknik berikut.

• Menggunakan catatan harian guru


• Wawancara
• Observasi
• Kelompok curah gagasan
• Kuesioner

Menabulasi Informasi

Informasi perlu dihimpun dan ditata secara sistematik. Hal ini akan
membantu Anda dan tim untuk menganalisis dan menafsirkannya. Jika tidak,

MANAJ EMEN SEKOL AH 359


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

yang Anda peroleh hanyalah kumpulan data/infomasi yang tidak dapat


Anda tafsirkan karena tidak tertata dengan baik.

Menafsirkan Data

Penting diingat bahwa kegiatan evaluasi seperti yang diajukan di sini tidak
dimaksudkan seperti penelitian untuk memperoleh gelar magister apalagi
doktor. Kegiatan ini lebih merupakan latihan praktik pemecahan masalah
untuk menghasilkan solusi. Dengan demikian, analisis dan penafsiran data
terbatas pada upaya menguraikan masalah dan mengidentifikasi cara
pemecahan yang mungkin.

MENULIS LAPORAN

Anda akan perlu mempertimbangkan secara seksama bentuk laporan Anda


dan caranya disebarluaskan. Tujuan evaluasi dan target audiens harus diiingat
pada saat menyusun laporan akhir. Laporan ini haruslah singkat,
kemungkinan hanya dua sampai tiga halaman, dan langsung ke intinya.
Laporan yang baik perlu mencakup yang berikut ini.

• Masalah yang dikaji.


• Uraian singkat metode yang digunakan untuk menghimpun dan
mengolah informasi.
• Identifikasi sumber masalah dan cara-cara pemecahannya.
• Rekomendasi cara pemecahan masalah yang dipilih dan apa saja yang
perlu dilakukan untuk melaksanakannya.

CONTOH

Perhatikan contoh kasus berikut sebagai sarana bagi Anda untuk lebih
memahami cara melakukan evaluasi.

Masalah di SMP Cinta Damai


Sebagian orang tua peserta didik memindahkan anak mereka dari SMP
Cinta Damai ke SMP lain. Kepala SMP ini memutuskan untuk melakukan
evaluasi program guna menemukan alasan kenapa orang tua peserta didik
memindahkan anak mereka ke sekolah lain. Ia juga ingin menemukan cara
terbaik untuk mengatasi situasi yang terjadi di sekolahnya itu. Apa langkah-
langkah yang harus dilakukannya?

MANAJ EMEN SEKOL AH 360


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Anda dapat mempertimbangkan garis besar cara pemecahan masalah


tersebut. Anda juga dapat menggunakannya untuk mencocokkannya dengan
rencana Anda sendiri, dan kemudian memperkaya rencana Anda jika perlu.

Mengidentifikasi isu. Kepala sekolah dapat mengadakan rapat komite


sekolah untuk mengidentifikasi masalah.

Andaikan masalah yang diidentifikasi adalah:

• kurangnya peralatan
• kenaikan uang ujian
• kenaikan uang sekolah bulanan
• rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran sains
• guru tidak hadir di kelas

Menetapkan prioritas. Kepala sekolah dapat mengadakan rapat staf untuk


menggali masalah itu, menetapkan prioritasnya, dan kemudian memutuskan
cara penanggulangannya sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
Penataan ulang prioritas dapat menghasilkan yang berikut.

• Guru tidak hadir di kelas.


• Rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA dan
matematika.
• Kurangnya peralatan.
• Kenaikan uang ujian.
• Kenaikan uang sekolah bulanan.

Merencanakan program evaluasi. Kepala sekolah sekarang mungkin


memutuskan untuk mengevaluasi dua bidang pertama, tingkat keterlambatan
dan kemangkiran guru dan menemukan alasan terjadinya hal itu. Ia juga
ingin mengetahui alasan mundurnya prestasi belajar peserta didik dalam
mata pelajaran itu. Ia perlu mempertimbangkan cakupan evaluasi yang akan
dilakukan, bentuknya yang pas, dan menyusun pertanyaan yang akan
diajukan.

Beberapa topik yang mungkin perlu dievaluasi akan mencakup implementasi


kurikulum, rencana pelajaran, alokasi waktu dalam pejadwalan, dan kinerja
guru yang sesungguhnya dalam pengajaran. Mungkin ada gunanya
membentuk panitia evaluasi untuk melakukan evaluasi itu. Selanjutnya perlu
diputuskan apa saja informasi yang akan dikumpulkan, bagaimana
mengumpulkannya (melalui kuesioner, observasi, wawancara, kelompok atau
diskusi), dan responden. Dalam kaitannya dengan keputusan ini selanjutnya

MANAJ EMEN SEKOL AH 361


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

dapat ditetapkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya (termasuk


waktu untuk analisis serta penyusunan laporan dan penyebaran laporan itu).
Mengumpulkan informasi. Dengan hanya mempertimbangkan kualitas
pengajaran berarti perlu melibatkan peserta didik dan guru mata pelajaran
IPA dan matematika dalam evaluasi. Evaluasi peserta didik dapat dilakukan
melalui peninjauan ulang kualitas penilaian berkelanjutan; pemeriksaan
penilaian peserta didik mingguan, bulanan, dan semesteran. Metode evaluasi
guru dapat dilakukan melalui penilaian oleh sesama guru dan swa-asesmen.

Asesmen sesama guru. Kepala sekolah dapat melakukan asesmen ini.


Lihat daftar berikut sebagai contoh instrumen yang dapat digunakan.

Guru :....................................... Kelas : .......................................


Pengamat:................................Tanggal:......................................
Topik:......................................................................................................
Nilai : 5 Istimewa, 4 Di atas rata-rata, 3 Rata-rata, 2 Di bawah
rata-rata, dan 1 Tidak memuaskan

Teknik Pengajaran yang Diamati Nilai

1 Pelajaran direncanakan dengan baik dan secara internal konsisten ..........


2 Persiapan, penggunaan dan ketepatan bahan pelajaran ..........
3 Variasi dan efektivitas prosedur ..........
4 Perhatian terhadap perbedaan individual peserta didik ..........
5 Kemampuan untuk mendorong peserta didik mengajukan ..........
pertanyaan dan memotivasi
6 Keterampilan bertanya ..........
7 Kemampuan untuk mendorong peserta didik menggunakan ..........
tingkat berpikir berbeda
8 Penguasaan materi pelajaran ..........
9 Mendorong agar peserta didik mampu berpikir sendiri ..........
10 Menjaga disiplin dengan cara yang baik dan tidak merendahkan ..........
11 Penggunaan papan tulis ..........
12 Penggunaan peragaan, contoh, dan ceramah ..........
13 Bahan teks dan audio-visual ..........
14 Penugasan dan evaluasi tugas-tugas yang diberikan ..........

Ciri Pribadi dan Profesional

1 Keterampilan berkomunikasi ..........


2 Kepekaan terhadap peserta didik ..........
3 Pembawaan dan penampilan ..........

MANAJ EMEN SEKOL AH 362


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

4 Keingintahuan intelektual ..........


5 Suara dan penggunaan bahasa ..........
6 Pemahaman atas prinsip-prinsip pembelajaran ..........

Swa-asesmen oleh guru. Bentuknya dapat dilihat dalam contoh berikut


ini.

Pengalaman mengajar :…………… tahun………………bulan


Jenis kelamin :……………………………………………………………
Mata pelajaran: …………………………………………………………
Kualifikasi: (rincikan kualifikasi profesional Anda)
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Kelas yang diajar : ………………
Apakah Anda memenuhi syarat mengajar di kelas itu? Ya/Tidak
Jika tidak, seharusnya Anda mengajar di kelas berapa? ........................
Nilailah faktor-faktor berikut dengan mencantumkan M = memuaskan, C =
cukup, T = tidak memuaskan.

Faktor M C T
1. Waktu yang dialokasikan bagi pekerjaan Anda ....... ....... .......
2. Fasilitas laboratorium ....... ....... .......
3. Ketersediaan peralatan sekarang ....... ....... .......
4. Ketersediaan peralatan tambahan ....... ....... .......
dan penggantian tahunan
5. Dana untuk peralatan ....... ....... .......
6. Asisten laboratorium ....... ....... .......
7. Kerja sama dari kepala sekolah ....... ....... .......
8. Ruang yang disediakan di laboratorium untuk ....... ....... .......
kerja praktik
9. Supervisi dari atasan ....... ....... .......
10. Sikap peserta didik untuk belajar sains ....... ....... .......

MANAJ EMEN SEKOL AH 363


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Metode Mengajar
Apa bentuk teknik mengajar yang Anda gunakan? Peringkatlah metode
mengajar berikut menurut frekuensi metode itu Anda gunakan.
Petunjuk lisan................. Demonstrasi..............Menulis di papan tulis................
Kerja kelompok………Tugas mandiri…….. Lain-lain (sebutkan)………….
Asesmen guru oleh peserta didik. Peserta didik dapat diminta untuk
menguraikan hubungan mereka dengan guru melalui wawancara informal.
Di sini para peserta didik memeringkat guru mereka dengan menggunakan
indikator berikut: penguasaan materi pelajaran, minat dan keterlibatan dalam
pengajaran, hubungan dengan peserta didik, kepribadian, dan keterlibatan
dalam kegiatan kokurikulum.
Mencatat, menganalisis, dan menafsirkan informasi. Informasi yang
dihimpun sekarang perlu ditabulasi dan dianalisis. Panitia perlu menulis
laporan untuk disajikan kepada kepala sekolah dan pegawai lainnya. Kepala
sekolah selanjutnya perlu mengadakan rapat untuk mendiskusikan laporan
itu dan hasilnya. Dalam diskusi itu, berbagai faktor yang berkontribusi
terhadap timbulnya masalah selanjutnya diidentifikasi. Saran-saran tentang
cara pemecahannya dipertimbangkan, didiskusikan, sampai akhirnya dapat
diidentifikasi solusi yang akan dilaksanakan.
Menyepakati laporan dan menyebarkan hasilnya. Rekomendasi
mengadakan perbaikan dan strategi pelaksanaannya perlu disepakati dan
disusun berupa laporan singkat. Selanjutnya perlu diadakan rapat dengan
orang tua peserta didik dan mereka mendapat kesempatan untuk
menyampaikan pendapat tentang temuan evaluasi dan rekomendasinya.
Langkah terakhir ini penting karena dapat membantu membangun
kepercayaan orang tua terhadap kemampuan dan kemauan sekolah
melakukan swa-evaluasi guna memperbaiki kinerja sekolah dan melibatkan
mereka dalam pelaksanaannya.

RINGKASAN

1. Iklim sekolah yang kondusif adalah prasyarat bagi keberhasilan


pembelajaran. Ini adalah kondisi yang sama pentingnya untuk melakukan
swa-evaluasi. Agar efektif melaksanakan swa-evaluasi, kepala sekolah dan
staf harus bekerja sama sebagai sebuah tim.
2. Perencanaan program evaluasi mencakup kegiatan identifikasi isu,
menyusun pertanyaan, menetapkan periode waktu, dan menyesuaikan
sumber daya dengan program.

MANAJ EMEN SEKOL AH 364


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

3. Pelaksanaan evaluasi mencakup kegiatan mengumpulkan informasi,


menabulasi informasi, dan menafsirkan informasi.
4. Laporan evaluasi perlu mencakup masalah yang dikaji, uraian singkat
metode yang digunakan untuk menghimpun dan mengolah informasi,
identifikasi sumber masalah dan cara-cara pemecahannya, serta
rekomendasi cara pemecahan masalah yang dipilih dan apa saja yang
perlu dilakukan untuk melaksanakannya.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan pentingnya membangun dan memelihara iklim sekolah yang


kondusif bagi kepentingan evaluasi.
2. Jelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merencanakan
program evaluasi.
3. Jelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika melaksanakan
program evaluasi.
4. Jelaskan apa saja yang perlu dicakupkan dalam laporan evaluasi.
5. Susunlah laporan dari tugas evaluasi yang Anda lakukan pada unit
sebelumnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 365


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Penggunaan Hasil Evaluasi


Pendidikan akan jauh lebih efektif jika tujuannya adalah memastikan bahwa ketika peserta
didik meninggalkan bangku sekolah mereka tahu betapa banyak yang mereka tidak tahu,
dan karenanya termotivasi sepanjang hayat untuk mengetahuinya
Sir William Haley

PENGANTAR

Seperti yang telah Anda pelajari dalam unit-unit sebelumnya, evaluasi adalah
proses terencana secara sistematis yang memungkinkan pengambil
keputusan untuk mengataputuskan nilai suatu kebijakan pendidikan, proyek,
atau program untuk mencapai tujuan tertentu. Evaluasi kemungkinan besar
akan mahal dan memboroskan waktu. Namun, jika dilakukan dengan efisien
dan sungguh-sungguh untuk meningkatkan upaya penyediaan pendidikan
yang bermutu, ia akan berharga karena pengetahuan baru yang diperoleh
dapat dijadikan sebagai masukan ke dalam sistem untuk meningkatkan
kinerja sekolah.

Sekalipun demikian, cukup sering terjadi hasil temuan evaluasi tidak


ditindaklanjuti. Akibatnya, sumber daya penting yang digunakan untuk
mengevaluasi menjadi sia-sia. Dalam unit ini, Anda akan diuraikan cara
menyebarkan temuan evaluasi. Selain itu, juga akan disajikan cara yang dapat
Anda lakukan guna memastikan bahwa temuan evaluasi digunakan oleh
semua pihak yang berkepentingan untuk meningkatkan efektivitas sekolah.

PENTINGNYA TEMUAN EVALUASI

Banyak masalah yang melanda proses pendidikan di sekolah kita dewasa ini,
seperti putus sekolah dan prestasi belajar yang rendah, yang semuanya
menunjukkan perlunya memperbaiki sistem dan program pendidikan kita.
Namun, sebelum dapat melakukan itu, kita memerlukan data yang obyektif
dan dapat diandalkan tentang status kita sekarang. Melalui pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan reguler kita akan mengetahui lebih baik tentang
posisi kita sekarang. Dengan demikian, selanjutnya kita dapat memutuskan
apa saja perubahan yang diperlukan untuk melakukan perbaikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 366


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

Sebagaimana telah kita ketahui, pemantauan adalah pengumpulan informasi


reguler tentang kegiatan di sekolah untuk menentukan tingkat kinerja
sekolah. Laporan pemantauan itu seyogianya menghasilkan informasi
tentang kemajuan sekolah, yang selanjutnya menjadi dasar untuk menilai
dampak masukan ke dalam sistem yang ditelaah. Pemantauan tidak hanya
dapat dilakukan kepala sekolah dan pengawas, tetapi juga oleh pejabat
pemerintah daerah, dan pejabat dari pusat (Kementerian Pendidikan
Nasional) melalui petugasnya di daerah.

Beberapa alasan mengapa laporan kegiatan pemantauan atau evaluasi tidak


selamanya tersedia termasuk yang berikut ini.

• Kurangnya perlengkapan untuk menindaklanjuti laporan temuan.


• Tidak memadainya mekanisme untuk menyebarkan temuan.
• Perlunya kerahasiaan jika temuan itu sangat penting.
• Kelangkaan dan ketidakandalan data yang membuat laporan evaluasi
tidak berharga.
• Adanya pandangan bahwa 'pengetahuan adalah kekuasaan', sehingga lebih
sedikit yang mengetahui akan lebih baik.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasinya


mencakup yang berikut.

• Menulis laporan yang dapat dibaca (laporan yang ringkas, langsung ke


persoalan, dan menggunakan bahasa yang tidak berbelit-belit).
• Meningkatkan sarana produksi dan reproduksi laporan.
• Menyadari bahwa pengetahuan tidak akan banyak gunanya jika tidak
disebarkan.
• Memastikan ketepatan dan keandalan laporan, melalui penetapan standar
yang tinggi.

LAPORAN EVALUASI

Untuk mengetahui cara meningkatkan penyebaran dan penggunaan temuan


evaluasi, akan ada gunanya mengingat kembali langkah-langkah yang akan
mengarah pada perencanaan dan pelaksanaan proyek evaluasi, serta
persiapan laporan. Dalam unit sebelumnya kita telah mengetahui bahwa
sebelum melakukan evaluasi ada beberapa hal yang perlu dijelaskan sebagai
berikut.

• Apa tujuan diadakannya evaluasi?

MANAJ EMEN SEKOL AH 367


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

• Siapa yang akan mengorganisasi evaluasi serta siapa yang akan


berpartisipasi dan bagaimana caranya berpartisipasi?
• Apa saja cara evaluasi yang dapat dilakukan?
• Apa alat evaluasi yang tepat?
• Bagaimana data akan dikumpulkan dan dianalisis?
• Siapa yang akan menggunakan informasi itu?
• Apa cara terbaik untuk menyampaikan informasi itu?

Informasi yang dikumpulkan seyogianya dipandang relevan dengan tujuan


evaluasi. Kredibilitas proses evaluasi dan temuannya dapat ditetapkan dalam
kaitannya dengan hal-hal berikut.
 Telah melalui pemeriksaan yang seksama oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan kualitas sekolah.
 Perlu dipandang kredibel di sekolah, misalnya dalam kaitannya dengan
hal-hal yang dievaluasi.
 Akhirnya, harus memuaskan pihak berkepentingan bahwa setiap
kesimpulan yang dibuat diperoleh dari informasi yang berkualitas baik
serta sahih dan andal.
Temuan evaluasi yang dilakukan pihak luar, seperti pengawas atau peneliti,
dapat membantu membenarkan penggunaan dana yang besar bagi
pendidikan setiap tahunnya, termasuk untuk memperjelas kemajuan inovasi
besar dan penting yang dilakukan seperti penerapan kurikulum baru. Hal ini
menunjukkan betapa penting artinya bagi kepala sekolah untuk dapat
menganalisis temuan evaluasi dan mengambil keputusan yang diperlukan.
Misalnya, untuk memutuskan apakah klaim manfaat atas inovasi tertentu
yang dipakai sebagai fokus evaluasi cukup sahih untuk meneruskan
penggunaanya atau barangkali perlu disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

HUBUNGAN ANTARA EVALUASI


DAN MANAJEMEN SEKOLAH YANG EFEKTIF

Kita dapat menggambarkan hubungan antara evaluasi dan penggunaan data


atau temuan evaluasi bagi manajemen sekolah yang efektif dengan
mempertimbangkan sejumlah contoh berikut.

Jumlah Peserta didik

Di sekolah-sekolah swasta, peserta didik yang terdaftar di sekolah sering


berfluktuasi. Di sekolah-sekolah negeri tampaknya tidak demikian. Kita
jarang mendengar ada sekolah negeri yang mengalami pengurangan jumlah

MANAJ EMEN SEKOL AH 368


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

peserta didik, kecuali sekolah-sekolah di daerah tertentu, seperti daerah


konflik. Secara menyeluruh terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang
terdaftar di sekolah setiap tahun, utamanya di kota-kota besar.

Sekalipun banyak faktor yang mungkin berkontribusi bagi naik turunnya


jumlah peserta didik di sekolah-sekolah swasta, kepala sekolah sering
mengalami kesulitan menjelaskan gejala itu. Kesulitan itu dapat diatasi
dengan mengadakan evaluasi sekolah. Evaluasi seperti itu memungkinkan
teridentifikasinya faktor-faktor seperti prestasi peserta didik dalam UN, jarak
sekolah ke tempat tinggal, faktor keamanan dan keselamatan peserta didik,
ketersediaan kendaraan angkutan, perpindahan orang tua peserta didik, dan
sebagainya. Ada juga faktor putus sekolah atau sebaliknya, utamanya di
daerah perkotaan yang mengakibatkan tidak dapat diperkirakannya
pergerakan naik turun jumlah peserta didik.

Efektivitas Kepemimpinan

Evaluasi dapat digunakan untuk menilai efektivitas kepemimpinan di


sekolah. Pertama-tama, Anda perlu memahami pengertian efektivitas
kepemimpinan dan kadar sejauhmana ia ditentukan oleh karakteristik pribadi
atasan, karakteristik pribadi bawahan, dan hakikat situasi

Peraga berikut mencantumkan lima kriteria yang dapat dipakai untuk menilai
kepemimpinan. Anda mungkin ingin menambahkan kriteria evaluasi lainnya
dalam peraga itu.

Indikator Rendah Tinggi


1 Kesiapan bertanggung jawab
2 Kemampuan mendelegasikan
3 Kemampuan mengendalikan emosi
4 Motivasi
5 Pengetahuan dan keahlian dalam pendidikan

Kinerja Staf

Kepala sekolah kemungkinan besar akan terlibat dalam menilai kinerja staf
dan menggunakan temuan evaluasi sebagai masukan untuk memperbaiki
efektivitas sekolah. Anda dapat mengunakan alat asesmen dalam contoh
berikut untuk menilai kinerja staf di sekolah Anda. Anda mungkin ingin
menambahkan kriteria yang digunakan untuk keperluan itu. Jika Anda telah

MANAJ EMEN SEKOL AH 369


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

memiliki format asesmen yang selama ini telah Anda gunakan, Anda dapat
membandingkannya dengan yang disajikan dalam contoh berikut ini.

KRITERIA KINERJA I B C J
1. Hubungan dengan guru lainnya
2. Hubungan dengan staf administratif
3. Hubungan dengan peserta didik
4. Hubungan dengan atasan
5. Komitmen terhadap tujuan sekolah
6. Penerimaan tanggung jawab
7. Pengalokasian waktu
8. Kemampuan berkomunikasi
9. Kemampuan memotivasi orang lain
10. Partisipasi dalam kegiatan ko-kurikulum
Catatan : I = Istimewa, B = Baik, C = Cukup, J = Jelek

Studi yang Anda lakukan dalam unit ini, dan unit-unit lainnya dalam bagian
ini, diharapkan telah meyakinkan Anda tentang pentingnya pemantauan dan
evaluasi serta penggunaan temuan evaluasi untuk meningkatkan kinerja
sekolah. Dalam bagian ini hanya dikemukakan beberapa contoh. Tentu saja
banyak bidang lain di mana kegiatan evaluasi kemungkinan besar akan
menghasilkan temuan yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam proses
pengambilan keputusan dan berkontribusi bagi efektivitas sekolah, seperti
manajemen sumber daya sekolah, pembelajaran di kelas, dan hubungan
sekolah dan masyarakat.

RINGKASAN

1. Beberapa alasan mengapa laporan kegiatan pemantauan atau evaluasi


tidak selamanya tersedia termasuk kurangnya perlengkapan untuk
menindaklanjuti laporan temuan, tidak memadainya mekanisme untuk
menyebarkan temuan, perlunya kerahasiaan jika temuan itu sangat
penting, serta kelangkaan dan ketidakandalan data yang membuat laporan
evaluasi tidak berharga.
2. Penggunaan laporan evaluasi dapat ditingkatkan jika laporan itu dapat
dibaca serta sarana produksi dan reproduksi laporan ditingkatkan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 370


PEMA NTAUAN EFEKTI VITAS SEKOL AH

3. Laporan evaluasi harus dapat menunjukkan relevansi informasi dengan


tujuan evaluasi. Kredibilitas proses evaluasi dan temuannya dapat
ditetapkan dalam kaitannya dengan cara pemeriksaan yang seksama oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dengan kualitas sekolah., perlu
dipandang kredibel di sekolah, dan harus memuaskan pihak
berkepentingan bahwa setiap kesimpulan yang dibuat diperoleh dari
informasi yang berkualitas baik serta sahih dan andal.

PERTANYAAN TINJAUAN DAN TUGAS

1. Jelaskan mengapa laporan evaluasi sering tidak diperhatikan oleh pihak-


pihak yang berkepentingan dengan sekolah.
2. Jelaskan cara Anda untuk membuat laporan evaluasi diperhatikan oleh
semua pihak yang berkepentingan.
3. Tinjau kembali laporan hasil evaluasi yang Anda lakukan pada unit
sebelumnya. Lakukan perbaikan yang menurut Anda perlu dilakukan
sebelum disebarkan kepada pihak-pihak yang berkepentngan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 371


LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 1

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 373


Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 409
Tentang Guru dan Dosen
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 446
Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 498
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2006
tentang Bantuan Untuk Lembaga Pendidikan
yang Diselenggarakan Masyarakat
dan Lembaga Kemasyarakatan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 506
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007
Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 513
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007
Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 531
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007
Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 535
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Buku
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 543
Republik Inonesia Nomor 39 Tahun 2008
Tentang Pembinaan Kesiswaan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 550
Republik Indonesia Nomor 044/U/2002
Tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 557
Republik Indonesia Nomor 087/U/2002
Tentang Akreditasi Sekolah

MANAJ EMEN SEKOL AH 372


LAMPIRAN 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NO. 78, 2003 PENDIDIKAN. Sistem Pendidikan Nasional. Warga Negara.


Masyarakat. Pemerintah. Pemerintah Daerah. (Penjelasan
dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Presiden Republik Indonesia

Menimbang :
a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;
b. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang;
c. bahwa sistem pendidikan nasionai harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan
pembahanian pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan;
d. bahwa Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikian Nasional
tidak memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai
dengan amanat perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
e. bahwa berdasarkan pertimbang sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d
perlu membentuk Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Mengingat :
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Dengan persetujuan bersama

MANAJ EMEN SEKOL AH 373


LAMPIRAN 1

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia


dan
Presiden Republik Indonesia

Memutuskan

Menetapkan:

Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:


1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang
saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
5. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
6. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
7. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.
8. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkem-bangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
9. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan.
10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 374


LAMPIRAN 1

11. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
13 .Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan hngkungan.
14. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
15. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
16. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat
sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
17. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh
warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
21. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan
mutu terhadap berbagai komponen pendidikan pada sertiapialur, jenjang, dan
jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan.
22. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan
pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
23. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat,
dana, sarana, dan prasarana.
24. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur
masyarakat yang peduli pendidikan.
25. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang
tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan.
26. Warga negara adalah Warga Negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

MANAJ EMEN SEKOL AH 375


LAMPIRAN 1

27. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang


mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
28. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
29. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau
Pemerintah Kota.
30. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan
nasional.

BAB II
DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN

Pasal 2

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 3

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kernampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang , beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB III
PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 4

(1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,
nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multimakna.
(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
(4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas pcserta didik dalam proses
pembelajaran.
(5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
(6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan scmua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 376


LAMPIRAN 1

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA,
MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH

Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pasal 5

(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.
(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.
Pasal 6

(1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sarnpai dengan lima belas tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar.
(2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
penyelenggaraan pendidikan.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Orang Tua
Pasal 7
(1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan
memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.
(2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan
dasar kepada anaknya.
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Masyarakat
Pasal 8

Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,


dan evaluasi program pendidikan.
Pasal 9
Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 377


LAMPIRAN 1

Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pasal 10
Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing,
membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun.
BAB V
PESERTA DIDIK
Pasal 12
(1) Setiap peserta pada setiap satuan pendidikan berhak:
a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengn agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama;
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya;
c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidlikan lain yang
setara;
f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang
ditetapkan.
(2) Setiap peserta didik berkewajiban:
a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan
proses dan keberhasilan pendidikan;
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta
didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 378


LAMPIRAN 1

BAB VI
JALUR, JENJANG, DAN JENIS PENDIDIKAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasa1 13

(1) Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang
dapat saling melengkapi dan memperkaya.
(2) Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan
sistem terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh.

Pasal 14

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,


dan pendidikan tinggi.

Pasal 15

Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,


vokasi, keagamaan, dan khusus.

Pasal 16

Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
Bagian Kedua
Pendidikan Dasar

Pasal 17
(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
(2) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah lbtidaiyah (Ml)
atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (Mis), atau bentuk lain yang sederajat.
(3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Bagian Ketiga
Pendidikan Menengah
Pasai 18
(1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

MANAJ EMEN SEKOL AH 379


LAMPIRAN 1

(2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan


pendidikan menengah kejuruan.
(3) Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
Aliyah(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat
(4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat
Pendidikan Tinggi

Pasal 19

(1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan


menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
(2) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka

Pasa1 20

(1) Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut,
atau universitas.
(2) Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
(3) Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi,
dan/atau vokasi.
(4) Ketentuan mengenai perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 21

(1) Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak
menyelenggarakan program pendidikan tertentu dapat memberikan gelar
akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program pendidikan yang
diselenggarakannya.
(2) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang bukan
perguruan tinggi dilarang memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi.
(3) Gelar akademik, profesi, atau vokasi hanya digunakan oleh lulusan dari
perguruan tinggi yng dinyatakan berhak memberikan gelar akademik, profesi,
atau vokasi.
(4) Penggunaan gelar akademik, profesi, atau vokasi lulusan perguruan tinggi
hanya dibenarkan dalam bentuk dan singkatan yang diterima dari perguruan
tinggi yang bersangkutan.
(5) Penyelenggara pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan pendirian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau penyelenggara pendidikan bukan
perguruan tinggi yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat

MANAJ EMEN SEKOL AH 380


LAMPIRAN 1

(2) dikenakan sanksi administratif berupa penutupan penyelenggaraan


pendidikan.
(6) Gelar akademik, profesi, atau vokasi yang dikeluarkan oleh penyelenggara
pendidikan yang tidak sesuai dengan ketentuan ayat (1) atau penyelenggara
pendidikan yang bukan perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dinyatakan tidak sah.
(7) Ketentuan mengenai gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 22

Universitas, institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program doktor berhak
memberikan gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa) kepada setiap individu
yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan,
kebudayaan, atau seni.
Pasal 23

(1) Pada universitas, institut, dan sekolah tinggi dapat diangkat guru besar atau
profesor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Sebutan guru besar atau profesor hanya dipergunakan selama yang
bersangkutan masih aktif bekerja sebagai pendidik di perguruan tinggi.

Pasal 24

(1) Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan,


pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar
akademik serta otonomi keilmuan.
(2) Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai
pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian
kepada masyarakat.
(3) Perguruan tinggi dapat memperoleh sumber dana dari masyarakat yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan prinsip akuntabilitas publik.
(4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 25

(1) Perguruan tinggi menetapkan persyaratan kelulusan untuk mendapatkan gelar


akademik, profesi, atau vokasi.
(2) Lulusan pergunian tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh
gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut
gelamya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 381


LAMPIRAN 1

(3) Ketentuan mengenai persyaratan kelulusan dan pencabutan gelar akademik,


profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Bagian Kelima
Pendidikan Nonformal

Pasal 26

(1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang


memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal daiam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
(2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
(3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak
usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lainyang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.
(4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta
satuan pendidikan yang sejenis.
(5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
(6) Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan pendidikan formal
setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan.
(7) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keenam
Pendidikan Informal

Pasal 27
(1) Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
(2) Hasil pendidikan informal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui sama
dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus uj ian
sesuai dengan standar nasional pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 382


LAMPIRAN 1

(3) Ketentuan mengenai pengakuan hasil pendidikan informal sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketujuh
Pendidikan Anak Usia Dini

Pasal 28

(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal.
(3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman
Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang
sederajat.
(5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
(6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Kedelapan
Pendidikan Kedinasan

Pasa1 29
(1) Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggara-kan
oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
(2) Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri
suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
(3) Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan
nonformal
(4) Ketentuan mengenai pendidikan kedinasan sebagaiamana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kesembilan
Pendidikan Keagamaan
Pasal 30
(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/ atau kelompok
masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang rnemahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

MANAJ EMEN SEKOL AH 383


LAMPIRAN 1

(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal,


nonformal, dan informal.
(4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman,
pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
(5) Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diaturJ lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Kesepuluh
Pendidikan Jarak Jauh
Pasal 31
(1) Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur jenjang, dan
jenis pendidikan.
(2) Pendidikan Jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada
kelompok masyarakat yang tidak dapal mengikuti pendidiikan secara tatap
muka atau reguler.
(3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan.
cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem,
penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Bagian Kesebelas
Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pasal 32
(1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bag! peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
(2) Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di
daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau
mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi
ekonomi.
(3) Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus dan pendidikan layanan
khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebuh lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VII
BAHASA PENGANTAR
Pasal 33
(1) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam
pendidikan nasional.

MANAJ EMEN SEKOL AH 384


LAMPIRAN 1

(2) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal
pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan danlatau
keterampilan tertentu.
(3) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan
pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta
didik.
BAB VIII
WAJIB BELAJAR

Pasal 34

(1) Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib
belajar.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
(3) Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
(4) Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IX
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Pasal 35

(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan,
dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan
berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan.
(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pernerintah.

BAB X
KURIKULUM
Pasa1 36
(1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

MANAJ EMEN SEKOL AH 385


LAMPIRAN 1

(2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikn dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
(3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :
a. peningkatan iman dan tagwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahun, teknologi. dan seni; h agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
(4) Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 37

(1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:


a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. matematika;
e. ilmu pengetahuan alam;
f. ilmu pengetahuan sosiat
g. seni dan budaya
h. pendidikan jasmani dan olahraga;
i. keterampilan/kejuruan; dan
j. muatan lokal
(2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan; dan c. bahasa.
(3) Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 38

(1) Kerangka dasar dan struktur pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh
Pemerintah.
(2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan
Provinsi untuk pendidikan menengah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 386


LAMPIRAN 1

(3) Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang


bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap
program studi.
(4) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh
perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk setiap program studi.

BAB XI
PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Pasal 39

(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,


pengembangan, pengawasan, dan pelayanan tehnis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Pasal 40

(1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh


a. penghasiIan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual; dan
e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenagkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis;
b. mempunyai komitmen secara -profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Pasal 41
(1) Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah.
(2) Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga
kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan
kebutuhan satuan pendidikan formal.
(3) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib rnemfasilitasi satuan pendidikan
dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 387


LAMPIRAN 1

(4) Ketentuan mengenai pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 42
(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendiclikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan
oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
(3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 43
(1) Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan
berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi
kerja dalam bidang pendidikan.
(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
(3) Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 44

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membina dan mengembangkan


tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
(2) Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membina dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakannya.
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membantu pembinaan dan
pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh masyarakat.

BAB XII
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Pasal 45
(1) Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik.
(2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua
satuan pendidikan sebagaimana diatur pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 388


LAMPIRAN 1

BAB XIII
PENDANAAN PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Tanggung Jawab Pendanaan

Pasal 46
(1) Pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan
anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(3) Ketentuan mengenai tanggung jawab pendanaan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur tebth lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Kedua
Sumber Pendanaan Pendidikan
Pasal 47
(1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
(2) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya
yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Ketentuan mengenai sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga
Pengelolaan Dana Pendidikan
Pasal 48
(1) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik.
(2) Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat
Pengalokasian Dana Pendidikan

Pasal 49
(1) Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
(2) Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

MANAJ EMEN SEKOL AH 389


LAMPIRAN 1

(3) Dana pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan
pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Dana pendidikan dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah diberikan dalam
bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Ketentuan mengenai pengalokasian dana pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
BAB XIV
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 50
(1) Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab menteri.
(2) Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan
untuk menjamin mutu pendidikan nasional.
(3) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-
kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk
dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
(4) Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan
pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas
penyelenggaraan pendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota untuk tingkat
pendidikan dasar dan menengah.
(5) Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.
(6) Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam
mengelola pendidikan di lembaganya.
(7) Ketentuan mengenai pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 51
(1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.
(2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip
otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan.
(3) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 52
(1) Pengelolaan satuan pendidikan nonformal dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

MANAJ EMEN SEKOL AH 390


LAMPIRAN 1

(2) Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan nonformal sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua
Badan Hukum Pendidikan
Pasal 53
(1) Penyelenggaraan dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh
Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.
(2) Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi
memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik.
(3) Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berprinsip
nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan
pendidikan.
(4) Ketentuan tentang badan hukum pendidikan diatur dengan undang-undang
tersendiri.
BAB XV
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 54
(1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan,
kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi
kemasyarakatan dalam penyelengga-raan dan pengendalian mutu pelayanan
pendidikan.
(2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna
hasil pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur tebih lanj ut dengan Peraturan Pemenntah.
Bagian Kedua
Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pasal 55
(1) Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada
pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan
sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
(2) Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan
melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan
pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.
(3) Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari
penyelenggara, masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau sumber
lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

MANAJ EMEN SEKOL AH 391


LAMPIRAN 1

(4) Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis,


subsidi dana, dan sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah.
(5) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

Bagian Ketiga
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah
Pasal 56
(1) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang
meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui
dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah.
(2) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan,
arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan
pendidikan pada tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota yang tidak
mempunyai hubungan hirarkis.
(3) Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan,
arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai pembentukan dewan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB XVI
EVALUASI, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI

Bagian Kesatu
Evaluasi
Pasal 57

(1) Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara


nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.
(2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan
pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis
pendidikan.
Pasal 58
(1) Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 392


LAMPIRAN 1

(2) Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan
oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistcmik
untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.

Pasal 59

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola,


satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
(2) Masyarakat dan/atau organisasi profesi dapat membentuk lembaga yang
mandiri untuk melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 58.
(3) Ketentuan mengenai evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua
Akreditasi

Pasal 60

(1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan


pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang
dan jenis pendidikan.
(2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dailakukan oleh
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik.
(3) Akreditasi dilakukan atas dasar k riteria yang bersifat terbuka.
(4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur lebih lanj ut dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga
Sertifikasi

Pasal 61

(1) Sertifikasi berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.


(2) Ijazah dibehkan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi be!
ajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga
pelatihan kepada peserta didik dan warga rnasyarakat sebagai pengakuan
terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
atau lembaga sertifikasi.
(4) Ketentuan mengenai Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 393


LAMPIRAN 1

BAB XVII
PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 62
(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib
memperoleh izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
(2) Syarat-syarat untuk memperoleh izin meliputi isi pendidikan, jumlah dan
kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana
pendidikan, pembiayaan pendidikan, sistern evaluasi dan sertifikasi, serta
manajemen dan proses pendidikan.
(3) Pemerintah atau pemerintah daerah memberi atau mencabut izin pendirian
satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Ketentuan mengenai pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 63
Satuan pendidikan yang didirikan dan diselenggarakan oleh Perwakilan Republik
Indonesia di negara lain menggunakan ketentuan Undang-undang ini.
BAB XVIII
ENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA NEGARA
LAIN
Pasal 64
Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh perwakilan negara asing di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, bagi peserta didik warga negara asing, dapat
menggunakan ketentuan yang berlaku di negara yang bersangkutan atas
persetujuan Pemenntah Republik Indonesia.
Pasal 65
(1) Lembaga pendidikan asing yang terakreditasi atau yang diakui di negaranya
dapat menyelenggarakan pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Lembaga pendidikan asing pada tingkat pendidikan dasar dan menengah wajib
memberikan pendidikan agama dan kewarganegaraan bagi peserta didik warga
negara Indonesia.
(3) Penyelenggaraan pendidikan asing wajib bekerja sama dengan lembaga
pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
mengikutsertakan tenaga pendidik dan pengelota warga negara Indonesia.
(4) Kegiatan pendidikan yang menggunakan sistem pendidikan negara lain yang
diselenggarakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 394


LAMPIRAN 1

BAB XIX
PENGAWASAN

Pasal 66

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dewan pendidikan, dan kornite


sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan
pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik.
(3) Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XX
KETENTUAN PIDANA

Pasal 67

(1) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang memberikan


ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi tanpa
hak dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp. 1 .000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
(2) Penyelenggara perguruan tinggi yang dinyatakan ditutup berdasarkan pasal 21
ayat (5) dan masih beroperasi dipidana dengan pidana penjara paling lama
sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
(3) Penyelenggara pendidikan yang memberikan sebutan guru besar atau profesor
dengan melanggar pasal 23 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama sepuluh tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Penyelenggara pendidikan jarak jauh yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

Pasa1 68

(1) Setiap orang yang membantu memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar
akademik, profesi, dan/atau vokasi dari satuan pendidikan yang tidak
memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)
(2) Setiap orang yang menggunakan ijzah, sertifikat kompetensi, gelar akademik,
profesi, dan/atau vokasi yang diperoleh dari satuan pendidikan yang tidak

MANAJ EMEN SEKOL AH 395


LAMPIRAN 1

memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling lima lima tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
(3) Setiap orang yang menggunakan gelar lulusan yang tidak sesuai dengan bentuk
dan singkatan yang diterima dari perguruan tinggi yang bersangkutan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara
paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(4) Setiap orang yang memperoleh dan/atau menggunakan sebutan guru besar
yang tidak sesuai dengan pasal 23 ayat (1) dan/ atau ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juts rupiah).

Pasal 69

(1) Setiap orang yang menggunakan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik,
profesi, dan/atau vokasi yang terbukti palsu dipidana dengan pidana penjara
paling lama lima tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
(2) Setiap orang yang dengan sengaja tanpa hak menggunakan ijasah dan/atau
sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) dan ayat
(3)yang terbukti palsu dipidana dengan pidana penjara paling lima lima tahun
dan/ atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Pasal 70

Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik,
profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti
merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 71

Penyelenggara pendidikan yang didirikan tanpa izin Pemerintah atau Pemerintah


Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama sepuluh tahurn atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000(satu miliar rupiah).

Pasal 72

Penyelenggara dan atau satuan pendidikan formal yang pada saat Undang-undang ini
diundangkan belum berbentuk badan hukum pendidikan sebagaina dimaksud dalam
Pasal 53 tetap berlaku sampai dengan terbentuknya Undang-undang yang mengatur
badan hukum pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 396


LAMPIRAN 1

Pasal 73

Pemerintah atau Pemenntah Daerah wajib memberikan izin paling lambat dua tahun
kepada satuan pendidikan formal yang telah berjalan pada saat Undang-undang ini
diundangkan belum memiliki izin.
Pasal 74
Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan
Undang.;-undang Nomo2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3390) yang ada pada saat diundangkannya Undang-undang ini masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-undang ini.

BAB XXI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 75
Semua peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk melaksanakan
Undang-undang ini harus diselesaikan paling lambat dua tahun terhitung sejak
beriakunya Undang-undang ini.

Pasal 76

Pada saat mulai berlakunya undang-undang ini, Undang-undang Nomor


48/Prp./1960 tentang Pengawasan Pendidikan dan Pengajaran Asing {Lembaran
negara Tahun 1960 Nomor 155, Tambahan Lembaran negara Nomor 2103) dan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3390) dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 77

Undang -undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juli 2003
Presiden Republik Indonesia
t.t.d.
Megawati Soekarnoputri
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 8 Juli 2003
Sekretaris Negara Republik Indonesia
ttd
Bambang Kesowo

MANAJ EMEN SEKOL AH 397


LAMPIRAN 1

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

No. 4301 PENDIDIKAN. Sistem Pendidikan Nasional. Warga Negara.


Masyarakat. Pemerintah. Pemerintah Daerah. (Penjelasan atas
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

I. Umum

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan


usaha agar- manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasa131 ayat (1)
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan
ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang ningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam gka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan dang-
undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib ncerdaskan kehidupan bangsa
yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.

Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip


demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan,
prinsipprinsip tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan,
proses, dan manajemen sistem pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek
kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut
pembaharuan sistem pendidikan, di antaranya pembaharuan kurikulum, yaitu
diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang
beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional,
penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah
menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik
yang sesuai dengan tuntutan peiaksanaan tugas secara profesional; penyusunan
standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-
prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis
sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan dengan
sistem terbuka dan multimakna. Pembaruan sistem pendidikan juga meliputi
penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan
pendidikan yang dikelola masyarakat, serta pembedaan antara pendidikan
keagamaan dan pendidikan umum.

MANAJ EMEN SEKOL AH 398


LAMPIRAN 1

Pembaruan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbarui visi, misi,


dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pembangunan nasional
mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat
dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia
berkembang menjadi manusia berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.

Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai


berikut:

l. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan


yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3. meningkatkkn kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan berfungsi


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Strategi


pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi:

1. pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia;


2. pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi;
3. proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
4. evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan;
5. peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan;
6. penyediaan sarana belaj ar yang mendidik;
7. pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan
berkeadilan;
8. penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata;
9. pelaksanaan wajib belajar;
10. pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan; 11. pemberdayaan peran
masyarakat;

MANAJ EMEN SEKOL AH 399


LAMPIRAN 1

12. pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat; dan


13. pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.

Dengan strategi tersebut diharapkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
dapat terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak secara aktif dalam
penyelenggaraan pendidikan.

Pembaharuan sistem pendidikan nasional perlu pula disesuaikan dengan


pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Sehubungan dengan hal-hal di atas, Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang


Sistem Pendidikan Nasional perlu diperbaharui dan diganti.

II. Pasal Demi Pasal


Pasal 1 Cukup Jelas
Pasal 2 Cukup Jelas
Pasal 3 Cukup Jelas
Pasal 4 Ayat (1) Cukup Jelas
Ayat (2)
Pendidikan dengan sistem terbuka adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan
fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur
pendidikan (multi-entry dan multi exit system). Peserta didik dapat belajar sambil
bekerja, atau mengambil program-program pendidikan pada jenis dan jalur
pendidikan yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran
tatap muka atau jarak jauh. Pendidikan multimakna adalah proses pendidikan yang
diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan,
pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.
Ayat (3) Cukup Jelas
Ayat (4) Cukup Jelas
Ayat (5) Cukup Jelas
Ayat (6)
Memberdayakan semua komponen masyarakat berarti pendidikan diselenggarakan
oleh pemerintah dan masyarakat dalam suasana kemitraan dan kerja sama yang
saling me-lengkapi dan memperkuat.
Pasal 5 Cukup jelas
Pasal 6 Cukup Jelas
Pasal 7 Cukup Jelas
Pasal 8 Cukup Jelas
Pasal 9 Cukup Jelas
Pasal 10 Cukup Jelas
Pasal 11 Cukup Jelas
Pasat 12 Ayat (1)

MANAJ EMEN SEKOL AH 400


LAMPIRAN 1

Huruf a
Pendidik dan/atau guru agama yang seagama dengm peserta didik difasilitasi
dan/atau disediakan olei Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai kebu satuan
pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 41 ayat (3).
Huruf b
Pendidik dan/atau guru yang mampu mengembangkan bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik difasiliuti dan/atau disediakan oleh Pemerintah atau
Pemerintai Daerah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidi sebagaimana diatur
dalam Pasal 41 ayat (3).
Huruf c Cukup Jelas
Huruf d Cukup Jelas
Huruf e Cukup Jelas
Huruf f Cukup Jelas
Ayat (2) Cukup Jelas
Ayat (3) Cukup Jelas
Ayat (4) Cukup Jelas
Pasal 13 Cukup Jelas
Pasal 14 Cukup Jelas
Pasal 15
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan
pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan
tertentu.
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan
tertentu maksimal setara dengan program sarjana.

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang


mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan tentang agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan khusus merupakan penyeleng-garaan pendidikan untuk peserta didik
yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah.
Pasal 16 Cukup jelas
Pasal 17
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2)
Pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah program, seperti Paket A dan
yang sederajat dengan SMP/MTsj adalah program seperti Paket B.

MANAJ EMEN SEKOL AH 401


LAMPIRAN 1

Ayat (3) Cukup jelas


Pasal 18
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3)
Pendidikan yang sederajat dengan SMA/MA a program seperti Paket C.
Ayat (4) Cukup jelas
Pasal 19 Cukup jelas
Pasal 20
Ayat(1)
Akademi menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sate cabang atau sebagian
cabang ilmu pegetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu.
Politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan
khusus.
Sekolah tinggi menyelenggarakan pendidikan akademi dan/ atau vokasi dalam
lingkup satu disiplin ilmu tertentu dan j ika memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.
Institut menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan vokasi dalam
sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dan jika memenuhi
syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Universitas menyelenggarakan
pendidikan akademik dan/ atau pendidikan vokasi dalam sejumlah ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Pasal 21 Ayat(1)
Gelar akademik yang dimaksud antara lain, sarjana, magister, dan doktor.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Ayat (5) Cukup jelas
Ayat (6) Cukup jelas
Ayat (7) Cukup jelas
Pasal 22 Cukup jelas
Pasal 23
Ayat (1)
Guru besar atau profesor adalah jabatan fungsional bagi dosen yang masih
mengajar di lingkungan perguruan tinggii
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 24 Cukup jelas
Pasal 25 Cukup jelas
Pasal 26
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3)

MANAJ EMEN SEKOL AH 402


LAMPIRAN 1

Pendidikan kecakapan hidup (life skills) adalah pendidikan i yang memberikan


kecakapan profesional, kecakapan sosial, kecakapan intelektual, dan kecakapan
vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.
Pendidikan kepemudaan adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan kader pemimpin bangsa, seperti organisasi pemuda, pendidikan
kepanduan/ kepramukaan, keolahragaan, palang merah, pelatihan, kepemimpinan,
pecinta alam, sera kewirausahaan. Pendidikan pemberdayaan perempuan adalah
pendidikan untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan. Pendidikan
kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan umum setara SD/Ml, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup
program paket A, paket B, dan paket C.
Pendidikan dan pelatihan kerja dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didtk dengan penekanan pada penguasaan keterampilan fungsional yang
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Ayat (4) Cukup jelas
Ayat (5)
Kursus dan pelatihan sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta
pengembangan keprrbadian profesional. Kursus dan pelatihan dikembangkan
melalui sertifikasi dan akreditasi yang bertaraf nasional dan intemasional.
Ayat (6) Cukup jelas
Ayat (7) Cukup jelas
Pasal 27 Cukup jelas
Pasal 28
Ayat (1)
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan
enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Taman Kanak-kanak (TK) menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
RaudhatuI Athfal (RA) menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam yang
menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri seperti pada taman kanakkanak.
Ayat (4) Cukup jelas
Ayat (5) Cukup jelas
Ayat (6) Cukup jelas
Pasal 29 Cukup jelas
Pasal 30 Cukup jelas
Pasal 31
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3)

MANAJ EMEN SEKOL AH 403


LAMPIRAN 1

Bentuk pendidikan jarak jauh mencakup program pendidikan tertulis


(korespondensi), radio, audio/video, TV, dan/atau berbasis jaringan komputer.
Modus penyelenggaraan pendidikan jarak jauh mencakup pengorganisasian tunggal
(single mode) atau bersama tatap muka (dual mode).
Cakupan pendidikan jarak jauh dapat berupa program pendidikan berbasis mata
pelajaran/mata kuliah dan/atau program pendidikan berbasis bidang studi.
Ayat (4) Cukup jelas
Pasal 32 Cukup jelas
Pasal 33
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2)
Pengajaran bahasa daerah pada jenjang pendidikan dasar di suatu daerah
disesuaikan dengan intensitas penggunaannya dalam wilayah yang bersangkutan.
Tahap awal pendidikan adalah pendidikan pada tahun pertama dan kedua sekolah
dasar.
Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 34 Cukup jelas
Pasal 35
Ayat (1)
Standar isi mencakup ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan ke dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.
Standar tenaga kependidikan mencakup persayaratan pendidikan prajabatan dan
kelayakan, baik fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat
bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi.
Peningkatan secara berencana dan berkala dimaksudkan untuk meningkatkan
keunggulan lokal, kepentingan nasional, keadilan, dan kompetensi antar bangsa
dalam peradaban dunia.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3)
Badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan bersifat
mandiri pada tingkat nasional dan provinsi.
Ayat (4) Cukup jelas
Pasa1 36
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2)

MANAJ EMEN SEKOL AH 404


LAMPIRAN 1

Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan untuk


memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan
kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah.
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Pasal 37
Ayat (1)
Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Bahan kajian bahasa mencakup bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing
dengan pertimbangan:
1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional;
2. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu peserta didik; dan
3. Bahasa asing terutama bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang
sangat penting kegunaannya dalam pergaulan global.
Bahan kajian matematika, antara lain, berhitung, ilmu ukur, dan aljabar
dimaksudkan untuk mengembangkan logika dan kemampuan berpikir peserta
didik.
Bahan kajian ilmu pengetahuan alam, antara lain, fisika, biologi, dan kimia
dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekitamya.
Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi,
kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial
masyarakat.
Bahan kajian seni dan budaya dimaksudkan untuk membentuk karakter peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Bahan
kajian seni mencakup menulis, menggambar/ melukis, menyanyi, dan menadi.
Bahan kajian pendidikan jasmani dan olahraga dimaksudkan untuk membentuk
karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa
sportivitas.
Bahan kajian keterampilan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki keterampilan. Bahan kaj ian muatan lokal dimaksudkan
untuk membentuk pemahaman terhadappotensi di daerah tempat tinggalnya.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 38 Cukup jelas
Pasal 39
Ayat(1)
Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, pemilik, pamong
belajar, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber
belajar.
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 40

MANAJ EMEN SEKOL AH 405


LAMPIRAN 1

Ayat(1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan penghasilan yang pantas dan memadai adalah penghasilan
yang mencerminkan martabat guru sebagai pendidik yang profesional di atas
kebutuhan hidup minimum (KHM).
Yang dimaksud dengan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai,
antara lain, jaminan kesehatan dan jaminan hari tua.
Huruf b Cukup jelas
Huruf c Cukup jelas
Huruf d Cukup jelas
Huruf e Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 42 Cukup jelas
Pasal 43
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2)
Program sertifikasi bertujuan untuk memenuhi kualifikasi minimum pendidik yang
merupakan bagian dari program pengembangan karier oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 44 Cukup jelas
Pasal 45 Cukup jelas
Pasal 46
Ayat(1)
Sumber pendanaan pendidikan dari Pemerintah meliputi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
sumber pendanaan pendidikan dari masyarakat mend antara lain sumbangan
pendidikan, hibah, wakaf, za pembayaran nadzar, pinjaman, sumbangan perusah,
keringanan dan penghapusan pajak untuk pendidikan, lain-lain penerimaan yang
sah.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Pasa147 Cukup jelas
Pasal 48 Cukup jelas
Pasa149
Ayat (1)
Pemenuhan dana pendidikan dapat dilakukan sec bertahap.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Ayat (5) Cukup jelas .
Pasal 50
Ayat(1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas

MANAJ EMEN SEKOL AH 406


LAMPIRAN 1

Ayat (5) Cukup jelas


Ayat (6)
Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalah kemandirian perguruan
tinggi untuk mengelola sendiri lembaganya.
Ayat (7) Cukup jelas
Pasal 51
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah/ madrasah adalah bentuk
otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala
sekolah/ madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah/madrasah dalam
mengelola kegiatan pendidikan.
Ayat (2) Cukupjelas
Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 52 Cukup jelas
Pasal 53
Ayat (1)
Badan hukum pendidikan dimaksudkan sebagai landasan hokum bagi
penyelenggara dan/atau satuan pendidikan, antara lain berbentuk Badan Hukum
Milik Negara (BHMN) Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Pasal 54 Cukup jelas
Pasal 55
Ayat (1)
Kekhasan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat tetap dihargai dan
dijamin oleh Undang-undang ini.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Ayat (5) Cukup jelas
Pasa1 56 Cukup jelas
Pasa1 57 Cukup jelas
Pasa1 58 Cukup jelas
Pasa1 59 Cukup jelas
Pasal 60 Cukup jelas
Pasal 61 Cukup jelas
Pasal 62 Cukup jelas
Pasa1 63 Cukup jelas
Pasal 64 Cukup jelas
Pasa1 65
Ayat (1)
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain mencakup undang-
undang tentang imigrasi. pajak, investasi asing, dan tenaga kerja.
Ayat (2)
Pelaksanaan pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat (1) huruf a.
Ayat (3) Cukup jelas

MANAJ EMEN SEKOL AH 407


LAMPIRAN 1

Ayat (4)
Sistem pendidikan negara lain mencakup kurikulum, sistem - penilaian, dan
penjenjangan pendiclikan.
Ayat (5) Cukup jelas
Pasal 66
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3)
Peraturan pemerintah yang dimaksud dalam ayat ini, antara lain, mengatur tata cara
pengawasan dan sanksi administratif.
Pasal 67 Cukup jelas
Pasal 68 Cukup jelas
Pasal 69 Cukup jelas
Pasal 70 Cukup jelas
Pasal 71 Cukup jelas
Pasal 72 Cukup jelas
Pasal 73 Cukup jelas
Pasal 74 Cukup jelas
Pasal 75 Cukup jelas
Pasal 76 Cukup jelas
Pasal 77 Cukup jelas

MANAJ EMEN SEKOL AH 408


LAMPIRAN 1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2005
TENTANG
GURU DAN DOSEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:
a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan
relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang
mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu
guru dan dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan;
c. bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebagaimana
dimaksud pada huruf a sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang
bermartabat;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b,
dan huruf c perlu dibentuk Undang-Undang tentang Guru dan Dosen.
Mengingat:
1. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b,
dan huruf c perlu dibentuk Undang-Undang tentang Guru dan Dosen.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG GURU DAN DOSEN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

MANAJ EMEN SEKOL AH 409


LAMPIRAN 1

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan
fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan
pendidikan tinggi.
4. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
5. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal.
6. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap
jenjang dan jenis pendidikan.
7. Perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama adalah perjanjian tertulis antara
guru atau dosen dengan penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang
memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban para pihak dengan prinsip
kesetaraan dan kesejawatan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
8. Pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian kerja adalah pengakhiran
perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama guru atau dosen karena sesuatu
hal yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara guru atau dosen
dan penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
9. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan
pendidikan formal di tempat penugasan.
10. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
11. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.
12. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
13. Organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang
didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru.
14. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan tinggi yang diberi
tugas oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau
pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan dan mengembangkan
ilmu kependidikan dan nonkependidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 410


LAMPIRAN 1

15. Gaji adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen atas pekerjaannya dari
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara
berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
16. Penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen dalam bentuk
finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas keprofesionalan yang ditetapkan
dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat
guru atau dosen sebagai pendidik profesional.
17. Daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang; daerah dengan
kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah perbatasan dengan negara lain;
daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada
dalam keadaan darurat lain.
18. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang
mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
19. Pemerintah adalah pemerintah pusat.
20. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau
pemerintah kota.
21. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan dalam bidang
pendidikan nasional.
BAB II
KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang


pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

Pasal 3
(1) Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Pasal 4
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Pasal 5
Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada Pasal 3
ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen

MANAJ EMEN SEKOL AH 411


LAMPIRAN 1

pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi


kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Pasal 6
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

BAB III
PRINSIP PROFESIONALITAS
Pasal 7
(1) Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
(2) Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan
melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan,
tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik
profesi.
BAB IV
GURU
Bagian Kesatu
Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi
Pasal 8
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

MANAJ EMEN SEKOL AH 412


LAMPIRAN 1

Pasal 9

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui


pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

Pasal 10

(1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi


pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 11

(1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada


guru yang telah memenuhi persyaratan.
(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh Pemerintah.
(3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 12

Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki kesempatan yang
sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu.

Pasal 13

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk


peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam
jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi
akademik dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban
Pasal 14
(1) Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;

MANAJ EMEN SEKOL AH 413


LAMPIRAN 1

b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi


kerja;
c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-
undangan;
g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas;
h. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
i. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan;
j. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
k. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak guru sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 15

(1) Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada
gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional,
tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya
sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
(2) Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama.
Pasal 16

(1) Pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang
diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
(2) Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara
dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat,
masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

MANAJ EMEN SEKOL AH 414


LAMPIRAN 1

(3) Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD).
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan profesi guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 17

(1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan tunjangan fungsional


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang diangkat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah.
(2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan subsidi tunjangan
fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang
diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan subsidi
tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah.

Pasal 18

(1) Pemerintah memberikan tunjangan khusus sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang bertugas di daerah khusus.
(2) Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara
dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat,
masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
(3) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah di daerah
khusus, berhak atas rumah dinas yang disediakan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan kewenangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 19

(1) Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) merupakan
tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan,
asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi guru, serta kemudahan
untuk memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan
kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
(2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin terwujudnya
maslahattambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai maslahat tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 415


LAMPIRAN 1

Pasal 20

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:


a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

Bagian Ketiga
Wajib Kerja dan Ikatan Dinas

Pasal 21

(1) Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib


kerja kepada guru dan/atau warga negara Indonesia lainnya yang memenuhi
kualifikasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai guru
di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan warga negara Indonesia sebagai
guru dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 22

(1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat menetapkan pola ikatan dinas
bagi calon guru untuk memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan
nasional atau kepentingan pembangunan daerah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pola ikatan dinas bagi calon guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 23

(1) Pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasrama


di lembaga pendidikan tenaga kependidikan untuk menjamin efisiensi dan
mutu pendidikan.
(2) Kurikulum pendidikan guru pada lembaga pendidikan tenaga kependidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengembangkan kompetensi yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pendidikan nasional, pendidikan
bertaraf internasional, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal.

MANAJ EMEN SEKOL AH 416


LAMPIRAN 1

Bagian Keempat
Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan, dan Pemberhentian

Pasal 24

(1) Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifikasi
akademik, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin
keberlangsungan satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal
serta untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan menengah yang
diselenggarakan oleh Pemerintah.
(2) Pemerintah provinsi wajib memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah,
kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara merata untuk
menjamin keberlangsungan pendidikan menengah dan pendidikan khusus
sesuai dengan kewenangan.
(3) Pemerintah kabupaten/kota wajib memenuhi kebutuhan guru, baik dalam
jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara merata untuk
menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal sesuai dengan kewenangan.
(4) Penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang
diselenggarakan oleh masyarakat wajib memenuhi kebutuhan guru-tetap, baik
dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun kompetensinya untuk menjamin
keberlangsungan pendidikan.

Pasal 25

(1) Pengangkatan dan penempatan guru dilakukan secara objektif dan transparan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengangkatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan Pemerintah atau pemerintah daerah diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
(3) Pengangkatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan masyarakat dilakukan oleh penyelenggara pendidikan atau
satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.
Pasal 26
(1) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dapat
ditempatkan pada jabatan struktural.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan guru yang diangkat oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah pada jabatan struktural sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 27
Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan di
Indonesia wajib mematuhi kode etik guru dan peraturan perundang-undangan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 417


LAMPIRAN 1

Pasal 28

(1) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dapat
dipindahtugaskan antarprovinsi, antarkabupaten/antarkota, antarkecamatan
maupun antarsatuan pendidikan karena alasan kebutuhan satuan pendidikan
dan/atau promosi.
(2) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dapat
mengajukan permohonan pindah tugas, baik antarprovinsi,
antarkabupaten/antarkota, antarkecamatan maupun antarsatuan pendidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam hal permohonan kepindahan dikabulkan, Pemerintah atau pemerintah
daerah memfasilitasi kepindahan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sesuai dengan kewenangan.
(4) Pemindahan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat diatur oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang
bersangkutan berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemindahan guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 29

(1) Guru yang bertugas di daerah khusus memperoleh hak yang meliputi kenaikan
pangkat rutin secara otomatis, kenaikan pangkat istimewa sebanyak 1 (satu)
kali, dan perlindungan dalam pelaksanaan tugas.
(2) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah wajib
menandatangani pernyataan kesanggupan untuk ditugaskan di daerah khusus
paling sedikit selama 2 (dua) tahun.
(3) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang telah
bertugas selama 2 (dua) tahun atau lebih di daerah khusus berhak pindah tugas
setelah tersedia guru pengganti.
(4) Dalam hal terjadi kekosongan guru, Pemerintah atau pemerintah daerah wajib
menyediakan guru pengganti untuk menjamin keberlanjutan proses
pembelajaran pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai guru yang bertugas di daerah khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 30

(1) Guru dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai guru karena:
a. meninggal dunia;
b. mencapai batas usia pensiun;
c. atas permintaan sendiri;
d. sakit jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas
secara terus-menerus selama 12 (dua belas) bulan; atau

MANAJ EMEN SEKOL AH 418


LAMPIRAN 1

e. berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara guru


dan penyelenggara pendidikan.
(2) Guru dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru
karena:
a. melanggar sumpah dan janji jabatan;
b. melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama; atau
c. melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu) bulan atau
lebih secara terus-menerus.
(3) Pemberhentian guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Pemberhentian guru karena batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilakukan pada usia 60 (enam puluh) tahun.
(5) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang
diberhentikan dari jabatan sebagai guru, kecuali sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dan huruf b, tidak dengan sendirinya diberhentikan sebagai
pegawai negeri sipil.
Pasal 31

(1) Pemberhentian guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dapat
dilakukan setelah guru yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela
diri.
(2) Guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri memperoleh
kompensasi finansial sesuai dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama.

Bagian Kelima
Pembinaan dan Pengembangan

Pasal 32

(1) Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan


profesi dan karier.
(2) Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
(3) Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui jabatan fungsional.
(4) Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.

Pasal 33

Kebijakan strategis pembinaan dan pengembangan profesi dan karier guru pada
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat ditetapkan dengan peraturan Menteri.

MANAJ EMEN SEKOL AH 419


LAMPIRAN 1

Pasal 34

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan


kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
(2) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat wajib membina dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
(3) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan anggaran untuk
meningkatkan profesionalitas dan pengabdian guru pada satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.

Pasal 35

(1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan


pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.
(2) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40
(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keenam
Penghargaan

Pasal 36

(1) Guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah
khusus berhak memperoleh penghargaan.
(2) Guru yang gugur dalam melaksanakan tugas di daerah khusus memperoleh
penghargaan dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Pasal 37

(1) Penghargaan dapat diberikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,


masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan.
(2) Penghargaan dapat diberikan pada tingkat sekolah, tingkat desa/kelurahan,
tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional,
dan/atau tingkat internasional.
(3) Penghargaan kepada guru dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan
pangkat istimewa, finansial, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain.
(4) Penghargaan kepada guru dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang
tahun kemerdekaan Republik Indonesia, hari ulang tahun provinsi, hari ulang
tahun kabupaten/kota, hari ulang tahun satuan pendidikan, hari pendidikan
nasional, hari guru nasional, dan/atau hari besar lain.

MANAJ EMEN SEKOL AH 420


LAMPIRAN 1

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 38

Pemerintah dapat menetapkan hari guru nasional sebagai penghargaan kepada guru
yang diatur dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketujuh
Perlindungan

Pasal 39

(1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau


satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam
pelaksanaan tugas.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan
hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja.
(3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup
perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik,
orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
(4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup
perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,
pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi,
dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam
melaksanakan tugas.
(5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja,
kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan
lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.

Bagian Kedelapan
Cuti

Pasal 40

(1) Guru memperoleh cuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


(2) Guru dapat memperoleh cuti untuk studi dengan tetap memperoleh hak gaji
penuh.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 421


LAMPIRAN 1

Bagian Kesembilan
Organisasi Profesi dan Kode Etik

Pasal 41

(1) Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen.


(2) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
(3) Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
(4) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi
guru dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru.

Pasal 42

Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan:


a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru;
b. memberikan bantuan hukum kepada guru;
c. memberikan perlindungan profesi guru;
d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan
e. memajukan pendidikan nasional.

Pasal 43

(1) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode
etik.
(2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang
mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.

Pasal 44

(1) Dewan kehormatan guru dibentuk oleh organisasi profesi guru.


(2) Keanggotaan serta mekanisme kerja dewan kehormatan guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam anggaran dasar organisasi profesi guru.
(3) Dewan kehormatan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk
mengawasi pelaksanaan kode etik guru dan memberikan rekomendasi
pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik oleh guru.
(4) Rekomendasi dewan kehormatan profesi guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan
anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan.
(5) Organisasi profesi guru wajib melaksanakan rekomendasi dewan kehormatan
guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

MANAJ EMEN SEKOL AH 422


LAMPIRAN 1

BAB V
DOSEN
Bagian Kesatu
Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi, dan Jabatan Akademik

Pasal 45

Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat


jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan
pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Pasal 46

(1) Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diperoleh


melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai
dengan bidang keahlian.
(2) Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum:
a. lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana;
dan
b. lulusan program doktor untuk program pascasarjana.
(3) Setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa dapat diangkat
menjadi dosen.
(4) Ketentuan lain mengenai kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dan keahlian dengan prestasi luar biasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh masing-masing senat akademik satuan
pendidikan tinggi.
Pasal 47

(1) Sertifikat pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45


diberikan setelah memenuhi syarat sebagai berikut:
a. memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
b. memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan
c. lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada
perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
(2) Pemerintah menetapkan perguruan tinggi yang terakreditasi untuk
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan sesuai dengan
kebutuhan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat pendidik untuk dosen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan penetapan perguruan tinggi yang terakreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 48

(1) Status dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap.

MANAJ EMEN SEKOL AH 423


LAMPIRAN 1

(2) Jenjang jabatan akademik dosen-tetap terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor
kepala, dan profesor.
(3) Persyaratan untuk menduduki jabatan akademik profesor harus memiliki
kualifikasi akademik doktor.
(4) Pengaturan kewenangan jenjang jabatan akademik dan dosen-tidak tetap
ditetapkan oleh setiap satuan pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 49

(1) Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi
yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor.
(2) Profesor memiliki kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta
menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat.
(3) Profesor yang memiliki karya ilmiah atau karya monumental lainnya yang
sangat istimewa dalam bidangnya dan mendapat pengakuan internasional
dapat diangkat menjadi profesor paripurna.
(4) Pengaturan lebih lanjut mengenai profesor paripurna sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 50

(1) Setiap orang yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
dosen.
(2) Setiap orang, yang akan diangkat menjadi dosen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), wajib mengikuti proses seleksi.
(3) Setiap orang dapat diangkat secara langsung menduduki jenjang jabatan
akademik tertentu berdasarkan hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik,
kompetensi, dan pengalaman yang dimiliki.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan pengangkatan serta penetapan jenjang jabatan akademik tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh setiap satuan pendidikan
tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban

Pasal 51

(1) Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak:


a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja;

MANAJ EMEN SEKOL AH 424


LAMPIRAN 1

c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas


kekayaan intelektual;
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber
belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
e. memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;
f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan
kelulusan peserta didik; dan
g. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi/organisasi
profesi keilmuan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dosen sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 52

(1) Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 51 ayat (1) huruf a meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada
gaji, serta penghasilan lain yang berupa tunjangan profesi, tunjangan
fungsional, tunjangan khusus, tunjangan kehormatan, serta maslahat
tambahan yang terkait dengan tugas sebagai dosen yang ditetapkan dengan
prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
(2) Dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama.
Pasal 53

(1) Pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 52 ayat (1) kepada dosen yang telah memiliki sertifikat pendidik yang
diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan tinggi
yang diselenggarakan oleh masyarakat.
(2) Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara
dengan 1 (satu) kali gaji pokok dosen yang diangkat oleh Pemerintah pada
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
(3) Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 54

(1) Pemerintah memberikan tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 52 ayat (1) kepada dosen yang diangkat oleh Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 425


LAMPIRAN 1

(2) Pemerintah memberikan subsidi tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 52 ayat (1) kepada dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan
tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara.

Pasal 55

(1) Pemerintah memberikan tunjangan khusus sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 52 ayat (1) kepada dosen yang bertugas di daerah khusus.
(2) Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara
dengan 1 (satu) kali gaji pokok dosen yang diangkat oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
(3) Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 56

(1) Pemerintah memberikan tunjangan kehormatan kepada profesor yang


diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan tinggi setara 2
(dua) kali gaji pokok profesor yang diangkat oleh Pemerintah pada tingkat,
masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan kehormatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 57

(1) Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) merupakan
tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan,
asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi dosen, serta kemudahan
untuk memperoleh pendidikan bagi putra dan putri dosen, pelayanan
kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
(2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin terwujudnya maslahat
tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai maslahat tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 58

Dosen yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan tinggi
yang diselenggarakan oleh masyarakat berhak memperoleh jaminan sosial tenaga
kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 426


LAMPIRAN 1

Pasal 59

(1) Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu langka berhak
memperoleh dana dan fasilitas khusus dari Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah.
(2) Dosen yang diangkat oleh Pemerintah di daerah khusus, berhak atas rumah
dinas yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangan.

Pasal 60

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berkewajiban:


a. melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
b. merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran;
c. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
d. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi
peserta didik dalam pembelajaran;
e. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik, serta
nilai-nilai agama dan etika; dan
f. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Bagian Ketiga
Wajib Kerja dan Ikatan Dinas

Pasal 61

(1) Dalam keadaan darurat Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib


kerja kepada dosen dan/atau warga negara Indonesia lain yang memenuhi
kualifikasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai dosen
di daerah khusus.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan warga negara Indonesia sebagai
dosen dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 62

(1) Pemerintah dapat menetapkan pola ikatan dinas bagi calon dosen untuk
memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan nasional, atau untuk
memenuhi kepentingan pembangunan daerah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pola ikatan dinas bagi calon dosen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 427


LAMPIRAN 1

Bagian Keempat
Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan, dan Pemberhentian

Pasal 63

(1) Pengangkatan dan penempatan dosen pada satuan pendidikan tinggi dilakukan
secara objektif dan transparan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengangkatan dan penempatan dosen pada satuan pendidikan tinggi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(3) Pengangkatan dan penempatan dosen pada satuan pendidikan tinggi yang
diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan oleh penyelenggara pendidikan
atau satuan pendidikan tinggi yang bersangkutan berdasarkan perjanjian kerja
atau kesepakatan kerja bersama.
(4) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan
tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu.

Pasal 64

(1) Dosen yang diangkat oleh Pemerintah dapat ditempatkan pada jabatan
struktural sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan dosen yang diangkat oleh
Pemerintah pada jabatan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 65

Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai dosen pada satuan pendidikan tinggi
di Indonesia wajib mematuhi peraturan perundang-undangan.

Pasal 66

Pemindahan dosen pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh


masyarakat diatur oleh penyelenggara pendidikan berdasarkan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.

Pasal 67

(1) Dosen dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena:


a. meninggal dunia;
b. telah mencapai batas usia pensiun;
c. atas permintaan sendiri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas secara terus-menerus selama 12 (dua belas)
bulan karena sakit jasmani dan/atau rohani; atau
e. berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara dosen
dan penyelenggara pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 428


LAMPIRAN 1

(2) Dosen dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya karena:
a. melanggar sumpah dan janji jabatan;
b. melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama; atau
c. melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu) bulan atau
lebih secara terus-menerus.
(3) Pemberhentian dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan tinggi yang
bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(4) Pemberhentian dosen karena batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilakukan pada usia 65 (enam puluh lima) tahun.
(5) Profesor yang berprestasi dapat diperpanjang batas usia pensiunnya sampai 70
(tujuh puluh) tahun.
(6) Dosen yang diangkat oleh Pemerintah yang diberhentikan dari jabatannya,
kecuali sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dan huruf b, tidak dengan
sendirinya diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil.

Pasal 68

(1) Pemberhentian dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) dapat
dilakukan setelah dosen yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk
membela diri.
(2) Dosen pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat
yang diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri memperoleh
kompensasi finansial sesuai dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama.

Bagian Kelima
Pembinaan dan Pengembangan

Pasal 69

(1) Pembinaan dan pengembangan dosen meliputi pembinaan dan


pengembangan profesi dan karier.
(2) Pembinaan dan pengembangan profesi dosen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
(3) Pembinaan dan pengembangan profesi dosen dilakukan melalui jabatan
fungsional.
(4) Pembinaan dan pengembangan karier dosen sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.

Pasal 70

Kebijakan strategis pembinaan dan pengembangan profesi dan karier dosen pada
satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau masyarakat
ditetapkan dengan peraturan Menteri.

MANAJ EMEN SEKOL AH 429


LAMPIRAN 1

Pasal 71

(1) Pemerintah wajib membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan


kompetensi dosen pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan/atau masyarakat.
(2) Satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat wajib
membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi dosen.
(3) Pemerintah wajib memberikan anggaran untuk meningkatkan profesionalitas
dan pengabdian dosen pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan
oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.

Pasal 72

(1) Beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan


pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi
pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan
tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat.
(2) Beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya sepadan
dengan 12 (dua belas) satuan kredit semester (SKS) dan sebanyak-banyaknya
16 (enam belas) satuan kredit semester.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja dosen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh setiap satuan pendidikan tinggi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keenam
Penghargaan
Pasal 73
(1) Dosen yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah
khusus berhak memperoleh penghargaan.
(2) Dosen yang gugur dalam melaksanakan tugas di daerah khusus memperoleh
penghargaan dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pasal 74
(1) Penghargaan dapat diberikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, organisasi profesi keilmuan, dan/atau satuan pendidikan tinggi.
(2) Penghargaan dapat diberikan pada tingkat satuan pendidikan tinggi, tingkat
kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional, dan/atau tingkat
internasional.
(3) Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat
istimewa, finansial, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain.
(4) Penghargaan kepada dosen dilaksanakan dalam rangka memperingati hari
ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, hari ulang tahun provinsi, hari
ulang tahun kabupaten/kota, hari ulang tahun satuan pendidikan tinggi, hari
pendidikan nasional, dan/atau hari besar lain.

MANAJ EMEN SEKOL AH 430


LAMPIRAN 1

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Bagian Ketujuh
Perlindungan

Pasal 75

(1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau


satuan pendidikan tinggi wajib memberikan perlindungan terhadap dosen
dalam pelaksanaan tugas.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan
hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja.
(3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup
perlindungan terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif,
intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta
didik, masyarakat, birokrasi, dan/atau pihak lain.
(4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup
perlindungan terhadap pelaksanaan tugas dosen sebagai tenaga profesional
yang meliputi pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan
kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan, serta
pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat dosen dalam
pelaksanaan tugas.
(5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meliputi perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja,
kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan
lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.
(6) Dalam rangka kegiatan akademik, dosen mendapat perlindungan untuk
menggunakan data dan sumber yang dikategorikan terlarang oleh peraturan
perundang-undangan.

Bagian Kedelapan
Cuti

Pasal 76

(1) Dosen memperoleh cuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


(2) Dosen memperoleh cuti untuk studi dan penelitian atau untuk pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan memperoleh hak gaji penuh.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai cuti sebagaimana dimaksud pada pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 431


LAMPIRAN 1

BAB VI
SANKSI

Pasal 77

(1) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang tidak
menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikenai sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian hak guru;
d. penurunan pangkat;
e. pemberhentian dengan hormat; atau
f. pemberhentian tidak dengan hormat.
(3) Guru yang berstatus ikatan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 yang
tidak melaksanakan tugas sesuai dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama diberi sanksi sesuai dengan perjanjian ikatan dinas.
(4) Guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat, yang tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikenai sanksi sesuai dengan perjanjian
kerja atau kesepakatan kerja bersama.
(5) Guru yang melakukan pelanggaran kode etik dikenai sanksi oleh organisasi
profesi.
(6) Guru yang dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat
(3), ayat (4), dan ayat (5) mempunyai hak membela diri.

Pasal 78

(1) Dosen yang diangkat oleh Pemerintah yang tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dikenai sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian hak dosen;
d. penurunan pangkat dan jabatan akademik;
e. pemberhentian dengan hormat; atau
f. pemberhentian tidak dengan hormat.
(3) Dosen yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan
tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat yang tidak menjalankan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dikenai sanksi sesuai dengan
perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
(4) Dosen yang berstatus ikatan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 yang
tidak melaksanakan tugas sesuai dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama diberi sanksi sesuai dengan perjanjian ikatan dinas.

MANAJ EMEN SEKOL AH 432


LAMPIRAN 1

(5) Dosen yang dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) mempunyai hak membela diri.

Pasal 79

(1) Penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang melakukan


pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Pasal
34, Pasal 39, Pasal 63 ayat (4), Pasal 71, dan Pasal 75 diberi sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Sanksi bagi penyelenggara pendidikan berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan penyelenggaraan satuan pendidikan; atau
d. pembekuan kegiatan penyelenggaraan satuan pendidikan.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 80
(1) Pada saat mulai berlakunya Undang-Undang ini:
a. guru yang belum memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan
fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) dan
memperoleh maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2) paling lama 10 (sepuluh) tahun, atau guru yang bersangkutan telah
memenuhi kewajiban memiliki sertifikat pendidik.
b. dosen yang belum memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan
fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) dan ayat (2) dan
memperoleh maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
ayat (2) paling lama 10 (sepuluh) tahun, atau dosen yang bersangkutan telah
memenuhi kewajiban memiliki sertifikat pendidik.
(2) Tunjangan fungsional dan maslahat tambahan bagi guru dan dosen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam anggaran pendapatan
dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pasal 81
Semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan guru dan dosen
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan
baru berdasarkan Undang-Undang ini.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 82
(1) Pemerintah mulai melaksanakan program sertifikasi pendidik paling lama
dalam waktu 12 (dua belas) bulan terhitung sejak berlakunya Undang-Undang
ini.

MANAJ EMEN SEKOL AH 433


LAMPIRAN 1

(2) Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik
sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang ini wajib memenuhi kualifikasi
akademik dan sertifikat pendidik paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak
berlakunya Undang-Undang ini.

Pasal 83

Semua peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk melaksanakan


Undang-Undang ini harus diselesaikan selambat-lambatnya 18 (delapan belas)
bulan sejak berlakunya Undang-Undang ini.

Pasal 84

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2005

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SOESILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Desember 2005

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
AD INTERIM,
ttd
YUSRIL IHZA MAHENDRA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR
157

MANAJ EMEN SEKOL AH 434


LAMPIRAN 1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2005
TENTANG
GURU DAN DOSEN

I. UMUM
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa tujuan nasional adalah untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk
mewujudkan tujuan nasional tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat
menentukan. Selanjutnya, Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa (1) setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan; (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional yang diatur dalam undang-undang; (3) Setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (4)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang; (5) Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh
persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.

Salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
tersebut kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan
datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan
bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, guru dan dosen
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis. Pasal 39 Ayat (2)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan
dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan
pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak
yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.

MANAJ EMEN SEKOL AH 435


LAMPIRAN 1

Berdasarkan uraian di atas, pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional mempunyai misi untuk melaksanakan tujuan Undang-Undang ini
sebagai berikut:
1. mengangkat martabat guru dan dosen;
2. menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen;
3. meningkatkan kompetensi guru dan dosen;
4. memajukan profesi serta karier guru dan dosen;
5. meningkatkan mutu pembelajaran;
6. meningkatkan mutu pendidikan nasional;
7. mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah dari segi
jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi;
8. mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah; dan
9. meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.

Berdasarkan visi dan misi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga profesional
berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, sedangkan
kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan
martabat dosen serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sejalan dengan fungsi tersebut, kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk meningkatkan penghargaan terhadap tugas guru dan dosen, kedudukan
guru dan dosen pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi perlu dikukuhkan dengan pemberian sertifikat pendidik.
Sertifikat tersebut merupakan pengakuan atas kedudukan guru dan dosen sebagai
tenaga profesional. Dalam melaksanakan tugasnya, guru dan dosen harus
memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sehingga memiliki
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Selain itu, perlu juga diperhatikan upaya-upaya memaksimalkan fungsi dan peran
strategis guru dan dosen yang meliputi penegakan hak dan kewajiban guru dan
dosen sebagai tenaga profesional, pembinaan dan pengembangan profesi guru dan
dosen; perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja.
Berdasarkan visi, misi, dan pertimbangan-pertimbangan di atas diperlukan strategi
yang meliputi:
1. penyelenggaraan sertifikasi pendidik berdasarkan kualifikasi akademik dan
kompetensi profesional;
2. pemenuhan hak dan kewajiban guru dan dosen sebagai tenaga profesional yang
sesuai dengan prinsip profesionalitas;

MANAJ EMEN SEKOL AH 436


LAMPIRAN 1

3. penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pengangkatan, penempatan,


pemindahan, dan pemberhentian guru dan dosen sesuai dengan kebutuhan,
baik jumlah, kualifikasi akademik, maupun kompetensi yang dilakukan secara
merata, objektif, dan transparan untuk menjamin keberlangsungan pendidikan;
4. penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan dan pengembangan
profesi guru dan dosen untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian
para guru dan dosen;
5. peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap guru
dan dosen dalam pelaksanaan tugas profesional;
6. peningkatan peran organisasi profesi untuk menjaga dan meningkatkan
kehormatan dan martabat guru dan dosen dalam pelaksanaan tugas sebagai
tenaga profesional;
7. penguatan kesetaraan antara guru dan dosen yang bertugas pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
dengan guru dan dosen yang bertugas pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat;
8. penguatan tanggung jawab dan kewajiban Pemerintah dan pemerintah daerah
dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak
dan kewajiban guru dan dosen sebagai tenaga profesional; dan
9. peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban guru
dan dosen.
Pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional merupakan
bagian dari pembaharuan sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya
memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pendidikan, kepegawaian, ketenagakerjaan, keuangan, dan pemerintahan daerah.
Sehubungan dengan hal itu, diperlukan pengaturan tentang kedudukan guru dan
dosen sebagai tenaga profesional dalam suatu Undang-Undang tentang Guru dan
Dosen.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya
dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi,
dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Yang dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah
peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa
pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 437


LAMPIRAN 1

Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan fisik
dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Kondisi kesehatan fisik dan mental tersebut tidak ditujukan kepada penyandang
cacat.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik.
Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik.
Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (1)
huruf a
Yang dimaksud dengan penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum adalah
pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup guru dan keluarganya
secara wajar, baik sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan
jaminan hari tua.
huruf b
Cukup jelas.
huruf c
Cukup jelas
huruf d
Cukup jelas.

MANAJ EMEN SEKOL AH 438


LAMPIRAN 1

huruf e
Cukup jelas.
huruf f
Cukup jelas.
huruf g
Cukup jelas.
huruf h
Cukup jelas.
huruf i
Cukup jelas.
huruf j
Cukup jelas.
huruf k
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan gaji pokok adalah satuan penghasilan yang ditetapkan
berdasarkan pangkat, golongan, dan masa kerja.
Yang dimaksud dengan tunjangan yang melekat pada gaji adalah tambahan
penghasilan sebagai komponen kesejahteraan yang ditentukan berdasarkan jumlah
tanggungan keluarga.
Yang dimaksud dengan tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada
guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya.
Yang dimaksud dengan tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada
guru sebagai kompensasi atas kesulitan hidup yang dihadapi dalam melaksanakan
tugas di daerah khusus.
Yang dimaksud dengan maslahat tambahan adalah tambahan kesejahteraan yang
diperoleh dalam bentuk asuransi, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan
lain.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Tunjangan profesi dapat diperhitungkan sebagai bagian dari anggaran pendidikan
selain gaji pendidik dan anggaran pendidikan kedinasan untuk memenuhi
ketentuan dalam Pasal 49 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Ayat (4)

MANAJ EMEN SEKOL AH 439


LAMPIRAN 1

Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Tunjangan fungsional dapat diperhitungkan sebagai bagian dari anggaran
pendidikan selain gaji pendidik dan anggaran pendidikan kedinasan untuk
memenuhi ketentuan dalam Pasal 49 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pasal 18
Ayat (1)
Tunjangan khusus dapat diperhitungkan sebagai bagian dari anggaran pendidikan
selain gaji pendidik dan anggaran pendidikan kedinasan untuk memenuhi
ketentuan dalam Pasal 49 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra-
putri guru adalah berupa kesempatan dan keringanan biaya pendidikan bagi putra-
putri guru yang telah memenuhi syarat-syarat akademik untuk menempuh
pendidikan dalam satuan pendidikan tertentu.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26

MANAJ EMEN SEKOL AH 440


LAMPIRAN 1

Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan fisik
dan mental yang memungkinkan dosen dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Kondisi kesehatan fisik dan mental tersebut tidak ditujukan kepada penyandang
cacat.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.

