PENDAHULUAN
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak
2. Asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3. Kewenangan desa adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat desa.
4. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan NKRI.
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
6. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
7. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
8. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan,
dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa), swadaya masyarakat desa, dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota .
9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala
Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
10. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
11. Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa dengan melibatkan BPD dan unsur masyarakat secara partisipatif
guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan desa.
11. Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa dan
kawasan perdesaan yang dikoordinasikan oleh Kepala Desa dengan mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
12. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.
13. Pengkajian keadaan desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai
keadaan obyektif masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai informasi terkait yang
menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi serta dinamika masyarakat desa.
14. Data desa adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi yang meliputi sumber daya
alam, sumber daya manusia, sumber dana, kelembagaan, sarana prasarana fisik dan
sosial, kearifan lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta permasalahan yang dihadapi
desa.
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM Desa,
adalah rencana kegiatan pembangunan desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah penjabaran
dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
17. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari RKP
Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui mekanisme perencanaan pembangunan
daerah.
18. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban desa.
19. Aset desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau
diperoleh atas beban APB Desa atau perolehan hak lainnya yang syah.
20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
21. Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan
belanja daerah kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.
22. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima
kabupaten dalam APBD Kabupaten/Kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK).
23. Lembaga kemasyarakatan desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah
desa dalam memberdayakan masyarakat,
24. Lembaga adat desa adalah merupakan lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat
istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli desa yang tumbuh dan berkembang atas
prakarsa masyarakat desa.
1.4 Maksud dan Tujuan
1. Maksud Penyusunan RPJMDes agar lebih terarah, tepat sasaran, tepat waktu serta sinergi
antar sektor wilayah.
2. Tujuan RPJM-Desa.
a. Merumuskan rencana pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan keadaan setempat.
b. Merumuskan arah, tujuan, kebijakan dan starategi pembangunan desa.
c. Menyelaraskan rencana kegiatan dengan anggaran yang ada.
d. Meningkatkan peran serta masyarakat di desa dalam proses pembangunan.
e. Agar Desa memiliki Dokumen perencanaan pembangunan desa dalam lingkup skala
desa yang berkesinambungan dalam waktu 6 tahun dengan menyelaraskan kebijakan
pembangunan Kecamatan maupun Kabupaten.
f.Sebagai dasar/pedoman kegiatan Pembangunan desa Margorejo
g. Sebagai masukan penyusunan RAPB Desa Margorejo
h. Disusun rencana pembangunan jangka 6 tahun yang dijabarkan dalam kegiatan
rencana pembangunan tahunan desa.
i. Mendorong terwujudnya RPJMDes sebagai dokumen perencanaan yang penting dan
berfungsi secara efektif dalam perencanaan pembangunan desa dan visi misi kepala
desa bersinergi dalam tahapan prioritas RPJMDes.
BAB II
PROPIL DESA
2.1 Kondisi Desa
1. Sejarah Desa
Terbentuknya desa Margorejo berawal dari suatu Program Pemerintah yaitu Transmigrasi,
mayoritas penduduknya di datangkan dari Pulau Jawa, utamanya dari Jawa Timur
Tepatnya dari Tulung Agung. Dengan jumlah KK kurang lebih 150 KK, pada tahun 1961.
Desa Margorejo terdiri dari dua Dusun yaitu dusun Margodadi dan Dusun Margorejo,
kemudian pada tahun 2006 Dusun Margodadi mengusulkan untuk berdiri sendiri menjadi
sebuah desa.
Struktur pemimpin selama berdirinya desa ini dapat dilihat pada table berikut
2. Letak Geografis
Secara geokrafis desa Margorejo terletak dibagian dari Timur kota kecamatan yang
berjarak 3 Km dari ibu Kota kecamatan
Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan sekaligus bisa
menjadi beban pembangunan, jumlah penduduk desa Margorejo adalah 3.995 Jiwa
dengan jumlah Kepala Keluarga 1.022 Kepala keluarga. Agar dapat menjadi dasar
pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas SDM yang
tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki mampu
menjadi pendorong dalam pembangunan, khususnya pembanguna Desa Margorejo,
Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain perkembangan jumlah
penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.
Laki-Laki Perempuan Jumlah Total
917 Jiwa 1.393 Jiwa 2.310 Jiwa
b. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
.
Jumlah penduduk Desa Margorejo cenderung meningkat karena tingkat kelahiran lebih
besar dari pada kematian serta penduduk yang masuk lebih besar dari penduduk yang
keluar.
