Anda di halaman 1dari 9

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TUGAS

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Psikologi

Kepribadian yang diampuh oleh Tatik Mukhoyyaroh S.Psi.,M.Si

Oleh:

NUR FAWAIDATUZ ZUHDAH

(J71218058)

G2. 2

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM UIN SUNAN AMPEL

SURABAYA

2019
ARTIKEL PSIKOANALISIS – SIGMUND FREUD
Biografi Sigmund Freud
Sigmund freud, bapak psikoanalisis itu dilahirkan
di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di
London pada tanggal 23 September 1939. Selama hampir
80 tahun Freud tinggal di wina dan baru meninggalkan
kota ketika nazi menakhlukkan austria. Sebagai anak
muda Freud bercita-cita ingin menjadi ahli ilmu
pengetahuan dan dengan keinginan itu pada tahun 1873
masuk fakultas kedokteran Universitas Wina, dan tamat pada tahun 1881.
Sebenarnya freud tidak bermaksud melakukan praktek sebagai dokter, tetapi
keadaan memaksa (kurangnya fasilitas bagi orang-orang yahudi, makin besarnya
tanggungan keluarga) maka dia melakukan praktek. Didalam praktek ini ternyata
dia mendapat kepuasan karena men dapat kesempatan untuk melakukan research
dan menulis, sehingga jiwa penyelidiknya tidak tertekan.
Buku-buku serta tulisan-tulisannya yang lain segera membuat
pandangannya menjadi pusat perhatian para ahli diseluruh dunia, dan tak lama
kemudian Freud diikuti oleh banyak ahli dari berbagai negara, antara lain Ernest
Jones dari Inggris, Carl Gustav Jung dari Zurch, A.A. Brill dari New York,
Sandor Jerenzi dari Buda pest, Karl Abraham dari Berlin, dan Alfed Adler dari
Wina. Dua orang diantara murid-muridnya memisahkan diri karena pandangan
yang berbeda, mereka adalah A. Adler (Mendirikan Individual Psychology pada
tahun 1910) dan C.G, Jung (Mendirikan Analytische Psychology pada tahun
1913)(Suryabrata, 2014).
Teori Freud
Psikoanalisis menurut definisi modern memiliki beberapa pengertian, antara lain
adalah:
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang mengedepankanpada
dinamika, faktor psikis yang menentukan perilaku manusia serta
pentinganya pengalaman anak-anak dalam membentuk kepribadian masa
depan.
2. Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan
mental.
3. psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat
tentang sifat manusia dan metode psikoterapi(Husna F. 2018).
Psikologi milik Freud dikenal dengan psikoanalisis klasik, yang dipengaruhi oleh
sumber utama yaitu:
1. Spekulasi- spekulasi mengenai fenomena psikologis tak sadar.
2. Gagasan awal mengenai psikopatologi.
3. Teori evolusioner(Schultz P. Duane dan Schulz E.Sydney, 2014).
Menurut freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek, yaitu:
1. Das Es (The Id), yaitu aspek biologis,
2. Das Ich (The Ego), yaitu aspek psikologis,
3. Das Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis.
Das Es adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original didalam
kepribadian dan merupakan dunia batin atau subjek manusia, tidak
mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif. Das es berisikan
tentang hal-hal yang dibawa sejak lahir, termasuk insting. Das es
menggerakkan das ich dan ueber ich(Suryabrata, 2014). Id bekerja
menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segala implus biologis
(Sobur, 2016). Das es mempunyai dua cara (alat proses):
a. Refleks reaksi-reaksi otomatis seperti misalnya bersin, berkedip, dan
sebagainya.
b. Proses primer, seperti misalnya orang lapar membayangkan makanan
(Suryabrata, 2014).
Das Ich adalah aspek psikologis dari pada kepribadian dan timbul karena
kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan.
Das ich dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, oleh karena das ich
ini mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang
dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya, serta memilih obyek-obyek yang
dapat memenuhi kebutuhan, didalam menjalankan fungsi ini seringkali harus
mempersatukan pertentanggan-pertentangan antara das es dan ueber ich dan
dunia luar. Peran utama das es adalah perantara antara kebutuhan-kebutuhan
instinktif dengan keadaan lingkungan, demi kepentingan adanya organisme
(Suryabrata, 2014). Ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai
dapat dicapai dengan dengan cara yang diterima masyarakat(Sobur, 2016).
Das Ueber Ich adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari
nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan
orangtua kepada anak-anaknya yang dimasukkan(diajarkan) dengan berbagai
perintah dan larangan. Fungsi pokoknya adalah menentukan apakah suatu
benar atau salah, pantas atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat
bertindak sesuai dengan moral masyarakat(Suryabrata, 2014). (hati nurani,
suara hati) memiliki standar moral pada individu(Sobur, 2016).
Jadi dalam teori psikoanalisis Freud, ego harus menghadapi konflik antara
id (yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu minta disalurkan) dan
super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-naluri itu).
Selanjutnya, ego masih harus mempertimbangkan realitas didunia luar
sebelum menampilakan perilaku tertentu(Sobur, 2016).
Dinamika Freud
Insting adalah perwujudan psikologi dari kebutuhan tubuh yang menuntut
pemuasan. Hasrat, atau motivasi, atau dorongan dari insting secara kuantitatif
adalah enerji psikis, dan kumpulan enerji dari seluruh insting yang dimiliki
seseorang merupakan enerji yang tersedia untuk untuk menggerakkan proses
kepribadian. Energi insting dapat dijelaskan dari sumber (source), dengan tujuan
(aim), obyek (obyek) dan daya dorong (impetus) yang dimilikinya(Alwisol, 2017).
Jenis-Jenis Insting
a. Insting Hidup dan Insting Seks
Insting hidup(eros) adalah dorongan yang menjamin survival dan
reproduksi seperti haus dan seks. Energi yang digunakan oleh insting adalah
libido. Freud berpendapat insting hidup yang terpenting adalah insting sek.
Menurutnya, kenikamatan organ seksual tetapi berhubungan dengan kepuasan
yang diperoleh dari bagian tubuh lainnya, yang dinamakan erogen adalah suatu
daerah/ bagian tubuh yang peka dan perangsang pada daera itu akan menimbulkan
kepuasan yang menghilangkan ketegangan. Tujuan utama dari insting sek ini
adalah mereduksi tegangan seks tidak dapat diubah. Bagi Freud semua
aktivitasyang memberi kenikmatan dapat dilacak hubungannya dengan insting
seksual(Alwisol, 2017).
b. Insting mati
Insting mati atau destruktif(destruktive instincs, diseut juga thanatos)
bekerja secara sembunyi-sembunyi dibanding insting hidup. Akibatnya
pengetahuan mengenai insting mati menjadi terbatas, menurut Freud, tujuan
semua kehidupan adalah kematian. Hanya saja, Freud gagal menunjukkan sumber
fisik dari insting mati dan enerji apa yang dipakai oleh insting mati itu. Dorongan
agresif, derivatif insting mati yang terpenting, insting ini mendorongan orang
untuk merusak diri sendiri, dan dorongan agresif, merupakan bentuk peyaluran
agar orang tidak membunuh dirinya sendiri(Alwisol, 2017).
Freud menyatakan bahwa terdapat sejumlah energi psikis (Libido) yang
konstan untuk setiap individu. Jika tindakan atau dorongan yang terlarang
tersupresi, energinya akan mencari penyaluran lain, seperti mimpi atau gejolak
neurotik. Teori ini bependapat bahwa doronga id yang tidak dapat diterima dapat
menimbulkan kecemasan, yang dapat diturunkan oleh mekanisme pertahanan
(Sobur, 2016).
Freud yakin bahwa sruktur kepribadian sudah terbentuk pada usia 5 tahun,
dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun sebagian besar hanya hanya
merupakan elaborasi dari struktur dasar tadi. Freud menbagi menjadi 3 tahapan
yakni tahap infantil (0-5 tahun), tahap laten (5-12), tahap genital (>12). Tahap
infantil yang paling menentukan dalam membentuk kepribadian ada tiga fase: fase
oral, fase anal, fase falis
Fase oral (Usia 0-1) pada fase ini merupakan daera pokok aktivitas
dinamik atau daerah kepuasan seksual yang dipilih oleh insting seksual. Makan
minum menjadi sumber kenikmatannya. Kenikmatan kepuasan diperoleh dari
rangsangan terhadap bibir- rongga mulut- kerongkongan, tingkah laku mengigit
mengunyah, serta menelan dan memuntahkan makanan(kalau makanan tidak
memuaskan) kenikamatan yang dilakukan tersebut dipandang sebagai prototip
dari bermacam sifat dimasa yang akan datang. Kepuasan berlebihan pada masa
oral, akan membentuk oral incorpotation personality pada masa dewasa(Alwisol,
2017).
Fase anal (Usia 1-3) pada fase ini dubur merupakan daerah pokok
aktivitas dinamik, kateksis dan anti kateksis berpusat pada fungsi eliminer
(pembuangan kotoran). Menghilangkan feces menghilangkan perasaan tekanan
yang tidak menyenangkan dari akumulasi sisa makanan. Sepanjang tahap anal,
latihan defakasi (toilet training) memakasa anak untuk belajar menunda kepuasan
bebas dari tegangan anal(Alwisol, 2017).
Fase falis (Usia 3-5) pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen
terpenting, mansturbasi menimbulkan kenikmatan yang besar. Pada saat yang
sama terjadi peningkatan gairah seksual anak kepada orang tuanya yang
mengawali berbagai berbagai pergantian kateksis obyek yang penting.
Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus complex, yang
diikuti fenomena castration anxiety (pada laki-laki) dan penis envy (pada
perempuan) (Alwisol, 2017).
Fase latent (Usia 5-12) pada fase ini dorongan dinamis itu seakan- akan
latent, sehingga anak- anak pada masa ini secara relatif lebih muda dididik dari
pada fase- fase sebelumnya dan sesudahnya. Fase pubertas ini implus- implus
yang selama masa sebelunya seakan akan laten, menonjol kembali. Dan ini
membawa aktivitas-aktivitas dinamis lagi(Suryabrata, 2014).
Fase genital (12- Dewasa) pada fase ini dimulai dengan adnya biokimia
dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem endokrin memproduksi hormon- hormon
yang memicu pertumbuhan tanda- tanda seksual sekunder (suara, rambut, buah
dada, dll) dan pertumbuhan tanda seksual primer. Implus pregenital bangun
kembali yang membawa aktivitas dinamis yang harus diadaptasi, untuk mencapai
perkembangan pribadi yang stabil. Pada fase falis, kateksis genital mempunyai
sifat narkistik, individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi
tubuhnya sendiri, dan orang lain diinginkan hanya karena memberikan bentuk-
bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniyah. Pada masa genital, implus seks itu
mulai disalurkan ke obyek diluar. Terjadi perubahan dari anak yang narkistik
menjadi dewasa yang berorientasi sosial, realistik, dan altruistik(Alwisol, 2017).
Aplikasi
1. Psikopatologi sebagai masalah perkembangan, akibat gangguan semasa
melewati tahap- tahap psikoseksual yang dipahamioleh psikoanalisis.
Perkembangan kepribadian dipandang sebagai sesuatu yang kumulatif,
sehingga gangguan pada masa awalperkembangan akan menjadi peristiwa
traumatik yang pengaruhnya terasa sampai dewasa. Orang dewasa yang
fondasi kepribadiannya lemah bisa menjadi mengalami psikopatologi.
Aplikasi psikoanalisis yang terpenting adalah psikoterapi. Ini bisa
difahami karena pada dasarnya freud mengembangkan teori
psikoanalisisnya dari praktek psikoterapi yang dilakukannya. Psikoterapi
tradisional sangat memakan waktu. Biasanya pertemuan teraputik
dilakukan 4 atau 5 kali seminggu (1 sampai 2 jam setiap pertemuan),
selama 2 sampai 3 tahun. Tujuan bukan semata-mata menghilangkan
sindrom yang tidak dikehendaki , tetapi terutama bertujuan memperkuat
ego sehingga mampu mengontrol implus insting, memperbesar kapasitas
individu untuk mencintai dan berkarya. Klien belajar bagaimana
mengarahkan keinginan dan bukan malahan diarahkan oleh keinginan
(Alwisol, 2017).
2. Tehnik yang dipakai terutama asosiasi bebas (free association), analisis
mimpi, freudian slips (parapraxes), interpretasi (interpretation), analisis
resisten, transferensi dan pengulangan (working through) (Alwisol, 2017).
3. Psikosomatosis adalah patologi organik yang diawali atau kemudian
gejalanya diperberat oleh stimulasi non patologik. Psikoanalisis
mengungkapkan akar masalah psikis yang ,melatar belakangi penyakit itu,
dan membantu pengobatan dengan psikoterapi agar agar kesembuhan
menjadi permanen(Alwisol, 2017).
Kelebihan dan kelemahan terhadap psikoanalisis, dan behavioristik
Kekurangan:
1. Pandangannya di nilai terlalu deterministik merendahkan martabat manusia.
2. Terlalu banyak menekankan kepada pengalaman kanak-kanak, dan
menganggap kehidupan seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu. Hal ini
memberikan gambaran seolah-olah sepenuhnya tanggung jawab individu
sekarang.
3. Terlalu menekankan pada libido, padahal tidak semua hal dapat dijelaskan
dengan libido
Kelebihan:
1. Terapi/Konseling psikoanalis merupakan penyembuhan yang lebih bersifat
psikologis dengan cara-cara fisik.
2. Adanya penyesuaian antara teori dan teknik.
3. Terlalu meminimalkan rasionalitas.
DAFTAR PUSAKA
Alwisol. (2017), Psikologi Kepribadian. Malang: UMM PRESS.
Husna Faiqotul. (2018), Aliran Psikoanalisis Dalam Prespektif Islam. Jakarta:
SALAM: FSH UIN Syarif Hidayatullah.
Schultz P. Duane dan Schulz E.Sydney. (2014), Sejarah Aliran Psikologi Modern.
Bandung: Penerbit Nusa Media.
Sobur Alex. (2016), Psikologi Umum. Jakarta: CV PUSTAKA SETIA.
Suryabrata Sumadi. (2014), Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai