Anda di halaman 1dari 23

Edisi Juni 2015 Volume IX No.

1 ISSN 1979-8911

POTENSI DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn), DAUN BINAHONG


(Anredera cordifolia (Ten) Steenis), DAN DAUN BENALU MANGGA
(Dendrophthoe pentandra) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PENCEGAH
KANKER

Nunung Kurniasih1, Mimin Kusmiyati2, Nurhasanah3, Riska Puspita Sari4, Riza Wafdan5
1,3,4,5
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati, Jl. AH Nasution No 105, Bandung, 40614
2
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Bandung
nunung.kurniasih@uinsgd.ac.id

ABSTRAK

Kanker dapat dicegah menggunakan antioksidan, suatu senyawa yang bersifat


imunomodulator yang dapat menguatkan sel-sel yang sehat untuk menghadang kanker.
Senyawa aktif yang sudah berhasil diidentifikasi sebagai antikanker yang berasal dari
tanaman antara lain adalah flavonoid glikosida, tanin, stigmasterol, dan inhibitor histone
deacetylase (HDAC). Senyawa ini terdapat pada beberapa tanaman misalnya sirsak,
binahong, benalu dan lain sebagainya. Sampel segar daun sirsak, binahong dan benalu
dihaluskan, dimaserasi dengan metanol. Kemudian ekstrak metanol dipartisi dengan
pelarut n-heksan dan etil asetat sampai menghasilkan ekstrak air. Ekstrak air dipekatkan
dan diskrining fitokimia kemudian diuji daya antioksidannya dengan metode DPPH ((1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil) dengan larutan kontrol berupa vitamin C. Ketiga ekstrak daun ini
memiliki kandungan senyawa flavanoid, polifenol dan saponin. Diperoleh hasil IC50 daun
sirsak sebesar 6,23 ppm, daun binahong 3,30 ppm sedangkan pada daun benalu adalah
33,31 ppm. Ketiga daun ini memiliki potensi untuk mencegah kanker.

Kata kunci : daya antioksidan, daun sirsak, daun binahong, daun benalu, DPPH

Abstract

Cancer can be prevented using an antioxidant, a compound that is an immunomodulator


that can strengthen the healthy cells to block the cancer. Active compounds that have been
identified as anticancer derived from plants include flavonoid glycosides, tannins,
stigmasterol, and inhibitors of histone deacetylase (HDAC). These compounds found in
some plants such soursop, binahong, parasites and so forth. Samples of fresh soursop
leaves, binahong and parasites mashed, macerated with methanol. Then the methanol
extract was partitioned with n-hexane solvent and ethyl acetate to produce a water extract.
Water extract was concentrated and then tested for their phytochemical screening of
antioxidants with DPPH ((1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) with control solution in the form
of vitamin C. These three leaf extract contains compounds flavonoids, polyphenols and

162
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

saponins. The results obtained IC50 soursop leaf at 6.23 ppm, 3.30 ppm whereas binahong
leaf on leaf mistletoe was 33.31 ppm. This leaves three have the potential to prevent
cancer.

Keywords: antioxidant power, soursop leaves, leaf binahong, mistletoe leaves, DPPH

1. PENDAHULUAN Radikal bebas dalam jumlah normal

bermanfaat bagi kesehatan misalnya,

Kanker merupakan sekelompok memerangi peradangan, membunuh

penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan bakteri, dan mengendalikan tonus otot

dan perkembangan sel-sel yang tidak polos pembuluh darah serta organ-organ

terkontrol dan abnormal (American dalam tubuh. Sementara dalam jumlah

Cancer Society, 2008). Kanker dapat berlebih mengakibatkan stress oksidatif.

disebabkan oleh faktor eksternal (infeksi, Keadaan tersebut dapat menyebabkan

radiasi, zat kimia tertentu, tembakau) dan kerusakan oksidatif mulai dari tingkat

faktor internal (mutasi, hormon, kondisi sel, jaringan, hingga ke organ tubuh yang

sistem imun) yang memicu terjadinya mempercepat terjadinya proses penuaan

proses karsinogenesis (pembentukan dan munculnya penyakit. Oleh karena

kanker). itu, antioksidan dibutuhkan untuk dapat

Radikal bebas dapat terbentuk menunda atau menghambat reaksi

secara endogen dan eksogen. Radikal oksidasi oleh radikal bebas.

endogen terbentuk dalam tubuh melalui Antioksidan bersifat imunomodulator,

proses metabolisme normal di dalam yaitu menguatkan sel-sel yang sehat

tubuh. Sementara radikal eksogen berasal untuk menghadang kanker. Mekanisme

dari bahan pencemar yang masuk ke yang sudah berhasil diungkap adalah

dalam tubuh melalui pernafasan, sitotoksik (penghambatan siklus

pencernaan, dan penyerapan kulit. pembelahan sel) dan induksi apoptosis

163
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

(merangsang proses bunuh diri sel pertumbuhan bakteri Staphylococcus

kanker). Senyawa aktif yang sudah epidermis pada jerawat (Rani, 2012).

berhasil diidentifikasi sebagai antikanker Salah satu khasiat daun benalu

yang berasal dari tanaman antara lain adalah dapat melawan kanker

adalah flavonoid glikosida, tanin, dikarenakan senyawa aktifnya yaitu

stigmasterol, dan inhibitor histone flavonoid, fenol dan triterpenoid. Dari

deacetylase (HDAC). beberapa senyawa aktif yang dikandung

Acetogenins pada daun sirsak dalam benalu tersebut memiliki sifat

dapat digunakan untuk melawan kanker antikanker (Artanti, 2010). Pada

dengan menghambat ATP (adenonsina penelitian ini akan dibandingkan daya

trifosfat) yang memberi energi pada sel antioksidan ekstrak dari ketiga tanaman

kanker (Widyaningrum dkk, 2012). ini dengan menggunakan metode DPPH.

