Anda di halaman 1dari 5

Mengapa Membuat Target Belajar di Awal

Sekolah itu Penting?


Diposting oleh: Dwi Krisdianto

Bakat Anak – Apakah anak memiliki target belajarnya sendiri saat kembali ke sekolah?

Bagaimana minggu pertama sekolah anak? Setelah liburan berlalu dan anak kembali
bersekolah, tentu ada kebiasaan-kebiasaan yang berubah, baik yang dilakukan anak maupun
Ayah Ibu. Kembali ke sekolah berarti awal yang baru baik bagi anak maupun orangtua. Nah,
saat Ayah Ibu memiliki harapan agar anak semakin berkembang menjadi individu yang lebih
baik, sudahkah anak memiliki harapannya sendiri?

Tentu, meskipun anak berumur 4 tahun sudah mengenal apa itu cita-cita, seringkali pertanyaan
tentang cita-cita mereka berujung pada pertanyaan basa-basi belaka. Mengapa? Karena selama
beranjak dewasa, anak tidak pernah diajak untuk mewujudkan keinginan dan harapannya.
Kalaupun keinginan anak kemudian berubah – biasanya karena anak kemudian mengenal lebih
banyak hal maupun bidang bakat – keinginan tersebut berhenti di tahap bermimpi. Ini semacam
resolusi awal tahun yang tidak pernah tercapai, hehehe.

Atau sebaliknya, di tahun ajaran baru, biasanya banyak orangtua yang kemudian menitipkan
pesan ke anak. “Ingat, nilai matematikamu tahun lalu turun. Jangan sampai turun lagi.” Ada
wanti-wanti, yang biasanya diikuti dengan iming-iming hadiah atau ancaman hukuman. Ini
biasanya yang sering menjadi masalah: dalam contoh yang baru saya berikan, alih-alih anak
fokus untuk meningkatkan kecakapannya di bidang matematika, anak akan memikirkan cara
bagaimana ia bisa terhindar dari hukuman atau mendapatkan hadiah.
Nah, bagaimana agar hal di atas bisa kita hindari? Ajak anak menentukan targetnya sendiri.

Jika Ayah Ibu adalah seorang guru, tentu Anda tahu apa yang disebut sebagai desain
pembelajaran. Desain pembelajaran biasanya mengandung 2 aspek utama: objektif atau tujuan
yang akan dicapai, beserta tahap-tahap untuk mencapai tujuan tersebut. Ayah Ibu yang tidak
berkecimpung di dunia pendidikan mungkin bisa melihat contoh desain pembelajaran di buku
pelajaran anak.

Mengajak anak membuat target di awal sekolah adalah sama seperti membuat sebuah desain
pembelajaran. Target atau harapan yang akan dicapai anak nantinya, tentu saja harus berasal
dari keinginan anak. Ayah Ibu tentu dapat mengomunikasikan harapan Anda kepada anak –
tentu saja dengan menyampaikan mengapa anak sebaiknya memiliki target tertentu.

Namun, Dara Feldman, seorang pendidik sekaligus penulis buku The Heart of Education,
mengingatkan kita bahwa target yang paling baik adalah saat tercapainya target tersebut
membuat anak bahagia. Cara termudah untuk memastikannya adalah memberi kesempatan
anak untuk menentukan target, yang bukan merupakan paksaan dari orangtua.
Anak mungkin punya bayangan besar akan dirinya sendiri di masa depan, namun Ayah Ibu bisa
membimbing anak untuk menentukan target yang dapat dicapai anak dalam jangka waktu yang
lebih pendek. Bayangkan sebuah percakapan saat anak mengungkapkan cita-citanya
sebagai guru. Tentu, anak tidak bisa seketika menjadi guru saat masih sekolah, namun Ayah
Ibu bisa mengarahkan anak untuk belajar hal-hal baik dari seorang guru.

Ayah Ibu misalnya, dapat menanyakan kepada anak: Siapa sosok guru yang membuat anak
kagum? Pertanyaan ini akan membuat anak membayangkan kualitas seorang guru yang ingin
dicapainya di masa depan, dengan mengasosiasikannya dengan sosok guru di sekolah, maupun
tokoh fiksi yang berperan sebagai seorang guru.

Ayah Ibu kemudian bisa menanyakakan kepada anak: Apa hal yang ingin anak tiru dari sosok
guru yang anak kagumi? Saat anak misalnya bercerita bahwa guru yang dikaguminya murah
senyum, hal tersebut bisa menjadi target yang akan anak pelajari. Diskusikan dengan
anak mengapa seseorang bisa menjadi murah senyum: banyak bersyukur, berpikir positif,
dan masih banyak lagi.

Baca juga:
Sudah Siap Lakukan 5 Hal ini di Hari Pertama Sekolah Anak?
Inilah 3 Alasan Mengapa Hari Pertama Sekolah tak Boleh Dilewatkan
Hari Pertama Masuk Sekolah, Siapa Takut? 3 Tips untuk Orangtua
Tentu, target atau harapan yang diinginkan anak bisa berupa apa saja: kemampuan dalam
bidang bakat tertentu, sikap dan perilaku positif, maupun kebiasaan-kebiasaan baik. Anak yang
telah memiliki target di awal sekolah menciptakan tujuan belajar yang lahir dari dirinya sendiri.
Anak tidak hanya diarahkan untuk belajar apa yang sudah disediakan oleh sekolah, namun
belajar menjadi nahkoda atas target-target yang ingin dicapainya. Belajar menjadi orang
bahagia.

Tips Mempersiapkan Kegiatan Belajar Pasca Libur Semester


Tips mempersiapkan kegiatan belajar pasca libur semester – Banyak orang berasumsi bahwa
segala sesuatu yang dipersiapkan dengan baik, akan mengantarkan sesorang untuk mencapai hasil
secara optimal. Tentu saja asumsi ini cukup beralasan. Persiapan yang baik menjadi langkah strategis
dalam mengantisipasi segala kemungkinan gangguan dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Jarang kita dengar seseorang sukses meraih sesuatu prestasi tanpa melalui persiapan yang matang. Ini
dapat dimaknai, persiapan yang baik akan mengantarkan seseorang untuk menuju tangga kesuksesan.
Tentunya tidak terkecuali untuk mencapai kesuksesan dalam meraih prestasi belajar di sekolah.

Berkaitan dengan hal itu, siswa saat ini sedang menjalani masa liburan semester ganjil. Libur
sekolah rata-rata hanya sekitar seminggu. Tidak cukup panjang waktunya bagi siswa untuk
menjalani masa liburan, apalagi untuk pergi liburan ke tempat yang jauh.

Masa liburan pendek mengharuskan pelajar untuk bersiap-siap menghadapi semester genap di awal
tahun baru ini. Bagaimana mempersiapkan kegiatan belajar pasca masa liburan? Coba simak tips simpel
berikut ini.

1.Berniat dan bertekad untuk lebih baik


Hasil belajar semester ganjil sudah diterima oleh siswa. Jika hasil belajar yang diperoleh
belum memuaskan, tentu saja siswa berniat dan bertekad untuk memperoleh hasil yang lebih
baik.

Berniat dan bertekad memulai awal semester dengan baik. Tidak akan menambah atau
memperpanjang sendiri masa libur yang sudah ditetapkan. Di hari pertama sekolah harus datang lebih
awal. Jika selama ini sering lalai belajar atau bolos dan terlambat datang ke sekolah. Berniat dan
bertekadlah untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.

Selain dari itu, siswa juga harus bertekad untuk meningkatkan porsi waktu untuk belajar di rumah.
Memperbanyak alokasi waktu membaca buku atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru.
2.Bangkitkan semangat belajar
Semangat belajar seorang siswa sangat menentukan bagaimana aktivitas proses belajar yang
diikutinya. Jika siswa belajar dengan penuh semangat maka proses belajar berjalan baik.
Ini akan mengantarkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan pada akhir
semester. Oleh sebab itu sangatlah penting agar siswa selalu memperbaharui semangat belajarnya.

Baca: Belajar dengan Semangat Baru

3.Persiapan fisik
Persiapan fisik merupakan persiapan menyangkut peralatan dan perlengkapan sekolah. Peralatan
sekolah antara lain buku catatan untuk pelajaran, alat tulis dan alat lainnya yang diperlukan. Begitu pula
perlengkapan lainnya, seperti; tas sekolah, seragam sekolah, sepatu dan kaos kaki, dan perlengkapan
lainnya.

4.Mohon restu orangtua


Sering terlupakan oleh siswa untuk meminta restu dan doa kedua orangtua sebelum memulai
kegiatan belajar. Aktivitas anak menjalani kehidupan, termasuk belajar, sangat ditentukan
oleh restu dan doa kedua orangtua siswa. Namun setelah memulai belajar di sekolah, siswa
perlu juga meminta restu dan doa para guru di sekolah.

Jadi persiapan psikis dan fisik sangat penting dilakukan oleh siswa untuk memulai kegiatan
belajar di sekoalah. Mudah-mudahan dengan persiapan ini langkah siswa untuk
meningkatkan hasil belajar terwujud.

Anda mungkin juga menyukai