MUHAMMAD FIRDAUS
G1B018040
UNIVERSITAS MATARAM
2020
BUMI SEBAGAI PLANET
B. Pembentukan Bumi
Pelajaran utama yang dapat kita amati dari berbagai kejadian di sekitar kita
ialah bahwa segala sesuatu tidak pernah kekal. Semua yang ada dibumi
muncul dan bisa musnah kembali, seperti sungai, danau, gunung,
samudera, dan masih banyak lagi benda alam lainnya. Fenomena lain yang
kita lihat ialah bahwa segala sesuatu yang ada sekarang adalah hasil
kejadian pada masa lalu, yang dapat berulang kembali. Banyak masalah
utama yang yang harus dijawab yang berkaitan dengan hal ini, misalnya
material dan proses yang membentuk bumi, seperti yang kita saksikan
sekarang ini.
Di antara galaksi yang telah berhasil dideteksi itu, galaksi terbesar disebut
galaksi andromeda yang berbentuk spiral yang terletak dua juta tahun
cahaya dari galaksi bimasakti. Galaksi yang terdekat terletak 160.000
tahun cahaya, disebut awan Awan Magellan. Galaksi bimasakti juga
berbentuk spiral, dengan matahari terletak pada lengan spiral pada jarak
30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi yang dikelilinginya. Matahari
memerlukan waktu 225 juta tahun untuk mengelilingi pusat galaksi, dan
sejak terbentuknya ia telah mengelilingi pusat itu sebanyak 20 kali.
Tabel 1.1 Matahari dan semua planet serta benda langit yang
mengelilinginya.
Jari-jari Massa Jarak terhadap
Nama Satelit
(km) Jenis matahari (satuan
astronomi)
Matahari 695.000 1.42 - -
Markurius 2.490 4.8 0 0,39
Venus 6.200 4.9 0 0,72
Bumi 6.370 5.51 1 1,00
(Bulan) 1.740 3.36 0 -
Mars 3.400 3.95 2 1,5
Asteroid - - - 2,8
Jupyter 71.300 1.34 12 5,2
Saturnus 59.600 0.69 9 9,6
Uranus 25.800 1.36 5 19,25
Neptunus 22.300 1.30 2 30,2
Pluto 2.900 - 0 39,6
C. Struktur-Dalam Bumi
Pengetahuan kita tentang struktur-dalam bumi masih sangat terbatas.
Lubang terdalam yang pernah digali orang adalah sekitar 2100 m di Brazil.
Sementara itu, batuan yang pernah dipelajari orang berasal dari kedalaman
800 m, diambil dengan pengeboran-dalam. Namun, ahli seismologi telah
berhasil mengemabangkan teknik untuk mempelajari struktur-dalam bumi,
bersama dengan ahli geokimia mencoba mengupas pengertian tentang
struktur-dalam bumi. Berdasarkan perhitungan dan penafsiran yang
dilakukan oleh ahli seismologi, bumi dapat dibagi ke dalam tiga lapisan
utama, yaitu kerak, selubung (mantel), dan inti bumi (Gambar 1.2). kerak
bumi memiliki ketebalan yang beragam, di daerah samudera ketebalannya
sekitar 10 km, sementara di bagian benua ketebalannya beragam antara 30
hingga 40 km. Batas antara kerak dan selubung bumi dinamakan
Mohorovicic atau biasa disebut bidang Moho. Bidang diskontinu yang lebih
dalam lagi adalah antara selubung dan inti bumi, yaitu pada kedalaman
2900 km.
Gambar 1.2 Dimensi struktur-dalam bumi.
Kerak Bumi
Pada bagian atas kerak bumi dijumpai batuan sedimen. Dari data
gelombang gempa, di bawahnya dijumpai dua lapisan, yaitu batuan granitis
di bagian atas dan batuan yang bersifat basaltis di bagian bawahnya. Batas
kedua lapisan batuan ini kurang jelas, namun bidang diskontinu-nyadisebut
bidang diskontinu Conrad. Pada kerak bumi di samudera, batuan yang
bersifat asam tidak dijumpai. Kerak bumi dibagian benua dan samudera
memiliki perbedaan yang sangat kontras, sebagaimana yang ditunjukkan
oleh hasil analisis gelombang gempa (Gambar 1.3).
Gambar 1.3 Hasil analisis gelombang seismik gempa untuk struktur-dalam
bumi.
Inti Bumi
Inti bumi dimulai dari bidang diskontinu Gutenberg, mulai dari kedalaman
2900 km hingga kepusat bumi pada kedalaman 6371 km. Karena
kedalamannya yang besar, kajian terinnci mengenai inti bumi juga masih
jauh dari jangkauan manusia. Kajian terutama dapat dilakukan melalui
gelombang gempa. Batas antara selubung dan inti bumi sudah dapat
diperkirakan karena adanya perbedaan densitas yang mendadak, yaitu dari
5,5 gr/cc menjadi 10 gr/cc yang mewakili lapisan inti bagian atas,
sedangkan bagian dalam memiliki densitas sekitar 13 gr/cc. Isi inti bumi
kira-kira mencakup 16% dari isi bumi secara keseluruhan. Perjalanan
gelombang gempa menunjukkan adanya zona yang tidak dapat merambat
gelombang S yang memiliki ciri yang tidak dapat merambat dalam cairan.
Oleh karena itu, diprkirakan inti bumi bersifat cair.