TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1 Definisi
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2014).
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Merupakan perubahan yang terjadi ketika hamil yang disarankan wanita itu
sendiri, tanda tidak pasti hamil dapat muncul akibat kondisi selain gestasi, oleh
karena itu tanda-tanda ini saja tidak cukup valid untuk menegakkan diagnosa.
(1) Amenorhea
(3) Ngidam
1
2
(6) Kelelahan
(10) Epulis
dengan tanda dan gejala presumtif (tanda tidak pasti hamil). Maka tanda
dan vulva
berkontraksi
vaskularisasi
menggoyangkan salah satu sisi, maka akan terasa pantulan di sisi lain
Merupakan tanda yang didapat dari hasil pemeriksaan lewat alat maupun
bukti yang kuat adanya kehidupan di dalam rahim ibu (gerak janin). Maka tanda
(Hani,dkk, 2014)
1. Trimester I
1) Pengertian
karena pada akhir periode ini semua sistem organ janin sudah terbentuk dan
a. Uterus
4
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan pada
menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir, di atas 32 minggu
uteri mengalami hipertropi kemudian memanjang dan melunak yang disebut tanda
Hegar. Berat uterus perempuan tidak hamil adalah 30 gram, pada saat mulai hamil
maka uterus mengalami peningkatan sampai pada akhir kehamilan (40 minggu)
b. Vagina / vulva.
ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil berubah menjadi
lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan
wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur.
dapat meningkatkan libido atau keinginan atau bangkitan seksual terutama pada
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi
Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi pada umur
kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh karena uterus yang semakin
hiperemia pada hidung, faring, laring, trakhea dan bronkus. Hal ini dapat
menimbulkan sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah (epstaksis) dan
6
tonus otot- otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering (poliuria), laju
oleh pembesaran uterus yang terjadi pada trimester I dan III, menyebabkan
hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. kadar kreatinin, urea dan asam
urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal. Wanita hamil
trimester I dan III sering mengalami sering kencing (BAK/buang air kecil)
sehingga sangat dianjurkan untuk sering mengganti celana dalam agar tetap
(saluran) air susu pada payudara. sedangkan hormon progesterone menambah sel-
laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Pada ibu hamil payudara membesar dan
terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor, puting susu
membesar dan menonjol. Hypertropi kelenjar sabasea (lemak) muncul pada aeola
7
Kelenjar sebasea ini berfungsi sebagai pelumas puting susu, kelembutan puting
susu terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci dengan sabun. Puting
susu akan mengeluarkan colostrum yaitu cairan sebelum menjadi susu yang
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-
muntah, Apabila mual muntah terjadi pada pagi hari disebut Morning Sickness.
Selain itu terjadi juga perubahan peristaltic dengan gejala sering kembung, dan
sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum). Aliran darah ke
panggul dan tekanan vena yang meningkat dapat mengakibatkan hemoroid pada
akhir kehamilan. Hormon estrogen juga dapat mengakibatkan gusi hiperemia dan
banyak ibu hamil mengeluh merasa kelebihan saliva (ptialisme), perasaan ini
kemungkinan akibat dari ibu hamil tersebut dengan tidak sadar jarang menelan
saliva ketika merasa mual sehingga terkesan saliva menjadi banyak. Ibu hamil
trimester pertama sering mengalami nafsu makan menurun, hal ini dapat
disebabkan perasaan mual dan muntah yang sering terjadi pada kehamilan muda.
Pada trimester kedua mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan
1. Progesteron
8
dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini
konstipasi.
d) Tonus vesica urinaria dan ureter menurun menyebabkan terjadi statis urine.
e. Memicu over breathing : tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun.
2. Estrogen
estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus
meningkat.
d. Retensi air
3. Kortisol
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal maternal dan pada
meningkatkan resistensi perifer ibu pada insulin, misalnya jaringan tidak bisa
menggunakan insulin, hal ini mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih
banyak insulin. Sel- sel beta normalpulau Langerhans pada pankreas dapat
memenuhi kebutuhan insulin pada ibu hamil yang secara terus menerus tetap
meningkat sampai aterm. Ada sebagian ibu hamil mengalami peningkatan gula
darah hal ini dapat disebabkan karena resistensi perifer ibu hamil pada insulin.
Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil
yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan
jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini
hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon
merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni.
Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG
dalam urine, maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya
karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini berperan penting dalam produksi
ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi
dengan baik. .
(Prawirohardjo, 2014)
6. Relaxin
(Prawirohardjo, 2014)
7. Hormon Hipofisis
saat persalinan setelah plasenta lahir maka kadar prolaktin menurun, penurunan
ini berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui. Pada saat ibu menyusui
prolaktin dapat dihasilkan dengan rangsangan pada puting pada saat bayi
11
(1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya
(3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
(4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
(5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang Ibu
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
(6) Hasrat untuk melakukan hubungan seksual berbeda-beda pada tiap wanita,
Penyebab ibu hamil dengan sering buang air kecil adalah ginjal bekerja
lebih berat. Pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim
d. Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia saat
f. Jelaskan tentang tanda bahaya infeksi saluran kemih dan menjaga posisi tidur,
yaitu dengan berbaring miring kekiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah
diuresis
(2) Kelelahan
(3) Keputihan
karena darah pada kulit terbuka lebar. Cara mengatasi keringat bertambah adalah :
(5) Ngidam
tubuh yang meminta zat-zat tertentu akibat perubahan hormonal pada saat hamil.
b. Jelaskan tanda bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi yang
hormone yang meningkat pada ibu hamil. Cara mengatasi ibu hamil dengan mual
b. Makan biscuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dan tempat tidur
dipagi hari
g. Minum-minuman berkarbonat
(Hani,dkk, 2014)
rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan yang menurun. Ibu hamil juga
Kebutuhan tersebut setara dengan nasi 200 gram, daging 50 gram, telur 25
Menganjurkan Ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak
dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
(5) Coitus
karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang
3) Sklera kuning
4) Penglihatan kabur
5) Demam tinggi
(Hani,dkk, 2014)
8. Trimester II
1) Pengertian
(Hani,dkk, 2014)
17
maternal, meliputi :
sampai 10 %.
d. Tekanan darah sistolik maupun diastolik pada ibu hamil trimester I turun 5
akhir kehamilan
g. Trimester kedua denyut jantung meningkat 10-15 kali permenit, dapat juga
timbul palpitasi.
hiperpigmentasi atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini disebabkan karena
terjadi pada muka , leher, payudara, perut, lipat paha dan aksila. Hiperpigmentasi
pada muka disebut kloasma gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan
dahi. Hiperpigmentasi pada perut terjadi pada garis tengah berwarna hitam
kebiruan dari pusat kebawah sampai sympisis yang disebut linea nigra.
juga terjadi pada aktifitas kelenjar meningkat sehingga wanita hamil cenderung
lebih banyak mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh kepanasan.
Peregangan kulit pada ibu hamil menyebabkan elastis kulit mudah pecah sehingga
timbul striae gravidarum yaitu garis–garis yang timbul pada perut ibu hamil.
Garis–garis pada perut ibu berwarna kebiruan disebut striae livide. Setelah partus
striae livide akan berubah menjadi striae albikans. Pada ibu hamil multigravida
kehamilan,terjadi juga hiper trofitiroid sehingga kelenjar tyroid terlihat jelas pada
ibu hamil. BMR akan kembali seperti sebelum hamil pada hari ke 5 atau ke 6
ibu untuk memenuhi kebutuhan. Seorang ibu hamil sering merasa haus terus,
19
glukosuria (ada glukosa pada urine) sehingga menyerupai diabetes militus (DM).
dengan teliti agar jelas diketahui ibu hamil tersebut mengalami DM atau hanya
perkembangan janin. Ibu hamil muslim yang menginginkan puasa pada bulan
Romadhon supaya konsultasi dengan tenaga kesehatan. Ibu hamil trimester III
pada janin.Ibu hamil puasa selama 12 jam dapat mengakibatkan hipoglikemia dan
produksi keton dalam tubuh dengan gejala lemah, mual dan dehidrasi sampai
untuk pembentukan lemak dan payudara. Lemak disimpan juga pada paha, badan
dan lengan ibu hamil. Kadar kolesterol plasma meningkatsampai 300 g/100ml.
berat ibu hamil dan semakin besarnya janin, menyebabkan postur dan cara
Postur ibu hamil hiperlordosis sehingga menyebabkan rasa cepat lelah dan
sakit pada punggung. Postur tubuh hiperlordosis dapat terjadi karena ibu hamil
memakai alas kaki terlalu tinggi sehingga memaksa tubuh untuk menyesuaikan
maka sebaiknya ibu hamil supaya memakai alas kaki yang tipis dan tidak licin,
selain untuk kenyamanan juga mencegah terjadi kecelakaan atau jatuh terpeleset.
trimester III otot rektus abdominus memisah mengakibatkan isi perut menonjol di
melahirkan tonus otot secara bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti
abdominalis tetap.
Volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar 1500 ml terdiri dari 1000 ml
plasma dan sekitar 450 ml Sel Darah Merah (SDM). Peningkatan volume terjadi
sekitar minggu ke 10 sampai ke 12. Peningkatan volume darah ini sangat penting
uterus, hidrasi jaringan pada janin dan ibu saat ibu hamil berdiri atau terlentang
dan cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang pada saat persalinan dan
masa nifas.
21
tekanan darah supaya tetap normal meskipun volume darah pada ibu hamil
pada jumlah zat besi yang tersedia. Meskipun produksi SDM meningkat tetapi
karena pada saat ini terjadi ekspansi volume darah yang cepat. Penurunan Hb
hamil cukup bulan. Ibu hamil dikatakan anemi apabila Hb < 11 gram % pada
Kecenderungan koagulasi lebih besar selama hamil, hal ini disebabkan oleh
X dan fibrinogen sehingga menyebabkan ibu hamil dan ibu nifas lebih rentan
Ibu hamil diharapkan berat badannya bertambah, namun demikian seringkali pada
trimester I berat badan (BB) ibu hamil tetap dan bahkan justru turun disebabkan
rasa mual , muntah dan nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi kurang
lebih nyaman biasanya mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan
mulai bertambah maka pada trimester II ini BB ibu hamil sudah mulai bertambah
penting dalam suksesnya kehamilan maka setiap ibu hamil periksa harus
ditimbang BB. Sebagian penambahan BB ibu hamil disimpan dalam bentuk lemak
untuk cadangan makanan janin pada trimester terakhir dan sebagai sumber energi
pada awal masa menyusui.Ibu hamil perlu disarankan untuk tidak makan
tetap gemuk setelah melahirkan maka konsultasi gizi sangat diperlukan pada ibu
trimester pertama dan 0,5 kg per minggu. Keperluan penambahan BB semua ibu
hamil tidak sama tetapi harus melihat dari BMI atau IMT sebelum hamil.
dan TB ibu sebelum hamil (BMI/IMT). Cara menghitung IMT adalah BB sebelum
hamil (dalam kg) dibagi TB (dalam meter) pangkat 2, misalnya seorang ibu hamil
50
=2 2,22 termasuk normal.
(1 .5)2
Tabel 2.2 Rekomendasi rentang peningkatan berat badan (BB) total ibu hamil.
b. Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus, terjadi tarikan
c. Edema dapat melibatkan saraf perifer, dapat juga menekan saraf median di
rasa gatal dan nyeri pada tangan menjalar kesiku, paling sering terasa pada
segmen pleksus brakhialis sehingga timbul akroestesia (rasa baal atau gatal di
tangan).
e. Ibu hamil sering mengeluh mengalami kram otot hal ini dapat disebabkan oleh
f. Nyeri kepala pada ibu hamil dapat disebabkan oleh vasomotor yang tidak
(1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
(7) Merasa bahwa bayi sebagal individu yang merupakan bagian dari dirinya.
24
(8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
(1) Hemoroid
(2) Keputihan
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.(Hani,dkk, 2014)
panas karena pembuluh darah pada kulit terbuka lebar. Cara mengatasi
25
(4) Sembelit
membesar menekan rectum dan anus bagian bawah. Cara mengatasinya adalah :
d. Istirahat cukup
e. Senam hamil
d. Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak
e. Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnva letakkan di
mental akibat kondisi hormonal serta jantung harus memompa darah 50% lebih
besar dari brasanya. Cara mengatasinya adalah :Jelaskan bahwa hal ini normal
menuju ke rahim akan semakin deras akibat dari penebalan endometrium yang
(10) Pusing
b. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak
lumbal lebih dari normal dan sikap tubuh yang lordosis. Cara mengatasinya
adalah :
(Hani,dkk, 2014)
Penyebab pada ibu hamil dengan farises pada kaki disebabkan karena
Penyebab kram pada kaki setelah usia kehamilan 24 minggu pada ibu hamil
disebabkan karena pembuluh darah balik yang berada dipangkal panggul merasa
adalah:
ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat
c. Perdarahan hebat
d. Pusing hebat
(Hani,dkk, 2014)
9. Trimester III
1) Pengertian
Kehamilan trimester III adalah dimulai dari usia kehamilan 28-42 minggu
(Hani,dkk, 2014).
ketebalan mukosa, mengendurnya jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos.
pada saat kehamilan mendekati aterm terjadi penurunan lebih lanjut dari
siklus yang berikutnya akan berulang. Di dalam ovarium pada trimester III korpus
luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah digantikan oleh plasenta yang telah
terbentuk. Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32
minggu, fundus uteri terletak antara 1/2 jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada
xipoideus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri pada
minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan
terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh
kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
Terjadi hemodilusi yang terlihat pada kadar hematokrit rendah yang dikenal
dengan anemia fisiologis. Penurunan volume darah hingga menjelang minggu ke-
32. Setelah itu volume darah menjadi relatif stabil meski massa eritrosit tetap
meningkat
bagian terbawah janin ke dalam rongga panggul pada usia kehamilan cukup
bulan.
31
semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih seperti
air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan
yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak,
(1) Rasa tidak nyaman timbul, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik
(2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
(3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
(4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
Penyebab ibu hamil TM III sering buang air kecil adalah karena adanya
d. Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia saat
f. Jelaskan tentang tanda bahaya infeksi saluran kemih dan menjaga posisi tidur,
yaitu dengan berbaring miring kekiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah
(2) Hemoroid
(3) Keputihan
meningkat.
(4) Sembelit
33
membesar menekan rectum dan anus bagian bawah. Cara mengatasinya adalah :
d. Istirahat cukup
e. Senam hamil
peregangan dan tekanan yang besar pada ligamentum akibat pembesaran uterus.
d. Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak
terdapat kontraindikasi
e. Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan
(8) Pusing
penyebab pusing pada ibu hamil TM III disebabkan karena adanya perubahan
b. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak
lebih dan normal dan sikap tubuh yang lordosis. Cara mengatasinya adalah:
Penyebab pada ibu hamil dengan farises pada kaki disebabkan karena
Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak hamil.
Insomnia pada ibu hamil ini biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa
maka insomnia semakin meningkat karena kecuali faktor fisik, faktor psikologis
perasaan takut, gelisah atau khawatir karena menghadapi kelahiran. Sering BAK
3. Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat susah tidur.
maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi. Kebutuhan fisik
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil.
Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil hingga akan mengganggu
pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang
dikandung. Konsul dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti
a. Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil
a) Kalori
37
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang
(misalnya beras dan jagung), golongan umbi- umbian (misalnya ubi dan
b) Protein
lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi
adalah susu. Sumber lain meliputi sumber protein hewani (misalnya daging,
ikan, unggas, telur dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-
kacangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).
c) Mineral
buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa
feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar atau pada wanita yang
terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9
gram kalsium.
d) Vitamin
buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua
kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,
menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genetalia). Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali
c. Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih,
terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat
ketika dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu
sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak
terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan utama yang
dirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester I dan III, hal tersebut adalah kondisi
yang fisiologis.
d. Kebutuhan Seksual
seks selama 14 hri menjelang kelahiran. Koitus tidak diperkenankan bila terdapat
f. Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah
g. Istirahat
perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selma kurang
lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rilaks pada siang hari selama 1 jam.
h. Persiapan persalinan
(Romauli, 2011)
tempat tersebut.
ada di tempat.
a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin yang dirasakan oleh ibu
a. Support Keluarga
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah
informasi bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai
kepala rumah tangga. Disini motivasi suami dan keluarga untuk membantu
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis adalah dengan memberi
support atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan klien dapat menghadapi
Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas pendidikan
e. Sibling
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk menghindari penolakan
dari anak sebelumnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Pencegah
sebagai berikut:
kandungannya
(3) Kejang
42
(Hani, dkk,
2014)
(Manuaba,
2010)
Bila tinggi badan < 145cm, maka factor resiko panggul sempit,
sedikit 1 kg/bulan.
Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang energy kronis
(ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR)
(Prawirohardjo, 2014)
1. Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus uteri.
2) Kedua tangan meraba fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri
3) Meraba bagian apa yang berada di fundus, jika teraba bulat, melenting,
mudahdigerakkan maka itu adalah kepala. Namun jika itu teraba bulat,
besar, lunak,tidak melenting dan susah digerakkan maka itu adalah bokong
janin.
2. Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri
1) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu.
3) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian
apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba
bagian kecil, terasa ada tahanan, maka ini adalah bagian punggung bayi,
namun jika teraba bagian-bagian kecil dan menonjol maka itu adalah
b. Leopold III
45
2) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit
digerakkan maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak ditemukan
melintang.