Dampaknya, mitosis atau pembelahan sel

kanker terhambat. Daun sirsak 2. TEORI

bermanfaat menghambat sel kanker 2.1 Tanaman Sirsak

dengan menginduksi apoptosis, antidiare, Sirsak (Annona muricata Linn)

analgetik, antidisentri, antiasma, adalah tanaman yang mudah tumbuh di

anthelmitic, dilatasi pembuluh darah, banyak tempat. Nama sirsak berasal dari

menstimulasi pencernaan dan bahasa Belanda yaitu Zuurzak yang

mengurangi depresi (McLaughlin, 2008). berarti kantung yang asam (Thomas, A.

Binahong merupakan salah satu N. S, 1992).

sumber antioksidan yang berpotensi Sirsak termasuk tanaman

dalam menangkap radikal bebas tahunan. Selain morfologi di atas, sirsak

(Yuswantina, 2009). Binahong juga diklasifikasikan menjadi (Widyaningrum,

memiliki daya hambat untuk 2012):

164
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Kingdom : Plantae penyebab muntah, mengobati kepala

Divisi : Spermatophyta berkutu dan parasit kulit serta obat

Sub Divisi : Angiospermae cacing. Kulit batang digunakan untuk

Kelas : Dicotyledonae pengobatan asma, batuk, hipertensi, obat

Ordo : Polycarpiceae parasit, obat penenang dan kejang. Akar

Famili : Annonaceae digunakan untuk obat diabetes (khusus

Genus : Annona kulit akarnya), obat penenang dan

Spesies : Annona muricata Linn kejang. Di antara bagian-bagian tanaman

Nama Umum : Graviola (Brazil), sirsak tersebut, daun juga bermanfaat

Soursop (Inggris), Guanabana (Spanyol), sebagai obat penyakit jantung, diabetes

Nangka Sabrang atau Nangka Belanda dan antikanker yang merupakan senyawa

(Jawa), Nangka Walanda atau Sirsak antioksidan.

(Sunda)

Sirsak sejauh ini dibudidayakan

untuk dimanfaatkan buahnya karena

kandungan gizinya yang tinggi seperti

karbohidrat, vitamin C dan mineral


Gambar 1. Daun Sirsak (Annona
(Rahmani, 2008). Menurut
muricata Linn)
Widyaningrum (2012), buah berkhasiat
Daun sirsak mengandung senyawa
mencegah dan mengobati diare, maag,
acetogenin, annocatacin, annocatalin,
disentri, demam, flu, menjaga stamina
annohexocin, annonacin, annomuricin,
dan pelancar ASI. Bunga digunakan
anomurine, anonol, caclourine, gentisic
sebagai obat bronkhitis dan batuk. Biji
acid, gigantetronin, asam linoleat dan
digunakan untuk mencegah dan
muricapentocin (Widyaningrum, 2012).
mengobati astrigent, karminatif,

165
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

2.2 Binahong (Anredera cordifolia jantung. Panjang daun antara 5 - 10 cm

(Ten.) Steenis) dan mempunyai lebar antara 3 - 7 cm.

Klasifikasi dari tanaman binahong Seluruh bagian tanaman dapat

adalah sebagai berikut : dimanfaatkan, mulai dari akar, batang,

Kingdom : Plantae (tumbuhan) daun, umbi dan bunganya. Tanaman ini

Subkingdom : Tracheobionta termasuk dalam famili basellaceae,

Superdivisio : Spermetophyta masih banyak yang perlu digali sebagai

Divisio : Magnoliophyta bahan fitofarmaka. Di Indonesia tanaman

Kelas : Magnoliopsida ini sering digunakan sebagai hiasan

Subkelas : Hammelidae gapura yang melingkar di atas jalan

Ordo : Caryophyllales taman, namun belum banyak dikenal

Familia : Basellaceae dalam masyarakat Indonesia.

Genus : Anredera (Sumartiningsih, 2011)

Spesies : Anredera cordifolia

(Ten) Steenis (Mus,2008). 2.1

Tanaman binahong adalah tanaman

herbal yang berasal dari Cina. Tanaman

ini tumbuh menjalar dan panjangnya Gambar 2. Daun Binahong

dapat mencapai 5 meter, berbatang lunak 2.3. Tanaman Benalu

berbentuk silindris dan pada sela-sela (Dendrophthoe

daun dan tangkai terdapat seperti umbi pentandra)

yang bertekstur kasar. Daunnya tunggal Tanaman benalu bagi para petani

dan mempunyai tangkai pendek, adalah hama yang merugikan karena

bersusun berselang-seling dan berbentuk tanaman parasit ini dapat membunuh

pohon inangnya. Benalu tumbuh dari

166
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

dataran menengah sampai pegunungan tersebut adalah golongan flavonoid, yaitu

dari ketinggian 800 meter sampai 2.300 kuersetin yang bersifat inhibitor terhadap

meter di atas permukaan laut dan enzim DNA topoisomerase sel

berbunga sekitar bulan Juni-September. kanker. Benalu mangga mengandung

Jenis tanaman benalu juga banyak flavonoid kuersetin, meso-inositol, rutin,

ragamnya, tergantung dari jenis pohon dan tanin. Macam-macam benalu yang

inangnya, contohnya benalu mangga sering digunakan sebagai antioksidan

Dendrophthoe pentandra dengan diantaranya yaitu benalu yang berasal

klasifiksasi sebagai berikut : dari pohon mangga, dukuh, teh, dan

Kerajaan : Plantae petai.

Divisi : Spermatophyta 2.4. Radikal Bebas

Ordo : Santalales Radikal bebas adalah molekul yang

Famili : Loranthaceae kehilangan elektron di lingkaran orbital

Genus : Dendrophthoe terluarnya sehingga jumlah elektronnya

Spesies : Pentandra menjadi ganjil dan tidak stabil

(Kusumadewi, 2002). Radikal bebas

dianggap berbahaya karena menjadi

sangat reaktif dalam upaya mendapatkan

pasangan elektronnya dan dapat


Gambar 3. Daun Benalu Mangga membentuk radikal bebas baru dari atom
Dari berbagai hasil penelitian, atau molekul yang elektronnya terambil
benalu mangga mengandung senyawa untuk berpasangan dengan radikal bebas
yang berperan sebagai zat antioksidan sebelumnya. Oleh karena sifatnya yang
sehingga.dapat mencegah penyakit tumor sangat reaktif dan gerakannya yang tidak
maupun penyakit kanker. Senyawa beraturan, jika terjadi di dalam tubuh

167
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

makhluk hidup akan menimbulkan tersebut memiliki derajat kekuatan yang

kerusakan di berbagai bagian sel. berbeda, namun radikal yang paling

Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh berbahaya adalah hidroksil (OH-) karena

serangan radikal bebas yaitu kerusakan memiliki reaktivitas yang paling tinggi

membran sel, protein, DNA dan lipid. (Putra, 2008; dalam Maryam, 2012).

Kerusakan tersebut dapat menyebabkan 2.5. Antioksidan

timbulnya berbagai macam penyakit Antioksidan adalah senyawa kimia

degeneratif seperti katarak, kanker, yang dapat menyumbangkan satu atau

atherosklerosis dan proses penuaan lebih elektron kepada radikal bebas,

(Muhilal, 1991). sehingga radikal bebas tersebut dapat

Radikal bebas terbentuk dalam diredam (Suhartono, 2002). Antioksidan

tubuh melalui berbagai cara diantaranya dapat membantu melindungi tubuh

akibat proses biokimiawi berupa hasil manusia melawan kerusakan yang

samping dari proses oksidasi atau disebabkan oleh senyawa oksigen reaktif

pembakaran sel yang berlangsung pada (ROS; Reactive Oxygen Species) dan

waktu bernapas, metabolisme sel, radikal bebas lainnya (L. Wang, et.al.,

olahraga yang berlebihan, peradangan 2003; dalam Yuhernita 2011).

(inflamasi) dan paparan polusi Senyawa antioksidan diantaranya

lingkungan seperti asap kendaraaan adalah asam fenolik, flavonoid, karoten,

bermotor, asap rokok, bahan pencemar vitamin E (tokoferol), vitamin C, asam

dan radiasi matahari. Contoh radikal urat, bilirubin dan albumin (Gheldof,

bebas adalah superoksida (O2-), hidroksil et.al., 2002; dalam Mega, dkk., 2010).

(OH-), nitroksida (NO), hidrogen Zat-zat gizi mineral seperti mangan,

peroksida (H2O2), asam hipoklorit seng, tembaga dan selenium (Se) juga

(HOCl) dan lain-lain. Radikal bebas berperan sebagai antioksidan.

168
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Antioksidan memiliki fungsi utama senyawa antioksidan tetapi jumlahnya

sebagai upaya untuk memperkecil sering kali tidak cukup untuk

terjadinya proses oksidasi dari lemak dan menetralkan radikal bebas yang masuk

minyak, memperkecil terjadinya proses ke dalam tubuh. Sebagai contoh, tubuh

kerusakan dalam makanan, manusia dapat menghasilkan glutathione,

memperpanjang masa pemakaian dalam salah satu antioksidan yang sangat kuat,

industri makanan, meningkatkan hanya tubuh memerlukan asupan vitamin

stabilitas lemak yang terkandung dalam C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh

makanan serta mencegah hilangnya menghasilkan glutathione ini.

kualitas sensori dan nutrisi. Lipid Kekurangan antioksidan dalam tubuh

peroksidasi merupakan salah satu faktor membutuhkan asupan dari luar

yang cukup berperan dalam kerusakan (antioksidan eksogen).

selama dalam penyimpanan dan Antioksidan dibagi menjadi

pengolahan makanan (Hernani dan antioksidan enzim dan vitamin.

Raharjo, 2005). Antioksidan enzim meliputi superoksida

Antioksidan tidak hanya digunakan dismutase (SOD), katalase dan glutation

dalam industri farmasi, tetapi juga peroksidase (GSH.Prx). Vitamin lebih

digunakan secara luas dalam industri dikenal sebagai antioksidan

makanan, industri petroleum, industri dibandingkan enzim. Antioksidan

karet dan sebagainya (Tahir dkk, 2003). vitamin mencakup alfa tokoferol

Berkaitan dengan fungsinya, senyawa (vitamin E), beta karoten dan asam

antioksidan diklasifikasikan dalam lima askorbat (vitamin C) yang banyak

tipe antioksidan yaitu (Maulida dan didapatkan dari tanaman dan hewan

Naufal, 2010): (Sofia, 2006; dalam Kuncahyo, 2007).

