BAB VI

PEMBAHASAN

Pengaruh berkumur jus buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

terhadap pH saliva pada anak umur 6-12 tahun di SDS Wahidiyah Kota Kediri

tahun 2017 diketahui dengan melakukan penelitian ekperimental klinis, untuk

melihat peningkatan pH saliva dan pH saliva yang dapat dipertahankan. Pada

penelitian ini data yang terkumpul selanjutnya diolah menggunakan SPSS,

dilakukan uji normalitas dan uji hipotesis. Pada penelitian ini tidak menggunakan

uji homogenitas, dikarenakan data pretest dan posttest yang didapat berasal dari

varian kelompok responden yang sama. Dilanjutkan menggunakan uji hipotesis

Paired T-Test.

Berdasarkan hasil pengukuran sebelum berkumur jus buah Naga merah

didapatkan nilai pH terkecil 4,79 dan pH terbesar 6,30. Hasil pengukuran sesudah

berkumur jus buah Naga Merah didapatkan nilai pH terkecil 5,42 dan pH terbesar

6,90. pH saliva pada sampel dapat mengalami peningkatan contohnya pada

sampel nomor 16, dimana data sebelum dan sesudah berkumur jus buah Naga

Merah adalah 5,12 menjadi 6,67. pH saliva pada sampel dapat dipertahankan

dalam keadaan normal contohnya pada sampel nomor 11, dimana data sebelum

dan sesudah berkumur jus buah Naga Merah adalah 6,30 menjadi 6,50.

Selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7 data penelitian.

pH saliva dapat dipengaruhi oleh kebersihan rongga mulut, status karies,

diet, stimulasi sekresi saliva dan kandungan buffer saliva seperti bikarbonat,

kalsium dan fosfat. Jika pH saliva pada sampel mengalami peningkatan,

dikarenakan oleh kandungan fosfat dan kalsium yang berfungsi sebagai penunjang

42
 43

kapasitas buffer saliva dan didukung oleh kebersihan rongga mulut yang baik,

status karies rendah, diet non-kariogenik dan stimulasi sekresi saliva baik. pH

saliva dapat dipertahankan dalam keadaan normal, dikarenakan kurang efektifnya

kapasitas buffer dari kandungan fosfat dan kalsium jus buah Naga Merah yang

berfungsi sebagai penunjang kapasitas buffer saliva (Kidd and Bechal, 2012).

pH saliva dan kapasitas buffer saliva merupakan parameter saliva yang

dapat mempengaruhi kehilangan mineral oleh karena perubahan asam, dasar

perkembangan karies dan kemungkinan perbaikan atau remineralisasi. pH saliva

merupakan faktor penting dalam pencegahan karies, demineralisasi gigi, kelainan

periodontal, dan penyakit lain di rongga mulut. Saliva berfungsi sebagai kapasitas

buffer saliva dalam memproteksi rongga mulut. Mencegah kolonisasi

mikroorganisme patogen dengan cara menghambat mikroorganisme melalui

optimalisasi kondisi lingkungan. Buffer saliva menetralisir dan mempertahankan

pH normal rongga mulut, sehingga mencegah enamel demineralisasi (Farnaud et

al., 2010).

Responden anak-anak dipilih karena salah satu kebiasaan anak adalah

senang mengkonsumsi berbagai macam makanan dan minuman rasanya yang

enak serta bentuk dan warna yang menarik. Banyak jenis makanan dan minuman

yang manis tersebut bersifat kariogenik dan mendukung terjadinya karies gigi.

Hal tersebut mendukung terbentuknya suatu pH kritis (asam) pada saliva (Sucjipto

et al, 2013).

Kapasitas buffer saliva adalah larutan yang dapat meningkatkan dan

mempertahankan pH saliva agar tetap dalam keadaan normal. Mekanisme

kapasitas buffer fosfat dan kalsium adalah dengan kemampuan pelepasan ion H+
 44

pada saliva maka pH saliva. Jus buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

memiliki kandungan fosfat dan kalsium yang berfungsi sebagai pelepas H+,

menyebabkan H+ yang terdapat didalam saliva semakin berkurang (Miletic dan

Baraba, 2011).

Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dapat dijadikan jus buah yang

dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif larutan kumur dari bahan alami yang

dapat dengan mudah dibuat sendiri. Jus buah Naga Merah (Hylocereus

polyrhizus) memiliki kandungan kalsium dan fosfat yang bermanfaat untuk

meningkatkan pH saliva dan mempertahankan pH saliva dalam keadaan normal.

pH saliva akan meningkat ketika asam dinetralkan menggunakan ion kalsium dan

fosfat (Hapsari dkk, 2014).

pH saliva yang mengalami penurunan salah satunya dapat diakibatkan oleh

substrat yang dikonsumsi memiliki sifat kariogenik. Substrat tersebut dapat

dengan mudah difermentasikan oleh bakteri rongga mulut seperti bakteri

Streptococcus mutans. Substrat dan bakteri tersebut menghasilkan suasana asam

(pH saliva kritis). Fosfat dan kalsium yang terkandung di dalam jus buah Naga

Merah (Hylocereus polyrhizus) menyebabkan pH saliva mengalami peningkatan.

Pada sampel nomor 16 yang mengalami peningkatan pH saliva, dari pH 5,12

menjadi 6,67 (Fernaud et al., 2010).

Hasil rata-rata nilai pH saliva sebelum diberikan perlakuan adalah 5,3996

dan sesudah perlakuan adalah 5,8892. Uji hipotesis menggunakan Paired T-Test

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, antara kelompok sebelum dan

sesudah berkumur jus buah Naga Merah sehingga dapat disimpulkan berkumur

jus buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dapat mempengaruhi pH saliva

 45

pada anak umur 6-12 tahun di SDS Wahidiyah, Kota Kediri tahun 2017. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hipotesis, yaitu berkumur jus buah Naga Merah

(Hylocereus polyrhizus) dapat mempengaruhi pH saliva pada anak umur 6-12

tahun di SDS Wahidiyah, Kota Kediri tahun 2017.