Anda di halaman 1dari 8

3.

2 Bagaimana Cara Orang Tua Dapat Menyikapi Kondisi Ekonomi yang


Lemah Demi Prestasi Sekolah Anaknya

Anak yang ingin mencapai prestasinya di sekolah akan lebih baik jika orang

tua dapat menyikapi kondisi ekonominya yang kurang baik secara bijak. Peran orang

tua sama pentingnya dengan anak yang melaksanakan pendidikan hingga prestasinya

tercapai. Dengan menyikapi kondisi ekonomi yang lemah otomatis akan membuat

setidaknya sedikit anak menjadi sejahtera juga orang tua sekaligus. Menyikapi

kondisi ekonomi yang lemah demi prestasi sekolah anak memerlukan pendekatan

yang bijaksana, empati, dan berfokus pada dukungan serta kesejahteraan anak.

Pendekatan yang bijaksana berarti orang tua diharuskan memilih serta memikirkan

suatu keputusan yang terbaik bagi prestasi sekolah anak maupun perekonomian

dalam keluarga yang dalam kondisi kurang baik dalam segi ekonomi. Dengan

memiliki serta memikirkan keputusan yang terbaik demi prestasi sekolah anak maka

akan meminimalisirkan keadaan-keadaan yang tidak diinginkan kedepannya dan

orang tua tidak salah dalam memilih keputusan jika berada di situasi genting yang

berhubungan dengan prestasi sekolah anak. Empati yang diberikan orang tua kepada

anak yang Tengah mengejar prestasinya di sekolah dalam kondisi ekonomi lemah

juga cukup penting. Empati dari orang tua kepada anak dapat berupa kepedulian

terhadap mental anak itu sendiri. Seperti halnya mengutamakan kesejahteraan emosional

dengan memastikan anak merasa aman dan didukung secara emosional. Kesejahteraan

mental dan emosional pada seorang anak penting dalam mencapai prestasi di sekolah.

Juga antara anak dan orang tua bisa berbicara secara terbuka tentang perasaan dan
emosi mereka terkait situasi ini. Upaya orang tua untuk menyikapi kondisi ekonomi

juga merupakan investasi dalam masa depan anak, yang pada akhirnya akan

memberikan manfaat jangka panjang bagi anak tersebut. Berikut hal-hal yang dapat

dilakukan oleh orang tua dalam menyikapi kondisi ekonomi yang lemah terhadap

prestasi sekolah anaknya.

1. Menentukan Prioritas Finansial

Menentukan prioritas finansial berarti mengatur keuangan keluarga dengan

fokus pada pendidikan anak. Orang tua dapat menghindari pengeluaran yang

tidak penting atau mewah guna menghemat keuangan dalam suatu keluarga.

Seperti halnya mengutamakan kebutuhan primer terlebih dahulu daripada

kebutuhan sekunder dan tersier. Menentukan prioritas finansial yang akan

penulis bahas berarti orang tua diharuskan untuk berpikir secara kritis mana

pengeluaran yang penting atau tidak, bagi keluarga maupun anak yang sedang

mencapai prestasinya di sekolah. Jika orang tua tidak dapat mengatur atau

menentukan finansial keluarga, maka akan menjadi suatu hambatan bagi anak

dalam mencapai prestasi di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam mencapai

prestasi di sekolah tentu saja memerlukan biaya, entah itu biaya sekolah, biaya

kebutuhan anak selama bersekolah, dan sebagiannya yang berhubungan

dengan mencapai prestasi di sekolah. Sehingga dengan orang tua yang dapat

mengatur keterbatasan finansialnya atau menyikapi kondisi ekonomi yang

lemah dengan baik, maka bukanlah hambatan lagi bagi anak melainkan
menjadi suatu dorongan bagi anak untuk mencapai prestasi di sekolah.. Orang

tua juga diharapkan dapat menegaskan pentingnya pendidikan dan nilai-nilai

belajar walaupun memiliki keterbatasan dalam finansial. Juga mendorong

anak untuk tetap bersemangat dalam belajar dan menjelaskan bahwa

pendidikan adalah investasi jangka panjang.

