Anda di halaman 1dari 4

Nama: Maghfirah Zara Rinjani

NPM: 2015210131

Kelas: A

Kemajemukan
Sutrisno Mudji.2014, Kemajemukan. Sindo.

Keragaman suku, identitas budaya local, religi yang aneka merupakan sumber mata air
daya hidup bangsa Indonesia. Merajut diri pada Bhinneka Tunggal Ika yang artinya Indonesia
yang secara politis menegaskan diri sebagai kami bangsa Indonesia pada 17-08-1945, secara
cultural hanya akan terus ada dan eksis bila terus menenun keragamannya sebagai bangsa
menjadi Negara Republik Indonesia yang bersatu dan berdaulat seperti tertulis dalam
Mukadimah Konstitusi 1945. Manusia adalah citra (gambar) unik dari Allah. Yang pria adalah
citra agung Allah, sedang yang perempuan adalah citra ayu Allah. Padangan Kristen.
Sementara pandangan muslim menegaskan bahwa manusia adalah khalifah Allah di dunia ini.
Pokok dari renunang ini berpendapat bahwa perbedaan dan keunikan manusia merupakan jati
dirinya.

Poliik etis religious jelas, yaitu pada sila pertama Pancasila : yaitu rumusan consensus
akhir di alenia 4 pembukaan UUD 1945 menekankan keesaan atau tauhid penghayatan
religiositas kita dalam Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, praksis atau laku agamais yang
sudah di hayati dalam konteks budaya agama-agama itulah akhirnya memiliki acuan sama yang
melintasi religi-religi dan yang dipraktikkan di dalam budi pekerti.

Ketika keragaman budaya berbincang dan berdebat dalam keragaman mengambil


keputusan adalah mufakat. Para peneliti bangsa sudah bijaksana sekali mengelola di satu pihak
kemajemukan tiap orang kita dan di lain pihak harus ada keputusan yang melegakan kebenaran
bersama dari kebenaran masing-masing yang beda kepentingan. Mereka bijaksana karena “inti
kebenaran” itu tidak bisa devoting. Alasannya, pertama, kebenaran utuh itu hanya satu, yaitu
Allah sebagai kebenaran Ilahi. Sedangkan kebenaran insane hanyalah kebenaran parsial,
terbatas relative dan berlapis-lapis. Maka kehidupan sebagai kebenaran itu tidak bisa devoting
ataudiambil putusannya dengan pemungutan suara. Alasan kedua, fakta bahwa tiap makhluk
manusia mempunyai kepentingannya sendiri-sendiri mulai dari kepentingan akan informasi,
pengetahuan, dan petunjuk bahagia dalam hidup. Alasan ketiga, alas an sejarah dari bangsa
menjadi Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia tidak akan ada tanpa
pengakuan kemajemukan bangsa sebagai penyusunnya.

Pesan Penulis :

Jika ingin mendirikan Negara yang menyatukan mereka yang beragam untuk itu
dedukasi atau abstraksi dari ragam orang-orang harus dirumuskan dalam satu kemanusiaan
yang dicitakan dan diperjuangkan terus untuk adil dan beradab.

Komentar :

Sebagai warga Negara Indonesia yang menjungjung Pancasila dan UUD 1945 serta
Bhinneka Tunggal Ika kita sebagai warga Negara yang berbeda – beda dari suku, agama,
bahasa dan budaya harus memiliki rasa kemajemukan atau persatuan agar yang berbeda-beda
tersebu dapat bersatu sehingga bangsa ini tidak terpecah belah oleh perbedaan-perbedaan
yang ada, sehiingga musyawarah juga memiliki peran yang sangat penting dalam
kemajemukan bangsa Indonesia.
Bangsa Bebudaya dan Bahagia
Sobary Mohamad.2015, Bangsa Berbudaya dan Bahagia. Sindo.

Negara kita sering membanggakan diri akan keramah tamahan yang kita meliki. Ramah
tamah sama sekali bukan senjata yang bisa menyelamatkan kita. Ramah tamah pun jelas tak
bisa melindungi kita dari para penjarah durjana yang melahap tambang-tambang, hutan, air,
tanah dan bebatuan kita. Tak diragukan lagi bahkan sebaliknya, ramah –tamah itulah yang
membuat kita ditipu, dibodoh-bodohi dn dianggap sepele oleh bangsa lain.

Maju dibidang sastra dan kebudayaan membuat kita menjadi bangsa lebi kreatif di
bidang kehidupan apapun. Kreatifitas mendorong kita menjadi bangsa produktig. Dengan
kreatifitas itu segenap sumber daya alam dapat kita produksi dan tidak dicuri lagi oleh bangsa
lain. Pemerintah seharusnya harus memiliki kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama di bidang ilmu obat-obatan harus dirumuskan dengan sebaik-baiknya dan
pemerintah melindungi rakyat yag kreatif dan produktif mengolah sumber daya alam kita
sendiri. Maka dari itu pemimpin harus selalu ada di garis depan dibidang pemikiran agar dan
menjadi komando untuk pemikiran umum di kalangan awam, dan apa yang dikomandokan
dalam menghadapi kerasnya bahkan kejamnya persaingan dunia.

Untuk Negara Indonesia kita harus bisa menguasai bidang obat-obatan dan produksi
kita nomor satu. Perlahan-lahn dari sana kita dapat menggali dari sumber keunggulan sastra
dan kebudayaaan yang kita miliki. Dan dari segi apa lagi yang kira-kira member kita peluang
untuk maju dibidang yang lain. Kita pilih bidang yang beanr-benar kia kuasai dan bangsa lain
tidak. Melalui lahan kemajuan itu kita “hadir” didalam pencaturan dunia. Dan kita “dihitung”,
“direkam” dan dihargai. Kita jual produk kita untuk sementaradi dalam negeri. Dan itu sudah
cukup. Kita wajib menjadi bangsa yang kaya dan berwibawa. Tapi jika kita belum mampu
mencapai target itu, kita tidak usah kaya dulu tak menjadi masalah. Tapi dengan kemajuan
dalam bidang sastra dan kebudayaan, kita menargetkan cita-cita dan aspirasi hidup yang lain :
menjadi bangsa berbudaya dan berbahagia.

Pesan Penulis:
Tidak murah senyum pada bangsa lain tidak menjadi persoalan, asal kita produktif. Jika
produksi kita tidak unggulan di pasar dunia, jangan mengeluh.

Komentar:

Sebagai warga Indonesia kita jangan hanya bangga dengan dikenal sebagai Negara
yang hanya memiliki keramah- tamahan yang tinggi,yang bahkan dapat menjatuhkan Negara
kita sendiri, kita juga harus memajukan bangsa kita dengan produktifitas yang dapat
memajukan bangsa ke pasar dunia.

Anda mungkin juga menyukai