Anda di halaman 1dari 12

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Multinasional Pasca Akuisisi

(Studi Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2010-2012)

Petrus Fransiscus
Kadarisman Hidayat
Muhammad Iqbal
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : petrusfransiscussilalahi@yohoo.co.id

ABSTRACT

This studyaims investigate the effectofthe acquisitiononthecompany's performance. This studyis quantitativein
nature, employing the use ofsecondary datawithstatistical analysis. The population utilizedinthis study were
financial ratiosofthe fivecompanies listedon the Indonesian Stock Exchange. Paired Sample T-Test was utilized
as mean of statistical analysis. The variables in this research includes : Current Ratio, Debt toEquity Ratio, Debt
Ratio, TotalAssetTurnoverRatio, Return on Equity, ReturninInvestment, Operating Profit Margin, Net Profit
Margin. The finding of this study were this study found gainedeightfinancial ratiosstudiedbyusingdifferent test,
fiveof themdid notshowsignificant results, becausethe value ofthe ratioindicateda bettertime prior tothe
acquisitioncompared toafterthe acquisition. Debt toEquityRatio, Return on Equityand Debtratio is theratio
ofthethree out ofeightshowed asignificant effectafterthe acquisition.

Keywords : Acquisitions, Corporate Financial Performance, Corporate Financial Ratios Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Debt Ratio, Total Asset turnover Ratio, Return on Equity, Return in investment, Operating
Profit Margin, Net Profit Margin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh akuisisi terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini bersifat
kuantitatif, menggunakan data sekunder dengan analisis statistik. Populasi yang digunakan dalam penelitian in i
adalah rasho keuangan dari lima perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Paired Sample T-Test
digunakan sebagaianalisis rata-rata statistik. Variabel dalam penelitian ini meliputi: Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover Ratio, Return on Equity, Return in Investment, Operating Profit
Margin, Net Profit Margin. Temuan dari penelitian ini adalah delapan rasio keuangan dipelajari
denganmenggunakan uji beda, lima di antaranya tidak menunjukkan hasil yang signifikan, karena nilai rasio
menunjukkan yang lebih baik sebelum akuisisi dibandingkan dengan setelah akuisisi. Debt to Equity Ratio,
Return on Equity dan rasio utang adalah rasio tiga dari delapan menunjukkan dampak yang signifikan setelah
akuisisi.

Kata Kunci : Akuisisi, Kinerja Keuangan Perusahaan, Rasio Keuangan Perusahaan, Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Debt Ratio, Total Asset turnover Ratio, Return on Equity, Return in investment, Operating
Profit Margin, Net Profit Margin