Tubuh manusia menghasilkan Reaksi radikal bebas dengan

169
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

antioksidan di dalam tubuh menghasilkan suatu radikal bebas antioksidan menjadi

radikal senyawa antioksidan, contohnya prooksidan apabila terdapat molekul

radikal tokoferoksil yang terbentuk dari reseptor untuk menerima elektron dan

oksidasi tokoferol. Radikal tersebut menimbulkan reaksi autooksidasi

cukup stabil sampai dapat direduksi oleh (Halliwell, et.al., 1992; dalam Muchtadi,

vitamin C atau enzim GSH untuk 2012).

membentuk quinol sehingga tidak akan Antioksidan berdasarkan sumber

mengoksidasi asam lemak tak jenuh yang perolehannya ada dua macam yaitu

ada di sekitarnya (Packer, et.al., 1979; antioksidan alami dan antioksidan buatan

dalam Muchtadi, 2012). Demikian juga (sintetik). Beberapa contoh antioksidan

bentuk teroksidasi vitamin C yaitu sintetik yang diizinkan dan sering

radikal bebas askorbil dan digunakan untuk makanan, yaitu butil

dehidroaskorbat dapat dibentuk kembali hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi

menjadi askorbat oleh GSH atau oleh toluen (BHT), propil galat (PG),

enzim dehidroaskorbat reduktase tetrabutil hidroksi quinon (TBHQ) dan

(Diplock, et.al., 1998; dalam Muchtadi, tokoferol. Antioksidan-antioksidan

2012). tersebut merupakan antioksidan alami

Kemampuan untuk membentuk yang telah diproduksi secara sintetik

kembali antioksidan tersebut merupakan untuk tujuan komersial. Antioksidan

indikasi pentingnya senyawa antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal

di dalam tubuh. Radikal bebas yang dari senyawa antioksidan yang sudah ada

terbentuk dari antioksidan berpotensi dari satu atau dua komponen makanan,

sebagai prooksidan seperti halnya radikal senyawa antioksidan yang terbentuk dari

bebas lain. Dalam kondisi biologis yang reaksi-reaksi selama proses pengolahan,

tidak normal, selalu ada potensi untuk senyawa antioksidan yang diisolasi dari

170
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

sumber alami dan ditambahkan ke Metode FRAP menggunakan

makanan sebagai bahan tambahan Fe(TPTZ)23+ kompleks besi-ligan 2,4,6-

pangan (Rohdiana, 2001). tripiridil-triazin sebagai pereaksi.

Kompleks biru Fe(TPTZ)23+ akan

2.6. Penentuan Aktivitas Antioksidan berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan

Penentuan aktivitas antioksidan akan mengalami reduksi menjadi

dapat dilakukan dengan beberapa metode Fe(TPTZ)22+ yang berwarna kuning

yaitu Cupric Ion Reducing Antioxidant dengan reaksi (Benzie & Strain, 1996;

Capacity (CUPRAC), Ferric Reducing dalam Widyastuti, 2010):

Antioxidant Power (FRAP), Oxygen Fe(TPTZ)23+ + AR(OH)

Radical Absorbance Capacity (ORAC), Fe(TPTZ)22+ + H+ + AR=O

ABTS (TEAC) dan 1,1-Difenil-2- c. Metode ORAC

Pikrilhidrazil (DPPH). Metode ORAC menggunakan

a. Metode CUPRAC senyawa radikal peroksil yang dihasilkan

Metode CUPRAC menggunakan melalui larutan cair dari 2,2’-azobis-2-

bis(neokuproin) tembaga(II) (Cu(Nc)22+) metil-propanimidamida. Antioksidan

sebagai pereaksi kromogenik. Pereaksi akan bereaksi dengan radikal peroksil

Cu(Nc)22+ yang berwarna biru akan dan menghambat degradasi pendaran zat

mengalami reduksi menjadi Cu(Nc)2+ warna (Teow dkk., 2007; dalam Hartanto,

yang berwarna kuning dengan reaksi 2012). Kelebihan metode pengujian

(Apak et.al., 2007; dalam Widyastuti, ORAC adalah kemampuannya dalam

2010): menguji antioksidan hipofilik dan

n Cu(Nc)22++AR(OH)n lipofilik sehingga akan menghasilkan

n Cu(Nc)2++AR(=O)n + n H+ pengukuran lebih baik terhadap total

b. Metode FRAP aktivitas antioksidan. Kelemahan dari

171
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

metode ini adalah membutuhkan diujikan kepada radikal DPPH menjadi

peralatan yang mahal dan hanya sensitif senyawa non radikal difenilpikrilhidrazin

terhadap penghambatan radikal peroksil. yang ditunjukkan oleh perubahan warna

d. Metode ABTS (TEAC) (Molyneux, 2004; dalam Hartanto,

Metode ini menggunakan prinsip 2012).

inhibisi yaitu sampel ditambahkan pada

sistem penghasil radikal bebas dan

pengaruh inhibisi terhadap efek radikal

bebas diukur untuk menentukan total


Gambar 4. Reaksi DPPH dengan
kapasitas antioksidan dari sampel (Wang
Antioksidan
dkk., 2004; dalam Hartanto, 2012).
Metode DPPH mengukur
Metode TEAC menggunakan senyawa
kemampuan suatu senyawa antioksidan
2,2’-azino-bis (3-ethylbenzthiazoline-6-
dalam menangkap radikal bebas.
sulfonic acid) sebagai sumber penghasil
Kemampuan penangkapan radikal
radikal bebas.
berhubungan dengan kemampuan
e. Metode DPPH
komponen senyawa dalam
Uji peredaman warna radikal bebas
menyumbangkan elektron atau hidrogen.
DPPH adalah untuk menentukan
Setiap molekul yang dapat
aktivitas antioksidan dalam sampel
menyumbangkan elektron atau hidrogen
dengan melihat kemampuannya dalam
akan bereaksi dan akan memudarkan
menangkal radikal bebas DPPH. Sumber
DPPH. Intensitas warna DPPH akan
radikal bebas dari metode ini adalah
berubah dari ungu menjadi kuning oleh
senyawa 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil.
elektron yang berasal dari senyawa
Prinsip pengujiannya adalah adanya
antioksidan. Konsentrasi DPPH pada
donasi atom hidrogen dari substansi yang

172
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

akhir reaksi tergantung pada konsentrasi persamaan regresi yang diperoleh dari

awal dan struktur komponen senyawa grafik hubungan antara konsentrasi

penangkap radikal (Naik dkk., 2003). sampel dengan persen penghambatan

Menurut Ariyanto (2006), tingkatan DPPH digunakan untuk mencari nilai

kekuatan antioksidan pada metode DPPH IC50. Besarnya aktivitas antioksidan

diklasifikasikan menjadi: ditandai dengan nilai IC50, yaitu

Tabel 1. Tingkatan Aktivitas Antioksidan konsentrasi larutan sampel yang

pada Metode DPPH dibutuhkan untuk menghambat 50%

Nilai Tingkatan radikal bebas DPPH (Andayani dkk.,

IC50 < 50 µg/mL Sangat kuat 2008). Metode DPPH dipilih karena

IC50 50-100 Kuat pengujiannya sederhana, mudah, cepat,

µg/mL peka dan hanya memerlukan sedikit

IC50 101-150 Sedang sampel.