MANAJ EMEN SEKOL AH 441


LAMPIRAN 1

Pasal 48
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang
berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu.
Yang dimaksud dengan dosen tidak tetap adalah dosen yang bekerja paruh waktu
yang berstatus sebagai tenaga pendidik tidak tetap pada satuan pendidikan tinggi
tertentu.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan secara langsung adalah tanpa berjenjang.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 51
Ayat (1)
huruf a
Yang dimaksud dengan penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum adalah
pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dosen dan keluarganya
secara wajar, baik sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan
jaminan hari tua.
huruf b
Cukup jelas.
huruf c
Cukup jelas.
huruf d
Cukup jelas.
huruf e
Cukup jelas.
huruf f
Cukup jelas.
huruf g
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 52

MANAJ EMEN SEKOL AH 442


LAMPIRAN 1

Ayat (1)
Yang dimaksud dengan gaji pokok adalah satuan penghasilan yang ditetapkan
berdasarkan pangkat, golongan, dan masa kerja.
Yang dimaksud dengan tunjangan yang melekat pada gaji adalah tambahan
penghasilan sebagai komponen kesejahteraan yang ditentukan berdasarkan jumlah
tanggungan keluarga.
Yang dimaksud dengan tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada
dosen yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas
profesionalitasnya.
Yang dimaksud dengan tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada
dosen sebagai kompensasi atas kesulitan hidup yang dihadapi dalam melaksanakan
tugas di daerah khusus.
Yang dimaksud dengan maslahat tambahan adalah tambahan kesejahteraan yang
diperoleh dalam bentuk asuransi, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan
lain.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Ayat (1)
Lihat penjelasan Pasal 18 ayat (3)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan bidang ilmu yang langka adalah ilmu yang sangat khas,
memiliki tingkat kesulitan tinggi, dan/atau mempunyai nilai-nilai strategis serta
tidak banyak diminati.
Yang dimaksud dengan dana dan fasilitas khusus adalah alokasi anggaran dan
kemudahan yang diperuntukkan dosen yang mendalami ilmu langka tersebut.
Ayat (2)

MANAJ EMEN SEKOL AH 443


LAMPIRAN 1

Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82

MANAJ EMEN SEKOL AH 444


LAMPIRAN 1

Cukup jelas.
Pasal 83
Cukup jelas.
Pasal 84
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR –


45

MANAJ EMEN SEKOL AH 445


LAMPIRAN 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 19 TAHUN 2005
TENTANG
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 35 ayat (4), Pasal
36 ayat (4), Pasal 37 ayat (3), Pasal 42 ayat (3), Pasal 43 ayat (2), Pasal
59 ayat (3), Pasal 60 ayat (4), dan Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional
Pendidikan;
Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun
2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
3. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
4. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
6. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 446


LAMPIRAN 1

7. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan


prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
8. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
9. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
10. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
11. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
12. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat
berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan
secara teratur dan berkelanjutan.
13. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
14. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan
pendidikan.
15. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
16. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
17. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
18. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan
mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.
19. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik .
20. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari
suatu satuan pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 447


LAMPIRAN 1

21. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan


pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
22. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah
badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan;
23. Departemen adalah departemen yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan;
24. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP adalah
unit pelaksana teknis Departemen yang berkedudukan di provinsi dan bertugas
untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan,
arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan
mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan;
25. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut BAN-
S/M adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur
formal dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
26. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal yang selanjutnya disebut
BAN-PNF adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan jalur pendidikan nonformal dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
27. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-
PT adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan.
28. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.
BAB II
LINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:


a. standar isi;
b. standar proses;
c. standar kompetensi lulusan;
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
f. standar pengelolaan;
g. standar pembiayaan; dan
h. standar penilaian pendidikan.
(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global.

MANAJ EMEN SEKOL AH 448


LAMPIRAN 1

Pasal 3

Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,


pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu.
Pasal 4

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional


dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.

BAB III
STANDAR ISI
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5

(1) Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
(2) Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka dasar dan
struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan/akademik.

Bagian Kedua
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Pasal 6
(1) Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
(2) Kurikulum untuk jenis pendidikan keagamaan formal terdiri atas kelompok
mata pelajaran yang ditentukan berdasarkan tujuan pendidikan keagamaan.
(3) Satuan pendidikan nonformal dalam bentuk kursus dan lembaga pelatihan
menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang memuat pendidikan
kecakapan hidup dan keterampilan.
(4) Setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik sehingga
pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran mempengaruhi
pemahaman dan/atau penghayatan peserta didik.
(5) Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 449


LAMPIRAN 1

(6) Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang


sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan
menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.

Pasal 7

(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada


SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/
SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/
SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan,
bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/
SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
(4) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi
informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
(5) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB/Paket C, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi
dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
(6) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK,
atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta
muatan lokal yang relevan.
(7) Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/ MAK,
atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang
relevan.
(8) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada
SD/MI/SDLB/ Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/
Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 450


LAMPIRAN 1

Pasal 8

(1) Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan.
(2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
(3) Ketentuan mengenai kedalaman muatan kurikulum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 9

(1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh
perguruan tinggi yang bersangkutan untuk setiap program studi.
(2) Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan
Bahasa Inggris.
(3) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kurikulum tingkat
satuan pendidikan tinggi program Sarjana dan Diploma wajib memuat mata
kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan, serta mata kuliah Statistika,
dan/atau Matematika.
(4) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kedalaman muatan kurikulum
pendidikan tinggi diatur oleh perguruan tinggi masing-masing.

Bagian Ketiga
Beban Belajar

Pasal 10

(1) Beban belajar untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMLB,


SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat menggunakan jam pembelajaran
setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri
khas masing-masing.
(2) MI/MTs/MA atau bentuk lain yang sederajat dapat menambahkan beban
belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian sesuai dengan kebutuhan dan ciri khasnya.
(3) Ketentuan mengenai beban belajar, jam pembelajaran, waktu efektif tatap
muka, dan persentase beban belajar setiap kelompok matapelajaran
ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.

Pasal 11

(1) Beban belajar untuk SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat
dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS).

MANAJ EMEN SEKOL AH 451


LAMPIRAN 1

(2) Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat pada jalur pendidikan formal kategori standar dapat dinyatakan
dalam satuan kredit semester.
(3) Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat pada jalur pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam
satuan kredit semester.
(4) Beban belajar minimal dan maksimal bagi satuan pendidikan yang
menerapkan sistem SKS ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan
usul dari BSNP.
Pasal 12

(1) Beban belajar pada pendidikan kesetaraan disampaikan dalam bentuk tatap
muka, praktek keterampilan, dan kegiatan mandiri yang terstruktur sesuai
dengan kebutuhan.
(2) Beban belajar efektif per tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.

Pasal 13

(1) Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat,


SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk
lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup.
(2) Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan
vokasional.
(3) Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, kelompok mata pelajaran pendidikan estetika, atau kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan.
(4) Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan (3)
dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau
dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

Pasal 14

(1) Kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan
kurikulum untuk SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
(2) Pendidikan berbasis keunggulan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran estetika, atau kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 452


LAMPIRAN 1

(3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan (2) dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh
akreditasi.
Pasal 15

(1) Beban SKS minimal dan maksimal program pendidikan pada pendidikan tinggi
dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
(2) Beban SKS efektif program pendidikan pada pendidikan tinggi diatur oleh
masing-masing perguruan tinggi.

Bagian Keempat
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pasal 16

(1) Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan


dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP.
(2) Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi sekurang-kurangnya:
a. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/MI/
SDLB/SMP/ MTs/ SMPLB/SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK pada
jalur pendidikan formal kategori standar;
b. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/MI/
SDLB/SMP/ MTs/SMPLB/SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK pada jalur
pendidikan formal kategori mandiri;
(3) Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah keagamaan berpedoman pada panduan yang disusun
oleh BSNP.
(4) Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berisi sekurang-kurangnya
model-model kurikulum satuan pendidikan keagamaan jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
(5) Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan (4) sekurang-kurangnya meliputi model kurikulum tingkat
satuan pendidikan apabila menggunakan sistem paket dan model kurikulum
tingkat satuan pendidikan apabila menggunakan sistem kredit semester.

Pasal 17

(1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,


SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik
daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
(2) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di
bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang

MANAJ EMEN SEKOL AH 453


LAMPIRAN 1

pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan
MAK.
(3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya untuk program paket A,
B, dan C ditetapkan oleh dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di
bidang pendidikan berdasarkan kerangka dasar kurikulum sesuai dengan
peraturan pemerintah ini dan standar kompetensi lulusan.
(4) Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di
perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan.

Bagian Kelima
Kalender Pendidikan/Akademik

Pasal 18

(1) Kalender pendidikan/kalender akademik mencakup permulaan tahun ajaran,


minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
(2) Hari libur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk jeda tengah
semester selama-lamanya satu minggu dan jeda antar semester.
(3) Kalender pendidikan/akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
setiap satuan pendidikan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

BAB IV
STANDAR PROSES

Pasal 19

(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
(3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.

Pasal 20

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan


pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

MANAJ EMEN SEKOL AH 454


LAMPIRAN 1

Pasal 21

(1) Pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat


(3) harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban
mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap
peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.
(2) Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya
membaca dan menulis.
Pasal 22
(1) Penilaian hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3)
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik
penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
(2) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tes
tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok.
(3) Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian
observasi secara individual sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam
satu semester.
Pasal 23
Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3)
meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah
tindak lanjut yang diperlukan.
Pasal 24
Standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
BAB V
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Pasal 25
(1) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
(2) Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan
mata kuliah atau kelompok mata kuliah.
(3) Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada
kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
(4) Kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pasal 26
(1) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

MANAJ EMEN SEKOL AH 455


LAMPIRAN 1

(2) Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum


bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
(3) Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
(4) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak
mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni,
yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Pasal 27

(1) Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan
nonformal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
(2) Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi.

BAB VI
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Pendidik

Pasal 28

(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
a. Kompetensi pedagogik;
b. Kompetensi kepribadian;
c. Kompetensi profesional; dan
d. Kompetensi sosial.
(4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan
diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan
dan kesetaraan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 456


LAMPIRAN 1

(5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Pasal 29
(1) Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
b. latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini,
kependidikan lain, atau psikologi; dan
c. sertifikat profesi guru untuk PAUD
(2) Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
b. latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI,
kependidikan lain, atau psikologi; dan
c. sertifikat profesi guru untuk SD/MI
(3) Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan
c. sertifikat profesi guru untuk SMP/MTs
(4) Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan
c. sertifikat profesi guru untuk SMA/MA
(5) Pendidik pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat
memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan
khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan
b. sertifikat profesi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB.
(6) Pendidik pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1)
b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan
c. sertifikat profesi guru untuk SMK/MAK.
Pasal 30
(1) Pendidik pada TK/RA sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas yang
penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai
dengan keperluan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 457


LAMPIRAN 1

(2) Pendidik pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru
mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan
pendidikan sesuai dengan keperluan.
(3) Guru mata pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-
kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
serta guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan
kesehatan.
(4) Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA, atau
bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru mata pelajaran yang penugasannya
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.
(5) Pendidik pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru
mata pelajaran dan instruktur bidang kejuruan yang penugasannya ditetapkan
oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.
(6) Pendidik pada SDLB, SMPLB, dan SMALB terdiri atas guru mata pelajaran
dan pembimbing yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan
pendidikan sesuai dengan keperluan.
(7) Pendidik pada satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C terdiri atas
tutor penanggungjawab kelas, tutor penanggungjawab mata pelajaran, dan
nara sumber teknis yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan
pendidikan sesuai dengan keperluan.
(8) Pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan keterampilan terdiri atas
pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur, dan penguji.

Pasal 31

(1) Pendidik pada pendidikan tinggi memiliki kualifikasi pendidikan minimum:


a. lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) untuk program diploma;
b. lulusan program magister (S2) untuk program sarjana (S1); dan
c. lulusan program doktor (S3) untuk program magister (S2) dan program
doktor (S3).
(2) Selain kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir a,
pendidik pada program vokasi harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan yang dihasilkan oleh
perguruan tinggi.
(3) Selain kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir b,
pendidik pada program profesi harus memiliki sertifikat kompetensi setelah
sarjana sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi.
Pasal 32
(1) Pendidik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar sebagaimana diatur dalam Pasal 28 sampai dengan pasal 31.
(2) Selain syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 sampai dengan Pasal 31
menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama dapat
memberikan kriteria tambahan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 458


LAMPIRAN 1

Pasal 33

(1) Pendidik di lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan harus


memiliki kualifikasi dan kompetensi minimum yang dipersyaratkan.
(2) Kualifikasi dan kompetensi minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 34

Rasio pendidik terhadap peserta didik ditetapkan dalam Peraturan Menteri


berdasarkan usulan dari BSNP.

Bagian Kedua
Tenaga Kependidikan

Pasal 35

(1) Tenaga kependidikan pada:


a. TK/RA atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas
kepala TK/RA dan tenaga kebersihan TK/RA.
b. SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas
kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan
tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
c. SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA, atau bentuk lain
yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah,
tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga
kebersihan sekolah/madrasah.
d. SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri
atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan,
tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
e. SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang sederajat sekurang-
kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, tenaga kebersihan sekolah, teknisi
sumber belajar, psikolog, pekerja sosial, dan terapis.
f. Paket A, Paket B dan Paket C sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola
kelompok belajar, tenaga administrasi, dan tenaga perpustakaan.
g. lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan sekurang-kurangnya
terdiri atas pengelola atau penyelenggara, teknisi, sumber belajar,
pustakawan, dan laboran.
(2) Standar untuk setiap jenis tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 36

(1) Tenaga Kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi,


kompetensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya.

MANAJ EMEN SEKOL AH 459


LAMPIRAN 1

(2) Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 37

(1) Tenaga kependidikan di lembaga kursus dan pelatihan harus memiliki


kualifikasi dan kompetensi minimum yang dipersyaratkan.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang standar tenaga kependidikan pada lembaga
kursus dan pelatihan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.

Pasal 38

(1) Kriteria untuk menjadi kepala TK/RA meliputi:


a. Berstatus sebagai guru TK/RA;
b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di
TK/RA; dan
d. Memiliki kemampuan kepimpinanan dan kewirausahaan di bidang
pendidikan.
(2) Kriteria untuk menjadi kepala SD/MI meliputi:
a. Berstatus sebagai guru SD/MI;
b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SD/MI; dan
d. Memiliki kemampuan kepimpinanan dan kewirausahaan di bidang
pendidikan.
(3) Kriteria untuk menjadi kepala SMP/MTs/SMA/MA/SMK/ MAK meliputi:
a. Berstatus sebagai guru SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK;
b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK; dan
d. Memiliki kemampuan kepimpinanan dan kewirausahaan di bidang
pendidikan.
(4) Kriteria untuk menjadi kepala SDLB/SMPLB/SMALB meliputi:
a. Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan khusus;
b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
satuan pendidikan khusus; dan
d. Memiliki kemampuan kepimpinanan, pengelolaan, dan kewirausahaan di
bidang pendidikan khusus.

MANAJ EMEN SEKOL AH 460


LAMPIRAN 1

(5) Kriteria kepala satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 39

(1) Pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh pengawas satuan


pendidikan.
(2) Kriteria minimal untuk menjadi pengawas satuan pendidikan meliputi:
a. Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun atau kepala
sekolah sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang pendidikan yang
sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi;
b. memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan
pendidikan;
c. lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.
(3) Kriteria pengawas suatu satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 40

(1) Pengawasan pada pendidikan nonformal dilakukan oleh penilik satuan


pendidikan.
(2) Kriteria minimal untuk menjadi penilik adalah:
a. Berstatus sebagai pamong belajar/pamong atau jabatan sejenis di
lingkungan pendidikan luar sekolah dan pemuda sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun, atau pernah menjadi pengawas satuan pendidikan formal;
b. memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
c. memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai penilik; dan
d. lulus seleksi sebagai penilik.
(3) Kriteria penilik suatu satuan pendidikan sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(1) dan ayat (2) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 41

(1) Setiap satuan pendidikan yang melaksanakan pendidikan inklusif harus


memiliki tenaga kependidikan yang mempunyai kompetensi
menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus.
(2) Kriteria penyelenggaraan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

BAB VII
STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Pasal 42
(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,

MANAJ EMEN SEKOL AH 461


LAMPIRAN 1

bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Pasal 43

(1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam


(IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan
pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi
jenis minimal peralatan yang harus tersedia.
(2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
dalam rasio minimal jumlah peralatan per peserta didik.
(3) Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku di
perpustakaan satuan pendidikan.
(4) Standar jumlah buku teks pelajaran di perpustakaan dinyatakan dalam rasio
minimal jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata pelajaran di
perpustakaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik.
(5) Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
(6) Standar sumber belajar lainnya untuk setiap satuan pendidikan dinyatakan
dalam rasio jumlah sumber belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis
sumber belajar dan karakteristik satuan pendidikan.

Pasal 44

(1) Lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) untuk bangunan satuan
pendidikan, lahan praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan
pertamanan untuk menjadikan satuan pendidikan suatu lingkungan yang
secara ekologis nyaman dan sehat.
(2) Standar lahan satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio luas lahan per peserta
didik.
(3) Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan letak lahan satuan
pendidikan di dalam klaster satuan pendidikan sejenis dan sejenjang, serta
letak lahan satuan pendidikan di dalam klaster satuan pendidikan yang
menjadi pengumpan masukan peserta didik.
(4) Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan jarak tempuh
maksimal yang harus dilalui oleh peserta didik untuk menjangkau satuan
pendidikan tersebut.
(5) Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan keamanan,
kenyamanan, dan kesehatan lingkungan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 462


LAMPIRAN 1

Pasal 45

(1) Standar rasio luas ruang kelas per peserta didik dirumuskan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
(2) Standar rasio luas bangunan per peserta didik dirumuskan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
(3) Standar kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan dasar dan
menengah adalah kelas B.
(4) Standar kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan tinggi adalah kelas
A.
(5) Pada daerah rawan gempa bumi atau tanahnya labil, bangunan satuan
pendidikan harus memenuhi ketentuan standar bangunan tahan gempa.
(6) Standar kualitas bangunan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), (4), dan (5) mengacu pada ketetapan menteri yang menangani urusan
pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Pasal 46

(1) Satuan pendidikan yang memiliki peserta didik, pendidik, dan/atau tenaga
kependidikan yang memerlukan layanan khusus wajib menyediakan akses ke
sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
(2) Kriteria penyediaan akses sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Pasal 47
(1) Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 sampai dengan Pasal 46 menjadi tanggung jawab satuan pendidikan
yang bersangkutan.
(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala
dan berkesinambungan dengan memperhatikan masa pakai.
(3) Pengaturan tentang masa pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Pasal 48
Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 sampai 47
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
BAB VIII
STANDAR PENGELOLAAN
Bagian Kesatu
Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan
Pasal 49
(1) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas

MANAJ EMEN SEKOL AH 463


LAMPIRAN 1

(2) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan


otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam
ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan
mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional,
personalia, keuangan, dan area fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur
oleh masing-masing perguruan tinggi.

Pasal 50

(1) Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai
penanggung jawab pengelolaan pendidikan.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya kepala satuan pendidikan SMP/MTs/
SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dibantu minimal oleh satu orang
wakil kepala satuan pendidikan.
(3) Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya
dibantu minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masing-masing
secara berturut-turut membidangi akademik, sarana dan prasarana, serta
kesiswaan.

Pasal 51

(1) Pengambilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah di


bidang akademik dilakukan oleh rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh
kepala satuan pendidikan.
(2) Pengambilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah di
bidang non-akademik dilakukan oleh komite sekolah/madrasah yang dihadiri
oleh kepala satuan pendidikan.
(3) Rapat dewan pendidik dan komite sekolah/madrasah dilaksanakan atas dasar
prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan
pendidikan.

Pasal 52

(1) Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang:
a. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus;
b. Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori
aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara
semesteran, bulanan, dan mingguan;
c. Struktur organisasi satuan pendidikan;
d. Pembagian tugas di antara pendidik;
e. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
f. Peraturan akademik;
g. Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana;

MANAJ EMEN SEKOL AH 464


LAMPIRAN 1

h. Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan


pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat;
i. Biaya operasional satuan pendidikan.
(2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir a, b, d, e, f, dan h
diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala satuan
pendidikan.
(3) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir c dan i diputuskan oleh
komite sekolah/madrasah dan ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan.
(4) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir g ditetapkan oleh kepala
satuan pendidikan setelah mempertimbangkan masukan dari rapat dewan
pendidik dan komite sekolah/madrasah.
(5) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir e ditetapkan oleh
pimpinan satuan pendidikan.
(6) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pendidikan tinggi diatur
oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 53

(1) Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
(2) Rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran,
ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur;
b. jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun
ajaran berikutnya;
c. mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan pada semester gasal,
semester genap, dan semester pendek bila ada;
d. penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan
lainnya;
e. buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran;
f. jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran;
g. pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai;
h. program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang
meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara
program;
i. jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan
orang tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite
sekolah/madrasah, untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah;
j. jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat Senat Akademik untuk jenjang
pendidikan tinggi;
k. rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa
kerja satu tahun;
l. jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan
untuk satu tahun terakhir.

MANAJ EMEN SEKOL AH 465


LAMPIRAN 1

(3) Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, rencana kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) harus disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah/Madrasah.
(4) Untuk jenjang pendidikan tinggi, rencana kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) harus disetujui oleh lembaga berwenang sebagaimana diatur
oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

Pasal 54

(1) Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, efisien, efektif,


dan akuntabel.
(2) Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah yang tidak sesuai dengan rencana kerja tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 harus mendapat persetujuan dari rapat dewan
pendidik dan komite sekolah/madrasah
(3) Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan tinggi
yang tidak sesuai dengan rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 harus mendapat persetujuan dari lembaga berwenang sebagaimana
diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada
rapat dewan pendidik dan komite sekolah/madrasah.
(5) Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada lembaga
berwenang sebagaimana diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 55

Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,


pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.

Pasal 56

Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite


sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi,
efektivitas, dan akuntabilitas satuan pendidikan.

Pasal 57

Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur
dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala
satuan pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 466


LAMPIRAN 1

Pasal 58

(1) Pelaporan dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan


pendidikan, dan pengawas atau penilik satuan pendidikan.
(2) Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, laporan oleh pendidik
ditujukan kepada pimpinan satuan pendidikan dan orang tua/wali peserta
didik, berisi hasil evaluasi dan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
(3) Laporan oleh tenaga kependidikan ditujukan kepada pimpinan satuan
pendidikan, berisi pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing dan dilakukan
sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
(4) Untuk pendidikan dasar dan menengah, laporan oleh pimpinan satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada komite
sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, yang berisi hasil
evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
(5) Untuk pendidikan dasar, menengah, dan non formal laporan oleh pengawas
atau penilik satuan pendidikan ditujukan kepada Bupati/Walikota melalui
Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan dan
satuan pendidikan yang bersangkutan.
(6) Untuk pendidikan dasar dan menengah keagamaan, laporan oleh pengawas
satuan pendidikan ditujukan kepada Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan yang bersangkutan.
(7) Untuk jenjang pendidikan tinggi, laporan oleh kepala satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada Menteri, berisi hasil
evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
(8) Setiap pihak yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan ayat (7) wajib menindak lanjuti laporan tersebut untuk
meningkatkan mutu satuan pendidikan, termasuk memberikan sanksi atas
pelanggaran yang ditemukannya.

Bagian Kedua
Standar Pengelolaan Oleh Pemerintah Daerah

Pasal 59

(1) Pemerintah Daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan


dengan memprioritaskan program:
a. wajib belajar;
b. peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan
menengah;
c. penuntasan pemberantasan buta aksara;
d. penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah maupun masyarakat;
e. peningkatan status guru sebagai profesi;
f. akreditasi pendidikan;
g. peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat; dan

MANAJ EMEN SEKOL AH 467


LAMPIRAN 1

h. pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan.


(2) Realisasi rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui
dan dipertanggungjawabkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Ketiga
Standar Pengelolaan Oleh Pemerintah

Pasal 60
Pemerintah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan dengan
memprioritaskan program:
a. wajib belajar;
b. peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah
dan tinggi;
c. penuntasan pemberantasan buta aksara;
d. penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah maupun masyarakat;
e. peningkatan status guru sebagai profesi;
f. peningkatan mutu dosen;
g. standarisasi pendidikan;
h. akreditasi pendidikan;
i. peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal, nasional, dan
global;
j. pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan; dan
k. Penjaminan mutu pendidikan nasional.
Pasal 61
(1) Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-
kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf
internasional.
(2) Menteri menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan
bertaraf internasional.
BAB IX
STANDAR PEMBIAYAAN
Pasal 62
(1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal.
(2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya
manusia, dan modal kerja tetap.

MANAJ EMEN SEKOL AH 468


LAMPIRAN 1

(3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan
yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
(4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji,
b. bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
(5) Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usulan BSNP.

BAB X
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 63

(1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
a. penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
(2) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas:
a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; dan
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
(3) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kedua
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Pasal 64

(1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat 1 butir a dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk:
a. menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
b. bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan
c. memperbaiki proses pembelajaran.

MANAJ EMEN SEKOL AH 469


LAMPIRAN 1

(3) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan
melalui:
a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; serta
b. ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
peserta didik.
(4) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai
(5) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui
pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
(6) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan dilakukan melalui:
a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan
b. ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta
didik.
(7) Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah BSNP menerbitkan panduan
penilaian untuk:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika; dan
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Bagian Ketiga
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
Pasal 65
(1) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 63 ayat (1) butir b bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi
lulusan untuk semua mata pelajaran.
(2) Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk semua mata
pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan
merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.
(3) Penilaian akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan hasil
penilaian peserta didik oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64.
(4) Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk semua mata
pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui
ujian sekolah/madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 470


LAMPIRAN 1

(5) Untuk dapat mengikuti ujian sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada


ayat (4), peserta didik harus mendapatkan nilai yang sama atau lebih besar dari
nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, pada kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
(6) Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.

Bagian Keempat
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah

Pasal 66

(1) Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) butir c
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
(2) Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel.
(3) Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-
banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran.

Pasal 67
(1) Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan ujian nasional yang
diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan
dasar dan menengah dan jalur nonformal kesetaraan.
(2) Dalam penyelenggaraan ujian nasional BSNP bekerja sama dengan instansi
terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/ Kota, dan satuan pendidikan.
(3) Ketentuan mengenai ujian nasional diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 68
Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan;
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Pasal 69
(1) Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan
pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian nasional dan
berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 471


LAMPIRAN 1

(2) Setiap peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti satu
kali ujian nasional tanpa dipungut biaya.
(3) Peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional setelah
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BSNP.
(4) Peserta ujian nasional memperoleh surat keterangan hasil ujian nasional yang
diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional.

Pasal 70

(1) Pada jenjang SD/MI/SDLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional
mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
(2) Pada program paket A, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dan Pendidikan Kewarganegaraan.
(3) Pada jenjang SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian
Nasional mencakup pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
(4) Pada program paket B, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dan Pendidikan Kewarganegaraan.
(5) Pada SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional
mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan
mata pelajaran yang menjadi ciri khas program pendidikan.
(6) Pada program paket C, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran yang menjadi ciri
khas program pendidikan.
(7) Pada jenjang SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional
mencakup pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata
pelajaran kejuruan yang menjadi ciri khas program pendidikan.

Pasal 71

Kriteria kelulusan ujian nasional dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.

Bagian Kelima
Kelulusan

Pasal 72

(1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar
dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

MANAJ EMEN SEKOL AH 472


LAMPIRAN 1

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata


pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan ;
c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
d. lulus Ujian Nasional.
(2) Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

BAB XI
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
(BSNP)

Pasal 73

(1) Dalam rangka pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian


standar nasional pendidikan, dengan Peraturan Pemerintah ini dibentuk
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
(2) BSNP berkedudukan di ibu kota wilayah Negara Republik Indonesia yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(3) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya BSNP bersifat mandiri dan
profesional.
Pasal 74

(1) Keanggotaan BSNP berjumlah gasal, paling sedikit 11 (sebelas) orang dan
paling banyak 15 (lima belas) orang.
(2) Anggota BSNP terdiri atas ahli-ahli di bidang psikometri, evaluasi pendidikan,
kurikulum, dan manajemen pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman,
dan komitmen untuk peningkatan mutu pendidikan.
(3) Keanggotaan BSNP diangkat dan diberhentikan oleh Menteri untuk masa
bakti 4 (empat) tahun.

Pasal 75

(1) BSNP dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih oleh
dan dari anggota atas dasar suara terbanyak.
(2) Untuk membantu kelancaran tugasnya BSNP didukung oleh sebuah
sekretariat yang secara ex-officio diketuai oleh pejabat Departemen yang
ditunjuk oleh Menteri.
(3) BSNP menunjuk tim ahli yang bersifat ad-hoc sesuai kebutuhan.

Pasal 76

(1) BSNP bertugas membantu Menteri dalam mengembangkan, memantau, dan


mengendalikan standar nasional pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 473


LAMPIRAN 1

(2) Standar yang dikembangkan oleh BSNP berlaku efektif dan mengikat semua
satuan pendidikan secara nasional setelah ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BSNP
berwenang:
a. mengembangkan Standar Nasional Pendidikan;
b. menyelenggarakan ujian nasional;
c. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dan pemerintah daerah
dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan.
d. merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.

Pasal 77

Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (3),


BSNP didukung dan berkoordinasi dengan Departemen dan departemen yang
menangani urusan pemerintahan di bidang agama, dan dinas yang menangani
pendidikan di provinsi/ kabupaten/kota.

BAB XII
EVALUASI

Pasal 78

Evaluasi pendidikan meliputi:


a. evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan;
b. evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah;
c. evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
d. evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
e. evaluasi oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau
organisasi profesi untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan;

Pasal 79

(1) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 butir a dilakukan oleh satuan
pendidikan pada setiap akhir semester.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
a. tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan;
b. pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kegiatan
ekstrakurikuler;
c. hasil belajar peserta didik;dan
d. realisasi anggaran;
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 474


LAMPIRAN 1

Pasal 80

(1) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 butir b dilakukan oleh


Menteri terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi secara berkala.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 butir b dilakukan oleh
menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama terhadap
pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada pendidikan
keagamaan secara berkala.
Pasal 81

Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 butir c dilakukan terhadap


pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, pada pendidikan dasar dan
menengah, serta pendidikan nonformal termasuk pendidikan anak usia dini, secara
berkala.
Pasal 82

Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 butir d dilakukan terhadap


pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, pada pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan nonformal termasuk pendidikan anak usia dini, secara
berkala.
Pasal 83

(1) Evaluasi terhadap pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 sampai


dengan Pasal 82 dilakukan sekurang-kurangnya setahun sekali.
(2) Evaluasi terhadap pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
sekurang-kurangnya:
a. Tingkat relevansi pendidikan terhadap visi, misi, tujuan, dan paradigma
pendidikan nasional;
b. Tingkat relevansi satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat akan sumberdaya manusia yang bermutu dan
kompetitif;
c. Tingkat pencapaian Standar Nasional Pendidikan oleh satuan, jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan;
d. Tingkat efisiensi dan produktivitas satuan, jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan;
e. Tingkat daya saing satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada tingkat
daerah, nasional, regional, dan global.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilaporkan kepada
Menteri.
(4) Atas dasar evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (3),
Menteri melakukan evaluasi komprehensif untuk menilai:
a. Tingkat relevansi pendidikan nasional terhadap visi, misi, tujuan, dan
paradigma pendidikan nasional;
b. Tingkat relevansi pendidikan nasional terhadap kebutuhan masyarakat
akan sumber daya manusia yang bermutu dan berdayasaing;

MANAJ EMEN SEKOL AH 475


LAMPIRAN 1

c. Tingkat mutu dan daya saing pendidikan nasional;


d. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan;
e. Tingkat pemerataan akses masyarakat ke pelayanan pendidikan; dan
f. Tingkat efisiensi, produktivitas, dan akuntabilitas pendidikan nasional.

Pasal 84

(1) Evaluasi dapat dilakukan oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk
masyarakat.
(2) Evaluasi sebagai dimaksud pada ayat (1) secara berkala, menyeluruh,
transparan, dan sistemik.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menentukan
pencapaian standar nasional pendidikan oleh peserta didik, program,
dan/atau satuan pendidikan.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilakukan secara
mandiri, independen, obyektif, dan profesional.
(5) Metode dan hasil evaluasi yang dilakukan oleh lembaga evaluasi mandiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepada publik dan
dilaporkan ke BSNP.
Pasal 85

(1) Untuk mengukur dan menilai pencapaian standar nasional pendidikan oleh
peserta didik, program dan/atau satuan pendidikan, masyarakat dapat
membentuk lembaga evaluasi mandiri.
(2) Kelompok masyarakat yang dapat membentuk lembaga mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah kelompok masyarakat yang memiliki
kompetensi untuk melakukan evaluasi secara profesional, independen dan
mandiri.
(3) Pembentukan lembaga mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan kepada Menteri.

BAB XIII
AKREDITASI

Pasal 86

(1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan
untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.
(2) Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat pula
dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh Pemerintah
untuk melakukan akreditasi.
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai bentuk
akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan
komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu
kepada Standar Nasional Pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 476


LAMPIRAN 1

Pasal 87

(1) Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1)
dilaksanakan oleh:
a. BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan penddikan jalur
formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah;
b. BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan jenjang
pendidikan tinggi; dan
c. BAN-PNF terhadap progam dan/atau satuan pendidikan jalur nonformal.
(2) Dalam melaksanakan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BAN-
S/M dibantu oleh badan akreditasi provinsi yang dibentuk oleh Gubernur.
(3) Badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.
(5) Ketentuan mengenai badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur labih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Pasal 88

(1) Lembaga mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) dapat
melakukan fungsinya setelah mendapat pengakuan dari Menteri.
(2) Untuk memperoleh pengakuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lembaga
mandiri wajib memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya:
a. berbadan hukum Indonesia yang bersifat nirlaba.
b. memiliki tenaga ahli yang berpengalaman di bidang evaluasi pendidikan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga mandiri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB XIV
SERTIFIKASI

Pasal 89

(1) Pencapaian kompetensi akhir peserta didik dinyatakan dalam dokumen ijazah
dan/atau sertifikat kompetensi.
(2) Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh satuan
pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan tinggi, sebagai tanda
bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus dari satuan pendidikan.
(3) Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, Ijazah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sekurang-kurangnya berisi:
a. Identitas peserta didik;
b. Pernyataan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus dari
penilaian akhir satuan pendidikan beserta daftar nilai mata pelajaran yang
ditempuhnya;

MANAJ EMEN SEKOL AH 477


LAMPIRAN 1

c. Pernyataan tentang status kelulusan peserta didik dari Ujian Nasional


beserta daftar nilai mata pelajaran yang diujikan; dan
d. Pernyataan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi
seluruh kriteria dan dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.
(4) Pada jenjang pendidikan tinggi ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekurang-kurangnya berisi:
a. Identitas peserta didik;
b. Pernyataan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi
seluruh kriteria dan dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.
(5) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh
satuan pendidikan yang terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri
yang dibentuk oleh organisasi profesi yang diakui Pemerintah sebagai tanda
bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus uji kompetensi.
(6) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sekurang-
kurangnya berisi:
a. Identitas peserta didik;
b. Pernyataan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus uji
kompetensi untuk semua mata pelajaran atau mata kuliah keahlian yang
dipersyaratkan dengan nilai yang memenuhi syarat sesuai ketentuan yang
berlaku;
c. Daftar semua mata pelajaran atau mata kuliah keahlian yang telah
ditempuh uji kompetensinya oleh peserta didik, beserta nilai akhirnya.
Pasal 90
(1) Peserta didik pendidikan informal dapat memperoleh sertifikat kompetensi
yang setara dengan sertifikat kompetensi dari pendidikan formal setelah lulus
uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri/profesi sesuai ketentuan
yang berlaku.
(2) Peserta didik pendidikan informal dapat memperoleh ijazah yang setara
dengan ijazah dari pendidikan dasar dan menengah jalur formal setelah lulus
uji kompetensi dan ujian nasional yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB XV
PENJAMINAN MUTU
Pasal 91
(1) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan
penjaminan mutu pendidikan.
(2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
(3) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan
mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.

MANAJ EMEN SEKOL AH 478


LAMPIRAN 1

Pasal 92
(1) Menteri mensupervisi dan membantu satuan perguruan tinggi melakukan
penjaminan mutu.
(2) Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama mensupervisi
dan membantu satuan pendidikan keagamaan melakukan penjaminan mutu.
(3) Pemerintah Provinsi mensupervisi dan membantu satuan pendidikan yang
berada di bawah kewenangannya untuk meyelenggarakan atau mengatur
penyelenggaraannya dalam melakukan penjaminan mutu.
(4) Pemerintah Kabupaten/Kota mensupervisi dan membantu satuan pendidikan
yang berada di bawah kewenangannya untuk meyelenggarakan atau mengatur
penyelenggaraannya dalam melakukan penjaminan mutu.
(5) BAN-S/M, BAN-PNF, dan BAN-PT memberikan rekomendasi penjaminan
mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang
diakreditasi, dan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
(6) LPMP mensupervisi dan membantu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dalam melakukan upaya penjaminan mutu
pendidikan.
(7) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (6), LPMP
bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Perguruan tinggi.
(8) Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan pendidikan
pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan.
Pasal 93
(1) Penyelenggaraan satuan pendidikan yang tidak mengacu kepada Standar
Nasional Pendidikan ini dapat memperoleh pengakuan dari Pemerintah atas
dasar rekomendasi dari BSNP.
(2) Rekomendasi dari BSNP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan
pada penilaian khusus.
(3) Pengakuan dari Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Menteri.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 94
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini:
a. Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS), Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT), Panitia Nasional Penilaian Buku Pelajaran
(PNPBP) masih tetap menjalankan tugas dan fungsinya sampai dibentuknya
badan baru berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
b. Satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah ini paling lambat 7 (tujuh) tahun.
c. Standar kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 berlaku
efektif sepenuhnya 15 (lima belas) tahun sejak ditetapkannya Peraturan
Pemerintah ini.

MANAJ EMEN SEKOL AH 479


LAMPIRAN 1

d. Ujian nasional untuk peserta didik SD/MI/SDLB mulai dilaksanakan 3 (tiga)


tahun sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini.
e. Penyelenggaraan ujian nasional dilaksanakan oleh Pemerintah sebelum BSNP
menjalankan tugas dan wewenangnya berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 95

Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan standar nasional pendidikan


pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan
Pemerintah ini.

BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 96

Semua peraturan yang diperlukan untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah ini


harus diselesaikan paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya
Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 97

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 16 Mei 2005
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
Pada Tanggal 16 Mei 2005
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
ttd
HAMID AWALUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2005 NOMOR 41
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Tata Usaha
Ttd
Sugiri, SH

MANAJ EMEN SEKOL AH 480


LAMPIRAN 1

PENJELASAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2005
TENTANG
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
I. UMUM
Pada hakIkatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai
fungsi: (1) pemersatu bangsa, (2) penyamaan kesempatan, dan (3) pengembangan
potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama
bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan
memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal.
Sementara itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan
dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi,
misi, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan
pendidikan nasional, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan
dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global.
Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Misi pendidikan
nasional adalah: (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (2)
meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional,
regional, dan internasional; (3) meningkatkan relevansi pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat dan tantangan global; (4) membantu dan memfasilitasi
pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat
dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (5) meningkatkan kesiapan
masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan
kepribadian yang bermoral; (6) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas
lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global;
dan (7) mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Terkait dengan visi dan misi pendidikan nasional tersebut di atas, reformasi
pendidikan meliputi hal-hal berikut:
Pertama; penyelenggaraan pendidikan dinyatakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat,
di mana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan
dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas
peserta didik. Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses

MANAJ EMEN SEKOL AH 481


LAMPIRAN 1

pendidikan, dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Paradigma


pengajaran yang lebih menitikberatkan peran pendidik dalam mentransformasikan
pengetahuan kepada peserta didiknya bergeser pada paradigma pembelajaran yang
memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dan kreativitas dirinya dalam rangka membentuk manusia yang memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki
kecerdasan, memiliki estetika, sehat jasmani dan rohani, serta keterampilan yang
dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kedua; adanya perubahan pandangan tentang peran manusia dari paradigma
manusia sebagai sumberdaya pembangunan, menjadi paradigma manusia sebagai
subjek pembangunan secara utuh. Pendidikan harus mampu membentuk manusia
seutuhnya yang digambarkan sebagai manusia yang memiliki karakteristik personal
yang memahami dinamika psikososial dan lingkungan kulturalnya. Proses
pendidikan harus mencakup: (1) penumbuhkembangan keimanan, ketakwaan,; (2)
pengembangan wawasan kebangsaan, kenegaraan, demokrasi, dan kepribadian; (3)
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) pengembangan, penghayatan,
apresiasi, dan ekspresi seni; serta (5) pembentukan manusia yang sehat jasmani
dan rohani. Proses pembentukan manusia di atas pada hakekatnya merupakan
proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat.
Ketiga; Adanya pandangan terhadap keberadaan peserta didik yang terintegrasi
dengan lingkungan sosial-kulturalnya dan pada gilirannya akan menumbuhkan
individu sebagai pribadi dan anggota masyarakat mandiri yang berbudaya. Hal ini
sejalan dengan proses pentahapan aktualisasi intelektual, emosional dan spiritual
peserta didik di dalam memahami sesuatu, mulai dari tahapan paling sederhana
dan bersifat eksternal, sampai tahapan yang paling rumit dan bersifat internal, yang
berkenaan dengan pemahaman dirinya dan lingkungan kulturalnya.
Keempat; Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan
nasional, diperlukan suatu acuan dasar (benchmark) oleh setiap penyelenggara dan
satuan pendidikan, yang antara lain meliputi kriteria dan kriteria minimal berbagai
aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Dalam kaitan ini, kriteria
dan kriteria penyelenggaraan pendidikan dijadikan pedoman untuk mewujudkan:
(1) pendidikan yang berisi muatan yang seimbang dan holistik; (2) proses
pembelajaran yang demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan
dialogis; (3) hasil pendidikan yang bermutu dan terukur; (4) berkembangnya
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan; (5) tersedianya sarana dan
prasarana belajar yang memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik
secara optimal; (6) berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberdayakan
satuan pendidikan; dan (7) terlaksananya evaluasi, akreditasi dan sertifikasi yang
berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Acuan dasar tersebut di atas merupakan standar nasional pendidikan yang
dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan
agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang
bermutu. Selain itu, standar nasional pendidikan juga dimaksudkan sebagai

MANAJ EMEN SEKOL AH 482


LAMPIRAN 1

perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik


dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan memuat kriteria minimal tentang komponen
pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk
mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan
kekhasan programnya. Standar nasional pendidikan tinggi diatur seminimal
mungkin untuk memberikan keleluasaan kepada masing-masing satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi dalam mengembangkan mutu layanan
pendidikannya sesuai dengan program studi dan keahlian dalam kerangka otonomi
perguruan tinggi. Demikian juga standar nasional pendidikan untuk jalur
pendidikan nonformal hanya mengatur hal-hal pokok dengan maksud
memberikan keleluasaan kepada masing-masing satuan pendidikan pada jalur
pendidikan nonformal yang memiliki karakteristik tidak terstruktur untuk
mengembangkan programnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Penyelenggaraan pendidikan jalur informal yang sepenuhnya menjadi kewenangan
keluarga dan masyarakat didorong dan diberikan keleluasaan dalam
mengembangkan program pendidikannya sesuai dengan kebutuhan keluarga dan
masyarakat. Oleh karena itu, standar nasional pendidikan pada jalur pendidikan
informal hanya mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pengakuan kompetensi
peserta didik saja.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Cukup Jelas.
Pasal 3
Pendidikan nasional yang bermutu diarahkan untuk pengembangan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pasal 4
Cukup Jelas.
Pasal 5
Cukup Jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud pendidikan umum meliputi SD/MI/paket A, SMP/MTs/Paket B,
dan SMA/MA/Paket C atau bentuk lain yang sederajat.
Yang dimaksud pendidikan kejuruan meliputi SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat.
Yang dimaksud pendidikan khusus meliputi SDLB, SMPLB, dan SMALB atau
bentuk lain yang sederajat.
Pelaksanaan semua kelompok mata pelajaran disesuaikan dengan tingkat
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

MANAJ EMEN SEKOL AH 483


LAMPIRAN 1

Ayat (1) butir a


Yang dimaksud dengan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
termasuk di dalamnya muatan akhlak mulia yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/ SMPLB/Paket B, SMA/MA/ SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau
bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual.
Peningkatan potensi spiritual dalam kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan,
serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan
pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia untuk MA atau bentuk lain
yang sederajat, dapat dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ayat (1) butir b
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/ MA/SMALB/
Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
mencakup upaya pendidikan untuk pembentukan pribadi yang unggul secara
individual, dan pembudayaan serta pembentukan masyarakat madani.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela
negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku
anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau
bentuk lain yang sederajat diamalkan sehari-hari oleh peserta didik di dalam dan di
luar sekolah, dengan contoh pengamalan diberikan oleh setiap pendidik dalam
interaksi sosialnya di dalam dan di luar sekolah, serta dikembangkan menjadi
bagian dari budaya sekolah.
Muatan bahasa mencakup antara lain penanaman kemahiran berbahasa dan
apresiasi terhadap karya sastra. Untuk menanamkan apresiasi terhadap karya sastra

MANAJ EMEN SEKOL AH 484


LAMPIRAN 1

Indonesia, BSNP menetapkan karya-karya sastra Indonesia unggulan yang wajib


dipelajari oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan.
Ayat (1) butir c
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/Paket A
atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB/Paket B atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB/Paket C atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK atau
bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
Ayat (1) butir d
Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau
bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk meningkatkan sensitifitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan
harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan kemampuan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual
sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Ayat (1) butir e
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/
Paket A atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk meningkatkan potensi
fisik serta menanamkan sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SMP/MTs/
SMPLB/Paket B atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportifitas dan kesadaran hidup
sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SMA/MA/
SMALB/Paket C atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama,
dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang
bersifat individual maupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 485


LAMPIRAN 1

Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Pelaksanaan pendidikan secara holistik dimaksudkan bahwa proses pembelajaran
antar kelompok mata pelajaran bersifat terpadu dalam mencapai standar
kompetensi yang ditetapkan.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Ilmu pengetahuan alam sekurang-kurangnya terdiri atas fisika, kimia, dan biologi.
Ilmu pengetahuan sosial sekurang-kurangnya terdiri atas ketatanegaraan,
ekonomika, sosiologi, antropologi, sejarah, dan geografi.
Ayat (6)
Ilmu pengetahuan alam dipilih dari muatan dan/atau kegiatan fisika, kimia, atau
biologi yang disesuaikan dengan program kejuruan masing-masing.
Ilmu pengetahuan sosial dipilih dari muatan dan/atau kegiatan ketatanegaraan,
ekonomika, sejarah, sosiologi, antropologi, atau geografi yang disesuaikan dengan
program kejuruan masing-masing.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Cukup Jelas.
Pasal 8
Cukup Jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Dalam mengembangkan kerangka dasar dan struktur kurikulum, perguruan tinggi
melibatkan asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang
relevan, misalnya, di bidang kedokteran melibatkan departemen yang menangani
urusan pemerintahan di bidang kesehatan dan Konsil Kedokteran Indonesia.
Ayat (2)
Pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa hanya diajarkan pada
program sarjana dan diploma.

MANAJ EMEN SEKOL AH 486


LAMPIRAN 1

Ayat (3)
Mata kuliah statistika dan matematika dimaksudkan untuk memberikan dasar-
dasar pemahaman dan penerapan metode kuantitatif yang pelaksanakannya
disesuaikan dengan kebutuhan program studi yang bersangkutan.
Untuk program studi tertentu mata kuliah matematika dapat diganti dengan mata
kuliah logika.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 10
Cukup Jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memfasilitasi satuan pendidikan yang
berupaya menerapkan sistem satuan kredit semester karena sistem ini lebih
mengakomodasikan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Dengan
diberlakukannya sistem ini maka satuan pendidikan tidak perlu mengadakan
program pengayaan karena sudah tercakup (built in) dalam sistem ini.
Ayat (2) dan Ayat (3)
Dengan diberlakukannya Standar Nasional Pendidikan, maka Pemerintah memiliki
kepentingan untuk memetakan sekolah/ madrasah menjadi sekolah/madrasah
yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan
sekolah/madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Terkait
dengan hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah/ madrasah yang telah
memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori
mandiri, dan sekolah/ madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional
Pendidikan ke dalam kategori standar. Berbagai upaya ditempuh agar alokasi
sumberdaya Pemerintah dan Pemerintah Daerah diprioritaskan untuk membantu
sekolah/madrasah yang masih dalam kategori standar untuk bisa meningkatkan
diri menuju kategori mandiri. Terhadap sekolah/madrasah yang telah masuk
dalam kategori mandiri, Pemerintah mendorongnya untuk secara bertahap
mencapai taraf internasional. Terkait dengan penuntasan wajib belajar, Pemerintah
tetap berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan wajib belajar sesuai
dengan ketentuan Undang-undang Sisdiknas terlepas dari apakah
sekolah/madrasah termasuk dalam kategori mandiri atau standar.
Pemerintah mendorong dan memfasilitasi diberlakukannya sistem satuan kredit
semester (SKS) karena kelebihan sistem ini sebagaimana dijelaskan dalam
penjelasan ayat (1).
Terkait dengan itu, SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, dan
SMA/MA/SMLB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dapat
menerapkan sistem SKS. Khusus untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK, atau
bentuk lain yang sederajat yang berkategori mandiri harus menerapkan sistem SKS
jika menghendaki tetap berada pada kategori mandiri.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 12

MANAJ EMEN SEKOL AH 487


LAMPIRAN 1

Cukup Jelas.
Pasal 13
Cukup Jelas.
Pasal 14
Cukup Jelas.
Pasal 15
Cukup Jelas.
Pasal 16
Cukup Jelas.
Pasal 17
Cukup Jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Untuk pendidikan tinggi kalender pendidikan disebut kalender akademik
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 19
Cukup Jelas.
Pasal 20
Cukup Jelas.
Pasal 21
Cukup Jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Penilaian hasil pembelajaran mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan/atau
afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Ayat (2)
Ketentuan pada ayat ini tidak menutup kemungkinan penggunaan teknik penilaian
yang lain sesuai dengan karakteristik hasil pembelajaran dan kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik
Ayat (3)
Observasi dimaksudkan untuk mengukur perubahan sikap dan perilaku peserta
didik sebagai indikasi dari keberhasilan pembelajaran dalam aspek afektif dan
psikomotorik.
Pasal 23
Cukup Jelas.
Pasal 24
Cukup Jelas.
Pasal 25
Cukup Jelas.
Pasal 26
Cukup Jelas.
Pasal 27
Ayat (1)

MANAJ EMEN SEKOL AH 488


LAMPIRAN 1

Cukup Jelas.
Ayat (2)
Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi dikembangkan oleh masing-masing
perguruan tinggi sesuai dengan karakteristik program studi akademik, vokasi, dan
profesi.
Pasal 28
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru, dosen, konselor, pamong,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada
ketentuan ini adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator,
pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Butir a:
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Butir b:
Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.
Butir c:
Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Butir d:
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 29
Standar kualifikasi pendidik sebagaimana diatur dalam pasal ini diterapkan secara
bertahap. BSNP menetapkan pentahapannya untuk masing-masing jenjang

MANAJ EMEN SEKOL AH 489


LAMPIRAN 1

pendidikan. Dalam menetapkan pentahapan tersebut BNSP memperhatikan


pertimbangan dari Menteri.
Pasal 30
Cukup Jelas.
Pasal 31
Cukup Jelas.
Pasal 32
Cukup Jelas.
Pasal 33
Cukup Jelas.
Pasal 34
Cukup Jelas.
Pasal 35
Cukup Jelas.
Pasal 36
Cukup Jelas.
Pasal 37
Cukup Jelas.
Pasal 38
Cukup Jelas.
Pasal 39
Cukup Jelas.
Pasal 40
Cukup Jelas.
Pasal 41
Cukup Jelas.
Pasal 42
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan sumber belajar lainnya antara lain journal, majalah, artikel,
website, dan compact disk.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 43
Cukup Jelas.
Pasal 44
Cukup Jelas.
Pasal 45
Cukup Jelas.
Pasal 46
Cukup Jelas.
Pasal 47
Cukup Jelas.
Pasal 48
Cukup Jelas.
Pasal 49
Ayat (1)

MANAJ EMEN SEKOL AH 490


LAMPIRAN 1

Pengelolaan satuan pendidikan meliputi perencanaan program, penyusunan


kurikulum tingkat satuan pendidikan, kegiatan pembelajaran, pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dan prasana pendidikan,
penilaian hasil belajar, dan pengawasan.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 50
Cukup Jelas.
Pasal 51
Ayat (1)
Anggota Dewan Pendidik terdiri atas para pimpinan satuan pendidikan dan semua
pendidik tetap.
Pimpinan satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah/madrasah dan wakil
kepala sekolah.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Dalam hal musyawarah tidak mencapai mufakat maka dewan pendidik dan/atau
komite sekolah/madrasah menyerahkan pengambilan keputusan yang
bersangkutan kepada lembaga berwenang di atasnya. Dalam hal sekolah/madrasah
yang bersangkutan merupakan satuan pendidikan negeri, maka lembaga yang
berwenang adalah dinas kabupaten/kota yang menangani urusan pemerintahan di
bidang pendidikan atau kantor departemen yang menangani urusan di bidang
agama kabupaten/kota. Dalam hal sekolah/madrasah yang bersangkutan
merupakan satuan pendidikan swasta, maka lembaga yang berwenang adalah
badan hukum yang menjadi penyelenggara satuan pendidikan dimaksud.
Pasal 52
Cukup Jelas.
Pasal 53
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
butir a:
Cukup Jelas.
butir b:
Cukup Jelas.
butir c:
Cukup Jelas.
butir d:
Cukup Jelas.
butir e:
Cukup Jelas.
butir f:
Cukup Jelas.
butir g:
Cukup Jelas.

MANAJ EMEN SEKOL AH 491


LAMPIRAN 1

butir h:
Cukup Jelas.
butir i:
Cukup Jelas.
butir j:
Cukup Jelas.
butir k:
RAPBS harus bersifat komprehensif yang meliputi sumber dan alokasi
penggunaan biaya untuk satu tahun yang secara akuntabel dan transparan
diketahui oleh orang tua/wali peserta didik.
butir l:
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Pasal 54
Cukup Jelas.
Pasal 55
Cukup Jelas.
Pasal 56
Cukup Jelas.
Pasal 57
Yang dimaksud dengan supervisi manajerial meliputi aspek pengelolaan dan
administrasi satuan pendidikan. Yang dimaksud dengan supervisi akademik
meliputi aspek-aspek pelaksanaan proses pembelajaran.
Pasal 58
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan pihak terkait antara lain perangkat daerah atau instansi
yang menangani urusan pendidikan di kabupaten/kota.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Ayat (6)
Cukup Jelas.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Cukup Jelas.
Pasal 59
Cukup Jelas.

MANAJ EMEN SEKOL AH 492


LAMPIRAN 1

Pasal 60
Cukup Jelas.
Pasal 61
Cukup Jelas.
Pasal 62
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Yang termasuk biaya personal peserta didik antara lain pakaian, transpor, buku
pribadi, konsumsi, akomodasi, dan biaya pribadi lainnya.
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
Cukup Jelas.
Pasal 63
Cukup Jelas.
Pasal 64
Cukup Jelas.
Pasal 65
Cukup Jelas.
Pasal 66
Ayat (1)
Ujian nasional mengukur kompetensi peserta didik dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan oleh peserta didik, satuan pendidikan, dan/atau
program pendidikan.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Hasil ujian nasional dapat dibandingkan baik antar satuan pendidikan, antara
daerah, maupun antar waktu untuk pemetaan mutu pendidikan secara nasional.
Pasal 67
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
BSNP melakukan evaluasi penyelenggaraan ujian nasional dan dapat mengusulkan
hal-hal yang perlu diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 68
Butir a
Cukup Jelas.
Butir b

MANAJ EMEN SEKOL AH 493


LAMPIRAN 1

Hasil ujian nasional dijadikan sebagai salah satu dasar seleksi untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi. Satuan pendidikan dapat melakukan seleksi dengan
menggunakan instrumen seleksi yang materinya tidak diujikan dalam Ujian
Nasional, misalnya tes bakat skolastik, tes intelegensi, tes minat, tes bakat, tes
kesehatan, atau tes lainnya sesuai dengan Kriteria pada satuan pendidikan tersebut.
Butir c
Cukup Jelas.
Butir d
Cukup Jelas.
Pasal 69
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Ayat (4)
Surat keterangan hasil ujian nasional sekurang-kurangnya berisi:
a. Identitas peserta didik;
b. Pernyataan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah menempuh Ujian
Nasional;
c. Tanggal dan satuan pendidikan di mana Ujian Nasional telah ditempuh oleh
peserta didik;
d. Nilai Ujian Nasional untuk setiap mata pelajaran yang diujikan; dan
e. Status kelulusan Ujian Nasional, untuk jenjang SMP/SMPLB/MTs atau bentuk
lain yang sederajat, SMA/SMALB/MA atau bentuk lain yang sederajat, dan
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat.
Pasal 70
Cukup Jelas.
Pasal 71
Cukup Jelas.
Pasal 72
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Dalam mengembangkan kriteria kelulusan, BSNP mempertimbangkan keragaman
mutu pendidikan secara nasional dan/atau tolok ukur (benchmark) yang bersifat
regional maupun internasional.
Kriteria kelulusan peserta didik yang dikembangkan oleh BSNP tidak
menghambat penuntasan program wajib belajar.
Pasal 73
Cukup Jelas.
Pasal 74
Cukup Jelas.
Pasal 75
Ayat (1)

MANAJ EMEN SEKOL AH 494


LAMPIRAN 1

Cukup Jelas.
Ayat (2)
Menteri menunjuk pejabat yang bertanggung jawab sebagai ketua sekretariat
BSNP yang melaksanakan pengelolaan ketenagaan, sarana dan prasarana, serta
administrasi dan keuangan untuk dapat mendukung pelaksanaan tugas BSNP
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Ayat (3)
Penunjukan tim ahli didasarkan atas keahlian yang relevan dengan bidang yang
dikembangkan yang berasal dari asosiasi profesi, tenaga ahli yang
direkomendasikan oleh instansi pemerintah terkait dan lainnya. Misalnya,
pengembangan kompetensi lulusan SMK di bidang pelayaran melibatkan
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang perhubungan;
pengembangan kompetensi lulusan SMK di bidang pariwisata melibatkan ahli dari
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan asosiasi jasa travel;
pengembangan kompetensi lulusan SMK di bidang kesehatan melibatkan unsur
profesi bidang kesehatan dan departemen yang menangani urusan pemerintahan
di bidang kesehatan.
Pasal 76
Cukup Jelas.
Pasal 77
Cukup Jelas.
Pasal 78
Cukup Jelas.
Pasal 79
Cukup Jelas.
Pasal 80
Cukup Jelas.
Pasal 81
Cukup Jelas.
Pasal 82
Cukup Jelas.
Pasal 83
Cukup Jelas.
Pasal 84
Cukup Jelas.
Pasal 85
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Contoh dari kelompok masyarakat yang memiliki kompetensi tersebut adalah
organisasi profesi berbadan hukum yang diakui oleh Pemerintah.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 86
Cukup Jelas.
Pasal 87

MANAJ EMEN SEKOL AH 495


LAMPIRAN 1

Cukup Jelas.
Pasal 88
Cukup Jelas.
Pasal 89
Cukup Jelas.
Pasal 90
Cukup Jelas.
Pasal 91
Ayat (1)
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mendorong dan membantu satuan
pendidikan formal dalam melakukan penjaminan mutu (quality assurance) agar
memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan, sehingga dapat
dikategorikan ke dalam kategori mandiri.
Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah kepada satuan pendidikan dalam
penjaminan mutu lebih diprioritaskan pada satuan pendidikan formal dan
nonformal yang menyelenggarakan program wajib belajar dan satuan pendidikan
formal yang masih berada pada kategori standar.
Dalam rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
memberikan perhatian khusus pada penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu
yang berbasis keunggulan lokal.
Dalam rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang
berdaya saing pada tingkat global, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
memberikan perhatian khusus pada satuan pendidikan tertentu yang berkategori
mandiri dan berorientasi untuk bertaraf internasional.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 92
Cukup Jelas.
Pasal 93
Cukup Jelas.
Pasal 94
Butir a:
Cukup Jelas.
Butir b:
Cukup Jelas
Butir c:
Sebelum standar kualifikasi akademik berlaku efektif, BSNP mengembangkan
standar antara yang secara bertahap menuju pencapaian standar kualifikasi
pendidik sebagaimana dimaksud pada Pasal 29 Peraturan Pemerintah ini.
Butir d:
Cukup Jelas.
Butir e:
Cukup Jelas.

MANAJ EMEN SEKOL AH 496


LAMPIRAN 1

Pasal 95
Cukup Jelas.
Pasal 96
Cukup Jelas.
Pasal 97
Cukup Jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR


4496

MANAJ EMEN SEKOL AH 497


LAMPIRAN 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2006
TENTANG
BANTUAN UNTUK LEMBAGA PENDIDIKAN YANG
DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT DAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang : a. bahwa untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam


penyelenggaraan lembaga pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan lembaga kemasyarakatan, perlu memberi
bantuan;
b. bahwa agar pemberian bantuan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dapat dimanfaatkan secara efektif, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Bantuan
Untuk Lembaga Pendidikan yang Diselenggarakan Oleh
Masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1981 tentang
Pemberian Bantuan Kepada Sekolah Swasta (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3203);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1982 tentang
Pemberian Bantuan Kepada Perguruan Tinggi Swasta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3238);
6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi

MANAJ EMEN SEKOL AH 498


LAMPIRAN 1

dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
62 Tahun 2005;
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M/2004
mengenai Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 20/P Tahun 2005;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TENTANG BANTUAN UNTUK LEMBAGA
PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH
MASYARAKAT DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Bantuan adalah pemberian yang bersifat sementara untuk memenuhi sebagian
kebutuhan lembaga pendidikan yang diselenggaran oleh masyarakat dan
lembagai kemasyarakatan dari Departemen Pendidikan Nasional yang
dianggarkan dalam daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) Sekretariat
Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
2. Lembaga pendidikan yang diselenggaran oleh masyarakat meliputi satuan
pendidikan formal yaitu taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD/sekolah
dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP)/sekolah menengah
pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas (SMA)/sekolah menengah
atas luar biasa (SMALB), sekolah menengah kejuruan (SMK), universitas/
institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi; dan satuan pendidikan
nonformal yaitu lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelmpok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, dan satuan pendidikan yang sejenis.
3. Lembaga kemasyarakatan meliputi penyelenggaraan pendidikan dan
kebudayaan, penyelenggaraan pembinaan kepemudaan dan pramuka,
penyelenggara pembinaan dan pengembangan oleh raga, dan penyelenggara
pembinaan organisasi kemasyarakatan.

BAB II
TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2

Pemberian bantuan bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam


penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 499


LAMPIRAN 1

Pasal 3

Bantuan dapat diberikan kepada lembaga pendidikan yang diseleng-garakan oleh


masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan yang mengajukan usul bantuan
kepada Departemen Pendidikan Nasional.

BAB III
JENIS BANTUAN

Pasal 4

Bantuan diberikan dalam bentuk uang satu kali dalam satu tahun anggaran.

BAB IV
PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH BANTUAN

Pasal 5
(1) Persyaratan umum satuan pendidikan formal yang dapat memperoleh bantuan
adalah sebagai berikut:
a. memiliki izin pendirian dari pejabat yang berwenang;
b. memiliki domisili yang jelas;
c. memiliki sekurang-kurangnya 90% peserta didik yang berkewarganegaraan
Indonesia;
d. telah meluluskan siswa/mahasiswa;
e. jumlah penerimaan pendapatan sekolah/perguruan tinggi lebih kecil dari
biaya operasional sekolah/perguruan tinggi;
f. paa tahun yang sama tidak menerima bantuan dari instansi lain; dan
g. sanggung mempertanggungjawabkan bantuan sesuai ketentu-an yang
berlaku.
(2) Persyaratan khusus satuan pendidikan formal yang dapat memperoleh
bantuan adalah sebagai berikut:
a. untuk sekolah mempunyai akreditasi paling tinggi C atau yang belum
diakreditasi paling tinggi status diakui;
b. untuk perguruan tinggi mempunyai akreditasi paling tinggi C;
c. tidak sedang direkomendasikan untuk digabung atau ditutup;
d. mempunyai anggaran dasar/statuta dan anggaran rumah tangga;
e. mempunyai program kerja;
f. mempunyai struktur organisasi dan susunan pengurus;
g. mempunyai sumber biaya dan rencana anggaran belanja.
Pasal 6
Persyaratan satuan pendidikan nonformal yang dapat memperoleh bantuan adalah
sebagai berikut:
a. mempunyai izin pendirian dari pejabat yang berwenang khusus untuk lembaga
pelatihan dan lembaga kursus;

MANAJ EMEN SEKOL AH 500


LAMPIRAN 1

b. memiliki domisili yang jelas;


c. memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
d. mempunyai struktur organisasi;
e. memiliki sekurang-kurangnya 90% oeserta didik yang berkewarga-negaraan
Indonesia;
f. mempunyai program kerja; dan
g. sanggup mempertanggungjawabkan bantuan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 7

Persyaratan lembaga kemasyarakatan yang dapat memperoleh bantuan adalah


sebagai berikut:
a. memiliki penyelenggaran yang berbentuk organisasi;
b. memiliki domisili yang jelas;
c. memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
d. mempunyai struktur organisasi;
e. pemanfaatan sarana dan prasarana diperuntukkan bagi warga negara Indonesia;
f. penyelenggaran mempunyai program kerja; dan
g. dan penyelenggara sanggup mempertanggungjawabkan bantuan sesuai
ketentuan yang berlaku.

BAB V
MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN

Pasal 8

(1) Penyelenggaran atau satuan pendidikan menyampaikan proposal permohonan


bantuan yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan Nasional u.p. Sekretaris
Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
(2) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat hal-hal
sebagai berikut:
a. latar belakang;
b. tujuan;
c. maksud dan rencana kegiatan;
d. hambatan dan permasalahan;
e. kesimpulan; dan
f. penutup.
(3) Proposal permohonan bantuan untuk pendidikan formal ditandatangani oleh
kepala satuan pendidikan yang diketahui oleh pemimpin penyelenggara satuan
pendidikan.
(4) Proposal permohonan bantuan untuk pendidikan nonformal ditandatangani
oleh kepala satuan pendidikan dan khusus untuk lembaga kursus dan lembaga
pelatihan harus diketahui oleh pemimpin penyelenggara satuan pendidikan.
(5) Proposal permohonan bantuan untuk pendidikan kemasyara-katan
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris organisasi dengan rekomendasi dari
lurah/kepala desa.

MANAJ EMEN SEKOL AH 501


LAMPIRAN 1

(6) Proposal yang diajukan kepada Menteri dilampiri:


a. untuk satuan pendidikan formal:
1) fotokopi akte pendirian badan hukum penyelenggara satuan pendidikan;
2) fotokopi akreditasi yang terbaru;
3) rencana anggaran biaya kegiatan yang diperlukan;
4) rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS);
5) jadwal kegiatan;
6) profil sekolah;
7) daftar murid/mahasiswa per kelas pada tahun terakhir;
8) data guru/dosen; dan
9) data sarana pendidikan yang dimiliki.
b. Untuk pendidikan nonformal:
1) fotokopi akte pendirian yayasan/lembaga bagi lembaga kursus dan
lembaga pelatihan;
2) rencana anggaran biaya kegiatan yang diperlukan;
3) rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan (RAPB);
4) jadwal kegiatan;
5) profil satuan;
6) daftar peserta didik per kelas pada tahun terakhir bagi lembaga kursus
dan lembaga pelatihan;
7) daftar tutor/instriktur bagi lembaga kursus dan lembaga pelatihan; dan
8) data sarana pendidikan yang dimiliki.
c. Untuk lembaga kemasyarakatan:
1) fotokopi anggaran dasar (AD)/anggaran rumah tangga (ART)
organisasi;
2) struktur dan susunan pengurus organisasi;
3) rencana anggaran belanja kegiatan lembaga kemasyarakatan yang
diperlukan;
4) jadwal kegiatan;
5) profil organisasi; dan
6) data sarana yang dimiliki.

Pasal 9

(1) Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional melalui Kepala Biro


Keuangan melakukan penilaian terhadap kelayakan permohonan bantuan yang
tertuang dalam proposal, khususnya tentang persyaratan untuk mendapatkan
bantuan.
(2) Besarnya bantuan yang diberikan kepada lembaga pendidikan disesuaikan
dengan ketersediaan anggaran.
(3) Berdasarkan hasil penilaian kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional atau pejabat yang
ditunjuk menerbitkan keputusan pemberian bantuan terhadap proposal yang
memenuhi kelayakan.
(4) Keputusan yang telah ditandatangai dikirim kepada penerima bantuan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 502


LAMPIRAN 1

Pasal 10

Penerima bantuan tang telah menerima surat keputusan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 ayat (3), melengkapi dan mengirimkan kepada Sekretaris Jenderal
Departemen Pendidikan Nasional u.p. Kepala Biro Keuangan Departemen
Pendidikan Nasional:
a. fotokopi rekening bank yang atas nama yayasan/sekolah/perguruan
tinggi/organisasi yang bukan atas nama pribadi;
b. kuitansi rangkap 5 (lima), yang asli bermeterai Rp 6.000,00 yang ditandatangani
dan distempel oleh kepala satuan pendidikan formal/kepala satuan pendidikan
nonformal/pemimpin organisasi kemasyarakatan.

BAB VI
PROSES PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 11
(1) Kepala Biro Keuangan membuat surat permintaan pembayaran (SPP),
kemudaian menerbitkan surat perintah membayar (SPM) kepada kepala satuan
pendidikan formal/pemimpin lembaga kemasyarakatan yang telah melengkapi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 untuk disampaikan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
(2) Kepala KPPN menerbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D) terhadap
SPM yang telah disetujui dan mentransfer dana ke rekening bank satuan
pendidikan formal/satuan pendidikan nonformal/organisasi kemasyarakatan
penerima bantuan melalui bank persepsi KPPN.
(3) Setelah uang bantuan masuk ke rekening satuan pendidikan formal/satuan
pendidikan nonformal/lembaga kemasyarakatan, dana tersebut digunakan
untuk membiayai kegiatan sesuai proposal yang dibuat.
(4) Satuan pendidikan formal/satuan pendidikan nonformal/organisasi
kemasyarakatan penerima bantuan, dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah bantuan diterima, wajib melaporkan surat pertanggungjawaban (SPJ)
penggunaan dana bantuan sesuai proposal dengan melengkapi bukti-bukti asli
pengeluaran dan laporan kegiatan.
(5) Satuan pendidikan formal/satuan pendidikan nonformal/organisasi
kemasyarakatan tidak dapat dipertimbangkan lagi untuk mendapatkan bantuan
pada tahun yang akan datang apabila dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan tidak
dapat mempertanggungjawabkan dana bantuan.

BAB III
KEWAJIBAN PENERIMA BANTUAN
Pasal 12
Penerima bantuan wajib:
a. menggunakan bantuan sesuai dengan rencana penggunaan yang tercantum
dalam proposal;

MANAJ EMEN SEKOL AH 503


LAMPIRAN 1

b. menyampaikan laporan penggunaan bantuan kepada Menteri Pendidikan


NAsional u.p. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional atau
pejabat yang ditunjuk;
c. menerima pengawasan dan/atau pemeriksaan dari Menteri Pendidikan Nasional
atau pejabat yang ditunjuk;
d. mengembalikan seluruh atau sebagian uang bantuan apabila tidak dipergunakan
atau hanya dipergunakan sebagian.

BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BANTUAN

Pasal 13

(1) Kepala Biro Keuangan melaksanakan pemantauan dan evaluasi pemberian


bantuan.
(2) Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional melaksanakan
pengawasan penggunaan bantuan baik secara berkala maupun sewaktu-waktu.
(3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaporkan kepada Menteri Pendidikan Nasional dengan tembusan Sekretaris
Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan Inspektorat Jenderal
Departemen Pendidikan Nasional.
(4) Hasl pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaporkan kepada
Menteri Pendidikan Nasional dengan tembusan Sekretaris Jenderal
Departemen Pendidikan Nasional.

BAB IX
PERUBAHAN DAN PENGHENTIAN BANTUAN
Pasal 14
Menteri Pendidikan Nasional dapat melakukan perubahan atau pemberhentian
bantuan kepada satuan pendidikan formal, satuan pendidikan nonformal atau
lembaga kemasyarakatan yang diketahui telah ditutup, dibubarkan, atau tidak sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Menteri ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:
a. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0320/U/1983 tentang
Pelaksanaan Peberian Bantuan kepada Perguruan Tinggi Swasta;
b. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 059/U/1993 tentang
Pedoman Pemberian Bantuan Kepada Sekolah Swasta; dan
c. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 177/U/2001 tentang
Pemberian Bantuan Kepada Penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah,
Pemuda, dan Olahraga;

MANAJ EMEN SEKOL AH 504


LAMPIRAN 1

Dinyatakan tidak berlaku untuk pemberian bantuan yang dibebankan pada


anggaran Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

Pasal 16

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 6 November 2006
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
ttd
Bambang Sudibyo

Salinan sesuai dengan aslinya


Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan,

Muslikh, SH
NIP 131479478

MANAJ EMEN SEKOL AH 505


LAMPIRAN 1

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 13 TAHUN 2007


TENTANG
STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 38 ayat (5) Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapakali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P
Tahun 2005;

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR KEPALA
SEKOLAH/ MADRASAH.

Pasal 1

(1) Untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi


standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku nasional.
(2) Standar kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

MANAJ EMEN SEKOL AH 506


LAMPIRAN 1

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 17 April 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TTD
BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.


Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,

Muslikh, SH
NIP 131479478

MANAJ EMEN SEKOL AH 507


LAMPIRAN 1

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 13 TAHUN 2007, TANGGAL 17 APRIL 2007

TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

A. KUALIFIKASI

Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah terdiri atas Kualifikasi Umum dan


Kualifikasi Khsusus

1. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:


a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D IV)
kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi;
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di taman kanak-
kana/raudhatur athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikelurkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
2. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah meliputi
a Kepala taman kanak-kanak/raudhatul athfal (TK/RA) adalah sebagai
berikut:
1) Berstatus sebagai guru TK/RA;
2) Memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru TK/RA; dan
3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan Pemerintah.
b. Kepala sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai
berikut:
1) Berstatus sebagai guru SD/MI;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan
3) Memiliki serifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Kepala sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs)
adalah sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs;
2) Memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru SMP/MTs; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
d. Kepala sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/ MA) adalah
sebagai berikut:

MANAJ EMEN SEKOL AH 508


LAMPIRAN 1

1) Berstatus sebagai guru SMA/MA;


2) Memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru SMA/MA; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
e. Kepala sekolah menengah atas kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
(SMAK/MAK) adalah sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru (SMAK/MAK);
2) Memiliki sertifikat pendidikan sebagai guru (SMAK/MAK); dan
3) Memiliki sertifikat kepala (SMAK/MAK) yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan Pemerintah.
f. Kepala sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah pertama luar
biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/ SMALB)
adalah sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB;
dan
3) Memiliki serifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
g. Kepala sekolah Indonesia luar negeri adalah sebagai berikut:
1) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai kepala
sekolah;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan
pendidikan; dan
3) Memiliki serifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan oleh Pemerintah.

B. KOMPETENSI

NO DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI
1 Kepribadian 1.1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya
dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas di
sekolah/madrasah.
1.2. Memiliki integritas kepribadian sebagai
pemimpin.
1.3. Memiliki keinginan yang kuat dalam
pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
1.4 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi.
1.5 Mengendalikan diri dalam menghadapi
masalah pekerjaan sebagai kepala
sekolah/madrasah.

MANAJ EMEN SEKOL AH 509


LAMPIRAN 1

1.6 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai


pemimpin pendidikan.
2 Manajerial 2.1 Menyusun perencanaan sekolah/madrasah
untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2.2 Mengembangkan organisasi
sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
2.3 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya
sekolah/madrasah secara optimal.
2.4 Mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah/madrasah menuju organisasi
pembelajar yang efektif.
2.5 Menciptakan budaya dan iklim
sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif
bagi pembelajaran peserta didik.
2.6 Mengelola guru dan staf dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal.
2.7 Mengelola sarana dan prasarana
sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
2.8 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan
ide, sumber belajar, dan pembiayaan
sekolah/madrasah.
2.9 Mengelola peserta didik dalam rangka
penerimaan peserta didik baru, dan
penempatan dan pengembangan kapasitas
peserta didik.
2.10Mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pend. nasional.
2.11Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai
dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien
2.12Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah
dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah/madrasah.
2.13Mengelola unit layanan khusus
sekolah/madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta
didik di sekolah/madrasah.
2.14Mengelola sistem informasi
sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan

MANAJ EMEN SEKOL AH 510


LAMPIRAN 1

keputusan.
2.15Memanfaatkan kemajuan tekonologi
informasi bagi peningkatan pembe-lajaran dan
manajemen sekolah/madrasah.
2.16Melakukan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program kegiatan
sekolah/madrasah dengan prosedur yang
tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.
Kewirausahaan 3.1 Menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah/madrasah.
3.2 Bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
3.3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses
dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasah.
3.4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar
peserta didik.
4 Supervisi 4.1 Merencanakan program supervisi akademik
dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
4.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
4.3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
5 Sosial 5.1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk
kepentingan sekolah/madrasah.
5.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan.
5.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TTD
BAMBANG SUDIBYO

MANAJ EMEN SEKOL AH 511


LAMPIRAN 1

Salinan sesuai dengan aslinya.


Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,

Muslikh, SH
NIP 131479478

MANAJ EMEN SEKOL AH 512


LAMPIRAN 1

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 19 TAHUN 2007

TENTANG

STANDAR PENGELOLAAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR


DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor


19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Standar Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Menimbang : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah beberapakali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR
PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

MANAJ EMEN SEKOL AH 513


LAMPIRAN 1

Pasal 1

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan


yang berlaku secara nasional.
(2) Standar pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantun dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal; 23 Mei 2007
TTD
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya,
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,

Muslikh, SH
NIP 131479478

MANAJ EMEN SEKOL AH 514


LAMPIRAN 1

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 19 TAHUN 2007 TANGGAL 23 MEI 2007
TENTANG
STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

A. PERENCANAAN PROGRAM
1. Visi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
3) dirumuskankan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras
dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional.
4) Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah;
5) Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan;
6) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan masyarakat.
2. Misi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/madrasah merumuskan dan menetapkan misi serta
mengembangkannya.
b. Misi sekolah/madrasah:
1) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional;
2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan oleh sekolah/ madrasah;
5) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan
program sekolah/madrasah;
6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan
satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;
7) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/ madrasah yang diputuskan
oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah;

MANAJ EMEN SEKOL AH 515


LAMPIRAN 1

8) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak


yang berkepentingan;
9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
3. Tujuan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta
mengembangkannya.
b. Tujuan sekolah/madrasah:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang pelu dicapai dalam jangka
menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan
dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan.
4. Rencana Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan
mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang
mendukung peningkatan mutu lulusan;
2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam rencana kerja kegiatan
dan anggaran sekolah/madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan
berdasarkan rencana jangka menengah.
b. Rencana kerja menengah dan tahunan sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan
dari komite sekolah/madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah swasta rencana
kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah.
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang
terkait.
c. Rencana empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat
dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah
yang ditunjukkan dengan kemandirian, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
1) kesiswaan
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya
4) sarana dan prasarana

MANAJ EMEN SEKOL AH 516


LAMPIRAN 1

5)
keuangan dan pembiayaan
6)
budaya dan lingkungan sekolah
7)
peran serta masyarakat dan kemitraan
8)
rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.
B. PELAKSANAAN RENCANA KERJA
1. Pedoman Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur
berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-
pihak ynag terkait.
b. Perumusan pedoman sekolah/madrasah
1) mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan sekolah/ madrasah
2) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan masyarakat.
c. Pedoman pengelolaan sekolah/madrasah:
1) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
2) kalender pendidikan/akademik
3) struktur organisasi sekolah/madrasah
4) pembagian tugas di antara guru
5) pembagian tugas di antara tenaga kependidikan
6) peraturan akademik
7) tata tertib sekolah/madrasah
8) kode etik sekolah/madrasah
9) biaya operasional sekolah/madrasah
d. pedoman sekolah/madrasah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan
operasional.
e. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan, dan pembagian tugas
pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan,
sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.
2. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah
a. Struktur organisasi sekolah/madrasah berisi tentang sistem
penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan
transparan.
b. Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan
penyelenggaraan dan administrasi sekolah/madrasah.
c. Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi sekolah/madrasah:
1) memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan tanggung
jawab yang jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara optimal
2) dievaluasi secara berkala untuk melihat efektivitas mekanisme kerja
pengelolaan sekolah/madrasah
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah dengan mempertimbangkan
pendapat dari komite sekolah/ madrasah.
3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah
a. Kegiatan sekolah/madrasah:

MANAJ EMEN SEKOL AH 517


LAMPIRAN 1

1) dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan


2) dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan pada
ketersediaan sumber daya yang ada.
b. Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan rencana
yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah.
c. Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang
non-akademik pada rapat komite sekolah/madrasah dalam bentuk
laporan akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan
rencana kerja tahunan berikutnya.
4. Bidang Kesiswaan
a. Sekolah/madrasah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan
operasional mengenai proses penerimaan peserta didik yang meliputi:
1) Kriteria calon peserta didik:
a) SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun, pengecualian
terhadap usia peserta didik yang kurang dari 6 (enam) tahun
dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis dari pihak yang
berkompeten, seperti konselor sekolah/madrasah maupun
psikolog;
b) SDLB/SMPLB/SMALB berasal dari peserta didik yang memiliki
kelainan fisik, emosional, intelektual, mental, sensorik, dan/ayau
sosial;
c) SMP/MTs berasal dari lulusan SD, MI, Paket A, atau sayuan
pendidikan bentuk lainnya yang sederajat
d) SMA/SMK, MA/MAK berasal dari anggota masyarakat yang telah
lulus dari SMP/MTs, Paket B, atau satuan pendidikan lainnya yang
sederajat.
2) Penerimaan peserta didik sekolah/madrasah dilakukan:
a) secara obyektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana tertuang
dalam aturan sekolah/madrasah
b) tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender, agama, etnis,
status sosial, kemampuan ekonomi bagi SD/MI, SMP/MTs
penerima subsidi dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
c) berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMA/SMK, MA/MAK,
dan kriteria tambahan bagi SMK/MAK
d) sesuai dengan daya tampung sekolah/madrasah.
b. Sekolah/madrasah
1) memberikan pelayanan konseling kepada peserta didik
2) melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik
3) melakukan pembinaan prestasi unggulan
4) melakukan pelacakan terhadapalumni.
5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
a. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
1) Sekolah/madrasah menyusun KTSP.

MANAJ EMEN SEKOL AH 518


LAMPIRAN 1

2) Penyusunan KTSP memerhatikan Standar Kompetensi Lulusan,


Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah,
potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
dan peserta didik.
4) Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab atas tersusunnya KTSP.
5) Wakil kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
bidang kurikulum bertanggung jawab atas pelaksanaan penyusunan
KTSP.
6) Setiap guru bertanggung jawab menyusun silabus setiap mata pelajaran
yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP.
7) Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerja sama dengan kelompok
kerja guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran (MGMP),
lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP), atau perguruan tinggi.
8) Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan
difasilitasi oleh dinas pendidikan kabupaten/kota sedangkan SDLB,
SMPLB, SMALB, SMA, dan SMK oleh dinas pendidikan provinsi
yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. Khusus untuk
penyusunan KTSP pendidikan agama (PA) tingkat SD dan SMP
dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh kantor departemen
agama kabupaten/kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB,
SMA, dan SMK oleh kantor wilayah Departemen Agama.
9) Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi, dan
difasilitasi oleh kantor Departemen Aga kabupaten/kota, sedangkan
MA dan MAK oleh kantor wilayah Departemen Agama provinsi.
b. Kalender Pendidikan
1) Sekolah/madrasah menyusun kalener pendidikan/ akademik yang
meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstra kurikuler,
dan hari libur.
2) Penyusunan kalender pendidikan/akademik:
a) didasarkan pada Standar Isi
b) berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah/ madrasah selama
satu tahun dan dirinci sevara smesteran, bulanan, dan mingguan
c) diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah.
3) Sekolah/madrasah menyusun jadwal penyusunan KTSP.
4) Sekolah/madrasah menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada
semester gasal dan smester genap.
c. Program Pembelajaran
1) Sekolah/madrasah menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran dan program pendidikan tambahan yang
dipilihnya.
2) Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Proses dan
Standar Penilaian.