(pantulan dari kepala janin terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-
7 bulan).
4) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala goyangkan, jika
jika kepala tidak bisa digoyangkan berarti sudah masuk panggul). Lalu
c. Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk
3) Jika teraba kepala, tepatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
4) Jika kedua tangan convergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum
masuk panggul
5) Jika kedua tangan divergen (tidak dapat saling bertemu) berarti kepala
Riwayat
Imunisasi yang
Imunisasi Ibu Status Imunisasi
Didapat
Hamil
Imunisasi dasar DPT – Hb1 T1 dan T2
lengkap
Anak sekolah DT T3
kelas 1 SD
Anak sekolah Td T4
kelas 2 SD
Anak sekolah Td T5
kelas 3 SD
Calon TT Jika ada status T tidak
pengantin, masa terpenuhi lanjutkan
47
Lama %
Interval
Perlindungan Perlindungan
TT Pada kunjungan ANC
- -
1 pertama
TT 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80%
2
TT 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95%
3
TT 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
4
TT 1 tahun setelah TT 4 25 tahun / 99%
5 seumur hidup
(Kemenkes RI, 2014)
emesis, bila ibu mengalami emesis bisa dilakukan pada trimester II. Seliap
tablet mengandung Fe SO4 34 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg
(Kemenkes,2016).
7. Tes Laboratorium
1) Pemeriksaan Hb
dan minggu ke 28. bila kadar HB < 1l gr% Bumil dinyatakan Anemia,
48
janin,
Apabila trimester 3 bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum
masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain.
Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160
bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan
diantaranya adalah :
1. Rumus neagle
ditambah 1
2. Berdasarkan TFU
Fundus diukur dengan pita ukur. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7
TF U x 8
Dalam minggu
7
TF U x 2
Dalam Bulan
7
(Kuswanti, 2014)
1. Pengertian
Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang
memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan
Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya risiko / bahaya.
yaitu ibu hamil, kader, dan petugas non kesehatan ditingkat pelayanan kesehatan
dasar. Digunakan angka bulat dibawah 10, sebagai angka dasar 2, 4, dan 8 pada
tiap factor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko menengah, dan risiko
tinggi.
51
Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu
diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
Kehamilan dengan 1 atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun
janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun
(1) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa
ibu dan atau bayinya, membutuhkan dirujuk tepat waktu dan tindakan segera
untuk penanganan adekuat dalam upaya penyelamatan nyawa ibu dan bayinya.
(2) Ibu dengan factor resiko 2 atau lebih, tingkat resiko kegawatannya meningkat,
spesialis.
Kelompok II ada gawat obstetrik (AGO) dan memiliki 8 faktor resiko, Kelompok
III ada gawat darurat obstetrik (AGDO) dan memiliki 2 faktor resiko.
52
1) Ada Potensi Gawat Obtetrik (APGO), ada masalah yang perlu diwaspadai
Tabel 2.7 Faktor resiko yang terdapat dalam kelompok ini adalah :
(2) Tanda bahaya pada saat kehamilan, ada keluhan tetapi tidak darurat
53
Tabel 2.8 Faktor resiko yang terdapat dalam kelompok ini adalah :
Tabel 2.9 Faktor resiko yang terdapat dalam kelompok ini adalah :
kejang
Ibu dengan faktor risiko kelompok III sangat membutuhkan pengenalan dini,
dirujuk dengan segera tepat waktu, penanganan adekuat di pusat rujukan dalam
Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor resiko di beri nilai 2,4
atau 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal.
Tiap faktor risiko skornya 4, kecuali bekas operasi sesar, letak sungsang, letak
Tiap faktor resiko dapat dilihat pada gambar yang ada dalam kartu skor “Poedji
Rochjati” (KSPR) yang telah disusun dengan format sederhana agar mudah
1) Skor awal X, yaitu skor dari umur dan paritas yang merupakan karakteristik
2) Skor awal X+Y, nilai Y adalah skor dari faktor resiko yang mungkin sudah
3) Jumlah skor dapat tetap atau bertambah, disesuaikan dengan faktor resiko yang
4) Jumlah skor tidak akan berkurang walaupun gejalanya tidak ada lagi, misalnya:
edema tungkai pada pre eklampsia ringan karena resikonya tetap ada dan gejala
5) Dengan pengertian bahaya dari pre eklampsia dan eklampsia tetap masih ada
sampai persalinan dan nifas selesai, yaitu sampai 42 hari pasca persalinan.
Contoh : pada ibu dengan perdarahan sebelum persalinan, setelah ibu mendapat
perawatan dan pengeluaran darah terhenti, dalam hal ini jumlah skor tetap, tidak
55
berkurang karena perdarahan dapat setiap saat timbul lagi, jadi bahaya perdarahan
Pada tiap kontak jumlah skor dihitung. Jumlah skor 2, 6-10, dan 12 atau lebih.
Berdasarkan jumlah skor, ibu hamil dapat ditentukan termasuk dalam 3 kelompok
resiko (KRR, KRT dan KRST), dengan kode warna (hijau, kuning dan merah) :
1) Jumlah skor 2 termasuk Kehamilan Resiko Rendah (KRR) diberi kode warna
penolong persalinan harus bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu
dan bayinya.
2) Jumlah 6-10 termasuk Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) diberi kode warna
atau puskesmas. Atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada letak
lintang dan ibu hamil pertama (primi) dengan tinggi badan rendah.
Jumlah skor pada tiap kontak, menentukan kelompok resiko yang menjadi
Persalinan Aman
skor, menghitung jumlah skor dan menentukan kelompok risiko, maka petugas
56
kesehatan melakukan KIE untuk mendorong dan menggerakkan semua ibu hamil
dan pengobatan pada dokter puskesmas atau dokter spesialis di rumah sakit,
misalnya ada penyakit ibu, ibu dengan riwayat obstetrik jelek, pemeriksaan USG
dengan hasil terdapat penyulit. Pada ibu resiko tinggi dengan faktor risiko ganda
(2 atau lebih), maka penjumlahan skor akan dapat memberikan pengertian lebih
Dengan ada faktor risiko ganda dua atau lebih, berarti risiko terjadinya komplikasi
kematian ibu/bayi meningkat pula. Ada sinergi dan kumulasi terjadinya risiko
kehamilan diatas 38 minggu harus ditingkatkan dengan lebih jelas dan tegas
sesuai dengan faktor risiko dan jumlah skor pada kontak terakhir, karena sudah
2) Ibu Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), penolong persalinan oleh bidan atau
ke rumah sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama (primi)
Penyuluhan lebih ditekankan pada perilaku ibu hamil, suami dan keluarga
Ketidak-nyamanan. (Rochjati,
2010)
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di
Persalinan adalah proses imana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
(JNPK-KR 2014).
1. Power (kekuatan)
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan
abdomen. Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan
serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam
2. Passenger
Penumpang dalam persalianan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap,
dan posisi janin. Sedangkan yang perlu di perhatikan pada plasenta adalah letak,
3. Passage
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang
panggul, sedangkan yang perlu di perhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen
59
bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan
introitus vagina.
4. Psikologi
5. Posisi ibu
Perubahan posisi yang di berikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa
letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak (contoh :
posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok) memberi sejumlah keuntungan, salah
itu, posisi ini dianggap dapat mengurangi kejadian penekanan tali pusat.
(Sondakh, 2013)
2.1.2.3.1 Kala I
1. Pengertian
Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif
Hasil observasi dapat dicatat baik pada catatan kemajuan persalinan, pada
1) Uterus
seperti otot pada umumnya. pada saat otot rertraksi, ia tidak akan kembali ke
ukuran semula tapi berubah ke ukuran yang lebih pendek secara progresif.
Dengan perubahan bentuk otot uterus pada proses kontraksi, relaksasi dan
retraksi, maka kavum uterus lama kelamaan menjadi semakin mengecil. Proses ini
2) Serviks
menjadi lembut. Saat persalinan mendekat, serviks mulai menipis dan membuka
lebih tipis. Hal ini disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan
sehingga seolah-olah serviks tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis.
(2) Dilatasi
Proses ini kelanjutan dari effacement. Setelah serviks dalam kondisi menipis
daya tarikan otot uterus ke atas secara terus-menerus saat uterus berkontraksi.
Berdasarkan diameter pembukaan serviks, proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu:
63
1. Fase laten
Berlangsung selama kurang lebih 6-8 jam untuk primigravida dan berlangsung
kurang lebih 3-4 jam untuk multipara . Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai diameter 3 cm
2. Fase aktif
waktu 2 jam.
menjadi lengkap (10 cm). pembukaan lengkap berarti bibir serviks dalam
sama namun waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya. Kala I selesai apabila
dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium eksternum
membuka. Namun pada multigravida, ostium uteri internum serta penipisan dan
3) Lendir Darah
os dengan sedikit perdarahan dan menyebabkan lendir bebas dari sumbatan atau
Pengeluaran lendir dan darah ini disebut “show” atau “bloody show”yang
4) Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hamper atau sudah
lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap
5) Tekanan darah
mmHg.
kontraksi.
