Anda di halaman 1dari 2

Pada suatu hari, Nabi Muhammad Saw shalat dengan salah seorang sahabatnya di Masjidil Haram.

Abu Jahal dan teman-temannya sudah ada di sana.

“Cepat bawa kotoran busuk ke sini,” bisik Abu Jahal kepada temannya.

Kemudian, Uqbah bin Mu’ith membawa kotoran busuk.

Abu Jahal segera mengambil kotoran itu dan melemparkannya ke arah Nabi Muhammad Saw yang
sedang sujud.

Kotoran itu membuat baju Nabi Muhammad Saw berbau busuk.

Abu Jahal dan kawan-kawannya menertawakan Nabi Muhammad Saw.

Mereka mengejek Nabi Muhammad Saw yang tetap bersujud karena punggungnya penuh kotoran.

Sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw tidak ada yang berani membersihkan kotoran tersebut.

Mereka merasa takut kepada Abu Jahal dan kawan-kawannya.

Salah seorang sahabat segera ke rumah Nabi Muhammad Saw dan memberitahu putri Nabi, Fatimah.

Fatimah segera bergegas ke Masjidil Haram.

Fatimah sedih melihat ayahnya diejek dan ditertawakan oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya.

Fatimah segera membersihkan kotoran di punggung dan kepala Nabi Muhammad Saw.

Setelah kotoran dibuang dari punggung Nabi Muhammad Saw, barulah beliau bisa mengangkat
kepalanya dan menyelesaikan shalatnya.

Kemudian, Nabi Muhammad Saw berdoa.

“Ya Allah, kepada Engkau aku menyerahkan kaum Quraisy.”

Nabi Muhammad Saw membaca doa ini berulang-ulang.

Nabi Muhammad Saw kembali shalat di Masjidil Haram.

Kemudian, datang Utbah bin Abi Mu’ith.

Tiba-tiba, Utbah bin Abi Muith mengambil sorban Nabi Muhammad Saw dan melipatkannya.

Sorban itu diikatkan ke leher Nabi Muhammad Saw dan ditariknya dengan kuat.

Nabi Muhammad Saw berteriak kesakitan.


Abu Bakar yang kebetulan berada di sana segera menolong Nabi Muhammad Saw.

Abu Bakar menarik Utbah bin Abi Muith dan membantingkannya ke lantai sampai Utbah bin Abi Muith
terkapar.

“Apa kamu akan membunuh seseorang yang berkata, ‘Tuhanku itu Allah’ sedangkan dia datang
membawa bukti yang benar dari Allah!” Abu Bakar membentak Utbah bin Abi Muith.

Utbah bin Abi Muith terdiam mendengar perkataan Abu Bakar.

Utbah bin Abi Muith segera lari meninggalkan Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar.

Anda mungkin juga menyukai