MANAJ EMEN SEKOL AH 519


LAMPIRAN 1

3) Mutu pembelajaran di sekolah/madrasah dikembangkan dengan:


a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses
b) melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik,
memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis
c) bertujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan
berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang
berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji,
menemukan, dan memprediksi
d) pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan
mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada
materi yang diberikan oleh guru.
4) Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta
didik mampu:
a) meningkatkan rasa ingin tahunya
b) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan
tujuan pendidikan
c) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan
mencari sumber informasi
d) mengolah informasi menjadi pengetahuan
e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah
f) mengomunikasikan pengetahuan pada pihak lain, dan
g) mengomunikasikan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi
yang wajar.
5) Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab terhadap kegiatan
pembelajaran sesuai dengan peraturan yang dtetapkan Pemerintah.
6) Kepala SD/MI/SDLB/SMPLB/SMALB, wakil kepala SMP/MTs,
dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang kurikulum
bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran.
7) Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara:
a) merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir
b) menggunakanmetode pembelajaran yang bervariasi, inovatif, dan
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran
c) menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia
secara efektif dan efisien
d) memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik,
dan pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta
kebutuhan khusus bagi peserta didik dari yang mampu belajar
dengan cepat sampai yang lambat
e) memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil-
hasil penelitian dan penerapannya
f) mengarah kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan
lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif,

MANAJ EMEN SEKOL AH 520


LAMPIRAN 1

mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahamai belajar


seumur hidup, dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah.
d. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
1) Sekolah/madrasah menyusun program penilaian hasil belajar yang
berkeadilan, bertanggung jawab, dan berkesinambungan.
2) Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada Standar
Penilaian Pendidikan.
3) Sekolah/madrasah menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata
pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan
program remedial, klarifikasi ketuntasan yang direncanakan, laporan
kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau
kelulusan, dan dokumentasi.
4) Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan kepada guru.
5) Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara periodik,
berdasarkan data kegagalan/kendala pelaksanaan program termasuk
temuan penguji eksternal dalam rangka mendapatkan rencana
penilaian yang lebih adil dan bertanggung jawab.
6) Sekolah/madrasah menetapkan prosedur yang mengatur transparansi
sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan.
7) Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telah dinilai.
8) Sekolah/madrasah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional
yang mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik
dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar.
9) Penilaian meliputi semua kompetensi dan materi yang diajarkan.
10) Seperangkat metode penilaian perlu dipersiapkan dan digunakan
secara terencana untuk tujuan diagnostik, formatif, dan sumatif
sesuai dengan metode/strategi pembelajaran yang digunakan.
11) Sekolah/madrasah menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil
belajar sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
12) Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau,
didokumentasikan secara sistematis, dan digunakan sebagai balikan
kepada peserta didik untuk perbaikan secara berkala.
13) Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti kesahihan, keandalan,
dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan metode penilaian.
14) Sekolah/madrasah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta
didik, komite sekolah/madrasah, dan institusi di atasnya.
e. Peraturan Akademik
1) Sekolah/madrasah menyusun dan menetapkan peraturan akademik.
2) Peraturan akademik berisi:
a) persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti pelajaran dan
tugas dari guru
b) ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan
kelulusan
c) ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan fasilitas belajar,
laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku
referansi, dan buku perpustakaan

MANAJ EMEN SEKOL AH 521


LAMPIRAN 1

d) ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran,


wali kelas, dan konselor.
3) Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
6. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Sekolah/madrasah menyusun program pendayagunaan pendidik dan
tenaga kependidikan.
b. Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan:
1) disusun dengan memerhatikan Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
2) dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, termasuk
pembagian tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga,
menentukan sistem penghargaan, dan pengembangan profesi bagi
setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta menerapkannya secara
profesional, adil, dan terbuka.
c. Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara
sekolah/madrasah.
d. Sekolah/madrasah perlu mendukung upaya :
1) promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan asas
kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme
2) pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang diidentifikasi
secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan
kurikulum, dan sekolah/madrasah
3) penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan baik
jumlah maupun kualifikasinya dengan menetapkan prioritas
4) mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain didasarkan
pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi tugas oleh pimpinan
tetinggi sekolah/madrasah yang dilakukan setelah empat tahun, tetapi
bisa diperpanjang berdasarkan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk tenaga kependidikan
tambahan tidak ada mutasi.
e. Sekolah/madrasah mendayagunakan:
1) kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pimpinan pengelolaan sekolah/madrasah
2) wakil kepala SMP/MTs melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah
3) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kurikulum melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola bidang kurikulum
4) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang sarana dan prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola sarana dan prasarana
5) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kesiswaan melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola peserta didik

MANAJ EMEN SEKOL AH 522


LAMPIRAN 1

6) wakil kepala SMK bidang hubungan industri melaksanakan tugas dan


tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah dalam
mengelola kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri
7) guru melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai agen
pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing,
dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas
dan mampu mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara
optimum
8) konselor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik
9) pelatih/instruktur melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kegiatan
pelatihan
10) tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan
11) tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
membantu guru mengelola kegiatan praktikum di laboratorium
12) teknisi sumber belajar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana
pembelajaran
13) tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dalam menyelenggarakan pelayanan administratif
14) tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan kebersihan lingkungan.
7. Bidang Sarana dan Prasarana
a. Sekolah/madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
b. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana
dan Prasarana dalam hal:
1) merencanakan, memenuhi, dan mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan
2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar
tetap berfungsi mendukung proses pendidikan
3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah/madrasah
4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat
5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memerhatikan
kesehatan dan keamanan lingkungan.
c. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik.
d. pengelolaan sarana dan prasarana sekolah/madrasah:
1) direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan
kegiatan akademik dengan mengacu pada Standar Sarana dan
Prasarana

MANAJ EMEN SEKOL AH 523


LAMPIRAN 1

2) dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi gedung


dan laboratorium serta pengembangannya
e. Pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu:
1) menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan
bahan pustaka lainnya
2) merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik
3) membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja
4) melengkapi fasilitas peminjaman antarperpustakaan, baik internal
maupun eksternal
5) menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari
sekolah/madrasah lain, baik negeri maupun swasta.
f. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan
ilmu, pengetahuan, dan teknologi serta dilengkapi dengan manual yang
jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan.
g. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan
dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik dan
mengacu pada Standar Srana dan Prasarana.
8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan
a. Sekolah/madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan.
b. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah
mengatur:
1) sumber pemasukan, pengeluaran, dan jumlah dana yang dikelola
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana investasi dan operasional
3) kewenangan dan tanggung jawab kepala sekolah/madrasah dalam
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah serta
isntitusi di atasnya.
c. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah
diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah serta mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya.
d. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk menjamin
tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel.
9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/madrasah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan
pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam
prosedur pelaksanaan.
b. Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim, dan lingkungan
pendidikan:
1) berisi prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan penting minimum
yang akan dilaksanakan

MANAJ EMEN SEKOL AH 524


LAMPIRAN 1

2) memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang, serta


penjelasannya
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah dalam rapat dewan
pendidik.
c. Sekolah/Madrasah menetapkan pedoman tata tertib yang berisi:
1) tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik termasuk
dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana
pendidikan
2) petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di
sekolah/madrasah, serta pemberian sanksi bagi warga yang melanggar
tata tertib.
d. Tata tertib sekolah/madrasah ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah
melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan masukan
komite sekolah/madrasah dan peserta didik.
e. Sekolah/madrasah menetapkan kode etik warga sekolah/madrasah yang
memuat norma tentang:
1) hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah/madrasah dan
hubungan antara warga sekolah/madrasah dengan masyarakat
2) sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan
sanksi bagi yang melanggar.
f. Kode etik sekolah/madrasah ditanamkan kepada seluruh warga
sekolah/madrasah untuk menegakkan etika sekolah/madrasah.
g. Sekolah/madrasah perlu memiliki program yang jelas untuk
meningkatkan kesadaran beretika bagi semua warga
sekolah/madrasahnya.
h. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur peserta didik memuat norma
untuk:
1) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya
2) menghormati pendidik dan tenaga kependidikan
3) mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi ketentuan
pembelajaran dan mematuhi semua peraturan yang berlaku
4) memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni
sosial di antara teman
5) mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama
6) mencintai lingkungan, bangsa, dan negara, serta
7) menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban,
keamanan, dan kenyamanan, sekolah/madrasah.
1. Peserta didik dalam menjaga norma pendidikan perlu menapat bimbingan
dengan keteladanan, pembinaan dengan membangun kemauan, serta
pengembangan kreativitas dari pendidik dan tenaga kependidikan.
j. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur guru dan tenaga
kependidikan memasukkan larangan bagi guru dan tenaga kependidikan,
secara perseorangan maupun kolektif untuk:
1) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah/madrasah,
dan/atau perangkat sekolah lainnya bagik secara langusng maupun
tidak langsung kepada peserta didik

MANAJ EMEN SEKOL AH 525


LAMPIRAN 1

2) memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada


peserta didik
3) memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung mauoun tidak
langsung yang bertentangan dengan peraturan dan undang-undang
4) melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang
mencederai integritas hasil ujian sekolah/madrasah dan Ujian
Nasional.
k. Kode etik sekolah/madrasah diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
10.Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/madrasah melibatkan warga dan masyarakat pendukung
sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan.
b. Warga sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.
c. Masyarakat pendukung sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan
non-akademik.
d. Keterlibatan peran serta warga sekolah/madrasah dan masyarakat dalam
pengelolaan dibatasi pada kegiatan tertentu yang ditetapkan.
e. Setiap sekolah/madrasah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang
relevan, berkaitan dengan input,proses, output, dan pemanfaatan lulusan.
f. Kemitraan sekolah/madrasah dilakukan dengan lembaga pemerintah atau
non-pemerintah.
g. Kemitraan SD/MI/SDLB atau yang setara dilakukan minimal dengan
SMP/MTs/SMPLB atau yang setara, serta dengan TK/RA/BA atau yang
setara di lingkungannya.
h. Kemitraan SMP/MTs/SMPLB, atau yang setara dilakukan
SMA/SMK/SMALB/MA/MAK, SD/MI atau yang setara serta dunia
usaha dan dunia industri.
i. Kemitraan SMA/SMK, MA/MAK, atau yang setara dilakukan minimal
dengan perguruan tinggi, SMP/MTs, atau yang setara serta dunia usaha
dan dunia industri di lingkungannya.
j. Sistem kemitraan sekolah/madrasah ditetapkan dengan perjanjian secara
tertulis.
C. PENGAWASAN DAN EVALUASI
1. Program Pengawasan
a. Sekolah/madrasah menyusun program pengawasan secara obyektif,
bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
b. Penyusunan program pengawasan di sekolah/madrasah didasarkan pada
Standar Nasional Pendidikan.
c. Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan.
d. Pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
e. Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah dilakukan oleh komite
sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak
yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai
efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 526


LAMPIRAN 1

f. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan


berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah.
g. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap
akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah dan
orang tua/wali peserta didik.
h. Tenaga kependidikan melporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-
masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada
kepala sekolah/madrasah, secara terus-menerus melakukan pengawasan
pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
i. Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada komite
sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sekurang-
kurangnya setiap akhir semester.
j. Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada
bupati/walikota melalui dinas pendidikan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan,
setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait.
k. Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di madrasah kepada
kantor Departemen Agama kabupaten/kota dan pada madrasah yang
bersangkutan setelah dikonfirmasikan pada madrasah terkait.
l. Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan menindaklanjuti
laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah/madrasah, termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang
ditemukan.
m. Sekolah/madrasah mendokumentasikan dan menggunakan hasil
pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut
untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah dalam pengelolaan
pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.
2. Evalua Diri
a. Sekolah/madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah
mandrasah.
b. Sekolah/madrasah menetapkan prioritas untuk mengukur, menilai
kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar
Nasional Pendidikan.
c. Sekolah/madrasah melaksanakan:
1) evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-lurangnya dua
kali dalam setahun, pada akhir semester akademik
2) evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya
satu kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaran sekolah
mandrasah.
d. Evaluasi diri sekolah mandrasah dilakukan secara periodik berdasar pada
data dan informasi yang sahih.
3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP
Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara:
a. komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan, ilmu,
pengetahuan, dan teknologi yang mutakhir

MANAJ EMEN SEKOL AH 527


LAMPIRAN 1

b. berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan


masyarakat, serta perubahan sistem pendidikan, maupun perubahan sosial
c. integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran
d. menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak meliputi dewan pendidik,
komite sekolah mandrasah, pemakai lulusan, dan alumni.
4. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan direncanakan
secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan mengacu pada
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
b. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi
kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, dan
kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi dan
perubahan-perubahan peserta didik.
5. Akreditasi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/madrasah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk
mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Sekolah/madrasah meningkatkan status akreditasi, dengan menggunakan
lembaga akreditasi eksternal yang memiliki legitimasi.
c. Sekolah/madrasah harus terus meningkatkan kualitas kelembagaannya
secara holistik dengan menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi.
D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADRASAH
1. Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah.
2. Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah
berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala
sekolah/madrasah.
4. Kepala SMA/MA dibantu oleh minimal tiga wakil kepala sekolah/madrasah
untuk bidang akademik, sarana prasarana, dan kesiswaan. Sedangka kepala
SMK dibantu empat wakil kwpala sekolah untuk bidang akademik, sarana-
prasarana, kesiswaan, dan hubungan dunia usaha dan dunia industri. Dalah
hal tertentu atau sekolah/madrasah yang masih dalam taraf pengembangan,
kepala sekolah/madrasah dapat menugaskan guru untuk melaksanakan
fungsi wakil kepala sekolah/madrasah.
5. Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewan pendidik, dan proses
pengangkatan serta keputusannya dilaporkan secara tertulis oleh kepala
sekolah/madrasah kepada institusi di atasnya. Dalam hal sekolah/madrasah
swasta, institusi dimaksud adalah penyelenggaran sekolah/madrasah.
6. Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan memimpin
yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilau yang dimiliki,
dihayati, dikuasasi, dan diwujudkan dalam melaksanakan tugas keprofesional
sesuai dengan Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan.
7. Kepala sekolah/madrasah:
a. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu
b. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai

MANAJ EMEN SEKOL AH 528


LAMPIRAN 1

c. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan


sekolah/madrasah
d. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanaan peningkatan mutu
e. bertanggung jawab dan membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah
f. melibatkan guru dan komite sekolah dalam pengambilan keputusan
penting sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta,
pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara
sekolah/madrasah
g. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua
peserta didik dan masyarakat
h. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas
prestasi dan sanksi atas pelanggaran peraturan dan kode etik
i. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik
j. bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan
kurikulum
k. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan
hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah
l. meningkatkan mutu pendidikan
m. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya
n. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas sekolah/madrasah
o. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan
sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses
belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga
kependidikan
p. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,
sehat, efisien, dan efektif
q. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komite sekolah/madrasah serta menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat
r. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.
8. Kepala sekolah/madrasah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan
kewenangan kepada wakil kepala sekolah/madrasah sesuai dengan
bidangnya.
E. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. Sekolah/madrasah:
a. mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung
administrasi pendidikan yang efektif, efisien, dan akuntabel
b. menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif, dan mudah diakses
c. menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani
permintaan informasi ataupun pemberian informasi atau pengaduan dari

MANAJ EMEN SEKOL AH 529


LAMPIRAN 1

masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah/madrasah baik secara


lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan
d. melaporkan data/infoemasi sekolah/madrasah yang telah
didokumentasikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.
2. Komunikasi antarwarga sekolah/madrasah di lingkungan sekolah/madrasah
dilaksanakan secara efisien dan efektf.
F. PENILAIAN KHUSUS
Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada
Standar Nasional Pendidikan dapat memeroleh pengakuan Pemerintah atas
dasar rekomendasi BSNP.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TTD
BAMBANG SUDIBYO
Disalin sesuai dengan aslinya,
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I

Muslikh, S.H.
NIP 131479478

MANAJ EMEN SEKOL AH 530


LAMPIRAN 1

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 18 TAHUN 2007

TENTANG

SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang:

a. bahwa berdasarkan pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005


tentang Guru dan Dosen, Pemerintah wajib mulai melaksanakan program
sertifikasi pendidik paling lama dalam waktu 12 bulan terhitung sejak
berlakunya Undang-Undang tersebut;
b. bahwa Peraturan Pemerintah yang diamanatkan dalam Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen belum terbit;
c. bahwa tugas pemerintahan dalam program sertifikasi bagi guru tidak boleh
berhenti dengan alasan belum ditetapkannya peraturan pemerintah yang
menjadi dasar pelaksanaan sertifikasi bagi guru;
d. bahwa dalam rangka mengisi kekosongan hukum pelaksanaan program
sertifikasi bagi guru dalam jabatan perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan;

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran


Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586);
2. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI,
sebagaimana telah diubah dengan Paraturan Presiden No. 94 Tahun 2006;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M/ 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005.

Memperhatikan:

Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor I.UM.01.02-253 tanggal 23
Maret 2007 tentang Fatwa Hukum;

MEMUTUSKAN

MANAJ EMEN SEKOL AH 531


LAMPIRAN 1

Menetapkan :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN
Pasal 1
(1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik
untuk guru dalam jabatan.
(2) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti oleh guru dalam
jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma
empat (D-IV).
(3) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional.
Pasal 2
(1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat pendidik.
(2) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk
penilaian portofolio.
(3) Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap
kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik; pendidikan
dan pelatihan; pengalaman mengajar; perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran; penilaian dari atasan dan pengawas; prestasi akademik; karya
pengembangan profesi; keikutsertaan dalam forum ilmiah; pengalaman
organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan penghargaan yang relevan
dengan bidang pendidikan.
(4) Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) mendapat sertifikat pendidik.
(5) Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat:
(a) melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi dokumen portofolio agar
mencapai nilai lulus; atau (b) mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru
yang diakhiri dengan ujian;
(6) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b mencakup kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
(7) Guru dalam jabatan yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b mendapat sertifikat pendidik.
(8) Guru dalam jabatan yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b diberi kesempatan untuk
mengulang ujian materi pendidikan dan pelatihan yang belum lulus.
Pasal 3
(1) Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan memberi
Nomor Pokok Mahasiswa peserta sertifikasi.

MANAJ EMEN SEKOL AH 532


LAMPIRAN 1

(2) Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan wajib
melaporkan setiap perubahan berkenaan dengan mahasiswa peserta sertifikasi
kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
(3) Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan wajib
melaporkan guru dalam jabatan yang sudah mendapat sertifikat pendidik
kepada Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PMPTK) untuk memperoleh Nomor Registrasi Guru.
Pasal 4
(1) Menteri Pendidikan Nasional menetapkan jumlah dan kuota peserta sertifikasi
bagi guru dalam jabatan setiap tahun.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
menentukan peserta sertifikasi berdasarkan kuota yang ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional.
(3) Penentuan peserta sertifikasi sebagaimana dimasud pada ayat (2) berpedoman
pada kriteria yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal PMPTK.
Pasal 5
Dalam melaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan mengacu pada pedoman
sertifikasi guru dalam jabatan yang ditetapkan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
Pasal 6
(1) Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Pemerintah Daerah yang telah
memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen
Pendidikan Nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurang-kurangnya
24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas
tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui
Dana Alokasi Umum terhitung mulai bulan Januari pada tahun berikutnya
setelah memperoleh sertifikat pendidik.
(2) Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Pemerintah yang telah memiliki
sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan
Nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi
pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui APBN terhitung
mulai bulan Januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat
pendidik.
(3) Guru Non Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh badan hukum
penyelenggara pendidikan yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor
registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional, dan melaksanakan
beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi pendidik setara dengan satu
kali gaji pokok guru Pegawai Negeri Sipil yang dibayarkan melalui Dana
Dekonsentrasi terhitung mulai bulan Januari pada tahun berikutnya setelah
memperoleh sertifikat pendidik.
(4) Guru yang melaksanakan beban kerja di luar ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) memperoleh tunjangan profesi setelah

MANAJ EMEN SEKOL AH 533


LAMPIRAN 1

mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat


yang ditunjuk.
Pasal 7

Guru yang terdaftar sebagai calon peserta sertifikasi guru pada tahun 2006 dan
telah memiliki sertifikat pendidik dan nomor registrasi guru dari Departemen
Pendidikan Nasional sebelum Oktober 2007 memperoleh tunjangan profesi
pendidik terhitung mulai 1 Oktober 2007.

Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.
BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya


Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I

Muslikh, S.H.
NIP 131479478

MANAJ EMEN SEKOL AH 534


LAMPIRAN 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 2 TAHUN 2008


TENTANG BUKU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang: a. bahwa buku berperan penting dan strategis dalam upaya


meningkatkan mutu pendidikan, sehingga perlu ada kebijakan
pemerintah mengenai buku bagi peserta didik;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
buku;
Mengingat : 1. Undang-Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor
3817);
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4220);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Hak Cipta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Nomor 43010;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2001 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4496);
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

MANAJ EMEN SEKOL AH 535


LAMPIRAN 1

Organisasi dan Tata Laksanan Departemen sebagaimana telah


diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun
2006;
10. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun 2007;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG
BUKU

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang dimaksud dengan:

1. Menteri Pendidikan Nasional yang selanjutnya disebut Menteri adalah Menteri


yang menangani urusan pemerintahan di bidang pendidikan;
2. Departemen Pendidikan Nasional yang selanjutnya disebut Departemen adalah
Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
3. Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang
selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di
satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat
materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak
mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan
kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
4. Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi
materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.
5. Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya
buku teks pendidikan dasar,menengah dan perguruan tinggi.
6. Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
secara dalam dan luas.
7. Penerbit buku yang selanjutnya disebut penerbit adalah orang-perseorangan,
kelompok orang, atau badan hukum yang menerbitkan buku.
8. Percetakan buku yang selanjutnya disebut percetakan adalah orang
perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang mencetak naskah atau
buku.
9. Distributor buku yang selanjutnya disebut distributor adalah orang-
perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang memperdagangkan

MANAJ EMEN SEKOL AH 536


LAMPIRAN 1

buku dalam volume besar dengan cara membeli buku dari penerbit dan
menjualnya kembali kepada distributor eceran buku.
10. Distributor eceran buku yang selanjutnya disebut pengecer adalah
orangperseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang
memperdagangkan buku dengan cara membeli dari penerbit atau distributor
dan menjualnya kembali secara eceran kepada konsumen akhir.

BAB II
PENULISAN BUKU

Pasal 2

(1) Penulisan buku meliputi penulisan naskah, penerjemahan, penyaduran,


pengilustrasian, penyuntingan, dan/atau perancangan yang menghasilkan
produk akhir berupa karangan asli, terjemahan, saduran, dan ciptaan lain
berupa gambar, sketsa, tabel, grafik, dan/atau peta.
(2) Penulisan buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan dan etika akademik penulisan.

Pasal 3

(1) Departemen, Departemen yang menangani urusan agama, Pemerintah Daerah,


dan/atau masyarakat mengupayakan tersedianya buku yang bermutu dan sesuai
dengan standar nasional pendidikan serta mencukupi kebutuhan pendidik dan
peserta didik.
(2) Untuk mengupayakan tersedianya buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Departemen, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat dapat memberikan
bantuan dana bagi calon penulis buku dalam bentuk hibah.
(3) Penggunaan bantuan dana hibah oleh calon penulis buku sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai perjanjian hibah dan peraturan
perundang-undangan.
(4) Departemen, Departemen yang menangani urusan agama, dan/atau
pemerintah daerah dapat membeli hak cipta buku dari pemiliknya untuk
menfasilitasi penyediaan buku bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta
didik dengan harga yang terjangkau.

BAB III
PENILAIAN BUKU TEKS

Pasal 4

(1) Buku teks pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai
kelayakanpakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber
belajar di satuan pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 537


LAMPIRAN 1

(2) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Menteri.
(3) Buku teks muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai
kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh dinas pendidikan provinsi berdasarkan
standar nasional pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau
peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan.
(4) Kelayakan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh
Gubernur.

BAB IV
PEMILIHAN BUKU TEKS DI SATUAN PENDIDIKAN

Pasal 5

Buku teks untuk setiap mata pelajaran yang digunakan pada satuan pendidikan
dasar dan menengah dipilih oleh rapat pendidik pada satuan pendidikan dari buku-
buku teks pelajaran yang telah ditetapkan kelayakan pakainya oleh Menteri.

(1) Dalam hal Menteri belum menetapkan kelayakan pakai buku teks mata
pelajaran tertentu pada satuan pendidikan dasar dan menengah, maka rapat
pendidik pada satuan pendidikan dapat memilih buku teks yang tersedia di
pasar buku dengan mempertimbangkan mutu buku teks dan kesesuaiannya
dengan standar nasional pendidikan.
(2) Buku teks untuk mata pelajaran muatan lokal yang digunakan pada satuan
pendidikan dasar dan menengah dipilih oleh rapat pendidik pada satuan
pendidikan dari buku teks yang ditetapkan kelayakan-pakainya oleh Gubernur.
(3) Dalam hal Gubernur belum menetapkan kelayakan pakai buku teks muatan
lokal, maka rapat pendidik pada satuan pendidikan dapat memilih buku teks
muatan lokal yang tersedia di pasar buku dengan mempertimbangkan mutu
buku teks muatan lokal dan kesesuaiannya dengan standar nasional pendidikan.

BAB V
PENGGUNAAN BUKU DI SATUAN PENDIDIKAN

Pasal 6

(1) Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
(2) Selain buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendidik dapat
menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi
dalam proses pembelajaran.
(3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik, pendidik dapat
menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku
referensi.
(4) Buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) yang
digunakan dalam satu satuan pendidikan berasal dari lebih dari dua penerbit.

MANAJ EMEN SEKOL AH 538


LAMPIRAN 1

Pasal 7

(1) Pendidik dapat menganjurkan kepada peserta didik yang mampu untuk
memiliki buku.
(2) Anjuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat tidak memaksa atau tidak
mewajibkan.
(3) Untuk memiliki buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), peserta
didik atau orangtua/walinya membelinya langsung kepada pengecer.
(4) Satuan pendidikan wajib menyediakan buku teks di perpustakaan dan pendidik
menganjurkan kepada semua peserta didik untuk meminjam buku teks
pelajaran diperpustakaan satuan pendidikan atau memilikinya.

BAB VI
PENGGANDAAN, PENERBITAN, DAN DISTRIBUSI BUKU

Pasal 8

(1) Departemen, departemen yang menangani urusan agama, dan/atau pemerintah


daerah dapat mengizinkan orang-perseorangan, kelompok orang, dan/atau
badan hukum untuk menggandakan, mencetak, menfotokopi,
mengalihmediakan, dan/atau memperdagangkan buku yang hak-ciptanya telah
dibeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4).
(2) Harga eceran tertinggi buku yang diperdagangkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Departemen, departemen yang menangani urusan
agama, dan/atau pemerintah daerah yang membeli hak cipta buku.
(3) Harga eceran tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah setinggi-
tingginya sebesar taksiran biaya wajar untuk mencetak dan mendistribusikan
buku sampai di tangan konsumen akhir ditambah keuntungan sebelum pajak
penghasilan setinggi-tingginya 15% dari taksiran biaya wajar.

Pasal 9

(1) Pada kulit sisi luar buku yang diperdagangkan wajib dicantumkan harga eceran.
(2) Pada kulit sisi luar buku yang digandakan, dicetak, difotokopi, dialih-mediakan
dari sumber sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) dan kemudian
diperdagangkan kepada konsumen akhir, pengecer wajib mencantumkan label
harga eceran secara tercetak.
(3) Pada kulit sisi luar buku yang digandakan, dicetak, difotokopi, dialih-mediakan
dari sumber sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) dan kemudian
dibagikan secara cuma-cuma kepada konsumen akhir, label harga tidak wajib
dicantumkan.

BAB VII
MASA PAKAI BUKU TEKS PELAJARAN

Pasal 10

MANAJ EMEN SEKOL AH 539


LAMPIRAN 1

(1) Satuan pendidikan dasar dan menengah menetapkan masa pakai buku teks
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sesingkat-singkatnya 5 tahun.
(2) Penggunaan buku teks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihentikan oleh
satuan pendidikan dasar dan menengah sebelum berakhirnya masa pakai
apabila:
a. Ada perubahan substantif dalam standar isi dan/atau standar kompetensi
lulusan;
b. Buku teks yang bersangkutan dinyatakan tidak layak-pakai oleh Menteri;
c. Buku teks yang bersangkutan dilarang peredarannya oleh Kejaksaan Agung;
dan;
d. Buku teks yang bersangkutan tidak termasuk yang dinyatakan layak-pakai
oleh Menteri dan Menteri telah menetapkan kelayakan-pakai buku teks lain
dari mata pelajaran yang sama.

Pasal 11

Pendidik, tenaga kependidikan, anggota komite sekolah/madrasah, dinas


pendidikan pemerintah daerah, pegawai dinas pendidikan pemerintah daerah,
dan/atau koperasi yang beranggotakan pendidik dan/atau tenaga kependidikan
satuan pendidikan, baik secara langsung maupun bekerjasama dengan pihak lain,
dilarang bertindak menjadi distributor atau pengecer buku kepada peserta didik di
satuan pendidikan yang bersangkutan atau kepada satuan pendidikan yang
bersangkutan, kecuali untuk buku-buku yang hak ciptanya sudah dibeli oleh
Departemen, departemen yang menangani urusan agama, dan/atau Pemerintah
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dan dinyatakan dapat
diperdagangkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).

BAB VIII
PENDANAAN

Pasal 12

(1) Bantuan pendidikan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah untuk


memperkaya koleksi perpustakaan satuan pendidikan diberikan dalam bentuk
hibah sesuai peraturan perundang-undangan, kecuali untuk perguruan tinggi
negeri yang tidak berbadan hukum.
(2) Masyarakat dapat membantu memperkaya koleksi perpustakaan satuan
pendidikan, baik dalam bentuk dana hibah maupun barang.
(3) Pengadaan buku untuk memperkaya koleksi perpustakaan dalam rangka
penggunaan dana hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan oleh satuan pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan.
(4) Untuk daerah tertentu yang belum memiliki pengecer, pengadaan buku untuk
perpustakaan satuan pendidikan dasar dan menengah yang dananya bersumber
dari hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah yang bersangkutan sesuai peraturan perundang-undangan,

MANAJ EMEN SEKOL AH 540


LAMPIRAN 1

berdasarkan masukan dari satuan pendidikan dan setelah mendapat izin dari
Menteri.
(5) Untuk mendorong keberadaan pengecer pada daerah tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), Departemen, departemen yang menangani urusan
agama, dan/atau pemerintah daerah dapat memberikan insentif pendirian
pengecer berupa hibah modal kerja kepada orang-perseorangan, kelompok
orang, dan/atau badan hukum sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB IX
PENGAWASAN

Pasal 13

Pengawasan terhadap pengadaan buku oleh satuan pendidikan dilakukan oleh


pengawas fungsional, komite sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga
perwakilan pemangku kepentingan satuan pendidikan, dewan audit pada satuan
pendidikan berbadan hukum pendidikan, dan/atau masyarakat.

(1) Pengawas fungsional, komite sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga
perwakilan pemangku kepentingan satuan pendidikan, dewan audit pada satuan
pendidikan berbadan hukum pendidikan, dan/atau masyarakat melaporkan
kepada pejabat yang berwenang apabila menemukan penyimpangan dalam
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(2) Pengawasan dalam bentuk pemeriksaan hanya dapat dilakukan oleh lembaga
yang memiliki kompetensi dan kewenangan memeriksa.

BAB X
SANKSI

Pasal 14

Pendidik, tenaga kependidikan, satuan pendidikan, anggota komite


sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah, dinas pendidikan pemerintah
daerah, pegawai dinas pendidikan pemerintah daerah, dan/atau koperasi yang
beranggotakan pendidik dan/atau tenaga kependidikan satuan pendidikan yang
terbukti melanggar ketentuan Pasal 11 dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

(1) Penerbit, distributor, dan/atau pengecer yang melanggar ketentuan yang diatur
dalam Peraturan Menteri ini, dikenakan sanksi sesuai peraturan perundangan;
(2) Penerbit, distributor, dan/atau pengecer yang melanggar ketentuan yang diatur
dalam Peraturan Menteri ini, dikenakan sanksi sesuai peraturan perundangan.

Pasal 15

MANAJ EMEN SEKOL AH 541


LAMPIRAN 1

Penulis yang bukunya diterbitkan oleh penerbit yang dikenai sanksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dapat mengalihkan hak ciptanya kepada penerbit
lain sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 16

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini, Peraturan


Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 17

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Januari 2008

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TTD
BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum II, Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan
Nasional,

Bambang Haryadi, S.H.


NIP 131597936

MANAJ EMEN SEKOL AH 542


LAMPIRAN 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008
TENTANG
PEMBINAAN KESISWAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang : a. bahwa untuk mengembangkan potensi siswa sesuai dengan fungsi


dan tujuan pendidikan nasional, yaitu siswa yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggung jawab, diperlukan pembinaan
kesiswaan secara sistematis dan berkelanjutan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Pembinaan Kesiswaan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496);
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor
20 Tahun 2008;
5. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor
77/P Tahun 2008;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;

MANAJ EMEN SEKOL AH 543


LAMPIRAN 1

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006


tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2006
tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN

BAB I
TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 1

Tujuan pembinaan kesiswaan:

a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat,
minat, dan kreativitas;
b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai
lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan
bertentangan dengan tujuan pendidikan;
c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai
bakat dan minat;
d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,
demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat madani (civil society).

Pasal 2

Sasaran pembinaan kesiswaan meliputi siswa taman kanak-kanak (TK), taman


kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa
(SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah pertama luar biasa
(SMPLB), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

MANAJ EMEN SEKOL AH 544


LAMPIRAN 1

Pasal 3

(1) Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan


kokurikuler;
(2) Materi pembinaan kesiswaan meliputi :
a. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
b. Budi pekerti luhur atau akhlak mulia;
c. Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara;
d. Prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat;
e. Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup,
kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural;
f. Kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan;
g. Kualitas jasmani, kesehatan, dan gizi berbasis sumber gizi yang
terdiversifikasi ;
h. Sastra dan budaya;
i. Teknologi informasi dan komunikasi;
j. Komunikasi dalam bahasa Inggris;
(3) Materi pembinaan kesiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijabarkan
lebih lanjut dalam jenis-jenis kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.
(4) Jenis kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikembangkan oleh
sekolah.
BAB III
ORGANISASI
Pasal 4

(1) Organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah.


(2) Organisasi kesiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
organisasi resmi di sekolah dan tidak ada hubungan organisatoris dengan
organisasi kesiswaan di sekolah lain.
(3) Organisasi siswa intra sekolah pada SMP, SMPLB, SMA, SMALB dan SMK
adalah OSIS.
(4) Organisasi siswa intra sekolah pada TK, TKLB, SD, dan SDLB adalah
organisasi kelas.
BAB IV
TANGGUNG JAWAB
PEMBINAAN KESISWAAN

Pasal 5

(1) Pembinaan kesiswaan di sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah.


(2) Pembinaan kesiswaan di kecamatan menjadi tanggung jawab unit kerja yang
menangani pendidikan di kecamatan.
(3) Pembinaan kesiswaan di kabupaten/kota menjadi tanggung jawab unit kerja
yang menangani pendidikan di kabupaten/kota.

MANAJ EMEN SEKOL AH 545


LAMPIRAN 1

(4) Pembinaan kesiswaan di propinsi menjadi tanggung jawab unit kerja yang
menangani pendidikan di propinsi.
(5) Pembinaan kesiswaan secara nasional menjadi tanggung jawab Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
BAB V
PENDANAAN

Pasal 6

(1) Pendanaan pembinaan kesiswaan di sekolah dibebankan pada Anggaran


Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS).
(2) Pendanaan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sumber lain yang tidak mengikat.

BAB VI
PENUTUP

Pasal 7

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 0461/U/1984 tentang Pembinaan Kesiswaan dan semua
peraturan pelaksanaannya dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 8

Peraturan Menteri ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Juli 2008

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

TTD.

BAMBANG SUDIBDYO

MANAJ EMEN SEKOL AH 546


LAMPIRAN 1

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 39 TAHUN 2008 TANGGAL 22 JULI 2008

MATERI PEMBINAAN KESISWAAN

NO JENIS KEGIATAN PEMBINAAN KESISWAAN


1 Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
antara lain:
a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-
masing;
b. Memperingati hari-hari besar keagamaan;
c. Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama;
d. Membina toleransi kehidupan antar umat beragama;
e. Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan;
f. Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah.
2 Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain:
a. Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah;
b. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);
c. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;
d. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap
sesama;
e. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah;
f. Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,
kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan).
3 Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara,
antara lain:
a. Melaksanakan upacara bendera pada hari senin dan /atau hari sabtu, serta
hari-hari besar nasional;
b. Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne);
c. Melaksanakan kegiatan kepramukaan;
d. Mengunjungi dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah;
e. Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan, dan semangat
perjuangan para pahlawan;
f. Melaksanakan kegiatan bela negara;
g. Menjaga dan menghormati simbol-simbol dan lambang-lambang negara;
h. Melakukan pertukaran siswa antar daerah dan antar negara.
4 Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan
minat, antar lain :
a. Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian;
b. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah;
c. Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek);
d. Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke tempat-
tempat sumber belajar;
e. Mendesain dan memproduksi media pembelajaran;

MANAJ EMEN SEKOL AH 547


LAMPIRAN 1

f. Mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian;


g. Mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah;
h. Membentuk klub sains, seni dan olahraga;
i. Menyelenggarakan festival dan lomba seni;
j. Menyelenggarakan lomba dan pertandingan olah raga.
5 Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan
hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural, antara
lain:
a. Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai
dengan tugasnya masing-masing;
b. Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa;
c. Melaksanakan kegiatan dengan prinsip kejujuran, transparan, dan
profesional;
d. Melaksanakan kewajiban dan hak diri dan orang lain dalam pergaulan
masyarakat;
e. Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan pidato;
f. Melaksanakan kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa kekerasan;
g. Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah.
6 Pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan, antara lain:
a. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan suatu
barang menjadi lebih berguna;
b. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang dan jasa;
c. Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produkdsi;
d. Melaksanakan praktek kerja nyata (PKN)/pengalaman kerja lapangan
(PKL)/praktIk kerja industri (Prakerim);
e. Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi
kompetensi siswa berkebutuhan khusus.
7 Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang
terdiversifikasi antara lain:
a. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat;
b. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS);
c. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif (narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV AIDS;
d. Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja;
e. Melaksanakan hidup aktif;
f. Melakukan diversifikasi pangan;
g. Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah.
8 Pembinaan sastra dan budaya, antara lain:
a. Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang sastra;
b. Menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya;
c. Meningkatkan daya cipta sastra;
d. Meningkatkan apresiasi budaya.
9 Pembinaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), antara lain :
a. Memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pem-belajaran;

MANAJ EMEN SEKOL AH 548


LAMPIRAN 1

b. Menjadikan TIK sebagai wahana kreativitas dan inovasi;


c. Memanfaatkan TIK untuk meningkatkan integritas kebangsaan.
10 Pembinaan komunikasi dalam bahasa Inggris, antara lain:
a. Melaksanakan lomba debat dan pidato;
b. Melaksanakan lomba menulis dan korespodensi;
c. Melaksanakan kegiatan English Day;
d. Melaksanakan kegiatan bercerita dalam bahasa inggris (story telling);
e. Melaksanakan lomba puzzies words/scrabble.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya,


Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional.
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,

TTD
Muslikh, S.H
NIP. 131479478

MANAJ EMEN SEKOL AH 549


LAMPIRAN 1

KEPUTUSAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 044/U/2002
TENTANG
DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional


melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, efisiensi
penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi
pendidikan, perlu adanya dukungan dan peranserta
masyarakat yang lebih optimal;
b. bahwa dukungan dan peranserta masyarakat perlu didoron
untuk bersinergi dalam suatu wadah dewan pendidikan dan
komite sekotah yang mandiri;
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi
terbentuknya dewan pendidikan dan komite sekolah
dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional tentang dewan pendidikan dan komite
sekolah.

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang
peranserta masyarakat dalam Pendidikan Nasional;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pernerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M
Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong;
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organ isasi dan Tata Kerja Departemen.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE
SEKOLAH

MANAJ EMEN SEKOL AH 550


LAMPIRAN 1

Pasal 1

(1) Pada setiap kabupaten/kota dibentuk dewan pendidikan atas prakarsa


masyarakat dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
(2) Pada setiap satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan dibentuk
komite sekolah atas prakarsa masyarakat, satuan pendidikan, dan/atau
pemerintah kabupaten/kota.

Pasal 2

Pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah dapat menggunakan acuan


pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah sebagaimana tercantum
dalam lampiran I dan II keputusan ini.

Pasal 3

Dengan beriakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 0293/U/1993 Tahun 1993 tentang Pembentukan Badan
Pembantu Penyelenggara Pendidikan dinyatakan tidak beriaku.

Pasal 4

Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada


tanggal 2 April 2002

Menteri Pendidikan Nasional

t.t.d.

A. Malik Fadjar

MANAJ EMEN SEKOL AH 551


LAMPIRAN 1

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002

A. ACUAN PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN

I. PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP

1. Dewan pendidikan adalah badan yang mewadahi peranserta masyarakat dalam


rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan
di kabupaten/kota.
2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing,
seperti dewan pendidikan, majelis pendidikan, atau nama lain yang disepakati.
3. Ruang lingkup pendidikan meliputi pendidikan prasekolah, jalur pendidikan
sekolah, dan jalur pendidikan luar sekolah.

II. KEDUDUKAN DAN SIFAT

1. Dewan pendidikan berkedudukan di kabupaten/kota,


2. Badan in! bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan lembaga
pemerintah daerah.

III. TUJUAN

Dewan Pendidikan bertujuan untuk

1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan


kebijakan dan program pendidikan,
2. Meningkatkan tanggungjawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan,
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu.

IV. PERAN DAN FUNGSI

Dewan Pendidikan berperan sebagai:

1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan


kebijakan pendidikan,
2. Pendukung.(supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan,
3. Pengontrol (controlling agency), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan,
4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan dewan perwakilan rakyat daerah
(DPRD) legislatif dengan masyarakat.

Komite sekolah berfungsi sebagai berikut:

MANAJ EMEN SEKOL AH 552


LAMPIRAN 1

1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap


penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat, perseorangan, organisasi/dunia
usaha/dunia industri, dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu;
3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai bidang
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;
4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan
pendidikan mengenai:
a. Kebijakan dan program pendidikan;
b. Rencana anggaran pendidikandan belanja sekolah (RAPBS);
c. Kriteria kinerja satuan pendidikan;
d. Kriteria tenaga pendidikan;
e. Kriteria fasilitas pendidikan dan;
f. Hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.
5. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan;
6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan;
7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

V. ORGANISASI

1. Keanggotaan komite sekolah


a. Keanggotaan komite sekolah terdiri atas
1) Unsur masyarakat dapat berasal dari:
a) Orang tua/wali peserta didik;
b) Tokoh masyarakat;
c) Tokoh Pendidikan;
d) Dunia usaha/industri;
e) Organisasi profesi tenaga pendidikan;
f} Wakil alumni
g) Wakil peserta didik.
2) Unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan, badan
pertimbangan desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota komite sekolah
(maksimal 3 orang)
b. Anggota komite sekolah sekurang-kurangya berjumlah 9 (sembiIan ) orang
dan jumahnya gasal.
2. Kepengurusan komite sekolah
a. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Bendahara
b. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
c. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.

MANAJ EMEN SEKOL AH 553


LAMPIRAN 1

3. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (ART)


a. Komite sekolah wajib memiliki AD dan ART
b. Anggaran dasar sebagaimana dimaksud sekurangkurangnya memuat:
1) Nama dan tempat kedudukan;
2) Dasar, tujuan dan kegiatan;
3) Keanggotaan dan kepengurusan;
4) Hak dan kewajiban anggota dan pengurus;
5) Keuangan;
6) Mekanisme kerja dan rapat-rapat;
7) Perubahan AD dan ART, serta pembubaran organisasi.