7. Keadaan Sosial
a. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan,
mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak kandungan hingga akhir hayat. Oleh
kerena itu pembangunan kualitas manusia harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini
SDM di Desa Margorejo cukup baik, Pada masa yang akan dating akan lebih baik lagi.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan pada
umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang
tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan
mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan pada gilirannya mendorong
munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program
pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.
Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir individu,
selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju. Dibawah ini tabel yang menunjukan
tingkat rata-rata pendidikan warga desa Margorejo.
c. Kehidupan Beragama
Penduduk Desa Margorejo = 98% memeluk agama islam. Dalam kehidupan beragama
kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama islam sangat
berkembang dengan baik.
b. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat desa Margorejo menjaga dan menjunjung tinggi
budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur, hal ini terbukti masi berlakunya
tatanan budaya serta kearipan lokal pada setaiap prosesi pernikahan, panen raya serta
prosesi cuci kampung jika salah seorang dari warga masyarakat melanggar ketentuan
hukum adat. Lembaga yang paling berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan
adat istiadat dan budaya lokal ini adalah Lembaga Adat desa Trimiharjo, lembaga ini
masih tetap aktif, baik dalam kepengurusan maupun dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.
d. Politik
Proses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan peluang untuk
membangun demokrasi secara lebih nyata menuju arah proses konsolidasi demokrasi.
Lebih lanjut format politik ini terumuskan juga berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2002
tentang Partai Politik. UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 22
Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, serta UU
Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
8. Keadaan Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Trimiharjo secara umum juga mengalami
peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk yang memiliki usaha atau
pekerjaan walaupun jenis pekerjaan tersebut pada umumnya belum dapat dipastikan
bersumber dari hasil usaha yang dilakukan bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha
dari pemerintah.
Yang menarik perhatian penduduk Desa Margorejo masih banyak yang memiliki usaha
atau mata pencaharian tetap dibidang pertanian dan perkebunan, hal ini dapat di
indikasikan bahwa masyarakat Margorejo terbebasnya dalam ilmu pengetahuan dibidang
pertanian dan perkebunan karet, oleh karena tidak adanya tenaga ahli yang mendampingi
mareka dalam hal ini, bagaimana masyarakat berbuat untuk menjadi petani yang baik dan
hasil yang maksimal untuk didapatkan, masyarakat untuk mendapakan ilmu pengetahuan
dibidang pertanian dan perkebunan hanyalah dari mulut petani kemulut petani serta
penyaluran pupuk bersubsidi tidak tepat waktu sehingga berpengaruh pada hasil produksi
pertanian dan perkebunan, meskipun ada tenanga yang dinanamakan PPL didesa kami
tidak berkerja sebagaimana yang diharapkan pemerintah yang menugaskannya. Ini yang
menyebabkan belum terlepas dari kemiskinan, sementara potensi cukup tersedia.
Berikut ini tabel mata pencarian penduduk Desa Margorejo dari Tahun 2015
Desa Margorejo terdiri dari 3 (Tiga) Dusun dengan perincian sebagai berikut :
BPD
KEPALA DESA
LPM HADI PURNAMA
SUYATNO
SEKERTARIS DESA
M. ASRORI
KETUA BPD
HADI PURNAMA
BENDAHARA
MAD KOSIM
ANGGOTA
SUNARTO
ANGGOTA
SUTIKNO
BAB III
Pengkajian potensi dan masalah ini dimulai dari penjaringan masalah dan potensi yang ada di
desa Margorejo dengan menggunakan tiga alat kajian sebagai berikut:
1. Sketsa Desa.
2. Kelender Musim.
3. Diagram Kelembagaan.
Proses penjaringan masalah ini dilaksanakan dalam forum musyawarah ditingkat dusun yang telah
dilakukan oleh masing masing kepala dusun
1. Potensi
Desa Margorejo memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sumber daya manusia maupun
sumber daya alam. Sampai saat ini potensi sumber daya belum benar-benar optimal
diberdayakan. Hal ini terjadi dikarenakan belum teratasinya hambatan-hambatan yang ada.
Berikut beberapa potensi dan hambatan yang ada:
a. Sumber daya Alam:
1. Lahan pertanian terutama lahan persawahan yang masih dapat ditingkatkan
produktifitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara optimal.
2. Lahan pekarangan yang subur, belum dikelola secara maksimal.
3. Banyaknya lahan bila dikelola dengan yang baik dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat dan menyerap tenaga kerja.
4. Luasnya lahan perkabunan karet milik penduduk yang masih produktif dan sangat
memungkinkan lagi untuk dikembangkan.
5. Wilayah desa Margorejo cukup potensial untuk mengembangkan untuk berternak Kerbau,
Sapi atau Kambing sangat bagus karena kemudahan dalam hal makanan pokok ternak
diambil dari lahan kebun warga yang ada.
6. Peternakan masih merupakan usaha sampingan bagi warga masyarakat Desa Margorejo,
hal ini bisa dilihat dari jumlah keluarga yang mempunyai ternak.
7. Desa Margorejo juga berpotensi untuk mengembangkan usaha budidaya perikanan air
tawar seperi ikan Nila, Ikan Emas, Ikan Gurami, lele Jumbo dan Patin Jambal.
2. Masalah
Masalah yang dihadapi sebagai berikut :
1. Sebagian besar masyarakat desa Margorejo masih memiliki tingkat SDM yang masih
rendah, hal ini terbukti besarnya jumlah penduduk yang tidak tamat Sekolah Lanjutan Atas
(SLTA).
2. Kurangnya partisifasi masyarakat dalam berbagai bidang kegiatan didesa, terutama pada
bidang pembangunan. Hal ini terbukti sulitnya untuk mengumpulkan masyarakat pada
saat musyawarah di aula kantor desa atau ditingkat dusun.
3. Lemahnya SDM dan kemampuan aparat desa dalam hal melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai aparat desa serta pelayanan kepada masyarakat.
4. Kurangnya penguasaan teknologi pertanian sehingga menyebabkan kurang maksimalnya
hasil pertanian.
5. Sarana infrastruktur dasar teruntama jalan yang masih berupa jalan tanah dan jembatan
kayu yang rusak baik menyebabkan transportasi tidak lancar ke lahan perkebunan dan
pertanian.
6. Belum adanya fasilitas pertanian dan perkebunan yang ada di wilayah desa Margorejo
7. Mayoritas warga masyarakat masih berpendidikan rendah, sehingga kurang mampu
bersaing dalam mempeloreh pekerjaan maupun membuka / menciptakan lapangan
pekerjaan.
8. Desa Margorejo termasuk daerah Jauh bencana banjir.
9. Desa Margorejo adalah wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari arah jalan manapun
terutama jalan lintas sumatera sehingga memudahkan nilai-nilai budaya negatif masuk
dan mempengaruhi masyarakat.
10. Belum maksimalnya peran dan fungsi kelembagaan yang ada, baik di tingkat Desa
maupun Dusun.
11. Masih terkendalanya peningkatan usaha dikarenakan kurangnya modal yang dimiliki.
BAB IV
`a. Visi
Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensi
untuk terwujud kemana dan apa yang diwujutkan suatu organisasi dimasa depan, Visi
harus bersama yang mampu menarik, dan harus konsisten, tetap eksis, antisifatif secara
insentif dikominikasi kepada segenaaf anggota organisasi sehingga semuanya merasa
memiliki visi, hendaknya :
1. Bukan fakta tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang ingin di capai.
2. Dapat memberikan arahan dan mendorong anggota organisasi mewujutkan kenerja
yang baik.
3. Dapat menimbulkan Infirasi dan siap menghadapi tantangan.
4. Menjembatani masa kini dan masa mendatang.
5. Gambaran yang dealistis dan kridibel dengan masa depan yang menarik.
6. Sipat tidak statis dan tidak selamanya.
Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi Stakholder serta melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya, maka pernyataan Visi Desa Margorejo adalah :
2. Kebijakan Pembangunan
Arah Kebijakan Pembangunan Desa adalah sasaran dan kebijakan Desa yang dijadikan
petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman penyusunan rancangan
APB-Desa. Adapun maksud dari arah dan kebijakan pembangunan Desa Margorejo pada
dasarnya merupakan bagian dari upaya pencapaian Visi, Misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Desa
Margorejo.
Beberapa hal yang menjadi arah kebijakan pembangunan Desa Margorejo antara lain :
Dalam penyusunan RPJM Desa, ada bidang-bidang
A. penyelenggaraan pemerintahan desa yang menjadi prioritas, yaitu:
1. Penyediaan Sarana Informasi Desa (Monografi Desa)
2. Operasional PTPKD
3. Rehab Kantor Desa
4. Rehab Kantor BPD
B. Bidang pelaksanaan pembangunan desa antara lain:
1. Pembangunan, pemanfaatan serta pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan desa
antara lain: jalan pemukiman; jalan desa antar permukiman ke wilayah pertanian;
pembangkit listrik tenaga mikrohidro; lingkungan permukiman masyarakat desa;
dan infrastruktur desa lainnya.
