Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuaanya
maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dilingkungannya setiap saat (Potter dan Perry 2005).
Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah
pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan
kepuasaan pada pasien. Kepuasaan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan
mencangkup beberapa dimensi. Salah satunya adalah dimensi kelancaran komunikasi
antara petugas kesehatan (termasuk dokter) dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan
kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga
berorientasi pada komunikasi karena pelayanan melalui komunikasi sangat penting dan
berguna bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan
(Muharamiatu,2012).
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan prilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Sedangkan komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk
membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan patologis dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain (Mundakhir,2006).
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang
sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi
yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau
kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem
dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.
Komunikasi dilingkungan rumah sakit diyakini sebagai salah satu sistem dari kelompok
sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsure komunikasi. Komunikasi
dilingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Keperawatan sangat
berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi merupakan proses kompleks yang
melibatkan prilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain
dan dunia sekitarnya. Maka komunikasi sangat penting bagi perawat (Mundakir, 2006).
Pelayanan kesehatan merupakan produk yang bersifat jasa. Saat ini jasa kesehatan
sebagai pelayanan sosial telah berubah menjadi komoditi jasa yang di perdagangkan. Di
kota-kota besar, jasa kesehatan telah menjadi produk industri yang hampir tidak berbeda
dengan produk barang maupun jasa non kesehatan. Pada sektor non kesehatan,

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page1
mekanisme pasar dapat menjadi sempurna karena kedua belah pikah yang bertransaksi
(produsen dan konsumen) mempunyai pengetahuan yang relativ sama terhadap produk
dan jasa yang ditawarkan. Posisi konsumen relativ kuat ketika membeli jasa non
kesehatan karena objek yang ditawarkan telah diketahui, baik mutu maupun harganya.
Sebagai contoh, bila kita ingin membeli kemeja dengan tingkat kompetensi yang tinggi
diantara produsen, kita dapat memilih barang dengan merk tertentu dengan tingkat harga
yang kita inginkan. Artinya, konsumen mempunyai pengetahuan yang baik terhadap
barang dan jasa yang akan mereka beli atau butuhkan. Namun, kondisi di atas tidak di
dapat pada pasar jasa kesehatan. Kita mengenal yang disebut market failure. Pasien
berada pada posisi lemah, tidak mempunyai cukup informasi dan pengetahuan tentang
jasa kesehatan itu sendiri ( Potter dan Perry, 2005).
Trend praktik keperawatan meliputi berkembangnya berbagai tempat praktek
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus-menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota dari tim asuhan kesehatan.
Peran perawat meningkat dengan meluasnya fokus asuhan keperawatan. Tren dalam
keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang
mengkarakteristikkan keperawatan sebagai profesi, meliputi pendidikan, teori, pelayanan,
otonomi dank kode etik. Aktivitas dari organisasi professional keperawatan
menggambarkan seluruh trend dalam pendidikan dan praktik keperawatan. Akhirnya
seluruh hal yang mempengaruhi keperawatan juga menggambarkan trend dalam
keperawatan kontemporer ( Potter dan Perry, 2005).

B. Tujuan

Tujuan Umum
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang tren dan isu komunikasi dalam
pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Tujuan Khusus
1. Mampu memahami definisi isu dan tren dalam pelayanan kesehatan dan
keperawatan.
2. Mampu memahami penyebab dari isu dan tren dalam kesehatan.
3. Mampu memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.
4. Mampu memahami pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan.
5. Mampu memahami kolaborasi.
6. Mampu memahami nilai professional yang melandasi praktik keperawatan.
7. Mampu memahami tentang konsep isu dan tren dalam keperawatan.
8. Mampu memahami bentuk-bentuk tren dan isu dalam keperawatan.
9. Manfaat tren dan isu dalam keperawatan.