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN Kinerja merupakan kemampuan kerja yang
Kebutuhan yang semakin beragam pada masa ditunjukkan dengan hasil kerja. Kinerja perusahaan
globalisasi ini mendorong para masyarakat untuk merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
memenuhi kebutuhannya tidak hanya pada pasar perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu
domestik atau pasar dalam negeri. Tidak sedikit pada standar yang telah ditetapkan. Kinerja
masyarakat yang membeli barang-barang di luar perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat
negeri dikarenakan barang-barang yang mereka diukur dan juga menggambarkan kondisi perusahaan
inginkan tidak diproduksi didalam negeri. Hal inilah dari berbagai ukuran yang telah disepakati.
yang mendorong para pelaku bisnis untuk melakukan
bisnis internasional. Bisnis internasional dilakukan TINJAUAN PUSTAKA
karena tidak semua negara dapat memproduksi Teori Daya Saing Porter
barang-barang yang ada. Keterbatasan sumber daya Untuk dapat tetap bertahan dalam kompetisi
alam dan sumber daya manusia mendorong terjadinya persaingan, perusahaan harus menggunakan strategi
bisnis internasional. Sebuah kegiatan jual beli yang yang tepat karena Daya saing yang rendah
melewati batas batas negara. Memasuki era pasar berpengaruh pada keberadaan jangka panjang suatu
bebas yang disebabkan oleh perdagangan perusahaan. Porter (2008) mengatakan bahwa
internsaional membuat persaingan usaha diantara keunggulan competitive adalah jantung dari kinerja
perusahaan-perusahaan yang ada semakin ketat. perusahaan untuk bersaing dan berkembang dari nilai
Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu perusahaan yang menciptakan pelanggan dan dapat
mengembangkan strategi perusahaan agar dapat mempertahankan diri dari tekanan-tekanan kompetitif
bertahan atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu pasar. Salah satu strategi untuk meraih keunggulan
perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi agar dalam bersaing seperti diungkapkan Michael Porter
perusahaan bisa mengembangkan eksistensinya dan (1991) yang terkenal dengan teori Competitive
memperbaiki kinerjanya. Strategi yang tepat dalam Strategy-nya mengemukakan bahwa perusahaan harus
rangka meningkatkan pertumbuhan perusahaan menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi
ditempuh dengan cara melakukan ekspansi baik itu tawar menawar yang kuat (bargaining power) dalam
internal maupun eksternal. Ekspansi internal persaingan. Menurut Porter, bahwa perusahaan dapat
dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau mencaoai keberhasilan apabila tiga faktor utama
membangun divisi bisnis yang baru. Sedangkan dipenuhi, yaitu :
ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk a. Adanya tujuan perusahaan dan fungsi-fungsi
penggabungan usaha. manajemen, seperti fungsi produksi dan
Penggabungan usaha merupakan salah satu cara yang pemasaran harus memperlihatkan posisi yang
digunakan oleh perusahaan dalam era globalisasi saat terkuat di pasar.
ini, selain itu adanya isu perdagangan bebas yang b. Tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan
disebabkan oleh perdagangan internasional menuntut berdasarkan kekuatan, serta diperbaharui terus
perusahaan untuk dapat lebih mengembangkan secara dinamis sesuai dengan peluang-peluang
perusahaannya dalama lingkup internasional. dan ancaman eksternal.
Ekspansi perusahaan ini terdiri dari dua jenis, yaitu Perusahaan harus memiliki dan menggali
ekspansi internal dan ekspansi eksternal.Pada kompetensi khusus (distinctive competencies)
umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisisi sebagai pendorong untuk menjalankan
adalah mendapatkan sinergi atau nilai tambah. perusahaan, misalnya dengan “brand image
Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar reputation”, dan biaya produksi yang rendah (low
menjadikan dua tambah dua sama dengan empat, cost).
tetapi merger dan akuisisi harus menjadikan dua Daya saing menurut Michael Porter (1990) juga
tambah dua sama dengan lima. Nilai tambah yang diartikan sebagai produktivitas yang didefenisikan
dimaksud adalah lebih bersifat jangka panjang sebagai output yang dihasilkan oleh tenaga kerja.
dibanding nilai tambah yang bersifat sementara saja. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memperoleh keunggulan daya saing jika perusahaan Namun, sampai sekarang salah satu dari kekurangan
yang ada di negara tersebut kompetitif. yangpaling nyata dari strategi manajemen SDM
Menurut Porter (1990) pada dasarnya ada 4 faktor adalah kurangnya basis teori yang kuat untuk
yang mempengaruhi daya saing suatu negara, yaitu : pengkajian fungsi dari strategi tersebut di dalam
a. Strategi, struktur dan tingkat persaingan organisasi yang lebih besar (Mahoney & Deckop,
perusahaan 1986).Grant (1991) menyatakan ketidakpuasan
Strategi, struktur dan tingkat persaingan dengan model keseimbanganstatis dari organisasi
perusahaan yaitu bagaimana unit-unit usaha ekonomi industri yang mendominasi bidang
didalam suatu negara terbentuk diorganisasikan strategi,para peneliti meninjau kembali teori-teori
dan dikelola serta bagaimana tingkat persaingan lama tentang laba dan kompetisiyang berkaitan
dalam negerinya. dengan pernyataan Ricardo (1817) dan Penrose
b. Sumber daya di suatu negara (1959). RBVini berbeda dari pandangan strategi
Sumber daya di suatu negara yaitu bagaimana tradisional dalam hal penekanan padakeunggulan
ketersediaan sumber daya di suatu negara yakni kompetitif dalam konteks antara strategi dan sumber
sumber daya manusia, bahan baku, pengetahuan, dayainternal perusahaan. RBV berfokus pada internal
modal, dan infrastruktur ketersediaan tersebut perusahaan sedangkanpandangan analisis strategi
menjadi penentu perkembangan industri di suatu tradisional lebih berfokus pada industri dan
negara. Ketika terjadi kelangkaan pada salah satu lingkungan.
jenis faktor tersebut maka investasi industri di Sumber Daya Internal Perusahaan Menurut teori RBV
suatu negara menjadi investasi yang mahal. sumber daya internal lebih penting untukperusahaan
c. Permintaan Domestik dibandingkan faktor eksternal dalam mencapai
Permintaan Domestik yaitu bagaimana danmempertahankan keunggulan bersaing
permintaan didalam negeri terhadap produk atau (Brahmana, 2007). Menurut Fred R. David (2009)
layanan industri di negara tersebut. Permintaan kinerja organisasi ditentukan olehsumber daya
hasil industri terutama permintaan dalam negeri internal yang dapat dikelompokan dalam 3 kategori:
merupakan aspek yang mempengaruhi arah a. Sumber daya fisik, meliputi semua pabrik dan
pengembangan faktor awalan keunggulan peralatan, lokasi, sistem dan teknologi, bahan
kompetitif sektor industri inovasi dan kemajuan baku dan mesin.
teknologi dapat terinspirasi oleh kebutuhan dan b. Sumber daya manusia meliputi semua karyawan,
keinginan konsumen. pelatihan, pengalaman, kepandaian dan
d. Keberadaan Industri Terkait kemampuan.
Keberadaan industri terkait dan pendukung yaitu c. Sumber daya organisasi meliputi struktur
keberadaan industri pemasok atau industri perusahaan, proses perencanaan dan strategi
pendukung yang mampu bersaing secara perusahaan.
internasional. Faktor ini menggambarkan
hubungan dan dukungan antar industri dimana Penggabungan Usaha, Merger, dan Akuisisi
ketika suatu perusahaan memiliki keunggulan Nugroho (2010) mendefinisikan
kompetitif, maka industri-industri pendukungnya penggabungan usaha secara umum adalah penyatuan
juga akan memiliki keunggulan kompetitif. dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu
entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas
Strategi Resource-Based View (RBV) Theory aktiva dan operasi perusahaan lain. Ikatan akuntan
Resource-Based View (RBV) merupakan teori terapan Indonesia dalam pernyataan standar akuntansi
dari strategi manajemen SDM (Strategic Human keuangan Indonesia Nomor 12 (PSAK No. 22)
Resources Management) yang dapatdigunakan untuk mendefinisikan penggabungan badan usaha sebagai
mengembangkan model-model dan memungkinkan bentuk penyatuan dua atau lebih perusahaan yang
prediksiserta pemahaman terhadap pengaruh dari terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu
praktik-praktik sumber daya padafungsi organisasi. perusahaan menyatu dengan perusahaan lain ataupun