(3) Mengubah posisi pasien dari terlentang ke posisi miring kiri, perubahan
(4) Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan
darah.
(5) Apabila pasien merasa sangat takut atau khawatir, pertimbangkan bahwa
65
tidak terbukti.
6) Metabolisme
(2) Peningkatan aktivitas metabolic terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut
7) Suhu Tubuh
(1) Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah
melahirkan.
(2) Peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-1 ⁰C dianggap normal, nilai
(3) Peningkatan suhu tubuh sedikit adalah normal dalam persalinan, namun bila
8) Nadi
(1) Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase
rendah dari pada frekuensi diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase
(2) Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi jika
(3) Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi disbanding
infeksi.
9) Pernafasan
sangat dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri, rasa takut, dan penggunaan teknik
pernafasan.
Psikologis ibu dapat berpengaruh pada fisiologis ibu, untuk itu seorang ibu harus
1) Fase laten
Pada fase ini umumnya ibu masih kooperatif dan bahagia karena masa
Namunketika adanya kontraksi ibu merasa gelisah, gugup, cemas, tidak nyaman,
dan khawatir. Biasanya ibu memerlukan teman bicara, ingin ditemani atau
2) Fase aktif
Saat kemajuan persalinan sampai pada fase kecepatan maksimal rasa khawatir
semakin sering sehingga wanita tidak dapat mengontrol sikapnya. Wanita tersebut
4. Kebutuhan Kala I
Adapun kebutuhan fisik dan psikologis ibu bersalin pada kala I yaitu :
2) kebutuhan fisikologis
2) Memberikan informasi
3) Mengurangi kecemasan
68
2.1.2.3.2 Kala II
1. Pengertian
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran
berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya
3) Perineum menonjol
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya adalah
pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui
Pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan cepat yaitu setiap 2 menit
sekali dengan durasi >40 detik, dan intensitas semakin lama semakin kuat. Karena
biasanya pada tahap ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka
pada his dirasakan adanya tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflex
69
menimbulkan rasa inigin meneran. Pasien merasakan adanya tekanan pada rectum
1) Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya berkontraksi.
Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi
yang didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah Rahim ke atas
secara alami
2) Serviks
Pada Kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat dilakukan
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan pasien
ingin meneran, serta diikuti dengan perineum yang menonjol dan menjadi lebar
dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tak lama kemudian kepala
4) Ekspulasi janin
Bila dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin sudah tidak masuk lagi di luar
his. Dengan his serta kekuatan meneran maksimal, kepala janin dilahirkan dengan
suboksiput dibawah simfisis, kemudian dahi, muka, dan dagu melewati perineum.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota
5) Tekanan darah
70
Tekanan darah dapat meningkat lagi 15-25 mmHg selama kala II persalinan.
Upaya meneran juga akan mempengaruhi tekanan darah, dapat meningkat dan
kemudian menurun kemunian akhirnya kembali lagi sedikit diatas normal. Rata-
6) Metabolisme
metabolisme
7) Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi bervariasi tiap kali pasien menera. Secara keseluruhan
frekuensi nadi meningkat selama kala II diserai takikardi yang nyata ketika
8) Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan segera
9) Pernafasan
dikenakan
6) Tidak peduli apa saja dan siapa saja yang ada di kamar bersalin
(Sulistyawati, 2014)
4. Kebutuhan kala II
(Sulistyawati, 2014)
1. Pengertian
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban, berlangsung tidak lebih dari 30 menit,
disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta (Kemenkes RI, 2016).
Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat mungkin
lahir lebih cepat. Tujuan dari manajemen aktif kala III yaitu mengurangi kejadian
(Sulistyawati, 2014).
72
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam uterus,
kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan mengecil.
tersebut menjadi lebih kecil, maka plasenta akan menjadi tebal atau mengkerut
darah yang kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan
ini yang akan menghentikan perdarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut.
cc/menit dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya
berkontraksi hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran
yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepaskan dari dinding uterus
merupakan tujuan dari manajemen kebidanan dari kala III yang kompeten
1) Bahagia
Karena saat-saat yang telah lama di tunggu akhirnya dating juga yaitu kelahiran
bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi wanita yang
Cemas dan takut kalua terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan karena
3) Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa
mempercepat kelahiran plasenta, yaitu kapan saat meneran dan posisi apa
5) Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air
ketuban.
6) Hidrasi
(Sulistyawati, 2014)
2.1.2.3.4 Kala IV
1. Pengertian
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang harus dilakukan adalah:
74
kontraksi rahim yang keras; perdarahan yang mungkin terjadi dari placenta
3) Bayi yang telah dibersihkan diletakkan diatas perut ibu untuk melakukan MD.
Dalam 2 jam pertama setelah melahirkan, tekanan darah, nadi, dan pernafasan
namun masih dibawah 38oC hal ini disebabkan karena kurangnya cairan dan
kelelahan.
Selama 2 jam pasca persalinan. Kadang dijumpai pasien merasa mual sampai
muntah. Atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan terjadinya aspirasi
3) Sistem Renal
Selama 2-4 jam persalinan kandung kemih masih dalam keadaan hipotonik akibat
4) Sistem Kardiovaskuler
sehingga mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini
terjadi 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Pada persalinan pervagiam
kehilangan darah 200-500 ml. sedangkan pada persalinan sesar pengeluaran dua
4. Kebutuhan kala IV
4) Informasi dan bimbingan sejelas – jelasnya mengenai apa yang terjadi dengan
5) Kehadiran bidan sebagai pendamping selama dua jam pasca persalinan serta
7) Posisi tubuh dan lingkungan yang nyaman setelah saat – saat berat menjalani
persalinan.
9) Tempat dan alas tidur yang bersih agar tidak terjadi infeksi
(Sulistyawati, 2014)
76
kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan
bayi :
1. Penurunan kepala
Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus yang
2. Penguncian (Engagement)
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah melalui
3. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin kedalam panggul, fleksi menjadi hal yang
sangat penting karena dengan fleksi diamete kepala janin terkecil dapat
bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul. Pada saat kepala
tambah besar yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior dari
Kepala akan berputar dari arah diameter kanan, miring ke arah diameter PAP
dari panggul tetapi bahu tetap miring ke kiri, dengan demikian hubungan
normal antara as panjang kepala janin dengan as panjang dari bahu akan
77
berubah dan leher akan berputar 45 derajat. Pada umumnya rotasi penuh dari
kepala ini akan terjadi ketika kepala telah sampai di dasar panggul.
Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini
terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut
lorong vulva. Bagian leher belakang dibawah oksiput akan bergeser ke bawah
simfisis pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion). Uterus yang
lebar.
6. Restitusi
Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan atau ke kiri,
anterior.
Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu. Pada
dalam arah yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam diameter yang
besar dari rongga panggul. Bahu anterior akan terlihat pada lubang vulva-
dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya
(Sulistyawati, 2014)
2.1.2.5 Pemeriksaan VT
dengan memasukkan jari ke dalam liang sanggama untuk mengetahui pasien yang
baru datang sudah inpartu/belum, untuk menetapkan titik awal suatu persalinan
2. Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan
(mungkin akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu
sama lain).
4. Gunakan kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT atau
larutan antiseptik. Basuh bila secara hati-hati, seka dari bagian depan ke
5. Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan)
perineum.
6. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan per
2) Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban, jika terlihat
pewarnaan mekonium, nilai apakah kental atau encer dan periksa DJJ
(1) Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan
7. Dengan hati-hati pisahkan labium mayus dengan jari manis dan ibu jari
diikuti oleh jari tengah. Jangan mengeluarkan kedua jari tersebut sampai
sebelum waktunya dapat meningkatkan risiko infeksi terhadap ibu dan bayi
10. Pastikan tali pusat atau bagian kecil-kecil (tangan atau kaki) tidak teraba pada
11. Nilai penerunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut
dari hasil periksa dalam dengan hasil pemeriksaan melalui dinding abdomen
12. Jika bagian terendah adalah kepala, pastikan penunjuknya (ubun-ubun kecil,
ubun-ubun besar atau fontanela magna) dan celah (sutura) sagitalis untuk
menilai derajat penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah
13. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan (hati-hati),
sarung tangan tadi secara terbalik dan rendam dalam larutan dekontaminan
selama 10 menit.
14. Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih dan
kering.
(JNPK-KR, 2017)
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina.
