A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya bergantung pada hambatan
umpan balik dan input rangkaian.
b. Mengoperasikan Op-Amp Inverting dan Non Inverting.
a. Waktu Praktikum
Jum’at, 4 Oktober 2019
b. Tempat Praktikum
Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Matram.
71
C. LANDASAN TEORI
perbedaan rangkaian antara penguat tegangan membalik dan tak membalik adalah pada
penguat membalik dihubungkan dengan tanah. Penguat membalik memiliki kelebihan dalam
kemampuannya mengatur suatu harga yang tepat dari impedansi masukan. Masukan
membalik diberi tanda minus (-) dan masukan tak membalik diberi tanda plus (+). Jika isyarat
masukan dihubungkan dengan masukan membalik, maka pada daerah frekuensi tengah
isyarat keluaran berlawanan fase atau berlawanan tanda dengan isyarat masukan sebaliknya,
jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isyarat keluaran
akan sefase atau mempunyai tanda yang sama dengan isyarat masukan. Pada umumnya, Op-
Amp menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan beda tegangan isyarat antara
kedua masukannya. Op-Amp semacam ini dikenal dengan Op-Amp biasa (Sutrisno,
1987:45)..
Penguat membalik adalah suatu penguat dimana isyarat keluaran yang merupakan hasil
penguatan, berbeda fasa 1800 dengan isyarat masukan atau berlawanan fasa. Pada penguat
membalik, isyarat masukan diberikan ke masukan yang negatif dan masukan yang tidak
membalik ditanahkan.
Vout −Rf
Av ( ¿ ) = = (7.1)
Vin Rin
Sementara itu, impedansi masukan penguat didefinisikan sebagai perbandingan antara isyarat
masukan dengan arus masukan:
Vin
Zin= =Rin (7.2)
Iin
Sedangkan impedansi output penguat adalah:
72
Av ( ¿ )
Av ( It )= Ro (lb) (7.3)
Av ( lb )
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penguat Inverting
73
d. Dihubungkan osiloskop pada input dan output Op-Amp. Disetel time/div pada posisi
0,2 ms/div, volt/div ch1 = 20 mv/div dan Volt/div ch2 mulai dari 20 mV/div.
e. Dicek rangkaian dengan teliti. Setelah tidak bermasalah dinyalakan Power Supply
f. Diamati bentuk gelombang yang dihasilkan
g. Diukur tegangan AC masukan dan keluarannya dengan mempergunakan Voltmeter
AC. Hasilnya ditulis pada tabel.
h. Diulangi percobaan dengan mengubah nilai Rf, kemudian hasilnya di tulis pada tabel.
2. Penguat Non-Inverting
a. Digunakan kabel penghubung untuk membuat rangkaian seperti pada gambar
dibawah ini :
74
E. HASIL PENGAMATAN
1. Penguat Inverting
Hambata
No n Osiloskop Pengukuran
Rin Rf Input Output Input Output
(KΩ) (KΩ) mv/div Y mv/div y
1 1 1 2 0.6 5 0.6 0.29 0.29
2 1 10 2 0.6 5 2 0.30 3.76
3 1 20 5 0.6 10 4 0.29 7.59
4 1 51 5 0.6 10 2 0.32 11.54
5 1 100 5 0.6 10 2 0.36 12.63
6 1 200 5 0.6 10 2 0.38 13.01
Tabel 7.1 Hasil Pengamatan Penguat Inverting
2. Penguat Non-Inverting
N Hambata
o n Osiloskop Pengukuran
Inpu
Rin Rf t Output Input Output
mv/di
(KΩ) (KΩ) v Y mv/div y
1 1 1 2 0.6 5 1 0.31 0.70
2 1 10 2 0.6 5 2 0.31 4.34
3 1 20 5 0.6 10 2 0.31 8.26
4 1 51 5 0.6 10 2 0.31 12.03
5 1 100 5 0.6 10 2 0.31 12.82
6 1 200 5 0.6 10 2 0.31 13.10
Tabel 7.2 Hasil Pengamatan Penguat Non-Inverting
F. ANALISIS DATA
1. Penguat Inverting
a. Berdasarkan Teori
75
Diketahui :Rin=1Ω
Rf =1 Ω
Ditanya : ∆V = ......?