µg/mL 3. BAHAN DAN METODE

IC50 > 150 µg/mL Lemah Bahan sampel yang digunakan

adalah daun sirsak yang diambil dari

Aktivitas antioksidan dari ekstrak daerah Cibogo, Subang. Daun binahong

dinyatakan dalam persen dan daun benalu mangga dari Cibiru

penghambatannya terhadap radikal Bandung. Bahan-bahan lainnya yaitu

DPPH. Persentase penghambatan ini metanol teknis, n-heksana redestilasi, etil

didapatkan dari perbedaan serapan antara asetat redestilasi, aquades, kloroform

absorban DPPH dalam metanol dengan amoniakal, H2SO4 pekat, pereaksi Mayer,

absorban sampel yang diukur dengan pereaksi Wagner, pereaksi Dragendorff,

spektrofotometer UV-Vis pada panjang FeCl3, serbuk Mg, HCl 2 N, gelatin 1%,

gelombang 515 nm. Selanjutnya etanol, asam askorbat (vitamin C) dan

173
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). dengan pelarut n-heksana dan etil asetat

3.1.1 Preparasi Sampel menggunakan corong pisah sampai

Daun sirsak, binahong dan benalu didapatkan bagian yang bening. Bagian

segar disiapkan masing-masing sebanyak yang terlarut pada pelarut n-heksana, etil

5 kg, dibersihkan dari kotoran dan debu asetat dan air yang masing-masing telah

yang menempel kemudian dikeringkan terpisah kemudian diuji penapisan

dengan cara diangin-anginkan. fitokimia dan dipekatkan dengan rotary

Selanjutnya dihaluskan menggunakan vacuum evaporator sehingga diperoleh

blender. ekstrak kental dari fraksi n-heksana,

3.1.2 Ekstraksi Senyawa (Maserasi) fraksi etil asetat dan fraksi air.

Masing-masing daun yang telah 3.1.4 Uji Penapisan Fitokimia

halus dimaserasi dengan metanol dengan Ekstrak metanol, fraksi n-heksana,

cara direndam selama 3x24 jam dan fraksi etil asetat dan fraksi air yang telah

sesekali dilakukan pengadukan atau dipekatkan kemudian diuji kandungan

pengocokan, kemudian disaring. senyawanya dengan metode penapisan

Maserasi dilakukan sampai filtrat tidak fitokimia sebagai berikut:

berwarna atau minimal sampai 3 kali 3.1.4.1 Identifikasi Senyawa Alkaloid

pengulangan. Filtrat berupa fraksi Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2

metanol yang telah didapat kemudian mL ditambahkan 2 mL kloroform dan 2

dipekatkan dengan rotary vacuum mL amoniak, dikocok dan disaring.

evaporator. Filtrat ditambahkan H2SO4 pekat

3.1.3 Metode Fraksinasi Partisi Cair-Cair sebanyak 3 – 5 tetes untuk menetralkan,

Ekstrak metanol pekat (ekstrak kemudian dikocok sampai terbentuk dua

kasar) ditambahkan dengan aquades, lapisan. Lapisan asam yang tidak

selanjutnya dipartisi berturut-turut berwarna selanjutnya dimasukkan ke

174
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

dalam tiga tabung reaksi, masing-masing larutan FeCl3. Perubahan warna hijau,

tabung ditambahkan pereaksi Mayer, biru kehijauan atau biru kehitaman atau

pereaksi Wagner dan pereaksi adanya endapan menunjukkan positif

Dragendorff sebanyak 4 – 5 tetes. polifenol.

Perubahan warna dan terbentuknya 3.1.4.5 Identifikasi Senyawa Saponin

endapan berturut-turut berwarna putih Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2

keruh, kuning-merah lembayung dan mL ditambahkan air panas, kemudian

jingga menunjukkan positif alkaloid. didinginkan dan dikocok kuat selama 10

3.1.4.2 Identifikasi Senyawa Flavonoid menit. Jika terbentuk busa atau buih

Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2 menunjukkan positif saponin.

mL ditambahkan sedikit serbuk Mg, HCl 3.1.5 Uji Aktivitas Antioksidan

2 N dan etanol sebanyak 4 – 5 tetes Menggunakan Metode 1,1-Difenil-

kemudian dikocok. Perubahan warna 2-Pikrilhidrazil (DPPH)

menjadi merah, kuning atau jingga 3.1.5.1 Absorbansi DPPH awal

menunjukkan positif flavonoid. Larutan DPPH dalam etanol

3.1.4.3 Identifikasi Senyawa Tanin dengan konsentrasi 50 ppm diambil

Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2 sebanyak 4 mL kemudian diinkubasi

mL dipanaskan pada penangas air pada suhu ruang selama 30 menit.

kemudian disaring. Filtrat ditambahkan Setelah itu diukur absorbansinya pada

gelatin 1%. Perubahan warna putih panjang gelombang 514 nm.

menunjukkan positif tanin. 3.1.5.2 Absorbansi Sampel

3.1.4.4 Identifikasi Senyawa Polifenol Fraksi n-heksana, fraksi etil asetat

Ekstrak sampel sebanyak 1 – 2 dan fraksi air dibuat dengan konsentrasi

mL dipanaskan pada penangas air 10, 30, 50, 70 dan 90 ppm dilarutkan

kemudian disaring. Filtrat ditambahkan dengan etanol ke dalam labu ukur 10 mL.

