Anda di halaman 1dari 11

Pengetahuan Adalah

Oleh Dosen Pendidikan 3Diposting pada 15/11/2019

Definisi Pengetahuan

Daftar Isi Artikel Ini :

Pengetahuan Adalah – Pengertian, Jenis, Faktor, Sifat Dan Contoh – Ada berbagai macam
pengetahuan dan kepercayaan yang kitatemui di kalangan masyarakat. Mulai dari
pengetahuan mitos, tahayul, kepercayaan adat istiadat hingga pengetahuan ilmiah. Mitos atau
tahayul adalah penjelasan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya mitos
mengenai burung hantu yang berteriak di malam hari adalah pertanda akan adanya
malapetaka. Ada beberapa masyarakat yang percaya mengenai mitos tersebut, padahal
kebenarannya tidak dapat dibuktikan.

Ilmu pengetahuan ilmiah adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan
pengamatan panca indera dan penalaran akal budi disusun secara untuk menjelaskan fakta
yang sedang dihadapi yang merangsang panca indera dan pikiran manusia. Misalnya
pengetahuan tentang tatasurya, dimana matahari sebagai pusat dan dikelilingi oleh planet-
planetnya. Pengetahuan ini didapat berdasarkan penelitian dan ada bukti yang dapat diterima.

Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau diakui oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, namun tidak terbatas pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip
dan prosedur yang Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam arti lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan manusia diperoleh
melalui akal pengamatan. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan kecerdasan
untuk mengenali obyek atau peristiwa tertentu yang tidak pernah melihat atau rasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang yang akrab rasa masakan baru, ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma makanan.

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi
untuk menindaki; yang kemudian tertanam dalam benak seseorang. Secara umum,
pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil dari pengakuan
pola. Ketika informasi dan data dari mampu untuk menginformasikan atau bahkan
menimbulkan kebingungan, pengetahuan mampu tindakan langsung. Ini adalah apa yang
disebut potensi menindaki.

Baca Juga :  Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup

Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli


Adapun pengertian ilmu pengetahuan menurut para ahli di Indonesia dan luar negeri. :

Menurut para ahli di Indonesia

1. Hatta: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Moh. Hatta bahwa ilmu pengetahuan


adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan hokum umum, sebab
akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya sama baik dilihat dari
kedudukannya maupun hubungannya.
2. Dadang Ahmad S: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Dadang Ahmad S, adalah
suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus hingga dapat menjelaskan
fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
3. Mappadjantji Amien: Menurutnya, pengertian ilmu pengetahuan adalah sesuatu
yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang
memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media komunikasi membentuk
sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan
menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal Allah.
4. Syahruddin Kasim: Menurut Syahruddin Kasim, bahwa pengertian ilmu
pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah sang
pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawimelalui dimensi hati,
akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam menjelaskan hasanah alam
semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab kekhalifaan.
5. Helmy A. Kotto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Helmy. A. Kotto
bahwasanya ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang
terus menerus sampai menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
6. Sondang Siagian: Menurut Sondang Siagian bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu
objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipol, dalil, rumus, yang melalui
percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, dalil-
dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana yang dapat diajarkan dan dipelajari.
7. Soerjono Soekanto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Soerjono Soekanto adalah
pengetahuan yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh
setiap orang lain yang mengetahuinya.
8. Abu Bakar: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Abu Bakar adalah suatu pendapat
atau buah pikiran, yang memenuhi persyaratan dalam ilmu pengetahuan terhadap
suatu bidang masalah tertentu.

Baca Juga :  Pengertian Panca Usaha Tani

Menurut Para Ahli di Luar Negeri

1. Asle Montagu: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Asle Montagu dalam bukunya


the cultured man adalah sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang
berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang telah dilakukan dipakai untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari.
2. Afayanev: Menurut V. Afayanev, bahwa pengertian ilmu pengetahuan dalam buknya
Marxist Philosophy adlaah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan
pikiran.
3. Ralp Ross dan Ernes Van Den Haag: Menurut Ralp Ross dan Ernes Van Den Haag
dalam bukunya yang berjudul The Fabric of Society, bahwa ilmu memiliki kriteria
empiris, rasional umum, kumulatif, dan keempatnya serentak terpenuhi.

Jadi Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.

Jenis – Jenis Pengetahuan


Terutama di subjek Manajemen Pengetahuan, ada dua jenis utama dari pengetahuan bila
dilihat dari subjek ketegasan:

Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:


1. Pengetahuan langsung (immediate)

Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpa melalui


proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan
pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu
sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah
dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang, dan beberapa
individu manusia.

Namun, apakah perasaan ini juga berlaku pada realitas-realitas yang sama sekali belum
pernah dikenal dimana untuk sekali meilhat kita langsung mengenalnya sebagaimana
hakikatnya?. Apabila kita sedikit mencermatinya, maka akan nampak dengan jelas bahwa hal
itu tidaklah demikian adanya.

2. Pengetahuan tak langsung (mediated)

Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir


sertapengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari benda-benda ekstenrnal
banyak berhubungan dengan penafsiran dan pencerapan pikiran kita.

3. Pengetahuan indrawi (perceptual)

Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra lahiriah.
Sebagai contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang
masuk ke alam pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan kita. Tanpa
diragukan bahwa hubungan kita dengan alam eksternal melalui media indra-indra lahiriah ini,
akan tetapi pikiran kita tidak seperti klise foto dimana gambar-gambar dari apa yang
diketahui lewat indra-indra tersimpan didalamnya.

Baca Juga :  Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli

Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya
yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggota-angota indra badan (seperti mata,
telinga, dan lain-lain), dan pikiran yang mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi
universal, serta faktor-faktor sosial (seperti adat istiadat). Dengan faktor-faktor tersebut tidak
bisa dikatakan bahwa pengetahuan indrawi hanya akan dihasilkan melalui indra-indra
lahiriah.
4. Pengetahuan konseptual (conceptual)

Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara
langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-
perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling
berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya merupakan aktivitas
pikiran.

5. Pengetahuan partikular (particular)

Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-
realitas khusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau individu tertentu, maka
hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri.

6. Pengetahuan universal (universal)

Pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusian misalnya; agama
dan filsafat.

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya :

 Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan kode etik dari seseorang atau sekelompok
orang bisnis yang matang dan juga melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas kita
dapat kerucutkan visi pendidikan yang mendidik manusia.

 Media

Media yang secara khusus dirancang untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi
contoh dari media massa adalah televisi, radio, surat kabar, dan majalah.

 Informasi

Definisi informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah “”that of which one is
apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah
sesuatu yang dapat diketahui, namun ada juga yang menekankan informasi sebagai transfer
pengetahuan.
Selain informasi jangka juga memiliki arti lain seperti yang didefinisikan oleh tagihan
teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mempublikasikan, menganalisis, dan menyebarkan
informasi untuk tujuan tertentu.

Sementara informasi itu sendiri meliputi data, teks, gambar, suara, kode, program komputer,
basis data. Perbedaan besar dalam definisi informasi karena pada dasarnya informasi tidak
dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
yang diperoleh dari data dan pengamatan dari dunia di sekitar kita dan diteruskan melalui
komunikasi.

Baca juga : Pengertian Tata Kelola Teknik Informatika Dan Tujuan Utamanya

Syarat-Syarat Ilmu Pengetahuan

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang


mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat
disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma
ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

1. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama
sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan
objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek
peneliti atau subjek penunjang penelitian.

2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan


terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini
adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis
berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis
berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

4. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum
(tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal
merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar
ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Pandangan ini sejalan dengan pandangan Parsudi Suparlan yang menyatakan bahwa Metode
Ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Selanjutnya
dinyatakan bahwa penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah.
Sedangkan penelitian ilmiah harus dilakukan secara sistematik dan objektif (Suparlan P.,
1994). Penelitian ilmiah sebagai pelaksanaan metode ilmiah harus sestematik dan objektif,
sedang metode ilmiah merupakan suatu kerangka bagi terciptanya ilmu pengetahuan ilmiah.
Maka jelaslah bahwa ilmu pengetahuan juga mempersyaratkan sistematik dan objektif.

Sebuah teori pada dasarnya merupakan bagian utama dari metode ilmiah. Suatu kerangka
teori menyajikan cara-cara mengorganisasikan dan menginterpretasi-kan hasil-hasil
penelitian, dan menghubungkannya dengan hasil-hasil penelitian yang dibuat sebelumnya.
Jadi peranan metode ilmiah adalah untuk menghubungkan penemuan-penemuan ilmiah dari
waktu dan tempat yang berbeda. Ini berarti peranan metode ilmiah melandasi corak
pengetahuan ilmiah yang sifatnya akumulatif. Dari uraian tersebut di atas dapatlah dikatakan
bahwa proses terbentuknya ilmu pengetahuan ilmiah melalui metode ilmiah yang dilakukan
dengan penelitian-penelitian ilmiah.
Pembentukan ilmu pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan bagian yang penting dari
metode ilmiah. Suatu ilmu pengetahuan ilmiah menyajikan cara-cara pengorganisasian dan
penginterpretasian hasil-hasil penelitian, dan menghubungkannya dengan hasil-hasil
penelitian yang dibuat sebelumnya oleh peneliti lain. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan
ilmiah merupakan suatu proses akumulasi dari pengetahuan. Di sini peranan metode ilmiah
penting yaitu menghubungkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah dari waktu dan tempat yang
berbeda.

Dalam ilmu-ilmu sosial prinsip objektivitas merupakan prinsip utama dalam metode
ilmiahnya. Hal ini disebabkan ilmu sosial berhubungan dengan kegiatan manusia sebagai
mahluk sosial dan budaya sehingga tidak terlepas adanya hubungan perasaan dan emosional
antara peneliti dengan pelaku yang diteliti.

Proses Terbentuknya Ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak,
melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Oleh karena untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian atau klasifikasi.

Secara periodik, karena setiap periode menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan
ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu
kepadaperadaban Yunani. Oleh karena itu periodisasi perkembangan ilmu disini dimulai dari
peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer.

Baca Juga :  Tahapan, Tujuan Dan Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

 Zaman Pra Yunani Kuno.

Pada zaman ini ditandai oleh kemampuan :

1. Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman.


2. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap
receptive mind, keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan magis.
3. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakkan
perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi.
4. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas sintesa
terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
5. Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa sebelumnya
yang pernah terjadi. (Rizal Muntazir, 1996)
 Zaman Yunani Kuno

Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya.Yunani pada
masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani pada masa itu
tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikapmenerima begitu saja),
melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki
sesuatu secara kritis).

Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern.
Sikap kritis inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli pikir terkenal
sepanjang masa. Beberapa filsuf pada masa itu antara lain Thales,Phytagoras, Sokrates,
Plato,Aristoteles.

 Zaman Abad Pertengahan

Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para theolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para theolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada
masa ini adalah Ancilla Theologia atau abdi agama. Namun demikian harus diakui bahwa
banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.

 Zaman Renaissance

Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari
dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad
Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini
adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan
atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Penemuan-penemuan ilmu
pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman Renaissance. Ilmu pengetahuan yang
berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti
Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei.

 Zaman modern (17-19 M)

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance.
Seperti Rene Descartes, tokoph yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes
juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang
terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya
teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for life (perjuangan untuk hidup). J.J
Thompson dengan temuannya elektron.

Baca Juga :  Pengertian, 6 Tujuan Dan Manfaat Presentasi Lengkap

 Zaman kontemporer (Abad 20 dan seterusnya)

Fisikawan termashur abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam itu
tak berhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi juga tak berubah status totalitasnya atau
bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa
alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan
alam.

Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain maka Zaman Kontemporer
ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan
informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan
komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya. Bidang ilmu lain juga
mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin
tajam.

Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (1987) (dalam Surajiyo,
2010) mempunyai lima ciri pokok antara lain:

1. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.


2. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan
pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur;
3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan
kesukaan pribadi;
4. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedala
bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari
bagian-bagian itu;
5. Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapapun juga.

Adapun Van Melsen (1985) (dalam Surajiyo, 2010) mengemukakan ada delapan ciri yang
menandai ilmu, yaitu sebgai berikut:
1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis
koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan
logis).
2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab
ilmuwan.
3. Universal ilmu pengetahuan.
4. Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh object dan tidak didistorsi oleh
prasangka-prasangka subjektif.
5. Ilmu pengetahuan harus dapat di verifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
6. Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh,
bila mengandung pertanyaan baru dan menimbulkan problem baru lagi.
7. Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan
kritis yang memanfaatkan data-data baru.
8. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori
dengan praktis.

Baca Juga: Pengertian Dan Cara Mempertajam Intuisi Lengkap Dengan Hal Pentingya

Demikian Pembahasan Tentang Pengetahuan Adalah – Pengertian, Jenis, Faktor, Sifat


Dan Contoh Semoga Bermanfaat Buat Para Sahabat Setia Dosenpendidikan.Com … 😀

Anda mungkin juga menyukai