Anak yang ingin mencapai prestasinya di sekolah akan lebih baik jika orang
tua dapat menyikapi kondisi ekonominya yang kurang baik secara bijak. Peran orang
tua sama pentingnya dengan anak yang melaksanakan pendidikan hingga prestasinya
tercapai. Dengan menyikapi kondisi ekonomi yang lemah otomatis akan membuat
setidaknya sedikit anak menjadi sejahtera juga orang tua sekaligus. Menyikapi
kondisi ekonomi yang lemah demi prestasi sekolah anak memerlukan pendekatan
yang bijaksana, empati, dan berfokus pada dukungan serta kesejahteraan anak.
Pendekatan yang bijaksana berarti orang tua diharuskan memilih serta memikirkan
suatu keputusan yang terbaik bagi prestasi sekolah anak maupun perekonomian
dalam keluarga yang dalam kondisi kurang baik dalam segi ekonomi. Dengan
memiliki serta memikirkan keputusan yang terbaik demi prestasi sekolah anak maka
orang tua tidak salah dalam memilih keputusan jika berada di situasi genting yang
berhubungan dengan prestasi sekolah anak. Empati yang diberikan orang tua kepada
anak yang Tengah mengejar prestasinya di sekolah dalam kondisi ekonomi lemah
juga cukup penting. Empati dari orang tua kepada anak dapat berupa kepedulian
terhadap mental anak itu sendiri. Seperti halnya mengutamakan kesejahteraan emosional
dengan memastikan anak merasa aman dan didukung secara emosional. Kesejahteraan
mental dan emosional pada seorang anak penting dalam mencapai prestasi di sekolah.
Juga antara anak dan orang tua bisa berbicara secara terbuka tentang perasaan dan
emosi mereka terkait situasi ini. Upaya orang tua untuk menyikapi kondisi ekonomi
juga merupakan investasi dalam masa depan anak, yang pada akhirnya akan
memberikan manfaat jangka panjang bagi anak tersebut. Berikut hal-hal yang dapat
dilakukan oleh orang tua dalam menyikapi kondisi ekonomi yang lemah terhadap
fokus pada pendidikan anak. Orang tua dapat menghindari pengeluaran yang
tidak penting atau mewah guna menghemat keuangan dalam suatu keluarga.
penulis bahas berarti orang tua diharuskan untuk berpikir secara kritis mana
pengeluaran yang penting atau tidak, bagi keluarga maupun anak yang sedang
mencapai prestasinya di sekolah. Jika orang tua tidak dapat mengatur atau
menentukan finansial keluarga, maka akan menjadi suatu hambatan bagi anak
prestasi di sekolah tentu saja memerlukan biaya, entah itu biaya sekolah, biaya
dengan mencapai prestasi di sekolah. Sehingga dengan orang tua yang dapat
lemah dengan baik, maka bukanlah hambatan lagi bagi anak melainkan
menjadi suatu dorongan bagi anak untuk mencapai prestasi di sekolah.. Orang
ialah dengan memilih sekolah lebih terjangkau dalam segi biaya tetapi tetap
dapat dilakukan orang tua untuk menyikapi dalam kondisi ekonomi yang
lemah terhadap prestasi sekolah anak. Dengan biaya yang terjangkau, maka
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti salah contoh anak berhenti
sekolah yang lebih terjangkau dalam segi biaya bukan berarti memilih sekolah
atau unggul, memiliki KBM yang efektif dan efisien bagi murid, serta
akademik. Jadi orang tua tidak diharapkan untuk memilih sekolah dengan
kualitas dibawah rata-rata. Jika orang tua menyekolahkan anak di sekolah
dengan kualitas kurang bagus, maka anak akan kesusahan dalam mencapai
tua menyekolahkan anak di sekolah dengan kualitas kurang bagus, anak akan
tersebut.
Mencari penghasilan tambahan dikala kondisi ekonomi orang tua yang lemah
menyikapi atau langkah yang cukup bagus bagi orang tua. Mencari
darurat jika ada hal atau suatu kondisi genting yang memerlukan biaya demi
prestasi sekolah anak. Dengan orang tua yang mencari penghasilan tambahan
lemah. Sehingga orang tua diharapkan dapat siaga tentang kebutuhan anak di
tambahan juga secara tidak langsung membuat anak menjadi lebih sejahtera
lebih baik dari sebelumnya dari mencari pekerjaan tambahan itu dan anak
menjadi lebih fokus akan prestasinya di sekolah. Proses anak dalam mencapai
biasanya tidak dapat orang tua cukupi sehingga menjadi dapat mencukupi
kebutuhan anak entah itu dalam segi kebutuhan dalam bersekolah maupun
dapat diikuti oleh orang tua diatas, dapat dipastikan bahwa pendapatan orang
tua akan meningkat setidaknya sedikit yang berguna untuk membiayai anak
Internal
Fokus untuk memotivasi anak secara internal merupakan hal yang penting
dilakukan oleh orang tua kepada anak yang sedang mencapai prestasi di
sekolah. Fokus untuk memotivasi anak secara internal berarti orang tua
kuat dalam belajar dan meraih prestasi di sekolah. Memotivasi anak bukan
anak itu sendiri. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh
orang tua untuk memotivasi anak secara internal demi anak yang sedang
Mengembangkan minat dan bakat anak merupakan kunci untuk anak agar
dapat mencapai prestasinya. Jika anak tidak memiliki suatu minat maupun
Hal ini dikarenakan dalam mencapai masa depan yang baik maupun cita-
cita agar dapat terwujud, jika tidak ada dasar berupa minat dan bakat anak
menjadi tidak ada tujuan atau tidak tahu apa yang ingin seorang anak
lakukan karena tidak adanya suatu minat dan bakat. Oleh karena itu peran
tentang hobi, pelajaran yang ia sukai di sekolah, ingin menjadi apa ketika
besar, dan tujuan hidup seorang anak. Dengan begitu anak menjadi tahu
Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan orang tua menilai anak yang
pintar berdasarkan hasil yang anak itu dapatkan. Jika hasil tidak membuat
orang tua dari anak tidak memuaskan, orang tua akan kecewa bahkan
usahanya yang tidak dihargai oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang
tua diharapkan untuk tidak hanya melihat hasil dari anak, melainkan orang
tua dapat melihat dari usaha anak. Usaha anak yang besar juga merupakan
suatu hal yang baik. Usaha anak menandakan anak tidak mudah menyerah
dalam segala hal. Jika orang tua memuji usaha anak bukan dari hasil, anak
sekolah.
maupun kualitas seorang anak untuk bisa dalam bidang yang dimiliki oleh
anak lain. Setiap anak memiliki kemampuan dan kualitas yang unik.
untuk melakukan apa yang mereka suka, selama itu baik untuk mencapai
5. Mengutamakan Keseimbangan
keseimbangan antara kerja keras dan waktu berkualitas dengan anak. Jika
orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya maka anak akan kesepian karena
Sehingga orang tua tidak tau apa masalah yang dialami seorang anak selama
bersekolah. Dengan begitu, anak bisa saja menjadi lebih menutup diri kepada
orang tua karena kurangnya waktu yang berkualitas antara orang tua dan anak.
bersama, dan membantu anak tumbuh dengan percaya diri. Jadi, anak tidak
menjadi tertekan yang dapat menjadikan hambatan bagi anak untuk mencapai
prestasinya di sekolah.