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memperoleh kendali atas aktiva dan operasi lain (2004: 190) menyatakan analisis laporan keuangan
(IAI,1999). Secara teori penggabungan usaha dapat berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan
berupa merger (penyatuan pemilikan), akuisisi, dan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
konsolidasi. hubungan yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik
Pengertian Merger dan Akuisisi antara kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan
Martono, dkk. (2002) mendefinisikan Merger sebagai tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
kombinasi atau penggabungan dua perusahaan atau dalam yang sangat penting dalam proses
lebih dimana perusahaan kehilangan eksistensinya menghasilkan keputusan yang tepat. Analis laporan
menjadi satu kesatuan.Merger juga didefinisikan keuangan merupakan penilaian terhadap keadaan
sebagai penggabungan usaha dari dua atau lebih keuangan di masa lalu dan sekarang, sehingga dapat
perusahaan yang pada akhirnya bergabung kedalam diketahui kondisi, kinerja dan perkembangan
salah satu perusahaan yang telah ada sebelumnya, perusahaan serta estimasi kondisi dan kinerja
sehingga menghilangkan salah satu nama perusahaan perusahaan di masa datang (Septiono, 2011:28).
yang melakukan merger.Akuisisi diartikan sebagai
tindakan membeli atau pengambilalihan sebuah Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio
perusahaan terhadap sebuah perusahaan lain, Moin Keuangan
(2003). Menurut Budiawan dalam Andayani (2004) Analisis rasio keuangan merupakan metode yang
yang dimaksud dengan akuisisi adalah umum digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan
pengambilalihan sebagian atau seluruh saham dibidang keuangan. Menurut Riyanto (2001) analisis
perusahaan lain, dimana perusahaan yang rasio keuangan pada dasarnya dapat dilakukan dengan
mengambilalih memperoleh management kontrol atas dua cara perbandingan yaitu :
perusahaan yang diambil alih. a. Membandingkan rasio sekarang (Present
Ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu
yang lalu (Historical Ratio) atau dengan rasio-
rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu
Analisis Kinerja Keuangan yang akan datang dari perusahaan yang sama.
Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu
bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan (Company Ratio) dengan rasio-
perusahaan dalam hal merger dan akuisisi. Menurut rasio semacam dari perusahaan lain yang
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), Kinerja sejenis atau industri (Rasio industri/ Rasio
diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang Rata-rata/ Rasio Standard) untuk waktu yang
diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan). sama.
Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan
didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal Hipotesis
ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan H1 : Terdapat perbedaan antara Current ratio
perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan perusahaan pada masa sebelum akuisisi dengan
meningkatkan nilai perusahaan. Hanafi (2003) current ratio perusahaan sesudah akuisisi.
menjelaskan kinerja sebagai suatu usaha formal yang H2 : Terdapat perbedaan antara Debt to Equity
dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien Ratio perusahaan pada masa sebelum akuisisi dengan
dan efektivitas perusahaan yang telah dilaksanakan Debt to Equity Ratio perusahaan sesudah akuisisi.
pada periode waktu tertentu. H3 : Terdapat perbedaan antara Debt Ratio
Munawir (2002:35) “mengemukakan bahwa analisis- perusahaan pada masa sebelum akuisisi dengan Debt
analisis laporan keuangan terdiri dari penelaah atau Ratio perusahaan sesudah akuisisi.
mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi atau H4 : Terdapat perbedaan antara Total asset
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi turnover ratio perusahaan pada masa sebelum akuisisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan dengan Total asset turnover ratio perusahaan sesudah
perusahaan yang bersangkutan. Menurut Harahap akuisisi.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
H5 : Terdapat perbedaan antara Return on Equity
perusahaan pada masa sebelum akuisisi dengan Variabel dan Pengukuran
Return on Equity perusahaan sesudah akuisisi. 1. Current Ratio
H6 : Terdapat perbedaan antara Return in Current Ratio = Harta Lancar / Kewajiban
Investment perusahaan pada masa sebelum akuisisi Jangka Panjang
dengan Return in Investment perusahaan sesudah 2. Total asset turnover
akuisisi. Total asset turnover = (Penjualan Bersih /
H7 : Terdapat perbedaan antara Operating Profit Total Harta) x 100%
Margin perusahaan pada masa sebelum akuisisi 3. Debt Ratio
dengan Operating Profit Margin perusahaan sesudah Debt Ratio = Total Assets / Total Equity
akuisisi. 4. Debt to equity ratio
H8 : Terdapat perbedaan antara Net Profit Margin Debt to equity = {(Hutang Lancar +
perusahaan pada masa sebelum akuisisi dengan Net Kewajiban Jangka Panjang) / Modal} x 100%
Profit Margin perusahaan sesudah akuisisi. 5. Net profit margin
