Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS UNSUR PSIKOLOGIS CERPEN PEREMPUAN PENGAMBIL HATI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Prosa Fiksi

Dosen Pengampu: Dra. Hj. Ani Diana, M. Hum.

Oleh:

Kelompok: 3

Nama Kelompok:

1. Ahmad Rois As Shidiq (18040006)


2. Rizki Afrizal (18040047)
3. Rey Vani Dwi Prastika (18040010)
4. Hersanti (18040008)
5. Siti Rohmah (18040012)
6. Sri Lestari (18040019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


ANALISIS UNSUR PSIKOLOGIS

CERPEN PEREMPUAN PENGAMBIL HATI

1. Pengertian Psikologis
Psikologi merupakan salah satu ilmu bidang pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari tentang kejiwaan seseorang, tentang perilaku, fungsi mental, dan proses
mental manusia melalui prosedur ilmiah. Di dalam kejiwaan manusia terbagi menjadi
banyak hal, diantaranya adalah rasa senang, sedih, marah, emosi, genit dan perasaan
lainnya.

Freud membahas pembagian psikisme manusia dalam 3 macam, diantaranya:

1. Id
Id adalah terletak dibagiam tak sadar yang merupakan reservoir pulsi dan menjadi
sumber energi psikis. Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia
agar memenuhi kebutuhan dasar seperti misalnya kebutuhan: makan, seks menolak
rasa sakit atau tidak nyaman. Cara kerja id berhubungan dengan prinsip kesenangan,
yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari ketidaknyamanan.

Pada cerpen pengambil hati dari aspek id. Tokoh memberikan penekanan pada
kebutuhan dasar, yakni makan.
Kutipan :
“Kita makan apa siang ini?” tanyaku langsung. Aku segera pesan dua posi gado-gado
dan lemon tea. Untuk melampiaskan emosi, kutinju bawah meja berkali kali. Untung
suaranya tidak terdengar karena ramainya kantin siang itu. (perempuan pengambil
hati : 18)

“Saudara sepupu Mas Yusuf? Kok dia nggak pernah cerita. Mbak Mona sekarang
tinggal dimana?”tanyanya sambil menyeruput lemon tea dan memasukkan gado-gado
ke mulutnya. Aku ingin sekali meninju mulutnya yang agak monyong itu.
(perempuan pengambil hati : 20)
Makanan yang ada dalam mulut kutekan kuat kuat menahan perasaan yang
bercampur baur. (perempuan pengambil hati : 20)

Kemudian tokoh Mona menuntut rasa ketidak nyamanan, karena suaminya direbut
oleh seorang wanita bernama Yanti.
Kutipan:
Sudah Sembilan tahun kucari keberadaan perempuan yang telah merebut hati
suamiku ini. Kini, di hadapanku. Biasa, tidak terlalu cantik agak genit. (perempuan
pengambil hati : 18).

Tujuanku bertemu dengan perempuan ini, pertama: memberi tahu aku istri
pertamanya.! Kedua: meminta mas Yusuf mengganti biaya hidup untuk kedua
ananakku! Ketiga aku ingin ia kembali dalam kehidupan kami.(perempuan
pengambil hati : 21-22)

2. Ego
Ego terletak diantara alam sadar dan tak sadar yang bertugas sebagai penengah yang
mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego.
Ego terperangkap diantara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh
pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi
oleh realitas. Seorang penjahat misalnya, atau seorang yang hanya ingin memenuhi
kepuasan diri sendiri, akan tertahan dan terhalang oleh realitas kehidupan yang
dihadapi.

Pada cerpen pengambil hati ini tokoh mas Yusuf hanya memenuhi kesenangan
individu saja tanpa melihat kesengsaraan yang dirasakan oleh Mona dan Yanti.
Kutipan:
Engkau bahagia dengan perempuan ini mas? Tapi engkau telaj merusak hidupku,
merusak masa kecil anak anak kita yang tak berdosa. Meninggalkanku tanpa alasan,
tanpa status! Mataku mulai panas, terlalu berat menahan emosi. (perempuan
pengambil hati : 20-21)
3. Superego
Superego terletak sebagian di bagian sadar dan sebagian lagi dibagian tak sadar.
Bertugas mengawasi dan menghalangi pemuasan sempurna pulsi pulsi tersebut yang
merupakan hasil pendidikan dan identifikasi pada orang tua.
Superego yang mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Superego sama halnya
dengan hati nurani yang mengenali nilai baik dan buruk. Sebagaimana Id, superego
tidak mempertimbangkan realitas karena tidak bergumul dengan hal hal realistic,
kecuali ketika impuls seksual dan agresivitas id dapat terpuaskan dalam
pertimbangan moral.
Pada cerpen perempuan pengambil hati ini, tokoh Mona selain memiliki karakter
pemarah namun ia juga memiliki sikap yang baik hati kepada Yanti. Walaupun Yanti
telah merebut hati mas Yusuf. Tetapi Mona mengerti dengan kondisi Yanti saat itu.
Kutipan :
Aku juga tidak perlu meminta ganti rugi biaya hidup selama Sembilan tahun karena
untuk hidup saja, mas Yusuf tergantung perempuan ini. (perempuan pengambil hati :
24)

Anda mungkin juga menyukai