Penyelesaian :
Rf 1kΩ
∆V ¿ ¿ ¿ 1 k ali
Rin 1kΩ
Ditanya :∆ v=… ?
Penyelesaian:
Vout
∆ v=
Vin
0.29 mv
¿
0.29 mv
¿ 1 Kali
c. Berdasarkan pengukuran menggunakan osiloskop
Diketahui : Rin=1Ω
Rf =1 Ω
Ditanya : ∆V = ......?
Penyelesaian :
Tegangan Input
Vpp= y × mV /¿
¿ 0.6 ×2 mV /¿
` ¿ 1,2 mV
1
Vp= × Vpp
2
1
¿ ×1.2 mV
2
¿ 0.6mv
76
Vp
Veff =
√2
0,6 mV
¿
√2
¿ 0,42 mv
Tegangan Output
Vpp= y × mV /¿
¿ 0.6 ×5 mV /¿
¿ 3 mV
1
Vp ¿ ×Vpp
2
1
¿ ×3 mV
2
¿ 1.5 mV
Vp
Veff =
√2
1.5mV
¿
√2
¿ 1.06 mv
Sehingga :
Veff Out
∆ v=
Veff ∈¿ ¿
1.06 mV
¿
0,42 mV
¿ 2.52 Kali
Tabel 7.3 Perbandingan Nilai ∆V
77
4 1 51 3 20 0.32 11.54 51 36 6.66
Rin=1k Ω , Rf =1 k Ω
Input
Volt/div = 2 mv/div
Y = 0.6 div
78
Output
Volt/div = 5mv/div
Y = 0.6div
Rin=1k Ω , Rf =10 k Ω
Input
Volt/div = 2 mv/div
Y = 0.6 div
Output
Volt/div = 5mv/div
Y = 2div
Rin=1k Ω , Rf =20 k Ω
79
Input
Volt/div = 5 mv/div
Y = 0.6 div
Output
Volt/div = 10mv/div
Y = 4div
Rin=1k Ω , Rf =51 k Ω
Input
Volt/div = 5 mv/div
Y = 0.6 div
Output
Volt/div = 10 mv/div
Y = 2 div
Rin=1k Ω , Rf =100 k Ω
80
Input
Volt/div = 5 mv/div
Y = 0.6 div
Output
Volt/div = 10 mv/div
Y = 2 div
Rin=1k Ω , Rf =100 k Ω
Input
Volt/div = 5 mv/div
Y = 0.6 div
Output
Volt/div = 10 mv/div
Y = 2 div
81
e. Berdasarkan Grafik perbandingan nilai ∆v
Grafik 7.1 perbandingan nilai ∆v Berdasarkan Teori
82
Grafik7.2 perbandingan nilai ∆v
berdasarkan Osiloskop
Tegangan input
Vpp = y × mV/div
= 0.6 div × 2 mV/ div
= 1.2 mV
1
VP = × VPP
2
1
= 2 × 1.2 mV
= 0.6 mV
Vp
Veff = √2
0.6
= √2
= 0.4 mv
Tegangan output
Vpp = y × mV/div
= 1div × 5 mV/ div
= 5 mV
1
VP = × VPP
2
1
= × 5 mV
2
= 2.5 mV
Veff = VP/√2
= 2.5 mV /√ 2
= 1.7 mV
Sehingga :
∆V = Veffout / Veffin
Rin = 1 KΩ , Rf = 1 KΩ
85
Input
Volt/div = 2 mV/div
y = 0.6 div
Output
Volt/div = 5 mV/div
y = 1 div
Rin = 1 KΩ , Rf = 10 KΩ
Input
Volt/div = 2 mV/div
y = 0.6 div
Output
Volt/div = 5 mV/div
y = 2 div
Rin = 1 KΩ , Rf = 20 KΩ
86
Input
Volt/div = 5 mV/div
y = 0.6 div
Output
Volt/div = 10 mV/div
y = 2 div
Rin = 1 KΩ , Rf = 51 KΩ
Input
Volt/div = 5 mV/div
y = 0.6 div
Output
Volt/div = 10 mV/div
y = 2 div
Rin = 1 KΩ , Rf = 100 KΩ
87
Input
Volt/div = 5 mV/div
y = 0.6 div
Output
Volt/div = 10 mV/div
y = 2 div
Rin = 1 KΩ , Rf = 200 KΩ
Input
Volt/div = 5 mV/div
y = 0.6 div
Output
Volt/div = 10 mV/div
y = 2 div
88
e. Grafik perbandingan nilai ∆V
Grafik 7.4 perbandingan ∆ V berdasarkan teori
89
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang operational amplifier atau biasa
dosebut dengan Op-Amp. Dimana tujuan praktikum ini adalah untuk membuktIkan
penguatan pada amplifier yang hanya bergantung pada hambatan umpan balik dan input