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page2
10. Mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tren dan isu keperawatan.
11. Mampu memahami peran perawat terhadap tren dan isu

BAB II
PEMBAHASAAN

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page3
I. TREN DAN ISU KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN

A. Definisi Isu dan Trend dalam Pelayanan Kesehatan


Tren adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,
tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran atupun informasi yang terjadi
pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Jadi tren
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta (Muharamiatul, 2012).
Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik, hukum pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentang krisis, atau sesuatu yang sedang dibicarakan oleh
banyak namun belum jelas faktanya atau buktinya (Muharamiatu,2012).
Tren isu kesehatan adalah suatu berbagai pendekatan analisa atau
gambaran atau informasi yang menyangkut ekonomi, sosial, politik, hukum,
kesehatan atau kiamat pada masa mendatang.

B. Beberapa penyebab dari isu dan tren kesehatan


a) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat
melakukan intraksi dengan klien.
b) Kurangnya kesadaran dari para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah
secara terapeutik.
c) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang
berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi


Menurut Muharamiatul (2012)
1. Siatuasi atau suasana
Siatuasi atau suasana yang penuh kebisingan akan mempengaruhi baik atau tidaknya
pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat proses
komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima.
Oleh karena itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman. Komunikasi yang
berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan
kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang
tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu saja
pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena perhatian orang tua
tidak berfokus pada pesan yang disampaikan perawat, melainkan pada perasaan
sedihnya.

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page4
2. Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi ke efektifan komunikasi. Pesan yang
kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan
dan komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini
akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh
karena itu, komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada
komunikan, dapat dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat
yang jelas.

D. Pentingnya komunikasi dalam pelayanan kesehatan


Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam
menjalankan dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan
terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasaan dan
kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial
dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal ini
menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai
bagian dari sistem sosial (Muharamiatul, 2012).
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang
sangat penting dalam kehidupan baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi
yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau
kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem
dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikan.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal dan
konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang
bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horizontal atau hubungan secara vertikal.
Hubungan yang terjalin antar tim multidisiplin termasuk keperawatan, unsur penunjang
lainnya, unsur administrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen
internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa
pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat
yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit,
diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat
dalam sistem tersebut (Mundakir, 2006). Hal ini terjadi karena beberapa sebab
diantaranya adalah :
1. Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat
melalukan intraksi dengan klien.
2. Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua
arah secara terapeutik.

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page5
3. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang
berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal
yang mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan
untuk meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh
tim keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan
adalah melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar
ilmiah dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan
komunikasi dengan menggunakan pendekatan model konseptual proses interpersonal
(Mundakir, 2006).

E. Pemahaman Kolaborasi
Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi kurang berdasar jika
dipandang dari hasilnya saja. Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi justru
menjadi point penting yang harus disikapi. Bagaimana masing-masing profesi
memandang arti kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak sehingga dapat
diperoleh persepsi yang sama.
Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya berfikir “ Apa diagnose
pasien ini dan perawatan apa yang dibutuhkannya” pola pemikiran seperti ini sudah
terbentuk sejak awal proses pendidikannya. Sudah dijelaskan secara tepat bagimana
pembentukan pola berfikir seperti apalagi kurikulum kedokteran terus berkembang.
Mereka juga diperkenalkan dengan lingkungan klinis dibina dalam masalah etika,
pencatatan riwayat medis, pemeriksaan fisik serta hubungan dokter dan pasien.
Mahasiswa kedokteran pra-klinis sering terlibat langsung dalam aspek psikososial
perawatan pasien melalui kegiatan tertentu seperti gabungan bimbingan pasien. Selama
periode tersebut hampir tidak ada kontak formal dengan para perawat, pekerja sosial atau
professional kesehatan lain. Sebagai praktisi memang mereka berbagi lingkungan kerja
dengan para perawat tetapi mereka tidak di didik untuk menanggapinya sebagai rekanan
atau sejawat atau kolega.
Dilain pihak seorang perawat akan berfikir, apa masalah pasien ini ? bagaimana
pasien menanganinya ? bantuan apa yang dibutuhkannya ? dan apa yang dapat diberikan
kepada pasien ? perawat didik untuk mampu menilai status kesehatan pasien,
merencanakan interfensi, melaksanakan rencana, mengevaluasi hasil dan menilai kembali
sesuai kebutuhan. Para pendidik menyebutnya sebagai proses keperawatan. Inilah yang
dijadikan dasar argumentasi bahwa profesi keperawatan didasari oleh disiplin ilmu yang
membantu individu sakit atau sehat dalam menjalankan kegiatan yang mendukung
kesehatan atau pemulihan sehingga pasien bisa mandiri.
Sejak awal perawat didik mengenal perannya dan berinteraksi dengan pasien.
Praktek keperawatan menggabungkan teori dan penelitian perawatan dalam praktek
rumah sakit dan praktek pelayanan kesehatan masyarakat. Para pelajar bekerja di unit