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi
baru lahir. Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi → siapkan :
Untuk ibu :
3. Pakai celmek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci kedua tangan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik)
82
ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air
Buang kapas atau kasa pembersih yang terkontaminasi dalam wadah yang
tersedia.
tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5% → langkah #9. Pakai sarung
lengkap.
lakukan amniotomi.
memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
melepaskannya dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit). Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan dan setelah itu
10.Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi)
PIMPINAN MENERAN
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
cukup baik, kemudian bantu ibu untuk menemukan posisi yang nyaman dan
pedoman
benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin
meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat Ibu merasa ingin meneran atau
• Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
• Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60
menit
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan.
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai
Perhatikan!
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat bagian
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala
ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang
23. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang,
tangan yang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta majaga bayi
terpegang baik
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi
baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali
Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu dan bayi
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
87
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu untuk mendeteksi
35. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat
Mengeluarkan plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan
37. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
38. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
keras)
39. Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau derajat 2 dan atau
40. Periksa kedua sisi plasenta pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap.
41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas diair DTT tanpa
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40 - 60x/
menit)
Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera
Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk kerumah
sakit rujukan
Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali
kontak kulit ibu dan bayi, dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut
48. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan
kering.
49. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
50. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
53. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
intamuskuler di paha kiri bawah lateral dan salep mata profilaksis infeksi
56. Setelah 1 jam kelahiran bayi lakukan pemeriksaan fisik lanjutan. Pastikan
kondisi bayi tetap baik. (pernafasan 40-60x/ menit dan suhu tubuh 36,5°C –
di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
Dokumentasi
(JNPK-KR 2017)
91
diantaranya yaitu:
2. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari
37 minggu)
7. Ikterus
9. Preeklampsia berat/Eklampsia
15. Gemeli
17. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5
18. Syok
19. Hipertensi
92
20. Kehamilan dengan penyulit sistemik (Asma, DM, Jantung, Kelainan Darah)
24. Partus tak maju ( Kala I lama, Kala II lama, Kala III tak maju )
(Tiara, 2018)
2.1.2.8 Partograf
3. Data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong
persalinan untuk :
persalinan
pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-
3. Kondisi janin
4. Kemajuan persalinan
Waktu mulainya fase aktif, waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
6. Kontraksi uterus
8. Kondisi ibu
94
Nadi, tekanan darah, temparatur tubuh, dan urine (volume, aseton, protein).
Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu
Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
jantung janin (DJJ), air ketuban, dan penyusupan tulang kepala janin.
Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit, setiap kotak pada bagian ini,
menunjukkan waktu 30 menit. Catat DJJ dengan member tanda titik pada garis
yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kisaran normal DJJ
terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan 100. Akan tetapi,
penolong harus waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160.
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam
bayi dapat menyesuaikan dengan diri dengan bagian keas panggul ibu.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat
temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambing-
lambang berikut:
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan.
terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Itulah sebabnya bagian ini
1). KALA I
2). KALA II
96
Kala II terdiri atas : episiotomi persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah
Kala III terdiri atas lama kala III : pemberian oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali, masase uterus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
4). KALA IV
15 menit pada satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit pada satu
jam kedua. Observasi pada Kala IV meliputi : DJJ, Tekanan darah, nadi, suhu,
(Prawirohardjo, 2014).
2.1.3.1 Definisi
Masa Nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas dimulai 2
Masa nifas adalah masa yang dilalui oleh seorang perempuan dimulai
setelah melahirkan hasil konsepsi (bayi dan plasenta) dan berakhir hingga 6
1. Tahap immediate postpartum yaitu tahapan yang terjadi dalam waktu 24 jam
2. Tahap early postpartum yaitu tahapan yang terjadi setelah 24 jam setelah
3. Tahap late postpartum yaitu tahapan yang terjadi pada minggu kedua sampai
postpartum antara lain resiko terjadinya perdarahan dan syok hipovolemia. Pada
tahap late postpartum terjadi perubahan secara bertahap pada sistem reproduksi.
1. Lochea Rubra
Warna merah kehitaman, keluar pada hari ke-2 sampai dengan 3 post partum.
Terdiri dari sel desidua, vernic kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan darah.
2. Lochea Sanguinolenta
Warna putih bercampur merah, keluar pada hari ke-3 sampai post partum.
3. Lochea Serosa
Warna kekuningan keluar pada hari ke-7 sampai 14 post partum. Berisi
4. Lochea Alba
Warna putih, keluar setelah hari ke-14 dan berisi jaringan leukosit dan
1. Sistem kardiovaskuler
volume darah kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula
2. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Proses involusio uterus (tnggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa
involusi)
Involusio TFU
2 jam PP dan hari 1 setinggi pusat
hari ke-2 PP 2 jari bawah pusat
hari ke-3 PP 2 jari bawah pusat
hari ke-4 PP 2 jari bawah pusat
hari ke-5 PP pertengahan pusat-seimfisis
hari ke -6 PP 4 jari di atas simfisis
hari ke-7 PP 3 jari di atas simfisis
hari ke-8 PP 2 jari di atas simfisis
hari ke-9 PP 1 jari di atas simfisis
hari ke-10 PP tidak teraba
(Elisabeth, 2014)
2) Servik
Servik menjadi tebal dan lebih keras pada akhir pertama post partum
servik maSih akan berdilatasi 1 cm. involusi servik yang lengkap bisa
setelah persalinan OUI dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan setelah 6
sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut ketiga organ ini dalam keadaan kendor. Setelah 3
4) Ligament-ligamen
persalinan, segera setelah bayi lahir berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
5) Abdomen
akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil,
dalam 2 minggu setelah melahirkan, abdomen dinding wanita itu kan rileks.
hamil
6) Payudara
(1) Terjadi penurunan kadar estrogen dan progesterone yang cepat dengan
peningkatan prolaktin
(3) Payudara lebih besar dan lebi keras terjadi karena laktasi
menghasilkan susu
3. Sistem Perkemihan
Dalam 12 jam post partum, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang
teretensi selama masa hamil telah diaphoresis luas, terutama pada malam hari,
selama 1-2 hari post partum. Dieresis post partum disebabkan oleh :
tungkai bawah
kehamilan
(Prawirohardjo, 2014)
4. Sistem Gastrointestinal
Pada masa nifas ibu akan mengalami kesulitan BAB karena sfingter ani
tertekan oleh jalan lahir. Ibu juga biasanya mengalami kesulitan untuk BAB
5. Sistem Endokrin
Yang meliputi hormone plasenta dan hormone hipofose dan hormone ovarium
1) Hormone plasenta
plasenta, laktogen (HPL) estrogen dan kortisol. Serta plasenta enzim insulinasi
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita yang menyusui dan
tidak menyusi berbeda kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita
bahwa ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat.
6. Sistem Muskuluskeletal
secara terbalik pada masa pasca partum. Adaptasi menyangkut hal-hal yang
membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pust berat ibu akan
pembesaran rahim stabilitas sendi lengkap pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan
7. Sistem Integumen
kulit
(Prawirohardjo, 2014).
1) Fase taking In
sampai hari kedua melahirkan. Pada fase ini ibu sedang berfokus terutama pada
dirinya sendiri. ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang
dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri.
ketidaknyaman fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti mules, nyeri pada
jahitan, kurag tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.
Hal tersebut membuat ibu perlu cukup asupan nutrisi, istirahat yang cukup untuk
mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung lebih pasif terhadap
(1) Kekecewaan karna tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya
misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lainnya
(2) Ketidaknyaman sebagai aibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misal rasa
(4) Suami atau keluarga yang mengritik ibu tentang cara merawat bayi dan
cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan merasakan tidak nyaman
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
Bagi petugas kesehtan pada fase ni merupakan kesempatan yang baik untuk
nifas. Tugas petugas kesehatan adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara
menyusui bayi yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas, memberikan
pendidikan kesehtan yang diperlukan ibu seperti gizi istirahat dan kebersihan diri
3) Fase letting go
Fase letting go adalah menerima taggugjawab akan peran barunya. Fase ini
dan bayinya. Ibu suah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi
kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat
pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalaniperan barunya.
Pendidikan kesehtan yang diberikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna
bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya
Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan ibu. Suami dan keluarga
dapat merawat bayinya mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak
terlalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehingga kondisi fisik
1. Kebutuhan Nutrisi
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kalori bgus untuk proses metabolism tubuh, kerja organ tubuh, proses
memerlukan kalori yang sama dengan wanita + 700 kalori pada 6 bulan pertama
1) Sumber tenaga/energy
(jika sumber tenaga kurang protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energy). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari
beras, sagu, jagung, tepung terigu, dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh
dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur,
Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kerang,
kepiting, daging, ayam, hati, telur, susu dan keju) dan protein nabati (kacang
kelancaran metabolisme dalam tubuh. Anjurkan ibu untuk minum setiap habis
menyusui sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis
Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlaah
lebih besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap
glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama
masa bayi.
kalori yang diproduksi oleh ASI. Jumlah kelebihan protein yang diperlukan oleh
ibu pada masa nifas adalah sekitar 10-15%. Protein utama dalam air susu adalah
whey. Whey adalah menjadi kepala susu yang lembut yang memudahkan
4) Tabel perbandingan angka kecukupan energy dan zat gizi wanita dewasa dan
2. Kebutuhan Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolism tubuh.
Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet
tambah darah dan zat besi diberikan selama 40 hari post partum.