VI. PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH


1. Prinsip tembentukan
Pembentukan Komite Sekolah menganut pnnsip-prinsip sebagai berikut:
a. Transparan, akuntabel, dan demokratis;
b. Merupakan mitra satuan pendidikan.
2. Mekanisme pembentukan
a. Pembentukan panitia persiapan
1) Masyarakat dan/atau kepala satuan pendidikan membentuk panitia
persiapan. Panitia persiapan berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri atas
kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM peduli
pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri),
dan orang tua peserta didik.
2) Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite Sekolah
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk
pengurus/anggota BP3, majelis sekolah, dan komite sekolah yang
sudah ada) tentang komite sekolah menurut keputusan ini;
b) Menyusun kriteria dan mengidentifikasi calon anggota berdasarkan
usulan dari masyarakat;
c) Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;
d) Mengumumkan nama-nama anggota terpilih;
e) Menyusun nama-nama anggota terpilih;
f) Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota komite sekolah;
g) Menyampaikan nama pengurus dan anggota komite sekolah kepada
kepala satuan pendidikan.
b. Panitia persiapan dinyatakan bubar setelah komite sekolah terbentuk.
3. Penetapan pembentukan komite sekolah komite sekolah ditetapkan untuk
pertama kali dengan surat keputusan kepala satuan pendidikan, dan selanjutnya
diatur dalam AD dan ART.
VII. TATA HUBUNGAN ANTARORGANISASI
Tata hubungan antara komite sekolah dengan satuan pendidikan, dewan
pendidikan, dan institusi lain yang bertanggungjawab dalam pengelolaan

MANAJ EMEN SEKOL AH 554


LAMPIRAN 1

pendidikan dengan komite-komite sekolah pada satuan pendidikan lain bersifat


koordinatif.

VIII. PENUTUP

1. Dalam pembentukan komite sekolah, kepala satuan pendidikan dapat


berkonsultasi dengan pemerintah kabupaten/kota.
2. Pembentukan komite sekolah dapat diatur melalui peraturan daerah yang
berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota.
3. Pembentukan komite sekolah dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim
Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Gedung E Lantai 5, Jalan
Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, Telepon (021) 5725613, 5725608, Fax
(021) 5725608, website www.depdiknas.go.id. email dpkp2002@yahoo.com

A. CONTOH HUBUNGAN KOMITE SEKOLAH


DENGAN INSTANSI TERKAIT

DEWAN PENDIDIKAN

SATUAN
INSTITUSI LAIN
PENDIDIKAN

KOMITE SEKOLAH

Keterangan : …………… Hubungan koordinatif

B. CONTOH STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH


UNTUK SATUAN PENDIDIKAN

KETUA
WAKIL KETUA NARA SUMBER

BENDAHARA SEKRETARIS

ANGGOTA

Keterangan : Hubungan instruktif


Hubungan koordinatif

MANAJ EMEN SEKOL AH 555


LAMPIRAN 1

C. CONTOH STRUKTUR ORGANISASI SATU KOMITE


SEKOLAH UNTUK BEBERAPA SATUAN PENDIDIKAN

KETUA
WAKIL KETUA NARA SUMBER

BENDAHARA SEKRETARIS

ANGGOTA

Keterangan : Hubungan instruktif


Hubungan koordinatif

MANAJ EMEN SEKOL AH 556


LAMPIRAN 1

KEPUTUSAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 087/U/2002
TENTANG
AKREDITASI SEKOLAH

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang:
a. bahwa dalam peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan akreditasi sekolah
untuk memperoleh gambaran kinerja sekolah dalam menyelenggarakan
pelayanan pendidikan;
b. bahwa sehubungan dengan huruf a, dipandang perlu menetapkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Tentang Akreditasi Sekolah.

Mengingat:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 ,Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3390);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000 - 2004 (Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 206);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3411);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3412) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
55 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3763);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3413) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
56 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 91, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3764);
7. Peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa
(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3460);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

MANAJ EMEN SEKOL AH 557


LAMPIRAN 1

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 177 Tahun 2000 tentang


Susunan Organisasi dan Tugas Departemen sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001;
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 mengenai
Pembentukan Kabinet Gotong Royong;
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata kerja
Departemen.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TENTANG AKREDITASI SEKOLAH

BAB I
KETENTUAN UMUM

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Sekolah adalah bentuk satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh


pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat.
2. Sekolah luar biasa (SLB), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar
luar biasa (SDLB), sekolah lanjutan tingkat pertama luar biasa (SLTPLB),
sekolah menengah luar biasa (SMLB).
3. Akreditasi sekolah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh badan akreditasi
sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat
kelayakan.
4. Dinas pendidikan provinsi adalah dinas yang menangani bidang pendidikan di
provinsi.
5. Dinas kabupaten/kota adalah dinas yang menangani bidang pendidikan di
kabupaten/kota.

Pasal 2

Akreditasi sekolah dilaksanakan berdasarkan prinsip kejujuran, keterbukaan,


keadilan, keunggulan mutu, profesionalisme, obyektivitas, dan akuntabilitas.

BAB II
TUJUAN

Pasal 3

Tujuan akreditasi sekolah untuk:

a. Memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan sebagai alat


pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu pendidikan;

MANAJ EMEN SEKOL AH 558


LAMPIRAN 1

b. Menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan


pendidikan.

BAB III
RUANG LINGKUP AKREDITASI SEKOLAH

Pasal 4

Sekolah yang diakreditasi meliputi taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD),
sekolah luar biasa (SLB), sekolah lanjutan tingkat pertama (SUP), sekolah
menengah umum (SMU) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Pasal 5

Komponen sekolah yang dinilai dalam akreditasi terdiri atas


a. kurikulum/proses belajar mengajar;
b. administrasi/manajemen sekolah;
c. organisasi/kelembagaan sekolah;
d. sarana dan prasarana;
e. ketenagaan;
f. pembiayaan;
g. peserta didik/siswa;
h. peran serta masyarakat;
i. lingkungan/kultur sekolah.

Pasal 6

Persyaratan sekolah yang diakreditasi sebagai berikut:


a. memiliki surat keputusan kelembagaan unit pelaksana teknis (UPT) sekolah ;
b. memiliki siswa pada semua tingkatan kelas;
c. memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
d memiliki tenaga kependidikan;
e. melaksanakan kurikulum nasional;
f. telah menamatkan peserta didik.
BAB IV
BADAN AKREDITASI
Pasal 7
(1) Akreditasi sekolah dilaksanakan oleh badan akreditasi sekolah (BAS).
(2) BAS merupakan badan non-struktural yang bersifat independen.
(3) BAS terdiri atas BAS nasional, BAS provinsi, dan BAS kabupaten/kota.

Pasal 8
Menteri Pendidikan Nasional membentuk BAS nasional yang berkedudukan di
Jakarta.

MANAJ EMEN SEKOL AH 559


LAMPIRAN 1

Gubernur membentuk BAS provinsi yang berkedudukan di ibukota provinsi.


Bupati/walikota membentuk BAS kabupaten/kota yang berkedudukan di ibukota
kabupaten/kota.

BAB V
SUSUNAN ORGANISASI BADAN AKREDITASI SEKOLAH

Pasal 9

(1) Susunan organisasi BAS, terdiri atas;


a. ketua merangkap anggota,
b. sekretaris merangkap anggota,
c. anggota.
(2) Anggota BAS sekurang-kurangnya 11 orang dan sebanyak-banyaknya sesuai
dengan keperluan serta berjumlah gasal.
(3) Ketua dan sekretaris BAS dipilih oleh dan dari anggota.
(4) BAS dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh sekretariat.

Pasal 10

(1) Anggota BAS nasional, BAS provinsi, dan BAS kabupaten/kota terdiri dari
unsur pemerintah dan/atau pemerintah daerah dan masyarakat.
(2) Masa jabatan keanggotaan BAS dalam satu periode selama 4 (empat) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk satu kali periode berikutnya.

BAB VI
TUGAS DAN FUNGSI BADAN AKREDITASI SEKOLAH

Pasal 11
(1) BAS nasional mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan melaksanakan
sosialisi kebijakan tentang akreditasi sekolah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BAS nasionai
mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan dan penetapan perangkat akreditasi sekolah,
b. Pelaksanaan sosialisasi kebijakan dan perangkat akreditasi sekolah,
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan akreditasi sekolah,
d. Pemberian rekomendasi tentang tindak lanjut akreditasi,
e. Pelaporan hasil akreditasi sekolah secara nasional,
f. Pelaksanaan ketatausahaan BAS nasional.
Pasal 12
(1) BAS provinsi mempunyai tugas melakukan sosialisasi dan koordinasi
pelaksanaan akreditasi SLB, SMU, dan SMK.
(2) Untuk melaksanakarn tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BAS
provinsi mempunyai fungsi:

MANAJ EMEN SEKOL AH 560


LAMPIRAN 1

a. Pelaksanaan sosialisasi kebijakan tentang akreditasi SLB, SMU, dan SMK;


b. Pelaksanaan Akreditasi SLB, SMU, dan SMK;
c. Penetapan peringkat akreditasi, penerbitan sertifikat, dan publikasi hasil
Akreditasi SLB, SMU, dan SMK;
d. Pelaporan hasil akreditasi aekolah tingkat provinsi;
e. Pelaksanaan ketatausahaan BAS provinsi.

Pasal 13

(1) BAS kabupaten/kota mempunyai tugas melakukan sosialisasi dan koordinasi


pelaksanaan akreditasi TK, SD, dan SLIP
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BAS
kabupaten/kota mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan sosialisasi kebijakan tentang akreditasi TK, SD, dan SLIP;
b. Pelaksanaan akreditasi TK, SD, dan SUP;
c. Penetapan peringkat akreditasi, penerbitan sertifikat, dan publikasi hasil
Akreditasi TK, SD, dan SUP;
d. Pelaporan hasil akreditasi sekolah tingkat kabupaten/kota;
e. Pelaksanaan ketatausahaan BAS kabupaten/kota.

Pasal 14

Dalam melaksanakan akreditasi sekolah, BAS provinsi dan BAS Kabupaten/kota


mengangkat tim penilai yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 15

(1) Persyaratan untuk menjadi anggota tim penilai sebagai berikut:


a. Kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya sarjana muda/ D3;
b. Menguasai prinsip dasar pelaksanaan akreditasi sekolah;
c. Telah mengikuti sosialisasi/workshop/pendidikan dan pelatihan akreditasi
sekolah di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
d. Memiliki wawasan dan kompetensi di bidang pendidikan.
(2) Masa jabatan anggota tim penilai adalah satu tahun dan dapat diangkat
kembali.
(3) Pengangkatan kembali anggota tim penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan setelah memenuhi persyaratan berdasarkan hasil evaluasi.

BAB VI
PENENTUAN PERINGKAT AKREDITASI SEKOLAH

Pasal 16
(1) Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah;
(2) Peringkat akreditasi sekolah terdin atas tiga klasifikasi sebagai berikut:

MANAJ EMEN SEKOL AH 561


LAMPIRAN 1

a. A (Amat baik)
b. B (Balk)
c. C (Cukup)
(3) Bagi sekolah yang hasil akreditasinya kurang dari C dinyatakan tidak
terakreditasi.
Pasal 17

(1) Peringkat akreditasi sekolah berlaku selama 4 (empat) tahun terhitung sejak
ditetapkan peringkat akreditasinya.
(2) Sekolah diwajibkan mengajukan permohonan akreditasi ulang, sebelum 6
(enam) bulan masa berlakunya peringkat akreditasi berakhir.
(3) Sekolah yang menghendaki untuk diakreditasi ulang dapat mengajukan
permohonan sekurang-kurangnya setelah 1 (satu) tahun terhitung sejak
ditetapkannya peringkat akreditasi.
(4) Sekolah yang peringkat akreditasinya berakhir masa berlakunya dan telah
mengajukan akreditasi ulang tetapi belum dilakukan akreditasi oleh BAS
provinsi/ kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, maka sekolah yang
bersangkutan masih tetap menggunakan peringkat akreditasi terdahulu.
(5) Sekolah yang peringkat akreditasinya telah berakhir masa berlakunya dan
menolak untuk diakreditasinya ulang oleh BAS provinsi/ kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya, maka peringkat akreditasi sekolah yang
bersangkutan dinyatakan tidak berlaku.

BAB VII
PEMBIAYAAN

Pasal 18

Biaya kegiatan akreditasi sekolah dibebankan kepada anggaran pendidikan dari


Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan sumber lain yang relevan.

Pasal 19

Tata cara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan kegiatan akreditasi


sekolah berpedoman pada prinsip efisiensi, efektivitas, keterbukaan, akuntabilitas
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII
PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
Pasal 20
(1) BAS nasional melaporkan kegiatan akreditasi sekolah kepada Menteri
Pendidikan Nasionai.
(2) BAS provinsi melaporkan kegiatan akreditasi sekolah kepada gubernur dengan
tembusan kepada BAS nasional, dinas pendidikan provinsi, dan dinas
pendidikan kabupaten/kota.

MANAJ EMEN SEKOL AH 562


LAMPIRAN 1

(3) BAS kabupaten/kota melaporkan hasil kegiatan akreditasi sekolah kepada


bupati/walikota dengan tembusan kepada BAS nasional, dinas pendidikan
provinsi, dan dinas pendidikan kabupaten/kota.

Pasal 21

Departemen Pendidikan Nasional, dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan


kabupaten/kota, dan penyelenggara sekolah melakukan pembinaan terhadap
sekolah berdasarkan hasil akreditasi sesuai dengan kewenangannya.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

Dengan berlakunya keputusan ini, status jenjang akreditasi aekolah swasta yang
telah ditetapkan masih tetap berlaku sampai dengan masa berlakunya berakhir.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan


Dasar dan Menengah Nomor 020/C/Kep/1/1983 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Akreditasi Sekolah Swasta dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 24

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 4 Juni 2002

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

t.t.d

A. MALIK FAJAR

MANAJ EMEN SEKOL AH 563


LAMPIRAN 1

MANAJ EMEN SEKOL AH 564


LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 2

Kompetensi Kepala Sekolah 566


Agus Dharma

Memangnya Sains Itu Serius? 583


A Muzi Marpaung

Potret Kelam Itu Bernama Buku Pelajaran Sekolah 5786


Agus Listiyono

Merumuskan Kode Etik Guru Sebagai Profesi 589


Darmaningtyas

Manajemen Berbasis Sekolah: 593


Belajar Dari Pengalaman Orang Lain
Agus Dharma

Memberdayakan Kepala Sekolah 603


Sebagai Manajer Sekolah
Xaviery

MANAJEMEN SEKOLAH 565


LAMPIRAN 2

Kompetensi Kepala Sekolah


Kepala sekolah seyogianya yakin bahwa bekerja adalah ibadah. Ia dengan rela menerima tanggung
jawabnya dengan sepenuh hati. Oleh sebab itu, ia tidak akan melebih-lebihkan arti penting
pekerjaannya. Ia tidak menonjolkan kelebihan dan keberhasilannya. Semua yang perlu dilakukan
semata-mata untuk memberikan peluang agar setiap peserta didik memperoleh pendidikan yang
berkualitas

Agus Dharma *

Pengantar

Pada tingkat operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis
terdepan yang mengoordinasikan upaya memfasilitasi pembelajaran yang bermutu.
Kepala sekolah diangkat untuk menduduki jabatan yang bertanggung gugat
mengoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah
masing-masing. Kepala sekolah adalah jabatan yang istimewa karena
kepemimpinan pendidikannya akan sangat mewarnai citra sekolahnya dan yang
lebih penting lagi memengaruhi upaya sekolah membangun masa depan peserta
didik.

Dalam praktik, kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki
kualifikasi dan kompetensi menduduki jabatan itu. Umumnya hampir tidak pernah
terjadi ada orang yang bukan guru diangkat menjadi kepala sekolah. Jadi, seorang
guru dapat berharap bahwa jika "beruntung" suatu saat kariernya akan berujung
pada jabatan kepala sekolah. Biasanya guru yang dipandang baik dan cakap sebagai
guru yang kemudian diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam kenyataan, banyak di
antaranya yang tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul
setelah menjadi kepala sekolah. Umumnya mereka tidak cocok untuk mengemban
tanggung jawab manajerial. Ingat salah satu prinsip Peter tentang inkompetensi?
Orang-orang seperti ini telah terjerembab di puncak inkompetensinya dan akan
tetap di situ hingga pensiun (Peter & Hull, 1970). Bayangkan nasib sekolah jika
dipimpin oleh seseorang yang sebenarnya tidak kompeten sebagai figur utama
dalam manajemen sekolah.

Setidaknya untuk saat ini, secara finansial jabatan sebagai kepala sekolah
sebenarnya belum memberi janji resmi bagi kehidupan yang lebih layak
dibandingkan para guru lainnya. Sedikit sekali fasilitas yang disediakan bagi
pengemban tanggung jawab sebesar itu. Jangan bandingkan gaji kepala sekolah di
negeri ini dengan gaji rata-rata kepala sekolah di negara yang sudah maju. Namun,
sekalipun dengan fasilitas yang sangat minim itu dalam kenyataan para guru di

*
Kapusdiklat Pegawai Depdiknas. Artikel ini adalah revisi dari artikel serupa yang telah dimuat dalam www.pendidikan.net, 30 April
2003

MANAJEMEN SEKOLAH 566


LAMPIRAN 2

Indonesia (umumnya) tampaknya berlomba-lomba, dan sepertinya menghalalkan


apa saja, untuk dapat diangkat sebagai kepala sekolah. Bahkan mereka yang sudah
menjadi kepala sekolah, berusaha keras agar tetap memangku jabatan itu dan
sangat kecewa jika kemudian ternyata tidak terpilih lagi.

Agaknya, dalam praktik, jabatan kepala sekolah telah memiliki nilai ekonomi yang
lebih mengungguli nilai-nilai lainnya, bahkan nilai moral sekalipun. Akibatnya,
banyak mereka yang menjabat sebagai kepala sekolah melakukan tindakan
memalukan yang sangat merugikan kepentingan peserta didik. Sayangnya, contoh
yang tidak terpuji dari kepala sekolah ini kemudian menular ke para guru dan staf
pendukung lainnya. Ini tentu saja sangat mengecewakan karena para pengelola
sekolah seyogianya lebih mengutamakan kepentingan pembelajaran peserta didik
ketimbang kepentingannya sendiri atau berbagai kepentingan lainnya.

Kepala sekolah seharusnya merupakan jabatan yang istimewa. Untuk satu hal saja,
jabatan kepala sekolah bukan sekadar jabatan manajer dengan segala macam
sebutannya itu. Memang dalam artian sebagai pimpinan sebuah unit kerja, jabatan
kepala sekolah hampir tidak berbeda dari jabatan kemanajerialan lainnya.
Setidaknya fungsinya sama, yaitu memaksimumkan pendayagunaan sumber daya
yang tersedia secara produktif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bagi unit
kerjanya. Itu sebabnya dalam kadar tertentu, kepala sekolah sebagai pimpinan
sebuah unit kerja, memainkan peran yang sama halnya seperti `manajer unit kerja
lainnya. Ia memainkan peran informasional, relasional, dan desisional. Dengan
memainkan peran itu sebaik-baiknya, ia berusaha memastikan bahwa sistem
kerjanya berjalan lancar dan semua sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
hasil harus tersedia secukupnya dengan kualitas yang memadai.

Sekalipun demikian, kepala sekolah bukan manajer unit kerja yang biasa. Kepala
sekolah mengelola sebuah lembaga yang sangat istimewa, yaitu sekolah, sebuah
bangunan yang bentuknya bisa macam-macam, tetapi isinya sama, yaitu masa
depan. Lembaga formal pendidikan yang kita sebut sekolah itu adalah satu dari
sekian banyak instisi yang takan sangat mewarnai masa depan anggota utamanya,
peserta didik. Dalam lembaga yang sangat istimewa seperti ini, seorang kepala
sekolah haruslah manajer yang memiliki kualitas sebagai pemimpin pendidikan.
Sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah adalah eksekutif kepala dan sekaligus
guru kepala.

Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

Tentu saja kepala sekolah bukan satu-satunya determinan bagi efektif tidaknya
suatu sekolah karena masih banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan. Ada
guru yang dipandang sebagai faktor kunci yang berhadapan langsung dengan para
peserta didik dan masih ada lagi sejumlah masukan instrumental dan masukan
lingkungan yang memengaruhi proses pembelajaran. Namun, kepala sekolah
memainkan peran yang termasuk sangat menentukan. Misalnya, studi dengan

MANAJEMEN SEKOLAH 567


LAMPIRAN 2

pendekatan sosiologi tentang efektivitas sekolah menengah menunjukkan bahwa


kepemimpinan kepala sekolah memainkan peran yang sangat penting (Lightfoot,
1983; lihat juga telaahan mutakhir trends & issues manajemen pendidikan yang
dikompilasi dalam ERIC, 2002).

Kepala sekolah bukan manajer sebuah unit produksi yang hanya menghasilkan
barang mati, seperti manajer pabrik yang menghasilkan sepatu, misalnya. Lebih
dari para manajer lainnya, ia adalah pemimpin pendidikan yang bertanggung jawab
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan anggotanya
mendayagunakan dan mengembangkan potensinya seoptimal mungkin. Dalam
lingkungan seperti itu, para guru dan peserta didik termotivasi untuk saling belajar,
saling memotivasi, dan saling memberdayakan. Suasana seperti itu memberi ruang
untuk saling belajar melalui keteladanan, belajar bertanggung jawab, serta belajar
mengembangkan kompetensi secara holistik, bukan sekadar kompetensi kognitif.
Kepala sekolah seharusnya berada di garda terdepan dalam hal peneladanan,
pemotivasian, dan pemberdayaan itu. Apakah ini barang baru? Sama sekali tidak,
karena jauh sebelumnya Ki Hadjar Dewantara telah berujar dengan pernyataannya
yang terkenal itu: ing ngarsa sung tulodha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Uraian singkat di atas telah menunjukkan betapa tidak ringannya tanggung jawab
seseorang sebagai kepala sekolah. Sesungguhnya pekerjaan kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan di sekolahnya tidak pernah ringan. Sudah sekian lama
birokrasi pemerintahan negara kita tidak banyak membantu kepala sekolah
mengatasi kerumitan itu. Sudah sejak lama pula para kepala sekolah berhadapan
dengan situasi di mana mereka lebih banyak tergantung pada konteks dan periferal
pekerjaannya. Mereka sering berada pada posisi nirdaya dalam situasi ketika
kepemimpinan mereka benar-benar diperlukan. Oleh sebab itu, diperlukan
paradigma baru untuk menanggalkan ketergantungan yang selama ini telah
memerangkap para kepala sekolah yang sebagian sebenarnya mungkin telah
bekerja dengan sangat serius.

Manajemen berbasis sekolah (MBS) dipandang banyak pihak dapat memberi ruang
gerak lebih longgar bagi kepala sekolah untuk meningkatkan mutu sekolahnya.
Konsepnya bagus karena MBS adalah strategi untuk meningkatkan kemandirian
para pengelola pendidikan dengan memindahkan wewenang pengambilan
keputusan penting dari pemerintah pusat dan daerah ke level paling operasional,
yaitu sekolah. Hasilnya masih belum jelas karena penerapannya ternyata juga masih
harus menunggu kerelaan birokrasi pendidikan (daerah dan pusat) untuk
mendelegasikan powernya.

Kualitas Pemimpin Pendidikan

Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya. Status itu, pada
gilirannya, menunjukkan peran yang harus dilakukan pemangku jabatan. Peran
utama yang harus diemban oleh kepala sekolah yang membedakannya dari jabatan-

MANAJEMEN SEKOLAH 568


LAMPIRAN 2

jabatan kepala lainnya adalah peran sebagai pemimpin pendidikan. Kepemimpinan


pendidikan mengacu pada kualitas yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat
mengemban tanggung jawabnya secara berhasil. Apa saja kualitas itu? Pertama,
kepala sekolah haruslah visioner. Ia tahu persis apa yang ingin dicapainya (visi) dan
bagaimana mencapainya (misi). Kedua, kepala sekolah harus memiliki sejumlah
kompetensi untuk melaksanakan misi guna mewujudkan visi itu. Dan ketiga,
kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya.
Kepala sekolah bisa saja sangat kompeten dalam banyak hal. Namun, tanpa
karakter yang baik, ia miskin teladan; padahal, keteladanan sangat penting dalam
proses pendidikan.

Visi dan misi. Visi adalah impian yang menerangi arah mencapai tujuan. Tanpa
visi yang jelas, orang-orang dalam suatu organisasi berjalan meraba dalam
kegelapan. Visi menimbulkan perasaan mengetahui arah yang akan ditempuh. Oleh
sebab itu, visi yang baik harus dapat menimbulkan motivasi anggota organisasi;
mendorong keinginan untuk mencapai tujuan.

Barangkali tidak banyak kepala sekolah yang tahu persis apa visi sekolah mereka
dan bagaimana caranya mewujudkan visi itu. Bahkan barangkali pula tidak banyak
yang memahami benar arti visi dan misi. Hal yang sama kemungkinan besar
berlaku bagi para pejabat dalam jabatan-jabatan pimpinan lainnya. Kepala sekolah
yang bertanggung jawab berusaha mengetahui visi sekolahnya. Jika belum ada,
mereka akan berusaha merumuskannya dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan. Visi itu kemudian disosialisasikan dan ditransformasikan sehingga
menjadi cita-cita bersama. Selanjutnya ia akan berusaha secara konsisten untuk
terus berupaya menggalang komitmen untuk mewujudkan visi itu. Ia tidak akan
berdiam diri membiarkan visi itu menjadi rumusan indah yang hanya menghiasi
dinding-dinding sekolahnya.

Kompetensi. Secara sederhana kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan


yang diperlihatkan seseorang ketika melakukan sesuatu. Kompetensi dapat
diletakkan dalam suatu kontinum yang beranjak dari sangat tidak kompeten pada
satu ujung sampai dengan sangat kompeten pada ujung yang lain. Pengertian lain
yang lebih rumit adalah semua karakteristik dasar seseorang yang memiliki
hubungan kausal dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif (lihat Spencer
and Spencer, 1993, hal.9--15). Karakteristik ini dinyatakan merasuk dalam diri
seseorang sehingga menjadi bagian dari pepribadiannya dan dapat memprediksi
perilakunya dalam berbagai situasi dan tugas-tugas pekerjaan. Karakteristik ini
menunjukkan cara-cara berperilaku atau berpikir dan bertahan dalam waktu yang
relatif lama. Terdapat lima jenis karakteristik kompetensi, yaitu motif, ciri, konsep
diri, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi dalam kaitannya dengan
pengetahuan dan keterampilan adalah karakterisik seseorang yang lebih tampak
dan relatif berada di bagian permukaan, Sebaliknya yang berkaitan dengan konsep
diri, ciri, dan motif lebih tersembunyi, berada pada bagian dalam dan menjadi
bagian inti kepribadian seseorang serta lebih sukar dinilai.

MANAJEMEN SEKOLAH 569


LAMPIRAN 2

Agar berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk
dapat mengemban tanggung jawabnya dengan baik dan benar. Apa saja
kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah?

Dalam Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP) tentang


Standar Nasional Pendidikan, telah ditetapkan kriteria untuk diangkat sebagai
seorang kepala sekolah (dari TK sampai SMA termasuk madrasah). Kriteria itu
antara lain berstatus sebagai guru dengan pengalaman kerja yang cukup, memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki kemampuan kepimpinanan,
pengelolaan, dan kewirausahaan di bidang pendidikan. Dengan demikian, kepala
sekolah harus kompeten sebagai agen pembelajaran, pemimpin, manajer, dan
wirausahawan di sekolahnya. Kepala sekolah dengan kualifikasi dan kompetensi
ini diharapkan dapat mengemban amanahnya secara profesional.
PP tersebut tidak merinci kriteria tersebut ke dalam perilaku yang dapat diamati,
sehingga belum dapat dipakai sebagai sarana untuk mengukur tingkat kompetensi
kepala sekolah. Kita tahu sarana pengukuran ini penting dalam upaya menyiapkan,
menyeleksi, dan/atau mengembangkan kepala sekolah. Sesuai dengan amanat yang
ditetapkan dalam Pasal 38 ayat (5), Badan Standar Nasional Pendidikan telah
mengembangkan standar tersebut yang kemudian diterbitkan Menteri Pendidikan
Nasional melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PerMendiknas) Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah tertanggal 17 April
2007.
Dalam Pasal 1 ayat (1) PerMendiknas tersebut ditetapkan bahwa untuk diangkat
sebagai kepala sekolah (termasuk madrasah), seseorang wajib memenuhi standar
kepala sekolah yang berlaku nasional. Lampiran PerMendiknas tersebut pada
intinya terdiri atas dua hal, yaitu kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah.
Kualifikasi kepala sekolah terdiri atas kualifikasi umum dan kualifikasi khusus;
sedangkan kompetensi kepala sekolah terdiri atas lima dimensi, yaitu kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Setidaknya ada kesepakatan bahwa kepala sekolah perlu memiliki sejumlah
kompetensi berikut (diadaptasi dari CCSSO, 2002).
1. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah. Visi ini seperti
sesuatu yang tampak ideal, yang tanpa itu orang akan bergerak tak tentu arah.
Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa sekolahnya memiliki visi yang
jelas. Namun, itu saja belum cukup karena visi itu perlu dipahami, disepakati,
dan didukung oleh komunitas sekolahnya. Jika visi itu belum ada, ia harus
berinisiatif untuk menyusunnya dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan atas sekolahnya.
2. Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran
yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan
staf. Kepala sekolah harus dapat memastikan adanya lingkungan sekolah yang

MANAJEMEN SEKOLAH 570


LAMPIRAN 2

kondusif. Sekadar mengingatkan, lingkungan belajar yang kondusif


memungkinkan orang-orang di dalamnya untuk mendayagunakan dan
mengembangkan potensinya seoptimal mungkin. Dalam lingkungan seperti itu,
para guru dan peserta didik termotivasi untuk saling belajar, saling memotivasi,
dan saling memberdayakan. Suasana seperti memberi ruang untuk saling belajar
melalui keteladanan, belajar bertanggung jawab, serta belajar mengembangkan
kompetensi sepenuhnya.
3. Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan
untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, motivatif, sehat, efisien, dan efektif.
Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa palsafah, prinsip-prinsip, dan
teknik manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah
diterapkan semata-mata bagi kepentingan peserta didik. Ia harus dapat
menjamin bahwa lingkungan fisik sekolahnya aman dan sehat bagi peserta didik,
guru, dan staf pendukung lainnya.
4. Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan
dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat.
Kepala sekolah harus menyadari bahwa tujuan sekolah tidak mungkin dicapai
tanpa melibatkan semua pihak yang berkepentingan, utamanya para orang tua
murid. Manajemen sekolah adalah upaya bersama agar hal-hal yang tadinya
terasa besar dan berat menjadi lebih terkendali. Berat sama dipikul, ringan sama
dijinjing. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus tidak boleh putus harapan untuk
menghimbau dan merangkul semua pihak yang berkepentingan demi kemajuan
sekolahnya.
5. Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas. Kepala sekolah pastilah berada
dalam posisi yang serba kikuk jika tidak menujukkan kualitas perilaku yang
dapat diteladani. Dapat dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab, dan
secara emosional terkendali adalah kualitas yang seharusnya dimiliki para
pimpinan. Karakter moral seperti itulah sebenarnya yang memiliki dampak
jangka panjang. Kepala sekolah yang hanya mengandalkan kewenangan
jabatannya untuk memengaruhi lingkungan, hanya akan menimba hasil jangka
pendek.
6. Memahami, menanggapi, dan memengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya
yang lebih luas. Kepala sekolah perlu menyadari bahwa kehidupan di sekolahnya
adalah bagian dari lingkungan kehidupan yang lebih luas. Kehidupan lain di luar
sekolahnya ikut berpengaruh dalam upayanya mengelola sekolah dengan baik.
Berpikir sistem membantunya untuk memahami posisi sekolahnya dalam
gambaran yang lebih besar.
Integritas. Integritas adalah ketaatan pada nilai-nilai moral dan etika yang diyakini
seseorang dan membentuk perilakunya sebagai manusia yang berharkat dan
bermartabat. Ada ungkapan yang bagus untuk memahami pengertian integritas:
integritas Anda tidak diukur dari kemampuan Anda menaklukkan puncak gunung,
tetapi diri Anda sendiri. Setidaknya ada sejumlah ciri yang menggambarkan
integritas kepala sekolah: dapat dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab,
dan secara emosional terkendali.

MANAJEMEN SEKOLAH 571


LAMPIRAN 2

1. Dapat dipercaya. Seorang kepala sekolah haruslah orang yang amanah, yang tidak
akan menelikung kepercayaan orang kepadanya. Kepercayaan itu diperolehnya
secara sukarela, tidak dengan meminta apalagi memaksa orang lain. Kepala
sekolah tidak perlu berpidato di depan para guru, murid, atau orang tua murid
bahwa ia adalah orang yang dapat dipercaya. Perilakunya sehari-hari telah
menyampaikan informasi yang akurat tentang keamanahan itu. Kepala sekolah
yang dapat dipercaya memiliki kejujuran yang tidak diragukan.
2. Konsisten. Kepala sekolah yang konsisten dapat diandalkan. Kepala sekolah
seperti ini tidak mencla-mencle, perbuatannya taat asas dengan perkataannya.
Kepala sekolah seperti ini tidak bermuka banyak. Ia mengoperasionalkan
kebijakan pendidikan secara tegas dan bijaksana, dan tidak perlu menjadi
anggota bunglon sosial untuk mengamankan kebijakan itu.
3. Komit. Kepala sekolah yang komit, terikat secara emosional dan intelektual
untuk mengabdikan diri sepenuhnya bagi kepentingan anak didiknya. Kepala
sekolah seperti ini tahu persis bahwa tanggung jawabnya tidak mungkin dapat
dipikulnya setengah-setengah. Pekerjaan sebagai kepala sekolah baginya bukan
pekerjaan paruh waktu. Ia tidak boleh merangkap-rangkap pekerjaannya dengan
pekerjaan lain, atau menjadi kepala sekolah di lebih dari satu tempat.
4. Bertanggung jawab. Kepala sekolah memiliki kewajiban sosial, hukum, dan moral
dalam menjalankan perannya. Kepala sekolah yang berintegritas tidak akan
menghindar apalagi lari dari tanggung jawabnya. Kepala sekolah yang
mengutamakan kepentingan anak didiknya sadar betul bahwa secara sosial,
hukum, dan moral ia harus berperilaku yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Secara emosional terkendali. Kepala sekolah yang berkecerdasan emosi tinggi
sangat menyadari pengaruh emosinya dan emosi orang lain terhadap proses
pemikiran dan interaksinya terhadap orang lain. Kepala sekolah seperti ini
mampu mengaitkan emosi dengan penalaran, menggunakan emosi untuk
memfasilitasi penalaran dan secara cerdas menalarkan emosi. Dengan kata lain,
ia menyadari bahwa kemampuan kognitif seseorang diperkaya dengan emosi
dan perlunya emosi dikelola secara kognitif.

Ukuran Kinerja Serta Pengetahuan dan Keterampilan


Untuk Berkinerja Secara Kompeten

Tabel berikut menunjukkan hubungan antara kompetensi dan ukuran kinerja


setiasp kompetensi itu. Ukuran kinerja itu disusun sedemikian rupa sehingga
mencerminkan perilaku yang dapat diamati. Ukuran kinerja ini dapat dipakai untuk
mengetahui kadar kompetensi kepala sekolah. Selain itu, untuk keperluan
penyiapan atau pengembangan kepala sekolah, dalam setiap kompetensi dan
ukuran kinerja masing-masing diperlihatkan jenis pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan.

MANAJEMEN SEKOLAH 572


LAMPIRAN 2

KOMPETENSI UKURAN KINERJA PENGETAHUAN DAN


KETERAMPILAN
1. Memberi contoh  Diperagakannya kode etik  Tujuan pendidikan dan
(teladan) tindakan pribadi dan profesional. peran kepemimpinan
berintegritas.  Diperlihatkannya nilai-nilai, dalam masyarakat
keyakinan, dan sikap yang modern.
mengilhami munculnya  Berbagai kerangka dan
tingkat kinerja yang tinggi. perspektif tentang
 Diperlihatkannya contoh etika.
prilaku yang dapat  Nilai-nilai dari
diteladani. komunitas sekolah yang
 Dipertanggungjawabkannya beragam.
pelaksanaan kegiatan  Kode etik profesi.
operasi sekolah.  Filsafat dan sejarah
 Dipertimbangkannya pendidikan.
dampak praktik manajerial
terhadap orang lain.
 Digunakannya pengaruh
jabatan untuk meningkatkan
program pendidikan dan
bukan untuk kepentingan
pribadi.
 Orang lain diperlakukan
dengan adil, sederajat, serta
berharkat dan bermartabat.
 Hak-hak dan kerahasiaan
peserta didik dan staf
dilindungi.
 Terlihat adanya apresiasi
terhadap dan kepekaan atas
adanya keragaman dalam
komunitas sekolah.
 Wewenang orang lain diakui
dan dihormati.
 Nilai-nilai yang hidup di
kalangan komunitas sekolah
yang beragam diperiksa dan
dipertimbangkan.
 Ditegakkannya integritas
dan perilaku yang etis
dalam komunitas sekolah.
 Dipenuhinya kewajiban
hukum dan perjanjian.
 Dilaksanakannya hukum
dan prosedur secara adil
dan bijaksana.

MANAJEMEN SEKOLAH 573


LAMPIRAN 2

2 Memfasilitasi  Visi dan misi disusun  Tujuan belajar dalam


pengembangan bersama-sama dengan masyarakat yang
penyebarluasan,d pihak-pihak yang beragam.
an pelaksanaan berkepentingan.  Teknik penyusunan
visi pembelajaran  Staf, keluarga murid, dan dan penerapan rencana
yang anggota masyarakat stratejik.
dikomunikasikan memahami visi dan misi  Teori dan pemikiran
dengan baik dan sekolah. sistem.
didukung oleh  Pihak-pihak berkepentingan  Teknik pengumpulan,
komunitas yakin bahwa inti visi pengolahan, dan
sekolah. sekolah dipakai sebagai analisis data.
pedoman bagi semua yang  Komunikasi yang
terlibat dalam urusan efektif.
sekolah.  Konsensus dan
 Kontribusi anggota negosiasi yang efektif.
komunitas sekolah dalam
pewujudan visi itu dihargai.
 Pihak-pihak yang
berkepentingan menerima
informasi tentang kemajuan
upaya pencapaian visi
sekolah.
 Komunitas sekolah terlibat
aktif dalam upaya
peningkatan sekolah.
 Program, rencana, dan
kegiatan sekolah telah
tersusun berdasarkan visi
sekolah.
 Rencana berdasarkan tujuan
dan strategi yang jelas
dilaksanakan.
 Data penilaian
pembelajaran peserta didik
digunakan untuk menyusun
visi dan tujuan sekolah.
 Data demografik murid dan
keluarganya digunakan
untuk menyusun misi dan
tujuan sekolah.
 Hambatan pencapaian visi
dapat ditanggulangi.
 Pengadaan sumber daya
yang diperlukan untuk
mendukung implementasi
misi dan tujuan sekolah

MANAJEMEN SEKOLAH 574


LAMPIRAN 2

telah diupayakan.
 Sumber daya yang ada
untuk mendukung visi dan
tujuan telah digunakan
dengan efektif dan efisien.
 Visi, misi, dan rencana telah
dipantau, dievaluasi, dan
direvisi secara teratur.

3. Membantu,  Semua orang diperlakukan  Psikologi


membina, dan secara adil, setara, perkembangan peserta
mempertahankan berharkat, dan bermartabat. didik.
lingkungan  Pengembangan profesional  Teori belajar terapan.
sekolah dan terfokus pada pembelajaran  Teori motivasi terapan.
program peserta didik sesuai dengan  Desain, evaluasi, dan
pengajaran yang visi dan tujuan sekolah. penyempurnaan
kondusif bagi  Peserta didik dan staf kurikulum.
proses belajar sekolah dihargai dan
peserta didik dan  Prinsip-prinsip
dipandang penting. pengajaran yang
pertumbuhan
 Hambatan belajar efektif.
profesional para
diidentifikasi, diklarifikasi,  Teknik-teknik evaluasi
guru dan staf.
dan ditanggulangi. belajar.
 Keberagaman dalam  Keberagaman dan
pengembangan pengalaman artinya bagi program
belajar disimak dan pendidikan.
dipertimbangkan.  Model-model belajar
 Belajar seumur hidup dan pengembangan
didorong dan diberi contoh. professional orang
 Terbangunnya budaya dewasa.
harapan tinggi bagi kinerja  Proses perubahan bagi
diri sendiri, peserta didik, sistem, organisasi, dan
dan staf. individu.
 Digunakannya teknologi  Peranan teknologi
dalam proses pembelajaran. dalam membantu
 Prestasi peserta didik dan proses belajar peserta
staf diakui dan dirayakan. didik dan pertumbuhan
 Tersedianya kesempatan professional.
beragam untuk belajar bagi  Budaya sekolah.
semua peserta didik.
 Sekolah ditata dan
diarahkan untuk mencapai
keberhasilan peserta didik.
 Program kurikulum, ko-
kurikulum, dan ekstra-
kurikulum dirancang,
dilaksanakan, dan
disempurnakan secara

MANAJEMEN SEKOLAH 575


LAMPIRAN 2

berkala.
 Hasil riset, pendapat guru,
dan rekomendasi dari
anggota masyarakat
terpelajar digunakan sebagai
dasar pengambilan
keputusan penting.
 Budaya sekolah dievaluasi
secara teratur.
 Hasil belajar peserta didik
dinilai dengan
menggunakan berbagai
teknik.
 Staf dan peserta didik diberi
peluang menggunakan
berbagai sumber informasi
tentang prestasi.
 Berbagai cara supervisi dan
evaluasi dimanfaatkan.
 Tersusunnya program-
program untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik.
4. Mengelola  Pengetahuan tentang  Prinsip-prinsip
organisasi dan pembelajaran, pengajaran, pengembangan
sumber daya dan perkembangan peserta organisasi.
sekolah untuk didik digunakan dalam  Prinsip-prinsip dan isu
menciptakan keputusan manajemen tentang keamanan dan
lingkungan sekolah. kesehatan lingkungan
belajar yang  Prosedur operasional sekolah.
aman, sehat, digunakan dan dikelola  Manajemen sumber
efisien, dan untuk memaksimumkan daya manusia.
efektif. peluang keberhasilan  Prinsip-prinsip
belajar. penggunaan keuangan
 Diterapkannya teknik baru manajemen sekolah.
yang menguntungkan.  Prinsip-prinsip
 Tersusunnya dengan baik penggunaan fasilitas
rencana dan prosedur sekolah.
operasional untuk mencapai  Aspek hukum
visi dan tujuan sekolah. pengoperasian sekolah.
 Kesepakatan kontrak  Teknologi mutakhir
sekolah dikelola secara yang mendukung
efektif. fungsi-fungsi
 Bangunan dan semua manajemen.
fasilitas sekolah
dioperasikan secara aman,
efisien, dan efektif.
 Waktu dikelola untuk

MANAJEMEN SEKOLAH 576


LAMPIRAN 2

memaksimumkan
pencapaian tujuan
organisasi.
 Teridentifikasinya masalah
dan peluang potensial.
 Setiap masalah
ditanggulangi secara tepat
waktu.
 Sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya
dikelola untuk mencapai
tujuan sekolah.
 Sistem organisasi dipantau
dan dimodifikasi secara
teratur sesuai dengan
kebutuhan.
 Pihak-pihak berkepentingan
dilibatkan dalam keputusan
yang memengaruhi sekolah.
 Tanggung jawab dibagi-bagi
untuk memasimumkan
akuntabilitas.
 Diterapkannya perangkaan
masalah yang efektif dan
keterampilan pemecahan
masalah.
 Diterapkannya keterampilan
solusi konflik secara efektif.
 Diterapkannya proses
kelompok yang efektif dan
keterampilan pencapaian
konsensus.
 Terpeliharanya lingkungan
sekolah yang aman, bersih,
rapi, dan indah.
 Fungsi-fungsi sumber daya
manusia dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian
tujuan sekolah.
 Terpeliharanya kerahasiaan
dokumen sekolah.