2. Mempertimbangkan Pilihan Pendidikan

Mempertimbangkan pilihan sekolah atau program pendidikan yang dimaksud

ialah dengan memilih sekolah lebih terjangkau dalam segi biaya tetapi tetap

berkualitas. Mencari sekolah yang terjangkau biayanya merupakan salah yang

dapat dilakukan orang tua untuk menyikapi dalam kondisi ekonomi yang

lemah terhadap prestasi sekolah anak. Dengan biaya yang terjangkau, maka

orang tua tidak kewalahan dalam membiayai anak. Sehingga dapat

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti salah contoh anak berhenti

sekolah karena orang tua tidak mampu membiayai sekolahnya. Memilih

sekolah yang lebih terjangkau dalam segi biaya bukan berarti memilih sekolah

yang tidak berkualitas. Orang tua juga diharapkan dapat mengobservasi

sekolah mana yang terjangkau tetapi memiliki kualitas di atas rata-rata.

Sekolah yang memiliki kualitas di atas rata-rata seperti memiliki akreditas A

atau unggul, memiliki KBM yang efektif dan efisien bagi murid, serta

mendukung anak atas prestasinya dalam segi akademik maupun non

akademik. Jadi orang tua tidak diharapkan untuk memilih sekolah dengan
kualitas dibawah rata-rata. Jika orang tua menyekolahkan anak di sekolah

dengan kualitas kurang bagus, maka anak akan kesusahan dalam mencapai

prestasinya di sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut akan kurang

dapat mendukung murid dalam mencapai prestasinya sehingga dapat

menghambat anak. Sekolah yang memiliki kualitas kurang bagus juga

biasanya memiliki murid-murid dengan pergaulan bebas. Sehingga jika orang

tua menyekolahkan anak di sekolah dengan kualitas kurang bagus, anak akan

terpengaruh dengan pergaulan bebas seperti teman-teman yang ada di skeolah

tersebut.

3. Mencari Penghasilan Tambahan

Mencari penghasilan tambahan dikala kondisi ekonomi orang tua yang lemah

demi memperjuangkan prestasi sekolah anaknya merupakan salah satu cara

menyikapi atau langkah yang cukup bagus bagi orang tua. Mencari

penghasilan tambahan atau  passive income dapat berguna sebagai dana

darurat jika ada hal atau suatu kondisi genting yang memerlukan biaya demi

prestasi sekolah anak. Dengan orang tua yang mencari penghasilan tambahan

tentunya akan meningkatkan setidaknya sedikit dari kondisi ekonominya yang

lemah. Sehingga orang tua diharapkan dapat siaga tentang kebutuhan anak di

sekolahnya guna mencapai prestasi anak di sekolah. Mencari penghasilan

tambahan juga secara tidak langsung membuat anak menjadi lebih sejahtera

karena tentunya orang tua memiliki pendapatan lebih baik sehingga

setidaknya menjadi tidak terlalu kewalahan dalam membiaya anaknya dalam


bersekolah. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi orang tua mungkin akan

lebih baik dari sebelumnya dari mencari pekerjaan tambahan itu dan anak

menjadi lebih fokus akan prestasinya di sekolah. Proses anak dalam mencapai

prestasinya di sekolah pun tidak terhambat termasuk perihal biaya yang

biasanya tidak dapat orang tua cukupi sehingga menjadi dapat mencukupi

kebutuhan anak entah itu dalam segi kebutuhan dalam bersekolah maupun

kebutuhan kehidupan sehari-hari anak tersebut. Mencari penghasilan

tambahan dapat melalui pekerjaan sambilan, freelance, atau usaha kecil-

kecilan. Jika orang tua memiliki keterampilan tangan, mereka bisa membuka

usaha kerajinan homemade, menjadi penjahit, membuka kursus privat, hingga

menjual  frozen food dari rumah. Dari berbagai pekerjaan tambahan yang

dapat diikuti oleh orang tua diatas, dapat dipastikan bahwa pendapatan orang

tua akan meningkat setidaknya sedikit yang berguna untuk membiayai anak

maupun kebutuhan hidup di masa kedepannya nanti.

4. Fokus Untuk Memotivasi Anak Dalam Mencapai Prestasi di Sekolah Secara

Internal

Fokus untuk memotivasi anak secara internal merupakan hal yang penting

dilakukan oleh orang tua kepada anak yang sedang mencapai prestasi di

sekolah. Fokus untuk memotivasi anak secara internal berarti orang tua

mampu dapat membantu anak untuk mengembangkan dorongan batin yang

kuat dalam belajar dan meraih prestasi di sekolah. Memotivasi anak bukan

hanya membantu mereka berhasil di sekolah, tetapi juga membentuk pola


pikir positif dan proaktif dalam menghadapi tantangan masa depan.

Memotivasi anak secara internal adalah pendekatan yang kuat untuk

mengembangkan semangat belajar yang tahan lama dan berkelanjutan bagi

anak itu sendiri. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh

orang tua untuk memotivasi anak secara internal demi anak yang sedang

mencapai prestasi di sekolah.

 Kembangkan Minat dan Bakat Anak

Mengembangkan minat dan bakat anak merupakan kunci untuk anak agar

dapat mencapai prestasinya. Jika anak tidak memiliki suatu minat maupun

bakat, maka dapat diyakinkan anak akan kesulitan mencapai prestasinya.

Hal ini dikarenakan dalam mencapai masa depan yang baik maupun cita-

cita agar dapat terwujud, jika tidak ada dasar berupa minat dan bakat anak

menjadi tidak ada tujuan atau tidak tahu apa yang ingin seorang anak

lakukan karena tidak adanya suatu minat dan bakat. Oleh karena itu peran

orang tua untuk memotivasi anak agar dapat mengembangkan motivasi

dan bakat anak cukup penting. Dimulai dari mempertanyakan anak

tentang hobi, pelajaran yang ia sukai di sekolah, ingin menjadi apa ketika

besar, dan tujuan hidup seorang anak. Dengan begitu anak menjadi tahu

apa minat dan bakatnya.


 Puji Usaha, Bukan Hasil

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan orang tua menilai anak yang

pintar berdasarkan hasil yang anak itu dapatkan. Jika hasil tidak membuat

orang tua dari anak tidak memuaskan, orang tua akan kecewa bahkan

memarahi anak tersebut karena mengganggap bahwa anak tersebut bodoh.

Dengan begitu besar kemungkinan anak akan menjadi stress karena

usahanya yang tidak dihargai oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang

tua diharapkan untuk tidak hanya melihat hasil dari anak, melainkan orang

tua dapat melihat dari usaha anak. Usaha anak yang besar juga merupakan

suatu hal yang baik. Usaha anak menandakan anak tidak mudah menyerah

dalam segala hal. Jika orang tua memuji usaha anak bukan dari hasil, anak

secara tidak langsung menjadi semangat untuk mencapai prestasinya di

sekolah.

 Hargai Kemampuan dan Kualitas Unik Anak

Anak memiliki potensi yang berbeda-beda dalam bidang akademik

maupun non akademik. Orang tua tidak dapat memaksakan kemampuan

maupun kualitas seorang anak untuk bisa dalam bidang yang dimiliki oleh

anak lain. Setiap anak memiliki kemampuan dan kualitas yang unik.

Bahkan tingkat kepintaran seorang anak pun berbeda-beda namun seorang

anak pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu orang

tua dapat memotivasi anak serta mendorong kemampuan yang dimiliki


pada anak. Jika orang tua tidak suka maupun suka jangan melarang anak

untuk melakukan apa yang mereka suka, selama itu baik untuk mencapai

prestasi sekaligus mencapai masa depan anak.

5. Mengutamakan Keseimbangan

Meskipun penting bagi orang tua untuk bekerja demi memperjuangkan

kondisi ekonominya yang lemah, tetapi penting juga untuk menjaga

keseimbangan antara kerja keras dan waktu berkualitas dengan anak. Jika

orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya maka anak akan kesepian karena

kurangnya atau bahkan tidak ada perhatian bahkan interasksi di rumah.

Sehingga orang tua tidak tau apa masalah yang dialami seorang anak selama

bersekolah. Dengan begitu, anak bisa saja menjadi lebih menutup diri kepada

orang tua karena kurangnya waktu yang berkualitas antara orang tua dan anak.

Berbeda jika orang tua memiliki waktu setidaknya sebentar untuk

memberikan perhatian dan dukungan untuk perkembangan holistik mereka.

Waktu berkualitas bersama memberikan peluang untuk berinteraksi, belajar

bersama, dan membantu anak tumbuh dengan percaya diri. Jadi, anak tidak

menjadi tertekan yang dapat menjadikan hambatan bagi anak untuk mencapai

prestasinya di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai