RINITIS ALERGI
Oleh:
Alvin Arif
Debby Amanda
Tania Ratna Putri
Preseptor:
Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp.THT-KL (K) FICS
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Fungsi hidung dan sinus paranasal:
Fungsi respirasi
Fungsi penghidu
Fungsi fonetik
Fungsi statik
Reflex nasal
Tujuan Penulisan
• Tujuan penulisan clinical science section ini antara lain sebagai berikut :
• Sebagai salah satu syarat dalam menjalani kepaniteraan klinik di bagian THT-KL Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang.
• Menambah pengetahuan tentang Rinitis alergi
Metode Penulisan
• Penulisan Referat ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Hidung
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Fisiologi Hidung
Merupakan peradangan pada mukosa hidung akibat suatu respon imunologi yang dimediasi
oleh Immunoglobulin E (IgE) terhadap alergen udara yang ditandai dengan adanya kongesti
pada hidung, rinorea, bersin dan gatal pada hidung.
RINITIS ALERGI
Epidemiologi
Ditemukan diseluruh dunia yang diderita oleh sedikitnya 10-25% orang
Amerika Serikat: mengenai sekitar 20% populasi
Indonesia : 40% pada anak-anak dan 10-30% pada dewasa.
Prevalensi rinitis alergi pada anak-anak lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan
perempuan.
Prevalensi antara wanita dan pria ada saat dewasa hampir sama.
RINITIS ALERGI
Patofisiologi
Alergen dibagi atas:
Alergen inhalan
Alergen ingestan
Alergen injektan
Alergen kontaktan
RINITIS ALERGI
Klasifikasi
Berdasarkan WHO Initiative ARIA
Berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi atas: Berdasarkan sifat berlangsungnya juga dapat dibagi
atas:
Intermitten (< 4 hari/minggu atau < 4 minggu)
Rinitis alergi musiman (seasonal
Persisten (> 4 hari/minggu atau > 4 minggu)
Rinitis alergi sepanjang tahun
Berdasarkan berat ringannya penyakit, dibagi atas:
Ringan
Sedang-berat
RINITIS ALERGI
Manifestasi Klinis
Gejala pada hidung: nasal crease, mukosa hidung pucat dan edem, konka edem, sekret hidung jernih
dan cair atau mucoid
Gejala pada mata: allergic shiner
Gejala pada telinga: retraksi membran timpani atau otitis media serous
Tanda pada faring: granular faringitis. Pada anak-anak sering prolonged mouth-breathing akan tampak
hiperplasia adenoid
Tanda pada laring: suara serak dan edem pada plica vocalis.
Khas pada rinitis alergi: terdapatnya serangan bersin yang berulang (> 5 kali setiap serangan)
RINITIS ALERGI
Diagnosis
Anamnesis
Serangan bersin berulang, terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan debu
Keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak
Hidung tersumbat
Hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai banyak air mata keluar (lakrimasi).
RINITIS ALERGI
Diagnosis
Rinoskopi anterior: tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai adanya
sekret encer yang banyak. Bila gejala persisten, mukosa konka inferior tampak hipertrofi.
Allergic salute
Allergic crease
Allergic shiner
Mulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit yang tinggi (facies adenoid)
Dinding posterior faring granuler dan edema (cobblestone appearance), serta dinding lateral
faring menebal.
Lidah tampak seperti gambaran peta (geographic tongue).
RINITIS ALERGI
RINITIS ALERGI
Diagnosis Banding
Rinitis vasomotor ataupun idiopatik
Rinitis infeksiosa
Rinitis sekunder dari obat-obatan baik local (Neo-Synephrine dan kokain) maupun sistemik
(beta bloker, aspirin, reserpin, morfin), rinitis sekunder dari factor mekanis, tumor hidung,
polip hidung, rhinorea serebrospinal, iritan kimia, factor psikologis dan mastositosis hidung
RINITIS ALERGI
Pemeriksaan Penunjang
Hitung jenis leukosit
Skin prick test
Intracutaneous Provocative Dilutional Food Test
IgE serum total
Sitologi hidung
Foto polos sinus paranasal/CT Scan/MRi.
RINITIS ALERGI
Tatalaksana
Polip hidung
Otitis media efusi yang residif terutama pada anak
Rinosinusitis
Faringitis kronik
THANK YOU