5. Bekerja sama  Diutamakannya  Isu dan trend yang


dengan orang tua kemunculan yang sering, mungkin berdampak
murid dan keterlibatan aktif, dan pada komunitas
anggota komunikasi dengan sekolah.
masyarakat, masyarakat luas.  Kondisi dan dinamika

MANAJEMEN SEKOLAH 577


LAMPIRAN 2

menanggapi  Terbinanya hubungan komunitas sekolah


kepentingan dan dengan para pemimpin yang beragam.
kebutuhan masyarakat.  Sumber daya
komunitas yang  Digunakannya informasi masyarakat.
beragam, dan dari keluarga dan  Hubungan masyarakat
memobilisasi masyarakat. serta strategi dan
sumber daya  Terciptanya hubungan proses pemasaran.
masyarakat. dengan organisasi bisnis,  Model yang berhasil
agama, politik, dan tentang kemitraan
pemerintah. sekolah, keluarga,
 Disikapinya dengan baik bisnis, masyarakat,
orang-orang dan kelompok pemerintah, dan
yang memiliki nilai-nilai dan pendidikan tinggi.
opini yang mungkin
bertentangan.
 Sekolah dan masyarakat
diusahakan saling mengisi
dalam hal sumber daya.
 Diamankannya sumber daya
masyarakat untuik
membantu sekolah
memecahkan masalah dan
mencapai tujuan.
 Terciptanya kemitraan
dengan dunia bisnis,
lembaga pendidikan lain,
kelompok masyarakat di
sekitar untuk memperkuat
program dukungan
pencapaian tujuan sekolah.
 Anggota masyarakat
diperlakukan secara sama.
 Diakui dan dihargainya
keberagaman.
 Tercipta dan terbinanya
hubungan media yang
efektif.
 Diadakannya program
hubungan masyarakat yang
komprehensif.
 Digunakannya sumber daya
publik secara tepat dan
bijaksana.
 Adanya contoh kolaborasi
masyarakat bagi staf.
 Diadakannya kesempatan
yang layak bagi staf untuk
mengembangkan

MANAJEMEN SEKOLAH 578


LAMPIRAN 2

keterampilan berkolaborasi.
6. Memahami,  Adanya upaya sungguh-  Prinsip-prinsip
menanggapi, dan sungguh untuk birokrasi pendidikan
memengaruhi memengaruhi lingkungan yang mendasari sistem
lingkungan operasi sekolah bagi sekolah Indonesia.
politik, sosial, kepentingan peserta didik  Peranan pendidikan
ekonomi, dan dan keluarganya. umum dalam
budaya yang lebih  Terjadinya komunikasi di mengembangkan dan
besar. kalangan komunitas sekolah memperbarui
tentang kecenderungan, isu, masyarakat demokratis.
dan kemungkinan  Hukum yang berkaitan
perubahan dalam dengan pendidikan dan
lingkungan operasi sekolah. persekolahan.
 Diadakannya dialog terus-  Sistem dan proses
menerus dengan wakil-wakil politik, sosial, budaya,
kelompok masyarakat. dan ekonomi yang
 Difungsikannya komunitas memengaruhi sekolah.
sekolah sesuai dengan  Model dan strategi
kebijakan, hukum, dan perubahan dan resolusi
peraturan yang ditetapkan konflik seperti yang
oleh pemerintah daerah dan diterapkan dalam
pusat. konteks politik, sosial,
 Ada upaya memengaruhi budaya, dan ekonomi
pembentukan kebijakan sekolah.
publik untuk menyediakan  Isu-isu dan faktor
pendidikan yang bermutu. global yang
 Dikembangkannya jalur memengaruhi proses
komunikasi dengan para pembelajaran.
pengambil keputusan di  Dinamika
luar komunitas sekolah. pengembangan dan
pendukungan kebijakan
dalam sistem politik
yang demokratis.
 Pentingnya keragaman
dan persamaan dalam
masyarakat demokratis.

Keyakinan/Pendirian Kepala Sekolah

Kepala sekolah harus memiliki sejumlah keyakinan atau pendirian untuk dapat
berkinerja sebagaimana yang dituntut baginya. Misalnya, ia harus yakin bahwa
KKN adalah perbuatan tercela yang tidak bertanggung jawab dan merusak.
Keyakinan ini yang bersumber dari nilai-nilai moral yang dianutnya ikut mewarnai
perilakunya dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya. Dengan keyakinan itu,
misalnya, ia tidak akan memberi kesempatan terjadinya praktik-praktik KKN yang
tidak terpuji itu di sekolahnya. Ia tahu persis bahwa perilakunya adalah contoh

MANAJEMEN SEKOLAH 579


LAMPIRAN 2

yang kemungkinan besar akan menular di kalangan bawahannya dan bahkan para
murid. Berikut adalah keyakinan/pendirian yang harus dimiliki kepala sekolah
untuk dapat berkinerja sebagaimana yang diharapkan.

 Kepala sekolah yakin bahwa bekerja adalah ibadah. Ia dengan rela menerima
tanggung jawabnya secara mantap. Oleh sebab itu, ia tidak akan melebih-
lebihkan arti penting pekerjaannya. Ia tidak menonjolkan kelebihan dan
keberhasilannya. Semua yang perlu dilakukan semata-mata untuk memberikan
peluang agar setiap peserta didik memperoleh pendidikan yang berkualitas. Pada
saat yang sama ia secara ikhlas menerima konsekuensi penegakan prinsip dan
tindakan yang dilakukannya.
 Semua pengaruh yang dimilikinya digunakan semata-mata demi kepentingan peserta didik,
bukan untuk kepentingan lain. Tujuan utama sekolah adalah membelajarkan
peserta didik. Ia akan berusaha mengendalikan diri sendiri dan bawahannya agar
tidak merugikan kepentingan masa depan anak didiknya. Ia berpendirian bahwa
semua peserta didik perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan karakter
yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
lingkungannya.
 Semua orang dapat dididik dan semua peserta didik dapat belajar. Ada beragam cara
yang dapat digunakan agar peserta didik dapat memiliki cara belajar seumur
hidup. Oleh sebab itu, kepala sekolah perlu menekankan bahwa sumber belajar
tidak cuma guru, tetapi masih banyak yang lain seperti teman, buku, orang tua,
dan sebagainya. Ia perlu menekankan bahwa dalam masyarakat modern,
pendidikan adalah peluang untuk hidup lebih bermakna dan memberi
kesempatan berperan dalam mobilitas sosial.
 Kepala sekolah harus yakin bahwa anggota sekolahnya memerlukan standar, harapan, dan
kinerja bermutu tinggi. Oleh sebab itu, ia harus yakin bahwa visi sekolah harus
menekankan standar pembelajaran yang tinggi. Ia juga harus yakin perlunya
menempuh risiko yang nalar untuk meningkatkan mutu sekolahnya.
Menggunakan pengaruh jabatan secara produktif untuk melayani peserta didik
dan keluarganya.
 Kepala sekolah harus yakin tentang pentingnya pengikutsertaan seluruh anggota komunitas
sekolah. Keputusan manajemen sekolah adalah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran sehingga ia memercayai para guru dan staf pendukung dan
pertimbangan mereka dalam keputusan manajerialnya. Ia juga melibatkan
keluarga dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dalam proses pengambilan
keputusan sekolah. Ia yakin tentang perlunya membangun dan memelihara
semangat komunitas sekolah yang peduli. Dengan cara ini ia akan dapat
memfasilitasi penggalian sumber daya keluarga dan masyarakat untuk
mendukung pendidikan peserta didik.
 Kepala sekolah harus yakin bahwa belajar berlangsung sepanjang hayat (life-long learning).
Ia harus dapat memberi contoh yang pas mengenai hal ini, sehingga menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari praktik sehari-hari dalam manajemen

MANAJEMEN SEKOLAH 580


LAMPIRAN 2

sekolahnya. Dengan demikian, ia menunjukkan keterbukaan dan penerimaan


gagasan baru, tidak jadi soal dari manapun datangnya gagasan itu.
 Kepala sekolah yakin tentang perlunya pengembangan profesional sebagai bagian integral
peningkatan sekolah. Ia tahu dunia belum berhenti dan masih terus berubah. Oleh
sebab itu, ia akan selalu mencari peluang untuk terus meningkatkan
profesionalitas diri dan stafnya.
 Kepala sekolah harus yakin bahwa keragaman komunitas sekolah memperkaya sekolah. Ia
mengakui dan memberi peluang adanya keragaman gagasan, nilai-nilai, dan
budaya. Tindakannya menunjukkan pengakuan itu dengan tidak memberi
peluang praktik-praktik diskriminatif di sekolahnya.
 Kepala sekolah berpendirian bahwa lingkungan belajar haruslah aman, sehat, dan suportif.
Ia akan berusaha keras agar imbasan masalah-masalah sosial tidak sangat
berpengaruh terhadap efektivitas sekolahnya. Misalnya, ia akan mengerakkan
anggota sekolahnya untuk memerangi penyalahgunaan narkoba, perjudian,
pemerasan, dan perilaku asosial lainnya. Ia juga berkeyakinan bahwa kebersihan
adalah bagian dari ibadah. Oleh sebab itu, ia akan menggerakkan anggotanya
untuk bersih lahir-batin dalam semua hal dan memelihara kebersihan itu dengan
konsisten.
 Kepala sekolah yakin bahwa sekolahnya beroperasi sebagai bagian integral dari masyarakat
yang lebih besar. Oleh sebab itu, ia menerapkan pendekatan sistem dalam setiap
tindakan yang memengaruhi kepentingan sekolahnya.
 Kepala sekolah yakin bahwa publik memerlukan informasi yang cukup tentang sekolah dan
kemajuan atau bahkan masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu, ia merasa perlu
bersikap terbuka dan bertanggung gugat atas praktik yang diterapkan dalam
mengelola sekolahnya. Ia yakin bahwa jika ia jujur dalam keterbukaannya,
pihak-pihak yang berkepentingan juga akan lebih dapat memahami kekeliruan
yang mungkin telah dilakukan dan bahkan mungkin akan mau membantunya
untuk memperbaiki kekeliruan itu.

Implikasi Kebijakan
Standar kompetensi dan kinerja yang dikemukakan di sini akan berimplikasi pada
penetapan kebijakan baru tentang persiapan, seleksi, penempatan, dan
pengembangan kepala sekolah. Dengan standar kompetensi seperti itu, seleksi
kepala sekolah harus dilakukan secara transparan, akuntabel (bertanggung gugat),
dan demokratis. Setiap orang, terutama guru, dapat menjadi kepala sekolah jika
memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan. Perguruan tinggi perlu
menyusun program studi manajemen pendidikan yang benar-benar dapat
menyiapkan calon-calon kepala sekolah yang memiliki standar kompetensi
sebagaimana yang diharapkan. Pusat Penilaian Depdiknas, misalnya, perlu
menyusun alat (tes) yang dapat digunakan untuk menguji kompetensi calon kepala
sekolah. Selain itu, kepala sekolah dipilih secara demokratis dari sekumpulan calon
yang memiliki catatan perilaku berintegritas tinggi. Para pemilih adalah semua

MANAJEMEN SEKOLAH 581


LAMPIRAN 2

anggota atau pihak-pihak yang berkepentingan bagi kemajuan pendidikan di


lingkungan sekolah yang bersangkutan. Cara pemilihan yang demokratis seperti ini
harus dapat dipantau secara seksama untuk menghindari kemungkinan dicederai
oleh praktik suap. Untuk pengembangan lebih lanjut, perguruan tinggi bekerja
sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) dapat
melaksanakan program-program pengembangan yang disusun sesuai dengan
kebutuhan unik bagi masing-masing kepala sekolah.

Tanpa adanya standar kompetensi yang cukup tinggi bagi para kepala sekolah,
sukar berharap bahwa pendidikan di Indonesia secara sistem akan dikenal
berkualitas baik di dunia. Apakah standar itu terlalu tinggi? Bagi mereka yang tidak
peduli dengan masa depan anak didik, standar seperti itu jelas merupakan siksaan.
Namun, masih banyak calon atau kepala sekolah yang memang benar-benar serius
melaksanakan pekerjaannya. Bagi mereka yang sungguh-sungguh berkemauan
menjadi kepala sekolah yang bervisi, kompeten, dan berintegritas tinggi; standar
kompetensi sebagaimana yang diuraikan adalah masuk akal. Bagi mereka ini
standar seperti itu adalah tantangan pekerjaan. Bagi mereka kinerja yang bagus
dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anggota sekolahnya
telah merupakan penghargaan tersendiri. Orang-orang seperti ini layak mendapat
penghargaan sepantasnya dalam posisinya sebagai kepala sekolah.

Sumber Acuan

Council of Chief State School Officers, "School Principal Standard of


Competencies," One Massachusetts Avenue, NW . Suite 700 . Washington, DC
20001-1431. Standar kompetensi ini antara lain diadaptasi oleh Negara Bagian
California dan Illinois sebagai standar profesional para kepala sekolah,
http://www.csla.org
Encarta, Desk Encyclopedia © 1996-97 Microsoft Corporation, CD-ROM version.
ERIC, Clearinghouse on Educational Management, Trends and Issues: the Role of
School Leader, downloaded April 2002, Direproduksi oleh Pusdiklat Pegawai
Depdiknas April 2002, http://eric.uoregon.edu (semua informasi dimuat di
public domain dan dapat direproduksi secara bebas).
Lightfoot, Sara (1983), The Good High School: Portrait of Character and Culture, New
York, Basic Books.
Peter, Laurence J. and Hull, Raymond (1970), The Peter Principle: Why Things Always
Go Wrong, New York, NY.: William Morrow
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah.
Spencer, Jr., PhD, Lule M. dan Sopencer, Signe M. (1993), Competence at Work:
Models for Superior Performance, New York: John Wiley & Sons.

MANAJEMEN SEKOLAH 582


LAMPIRAN 2

Memangnya Sains Itu Serius?


Anak-anak, bahkan juga kita orang dewasa, patut diberitahukan bahwa kemenangan yang
sesungguhnya ialah apabila kita semakin memahami alam. Jadi, entah di rumah entah di
sekolah atau di mana saja, biarlah anak-anak bergembira dengan sains

A Muzi Marpaung*

Seorang anak kelas VI sekolah dasar memasang botol plastik yang telah dibelah dua di atas
mobil-mobilan Tamiya tanpa bodi. Di dalam botol is masukkan balon berisi air, sambil
tangannya terus menjepit leher balon agar air tidak tumpah sebelum waktunya. Kemudian jepitan
is lepaskan. Air mengucur deras ke belakang, dan mobil-mobdan meluncur ke depan. Anak itu
gembira. Betul-betul gembira. Beberapa temannya yang menyaksikan bertepuk tangan.

Eksperimennya itu kemudian diikutkan pada suatu lomba. Sang juri bertanya,
"Percobaanmu itu apa gunanya?" Sedikit tergagap si anak menjawab, "Ini bukti air
sebagai sumber energi." Juri mengangguk-angguk. Tak ada pertanyaan lagi sesudah
itu. Habis. Tak ada tawa. Beda sungguh dengan ketika pertama kali hasil eksperimen
itu diperagakan di hadapan teman-temannya.

Entah karena jawaban tersebut, entah karena hasil eksperimen itu kalah menarik di-
bandingkan dengan eksperimen karya peserta lainnya, walhasil anak itu tidak
menang. Akan tetapi bukan itu yang penting. Saya bayangkan kalau saya juri, tak.
akan saya tanya manfaatnya. Saya akan bertanya bagaimana ceritanya is mendapat ide
seperti itu? Bagaimana perasaannya menemukan mainan sederhana itu? Bukan
kebetulan, saya tahu kisah bagaimana eksperimen itu dimulai. Anak itu terinspirasi
oleh eksperimen temannya yang gagal meluncurkan mobil dengan udara. Digabung
dengan hasil main-mainnya dengan balon berisi air, jadilah mobil bertenaga air.
Boleh jadi yang seperti itu pernah dilakukan di belahan bumi yang lain. Bukan
sesuatu yang baru. Akan tetapi, bagi si anak, tetap saja baru.

Menurut hemat saya, jauh lebih berharga apabila juri mengeksplorasi kegembiraan
anak-anak saat menceritakan kembali perjalanan eksperimennya ketimbang mengha-
dangnya dengan pertanyaan "apa manfaatnya?" Biarlah binar-binar memancar dari
mata mereka karena itu akan bermetamorfosis menjadi antusiasme. Antusiasme itu
akan menjadi energi untuk kembah mengerjakan eksperimen sains yang asyik.
Pertanyaan "apa manfaatnya" hanya akan menjadi pagar khayalan yang menghadang
kreativitas mereka di sana-sini.

Saya jadi teringat kisah Richard P Feynman (1918-1988) dari Amerika Serikat yang
merupakan salah seorang fisikawan paling berpengaruh di abad ke-20. Ia peraih
Nobel Fisika tahun 1965. Suatu ketika Feynman merasa mulai sebal dengan fisika. Ia
tahu sebabnya. Tidak lain karena is mulai serius. Akhirnya is putuskan untuk kembali
* Dimuat pada Harian Kompas 2004

MANAJEMEN SEKOLAH 583


LAMPIRAN 2

seperti dulu: bermain dengan fisika. Ia menuhs di bukunya, "aku melakukan apa saja
yang kusukai; apa yang kukerjakan tak mesti penting untuk perkembangan fisika
nukhr, tapi asal menarik dan menyenangkan untuk mainanku".

Suatu ketika Feynman bermain lempar piring di kafetaria kampusnya. Waktu piring
itu melayang di udara, is melihat bandul merah di atas piring itu berputar-putai, lebih
cepat daripada perputaran piring. Dengan penuh semangat is mulai menghitung
gerakan rotasi piring itu. Hasilnya is ceritakan kepada koleganya, fisikawan terkenal
Hans Bethe (peraih Nobel Fisika tahun 1967).
Bethe bilang, "Feymnan, itu memang menarik, tetapi apa pentingnya? Mengapa kau
kerjakan?"

Memang tidak ada pentingnya. Feynman mengerjakannya cuma karena senalig.


Komentar Bethe tidak memengaruhinya karena is sudah menetapkan hati untuk
menikmati fisika. Ujungnya, main-mainnya itu mengantarkan is kepada perhitungan-
perhitungan gerakan elektron yang rumit, yang membuatnya memperoleh Nobel Fi-
sika. Ya, itulah. Semestinya sains didekati dengan semangat bermain.

Rupanya tidak mudah melepaskan sains dari kata "serius". Di dalam lomba
percobaan sains yang lain, seorang anak SD memeragakan kincir air buatannya.
Kincir air itu bagus dan sederhana. Ia kemudian bercerita mengenai manfaat dari
kincirnya itu, yang dikatakannya dapat memperbaiki kesejahteraan petani. Di sinilah
soalnya. Paparan itu tampak membanggakan, tetapi saya malah jatuh iba. Anak
sekecil itu sudah memikirkan soal yang serupa itu. Mungkin ini dramatisasi, tetapi
sempat terpikir: berat benar jadi anak Indonesia! Ingin saya bilang, "Ayo kita keluar
bermain-main dengan kincir airmu itu. Biar orang dewasa saja yang memikirkan ke-
sejahteraan petam."

Saya tidak tahu adakah soal kesejahteraan petani itu idenya sendiri atau "pesanan"
orang tua atau gurunya. Apa pun, menurut pendapat saya, hal ini menjerembabkan
sains menjadi serius. Eksperimen sains anak-anak kembali "menghamba" untuk
menjadi jawaban atas pertanyaan "apa manfaatnya".

Penyakit serius ini sempat menjangkit pula di klub sains yang saya asuh. Beberapa
anak minta saran bagaimana cara menjawab pertanyaan, "apa manfaat
percobaanmu?" Saya balik tanya, "Menurutmu apa?"

"Enggak tahu."

"Ya sudah. Jawab saja belum tahu. Atau bilang saja, percobaan ini membuat saya
lebih memahami sains. Memang kenyataannya begitu kan?"
"Kalau ditanya manfaat sehari-hari?"
"Kalau tidak tahu, bilang saja

Serius - Pembuatan kincir air dengan menggunakan bambu dan bahan-bahan lainnya, seperti
di Lembah Kreo (Jawa Tengah) ini, bukan sesuatu yang sulit bagi para pelajar. Demikian juga

MANAJEMEN SEKOLAH 584


LAMPIRAN 2

pembuatan layang-layang yang dimainkan anak-anak sekolah dasar di kawasan Monas,


Jakarta, di atas. Untuk menjelaskan proses kerjanya pun sesungguhnya tidaklah terlalu sulit.
Sayangnya, anak-anak di Indonesia jarang sekali mendapat kesempatan untuk membuat
karya-karya sederhana seperti itu di sekolah mereka dalam suasana bermain dan ceria. Sering
kali kita mendapatkan mereka membuat dan mempresentasikan hasil karya terkait secara
serius. Haruskah seperti itu?
“Tidak tahu. Memangnya harus selalu ada manfaat sehari-harinya?"
"Ya, kalau jawabannya begitu, bisa kalah dong!"
"Tidak mengapa. Lebih penting bagimu menikmati dan memahami sains
daripada memenangi lomba. Jauh lebih penting bagimu untuk bergembira dengan
sains daripada mencemaskan akan juara atau tidak."

Anak-anak, bahkan juga kita orang dewasa, patut diberitahukan bahwa kemenangan
yang sesungguhnya ialah apabila kita semakin memahami alam. Jadi, entah di rumah
entah di sekolah atau di mana saja, biarlah anak-anak bergembira dengan sains.
Biarlah mereka menemukan dunia yang asyik melalui kegiatan-kegiatan yang tampak
tak berguna semacam mengamati semut, mencampur soda kue dan cuka di dapur
rumah Anda, atau meniup gelembung sabun dari sisa sabun mandinya. Dampingi
saja mereka bermain dan bergembiralah bersama. Atau jangan-jangan Anda sendiri
masih memandang sains kelewat serius?

MANAJEMEN SEKOLAH 585


LAMPIRAN 2

Potret Kelam Itu Bernama


Buku Pelajaran Sekolah
Bila kita menghendaki lahirnya generasi yang lebih kritis, kreatif, dan lebih egaliter, paradigma
pembelajaran yang mendudukkan buku pelajaran sebagai "satu-satunya" sumber belajar
harus dihancurkan

Agus Listiyono *

Dalam sebuah rapat para menteri Kabinet Indonesia Bersatu bidang kesejahteraan rakyat,
dihasilkan salah sate keputusan untuk memberlakukan masa berlakunya buku pelajaran pada
tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA selama lima tahun (Kompas, 24 Oktober 2004).
Artinya, orangtua siswa tidak akan lagi dibebankan untuk membeli buku pelajaran bagi putra-
putrinya setiap tahun. Adik atau tetangga masih dapat menggunakan buku sang kakak yang
telah naik kelas atau lulus sekolah.

Ini adalah kebijakan yang sangat melegakan sekaligus penghematan anggaran belanja
keluarga yang tidak dapat dipandang kecil. Kita patut mensyukuri dan menyambut
gembira atas lahirnya keputusan ini. Dan kita berharap agar benar-benar terwujud
dalam kehidupan nyata mulai tahun pelajaran depan. Meskipun demikian, ada be-
berapa potret kelam dari apa yang sering kita sebut sebagai buku pelajaran yang selama
ini menjadi buku pegangan dalam melakukan pembelajaran. Beberapa hal yang dapat
menjadi bagian dari kekelaman tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, transparansi dalam melakukan penjualan buku langsung ke sekolah. Kadang


orangtua siswa hanya disodori daftar buku yang wajib dimiliki putra-putrinya dengan
jumlah rupiah yang harus dibayarkan, tanpa memberikan pihhan untuk membeli di
toko buku. Hal ini tidak lain karena pihak sekolah ikut serta mengambil keuntungan
atau diuntungkan dengan praktik seperti ini.

Kedua, paradigma terhadap buku pelajaran dalam proses belajar Harus diakui secara
jujur bahwa selama ini buku pelajaran menjadi "satu-satunya" dan bukan "salah satu"
sumber belajar. Paradigma yang menjadikan buku pelajaran sebagai satu satunya
sumber belajar akan menjerumuskan generasi penerus kita sebagai generasi yang
kurang biasa melihat informasi secara utuh. Masalah ini timbul dari kurang kompetensi
guru dalam melakukan pembelajaran dan atau kurangnya sumber informasi yang ter-
sedia.

Hal yang berkaitan dengan kompetensi guru dalam membelajarkan siswa, berikut ini
sekadar contoh. Dalam pelajaran mengenai air, selain melihat atau mengkaji informasi
yang terdapat dalam buku pelajaran, guru pun dapat membuat aktivitas penelitian
*
Bekerja di Yayasan Tugasku, Jakarta. Artikel ini dimuat pada harian Kompas 2004

MANAJEMEN SEKOLAH 586


LAMPIRAN 2

langsung tentang air yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah atau tempat tinggal
siswa, atau bahkan bisa berkunjung ke dalam penampungan air atau perusahaan air
minum setempat, atau mengundang salah satu orangtua siswa yang kebetulan bekerja
di bagian pengairan. Dengan demikian, sumber informasi mengenai air yang didapat
oleh siswa menjadi beragam dan kaya. Melihat perkembangan informasi dan
keterbukaan, pembelajaran dengan model seperti ini seharusnya dapat dilakukan di
sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.

Namun, kenyataannya model belajar sebagaimana yang dicontohkan tersebut belum


terjadi di setiap sekolah. Mengapa tidak terjadi? Guru kadang sering terjebak dengan
hantu yang bernama target kurikulum. Dan, hantu itu akan melahirkan sikap yang
mementingkan penyampaian materi pelajaran dapat terselesaikan sesegera mungkin,
sesuai dengan rencana pelajarannya dan melupakan wilayah kreatif untuk memperkaya
pengetahuan siswa.

Model pembelajaran yang mementingkan target kurikulum dengan melupakan wilayah


kreatif tersebut biasanya dilakukan guru dalam bentuk membuka buku pelajaran ha-
laman sekian, garis bawahi yang penting, kerjakan latihan yang tersedia, dan bersiaplah
untuk ulangan. Dengan demikian, dapat pula diasumsikan bahwa buku pelajaran
menghambat kreativitas guru dalam melakukan pembelajaran di kolas.

Bila kita menghendaki lahirnya generasi yang lebih kritis, kreatif, dan lebih egaliter, pa-
radigma pembelajaran yang mendudukkan buku pelajaran sebagai "satu-satunya"
sumber belajar harus dihancurkan. Salah satu cara yang pernah penulis lakukan di
sekolah adalah meniadakan buku pelajaran sebagai buku pegangan siswa!

Buku pelajaran tetap tersedia dalam jumlah terbatas--tetapi dengan jenis yang lebih
beragam--dan menjadi milik perpustakaan sekolah. Suatu waktu, guru dan siswa tetap
dapat mengakses informasi dari buku-buku yang ada atau dari sumber informasi yang
lain. Guru pun masih dimungkinkan membuat pemetaan materi pelajaran yang
kopinya dapat siswa miliki. Dan, jangan dilupakan bahwa sekolah harus
mengomunikasikan hal ini kepada orang tua siswa di awal tahun pelajaran untuk
mensinergikan.

Cara seperti ini kadang harus dilakukan secara bertahap melihat situasi dan kondisi
setiap sekolah tidak sama. Akan tetapi, selama sekolah (baca: kepala sekolah dan guru)
memiliki visi tentang pembelajaran yang jelas dan yakin terhadap jalan ini yang akan
ditempuh, maka kebijakan ini justru akan melahirkan sikap dan akibat positif dari
berbagai pihak. Yaitu sikap kreativitas guru, hemat bagi orangtua siswa, dan belajar
kritis serta egaliter bagi siswa.

Ketiga, beratnya materi yang termuat dalam buku-buku pelajaran, terutama jika kita
berbicara pada tingkat pendidikan di sekolah dasar, sesungguhnya telah merusak sendi
pendekatan belajar konstruktivisme. Sebab, materi pelajaran terlalu padat.

MANAJEMEN SEKOLAH 587


LAMPIRAN 2

Sebagai contoh salah satu buku mata pelajaran sains untuk kelas I SD. Pada topik
"Makanan Sehat", diuraikan tentang nutrisi. Nutrisi adalah makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Masing-masing
kandungan dari nutrisi tersebut masih dijelaskan fungsinya masing-masing dengan
contoh-contoh makanannya.. Walau disajikan dengan gambar yang penuh warna,
esensi materi pelajaran tersebut sangat detail bagi siswa kelas I SD. Topik dan materi
tersebut merupakan pengembangan indikator dari kompetensi dasar yang diinginkan
oleh kurikulum, yaitu "memberi nama berbagai makanan sehat untuk pertumbuhan".
Dengan dernikian, pengembangan materi yang dilakukan si penulis buku sangat
berlebihan.

Keempat, dengan melihat uraian diatas, maka pembelajaran kita lebih mementingkan
c o n t e n t pelajaran atau skill belajar. Materi pelajaran yang begitu "gila" dalam buku
pelajaran yang menjadi patokan utama dalam proses belajar, masih mungkinkah guru
(sekolah) mengembangkan keterampilan belajar?

Fenomena ini sangat berbeda dengan model belajar di sekolah IB (international


baccalaureate). Sekolah yang diakreditasi oleh IB (kemudian menjadi sekolah IB)
untuk tingkat SD (primary year program) lebih mementingkan learning skill daripada
content. Pada tingkat ini siswa akan dibelajarkan bagaimana menemukan informasi,
menganalisis informasi yang ditemukannya, memformulasikan dalam bentuk
konklusi, dan mempresentasikan. Materi belajar secara lebih dalam dan spesifik akan
mereka temukan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk itu proses belajar yang berlangsung di SD hendaknya mengeliminasi materi-


materi yang berlebihan. Hal ini tentu setelah melihat kurikulum yang berlaku sebagai
standar dasar. Untuk apa siswa kelas I SD belajar tentang makanan sehat secara
detail kalau toh nanti di kelas V materi tersebut berulang. Dengan demikian, maka
sekolah dapat lebih mengembangkan keterampilan belajar.

Semoga keputusan pemerintah untuk memperpanjang masa berlaku buku pelajaran


dapat mempertimbangkan beberapa potret kelam sebagaimana yang diuraikan di
atas. Juga dapat membuat para penerbit buku untuk menerbitkan buku-buku
pelajaran yang benar-benar "manusiawi".

Guru pun terus berusaha, berpikir, dan bekerja lebih kreatif dengan tidak
menjadikan buku pelajaran sebagai "satu-satunya" sumber belajar, tetapi sebagai
"salah satu" sumber saja.

MANAJEMEN SEKOLAH 588


LAMPIRAN 2

Merumuskan Kode Etik


Guru Sebagai Profesi
Sebetulnya memahami kode etik itu sederhana saja, yaitu mengatur hal-hal yang boleh dan
tidak boleh serta yang pantas dan tidak pantas dilakukan terkait dengan profesi tertentu.
Agar kode etik itu dapat menjadi pedoman bertindak bagi seseorang yang mengemban
suatu profesi, maka bahasanya harus tegas dan jelas jangan sampai menimbulkan
multiinterpretasi
Darmaningtyas*

Salah satu program kerrja 100 hari Menteri Pendidikan Nasional Bambang
Sudibvo adalah mencanangkan "Guru sebagai Profesi" pada 2 Desember 2004,
bersamaan dengan peringatan Hari Guru Nasional. Sebagai suatu profesi, guru
memerlukan kode etik. Naskah kode etik itu sekarang tengah digodok. Namun,
dari draf yang diajukan Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah masih terdapat beberapa hal yang perlu disikapi
secara kritis.

Draf kode etik guru tersebut selain diambil dari kode etik yang sudah dimiliki
PGR1 dan memperoleh masukan dari para profesor doktor bidang pendidikan,
juga dengan membandingkan kode etik.yang dimiliki oleh profesi lain. Artiriya,
secara prosedural penyusunan draf kode etik guru itu sudah sesuai mekanisme
kerja yang benar. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa draf itu dapat dikatakan
final dan layak untuk disahkan menjadi kode etik guru. Sebaliknya, ma§ih banyak
hal yang perlu didiskusikan agar sebagai kode etik memiliki kejelasan operasional.

Kejelasan operasional dari kode etik itu penting mengingat pelanggaran kode etik
menjadi dasar bagi pemberian sanksi atau bahkan pemecatan guru sebagaimana
diatur dalam draf RUU Guru yang sudah diajukan ke DPR. Banyak pasal dalam
RUi3 Guru yang pelaksanaannya di lapangan mengaeu pada kode etik guru. Jika
rurnusan kode etiknya tidak jelas, dikhawatirkan kelak akan menyulitkan
pelaksanaan UndangUndang Guru.

Yang perlu diatur

Bagi penulis, yang awam dalam bidang filsafat dan hukum, sebetulnya memahami
kode etik itu sederhana saja, yaitu mengatur hal-hal yang boleh dan tidak boleh
serta yang pantas dan tidak pantas dilakukan terkait dengan profesi tertentu. Agar
kode etik itu dapat menjadi pedoman bertindak bagi seseorang yang mengemban

* Anggota Dewan Penasihat Center for the Betterment of Education (CBE) di Jakarta. Dimuat dalam Harian Kompas, Senin, 13
Desember 2004, hal. 44

MANAJEMEN SEKOLAH 589


LAMPIRAN 2

suatu profesi, maka bahasanya harus tegas dan jelas jangan sampai menimbulkan
multiinterpretasi.

Apabila kode etik itu adalah kode etik guru, maka yang perlu diatur adalah apa
yang boleh dan tidak boleh atau pantas dan tidak pantas dilakukan oleh seorang
guru. Indikator "boleh dan tidak boleh atau pantas dan tidak pantas" suatu
tindakan itu harus jelas agar memberikan arahan yang jelas pula untuk bertindak
atau menilai apakah seorang guru melanggar kode etik atau tidak. Apabila indikator
"boleh dan tidak boleh atau pantas dan tidak pantas" itu tidak jelas, baik bagi guru
yang bersangkutan maupun orang lain kesulitan untuk menilai apakah guru ter-
sebut melanggar kode etik atau tidak.

Persoalan yang terdapat pada draf kode etik guru sekarang ini adalah rumusan
mengenai apa yang boleh dan tidak boleh atau yang pantas dan tidak pantas
dilakukan oleh guru itu tidak jelas. Pasal 8 yang mengatur Hubungan Guru dengan
Peserta Didik, misalnya, mengatakan: a) Guru berperilaku sebagai pelaksana tugas
membinibing, mengajar, clan melatih secara profesional dengan menghargai perbedaan individual
peserta didik dalam melaksanakan profesi pendidikan; b) Guru mampu menghimpun berbagai
informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses pendidikan; e)
Guru mampu membimbing peserta untuk memahami, menghayati, clan mengamalkan hak dan
kewajibannya sebagai individu, warga sekolah, masyarakat clan negara; d) Guru secara
perorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan
mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif
clan efisien; e) Guru berperan sebagai pembimbing, pengajar, clan pelatih yang terus-menerus ber-
usaha mencegah setiap gangguan yang memengaruhi peserta didik.

Pengaturan mengenai hubungan guru dan peserta didik (murid) dalam kode etik
guru adalah hal yang seharusnya dominan dan sekaligus utama karena
sesungguhnya kode etik itu dibuat untuk memperjelas relasi guru dengan murid
sehingga tidak sampai terjadi pelanggaran etik profesi guru. Tapi jika kita
mencermati bunyi Pasal 8 draf kode etik di atas, rasanya masih belum begitu jelas
aturan mengenai relasi guru dengan murid dalam draf kode etik guru.

Ketidakjelasan itu juga terdapat dalam pengaturan hubungan antara guru dengan:
orangtua/wali murid (Pasal 9), masyarakat (Pasal 10), sekolah dan rekan sejawat
(Pasal 11), profesi (Pasal 12), organisasi profesi (Pasal 13), dan pemerintah (Pasal
14). Ketidakjelasan relasi guru dengan murid dan stakeholder lain itu akan
menyulitkan pelaksanaari UU Guru nantinya. Sebab, di beberapa pasal RUU Guru
terdapat sebutan kode etik guru, termasuk sebagai dasar pemberian sanksi
administratif kepada guru (Pasal 33).

Apabila rumusan kode etiknya tidak begitu jelas, bagaimana Dewan Kehormatan
Guru (Pasa130-32 RUU Guru) akan dapat bekerja dengan baik, padahal salah satu
tugas Dewan Kehormatan Guru memberikan saran dan pertimbangan dalam
rangka pelaksanaan tugas profesional dan Kode Etik Guru Indonesia.

MANAJEMEN SEKOLAH 590


LAMPIRAN 2

Berbeda misalnya kode etik yang menyangkut hubungan guru dengan murid itu
berbunyi: a) Guru tak boleh memberikan les privat kepada muridnya; b) Guru tak
boleh menjual buku pelajar atau benda-benda lain kepada murid; c) Guru tak boleh
berpacaran dengan murid; d) Guru tak boleh merokok di depan kelas/murid; e)
Guru tak boleh melakukan intimidasi, teror, dan tindak kekerasan kepada murid, f)
Guru tak boleh melakukan penistaan terhadap murid; g) Guru tak boleh ber-HP
ria di dalam kelas, dan sebagainya.
Tawaran rumusan relasi guru dengan murid ini mungkin jauh lebih sederhana,
tetapi mudah dimengerti oleh guru dan guru pun memiliki kejelasan dalam
bertindak dan berperilaku. Sebaliknya, Dewan Kehormatan Guru pun akan mudah
menentukan apakah seorang guru melanggar kode etik atau tidak.

Campur aduk

Salah satu masalah mendasar dari draf kode etik guru yhng diajukan oleh
Direktorat Tenaga Kependidikan-yang disusun dengan mendapat masukan para
ahli pendidikan-ini adalah adanya campur aduk antara perumusan konsepsi
filosofis tentang guru dengan pedoman praktis bagi seorang guru untuk bertindak.
Padahal, keduanya jelas sangat berbeda. Dan hal itu tampak jelas pada rumusan
draf secara keseluruhan. Dari 18 pasal yang ada, Pasal 1 sampai 7 lebih
merumuskan konsepsi filosofis seorang guru, sedangkan Pasal 8 sampai 10 baru
rumusan operasional kode etik guru. Akan tetapi, secara keseluruhan dari Pasal 1
sampai 18 itu disebut Kode Etik Guru Indonesia. Kerumitan pasti akan terjadi jika
draf kode etik itu disahkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dan RUU Guru
yang mengacu pada kode etik guru pun lolos.

Sangat ideal

Masalah praktik yang akan muncul adalah apakah seorang guru yang di mata
muridnya sangat ideal (punya kemampuan mengajar secara baik, menghargai
murid, dan perilakunya dapat diteladani) dapat dikenai sanksi administratif atau
diajukan ke Dewan Kehonnatan Guru karena guru yang bersangkutan tidak
disiplin beribadah? Sebab, salah satu butir nilai-nilai dasar profesi guru adalah
disiplin beribadah sebagai cermin insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Atau apakah seorang guru di pelosok Maluku sana bisa dikenai sanksi administratif
dan diajukan ke Dewan Kehormatan Guru lantaran guru yang bersangkutan tidak
memiliki kompetensi teknologi dan informatika sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 7 ayat 5 mengenai nilai-nilai dasar kompetensi guru; padahal guru yang
bersangkutan menjalankan fungsi mengajar dan mendidik secara baik. Hanya saja,
karena infrastrukturnya tidak mendukung, sampai sekarang komputer pun
mungkin belum pernah dipegangnya. Akan tetapi, sesungguhnya persoalan guru
tidak berasal dari internal guru saja, yang paling dominan justru faktor eksternal
(ekonomi dan po litik).

MANAJEMEN SEKOLAH 591


LAMPIRAN 2

Anggota Dewan Penasihat Center for the Betterment of Education (CBE) di


Jakarta proses perekrutan guru calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2004 ini
diwarnai dengan suap Rp 20 juta-Rp 75 juta? Menurut hemat penulis, kalau mau
membuat program 100 hari yang monumental, realistis, dan jelas indikatornya, hal
itu dapat dilakukan dengan mencegah penerimaan guru CPNS dengan
menggunakan uang suap sedikit pun.
Apabila pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mampu mewujudkan itu, maka
akan dicatat dengan tinta emas dan sebagai langkah konkret memerangi korupsi.
Guru pun lebih bermartabat karena menjadi guru karena kemampuannya, bukan
karena menyuap pihak lain.

MANAJEMEN SEKOLAH 592


LAMPIRAN 2

Manajemen Berbasis Sekolah:


Belajar Dari Pengalaman
Orang Lain
Harus ada keyakinan bahwa MBS memang benar-benar akan berkontribusi bagi
peningkatan prestasi murid, sekalipun tidak secara langsung. Ukuran prestasi harus
ditetapkan multidimensional, jadi bukan hanya pada dimensi prestasi akademik. Dengan
taruhan seperti itu, daerah-daerah yang hanya menerapkan MBS sebagai mode akan
memiliki peluang yang kecil untuk berhasil

Agus Dharma*

Sejak beberapa waktu terakhir, kita dikenalkan dengan pendekatan "baru" dalam
manajemen sekolah yang diacu sebagai manajemen berbasis sekolah (school based
management) atau disingkat MBS. Di mancanegara, seperti Amerika Serikat,
pendekatan ini sebenarnya telah berkembang cukup lama. Pada 1988 American
Association of School Administrators, National Association of Elementary School
Principals, and National Association of Secondary School Principals, menerbitkan
dokumen berjudul School Based Management, a Strategy for Better Learning. Munculnya
gagasan ini dipicu oleh ketidakpuasan atau kegerahan para pengelola pendidikan
pada level operasional atas keterbatasan kewenangan yang mereka miliki untuk
dapat mengelola sekolah secara mandiri. Umumnya dipandang bahwa para kepala
sekolah merasa nirdaya karena terperangkap dalam ketergantungan berlebihan
terhadap konteks pendidikan. Akibatnya, peran utama mereka sebagai pemimpin
pendidikan semakin dikerdilkan dengan rutinitas urusan birokrasi yang
menumpulkan kreativitas berinovasi.

Di Indonesia, gagasan penerapan pendekatan ini muncul belakangan sejalan


dengan pelaksanaan otonomi daerah sebagai paradigma baru dalam pengoperasian
sekolah. Selama ini, sekolah hanyalah kepanjangan tangan birokrasi pemerintah
pusat untuk menyelenggarakan urusan politik pendidikan. Para pengelola sekolah
sama sekali tidak memiliki banyak kelonggaran untuk mengoperasikan sekolahnya
secara mandiri. Semua kebijakan tentang penyelenggaran pendidikan di sekolah
umumnya diadakan di tingkat pemerintah pusat atau sebagian di instansi vertikal
dan sekolah hanya menerima apa adanya. Apa saja muatan kurikulum pendidikan
di sekolah adalah urusan pusat, kepala sekolah dan guru harus melaksanakannya
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknisnya. Anggaran pendidikan
mengalir dari pusat ke daerah menelusuri saluran birokrasi dengan begitu banyak
simpul yang masing-masing menginginkan bagian. Tidak heran jika nilai akhir yang
diterima di tingkat paling operasional telah menyusut lebih dari separuhnya. Kita

*
Kapusdiklat Pegawai Depdiknas. Dimuat dalam www.pendidikan.net, 30 April 2003

MANAJEMEN SEKOLAH 593


LAMPIRAN 2

khawatir, jangan-jangan selama ini lebih dari separuh dana pendidikan sebenarnya
dipakai untuk hal-hal yang sama sekali tidak atau kurang berurusan dengan proses
pembelajaran di level yang paling operasional, sekolah.