Net profit margin = Total Laba Bersih / Total
Penjualan Bersih x 100%
METODE PENELITIAN 6. Operating Profit Margin
Jenis Penelitian Operating Profit Margin = Laba / Penjualan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian 7. Return on Investment
kuantitatif menggunakan data sekunder dengan Return on Investment = Laba Bersih / Total
metode statistic. Penelitian ini melakukan analisis Aktiva
perbandingan antara kinerja keuangan sebelum 8. Return on equity
melakukan akuisisi atau merger dengan kinerja Return on equity = (Laba Bersih / Modal ) x 100%
keuangan setelah melakukan akuisisi atau merger
pada perusahaan pengakuisisi. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
Lokasi Penelitian dalam penelitian ini adalah metode dokumenter.
Lokasi Penelitian ini dilakukan di “Metode dokumenter adalah metode yang digunakan
Laboratorium Pojok BEI Fakultas Ekonomi dan untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data
Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Alasan yang tersedia adalah berbentuk, surat-surat, catatan
pemilihan lokasi ini adalah karena BEI merupakan harian, kenang-kenangan, laporan, dan sebagainya”
lembaga yang memiliki akses terhadap ketersediaan (Bungin, 2009:144).Teknik ini dilakukan dengan
data-data sekunder berupa data-data keuangan dari melihat data-data sekunder yang telah di sediakan
perusahaan yang terdaftar di BEI. oleh Pojok Bursa BEI yang meliputi laporan
keuangan perusahaan.
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data Teknik Analisis Data
sekunder yang digunakan berupa data laporan 1. Statistik Deskriptif
keuangan perusahan selama periode tahun yang Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
digunakan dalam penelitian ini. deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-
rata (mean), standar deviasi dan varian indikator
Populasi kinerja keuangan perusahaan dari rasio keuangan
Populasi yang digunakan adalah seluruh data sebelum dan sesudah akuisisi ditinjau dari kinerja
laporan keuangan dan rasio keuangan perusahaan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI.
yang digunakan seperti Current Ratio, Debt to Equity 2. Uji Normalitas Data
Ratio, Debt Ratio, Total Asset turnover Ratio, Return Pengujian normalitas data dilakukan untuk
on Equity, Return in investment, Operating Profit mengetahui apakah data berdistribusi normal
Margin, Net Profit Margin.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
atau tidak.Apabila data berdistribusi normal 3. Analisis Data
maka digunakan tes parametrik. Analisis data pada penelitian ini dimulai dengan
3. Pengujian Hipotesis uji normalitas variabel-variabel menggunakan
Langkah untuk menentukan apakah menerima Kolgomorov-Smirnov test. Uji Normalitas ini
atau menolak hipotesis dinamakan pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah data rasio
hipotesis. keuangan yang ada berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Statistik Deskriptif sebelummelakukan Tabel 3Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
Akuisisi Variabe Periode Kolgomorov Asymp.Si Keputusan
Berdasarkan Tabel 1 (tabel dapat dilihat di l -Smirnov g
Lampiran), dapat diketahui bahwa dalam analisis CR Sebelu 0.836 0.487 Berdistribus
mean perusahaan sebelum melakukan akuisisi m 0.667 0.765 i Normal
variabel Current Ratio paling besar dimiliki oleh Sesudah
DER Sebelu 0.703 0.706 Berdistribus
PT. Antam sebesar 5.45. Variabel Debt to Equity m 0.661 0.774 i Normal
Ratio paling besar dimiliki oleh Astra sebesar Sesudah
1.10, Total Assets Turnover terbesar dimiliki PT. TATO Sebelu 1.037 0.233 Berdistribus
Antam sebesar 7.93, Net Profit Margin terbesar m 0.962 0.312 i Normal
dimiliki PT. Antam sebesar 1.01, Return on Sesudah
NPM Sebelu 0.861 0.419 Berdistribus
Investment paling besar dimiliki oleh PT. Antam
m 0.820 0.512 i Normal
sebesar 79.89%, sedangkan Return on Equity Sesudah
paling besar dimiliki oleh Unilever sebesar ROI Sebelu 0.581 0.885 Berdistribus
82.96% selanjutnya variabel Operating Profit m 0.476 0.977 i Normal
Margin terbesar dimiliki oleh PT. Antam sebesar Sesudah
1.27 dan variabel Debt to Ratio terbesar adalah ROE Sebelu 0.972 0.301 Berdistribus
m 0.842 0.477 i Normal
sebesar 51.95 oleh Unilever. Sesudah
OPM Sebelu 1.139 0.150 Berdistribus
m 0.733 0.656 i Normal
2. Statistik Deskriptif sesudah melakukan Sesudah
Akuisisi DR Sebelu 0.796 0.552 Berdistribus
m 0.718 0.681 i Normal
Berdasarkan Tabel 2 (tabel dapat dilihat di Sesudah
Lampiran), dapat diketahui bahwa dalam analisis Berdasarkan hasil uji normalitas terlihat bahwa
mean perusahaan sesudah melakukan akuisisi seluruh sampel berdistribusi normal, dilihat dari
variabel Current Ratio paling besar dimiliki oleh nilaisigyanglebih besar dari taraf signifikansi yang
PT. Antam sebesar 2.74. Variabel Debt to Equity ditetapkan (α=0,05). Sesuai dengan asumsi normalitas
Ratio paling besar dimiliki oleh Unilever sebesar maka uji statistik yang akan dipakai untuk rasio
1.93, Total Assets Turnover terbesar dimiliki PT. keuangan adalah uji parametrik, yaitu uji Paired
Antam sebesar 3.81, Net Profit Margin terbesar Sample T test.
dimiliki PT. Antam sebesar 0.7, Return on