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page6
perawatan pasien bersama staf perawatan untuk belajar merawat, menjalankan prosedur
dan menginternalisasi peran.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat
pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga professional.
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik
bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek
professional keperawatan dengan pengawasan dan supervise sebagai pemberi petunjuk
pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh peraturan suatu Negara
dimana pelayanan diberikan. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekkan
sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan
berbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi
terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat (Muharamiatul, 2012).

F. Tren dan isu komunikasi dalam pelayanan kesehatan


Hubungan perawat dengan dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang
telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yang
berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya
hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala sikologi
keilmuan dan individual, faktor sosial, serta budaya menempatkan keduanya lebih solid
dengan semangat kepentingan pasien.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek positif yang dapat timbul
jika hubungan kolaborasi dokter dengan perawat berlangsung baik. Amerika Nurses
Credentialing Center (ANCC) melakukan risetnya pada 14 rumah sakit melaporkan
bahwa hubungan dokter dengan perawat bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga
berlangsung pada hasil yang dialami pasien. Terdapat hubungan kolerasi positif antara
kualitas hubungan dokter perawat dengan kualitas hasil yang didapatkan pasien.
Hambatan kolaborasi dokter dengan perawat sering dijumpai pada tingkat
professional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber
utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian professional dalam aplikasi kolaborasi.
Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar
dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih mendukung dominasi dokter.
Inti sesungguhnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap
professional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya.
Dari hasil observasi penulis di Rumah Sakit nampaknya perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi
khususnya dengan dokter perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien
berdasarkan instruksi medis yang juga di dokumentasikan secara baik, sementara
dokumentasi asuhan keperawatan meliputi proses keperawatan tidak ada. Disamping itu
hasil wawancara penulis dengan beberapa perawat rumah sakit pemerintah dan swasta,

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page7
mereka menyatakan bahwa banyak kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
kolaborasi, diantaranya pandangan dokter yang selalu mengganggap bahwa perawat
merupakan tenaga vokasional, perawat sebagai asistennya, serta kebijakan rumah sakit
yang kurang mendukung.
Isu-isu tersebut jika tidak ditanggapi dengan benar dan professional
dikhawatirkan dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat
yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan, serta menghambat upaya pengembangan
dari keperawatan sebagai profesi (Muharamiatul, 2012).

II. TREN DAN ISU KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN

A. Pengertian Tren dan Isu Dalam Keperawatan


1. Tren
Tren adalah sesuatu yang sedaang “menjamur” atau sedang disukai dan digandrungi
oleh orang banyak dan sesuai dengan fakta. Tren merupakan suatu alur yang menuju
kearah mana pasar bergerak dan suatu pola dari peristiwa-peristiwa atau prilaku yang
sama-sama dialami oleh semakin banyak orang. Tren juga merupakan hal yang sangat
mendasar dalam pendekatan analisa dan merupakan salah satu gambaran ataupun
informasi yang terjadi saat ini yang biasanya sedang populer di kalangan masyarakat.
2. Isu
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi pada masa mendatang dan merupakan sesuatu yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang dan merupakan sesuatu yang sedang
dibicarakan banyak orang tetapi masih belum jelas fakta atau buktinya. Dari
pengertian diatas dapat ditarik garis besar untuk tren dan isu keperawatan merupakan
sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tentang praktek ataupun mengenai
keperawatan baik itu berdasarkan fakta atau tidak, tren dan isu keperawatan tentunya
menyangkut aspek legal dan etis dalam dunia keperawatan. (Nasir, 2009). Beberapa
isu keperawatan pada saat ini, Euthanasia adalah membunuh bisa dilakukan secara
legal. Itulah euthanasia, pembunuhan legal yang sampai kini masih jadi kontroversi.
Pembunuhan legal ini pun ada beragam jenisnya. Secara umum kematian adalah suatu
topik yang sangat ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia
kedokteran atau kesehatan. Dalam konteks kesehatan modern, kematian tidaklah
selalu menjadi sesuatu yang datang secara tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir
menjadi sesuatu yang dipastikan tanggal kejadiannya. Euthanasia memungkinkan hal
tersebut terjadi. organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat
dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi
kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang
dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan
pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page8
menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan
masa depan yang lebih baik serta meningkat. Komitmen perawat guna memberikan
pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan
keperawatan professional. Beberapa hal terkait dengan isu ini yang secara
fundamental mesti dilakukan dalam penerapan teknologi dalam bidang merawat
pasien adalah :
1) Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan
yang diberikan harus tetap terjaga.
2) Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealt harus
diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan
informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya.
3) Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara,gambar) dapat
dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan)
lewat email.
4) Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan
dan penyalahgunaan informasi dapat dikenakan hukuman atau legal aspek.

B. Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan


dapat dikelompokkan dalam :
1) Nilai Intelektual dalam praktek keperawatan terdiri dari :
 Body of knowledge
 Pendidikan spesialis (berkelanjutan)
 Menggunakan pengetahuan dalam berfikir secara kritis dan kreatif.
2) Nilai Komitmen Moral, pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep
altruistik, dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut
Beauchamp dan Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab
etik. Aspek moral yang harus menjadi landasan prilaku perawatan adalah :
 Beneficience : selalu mengupayakan keputusan dibuat
berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan
klien. (Johnstone, 1994).
 Fair : tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan
agama, ras, sosial budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi
memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan
dengan keunikan yang dimiliki.
 Fidelity : berprilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan
ingin membantu) selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan
yang memadai, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan
spiritual klien.
Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page9
 Non-Malefience : tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya atau
cidera bagi orang lain.
 Kejujuran : kejujuran berarti penuh dengan kebenaran, nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat
mengerti.
 Altruisme : merupakan prilaku yang menggambarkan
kepedulian dan kesejahteraan orang lain. Sikap dari nilai altruisme
yang ditampilkan perawat meliputi pemberian perhatian.

3) Otonomi, kendali dan tanggung gugat


Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan
tindakan secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian
kehidupan diri sendiri yang berarti bawha perawat memiliki kendali
terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian, kesediaan
mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap
tindakannya sendiri, begitu pula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap
sesuatu atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan
untuk mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung
jawab anggota profesi. Tanggung gugat berarti perawat bertanggung
jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukannya terhadap klien.

C. Konsep Isu dan tren dalam keperawatan


1. Menghargai keyakinan klien menurut budayanya :
Perawat harus bisa menghargai keyakinan klien tetapi tetap melaksanakan
tindakan untuk perawatan klien dengan mengganti alternativ lain. Misalnya
klien yang tidak mengkonsumsi obat-obatan kimia, berfikir kritis dengan
mengganti obat herbal yang telah terbukti pengobatannya. Mislanya di budaya
jawa, brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri.
2. Menghentikan kebiasaan buruk :
Apabila klien mempunyai kebiasaan merokok pada saat setelah makan, maka
perawat harus dapat melarang kebiasaan tersebut. Karena dapat
membahayakan klien dan terapi penyembuhan dapat mengalami kegagalan.
Contoh lain, kebiasaan bagi orang jawa yakni jika ada salah satu pihak
keluarga atau sanak saudara yang sakit, maka untuk menjenguknya biasanya
mereka mengumpulkan dulu semua saudaranya dan bersama-sama
mengunjungi saudara yang sakit terebut. Karena dalam budaya jawa dikenal
prinsip “ mangan ora mangan, seng penting kumpul”.

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page10
3. Mengganti kebiasaan pengobatan yang buruk :
Bagi masyarakat jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati
penyakit melalui “Japa Mantera”, yakni doa yang diberikan oleh dukun
kepada pasien. Misalnya dukun pijat atau tulang (sangkal putung) khusus
menangani orang yang sakit terkilir, patah tulang, jatuh atau salah urat.