MBS adalah upaya serius yang rumit, yang memunculkan berbagai isu kebijakan
dan melibatkan banyak lini kewenangan dalam pengambilan keputusan serta
tanggung jawab dan akuntabilitas atas konsekuensi keputusan yang diambil. Oleh
sebab itu, semua pihak yang terlibat perlu memahami benar pengertian MBS,
manfaat, masalah-masalah dalam penerapannya, dan yang terpenting adalah
pengaruhnya terhadap prestasi belajar murid.

Manfaat MBS

MBS dipandang sebagai alternatif dari pola umum pengoperasian sekolah yang
selama ini memusatkan wewenang di birokrasi pendidikan (pusat dan daerah).
MBS adalah strategi untuk meningkatkan pendidikan dengan mendelegasikan
kewenangan pengambilan keputusan penting dari pusat dan daerah ke tingkat
sekolah. Dengan demikian, MBS pada dasarnya merupakan sistem manajemen di
mana sekolah merupakan unit pengambilan keputusan penting tentang
penyelenggaraan pendidikan secara mandiri. MBS memberikan kesempatan
pengendalian lebih besar bagi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua atas
proses pendidikan di sekolah mereka.

Dalam pendekatan ini, tanggung jawab pengambilan keputusan tertentu mengenai


anggaran, kepegawaian, dan kurikulum ditempatkan di tingkat sekolah dan bukan
di tingkat daerah, apalagi pusat. Melalui keterlibatan guru, orang tua, dan anggota
masyarakat lainnya dalam keputusan-keputusan penting itu, MBS dipandang dapat
menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi para murid. Dengan demikian,
pada dasarnya MBS adalah upaya memandirikan sekolah dengan memberdayakan-
nya.

Para pendukung MBS berpendapat bahwa prestasi belajar murid lebih mungkin
meningkat jika manajemen pendidikan dipusatkan di sekolah ketimbang pada
tingkat daerah. Para kepala sekolah cenderung lebih peka dan sangat mengetahui
kebutuhan murid dan sekolahnya ketimbang para birokrat di tingkat pusat atau
daerah. Lebih lanjut dinyatakan bahwa reformasi pendidikan yang bagus sekalipun
tidak akan berhasil jika para guru yang harus menerapkannya tidak berperanserta
merencanakannya.

Para pendukung MBS menyatakan bahwa pendekatan ini memiliki lebih banyak
maslahatnya ketimbang pengambilan keputusan yang terpusat. Maslahat itu antara
lain menciptakan sumber kepemimpinan baru, lebih demokratis dan terbuka, serta
menciptakan keseimbangan yang pas antara anggaran yang tersedia dan prioritas
program pembelajaran. Pengambilan keputusan yang melibatkan semua pihak yang
berkepentingan meningkatkan motivasi dan komunikasi (dua variabel penting bagi

MANAJEMEN SEKOLAH 594


LAMPIRAN 2

kinerja guru) dan pada gilirannya meningkatkan prestasi belajar murid. MBS
bahkan dipandang sebagai salah satu cara untuk menarik dan mempertahankan
guru dan staf yang berkualitas tinggi.

Penerapan MBS yang efektif secara spesifik mengidentifikasi beberapa manfaat


spesifik dari penerapan MBS sebagai berikut (Kathleen, ERIC_Digests,
downloaded April 2002).

• Memungkinkan orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil


keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran.
• Memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan penting.
• Mendorong munculnya kreativitas dalam merancang bangun program
pembelajaran.
• Mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan
yang dikembangkan di setiap sekolah.
• Menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru
makin menyadari keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran, dan biaya
program-program sekolah.
• Meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di
semua level.

Pengaruh MBS Terhadap Peran Pemerintah Pusat, Daerah, dan Komite


Sekolah

Apa pengaruh penerapan MBS terhadap kewenangan pemerintah pusat


(Depdiknas), dinas pendidikan daerah, dan komite sekolah? Penerapan MBS dalam
sistem yang pemerintahan yang masih cenderung terpusat tentulah akan banyak
pengaruhnya. Perlu diingatkan bahwa penerapan MBS akan sangat sulit jika para
pejabat pusat dan daerah masih bertahan untuk menggenggam sendiri kewenangan
yang seharusnya didelegasikan ke sekolah. Bagi para pejabat yang haus kekuasaan
seperti itu, MBS adalah ancaman besar.

MBS menyebabkan pejabat pusat dan kepala dinas serta seluruh jajarannya lebih
banyak berperan sebagai fasilitator pengambilan keputusan di tingkat sekolah.
Pemerintah pusat, dalam rangka pemeliharaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, tentu saja masih menjalankan politik pendidikan secara nasional.
Pemerintah pusat menetapkan standar nasional pendidikan yang antara lain
mecakup standar kompetensi, standar fasilitas dan peralatan sekolah, standar
kepegawaian, standar kualifikasi guru, dan sebagainya. Penerapan standar
disesuaikan dengan keadaan daerah. Standar ini kemudian dioperasionalkan oleh
pemerintah daerah (dinas pendidikan) dengan melibatkan sekolah-sekolah di
daerahnya. Namun, pemerintah pusat dan daerah harus lebih rela untuk memberi

MANAJEMEN SEKOLAH 595


LAMPIRAN 2

kesempatan bagi setiap sekolah yang telah siap untuk menerapkannya secara kreatif
dan inovatif. Jika tidak, sekolah akan tetap tidak berdaya dan guru akan terpasung
kreativitasnya untuk berinovasi. Pemerintah harus mampu memberikan bantuan
jika sekolah tertentu mengalami kesulitan menerjemahkan visi pendidikan yang
ditetapkan daerah menjadi program-program pendidikan yang berkualitas tinggi.
Pemerintah daerah juga masih bertanggung jawab untuk menilai sekolah
berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Kita belum memiliki pengalaman dengan komite sekolah. Menurut UU Nomor
20/2003 dibentuk dewan pendidikan pada tingkat nasional, tingkat daerah
(provinsi/kabupaten/kota) yang tidak memiliki hubungan hirarkis, dan komite
sekolah di setiap sekolah. Di Amerika Serikat, dewan sekolah (di tingkat distrik)
berfungsi untuk menyusun visi yang jelas dan menetapkan kebijakan umum
pendidikan bagi distrik yang bersangkutan dan semua sekolah di dalamnya. MBS di
Amerika Serikat tidak mengubah pengaturan sistem sekolah, dan dewan sekolah
masih memiliki kewenangan dengan berbagi kewenangan itu. Namun, peran
dewan sekolah tidak banyak berubah.
Dalam rangka penerapan MBS di Indonesia, kantor dinas pendidikan
kemungkinan besar akan terus berwenang merekrut pegawai potensial, menyeleksi
pelamar pekerjaan, dan memelihara informasi tentang pelamar yang cakap bagi
keperluan pengadaan pegawai di sekolah. Kantor dinas pendidikan juga sedikit
banyaknya masih menetapkan tujuan dan sasaran kurikulum serta hasil yang
diharapkan berdasarkan standar nasional yang ditetapkan pemerintah pusat,
sedangkan sekolah menentukan sendiri cara mencapai tujuan itu. Pemerintah akan
mengakreditasi buku pelajaran yang akan digunakan di sekolah dan memberi
kewenangan bagi sekolah untuk memilih sendiri buku pelajaran.
Pengambilan Keputusan di Tingkat Sekolah
Di Amerika Serikat, kebanyakan sekolah memiliki apa yang disebut dewan
manajemen sekolah (school management council). Dewan ini beranggotakan kepala
sekolah, wakil orang tua, wakil guru, dan di beberapa tempat juga anggota
masyarakat lainnya, staf administrasi, dan wakil murid di tingkat sekolah
menengah. Dewan ini melakukan analisis kebutuhan dan menyusun rencana
tindakan yang memuat tujuan dan sasaran terukur yang sejalan dengan kebijakan
dewan sekolah di tingkat distrik.

Di beberapa distrik, dewan manajemen sekolah mengambil semua keputusan pada


tingkat sekolah. Di sebagian distrik yang lain, dewan ini memberi pendapat kepada
kepala sekolah, yang kemudian memutuskannya. Kepala sekolah memainkan peran
yang besar dalam proses pengambilan keputusan, apakah sebagai bagian dari
sebuah tim atau sebagai pengambil keputusan akhir.

Dalam hampir semua model MBS, setiap sekolah memperoleh anggaran


pendidikan dalam jumlah tertentu yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Pemerintah daerah menentukan jumlah yang masuk akal anggaran total yang

MANAJEMEN SEKOLAH 596


LAMPIRAN 2

diperlukan untuk pelaksanaan supervisi pendidikan di daerahnya, seperti biaya


administrasi dan transportasi dinas, dan mengalokasikan selebihnya ke setiap
sekolah. Alokasi ke setiap sekolah ini ditentukan berdasarkan formula yang
memperhitungkan jumlah dan jenis murid di setiap sekolah.

Setiap sekolah menentukan sendiri pengeluaran anggaran yang dialokasikan kepada


mereka untuk pembayaran gaji pegawai, peralatan, pasok, dan pemeliharaan.
Kemungkinan variasi penggunaan anggaran dalam setiap daerah dapat terjadi dan
tidak perlu disesalkan, karena seragam belum tentu bagus. Misalnya, di sebagian
daerah, sisa anggaran dapat ditambahkan ke anggaran tahun berikutnya atau
dialihkan ke program yang memerlukan dana lebih besar. Dengan cara ini,
didorong adanya perencanaan jangka panjang dan efisiensi.

Syarat Penerapan MBS

Sejak awal, pemerintah (pusat dan daerah) haruslah suportif atas gagasan MBS.
Mereka harus mempercayai kepala sekolah dan dewan sekolah untuk menentukan
cara mencapai sasaran pendidikan di masing-masing sekolah. Penting artinya
memiliki kesepakatan tertulis yang memuat secara rinci peran dan tanggung jawab
dewan pendidikan daerah, dinas pendidikan daerah, kepala sekolah, dan komite
sekolah. Kesepakatan itu harus dengan jelas menyatakan standar yang akan dipakai
sebagai dasar penilaian akuntabilitas sekolah. Setiap sekolah perlu menyusun
laporan kinerja tahunan yang mencakup "seberapa baik kinerja sekolah dalam
upayanya mencapai tujuan dan sasaran, bagaimana sekolah menggunakan sumber
dayanya, dan apa rencana selanjutnya."

Perlu diadakan pelatihan dalam bidang-bidang seperti dinamika kelompok,


pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, penanganan konflik, teknik
presentasi, manajemen stress, serta komunikasi antarpribadi dalam kelompok.
Pelatihan ini ditujukan bagi semua pihak yang terlibat di sekolah dan anggota
masyarakat, khususnya pada tahap awal penerapan MBS. Untuk memenuhi
tantangan pekerjaan, kepala sekolah kemungkinan besar memerlukan tambahan
pelatihan kepemimpinan.

Dengan kata lain, penerapan MBS mensyaratkan yang berikut.

• MBS harus mendapat dukungan staf sekolah.


• MBS lebih mungkin berhasil jika diterapkan secara bertahap.
• Kemungkinan diperlukan lima tahun atau lebih untuk menerapkan MBS secara
berhasil.
• Staf sekolah dan kantor dinas harus memperoleh pelatihan penerapannya, pada
saat yang sama juga harus belajar menyesuaikan diri dengan peran dan saluran
komunikasi yang baru.
• Harus disediakan dukungan anggaran untuk pelatihan dan penyediaan waktu
bagi staf untuk bertemu secara teratur.

MANAJEMEN SEKOLAH 597


LAMPIRAN 2

• Pemerintah pusat dan daerah harus mendelegasikan wewenang kepada kepala


sekolah, dan kepala sekolah selanjutnya berbagi kewenangan ini dengan para
guru dan orang tua murid.

Hambatan Dalam Penerapan MBS

Beberapa hambatan yang mungkin dihadapi pihak-pihak berkepentingan dalam


penerapan MBS adalah sebagai berikut.

Tidak Berminat Untuk Terlibat. Sebagian orang tidak menginginkan kerja


tambahan selain pekerjaan yang sekarang mereka lakukan. Mereka tidak berminat
untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya menambah beban.
Anggota dewan sekolah harus lebih banyak menggunakan waktunya dalam hal-hal
yang menyangkut perencanaan dan anggaran. Akibatnya kepala sekolah dan guru
tidak memiliki banyak waktu lagi yang tersisa untuk memikirkan aspek-aspek lain
dari pekerjaan mereka. Tidak semua guru akan berminat dalam proses penyusunan
anggaran atau tidak ingin menyediakan waktunya untuk urusan itu.

Tidak Efisien. Pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif


adakalanya menimbul-kan frustrasi dan seringkali lebih lamban dibandingkan
dengan cara-cara yang otokratis. Para anggota dewan sekolah harus dapat bekerja
sama dan memusatkan perhatian pada tugas, bukan pada hal-hal lain di luar itu.
Pikiran Kelompok. Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah
kemungkinan besar akan semakin kohesif. Di satu sisi hal ini berdampak positif
karena mereka akan saling mendukung satu sama lain. Di sisi lain, kohesivitas itu
menyebabkan anggota terlalu kompromis hanya karena tidak merasa enak
berlainan pendapat dengan anggota lainnya. Pada saat inilah dewan sekolah mulai
terjangkit "pikiran kelompok." Ini berbahaya karena keputusan yang diambil
kemungkinan besar tidak lagi realistis.
Memerlukan Pelatihan. Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar
sama sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model yang rumit dan
partisipatif ini. Mereka kemungkinan besar tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang hakikat MBS sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya,
pengambilan keputusan, komunikasi, dan sebagainya.
Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru. Pihak-pihak yang
terlibat kemungkin-an besar telah sangat terkondisi dengan iklim kerja yang selama
ini mereka geluti. Penerapan MBS mengubah peran dan tanggung jawab pihak-
pihak yang berkepentingan. Perubahan yang mendadak kemungkinan besar akan
menimbulkan kejutan dan kebingungan sehingga mereka ragu untuk memikul
tanggung jawab pengambilan keputusan.
Kesulitan Koordinasi. Setiap penerapan model yang rumit dan mencakup
kegiatan yang beragam mengharuskan adanya koordinasi yang efektif dan efisien.

MANAJEMEN SEKOLAH 598


LAMPIRAN 2

Tanpa itu, kegiatan yang beragam akan berjalan sendiri ke tujuannya masing-
masing yang kemungkinan besar sama sekali menjauh dari tujuan sekolah.
Apabila pihak-pihak yang berkepentingan telah dilibatkan sejak awal, mereka dapat
memastikan bahwa setiap hambatan telah ditangani sebelum penerapan MBS. Dua
unsur penting adalah pelatihan yang cukup tentang MBS dan klarifikasi peran dan
tanggung jawab serta hasil yang diharapkan kepada semua pihak yang
berkepentingan. Selain itu, semua yang terlibat harus memahami apa saja tanggung
jawab pengambilan keputusan yang dapat dibagi, oleh siapa, dan pada level mana
dalam organisasi.
Anggota masyarakat sekolah harus menyadari bahwa adakalanya harapan yang
dibebankan kepada sekolah terlalu tinggi. Pengalaman penerapannya di tempat lain
menunjukkan bahwa daerah yang paling berhasil menerapkan MBS telah
memfokuskan harapan mereka pada dua maslahat: meningkatkan keterlibatan
dalam pengambilan keputusan dan menghasilkan keputusan lebih baik.

MBS dan Prestasi Belajar Murid

MBS merupakan salah satu gagasan yang diterapkan untuk meningkatkan


pendidikan publik. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan lingkungan yang
kondusif bagi pembelajaran murid. Lingkungan pembelajaran yang kondusif ini
diharapkan dapat berkontribusi bagi kinerja sekolah untuk meningkatkan prestasi
belajar murid. Dengan demikian, ia bukan sekadar cara demokratis melibatkan
lebih banyak pihak dalam pengambilan keputusan. Keterlibatan itu tidak berarti
banyak jika keputusan yang diambil tidak membuahkan hasil lebih baik.

Di Indonesia mungkin terlalu dini untuk mengaitkan penerapan MBS dengan


prestasi belajar murid. Di Amerika Serikat (David Peterson, ERIC_Digests,
downloaded April 2002) upaya mengaitkan MBS dengan prestasi belajar murid masih
problematis. Belum banyak penelitian kuantitatif yang telah dilakukan dalam topik
ini. Selain itu, masih diragukan apakah benar penerapan MBS berkaitan dengan
prestasi murid. Boleh jadi masih banyak faktor lain yang mungkin memengaruhi
prestasi itu setelah diterapkannya MBS. Masalah penelitian ini makin diperparah
dengan tiadanya definisi standar mengenai MBS. Studi yang dilakukan tidak
selamanya mengindikasikan sejauhmana sekolah telah mendistribusikan kembali
wewenangnya.

Salah satu studi yang dilakukan di Amerika Serikat yang menelaah ratusan
dokumen justru menunjukkan bahwa dalam banyak contoh, MBS tidak mencapai
tujuan yang ditetapkan. Studi itu menunjukkan bahwa peningkatan prestasi murid
tampaknya hanya terjadi di sejumlah sekolah yang dijadikan pilot studi dan dalam
jangka waktu tidak lama pula.

Hasil MBS di daerah perkotaan masih belum jelas benar. Di sekolah di daerah
pingiran kota Maryland menunjukkan adanya peningkatan prestasi murid dalam
skor tes terutama di kalangan orang Amerika keturunan Afrika, setelah

MANAJEMEN SEKOLAH 599


LAMPIRAN 2

menerapkan lima langkah rencana reformasi, termasuk MBS. Namun, di tempat


lain, seperti Dade County, Florida, setelah menerapkan MBS selama tiga tahun,
prestasi murid di sekolah-sekolah dalam kota justru menurun.

Meskipun peningkatan skor tes mungkin dapat dipakai sebagai indikasi langsung
kemampuan MBS meningkatkan prestasi belajar murid, cukup banyak pula bukti
tidak langsung. Misalnya, sudi kasus yang dilakukan terhadap dua distrik sekolah di
Kanada menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang didesentralisasikan
menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih efektif. Salah seorang guru
memutuskan untuk mengurangi penggunaan mesin fotokopi agar dapat
mempekerjakan staf tambahan. Tinjauan tahunan sekolah menunjukkan bahwa
kepuasan murid sekolah menengah pertama dan lanjutan meningkat terhadap
banyak hal setelah diadakannya pembaruan. Para murid menunjukkan adanya
peningkatan dalam bidang-bidang penting seperti kegunaan dan efektivitas mata
pelajaran dan penekanan sekolah atas sejumlah kecakapan dasar.

Pengambilan keputusan bersama telah meningkatkan kejelasan guru tentang tujuan


pengajaran serta metode yang pada gilirannya meningkatkan efektivitas pengajaran.
MBS dipandang meningkatkan kepuasan kerja guru, khususnya ketika para guru
memainkan peranan yang lebih menentukan ketimbang sekadar memberikan saran.
Di Dade County, Florida, studi yang dilakukan menunjukkan bahwa tiga tahun
penerapan MBS memberi kontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih
kolegial dan lebih sedikit murid yang bermasalah.

Namun, survei yang dilakukan di Chicago menunjukkan bahwa MBS tidak


selamanya popular di kalangan guru. Tiga perempat dari seratus orang guru yang
disurvei menyatakan bahwa reformasi desentralisasi sekolah di Chicago telah gagal
meningkatkan prestasi belajar murid, dan bahkan lebih banyak lagi responden yang
menyangkal bahwa perubahan itu telah meningkatkan motivasi guru.

Kenapa MBS Tidak Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar?

Dalam praktik penerapannya di Amerika Serikat ada indikasi bahwa banyak


kelemahan MBS dikarenakan penerapannya yang tidak komprehensif; artinya MBS
diterapkan sepotong-sepotong. Para anggota dewan sekolah biasanya dikendalikan
oleh kepala sekolah, sedangkan pihak-pihak lain tidak banyak berperan. Pola lama
di mana administrator pendidikan menetapkan kebijakan, guru mengajar, dan
orang tua mendukung tampaknya masih dipertahankan. Pola yang tertanam kuat
ini sukar ditanggulangi. Apabila para anggota dewan tidak disiapkan dengan baik,
mereka seringkali sangat bingung dan cemas untuk mengemban tanggung
jawabnya yang baru.

Acapkali, Tim MBS hanya berkonsentrasi pada hal-hal di luar kegiatan


pembelajaran. Pengamatan penerapan MBS menunjukkan bahwa dewan sekolah
cenderung memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan-kegiatan seperti

MANAJEMEN SEKOLAH 600


LAMPIRAN 2

penghargaan dan pendisiplinan murid ketimbang pada pengajaran dan kurikulum.


Selain itu, ada pula indikasi bahwa MBS membuat kepala sekolah menjadi lebih
berminat dengan hal-hal teknis administratif dengan mengorbankan aspek
pembelajaran. Dengan kata lain, peran kepemimpinan pendidikannya diabaikan.

Namun, kekurangpedulian terhadap proses pembelajaran di dalam kelas bukanlah


penyakit bawaan MBS. Tim MBS tidak dapat dipersalahkan karena tidak berhasil
mendongkrak skor tes murid jika mereka tidak mendapat kewenangan untuk
melakukan hal itu. Misalnya, pengamatan di Chicago menunjukkan bahwa
wewenang pendidikan sebagian besar telah didelegasikan kepada orang tua dan
anggota masyarakat lainnya. Selain itu, tidaklah fair untuk mengharapkan adanya
dampak atas suatu reformasi pendidikan di daerah pinggiran kota besar yang telah
porak-poranda oleh seringnya terjadi kasus-kasus kebrutalan, kejahatan, dan
kemiskinan.

Bagaimana Agar MBS Meningkatkan Prestasi Belajar?

MBS tidak boleh dinyatakan gagal sebelum memperoleh kesempatan yang adil
untuk diterapkan. Banyak program yang tidak berkonsentrasi pada prestasi
pendidikan, dan banyak pula yang merupakan variasi dari model hierarkis
tradisional ketimbang penataan ulang wewenang pengambilan keputusan secara
aktual. Pengalaman penerapan di negara lain menunjukkan bahwa daerah yang
benar-benar mendelegasikan wewenang secara substansial kepada sekolah
cenderung memiliki pimpinan yang mendukung eksperimentasi dan yang
memberdayakan pihak lain. Ada indikasi bahwa pembaruan yang berhasil juga
mengharuskan adanya jaringan komunikasi, komitmen finansial terhadap
pertumbuhan profesional, dukungan dari semua komponen komunitas sekolah.
Selain itu, pihak yang terlibat harus benar-benar mau dan siap memikul peran dan
tanggung jawab baru. Para guru harus disiapkan memikul tanggung jawab dan
menerima kewenangan untuk berinisiatif meningkatkan pembelajaran dan
bertanggung gugat atas kinerja mereka.

Penerapan MBS yang efektif seyogianya dapat mendorong kinerja kepala sekolah
dan guru yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi murid. Oleh sebab itu,
harus ada keyakinan bahwa MBS memang benar-benar akan berkontribusi bagi
peningkatan prestasi murid, sekalipun tidak secara langsung. Ukuran prestasi harus
ditetapkan multidimensional, jadi bukan hanya pada dimensi prestasi akademik.
Dengan taruhan seperti itu, daerah-daerah yang hanya menerapkan MBS sebagai
mode akan memiliki peluang yang kecil untuk berhasil.

Pertanyaannya, sudahkan daerah dan kepala sekolah siap melaksanakan MBS?


Penulis khawatir tidak banyak daerah di Indonesia yang benar-benar siap
menerapkan MBS. Masih terlalu banyak hambatan yang harus ditanggulangi
sebelum benar-benar menetapkan MBS sebagai model untuk melakukan
perubahan.

MANAJEMEN SEKOLAH 601


LAMPIRAN 2

Sumber Acuan

American Association of School Administrators, National Association of


Elementary School Principals, and National Association of Secondary School
Principals. School-Based Management: A Strategy for Better Learning.
Arlington, Virginia: 1988.
David Peterson, School-Based Management and Student Performance,
http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed336845.html
Kathleen Kubick, School-Based Management,
http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed301969.html

Memberdayakan Kepala
Sekolah Sebagai Manajer

MANAJEMEN SEKOLAH 602


LAMPIRAN 2

di Sekolah
Secara sederhana dapat diterjemahkan bahwa keberhasilan sekolah tergantung pada teknik
mengelola manusia-manusia yang ada di sekolah untuk suatu keberhasilan yang tak terukur
nilainya yaitu pemanusiaan manusia dalam diri peserta didik dan penghargaan
bagi rekan-rekan pendidik sebagai insan yang kreatif
dan peduli akan nasib generasi penerus bangsa

Xaviery*

Biasanya di awal tahun ajaran baru para orang tua menjadi pusing memikirkan
kelanjutan pendidikan putera-puteri mereka. Berhadapan dengan biaya sekolah
yang mahal dan beban ekonomis yang berat rasanya tak kuat lagi hidup di dunia
ini. Alhasil, mereka cenderung memilih sekolah negeri. Kalau pun ada sekolah
swasta maka lebih sering putera-puterinya diarahkan kepada sekolah-sekolah
swasta yang gencar promosinya, walaupun belum mengetahui apa yang sebenarnya
yang ada dan akan terjadi. Ada juga orang tua yang sering mengklarifikasi eksistensi
sekolah dan kemajuannya sehingga melihat prospek sekolah sebagai wacana utama
sebelum menjatuhkan pilihan.
Namun sedemikian urgennya wacana mengenai kemajuan sekolah tidaklah lebih
urgen bila orang memberikan atensinya pada kiprah kepala sekolah. Eksplorasi
argumen dapat diberikan pada pernyataan ini.
Pertama, kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan
dan pembaharuan. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara tidak langsung
diserahkan kepada kepala sekolah. Optimisme orang tua yang terkondisikan pada
kepercayaan menyekolahkan putera-puterinya pada sekolah tertentu tidak lain
berupa fenomen menggantungkan cita-citanya pada kepala sekolah. Peserta didik
dapat belajar dan membelajarkan dirinya hanya karena fasilitasi kepala sekolah.
Seonggokan aturan dan kurikulum yang selanjutnya direalisasiakan oleh para
pendidik sudah pasti atas koordinasi dan otokrasi dari kepala sekolah. Singkatnya,
kepala sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan.
Kedua, sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur
pemimpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah
untuk suatu visi dan misi sekolah. Pada level ini, kepala sekolah sering dianggap
satu atau identik, bahkan secara begitu saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada
pada kepala sekolahnya. Di sini tampak peranan kepala sekolah bukan hanya
seorang akumulator yang mengumpulkan aneka ragam potensi penata usaha, guru,
karyawan dan peserta didik; melainkan konseptor managerial yang
bertanggungjawab pada kontribusi masing-masingnya demi efektivitas dan
efiseiensi kelangsungan pendidikan. Akhirnya, kepala sekolah berperanan sebagai
manager yang mengelola sekolah. Sayang sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai
*
Pemerhati pendidikan di Batam, dimuat dalam www.pendidikan. net 3 Februari 2003

MANAJEMEN SEKOLAH 603


LAMPIRAN 2

tokoh sentral dan manajer dalam sekolah diharubirukan oleh ketakmampuan


mengatasi aneka krisis yang ada dalam sekolah.

Krisis Kepemimpinan
Dualisme kurikulum nasional seakan-akan memberikan pekerjaan rumah tersendiri
bagi kepala sekolah. Demi standarisasi dan uniformitas, kepala sekolah menerima
semua mata pelajaran resmi milik para konseptor pendidikan. Sayangnya, peserta
didik dikorbankan oleh beban pelajaran yang kian menekan. Pengembangan
kurikulum dengan cara menambah mata pelajaran alternatif bukannya menambah
gairah belajar peserta didik malah memposisikan peserta didik sebagai robot
kurikulum. Belum lagi ada pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan. Kapan mereka
bermain? Kapan mereka bersosialisasi dengan lingkungan? Sekolah betul-betul
tidak membebaskan peserta didik.

Kemasan kurikulum yang rapi itu pun masih belum bisa direalisasikan. Peserta
didik dibiarkan mengembara tanpa seorang fasilitator secara berlarut lama.
Kalaupun ada maka kualitasnya pun tak bisa dibanggakan karena selalu menunggu
instruksi dari kepala sekolah. Bukankah peserta didik harus memperoleh ilmu
pengetahuan? Bukankah mereka wajib menuntut hak mereka bila sudah melunasi
kewajibannya?

Krisis itu kian menghantu ketika kepala sekolah tidak lagi melihat rekan-rekannya
sebagai sumber daya yang cukup potensial demi kemajuan sekolah. Hal ini ditandai
oleh berbagai kebijakan dan keputusan yang kurang partisipatif. Ada kesan seolah-
olah mau kerja sendiri. Loyalitas buta dari mitra kerjanya malah dibanggakan.
Kebiasaan buruk dalam memberikan sterotip yang irrasional bercokol akrab pada
insan sentral ini. Orang yang kritis menyiasati keadaan kerapkali dianggap musuh
yang segera disingkirkan. Itu pertanda rendahnya intelektualitas dan gagal
membangun suatu team work yang solid. Roh apa yang merasuki insan-insan ini?
Barangkali nafas politik orde baru yang telah sekian lama menggerogoti dunia
pendidikan sehingga kepala sekolah begitu egois dan sentralistik. Sangat
disayangkan bila masyarakat sebagai owner pendidikan membiarkan seorang tokoh
sentral sekolah bertindak otoriter dan tak mampu mengelola konflik. Lebih konyol
lagi, ketika sang kepala sekolah harus lari dari persoalan yang ditimbulkan akibat
keputusan yang sentralistik dan bingung mencari solusi yang akomodatif.

Krisis itu kian membara apabila kepala sekolah tidak mengetahui tugasnya sebagai
kepala sekolah. Bukankah dia adalah seorang planner, organizer, actuater dan
controller? Tidak ada tanda-tanda bagi sebuah manajemen yang teratur.
Komunikasi yang interpersonal dengan rekan kerja tidak banyak dilakukan.
Manajemen waktu, kurikulum, system informasi dan pembagian tugas yang jelas
kepada para wakil-wakilnya seolah-olah sudah ada tetapi tanpa arah yang pasti.

Mekanisme komunikasi yang melahirkan suatu keputusan penting terpenjarakan


dalam persepsi yang keliru akibat tak bisa membedakan antara pertemuan dan

MANAJEMEN SEKOLAH 604


LAMPIRAN 2

pengumuman sehingga sesuatu yang urgen dan bahkan harus segera dipecahkan
malah dibuat dalam bentuk pemberitahuan yang tak menuntut banyak masukan
dan tanggapan. Kesannya, kepala sekolah itu orang yang sudah banyak
pengetahuan dan pengalaman sehingga meremehkan input yang datang dari
grassroot. Sang kepala sekolah jarang berada di kantor, super sibuk, gemar
menghadiri pertemuan di luar sekolah. Ironisnya, kepala sekolah yang sibuk itu
tidak mengetahui perkembangan informasi yang mungkin sangat berguna bagi
peserta didik dan perkembangan rekan-rekannya. Kedisiplinan sebagai alasan bagi
pemecatan bawahan tetapi kepala sekolah sering tidak masuk sekolah dan berdalil
mengikuti meeting yang begitu urgen dan tak terwakilkan.

Kegagalan sekolah sebetulnya sudah diambang pintu bila letak prioritas kebutuhan
sekolah bukan pada kualitas intern tetapi pada promosi dan sensasi. Kecanggihan
sekolah dimegahkan pada deretan CD komputer sambil melupakan ketersediaan
buku dan majalah yang merangsang kesadaran membaca peserta didik.
Kepopuleran sekolah terletak pada seberapa jumlah masyarakat yang mengetahui
bahwa sekolahnya sudah terjamah oleh teknologi canggih yang menyajikan
pembelajaran via media OHP/LCD Projector sambil terlena dalam kebodohan
melihat efek negatif dan efektivitas dari penggunaan fasilitas itu. Seberapa banyak
waktu yang dipakai untuk menggerakkan mouse komputer? Apakah cocok media
ini dipakai dalam pembelajaran seperti matematika. Menulis angka-angka, rumus
dan proses kerja matematika di papan tulis itu juga merupakan suatu proses belajar.
Jadi, tak perlu meremehkan fasilitas pembelajaran yang sudah dipakai bertahun-
tahun lamanya.

Upaya sensasional menjadi kontraproduktif bila masyarakat dikibuli pada janji-janji


yang muluk bukan pada kenyataan yang seharusnya ada. Masyarakat manakah yang
membiarkan anak-anaknya kecewa akibat termakan janji? Pemerintah mana yang
membiarkan generasi penerus bangsa terjebak dalam arus propaganda tanpa hasil
yang real? Pemilik sekolah manakah yang membiarkan asetnya hancur berkeping-
keping akibat ulah dari sang kepala sekolah yang tak tahu diri? Atau, peserta didik
manakah yang berhasil digembleng karena penipuan yang terselubung?

Manajer di Sekolah

Mengimbangi krisis yang ada, kepala sekolah tidak hanya dituntut sebagai educator
dan administrator, melainkan juga harus berperanan sebagai manajer dan
supervisor yang mampu menerapkan manajemen bermutu. Indikasinya ada pada
iklim kerja dan proses pembelajaran yang konstruktif, berkreasi serta berprestasi.

Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya
yang ada dan yang dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapai visi
dan misi sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah
dan kegiatannya. Kepala sekolah berada di garda terdepan dan dapat diukur
keberhasilannya.

MANAJEMEN SEKOLAH 605


LAMPIRAN 2

Pada prinsipnya manajemen sekolah itu sama dengan manajemen yang diterapkan
di perusahaan. Perbedaannya terdapat pada produk akhir yang dihasilkan. Yang
dihasilkan oleh manajemen sekolah adalah manusia yang berubah. Dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dari yang tidak berpengalaman menjadi berpengalaman, dari
yang tak bisa menjadi bisa. Sedangkan sasaran manajemen perusahaan itu pada
kualitas produksi benda-benda mati. Jadi, manajemen sekolah berandil kuat pada
pembentukan kualitas manusia yang merupakan generasi penerus bangsa. Atensi
masyarakat yang telah teralienasikan akibat propaganda wacana teknologi dalam
pembelajaran harus segera diobati dengan mengedepankan wacana kualitas kepala
sekolah. Realitas sekolah itu dimanage oleh kepala sekolah bukan pada kata-kata
para marketer yang mengejar target siswa demi perolehan bonus.

Para ahli manajemen seperti Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E.
Hoslisson (1997,18) melihat bahwa salah satu input strategis bagi langkah maju
perusahaan adalah membentuk konsep yang berbasiskan sumber daya manusia
demi suatu profitabilitas yang tinggi. Tak ada salahnya konsep ini dipakai di
sekolah. Secara sederhana dapat diterjemahkan bahwa keberhasilan sekolah
tergantung pada teknik mengelola manusia-manusia yang ada di sekolah untuk
suatu keberhasilan yang tak terukur nilainya yaitu pemanusiaan manusia dalam diri
peserta didik dan penghargaan bagi rekan-rekan pendidik sebagai insan yang kreatif
dan peduli akan nasib generasi penerus bangsa.

Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah yakni merencanakan,
mengorganisasi, mengadakan staf, mengarahkan/orientasi sasaran,
mengkoordinasi, memantau serta menilai/evaluasi. Melalui kegiatan perencanaan
terjawablah beberapa pertanyaan: Apa yang akan, apa yang seharusnya dan apa
yang sebaiknya? Hal ini tentu berkaitan dengan perencanaan reguler, teknis-
opersional dan perencanaan strategis (jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang). Kepala sekolah mulai menggarap bidang sasaran yang mungkin
sebelumnya sudah dikaji secara bersama-sama.

Dalam kegiatan perencanaan, garapan bidang sasaran itu dibagi, dipilah,


dikelompokkan serta diprioritaskan. Pusat perhatian dan pemikiran tertuju kepada
pertanyaan: Bagaimana membagi, memilah dan mengelompokkan sasaran itu
sehingga dapat diselesaikan? Tentu saja atas hasil pertimbangan partisipatif yang
menghengkangkan persepsi keliru mengenai "meeting sama dengan
pemberitahuan".

Pada kegiatan selanjutnya yaitu pengadaan staf, yang dilakukan adalah berpikir
tentang siapa yang diperlukan dan dipercayakan dalam bidang garapan itu masing-
masingnya setelah dipilah-pilah dan diprioritaskan. Adakah dan siapakah orangnya
dan bagaimana mengikutsertakannya?

Pertanyaan mengenai kejelasan siapa yang harus mengarahkan dan dari siapa
pengarahan/petunjuk itu didapatkan dilakukan pada tahap pengarahan/orientasi

MANAJEMEN SEKOLAH 606


LAMPIRAN 2

sasaran. Apa yang harus diberitahukan? Bagaimana mengerjakannya? Kapan mulai


dan kapan selesai?

Kemudian dalam tahap pengkoordinasian yang harus dilakukan adalah


menjadwalkan waktu pengerjaannya agar masing-masing bagian dapat mulai dan
selesai pada waktunya. Di sini ada keharusan bagi yang diserahi tugas menggarap
bagian-bagian tertentu kembali mempertanyakan kapan harus mulai dan kapan
harus mempertanggungjawabkannya. Mereka harus memperhi-tungkan secara
matang dan tepat mengenai waktu yang harus digunakan selama proses garapan
berlangsung. Hal ini bukan berarti kalau terkejar deadline maka pekerjaan harus
urak-urakan.

Kepala sekolah dapat mengetahui bagaimana proses pengerjaan itu terlaksana


sesuai rencana, cara, hasil dan waktu penyelesaian. Kegiatan ini dapat dipantau agar
memperoleh informasi perkembangan yang aktual. Antisipasi pun bisa dilakukan
terhadap hal-hal yang tak sesuai dengan rencana.

Untuk penilaian atau evaluasi, kepala sekolah dapat memperoleh kesesuaian


rencana dengan realitas melalui eksplorasi pertanyaan-pertanyaan. Apakah hasil
yang diperoleh sesuai dengan yang direncanakan? Adakah perbaikan yang dapat
dilakukan? Pada tahap ini kepala sekolah dapat memberikan penghargaan kepada
mereka yang berprestasi dan pembinaan bagi mereka yang gagal atau kurang
berprestasi. Sangat lucu kalau supervisi kepala sekolah hanyalah kewajiban dari
Diknas dan hasilnya digunakan sebagai alasan pemecatan bagi rekan-rekannya.
Seorang manajer sekolah bertanggung jawab dan yakin bahwa kegiatan-kegiatan
yang terjadi di sekolah adalah menggarap rencana dengan benar lalu
mengerjakannya dengan benar pula. Oleh karena itu visi dan misi sekolah harus
dipahami terlebih dahulu sebelum menjadi titik tolak prediksi dan sebelum
disosialisasikan. Hanya dengan itu kepala sekolah dapat membuat prediksi dan
merancang langkah antisipasi yang tepat sasaran. Selain itu diperlukan suatu unjuk
profesional yang kelihatan sepele tetapi begitu urgen seperti kemahiran
menggunakan filsafat pendidikan, psikologi, ilmu kepemimpinan serta antroplogi
dan sosiologi.
Guru dan Siwa adalah Mitra Kepala Sekolah

Penggunaan manajemen berbasis sekolah oleh Pemerintah Indonesia dalam


kerangka meminimalisasi sentralisme pendidikan mempunyai implikasi yang
signifikan bagi otonomi sekolah. Hal itu berarti sekolah diberikan keleluasaan
untuk mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif. Oleh karena implikasi
itu maka sekali lagi peran kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk mengelola
manusia-manusia yang ada dalam organisasi sekolah, termasuk memiliki strategi
yang tepat untuk mengelola konflik. Kepala sekolah akan berhadapan dengan
pribadi-pribadi yang berbeda karakter.

MANAJEMEN SEKOLAH 607


LAMPIRAN 2

Yang penting baginya adalah mempunyai pemahaman yang tangguh akan hakikat
manusia. McGregor (1960) berasumsi bahwa manusia tidak memiliki sifat bawaan
yang tidak menyukai pekerjaan. Di bawah kondisi tertentu manusia bersedia
mencapai tujuan tanpa harus dipaksa dan ia mampu diserahi tanggung jawab.
Urgensitasnya bagi kepala sekolah adalah menerapkan gaya kepemimpinan yang
partisipatif demokratik dan memperhatikan perkembangan profesional sebagai
salah satu cara untuk memotivasi guru-guru dan para siswa.

Selain itu berlandaskan teori Maslow (1943), kepala sekolah juga disentil dengan
persepsi bahwa guru dan siswa berkemungkinan memiliki tingkat kebutuhan yang
berbeda-beda. Yang pasti mereka akan mengejar kebutuhan yang lebih tinggi yakni
interaksi, afiliasi sosial, aktualisasi diri dan kesempatan berkembang. Oleh karena
itu, mereka bersedia menerima tantangan dan bekerja lebih keras. Kiat kepala
sekolah adalah memikirkan fleksibilitas peran dan kesempatan, bukannya otoriter
dan "semau gue". Demi kelancaran semua kegiatan itu kepala sekolah harus
mengubah gaya pertemuan yang sifatnya pemberitahuan kepada pertemuan yang
sesungguhnya yakni mendengarkan apa kata mereka dan bagaimana seharusnya
mereka menindaklanjutinya.

Sekolah dan Wajah Kepala Sekolah

Dalam hal kekurangberhasilan wajah sekolah mungkin tepat dilekatkan pada kepala
sekolah. Bahkan bukan sekedar melekatkan melainkan suatu konsekuensi kiprah
regulasi kepala sekolah. Ibarat nahkoda yang menjalankan sebuah kapal
mengarungi samudera, kepala sekolah mengatur dan memanajemeni segala sesuatu
yang ada di sekolah. Dengan demikian, yang harus bertanggung jawab atas
kandasnya sebuah sekolah dan gagalnya peserta didik adalah kepala sekolah.

Apabila sekolah menuai keberhasilan maka kinerja kepala sekolah telah terukur.
Semakin banyak orang yang menikmati kepuasan batin, yakni dihargai,
diberdayakan dan prestatif adalah tanda-tanda kemajuan bagi kepala sekolah.
Nahkoda sekolah telah mendekatkan keberhasilan para penumpang pada wilayah
tujuan yang ingin diraihnya. Peserta didik merasa enjoy dan betah bila berada di
sekolah. Proses pembelajarannya telah menjadikan peserta didik lebih manusiawi
dan semakin menemukan diri mereka sendiri. Para guru mempunyai sense of
belonging yang tinggi akan sekolah. Kualitas sekolah dirajut dan dipertahankan.
Bukan tidak mungkin hal-hal itu secara tidak langsung memikat para pengembara
idealis untuk memasukkan anak-anaknya pada sekolah yang bermutu itu.

Namun, keberhasilan itu bukan semata keberhasilan kepala sekolah melainkan


keberhasilan semua orang yang terlibat dalam kegiatan manajemen sekolah.
Sebagai satu kesatuan, para penggarap manajemen telah mampu menunjukkan
kerja yang kualitatif dan kooperatif. Keberhasilan masing-masingnya adalah juga
keberhasilan kepala sekolah. Wajah sekolah ada pada kepala sekolah.

MANAJEMEN SEKOLAH 608


LAMPIRAN 2

MANAJEMEN SEKOLAH 609

Anda mungkin juga menyukai