Investment paling besar dimiliki oleh Unilever
4. Pembahasan
sebesar 40.05%, sedangkan Return on Equity a. Variabel current ratio sebelum melakukan
paling besar dimiliki oleh Unilever sebesar akuisisi memiliki nilai rata-rata yang lebih besar
117.53% selanjutnya variabel Operating Profit dari dibandingkan dengan nilai rata-rata current
Margin terbesar dimiliki oleh PT. Antam sebesar ratio setelah melakukan akuisisi. Dari lima
0.7 dan variabel Debt to Ratio terbesar adalah perusahaan yang diteliti empat perusahaan seperti
sebesar 65.88 oleh Unilever. Unilever, PT. Antam, EMP International dan PT.
Semen Indonesia menunjukan nilai rata-rata
current ratio yang lebih besarsebelum melakukan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
akuisisi dibandingkan dengan setelah melakukan keberadaan industri terkait menjadi salah satu
akuisisi. Hal ini menunjukan rata-rata kemampuan pendukung untuk bertahan didalam persaingan
perusahaan dalam menggunakan aktiva lancarnya industri secara internasional. Dapat disimpulkan
untuk menutupi hutang lancar lebih baik sebelum bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
melakukan akuisisi, ini dapat disebabkan oleh variabel debt to equity ratio sebelum dan setelah
kinerja perusahaan sebelum melakukan akuisisi melakukan akuisisi.
lebih rendah dibandingkan dengan setelah c. Variabel total assest turnoversebelum melakukan
melakukan akuisisi. Perbedaan ini juga dapat akuisisi memiliki rata-rata lebih besar
disebabkan oleh sumber daya di perusahaan dibandingkan dengan nilai rata-rata Total asset
terakuisisi tidak sama efektivitas kerjanya dengan turnover sesudah melakukan akuisisi. Nilai rata-
perusahaan pengakuisisi. Sesuai dengan teori rata Total Asset turnover menunjukan rata-rata
Daya saing Porter (1990) yang mengatakan bahwa kemampuan dana yang tertanam dalam
keberhasilan sebuah perusahaan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
mengakuisisi perusahaan lain didukung oleh revenue.Setelah melakukan akuisisi, perusahaan
sumber daya yang ada di negara tersebut. Dapat tidak dapat menggunakan aktiva perusahaan
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak secara efektif untuk menghasilkan pendapatan
signifikan antara variabel current ratio sebelum operasional. Hal ini dapat disebabkan oleh sumber
dan setelah melakukan akuisisi. daya perusahaan yang diakuisi tidak memberikan
b. Variabel debt to equity ratio sebelum melakukan kinerja terbaiknya, sedangkan perusahaan
akuisisi memiliki rata-rata lebih rendah pengakuisisi sudah memberikan kinerja, sehingga
dibandingkan dengan nilai rata-rata debt to equity setelah melakukan akuisisi rasio total asset
ratio setelah melakukan akuisi ditunjukan oleh turnover memiliki nilai rata-rata yang lebih kecil
empat perusahaan dari lima perusahaan yang dibandingkan dengan sebelum melakukan
diteliti yaitu Unilever, PT. Antam, EMP akuisisi. Sesuai dengan teori daya saing Porter
International dan PT. Semen Indonesia. Nilai (1990) yang mengatakan bahwa keberhasilan
Debt to equity ratioberbanding terbalik dengan sebuah perusahaan dalam mengakuisisi
nilai current ratio perusahaan, karena apabila perusahaan lain didukung oleh sumber daya yang
jumlah rata-rata hutang meningkat dan jumlah ada di negara tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
aktiva tidak dapat menjamin hutang tersebut, terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara
maka akan meperkecil hasil nilai dari Current variabeltotal assest turnoversebelum dan setelah
ratio perusahaan. Apabila sebelum melakukan melakukan akuisisi.
akuisisi nilai rata-rata current ratio lebih besar saat d. Variabel net profit marginsebelum melakukan
sebelum melakukan akuisisi, nilai debt to equity akuisisi memiliki rata-rata lebih besar
ratio memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata net profit
dengan setelah melakukan akuisisi. Hal ini margin sesudah melakukan akuisisi. Net profit
dikarenakan rasio debt to equity ratio margin digunakan untuk mengukur margin bersih
menunjukkan rata-rata tingkat hutang terhadap dengan total pendapatan bersih yang diperoleh
ekuitas perusahaan, sedangkan current ratio perusahaan. Setelah melakukan akuisisi, margin
menunjukan kemampuan perusahaan dan pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan
menggunakan aktiva lancar untuk menutup lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan
hutang. ASTRA setelah melakukan akuisisi bersih yang dihasilkan perusahaan sebelum
memiliki nilai rata-rata current ratiolebih besar melakukan akuisisi. Hal ini dapat disebabkan
dibandingkan dengan sebelum melakukan adanya sumber daya manusia didalam perusahaan
akuisisi, dan memiliki nilai debt to equity ratio yang diakuisisi tidk memberikan kinerja baik
lebih rendah setelah melakukan akuisisi. Hal ini sehingga terdapat perbedaan yang tidak signifikan
didukung dari keberadaan perusahaan terkait atau antara variabel net profit margin sebelum
perusahaan yang diakuisisi, sesuai dengan Teori melakukan akuisisi dan sesudah melakukan
daya saing Porter (1990) yang mengatakan bahwa akuisisi. Sesuai dengan Strategi Resource-Based