175
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Kemudian tiap-tiap konsentrasi diambil 2

mL dan ditambahkan 2 mL larutan


4. HASIL DAN PEMBAHASAN
DPPH 50 ppm. Setelah itu diinkubasi
4.1 Ekstraksi Senyawa (Maserasi)
pada suhu ruang selama 30 menit,
dan Fraksinasi Partisi Cair-Cair
kemudian dimasukkan ke dalam kuvet
Daun sirsak, binahong dan benalu
untuk diukur absorbansinya pada panjang
segar masing-masing sebanyak 5 kg
gelombang 514 nm. Tiap sampel
dikeringkan dengan cara diangin-
dilakukan pengulangan dua kali (duplo).
anginkan selama ± 7 hari pada suhu
Sebagai standar digunakan vitamin C
ruang kemudian dihaluskan. Tujuan
dengan perlakuan yang sama dengan
pengeringan yaitu untuk mematikan
sampel. Data absorbansi yang diperoleh
jaringan tumbuhan agar tidak terjadi
dari tiap konsentrasi dihitung nilai
oksidasi ataupun hidrolisis enzimatik dan
aktivitas antioksidannya. Nilai tersebut
mengeluarkan sebagian air dalam sampel
diperoleh dengan rumus:
(mengurangi kadar air) agar daun tidak

berjamur dan memudahkan penguapan


Konsentrasi dan aktivitas pelarut pada saat ekstrak dipekatkan.
antioksidan yang diperoleh kemudian Adapun penggunaan suhu ruang yaitu
dibuat grafik, dimana konsentrasi sebagai untuk menghindari terjadinya degradasi
sumbu (x) dan aktivitas antioksidan senyawa-senyawa dalam sampel yang
sebagai sumbu (y). Nilai IC50 dihitung tidak stabil terhadap suhu tinggi. Daun
berdasarkan rumus persamaan regresi dihaluskan dengan tujuan untuk
yang diperoleh dengan persamaan umum memperluas permukaan sehingga
yaitu: memudahkan kontak antara sampel

dengan pelarut pada saat ekstraksi.

176
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Masing-masing daun yang telah pelarut ke dalam sel sampel. Namun

kering diekstraksi dengan teknik penggunaan suhu yang tinggi akan

maserasi selama tiga hari. Ekstraksi menyebabkan kehilangan senyawa-

menggunakan pelarut metanol sebanyak senyawa tertentu yang tidak stabil pada

± 6 L melalui penambahan ± 2 L pelarut keadaan tersebut. Oleh karena itu,

setiap harinya. Pada penelitian ini, ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi

ekstrak yang dihasilkan masih berwarna atau pada suhu ruang walaupun cara ini

hijau, belum sampai bening. Ekstraksi memiliki kelemahan yaitu membutuhkan

beberapa kali dengan pelarut yang lebih banyak pelarut dan berlangsung dalam

sedikit akan lebih efektif dibandingkan waktu yang cukup lama jika

dengan ekstraksi satu kali dengan semua dibandingkan dengan ekstraksi pada suhu

pelarut sekaligus, karena efisiensi tinggi. Ekstrak metanol (ekstrak kasar)

ekstraksi akan meningkat dengan yang diperoleh berwarna hijau tua pekat.

ekstraksi bertingkat (berulang) tetapi Ekstrak tersebut kemudian dipekatkan

penambahan pelarut akan menambah menggunakan rotary vacuum evaporator

matriks (pengotor). Dalam proses sehingga dihasilkan ekstrak berupa pasta

ekstraksi terjadi peristiwa difusi yaitu yang lengket berwarna hitam kehijauan

masuknya pelarut ke dalam sel sampel dan berbau khas. Warna hijau disebabkan

karena perbedaan tekanan. Pelarut yang adanya kandungan klorofil.

masuk ke dalam sampel akan melarutkan Ekstrak metanol ditambahkan

senyawa bila kelarutan senyawa yang dengan air. Pelarutan ekstrak

akan diekstrak sama dengan pelarut. menggunakan air kadang-kadang agak

Kelarutan suatu senyawa dalam pelarut sulit dilakukan (kurang larut) karena

akan meningkat dengan peningkatan ekstrak sangat kental dan lengket

suhu yang akan mempermudah penetrasi sehingga ada sebagian yang terbuang.

177
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Partisi merupakan ekstraksi cair-cair Sampel Massa Fraksi Massa


Hasil Hasil
menggunakan corong pisah, dilakukan Masera Evapor
si (g) asi (g)
dengan penambahan pelarut sampai Air 29,80
Etil
diperoleh cairan (ekstrak) yang bening. 1,92
Daun Asetat
52,50
Sirsak n-
Partisi bertujuan untuk memisahkan Heksan 1,46
a
fraksi aktif dari ekstrak kasarnya, dimana Air 18,48
Etil 12,63
fraksi aktif dipisahkan menggunakan Daun Asetat
52,64
Binahong n- 17,68
pelarut air, etil asetat dan n-heksana yang Heksan
a
tingkat kepolarannya berbeda. Pelarut Air 6,68
Etil 8,10
yang digunakan untuk proses partisi Daun Asetat
54,16
Benalu n- 6,45
harus bersifat sedikit larut atau tidak larut Heksan
a
dalam air atau dalam bahan lain yang Fraksi air dan etil asetat
dapat menahan komponen organik yang menghasilkan ekstrak berwarna coklat,
diharapkan. Senyawa yang akan dipartisi sedangkan fraksi n-heksana
harus bersifat lebih larut dalam pelarut menghasilkan ekstrak berwarna hijau tua
organik dibandingkan dalam air. Ekstrak yang berasal dari klorofil. Ekstrak yang
dari masing-masing fraksi kemudian dihasilkan memiliki tekstur yang lebih
dipekatkan dan selanjutnya ekstrak halus dan seragam dibandingkan dengan
disebut sebagai fraksi kental. Adapun ekstrak metanol. Ekstrak metanol dan
berat fraksi kental yang diperoleh dari fraksi air menghasilkan jumlah yang
masing-masing fraksi ditunjukkan pada lebih banyak dibandingkan dengan etil
Tabel 2. asetat (pelarut semi polar) dan n-heksana
Tabel 2. Berat Fraksi Kental dari Ekstrak (pelarut non polar). Hal ini menunjukkan
Metanol bahwa sampel banyak mengandung