2. Pelayanan kesehatan desa seperti Rehab Puskesmas Pembantu
3. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dan kebudayaan antara lain: taman bacaan masyarakat; Koran Desa, penambahan
Insentif Guru dan Kader Posyandu
C. Bidang pembinaan kemasyarakatan antara lain:
1. Pembangunan Poskamling dalam rangka penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban, Pembinaan Kelompok PKK dan Karang Taruna, Pembinaan Kelompok
Tani
D. Bidang pemberdayaan masyarakat antara lain:
1. Pelatihan KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa), Pelatihan PTPKD
(Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa), pelatihan Kelompok Tani, Pelatihan
Kelompok Masyarakat
BAB V.
PROGRAM PEMBANGUNAN DESA
Program Pembangunan Desa Margorejo melalui RPJMDes tahun 2012-2018 adalah sebagai
berikut :
Rencana
Usulan Rencana Kegiatan berdasarkan Perkiraan
No Lokasi Satuan
Bidang Volume
Kegiatan
I Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
1. Rehab Kantor Desa Kantor Desa 1 Unit
2. Monografi Desa Kantor Desa
3. Kegiatan Administrasi Desa Kantor Desa
4. Spanduk Kantor Desa
5. Penambahan Insentif (PTPKD) 4 orang
II Pelaksanaan Pembangunan
Jalan Rabat Beton (Jalan Poros) Dusun I 1000 M
Jalan Rabat Beton (Jalan Lingkungan) Dusun I 3000 M
Drainase Dusun I 1500 M
Talud Badan Jalan Dusun I 2000 M
Gorong2 Dusun I 20 Unit
Jalan Produksi Dusun I 2500 M
Tersier (Irigasi) Dusun I 3000 M
Lampu Penerangan Jalan Dusun I-3 19 Unit
Program Penghijauan Desa Dusun I-3 50 Pohon
Jalan Rabat Beton (Poros Desa) Dusun 2 1500 M
Jalan Lingkungan Dusun 2 3000 M
Talud Badan Jalan Dusun 2 1500 M
Gorong2 Dusun 2 25 Unit
Drainase Dusun 2 4000 M
TK PAUD Dusun 2 1 Unit
Jalan Produksi (Jalan Tani) Dusun 2 3500 M
Tersier (Irigasi) Dusun 2 3000 M
Jalan Rabat Beton(Poros Desa) Dusun 3 1000 M
Jalan Lingkungan Dusun 3 2700 M
Drainase Dusun 3 3000 M
Jalan Produksi (Jalan Tani) Dusun 3 3500 M
Gorong2 Dusun 3 15 Unit
Tersier (Irigasi) Dusun 3 2800 M
Jalan Rabat Beton (Poros Desa) Dusun I 200 M
Jalan Rabat Beton (Poros Desa) Dusun 1 180 M
Drainase Dusun 1 500 M
Jalan Lingkungan Dusun 1 310 M
Tersier (Irigasi) Dusun 1 200 M
Jalan Lingkungan Dusun 2 600 M
Jalan Lingkungan Dusun 2 415 M
Jalan Lingkungan Dusun 3 200 M
Jalan Lingkungan Dusun 3 200 M
Penambahan Makanan Bergizi Balita Dusun 1-3 51 Org
Penambahan Insentif Kader Posyandu Dusun 1-3 12 Bln
Pembuatan dan Pengembangan
BUMDES Dusun 1-3
Penambahan Modal BUMDES Dusun 1-3
Penambahan Insentif Guru Honor Dusun 1-3 12 Bln
Penambahan Modal UP2K Dusun 1-3 3 Klpk
III Pemberdayaan Masyarakat
1. Pelatihan PTPKD 3 Org
2. Pelatihan KPMD 2 Org
3. Pelatihan PKK Dusun I-3 10 Org
4. Pelatihan Keterampilan untuk Masy Dusun I-3 50 Org
IV Pembinaan Masyarakat
1. Pembinaan PKK Dusun I-3
2. Pembinaan Karang Taruna Dusun I-3
3. Keg. Gotong Royong Dusun I-3
BAB VI
PENUTUP
Demikian RPJMDes Desa Margorejo ini dibuat, untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan di desa Margorejo Kecamatan Semendawai Suku III, tahun anggaran 2012-
2018, yang selanjutnya setiap tahun akan dijabarkan dalam RKPdesa