Anda di halaman 1dari 14

BIMBINGAN DAN KONSELING

“LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING”

Dosen Pengampu:
Tirolian Siregar , M.Pd.I

KELOMPOK IV/PMM-4 :
Fachrunnisa Asshifa 0305173203
Suci Amallia Wulandari 0305173168
Mida Nurlan Harahap 0305173140

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA-4


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat ‫ ﷲ‬SWT Karena


berkat dan rahmat-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh ibu dosen pengampu Tirolian Siregar , M.Pd.I dengan mata kuliah
Bimbingan dan Konseling.

Dalam isi makalah ini kami membahas tentang landasan bimbingan dan
konseling. Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini banyak sekali
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bantuan yang diberikan, semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dari ‫ﷲ‬
SWT.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa


penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka pada kesempatan ini
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dari segenap pembaca.

Akhir kata penulis do’akan semoga semua amal yang diberikan mendapat
imbalan ‫ ﷲ‬SWT, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan
khususnya mahasiswa mahasiswi PMM UINSU. Amin ya Rabbal Alamin.

Medan, 30 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Pengertian Landasan Bimbingan dan Konseling...............................3
B. Landasan – Landasan B Bimbingan dan Konseling
1. Landasan Filosofis...........................................................................4
2. Landasan Religius...........................................................................5
3. Landasan psikologis .......................................................................6
4. Landasan Ilmiah dan Teknologi....................................................6
5. Landasan Pedagogis........................................................................7
6. Landasan sosial-budaya ................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................10
a. KESIMPULAN......................................................................................10
b. SARAN...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di
Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan
konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan
berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan
kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam
tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa
dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan,
khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien). .
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam
berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya
pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan
tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor
tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya..
Berbagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan
bimbingan dan konseling selama ini,– seperti adanya anggapan bimbingan dan
konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru
tentang layanan bimbingan dan konseling,- sangat mungkin memiliki keterkaitan
erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan konselor tentang landasan
bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan
konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di atas landasan yang
seharusnya.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan
bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan
dipaparkan tentang beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak
langkah bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian landasan bimbingan dan konseling?
2. Apa saja landasan-landasan bimbingan dan konseling?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian landasan bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui landasan-landasan bimbingan dan konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Bimbingan dan Konseling


Landasan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (pusat bahasa diknas.go.id)
diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Adapun secara istilah, landasan
sebagai dasar dikenal pula sebagai fundasi. Mengacu kepada pengertian tersebut,
kita dapat memahami bahwa landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari
sesuatu hal; suatu titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi
tempat berdirinya sesuatu hal.
Sedangkan menurut pakar, Bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan. Adapun Konseling merupakan bagian dari
bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Konseling suatu jenis
pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseli merupakan
bagian terpadu dari bimbingan dua orang individu, dimana konselor berusaha
membantu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan
datang.1
Jadi, Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh
konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu
membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak
memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan
ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak
didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran
terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi
taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien).
1
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusumawati, Proses Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)hal.4-5

3
B. Landasan – Landasan B Bimbingan dan Konseling
Landasan dapat dipahami sebagai acuan atau juga dasar pelaksanaan dalam
layanan bimbingan dan konseling, landasan dapat dipahami sebagai
pemberitahuan terhadap berbagai latar belakang perlunya layanan bimbingan
konseling. Landasan bimbingan dan konseling juga bisa dipahami sebagai syarat
pengetahuan yang harus dimiliki untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan
dan konseling dengan lebih baik.

Masing-masing landasan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut .

1. Landasan Filosofis
Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa yunani : philos berarti cinta,
danshopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap
kebijaksanaan. Lebih luas, dapat diartikan bahwa pengertian filsafat merupakan
ilmu yang mempelajari kekuatan yang didasari proses berfikir dan bertingkah
laku. Filsafat memahami hakikat sesuatu dengan sedalam-dalamnya,
selengkap-lengkapnya, seluas-luasnya, setuntas-tuntasnya, dan setinggi-
tingginya. Sesuatu yang difikirkan itu dikupas, diteliti, dikaji dan direnungkan
sehingga diperoleh pemahaman menyeluruh tentang hakikat keberadaan dan
keadaan sesuatu itu. Hasil pemikiran yang menyeluruh itu selanjutnya dipakai
sebagai dasar untuk bertindak berkenaan dengan sesuatu yang dimaksudkan
itu.
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau
tindakan yang diharapakan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu
diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal yang menyangkut
pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran dan pemahaman filosofis
menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada
umumnya, dan bagi konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam
memahami situasi konseling dan dalam membuat keputusan yang tepat.
Landasan filosofis dalam pelayanan bimbingan dan konseling akan membantu
konselor memahami hakikat klien (siswa) sebagai manusia. Hakikat manusia
dengan berbagai dimensi kemanusiaannya (fisik, psikologis, dan spiritual) serta

4
dengan segenap tujuan dan tugas kehidupannya menjadi landasan bagi
konsepsi dan penyelenggaraan bimbingan dan konseling.2

2. Landasan Religius
Dalam pembahasan lebih lanjut tentang landasan religius bagi layanan
bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk
Tuhan
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia
berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan
dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan
kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah individu.

Landasan religious dalam bimbingan dan konseling pada umumnya ingin


menetapkan klien sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaan
kemanusiaan. Klien hendaknya diperlakukan dalam suasana dan dalam cara yang
penuh kemuliaan kemanusiaan pula. Dalam masyarakat, ada banyak macam
agama. Maka konselor harus hati-hati dan bijaksana menerapkan landasan religius
terhadap klien (siswa) yang berbeda latar belakang agamanya. Dalam konteks
Islam, implementasi layanan bimbingan dan konseling yang berlandaskan religius,
harus merujuk kepada ajaran Islam yang terangkum dalam Alquran dan Hadis. Ini
bermakna bahwa praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah
atau madrasah terlebih lagi untuk klien yang beragama islam, tidak boleh
bertentangan dengan ajaran Islam3
3. Landasan psikologis

2
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling(Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), h. 137-138.

3
Lahmuddin, Landasan Formal Bimbingan Konseling Di Indoneia (Bandung: Citapustaka Media
Perintis, 2011), h. 146.

5
Sebagai manusia, peserta didik memiliki berbagai macam keunikan
dibandingkan peserta didik lainnya . Masing-masing peserta didik memiliki
potensi, bakat, minat, tingkah laku, motivasi, kecerdasan, dan sebagaimana yang
berbeda dengan peserta didik lainnya. Setiap peserta didik merupakan perilaku
yang sedang berkembang menuju ke arah kematangan dan karakteristik masing-
masing.
Menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika nurihsan, pemahaman terhadap
kondisi psikologis peserta Didik menjadi prioritas bagi guru bimbingan. Hal ini
Karena setiap proses pendidikan, tidak sedikit peserta didik mengalami masalah-
masalah psikologi yang kemudian memunculkan perilaku-perilaku yang
menyimpang.
Oleh sebab itu, pemahaman aspek-aspek psikologis peserta didik
merupakan tuntutan mutlak bagi guru pembimbing dalam rangka memfasilitasi
perkembangan aspek psikologis peserta didik.4

4. Landasan Ilmiah dan Teknologi


Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang
memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan
kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan layanan itu secara
berkelanjutan.
a. Keilmuan bimbingan dan konseling
Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang
bimbingan dan konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai
layaknya ilmu-ilmu yang lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyai
obyek kajiannya sendiri, metode pengalihan pengetahuan yang menjadi
ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.
Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang
diberikan kepada individu yang mangacu pada keempat fungsi pelayanan
yakni fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan dan
pemeliharaan/pengembangan. Dalam menjabarkan tentang bimbingan dan
konseling dapat digunakan berbagai cara/metode, seperti pengamatan,
4
Irham Muhammad dan Novan, Bimbingan Konseling (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h.91-
94.

6
wawancara, analisis document (Riwayat hidup, laporan perkembangan),
prosedur teks penelitian, buku teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya
mengenai obyek kajian bimbingan dan konseling merupakan wujud dari
keilmuan bimbingan dan konseling.
b. Peran ilmu lain dan teknologi dalam bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial,
artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya gabungan
antara sosiologi, antropologi dan kebudayaan memberikan pemahaman
tentang latar belakang antara antropologi-budaya klien. Hal itu sangat
penting bagi teori dan praktek bimbingan dan konseling.
c. Pegembangan bimbingan konseling melalui penelitian
Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling boleh jadi
dapat dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan, namun
pengembangan yang lebih lengkap dan teruji didalam praktek adalah apabila
pemikiran dan perenungan itu memperhatikan pula hasil-hasil penelitian
dilapangan. Melalui penelitian suatu teori dan praktek bimbingan dan
konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan/ keefektifan
dilapangan. Layanan bimbingan dan konseling akan semakin berkembangan
dan maju jika dilakukan penelitian secara terus menerus terhadap berbagai
aspek yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling.

5. Landasan Pedagogis
Pedagogis merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu pendidikan
anak.Jadi pedagogi mencoba menjelaskan tentang seluk beluk pendidikan anak.
Pedagogi sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru, khususnya guru taman
kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak
yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan,
atau menginnformasikan pengetahuan kepada para anak didik disekolah,
melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak
didiknya secara terpadu, guru mengembangkan sikap mental anak,
mengembangkan hati nurani atau kata hati anak. Sehingga ia akan sensetif

7
terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat derajat manusia, dan menghargai
sesama manusia.5

6. Landasan sosial-budaya

Manusia merupakan makhluk sosial yang dapat lepas dan terbebas dari
pengaruh dan kondisi lingkungannya. Setiap tingkah laku, sikap, dan pemikiran
pasti terkontaminasi pola pikir lingkungannya. Bahkan keunikan setiap peserta
didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan nya. Manusia menjadi unik karena
pengaruh nilai-nilai, Aspirasi, ide-ide, dan harapan lingkungannya, baik secara
fisik maupun sosial.
Mengutip pandangan para ahli bimbingan dan konseling Syamsu Yusuf
dan A. Juntika nurihsan menjelaskan latar belakang sosial budaya yang menjadi
faktor pemicu perlunya Bimbingan dan konseling sebagai berikut :
a. Perubahan konstelasi keluarga
Fungsi dasar keluarga paling tidak mencakup fungsi keagamaan,
sosial-budaya, cinta kasih, perlindungan , reproduksi, sosialisasi dan
pendidikan, ekonomi, serta fungsi pembinaan.
b. Perkembangan pendidikan
Globalisasi dan demokratisasi menjadikan dunia pendidikan semakin
berkembang. Perkembangan pendidikan saat ini cenderung meninggi,
meluas, dan mendalam.
Meninggi artinya semakin terbuka kesempatan menggenggam
pendidikan yang lebih tinggi. Meluas artinya berkembangnya jurusan
khusus dan sekolah-sekolah berjurusan. Mendalam artinya semakin
berkembang nya ruang lingkup kajiannya, semakin kompleks, dan
semakin dalam pembahasannya.
c. Perkembangan dunia kerja dan sosial ekonomi
Heterogenitas Masyarakat suatu wilayah berdampak pada kondisi
sosial dan ekonomi yang juga semakin simpang. Kondisi ini
memunculkan kecemburuan rendah diri, minder, dan sebagainya.

5
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling(Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), h. 154-185.

8
Kondisi ini ditambah dengan semakin sulit dan kompetitifnya dunia
kerja yang semakin sedikit menggunakan tenaga manusia. Artinya,
latar belakang pendidikan perlu diperhatikan. Sementara kondisi sosial
ekonomi sangat tidak mungkin untuk menikmati pendidikan yang
layak.
d. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
Perkembangan teknologi informasi berdampak pada penggantian
tenaga manusia dengan mesin secara besar-besaran dan semakin
bervariasi bidang pekerjaan. Kondisi tersebut memunculkan
permasalahan persiapan dan pemilihan pekerjaan ditambah dengan
propoganda media sosial. Media massa seoertu TV tidak sedikit
tayangan yang merusak nilai-nilai pendidikan. Singkatnya, media
massa memberikan pengaruh yang sangat dahsyat kepada peserta
didik.
e. Perkembangan kondisi moral dan keagamaan
Sekolah merupakan lembaga yang paling bertanggung jawab mendidik
peserta didik. Oleh sebab itu, Gonda mengatakan bahwa pendidikan moral dapat
dilakukan disekolah atau diluar sekolah. Namun demikian, Durkhim memiliki ide
bahwa pendidikan moral menjadi tanggung jawab sekolah karena memang
sekolah memiliki tugas khusus dalam moral.6

6
Irham Muhammad dan Novan, Bimbingan Konseling (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h.91-
100-103.

9
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh
konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling. Sebagai sebuah layanan profesional, bimbingan dan konseling harus
dibangun di atas landasan yang kokoh. Karena landasan bimbingan dan konseling
yang kokoh merupakan tumpuan untuk terciptanya layanan bimbingan dan
konseling yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
Landasan adalah dasar dasar yang harus kita ketahui untuk mengetahui
macam-macam kategori masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Dan bimbingan
dan konseling memerlukan sejumlah landasan yaitu; landasan filosofis, landasan
historis. landasan religius, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan
ilmiah dan tekhnologi serta landasan pedagogis.
B. SARAN
Landasan adalah hal yang pokok didalam mencapai suatu tujuan. Dengan
mengetahui landasan-landasan dalam bimbingan dan konseling diharapkan dapat
membantu peserta didik didalam pelaksanaan pembelajarannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusumawati, Proses Bimbingan
Dan Konseling Di Sekolah.Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2004
Lahmuddin, Landasan Formal Bimbingan Konseling Di
Indoneia.Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011
Irham Muhammad dan Novan, Bimbingan Konseling.Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014

11

Anda mungkin juga menyukai