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
View (RBV) yang mengatakan bahwa Sumber perusahaan pengakuisisi. Sesuai dengan Teori
daya internal perusahaan lebih penting daya saing Porter (1990) yang mengatakan bahwa
dibandingkan dengan faktor eksternal dalam keberadaan industri terkait menjadi salah satu
mencapai dan mempertahankan keunggulan pendukung untuk bertahan didalam persaingan
dalam sebuah persaingan usaha. industri secara internasional. Dapat disimpulkan
e. Variabel return on investment sebelum melakukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
akuisisi memiliki rata-rata lebih besar ROE sebelum dan ROE sesudah Akuisisi.
dibandingkan dengan nilai rata-ratareturn on g. Variabel operating profit marginnilai rata-rata
investmentsesudah melakukan akuisisi. Return on OPM sebelum melakukan akuisisi lebih tinggi
investment digunakan untuk mengukur dibandingkan dengan sesudah melakukan akuisisi.
kemampuan perusahaan secara keseluruhan di Operating profit margin digunakan untuk
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah mengukur kemampuan perusahaan dalam
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam menghasilkan keuntungan. Nilai penjualan
perusahaan. PT. Antam, EMP International dan perusahaan lebih kecil setelah melakukan akuisisi
PT. Semen Indonesia memiliki nilai rata-rata ROI dibandingkan dengan sebelum melakukan
lebih kecil dibandingkan dengan setelah akuisisi, seperti ASTRA, Unilever, dan PT.
melakukan akuisisi, ini dapat terjadi karena Antam memiliki nilai operating profit margin
setelah melakukan akuisisi aktiva perusahaan yang lebih kecil setelah melakukan akuisisi,
bertambah besar sedangkan pendapatan yang dibandingkan dengn sebelum melakukan akuisisi.
dihasilkan tidak terlalubesar. Hal ini juga Hal ini dapat disebabkan adanya sumber daya
dikarenakan oleh sumber daya internal perusahaan manusia didalam perusahaan yang diakuisisi tidak
terakuisisi tidak mendukung kinerja keuangan memberikan kinerja terbaiknya sehingga terdapat
perusahaan pengakuisisi setelah dilakukannya perbedaan yang tidak signifikan didalam rasio
akuisisi. Sesuai dengan Strategi Resource-Based keuangan perusahaan. Sesuai dengan Strategi
View (RBV) yang mengatakan bahwa Sumber Resource-Based View (RBV) yang mengatakan
daya internal perusahaan lebih penting bahwa Sumber daya internal perusahaan lebih
dibandingkan dengan faktor eksternal dalam penting dibandingkan dengan faktor eksternal
mencapai dan mempertahankan keunggulan dalam mencapai dan mempertahankan
dalam sebuah persaingan usaha. Sehingga dapat keunggulan dalam sebuah persaingan usaha.
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara ROI sebelum dan ROI sesudah yang tidak signifikan antara OPM sebelum dan
Akuisisi. OPM sesudah Akuisisi.
f. Variabel return on equity sebelum melakukan h. Variabel debt to ratio sebelum melakukan akuisisi
akuisisi memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah lebih rendah dibandingkan dengan sesudah
dibandingkan dengan nilai rata-rata setelah melakukan akuisisi. Debt ratio digunakan untuk
melakukan akuisisi.Return on equity digunakan mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam oleh asset perusahaan. Seluruh perusahaan
menghasilkan laba dengan memanfaatkan modal menunjukan nilai debt ratio yang baik setelah
perusahaan sendiri yang dimiliki. Dari lima melakukan akuisisi, ditunjukan oleh nilai rata-rata
perusahaan yang diteliti ada empat perusahaan debt ratio yang lebih tinggi setelah melakukan
seperti ASTRA, Unilever, PT.Antam, dan PT. akuisisi. Hal ini berarti jumlah asset perusahaan
Semen Indonesia yang memiliki nilai rata-rata meningkat setelah melakukan akuisisi, sehingga
ROE lebih besar setelah melakukan akuisisi, ini dapat menjamin seluruh hutang perusahaan. Hal
disebabkan dari modal perusahaan yang ini juga didukung oleh kinerja karyawan (sumber
bertambah setelah melakukan akuisisi, sehingga daya internal perusahaan) terakuisisi yang
dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin. mendukung kinerja perusahaan pengakuisisi.
Selain itu lokasi perusahaan terakuisisi Sesuai dengan Strategi Resource-Based
mendukung kenaikan kinerja keuangan View(RBV) yang mengatakan bahwa Sumber