D. Bentuk-bentuk Tren dan Isu dalam Keperawatan


1. Tren Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia
Perkembangan tren keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai
bidang yang meliputi:
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan jarak jauh)
Menurut Martono, telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan jarak jauh)
adalah upaya pengunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik
yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan
tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari
rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model
pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still &
Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi itensitas interaksi
antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapeutik sehingga
konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini
baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di rumah sakit
internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik
informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum
memadai.
b. Tren Current isu dan kecendrungan dalam keperawatan jiwa
Tren atau current isu dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang
sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut
dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada
keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Ada beberapaa
tren penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa diantaranya
sebagai berikut :
 Kecendrungan dalam penyebab gangguan jiwa
 Tren peningkatan masalah kesehatan jiwa
 Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
 Kecendrungan situasi di era global
 Kecendrungan penyakit jiwa
 Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
c. Tren dan isu keperawatan komunitas
Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page11
Pengaruh politik terhadap keperawatan professional. Keterlibatan perawat
dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada beberapa nama
seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavina Dock telah
mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat
kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan
inspirasi pada perawat mengenai masalah keperawatan komunitas. Kekuatan
politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan
seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk mempengaruhi atau
meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk
memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang
diinginkan (Rogge, 1987). Perawat merasa tidak nyaman dengan politik
karena mayoritas perawat adalah wanita dan politik merupakan dominasi laki-
laki (Marson, 1990). Keterlibatan perawat dalam politik mendapat perhatian
yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan
tempat perawatan professional. Organisasi keperawatan mampu
menggabungkan semua upaya seperti pada Nursing Agenda For Healt Care
Reform (Tri-council, 1991). Strategi spesifik pengintegrasian peraturan publik
dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi
profesi, memperluas lingkungan praktek klinik, dan menjalankan tempat
pelayanan kesehatan.

E. Manfaat Tren dan Isu dalam Keperawatan


Pemanfaatan teknologi telehealt mempunyai banyak manfaat dan keuntungan bagi
berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan pemerintah. Aspek kemudahan
dan peningkatan jangkauan serta pengurangan biaya menjadi keuntungan yang bisa
terlihat secara langsung. Dengan adanya kontribusi telehealth dalam pelayanan
keperawatan di rumah atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan
oleh pasien dan keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan. Namun demikian untuk bisa
mengaplikasikan telehealth dalam bidang keperawtan banyak sekali tantangan dan
hambatannya misalnya : faktor biaya, sumber daya manusia, kebijakan dan prilaku.
Peluang perawat dalam memanfaatkan tren dan isu jurnal, perawat sangat berpeluang
dalam menerapakan teknologi telenursing ini dimana perawat dapat memanfaatkan
komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan baik. Telenursing adalah penggunaan teknologi ilmu keperawatan untuk
meningkatan perawatan bagi pasien (Skiba,1998) telenursing menggunakan teknologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepadaa klien.
Teknologi berupa saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di
definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik,

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page12
antar manusia dan atau komputer. Salah satu contoh program telehealth adalah homecare.
Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di
rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukan data-data pasien secara elektronik
dan menganalisanya, kalu perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan
kunjungan ke pasien.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tren dan Isu keperawatan


1. Faktor agama dan adat istiadat :
Agama serta latar belakang adat istiadat merupakan faktor utama dalam membuat
keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini
maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan
proses. Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih
mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya. Indonesia merupakan Negara
kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai agama atau kepercayaan dan
adat istiadat.
2. Faktor sosial
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini
antara lain meliputi prilaku soial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem
kesehatan nasioanl. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program
medis lambat laun menjadi pelayanan komprehesif dengan pendekatan tim kesehatan.
3. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya.
Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang. Kemajuan di bidang
kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia
manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur
baru dan bahan-bahan atau obat-obatan baru. Misalnya, ibu-ibu yang mengalami
kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika.
4. Faktor legilislasi dan keputusan juridis
Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan
sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi
perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga
orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. Saat ini aspek
legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahn etika kesehatan sedang
menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang
ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan
perundang-undnagan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan
hukum kesehatan.
5. Faktor dana atau keuangan

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page13
Dana atau keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawtan dapat menimbulkan
konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak
berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah.
6. Faktor pekerjaan
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu
keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus
diselesaikan dengan keputusan atau aturan tempat ia bekerja. Perawat yang
mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapat sorotan sebagai perawat
pembakang. Sebagai konsekuensinya, ia mendapatkan sanki administrasi atau
mungkin kehilangan pekerjaan.
7. Faktor kode etik keperawatan
Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik merupakan
salah satu ciri atau persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam
penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan
bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang
menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis
permasalahan-permasalahan etis.
8. Faktor hak-hak pasien
Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak manusia. Hak
merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interpretasi konsekuensi dan
kepraktisan suatu situasi. Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak
warga Negara, hak-hak hukum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas
dikenal menurut Megan (1998) meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi informasi, hak untuk dilibatkan dalam
pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi informed
concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong,
hak untuk nkonfidensialitas (termasuk privasi), hak untuk kompensasi terhadap
cedera yang tidak legal dan hak untuk mempertahankan dignitas (keilmuan) termasuk
menghadapi kematian dengan bangga.

G. Peran Perawat terhadap Tren Isu


Peran perawat dalam penerapan tren isu yaitu dapat melakukan perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan care giver dengan lebih baik. Pemberian asuhan keperawatan akan
lebih baik dengan adanya telehealth atau telenursing yang berbasis teknologi. Dengan
adanya teknologi nursing ini perawat hendaknya dapat melakukan tindakan keperawatan
dengan lebih efesien dan tepat. Perawat juga dapat sebagai motivator dalam kesehatan
kepada klien agar dapat mempertahankan kesehatannya dan lebih meningkatkan lagi
kesehatannya. Perawat juga harus berlaku jujur kepada pasien terhadap apa yang terjadi

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page14
pada diri pasien. Dan berlaku adil kepada pasien tidak membedakan pasien satu dengan
yang lainnyaa, tidak membedakan ras, agama, dan kedudukannya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tren adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga dapat
di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya
sedang popular di kalangan masyarakat.
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan prilaku dan memungkinkan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Sedangkan komunikasi
terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page15
terhadap stress, mengatasi gangguan patologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang
lain.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat. Pelayanan rumah sakit merupakan salah satu bentuk upaya yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan rumah sakit merupakan
salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pelayanan rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu yang dilakukan dalam upaya peningkatanan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, dan pemulihan kesehatan yg bermutu dan terjangkau dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

Saran
Bagi Institusi Pendidikan
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi refrensi tambahan untuk mahasiswa keperawatan
STIKes Rana Wijaya pada khususnya dan semua pembaca pada umumnya.
Bagi Mahasiswa
Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang konsep dan gambaran umum
tentang tren dan isu komunikasi dalam pelayanan kesehatan diharapkan mahasiswa mampu
melihat kejadian yang terjadi dilapangan.
Bagi Perawat Indonesia dapat meningkatkan lagi kualitasnya sebagai perawat dan
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar tidak terjadinya
kelalaian atau malpraktek.

DAFTAR PUSTAKA

http://trenisukesehatan.blogspot.com/2016/06/tren-isu-komunikasi-dalam-pelayanan.html
http://zulaiihatin26.blogspot.com/2018/12/makalah-tren-dan-isu-dalam.html
Nasir, Abdul.2009.Pengantar komunikasi bagi siswa perawat. Penerbit: Salemba Medika.Jakarta
Mundakhir.2006.Komunitas Keperawatan Aplikasi dalam pelayanan. Yokyakarta: Graha Ilmu
Potter A. Particia dan Anne Griffin Perry.2005. Buku ajar Fundamental keperawatan: konsep,
proses dan praktik. Vol. I. Jakarta: EGC

Makalah Komunikasi Dalam Keperawatan “Tren dan Isu komunikasi ” STIKes Rana Wijaya Page16

Anda mungkin juga menyukai