komponen senyawa yang bersifat polar.

178
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

4.2 Penapisan Fitokimia . an Daun Daun


Daun
Senyaw Binaho Benal
Sirsak
Daun sirsak belum diketahui secara a ng u
Alkaloi
1 - - -
detail kandungan senyawa fitokimianya. d
Flavon
Oleh karena itu, perlu dilakukan uji 2 + + +
oid
3 Tanin - - +
penapisan fitokimia untuk mengetahui Polifen
4 + + +
ol
kandungan senyawa aktif baik yang Saponi
5 + + +
n
bersifat racun maupun manfaat, sehingga

dapat diketahui potensi daun sirsak Pelarut-pelarut yang digunakan

tersebut agar upaya pelestarian dan pada uji ini terdiri atas air dan metanol
pemanfaatannya lebih baik dan lebih yang bersifat polar, etil asetat yang

efektif. Penapisan fitokimia dilakukan bersifat semi polar dan n-heksana yang

untuk memperoleh data lebih awal bersifat non polar. Hasil uji penapisan

mengenai kelompok senyawa metabolit fitokimia pada Tabel 3 menunjukkan

sekunder atau kandungan kimia pada bahwa senyawa polifenol dan saponin

daun sirsak yang dinilai berkhasiat larut dalam pelarut polar dan semi polar

sebagai antioksidan. Senyawa metabolit sesuai dengan struktur kedua senyawa

sekunder yang bersifat sebagai tersebut yang banyak memiliki gugus OH

antioksidan adalah alkaloid, flavonoid, yang dapat menyumbangkan elektron

senyawa fenolik, saponin, steroid dan kepada radikal bebas. Begitupun pada

triterpenoid. Berikut ini adalah hasil senyawa flavonoid yang banyak

penapisan fitokimia pada masing-masing memiliki gugus OH larut dalam pelarut

fraksi: polar kecuali pada metanol memberikan

Tabel 3. Hasil Uji Penapisan Fitokimia reaksi negatif karena kemungkinan

Berbagai Sampel pada Fraksi Air konsentrasinya kecil sehingga tidak

No Golong Sampel teridentifikasi. Flavonoid juga larut

179
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

dalam pelarut semi polar. Senyawa tanin pelarut polar yaitu air dan semi polar

termasuk ke dalam golongan senyawa yaitu etil asetat.

polifenol sehingga cenderung bersifat

polar, tetapi reaksi positif hanya 4.3 Aktivitas Antioksidan

ditunjukkan pada pelarut semi polar. Penapisan fitokimia pada berbagai

Senyawa alkaloid menunjukkan reaksi fraksi menunjukkan terdapatnya

positif dalam pelarut non polar, golongan senyawa kimia yang bersifat

kemungkinan alkaloid ini berupa alkaloid antioksidan, sehingga pengujian

bebas karena alkaloid dalam bentuk dilanjutkan dengan uji aktivitas

garam lebih larut dalam pelarut polar. antioksidan untuk mengetahui fraksi

Alkaloid juga memberikan reaksi positif dengan aktivitas antioksidan paling

dalam pelarut semi polar. Pada uji ini tinggi dari fraksi polar, semi polar dan

beberapa senyawa terlarut dalam pelarut non polar berdasarkan kemampuannya

yang sifatnya tidak sesuai, hal ini dapat menangkap radikal bebas 1,1-difenil-2-

terjadi akibat proses partisi yang kurang pikrilhidrazil (DPPH) dan menurunkan

optimal karena pelarut yang digunakan intensitas warna DPPH tersebut.

adalah pelarut redestilasi yang Metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil

kemungkinan masih mengandung (DPPH) menunjukkan reaktivitas

matriks (pengotor) sehingga hasilnya senyawa yang diuji dengan suatu radikal

kurang akurat atau reaksi pada saat stabil. DPPH memberikan serapan kuat

penapisan fitokimia tidak sempurna. Dari pada panjang gelombang 514 nm dengan

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa warna ungu gelap. DPPH menerima

senyawa-senyawa fitokimia yang bersifat elektron dari antioksidan sehingga

antioksidatif lebih banyak larut dalam elektronnya berpasangan dan terjadi

penghilangan warna ungu menjadi

180
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

kuning yang sebanding dengan jumlah serapan absorbansi pada panjang

elektron yang diambilnya. Uji DPPH gelombang 514 nm dengan waktu reaksi

dapat dianalisis melalui spektrofotometer 30 menit. Pengujian ini dilakukan

UV-Vis dilihat dari intensitas warna yang pengulangan sebanyak dua kali.