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
daya internal perusahaan lebih penting Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian, Edisi 1,
dibandingkan dengan faktor eksternal dalam Cetakan Keempat belas. Yogyakarta : Pustaka
mencapai dan mempertahankan keunggulan Pelajar.
dalam sebuah persaingan usaha. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang Ball, A.Donald. 2004. International Business. Buku 1
signifikan antara DR sebelum dan DR sesudah Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat.
Akuisisi.
Brigham, dan Houston. 2004. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan, Edisi 10 Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN Cullen, John B&K. Praveen Parboteeah. 2008.
Pada pengujian yang dilakukan secara Multinational Management: A Strategic
serentak terhadap seluruh rasio keuangan yang Approach 4th Edition. Australia : Thomson.
digunakan pada penelitian ini menunjukan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
sebelum melakukan akuisisi dan setelah Cetakan Ke-2. Bandung : Atfabets
melakukan akuisisi. Sedangkan hasil
pengujian yang dilakukan secara parsial Gaughan, P. A. (2007). Mergers, acquitions, and
menunjukan hampir pada seluruh variabel- corporate restructurings (fourth edition).
variabel yang digunakan pada penilitian ini, United States of America : John Wiley and Sons
menunjukan tidak ada perbedaan yang Gudykunst, William B. 2003. Cross cultural and
signifikan pada variabel rasio-rasio keuangan intercultural communication. USA : Sage
yang digunakan pasca akuisisi Publication, Inc.
2. SARAN
Bagi perusahaan yang akan melakukan Hanafi, Mahmud H. Halim, (2004). Manajemen
kegiatan akuisisi sebaiknya melakukan Keuangan. Yogyakarta : BPFE
persiapan yang baik sebelum memutuskan
untuk melakukan akuisisi. Seperti melihat Harahap, S.S. 2013. Analisis Kritis atas Laporan
kondisi perusahaan, baik dari manajemen Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
perusahaan maupun financial perusahaan dan
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi
juga melihat kondisi ekonomi nasional apakah
Keuangan. IAI. Jakarta.
dalam keadaan baik atau buruk bagi
perusahaan. Karena berdasarkan hasil yang Johan, Suwinto. 2011. Implementasi Strategi Bisnis
diperoleh dari penelitian ini, bahwa akuisisi dan Korporasi Melalui Merger dan Akuisisi.
tidak menunjukan perbedaan yang signifikan Ultima Management Vol 3 No. 1. 2011
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Sehingga pihak manajemen perusahaan harus Kotter, John P dan Hesket, L James. 1992. Corporate
benar-benar memperhitungkan apakah dengan Culture and Performance.
melakukan akuisisi sesuai dengan tujuan
perusahaan. Liliweri, Alo. 2003. Dasar – Dasar Komunikasi
Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA Martono dan Harjito Agus P. (2005). Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Amirullah & Budiyono, Haris. 2004. Pengantar Meta, A. C. 2011. Analisis Manajement Laba dan
Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu. Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi
Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Suta, I Putu Ari. 2000. Menuju Pasar Modal Modern.
2008-2009. Jurnal Manajement . Jakarta: Yayasan SADSatria Bhakti.
Moin, Abdul. 2007. Merger, Akuisisi, dan Divestasi. Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan
Cetakan Kedua. Yogyakarta : Ekonisia. Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Moin, A. 2010. Merger, Akuisisi, & Divestasi (Edisi
2). Yogyakarta: Ekonisia. Weston, J.Fred. & Brigham, Eugene F. (1994). Dasar-
Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 1. Edisi 9.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep,
Jakarta: Erlangga.
Manfaat dan Rekayasa. Edisi tiga. Jakarta :
Salemba Empat.
Munawir, 2002. Analisa Laporan Keuangan. Edisi
14. Liberty. Yogyakarta
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Neil, M. Kay. 1997. Pattern In Corporate Evolution.
New York, Oxford University Press.
Nugroho, Aji. (2010). Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perusahaan
Sebelum dan SesudahMerger dan Akuisisi (Pada
Perusahaan Pengakuisisi
periode 2006-2008). Skripsi S1Universitas
Diponegoro : tidak diterbitkan.