3. Kebutuhan Ambulasi
usai. Aktivitas tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh. Terutama fungsi
usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu
mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari
istirahat. Dalam 2 jam setelah persalinan ibu harus bisa melakukan mobilisasi.
kiri atau kanan terlebih dahulu, kemudian duduk dan berangsur-angsur untuk
1) Miksi
janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter selama persalinan, juga
(3) Bila dalam 3 hari ibu tidak dapat berkemih, dapat dilakukan
dengan air hangat. Jika ibu belum bisa melakukan maka ajarkan ibu
untuk berkemih sambil membuka kran air, jika tetap belum bisa
2) Defekasi
108
(1) Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut dengan
luka episiotomy
(2) Bila sampai 3-4 hari belum BAB, sebaiknya dilakukan diberikan obat
terbuka
perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan
cara mandi yang teratur minimal 2 kali/hari, mengganti pakaian dan atas tempat
tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi.
Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptic dan selalu ingat
bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri
secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun
kulit.
1) Kebersihan pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena
produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk
daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan
pakaian dalam, agar tidak terjadi iritai (lecet) pada aerah sekitarnya akibat lochea.
2) Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
pembengkakan pada wajah, kaki dan betis serta tangan ibu. Oleh karena itu dalam
yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit
tetap kering
membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air
kecil/besar
(2) Sarankan ibu untuk menggangti pembalut atu kain pembalut setidaknya 2
kali/hari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
(3) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
(4) Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menyentuh luka. Cebok dengan air biasa atau cuci dengan sabun.
dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genitalia dengan air san
sabun setiap kali habis BAK/BAB. Yang dimulai dengan mencuci bagian
kali/hari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai,
110
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu nifas
sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu untuk
istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk
mempengaruhi ibu dalam berbagai hal, diantaraanya mengurangi jumlah ASI yang
serta menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat nayi dan dirinya.
Dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering
7. Kebutuhan Seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina anpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah
masa itu semua luka akibat pesalinan, termasuk luka episiotomy dan luka bekas
SC biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan dipastikan tidak ada
luka robekan jaringan, hubungan seks bahkan telah boleh dilakukan 3-4 minggu
terasa sakit atau nyeri meskipun telah beberapa bulan proses persalinan
bayinya
1) Pengertian
112
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari yang kesepuluh. Terdiri dari sederetan gerakan tubuh
boleh berjalan
sangat membantu
2) Tujuan
dan persalinan
persalinan
113
3) Manfaat
tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki tonus otot, pelvis dan
(Elisabeth,2014)
dengan bahu. Lakukan gerakan dengan mantap hingga terasa otot sekitar
tangan kanan diatas perut dan lutut ditekuk. Angkat kepala sampai dagu
dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk,
diulang sebaliknya, kerutkan otot sekitar anus dan kontrasikan perut ketika
Posisi tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan disamping badan,
kemudian lutut ditekuk kearah 90° secara bergantian antara kaki kiri dan
tahan 5-10 detik. Saat anus dikerutkan ambil nafas kemudian keluarkan
kedua kaki dalam keadaan lurus sampai 90° kemudian turunkan kembali
10. Rencana KB
116
tidak langsung KB dapat membantu ibu untuk dapat merawat anaknya dengan
dan suami sudah dapat memilih alat konrasepsi KB apa saja yang ingin
digunakan. Tujuan dari perencanaan KB itu sendiri adalah agar ibu tidak cepat
hamil lagi (minimal 2 tahun) dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri
postpartum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa
nifas
untuk :
nifas
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai 4.000 gram (Vivian,
2014).
Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :
5. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun sampai
10. Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah
12. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
1. Perubahan Pernapasan
120
pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan
pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam. Cara
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga terjadi
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
kehidupan.
Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap
cukup dan aliran darah melalui paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada
30-34 minggu.
(Vivian, 2014).
Fungsi Surfaktan:
(1) Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi. Pada
(2) Pada beberapa kali tarikan napas pertama setelah lahir, udara ruangan
memenuhi trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di dalam
bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini
diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio
sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat
beberapa kali tarikan napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan
dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua
waktu.
Denyut jantung janin (DJJ) diatur oleh pengaruh divisi simpatis dan
Rentang normal DJJ adalah 120 -160 kali permenit. Irama DJJ cukup
kemoreseptor (sel saraf sensori dalam lengkung aorta, badan carotid dan
otak yang dapat memicu sistem saraf simpatis untuk meningktkan DJJ
saraf yang sensitif) terhadap tekanan dalam dinding arteri carotid internal
kondisi normal. DJJ dapat turun selama kontraksi jika terdapat kompresi
uteroplasenta tidak adekuat, DJJ dapat turun sesudah awal kontraksi dan
Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka
1) Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat bayi
lahir dan tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya
sendiri.
2) Kadar glukosa bayi akan turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran) yang
tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus
mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru
lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
4) Jika cadangan glukosa tubuh habis digunakan, sementara bayi tidak mendapat
sianosis, apnoe, tangis lemah, letargi dan menolak makan. Akibat jangka
(glikoneogenesis)
a. BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup,
b. Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang
cukup.
kelahiran.
f. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak
g. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi
sebelum lahir)
h. Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas meliputi : kejang-
kejang halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi, lunglai dan menolak
3. Perubahan Suhu
Suhu tubuh bayi baru lahir harus dipertahankan antara 36,5 ⁰C dan 37 ⁰C.
Hipotermia pada bayi baru lahir didefinisikan sebagai suhu kurang dari 35 ⁰C.
1) Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, suhu dikendalikan dari
pusat penurun panas dan pusat peningkatan panas di hipotalamus, area otak di
dekat kelenjar hipofisis, sehingga bayi akan mengalami stress dengan adanya
dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu
dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan
2) Pembentukan suhu pada bayi baru lahir tanpa disertai menggigil adalah
4) Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna
5) Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang Bayi Baru Lahir.
(1) Lemak coklat ditemukan di sekitar leher dan antara skapula, melintasi garis
(2) Lemak coklat juga mengelilingi pembuluh darah torax mayor dan bantalan
ginjal.
128
(4) Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya
digunakan oleh bayi baru lahir untuk tetap hangat, dan dimulai dengan:
1. Oksigenasi
(Vivian, 2014).
a) Evaporasi
b) Konduksi
Kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
129
yang dingin.
c) Konveksi
Kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin.
d) Radiasi
b) Lakukan IMD
c. Efek Hipotermia
g) Hemoragi pulmonal dapat juga terjadi akibat kegagalan ventrikel kiri dan
kerusakan pada kapiler pulmonal, menyebabkan kebocoran cairan dan sel dari
a) Suhu minimal janin satu derajad lebih tinggi dibandingkan suhu ibu karena
b) Penurunan suhu lingkungan saat kelahiran bayi terlahir dengan kondisi basah
c) Bayi cukup bulan yang sehat akan berespon dengan meningkatkan produksi
panas.
Sistem sirkulasi bayi baru lahir sekarang merupakan sistem sirkulasi tertutup,
bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yang segera terjadi setelah tali pusat di
resistence, SVR). Hal yang paling penting adalah peningkatan SVR ini terjadi
pada waktu yang bersamaan dengan tarikan nafas pertama bayi baru lahir.
Oksigen dari nafas pertama tersebut menyebabkan sistem pembuluh darah paru
relaksasi dan terbuka. Paru sekarang menjadi sistem bertekanan darah. Kombinasi
tekanan darah yang meningkat dalam sirkulasi sistemik, tetap menurun dalam
Sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan. Sebelum lahir, jain
cukup bulan mempraktikkan prilaku menghisap dan menelan. Reflek muntah dan
batuk yang matur telah lengkap oada saat lahir. Mekonium, walaupun steril,
mengandung depris dari cairsan amnion, yang menguatkan bahwa janin meminum
cairan amnion dan bahwa cairan tersebut melalui saluran cerna. Bagaimanapun
juga kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
bagian saluran cerna, dari mulut sampai ke usus. Bayi baru lahir kurang mampu
relatif efisien, tetapi tetap kurang efisien dibandingkan kemampuan orang dewasa.
Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran
berat badan tidak lebih dari 10%. Berat badan akan naik lagi pada hari ke 4
sampai hari ke 10. Pada usia 0-4 bulan, berat badan bayi biasanya akan naik
Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan
kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah menyebabkan retensi cairan dan
intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilang
natrium dalam jumlah besar dan ketidak seimbangan elektrolit lain,. Bayi baru
lahir tidak mampu mengkonsentrasikan urin dengan baik, yang tercemin dalam
berat jenis urin yaitu 1,004 daqn osmulalitas urin yang rendah. Semua
Bayi baru lahir mengekresikan sedikit urin pada 48 jam pertama kehidupan, sering
kali hanya 30 hingga 60 ml. Seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam
urin bayi baru lahir. Debris sel yang banyak dapat mengindikasikan adanya cidera
atau iritasi didalam sistem ginjal. Bidan harus ingat bahwa massa abdomen yang
ditemukian pada pemeriksaan fisik sering kali adalah ginjal dan dapat
maka limfosit juga banyak di temukan dalam ferifer dan terdapat pula limfe. Sel-
banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma G globulin janin di dapat dari ibu
133
melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin mengadakan reaksi dengan
2 bulan dan banyak ditemukan segera setelah lahir, khususnya sekret dari traktus
setara dengan keadaan flora normal dalam saluran pencernaan. Akan tetapi bayi
hanya dilindungi oleh Gamma G immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat.
Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah
ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupan anak.
Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem
kekebalan tubuh.
tertentu. Ada tiga macam imunoglobulin (Ig) atau antibodi (huruf menunjukan
masing-masing golongan ),yaitu IgG, igA, dan IgM. Hanya IgG yang cukup kecil
penting dan kira-kira 75% dari seluruh antibodi. IgG mempunyai kekebalan
terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, tingkat IgG bayi sama
dengan atau sedikit lebih banyak daripada ibu. Tingkat Ig ini memberikan
IgM dan IgA tidak melintasi pembatas plasenta, namun dibuat oleh janin.
Tingkat IgM pada periode kehamilan besarnya 20% dari IgM orang bisa dan
diperlukan waktu 2 tahun untuk dapat menyamai tingkat orang dewasa. Tingkat
IgM yang relatif rendah membuat bayi rentan terkena infeksi. IgM juga penting
sebab sebagian besar antibodi yang terbentuk pada sewaktu terjadi respons primer
adalah golongan ini. Tingkat IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang
lama walaupun tingkat salive sekresi mencapai tingkat orang dewasa dalam kurun
waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran pernafasan, saluran usus
lambung, dan mata. Sedangkan imunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE,
tidak begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus (Kemenkes RI, 2016).
135
Menurun muslihatin (2010) masa transisi di bagi menjadi 3 periode yaitu periode
Periode pertama reaktivitas dimulai dari bayi lahir sampai sekitar 30 menit.
Periode ini memiliki karakteristik antara lain denyut nadi akan berlangsung cepat
dan irama tidak teratur, frekuensi pernafasan mencapai 80 x/menit. Pada bayi baru
lahir terdapat pernafasan cuping hidung, ada retraksi dinding dada. Terjadi
fluktuasi warna dari merah jambu menjadi akrosianosis atau sianosis sementara
tidak ada bising usus, tidak berkemi, bayi menmiliki sejumlah mukus, menangis
kuat, reflek menghisap kuat. Pada periode ini mata bayi terbuka lebih lama dari
proses perlihatan.
Pada periode ini bayi membutuhkan perawatan khusus yaitu mengkaji dan
memantau frekuensi jantung dari pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam setelah
kelahiran, menjaga bayi agar tetap hangat (suhu aksila 36,5-37,5°C), lakukan
2. Fase tidur
Fase ini merupakan interval responsif relatif atau fase tidur yang dimulai dari 30
menit setelah periode pertama reaktivitas dan berakhir pada 2-4 jam. Karakteristik
dari fase tidur ini adalah pernafasan dan denyut jantung menurun warna kulit
cenderung setabil terdapat akrosianosis dan bisa terdengar bisisng usus. Meskipun
demikian orang tuanya tetap dapat menikmati fase ini dengan memeluk atau
mengendong bayi.
136
Periode masa reaktivitas ini berakhir sekitar 4-6 jam setelah kelahiran.
Karakteristik pada periode ini yaitu bayi memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi
terhadap setimulus internal dan lingkungan, frekuensi nadi apikal berkisar 120-
160 x/menit, frekuensi pernafasan 30-60 x/menit kemudian frekuensi warna kulit
dari warna merah jambu dan kebiruan kesianosis ringan disertai bercak-bercak,
frekuensi bayi sering berkemih dan mengeluarkan mekonium. Pada periode ini
terjadi peningkatan sekresi mukus dan bayi bisa tersedak pada saat sekresi, reflek
(Vivian, 2014)
2. Tanda-tanda vital
3. Berat badan
5. Pakaian
tali pusat harus dibersihkan tiap hari serta menjaganya agar tetap bersih dan
kering supaya tidak terinfeksi. Lama lepas tali pusat dikatakan cepat jika
kurang dari 5 hari, normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari, dan lambat jika
lebih dari 7 hari. Lepasnya tali pusat juga dipengaruhi oleh kepatuhan ibu
dalam perawatan tali pusat setiap hari. Kebersihan saat merawat tali pusat dan
frekuensi mengganti popok setiap kali popok kotor dan basah. Hal yang paling
terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah memastikan tali pusat dan
137
area di sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu mencuci tangan dengan
(Vivian, 2014).
2. Kebutuhan Cairan
1) Hari I : 60 cc / kg BB / hari
2) Hari II : 90 cc / kg BB / hari
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama
jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan
tetrasiklin 1%
7. Berikan vitamin K
3. Warna : kuning (terutama pada 24jam pertama), biru atau pucat, memar
6. Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,
pernapasan sulit
7. Tinja/kemih : tidak berkemih dalam 24jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang,
Penghisapan secara kuat jari tangan atau putting susu ketika dimasukan kedalam
mulut. Reflek ini akan hilang setelah 3-4 bulan, tetapidapat menetap sampai usia 1
tahun.
Reflek menelan secara tepat cairan yang dimasukanke dalam mulut. Reflek ini
Ketika sebuah benda diletakan pada telapak tangan bayi, makabayi akan
4. Refleks Babynski
Dengan cara mengeser bagian lateral dan bagian tumit kearah ibu jari kaki, maka
seketika 4 jari akan mengadakan fleksi, sedangkan ibu jari dalam keadaan
5. ReflekTonick Neck
Ketika bayi diletakan pada posisi tengkurap, bayi akan menggerakkan kepala
kekanan atau kiri, sedangkan lengan dan tungkai akan berada dalam posisi fleksi
(putar kepala kearah ekstremitas dan akan mengambil postur yang berlawanan).
6. Reflek Morro
Tempatkan bayi dalam posisi terlentang pada permukaan datar, lalu menggentak
abduksi dan ekstensi simetris lengan, jari–jari mengembang seperti kapas, ibu jari
140
dan jari telunjuk membentuk huruf seperti kipas, ibu jari dan jari telunjuk
Sentuh bibir bayi/ujung mulut bayi dengan putting, bayi akan menoleh kearah
stimulus. Reflek ini akan menghilang pada usia 3– 4 bulan. ( Vivian, 2014).
1. Kunjungan neonatus 1 (KN 1) di lakukan kurun waktu 6-48 jam (1-2 hari)
setelah bayi lahir, di lakukan pemeriksan pernafasan, warna kulit, dan gerakan
aktif atau tidak, di timbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada,
setelah bayi lahir, di lakukan pemeriksaan fisik, penempilan dan perilaku bayi,
2.1.5 Pelayanan KB
2.1.5.1 Definisi
prinsip continuum of care dalam upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA). Peningkatan akses dan kualitas Pelayanan KIA dimulai sejak remaja,
wanita usia subur hingga masa pra-hamil, kehamilan, persalinan dan nifas, bayi,
pertumbuhan penduduk.
KB.
Strategi 5: Penurunan kejadian kehamilan pada remaja usia 15- 19 tahun melalui
Reproduksi Remaja.
1. Perencanaan Keluarga
mati (menopause)
3) Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya resiko paling rendah untuk ibu
Untuk mencapai layanan tersebut dikenal dengan 3(tiga) fase yaitu sebagai
berikut:
(1) Fase menunda mencegah kehamilan bagi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan
usia istri dibawah 20 tahun. Pada usia ini sebaiknya tidak mempunyai anak
(2) Fase menjarangkan kehamilan bagi pasangan usia subur dengan usia istri 20
sampai 30 tahun. Pada usia ini merupakan periode usia yang paling baik
untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kehamilan
pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi karena biasanya ibu dengan usia muda
(baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi) akan cenderung memilih alat
kontrasepsi yang kebanyakan orang pakai. Dari hal tersebut maka penggunaan
kontrasepsi disesuaikan dengan usia wanita. Pada pasangan suami istri yang baru
suntik, mini pil, KB pil, implan, kontrasepsi sederhana. Sesudah usia 30 tahun
144
(Affandi, 2011)
2. Penapisan Klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (pil
KB, suntikan, AKDR) adalah untuk menentukan apakah ada kehamilan, keadaan
Metode hormonal
KBA Metode Kontap
(pil kombinasi, pil
Prosedur atau Barier AKDR wanita/
progestin/suntikan/
MAL (kondom) pria
implan)
Penapisan Tidak Tidak Ya Ya Ya
reproduksi
Seleksi ISR/IMS Tidak Tidak Tidak Ya Ya
resiko tinggi
Pemeriksaan Tidak Tidak Tidak Ya -
2.1.5.5 Konseling KB
1. Definisi
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-
dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
2. Tujuan Konseling KB
tersedia.
hendaknya dapat diterapkan 6 langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci
SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara
Beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu
dibandingkan dengan langkah yang lainya. Penjelasan kata kunci SATU TUJU
sebagai berikut :
SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan pada
klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperoleh.
Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan klien. Berikan perhatian atas apa yang
tempatkan diri kita di dalam hati klien. Perhatikan bahwa kita memahami. Dengan
mmembantunya.
147
Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling klien inginkan, serta jelaskan
jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Serta jelaskan alternatif kontrasepsi lain
Petugas membantu klien berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan
kontrasepsi.
memutuskan pilihan jenis kontrasepsi ? atau Apa jenis kontrasepsi terpilih yang
akan digunakan.
Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat / obat
dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang
kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan
kontrasepsi yang dibutuhkan. Serta ingatkan klien untuk kembali apabila terjadi
suatu masalah.
(Affandi, 2011)
1) Profil
pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif artinya hanya diberikan ASI
(2) MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh (full
breast feeding) lebih efektif bila pemberian ≥ 8x sehari, belum haid, umur bayi
< 6 bulan.
2) Cara kerja
3) Keuntungan kontrasepsi
lewat ASI), sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh
dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai.
5) Keterbatasan
(1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30
menit pascapersalinan
(3) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
(4) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B / HBV dan
HIV/AIDS
4) Metode simtomtermal
3. Senggama Terputus
150
mengeluarkan alat kelaminya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
1) Cara kerja
Alat kelamin atau penis dikeluarkan sebelum ejakulasi yang mana sperma tidak
masuk kedalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum.
2) Manfaat
ada efek samping, dapat digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan biaya.
4. Metode Barier
1) Kondom adalah alat kontrasepsi yang efektif dan efisien untk mencegah
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga
pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan
vinil)
151
3. Jangan mrnggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda
4. Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glands
ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak
tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom diluar vagina agar
10. Sediakan kondom dalam jumlah cukup dirumah dan jangan disimpan di
tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak
11. Jangan gunakan kondom apabila kemasanya robek atau kondom tampak
rapuh/kusut.
12. Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan
2) Diafragma
3) Spermisida
2) Cara Kerja
3) Efek Samping
153
1. Sebaiknya pil diminum setiap hari, pada saat yang sama setiap hari
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
4. Pada saat paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai dengan hari
5. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis,
6. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambilah pil yang
lain
154
7. Bila terjadi muntah hebat /diare > 24 jam dan bila keadaan memungkinkan
8. Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan
9. Bila lupa minum satu pil (hari 1-21), segera minum pil setelah ingat boleh
minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil / lebih (1-21), sebaiknya minum 2 pil
setiap hari sampai sesuai jadwal yang ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan
10. Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan.
Kilen di minta datang setiap 4 minggu suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih
setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan asal saja diyakini ibu tersebut
6. Kontrasepsi Progestin
2) Cara Kerja
3) Efek Samping
4) Cara Penggunaan
3. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil
4. Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut
5. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera
6. Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir
habis
7. Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan satu siklus (tidak
haid), atau bila merasa hamil, temui petugas klinik klien untuk memeriksa uji
kehamilan.
sebagai berikut:
157
(1) Sering ditemukan gangguan haid seperti :Siklus haid yang memendek atau
(8) Terjadinya perubahan pada lipid serum dalam penggunaan jangka panjang.
(9) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang
(densitas).
sebagai berikut :
(6) Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause.
(Afriani,
2017)
1) Cara Kerja
(3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu dan
2) Efek Samping
3) Cara penggunaan
(1) AKDR umumnya jenis Cu-T dimasukan kedalam fundus uteri oleh nakes.
(2) Klien dianjurkan kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pemasangan
AKDR
160
(5) Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat
3. AKDR terlepas
4. Siklus terganggu/meleset
6. mencurigakan
7. Adanya infeksi
8. Kontrasepsi Mantap
(1) Tubektomi
(2) Vasektomi
(3) Rekanalisasi
2) Cara kerja
atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
vasdeferens) tidak dapat mencapai vesikula seminalis yang pada saat ejakulasi
3) Rekanalisasi
Tehnik bedah mikro yang dapat menyambung kembali tuba valopii dengan baik
4) Efek samping
(1) Tubektomi
anastesi. Penggunaan anastesi local sangat mengurangi resiko yang terkait dengan
(2) Vasektomi
Tidak ada efek samping jangka pendek dan jangka panjang. karena area
pada klien. Walaupun jarang sekali, dapat terjadi nyeri scrotal dan testikular
infeksi. Teknik vasektomi tanpa pisau (VTP) sangat mengurangi kejadian infeksi
paska bedah
5) Cara penggunaan
(1) Tubektomi
162
1. Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi
2. Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman. Setelah mulai kembali
nyaman
4. Kalau sakit minumlah 1 atau 2 tablet analgesic (penghilang rasa sakit), setiap
4 hingga 6 jam.
setelah pembedahan.
(2) Vasektomi
3. Boleh mandi setelah mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah.
5. Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgetik seperti parasetamol atau ibuprofen
pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai
(Affandi, 2011).
mortalitas dalam upaya menyelamatkan ibu dan bayi yang berfokus kepada upaya
kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
di instansi pelayanan
4. Manfaat dokumentasi ini dapat dirasakan oleh pasien, dokter, perawat, bidan
1. Langkah I : Pengkajian
data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Pada
beberapa sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dengan cara wawancara
dengan klien, suami, keluarga, dan dari catatan/ dokumentasi pasien untuk
Pada langkah pertama ini dikumpulkan rumus informasi yang akurat dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data
dasar awal yang lengkap. Bila klien mempunyai komplikasi yang perlu
untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada dokter.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah dan
165
mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap siap bila diagnosis benar-benar
terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Tujuan dari langkah ketiga ini adalah untuk mengantisipasi semua kemungkinan
yang dapat muncul. Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi diagnosis dan
Pada langkah ketiga ini, bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak
terjadi. Dengan demikian, langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat
antisipasi yang rasional. Kaji ulang diagnosis atau masalah potensial yang
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data.
kondisi klien.
kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat. Kondisi darurat dapat terjadi pada
saat pengelolaan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Kondisi darurat
diagnosis maupun masalah darurat yang terjadi apabila tidak segera dilakukan
sesuai dengan prioritas masalah/ kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan
langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan darurat yang harus
dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Kaji ulang apakah tindakan
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, seperti apa yang
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah yang berkaitan dengan social
ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap
wanita tersebut sudah mencakup semua hal yang berkaitan dengan semua aspek
asuhan kesehatan.
167
Semua keputusan yang dikembangkan dalam satu asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang terbaru,
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien. Kaji ulang
apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap
wanita
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan
aman. Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilakukan secara efisien dana man. Perencanaan
ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau
anggota tim lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul
rencana asuhan bersama. Manajemen yang efisien, menyingkat waktu dan biaya,
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana
7. Langkah 7 : Evaluasi
diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan
mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut dapat
belum efektif. Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan
168
yang berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan
yang tidak efektif melalui manajemen tidak efektif, serta melakukan penyesuaian
pada prose klinis. Oleh karena proses manajemen tersebut di dalam situasi klinis
dan dua langkah terakhir bergantung pada klien dan situasi klinis maka tidak
Perry
1. Pengkajian
Kebutuhan
data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan
3. Perencanaan
169
dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan
dan intervensi kebidanan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana asuhan
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien
atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut, seperti apa yang diperkirakan akan terjadi
klien bila ada masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, kultural, atau
masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah
mencakup semua hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan.
(Yulifah, 2013).
4. Implementasi
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan kebidanan yang
5. Evaluasi
2013).
Model dokumentasi SOAP untuk mengetahui apakah yang telah dilakukan oleh
klien, hasil laboratorium dan uji diagnosis lain yang merumuskan dalam suatu
1) Diagnosa
2) Antisipasi diagnosis