dihasilkan. Pada metode ini absorbansi Absorbansi yang diperoleh dihitung %

yang diukur adalah absorbansi larutan aktivitas antioksidannya. Adapun

DPPH sisa yang tidak bereaksi dengan hubungan konsentrasi vitamin C dengan

senyawa antioksidan. aktivitas antioksidan berdasarkan data

Pengujian aktivitas antioksidan absorbansi yang diperoleh ditunjukkan

dilakukan pada fraksi air, etil asetat dan pada Gambar 5 di bawah ini:

n-heksana serta vitamin C yang

digunakan sebagai standar. Pengujian

dilakukan dengan cara melarutkan

vitamin C atau sampel dengan etanol,

karena etanol dapat melarutkan hampir


Gambar 5 Grafik Hubungan
semua senyawa antioksidan. Adapun
Konsentrasi Vitamin C dengan Aktivitas
alasan campuran sampel dengan DPPH
Antioksidan
dibiarkan selama 30 menit yaitu agar
Gambar 5 menunjukkan bahwa
larutan dapat terlarut sempurna dan
kenaikan konsentrasi berbanding lurus
warna yang dihasilkan lebih stabil.
dengan aktivitas antioksidan yaitu
4.3.1 Vitamin C
semakin besar konsentrasi vitamin C
Pengujian absorbansi peredaman
maka semakin besar pula aktivitas
radikal bebas DPPH dilakukan terhadap
antioksidan yang dihasilkan. Hal ini
vitamin C sebagai standar, dibuat dengan
terjadi karena elektron pada DPPH
berbagai konsentrasi kemudian diukur

181
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

menjadi berpasangan oleh keberadaan oksidasi lebih lanjut membentuk

antioksidan vitamin C sebagai penangkap dehidroaskorbat.

radikal bebas sehingga absorbansinya 4.3.2 Nilai IC50 Pada Sampel

menurun secara stoikiometri sesuai Hasil dari uji aktivitas antioksidan

dengan jumlah elektron yang diambil. dinyatakan dengan nilai IC50 yaitu

Berdasarkan rumus persamaan garis pada konsentrasi antioksidan yang diperlukan

grafik di atas, diperoleh nilai IC50 untuk untuk menghambat 50% radikal DPPH.

vitamin C yaitu 1,0878 ppm. Vitamin C Nilai IC50 diperoleh dari perhitungan

(asam askorbat) digunakan sebagai rumus persamaan garis dari grafik

standar antioksidan karena termasuk ke hubungan antara konsentrasi dengan

dalam antioksidan vitamin yang dapat aktivitas antioksidan pada Gambar 6.

mencegah oksidasi pada molekul

berbasis cairan. Vitamin C merupakan

antioksidan yang kuat karena dapat

mendonorkan atom hidrogen dan

membentuk radikal bebas askorbil yang


Gambar 2. Grafik Hubungan
relatif stabil. Vitamin C sangat efektif
Konsentrasi Fraksi Air dari
menangkal radikal O2 -, H2O2, OH- dan
Ekstrak Daun Sirsak (A),
1
O2 serta dapat membersihkan spesies
Binahong (B) dan Benalu (C)
nitrogen oksida reaktif untuk mencegah
dengan Aktivitas Antioksidan
terbentuknya nitrosamin. Radikal bebas
Berdasarkan rumus persamaan
askorbil dapat dibentuk kembali menjadi
garis pada grafik di atas, diperoleh nilai
askorbat tereduksi dengan cara menerima
IC50 untuk fraksi air pada ekstak daun
atom hidrogen lain dan dapat mengalami
sirsak sebesar 6,23 ppm sedangkan pada

182
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

daun binahong adalah 3,20 ppm. Daun 1. Daun sirsak, binahong dan benalu

binahong memang populer di masyarakat mengandung senyawa flavanoid,

sebagai tanaman obat tradisional untuk saponin dan polifenol.

mengobati berbagai penyakit. 2. Daun sirsak, binahong dan benalu

Perbandingan nilai IC50 dari memiliki potensi sebagai

ketiga sampel ditunjukkan oleh Gambar antioksidan.

7 dimana tingkat aktivitas antioksidan 3. Pada fraksi air daya antioksidan

pada vitamin C, daun sirsak dan daun daun binahong lebih tinggi

binahong dan benalu sangat kuat karena dibandingkan daun sirsak.

nilai IC50 <50 ppm. Daya antioksidan

daun binahong lebih tinggi daripada daun DAFTAR PUSTAKA


Artanti, Nina. 2010. Evaluasi
sirsak dan benalu, meskipun tidak
Aktivitas Antioksidan Berbagai Ekstrak
setinggi vitamin C.
Daun Benalu (Dendrophthoe pentandra
(L.) Miq) Yang Tumbuh Pada Inang
Belimbing Dan Mangga. Puslit Kimia
Lipi, Kawasan Puspiptek, Serpong.
McLaughlin JL. 2008. Paw Paw
and Cancer: Annonaceous Acetogenins
from Discovery to Commercial
Products.J Nat Prod. 71:1311-1321.
Gambar 7 Perbandingan Nilai IC50 pada
Rani Nurwahyuni, 2012. Uji
Vitamin C, Daun Sirsak, Daun Binahong Aktifitas Ekstrak Daun Binahong
dan Daun Benalu Anredera cordifolia (Ten) Steen)
Terhadap Pertumbuhan Stahhylcocus
Epidermis Pada Jerawat. [Skirpsi].
Bandung : Fakultas Sains dan Teknologi
KESIMPULAN
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung.

183
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Widyaningrum, Herlina. 2012.


Sirsak Si Buah Ajaib 10.000x Lebih
Hebat dari Kemoterapi. Yogyakarta:
MedPress.
Yuswantina, Richa. 2009. Uji
aktivitas Penangkapan Radikal Bebas
Dari Ekstrak Petroleum Eter, Etil Astat
dan Etanol Rhizome Binahong Anredera
cordifolia (Ten) Steenis dengan Metode
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidra-zil).
[Skripsi]. Surakarta : Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadyah Surakarta.

184

Anda mungkin juga menyukai