Payamta. & Setiawan, Doddy. (2004). Analisis


Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap
Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.7(3):
265-282.
Sekaran, U. 2007. Research Methods for Business
Edisi ke 4. Jakarta: Salemba Empat.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan. 2004.
Metode Penelitian Survai. Jakarta; LP3ES.
Sudarsanam, P.S (terj.) (1999). The Essence of Mergers
and Acquisitions. Jilid 1. Edisi 1. Yogyakarta:
ANDI.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung :


Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2005 . Pengantar Teori Ekonomi
Makro . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
LAMPIRAN

Tabel 1 Analisis Mean Perusahaan Sebelum Melakukan Akuisisi Tabel 2 Analisis Mean Perusahaan Setelah Melakukan Akuisisi
Sebelum Setelah
CR DER TATO NPM ROI ROE OPM DR CR DER TATO NPM ROI ROE OPM DR
ASTRA 1.34 1.10 1.15 0.09 5.78 26.47 0.12 47.36 ASTRA 1.38 1.02 1.04 0.12 7.02 26.58 0.11 50.78
UNILEVER 0.94 1.08 2.35 0.17 39.8 82.96 0.23 51.95 UNILEVER 0.67 1.93 2.26 0.18 40.05 117.53 0.23 65.88
PT. ANTAM 5.45 0.24 7.93 1.01 79.89 11.66 1.27 0.19 PT. ANTAM 2.74 0.57 3.81 0.7 27 55.61 0.7 0.37
EMP 0.62 1.41 0.11 0.11 1.82 4.19 0.26 57.30 EMP 0.61 1.82 0.33 0.12 1.01 3.79 0.31 64.18
International International
PT. SEMEN 3.25 0.27 1.01 0.24 24.51 31.44 0.20 21.15 PT. SEMEN 1.79 0.54 0.79 0.24 18.77 27.72 0.38 30.42
INDONESIA INDONESIA
Grand Mean 2.32 0.825 2.51 0.32 30.36 31.34 0.43 35.59 Grand Mean 1.44 1.17 1.64 0.27 18.77 46.24 0.34 42.32

Tabel Hasil Uji Paired Sample T Test


Paired Differences
95 % Confidence Interval of the
Difference
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair CR Sebelum
.78900 1.21672 1.21672 -.08139 -.08139 2.051 9 .071
1 CR Sesudah
Pair DERSebelum
-.34500 .42808 .42808 -.65123 -.03877 -2.549 9 .031
2 DERSesudah
Pair TATOSebelum
.08050 .14361 .04541 -.02223 .18323 1.773 9 .110
3 TATOSesudah
Pair NPMSebelum
.80900 1.75258 .55422 -.44472 2.06272 1.460 9 .178
4 NPMSesudah
Pair ROISebelum
14.10125 24.04455 8.50103 -6.00050 34.20300 1.659 7 .141
5 ROISesudah
Pair ROESebelum
15.44900 21.49773 6.79818 30.82755 -.07045 -2.273 9 .049
6 ROESesudah
Pair OPMSebelum
.09000 .29687 .09388 -.12237 .30237 .959 9 .363
7 OPMSesudah
Pair DRSebelum
-6.20600 6.92552 2.19004 11.16022 -1.25178 -2834 9 .020
8 DRSesudah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 11


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Februari 2015| 12
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai