Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“CARA MENUMBUHKAN RASA RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK”

DOSEN PENGAMPU : ANDI MUHAMMAD RUM SA’BAN S,Pd., M,Pd

OLEH:

MUHAMMAD FIRMANSAH

(A1M122016)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
Anak yang memiliki rasa percaya diri tinggi cenderung lebih berhasil
dalam melakukan apa yang ia inginkan. Rasa percaya diri anak perlu dibangun
sejak dini, karena membutuhkan proses bertahap. Sebagian besar orangtua
menginginkan anak-anak mereka untuk menjadi bahagia, penuh empati, percaya
diri, memiliki harga diri yang tinggi dan unggul dalam bidang yang mereka geluti.
Di antara sifat-sifat yang diinginkan ini, rasa percaya diri anak menjadi salah satu
fondasi yang paling penting untuk mewujudkannya.

Meningkatkan rasa percaya diri pada anak tidaklah semudah membalik


telapak tangan. Bisa jadi karena metode yang digunakan oleh orangtua kurang
sesuai, maka rasa percaya diri anak justru semakin lama semakin pudar. Peran
orangtua dalam usaha meningkatkan rasa percaya diri pada anak sangat
diharapkan. Rasa percaya diri pada anak akan berguna sepanjang hidupnya. Itulah
hal yang dapat menguatkan motivasi seorang anak untuk tetap survive dalam
kondisi yang berat. Ketika problematika sosial semakin kompleks maka rasa
percaya diri juga akan semakin memegang perannya yang penting.

Berikut ini adalah cara-cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak :

1. Memberi motivasi kepada anak

Cara jitu dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak adalah dengan


memberi motivasi baik itu dalam bentuk ucapan (perkataan yang dapat
menguatkan seperti kamu bisa, jangan menyerah dan terus berusaha), dalam
bentuk tindakan (menemani anak dalam melakukan hal yang bisa menumbuhkan
kepercayaan dirinya seperti ketika sedang mengerjakan tugas atau PR, menemani
ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan memotivasi anak dalam betuk
afeksi (kasih sayang).

2. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan

Biasanya perasaan tidak percaya diri atau tidak percaya pada kemampuan
diri muncul akibat seorang anak jarang diberi kesempatan dalam menyampaikan
argumentasinya atau dalam memutuskan suatu masalah/ tugas sehingga anak
merasa kemampuannya kurang sehingga jarang dilibatkan dalam menentukan
keputusan hal tersebut akan memicu pandangan negatif terhadap diri anak tersebut
sehingga lama kelamaan anak tersebut malu untuk mengeluarkan pendapat atau
ikut terlibat untuk mengambil keputusan.

3. Memberi tantangan kepada anak

Orang tua atau guru haruslah pandai dalam merancang suatu planing
dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri anak, misalkan guru atau orang tua
memberi suatu tugas atau pekerjaan yang memberi tantangan kepada anak agar
bisa menyelesaikan tugas tersebut namun tantangan yang diberikan kepada anak
sebaiknya sesuai kemampuan anak atau proporsional namun orang tua atau guru
menskenariokan seolah tugas tersebut sulit dan butuh kerja keras dan keseriusan
anak agar tugas tersebut bisa terselesaikan.

4. Mengapresiasi setiap pencapaian anak

Sebagian guru dan orang tua malah justru lebih banyak melihat
kekurangan dan kelemahan seorang anak misalkan sering mendapat nilai rendah,
kurang disiplin, dan lain-lain. Namun jarang memberi apresiasi pencapaian anak.
Alangkah baiknya dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri anak, orang tua
atau guru semestinya senantiasi memberi apresiasi bagi hal-hal yang berhasil
dicapai anak baik pencapaian yang luar biasa ataupun pencapaian yang tidak
terlalu besar, tujuannya adalah agar keyakinan anak terhadap dirinya semakin
meningkat dan akhirnya menjadi pribadi yang bermental kuat.

5. Membiarkan anak bereksplorasi

Kadang rasa percaya diri anak muncul karena apa yang berusaha ia raih
atau tunjukan tidak sesuai dengan kemammpuannya, hal ini menimpa anak yang
diatur oleh guru atau orang tua untuk menjadi hebat pada suatu bidang tertentu
namun tidak sesuai dengan keahlian dan minat anak, hasilnya kemampuan anak
tidak bisa maksimal tereksplorasi, malah bisa jadi anak akan mengalami
kegagalan yang berulang-ulang sehingga anak menjadi tidak percaya diri dan
merasa tak mampu dalam segala hal. Oleh karena itu alangkah baiknya jika anak
dididik dan diajari sesuai dengan kemampuan dan minat anak agar anak mampu
maksimal mengeksplorasi kemampuannya.

6. Meminimalisir larangan

Tidak sedikit orang atau guru justru banyak membatasi anak untuk
melakukan suatu aktivitas, jika terlalu banyak memberi batasan dan larangan
kepada anak justru bisa jadi anak sulit menemukan kemampuan yang unik pada
dirinya. Kondisi psikologis anak yang banyak mendengar kalimat larangan lama
kelamaan akan ragu untuk melakukan sesuatu karena takut mendapat teguran dan
larangan alhasil rasa percaya diri dalam diri anak sedikit akan

7. Jangan membandingkan kemampuan anak dengan kemampuan temannya

Kesalahan yang biasa dilakukan guru atau orang tua adalah banyak
membandingkan kemampuan anak dengan kemampuan anak lain dengan
pendekatan yang negatif sehingga anak yang merasa kemampuannya lebih rendah
dari anak yang dibandingkan dengan dirinya merasa rendah diri dan menjadi
kurang percaya diri. Alangkah baiknya minimilasir membandingkan kemampuan
anak, kalaupun membandingkan anak sebaiknya membadingkan anak dalam
perndekatan positif sehingga perbadingan itu justru menjadi motivasi bagi anak
unutk lebih maksimal lagi dalam berupaya.

8. Biarkan anak melakukan kesalahan

Sebagai orang tua atau guru akan lebih bijak jika tidak terus menuntut
anak agar selalu benar dan behasil dalam brbagai hal yang dilakukannya karena
hal ini akan menjadi beban psikologis bagi anak, sehingga jika suatu saat anak
mengalami kegagalan atau kesalahan justru membuatnya down dan sulit untuk
move on.Anak yang dalam kondisi mengalami kegagalan atau kesalahan yang
selama ini jarang dilakukan membuat kepercayaan pada dirinya menurun dan
cukup sulit untuk kembali menumbuhkan perasaan percaya diri pada anak. Maka
langkah baiknya jika anak melakukan kesalahan, orang tua memberi nasihat kalau
kegagalan adalah hal biasa dan sering dialami oleh setiap orang dan menjadikan
kegagalan sebagai pelajaran agar pada akhirnya bisa mewujudkan apa yang
hendak ingin diraih.

9. Menjadi pendengar yang baik

Kadangkala guru dan orang tua harus meluangkan waktu untuk mendengar
curahan hati anak, karena dengan menjadi pendengar yang baik sejatinya anak
merasa punya tempat untuk berbagi masalah sehingga seolah anak tidak sendiri
dalam menanggung beban dari masalah yang dihadapinya. Mendengar berbagai
curahan hati anak juga bisa menjadi cara mendeteksi penyebab rendahnya rasa
percaya diri anak.

10. Mengajari anak tanggung jawab

Cara terakhir dalam upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak adalah
dengan mengajari anak tentang tanggung jawab kemudia memberi tugas kepada
anak yang proporsional untuk menguji komitmen terhadap tanggung jawab dalam
menjalankan tugasnya dengan demikian jika guru atau orang tua memberi tugas
pada anak secara konsisten maka anak akan memiliki tanggung jawab dalam
dirinya sekaligus memunculkan rasa percaya diri pada anak.

Anda mungkin juga menyukai