rangkaian serta untuk mengoperasikan Op-Amp Inverting dan Non Inverting. Operational
amplifier adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang berintegrasi dalam sebuah chip IC
yang memiliki 2 input inverting dan non inverting dengan sebuah terminal output, dimana
rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan
keseluruhan pada operational amplifier (Op-Amp).
Pada percobaan penguat inverting hasil pengamatan dan analisis data
menunjukkan hasil yang berbeda mulai dari pertama sampai percobaan keenam berdasarkan
teori, pengukuran dan osiloskop Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 7.3 dan tabel 7.4.
Gambar percobaan pertama menunjukkan gelombang inputnya berbentuk gelombang
sinusoidal sedangkan gelombang outputnya mendekati bentuk gelombang input jika diatur
lagi. Pada percobaan ke-2 sampai percobaan ke-6 jika dilihat pada osiloskop gelombang
yang dihasilkan baik itu pada input maupun output tidak sama gelombang input
menunjukkan gelombang sinusoidal sedangkan gelombang output menampilkan gelombang
kotak dan osiloskop.
Pada percobaan non inverting dari hasil pengamatan dan analisis data
menunjukkan hasil yang berbeda dari percobaan pertama sampai percobaan keenam
berdasarkan teori, pengukuran dan osiloskop. Hasilnya ditunjukkan pada tabel 7.5 dan 7.6.
Gambar yang ditunjukkan pada osiloskop yaitu gelombang inputnya adalah gelombang
sinusoidal sedangkan gelombang outputnya mendekati bentuk gelombang input. Sedangkan
percobaan pada osiloskop menunjukkan bentuk kedua gelombangnya sama yaitu gelombang
sinusoida. Pada percobaan ketiga sampai keenam pada osiloskop menunjukkan bentuk
gelombang input dan outputnya berbeda, yaitu gelombang inputnya berbentuk gelombang
sinusoida sedangkan gelombang outputnya berbentuk gelombang persegi pada osiloskop
90
untuk penguatan inverting gelombangnya selalu dimulai dari bawah, sedangkan untuk
penguat non inverting gelombangnya selalu dimulai dari atas.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya praktikan lebih teliti dalam melakukan
percobaan dan pembacaan pada alat praktikum akan agar hasil yang diperoleh sesuai
dengan yang diharapkan.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Tapasheti, P., dkk. 2012. Design and Simulation of Op-Amp Integrator and Its
Aplikations. Internasional Jurnal of Engineering and Advanced Technology
(IJEAT). Volume 1 (No. 3) :12.
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya Jilid 2. Bandung: ITB.
Wahyudi. 2014. Elektronika Dasar 2. Mataram: FKIP Press Universitas Mataram.
91